pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

22
Pd T-26-2004-A Konstruksi dan Bangunan Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan papan duga DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

Konstruksi dan Bangunan

Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan papan duga

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004

Page 2: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

i

Prakata

Pedoman ini disusun sebagai pegangan untuk melaksanakan pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan papan duga yang masuk ke dalam Gugus Kerja Irigasi, Sabo, Rawa dan Pantai, Danau dan Sungai, yang termasuk dalam Sub-Panitia Teknik Bidang Sumber Daya Air yang berada di bawah Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan, Departemen Permukiman dan Parasarana Wilayah.

Penulisan pedoman ini mengacu kepada Pedoman BSN No.8 Tahun 2000 dan telah mendapat masukkan dan koreksi dari ahli bahasa.

Perumusan pedoman ini dilakukan melalui proses pembahasan pada Gugus Kerja, Prakonsensus dan Konsensus pada tanggal 29 Juli 2003 Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung serta proses penetapan pada Panitia Teknik yang melibatkan para narasumber dan pakar dari berbagai instansi terkait.

Pedoman ini merupakan acuan dan panduan untuk melaksanakan pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan menggunakan papan duga sehingga diperoleh data pasang surut yang dapat dimanfaatkan secara optimal.

Page 3: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

ii

Daftar isi Prakata .......................................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................... ii

Pendahuluan ............................................................................................................... iv

1 Ruang lingkup ......................................................................................................... 1

2 Acuan normatif .......................................................................................................... 1

3 Istilah dan definisi ................................................................................................. 1

4 Pengukuran pasang surut .................................................................................... 3

4.1 Tujuan ........................................................................................................... 3

4.2 Peralatan dan perlengkapan ........................................................................... 3

5 Persyaratan .......................................................................................................... 4

5.1 Lokasi pemasangan papan duga ................................................................. 4

5.2 Pemasangan papan duga ............................................................................ 4

6 Cara pengamatan dan pencatatan ...................................................................... 5

6.1 Pengamatan ............................................................................................... 5

6.2 Pencatatan .................................................................................................. 5

7 Pengikatan titik nol papan duga (levelling) ............................................................ 6

8 Validasi ................................................................................................................ 6

Lampiran A. Gambar

Gambar A.1 Contoh papan duga ................................................................................ 7

Gambar A.2 (a) Papan duga yang dipasang dengan menggunakan penyangga........... 7

(b) Papan duga cadangan

Gambar A.3 Contoh pemasangan papan duga .......................................................... 8

Gambar A.4 Variasi pasang surut karena perubahan tata letak bumi-bulan-matahari... 9

Gambar A.5 Kurva pasang surut ................................................................................ 9

Gambar A.6 Pasang surut harian ganda .................................................................... 9

Gambar A.7 Pasang surut campuran condong ke harian ganda ................................ 10

Gambar A.8 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal .............................. 10

Gambar A.9 Pasang surut harian tunggal .................................................................. 10

Gambar A.10 Contoh grafik hasil pengamatan ........................................................... 11

Page 4: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

iii

Lampiran B. Tabel

Tabel B.1 Contoh formulir pengamatan pasang surut .................................................. 12

Tabel B.2 Contoh formulir pengamatan pasang surut (pada waktu terjadi gelombang). 13

Tabel B.3 Contoh hasil pengamatan pasang surut ...................................................... 15

Lampiran C. Daftar nama dan lembaga ......................................................................... 16

Bibliografi ....................................................................................................................... 17

Page 5: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

iv

Pendahuluan

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu akibat adanya gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Untuk daerah pantai, pasang surut merupakan proses yang penting yang tidak dapat diabaikan oleh manusia dalam usahanya untuk memanfaatkan, mengelola, maupun melestarikan daerah pesisir, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang 70 % dari luas daerahnya terdiri dari lautan. Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan untuk berbagai aspek yang luas, misalnya dalam pembangunan pelabuhan, bangunan di pantai dan lepas pantai, pengelolaan dan budidaya di wilayah pesisir, persawahan pasang surut, dan pelayaran.

Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasang surut di suatu lokasi diperlukan data pasang surut, yang dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran/pengamatan pasang surut. Pada beberapa aspek yang memerlukan waktu pengukuran pasang surut yang relatif singkat maka pengukuran pasang surut dapat dilakukan secara visual. Agar pengamatan pasang surut dapat dilakukan dengan benar dan datanya dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu disusun pedoman pengukuran pasang surut.

Pedoman ini meliputi peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pengukuran pasang surut, pemilihan lokasi yang baik untuk pengamatan, cara pemasangan papan duga dan cara pengamatan dan pencatatan data pasang surut, serta pengikatan titik nol pasang surut terhadap suatu referensi yang telah diketahui ketinggiannya.

Page 6: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

1 dari 17

Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan papan duga

1 Ruang lingkup Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dan panduan untuk melaksanakan pengukuran pasang surut secara visual dengan papan duga.

Pedoman ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran pasang surut yang berupa fluktuasi permukaan air laut yang dapat dipakai untuk memperkirakan/meramalkan tinggi pasang surut (untuk keperluan navigasi), mempelajari kondisi pasang surut bagi keperluan perencanaan bangunan pantai, untuk keperluan perencanaan irigasi di daerah persawahan pasang surut, dan untuk studi muara.

2 Acuan normatif - SNI 03-3417-1994 : Metode penentuan posisi titik perum menggunakan alat penyipat

ruang.

- SNI 19-6745-2000 : Metode penentuan posisi titik perum menggunakan dua buah sextant.

- SNI 19-6746-2000 : Metode penentuan posisi titik perum menggunakan trisponder.

3 Istilah dan definisi 3.1 Pasang surut (pasut) adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu akibat adanya gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. 3.2 Stasiun pasang surut adalah tempat yang dilengkapi dengan peralatan untuk pengamatan pasang surut. 3.3 Papan duga (peilskal) adalah suatu tonggak berskala yang dipasang tegak lurus sehingga perubahan muka air laut sewaktu air naik dan turun dapat dibaca. Papan duga biasanya terbuat dari kayu panjang 3 meter sampai 5 meter atau lebih dengan lebar 5 cm sampai 15 cm dan tebal 1 cm sampai 4 cm. Seluruh papan duga dicat putih dengan tanda skala dan angka-angka berwarna hitam (lihat Gambar A.1). Papan duga dapat juga dibuat dari plat besi tipis yang dilapisi cat email atau dari pita plastik yang mudah digulung. 3.4 Pasang surut purnama (spring tide) adalah pasang surut pada saat posisi matahari-bumi-bulan kira-kira berada dalam satu garis lurus, juga dikenal dengan pasang besar. Terjadi dua kali dalam satu bulan yakni pada saat bulan baru dan bulan purnama, sekitar tanggal 1 dan 15 setiap bulan pada tahun Hijriah (lihat Gambar A.4). 3.5 Pasang surut perbani (neap tide) adalah pasang surut pada saat posisi bulan dan matahari membentuk sudut siku terhadap bumi, juga dikenal dengan pasang kecil. Terjadi dua kali dalam satu bulan yaitu pada seperempat pertama dan seperempat terakhir, sekitar tanggal 7 dan 21 setiap bulan pada tahun Hijriah (lihat Gambar A.4). 3.6 Tunggang pasang surut (range tide) adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berturutan (lihat Gambar A.5).

