pengumuman hasil kegiatan re-phpl/473... · pedoman kan 402 – 2007 – panduan interpretasi untuk...

23
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Nomor : 473/EQ.SHPK/VIII/2018 LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja PHPL terhadap: Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke: Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710 No Telp. : +62 251 7550722 Fax. : +62 251 7550724 Email : [email protected] Website : www.equalityindonesia.com Bogor, 27 Agustus 2018 PT EQUALITY INDONESIA Hari Seno Aji, S. Hut Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan Nama Auditee : PT Mitra Taninusa Sejati Lokasi : Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau IUPHHK-HT : No. SK.66/Menhut-II/2007 tanggal 23 Februari 2007 Luas : ± 7.480 Hektar Tanggal Pelaksanaan : 23 s.d. 31 Juli 2018 Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus, sehingga PT Mitra Taninusa Sejati berhak memperoleh kembali sertifikat PHPL.

Upload: phunghuong

Post on 08-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN

RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Nomor : 473/EQ.SHPK/VIII/2018

LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja

PHPL terhadap:

Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat

disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:

Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia

Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710

No Telp. : +62 251 7550722

Fax. : +62 251 7550724

Email : [email protected]

Website : www.equalityindonesia.com

Bogor, 27 Agustus 2018

PT EQUALITY INDONESIA

Hari Seno Aji, S. Hut

Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Nama Auditee : PT Mitra Taninusa Sejati

Lokasi : Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

IUPHHK-HT : No. SK.66/Menhut-II/2007 tanggal 23 Februari

2007

Luas : ± 7.480 Hektar

Tanggal Pelaksanaan : 23 s.d. 31 Juli 2018

Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,

sehingga PT Mitra Taninusa Sejati berhak

memperoleh kembali sertifikat PHPL.

Page 2: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

Halaman 1 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 076.1/EQI-KEP.Cert/VIII/2018

TENTANG

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)

PT MITRA TANINUSA SEJATI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU SK IUPHHK-HT

NOMOR : SK.66/MENHUT-II/2007 TANGGAL 23 FEBRUARI 2007

DENGAN LUAS ± 7.480 HEKTAR

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi

dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT MITRA

TANINUSA SEJATI sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor : 058/EQI-

F090 tanggal 16 Agustus 2018;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor : 058/EQI-F037 tanggal 16 Agustus 2018 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 079.5/EQI-F039 tanggal 20 Agustus

2018 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT MITRA TANINUSA

SEJATI sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator

Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 079.5 tanggal 20 Agustus 2018

menunjukkan total nilai kinerja akhir 12 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 10

indikator bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta

pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PT MITRA TANINUSA SEJATI telah

memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems:

7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan

untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan

Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

Page 3: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

Halaman 2 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu

(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,

Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;

15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23

Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor

melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-

DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal

17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman

dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal

Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Alam;

21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi

Legalitas Kayu (VLK);

23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal

02 September 2014 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan masa berlaku sampai dengan 01

September 2018;

Page 4: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

Halaman 3 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

27. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18

Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2019;

28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3639/MenLHK-

PHPL/UHP/HPL.1/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) sebagai Lembaga Penilai dan

Verifikasi Independen (LP&VI);

29. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.3386/MenLHK-

PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan

Verifikasi Independen (LP&VI);

30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3640/MenLHK-

PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Penerbit Dokumen V-

Legal;

31. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 281/EQ-MKT/V/2018 tanggal 30 Mei 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)

PT MITRA TANINUSA SEJATI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU SK IUPHHK-HT

NOMOR : SK.66/MENHUT-II/2007 TANGGAL 23 FEBRUARI 2007 DENGAN LUAS

± 7.480 HEKTAR

PERTAMA : PT MITRA TANINUSA SEJATI dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan

kembali Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL) dengan

Nomor : 014.4/EQC-PHPL/IX/2018. Dengan Re-Sertifikasi ini maka sertifikat

PHPL Nomor : 014.3/EQC-PHPL/XI/2016 dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 19 September 2018 sampai dengan

tanggal 18 September 2023 selama PT MITRA TANINUSA SEJATI (Pemegang

Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL

Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.

KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat

dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi

di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan

Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda

V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda

V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta

kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem

legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,

perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

Page 5: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

Halaman 4 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait

keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;

b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan

bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL

sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum

KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan

sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan

penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi

Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan

dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau

pembakaran hutan areal kerjanya;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan

tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bogor

Pada Tanggal: 20 Agustus 2018

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direktur Utama PT MITRA TANINUSA SEJATI;

2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi

di Jakarta;

3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

Page 6: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi
Page 7: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 17

(1) Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon : 0251-7550722

Nomor Fax : 0251-7550724

E-mail : [email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit : Hermansyah Putra, S.Hut, M.Si (L. Auditor/Auditor Ekologi)

Teguh Pribowo, S.E (Auditor Prasyarat)

Ucep Sucitra, S.Hut (Auditor Produksi)

Ir. Ratna Sari Dewi (Auditor Sosial)

Juni Adi Wiguna, S. Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu)

g. Tim Pengambilan Keputusan :

Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)

Amin Muchakim, S.Hut (Peninjau Bidang Prasyarat,

Produksi, dan VLK)

Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)

Wiyono T. Putro, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Sosial)

(2) Identitas Auditee :

a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Mitra Taninusa Sejati

b. Nomor & Tanggal SK : SK Menhut No. SK.66/Menhut-

II/2007 tanggal 23 Februari 2007

c. Luas dan Lokasi : ± 7.480 Ha di Kabupaten

Pelalawan, Provinsi Riau

d. Alamat kantor : - Kantor: Jl. Dr. Sutomo No. 62,

Pekanbaru

- Basecamp Kerumutan, Kabupaten

Pelalawan, Riau

e. Nomor telepon/faks/E-mail : (0761) 37555; Fax: (0761) 33596

f. Pengurus :

Komisaris : Roy Chandra

RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI

KINERJA PHPL

Page 8: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 17

Direktur Utama : Wikendy

g. Nomor S-PHPL/S-LK : 014.4/EQC-PHPL/IX/2018

h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 19 September 2018 sampai dengan

18 September 2023

(3) Ringkasan Tahapan:

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I 25-26 Juni 2018 Tujuan dari kegiatan Audit Tahap I

penilaian kinerja pengelolaan hutan

produksi lestari adalah mengetahui

tingkat pemenuhan menimal

dokumen legal (legal compliance)

sebagai pemegang izin

pemanfaatan (IUPHHK) dan laporan

(recording) kinerja dalam waktu lima

(5) tahun yang digunakan sebagai

pertimbangan dilakukanya Audit

Tahap II (penilaian lapangan).

