pengkajian kep kel

51
PENGKAJIAN “KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA TN. M” Disusun Oleh : DWI SEPTIAN WIJAYA (11620592)

Upload: dwi-s-wijaya

Post on 25-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pengkajian Kep Kel

TRANSCRIPT

Page 1: Pengkajian Kep Kel

PENGKAJIAN “KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

PADA KELUARGA TN. M”

Disusun Oleh :

DWI SEPTIAN WIJAYA (11620592)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI2013

Page 2: Pengkajian Kep Kel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang

lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.

Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan

darah kita secara teratur.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90

mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.        

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang

lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih

rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari

120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya

terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada

tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam

jangka beberapa minggu.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah definisi hipertensi ?

2.      Apakah etiologi hipertensi ?

3.      Apakah manifestasi klinis hipertensi ?

4.      Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?

5.      Apakah penatalaksanaan hipertensi ?

6.      Apakah komplikasi dari hipertensi ?

7.      Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Page 3: Pengkajian Kep Kel

Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

hipertensi.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.

2. Mengetahui dan memahami etiologi hipertensi.

3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.

4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.

5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.

6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.

7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi

Page 4: Pengkajian Kep Kel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota

keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena

adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu

dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI

( 1988 )

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan

atau adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai

peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2 Struktur Keluarga

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

Page 5: Pengkajian Kep Kel

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri.

2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga

2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan

fungsinya masing-masing.

2.1.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga

1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam

satu rumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan

diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak

terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi

pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti

nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Page 6: Pengkajian Kep Kel

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi

biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai

tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota

keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam

satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan

saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,

kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau

perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa

nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,

yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman

yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak

bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Page 7: Pengkajian Kep Kel

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan

suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan

tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang

merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk

sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain

dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan

bertanggung jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu

sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena

krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem

kesehatan mental

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan

emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam

kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.1.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara

unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit

Friedman, 199:

Page 8: Pengkajian Kep Kel

1.    Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan

(psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi

kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual

dan kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir

saat anak berusia 5 tahun

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi

dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga

harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota

keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

Page 9: Pengkajian Kep Kel

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk

kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya.

Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta

kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja

sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari

perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung

dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan

tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Page 10: Pengkajian Kep Kel

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya

meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.2 KONSEP DASAR HIPERTENSI

2.2.1 Definisi Hipertensi          

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang

lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.

Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan

darah kita secara teratur.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90

mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.        

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang

lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih

rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari

120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya

terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada

tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam

jangka beberapa minggu.

2.2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya

Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Page 11: Pengkajian Kep Kel

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat

diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi

primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).

Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10%

nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,

antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),

penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan

terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan

pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah

di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya

b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut.

Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga

mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri

tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui

pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak

mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam

tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami

pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun

atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu

Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis

kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat

Page 12: Pengkajian Kep Kel

hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang

tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai

pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita

Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam

terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress,

kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini

juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress

dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf

yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja

pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah

secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan

tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di

pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok

masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi

Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan

terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan

antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya

pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih

tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala,

keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak

yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada

selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

2.2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit :

Page 13: Pengkajian Kep Kel

Mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat

mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2  BUN / kreatinin :

mMmberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3.Glukosa :

Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh

peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4 Kalium serum :

Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau

menjadi efek samping terapi diuretik.

5.Kalsium serum :

Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

6 Kolesterol dan trigeliserida serum :

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak

ateromatosa (efek kardiofaskuler)

7.Pemeriksaan tiroid :

Hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.

8.Kadar aldosteron urin dan serum :

Untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

9 Urinalisa :

Darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

10.VMA urin (metabolit katekolamin) :

Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24

jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

11. Asam urat:

Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.

12. Steroid urin :

Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi

ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.

13. IVP :

Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu

ginjal dan ureter.

