penggunaan tes keterampilan proses sains (kps) …
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)
SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KALOR
DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nurhasanah
1110016300032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Nurhasanah
NIM : 1110016300032
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Fisika
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : PENGGUNAAN TES KETERAMPILAN PROSES
SAINS (KPS) SISWA DALAM PEMBELAJARAN
KONSEP KALOR DENGAN MODEL INKUIRI
TERBIMBING.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/pengalih formatkan.
3. Mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanpa perlu
meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dari
segala bentuk tuntutan hukum yng timbul atas pelanggaran hak cipta
dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 11 Juli 2016
Yang menyatakan
Nurhasanah
iv
ABSTRAK
Nurhasanah (1110016300032). “Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains
(KPS) Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri
Terbimbing”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang
berkembang dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Serang Model tahun ajaran 2015/2016. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X.5 MIA yang berjumlah 32 orang sebagai kelas yang menggunakan instrumen
tes keterampilan proses sains pada konsep kalor. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan tes keterampilan proses sains dalam bentuk non-tes berupa lembar
observasi dan tes berupa subjektif (uraian). Tes keterampilan proses sains yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi mengajukan pertanyaan, mengamati
(observasi), berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan (interpretasi),
dan berkomunikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek mengamati
(observasi) merupakan aspek tertinggi dengan nilai persentase rata-rata sebesar
87.50%, sedangkan aspek merencanakan percobaan merupakan aspek terendah
dengan nilai persentase rata-rata sebesar 69,44%. Berdasarkan rata-rata
keterampilan proses sains siswa yang terukur berdasarkan lembar observasi
sebesar 79,17% sedangkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,19.
Kata kunci: Keterampilan proses sains, konsep kalor, model inkuiri terbimbing.
v
ABSTRACT
Nurhasanah (1110016300032). “Uses of Science Process Skills Test (KPS)
Students in Learning Concept Heat with Guided Inquiry Models "." A thesis of
Physics Education Program, Science Education Departement, Tarbiya and
Teaching Sciences of Faculty ,Islamic State University of Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
This study aims to determine students' science process skills developed in guided
inquiry learning activities on the concept of heat. This research was conducted in
MAN 2 Serang Model year 2015/2016. The method used is descriptive method.
The subjects were students MIA X.5 classes totaling 29 people as a class using
science process skills test instrument on the concept of heat. Instruments in this
research used test of science process skills test in type of subjective test (essay)
and non-test in observation checklist type. Science process skills tests used in this
study include asking questions, observing the (observation), hypothesize,
experiment planning, interpreting (interpretation), and communicating. The
observation show that the highest aspect with an average percentage of 87.50%,
instead the planning aspect of the experiment is the lowest one the value of the
average percentage is 69.44%. Based on the average science process skillsthat
measured in observation checklistis 79,17%. Meanwhile,the average of student’s
value is 77,19.
Keywords: science process skills, heat concept, guided inquiry models.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Penggunaan Tes
Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor
dengan Model Inkuiri Terbimbing sebagai salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita, baginda pejuang Islam Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari jaman kebodohan menuju jaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga kepada seluruh keluarganya, para
sahabatnya, serta pengikut ajarannya yang setia hingga akhir jaman.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan
dosen penasehat akademik. Terimakasih atas ilmu, saran dan dorongan
semangatnya selama peneliti menyelesaikan sttudi di program studi
pendidikan fisika.
4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing,
memberikan arahan, saran-saran yang bermanfaat, serta nasehat bagi penulis
dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Kinkin suartini, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan arahan, saran-saran yang bermanfaat, serta nasehat bagi penulis
dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
vii
6. Dra. Hj. Aida, selaku Kepala MAN 2 Serang yang telah memberikan
kesempatan untuk penulis melaksanakan penelitian skripsi ini.
7. Drs. Hardiwijaya, selaku guru bidang studi fisika kelas X MAN 2 Serang
yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis di
dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
8. Seluruh siswa-siswi MAN 2 Serang, terutama kelas X MIA 5 yang telah
bekerjasama dan membantu penulis di dalam pelaksanaan penelitian skripsi
ini.
9. Secara khusus, penulis juga menyampaikan banyak terimakasih pada kedua
orangtua tercinta, yaitu Ayahanda Samidin (Alm) dan Ibunda Rodiah yang
senantiasa mengiringi langkah penulis dengan untaian doa, pengorbanan,
serta dukungan motivasi dan materi dengan penuh keikhlasan dan harapan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, mudah-mudahan
bantuan, bimbingan, semangat doa yang telah diberikan menjadi pintu
datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, secara terbuka penulis menerima setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun sebagai pijakan penulis ke depan menjadi lebih baik dari
sekarang. Walaupun demikian, penulis tetap berharap semoga penelitian skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Jakarta, Maret 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH ...................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................iii
ABSTRAK .........................................................................................................iv
ABSTRACK ......................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................4
D. Perumusan Masalah .....................................................................4
E. Tujuan Penelitian .........................................................................5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ...................................................................................6
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................6
1. Tes ........................................................................................6
a. Pengertian Tes ................................................................6
b. Fungsi Tes ......................................................................7
c. Jenis-jenis Tes ................................................................8
2. Keterampilan Proses Sains ...................................................9
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ...........................9
ix
b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains ...................10
c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ...........................11
d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)
........................................................................................15
3. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................................16
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri ...................................16
b. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
........................................................................................18
c. Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ......................20
d. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri
........................................................................................21
4. Kajian Konsep Kalor ............................................................22
a. Karakteristik Konsep Kalor ...........................................22
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kalor .............22
c. Kompetensi Inti .............................................................22
d. Kompetensi Dasar .........................................................23
e. Peta Konsep Kalor .........................................................24
f. Uraian Materi Kalor ......................................................25
5. Penelitian Relevan ................................................................31
B. Kerangka Berpikir .......................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................36
A. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................36
B. Metode Penelitian ........................................................................36
C. Subjek Penelitian ........................................................................36
D. Prosedur Penelitian .....................................................................36
1. Tahap Persiapan ...................................................................36
2. Tahap Pelaksanaan ...............................................................37
3. Tahap Akhir ..........................................................................37
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................39
F. Instrumen Penelitian ....................................................................39
x
1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) .................................39
2. Lembar Observasi .................................................................40
G. Kalibrasi Instrumen Penelitian ....................................................40
1. Validitas ................................................................................40
2. Reliabilitas ............................................................................41
3. Tingkat kesukaran ................................................................42
4. Daya Pembeda ......................................................................43
H. Teknik Analisis Data ...................................................................44
1. Teknik analisis data lembar observasi ..................................44
2. Teknik Analisis Data Tes Uaraian ........................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................47
A. Hasil Penelitian ............................................................................47
1. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains (KPS) ..............47