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 23 Juli 2018

Koordinasi dengan Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Provinsi Riau yang

diwakili oleh Setyo Widodo (Kasi

Pemanfaatan dan Pengukuhan

Kawasan Hutan).

Koordinasi dengan BPHP Wilayah

III Pekanbaru yang diwakili oleh

Bapak Bapak Hanosoan Daulay

(Kasi PEPHP).

Koordinasi dengan BPKH Wilayah

XIX Pekanbaru yang diwakili oleh

Bapak Sam Ilham Hartono (Kasi

PEPHP) dan Siqid Darussalam

(Kepala BPKH Wilayah XIX

Pekanbaru).

Koordinasi bertujuan untuk

menyampaikan rencana

Penilikan Penilaian Kinerja PHPL

di PT Mitra Taninusa Sejati

(Auditee) dan meminta masukan

terkait dengan kinerja Auditee

selama ini.

Konsultasi Publik 24 Juli 2018 Konsultasi publik bertujuan untuk

memperoleh informasi dari

masyarakat sekitar areal konsesi

perusahaan.

Pertemuan Pembukaan 25 Juli 2018 Pertemuan dilaksanakan di

Basecamp Kerumutan Desa Mak

Teduh.

Perkenalan anggota Tim Audit,

menyampaikan tujuan dan ruang

lingkup penilaian,

menyampaikan jadwal/ rencana

Page 9: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 17

kerja penilaian, menyampaikan

metodologi dan prosedur

penilaian, serta

mengkonfirmasikan kepada

Auditee tentang tanggal, waktu,

tempat, dan peserta pertemuan

penutupan.

Pertemuan pembukaan diakhiri

dengan pembuatan BAP yang

dilampiri dengan notulensi

kegiatan dan daftar hadir.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 25 - 29 Juli 2018 Tim Audit menghimpun,

mempelajari data dan dokumen

Auditee dan menganalisis

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.2 dan

Lampiran 2.1 Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15

/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.

Untuk menguji kebenaran data,

Tim Audit melakukan

pengamatan, pencatatan, uji

petik, dan menganalisis

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.2 dan

Lampiran 2.1.

Pertemuan Penutupan 30 Juli 2018 Menyampaikan ucapan terima

kasih kepada Auditee atas

bantuan dan kerjasamanya

selama penilaian.

Menyampaikan Daftar Periksa

PHPL.

Memberitahukan temuan

observasi dan ketidaksesuaian.

Membacakan atau

memperlihatkan laporan

ringkasan ketidaksesuaian.

Pertemuan Penutupan diakhiri

dengan pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan 20 Agustus 2018 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)

menelaah hasil-hasil dan

kesimpulan penilaian yang telah

disampaikan Tim Auditor untuk

menjamin bahwa penilaian telah

dilaksanakan secara efektif dan

efisien sesuai dengan Prosedur PT

EQUALITY Indonesia serta

mengambil keputusan mengenai

predikat kinerja PHPL Auditee.

(4) Resume Hasil Penilaian :

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Page 10: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan

Pemegang IUPHHK-HA

SEDANG

Auditee memiliki dokumen legal dan tata batas sebagai

berikut :

Dokumen Legal :

Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya, SIUP,

TDP, dan dokumen legal lainnya.

IUPHHK-HT PT Mitra Taninusa Sejati yaitu Menteri

Kehutanan Nomor : SK.66/Menhut-II/2007 tanggal 23

Februari 2007 tentang Pembaharuan Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman PT

Mitra Taninusa Sejati atas areal hutan produksi seluas ±

7.480 Ha di Provinsi Riau.

Administrasi Tata Batas : Dokumen tata batas sesuai dengan

tingat realisasi kegiatan tersedia lengkap dalam bentuk

surat menyurat dengan Kementerian LHK dan proses

penyusunan Draft Rencana Kerja Tata Batas.

Auditee telah melaksanakan tata batas, tetapi Berita acara

pelaksanaan tatabatas baru ditandatangan sebagian para

pihak dan masih dalam proses pengesahan laporan tata

batas.

Masih terdapat areal konflik lahan dengan total seluas

175,06 Ha. Untuk menyelesaikan konflik secara terus

menerus telah dilakukan upaya negosiasi dan penyelesaian

proses tata batas.

Hasil overlay peta SK IUPHHK dengan Peta SK Menteri LHK

No. SK. MenLHK No 903/MENLHK/

SETJEN/PLA.2/12/2016 tentang Kawasan Hutan Provinsi

Riau, menunjukan bahwa tidak tedapat perubahan fungsi

kawasan pada areal kerja Auditee. Seluruh areal kerja

Auditee masuk kedalam fungsi kawasan hutan produksi.

Dengan demikian verifier ini masuk kategori diverifikasi

tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable).

Tidak terdapat penggunaan kawasan yang sah di luar sektor

kehutanan di dalam areal kerja Auditee, yang ada adalah

konflik lahan dengan masyarakat dan tumpang tindih

dengan PT Sari Lembah Subur. Dengan demikian verifier ini

masuk kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

(Not Applicable).

1.2. Komitmen

Pemegang Izin IUPHHK-

HA

BAIK

Dokumen visi dan misi Auditee pada periode tahun 2013

s/d 2017 tersedia di Kantor Unit HTI, legalitas disahkan oleh

Direktur PT Mitra Taninusa Sejati dan sesuai dengan

kerangka PHPL.

Sosialisasi visi misi Auditee pada periode tahun 2013 s/d

2017 telah dilakukan mulai dari level pemegang izin dan

masyarakat setempat, serta ada bukti pelaksanaan (Berita

Acara, daftar hadir dan foto kegiatan).

Auditee telah melakukan implementasi PHL tetapi hanya

sebagian yang sesuai dengan visi dan misi PHL.