Page 14: Pengkajian Kep Kel

14. Foto dada :

Dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG

atau takik aorta; perbesaran jantung.

15. CT scan :

Mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.

16. EKG:

Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.

Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung

hipertensi.

2.2.5 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1. Diet

  Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat

menurunkan

tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan

kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan

dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,

bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

  Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi

seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan

penghambat konversi rennin angitensin.

Page 15: Pengkajian Kep Kel

2.2.6 Komplikasi

Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata

berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal

jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

Page 16: Pengkajian Kep Kel

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. I DENGAN

HIPERTENSI

1. Pengkajian Keluarga

a. Data Umum

Tanggal Pengkajian : 09 Juni 2013

Jarak untuk ke Puskesmas : ± 5 Km

Cara untuk ke Puskesmas : Sepeda motor

Nama Kepala Keluarga : Tn. Mistoji

Umur : 45 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Petani

Suku / bangsa : Jawa

Alamat :

RT 07, RW 03, Dusun Josari, Desa

Salamrejo, Kecamatan Karangan,

Kabupaten Trenggalek

Daftar Anggota Keluarga

No Nama UmurJenis

KelaminAgama

Hubungandgn KK

Pendidikan Pekerjaan

1 Tn. Mistoji 46 th L Islam Suami SMP Petani

2 Ny. Isminah 40 th P Islam Istri SMA Petani

3 Nn. Eka 25 th P Islam Anak D 3 Pegawai Swasta

4An. Dwi 20 th L Islam Anak PT Pelajar/Mahasiswa

Page 17: Pengkajian Kep Kel

Lampiran 1 : genogram

Page 18: Pengkajian Kep Kel

Data Khusus Keluarga

1. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Ny. I adalah keluarga inti (nuclear family) karena . Ny. I tinggal

bersama suami dan ke-2 anaknya saja..

2. Suku Bangsa

Ny. K berasal dari suku Jawa. Sementara lingkungan tempat tinggalnya adalah

lingkungan yang tidak terlalu heterogen, keseluruhan penduduk sekitar adalah

suku jawa dan hidup dengan rukun. Kegiatan apapun yang dilakukan di daerah

setempat selalu diikuti secara berkelompok atau bersama – sama. Untuk menjalin

komunikasi baik antar keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya keluarga

menggunakan bahasa jawa terkadang juga bahasa Indonesia.

3. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Hubungan Dengan Orang lain

Hubungan dengan orang lain cukup baik terbukti dengan klien selalu

berinteraksi dan berkomunikasi dengan tetangganya.

b. Kegiatan Organisasi Sosial

Tn. Mistoji, Ny.I, Sdr. E dan Sdr. D cukup aktif mengikuti kegiatan di

masyarakat atau di sekitar rumahnya. Misalnya mengikuti kegiatan

PKK,dan Ortom

c. Keadaan Ekonomi

Keluarga Ny. I memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dari hasil pekerjaan

dari Tn. Sunaryo,dan dari penghasilan Ny. I sendiri sebagai Petani.

Semantara Sdri. E yang telah bekerja sebagai karyawan hanya membantu

untuk memberikan uang saku kepada adiknya (Sdr. D) yang masih berstatus

sebagai mahasiswa.

4. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Seluruh anggota keluarga Sangat jaranga melakukan kegiatan rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Page 19: Pengkajian Kep Kel

Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap keluarga

perkembangan keluarga yang keenam dalam masa pelepasan anak usia dewasa

muda, dengan tugas perkembangan :

a. Melepaskan anak untuk membina perkawinan

b. Orang tua membantu anaknya untuk tidak tergantung

c. Bapak mencapai puncak karir

d. Lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pekerjaan.

e. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru lewat

perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya hidup dari pasangan itu sendiri.

f. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan.

g. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

2. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Keluarga ini belum sepenuhnya dapat memenuhi tugas perkembangan

karena kedua anaknya yang berusia dewasa muda belum ada yang berkeluarga.

