buku informasi pengukuran listrik/elektronika …

23
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik Kode Modul LOG.0012.002.01 Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 1 dari 23 BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA LOG.0012.002.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) SERANG Jl. Raya Pandeglang KM.3 Telp./Fax (0254) 200160 SERANG 42151 - BANTEN 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 1 dari 23

BUKU INFORMASI

PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA

LOG.0012.002.01

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) SERANG Jl. Raya Pandeglang KM.3 Telp./Fax (0254) 200160 SERANG 42151 - BANTEN

2014

Page 2: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 2 dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3 A. Tujuan Umum ........................................................................................... 3 B. Tujuan Khusus ........................................................................................ 3

BAB II MENGGUNAKAN PERALATAN PENGUKUR LISTRIK UNTUK MENGUKUR VARIABEL

..................................................................................................................... 4

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel .................................................................................. 4 1. Cara memilih peralatan dan pengesetan yang tepat untuk memperoleh

hasil yang tepat.…………………………………………………………………………..…… 4 2. Cara menghubung kan rangkaian listrik yang tepat untuk memperoleh hasil

yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar

(SOP) .................................................................................................7

B. Keterampilan Yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk

Mengukur Variabel ................................................................................. 8 C. Sikap Kerja dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel

............................................................................................................ 19

BAB III MEMELIHARA PERALATAN PENGUKUR LISTRIK ............................................ 20

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memelihara peralatan pengukur listrik…….……………………………………………………………………………………………. 20

1. Cara merawat dan menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan

prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP) …………………………………………………………………………….………………………… 20

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik

………………………………………………………………………………………………….……..…21

C. Sikap Kerja dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik ……………………..…21

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------ 23

Page 3: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 3 dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menggunakan

peralatan pengukur listrik untuk mengukur variabel dan memelihara peralatan

pengukur listrik.

B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Pengukuran

Listrik / Elektronika ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir

pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mampu menggunakan peralatan pengukur listrik untuk

mengukur berbagai macam variabel atau dimensi pengukuran.

2. Memelihara peralatan pengukur listrik.

3. Melaporkan data hasil pengukuran listrik dari berbagai macam dimensi

pengukuran.

Page 4: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 4 dari 23

BAB II

MENGGUNAKAN PERALATAN PENGUKUR LISTRIK

UNTUK MENGUKUR VARIABEL

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel.

1. Cara memilih peralatan dan pengesetan yang tepat untuk memperoleh hasil yang tepat.

Umumnya di dalam pengukuran dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis/bentuk untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel.

Instrumen tersebut membantu peningkatan ketrampilan manusia dan dalam banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari suastu besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut, manusia tidak

dapat menentukannya. Dengan demikian, sebuah instrumen dapat didefenisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variabel atau sebagai cara untuk menyatakan suatu benda zat dalam bentuk satu besaran.

Simbol Alat Ukur dan Besaran Listrik Yang Diukur

Jenis Alat Ukur Simbol Besaran Yang Diukur Satuan

Voltmeter

Tegangan Searah (DC) volt (V)

Tegangan AC (Nilai Efektif)

Amperemeter

Arus Searah (DC)

ampere (A)

Arus AC (Nilai Efektif)

Wattmeter

Daya DC

Daya AC

watt (W)

Frequency meter Frekwensi Hertz (Hz)

Galvanometer Adanya Arus dan Tegangan

V

A

V

W

A

G

F ~

~

W ~

Page 5: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 5 dari 23

Power factor meter Faktor Daya (Cos ) Percent (%)

Ohm meter

Tahanan penghantar/ isolator

Ohm ( )

Tingkat (Kelas) Kecermatan Alat Ukur

Kelas Kesalahan Yang

Diijinkan U r a i a n

2.5 2.5 % Semi-umum, digunakan untuk panel-panel

daya, dan sebagainya

1.5 1.5 % Kelas umum, digunakan untuk pengukuran di

industri

1.0 1.0 % Semi-presisi, digunakan untuk pengukuran

dengan beberapa kecermatan

0.5 0.5 % Presisi, digunakan untuk pengukuran yang memerlukan kecermatan.

0.2 0.2 % Presisi khusus, digunakan sebagai sub-standard.