2. Hasil Belajar Siswa ..............................................................54
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................55
1. Pembahasan Hasil Penelitian pada Lembar Observasi .........56
2. Pembahasan Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains
(KPS) .................................................................................... 57
C. Keterbatasan Penelitian ...............................................................58
BAB V PENUTUP………………………………………………………… 59
A. Kesimpulan…………………………………………………… 59
B. Implikasi ......................................................................................59
C. Saran…………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................64
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator ..........................................14
Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS ................................................16
Tabel 2.3 Tahap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...........................................20
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) .....................39
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................41
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ( .......................................................42
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .........................................................42
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran .............................................................43
Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ............................................43
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................44
Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen ...................................................44
Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Proses Sains (KPS) .......................................45
Tabel 4.1 Penilaian Hasil Observasi I Keterampilan Proses Sains (KPS) .........48
Tabel 4.2 Penilaian Hasil Observasi II Keterampilan Proses Sains (KPS) ........48
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS) ......49
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes KPS......................................50
Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan Data Hasil Belajar Siswa ....................................52
Tabel 4.11 Pengkategorian Tes Hasil Belajar ..................................................... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Kalor ..........................................................................24
Gambar 2.2 Bagan Perubahan Wujud Benda .....................................................27
Gambar 2.3 Rambatan Kalor di Dalam Konduktor ........................................... 28
Gambar 2.4 Rambatan Kalor di Dalam Isolator ................................................ 29
Gambar 2.5 Angin Laut Dan Angin Darat terjadi Melalui Konveksi Alami Udara
.....................................................................................................29
Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil ..............................30
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................35
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .........................................................................38
Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS..........................51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 67
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................ 85
Lampiran 3 Lembar Observasi .......................................................................... 101
Lampiran 4 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..... 113
Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ............... 125
Lampiran 6 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ........... 126
Lampiran 7 Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..... 127
Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains
...................................................................................................... 128
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses
Sains .............................................................................................. 129
Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Uraian Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS)
.......................................................................................................130
Instrumen 11 Tes Keterampilan Proses Sains .................................................... 137
Lampiran 12 Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains................. 142
Lampiran 13 Data Hasil belajar siswa Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
.................................................................................................... 144
Lampiran 14 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains (KPS) ........................ 145
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama ini pembelajaran dan pengukuran hasil belajar fisika di sekolah
hanya memperhatikan aspek kognitif saja.1 Guru kurang melatih keterampilan-
keterampilan yang dimiliki siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
Padahal hakekat fisika itu sendiri ialah sebagai produk dan proses.2 Hakekat
fisika sebagai produk artinya sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang
diajarkan dalam sekolah ataupun bahan-bahan bacaan untuk penyebaran
pengetahuan. Hakekat sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan untuk menemukan pengetahuan baru.3
Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek
produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan
berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru.
Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Guru dianggap
sebagai sumber pengetahuan sedangkan siswa hanya sebagai penerima
pengetahuan. Seharusnya guru menjadi fasilitator dan motivator dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
seperti yang diharapkan. Akibatnya pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan
belaka bukan didasarkan pada aspek proses siswa. Padahal untuk menemukan
konsep, fakta atau prinsip diperlukan suatu keterampilan proses.4
Keterampilan proses yang dimaksud adalah keterampilan proses sains.
Guru harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa
dengan menggunakan tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini merupakan
keterampilan atau kemampuan mendasar yang dimiliki oleh setiap siswa.
1 A. Rusmiyati , dan A. Yulianto, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan
Menerapkan Model Problem Based-Instruction, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009), h. 75. 2 Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2005), h. 103. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), cet VI, h. 137.
4
2
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa
dilakukan ilmuan untuk memperolah pengetahuan.5 Keterampilan-keterampilan
atau kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya: mengobservasi, membuat
hipotesis, merencanakan penelitian (eksperimen), mengendalikan variabel,
menginterpretasi atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara,
meramalkan, menerapkan dan mengomunikasikan.6
Penggunaan tes keterampilan proses sains ini dapat dilakukan melalui
kegiatan praktikum karena siswa diberi pengalaman langsung dengan objek yang
sedang dipelajari. Selain itu, siswa juga diberi tes tertulis berupa soal uraian.
Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa memiliki
keterampilan berpikir berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa
dikembangkan dan dilatih karena keterampilan proses sains ini melibatkan
keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.7 Keterampilan kognitif
atau intelektual terlibat dalam keterampilan proses karena siswa menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses karena
melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan
alat. Keterampilan sosial, siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses. Apabila
keterampilan proses sains ini dikembangkan, siswa akan menemukan konsep dan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterampilan proses sains perlu diterapkan karena mempunyai beberapa
alasan. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung secara
cepat sehingga tidak mungkin lagi peran guru mengajarkan semua fakta
dan konsep kepada siswa. Kedua, siswa mudah memahami konsep yang
rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkret. Ketiga,
penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen,
penemuannya bersifat relatif. Keempat, proses belajar mengajar
5 Zulfiani, Dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h. 51. 6 Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h.17. 7 Nuryani Y Rustaman, dkk. Op.Cit., h. 95
3
seyogyanya pengembangan konsep yang tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa.8
Tes keterampilan proses sains dalam penelitian ini menggunakan konsep
kalor. Kalor merupakan konsep yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada konsep ini siswa dituntut untuk melakukan beberapa percobaan.
Percobaan ini seperti mengamati keadaan suhu akhir pada pencampuran zat yang
suhu yang berbeda dengan menggunakan termometer, membuat hipotesis
mengenai perpindahan kalor, mengkomunikasikan grafik hasil percobaan pada
perubahan wujud benda. Dari beberapa pengamatan tersebut siswa diberi
pengalaman langsung untuk menggabungkan interaksi siswa dengan objek belajar.
Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilan
proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa. Pembelajaran ini menuntun siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya
melalui proses penyelidikan. Salah satu pembelajaran yang dimaksud ialah
model inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang merupakan aplikasi dari
pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran ini akan lebih bermakna jika siswa
diberi kesempatan untuk menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep,
teori-teori maupun prinsip yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru
sehingga muncul sikap ilmiah pada diri siswa. Model inkuiri terbimbing (guided
inquiry) dapat dirancang penggunaannya oleh guru berdasarkan kemampuan atau
tingkat perkembangan intelektual siswa. siswa memiliki sifat yang aktif, sifat
ingin tahu yang besar, terlibat dalam suatu situasi secara utuh dan reflektif
terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri
Terbimbing”.
8 Conny Semiawan, Op.Cit. h.14
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalm latar belakang
masalah, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:
1. Secara umum pembelajaran fisika di sekolah masih menekankan pada hasil
sedangkan proses seringkali diabaikan.
2. Kegiatan belajar mengajar fisika relatif masih menekankan pada aspek
hafalan bukan aspek proses.