Selain itu Ny. I masih memiliki satu anak yang belum bisa mandiri walaupun pada

kenyataannya kedua anak dari Ny. K tersebut telah meninggalkan rumah.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Anggota keluarga Tn. Mistoji yang mengalami masalah kesehatan

yaitu Ny. Isminah yang mengalami masalah dengan tekanan darahnya, yaitu

hipertensi. Selain itu, beberapa tahun terakhir ini Ny. I juga mengalami

gangguan asam urat. Sedangkan anggota keluarga lain tidak pernah mengalami

penyakit berat. Dalam keluarga besar, ayah dari Ny. I pernah mengalami BPH,

dan adik Ny. I pernah mengalami asma.

c. Keadaan Biologis Keluarga

1. Keadaan Kesehatan

Anggota keluarga Tn. Mistoji yang mengalami masalah kesehatan yaitu

Ny. Isminah yang mengalami masalah dengan tekanan darahnya, yaitu hipertensi.

Selain itu, beberapa tahun terakhir ini Ny. I juga mengalami gangguan asam urat.

Sedangkan anggota keluarga lain tidak pernah mengalami penyakit berat

2. Kebersihan Keluarga

Page 20: Pengkajian Kep Kel

Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga Tn. M seperti

mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi

setiap kali mandi, kebiasaan mencuci rambut seminggu 3 kali dengan

menggunakan shampo.

d. Lingkungan Rumah

1. Karakteristik Rumah

Rumah Tn. M adalah jenis rumah permanen, dengan lantai semen dan

dinding dari bata. Ruangan rumah Tn. M terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur,

1 dapur, 1 kamar mandi, 1 gudang dan Mushala.

Page 21: Pengkajian Kep Kel

Denah rumah

Page 22: Pengkajian Kep Kel

2. Karakteristik Tetangga

Lingkungan tetangga Ny. M pada umumnya adalah saudara yang relatif dekat,

namun ada beberapa tetangga yang bukan berasal dari keluarga.

3. Kebersihan dan Kerapihan

Rumah klien bersih dan rapi, keluarga selalu membersihkan rumah tiap hari.

4. Penerangan

Penerangan pada siang hari berasal dari cahaya matahari langsung yang masuk

melalui jendela rumah, sedangkan pada malam hari penerangan menggunakan

listrik yang dipasang pada setiap ruangan.

5. Ventilasi

Ventilasi di rumah keluarga baik karena ventilasi yang tersedia cukup banyak,

sesuai dengan luas bangunan, jendela dapat memenuhi kebutuhan sirkulasi

udara.

6. Jamban

Jamban yang digunakan yaitu milik pribadi, tipe WC jongkok. Jamban tampak

bersih dan selalu dibersihkan setiap 3x Seminggu.

7. Sumber Air Minum

Air minum menggunakan air minum rebusan sendiri.

8. Pemanfaatan Halaman

Rumah Ny. M mempunyai halaman yang luas, ditanami pohon dan tanaman.

Terdapat beberapa tanaman buah dan pohon berkayu sehingga terlihat rindang

dan sejuk.

9. Pembuangan Air Kotor

Air limbah rumah tangga dibuang ke selokan di belakang rumah, got tersebut

juga berfungsi sebagai resapan air. Sedangkan limbah dari kamar mandi dan

WC disalurkan ke saluran pembuangan akhir (septictank).

10. Pembuangan Sampah

Sampah biasanya dikubur pada lubang yang telah dibuat dan difungsikan

sebagai tempat pembuangan sampah..

Page 23: Pengkajian Kep Kel

11. Sumber Pencemaran

Tidak ada sumber pencemaran yang berarti karena masyarakat .

12. Mobilitas Geografis Keluarga

Baik Tn. M maupun Ny. I keduanya berasal dari Trenggalek, Sdri E bekerja

Trenggalek,tetapi masih merupakan anggota dari lingkungan aslinya, yaitu

rumah tinggal keluarganya walaupun cukup jarang pulang. Begitu pula

dengan Sdr. D, masih merupakan anggota dari lingkungan Trenggalek

walaupun untuk saat ini sedang tinggal di Kediri untuk menempuh

pendidikan S1.

