pengikatan jual beli dalam perjanjian …eprints.ums.ac.id/70469/1/naskah publikasi.pdfatas...

22
i PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH KAVELING ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI DI NOTARIS-PPAT BOYOLALI (Studi Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Oleh: NANDHITA LUH SHINTA C100150077 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

i

PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI

TANAH KAVELING ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI

DI NOTARIS-PPAT BOYOLALI

(Studi Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Oleh:

NANDHITA LUH SHINTA

C100150077

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI

TANAH KAVELING ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI

DI NOTARIS-PPAT BOYOLALI

(Studi Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NANDHITA LUH SHINTA

C100150077

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(Septarina Budiwati, S.H., M.H., C.N.)

Page 3: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI

TANAH KAVELING ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI

DI NOTARIS-PPAT BOYOLALI

(Studi Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak)

Oleh:

NANDHITA LUH SHINTA

C100150077

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 30 Januari 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Septarina Budiwati, S.H., M.H., C.N. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati, S.H., M.Hum

NIK. 537

Page 4: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 14 Januari 2019

Penulis

Nandhita Luh Shinta

C100150077

Page 5: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

1

PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI

TANAH KAVELING ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI

DI NOTARIS-PPAT BOYOLALI

(Studi Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak)

Abstrak

Pengikatan jual beli tanah merupakan perjanjian pendahuluan yang dilakukan oleh

penjual dan pembeli di hadapan Notaris-PPAT dan berfokus di Kabupaten

Boyolali .Pengikatan ini dilakukan karena adanya syarat Akta Jual Beli Tanah

yang belum terpenuhi diantaranya belum lunasnya harga tanah yang disepakati

atau belum terbitnya sertifikat hak atas tanah yang diperjual belikan. Untuk itu

dibuatlah akta pengikatan jual beli agar penjual dan pembeli dapat memenuhi

syarat, hak dan kewajiban sehingga dapat tercapai prestasi atau kesepakatan jual

beli tanah tersebut. Selanjutnya dalam akta tersebut juga memuat akibat hukum

atas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para

pihak dalam perjanjian dan dilaksanakan dengan iktikad baik. Selain itu akta ini

merupakan Akta Notariil dimana berkekuatan hukum tetap, bersifat otentik dan

tidak dapat ditarik kembali. Kemudian perjanjian memiliki banyak asas,

diantaranya asas kebebasan berkontrak. Pada perjanjian ini menganalisis

bagaimana penerapan asas kebebasan dituangkan dalam perjanjian, dimana dalam

asas kebebasan berkontrak seseorang dibebaskan untuk melakukan perjanjian

apapun sebanyak tidak bertentangan dengan hukum, bebas mengenai kausa, dan

syarat serta hak kewajiban didalamya.

Kata Kunci: pengikatan, jual beli, tanah kaveling

Abstract

The sale and purchase of land is a preliminary agreement made by the seller and

buyer in front of the Notaries and focuses on Boyolali District. This binding is

done because of the condition of the Land Sale and Purchase Act that has not been

fulfilled such as unpaid land price agreed or has not been issued certificate of land

rights traded for sale. For that, the sale and purchase agreement is made for sellers

and buyers to fulfill the requirements, rights and obligations so that the land

acquisition or agreement can be reached. Furthermore, the act also contains legal

consequences for the establishment of a binding agreement for sale and purchase

agreements which must be adhered to by the parties in the agreement and

executed in good faith. In addition, this act is a Notarial Deed where law

enforcement remains, authentic and irrevocable. Then the agreement has many

basic principles, including the principle of contractual freedom. In this agreement

it analyzes how the basic principle of freedom is set out in the agreement,

whereby in the principle of freedom of contract a person is freed to enter into any

agreement not with standing the law, independent of the cause, and the terms and

rights of obligations there in.

Keywords: binding, sale and purchase of land

Page 6: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

2

1. PENDAHULUAN

Tanah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam kebutuhan hidup

manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Tanah sebagai benda yang sangat

penting dalam kehidupan manusia mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Masyarakat berpandangan bahwa seseorang yang memiliki tanah yang luas dan

banyak lokasi tanah, maka akan dipandang sebagai orang kaya (tolak ukur

kekayaan seseorang).

Tanah merupakan salah satu benda tidak bergerak dalam hukum perdata

yang sebelum adanya jual beli harus dilakukan perjanjian antara para pihak yang

bersangkutan. Apabila terjadi kesepakatan jual beli, maka baru dapat dilakukan

pemindahan hak kepemilikan atas tanah. Seperti yang diatur dalam UUPA No. 5

Tahun 1960 bahwa perpindahan hak milik atas sebidang tanah harus dilakukan

dan di hadapan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). Sehingga dapat disebabkan

bahwa jual beli tanah adalah suatu perjanjian yang mana pihak yang satu

mengikatkan dirinya untuk membayar harga yang telah disepakati dan pihak yang

lain menyerahkan tanah beserta hak atas tanah tersebut dengan adanya kewajiban

melakukan pemindahan hak atas tanah di hadapan PPAT.

Hal yang sering kita temui di masyarakat proses jual beli tanah kini

dilakukan dengan cara pembayaran bertahap atau cicilan dengan ditentukan

jangka waktu tertentu. Dalam hal ini maka para pihak yakni penjual dan pembeli

melakukan suatu perbuatan hukum dengan cara membuat pengikatan jual beli

tanah di hadapan Notaris. Dalam akta pengikatan jual beli tanah ini memuat hal-

hal yang telah dijanjikan antara penjual dan pembeli yang harus ditaati dan

dilaksanakan bersama guna mencapai tujuan yang telah disepakati. Selain itu

pengikatan jual beli tanah ini muncul untuk memberikan perlindungan dan

kepastian hukum bagi para pihak yang akan melakukan perjanjian jual beli tanah.