3. Siswa memiliki keterampilan-keterampilan mendasar, namun guru belum
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi
masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Tes keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini menurut
Nuryani Y. Rustaman yang meliputi mengamati (observasi), menafsirkan
(interpretasi), mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan
percobaan, dan berkomunikasi.
2. Model inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini menurut
Eggen & Kauchak adalah menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat
hipotesis, merancang percobaan, melaksanakan percobaan, mengumpulkan
dan menganalisis data serta membuat kesimpulan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana deskripsi
penggunaan tes keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor
dengan model inkuiri terbimbing?”.
Rumusan masalah di atas, secara operasional dapat dijabarkan ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling tinggi dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
5
2. Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling rendah dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
3. Bagaimana rata-rata keterampilan proses siswa yang terukur setelah
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
tes keterampilan proses sains siswa secara deskriptif dalam pembelajaran konsep
kalor dengan model inkuiri terbimbing. Secara spesifik tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur
paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing.
2. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur
paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing.
3. Untuk mengetahui aspek rata-rata keterampilan proses siwa yang terukur
setelah pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat.
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
1. Dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dimilikinya
melalui model inkuiri terbimbing.
2. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika
melalui penilaian sistematis dan berorientasi pada keterampilan berpikir.
3. Dapat memberikan masukan pada guru tentang pengembangan instrumen
penilaian yang berorientasi keterampilan berpikir khususnya yang
berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains.
6
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teoretis
1. Tes
a. Pengertian Tes
Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring yang
digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain. Dalam
perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan.1 Secara
umum tes diartikan sebagai alat yang dugunakan untuk mengukur pengetahuan
atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.
Menurut Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes juga dapat diartikan sebagai alat pengukur
yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas,
serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan psikis
atau tingkah laku individu.
Menurut Bruce, tes digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan
yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat
tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam
dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan umumnya orang masih memandang bahwa
indikator keberhasilan seseorang mengikuti pendidikan dilihat dari seberapa
banyak orang menguasai materi yang telah dipelajari dalam suatu jenjang
pendidikan tertentu.2
Menurut Norman, mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu
prosedur evaluasi yang komperhensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran
1 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h.2.
2 Djaali dan Pujdi Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta, 2004), h. 8.
7
yang dilakukan oleh guru.3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tes memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan.
b. Fungsi Tes
Secara umum ada beberapa fungsi tes di dalam dunia pendidikan, yaitu:4
1) Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar
dalam jangka waktu tertentu. Dalam kaitan ini, tes berfungsi sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dan seberapa banyak yang belum
tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya.
2) Berfungsi sebagai motivator pembelajaran
Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan
balik yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Thorndike
mengemukakan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras
apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan
ada tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Menurut Ebel, tes kadang-
kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik. Fungsi ini dapat optimal apabila
nilai hasil tes yang diperoleh siswa betul-betul obyektif dan sahih, baik secara
internal maupun eksternal yang dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi
nilai melalui tes.
3) Upaya perbaikan kualitas pembelajaran
Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran ada tiga jenis tes, yaitu tes
penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif. Tes yang dilaksanakan untuk
keperluan penempatan bertujuan agar setipa siswa yang mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran secara efektif karena sesuai dengan bakat dan
3 Ibid., h. 9.
4 Ibid.
8
kemampuannya masing-masing. Evaluasi diagnostik dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesulitan siswa dan menetapkan cara mengatasi kesulitan
belajar tersebut. Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan pembelajaran dalam proses
pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu sangat dipengaruhi
oleh apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. Tes formatif pada
dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha
perbaikan kulaitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran
ditentukan oleh intensitas proses belajar dalam diri setiap siswa sebagai subyek
belajar sekaligus siswa.
4) Menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dikenal istilah tes
sumatif. Tes sumatif yang dikenal dengan istilah summative test adalah tes hasil
belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan materi pelajaran atau satuan
program pengajaran setelah diberikan. Di sekolah, tes sumatif dikenal dengan tes
ulangan umum.
c. Jenis-Jenis Tes
Dalam penjelasaan ini, hanya ada dua jenis tes yang akan dibahas yaitu tes
tertulis yang dibedakan menjadi 2 yaitu tes uraian dan tes objektif.
1) Tes uraian
Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk yang sejenis yang sesuai dengan
tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa sendiri. Dengan
demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan
gagasan melalui bahasa tulisan. Tes uraian ini dibedakan menjadi tiga yaitu uraian
bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
9
2) Tes objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item)
karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut
objektif karena penilaianya objektif. Tes objektif menuntut siswa untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang
belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang
menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes objektif terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi
jawaban singkat.5
2. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas siswa dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannnya
dalan kehidupan sehari-hari. Pengertian tersebut, termasuk di antaranya
keterlibatan fisik, mental, dan sosial siswa dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan.6 Pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA.7 Keterampilan
proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, prinsip, hukum
maupun fakta. Mengajarkan keterampilan proses pada siswa berarti memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu bukan hanya
membicarakannya.8 Keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan
dan pengembangan konsep, prinsip atau teori. Konsep, prinsip atau teori yang
5 Zainal arifin. Op.Cit.,h. 135
6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT Rosdakarya,2005), h. 99.
7 Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2005), h. 95. 8 Widayanto, Mengembangkan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa kelas X
Melalui KIT Optik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009, h. 2.
10
telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang
keterampilan proses tersebut.
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yakni manual,
intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristiknya sains yang berhubungan
dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep,
dan prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam
menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Terlatihnya siswa dalam
menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam menerapkan
konsep sains dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Semiawan, dkk, keterampilan proses sains (KPS) perlu
diterapkan karena mempunyai beberapa alasan. Pertama, perkembangan ilmu
pengetahuan berlangsung secara cepat sehingga tidak mungkin lagi peran guru
mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Kedua, siswa mudah
memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
yang konkret. Ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar
seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Keempat, proses belajar mengajar
seyogyanya pengembangan konsep yang tidak lepas dari pengembangan sikap dan
nilai dalam diri siswa.9
b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains
Melatih keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting
untuk memperoleh keberhasilan siswa yang optimal. Materi pelajaran akan lebih
mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat dalam waktu yang relatif lama
bila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa belajar
tersebut melalui pengamatan atau eksperimen.
9 Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h.17.
11
Menurut Muhammad, tujuan melatihkan keterampilan proses sains
diharapkan sebagai berikut:10
1. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih
keterampilan proses siswa dipacu untuk berpasrtisipasi secara aktif dan
efisien dalam belajar.
2. Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk,
proses, maupun keterampilan kinerjanya.
3. Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan
secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.
4. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya
karena dengan latih keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari
dan menemukan konsep tersebut.
5. Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam
kehidupan masyarakat.
6. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam
masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan.
c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama
lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam
masing-masing keterampilan proses tersebut.11
Keterampilan proses yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran IPA, yaitu:12
1) Melakukan observasi
2) Menafsirkan hasil pengamatan
3) Mengelompokkan
4) Meramalkan
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet ke-6, h.
150. 11
Nuryani Y. Rustaman, op.cit., h. 96. 12
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 53.
12
5) Keterampilan berkomunikasi
6) Hipotesis
7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan
8) Menerapkan konsep atau prinsip
9) Mengajukan pertanyaan
10) Keterampilan menyimpulkan
Melakukan observasi merupakan keterampilan yang dilakukan melalui
kegiatan dengan menggunakan seluruh alat indera secara optimal, seperti telinga,
mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
alat bantu ataupun tidak.
Menafsirkan hasil pengamatan merupakan keterampilan mencatat hasil
pengamatan dalam bentuk angka. Pengamatan tersebut siswa dapat menghubung-
hubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu pengamatan.
Setelah itu, siswa dapat menemukan kesimpulan sementara terhadap hasil
observasi atau pengamatan.
Mengelompokkan merupakan keterampilan mendasar dimana siswa
memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan perbedaan dan persamaan antara
berbagai obyek yang diamati. Termasuk kedalam jenis keterampilan jenis ini
adalah menggolong-golongkan, membandingkan, mengontraskan, dan
mengurutkan.
Meramalkan, merupakan kemampuan membuat prediksi atau perkiraan
menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin terjadi sebelum
dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda dengan
meramalkan secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak beradasarkan
hal-hal yang sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang sudah ada
sebelumnya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan kemampuan dalam
menjelaskan hasil pengamatan. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan,
tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa
paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial.
13
Hipotesis merupakan kemampuan yang mendasar dalam kerja ilmiah.
Hipotesis sendiri adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran suatu hipotesis diuji
melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu hipotesis ada kalanya benar
dan ada kalanya tidak.
Merencanakan percobaan atau penyelidikan merupakan keterampilan
menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu,
dalam lembar kerja siswa (LKS) tidak dicantumkan secara khusus alat-alat dan
bahan yang diperlukan.
Menerapkan konsep atau prinsip, Keterampilan ini meliputi
keterampilan menggunakan konsep-konsep yang telah dipahami untuk
menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru
atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru.
Mengajukan pertanyaan, Keterampilan ini sebenarnya merupakan
keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu
masalah lebih lanjut. Setiap berhadapan dengan suatu masalah semestinya siswa
mengajukan pertanyaan. Keberanian siswa untuk bertanya, harus ditumbuhkan
guru dalam setiap pembelajaran.
Keterampilan menyimpulkan, Keterampilan-keterampilan proses yang
dipaparkan di atas menjadi kurang begitu bermakna bagi hasil belajar siswa,
terutama dalam hal menguasai konsep, apabila tidak ditunjang dengan
keterampilan menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan percobaan
atau penyelidikan. Tetapi perlu diingat bahwa untuk siswa pada pendidikan dasar,
kesimpulan yang dibuat harus dibimbing guru secara proposional sesuai dengan
tingkat usia mereka hingga pada akhirnya menyimpulkan secara mandiri.
14
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator
(Harlen 1992, Rustaman 2005)13
Keterampilan Proses Sains Indikator
1. Mengamati/observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
b. Mengumpulkan/menggunakan fakta-
fakta yang relevan
2. Mengelompokkan/klasifiskasi a. Mencatat setiap pengamatan secara
terpisah
b. Mencari perbedaan, persamaan
c. Mengontraskan ciri-ciri
d. Membandingkan
e. Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
f. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3. Menafsirkan/interpretasi a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
b. Menemukan pola dalam satu seri
pengamatan
c. Menyimpulkan
4. Meramalkan/prediksi a. Menggunaka pola-pola hasil pengamatan
b. Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum diamati
5. Mengajukan pertanyaan a. bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
b. bertanya untuk meminta penjelasan
c. mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis
6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu
kejadian
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak atau melakukan cara
pemecahan masalah
7. Merencanakan
percobaan/penelitian
a. Menentukan alat/bahan/sumber yang
akan digunakan
b. Menentukan variabel/faktor penentu
c. Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dicatat
d. Menentukkan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja
13 Ibid., h. 56.
15
8. Menggunakan alat/bahan a. Memakai alat/bahan
b. Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
c. Menggunakan bagaimana menggunakan
alat/bahan
9. Menerapkan konsep b. Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
c. Menggunakan konsep pada pengalamn
baru untuk menjelaskan apa yang
sedang terjadi
10. Berkomunikasi a. Memeriksa/menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel
atau diagram
b. Menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis
c. Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
d. Membaca grafik atau tabel atau diagram
e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu
masalah aau suatu peristiwa
11. Melaksanakan percobaan
Menurut Frunk, keterampilan proses sains (KPS) terdiri atas keterampilan
proses tingkat dasar (basic science process skills) dan keterampilan proses terpadu
(integrated science process skills). Keterampilan proses tingkat dasar terdiri atas
enam keterampilan yakni observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,
prediksi, dan interferensi. Keterampilan proses tepadu terdiri atas menentukan
variabel, menyusun tabel data, menyusun garfik, memberi hubungan variabel,
memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan
variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan
eksperimen.14
d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)
Nuryani Rustaman mengemukakan bahwa karakteristik butir soal KPS
dibahas secara umum dan secara khusus. Secara umum pembahasan butir soal
KPS lebih ditujukan untuk membedakan dengan butir soal biasa yang mengukur
14
Trianto, op. cit., h. 144.
16
penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis KPS tertentu akan dibahas
dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.15
1) Karakteristik umum
Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal
penguasaan konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik.
Pertama, butir soal KPS tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini
diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan
konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh
penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat
dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir soal KPS mengandung sejumlah
informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir soal
KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau
objek aslinya. Ketiga, seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur
oleh butir soal KPS harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal
interpretasi. Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu
menghadirkan objek.16
2) Karakteristik Khusus
Rustaman menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS seperti
terterapada Tabel 2.2.17
Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS
Aspek KPS Keterangan
Observasi Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data yang menyajikan pola
Klasifikasi
Harus ada kesempata mencari/menemukan persamaan dan
perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk
melakukan pengelompokkan, atau ditentukan jumlah
kelompok yang harus terbentuk
15
Rustaman., op. cit., h. 194. 16
Ibid. 17
Ibid.