12. Perkumpulan Keluarga dan Intraksi dengan masyarakat

Keluarga memiliki intraksi yang baik dengan masyarakat di sekitar tempat

tinggal dan masyarakat luas pada umumnya. Keluarga memiliki banyak

relasi.

13. Sistem Pendukung Keluarga

Dalam keluarga Tn. M,belum ada sistem pendukung keluarga karena keluarga

tersebut masih merupakan keluarga inti. Dalam bidang kesehatan, keluarga

Tn. M didukung oleh adannya pemegang kartu asuransi kesehatan.

14. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi keluarga tidak terlalu terbuka, hal ini dikarenakan kedua anak

dari Tn. M dan Ny. I adalah Perempuan dam Laki-laki, sehingga untuk setiap

masalah yang terjadi pada anak akan diselesaikan sendiri oleh anak-anak

tersebut. Namun jika terjadi masalah internal dalam keluarga, akan

diselesaikan dengan bermusyawarah bersama .

e. Keadaan Biologis Keluarga

1. Kebersihan Keluarga

Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga Ny. M seperti mandi

minimal 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi

setiap kali mandi, kebiasaan mencuci rambut seminggu minimal 2 kali dengan

menggunakan shampoo. Kebersihan badan dan pakaian anggota keluarga

sangat baik. Keadaan rumah tampak bersih dan rapi.

Page 24: Pengkajian Kep Kel

2. Penyakit yang Sering Diderita

Tidak ada penyakit berat yang diderita keluarga. Yang paling sering terjadi

adalah flu dan demam karena perubahan cuaca yang tidak menentu diiringi

sistem kekebalan tubuh yang menurun akibat aktivitas yang padat.

3. Penyakit Kronis / Menular

Ny. I memiliki penyakit Hipertensi .

4. Kecacatan Anggota Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kecacatan.

5. Pola Makan

Jenis makanan : Nasi, lauk-pauk, sayur, ikan, daging,

seringkali buah-buahan

Frekuensi : minimal 2x seminggu

Keseimbangan

gizi

: Menu sudah seimbang

6. Pola Istirahat

a. Tidur siang

Tidak ada anggota keluarga yang terbiasa tidur siang hanya kadang-kadang

saja. Hal ini berhubungan dengan tingkat aktivitas tiap anggota keluarga yang

tinggi.

b. Tidur malam

Tn. M dan Ny. I selalu tidur dibawah pukul 10 malam. Untuk kedua putra

mereka, pola tidur malam tidak teratur karena pengaruh pergaulan.

f. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi keluarga tidak terlalu terbuka, hal ini dikarenakan kedua anak dari

Tn. M dan Ny. I adalah Perempuan dan laki-laki, sehingga untuk setiap

masalah yang terjadi pada anak akan diselesaikan sendiri oleh anak-anak

tersebut. Namun jika terjadi masalah internal dalam keluarga, akan diselesaikan

dengan bermusyawarah bersama .

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Pemegang kekuasaan tertinggi adalah Tn. M sebagai kepala keluarga.

3. Struktur Peran (formal/informal)

Page 25: Pengkajian Kep Kel

Dalam keluarga, Tn. M merupakan kepala keluarga sebagai orang tua dan

pencari nafkah, Ny. I adalah ibu rumah tangga yang mengurus rumah tangga

dan keluarga sekaligus juga berperan sebagai pendukung finansial keluarga.

Sdr. E yang telah bekerja hanya membantu jika keluarga membutuhkan

bantyuan finansial. Seringkali Sdri. E juga memberikan uang saku kepada

Sdr. D yang masih sebagai mahasiswa.

4. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga Tn. M selalu berpegang teguh dan menjunjung tinggi nilai dan

norma yang berlaku pada lingkungan dan masyarakat pada umumnya karena

baik Tn. M dan Ny. E merupakan seorang guru yang dijadikan sebagai

teladan.