Pengikatan jual beli tanah ini terjadi karena kurangnya persyaratan apabila

dibuat AJB (Akta Jual Beli) secara langsung, sebab kemampuan dan kondisi

pembeli dalam membeli tanah ini berbeda-beda. Selain itu perjanjian pengikatan

jual beli ini muncul karena peraturan jual beli tanah dimana harus melakukan AJB

(Akta Jual Beli) yang mana dalam pelaksanaannya pembeli harus membayar tanah

secara lunas barulah dapat menandatangani akta jual beli. Agar transaksi jual beli

tanah tetap berjalan maka notaris membuat perjanjian pengikatan jual beli (PPJB)

Page 7: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

3

yakni berbentuk Akta Notariil antara penjual dan pembeli karena pada umumnya

perjanjian pengikatan jual beli berisi kesepakatan penjual untuk mengikatkan diri

untuk menjual barang kepada pembeli dengan syarat adanya tanda jadi atau uang

muka. Dalam perjanjian tersebut memuat perjanjian yang disepakati antara

penjual dan pembeli, harga yang telah disepakati, waktu pelunasan dan

pelaksanaan AJB.

Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang disebabkan karena kurangnya

persyaratan apabila dibuat AJB secara langsung. Dalam dua hal tersebut

berhubungan dengan salah satu asas-asas perjanjian, yakni asas kebebasan

berkontrak. Dimana penjual dan pembeli tetap dapat melaksanakan transaksi jual

beli tanah meskipun persyaratan AJB masih kurang, dengan membuat perjanjian

perikatan jual beli yang isi dan bentuknya dibuat bebas sesuai dengan keinginan

penjual dan pembeli serta tidak melanggar perundang-undangan yang berlaku.

Kebebasan berkontrak didasarkan pada Pasal 338 ayat (1) KUHPerdata bahwa

semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undag-undag bagi

mereka yang membuatnya. Kebebasan berkontrak memberikan jaminan

kebebasan kepada seseorang dalam beberapa hal yang berkaitan dengan

perjanjian, diantaranya yakni bebas menentukan apakah ia akan melakukan

perjanjian atau tidak, bebas menentukan dengan siapa ia akan melakukan

perjanjian, bebas menentukan isi atau klausula perjanjian, bebas menentukan

bentuk perjanjian, bebas menentukan hukum yang digunakan, bebebasan-

kebebasan lainnya. Kebebasan berkontrak ini tetap ada batasnya, yaitu tidak

bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, maupun kesusilaan.

Perikatan hukum Islam asas kebebasan disebut Al-Hurriyyah. Islam

memberikan kebebasan kepada para pihak untuk melakukan suatu perikatan.

Bentuk dan isi perikatan tersebut ditentukan oleh para pihak. Apabila telah

sepakat dengan bentuk dan isinya, maka perikatan itu mengikat para pihak yang

menyepakatinya dan harus dilaksanakan segala hak dan kewajibannya. Namun,

kebebasan ini tidak absolut. Sepanjang tidak bertentangan dengan syariah Islam,

maka perikatan tersebut boleh dilaksanakan.

Bersadarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah:

(1) Bagaimana bentuk dan isi perjanjian pengikatan jual beli tanah kaveling antara

Page 8: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

4

penjual dan pembeli di Notaris-PPAT Boyolali?, (2) Apa akibat hukum dari

pengikatan pengikatan jual beli tanah kaveling antara penjual dan pembeli di

Notaris-PPAT Boyolali?, (3) Bagaimana penerapan asas kebebasan berkontrak

pada pengikatan perjanjian jual beli tanah kaveling antara penjual dan pembeli di

Notaris-PPAT Boyolali?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan

penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana isi dan bentuk perjanjian

pengikatan jual beli tanah kaveling antara penjual dan pembeli di Notaris-PPAT

Boyolali, mengetahui apa akibat hukum dari perjanjian pengikatan jual beli tanah

kaveling antara penjual dan pembeli di Notaris-PPAT Boyolali, mengetahui

penerapan asas kebebasan berkontrak pada perjanjian pengikatan jual beli tanah

kaveling antara penjual dan pembeli di Notaris-PPAT Boyolali. Kemudian

manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah diharapkan penulisan penelitian ini

dapat menambah pengetahuan di bidang hukum perdata,berfokus pada pengikatan

perjanjian jual beli, akibat hukum dari pengikatan perjanjian jual beli dan

penerapan asas kebebasan berkontrak pada pengikatan perjanjian jual beli tanah

kaveling dan dapat memberikan pengetahuan kepada praktisi hukum dalam

implementasi pengikatan perjanjian jual beli, akibat hukum dari pengikatan

perjanjian jual beli dan penerapan asas kebebasan berkontrak pada pengikatan

perjanjian jual beli tanah kaveling.

2. METODE

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yakni metode yuridis

normatif. Dalam penelitian ini, peneliti bekerja secara analitis induktif. Prosesnya

bertolak dari premis-premis yang berupa norma-norma hukum positif yang

diketahui, dan berakhir pada penemuan asas-asas hukum,yang menjadi pangkal

tolak pencarian asas adalah norma-norma hukum positif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengikatan Jual Beli dalam Perjanjian Jual Beli Tanah Kaveling antara

Penjual dan Pembeli di Notaris-PPAT Kabupaten Boyolali

Dari Bentuk dan Isi Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Kaveling antara

Penjual dan Pembeli di Notaris-PPAT Boyolali yang telah dipaparkan di atas

maka dapat dianalisis sebagai berikut:

Page 9: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

5

Dari akta perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian jual beli tanah.

Perjanjian pengikatan jual beli tanah ini dibuat karena terdapat salah satu syarat

pelaksanaan Akta Jual Beli tanah belum dapat terpenuhi yakni pembayaran tanah

yang harus lunas sesuai dengan harga yang telah disepakati. Dalam perjanjian jual

beli tanah tersebut dijelaskan bahwa Pihak Pertama belum dapat membayar lunas

harga tanah tersebut kepada Pihak Kedua maka Pihak Pertama mengikat jual beli

tanah tersebut dengan memberikan uang persekot atau uang muka sebesar Rp.

60.000.000 kemudian sisa pembayarannya dibayar secara angsuran setiap

bulannya selama empat tahun. Setelah lunas sisa pembayarannya barulah dapat

dilakukan AJB.

