pengukuran listrik
DESCRIPTION
Macam-macan prinsip kerja alat ukurTRANSCRIPT
1.1.1.1. Sebelum melaksanakan pengukuran kita harus Sebelum melaksanakan pengukuran kita harus memahami memahami terlebih dahulu karakteristik obyek yang terlebih dahulu karakteristik obyek yang akan diukur.akan diukur.
1.2.1.2. Kita harus memilih alat ukur yang tepat dan Kita harus memilih alat ukur yang tepat dan menggunakan menggunakan dengan metode yang benar, dengan metode yang benar, sehingga dalam sehingga dalam pelaksanaannya pelaksanaannya
tidak terjadi tidak terjadi kesalahan dan diperoleh hasil pengukuran kesalahan dan diperoleh hasil pengukuran dengan dengan akurasi dan optimasi yang tinggi.akurasi dan optimasi yang tinggi.
1.3.1.3. Beberapa alat ukur, berdasarkan arus yang diukur:Beberapa alat ukur, berdasarkan arus yang diukur:
1.3.1.1.3.1. Arus searahArus searah
1.3.2.1.3.2. Arus bolak balikArus bolak balik
1.3.3.1.3.3. Arus searah dan arus bolak balik.Arus searah dan arus bolak balik.
1. UMUM
2.1. TIPE JARUM PETUNJUK Harga yang dibaca adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk, harga
tersebut adalah harga sesaat pada saat meter tersebut dialiri arus listrik.
2.2. TIPE RECORDER Harga yang dibaca adalah harga yang tertulis/tercatat pada kertas ,
pencatatan ini dilakukan secara otomatis dan terus menerus selama meter tersebut dialiri arus listrik.
2.3. TIPE INTEGRATOR Harga yang dibaca adalah harga dari hasil penjumlahan yang dicatat pada selang waktu tertentu selama alat tersebut digunakan (misal : KWH meter).
2.4. TIPE DIGITAL : harga yang dibaca adalah harga sesaat.
2. PEMBACAAN ALAT UKUR
3.1. PRINSIP KERJA BESI PUTAR (ELEKTROMAGNIT)
Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar, disebut juga sistem elektromagnit, adalah alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan besi putar.
Bila sebuah kumparan didalamnya terdapat besi, maka besi tersebut akan menjadi magnit. Jika didalam kumparan tersebut diletakkan dua batang besi, maka ke dua-duanya akan menjadi magnit, sehingga kedua batang besi tersebut akan saling tolak-menolak, karena ujung-ujung kedua batang besi tersebut mempunyai kutub yang senama.
Arah arus
Arah arus
2 batang besi berdamoingan
3. PRINSIP KERJA
Lanjutan 3.1.
3.2. PRINSIP KERJA KUMPARAN PUTAR
Alat ukur sistem kumparan ini adalah alat ukur yang mempunyai kutub magnit permanen dan kumparan putar.
Besi magnit adalah magnit permanen berbentuk kaki kuda yang pada kutub-kutubnya dilengkapi dengan lapis-lapis kutub dan didalam
lapang magnetis antar lapisan kutub tersebut dipasangkan sebuah kumparan yang dapat berkeliling poros.
+
+ -
-
S U
a
-+
-
S U
b
3.3. SISTEM INDUKSI ( Kwh meter )
Alat ukur dengan sistem induksi atau dikenal juga dengan sistem ferraris ini mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :
Bila didalam medan magnit dengan garis gaya magnit arah yang berputar, dipasang sebuah tromol berbentuk silinder, tromol tersebut akan berputar menurut arah putaran garis-garis gaya magnit tadi, medan magnit ini dinamakan alat ukur medan putar atau induksi, biasa disebut alat ukur ferraris.
Gambar - Azas alat ferraris atau alat induksi
Q
Q1Q2
A
B
C
D
I1
I2
Tromol
Lanjutan 3.2.
3.4. SISTEM ELEKTRO DINAMIS
Alat ukur electro dinamis yang mempunyai kumparan tetap dan kumparan putar.
Sistem kerjanya sama dengan sistem kumparan berputar tetapi magnit tetap diganti dengan magnit listrik.