1.3. Jumlah dan

kecukupan tenaga

profesional terlatih dan

tenaga teknis pada

BAIK

Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan GANIS

PHPL Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2017 belum

memenuhi sesuai Peraturan Menteri Kehutanan No.

P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen PHPL No P.16/PHPL-

Page 11: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

seluruh tingkatan untuk

mendukung pemanfaatan

implementasi penelitian,

pendidikan dan Latihan

IPHH/2015, yaitu masih dilakukan peminjaman Ganis

Kurpet, Nenhut, dan Binhut yang hanya berlaku 6 bulan.

Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee pada

periode tahun 2013 s/d 2017 adalah >70% dari rencana

sesuai kebutuhan yaitu berdasarkan jenis pelatihan adalah

100 % dan berdasarkan jumlah peserta pelatihan adalah

97,14 %.

Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh Auditee telah

tersedia lengkap dan telah memenuhi kewajiban

sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang

No. 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di

Perusahaan.

1.4. Kapasitas dan

mekanisme untuk

perencanaan

pelaksanaan

pemantauan periodik,

evaluasi dan penyajian

umpan balik mengenai

kemajuan pencapaian

(kegiatan) IUPHHK-HA

BAIK

Pada periode tahun 2013 s/d 2017 Auditee telah memiliki

struktur organisasi dan job description yang seluruhnya

sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh

Direktur.

Pada periode tahun 2013 s/d 2017, Auditee telah memiliki

perangkat SIM berupa Software, Hardware, SOP SIM, dan

tenaga pelaksana untuk mengoperasikan SIM yang

ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur.

Pada periode tahun 2013 s/d 2017 Auditee telah memiliki

organisasi SPI, SOP Internal Audit, dan Laporan Penilaian

Internal, namun belum mencakup seluruh tahapan kegiatan

yang sesuai dengan SOP-SPI-001.

Pada periode tahun 2013 s/d 2017 terdapat sebagian

tindakan pencegahan dan perbaikan manajemen Auditee

yang konsisten berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi

namun bentuk laporan belum menggambarkan hasil

implementasi dari rekomendasi SPI dan ruang lingkup yang

menjadi bahan monitoring belum mencakup tahapan

kegiatan operasional PT MTS sesuai SOP-SPI-001.

1.5. Persetujuan Atas

Dasar Informasi Awal

Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

SEDANG

Kegiatan RKT 2013/2014 – RKT 2017/2018 yang akan

mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat setempat

telah disosialisasikan kepada masyarakat Desa Mak Teduh,

namun Kepala Desa dan sebagian Kepala Dusun Desa Mak

Teduh belum mendapatkan informasi awal mengenai

rencana penebangan.

Auditee telah melaksanakan kegiatan penataan batas fisik di

lapangan secara temu gelang, tetapi Berita acara

pelaksanaan tatabatas baru ditandatangan sebagain para

pihak, sehingga proses tata batas baru sebagian disetujui

para pihak atau sebesar 54,5%.

Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan

CSR/CD Auditee pada periode 2013 s/d 2017 dari para

pihak yaitu desa yang terkena dampak dari pembangunan

HTI Auditee sebesar 60 %.

Auditee telah melakukan sosialisasi dan persetujuan

penetapan keberadaan dan batas-batas kawasan lindung

kepada sebagian masyarakat, karena berdasarkan data di

lapangan masih konflik lahan pada areal kawasan lindung

Buffer Zone SM Kerumutan seluas 25,3 Ha.

2. Produksi

2.1. Penataan areal kerja SEDANG Auditee telah memiliki Revisi RKUPHHK-HT Periode 2009

Page 12: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

jangka panjang dalam

pengelolaan hutan lestari

s/d 2018 disahkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan

No. SK.64/VI-BUHT/2014 tanggal 19 Desember 2014

tentang Persetujuan Revisi RKUPHHK-HTI untuk Jangka

Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2009–2018,

serta memiliki Dokumen RKUPHHK-HT periode 2017 –

2026, disahkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.

SK.1203/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/3/2018, tanggal 20

Maret 2018 tentang Persetujuan RKUPHHK-HTI untuk

Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2017–

202. Penyusunan RKU tersebut telah mempertimbangkan

hasil Deliniasi Mikro, dan IHMB serta tidak mendapatkan

peringatan penyusunan RKU dari Kementerian LHK.

Auditee telah melaksanakan penataan seluruh blok untuk

RKT 2013 - 2017 dan compartemen sudah hampir sesuai

dengan dokumen RKUPHHK-HTI tetapi masih ada kegiatan

luncuran di RKT 2015. berdasarkan data dalam tabel di atas

kesesuaian PAK dengan Rencana Jangka panjang, secara

umum berdasarkan persentase sampai tahun 2016/2017

menunjukan angka 67,43%, tetapi masih terdapat

ketidaksesuaian PAK dengan rencana jangka panjnag yaitu

pada tahun RKT 2014 dan RKT 2016/2017.

Berdasarkan hasil Observasi penandaan batas areal

tanaman pokok dan tanaman kehidupan, dan batas Blok

RKT sebagian besar dapat dikenali dengan baik di

lapangan, yaitu berupa kanal/ jalan dan patok, namun

demikian terdapat patok batas blok yang tidak terlihat dan

hilang.

2.2. Tingkat pemanenan

lestari untuk setiap jenis

hasil hutan kayu utama

dan nir kayu pada setiap

tipe ekosistem

BAIK

Auditee telah memiliki data potensi tegakan per tipe

ekosistem yang didasari oleh hasil IHMB, inventarisasi/

risalah beserta kelengkapan peta pendukungnya. Data yang

dikumpulkan dari kegiatan risalah hutan antara lain jumlah

pohon per hektar (TPH), potensi tegakan M3 dan rata rata

potensi/Ha.

Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan (PUP)

dari hasil pengukuran untuk tipe ekosistem yang ada

(Gambut), dan Auditee sudah menganalisis hasil pengukuran

di petak PUP.

Auditee telah melakukan pengukuran riap dalam kurun

waktu 5 tahun terakhir dan telah membuat laporan untuk

tahun terakhir tetapi belum di analisis oleh Instansi/lembaga

yang bekerja sama dengan Litbang KemenLHK. Dalam

perhitungan rencana tebangan tahunan (JTT), Auditee

selama periode 2013 – 2017 masih menggunakan dasar

hasil inventarisasi hutan (Inventarisasi Hutan Sebelum

Penebangan/PMA-52) yang dilaksanakan 6 bulan sebelum

kegiatan pemanenan.