5. Sistem Pendukung Keluarga

Dalam keluarga Tn. M, sistem pendukung adalah anak kandungnya yang

telah bekerja dan dapat membantu ekonomi keluarga, Selain itu Tn. M

memiliki saudara-saudara yang tinggal disekitar rumah yang dapat menjadi

pendukung.

g. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Dalam keluarga Tn. M, masing-masing anggota keluarga saling

memperhatikan dan saling menyanyangi satu dan lainnya walaupun tinggal

ditempat yang berjauhan. Masing-masing anggota keluarga merasa sebagai

bagian dari struktur keluarga yang saling membutuhkan.

2. Fungsi sosial

Tn. M dan Ny. I sekarang tidak lagi aktif dalam kegiatan di lingkungan

sekitar. Sedangkan anak-anak mereka memiliki organisasi masing-masing di

lingkungan hidupnya.

3. Fungsi Reproduksi

Ny I masih sebagai Akseptor KB di usia 52 ini.

4. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga mengetahui masalah kesehatan yang di derita oleh Ny. I, tetapi

belum dapat memberikan pemecahan untuk masalah kesehatan yang terjadi

Page 26: Pengkajian Kep Kel

pada anggota keluarganya. Dengan berbekal pengetahuan Sdr. E sebagai

mahasiswa keperawatan, sedikit banyak keluarga mengetahui tentang

konsep Hipertensi. Namun, keluarga juga belum mampu memahami sejauh

mana sifat dan luasnya masalah walaupun keluarga mengetahui ancaman

kesehatan yang terjadi jika masalah kesehatan tersebut terus-menerus

dibiarkan. Keluarga Tn. M belum mampu memodifikasi lingkungan untuk

meningkatkan kesehatan. Jika ada anggota keluarga yang sakit, akan dibawa

ke pelayanan kesehatan yang ada.

Namun, Ny. I sendiri sangat sulit untuk diminta memeriksakan

kesehatannya di tempat pelayanan kesehatan dengan alasan takut

keluarganya terbengkalai jika Ny. I MRS.

5. Fungsi Ekonomi

Keluarga mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan,

pendidikan, kesehatan, rekreasi dan beberapa

h. Sosial Ekonomi Keluarga

1. Hubungan Dengan Orang lain

Hubungan dengan orang lain cukup baik terbukti dengan klien selalu

berinteraksi dan berkomunikasi dengan tetangganya walaupun sekali-kali

dikarenakan kesibukan masing-masing anggota keluarga.

2. Keadaan Ekonomi

Keluarga Tn. M bekerja sebagai petani dan dibantu oleh istri yang juga

berprofesi sebagai petani dan anaknya yang bekerja sebagai karyawan

dengan penghasilan per bulan lebih dari 1 juta.

i. Psikologis (Stress dan Koping) Keluarga

1. Keadaan emosi mental

Keadaan emosi seluruh angggota keluarga relatif stabil, menurut keluarga

jarang sekali terjadi pertengkaran di dalam rumah.

2. Stressor

a. Stressor Jangka Panjang

Ny. I takut kalau penyakitnya akan menjadi semakin parah.

b. Stressor Jangka Pendek

Page 27: Pengkajian Kep Kel

Tn. M, Sdr. E, dan Sdr. I takut kalau sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang

memperburuk kondisi Ny. I.

3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi

Keluarga menyadari adanya masalah kesehatan dan resiko dari penyakit

hipertensi.

4. Strategi Koping yang Digunakan

Dalam keluarga Tn.M, bila ada masalah maka akan dilakukan musyawarah

untuk menyelesaikannya.

j. Spiritual Kultural Keluarga

1. Ketaatan Beribadah

Seluruh anggota keluarga Tn. M beragama Islam dan menjalankan sholat 5

waktu setiap harinya.