+ - -+
+
-
S U U SArah gerakan
jarum
-
+
-
+
Arah gerakan
jarum
Bila arah arus terbalik
Tegangan benar
Bila arah arus terbalik
Tegangan terbalik
S
U
Lanjutan 3.3.
--
Alat ukur tipe elektro dinamis ini, dapat digunakan untuk arus bolak balik, atau arus searah, dan dapat dibuat dengan presisi yang baik, dan telah pula banyak digunakan dimasa masa yg lalu. Akan tetapi pemakaian daya sendirinya tinggi, sedangkan alat ukur prinsip yang lain telah dapat pula dibuat dengan presisi tinggi, maka pada saat ini alat ukur elektro dinamis kurang sekali digunakan sebagai alat ukur ampere maupun volt, akan tetapi penggunaanya masih sangat luas sebagai alat ukur daya atau disebut watt.
F1
MF2
0
Seperti lihat pada gambar suatu kump putar M ditempatkan diantara kumparan.-kumparan putar F1 dan F2 bila arus i1 melalui kumparan tetap dan arus i2 melalui kumparan putar, maka kepada kumparan putar akan dikena kan gaya elektromagnitis,yang ber banding lurus dengan hasil kali I1 dan I2
Misalkan sekarang, bahwa kumparan yg putar terdapat dalam medan magnit hampir-hampir rata yg dihasilkan oleh kumparan-kumparan tetap.
Lanjutan 3.4.
3.5. PRINSIP KAWAT PANAS
Jika sepotong kawat logam dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas, oleh sebab itu akan memuai (menjadi lebih panjang). Pemuaian tadi dipakai untuk menggerakan jarum petunjuk. Pada gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari logam platina dan iridium yang direntangkan pada A – B, pada waktu tiada arus ( I = 0 ) jarum petunjuk tepat ditengah- tengah angka 0 .
Jika kita alirkan arus searah dari A – B sehingga kawat A – B menjadi memuai dan lebih panjang, ternyata tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan ( sesuai gambar ) .
Hal ini disebabkan karena kawat A – B menjadi lebih panjang dan ditarik oleh pegas sehingga memutar poros jarum. Baik arus searah tersebut mengalir dari A – B maupun dari B – A jarum tetap menyimpang kearah kekanan .
Kesimpulan : prinsip ini dapat dipakai untuk arus searah/ bolak-balik.
Lanjutan 3.4.
3.6. ALAT UKUR SISTEM ELEKTRONIK
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi khususnya dalam bidang elektronik, tak tertinggal pula kesertaan dari pada alat alat ukur elektronik. Pada
laboratorium dan industri-indutri banyak menggunakan alat ukur tipe ini, karena memerlukan kecermatan dalam penunjukan. Untuk harga relatif mahal dibandingkan dengan alat
ukur yang bukan elektronik, pada umumnya alat ukur elektronik adalah digital, karena penunjukannya berupa nilai angka, maka penggunaan dalam pembacaan sangat sederhana dan mudah dicerna.
Lanjutan 3.5.
Keterangan :
A – B = Baut terminal
C = Tempat pengikat
D = Ikatan Tali
P = Pegas
a = Poros penggulung
m = Kawat penarik
n = Tali penarik
x = Kawat panas
A BX
DP
am
n
0
Lanjutan 3.6.
Keuntungan alat ukur elektronik
- Portable.
- Kecermatan tinggi, mencapai faktor kesalahan 0,1 -0,5 %.
- Kedudukan ate posisi alat ukur tidak mempengaruhi penunjukan.
Kelemahannya:
- Dapat dipengaruhi oleh temperatur ruangan yg tinggi.
- Tidak boleh ditempatkan pada ruangan yg lembab / basah
- Harga relatif mahal.
Lanjutan 3.6.
Cara kerjanya :
Pada resistan Ohm PQ digeser kontak geser Q’ yg tersambung pada tanah pembantu Y melalui telepon kepala T. Titik A dan P disambung terus untuk memastikan bahwa titik² tersebut benar-benar mempunyai satu tegangan yang sama.