2.3. Pelaksanaan

penerapan tahapan

sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi

hutan

BAIK

Auditee telah memiliki SOP seluruh tahapan kegiatan

sistem silvikultur dan isinya telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Hasil penelususran terakit implementasi SOP dalam

kegiatan pengelolaan hutan tanaman Industri dengan sistem

silvikultur, secara keseluruhan kegiatan pengelolaan HTI di

Auditee telah memakai Standar Operasional Prosedur yang

telah disusun oleh Auditee, tetapi dalam beberapa tahapan

Page 13: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

ada beberapa yang tidak sesuai dengan SOP sebagaimana

di bahas dalam verifier 2.1.3.

Berdasarkan perhitungan PHI setiap tahun dalam 5 (lima)

tahun terakhir telah dihitung potensi tegakan dalam jumlah

yang menjamin kelestarian pemanenan dengan hasik

sebesar 128,39 M3/Ha atau di atas 120 M3/Ha.

Terdapat permudaan tanaman dengan rata-rata jumlah

permudaan Acacia crassicarpa berumur, 6 bulan – 4 tahun

dalam 5 (lima) tahun terakhir dengan kelestarian

pemanenan (< 90 % atau sebesar 85,99 %).

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi

tepat guna untuk

pemanfaatan hutan

BAIK

Berdasarkan telaah dokumen, SOP

pemanfaatan/pengelolaan hutan ramah lingkungan (SOP-

NEN-009) Reduce Impact Logging (RIL) di Auditee tetap

masih berlaku dilaksanakan seluruh tahapannya, serta telah

sesuai dengan karakteristik lapangan berupa hutan rawa

gambut.

Berdasarkan hasil penulusuran, terdapat penerapan

teknologi ramah lingkungan pada 3 tahapan kegiatan

pemanenan hasil di lokasi pemanenan Auditee RKT tahun

2017/2018 Penerapan teknologi ramah lingkungan tetap

konsisten dilakukan dengan mengacu kepada prosedur

pemanenan No. SOP-NEN-009 yang telah dimiliki Auditee.

Hasil analisis terhadap data PHI dan LHP yang diektraksi ke

Mill dalam perhitungan periode 3 tahun terakhir dengan

rata rata Fe sebesar 98 % atau 0,98% diketahui bahwa nilai

FE kegiatan pemanenan Acacia crassicarpa PT MTS untuk

periode waktu 3 tahun dengan hasil hitungan rata rata di

atas 0,7.

2.5. Realisasi

penebangan sesuai

dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/

pemanfaatan pada areal

kerjanya

SEDANG

Keberadaan dokumen RKT 2013 samapai dengan RKT

2017 tersedia secara lengkap, RKT disusun lebih dari 50 %

mengacu kepada RKU dan disyahkan oleh Direktur Utama

(self approval). dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Terdapat ketidak sesuai Kegiatan inventarisasi tidak

direncanakan dalam RKU maupun RKT karena pada URKT

2015 (Tahun 2016), dikarenakan umur tegakan belum

memasuki masak tebang, sehingga inventarisasi tegakan

sebelum masak tebang tidak dilakukan pada tahun 2015.

Hasil penelusuran bahwa seluruh Peta RKTUPHHK-HTI PT

MTS dibuat berdasarkan Peta Kerja Revisi RKUPHHK-HTI

Periode tahun 2009 – 2018 dan RKUPHHK-HTI periode

2017 – 2026 PT MTS skala 1 : 50.000. yang dibuat oleh

Wikendy (Direktur Utama PT MTS), serta telah

menggambarkan areal ditebang, dipelihara, dan kawasan

lindung.

Hasil penelaahan dokumen dan Observasi di lapangan

bahwa Implementasi peta kerja berupa Penandaan batas

blok dan petak kerja penanaman, penebangan dan kawasan

lindung dan pemeliharaan, belum seluruhnya terlihat di

lapangan pada tiap RKT 2013 – 2017.

Realisasi produksi kayu PT MTS hasil pemanenan pada RKT

2014 s.d RKT 2017 dengan rata rata sebesar 64,39 %, atau

kurang dari 70%, lokasinya sesuai dengan RKT yang telah

disyahkan, dan kegiatan pemanenan tidak ada yang berada

di luar areal yang telah ditetapkan dalam tiap RKT.

Page 14: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang

memadai dan memenuhi

kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian

dan pengembangan,

serta peningkatan

kemampuan sumber

daya manusia

SEDANG

Berdasarkan laporan akuntan publik dinyatakan bahwa

seluruh laporan keuangan tahun 2013 – 2016 yang yang

disajikan memiliki opini wajar dalam semua hal yang

material, sedangkan laporan kesehatan keuangan tahun

2017 masih dalam proses audit akuntan publik, sehingga

belum bisa menyebutkan opini.

Berdasarkan laporan kesehatan keuangan Auditee untuk

tahun 2014 s.d 2016 serta laporan keuangan tahun 2017

yang belum di audit, diketahui bahwa likuiditas 283 %,

solvabilitas 61,6 % dan rentabilitas negatif (-0,7%). tetapi

pada tahun 2016 dan 2017 nilai rentabilitas menunjukan

nilai positif, hal ini menunjukan bahwa kondisi kesehatan

financial Auditee ada kenaikan atau dalam trend positif.

Realisasi alokasi dana untuk nilai rata rata selama periode

2013 - 2017 mencapai Rp 20.415.991.090 atau 96,19 %

dari rencana yang dianggarkan Rp 21.225.526.399 untuk

kelola hutan yang seharusnya. Laporan berdasarkan laporan

penatausahaan keuangan yang dibuat dengan pedoman

Dolapkeu yang telah diaudit oleh akuntan publik. Tetapi

laporan keuangan yang disajikan tidak seluruh kegiatan

dianggarkan, sehingga pembangunan HTI pembiayaannya

tidak menyeluruh.