Posisi Penempatan Alat Ukur

Posisi Memasang Simbol

Pemasangan Tegak Lurus

Pemasangan Mendatar

PF

Page 6: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 6 dari 23

Pemasangan Miring

Istilah-istilah Dalam Pengukuran

N0 Istilah Artinya

1. Paralaks Kesalahan akibat sudut pembacaan

2. Akurasi Ketepatan dengan harga sebenarnya

3. Presisi Ketelitian yg menggambarkan konsistensi pengukuran

4. Dead Time Sinyal minimum yang dapat direspon alat ukur

5. Resolusi Perubahan kecil input dimana alat ukur dapat merespon

6. Overshoot Simpangan maksimum output sebelum alat ukur menunjukkan

hasil pengukuran ( steady state)

7. Kelas Ketelitian Kesalahan maksimum yang diperkenankan, yg dinyatakan %

terhadap simpangan skala penuh

8. Alat ukur

Presisi

Mempunyai kelas Ketelitian: 0,1 ; 0,2 ; 0,5

9. Alat ukur

Presisi

Mempunyai kelas Ketelitian 1 ; 1,5 ; 2,5 ; 5

10. Kalibrasi Penyesuaian skala penunjukan

60o

Page 7: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 7 dari 23

Pembacaan Alat Ukur

Gambar 1.a : Gambar volt meter AC

Untuk menghindari kesalan pembacaan maka pembacaan penujukan jarum alat ukur harus tegak lurus, dan apa bila pada skala meter dilengkapi dengan cermin maka pembacaan yang benar jika bayangan jarum tidak nampa (tertutup oleh jarum)

Latihan membaca alat ukur

Gambar 1.b : Gambar volt meter AC

Volt

meter

100

V A

Terminal batas ukur

Skala meter

240 V A

V voltmeter

Terminal (±)

Penujukan jarum

Skala

Batas Ukur

150

0

75 225

300 V

30 V

100 V

10

300 V

1000 V

~

Page 8: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 8 dari 23

Contoh soal : Seperti gambar di atas, jika volt meter dipakai untuk mengukur tegangan AC, dimana batas ukur yang dipakai adalah 100 Volt dan jarum menunjuk seperti pada gambar. Berapa nilai tegangan terukur ?

Dalam pengukuran berlaku persamaan sbb :

2. Cara Menghubungkan Rangkaian Listrik yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil yang

Dibutuhkan Sesuai Dengan Prosedur Operasi (kerja) yang terstandar (SOP)

Pemakaian Alat Ukur Dan Jenis Kesalahan Pengukuran

Instumen ukur pada umumnya peka terhadap getaran dan benturan, maka dalam pemakaiannya perlu diperhatikan hal-hal sbb. :

1. Jangan diletakkan pada permukaan yang diberi penghangat atau pemanas.

2. Lindungi dari kelembaban, debu dan kotoran.

3. Jangan memberikan beban yang melebihi batas ukurnya (over load).

4. Penggunaan instrumen ukur universal, maka untuk menghindari kerusakan pakailah pada batas ukur yang paling besar.

5. Kedudukan nol pada jarum penunjuk perlu diperiksa apakah sudah pada posisi yang tepat. Bila hal ini tidak diperhatikan maka hasil pengukuran yang didapatkan bisa

tidak akurat.

Jenis Kesalahan Dalam Pengukuran :

1. Kesalahan penunjukan yang timbul karena gesekan bantalan dan kekurang telitian fabrikasi, seperti kurang teliti pada skala. Besar kesalahan yang diperkenankan ditentukan oleh kelas ketelitian alat ukur.

2. Kesalahan akibat pengaruh luar seperti :

a. Kesalahan karena kedudukan (posisi) b. Kesalahan karena temperatur.

c. Kesalahan karena pengaruh medan luar

3. Kesalahan pembacaan, yaitu :

a. Kesalahan dalam memperkirakan

b. Kesalahan paralaks

Hasil Pengukuran = Skala

JarumPenujukan. X UkurBatas.

Page 9: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 9 dari 23

B. Keterampilan Yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel

Mengoperasikan Multi Tester (AVO Meter)

a. Gambar fisik multi tester

Gambar 2 : Gambar AVO Meter

Kebanyakan orang biasa memakai AVO meter untuk mengecek apakah ada hubungan atau tidak pada rangkaian, atau ada tegangan atau tidak pada rangkaian. Sesuai dengan namanya AVO meter, maka meter ini bisa digunakan sebagai ampere meter DC, volt meter DC, volt meter AC, dan ohm meter.

