pengkajian pengaruh oksidasi dan iradiasi pad a …
TRANSCRIPT
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 fSSN 0852 - 2979
PENGKAJIAN PENGARUH OKSIDASI H202 DAN IRADIASI Y
PAD A SENYAWA NATRIUM SIAN IDA
SutotoPusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN
ABSTRAKPENGKAJIAN PENGARUH OKSIDASI H202 DAN IRADIASI Y PADA
SENYAWA NATRIUM SIANIDA. Solven natrium sianida banyak dipakai oleh industripertambangan emas untuk mengambil logam emas dari bijih tambangnya. Oari operasiproses sianidasi ditimbulkan tailing efluent yang mengandung sianida yang bersifat racundan besar volumenya. Untuk keselamatan pekerja dan lingkungan di sekitarnya, makapemakaiannya dibatasi pada konsentrasi rendah dan ditempat terisolasi. Limbah yangkeluar diolah terlebih dahulu sebelum didispersikan ke lingkungan bersama aliran sungai.Proses pengolahan ekonomis dilakukan dengan cara bertahap, yaitu denganpengenceran maksimum dan hasilnya ditampung di sebuah tailing dam untuk berprosesdistruksi dan terurai secara alamiah (natural degradation). Lama waktu tinggal limbah ditailling dam sangat menentukan hasil peruraiannya. Oleh karena keterbatasan lahanuntuk meningkatkan daya tampung tailling dam, maka cairan luapan tailling dan(overflow) yang masih mengandung sianida dengan konsentrasi ± 1° ppm diturunkankorradiation thatnsentrasinya hingga < 0,5 ppm dengan proses oksidasi kimiamenggunakan oksidator H202. Nilai konsentrasi sianida tersebut memenuhi baku mutuair limbah kategori II yang dapat didispersikan kelingkungan. Pada penelitian ini telahdikaji kemungkinan aplikasi oksidasi H202 dan iradiasi V yang sinergi untuk menurunkankandungan sianida limbah
ABSTRACTINFLUENCE STUDY OF H202 OXIDATION Y IRRADIATION TO SODIUM
CYANIDE COMPOUND. Sodium Cyanide solvent oftenly use by gold mining industry.Cynidation from it process produce tailing efluent that contain a mount of cyanide which ispoisonous. Hence, for the workers and enviroment safety, the use of cyanide shouldlimited in the isolated place. Waste must be processed before it dispersed with river flowin enviroment. It process in economical could be done in 3 steps; whitch are maximumthinning, destruction and national degradation product. Because of limited place to holdthe waste in tailing dam, the over flow still contain cyanide in :!:. 1° ppm concentration andcould reduced untill and less than 0,5 ppm using chemical oxidation process with H202
oxidatiator. It concentration meet the liquid water quality standart in catagory II that coulddispersed to enviroment. The research has study the possibility of H202 oxidationaplication V Irradde contents in waste.
PENDAHULUAN
Oi dalam industri pertambangan emas, termasuk di Pongkor, senyawa
natrium sianida (NaCN) dipakai sebagai solven untuk mengambil logam emas
dari batuan bijih hasil penambanganya. Proses yang ekonomis tersebut dikenal
sebagai proses sianidasi dan memberikan nilai rekoveri proses yang besar,
yaitu sekitar 97 %. Senyawa terse but tergolong sebagai senyawa 83 (bahan
berbahaya dan beracun) sehingga penggunaannya harus mengikuti prosedur
yang telah ditentukan karena berpotensi menyebabkan keracunan pada
manusia. Akibat dampak keracunan sianida dapat bervariasi, tergantung dari
188
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Ta/111112006 ISSN 0852 - 2979
jumlah sianida yang masuk kedalam tubuh manusia dan dampak terberatnya
adalah cacat penglihatan dan kematian. Sianida tidak diakumulasikan oleh organ
tubuh manusia.
Pada proses ekstrasi dengan metode sianidasi ditimbulkan sejumlah
limbah cair (tailling effluent) yang berwarna coklat kekeruhan, mengandung
sianida dan besar volumenya. Berwarna coklat kekeruhan diakibatkan karena
limbah mengandung suspensi tanah yang terikut dalam aliran limbah. Oleh
karena mengandung sianida, maka limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum
didispersikan ke lingkungan. Batasan kandungan maksimum sianida dalam
limbah cair yang diperbolehkan didispersikan ke lingkungan diatur dalam
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/Men.LK/1 0/1995, yaitu harus lebih
kecil dari 0,5 ppm. Untuk meningkatkan keselamatan pekerja dan lingkungan
sekitarnya industri pertambangan emas di Pongkor membatasi konsentrasi
penggunaan sianidanya, yaitu maksimum 1500 ppm dan dilakukan di lokasi
tertutup untuk umum serta sangat berjauhan dari pemukiman penduduk. Tailling
effluent yang ditimbulkan diolah secara sistematis dengan sistem pengolahan
limbah yang sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya ke lingkungan.