Page 7: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

2 dari 17

3.7 Periode pasang surut adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rata-rata ke posisi yang sama berikutnya (lihat Gambar A.5). 3.8 Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) adalah keadaan yang dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur (lihat Gambar A.6). Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. 3.9 Pasang surut campuran condong ke harian ganda adalah keadaan yang dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan tinggi dan periode berbeda (lihat Gambar A.7). 3.10 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal adalah keadaan yang dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda (lihat Gambar A.8). 3.11 Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) adalah keadaan yang dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut (lihat Gambar A.9), periode pasang surut rata-rata adalah 24 jam 50 menit. 3.12 Muka surutan (chart datum) adalah suatu titik atau bidang referensi yang digunakan pada peta-peta navigasi maupun pada peramalan pasang surut, yang umumnya dihubungkan terhadap permukaan air rendah. Muka surutan bukanlah merupakan bidang datar yang menerus, namun hanya terbatas secara lokal. 3.13 Muka air laut rata-rata (mean sea level, MSL) adalah nilai rata-rata perhitungan/ aritmatik perubahan paras laut yang terekam setiap setengah jam pada suatu periode tertentu (yang terbaik sekurang-kurangnya 19 tahun). 3.14 Muka air tinggi rata-rata (mean high water level, MHWL) adalah nilai rata-rata dari muka air tinggi untuk periode waktu tertentu (yang terbaik sekurang-kurangnya 19 tahun). 3.15 Muka air rendah rata-rata (mean low water level, MLWL) adalah rata-rata dari muka air rendah untuk periode waktu tertentu (yang terbaik sekurang-kurangnya 19 tahun). 3.16 Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL) adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama. 3.17 Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL) adalah air terendah pada saat pasang surut purnama. 3.18 Bench Mark (BM) adalah pilar beton sebagai wakil titik di lapangan yang menyatakan posisi horizontal dan posisi vertikal terhadap referensi tertentu, digunakan sebagai titik acuan dan titik kontrol terhadap posisi yang lainnya.

Page 8: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

3 dari 17

4 Pengukuran pasang surut

4.1 Tujuan Secara garis besar tujuan pengukuran pasang surut adalah untuk :

a) menentukan muka air laut rata-rata, muka air tinggi, muka air rendah;

b) menentukan ketinggian titik ikat pasang surut lainnya untuk keperluan survei dan rekayasa dengan melakukan satu sistem pengikatan terhadap bidang referensi tersebut;

c) memberikan data untuk peramalan pasang surut dan arus;

d) menentukan tipe pasang surut;

e) menyediakan informasi yang menyangkut keadaan pasang surut untuk keperluan navigasi dan pekerjaan rekayasa (pelabuhan, bangunan penahan gelombang, jembatan laut, pemasangan pipa bawah laut, dan lain-lain);

f) memberikan data untuk keperluan studi muara sungai, misalnya sebagai data masukan untuk pemodelan matematik;

g) melengkapi informasi untuk penentuan chart datum peta hidrografi mengenai batas laut suatu negara, untuk keperluan militer serta lainnya seperti penangkapan ikan dan olah raga bahari.

4.2 Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk pengukuran pasang surut secara visual adalah sebagai berikut.

a) Papan duga,

b) Alat yang digunakan untuk memasang papan duga (tali, bambu atau tonggak, pemberat, dan lain-lain),

c) Alat pertukangan (palu, gergaji, paku, dan lain-lain),

d) Alat tulis ( ballpoint, kertas, pensil, penghapus, kertas grafik ),

e) Formulir pengamatan pasang surut (lihat tabel 1 dan tabel 2),

f) Penunjuk waktu (jam),

f) Base camp, perbekalan logistik secukupnya, P3K,

g) Petugas pengamat minimal dua orang,

h) Senter atau alat penerangan lainnya,

i) Teropong,

j) Jika pembacaan pasang surut tidak dapat dilakukan dari darat, dapat menggunakan perahu, bagan, anjungan, dan bangunan pantai lainnya yang ada di sekitar lokasi,

k) Alat pengukur posisi (Theodolit,Global Positioning System (GPS),

l) Waterpass, T0,

m) Dokumentasi,

n) Jaket pelampung dan jas hujan/payung,

o) Walky talky (radio panggil).

Page 9: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

4 dari 17

5 Persyaratan 5.1 Lokasi pemasangan papan duga Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk pemasangan papan duga adalah sebagai berikut.

a) Cari tempat yang mudah untuk pemasangan papan duga. Tempat terbaik untuk memasang papan duga adalah bangunan yang kokoh, misalnya dermaga sehingga papan duga dapat mudah dikaitkan (lihat Gambar A.3b).

b) Tempat yang akan dipasang papan duga harus mempunyai kedalaman air tidak kurang dari kemungkinan air rendah terendah agar pada waktu surut terendah papan duga masih bisa dibaca.