Jika mengukur suatu besaran listrik, perlu diperhatikan besaran apa yang mau diukur lalu pastikan dengan alat yang digunakan sesuai dengan fungsi alat tersebut agar jangan terjadi kerusakan pada alat ukur.

Keterangan :

NO. KETERANGAN NO. KETERANGAN

1. Penunjuk kalibasi ke skala nol (Zerro position)

8. Tombol pemindah polaritas Pusat pemancar hubungan untuk Pengecekan TR

2. Tombol pemutar range/kisaran skala

9. Tombol tekan pengukuran TR hFE

3. +pusat pengukur ( DC dan ) 10. Jarum penunjuk

4. COM pengukur 11. Papan skala

5. Pusat eksklusif DC 12A+ 12. LED penunjuk kontinuitas

6. Pusat keluaran * Series 13. Bagian belakang alat

7. Pemutar kalibrasi ke skala nol

Page 10: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 10 dari 23

Gambar 3 : Indicator Range Selector switch

Gambar 4 : .Measuring Resistance

Gambar 5 : Measuring AC volt

Range untuk measuring

Tahanan

HVPROBE

DCA

hFE

PROBE

L1

750

250

50

10 (22 dB)

OFF

C (μF)

1000

250

50

10

2.5

0.25

0.150 μ

2.5m

25m

0.25

x1

x10

x1K

150mA

15mA

150 Aμ

DCV ACV~

BUZZ

DCV (NULL)

± 5

X 100k

± 25

DC1000V MAXAC 750V MAX (CAT.II)

DC.AC 600VMAX (CAT.III)

0 ADJ

!

Range untuk measuring

tegangan bolak-balik

Range untuk measuring tegangan

bolak –balik DC

Range untuk measuring arus

searah DC

C ( μ F) C ( μ F) .5 .2 .1 .05

.01 0

1 5

10

LI( μA.mA ) 0

5 10 15

I CEO LV

0 1 2

3 LV(V)

dB -10 0 +10 +15 +20

+22

0 +5 +10 +15 +20

+25 -5 -10

-15 -20

-25 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2

+3 +4

+5 NULL DCV

V-A V-A

AC10V

100 150 0 250 8 0 50

10 6 4

2 0

50 200 10 20 30

40

hFE

AC10V

0 50 100 200 500 1000

500 200 100 30 20 10

8 0 5

2 1 50 1k 2k

1000 250

50 10

(22 dB)

OFF C ( μ F)

1000 250

50 10 2.5

0.25 0.1

HV PROBE

50 μ 2.5m

25m 0.25 x1

x10 x1K

150mA 15mA

hFE PROBE

150 A μ

L1

DCV

DCA

ACV~

BUZZ

± 25 ± 5 DCV ( NULL )

X 100k

C (μF)C (μF).5.2.1.05

.010

15 10

LI(μA.mA)0

5 1015

ICEO

LV0

123

LV(V)

dB-10 0 +10 +15 +20 +22

0 +5 +10 +15+20 +25

-5-10-15

-20-25

-5-4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5NULL DCV

V-A V-A

AC10V

100 150

0 25080 50

10

642

0

50 20010

20 3040

hFE

AC10V

050 100 200 5001000

500 200 100

30 20 10

8 0

5

21

501k

2k

1000

250

50

10 (22 dB)

OFF

C (μF)

1000250

50

10

2.5

0.25

0.1

HV

PROBE

50μ

2.5m

25m0.25

x1

x10

x1K

150mA

15mAhFE

PROBE

150 Aμ

L1

DCV

DCA

ACV~

BUZZ

± 25 ± 5

DCV (NULL)

X 100k

Page 11: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 11 dari 23

b. Mengoperasikan multi tester

1) . Mengoperasian Avometer / multitester sebagai amperemeter DC .

Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti

Memindahkan selektor switch pada posisi measuring amperemeter DC

Men-setting jarum penunjuk awal tepat pada posisi nol (zerro position)

Hubungan diagram amperemeter dihubungkan secara seri terhadap beban

Pilih nilai range yang terbesar jika belum mengetahui besarnya nilai yang diukur

Jika jarum penunjuk tidak terbaca, bertahap pindahkan nilai range ke yang terkecil

Baca hasil pengukuran

Lalu posisikan OFF( jika sudah selesai)

2). Mengoperasian multitester sebagai voltmeter DC .

Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti

Memindahkan selektor switch pada posisi measuring voltmeter DC

Men-setting jarum penunjuk awal tepat pada posisi nol

Hubungan diagram voltmeter dihubungkan secara paralel

Pilih nilai range yang terbesar jika belum mengetahui besarnya nilai yang diukur

Jika jarum penunjuk tidak terbaca, bertahap pindahkan nilai range ke yang terkecil

Baca hasil pengukuran

Lalu posisikan OFF ( jika sudah selesai)

3). Mengoperasian multitester sebagai Voltmeter AC :

Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti

Memeriksa sumber tegangan

Memindahkan selektor switch pada posisi measuring voltmeter AC

Men-setting jarum penunjuk awal tepat pada posisi nol

Hubungan diagram voltmeter dihubungkan secara paralel

Pilih nilai range yang terbesar jika belum mengetahui besarnya nilai yang diukur

Jika jarum penunjuk tidak terbaca, bertahap pindahkan nilai range ke yang terkecil

Baca hasil pengukuran

Lalu posisikan OFF ( jika sudah selesai)

Page 12: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 12 dari 23

4). Mengoperasian multitester sebagai ohm ().

Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti

Memindahkan selektor switch pada posisi measuring simbol (ohmmeter)

Men-setting jarum penunjuk awal dengan Zerro position atau pada nilai tahanan yang besar dengan pada posisi nol tepat

Menyatukan kaki kutub positif (‘+’ = warna merah) dengan kaki kutub negatif (‘-‘ = warna hitam)

Lihat jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan, lalu atur posisi jarum tepat pada posisi nol dengan adjust (pengatur)

Lalu posisikan OFF ( jika sudah selesai)

Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel

Kabel instalasi idealnya mempunyai tahanan isolasi yang sangat besar/tak terhingga, namaun pada

pemasangan instalasi di lapangan untuk mencapai hal tersebut banyak mengalami beberapa hal

sehingga akan menurunkan nilai tahanan isolasi kabel, seperti penarikan kabel dalam pipa yang kurang

tepat, pengisolasian sambungan kabel yang kurang rapat juga panjangnya instalasi yang di pasang dsb.

Untuk mengetahui baik/tidak nya isolasi kabel pada suatu instalasi dapat dilakukan dengan

mengukur besarnya tahanan isolasi memakai Mega Ohm meter (Megger).

Sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL) tahanan isolasi pada instalasi paling rendah

sebesar 1000 ohm per volt tegangan kerja untuk ruangan kering dan sebesr 500 ohm per volt

tegangan kerja untuk ruangan lembab. Misalkan suatu instalasi listrik pada ruangan kering

dengan tegangan terpasang 220 V, maka besar tahanan isolasinya minimum 220 k Ohm. Jika

instalasi tsb. mempunyai tahanan isolasi kurang dari 220 k Ohm berarti tidak memenuhi

persyaratan yang berlaku, dan jika lebih besar dari 220 k Ohm maka tahanan isolasi kabel tsb.

akan lebih baik.

Pengujian/pengukuran isolasi kabel dilakukan dengan cara membuka/memutuskan hubungan

dengan beban atau dengan peralatan-peralatan yang terhubung paralel seperti lampu, motor listrik alat

ukur volt meter dsb. Sedang semua peralatan yang terhubung seri seperti sekering sakelar alat ukur

Amperemeter dsb. harus ditutup/dipasang seperti terlihat pada gambar di bawah

Page 13: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 13 dari 23

Gambar 6 : Pengukuran tahanan isolasi antara kawat fase dan netral

Pengujian/pengukuran tahanan isolasi pada instalasi satu phasa, hantaran yang diukur yaitu:

- Phasa – Netral - Phasa – pentanahan

Pengujian/pengukuran tahanan isolasi pada instalasi tiga phasa, hantaran yang diukur yaitu:

- Phasa R – Netral - Phasa S – Netral - Phasa T – Netral - Phasa R – Pentanahan - Phasa S – Pentanahan - Phasa T – Pentanahan - Phasa R – Phasa S - Phasa R – Phasa T - Phasa S – Phasa T

Pada suatu instalasi listrik, kawat fase, netral dan nol (PE) mempunyai kode warna yang berbeda sehingga dapat memudahkan dalam pengerjaan pemeriksaan kabel. Sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL) pemberian kode warna hantaran adalah sbb:

Untuk instalasi satu fase:

Fase berwarna hitam Netral berwarna biru Pentanahan (PE) berwarna loreng hijau-kuning

Untuk instalasi tiga fase:

Fasa R berwarna merah Fasa S berwarna kuning Fasa T berwarna hitam Pentanahan (PE) berwarna loreng hijau-kuning

Ph N PE

Ph N PE

Page 14: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 14 dari 23

Konstruksi Belitan Motor Listrik.

a. Motor Listrik 1 Phase

Gambar 7 : Bentuk fisik motor listrik 1 phase.