17
Prediksi Harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat
mengajukan dugaan atau ramalan
Berkomunikasi
Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke
bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke bentuk
bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik
Berhipotesis
Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan
dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja
atau menguji atau membuktikan
Merencanakan
percobaan
Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan
berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan
prosedur yang harus ditempuh, menentukan perubah
(variabel), mengendalikan peubah
Menerapkan
konsep
Harus membuat konsep atau prinsip yang akan diterapkan
tanpa menyebutkan nama konsepnya
Mengajukan
pertanyaan
Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,
mustahil, tidak bias, atau kontradiktif agar responden atau
siswa termotivasi untuk bertanya
3. Model Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Kata “inquiry” dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, memeriksa, atau
penyelidikan. Menurut Schmid, inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang
dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap
pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah merupakan yang dapat
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.18
Menurut Gulo, pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.19
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan
18 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif dalam
Kelas (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010), h. 85. 19
Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011), Cet V, h. 135.
18
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, mengembangkan
sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa adalah:20
1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis
3) Penggunaan fakta sebagai evidensi(informasi dan fakta).
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke
dalam proses ilmiah kedalam waktu yang relative singkat. Salah satu prinsip
utama inkuiri, yaitu siswa dapat mengonstruk sendiri pemahamannya dengan
melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.21
Proses belajar mengajar,
inkuiri ini digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan ide siswa
berperan dalam investigasi yang akan dilakukan oleh siswa.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam karakteristik
inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu:22
1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman
Jhon dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu,
bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan
oleh seseorang. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi dari tindakan dan
refleksi pada pengalaman. Deway sangat menekankan pembelajaran Hands On
(berdasar pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap
bahwa pengalaman dan inkuiri (penemuan) sangat penting dalam pembelajaran
bermakna.
2) Siswa belajar pada apa yang mereka tahu
20
Ibid. 21
Zulfiani, dkk. op.cit.,h. 119. 22
Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning
Through School Libraries In 21” Century School” .
19
Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk
dasar untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel, faktor yang
terpenting mempengaruhi pembelajaran adalah melalui apa yang mereka tahu.
3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran
melalui bimbingan
Rangkaian berpikir kearah yang lebih tinggi memerlukan proses mendalam
yang membawa kepada sebuah pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan
waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik
mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingin tahuan
siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan
intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. Menurut
Bloom, kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi membantu merangsang untuk berinkuiri yang
membawa kepada pengetahuan dan pendalaman yang mendalam.
4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap.
Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas
mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini
merupakan proses kompleks yang meliputi kegiatan berpikir, tindakan, refleksi,
menemukan dan menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan
mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan serta sikap dan nilai.
5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran
Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh
kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang
mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup didalamnya.
6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain
Siswa hidup di lingkungan sosial dimana mereka terus menerus belajar
melalui interaksi dengan orang lain di sekitar mereka. Orang tua, teman, saudara,
guru, kenalan, dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan sosial yang
membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun
pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka, Vigotsky
20
berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi sosial
dan pembelajaran sosial berperan penting untuk perkembangan kognitif.
Berdasarkan karakteristik tersebut, inkuiri terbimbing merupakan sebuah
pembelajaran yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pengalaman
oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan
membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman
dan apa yang mereka tahu. Selain itu, siswa juga belajar melalui interaksi dengan
orang lain yang berperan penting dalam perkembangan kognitifnya.
c. Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi
dari tahapan pembelajaran yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak. Adapun
tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut.23
Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Inkuiri
Fase Perilaku guru
Menyajikan pertanyaan
atau masalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasi
masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru
membagi siswa dalam kelompok
Membuat hipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk curah pendapat dalam membentuk
hipotesis. Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memprioritaskan hipotesis
mana yang menjadi prioritas penyelidikan
Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mengurutkan langkah-
langkah percobaan
Melakukan percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
23 Trianto., op.cit., h. 141.
21
Mengumpulkan dan
menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada kelompok
untuk menyampaikan hasil percobaan data yang
terkumpul
Memberi kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan
Menurut Sudjana menyatakan ada lima (5) tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu:24
1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa.
2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.
3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk mencari jawaban
hipotesis atau permasalahan.
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
5) Mengaplikasikan kesimpulan.
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yaitu:25
1) Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan
keterampilam dalam proses kognitif.
2) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti
dan mengendap dalam pikirannya.
3) Membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat
lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan
dan minat masing-masing.
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan guru
yang terbatas.
24
Trianto, Ibid., h. 142. 25
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012 ),
Cet. III, h.79.
22
Adapun beberapa kelamahan dari model pembelajaran inkuiri yaitu:26
1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
2) Keadaan kelas di kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya makan metode
ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
3) Guru dan siswa sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode
inkuiri ini akan mengecewakan.
4) Ada kritik bahwa proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses
pengertian saja, kurang memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan
bagi siswa.
4. Kajian Konsep Kalor
a. Karakteristik Konsep Kalor
Materi kalor yang diajarkan di SMA pada kurikulum 2013 diajarkan di
kelas X. Sebelum memulai materi kalor, siswa dituntut untuk menguasai materi
suhu karena materi ini saling berkaitan. Setelah itu siswa dapat mempelajari
konsep kalor. Materi pokok yang dipelajari pada konsep di kelas X adalah kalor
dan perubahan wujud, asas Black, serta perpindahan kalor. Siswa dapat
mengaplikasikan konsep kalor ini dalam kehidupan sehari-hari seperti termos,
setrika, memasak air dengan menggunakan panci logam, solder, terjadinya angin
darat dan angin laut, oven microwave, radiasi panas dari tungku perapian dan
masih banyak lagi.
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kalor
Kompetensi inti dan kompetensi dasar kalor pada kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
26
Ibid.
23
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
2) Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-
hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor.
c. Peta Konsep Kalor
Gambar 2.1 Peta Konsep Kalor
26
d. Uraian Materi Kalor
Ketika suatu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air
akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin.
Ketika kedua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan saling bersentuhan,
kalor akan mengalir seketika dari yang panas ke yang dingin. Aliran kalor
seketika ini selalu dalam arah yang cenderung menyatakan temperature. Jika
kedua benda tersebut disentuhkan cukup lama sehingga temperatur keduanya
sama, keduanya dikatakan dalam keadaan setimbang termal, dan tidak ada lagi
kalor yang mengalir di antaranya. Sebagai contoh, ketika teermometer demam
pertama kali dimasukkan ke mulut pasien, kalor mengalir dari mulut pasien
tersebut ke thermometer; ketika pembacaan termometer berhenti naik, termometer
setimbang dengan mulut orang tersebut dan temperaturnya sama.27
1) Kalor sebagai Transfer Energi
Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang temperaturnya
lebih tinggi ke benda lain dengan temperatur yang lebih rendah. Satuan yang
umum untuk kalor, yang masih digunakan sekarang, dinamakan kalori. Satuan
yang lebih sering digunakan dari kalori adalah kilokalori (kkal), yang besarnya
1000 kalori. Kadangkala satu kilokalori disebut Kalori (dengan huruf K besar).28
Dimana 1 kal = 4,186 J yang merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan 1 g air sebesar 1 Co. Jadi, kalor mengacu pada transfer energi dari satu
benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur.