c) Pilihlah tempat pemasangan papan duga sehingga mudah diamati untuk segala keadaan cuaca, misalnya dipasang dalam teluk yang terlindung, area pelabuhan, di balik tebing atau breakwater.

d) Tempat-tempat yang terkurung atau mempunyai hubungan yang sempit dengan laut bebas sebaiknya dihindari atau tidak dijadikan tempat pemasangan alat karena air di tempat tersebut waktu air surut tidak akan turun ke permukaan yang sebenarnya kecuali kalau dipasang papan duga lain di laut bebas sebagai pembanding.

e) Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi.

f) Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan duga harus stabil.

g) Tempat didirikannya papan duga harus dibuat pengaman terhadap arus dan sampah.

h) Tempat pemasangan papan duga harus aman terhadap lalu lintas kapal atau perahu.

5.2 Pemasangan papan duga Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan papan duga adalah sebagai berikut.

a) Papan duga harus dipasang dalam keadaan tegak lurus dan dilot, bila perlu dapat diberi penyangga/skor (lihat Gambar A.2). Jika sama sekali tidak memungkinkan untuk dipasang tegak lurus, sudut miring harus diukur sehingga hasil pembacaan dapat dikoreksi.

b) Papan duga harus dipasang dengan kokoh dan tidak berubah terutama tidak turun naik, tidak miring dan tidak bergerak-gerak akibat gelombang dan arus laut.

c) Papan duga dipasang menghadap ke arah yang mudah dibaca oleh pengamat.

d) Karena bagian bawah papan duga harus terendam air laut, mutu bahan yang dipakai harus terbuat dari bahan yang tahan air laut.

e) Skala nol papan duga harus terletak di bawah permukaan air laut pada saat air rendah terendah dan bacaan skala masih dapat dibaca pada saat air tinggi tertinggi.

f) Jika mungkin papan duga hendaknya dipasang pada waktu air surut pada pasang surut purnama sehingga pada saat air surut pada titik nol skala papan duga tidak kekeringan.

g) Jika titik nol papan duga kering pada waktu surut atau bagian puncaknya tenggelam pada waktu pasang, perlu segera dipasang papan duga kedua untuk pengamatan permukaan air yang lebih rendah atau lebih tinggi, untuk itu perlu disiapkan papan duga cadangan.

h) Bila terjadi gangguan pada papan duga selama periode pengamatan seperti rusak tertabrak kapal, hanyut terbawa arus, papan duga yang baru harus segera dipasang dan papan duga tersebut harus diikatkan pada bench mark yang sama.

Page 10: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

5 dari 17

i) Untuk keamanan papan duga agar tidak terganggu oleh lalu lintas kapal motor nelayan, di lokasi pengamatan muka air, perlu dipasang tanda peringatan (seperti bendera, tulisan) agar menjadi perhatian bagi yang melintasi/mendekati.

6 Cara pengamatan dan pencatatan

6.1 Pengamatan a) Periode pengamatan pasang surut dilakukan sesuai dengan keperluan pengamatan.

1) Pengamatan dilakukan selama 39 jam untuk mendapatkan muka air rata-rata.

2) Pengamatan dilakukan minimal selama 15 hari untuk menghitung 9 komponen utama pasang surut, untuk menentukan elevasi rencana, dan untuk meramalkan pasang surut pada periode berikutnya.

3) Pengamatan dilakukan selama 29 hari untuk menghitung lebih dari 9 komponen pasang surut, untuk menentukan elevasi rencana, dan untuk meramalkan pasang surut pada periode berikutnya yang lebih teliti.

b) Sebelum pengamatan dilakukan terlebih dahulu disiapkan formulir pengamatan, alat tulis, dan penunjuk waktu (jam) yang telah dicocokkan.

c) Pengamatan dilakukan dengan membaca skala pada papan duga yang terkena atau berimpit dengan permukaan air setiap jangka waktu tertentu.

d) Bila ada gelombang pembacaan dilaksanakan pada waktu puncak dan lembah gelombang melewati papan duga kemudian diambil rata-ratanya.

e) Untuk mendapatkan nilai yang lebih meyakinkan diambil minimal tiga kali pembacaan kemudian diambil rata-ratanya.

f) Pada malam hari papan duga harus diterangi dengan baik, menggunakan lampu atau senter ataupun penerangan lainnya.

g) Jika papan duga agak jauh dan sulit untuk diamati, pembacaan dapat menggunakan teropong atau didekati dengan perahu.

h) Giliran waktu membaca muka air untuk satu pengamat tidak lebih dari 6 jam. Hal itu dilakukan untuk menghindari kesalahan pembacaan.

