pengujian donlot

25
PENGUJIAN KELANGSAIAN KAIN I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelangsaian kain, alat yang digunakan untuk pengujian, cara pengujian kelangsaian kain, dan kegunaan pengujian pegangan kain. TUJUAN Mampu melakukan pengujian pegangan kain yaitu kelangsaian kain. Mampu menggunakan alat pengujian kelangsaian kain. Mampu menganalisis hasil pengujian kelangsaian kain. II. TEORI DASAR Sifat-sifat kain dapat diuji dan dinyatakan dalam angka-angka, seperti kekuatan tarik, mulur kain, ketahanan terhadap zat kimia dan sebagainya. Tetapi ada beberapa sifat kain yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angkan seperti kenampakan,kehalusan atau kekasaran, kekakuan atau kelemasan, dan mutu draping yang baik atau yang jelek. Sifat-sifat kain diatas diperluakn dalam pemilihan kain. Dalam pemilihan kain ada beberapa hal yang dilakukan seperti memegang, mencoba, kemudian menentukan mana yang sesuai dengan penggunaannya. Dengan memegang dan merasakan kain sebenarnya telah dinilai beberapa sifat sekaligus secara subyektif. Menurut Pierce apabila pegangan kain ditentukan, maka mencakup rasa kaku atau lembek, keras atau lunak, dan kasar atau halus. Drape agak berbeda artinya yaitu kemampuan kain untuk memberikan kenampakan indah waktu dipakai. Tidak semua bahan pakaian harus

Upload: amandaelma

Post on 26-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGUJIAN KELANGSAIAN KAIN

I. MAKSUD DAN TUJUANMAKSUDMengetahui apa yang dimaksud dengan kelangsaian kain, alat yang digunakan untuk pengujian, cara pengujian kelangsaian kain, dan kegunaan pengujian pegangan kain.TUJUAN Mampu melakukan pengujian pegangan kain yaitu kelangsaian kain. Mampu menggunakan alat pengujian kelangsaian kain. Mampu menganalisis hasil pengujian kelangsaian kain.

II. TEORI DASARSifat-sifat kain dapat diuji dan dinyatakan dalam angka-angka, seperti kekuatan tarik, mulur kain, ketahanan terhadap zat kimia dan sebagainya. Tetapi ada beberapa sifat kain yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angkan seperti kenampakan,kehalusan atau kekasaran, kekakuan atau kelemasan, dan mutu draping yang baik atau yang jelek. Sifat-sifat kain diatas diperluakn dalam pemilihan kain.Dalam pemilihan kain ada beberapa hal yang dilakukan seperti memegang, mencoba, kemudian menentukan mana yang sesuai dengan penggunaannya. Dengan memegang dan merasakan kain sebenarnya telah dinilai beberapa sifat sekaligus secara subyektif. Menurut Pierce apabila pegangan kain ditentukan, maka mencakup rasa kaku atau lembek, keras atau lunak, dan kasar atau halus.Drape agak berbeda artinya yaitu kemampuan kain untuk memberikan kenampakan indah waktu dipakai. Tidak semua bahan pakaian harus mempunyai drape yang baik. Kain untuk Bullet Skirt atau Patti Coat kaku, tidak harus mempunyai drape yang baik. Untuk menentukan besarnya kekakuan dan drape ternyata terdapat beberapa kesulitan. Penelitian dilakukan untuk menentukan metode yang bias mengatasi kesulitan dalam penentuan pegangan dan drape. Untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan : Pemisahan macam-macam bahan yang memiliki pegangan dan drape, dan disain instrument yang cocok untuk mengukur sifat-sifat kain secara individu. Menentukan teknik statistic untuk menentukan kesimpulan hubungan antara hasil-hasil pengujian yang dinilai secara individu dan secara grup oleh tim penilai.