Berdasarkan penelaahan laporan realisasi pendanaan

secara keseluruhan Alokasi dana yang proporsional untuk

seluruh bidang kegiatan pembangunan HTI PT MTS yang

dihitung secara proporsional untuk periode 2013 – 2017,

dan berdasarkan laporan keuangan hasil audite akuntan

publik dimana untuk seluruh kegiatan untuk setiap tahunnya

terdapat perbedaan 8,87 % atau kurang dari 20, walaupun

nilai persentase hanya menggambarkan 5 tahun RKT, tetapi

pembiayaan yang dianggarkan tidak untuk seluruh kegiatan

pembangunan HTI.

Hasil penelusuran dijelaskan bahwa realisasi pendanaan

untuk tahun kegiatan 2013 s/d 2017 berjalan lancer tetapi

tidak sesuai tata waktu, dengan demikian secara keseluruhan

pendanaan dapat berjalan lancar tetapi hanya sebagian

sesuai tata waktu.,serta tidak seluruh kegiatan dianggarkan.

Hasil penulusuran realisasi modal yang ditanamkan ke hutan

selama periode RKT 2014 s.d 2017/2018, berupa

penanaman tanaman pokok, realisasi kegiatan seluruhnya

mencapai rata rata di atas 60,26 %, walaupun nilai

presentase di bawah 80%, dan belum seluruhnya dilakukan

penanaman, hal ini dikarenakan bukan Auditee yang tidak

tanam melainkan mengikuti atau tunduk terhadap

peraturan, sebagai catatan, areal sisa seluas 944,14 ha

sesuai dengan Permen LHK no

P.17/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017, masuk dalam Fungsi

Lindung Ekosistem Gambut (FLEG). Dengan demikian hal ini

bukan merupakan unsur kesengajaan dari Auditee.

Berdasarkan perhitungan realisasi fisik penanaman dan

pembinaan hutan untuk periode 2014 – 2016/2017 yang

telah dilakukan Auditee adalah rata rata 38,17 % dari yang

seharusnya, namun demikian penurunan realisasi fisik

penanaman ini bukan dikarenakan auditee tidak melakukan

penanaman tetapi melaksanan peraturan terkait dengan

tata kelola gambut.

Page 15: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3. Ekologi

3.1. Keberadaan,

kemantapan dan kondisi

kawasan dilindungi pada

setiap tipe hutan

BAIK

Luas kawasan lindung dalam dokumen AMDAL dan

dokumen RKUPHHK-HTI Periode 2017-2026 telah sesuai

dan kawasan lindung kondisi biofisik telah sesuai dengan

ketentuan yang ada.

Kawasan lindung yang telah ditata dilapangan berdasarkan

tata ruang baru RKUPHHK-HTI Periode Periode 2017-2026

sepanjang 78,4% dari yang seharusnya.

Kondisi kawasan lindung Buffer zone, Sempadan Sungai,

KPPN dan DPSL sebesar 90,6%.

Sebagian besar (≥ 50%) para pihak mengakui keberadaan

kawasan lindung.

Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan SOP

terhadap seluruh kawasan lindung hasil tata ruang areal.

3.2. Perlindungan dan

pengamanan hutan

BAIK

Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis gangguan

yang ada.

jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai dengan

ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan kualifikasi

personil telah memadai sesuai dengan ketentuan dan

prosedur yang berlaku.

Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui tindakan

tertentu (preemptif/preventif/represif) dengan

mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada.

3.3. Pengelolaan dan

pemantauan dampak

terhadap tanah dan air

akibat pemanfaatan

hutan

BAIK

Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh

dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.

Tersedianya sarana pengelolaan dan pemantauan sesuai

dengan ketentuan dan/atau dokumen perencanaan

lingkungan serta berfungsi dengan baik.

Tersedia jumlah dan kualifikasi personil yang memadai

sesuai dengan ketentuan.

Auditee memiliki dokumen perencanaan pengelolaan

dampak terhadap tanah dan air dan telah

diimplementasikan sesuai dengan rencana dan ketentuan.

Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak

terhadap tanah dan air tetapi hanya sebagaian (minimal 50

%) yang diimplementasikan.

Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting

terhadap tanah dan air, serta ada upaya pengelolaan

dampak sesuai ketentuan.

3.4. Identifikasi spesies

flora dan fauna yang

dilindungi dan/atau

langka (endangered),

jarang (rare), terancam

punah (threatened) dan

endemik

SEDANG

Tersedia prosedur identifikasi tetapi tidak mencakup seluruh

jenis (minimal 50 %) yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang izin.

Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna tetapi

tidak mencakup seluruh jenis (minimal 50%) yang dilindungi

dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang

terdapat di areal pemegang izin.

3.5. Pengelolaan flora

untuk :

a. Luasan tertentu dari

SEDANG

Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak mencakup

seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

Page 16: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

hutan produksi yang

tidak terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

flora dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan terancam

punah dan endemic

pemegang.

Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang izin.

Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh species flora

dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan

endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

3.6. Pengelolaan fauna

untuk :

a. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang

tidak terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

fauna dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan terancam

punah dan endemik

SEDANG

Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk sebagian jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah

dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang izin.

Tidak ada gangguan terhadap kondisi species fauna

dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan

endemic.

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/ pemegang

izin dengan kawasan

masyarakat hukum adat

dan/atau masyarakat

setempat

SEDANG

Auditee telah memiliki laporan tentang pola penguasaan

dan pemanfatan SDA/SDH serta identifikasi hak-hak dasar

masyarakat lokal dan rencana pemanfaatan SDH oleh

pemegang izin dengan lengkap.

Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/

rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan

penyelesaian konflik yang diketahui para pihak.

Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan

hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat

setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang

legal, lengkap dan jelas.

Auditiee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas

kawasan pemegang izin dengan sebagian batas kawasan

masyarakat hukum adat/setempat.

Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para

pihak yang ditandai dengan adanya konflik.

4.2. Implementasi

tanggung jawab sosial

perusahaan sesuai

dengan peraturan

perundangan yang

berlaku.

SEDANG

Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut

tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan

peraturan perundangan yang relevan.

Auditee telah memiliki sebagian besar mekanisme tentang

pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap

masyarakat.

Terdapat bukti lengkap pelaksanaan kegiatan sosialisasi

kepada seluruh masyarakat mengenai hak dan kewajiban

pemegang izin terhadap masyarakat dalam mengelola SDH.