6.2 Pencatatan a) Pembacaan dan pencatatan data pasang surut dilakukan setiap setengah jam sekali,

dengan ketelitian pembacaan dalam mm. Pengamatan dapat dilaksanakan lebih sering (misalnya 15 menit sekali) terutama jika tunggang pasang surut besar dan perubahan ketinggian air cepat.

b) Data hasil bacaan muka air dicatat pada formulir pengamatan pasang surut (lihat Tabel B.1 dan Tabel B.2).

c) Pada formulir pengamatan harus dicantumkan tanggal, bulan, tahun pengamatan, nama pengamat serta adanya kejadian khusus selama pengamatan (misalnya ada kapal besar yang lewat, hujan, angin besar, dan sebagainya) yang akan mempengaruhi pembacaan muka air.

d) Dari hasil pencatatan muka air, selanjutnya dibuat grafik hubungan antara waktu dan tinggi muka air (lihat Gambar A.10).

Page 11: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

6 dari 17

7 Pengikatan titik nol (leveling) a) Data hasil pengamatan pasang surut hendaknya diikatkan terhadap bidang persamaan,

yaitu terhadap muka air laut rata-rata (MSL).

b) Untuk pengikatan titik nol papan duga, perlu dilakukan pengukuran sifat datar ketinggian nol papan duga terhadap patok tetap/BM yang ketinggian bidang persamaannya sudah diketahui dengan jelas (lihat Gambar A.3c);

c) Pengikatan nol papan duga sebaiknya dilakukan beberapa kali, misalnya pada waktu awal, pertengahan, dan akhir pengamatan untuk menjamin ketelitian hasil pengamatan muka air.

8 Validasi

Lakukan validasi terhadap hasil pengamatan, yaitu dengan membandingkan hasil peramalan pasang surut dari hasil pengamatan dan pengamatan lapangan pada waktu berikutnya.

Page 12: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

7 dari 17

Lampiran A

Gambar

Gambar A.1 Contoh papan duga

Gambar A.2 (a) Papan duga yang dipasang dengan menggunakan penyangga (skor)

(b) Papan duga cadangan

(a) (b)

Page 13: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

8 dari 17

papan duga

pemberat

jangkar

jangkar

muka air papan duga

BM

muka air

a. pemasangan papan duga di laut b. pemasangan papan duga di dermaga

Papan duga 1

BM

Baak ukur

Papan duga 2

muka air

c. Pemasangan papan duga lebih dari satu

Gambar A.3 Contoh pemasangan papan duga

Page 14: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

9 dari 17

Sumber : “Pelabuhan”, Bambang Triatmodjo, 1996

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Tanggal

Elev

asi m

uka

air (

cm)

pasangpurnama/spring tide

bulan purnama

pasangperbani/neap tide

seperempat akhir

pasangpurnama/spring tide

bulan mati

pasangperbani/neap tide

seperempat pertama

Gambar A.4 Variasi pasang surut karena perubahan tata letak bumi-bulan-matahari

a i r t in g g i

a i r r e n d a h

t u n g g a n g p a s u t

p e r i o d e p a s u t

Gambar A.5 Kurva pasang surut

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

W aktu (hari)

Elev

asi m

uka

air (

m)

Gambar A.6 Pasang surut harian ganda

Page 15: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

10 dari 17

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Waktu (hari)

Elev

asi m

uka

air (

m)

Gambar A.7 Pasang surut campuran condong ke harian ganda

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Waktu (hari)

Elev

asi m

uka

air (

m)

Gambar A.8 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Waktu (hari)

Elev

asi m

uka

air (

m)

