bab i pengukuran listrik

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat ukur Avometer sekarang sudah banyak dipakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk keperluan teknis yaitu avometer. Untuk melakukan pekerjaan elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui : 1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A) 2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V) 3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a) Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter. Avometer sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat. Fungsi Avometer : 1. Mengukur tegangan DC 2. Mengukur tegangan AC 1

Upload: titatha-sanita

Post on 30-Jun-2015

1.063 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I pengukuran listrik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat ukur Avometer sekarang sudah banyak dipakai, terutama pada

kelistrikan. Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan

untuk keperluan teknis yaitu avometer. Untuk melakukan pekerjaan elektronik,

seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan

alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :

1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)

2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)

3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter,

sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm

meter. Avometer sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena

dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat.

Fungsi Avometer :

1. Mengukur tegangan DC

2. Mengukur tegangan AC

3. Mengukur kuat arus DC

4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor

5. Mengecek hubung-singkat / koneksi

6. Mengecek transistor

7. Mengecek kapasitor elektrolit

8. Mengecek dioda, led dan dioda zener

9. Mengecek induktor

10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)

11. Mengukur suhu (type tertentu)

1

Page 2: BAB I pengukuran listrik

1.2 Rumusan Masalah

Avometer merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligus oleh karena

itu kita harus mengetahui bagaimana cara penggunaan alat tersebut. Dalam makalah

ini akan membahas permasalahan tentang :

1. Pengertian apa itu avometer

2. Fungsi avometer

3. Jenis- jenis avometer

4. Bagian dari avometer

5. Metode / Teknik Pengukuran

6. Cara mengukur menggunakan avometer

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Merupakan tugas dari mata kuliah pengukuran listrik.

2. Mengetahui apa itu avometer.

3. Mengetahui fungsi dan pemakaian alat ukur dasar listrik yaitu avometer.

4. Mengetahui cara mengukur menggunakan alat avometer

1.4 Manfaat

Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk

memberi pangetahuan kepada para pembaca agar mengetahui

avometer secara mendalam.

1.5 Batasan Masalah

Dalam hal ini saya batasi permasalahan yang di bahas yaitu sebatas tentang

alat ukur listrik yaitu avometer.

1.6 Sistematika Pembahasan

2

Page 3: BAB I pengukuran listrik

Dalam pembahasan ini dimulai tentang pengertian alat ukur avometer, fungsi

dari avometer itu sendiri, kegunaan avometer, jenis-jenis avometer, metode

pengukuran avometer, dan cara mengukur menggunakan avometer,

BAB II

ISI

2.1 Apa itu AVOmeter

Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk

mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’

artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan

dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara

umum, pengertian dari avometer adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan,

baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.

Avometer sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena

dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum

mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis

avometer dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam

pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya avometer tersebut.

Ada empat tulisan besar bertuliskan DCV, ACV, DCma dan OHM :

a. DCV fungsinya untuk mengukur voltase arus searah.

Contohnya, baterai atau aki.

b. ACV digunakan jika ingin mengukur arus listrik bolak-balik.

c. OHM berfungsi untuk mengukur tahanan.

d. DCma berfungsi untuk mengukur ampere.

2.2 Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter

A. Amperemeter / Ampere Meter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.

Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik

3

Page 4: BAB I pengukuran listrik

yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan

ohmmeter.

Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang

berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan

untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang

mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya

lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang

mengalir maka semakin besar pula simpangannya.

B. Voltmeter / Volt Meter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.

Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan

pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus.

Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter

bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka

semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.

C. Ohmmeter / Ohm Meter

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang

merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat

tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang

kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.

2.3 Jenis Avometer

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis avometer, yaitu avometer analog

(menggunakan jarum putar / moving coil) dan avometer digital (menggunakan display

digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa

kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa

baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.

4

Page 5: BAB I pengukuran listrik

Pada avometer digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-

angka (digit), sedangkan avometer analog tampilannya menggunakan pergerakan

jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus

dibaca berdasarkan range atau divisi. Avometer analog lebih umum digunakan karena

harganya lebih murah dari pada jenis avometer digital.