Air clari sekitar
Flo1~11au dau kOO~\ll"'ll
Sung';C,kaniki
Gambar.1 Sistimatika pengolahan limbah cair dan rencana penempatan sistemiradiasi sianida
189
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852 - 2979
Sistematika pengolahan tailling effluent dilakukan dengan cara bertahap,
dimulai dengan proses pencucian/pengenceran sehingga konsentrasi sianida
pada limbah menjadi 125 ppm dan ditampung di fasilitas tailling dam yang daya
tampungnya besar. Alur pengolahan tailing efluent sianida seperti pada
Gambar. 1. Pada tahapan tersebut, retensi waktu tinggal limbah dibuat panjang
agar supaya terjadi proses biodegradasi sianida secara maksimal. Proses
tersebut dikenal sebagai cyanide natural degradation sehingga kandungan
sianida pada limbah turun menjadi < 10 ppm. Kemudian untuk memenuhi
persyaratan agar dapat didispersikan ke lingkungan melalui sungai, maka cairan
luapan dam yang kandungan sianidanya < 10 ppm dioksidasi secara kimia
dengan oksidator H202. Proses tersebut dimaknai sebagai cyanide rapid
destruction yang membutuhkan bahan oksidator H202 0,236 kg/m3limbah.
Fenomena distruksi sianida dengan iradiasi y dari sumber radium
terkapsulasi (Iaju dosis 760 \.lSv/jam) telah dilakukan dan menunjukkan adanya
penurunan kandungan sianida dari 1500 ppm menjadi 22 ppm dengan waktu
iradiasi selama 33 hari. Kemudian untuk meningkatkan penelitian di atas, yaitu
untuk mendapatkan waktu iradiasi yang lebih pendek dan faktor penurunan
sianida yang besar, maka dilakukan pengkajian penggabungan kedua metode
distruksi sianida tersebut. Sebagai hipotesa pada pengkajian tersebut adalah :
- Kedua metode tersebut membentuk radikal atom oksigen yang reaktif
- Sangat dimungkinkan pembentukan radikal atom oksigen dari H202 akan lebih
cepat karena teriradiasi.
METODOLOGI.
Sifat penelitian yang dilakukan adalah pengkajian penggabungan 2 metode
distruksi sianida, yaitu dengan oksidasi kimia dan iradiasi y. Persamaan
penggunaan kedua metode tersebut adalah untuk menurunkan kandungan
sianida limbah dengan mekanisme pembentukan ion radikal dari atom oksigen.
Jenis dan jumlah ion radikal yang terbentuk karena iradiasi tergantung dari
besaran dosis radiasi yang diserap oleh limbah. Penggabungan kedua metode
tersebut dapat dilakukan di sebuah tangki yang berfungsi sebagai reaktor kimia
dan sekaligus tempat proses iradiasi dilakukan. Bahan oksidator H202
disuntikkan ke aliran limbah yang akan masuk ke tangki dan kemudian diiradiasi
dengan iradiator radium terkapsulasi. Proses yang diharapkan terjadi adalah
190
Hasil Peneli/ian dan Kegia/an PTLR Tahlln 2006 fSSN 0852 - 2979
meningkatnya faktor pembentukan ion radikal atom oksigen dari bahan oksidator
sehingga akan mempercepat laju reaksi oksidasinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengolahan limbah sianida (tailing effluent) dengan metode distruksialamiah dan kendala yang akan muncul kedepan
Senyawa sianida adalah senyawa yang termasuk golongan B-3 (bahan
berbahaya dan beracun) dan harus dikendalikan keberadaannya. Senyawa
tersebut berpotensi menimbulkan gas racun asam sianida yang dapat merusak
sistem saraf manusia dan binatang. Industri pertambangan emas dengan proses
sianidasi menggunakan NaCN (natrium sianida) sebagai solven ekstraksi untuk
mengambil logam emas dari batuan bijih hasil penambangannya. Limbah proses
yang ditimbulkan masih mengandung sianida yang harus diolah sehingga tidak
berbahaya ke lingkungan. Pengisolasian area produksi dan fasilitas pengolahan
limbahnya dari publik umum bertujuan untuk menghindarkan sedini mungkin
terjadinya keracunan sianida pada manusia di sekitarnya. Oi malam hari,
potensial terjadinya pencemaran oleh uap sianida akan meningkat karena proses
pengolahan distruksi secara alamiah yang berproses dengan mekanisme adanya
sinar matahari berjalan lambat. Mekanisme proses yang harus berjalan di
tahapan terse but adalah biosintesa sianida oleh jasad mikroorganisme dan
tanaman air. disamping keberadaan angin yang akan berfungsi sebagai
pengenceran gas hasil biosintesanya. Untuk menurunkan potensial terjadinya
pencemaran ·tersebut, maka konsentrasi pemakaian sianidanya dibatasi < 1500
ppm. Kejadian kritis tersebut di atas dapat terjadi karena penggunaan sianida di
atas konsentrasi yang diijinkan atau adanya kekurangan pasokan air untuk
mencuci limbah sianida. Proses distruksi alamiah di tailing dam dapat berjalan
normal sampai batas maksimum konsentrasi sianida 300 ppm dengan waktu
proses selama 91 hari. Pendangkalan tailing dam adalah kendala yang dapat
terjadi dikemudian waktu mengingat karakteristik limbah masih mengandung
padatan berukuran < 10 mikron. Oleh terjadinya pendangkalan maka waktu
tinggal limbah untuk berproses degradasi alamiah akan turun, demikian juga
mekanisme sorpsi sianida oleh batuan lahan sekitar ekan rendah. Oleh dampak
yang akan diakibatkan pada kejadian pendangkalan tersebut, maka laju overflow
limbah yang akan diproses koogulasi-flokulasi dan oksidasi relatif meningkat dan
mengandung sianida.