2) Kalor Jenis
Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur zat tertentu
sebanding dengan massa m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur ∆T. Hal
ini dapat dinyatakan dalam persamaan,29
…………………………………(2.1)
27
Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 488. 28
Ibid., h.489. 29
Ibid., h.492.
27
di mana c adalah besaran karakteristik dari zat tersebut, yang disebut
kalor jenis. Dimana kalor jenis durumuskan sebagai berikut: c = Q/m∆T,
Keterangan:
Q : kalor (Joule)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg °C)
T : perubahan suhu benda (° C)
Jadi, kalor jenis, c, dari zat didefinisikan sebagai energi (atau kalor) yang
dibutuhkan untuk mengubah temperatur massa satuan zat sebesar 1 derajat.
3) Kapasitas kalor
Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut
kapasitas kalor. Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan
dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem
SI, satuan kapasitas kalor adalah JK-1
. Namun, karena di Indonesia suhu biasa
dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam
buku ini adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas (J)
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
T : perubahan suhu benda (°C)
4) Konservasi Energi
Konservasi energi memainkan peranan penting: kehilangan kalor sebanyak
satu bagian sistem sama dengan kalor yang didapat oleh bagian yang lain:30
…………(2.2)
Pertukaran energi tersebut merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Dengan demikian, ketika kalor mengalir di dalam sistem yang terisolasi,
30
Ibid., h.494.
28
konservasi energi memberitahu kita bahwa kalor yang diterima oleh satu bagian
sistem sama dengan kalor yang dikeluarkan oleh bagian sistem yang lain.
Konservasi energi pada pertukaran kalor, seperti yang ditunjukkan oleh
Persamaan (2.2), pertama kali diukur oleh Joseph Black (1728-1799), seorang
ilmuwan Inggris. Oleh karena itu, Persamaan (2.2) dikenal sebagai asas Black.
5) Perubahan Wujud Zat
Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor yang
dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya
cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan
pelepasan kalor.
Gambar 2.2 Diagram Perubahan Wujud Zat
a) Kalor Penguapan dan Pengembunan
Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk
menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap membutuhkan
kalor. Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang dilepaskan oleh uap air yang
berubah wujud menjadi air. Secara matematis, kalor penguapan dan pengembunan
dapat dituliskan sebagai berikut.
…………………………(2.3)
Keterangan
Q : kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang dilepaskan saat
pengembunan,
m : massa zat, dan
L : kalor laten penguapan atau pengembunan.
29
b) Kalor Peleburan dan Pembekuan
Jika benda mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadiadalah dari
wujud zat padat menjadi zat cair. Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor
pada benda. Adapun perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai
proses pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya
kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan
dalam proses pembekuan adalah sama.
6) Perpindahan Kalor
Kalor dapat merambat dengan tiga cara, di antaranya secara konduksi
(hantaran), secarakonveksi (aliran), dan secara radiasi (pancaran). Berikut
pembahasan mengenai setiap jenis perambatan kalor tersebut.
a) Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan kalor yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut
konduksi.
Gambar 2.3 Rambatan Kalor di Dalam Konduktor
Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan
dalam hubungan:
…………………………………(2.4)
Keterangan
A : luas penampang lintang benda
l : jarak antara kedua ujung, yang mempunyai temperatur
T1 : ujung batang logam bersuhu tinggi
T2 : ujung batang logam bersuhu tinggi
k : konstanta pembanding yang disebut konduktivitas termal
30
: jumlah kalor yang merambat pada batang per satuan waktu per satuan luas.
b) Perpindahan Kalor secara Konveksi
Perambatan kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan
partikel- partikel zat perantaranya disebut perpindahan kalor secara aliran atau
konveksi. Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida atau zat alir, seperti pada
zat cair, gas, atau udara.
Gambar 2.4 Rambatan Kalor di dalam Isolator
Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan sebagai
berikut.
: jumlah kalor yang berpindah tiap satuan waktu,
A : luas penampang aliran,
ΔT : perbedaan temperatur antara kedua tempat fluida mengalir, dan
h : koefisien konveksi termal.
Perpindahan panas secara konveksi disebabkan oleh perbedaan massa jenis
pada fluida. Angin laut dan angin darat merupakan satu di antara contoh dari
konveksi udara secara alami.
Gambar 2.5 Angin Laut dan Angin Darat Terjadi Melalui Konveksi
Alami Udara
31
Selain terdapat proses konveksi alami, terdapat juga proses konveksi
paksa. Dalam konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke
tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Satu di antara contoh dari
konveksi paksa yaitu pada sistem pendingin mobil,
Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil
c) Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Matahari merupakan sumber energi utama bagi manusia di permukaan ini.
Energi yang dipancarkan Matahari sampai di Bumi berupa gelombang
elektromagnetik. Cara perambatannya disebut sebagai radiasi, yang tidak
memerlukan adanya medium zat perantara. Semua benda setiap saat
memancarkan energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau
temperatur benda sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan
memancarkan radiasi lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi yang
dipancarkan sama dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut. Dari
hasil percobaan yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig Boltzmann,
diperoleh besarnya energi per satuan luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh
benda yang bersuhu T, yakni
…………………………(2.5)
Keterangan
W : energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (watt/m2)
σ : konstanta Stefan–Boltzmann = 5,672 × 10-8
watt/m2 K
4
T : temperatur mutlak benda (K), dan
e : koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1)
5. Penelitian Relevan
32
Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang
berhubungan dan kesemuanya mendapatkan hasil yang positif atau berhasil,
berikut diantaranya:
a) Marnita (2013) dalam jurnal yang Berjudul “Peningkatan Keterampilan
Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I
Materi Dinamika”. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Terjadi
peningkatan keterampilan proses sains mahasiswa melalui penerapan model
pembelajaran kontekstual pada mahasiswa semester I materi dinamika, hal ini
dapat dilihat dari perolehan hasil belajar berupa keterampilan proses sains
mahasiswa pada siklus I hanya tuntas hanya dua komponen keterampilan
proses saja yaitu komponen “mengamati” dan “mengkomunikasikan”,
sedangkan pada siklus II hasil belajar mahasiswa berupa keterampilan proses
sains secara keseluruhan semua komponen keterampilan proses dapat tuntas.
2) Aktivitas dosen melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada
mahasiswa semester I materi dinamika mengalami peningkatan. 3) Aktivitas
mahasiswa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada
mahasiswa semester I materi dinamika juga mengalami peningkatan.31
b) Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi (2012) dalam jurnal Vol. 2.
No. 1 yang berjudul “Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Keterampilan
Proses dan Hasil Belajar IPA (Fisika) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6
Singaraja”. Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil: Pertama,
keterampilan proses IPA siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses
IPA siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Kedua,
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
inquiry lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar
dengan metode pembelajaran konvensional. Ketiga, keterampilan proses IPA
dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses
31
Marnita, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada
Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9, 2013, h. 43.