Gambar A.9 Pasang surut harian tunggal

Page 16: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

11 dari 17

Gambar A.10 Contoh grafik pasang surut hasil pengamatan

GRAFIK PASANG SURUTLokasi : Batu Licin - Kalimantan Selatan

Tanggal : 27 Oktober - 10 November 2000

0

50

100

150

200

250

300

350

400

27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Tanggal

Ting

gi M

uka

Air

(cm

)

LWL = 39.6 cm

MSL = 186.7 cm

HWL = 333.8 cm

Page 17: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

12 dari 17

Lampiran B

Tabel

Tabel B.1 Contoh formulir pengamatan pasang surut

Daftar tinggi muka air (cm)

Lembar ke :

Lokasi : Bulan : Nama Pengamat : Tahun :

Tanggal Tanggal

Waktu

Waktu

00.30 12.30 01.00 13.00 01.30 13.30 02.00 14.00 02.30 14.30 03.00 15.00 03.30 15.30 04.00 16.00 04.30 16.30 05.00 17.00 05.30 17.30 06.00 18.00 07.00 18.00 07.30 19.30 08.00 19.00 08.30 20.30 09.00 20.00 09.30 21.30 10.00 21.00 10.30 22.30 11.00 22.00 11.30 23.30 12.00 24.00

Page 18: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

13 dari 17

Tabel B.2 Contoh formulir pengamatan pasang surut (pada waktu terjadi gelombang)

Lokasi : Pengamat :

Tanggal : Halaman :

No Jam 0.00 0.30 1.00 1.30 2.00 2.30 3.00 3.30 1 P L P L P L P L P L P L P L P L 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h No Jam 4.00 4.30 5.00 5.30 6.00 6.30 7.00 7.30 1 P L P L P L P L P L P L P L P L 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h No Jam 8.00 8.30 9.00 9.30 10.00 10.30 11.00 11.30 1 P L P L P L P L P L P L P L P L 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h

P = puncak L=lembah

h = tinggi muka air rata-rata

P

L h

Page 19: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

14 dari 17

(Lanjutan Tabel B.2) Lokasi : Pengamat :

Tanggal : Halaman :

No Jam 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 1 P L P L P L P L P L P L P L P L 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h No Jam 16.00 16.30 17.00 17.30 18.00 18.30 19.00 19.30 1 P L P L P L P L P L P L P L P L 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h No Jam 20.00 20.30 21.00 21.30 22.00 22.30 23.00 23.30 1 P L P L P L P L P L P L P L P L 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h

P = puncak L=lembah

h = tinggi muka air rata-rata

P

L h

Page 20: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

15 dari 17

Tabel B.3 Contoh hasil pengamatan pasang surut

Data pengamatan pasang surut Lokasi : Batu Licin – Kalimantan Selatan Bulan : Oktober-November Pengamat : Dadang, Ardiansyah Tahun : 2000