Auditee memiliki sebagian bukti tentang realisasi

pemenuhan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat.

Tersedia laporan/ dokumen terkait pelaksanaan tanggung

jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi namun

Page 17: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

belum lengkap.

4.3. Ketersediaan

mekanisme dan

implementasi distribusi

manfaat yang adil antar

para pihak

BAIK

Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap &

jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau

masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh

oleh aktivitas pengelolaan SDH.

Auditee telah memiliki mekanisme yang legal mengenai

peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat

yang berbasis hutan, namun belum lengkap.

Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin

mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.

Auditiee memiliki bukti implementasi sebagian (<50%)

kegiatan peningkatan peranserta dan aktivitas ekonomi

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

oleh pemegang izin.

Auditee telah memiliki dokumen/ laporan mengenai

pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang

lengkap dan terdokumentasi dengan baik.

4.4. Keberadaan

mekanisme resolusi

konflik

BAIK

Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang

lengkap dan jelas.

Auditee telah membuat peta konflik yang lengkap dan jelas

yang memuat informasi kasus/pelaku claim, luas, koordinat,

lokasi dan kategori konflik serta terdapat legalitas peta.

Auditee telah memiliki organisasi kelembagaan resolusi

konflik yang didukung sumberdaya manusia dan pendanaan

yang kurang memadai dalam mengelola konflik.

Auditee telah memiliki dokumen/ laporan penanganan

konflik namun masih belum lengkap dan jelas.

4.5. Perlindungan,

Pengembangan dan

Peningkatan Kesejah-

teraan Tenaga Kerja

BAIK

Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial

dengan seluruh karyawan.

Pemegang izin telah merealisasikan sebagian besar

rencana pengembangan kompetensi (97 %).

Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan

telah diimplementasikan seluruhnya.

Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan

karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.

(5) Resume Hasil Verifikasi LK :

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.

1.1.1.a.

Dokumen legal terkait

perizinan usaha (SK

IUPHHK).

MEMENUHI Auditee telah memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK.66/MENHUT-II/2007 tanggal 23 Februari 2007

tentang Pembaharuan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Page 18: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 17

Kayu pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman PT

Mitra Taninusa Sejati atas Areal Hutan Produksi Seluas ±

7.480 Hektar di Provinsi Riau sudah dipenuhi seluruhnya.

Sesuai dengan Peta Lampiran SK MenLHK Nomor:

SK.903/MENLHK/SETJEN/ PLA.2/12/2016 tanggal 07

Desember 2016 tentang Peta Kawasan Hutan Provinsi Riau,

areal kerja PT MTS semuanya merupakan Hutan Produksi

Tetap (HP). Hasil overlay Peta Fungsi Ekosistem Gambut PT

Mitra Taninusa Sejati Skala 1:75.000 dengan Peta Areal Kerja

IUPHHK-HT PT Mitra Taninusa Sejati skala 1 : 50.000 dengan

hasil sebagai berikut: Luas Fungsi Lindung 70,59 %

(5.280,132 Ha), Fungsi Budidaya sebesar 29,41 %

(2.199,868 Ha).

1.1.1.b.

Bukti pemenuhan

kewajiban Iuran Izin

Usaha Hasil Hutan

Kayu. (IIUPHHK).

MEMENUHI Auditee telah melakukan pembayaran IIUPHHK sesuai dengan

SPP IUPHHK No. 522.1/PR/XII/2002/2039 tanggal 31

Desember 2002 melalui Aplikasi Transfer via Bank Mandiri

pada tanggal 21 Februari 2003 sebesar Rp 18.980.000,-

kepada Bendaharawan Umum Negara Rekening Iuran HPH

dan IHH nomor rekening 508.000.014 Bank Indonesia

Thamrin Jakarta dan SPP nomor : S.292/VI-BIKPHH/2007

tanggal 24 April 2007 melalui Aplikasi Transfer via Bank

Mandiri pada tanggal 1 Mei 2007 sebesar Rp 468.000

kepada Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Pusat

Kehutanan atas nama Bendaharawan Penerima Setoran IIUPH

nomor rekening 102004203870.

1.1.1.c. Penggunaan

kawasan yang sah di luar

kegiatan IUPHHK (jika

ada).

Not Applicable Hasil verifikasi diketahui bahwa, dalam areal kerja Auditee

tidak terdapat penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan

IUPHHK. Sehingga verifier tidak dapat diterapkan (Not

Applicable)

Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang

berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang

2.1.1.a.

Dokumen

RKUPHHK/RPKH,

RKT/Bagan Kerja/RTT

beserta lampirannya yang

telah disahkan oleh

pejabat yang berwenang,

meliputi :

1) Dokumen RKU

PHHK/RPKH &

lampirannya yang disusun

berdasarkan

IHMB/risalah hutan dan

dilaksanakan oleh Ganis

PHPL Timber Cruising

dan/atau Canhut.

2) Dokumen RKT/ RTT

yang disusun

berdasarkan RKU/RPKH

dan disahkan oleh

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Revisi RKUPHHK-HTI periode

tahun 2009-2018 beserta lampirann Peta disahkan melalui

SK Menteriri Kehutanan Nomor : SK.64/VI-BUHT/2014

tanggal 19 Desember 2014.

Dokumen RKUPHHK-HTI periode 2017-2026 Dalam Rangka

Perbaikan Tata Kelola Gambut beserta lampirann Peta

disahkan melalui SK Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI Nomor : SK.1203/MenLHK-

PHPL/UHP/HPL.1/3/2018 tanggal 20 Maret 2018.

RKTUPHHK-HTI 2016/2017, 2017/2018 dan Revisi

RKTUPHHK-HTI Tahun 2017/2018 telah terbit berdasarkan

Keputusan Direktur PT Mitra Taninusa Sejati.

Peta areal kerja sebagai lampiran dokumen RKUPHHK-HTI dan

RKTUPHHK-HTI dibuat oleh petugas yang berwenang dan

tersedia lengkap dan absah.

Page 19: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 17

pejabat yang berwenang

atau yang disahkan

secara self approval.

3) Peta rencana penataan

areal kerja yang dibuat

oleh Ganis PHPL Canhut.

2.1.1.b.