Besarnya tegangan antara titik P dan tanah pembantu Y tergantung dari letak kontak geser Q’, jadi tergantung dari besarnya penahan R antara titik P dan kontak geser Q’
Menitik arah aliran I1 di dlm Rx dan aliran I2 didalam R itu, jelas bahwa Ex dan Er harus berlawanan arahnya.
~
I1
I2
A
XEX
T
Y
Q’Q
Z
I1
I1
S
M
I2
ER
P
3.7. ALAT UKUR RESISTANS PEMBUMIAN
Lanjutan 3.6.
4. BEBERAPA DEFINISI4. BEBERAPA DEFINISI
4.1.4.1. Yang dimaksud dengan pengukuran ialah :Yang dimaksud dengan pengukuran ialah :Untuk menentukan pemakaian daya dan energi Untuk menentukan pemakaian daya dan energi
listrik.listrik.Dalam pengukuran ini alat pengukur yang Dalam pengukuran ini alat pengukur yang
dipakai meliputi dipakai meliputi Meter Kwh, Meter KVarh dan Meter Meter Kwh, Meter KVarh dan Meter KVA maksimum.KVA maksimum.
4.2.4.2. Yang dimaksud dengan pembatasan ialah :Yang dimaksud dengan pembatasan ialah :Untuk menentukan batas pemakaian daya Untuk menentukan batas pemakaian daya
sesuai dengan sesuai dengan daya yang tersedia.daya yang tersedia.Dalam pembatasan ini alat pembatas yang Dalam pembatasan ini alat pembatas yang
dipakai meliputi dipakai meliputi pemutus mini, pelebur, relai yang pemutus mini, pelebur, relai yang dimaksud dengan arus dimaksud dengan arus minimal pembatas minimal pembatas (pemutus mini, pelebur, relai) ialah:(pemutus mini, pelebur, relai) ialah:
Lanjutan 4.2Lanjutan 4.2
IIn n = = s s
IIn n = = ss
Dimana S = Daya tersedia dalam VADimana S = Daya tersedia dalam VA E = Tegangan ominal fasa netral dalam V E = Tegangan ominal fasa netral dalam V (Volt).(Volt).
Apabila digunakan trafo arus, penyetelan relai harus Apabila digunakan trafo arus, penyetelan relai harus memperhatikan rasio arusnya.memperhatikan rasio arusnya.
E, Untuk fasa tunggal dalam A (Ampere)
√ 3 . E, Untuk fasa tiga dalam A (Ampere)
Lanjutan 4.2Lanjutan 4.2
4.3.4.3. Yang dimaksud dengan perlengkapan untuk memungkin Yang dimaksud dengan perlengkapan untuk memungkin dipasangnya dipasangnya alat pengukur dan pembatas, sehingga dapat berfungsi sesuai alat pengukur dan pembatas, sehingga dapat berfungsi sesuai
dengan yang diisyaratkan, perlengkapan yang dimaksud meliputi dengan yang diisyaratkan, perlengkapan yang dimaksud meliputi kotak kotak alat pengukur dan pembatas, trafo arus dan trafo tegangan.alat pengukur dan pembatas, trafo arus dan trafo tegangan.
4.4.4.4. Yang dimaksud dengan sakelar waktu ialah :Yang dimaksud dengan sakelar waktu ialah :
Suatu peralatan yang digunakan untuk membuka dan menutup Suatu peralatan yang digunakan untuk membuka dan menutup kontak kontak pada selang waktu yang telah ditentukan terlebih pada selang waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu. dahulu. Kontak-Kontak-kontak ini digunakan antara lain untuk mengaktifkan meter kontak ini digunakan antara lain untuk mengaktifkan meter KVA KVA maksimum dan meter Kwh tarip ganda.maksimum dan meter Kwh tarip ganda.
4.5.4.5. Yang dimaksud dengan APP adalah :Yang dimaksud dengan APP adalah :
Suatu kotak dengan ukuran-ukuran tertentu yang didalamnya dapat Suatu kotak dengan ukuran-ukuran tertentu yang didalamnya dapat berisi berisi pelebur, trafo arus dan blok penjepit (clamp block), untuk pelebur, trafo arus dan blok penjepit (clamp block), untuk menghubungkan terminal-terminal APP dengan instalasi konsumenmenghubungkan terminal-terminal APP dengan instalasi konsumen..
