pengukuran kinerja produktivitas pada stasiun pemotongan di pt

Upload: hutomo-indra-praja

Post on 13-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

WOW WE CAN CHOOSE

TRANSCRIPT

PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PADA STASIUN PEMOTONGAN DI PT. PURBA KARYA BAJA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX(OMAX)

OlehHUTOMO INDRA PRAJA3333111027PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PADA STASIUN PEMOTONGAN DI PT. PURBA KARYA BAJA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX(OMAX)LATAR BELAKANGDewasa ini tumbuh usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas untuk itu perlu dijadikan pengukuran secara periodik dan membandingkan guna menemukan pengembangan produktivitas yang ada, disamping itu sangatlah penting untuk mengetahui tingkat produktivitas usaha-usaha yang telah dijalankan oleh perusahaan. Sangatlah penting pihak perusahaan mengetahui seberapa besar tingkat produktivitas yang ada pada perusahaan. PT. PURBA KARYA BAJA memerlukan adanya peningkatan produktivitas karena merupakan perusahaan baru dan belum pernah melakukan pengukuran produktivitas. Pengukuran Produktivitas dilakukan pada stasiun pemotongan karena stasiun ini stasiun paling berpengaruh pada proses produksinya. Metode yang digunakan yaitu metode OMAX. Hasil dari pengukuran kinerja produktivitas menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) yaitu indikator pencapaian kinerja dan nilai produktivitas.PERUMUSAN MASALAHApa saja kriteria-kriteria yang mempengaruhi kinerja produktivitas pada statsiun pemotongan di PT. PURBA KARYA BAJA ?Berapa indeks performansi pada stasiun pemotongan di PT. PURBA KARYA BAJA bulan Januari hingga Maret 2014?

TUJUAN PENELITIAN Menentukan kriteria-kriteria kinerja yang digunakan dalam pengukuran kinerja produksi pada proses pemotongan PT. PURBA KARTA BAJA.Mengukur indeks performansi pada stasiun pemotongan PT. PURBA KARYA BAJA bulan Januari hingga Maret 2014?

BATASAN MASALAH Penelitian dilakukan pada stasiun pemotongan PT. PURBA KARYA BAJA. Pengukuran produktivitas dilakukan pada stasiun pemotongan di PT. PURBA KARYA BAJA.Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data dari bulan Januari hingga Maret 2014.Rasio yang digunakan adalah terdiri dari 3 Rasio yaitu Rasio 1 ( Produksi baik per jumlah pekerja), Rasio 2 ( Produksi baik per Jam kerja), Rasio 3 ( Produksi baik per Kapasitas Produksi).

Profil PerusahaanPT.PURBA KARYA BAJA merupakan perusahaan baru yang bergerak dibidang fabrikasi, kontruksi, electrical, mechanical, sipil dan erection. PT. PURBA KARYA BAJA terletak di Cilegon, Jalan Kubang Wates No.2 Kotabumi, Kec.Purwakarta Cilegon. Perusahaaan ini adalah perusahaan subcontract dari perusahaan-perusahaan besar seperti PT. Krakatau Engineering, PT. Krakatau Posco, dan perusahaan besar lainnya. Perusahaan ini menganut sistem make to order yaitu proses produksi berjalan jika ada order dari konsumen.

Teori dasarDari berbagai pengertian produktivitas , secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input) .Produktivitas = OUTPUT / INPUTMenurut (Christopher p2-9.8, 2000) Objective Matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap bagian saja dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut.Langkah- Langkah Dalam OMAX DefiningQuantifyingMonitoring