A. Analog

Avometer analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum kerange-

range yang kita ukur dengan probe. Avometer ini tersedia dengan kemampuan

untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Di pasaran

banyak sekali berbagai macam merk yang beredar dari avometer analog ini.

Avometer analog mempunyai keuntungan karena harganya yang lebih murah dan

biasanya multimeter

analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai

komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya

komponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk memeriksa suatu

rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok

yang ada.

5

Page 6: BAB I pengukuran listrik

B. Digital

Avometer digital tidak sama halnya dengan Avometer analog yang

menggunakan jarum. Avometer digital menggunakan display yang langsung dapat

menampilkan hasil pengukuran berupa angka-angka. Karena tidak menggunakan

jarum, avometer digital ini bentuk fisiknya lebih kecil daripada avometer analog

dan tidak perlu melakukan kalibrasi lagi sebelum melakukan pengukuran. Selain

itu, ketelitian di dalam pengukurannya juga jauh lebih bagus daripada avometer

analog. Avometer digital terlihat pada gambar di bawah ini.

6

Page 7: BAB I pengukuran listrik

2.4 Bagian-bagian avometer

Keterangan :

Meter korektor berguna untuk menyetel jarum AVO-meter ke arah nol, saat mau

dipergunakan.

7

Page 8: BAB I pengukuran listrik

1. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan

kemampuan batas ukur yang dipergunakan. Saklar putar (range selesctor switch

ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVOmeter.

2. Terminal + dan –Com terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt,

DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam untuk -

3. Pointer (jarum Meter) adalah jarum meter adalh sebatang pelat yang bergerak

kekanan dan kekiri yang menunjukkan besaran/nilai.

4. Mirror (cermin) sebagai batas antara Ommeter dengan Volt-Ampermeter.

5. Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

6. Zero Adjusment adalah pengatur/penepat jarum pada kedudukan nol ketika

menggunakan Ohmmeter.

7. Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas kemampuan

alat ukur.

8. Kotak Meter, adalah Kotak/tempat meletakkan komponen-komponen

AVOmeter.

Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current Volt), yaitu

VOLTMETER untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran tukar. Batas ukur ini

dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.

Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas ukur

OHMMETER yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik

buruknya alat-alat dalam “pesawat”. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu misal :

x1, x10, x100, x 1K, x 10K.

Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (DIRECT CURRENT VOLT)

yang merupakan bagian dari VOLTMETER, yaitu bagian yang digunakan khusus

untuk untuk mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10

V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.

Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0 – 10 V. Bila di atas 12

Volt dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0 – 50 V. Jika di atas 50 Volt di

bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0 – 250 V. Bila di atas 250V dibawah 500V

digunakan batas ukur 500 Volt.

8

Page 9: BAB I pengukuran listrik

Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V digunakan batas ukur 0 – 1000 V.

Jika lebih dari itu maka tidak boleh menggunakan Volt meter secara langsung.

Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk mengukur

besarnya kuat arus listrik. Batas ukur dibagi atas, misal 0 – 0,25 mA, 0 – 25 mA, 0 –

500 mA. Bila menggunakan alat ukur ini pertama-tama letakkanlah saklar pada batas

ukur yang terbesar/tertinggi, kemudian di bawahnya sehingga batas ukur yang

digunakan selalu lebih tinggi dari arus yang kita ukur.

Catatan :

1. Setiap kali menggunakan AVO-meter harus memperhatikan batas ukur alat

tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih besar daripada

yang hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur AVO-meter dapat

mengakibatkan kerusakan.

2. AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, jangan

dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga sebaliknya. Ohmmeter

tidak boleh dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik baik DC maupun AC

Volt karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut. Jadi pemakaian alat

ukur harus sesuai dengan fungsi alat ukur tersebut

3. Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka0 pada skala DcmA, DCV

atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter posisi jarum nol di

bagian kanan.