Bahwa subyek hukum dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah

Kaveling Antara Penjual Dan Pembeli Di Notaris-PPAT Boyolali, menyebutkan:

Tuan TEMU HADIPUDJI SISWANTO, Lahir di Boyolali, pada tanggal

01-01-1950 (satu bulan Januari tahun seribu Sembilan ratus lima puluh), Warga

Negara Indonesia, swasta, dan bertempat tinggal di Klajiran Rukun Tetangga

001Rukun Warga 002, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten

Boyolali sebagai “PENJUAL”

Nyonya DWI SETIANI, lahir di Surakarta, pada tanggal 07-011-1982

(tujuh bulan januari tahun seribu sembilan ratus delapan puluh dua), Warga

Negara Indonesia, dan bertempat tinggal di Sumber Rukun Tetangga 006 Rukun

Warga 001, Kelurahan Banjarsari, Kota Surakarta sebagai “PEMBELI”.

MOCH ARIYADI, sebagai Notaris yang membuat Akta Perjanjian Jual

Beli Tanah yang beralamat di Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan dari Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Kaveling Antara

Penjual dan Pembeli di Notaris-PPAT Boyolali menjelaskan bahwa obyek

hukumnya ialah sebidang tanah pekarangan dari Hak Milik Nomor

68411/Sawahan menurut sertipikat yang diuraikan dalam surat ukur pada tanggal

30-04-2012 (tiga puluh bulan april dua ribu dua belas) nomor

00110/Sawahan/20122, seluas 84 m2 (delapan puluh empat meter persegi), yang

terletak di Propinsi Jawa-Tengah, Kabupaten Boyolali, Kecamatan Ngemplak,

Desa Sawahan, dan dalam sertipikat tercatat dan terdaftar atas nama Tuan Temu

Pudjisiswanto.Jual beli ini menurut para pihak telah disepakati harga sebesar

Rp. 130.000.000,- Kemudian Pihak Kedua yakni sebagai pembeli telah membayar

Page 10: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

6

uang muka atau uang persekotsebesar Rp. 60.000.000,- kepada Pihak Pertama.

Kemudian Pihak Kedua berjanji kekurangannya sebesar Rp. 70.000.000,- (tujuh

puluh juta rupiah) akan dilunasi dalam kurun waktu 4 tahun atau 48 bulan mulai

dari tanggal 01-04-2016 sampai dengan tanggal 01-04-2020 dibayar dengan cara

mengangsur setiap bulannya sebesar Rp. 2.019.000,-. Dalam hal ini dapat

dianalisis terdapat bunga sebesar 3,8% dimana dalam pembayaran secara

angsuran sebesar Rp. 2.019.000 x 48 bulan = Rp. 96.912.000,-. Padahal telah

disebutkan kekurangan pembayaran sebesar Rp. 70.000.000,-. Jadi dapat

disimpulkan terdapat bunga sebesar 3,8% yang tidak disebutkan sehingga

pembayaran menghasilkan bunga sebesar Rp 26.912.000,- Berarti hal ini terjadi

karena adanya kemudahan dalam membayar sisa pembayaran dengan

menggunakan sistem angsuran perbulannya.

Suatu perjanjian dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi beberapa hal.

Dalam Pasal 1320 KUHPerdata disebutkan ada empat syarat sahnya suatu

perjanjian, yakni : sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, cakap untuk

membuat suatu perjanjian, mengenai suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang

halal. Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Kaveling Antara Penjual Dan

Pembeli Di Notaris-PPAT Boyolali.

Syarat pertama yakni sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, syarat

tersebut sudah terpenuhi Pihak Pertama dengan ditandatanganinya akta berkas

pengikatan jual beli tanah oleh Tuan Temu Hadipudji Siswanto menerangkan

dalam akta tersebut telah mengikatkan diri untuk menjual dan menyerahkan

kepada Pihak Kedua yakni Nyonya Dwi Setiani yang menerangkan telah

mengikat dirinya sendiri untuk membeli dan menerima penyerahan dari Pihak

Pertama. Syarat yang kedua yakni cakap untuk membuat suatu perjanjian,

diketahui pada saat membuat perjanjian pengikatan jual beli tersebut Pihak

Pertama yakni Tuan Temu Hadipudji Siswanto berusia 66 tahun dan Pihak Kedua

Nyonya Dwi Setiani berusia 34 tahun. Sehingga dapat diartikan bahwa para pihak

sudah berusia dewasa dan dianggap telah cakap dalam membuat perjanjian.

Selanjutnya yakni syarat mengenai suatu hal tertentu yakni mengarah pada obyek

perjanjian menurut Pasal 1333 KUHPerdata barang yang menjadi obyek perjajian

haruslah tertentu, harus ditentukan jenisnya dan jumlahnya tidak perlu ditentukan

asalkan dapat diperhitungkan. Dalam perjanjian pengikatan jual beli tersebut yang

Page 11: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

7

menjadi obyek perjanjian adalah sebidang tanah pekarangan dari Hak Milik

Nomor 6841/Sawahan menueurut sertipikat yang diuraikan dalam surat ukur pada

tanggal 30-04-2012 nomor 00110/Sawahan/20122, seluas 84 m2 yang terletak di

Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali, Kecamatan Ngemplak, dan dalam

sertipikat tercatat dan terdaftar atas nama Temu Pudjisiswanto. Syarat yang

terakhir yakni suatu sebab yang halal, dalam perjanjian tidak boleh dilakukan

untuk suatu hal yang dilarang, yakni berlawanan dengan hukum atau perudang-

undangan, tidak berkekuatan hukum, suatu hal yang palsu dan dapat merugikan

seseorang. Dalam perjanjian pengikatan jual beli tanah tersebut hal yang menjadi

sebab adalah sebidang tanah pekarangan dari Hak Milik Nomor 6841/Sawahan

menurut sertipikat yang diuraikan dalam surat ukur pada tanggal 30-04-2012

nomor 00110/Sawahan/20122 seluas 84 m2 terletak di Desa Sawahan, Kecamatan

Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dan dalam sertipikat

tercatat dan terdaftar atas nama Temu Pudjisiswanto dan dalam hal ini tanah

merupakan suatu hal yang sah dan halal untuk diperdagangkan dan tidak dalam

sengketa serta sertipikat tanah yang diperjualbelikan tersebut sudah atas nama

penjual sendiri dan penjelasannya terdapat dalam Pasal 2 perjanjian jual beli tanah

tersebut yang menyatakan terhadap obyek tersebut tidak dikenakan suatu sitaan

atau menjadi tanggungan untuk suatu perhutangan dan tidak dibebani oleh ikatan-

ikatan lain yang berupa apapun juga, baik sekarang maupun di kemudian hari

Pihak Kedua tidak akan mendapat tuntutan dari pihak lain yang menyatakan

mempunyai hak terlebih dahulu atau turut mempunyai hak atasnya.