Tanggal Waktu (jam) 27/10 28/10 29/10 30/10 31/10 1/11 2/11 3/11 4/11 5/11 6/11 7/11 8/11 9/11 10/11 00.00 165 126 129 149 152 195 215 205 215 219 201 200 202 205 209 00.30 186 143 140 126 135 152 178 184 192 205 192 192 195 199 205 01.00 186 151 145 127 132 141 155 162 185 193 184 185 188 194 201 01.30 194 159 154 132 140 138 147 146 173 184 179 180 183 189 197 02.00 202 182 166 141 154 142 142 138 165 171 175 176 179 184 194 02.30 209 193 179 154 162 152 148 142 163 176 174 175 176 181 191 03.00 216 200 194 169 178 163 157 152 169 178 176 175 175 179 188 03.30 222 206 208 185 185 173 168 167 171 179 179 177 176 178 186 04.00 225 218 221 201 192 184 185 178 181 182 183 181 178 178 183 04.30 226 223 231 215 203 198 194 188 183 186 189 185 181 178 181 05.00 225 227 237 227 209 202 207 202 185 190 195 190 184 179 179 05.30 221 220 240 235 213 208 212 209 212 195 201 195 187 180 177 06.00 214 218 238 238 221 217 221 228 215 205 207 199 190 181 175 06.30 204 216 231 236 223 217 219 227 228 216 211 202 192 181 172 07.00 193 205 219 228 221 218 227 229 231 223 213 204 193 180 169 07.30 179 191 203 216 219 215 229 226 226 225 213 204 193 179 165 08.00 165 175 184 205 212 209 216 223 216 221 211 202 191 177 161 08.30 150 166 162 180 198 205 212 221 214 216 206 198 188 174 157 09.00 140 146 139 169 183 192 205 216 207 207 199 192 183 170 153 09.30 133 125 118 138 165 175 197 209 193 195 190 185 177 165 149 10.00 122 114 109 121 143 156 185 186 179 182 179 176 171 161 146 10.30 120 101 104 112 113 151 155 169 162 176 166 167 164 156 143 11.00 110 89 95 97 105 126 134 156 153 152 154 157 157 152 142 11.30 100 88 77 90 96 102 122 143 128 146 142 147 150 149 141 12.00 98 87 66 82 75 95 110 121 121 135 131 138 144 146 142 12.30 100 81 73 71 67 82 76 101 101 116 122 131 139 144 144 13.00 130 101 106 64 61 67 64 97 78 109 115 126 135 143 147 13.30 146 122 131 62 56 65 59 66 73 103 111 123 134 144 151 14.00 173 161 190 81 66 53 58 65 70 95 111 122 134 146 156 14.30 180 172 215 95 75 57 63 71 72 90 113 125 137 150 162 15.00 210 206 254 121 112 68 67 72 84 97 119 130 142 155 169 15.30 240 242 259 161 125 95 77 105 100 123 128 138 149 161 175 16.00 247 247 259 219 146 145 103 117 121 125 139 148 157 168 182 16.30 249 266 275 259 178 172 139 149 135 141 152 159 167 176 189 17.00 254 275 288 263 193 223 179 156 162 159 166 171 177 185 195 17.30 259 278 297 271 223 264 212 225 186 176 180 183 187 193 201 18.00 257 276 299 285 225 275 246 247 201 192 193 195 197 201 207 18.30 253 267 305 297 260 283 281 263 233 202 206 206 207 208 211 19.00 240 259 301 306 295 313 289 272 247 222 217 215 214 214 214 19.30 237 253 290 305 297 315 299 286 255 237 226 223 221 218 216 20.00 232 248 287 299 313 317 301 293 266 246 232 229 225 221 217 20.30 218 241 281 293 311 303 303 292 272 267 236 232 228 223 218 21.00 205 230 279 290 306 304 304 288 273 272 237 233 229 224 217 21.30 187 231 263 270 293 297 307 282 271 267 235 231 228 223 216 22.00 168 204 247 259 281 295 295 275 265 258 231 228 225 221 215 22.30 149 175 229 245 273 278 278 252 258 255 225 223 222 219 213 23.00 138 156 203 201 226 255 255 243 252 243 217 217 217 216 212 23.30 128 137 185 176 193 235 235 227 239 232 209 209 211 212 210

Page 21: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

16 dari 17

Lampiran C

Daftar nama dan lembaga

1) Pemrakarsa

Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

2) Penyusun

N a m a L e m b a g a

Ir. Iskandar Ideris

Ir. Teti Kurniati, MT.

Pusat Litbang Sumber Daya Air

Pusat Litbang Sumber Daya Air

Page 22: Pengukuran pasang surut air laut secara visual dengan

Pd T-26-2004-A

17 dari 17

Bibliografi 1. Bambang Triatmodjo, 1996. “Pelabuhan”, Beta Offset, Yogyakarta

2. Guidelines Workshop Bidang Low Land, Maret 2000, Proyek Pengkajian dan Penerapan Manajemen Teknologi Ke-PU-an, Departemen Pekerjaan Umum

3. Rochman Djaja, 1989. Pengamatan Pasang Surut Untuk Penentuan Datum Ketinggian. Dalam “Pasang Surut”, Puslitbang Oseanologi, LIPI, Jakarta : 149 – 191

4. Sofjan Rawi, 1985. Pasang Surut. Dalam : “Diktat Kuliah Pendidikan Survey Laut Rekayasa”, ITB – Bakosurtanal, Bandung : 362 – 437.