33
IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
konvensional.32
c) Nita Nurtafita (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode
Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Suhu
Kalor”. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran
fisika siswa hanya dituntut untuk menghafal rumus dan kurangnya
keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa tidak
memperoleh pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
metode guided inquiry dalam pembelajarannya. Melalui metode ini
didapatkan hasil bahwa metode guided inquiry berpengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. 33
d) Winda Syafitri (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis
Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem
Koloid”. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam pembelajaran kimia,
siswa belum aktif dalam menemukan konsep sendiri, dalam mengembangkan
keterampilan proses sains siswa belum dilatih, serta konsep materi hanya
sebatas transfer informasi saja. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya
menggunakan pendekatan inkuiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains yang
muncul dalam diri siswa melalui pembelajaran ini. Melalui pendekatan ini
menunjukkan bahwa aspek yang muncul adalah aspek observasi, klasifikasi,
prediksi, dan komunikasi.34
e) Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi (2010) yang
berjudul “Analysis of Science Process Skills in West African Senior
Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria”.
Berdasarkan penelitian dari 15 yang digunakan hanya muncul 5 keterampilan
32
Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi, Pengaruh Metode Inquiry Terhadap
Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, 2012, h. 14. 33
Nita Nurtafita, “Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Suhu Kalor”, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2012. 34
Winda Syafitri, Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada
Konsep Sistem Koloid, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan.
34
proses sains yang muncul atau terkemuka yakni memanipulasi (17.20%),
perhitungan (14,20%), menalar (13,60%), mengamati (12,00%) dan
berkomunikasi (11,40%). Hasil penelitian juga menunjukkan tingkat
persentase yang tinggi dari dasar (urutan bawah) keterampilan proses sains
(62.80%) dibandingkan dengan yang terintegrasi (orde tinggi) keterampilan
proses sains (37.20%). Hasil juga menunjukkan bahwa jumlah keterampilan
proses dasar secara signifikan lebih tinggi dari keterampilan proses
terintegrasi dalam Ujian praktis SMA Afrika Barat fisika di Nigeria.. 35
f) Peggy Bricckman, dkk., (2009), yang berjudul “Effects of Inquiry-Based
Learning on Student’ Science Skills and Confidence”. Masalah dalam
peneltian ini adalah cara pembelajaran yang masih memakai cara tradisional
sehingga kemampuan atau keterampilan siswa tidak berkembang. Oleh
karena itu pembelajaran menggunakan “inquiry-based learning” untuk
meningkatkan pendidikan dan keterampilan. Berdasarkan dari penelitian ini
siswa memperoleh kepercayaan diri dalam kemampuan ilmiah, dibandingkan
siswa yang menggunakan pembelajaran tradisional.36
B. Kerangka Berpikir
Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek
produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan
berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru.
Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Sehingga
pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan belaka bukan didasarkan pada aspek
proses siswa. Padahal untuk menemukan konsep, fakta atau prinsip diperlukan
suatu keterampilan proses.
Guru harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains
yang siswa dengan menggunakana tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini
merupakan keterampilan atau kemampuan mendasar yang miliki oleh setiap
35
Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi, Analysis of Science Process
Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in
Nigeria, American-Eurasian Journal of Scientific Research, 2010, pp. 234. 36
Peggy Bricckman, dkk, Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’ Science Skills
And Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 2009, pp. 1.
35
siswa. Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa
memiliki keterampilan berpikir berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa
dikembangkan karena keterampilan proses sains ini melibatkan keterampilan
kognitif atau intelektul, manual dan sosial.37
Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilann
proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa. Salah satu pembelajaran yang dimaksud ialah model inkuiri terbimbing
(guided inquiry) yang merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme.
Pembelajaran ini akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk
menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori maupun prinsip
yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru sehingga muncul sikap
ilmiah pada diri siswa. Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dirancang
penggunaannya. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.7.
37
Nuryani Y Rustaman, op.cit., h. 95
36
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir
Pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek produk
sedangkan aspek prosesnya diabaikan..
Siswa tidak dilatih untuk menemukan konsep, fakta, atau prinsip pada
pembelajaran fisika
Pengetahuan siswa hanya bersifat hafalan bukan diadasarkan pada
pengalaman belajar siswa.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses siswa
dikembangkan.
keterampilan proses sains dikembangkan maka siswa akan membentuk
konsep sendiri
-
Keterampilan proses sains (KPS) siswa kurang berkembang
Pembelajaran menggunakan model inkuiri
terbimbing (guided inquiry)
Keterampilan siswa berkembang
Tes keterampilan proses sains (KPS) dapat
mengembangkan keterampilan siswa
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN 2 kota Serang pada semester ganjil tahun
ajaran 2015/2016. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu
penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode ini berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada atau mengenai kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah
berkembang.1
Peneliti mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan analisis data
secara kuantitatif hasil tes yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu,
penelitian ini berorientasi pada penggunaan tes yang proses penggunaannya
dideskripsikan secara teliti.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.5 MIA di MAN 2 Serang
pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa sebagai
kelas yang akan diterapkan instrumen penilaian keterampilan proses sains pada
konsep kalor.
D. Prosedur Penelitian
Agar semua dapat diperoleh dengan baik, ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia, 2011), h.100.
37
1. Tahap Persiapan
a. Membuat proposal penelitian
b. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Survei tempat sekolah untuk uji coba instrumen dan penelitian.
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
Perangkat penelitian yang dibuat adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Instrumen tes
Intrumen tes ini berupa soal tes urain untuk mengetahui keterampilan proses
sains siswa yang diberikan di akhir pembelajaran.
4) Intrumen nontes
Intrumen ini berupa lembar observasi keterampilan proses sains (KPS)
selama pembelajaran.
e. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrument, dan
memperbaiki instrument.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Implementasi instrumen tes Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep kalor.
b. Posttest berupa tes uraian.
3. Tahap Akhir
a. Analisis data dari hasil penelitian
b. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengolahan
data.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian ini dapat
dilihat lebih jelas pada Gambar 3.1
38
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir
- Membuat proposal penelitian
- Mengurus surat izin
- Survei tempat peneltian
- Uji coba intrumen, analisis hasil uji
coba intrumen dan perbaikan intrumen.
- Menyusun perangkat pembelajaran
seperti: RPP, LKS, lembar observasi
KPS dan soal posttest.
Pelaksanaan tes keterampilan proses
sains (KPS) dalam pembelajaran konsep
kalor dengan menggunakan model
inkuiri terbimbing.
Posttest
Analisis data
Penarikan kesimpulan
39
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
dan nontes. Tes KPS diberikan diakhir (posttest) pembelajaran konsep kalor.