Langsai Kain (Drape)Kelangsaian (drape) adalah variasi dari bentuk atau banyaknya lekukan kain yang disebabkan oleh sifat kekerasan, kelembutan, berat kain dan sebagainya apabila kain digantungkan. Drape factor adalah perbandingan selisih luas proyeksi vertical dengan luas landasan contoh uji terhadap selisih contoh uji dengan luas landasan contoh uji.The Fabris Research Laboratories of USA telah mengembangkan suatu metode untuk mengukur drape, hal ini dilakukan dengan cara menggabungkan karakteristik lusi dan pakan menghasilkan suatu tekukan seperti terlihat ditoko apabila digantung pada gantungan bulat.Pengujian dilakukan dengan cara selembar kain contoh uji ukuran diameter 25 cm atau 10 inchi disangga oleh sebuah cakra bulat berdiameter 12,5 cm, dimana bagian kain yang tidak tersangga akan jatuh (drape) seperti terlihat pada gambar.

A B

Bila tidak ada drape yang terjadi maka proyeksi contoh akan tetap 25 cm,karena adanya drape maka terlihat seperti gambar B.

F = As Ad F = koefisien drapeAD Ad AD = luas contohAs = luas proyeksi contoh setelah diatas cakraAd = luas cakra penyangga

III. PRAKTIKUM1. Peralatan Drape Tester Alat pengukur contoh uji Gunting Printer

2. Cara Pengujian Gunting kain contoh uji sesuai pola piringan estndar diameter 25 cmatau 10 inchi sebanyak 1 lembar. Veri tanda muka dan belakang kain, buat lubang pada titik pusat lingkaran diameter 3 mm,kondisikan dalam ruangan standar pengujian. Nyalakan komputer. Nyalakan drape tester, dengan cara membuka kaca, kemudian tekan saklar kanan bawah alat sampai lampunya menyala. Klik icon drape tester, sampai keluar menu drape tester. Pasang contoh uji pada landasan contoh uji, sehingga titik pusatnya berada pada titik tengah landasan uji. Jalankan alat sehingga contoh uji berputar 30 detik atau 60 detik putaran. Biarkan beberapa saat. Klik reset, tunggu sampai lampu merah pada alat menyala. Beri nama operator dan nama kain. Klik start untuk memulai pengujian, photo sensor bekerja membaca drape kain, biarkan sampai pengujian selesai. Klik print untuk mencetak hasil pengujian. Hasil pengujian dapat dibaca pada layar monitor komputer dan atau pada kertas hasil print.

PENGUJIAN KEKUATAN SOBEK KAIN CARA ELMENDORF

I. MAKSUD DAN TUJUANMAKSUDMengetahui apa yang dimaksud kekuatan kain, terdiri dari apa saja kekuatan kain, alat yang digunakan untuk pengujian, macam-macam cara pengujian kekuatan kain, dan kegunaan konstruksi kain tenun.TUJUAN Mampu melakukan pengujian kekuatan sobek kain cara elmendorf. Mampu menggunakan alat pengujian. Mampu menganalisis hasil pengujian.

II. TEORI DASARKekuatan kain dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : Kekuatan tarik kain Kekuatan sobek kain Kekuatan jebol kain

Kekuatan Sobek KainPengujian kekuatan sobek kain adalah menguji daya tahan kain terhadap sobekan. Pengujian kekuatan sobekkain sangat diperlukan untuk kain-kain militer seperti kain untuk kapal terbang, payung udara, dan tidak kalah pentingnya juga untuk kain sandang. Pengujian kekuatan sobek kain dapat dikakukan dengan tiga cara, yaitu : Kekuatan sobek kain cara trapesiumPengujian cara trapesium ini meniru keadaan dari kejadian sebagai berikut : apabila sepotong kain ditarik dan digunting pada bagian pinggir kain, dan contoh dipegang dengan kedua tangan, kemudian disobek mulai dari sobekan yang telah dibuat. Kekuatan sobek kain cara lidahPengujian kekuatan sobek cara lidah, yaitu apabila sepotong kain digunting menjadi dua sampai kira-kira setengahnya, kain kemudian disobek dengan memegangkedua lidah kemudian ditarik. Pengujian dengan cara lidah tidak dapat dilakukan pada kain tidak seimbang. Kain dengan tetal lusi lebih besar dari tetal pakan, apabila disobek pada arah lusi, maka arah sobekan pada saat pengujian akan berubah ke arah pakan yang lebih lemah. Oleh karena itu orang lebih suka melakukan pengujian dengan cara trapesium. Kekuatan sobek kain cara ElmendorfPengujian kekuatan sobek kain cara Elmendorf menggunakan alat khusus yaitu Elmendorf, dengan system ayunan pendulum, berbeda dengan cara trapesium dan cara lidah yang menggunakan alat uji kekuatan tarik kain untuk mengujinya.