5. PENGGUNAAN ALAT UKUR5. PENGGUNAAN ALAT UKUR
5.1. Penggunaan alat ukur listrik yang dimaksud 5.1. Penggunaan alat ukur listrik yang dimaksud
adalah penggunaan yang biasa dan umum adalah penggunaan yang biasa dan umum
digunakan pada jaringan listrik PLN.digunakan pada jaringan listrik PLN.
5.2. Menurut sifat penggunaan :5.2. Menurut sifat penggunaan :
5.2.1. Portable : alat ini mudah dipergunakan 5.2.1. Portable : alat ini mudah dipergunakan dan dibawa kemana-mana sesuai dan dibawa kemana-mana sesuai
kebutuhan.kebutuhan.
5.2.2. Papan penghubung / panel :5.2.2. Papan penghubung / panel :
Alat ini dipasang pada panel atau Alat ini dipasang pada panel atau tempat-tempat- tempat tertentu secara permanen. tempat tertentu secara permanen.
6. BEBERAPA MACAM ALAT UKUR
Nama Alat Ukur
Besaran Yg Diukur
Tanda Satuan
Rangkaian Penggunaan
Keterangan
Ampere Meter
Volt Meter
Watt Meter
kWH Meter
kVARH Meter
Frek Meter
Dan sbg nya
Arus
Tegangan
Daya
Energi
Energi
Getaran
-
A
E
W
kWH
kVARH
Hz
-
AC / DC
AC / DC
AC / DC
AC / DC
AC / DC
AC
-
U / R
I . R
U.R , U.I cos Q
U.I.t, U.I.t cos
Cos Phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :
Panel pengukur mesin pembagkit , Panel gardu induk , Gardu Induk, Alat pengujian , Penerangan dll
7.1. Alat Ukur mempunyai type penunjukan7.1. Alat Ukur mempunyai type penunjukana. Pengukuran kuat medan
b. Penentuan kurva B-H dari suatu matrial Ferro Magnit c. Penentuan rugi-rugi Hysterisis dan Eddy Current
d. Pengetesan magnit permanen
7. PENGUKURAN BIDANG KELISTRIKAN7. PENGUKURAN BIDANG KELISTRIKAN
Tidak dapat Tidak dapat dipisahkandipisahkan
Magnit : Mesin listrik
Generator
Motor
Transformator
MAGNIT
LISTRIK
Dilakukan untuk pengukuran kapasitansi suatu kapasitor (Farad micro farad) atau suatu sistem yang mempunyai efek kapasitif
Pengukuran ini pada umumnya digunakan pada rangkaian arus bolak-balik (AC)
7.2. Pengukuran Kapasitansi ( C )
7.3. Pengukuran Induktansi (L)
Contoh :
a. Mencari letak putusnya kabel tanah
b. Mengukur permitivitas suatu bahan dielektrik.
Contoh :
a. Kumparan (belitan)
b. Induksi sendiri (Self Inductance/L. Henry)
c. Induktansi bersama (Mutual Inductance)
Lanjutan 7.1.
7.4. Pengukuran Tahanan (R)7.4. Pengukuran Tahanan (R) Tahanan Kecil : Digunakan untuk mengukurTahanan Kecil : Digunakan untuk mengukur
Tahanan-tahanan kontak Tahanan-tahanan kontak PenghantarPenghantar
KonektorKonektor
Lanjutan 7.3.
I
7.4.1. Metode Pengukuran Tahanan Kecil• Metode VoltMeter – Ampere MeterMetode VoltMeter – Ampere Meter
V
A
Sumber DC
IRR
Iv
• Metode Jembatan ThomsonMetode Jembatan Thomson
7.4.2. Pengukuran Tahanan Sedang7.4.2. Pengukuran Tahanan Sedang
Digunakan untuk mengukur
Metode yang digunakan :• Volt Meter – Ampere MeterVolt Meter – Ampere Meter
• Metode SubstitusiMetode Substitusi• Metode Jembatan WheatstoneMetode Jembatan Wheatstone
V
A
VA
I
RV V
AI
RV
Iv
Tahanan Tanah Tahanan Tanah (Pentanahan)(Pentanahan)
ResistorResistorSemikonduktorSemikonduktor
Lanjutan 7.4.1.