2. Keyakinan Tentang Kesehatan

Menurut keluarga, sehat itu penting, Tn. M, Sdri E dan Sdr. D berharap

bahwa kondisi kesehatan Ny. I baik-baik saja, tidak terdapat tanda-tanda

yang membahayakan keadaanya.

3. Nilai dan Norma

Nilai dan norma keluarga sama dengan nilai dan norma yang ada di

masyarakat, tidak ada yang bertentangan.

4. Adat yang Mempengaruhi Kesehatan

Dalam keluarga tidak ada adat yang bertentangan dengan kesehatan.

k. Harapan Keluarga

Tn. M, Sdri. E dan Sdr. D berharap seluruh anggota keluarganya akan sehat

semua seterusnya.

Page 28: Pengkajian Kep Kel

l. Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN Tn. M Ny. I Sdri. E Sdr. D

KESADARAN CM CM CM CM

TANDA VITAL:

Tekanan

Darah

Nadi

Respirasi

Suhu

Berat Badan

120/90

82

19

-

-

68

150/100

80

20

-

-

75

120/80

80

19

-

-

45

120/80

80

20

-

-

65

KEPALA:

Bentuk

Rambut

Kulit Kepala

Simetris

Rambut berwarna

hitam, distribusi

merata

Bersih, tidak

terdapat ketombe

ataupun lesi, tidak

mudah dicabut

Simetris

Rambut

berwarna hitam,

distribusi merata

Bersih, tidak

terdapat

ketombe

ataupun lesi,

tidak mudah

dicabut

Simetris

Rambut berwarna

hitam, distribusi

merata

Bersih, tidak

terdapat ketombe

ataupun lesi, tidak

mudah dicabut

MATA:

Bentuk

Konjungtiva

Sklera

Fungsi

Penglihatan

Simetris

Merah muda

Putih jernih

--/--

Tidak dapat

membaca pada

jarak ± 30 cm.

Gerak ke segala

arah

Simetris

Merah muda

Putih jernih

--/--

Tidak dapat

membaca pada

jarak dekat ± 30

cm .

Gerak ke segala

Simetris

Merah muda

Putih jernih

--/--

Tidak dapat

membaca pada jarak

± 30 cm.

Gerak ke segala arah

Page 29: Pengkajian Kep Kel

arah

HIDUNG:

Bentuk Simetris, tidak

terdapat sekret,

septum berada di

tengah

Simetris, tidak

terdapat sekret,

septum berada

di tengah

Simetris, tidak

terdapat sekret,

septum berada di

tengah.

TELINGA:

Bentuk

Fungsi

Pendengaran

Simetris, ujung

pinna sejajar

dengan sudut bola

mata

Fungsi

pendengaran baik,

terbukti dapat

menjawab

pertanyaan

dengan baik dan

benar

Simetris, ujung

pinna sejajar

dengan sudut

bola mata

Fungsi

pendengaran

baik, terbukti

dapat menjawab

pertanyaan

dengan baik dan

benar

Simetris, ujung

pinna sejajar dengan

sudut bola mata

Fungsi pendengaran

baik, terbukti dapat

menjawab

pertanyaan dengan

baik dan benar

MULUT:

Bentuk

Bibir

Gigi

Simetris

Bibir lembab,

mukosa mulut

bersih.

Berwarna coklat

Ada caries

Simetris

Bibir lembab,

mukosa mulut

bersih.

Berwarna coklat

Ada caries

Simetris

Bibir lembab,

mukosa mulut

bersih.

Berwarna coklat

Ada caries

LEHER:

Bentuk

Pergerakan

Simetris

Bebas, dapat

melihat ke segala

arah, tidak ada

kaku kuduk.

Simetris

Bebas, dapat

melihat ke

segala arah,

tidak ada kaku

Simetris

Bebas, dapat melihat

ke segala arah, tidak

ada kaku duduk.

Page 30: Pengkajian Kep Kel

kuduk.