Motor satu phasa mempunyai tiga terminal yaitu: common, starting dan running.

Setiap kumparan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang sudah ditentukan. Letak dan

susunan ketiga terminal tsb. tidak sama untuk tiap model motor. Ada yang satu baris

mendatar dan ada juga yang berbentuk segitiga, sebelum kita mencoba motor secara

langsung kita harus terlebih dahulu mencari common, running dan starting dari

terminal-terminal tsb. Untuk mencari terminal tsb. kita harus memakai AVO meter

dengan skala yang kecil, karena hambatan dari kumparan motor kecil. Sebelum kita

mulai mengukur dengan AVO meter semua hubungan kabel dari terminal dengan

sumber tegangan harus dilepas terlebih dahulu. Seperti contoh dibawah ini adalah

rangkaian terminal motor satu phase jenis hermetik.

Gambar 8 : Belitan motor listrik 1 phase

C

50 Ω 60 Ω

10 Ω

Kump. bantu

Kump. utama

x y z S R

50 Ω

60 Ω

10 Ω

C

S R

Kump.

bantu

Kump.

utama

x

y z

Page 15: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 15 dari 23

Misalnya pada terminal diatas yang tertera pada gambar kita ukur antara common dengan starting sebagai contoh didapat dengan nilai 50 Ohm. Kemudian kita ukur lagi antara common dengan running diperoleh nilai 10 Ohm. Maka apabila kita ukur antara kumparan starting dengan running adalah hasil penjumlahan antara kumparan starting dan running atau 50 Ohm + 10 Ohm = 60 Ohm.

Apabila kita menemukan motor yang tidak ada nama-nama terminalnya kita bisa menentukan nama terminal-terminal motor tsb. dengan cara melakukan pengukuran hambatan dari masing-masing terminal. Dari hasil pengukuran itu kita biasanya memperoleh tiga jenis hasil pengukuran. Langkah pertama adalah menentukan terminal common, yaitu berada didepan nilai hambatan yang paling besar. Sedangkan kumparan starting adalah urutan terbesar kedua. Dan untuk hambatan kumparan running adalah nilainya terkecil.

b. Motor Listrik 3 Phase

Gambar 9 : Bentuk fisik motor listrik 3 phase

Motor induksi 3 phase mempunyai tiga buah belitan, sehingga ujung-ujung belitannya ada 6 buah, dan ujung-ujung belitan ini dinotasikan dengan huruf seperti gambar dibawah ini :

Gambar 10 : Notasi belitan motor listrik 3 phasa.

atau

U V W

X Y Z

U1 V1 W1

U2 V2 W2

Page 16: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 16 dari 23

Hubungan belitan motor listrik 3 phase

Untuk menjalankan motor 3 phase belitan motor dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau segitiga (Δ). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya dihubungkan bintang, sedangkan motor yang besar (≥5 PK) dihubungkan bintang segitiga (hubungan Y untuk start dan hubungan Δ untuk running dengan alasan untuk memperkecil arus mula (arus start) ). Hubungan Y dan hubungan Δ dari belitan motor dapat dilihat seperti gambar sbb:

Gambar 11 : Belitan motor 3 phase dihubungkan banitang (Y)

Gambar 12 : Belitan motor 3 phase dihubungkan segi tiga (Δ)

Membalik putaran motor 3 phasa

Untuk membalik/merubah arah putaran motor 3 phasa dapat dilakukan dengan jalan merubah atau menukar hubungan dari 2 phasa ( 2 phasa ditukar hubungannya dan 1 phasa tetap ). Untuk masing-masing putaran (putaran kanan dan putaran kiri) ada 3 kemungkinan hubungan seperti pada tabel dibawah ini.