7.4.3. Pengukuran Tahanan Besar7.4.3. Pengukuran Tahanan BesarPengukuran tahanan besar ini pada umumnya dilakukan untuk Pengukuran tahanan besar ini pada umumnya dilakukan untuk
mengetahui tahanan isolasi suatu Isolator, Isolasi kabel.mengetahui tahanan isolasi suatu Isolator, Isolasi kabel.
- Metode pengukuran :- Metode pengukuran : Refleksi (Volt Meter – Micro ampere Meter)Refleksi (Volt Meter – Micro ampere Meter) Pelepasan muatan (Lost of Charge Methode)Pelepasan muatan (Lost of Charge Methode) Jembatan mega ohm (megger)Jembatan mega ohm (megger)
- Klasifikasi Tahanan :- Klasifikasi Tahanan : Tahanan kecil = < 1 ohmTahanan kecil = < 1 ohm Tahanan sedang = 1 ohm sampai dengan 100.000 ohmTahanan sedang = 1 ohm sampai dengan 100.000 ohm Tahanan besar = > 100.000 ohmTahanan besar = > 100.000 ohm
Lanjutan 7.4.2.
7.5. Pengukuran Daya
DayaDayaArus searah (DC)Arus searah (DC)
Arus bolak-balik (AC)Arus bolak-balik (AC)
Daya arus bolak-balik (AC)Daya arus bolak-balik (AC)
7.5.1. Pembatasan Daya7.5.1. Pembatasan DayaYang dimaksud dengan pembatasan daya untuk menentukan Yang dimaksud dengan pembatasan daya untuk menentukan
batas pemakaian daya sesuai dengan daya batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung.tersambung.Alat yang dipakai meliputi: Pemutus arus , Pelebur dan RelayAlat yang dipakai meliputi: Pemutus arus , Pelebur dan Relay
Daya bolak-balik 1 phasaDaya bolak-balik 1 phasa Daya bolak-balik 3 phasaDaya bolak-balik 3 phasa
Lanjutan 7.4.2.
7.5.3. Parameter Pengukuran Daya:7.5.3. Parameter Pengukuran Daya:
Tegangan (V)Tegangan (V) Arus (I)Arus (I) Impendansi (Z)Impendansi (Z)
Impendansi (Z)Impendansi (Z)
InduktifInduktif
ResistifResistif
KapasitifKapasitif
7.5.2. Macam Pengukuran Daya Bolak-Balik ( AC )7.5.2. Macam Pengukuran Daya Bolak-Balik ( AC )
Daya Semu (APPARENT) = MVA ; KVA ; VADaya Semu (APPARENT) = MVA ; KVA ; VA Daya Aktif (Real) = MW ; KW ; WDaya Aktif (Real) = MW ; KW ; W Daya Reaktif = MVAR ; KVAR ; VARDaya Reaktif = MVAR ; KVAR ; VAR
Lanjutan 7.5.
Daya semu = V.I (VA)Daya semu = V.I (VA)Daya aktif (Real) = V I cos Daya aktif (Real) = V I cos (watt)(watt)
Cos = Faktor daya
Daya Reaktif = V.I sin Daya Reaktif = V.I sin (VAR)(VAR)
I
V (Tegangan)
(Arus)
Lanjutan 7.5.3.