III. PRAKTIKUM1. Peralatan Pendulum (elmendorf) penguji sobek dengan kapasitas alat 1600 g dan 322 g Gunting

2. Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian. Gunting kain dengan ukuran sesuai gambar dibawah ini, masing-masing 5 helai pakan dan 5 helai lusi.4,5 cm4,5 cm1,2 cm cm2 cm10,2 cm7,5 cmKain yang disobek 4,3 mmSobekan awal

3. Cara Pengujian Atur posisi alat pendulum pada tempat yang rata,sehingga garis indeks berhimpit dengan penunjuk. Pilih kapasitas pendulum sehingga hasil pengujian diharapkan antara 20 %-80 %. Pendulum dinaikkan sampai kedudukan siap ayun,kemudian jarum penunjuk diatur hingga berada pada garis indeks yang terdapat pada alat uji. Pasang contoh uji pada sepasang klem, sedemikian rupa sehingga terletak ditengah-tengah dan tepi bawah contoh uji segaris dengan dasar penjepit. Pada kedudukan ini tepi atas contoh uji akan sejajar dengan permukaan atas penjepit dan benang-benang yang sejajar lebar contoh uji akan tegak lurus padanya. Kedua penjepit dirapatkan dengan memutar skrup pengencang, sehingga tekanan jepitan kedua penjepit sama besar. Contoh uji hendaknya terpasang bebas dengan bagian atasnya diatur melengkung searah ayunan pendulum. Beri sobekan awal contoh uji, dengan menekan pisau penyobek awal penuh. Tekan penahan pendulum, sehingga pendulum berayun menyobek kain contoh uji, biarkan ayunan sempurna, pada saat ayunan pendulum balik, tangkap dengan tangan tanpa mengubah posisi jarum penunjuk. Baca hasil uji,sampai skala terkecil yang terdekat. Hasil pengujian tidak berlaku jika contoh uji slip pada penjepit, atau bila sobekan menyimpang dari arah sobekan awal lebih besar dari 6 mm, dan bila terjadi pengerutan pada contoh uji harus dicatat.

PENGUJIAN KEKUATAN JEBOL KAIN

I. MAKSUD DAN TUJUANMAKSUDMengetahui apa yang dimaksud kekuatan kain terutama kekuatan jebol kain, terdiri dari apa saja kekuatan kain, alat yang digunakan untuk pengujian, macam-macam cara pengujian kekuatan kain, dan kegunaan konstruksi kain tenun.TUJUAN Mampu melakukan pengujian kekuatan jebol kain pada kain rajut. Mampu menggunakan alat pengujian. Mampu menganalisis hasil pengujian.

II. TEORI DASARPengujian kekuatan jebol kain dilakukan pada kain rajut dan beberapa jenis kain tertentu, misalnya kain-kain untuk militer dan payung terbang, selain itu dipakai pula untuk kertas. Pengujian tahan jebol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengujian dengan bola penekan dan pengujian dengan diafragma.Pengujian dengan bola penekan dilakukan dengan alat uji kekuatan tarik yang dilengkapi dengan bola baja yang mendorong contoh yang dijepit oleh penjepit yang berbentuk cincin untuk memegang contoh uji. Peralatan terpasang pada alat uji kekuatan tarik sedemikian rupa, sehingga pada saat berjalan, bola yang berukuran satu inci akan mendorong kain keatas. Beban yang diperlukan untuk memecah kain menunjukkan kekuatan jebol kain tersebut.Pengujian dengan diafragma, penekan digunakan diafragma yang terbuat dari karet, yang ditekan oleh cairan yang digerakkan oleh pompa, sehingga karet akan mendorong kain hingga pecah. Besarnya tekanan yang terjadi diukur dengan pengukur tekanan tabung bourdon. Kapasitas alat ini relative kecil.