2.5 Metode/ Teknik Pengukuran

Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan suatu alat

ukur yang disebut AVO Meter, dengan menggunakan AVO Meter, kita dapat

mengetahui baik tidaknya suatu jalur dengan menggunakan fasilitas pengukuran

Ohm.

Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan diberikan

kepada jalur tersebut. Perlu Anda ketahui bahwa didalam AVO Meter sudah terdapat

sumber arus yang berasal dari sebuah baterai yang telah dipasang didalam AVO

9

Page 10: BAB I pengukuran listrik

Meter, sehingga pada waktu pengukuran tegangan baterai ini akan mengalir pada

rangkaian yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan arus yang sangat rendah.

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan

dengan dua cara, pertama pengukuran secara paralel dan pengukuran secara seri. Pada

prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila

dilakukan dengan dua cara tersebut. Penjelasan kedua teknik pengukuran tersebut

sebagai berikut.

A. Teknik Pengukuran Paralel

Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur besaran

arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian. Jika pada saat pengukuran terdapat

suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter tidak bergerak

sedikitpun) atau short (Jarum AVO Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm),

besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang dapat mengalir dari jalur tersebut.

Akan tetapi, bila terdapat nilai resistansi yang kecil (Jarum AVO Meter akan bergerak

lebih jauh ke arah kanan), maka arus yang akan mengalir pada jalur tersebut sangat

besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke

arah kanan), maka makin kecil arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut.

Akan tetapi, bila AVO Meter tidak menunjukan nilai resistansi (Jarum tidak bergerak

sedikitpun), maka tidak terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut.

10

Page 11: BAB I pengukuran listrik

Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menunjukan nilai resistansi,

maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang

disebabkan karena terdapat komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau

hubungannya tidak baik. Oleh karena itu, cara pengukuran paralel dapat dilakukan

juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.

B. Teknik Pengukuran Seri

Bila hasil pengukuran paralel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak

mempunyai arus, sebaiknya Anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur

tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri. Cara

ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan dilalui oleh

setiap jalurnya. Pada prakteknya Anda akan mengukur satu persatu disetiap

komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.

Berbeda dengan metoda pengukuran paralel, dimana AVO Meter akan

menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan untuk

mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran menunjukan

suatu nilai resistansi (tahanan), maka jalur tersebut tidak terhubung dengan baik,

apalagi bila hasil pengukuran AVO Meter tidak bergerak sedikitpun dipastikan jalur

tersebut telah putus.

11

Page 12: BAB I pengukuran listrik

Jalur tersebut normal bila jarum avometer menunjukan “0 Ohm” (Jarum AVO

Meter bergerak penuh ke arah kanan). Seperti gambar dibawah ini :

2.5 Cara Penggunaan Avometer

Pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada

angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan untuk

skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan. Jika belum tepat, harus diatur

dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau

ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.

Dalam penggunaannya penting sekali untuk memperhatikan dan memilih

skala pengukuran yang sesuai sebelum melakukan pengukuran. Kita harus

membiasakan untuk menggunakan skala paling tinggi pada saat awal pengukuran,

baik arus, tegangan ataupun hambatan listrik. Selanjutnya bisa diturunkan skalanya

jika dirasakan hasil pengukuran masih belum mencukupi tingkat ketelitiannya.

Sebagai contoh misalnya kita menggunakan sebuah AVO meter analog.

Untuk mengukur tegangan pada suatu sumber tegangan AC, kita tempatkan saklar

pada posisi VAC (pengukuran untuk tegangan AC), pilih skala tertinggi. Lihat

simpangan jarumnya apakah sudah cukup untuk dapat terbaca ataukah simpangannya

terlalu kecil sehingga sulit terbaca. Jika simpangan jarumnya terlalu kecil, maka skala

pengukuran bisa kita turunkan lagi sampai mendapatkan hasil simpangan yang dapat

12

Page 13: BAB I pengukuran listrik

terbaca dengan baik. Jangan memilih skala yang terlalu kecil sehingga jarum

menyimpang melebihi batas maksimum pengukuran. Ini dapat merusakkan AVO

meter. Penting juga memperhatikan polaritas jika yang kita ukur berkaitan dengan

arus dan tegangan DC. Jangan sampai terbalik karena dapat juga merusakkan AVO

meter.