8. CARA PENGUKURAN DAN PEMBATASAN
- Sambungan tegangan rendah- Sambungan tegangan menengah- Sambungan tegangan tinggi
8.1.1. Pengukuran sambungan tegangan rendah
Meter kwh 1 phase 2 kawatMeter kwh 3 phase 4 kawat
Pengukuran arus 100 A ke atas dilakukan menggunakan Trafo arus.Pengukuran langsung menggunakan meter klas 2Pengukuran tidak langsung menggunakan KWH meter klas 1, CT yang digunakan klas 1 atau lebih kecil
8.1. Klasifikasi sambungan listrik
Berdasarkan golongan tarif cara penyambungan sambungan listrik diklasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu:
Meter KWH yang digunakan untuk pengukuran Meter KWH yang digunakan untuk pengukuran Tegangan Rendah:Tegangan Rendah:
Untuk KWH satu phasa dua kawat
Meter KWH tiga phasa empat kawatKlas 1 untuk pengukuran tidak langsungKlas 1 untuk pengukuran tidak langsung
Klas 2 untuk pengukuran langsungKlas 2 untuk pengukuran langsung
8.1.2. Pengukuran Tegangan menengah Metode pengukuran tidak langsung, yaitu:
Kwh meter fase Tiga 3 kawat digunakan untuk jaringan tegangan menengah sistem fase Tiga 3 kawat atau dengan tahanan tinggi
Meter kwh fase Tiga 4 kawat digunakan untuk jaringan tegangan menengah sistem fase tiga 4 kawat
Pengukuran langsung :
menggunakan alat bantu PT dan CT klas 0.5
Lanjutan 8.1.1.
8.1.3. Pengukuran Tegangan Tinggi8.1.3. Pengukuran Tegangan Tinggi
Pengukuran pada sambungan tegangan Pengukuran pada sambungan tegangan tinggi menggunakan meter kwh fase Tiga - 3 tinggi menggunakan meter kwh fase Tiga - 3 kawat kelas 1 atau yang lebih teliti (kawat kelas 1 atau yang lebih teliti (1)1)
Alat bantu (CT dan PT) klas 0.5Alat bantu (CT dan PT) klas 0.5
Lanjutan 8.1.2.
RANGKAIAN CT
SINGLE RATIOP1 P2
K L
k ls1 s2
500 / 5
DOUBLE RATIOP1 P2
K L
k1 ls1 s3
k2s2
500 - 1000 / 5
DOUBLE RATIOP1 P2
K L
1 k 1 l(1 s1) (1 s2)
CL 1
2 k 2 l(2 s2)
CL 5 P10
(2 s1)
500 - 1000 / 5 - 5
Lanjutan 8.1.3.
9.1. KWH METER
KWH meter dugunakan untuk mengukur energi listrik yang menentukan besar kecilnya rekening listrik pemakai. Mengingat sangat pentingnya arti kwh meter, baik bagi PLN maupun sipemakai maka perlu diperhatikan benar² cara penyambungannya.
1 3 4 6
LN
DIAGRAM PENGAWATAN METER KWH 1
FASE
Menentukan Pemabatas ( Zekring )
A = VA : V = 900 : 220 = 4,09A
DIPILIH = 4 A
9. CARA PENYAMBUNGAN / DIAGRAM PENGAWATAN
3 4 61 7 9 10 12
MENENTUKAN PEMBATAS ( ZEKRING )
Daya tersambung = 33 kVA
Tegangan = 220/ 380 V
Besar Arus = …… A
A = VA = 33.000 = 50,19 A
VPP x V3 380 x 1,73
DIPILIH = 50 A
RS
TN
Lanjutan 9.1
a. DIAGRAM PENGAWATAN kWh METER 3 PHASA
M
RSTN
1 3 4 6 7 9 10 12 13 15 1 3 4 6 7 9
7 8 1 2 3
Time Switch
b. DIAGRAM PENGAWATAN KWH METER TARIF GANDA DAN KVARH METER
kWh Meter kVarh Meter
Lanjutan 9.1.a.
9.2 FREKWENSI METER
Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi atau gelombang sinusoida arus bolak balik yg merupakan jumlah siklus gelombang sinusoida tersebut perdetiknya ( cycle / second )
~ Hzbeban
P
Sumber daya
~ Hzbeban
P
Sumber daya
Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting untuk mensin kronisasikan ( paralelkan ) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.
Cara penyambungannya :
Lanjutan 9.1.b.
