pengolahan karet remah yang sudah dilakukan

5
PENGOLAHAN KARET REMAH YANG SUDAH DILAKUKAN A. PROSES PENGOLAHAN KARET CRUMB RUBBER Tanaman karet ini apabila digores/disayat pada kulit batangnya akan mengeluarkan cairan pekat berwarna putih yang disebut lateks. Lateks ini akan kering dan menggumpal apabila dibiarkan lebih dari 2 jam. Pohon karet ini baru boleh dipanen (untuk diambil lateksnya) setelah berusia 5 tahun dan memiliki usia produktif 25 sampai 30 tahun. Lateks inilah yang selanjutnya akan diolah menjadi bentuk baru (produk barang jadi). Lateks yang masih dalam bentuk cairan menjadi bahan baku produk balon karet mainan, permen karet, sarung tangan karet, kondom dan lain-lain. Sedangkan lateks yang sudah kering (membeku, sering disebut kompo) menjadi bahan baku ban mobil, conveyor belt, karet pelindung pada bodi mobil, dan lain-lain. B. PROSES PENGOLAHAN KARET REMAH (HIGH GRADE) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu memproduksi karet remah

Upload: rosi-mauliana

Post on 01-Jan-2016

299 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

limbah

TRANSCRIPT

Page 1: Pengolahan Karet Remah Yang Sudah Dilakukan

PENGOLAHAN KARET REMAH YANG SUDAH

DILAKUKAN

A. PROSES PENGOLAHAN KARET CRUMB RUBBER

Tanaman karet ini apabila digores/disayat pada kulit batangnya akan

mengeluarkan cairan pekat berwarna putih yang disebut lateks. Lateks ini akan

kering dan menggumpal apabila dibiarkan lebih dari 2 jam. Pohon karet ini baru

boleh dipanen (untuk diambil lateksnya) setelah berusia 5 tahun dan memiliki usia

produktif 25 sampai 30 tahun. Lateks inilah yang selanjutnya akan diolah

menjadi bentuk baru (produk barang jadi). Lateks yang masih dalam bentuk cairan

menjadi bahan baku produk balon karet mainan, permen karet, sarung tangan

karet, kondom dan lain-lain. Sedangkan lateks yang sudah kering (membeku,

sering disebut kompo) menjadi bahan baku ban mobil, conveyor belt, karet

pelindung pada bodi mobil, dan lain-lain.

B. PROSES PENGOLAHAN KARET REMAH (HIGH GRADE)

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

Berulu memproduksi karet remah (crumb rubber), produknya adalah SIR

(Standard Indonesian Rubber). SIR yang diproduksi perusahaan ini ada 2 (dua)

jenis yaitu SIR 3L (Light) dan SIR 3 WF (Whole Field). Bahan baku yang

digunakan untuk memproduksi SIR berasal dari lateks Hevea brasiliensis, lateks

tersebut diolah dengan teknik mekanis dan kimiawi. Pembuatan SIR 3L dan 3WF

meliputi pengolahan basah dan pengolahan kering.

B.1. PENGOLAHAN BASAH

1. Penerimaan Lateks

Bahan baku Pabrik Pengolahan Karet Remah (PPKR) Way Berulu berasal dari

Page 2: Pengolahan Karet Remah Yang Sudah Dilakukan

kebun Way Berulu, Bergen, dan Way Lima. Lateks kebun yang diterima harus

segar dan tidak menggumpal (bebas prakoagulasi) dengan penambahan amoniak

dalam jumlah tertentu, biasanya mobil pengangkut lateks kebun sampai ke pabrik

pada pukul 12:00 WIB. Lateks yang datang dari kebun ke pabrik harus ditimbang

terlebih dahulu dengan Jembatan Timbang (Gambar 1). Jembatan Timbang yang

digunakan memiliki spesifikasi yaitu, kapasitas 20 ton.

C. Diagram Pengolahan Karet Remah Dari Lateks

Pengolahan karet remah dari lateks

Page 3: Pengolahan Karet Remah Yang Sudah Dilakukan

Sianturi, M. 2011. Proses Pengolahan Karet Crumb Rubber.

http://kebunkaretnunukan.blogspot.com/2011/10/proses-pengolahan-karet-crumb-

rubber-1.html Diakses pada tanggal 16 September 2013.

PANDUAN PENULISAN JURNAL By Runtut Prih Utami

Page 4: Pengolahan Karet Remah Yang Sudah Dilakukan

PENGOLAHAN KARET REMAH YANG

BELUM DILAKUKAN

Menurut Kementerian Perindustrian untuk mendorong produksi dan pengolahan

karet nasional serta produk turunannya, Indonesia harus melakukan upaya

tambahan agar karet dan produk turunannya seperti plastik dapat memenuhi

kebutuhan dalam negeri dan ekspor terutama industri. Joint venture atau investasi

nasional akan kami mendorong supaya marketnya bisa memenuhi kebutuhan

dalam negeri tapi juga ekspor. Selain itu, kapasitas produksi harus tercukupi

dengan memenuhi kapasitas bahan baku tanpa impor. Hambatan lain perlu diatas

adalah memaksimalkan kapasitas oil refinery untuk menghasilkan bahan baku

nafta dan kondensat untuk bahan baku petrokimia hulu. Untuk menjamin pasokan

bahan baku, pemerintah harus mendorong secara maksimal agar investasi besar di

bidang oil refinery bisa tetap berlangsung semata-mata agar produk turunan

petrokomia bisa terus diproduksi termasuk pasokan gas untuk industri. Begitu

juga investasi refinery di bidang hulu industri kimia (Teresia, 2013).

TERESIA, A. 2013. Industri Karet Dapat Dukungan Penuh.

http://www.tempo.co/read/news/2013/09/10/092511989/Industri-Karet-Dapat-

Dukungan-Penuh Diakses pada tanggal 16 September 2013.

Page 5: Pengolahan Karet Remah Yang Sudah Dilakukan