DADA:

Pergerakan Simetris Simetris Simetris

PENGKAJIAN FUNGSI PERAWATAN KELUARGA

TANG

GAL

MASALAH DATA FUNGSI PERAWATAN

KELUARGA

KESIMPULAN

09 juni

2013

Resiko terjadinya cidera

(perdarahan PD otak)

berhubungan dengan

keengganan Klien untuk

berobat.

DS :

1. Ny. K sering mengeluh

sakit kepala berat di

bagian tengkuk.

2. Ny K. Berkata bahwa ia

malas untuk melakukan

pemeriksaan (Tingginya

tekanan darah diketahui

saat diperiksa oleh Sdr.

Fendy)

3. Ny. K mengetahui tentang

konsep hipertensi dari

penjelasan yang diberikan

oleh anaknya.

4. Ny. K tidak mengetahui

makanan apa yang boleh

dan tidak boleh dimakan

sehubungan dengan

1. Keluarga mengetahui masalah

kesehatan yang di derita oleh

Ny. Kamsiatun, tetapi belum

dapat memberikan pemecahan

untuk masalah kesehatan yang

terjadi pada anggota keluarganya

2. Keluarga belum mampu

memahami sejauh mana sifat dan

luasnya masalah.

3. Keluarga mengetahui ancaman

kesehatan yang terjadi jika

masalah kesehatan tersebut

terus-menerus dibiarkan.

4. Keluarga belum mampu

memodifikasi lingkungan untuk

meningkatkan kesehatan. Jika

ada anggota keluarga yang sakit,

akan dibawa ke pelayanan

kesehatan yang ada.

5. Ny. K sendiri sangat sulit untuk

diminta memeriksakan

kesehatannya di tempat

pelayanan kesehatan dengan

resiko terjadinya

komplikasi

(CVA) dalam hal

ini berhubungan

keengganan klien

untuk

memeriksakan

diri ke pusat

pelayanan

kesehatan.

Page 31: Pengkajian Kep Kel

penyakit yang dideritanya.

DO:

1. TD : 160/100

alasan takut keluarganya

terbengkalai jika Ny. K MRS.

Page 32: Pengkajian Kep Kel

Prioritas Masalah

Risiko Tinggi Cedera terjadinya cidera (perdarahan PD otak)

NO KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN

1 Sifat masalah tidak atau kurang

sehat

3 / 3 x

1

1 Masalah yang terjadi kurang sehat

dan perlu tindakan segera .

2 Kemungkinan masalah dapat

diubah : seluruhnya

1 / 2 x

2

2 masalah dapat diatasi sebagian

karena klien masih enggan untuk

diberikan terapi.

3. Potensi masalah untuk dicegah :

tinggi

3 / 3 x

1

1 Masalah dapat dicegah jika klien

berhati-hati dalam menjaga intake

nutrisi dan emosinya. Serta

dibutuhkan pengobatan yang segera

jika terjadi nyeri kepala yang

kronis.

4 Menonjolnya masalah : ada

masalah berat, harus segera

ditangani

2 / 2 x

1

1 Keluarga menyadari adanya

masalah

Total 4

Kriteria Kemandirian Keluarga Berdasarkan Tingkat Kemandirian

NO KRITERIA TINGKAT KEMANDIRIAN

I II III

1. Menerima petugas (puskesmas) √ V √

2. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana

keperawatan keluarga

√ V √

3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah

kesehatan dengan benar

V √

4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran V √

5. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai

anjuran

6. Melakukan tindakan pencegahan secara aktif √

Page 33: Pengkajian Kep Kel

7. Melakukan tindakan promotif secara aktif √

Dari hasil penilaian keluarga mandiri diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga

Tn. M masuk pada kategori keluarga mandiri (KM II)

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS :

1. Ny. I Terkadang mengeluh sakit

kepala berat di bagian tengkuk.

2. Ny I. Berkata bahwa ia malas untuk

melakukan pemeriksaan (Tingginya

tekanan darah diketahui saat

diperiksa oleh Sdr. D)

3. Ny. I mengetahui tentang konsep

hipertensi dari penjelasan yang

diberikan oleh anaknya.