9.3. WATT METER
Alat ukur ini u/ mengetahui besarnya daya nyata ( daya aktif ) . Pada watt meter terdapat spoel arus dan spoel tegangan , sehingga cara penyambungan watt pada umumnya
merupakan kombinasi dari volt meter dan ampere
~ beban
P
Sumber daya
W
~ beban
P
Sumber daya
W
Jenis lain dari watt meter adalah
- KW meter ( kilo watt meter )
- MW meter ( mega watt meter
Lanjutan 9.2.
9.4. MEGGER
Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik atau instalasi-instalasi tenaga listrik misalnya: kabel, trafo, OCB, Jaring SUTM dll.
Tegangan alat ukur ini umumnya tegangan tinggi arus searah yang besarnya berkisar 500 s/d 10.000 Volt.
Tegangan megger dipilih berdasarkan tegangan kerja daripada sistem tegangan kerja peralatan atau instalasi yang akan diuji.
Hasil pengujian ditetapkan bahwa harga penahan isolasi minimum = 1000 X tegangan kerja peralatan yang akan diuji.
Lanjutan 9.3.
GAMBAR RANGKAIAN DALAM MEGGER
Ώ
D-
+P
A
E
Cara kerjanya :
Penahan isolasi dipasang pada apitan A dan E
Tangkai generator D diputar dengan cepat
Saklar P ditekan hingga jarum penunjuk menyimpang kekanan ke angka Nol.
Bila kondisi ini sudah tercapai saklar P dilepas, sambil memutar terus tangkai generator dengan kecepatan yang sama.
Maka jarum akan bergerak kembali dan berhenti pada suatu harga penahan isolasi dengan satuan M.Ohm .
R
X
Lanjutan 9.4.
9.5 PHASA SQUENCE
Alat ini untuk mengetahui benar/ tidaknya urutan phasa system tegangan listrik 3 phasa. Ini sangat penting khususnya dalam penyambungan gardu-gardu atau konsumen listrik, karena kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan :
Kerusakan pada peralatan / mesin antara lain putaran motor terbalik
Putaran piringan kWH meter menjadi lambat atau berhenti dll
Phasa Squence
RS T
Sumber daya/
teganganTSR
Lanjutan 9.4.
10. BATAS UKUR PADA ALAT- ALAT UKUR LISTRIK
Setiap alat ukur mempunyai batus ukur tertentu, artinya alat ukur tersebut hanya mampu mengukur sampai harga maksimum tertentu, dimana jarum petunjuk akan menyimpang penuh sampai pada batas maximal dari pada skala yang tersedia.
Pada alat ukur cermat yang dipakai untuk mengukur bermacam-macam rangkaian , biasanya dilengkapi dengan dua, tiga atau lebih batas ukur
0 2 5 10 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V
Contoh sebuah Volt Meter Angka penunjukanAngka skala max
Angka batas ukur
BU
CARA MEMBACANYA
HS =P
SMX BU
11. PROSEDUR PENGUJIAN ISOLASI11. PROSEDUR PENGUJIAN ISOLASI
11.1. Pengujian isolasi pada instalasi listrik dilakukan atas 3 hal :11.1. Pengujian isolasi pada instalasi listrik dilakukan atas 3 hal :a. Uji isolasi fasa-fasaa. Uji isolasi fasa-fasa
b. Uji isolasi fasa-netralb. Uji isolasi fasa-netral
c. Uji isolasi fasa-pembumian (jika penghantar netral tidak dihubungkan ke c. Uji isolasi fasa-pembumian (jika penghantar netral tidak dihubungkan ke
penghantar pembumian.penghantar pembumian.
11.2. Pengujian dilakukan per sirkit antara titik pasok sampai dengan PHB 11.2. Pengujian dilakukan per sirkit antara titik pasok sampai dengan PHB utama, PHB utama dengan PHB cabang PHB cabang dengan utama, PHB utama dengan PHB cabang PHB cabang dengan
PHB PHB cabang berikutnya sampai sirkit akhir.cabang berikutnya sampai sirkit akhir.
11.3. Nilai resistans minimum adalah 1 kilo ohm untuk setiap 1 volt 11.3. Nilai resistans minimum adalah 1 kilo ohm untuk setiap 1 volt tegangan perencanaan.tegangan perencanaan.