Untuk AVO meter analog penting juga mengkalibrasi AVO meter sebelum

digunakan untuk melakukan pengukuran, terutama dalam mengukur tahanan

(resistor) agar hasil pengukurannya akurat. Caranya hubungkan kedua probe AVO

meter, lalu putar penepat not (kalibrator) hingga jarum tepat menunjukkan angka 0

ohm, baru kemudian siap digunakan. Jika skala pengukuran diubah biasanya harus

dikalibrasi lagi.

Untuk AVO meter digital biasanya dilengkapi dengan kemampuan untuk

mengukur kapasitas sebuah kapasitor serta hfe transistor, dan tanpa perlu dikalibrasi.

Sepertinya memang lebih praktis tapi harganya juga praktis lebih mahal. Tetapi ada

juga AVO meter analog dengan merek tertentu yang lumayan mahal karena memang

hasil bacaannya akurat dan bagus.

1. Cara mengukur Tegangan AC

Pada umumnya avometer hanya dapat mengukur arus berbentuk sinus dengan

frekuensi antara 30 Hz - 30 KHz. Hasil pengukuran adalah tegangan efektif

(Veff). Adapun langkah-langkah pengukuran tegangan AC yaitu sebagai berikut:

a. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V˜).

b. Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 atau 300). Batas ukur yang dipilih

harus yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan

tegangan yang akan diukur adalah220V, maka batas ukur yang harus dipilih

adalah 300V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum

penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak

moving coil.

c. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Paralel. Untuk

tegagan AC kabel merah dan hitam dapat bebas disambungkan pada sumber

13

Page 14: BAB I pengukuran listrik

tegangan positif atau negatif, karena tegangan AC tidak mempunyai

polaritas.

d. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara

yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum

harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar

tidak terjadi kesalahan baca (parallax).

2. Cara mengukur Tegangan DC

a. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=).

b. Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas

yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan

tegangan yang akan diukur 8.5V, maka batas ukur yang harus dipilih

adalah 10V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum

penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak

moving coil.

c. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah

disambungkan kepada bagian positif dan kabel hitam disambungkan pada

bagian negatif. Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan paralel.

Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan

bergerak kekiri.

d. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara

yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum

harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul,

agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax).

3. Cara Mengukur Arus DC

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana

rangkaian untuk mengukur arus dipasang secara seri dengan beban. Beban dapat

berupa resistor, lampu atau lainnya. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai

berikut:

1. Atur selector pada posisi Arus DC (A=).

14

Page 15: BAB I pengukuran listrik

2. Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang

akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak

Avo Meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang

akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.

3. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diseri pada kabel

negatif atau pada kabel positif (sesuai gambar).

4. Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak

kekiri.

5. Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.

4. Cara Mengukur Resistansi

Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu

komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah

besar nilai resistansinya.

Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna: coklat, hitam, merah dan

toleransi emas, artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar 1000

ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik bila

setelah diukur nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950

sampai 1050 ohm.

Cara mengukurnya sebagai berikut :

15

Page 16: BAB I pengukuran listrik

1. Atur selector switch pada posisi ohm.

2. Pilih batas ukur (range) apakah: x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan

dengan nilai resistor).

3. Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak

kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala

maksimum dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar

pembacaan meter sesuai dengan skala dan range yang dipakai.

4. Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada

kedua kaki resistor secara paralel, dengan mengabaikan warna kabel.

5. Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan

pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10

dan batas ukur menggunakan x100, maka nilai resistor tersebut adalah 1000

ohm.