191
Hasi/ Penelitian dan Keg/alan PTLR Tahlm 2006 ISSN 0852 - 2979
Pengolahan limbah sianida secara radiolitik y
Oampak interaksi iradiasi y pada suatu materi atau senyawa adalah adanya
perubahan kesetimbangan ikatan kimia penyusun materi tersebut. Tingkat
perubahan kesetimbangannya tergantung dari besar kecilnya jumlah dosis
iradiasi yang terserap. Mekanisme proses perubahannya, diawali dengan
penggetaran ikatan sampai terjadinya proses ionisasi atau pemutusan ikatan
molekulnya. Untuk iradiasi senyawa berbentuk larutan maka proses ionisasi yang
diakibatkan oleh radiasi dikenal dengan proses radiolitik. Limbah proses
pengambilan emas dari bijih tambangnya dengan sianidasi mengandung
berbagai senyawa, diantaranya adalah sianida, air dan polutan yang terikut
didalamnya. Pada pengolahan dengan metode iradiasi y , maka semua senyawa
yang ada di limbah akan teriradiasi dan menyerap energi radiasi y. Besarnya
dosis radiasi yang terserap oleh masing-masing senyawa tergantung dari nilai
faktor spesifik penyerapannya. Fenomena penyerapan energi y oleh molekul air
dapat berakibat terbentuknya ion-ion hidronium yang radikal dengan mekanisme
yang komplek. Oleh terbentuknya molekul air yang radikal tersebut maka dapat
menyebabkan terurainya sianida menjadi sianat. Mekanisme pembentukan
molekul air yang radikal seperti pada persamaan reaksi dibawah ;
H20 + y ~ H20+ + e'H20 + y ~ H2 O·H20+ + H20 ~ H30+ + OH'H2 O· ~ H + + OH-HCN + H + + OH - + e' ~ (HCN) terurai
Hasil percobaan yang telah dilakukan dengan sampel limbah KCN dan
menggunakan iradiator sumber radium bekas yang telah diolah kapsulasi
menunjukkan adanya penurunan kandungan sianida dari 1500 ppm menjadi 22
ppm dengan waktu iradiasi selama 33 hari. Hasil percobaan tersebut diatas
dapat dilihat seperti pada Tabel. 1 dan Gambar. 2
Tabel1. Hasil analisis sianida dalam sampel KCN pada berbagai dosisiradiasi gamma dengan sumber Ra-226 terkapsulasi
Oasisancarkan
o361,52795,56
2386,69
No
1234
Sianidaterdistruksi
o
194,44481 ,131477,36
192
Nasi! Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006
Grafik Hubungan antara Waktu Irradiasi
terhadap Perubahan Sianida
::::::-1600oE-
ISSN 0852 - 2979
500 1000 1500 2000 2500 3000
Oasis terpancarkan (Sv)
Gambar.2 Kurva hubungan antara penurunnan kandllngan sianida denganbe saran paparan radiasi yang terpancar.