Dalam perjanjian jual beli harus ada barang dan harga yang disepakati

sebab tanpa barang dan harga perjanjian jual beli tidak mungkin dapat

dilaksanakan ini adalah unsur-unsur perjanjian. Unsur pertama yakni unsur

essensialia yakni dalam perjanjian pengikatan jual beli tersebut barangnya berupa

sebidang tanah pekarangan dari Hak Milik Nomor 6841/Sawahan menurut

sertipikat yang diuraikan dalam surat ukur pada tanggal 30-04-2012 nomor

00110/Sawahan/20122, seluas 84 m2 yang terletak di Provinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Boyolali, Kecamatan Ngemplak, dan dalam sertipikat tercatat dan

terdaftar atas nama Pihak Pertama sebagai penjual Temu Pudjisiswanto yang

dijual kepada Pihak Kedua yakni Nyonya Dwi Setiani dengan kesepakatan harga

tanah tersebut sebesar Rp. 130.000.000,- dengan membayar uang muka atau

Page 12: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

8

persekot sebesar Rp. 60.000.000,- sedangkan kekurangannya sebesar

Rp. 70.000.000,- akan dibayar dengan cara angsuran setiap bulannya sebesar

Rp. 2.019.000,- selama 4 tahun. Dalam unsur naturalia ini adalah unsur perjanjian

yang diatur dalam undang-undang, tetapi dapat diganti atau disingkirkan oleh

pihak. Undang-undang dalam hal ini hanya bersifat mengatur atau menambah

(regelend/aanvullend). Sebagai contoh, dalam suatu perjanjian jual beli dapat

diatur tentang kewajiban penjual untuk menanggung biaya penyerahan. Dalam

pengikatan perjanjian jual beli tanah tersebut bahwa segala ongkos-ongkos yang

berhubungan dengan balik nama hak atas tanah tersebut ke atas nama Pihak

Kedua wajib dipikul dan dibayar oleh Pihak Kedua, sedangkan biaya pengutusan

sertipikat atas tanah hak tersebut atas nama Pihak Pertama dibayar dan ditanggung

oleh Pihak Pertama hal tersebut tercantum pada Pasal 8.Unsur ini merupakan

unsur yang tidak diatur dalam undang-undang, melainkan ditambahkan sendiri

sebagai pelengkap. Hal ini terdapat dalam Pasal 7 yang berisi bahwa perjanjian

tersebut tidak berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia, akan tetapi tetap

turun menurun, dan harus ditaati oleh para ahli waris yang meninggal atau

penggantinya menurut hukum dari pihak yang dibubarkan.

Hak dan kewajiban penjual dalam perjanjian pengikatan jual beli tanah

tersebut yakni penjual berhak memperoleh uang muka atau uang persekot sebesar

Rp. 60.000.000,- dari kesepakatan harga tanah Rp 130.000.000,- kemudian

menerima kekurangannya dibayar secara angsuran setiap bulannya sebsar

Rp. 2.019.000,- selama 4 tahun. Kewajiban penjual terdapat di Pasal 3 bahwa

Pihak Pertama berjanji kepada dan mengikat diri terhadap Pihak Kedua untuk

membantu pengurusan balik nama atas tanah tersebut atas nama Pihak Kedua,

seketika sertifkat hak atas nama tersebut dikeluarkan atas nama Pihak Pertama

oleh instansi yang berwenang. Hak dan kewajiban pembeli dalam perjanjian

pengikatan jual beli tersebut yakni pembeli berhak melakukan pengurusan balik

nama atas nama Pihak Kedua yakni pembeli ketika setelah sertifikat hak atas

tanah tersebut dikeluarkan atas nama Pihak Pertama yakni Penjual oleh instansi

yang berwenang dan berkewajiban untuk mengangsur pembayaran tanah sebesar

Rp. 2.019.000,- setiap bulannya selama 4 tahun yang telah disepakati.

Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah wajib dibuat dengan akta notaris

dan dari hasil penelitian di atas menyatakan bahwa Perjanjian Pengikatan Jual

Page 13: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

9

Beli Tanah tersebut telah dilakukan di hadapan Notaris yang bernama Moch

Ariyadi S.H., M.Kn yang beralamat di Kanoman RT03/RW10, Gagaksipat,

Ngemplak, Boyolali dengan daerah kerja Kabupaten Boyolali.

Dari syarat-syarat dan aturan-aturan yang telah dibuat dalam akta, bahwa

para pihak wajib untuk melaksanakan ketentuan tersebut dan berlaku sebagai

undang-undang bagi para pihak yang telah membuatnya serta harus ditaati oleh

para pihak untuk mencapai suatu prestasi yakni terlaksananya jual beli tanah

tersebut. Dimana penjual atau pihak pertama memberikan hak atas tanah tersebut

kepada pembeli setelah pembayaran harga tanah lunas dengan sebelumnya

membayar uang muka atau uang persekot sebagai kesepakatan awal pembeli

membeli tanah tersebut dan kemudian kekurangan pembayaran akan dicicil setiap

bulannya selama 4 bulan setelah lunas maka pihak pertama atau penjual

memperoleh uang pembayaran tersebut dan pembeli memperoleh hak atas tanah

tersebut atau melakukan ajb.