5. Cara Menguji Kapasitor / Kondensator

Sebelumnya muatan kondensator harus di-discharge. Dengan jangkah pada

OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub positif dan hitam pada negatif.

Bila jarum menyimpang ke kanan dan kemudian secara berangsur-angsur

kembali ke kiri, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator

putus dan bila jarum terus berada di kanan dan tidak balik, kemungkinan

kondensator bocor.

Untuk menguji elco 10 µF jangkah pada x10K atau 1K. Untuk kapasitas

sampai 100 µF jangkah pada x100, di atas 1000 µF, jangkah x1 dan menguji

kondensator non elektrolit jangkah pada x10K.

6. Cara Menguji Dioda

Dengan jangkah OHM x1k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda

(ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Penyidik dibalik

ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak bergerak. Bila tidak

demikian berarti kemungkinan diode rusak.

16

Page 17: BAB I pengukuran listrik

Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana

katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.

Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan

circuit pada gambar diatas. Bila tegangan katoda anoda 0.2 V, maka kemungkinan

dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda silicon.

7. Cara Menguji Transistor

Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prinsip

pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor jenis NPN,

pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel pada Basis dan

merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah

dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi

Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus

tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus

tidak menyimpang. Selanjutnya dengan jangkah pada 1k penyidik hitam ditempel

pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan

dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut

tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.

Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada

Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian pula

bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke kanan lagi.

Selanjutnya analog dengan pangujian NP.

17

Page 18: BAB I pengukuran listrik

Kita dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana

Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah jenis transistor PNP

atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE,

ialah salah parameter penting suatu transistor.

Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor.

Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V

germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.

8. Menguji FET

Penentuan jenis FET dilakukan dengan jangkah pada x100 penyidik hitam

pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis FET

adalah kanalP dan bila tidak, FET adalah kanal N.

Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar. Jangkah

diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, 17 resistansi harus kecil.

Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila peristiwa ini

tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak.

18

Page 19: BAB I pengukuran listrik

9. Menguji UJT

Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau

masih bisa on off berarti masih baik.

Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil. Setelah

potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai posisi tertentu dan kalau diputar

terus jarum tetap disitu. Bila jarum diputar pelan-pelan ke arah minimum lagi,

pada suatu posisi tertentu tibatiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio

diteruskan sampai minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi,

maka UJT masih baik.

19

Page 20: BAB I pengukuran listrik

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Avometer adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi yaitu alat

ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat

ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter.

Avometer atau multimeter dibagi menjadi dua yaitu avometer analog dan

avometer digital. Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan

jarum ke range-range yang kita ukur dengan probe sedangkan multimeter digital atau

Digital Multimeter hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi

multimeter digital menggunakan tampilan angka digital.

Bagian-bagian dari avometer itu sendiri adalah Papan skala, Jarum penunjuk,

Tombol pengatur jarum penunjuk nol, Pemutar jarum, Zero ohm ajusment, LED

indicator, Selektor putar, Lubang probe hitam, Lubang probe merah.

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan

dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri.

Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila

dilakukan dengan dua cara tersebut.

3.2 Saran

Gunakanlah avometer dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.

20

Page 21: BAB I pengukuran listrik

DAFTAR PUSTAKA

Yoshrizal. 2007. Avometer Kenali Fungsi Dasar, (online),

(http://mengenalavometer.blogspot.com/2007/08/avometer-kenali-

fungsidasar).

Doanco. 2008. AVOMETER, (online),

(http://doanco.blogspot.com/2008/10/avometer).

Fanfan, Del. 2008. Metode Pengukuran, (online),

(http://ipanbnagcell.blogspot.com/2008/09/metode-pengukuran).

Sabrina, Abi. 2010. Mengenal Multimeter, (online),

(http://abisabrina.wordpress.com) .

Organisasi.org. 2005. Fungsi dan Pengertian Amperemeter,

Voltmeter, dan Ohmmeter, (online), (http://organisasi.org/fungsi-

pengertian-amperemeter-voltmeter-ohmmeter-alat-ukur-listrik-ilmu-

fisika) .

21