Distruksi sianida dengan oksidasi HzOz sebelum dispcrsi ke Iingkungan
Oleh karena jumlah limbah cair yang ditimbulkan dari kegiatan indllstripertambangan emas adalah besar voillmenya dan kapasitas tampllng fasilitas damadalah terbatas, maka cairan Illapannya (over flow) harus didispersikan kelingkllngan. Oleh karena kandllngan sianida limbahnya masih ± 10 ppm yaitudiatas bakll mutu yang diijinkan, maka harus dilakukan proses penllrllnan sianidasehingga konsentrasinya < 0,5 ppm dan memenllhi baku mutll limbah kategori IIyang dapat didispersikan ke lingkllngan. Cara pengolahan cepat dengan oksidasikimia menggunakan l-h02 dan katalisator CUS04. dipakai lIntllk menllrunkankandllngan sianida limbah sehingga memenuhi baku mutll yang dipersyaratkanterse but. Untllk menurunkan konsentrasi sianida dari ± 10 ppm menjadi < 0,5 ppmdiblltllhkan jllmlah oksidator H202 0,236 kg/m3. Keberhasilan tahapan prosesoksidasi ini adalah sangat penting dan merupakan sllmber kemllngkinan teljadinyapencemaran lingkllngan sllngai yang dialirinya.
Pcnggabungan metode distruksi sianida dcngan oksidasi flzOz dan radiolitik
Mekanisme proses distruksi sianida dengan oksidasi kimia beljalanmelalui pembentukan ion oksigen radikal (On) dan menggllnakan katalisatorClIS04. sehingga membentuk sianat dengan persamaan reaksi sbb :
H202 -) H20 + OnNaCN + H20 B NaOH + HCNHCN + H20 B H30+ + CN-CN- + On -) NCO-
Sedangkan pada proses distruksi sianida dengan iradiasi y maka akan didapatkanion-ion radikal yang selanjutnya jika berinteraksi dengan sianida limbah maka
193
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Talllln 2006 ISSN 0852 - 2979
dimungkinkan sianida berubah ke bentuk sianat yang tidak bersifat racun.Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
H20 + y ~ H20+ + e-H20 + y ~ H20'H20+ + H20 ~ H30+ + OH-H2O· ~ H + + OH-HCN + H + + OH - + e ~ HCN terurai
Apabila kedua metode terse but dibandingkan, maka hasil ion-ion radikal yangdihasilkan dari proses radiolitik lebih besar jumlah dan jenisnya. Tingkatpembentukannya sangat tergantung dari jumlah dosis iradiasi yang terse rap dandipengaruhi oleh panjang waktu dan jarak iradiasi. Semakin pendek jarak sum bel'iradiasi terhadap Iimbahnya dan semakin panjang waktu iradiasinya , maka akandidapatkan tingkat distruksi sianidanya yang besar. Bahwa pada penggabungankedua metode maka bahan oksidator H202 juga teriradiasi, sehingga tingkatreaktifitas pembentukan ion radikal On akan semakin besar dan cenderungmeningkatkan laju perubahannya sianida ke sianat. Oleh karena sifat dispersinyalarutan H202 besar dan mudah terdispersi dan campur homogen dengan cairanlimbah, maka sangat dimungkinkan terjadinya peningkatan laju proses distruksisianida Iimbah yang keberadaannya jauh dari sum bel' radiasi. Kedua metodetersebut bersinergi untuk menurunkan kandungan sianida limbah.
Sum bel' y Limbah dan oksidator
Inlet Lead Shieding
Gambar. 3 Rancangan gabungan sistem distruksi sianida sccara radiolitikdan oksidasi kimia.
KESIMPULAN
Sianida adalah senyawa B3 yang pengelolaannya harus dilakukan secaraberhati-hati dan memperhatikan ketentuan keselamatannya. Lim bah tailingeffluent yang mengandung sianida berkonsentrasi rendah dapat diolah oksidasikimia menggunakan bahan oksidator H202 dan untuk meningkatkan laju prosesdistruksi sianida dengan metode radiolitik dilakukan pengkajian penggabunganterhadap kedua metode tersebut. Hasil pengkajian menunjukkan adanya prosessinergi dalam menurunkan kandungan sianida limbah (}i-esh waste) keluaranproses dengan spesifikasi volumenya relatif masih kecil dan konsentrasinya relatifbesar. Sifat mudah bercampurnya secara homogen antara cairan H202 denganlimbah mengakibatkan laju distruksi dan efisiensi sianida naik.
194
Hasil Pene/ilian dan Kegiatall PTLR Ta/Illn 2006 ISSN 0852 - 2979
DAFT AR PUST AKA
I. SIREGAR DOHAR, YULIANTO AGUS, Tambang Emas Pongkor
Pertambangan Emas Berwawasan Lingkungan. Seminar Teknologi
Pengolahan Limbah II BAT AN, Jakarta 16-17bFebruari 1999
2. EULINIA M. VALDEZCO, Management of Spent Radiation Sources and
Other Waste from Small Nuclear Application, FNRI-IAEA, Philippines, 23
January-I 0 February 1995
3. MICHELL J. SIENKO, ROBERT A.PLANE, Chemistry, McGraw-Hili, Fifth
Edition, Tokyo, 1963
195