Kemudian karena perjanjian itu adalah persetujuan kedua belah pihak,

maka jika akan ditarik kembali atau dibatalkan adalah wajar jika disetujui oleh

kedua belah pihak pula. Hal ini terdapat pada pasal 6 perjanjian pengikatan jual

beli tersebut yang menyatakan bahwa kuasa-kuasa yang tersebut dalam akta

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengikatan jual beli tersebut,

jika atau apabila tanpa kuasa-kuasa di atas maka perjnajian pengikatan tesebut

tidak dapat dilangsungkan, karena kuasa-kuasa tersebut tidak akan berakhir

disebabkan oleh hal-hal yang tercantum pada Pasal 1813 yakni :

Pemberian kuasa berakhir: dengan ditariknya kembali kuasanya si kuasa,

dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si kuasa; dengan

meninggalnya, pengampunannya, atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si

kuasa; dengan perkawinanya si perempuan yang memberikan atau menerima

kuasa. Maka dari itu selanjutnya diatur dalam pasal 7 bahwa perjanjian tidak akan

berakhir apabila ada salah satu pihak yang meninggal dunia, melainkan akan

diteruskan secara turun-menurun kepada ahli warisnya.

Ditinjau dari isi perjanjian pengikatan jual beli di atas dapat dilihat

pelaksanaan iktikad baik sudah terlaksana pada pihak pertama menjamin kepada

pihak kedua tentang apa yang dijual dan diserahkan atas sebidang tanah

pekarangan tersebut hanya pihak pertamalah yang berhak penuh untuk

Page 14: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

10

memindahtangankannya, tanah tersebut tidak sedang dalam suatu perhutangan dan

tidak dibebani ikatan lain dan menjamin bahwa pihak kedua tidak akan mendapat

dari pihak yang menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu atau turut

mempunyai hak atasnya yang termuat dalam pasal 3 dan dalam pasal 4 pihak

pertama beritikad baik berjanji untuk membantu pengurusan balik nama hak atas

tanah tersebut kepada pihak kedua dan siap menerima resiko apabila ia

mengingkari janjinya dalam membantu pengurusan balik nama hak atas

tanahyakni pihak kedua dianggap telah diberi kuasa untuk mengurus dan

menjalankan segala tindakan yang berkenaan atas tanah tersebut agar sertipikat

hak atas tanah tersebut dapat di balik nama pihak pertama oleh instansi yang

berwenang dan hak atas tanah tersebut dapat di balik nama atas nama pihak

kedua.

Jadi dapat diketahui bahwa syarat-syarat dan aturan-aturan yang dibuat

dalam bentuk pasal-pasal dalam akta pengikatan jual beli ini dalam

pelaksanaannya sudah mengandung unsur pelaksanaan dengan iktikad baik, yang

mendominasi yakni pihak pertama sebagai penjual. Untuk selanjutnya pihak

kedua sebagai pembeli harus memenuhi aturan-aturan yang telah dibuat dan

disepakati bersama dengan pihak pertama agar terciptanya tujuan yang baik agar

tidak saling merugikan dalam perjanjian pengikatan jual beli tersebut serta telah

mengindahkan norma kepatuan dan norma kesusilaan.

3.2 Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak pada Pengikatan Perjanjian Jual

Beli Tanah Kaveling antara Penjual dan Pembeli di Notaris-PPAT

Boyolali

Pengikatan Perjanjian Jual Beli adalah perjanjian bantuan yang berfungsi sebagai

perjanjian pendahuluan dan bentuknya bebas. Sebagai perjanjian bantuan, maka

perjanjian tersebut dapat berupa perjanjian pendahuluan (pactum de contrahendo),

yaitu perjanjian dimana para pihak saling mengikatkan diri untuk terjadinya

perjanjian pokok yang menjadi tujuan mereka, yakni perjanjian kebendaan.

Mengingat PPJB tidak lain adalah perjanjian obligator maka, baik unsur

perjanjian maupun syarat sahnya perjanjian termasuk asas-asas hukum perjanjian

harus dipenuhi.

Salah satu asasnya yakni asas kebebasan berkontrak, menurut Sutan Remy

Syahdeni ada beberapa hal yang diatur di dalam asas tersebut, yakni kebebasan

Page 15: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

11

untuk membuat atau tidak membuat suatu perjanjian, kebebasan untuk memilih

pihak dengan siapa akan melakukan perjanjian, kebebasan untuk menentukan atau

memilih kausa dari perjanjian yang dibuat, kebebasan untuk menentukan obyek

dan subyek perjanjian, kebebasan untuk menentukan syarat-syarat suatu

perjanjian.

Kemudian analisis penerapan asas kebebasan berkontrak menurut

perjanjian pengikatan jual beli tanah di atas, menurut ketentuan pertama asas

kebabasan berkontrak yakni kebebasan untuk membuat atau tidak membuat suatu

perjanjian. Dalam hal ini sesuai dengan ketentuan mengenai pelaksanaan jual beli

tanah yang memuat bahwa akta jual beli tanah hanya dapat dilakukan apabila

pembayaran harga tanah tersebut telah lunas. Kemudian pada hal di atas Tuan

Temu Hadipudji Siswanto sebagai Pihak Pertama atau sebagai Penjual dan

Nyonya Dwi Setiani sebagai Pihak Kedua atau sebagai Pembeli sepakat untuk

melakukan perjanjian pengikatan jual beli di hadapan notaris sebagai perjanjian

pendahuluan untuk saling mengikatkan diri untuk tercapainya jual beli tanah

tersebut. Barulah setelah pelunasan harga yang telah disepakati dapat melakukan

AJB.

Berikutnya yakni kebebasan memilih dengan siapa akan melakukan

perjanjian. Dalam perjanjian pengikatan jual beli tersebut dapat dilihat bahwa

penjual dan pembeli tidak saling membatasi diri untuk membuat perjanjian.