III. PRAKTIKUM1. PeralatanBursting strength tester, yang dilengkapi dengan : Diafragma dari karet. Penunjuk tekanan dalam satuan kg/cm2. Contoh uji yang dapat dijebol berdiameter 30 cm.

2. Persiapan Contoh UjiKondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

3. Cara Pengujian Contoh uji disediakan 10 contoh uji, masing-masing tidak merupakan course atau wale yang sama, bisa juga berupa selembar kain tanpa dipotong dengan jarak antar contoh uji 70 mm. Atur diafragma pada alat sampai rata, dengan cara menghilangkan tekanannya. Atur penunjuk skala pada angka nol (0). Jepit contoh uji dengan kuat. Naikkan tekanan terhadap karet diafragma dengan laju tekanan tetap sampai kain jebol/pecah. Hilangkan tekanan setelah kain tersebut jebol/pecah, catat angka dalam skala yang ditunjukkan jarum penunjuk. Ulangi pengujian diatas sampai 10 contoh uji.

PENGUJIAN KEKUATAN JAHITAN

I. MAKSUD DAN TUJUANMAKSUDMengetahui apa yang dimaksud kekuatan kain terutama kekuatan jahitan kain, terdiri dari apa saja kekuatan kain, alat yang digunakan untuk pengujian, macam-macam cara pengujian kekuatan kain, dan kegunaan konstruksi kain tenun.TUJUAN Mampu melakukan pengujian kekuatan jahitan kain untuk mengetahui seberapa besar kemampuan jahitan menahan beban maksimum. Mampu menggunakan alat pengujian. Mampu menganalisis hasil pengujian.

II. TEORI DASARKekuatan jahitan adalah kemampuan suatu jahitan untuk menahan beban maksimum. Stich jahitan diatur sedemikian rupa sehingga didapat stich jahitan 12 per inci. Kemungkinan yang terjadi setelah kain diuji kekuatan jahitannya adalah kain putus, benang jahit yang putus, benang-benang pada kain tergelincir dan gabungan dua atau tiga penyebab diatas.Pengujian slip jahitan dilakukan dengan cara contoh uji dilipat kemudian dijahit didekat dan sejajar dengan lipatan, kemudian dipotong. Contoh uji ditarik kearah tegak lurus jahitan, sehingga dapat ditentukan besarnya gaya yang menyebabkan terjadinya pergeseran benang selebar yang ditentukan (3 mm atau 6 mm). Slip jahitan juga dapat diukur dengan berapa cm slip benang pada jahitan setelah diberi beban tertentu (8 kg atau 12 kg). Kedua cara diatas bisa digunakan untuk mencari besarnya slip jahitan. Saat ini cara yang dipilih adalah untuk menentukan gaya yang diperlukan untuk pembukaan selebar 6 mm atau 3 mm.Alat yang digunakan untuk pengujian kekuatan jahitan dan slip jahitan adalah alat uji kekuatan tarik kain baik sistem laju tarik tetap maupun sistem mulur tetap.

III. PRAKTIKUM1. Peralatan Alat uji kekuatan Tarik dengan sistem laju penarikan tetap (V = 30 1 cm/menit) Gunting Mesin jahit Jarum jahit dan benang jahit dengan ketentuan sebagai berikut :a) Untuk kain rapat benang halus Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 90 (diameter blade 0,9 mm), benang jahit poliester tex 40 atau benang kapas tex 35. Untuk kain dengan berat > 270 g/m2, jarum nomor metrik 110, benang jahit poliester tex 60 atau kapas tex 70.b) Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 110 (diameter blade 1,1 mm), benang jahit poliester tex 60 atau benang kapas tex 70. Untuk kain dengan berat > 270 g/m2, jarum nomor metrik 140, benang jahit poliester tex 90 atau kapas tex 105.

2. Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian. Potong contoh uji sesuai dengan gambar dibawah ini. Jahit sesuai gambar, dengan jumlah Stich 12 1/25 mm.Dilipat, dijahit & dipotong menjadi sbb:Dijahit 5 cm 20 cm 1,3 cm 2,5 cm

3. Cara Pengujian Atur jarak jepit menjadi 7,5 cm. Jepit contoh uji dan atur sehingga jahitan tepat ditengah. Jalankan mesin sampai contoh uji putus. Catat nilai kekuatan jahitan. Amati dan catat penyebab putus, yaitu : Kain putus Benang jahit putus Benang-benang kain tergelincir Gabungan dua atau tiga penyebab diatas

PENGUJIAN SLIP JAHITAN

I. MAKSUD DAN TUJUANMAKSUDMengetahui apa yang dimaksud kekuatan kain terutama slip jahitan kain, terdiri dari apa saja kekuatan kain, alat yang digunakan untuk pengujian, macam-macam cara pengujian kekuatan kain, dan kegunaan konstruksi kain tenun.TUJUAN Mampu melakukan pengujian kekuatan slip jahitan kain untuk mengetahui seberapa besar kemampuan jahitan menahan beban maksimum. Mampu menggunakan alat pengujian. Mampu menganalisis hasil pengujian.

II. TEORI DASARPengujian slip jahitan dilakukan dengan cara contoh uji dilipat kemudian dijahit didekat dan sejajar dengan lipatan, kemudian dipotong. Contoh uji ditarik kearah tegak lurus jahitan, sehingga dapat ditentukan besarnya gaya yang menyebabkan terjadinya pergeseran benang selebar yang ditentukan (3 mm atau 6 mm). Slip jahitan juga dapat diukur dengan berapa cm slip benang pada jahitan setelah diberi beban tertentu (8 kg atau 12 kg). Kedua cara diatas bisa digunakan untuk mencari besarnya slip jahitan. Saat ini cara yang dipilih adalah untuk menentukan gaya yang diperlukan untuk pembukaan selebar 6 mm atau 3 mm.Kekuatan jahitan adalah kemampuan suatu jahitan untuk menahan beban maksimum. Stich jahitan diatur sedemikian rupa sehingga didapat stich jahitan 12 per inci. Kemungkinan yang terjadi setelah kain diuji kekuatan jahitannya adalah kain putus, benang jahit yang putus, benang-benang pada kain tergelincir dan gabungan dua atau tiga penyebab diatas.Alat yang digunakan untuk pengujian kekuatan jahitan dan slip jahitan adalah alat uji kekuatan tarik kain baik sistem laju tarik tetap maupun sistem mulur tetap.

III. PRAKTIKUM1. Peralatan Alat uji kekuatan tarik dengan sistem laju mulur tetap Jarak jepit : 7,5 cm,penjepit untuk uji kekuatan Tarik cara cekau Perbandingan antara kecepatan grafik dengan kecepatan penarikan 5 : 1 Kecepatan penarikan : 100 10 mm/menit Mesin jahit listrik jeratan kunci 1 jarum, dengan kecepatan tidak lebih dari 3000 stich per menit Jarum jahit dan benang jahit dengan ketentuan sebagai berikut :c) Untuk kain rapat benang halus Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 90 (diameter blade 0,9 mm), benang jahit poliester tex 40 atau benang kapas tex 35. Untuk kain dengan berat > 270 g/m2, jarum nomor metrik 110, benang jahit poliester tex 60 atau kapas tex 70.d) Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 110 (diameter blade 1,1 mm), benang jahit poliester tex 60 atau benang kapas tex 70. Untuk kain dengan berat > 270 g/m2, jarum nomor metrik 140, benang jahit poliester tex 90 atau kapas tex 105. Penggaris dengan skala mm Jangka sorong Gunting

2. Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian. Gunting kain dan jahit sesuai gambat dibawah ini, dengan jumlah 12 1/25 mm10 cm35 cm10 cm10 cm25 cm

3. Cara Pengujian Atur jarak jepit menjadi 7,5 cm. Jepit contoh uji dan atur sehingga jahitan tepat ditengah. Jalankan mesin sampai contoh uji putus. Catat nilai kekuatan jahitan. Amati dan catat penyebab putus, yaitu : Kain putus Benang jahit putus Benang-benang kain tergelincir Gabungan dua atau tiga penyebab diatas

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

DAFTAR PUSTAKA

N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi Tekst