Peta areal yang tidak

boleh ditebang pada

RKT/Bagan Kerja dan

bukti implementasinya di

lapangan.

MEMENUHI Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh ditebang

yaitu Peta RKU dan Peta RKT Tahun 2016/2017 dan RKT

Tahun 2017/2018, skala 1 : 50.000, yang dibuat oleh Ganis

PHPL CANHUT.

Dari hasil pemeriksaan di lapangan Auditee telah melakukan

penandaan kawasan lindung dengan cara melakukan

pemasangan plang kawasan lindung dan pemasangan patok

dan posisinya sesuai dengan yang tercantum dalam peta

2.1.1.c

Penandaan lokasi blok

tebangan/blok RKT/petak

RTT yang jelas di peta dan

terbukti di lapangan

MEMENUHI Penandaan lokasi blok tebangan/petak tebangan telah

tergambar dalam peta RKT skala 1: 50.000 yang telah

disahkan yang dibuat oleh GANIS Canhut.

Posisi blok/petak tebangan benar dan terbukti di lapangan.

Penandaan patok batas petak mengacu pada SOP yang

dikembangkan oleh Auditee.

K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan

yang berlaku

2.2.1.a.

Dokumen Rencana Kerja

Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu (RKUPHHK)

(bisa dalam proses)

dengan lampiran-

lampirannya.

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Revisi RKUPHHK-HTI periode

tahun 2009-2018 beserta lampirann Peta disahkan melalui

SK Menteriri Kehutanan Nomor : SK.64/VI-BUHT/2014

tanggal 19 Desember 2014.

Dokumen RKUPHHK-HTI periode 2017-2026 Dalam Rangka

Perbaikan Tata Kelola Gambut beserta lampiran Peta

disahkan melalui SK Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI Nomor : SK.1203/MenLHK-

PHPL/UHP/HPL.1/3/2018 tanggal 20 Maret 2018.

2.2.1.b.

Kesesuaian lokasi dan

volume pemanfaatan

kayu hutan alam pada

areal penyiapan lahan

yang diizinkan untuk

pembangunan hutan

tanaman industri.

NOT APPLICABLE Seluruh areal hutan produksi Auditee tidak ada lagi kegiatan

penyiapan lahan dari hutan alam untuk pembangunan hutan

tanaman industri, sehingga verifier ini tidak diterapkan (Not

Applicable).

K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan

Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar

mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan

Dokumen LHP yang telah

disahkan oleh pejabat

yang berwenang.

MEMENUHI 1. Dokumen LHP bulan Juli 2017 s/d Juni 2018 dibuat oleh

Petugas Pembuat LHP yang diangkat oleh Direktur PT

Mitra Taninusa Sejati

2. Uji Petik antara LHP dengan Buku Ukur menunjukkan

adanya kesesuaian.

3. Uji petik antara volume yang tercantum di LHP dengan

fisik kayu dilakukan di TPn dan hasilnya sesuai.

4. Adapun uji petik nomor batang di LHP dengan

Page 20: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 17

tunggak kayu di lapangan tidak dilakukan karena

Auditee merupakan Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan

Kayu pada HTI (IUPHHK-HTI) dengan system silvikultur

tebang habis (THPB).

Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil

hutan.

Surat keterangan sahnya

hasil hutan dan

lampirannya dari:

- TPK hutan ke TPK

Antara,

- TPK hutan ke industri

primer dan/atau

penampung kayu

terdaftar,

- TPK Antara ke industri

primer hasil hutan

dan/atau penampung

kayu terdaftar.

MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara dan dari

TPK Antara ke Industri PT RAPP periode bulan Juli 2017 s/d

Juni 2018 menggunakan dokumen Surat Keterangan Sah

Hasil Hutan Kayu (SKSHHK). Hasil uji petik menunjukkan

kesesuaian antara dokumen SKSHHK dengan persediaan

kayu pada dokumen LMKB.

Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA

Verifier 3.1.3.a. Tanda-

tanda PUHH/ barcode

pada kayu dari pemegang

IUPHHK-HA bisa

Not Applicable Auditee merupakan pemegang IUPHHK-HTI yang melakukan

system tebang habis permudaan buatan (THPB) sehingga

tidak ada penandaan pada tunggak, dengan demikian verifier

ini masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)

Verifier 3.1.3.b.

Identitas kayu diterapkan

secara konsisten oleh

pemegang izin.

Not Applicable Seperti uraian verifier 3.1.3.a diatas, Auditee merupakan

pemegang IUPHHK-HTI yang melakukan system tebang habis

permudaan buatan (THPB) sehingga tidak ada penandaan

pada tunggak, dengan demikian verifier ini masuk dalam

kategori Not Applicabel (NA).

Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.

Arsip SKSKB dan

dilampiri Daftar Hasil

Hutan (DHH) untuk hutan

alam, dan arsip FAKB dan

lampirannya untuk hutan

tanaman.

MEMENUHI Seluruh dokumen SKSHHK PT MTS periode bulan Juli 2017

s/d Juni 2018 tersedia lengkap, diterbitkan dan

ditandatangani oleh petugas dari perusahaan secara Self

Assesment.

K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber

Daya Hutan (PSDH).

Verifier 3.2.1.a.

Dokumen SPP (Surat

Perintah Pembayaran) DR

dan/atau PSDH telah

diterbitkan.

MEMENUHI Dokumen SPP PSDH periode bulan Juli 2017 s/d Juni 2018

telah diterbitkan secara Sistem Informasi PNBP Online

(SIMPONI) sesuai dengan LHP.

Verifier 3.2.1.b.

Bukti Setor DR dan/atau

PSDH

MEMENUHI Auditee telah membayar PSDH sesuai dengan SPP PSDH.

Pembayaran PSDH periode bulan Juli 2017 s/d Juni 2018

secara Sistem Informasi PNBP Online (SIMPONI) dengan bukti

penerimaan Negara oleh Direktorat Jenderal Anggaran

Kementerian Keuangan RI melalui Biro Keuangan Sekretariat

Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan via

Bank Mandiri.

Page 21: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 17

Verifier 3.2.1.c.

Kesesuaian tarif DR dan

PSDH atas kayu hutan

alam (termasuk hasil

kegiatan penyiapan lahan

untuk pembangunan hutan

tanaman) dan kesesuaian

tarif PSDH untuk kayu

hutan tanaman.