Selama para pihak dalam keadaan sudah cakap (dianggap sudah mengerti hukum),

dewasa, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak sedang dalam

pengampunan orang lain dalam artian tidak sedang mengalami permasalahan

dalam hukuman atau perkara di persidangan, serta tidak membedakan suku,

agama, ras, dan golongan. Maka perjanjian tersebut tetap dapat dilaksanakan

selama pihak-pihak tersebut memenuhi ketentuan di atas. Dan dalam isi perjanjian

pengikatan jual beli tanah di atas para pihak sudah memenuhi ketentuan tersebut.

Selanjuntnya mengenai ketentuan kebebasan untuk menentukan atau

memilih kausa dari perjanjian yang dibuat. Dalam perjanjian di atas para pihak

menentukan sendiri bahwa kausa atau sebab perjanjian tersebut merupakan

perjanjian pengikatan jual beli tanah. Kemudian perjanjian pengikatan jual beli

tanah wajib dibuat dengan akta notaris, kemudian para pihak juga melakukan

perjanjian tersebut di hadapan notaris, agar para pihak saling mengikatkan diri

Page 16: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

12

terhadap perjanjian tersebut untuk tetap terlaksananya jual beli tanah tersebut.

Mengingat syarat dilakukannya akta jual beli tanah salah satunya yakni pelunasan

harga tanah terlebih dahulu sebelum melakukan akta jual beli di hadapan Notaris-

PPAT dan dalam hal tersebut pembeli baru dpaat memberikan uang persekot atau

uang muka dalam pembayaran tanah tersebut, maka dilakukanlah perjanjian

pengikatan jual beli tanah seperti yang telah diuraikan di atas agar tercapai tujuan

perjanjian tersebut. Selain itu mengenai kausa yang halal yakni mengenai tanah

yang menjadi benda dalam hal tersebut, tanah merupakan hal yang halal untuk

diperjual belikan dan tidak melanggar undang-undang dan sertipikat tersebut tidak

sedang dalam sengketa. Hal tersebut dijamin oleh Pihak Pertama atau penjual

yakni Tuan Temu Hadipudji Siswanto dan terdapat dalam Pasal 2.

Berikutnya yakni kebebasan untuk menentukan obyek dan subyek

perjanjian. Obyek pengikatan perjanjian jual beli tanah adalah sebidang tanah

pekarangan dari Hak Milik Nomor 6841/Sawahan menurut sertipikat yang

diuraikan dalam surat ukur pada tanggal 30-04-2012 nomor 00110/Sawahan/

20122, seluas 84 m2 yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali,

Kecamatan Ngemplak, dan dalam sertipikat tercatat dan terdaftar atas nama Temu

Pudjisiswanto. Kemudian subyek pengikatan perjanjian jual beli tanah yakni:

1. Tuan TEMU HADIPUDJI SISWANTO, Lahir di Boyolali, pada tanggal 01-

01-1950 (satu bulan Januari tahun seribu Sembilan ratus lima puluh), Warga

Negara Indonesia, swasta, dan bertempat tinggal di Klajiran Rukun Tetangga

001 Rukun Warga 002, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten

Boyolali sebagai “PENJUAL”;

2. Nyonya DWI SETIANI, lahir di Surakarta, pada tanggal 07-011-1982 (tujuh

bulan Januari tahun seribu sembilan ratus delapan puluh dua), Warga Negara

Indonesia, dan bertempat tinggal di Sumber Rukun Tetangga 006 Rukun

Warga 001, Kelurahan Banjarsari, Kota Surakarta sebagai “PEMBELI”;

3. MOCH ARIYADI, sebagai Notaris yang membuat Akta Perjanjian Jual Beli

Tanah yang beralamat di Kabupaten Boyolali dengan daerah kerja di

Kabupaten Boyolali.

Dapat dilihat bahwa para pihak dalam melakukan perjanjian pengikatan

jual beli tersebut para pihak bebas dalam menentukan tanah yang dipilih untuk

obyek perjanjian tersebut, baik dari segi lokasi tanah, luas tanah, status tanah

Page 17: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

13

yakni tanah pekarangan dan notaris yang ditunjuk sebagai pihak yang membuat

akta pengikatan jual beli tanah tersebut.

Ketentuan yang terakhir yakni kebebasan untuk menentukan syarat-syarat

suatu perjanjian. Syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian tersebut adalah yang

pertama terdapat pada pasal 1 kesepakatan pembayaran yakni sebesar Rp

130.000.000 dan dibayar dengan uang persekot atau uang muka sebesar Rp

60.000.000 dan kekurangan pembayaran sebesar Rp 70.000.000 akan dibayarkan

dengan cara diangsur setiap bulannya oleh Pihak Kedua atau Pembeli yakni

Noyonya Dwi Setiani sebesar Rp 2.019.000 kepada Pihak Pertama/ Penjual yakni

Tuan Temu Hadipudji Siswanto selama 4 tahun mulai dari tanggal perjanjian itu

dibuat tanggal 01-04-2016 dan berakhir pada tanggal 01-04-2020 dan harus

dipatuhi oleh pihak kedua apabila lebih dari batas waktu yang telah ditentukan

maka sertipikat tidak dapat di balik nama, dan apabila di kemudian hari ternyata

pihak pertama tidak mempunyai hak atas tanah tersebut, maka perjanjian tersebut

dapat batal demi hukum, bila sampai terjadi hal tersebut, maka segala uang yang

telah dibayarkan pihak kedua kepada pihak pertama berikut ongkos-ongkos dan

biaya lain tidak diganti oleh pihak pertama atau dapat dibahas lagi secara

kekeluargaan. Kemudian pada pasal 2 menyatakan bahwa pihak pertama

menjamin pihak kedua tentang apa yang akan dijual dan akan diserahkan menurut

akta tersebut diantaranya betul tanah tersebut hak pihak pertama dan hanya pihak

pertama yang berhak penuh untuk memindahtangankannya, tidak dikenakan suatu

sitaan atau menjadi tanggungan untuk suatu perhutangan dan tidak dibebani

ikatan-ikatan lain yang berupa apapun juga, dan baik sekarang ataupun nanti

pihak kedua tidak akan mendapatkan tuntutan dari pihak lain yang menyatakan

mempunyai hak terlebih dahulu atau turut mempunyai hak atasnya serta janji

pihak pertama yang akan membantu pihak kedua dalam pengurusan balik nama

hak atas tanah tersebut kepada pihak kedua seketika setelah sertipikat hak atas

tanah dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, jika di kemudian hari pihak