PUTAR KANAN PUTAR KIRI

U – R

V – S

W – T

U – T

V – S

W – R

U – T

V – S

U – T

W – R

R S T

X Y Z

U V W Y

U

Z

X

V W

R

S

T

R S T

U V W

X Y Z

R S T

U V W

X Y Z

Y

U Z

X V

W

R

S

T

Page 17: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 17 dari 23

W – R W – S

U – S

V – T

W – R

U – T

V – S

W – R

Pengukuran Tahanan Pentanahan

Maksud kita memasang saluran pentanahan adalah sebagai pengaman terhadap bahaya tegangan sentuh. Tegangan sentuh dapat terjadi karena kebocoran/kegagalan isolasi pada perlengkapan listrik seperti motor listrik, seterika listrik, kotak hubung bagi dsb. Besar tegangan sentuh yang membahayakan manusia adalah 50 V keatas(untuk tempat kering) atau 25 V keatas (untuk tempat lembab).

Pentanahan dilakukan dengan cara menghubungkan peralatan listrik seperti body motor

listrik, body kotak hubung bagi dengan elektroda tanah yang ditanam didalam tanah.

Gambar 13 : Instalasi dengan saluran pentanahan

Cara sederhana menentukan besar tahanan tanah dapat dipakai rumus :

KW

H

MOTOR

MCB 4A

Fuse 6 A

50 V Rp = Ia

Rp = besar tahanan tanah

50 V = besar tegangan sentuh maksimum yang di izinkan

Ia = besar arus yang dapat memutuskan pengaman arus lebih yang terpasang pada instalasi

Page 18: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 18 dari 23

In = besar arus nominal k = konstanta

Nilai konstanta tergantung dari jenis dan spesifikasi peralatan itu sendiri , sebagai ilustrasi nilai konstanta

= 2 s/d 5 kali In (untuk pengaman lebur) = 1,25 s/d 3,5 kali In (untuk pengaman lainnya)

Cara mendapatkan tahanan tanah yang lebih kecil antara lain :

1 Menanam elektroda tanah yang lebih dalam hingga mencapai dibawah permukaan air tanah

2 Memilih elektroda tanah yang dapat membuat hubungan dengan tanah dengan lebih baik

3 Menanam elektroda tanah yang lebih banyak dan dihubung satu sama lainnya.

Pengukuran tahanan pentanahan dapat dilakukan dengan alat ukur `earth tester seperti gambardi bawah.

Pada earth tester terdapat tiga buah terminal yaitu terminal E, P, dan C, dimana pada

pemakaiannya terminal E dihubung pada elektroda tanah (grounding) yang akan diukur nilai tahanan

pentanahannya, sedang terminal P dan C dihubung dengan batang besi (stick) yang ditancapkan ketanah

dengan jarak tertentu. Seperti gambar di atas terlihat dimana jarak antara E, P dan C masing-masing

mempunyai jarak 5 s/d 10 meter. Setelah terminal-terminal ukur earth tester dihubung seperti di atas,

kita tempatkan sakelar geser ke posisi Ohm selanjutnya kita tekan tombol Push On sambil mengatur

kedudukan jarum ke posisi nol dengan memutar-mutar potensio atau sakelar putar yang dilengkapi

Ia = k x In

Sakelar Geser Tombol Push On Saklear Putar

Dengan Skala

Jarum penunjuk

Terminal Ukur

Batang Besi Elektroda Tanah

Gambar 14 : Eatrh tester

Page 19: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 19 dari 23

dengan skala nilai. Apa bila jarum penjunjuk benar-benar telah pada posisi nol maka nilai tahanan

pentanahan langsung dapat diketahui dengan membaca skala nilai pada sakelar putar

Untuk pengukuran ini, batteray pada earth terster harus mempumpunyai tegangan yang bagus,

dan untuk melakukan pengecekan batteray pada ertah terster, dapat dilakaukan dengan memposisikan

sakelar geser pada posisi Batt, lalu tekan tombol Push dan lihat jarum penunjuk; Jika jarum menunjuk

sampai pada batasan batteray maka tegangan batteray masih bagus, dan jika jarum tidak menunjuk

sampai batasan batteray berarti tegangan batteray sudah lemah.

C. Sikap Kerja dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel

1. Sikap kerja dalam menggunakan peralatan pengukur listrik dengan berbagai

variable harus cermat dan teliti sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang

terstandar (SOP).