MEMENUHI Pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan telah dilakukan

sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayarkan sesuai

dengan tarif yang ditentukan yaitu mengacu kepada :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tanggal 14

Februari 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Kementerian Kehutanan.

2. Peraturan Menteri Kehutanan no. P.68/Menhut-II/2014

tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk

perhitungan provisi sumber daya hutan, ganti rugi tegakan

dan penggantian nilai tegakan.

3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

Nomor: P.64/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/12/2017 tanggal

19 Desember 2017.

K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.

Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).

Dokumen PKAPT Not Applicable Auditee bukan merupakan Pedagang Kayu Antar Pulau

Terdaftar (PKAPT), karena seluruh kayu yang dipanen oleh

Auditee dikirim ke PT RAPP yang terletak di Pangkalan Kerinci,

Provinsi Riau, sehingga verifier ini tidak dapat diterapkan. (Not

Applicable).

Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia

dan memiliki izin yang sah.

Dokumen yang

menunjukkan identitas

kapal

Not Applicable Semua kayu yang diproduksi, dikirim atau dijual oleh Auditee

tidak keluar pulau tetapi dikirim ke PT RAPP yang berlokasi di

Pangkalan Kerinci, Kabupaten Perawang Provinsi Riau dan

melalui jalur sungai, sehingga verifier ini tidak dapat

diterapkan. (Not Applicable).

K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal

Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal

Verifier 3.4.1. Tanda V-

Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan.

MEMENUHI Auditee telah melakukan penggunaan tanda V-Legal yang

dicantumkan dalam dokumen angkutan kayu SKSHHK baik

dari TPK Hutan ke TPK Antara dan TPK Antara ke PT RAPP.

Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan Auditee

telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, lampiran 6

tentang Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal.

K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah

memiliki dokumen

AMDAL/DPPL/UKL-UPL

meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan

sesuai peraturan yang

berlaku meliputi seluruh

areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen AMDAL, Laporan Analisis

Dampak Lingkungan, RKL dan RPL PT Mitra Taninusa Sejati

disetujui dan disahkan oleh oleh Kepala Bapedalda

Kabupaten Pelalawan selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL

sesuai dengan Pengesahan AMDAL Nomor : 04/Tahun/ 2003

tanggal 06 Januari 2003.

4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan

penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial

Page 22: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 17

4.1.2.a. Dokumen RKL dan

RPL.

MEMENUHI Tersedia dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan dan

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL RPL) yang telah

mendapat pengesahan/persetujuan pengesahan dari Kepala

BAPEDALDA Kabupaten Pelalawan Nomor : 04/ Tahun/2003

tanggal 06 Januari 2003.

4.1.2.b.

Bukti pelaksanaan

pengelolaan dan

pemantauan dampak

penting aspek fisik-kimia,

biologi dan sosial.

MEMENUHI Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL dan

RPL. Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

telah dilaporkan kepada intansi terkait.

K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3

Verifier 5.1.1.a.

Pedoman/prosedur K3.

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen SOP tentang K3 dan Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan

personel yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam

implementasi K3 An. Aspayon Faizal.

Verifier 5.1.1.b.

Ketersediaan Peralatan

K3.

MEMENUHI Auditee telah mempunyai peralatan K3 yang tersedia di

lapangan seperti APD sepatu safty, helm, mantel dan sarung

tangan dan telah di distribuskan kepada seluruh karyawan.

Auditee juga telah menyediakan klinik yang dijaga dua orang

perawat dan terdapat kunjungan dokter setiap hari Kamis.

Verifier 5.1.1.c.

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI Auditee telah memiliki SOP-KKK-02 tentang Pelaporan Dan

Investigasi Insiden Kerja serta dokumen Form No. FM--KKK-

008 tentang Laporan Awal Kejadian Kecelakaan/Insiden, FM-

-KKK-009 tentang Laporan Investigasi Kejadian/Insiden dan

FM--KKK-010 tentang Laporan Kesaksian. Laporan tersebut

direkap setiap bulan dan dilaporkan kepada Dinas Tenaga

Kerja. Selama periode Juli 2017 s/d Juni 2018 tidak ada

kasus kecelakaan kerja (Nihil).

K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan

berserikat bagi pekerja

Verifier :

Serikat pekerja atau

kebijakan perusahaan

(auditee) yang

membolehkan untuk

membentuk atau terlibat

dalam kegiatan serikat

pekerja

MEMENUHI Auditee dapat menunjukan Surat Pernyataan Direksi Nomor :

120/MTS/PKU-X/2015 tanggal 8 Oktober 2015 Tentang

Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Bagi Karyawan PT

Mitra Taninusa Sejati yang ditandatangani di atas meterai

oleh Direktur.

Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur

hak-hak pekerja.

Verifier:

Ketersediaan Dokumen

KKB atau PP.

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Peraturan Perusahaan (PP)

telah disahkan oleh Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja

Kabupaten Pelalawan Nomor : KPTS.560/DTKT-HS/

PP/2018/52 Tanggal 18 Juli 2018 Tentang Pengesahan

Peraturan Perusahaan PT Mitra Taninusa Sejati. Masa

berlaku Peraturan Perusahaan adalah dari tanggal 10 Juli

Page 23: PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN Re-PHPL/473... · Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000: ... Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 17

208 sampai dengan 10 Juli 2020.

Mitra Auditee yaitu PT Dunia Karya Sejati (PT DKS) telah

memiliki Dokumen Peraturan Perusahaan (PP) telah

didaftarkan dan disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Riau Nomor : KPTS.147/IV/2018

Tanggal 02 April 2018 Tentang Pengesahan Peraturan

Perusahaan PT Dunia Karya Sejati (Perpanjangan) Masa

berlaku Peraturan Perusahaan adalah dari tanggal 02 April

2018 sampai dengan 31 Maret 2020.

Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)

Verifier :

Pekerja yang masih di

bawah umur

MEMENUHI Berdasarkan dokumen Laporan Tenaga Kerja, Auditee tidak

mempekerjakan karyawan di bawah umur, dan dalam sistem

rekruitmennya, Auditee telah mempersyaratkan bahwa batas

umur minimal calon karyawan adalah yang telah berumur

lebih dari 18 tahun.