pertama melalaikan janjinya maka pihak kedua dapat melakukan pembalikan

nama hak atas tanah sendiri terdapat pada pasal 4. Pihak pertama telah

memberikan kuasanya pada saat itu juga kepada pihak kedua yakni ketika perlu

memindahkan / mengalihkan hak atas tanah tersebut kepada pihak kedua,

mewakili atau menunjuk pihak lain guna mewakili pihak pertama salam

Page 18: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

14

kedudukan sebagai penjual untuk melakukan jual beli dengan aturan-aturan

tersebut di atas kepada pihak kedua dan mewakili pihak pertama dalam segala hal

dan tindakan berkenaan dengan tanah tersebut agar hak atas tanah tersebut dapat

di balik nama atas nama pihak kedua seperti yang dijelaskan pasal pasal 5. Kuasa-

kuasa yang tersebut dalam akta merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari pengikatan jual beli seperti yang telah dijelaskan pasal 6.

Selanjutnya pada pasal 7 menjelaskan bahwa perjanjian tidak akan

berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia. Perjanjian akan tetap terjadi

secara turun-temurun dan harus ditaati oleh para ahli waris dari masing-masing

para pihak. Kemudian pada pasal 7 juga menyatakan bahwa ongkos-ongkos yang

berhubungan dengan balik nama hak atas tanah tersebut ke atas nama pihak kedua

akan dibayar oleh pihak kedua dan bila di balik nama atas nama pihak pertama

maka ongkosnya ditanggung oleh pihak pertama. Terakhir segala akibat dari

pelaksanaannya akta tersebut para pihak telah memilih tempat tinggal kediaman

hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Boyolali.

Selanjutnya dapat diketahui pada ketentuan syarat perjanjian pengikatan

jual beli tanah tersebut telah memuat penerapan asas kebebasan berkontrak

dimana pihak pertama dan pihak kedua bebas dan sesuai dengan kesanggupan

masing-masing pihak untuk menentukan cara untuk pelunasan harga tanah sesuai

yang telah disepakati dan besaran angsuran setiap bulannya yang harus

dibayarkan di setiap bulan selama 4 tahun, kemudian janji pihak pertama untuk

mengikatkan diri terhadap pihak kedua untuk membantu pengurusan balik nama

hak atas tanah tersebut setelah sertipikat dikeluarkan atas nama pihak pertama

oleh instansi yang berwenang dan apabila pihak pertama melanggar perjanjian

tersebut, maka atas pertimbangan pihak kedua sendiri maka pihak kedua dianggap

telah diberi kuasa untuk mengurus dan menjalankan segala tindakan yang

berkenaan atas tanah tersebut agar sertipikat hak atas tanah tersebut dapat di balik

nama atas nama pihak pertama oleh instansi yang berwenang dan hak atas tanah

tersebut dapat di balik nama atas nama pihak kedua hal tersebut terdapat dalam

pasal 3 dan 4 perjanjian pengikatan jual beli tanah kaveling antara penjual dan

pembeli di Notaris-PPAT Boyolali. Dan segala ongkos akan ditanggung oleh

pihak kedua. Kedua belah pihak dalam menentukan syarat-syarat serta aturan

dalam akta tersebut telah menunjukkan cerminan asas kebebasan berkontrak

Page 19: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

15

dalam perjanjian. Mereka berhak dalam menentukan hal apa saja yang harus

dipenuhi dan hal yang harus dilaksanakan serta konsekuensi yang harus diterima

ketika perjanjian tersebut telah disepakati dan mulai dijalankan. Kemudian dalam

hal tersebut tidak ada hal yang dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan

dengan ketertiban umum dan tidak bertentangan dengan kesusilaan.

Berikutnya mengenai pandangan Islam Asas ini disebut Al-Hurriyyah

At-Ta’aqud yaitu suatu prinsip hukum yang menyatakan bahwa setiap orang dapat

membuat akad jenis apapun tanpa terikat kepada nama-nama yang telah

ditentukan dalam Undang-Undang Syariah dan memasukkan klausula apa saja

kedalam akad yang dibuatnya sesuai dengan kepentingannya sejauh tidak

berakibat makan harta sesama dengan jalan bathil.

Dalam akta perjanjian pengikatan jual beli tanah tersebut telah dijelaskan

bahwa yang menjadi obyek dalam perjanjian terbut adalah tanah dan telah

ibuktikan bahwa tanah tersebut merupakan hal yang halal, tidak dalam sengketa

dan benar milik Pihak Pertama.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Akta Pengikatan Jual Beli

yang telah diuraikan pada bab 3, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

4.1.1 Bahwa Akta Pengikatan Jual Beli telah dibuat dalam bentuk Akta Notariil

oleh Notaris yang mana kekuatan hukumnya sangat kuat dan bersifat otentik

sehingga tidak dapat ditarik kembali dalam Akta Pengikatan Jual Beli dan

isinya telah memuat pengertian perjanjian pengikatan jual beli dilakukan di

hadapan Notaris-PPAT. Kemudian syarat sah perjanjian jual beli, unsur-

unsur perjanjian, hak dan kewajiban penjual dan pembeli juga telah dimuat

juga dalam bentuk uraian-uraian pasal.

4.1.2 Bahwa akibat hukum dari pengikatan perjanjian jual beli tanah yakni hal-hal

yang tertuang didalam perjanjian menjadi undang-undang bagi para pihak

yang ada didalam akta pengikatan jual beli tanah, perjanjian merupakan

kesepakatan kedua belah pihak yang mana harus dilaksanakan dan ditaati

kedua belah pihak.