DefiningPada langkah ini dilakukan pendefinisian dari kriteria produktifitas yang ingin diteliti. Kriteria sebaiknya independent dan mudah diukur. Ukuran dimensi berkaitan dengan volume dan waktu harus ditetapkan dengan baik. Cara pengukuran dan pengambilan data juga harus ditetapkan.QuantifyingDalam langkah pengukuran ini ada 11 level, yaitu level 0 sampai dengan level 10. Hasil pengukuran tiap-tiap kriteria produktifitas akan dimasukkan kedalam kolom kolom yang ada pada level 0, 3, dan 10. Untuk level-level selain 0, 3, dan 10, nilainya akan diperoleh dari hasil interpolasi ketiga tingkatan itu. Sebelum perhitungan interpolasi dilakukan, terlebih dahulu kesebelas tingkatan itu dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu :1.Level 0Merupakan kondisi terburuk perusahaan pada suatu periode dari masing-masing kriteria sehingga nilai produktifitasnya menjadi paling rendah. Data mengenai kondisi terjelek perusahaan dapat diambil dari data masa lalu.2.Level 3Merupakan hasil rata-rata yang dicapai selama proses pengukuran berlangsung. Cara perhitungan pada level 3 ini adalah dengan mengambil rata-rata nilai produktifitas selama proses pengukuran berlangsung untuk semua kriteria pada tiap-tiap produk.3. Level 10Merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh perusahaan pada suatu periode dari masing-masing kriteria sehingga nilai produktifitasnya menjadi paling tinggi. Untuk memperoleh nilai ini maka dapat menanyakan kepada pihak perusahaan.MonitoringPada bagian dasar matrik ini terdapat beberapa tahap yang harus dihitung terlebih dahulu untuk memperoleh indeks produktifitas. Tahapannya adalah :a. ScoreSetiap nilai performance yang dicapai dikonversi menjadi score badan matriks. Pengkonversian ini mengikuti aturan bila nilai performance lebih rendah dari nilai performance pada skor tertentu namun masih lebih tinggi dari nilai skor sebelumnya, maka nilai performance digolongkan pada skor sebelumnya.b. WeightTingkat kepentingan pada setiap kriteria ditunjukkan dari nilai bobot (weight) yang tertera. Jika kriteria itu dianggap penting, maka akan diberi bobot yang lebih besar dari kriteria yang lain. Penentuan bobot diperoleh dari brainstroming kepada pihak perusahaan.Monitoring (Lanjutan) c. ValueValue pada masing-masing kriteria dapat dihitung denganmenggunakan rumus : Value = wight x scored. Indeks Produktivitas Periode yang diukur (current) diperoleh dari penjumlahan setiap value pada semua kriteria dan previous diperoleh dari periode sebelumnya, sedangkan indeks produktifitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :IP = (Current Previous) / Previous x 100%

PENGUMPULAN DATAPENGUMPULAN DATA

Keterangan :A : Data produksi baikB : Data jumlah operator pada stasiun pemotonganC : Data jumlah waktu kerjaD : Data kapasitas produksi

Pengolahan Data

Perhitungan OMAX Nilai Produktivitas StandarNilai Tahap Awal ( Level 3)Nilai Rasio Terendah ( Level 0)Nilai Sasaran ( Level 10)

Selanjutnya dilakukan PerhitunganOMAX dari Minggu ke-1 hingga ke minggu-12 , Indeks Performansi , dan Traffic Light System(terlampir)ANALISAAnalisa Produktivitas

Berdasarkan tabel , maka rata-rata total produktivitas dari minggu ke-1 hingga minggu ke-12 adalah 481,67 sedangkan Indeks Performansi dari minggu ke-1 hingga ke-12 adalah 61%.ANALISA (lanjutan)

Rasio 1 grafik menurut scoreRasio 2 grafik menurut score

Rasio 3 grafik menurut score

KESIMPULANSetelah melakukan analisa maka didapatkan kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1.Kriteria kinerja yang digunakan dalam pengukuran kinerja produktivitas adalah rasio 1 yaitu produksi baik per jumlah operator. Rasio 2 yaitu produksi baik per jumlah waktu kerja . Rasio 3 yaitu produksi baik per kapasitas produksi.2.Nilai produktivitas pada minggu ke-1 adalah 80 dengan indeks performansi sebesar -73%. Nilai produktivitas pada minggu ke-2 adalah 720 dengan indeks performansi sebesar 140%. Nilai produktivitas pada minggu ke-3 adalah 0 dengan indeks performansi sebesar -100%. Nilai produktivitas pada minggu ke-4 adalah 100 dengan indeks performansi sebesar -67%. Nilai produktivitas pada minggu ke-5 adalah 100 dengan indeks performansi sebesar -67%. Nilai produktivitas pada minggu ke-6 adalah 200 dengan indeks performansi sebesar -33%. Nilai produktivitas pada minggu ke-7 adalah 720 dengan indeks performansi sebesar 140%. Nilai produktivitas pada minggu ke-8 adalah 840 dengan indeks performansi sebesar 180%. Nilai produktivitas pada minggu ke-9 adalah 920 dengan indeks performansi sebesar 207%. Nilai produktivitas pada minggu ke-10 adalah 720 dengan indeks performansi sebesar 140%. Nilai produktivitas pada minggu ke-11 adalah 620 dengan indeks performansi sebesar 107%. Nilai produktivitas pada minggu ke-12 adalah 740 dengan indeks performansi sebesar 147%.THANK YOU