4. Ny. I tidak mengetahui makanan apa

yang boleh dan tidak boleh dimakan

sehubungan dengan penyakit yang

dideritanya.

DO:

TD : 160/100

keengganan untuk pergi ke

tempat pelayanan kesehatan

karena kekhawatiran terhadap

kondisi keluarga jika sampai

MRS

resiko tinggi

terjadinya cedera

(perdarahan pada

pembuluh darah

otak)

ANALISA DATA

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Risiko tinggi cedera (perdarahan pembuluh darah otak) berhubungan dengan

keengganan klien untuk berobat dan mendapatkan terapi yang sesuai dengan

kebutuhan.

Page 34: Pengkajian Kep Kel

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N

o.

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi

Umum Khusus

1. Resiko cidera

(perdarahan

pada

pembuluh

darah di otak)

berhubungan

dengan

keengganan

klien untuk

berobat dan

mendapatkan

terapi yang

sesuai dengan

kebutuhan

Setelah di

lakukan

perawatan/

kunjungan

sebanyak

2x

diharapka

n klien

berkenan

untuk

melakukan

pemeriksa

an rutin

dan terapi

jika nyeri

kepalanya

Keluarga mampu:

- Memodifikasi

lingkungan untuk

kebaikan klien.

- Memberikan

pengertian kepada

klien dengan

menyebutkan

akibat yang bisa

terjadi bila

tekanan darah

terlalu tinggi.

- Menyebutkan

makan an yang

boleh dan tidak

boleh untuk

Verbal:

- Kilen

dan

keluarga

mengung

kapkan

pemaham

annya

dalam

bentuk

kata-kata

Non verbal:

- Saat

diberikan

penyuluh

an, klien

- Mereduksi sterssor

maupun faktor-faktor

yang memicu

terjadinya hipertensi.

- Memberikan

pengarahan kepada

klien tentang konsep

komplikasi hipertensi.

- Menyebutkan semua

makanan yang boleh

di konsumsi dan yang

tidak boleh di

konsumsi.

- Memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan.

1. Jelaskan kepada

keluarga tentang

kemungkinan

penyebab tejadi

peningkatan

tekanan darah.

2. Jelaskan tentang

tanda/ gejala

terjadinya

peningkat an

tekanan darah.

3. Jelaskan tentang

akibat dari

peningkatan

tekanan darah.

4. Jelaskan kepada

Keluarga mampu:

- Menyebutkan

kemung kinan

penyebab terja-

dinya peningkatan

tekanan darah.

- Menyebutkan tanda

peningkatan tekanan

darah.

- Menyebutkan akibat

yang bisa terjadi

pada peningkatan

tekanan darah.

- Menunjukkan

makan- an yang

boleh dan tidak

Page 35: Pengkajian Kep Kel

tidak

kunjung

hilang.

penderita tekanan

darah tinggi.

- Memeriksakan

diri secara teratur.

- Penderita mau

Mengurangi

konsumsi garam.

- Menyediakan

makanan yang

rendah garam

dan

keluarga

menunjuk

kan

ekspresi

telah

memaha

mi materi.

- Masakan yang

dikonsumsi sudah

tidak asin lagi

(rendah garam).

- Menyediakan makan

an yang rendah

garam.

keluarga tentang

diet pada panderita

tekanan darah

tinggi

5. Obsevarsi

kemampuan

keluarga setelah

mendapat

penjelasan dari

petugas.

6. Anjurkan kepada

keluarga untuk

memeriksakan diri

secara teratur.

7. Motivasi penderita

untuk mengurangi

garam dalam

setiap makanan.

boleh di konsumsi.

- Penderita akan

memeriksakan diri

secara teratur ke

pelayanan kesehatan.

- Keluarga menyedia

kan masakan untuk

penderita (sup

dengan rasa yang

tidak asin).