Page 20: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

16

4.1.3 Bahwa penerapan asas kebebasan berkontrak sesuai dengan asas kebebasan

berkontrak, diantaranya kebebasan untuk membuat suatu perjanjian lalu

dibuatlah akta pengikatan jual beli tanah yang dilakukan di hadapan Notaris,

kebebasan untuk memilih dengan siapa perjanjian tersebut dibuat, dalam

data para pihak telah melakukan kebebasan untuk melakukan perjanjian

tidak ada unsur diskriminasi, adanya kausa yang diperjanjikan yakni telah

memuat isi kausanya adalah sebidang tanah pekarangan dan terakhir

kebebasan menentukan syarat-syarat perjanjian juga telah terpenuhi dan

sesuai dengan kesanggupan para pihak untuk melaksanakan dan menaati

perjanjian dan terlihat keseimbangan dalam menentukan syarat perjanjian

tidak ada pihak yang mendominasi syarat perjanjian. Dan bahwa dalam

Akta Pengikatan Jual Beli telah memuat penerapan asas kebebasan

berkontrak menurut Islam yakni Al- Hurriyah, dimana perjanjian jual beli

atau muamalah adalah perjanjian yang bersifat bebas sepanjang perjanjian

adalah benda yang halal dan tanah sebagai obyek perjanjian adalah tanah

yang halal, sedang tidak dalam keadaan sengketa dan bebas dari tuntutan

pihak manapun, dan tidak merugikan pihak-pihak yang terdapat dalam

perjanjian.

4.2 Saran

4.2.1 Sebaiknya dalam Akta Pengikatan Jual Beli tanah memuat klausul mengenai

bagaimana apabila dalam perjanjian itu terjadi wanprestasi yang dilakukan

salah satu pihak. Karena suatu perjanjian yang telah disepakati bersama

harus dilaksanakan dan ditaati kedua belah pihak yang telah sepakat dalam

melakukan perjanjian, tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak

melainkan harus melalui kesepakatan kedua belah pihak yang pada awalnya

telah sepakat untuk melakukan pengikatan perjanjian jual beli tanah.

4.2.2 Dalam Akta Pengikatan Jual Beli tanah terdapat bunga dari angsuran,

namun tidak disebutkan bahwa terdapat bunga dalam angsuran. Sebaiknya

klausul ini ditulis oleh Notaris dan para pihak yakni penjual dan pembeli

yang melakukan perjanjian dalam akta pengikatan jual beli tanah agar

penjual dan pembeli tanah mengetahui secara jelas, terang dan terbuka

adanya bunga tidak tersirat begitu saja supaya dikemudian hari tidak timbul

permasalahan.

Page 21: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

17

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Zainudin. 2016. Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.

Dewi, Gemala. 2005. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada

Media.

Miru, Ahmadi. 2012. Hukum Kontrak Bernuansa Islam, Jakarta: Rajawali Press.

Muhtarum, M. 2002, Hukum Kontrak (Jilid I), Surakarta: Muhammadiyah Press.

Prasetyono, Wirahadi. 2013. Cara Mudah Mengurus Surat Tanah dan

Rumah,Yogyakarta: Flashbooks

Qardawi, Yusuf. 1995. Fatwa-Fatwa Kontemporer (Jilid I), Jakarta: Gema Insani

Press.

Santoso, Urip. 2013. Hukum Agraria, Jakarta: Kencana

Sinaga, Budiman N.PD. 2005. Hukum Kontrak & Penyelesaian Sengketa dari

Prespektif Sekretaris, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Soekanto, Soerjono. 2008. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press)

Soimin, Soedharyo. 2001. Status Hak Dan Pembebasan Tanah, Jakarta: Sinar

Grafika.

Subekti, 1996, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa

Widjaja, Gunawan dan Kartini Muljadi, 2003, Jual Beli (Seri Hukum Perikatan),

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wijaya, I.G Rai, 2002, Merancang Suatu Kontrak atau Perjanjian (Akta), Jakarta:

Kesaint Blanc.

Majalah

Herlien Budiono, 2004. “Pengikat Jual Beli dan Kuasa Mutlak”. Majalah Renvoi,

Edisi Tahun I, No 10, Bulan Maret 2004.

Page 22: PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PERJANJIAN …eprints.ums.ac.id/70469/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfatas dibuatnya akta pengikatan perjanjian jual beli yang harus ditaati oleh para pihak dalam

18

Internet

Adityo Ari Wibowo, Sekilas tentang Pengikatan Perjanjian Jual Beli, diakses

melalui https://adityoariwibowo.wordpress.com/2013/07/25/sekilas-

tentang-perjanjian-pengikatan-jual-beli/, pada tanggal 3 November 2018

Pukul 21.00 WIB

Baginda Ali Zubeir Hasibuan, Perjanjian Menurut Para Ahli, diakses melalui

http://kostummerdeka.blogspot.com/2014/06/perjanjian-menurt-para-ahli,

pada tanggal 4 November 2018 Pukul 19.30 WIB.

Cermati.com, Pahami Arti PPJB, PJB, dan AJB Agar Anda Terhindar dari

Penipuan,diakses melalui https://www.cermati.com/artikel/pahami-arti-

ppjb-pjb-dan-ajb-agar-anda-terhindar-dari-penipuan, pada tanggal 3

Oktober 2018 Pukul 9:52 WIB.

Istishadconsulting.com, Asas-Asas Akad (Kontrak) dalam Hukum Syariah ,

diakses melalui https://www.iqtishadconsulting.com/content/read/blog/

asas-asas-akad-kontrak-dalam-hukum-syariah, pada tanggal 4 November

2018 Pukul 16.30

Rocket Managemen, Pengertian Asas dan Jenis-Jenisnya, diakses melalui

https://rocketmanajemen.com/definisi-asas/#a, pada tanggal 4 November

2018 Pukul 16.00 WIB

Sanabila.com, Asas dalam Hukum Perjanjian, diakses melalui www.sanabila.com/

2015/11/asas-dalam-hukum-perjanjian.html?, diakses pada tanggal 9

November 2018 Pukul 06.38 WIB.

Jurnal

Susanti Fitri, Praktek Perjanjian Pengikatan Jual Beli Hak Atas Tanah

Berdasarkan Akta Notaris di Jakarta Timur, diakses melalui

eprints.undip.com, diakses pada tanggal 8 November 2018 Pukul 20.14

WIB.