2. Tidak boleh ada kesalahan dalam pengukuran, baik kesalahan penunjukan yang

timbul karena gesekan bantalan dan kekurang telitian fabrikasi, seperti kurang

teliti pada skala, kesalahan akibat pengaruh luar ataupun kesalahan pembacaan.

Page 20: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 20 dari 23

BAB III

MEMELIHARA PERALATAN PENGUKUR LISTRIK

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik

1. Cara merawat dan menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur

manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP)

Perawatan dan penyimpanan peralatan secara rutin dilakukan sesuai dengan

prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

Penyimpanan alat uji yang tepat akan membantu memperpanjang usia alat ukur

tersebut. Penyimpanan untuk meter analog dan digital selalu harus diyakinkan

dimulai dengan mematikan saklar pemilih atau mengatur saklar pemilih ke posisi

V * 1000 ( jika posisi off tidak tersedia ). Pastikan juga buku petunjuk/manual

selalu diletakkan didalam kotak penyimpanannya.

Tidak dianjurkan untuk menyimpan alat uji pada ruangan dengan keadaan

ekstrim suhu (panas atau dingin ), kelembaban yang berlebihan dan daerah yang

terlalu banyak medan magnet maupun listrik statis.

Upayakan juga menghindari getaran yang terlalu banyak dan terus menerus.

Meski hampir semua alat meter analog dipersiapkan dengan peredam yang

cukup tidak berarti boleh untuk mendapatkan getaran secara terus-menerus.

Kebiasaaan beberapa electrician untuk meletakkan dan menyimpan didalam

mesin operasi karena alat sangat sering dipakai disana adalah salah.

Upaya diatas juga bertujuan untuk mempertahankan kualitas akurasi dan

ketelitian alat khususnya meter analog yang menggunakan kumparan putar.

Pemeriksaan keadaan alat ukur perlu dillakukan sebelum dipergunakan untuk

memastikannya bekerja dengan benar.

Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter adalah :

1. Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) menyebabkan

voltmeter menyimpang kesumbat mekanis dan ini dapat merusak jarum.

2. Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan

diukur tegangannya.

Page 21: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 21 dari 23

3. Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi

dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik.

4. Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan

menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi).

Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang

lebih rendah.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik

1. Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada

pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

2. Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan

kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor

melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3. Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri

dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

C. Sikap Kerja Dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik

Harus bersikap secara :

1. Cermat dan teliti dalam menggunakan alat ukur saat mengukur besaran-besaran

listrik yang ada seperti tegangan dan arus.

2. Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawat-kawat

penghubung pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg

terkelupas dan usahakan untuk mengganti jika ada atau minimal menutupi

dengan isolasi.

3. Sebelum bekerja dengan multimeter analog harus selalu diingat dua hal penting

yaitu peneraan/kalibrasi internal alat dan keamanan kerja.

4. Disisi lain adalah keamanan kerja. Keamanan kerja meliputi 2 hal pertama

keamanan penggunanya dan kedua keamanan alat yang digunakan. Keamanan

manusia / pengguna adalah komponen penting yang harus selalu diingat untuk

menghindarkan kecelakaan kerja.

Page 22: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 22 dari 23

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

1. Untuk DC- meter perhatikan polaritas terminal ukur. Jangan sampai terbalik. Jika

terbalik bias merusak meter (pegas pembalik jarum).

2. Perhatikan posisi jarum rotary switch sesuai dengan fungsi yang akan diukur baik

resistansi, tegangan, arus, polaritas DC, Polaritas AC dan sebagainya.

3. Mengganti resistansi dalam meter harus sama dengan harga resistansi yang

aslinya, karena akan mempengaruhi ketelitian pengukuran. Teknik rekayasa

harga komponen yang tidak ada dipasaran yaitu dengan resistansi diseri atau

diparalel.

4. pilih mutu komponen yang bertoleransi 1 %.

5. Lihat besarnya daya yang dipakai tiap-tiap komponen.

6. jenis-jenis bahan yang dipakai di sesuaikan dengan aslinya.

Page 23: BUKU INFORMASI PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA …

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik

Kode Modul LOG.0012.002.01

Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 23 dari 23

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan

1. -

B. Buku Referensi

1. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Merawat dan Memperbaiki Alat Ukur Listrik, Edisi 2001

2. BSDC – 0107 Menggunakan Alat Ukur Dasar Listrik dan Elektronika

C. Majalah atau Buletin

1. –

D. Referensi Lainnya

1. Browsing Internet,