Nontes yang digunakan adalah pedoman observasi untuk mengamati aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Keterampilan
Proses Sains (KPS) berupa tes uraian dan lembar observasi.
1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Instrument tes Keterampilan Proses Sains (KPS) berupa tes uraian
sebanayak 20 soal. Soal tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu:
mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan
(interpretasi) dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrumen Keterampilan Proses Sains
(KPS) dapat dilihat pada tebel 3.1
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS)
No Aspek KPS indikator Nomor Soal
1. Mengajukan
pertanyaan
a. Bertanya apa, bagaimana dan
mengapa
b. Bertanya untuk meminta penjelasan
1, 2*,
4*, 3
2.
Berhipotesis
a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh
penjelasan dari suatu kejadian
5*,6*,
7, 8*
3. Merencankan
percobaan
a. Menentukkan alat/bahan yang akan
digunakan
9*, 10,
11, 12*
4. Menafsirkan/in
terpretasi
a. Menemukan pola dalam suatu seri
pengamatan
b. Menyimpulkan
13*, 16
14*, 15
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.203.
40
5.
Berkomunikasi
a. Membaca grafik atau tabel atau
diagram
b. Menggambarkan data hasil
pengamatan dengan grafik atau tabel
atau diagram
17*, 18
19, 20*
Keterangan: * soal yang valid
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains
yang dimiliki siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
G. Kalibrasi Instrumen Penelitian
Untuk instrumen tes keterampilan proses sains, sebelum tes diberikan
kepada sampel penelitian, instrumen tersebut harus diuji cobakan dahulu diluar
kelas sampel dengan tujuan untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda instrumen tersebut.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan.3 Teknik yang digunakan untuk mengetahui
validitas suatu instrumen evaluasi adalah teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu :4
∑ (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) + ………… (3.1)
Keterangan :
koefisien validitas
: skor item
skor total
N : jumlah siswa
3 Ibid., h.211.
4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009). h.72.
41
Cara penafsiran harga koefisien korelasi yaitu membandingkan koefisien
korelasi butir soal (rhitung) dengan koefisien korelasi product moment (rtabel). Butir
soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan α = 0,05. rtabel untuk n
= 29 adalah 0,367 yang artinya jika validitas soal ≥ 0,367 maka soal valid, begitu
sebaliknya. Berikut merupakan hasil uji validitas dalam penelitian ini, sedangkan
tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik
Jumlah Soal 20
Jumlah Siswa 29
Nomor Soal Valid 2,4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 17, 20
Jumlah Soal Valid 11
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.5 Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen tes
ini adalah rumus Alpha dengan rumus:.6
.
( )/ .
/ ……...................…….…(3.2)
Di mana:
r11 = reliabilitas yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu tes dapat
dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, op.cit., h.221.
6 Ibid., h.239.
42
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ( )
Rentang Kriteria Koefisien Korelasi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Cara penafsiran harga koefisien reliabilitas yaitu membandingkan
koefisien reliabilitas butir soal (r11) dengan rtabel. Instrumen soal dikatakan reliabel
jika r11 > rtabel pada taraf signifikan α = 0,05. rtabel untuk n = 29 adalah 0,367 yang
artinya jika reliabilitas soal ≥ 0,367 maka soal reliabel, begitu sebaliknya. Berikut
merupakan hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini, sedangkan tabel analisis
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Statistik
r11 0.796
Kesimpulan Tingkat reliabel tinggi
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.7 Rumus
untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.8
……..…………(3.3)
Penentuan klasifikasi indeks kesukaran suatu butir soal dapat dilihat pada
Tabel 3.4 berikut ini.9
7 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h h.134. 8 Ibid., h.135.
9 Ibid.
43
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Rentang Indeks Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah
Berikut merupakan hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini,
sedangkan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.
Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal Persentase (%)
Sukar 3 15 %
Sedang 14 70 %
Mudah 3 15 %
Jumlah 20 100 %
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang pandai
(kurang/tidak menguasai materi). Rumus untung menghitung daya pembeda soal
adalah sebagai berikut.10
………………...……… (3.4)
Keterangan:
DP = daya pembeda
XKA = rata-rata kelas atas
XKB = rata-rata kelas bawah
Skor maks = skor maksimum
Penentuan klasifikasi daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut ini.11
10
Ibid., h.133.
11
Ibid.
44
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,40 Sangat baik
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan
0,19 Kurang baik, soal harus dibuang
Berikut merupakan hasil uji daya pembeda soal dalam penelitian ini,
sedangkan untuk tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal Persentase (%)
Sangat baik 6 30 %
Baik 0 0 %
Cukup 7 35 %
Kurang baik 7 35 %
Jumlah 20 100 %
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa lembar observasi KPS dan
tes uraian.
1. Teknik analisis data lembar observasi
Dalam teknik analisis lembar obsevasi yang akan dinilai adalah aspek dari
keterampilan proses sains berupa metode check-list. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Adapun tahapan anlisisnya adalah sebagai berikut:
a. Menjumlahkan indikator dari aspek KPS yang diamati
b. Menghitung persentase aspek KPS dalam kelompok dengan rumus
..………………..(3.5)
Data yang telah didapat dari hasil analisis data berupa lembar observasi
kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase dan dapat dilihat pada
tabel 3.7.
45
Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Proses Sains (KPS)
Persentase Kategori
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
2. Teknik Analisis Data Tes Uaraian
Pada penelitain intrumen tes uaraian ini adalah hasil dari jawaban siswa
terhadap intrumen tes fisika pada konsep kalor. Data dianalisis dengan cara
sebagai berikut:
a. Skor yang diperoleh siswa yang menjawab dengan benar dapat menggunakan
rumus penskoran sebagai berikut:
…………………(3.6)
b. Menghitung persentase aspek KPS dengan menggunakan rumus
………………. (3.7)
Adapun untuk mencari kedudukan siswa dalam kelompok menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut
a. Mencari nilai tertinggi (Xmaks) dan terendah ((Xin)
b. Mencari tentang dengan rumus:
Rentang = Xmaks- Xmin ……..…………..(3.8)
c. Mencari banyak kelas dengan rumus:
Banyak Kelas : = 1 + 3,3 log n …….………….. (3.9)
46
d. Mencari interval Kelas (i) dengan rumus:
( )
………………….(3.10)
e. Membuat tabel distribusi
Interval fi xi fi.xi xi-x (xi-x)2 fi(xi-x)
2
Jumlah ∑fi ∑(xi-x)2 ∑ fi(xi-x)
2
f. Mencari rata-rata mean
∑( )
∑ ….…………… (3.11)
g. Mencari standar deviasi (SD), dengan rumus:
√ , ( ) -
….…………… (3.12)
h. Menentukan batas-batas kelompok
1) Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor +1 SD
2) Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD
3) Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut ini merupakan penjabaran hasil penelitian mengenai penggunaan
tes keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor dengan
model inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan
proses sains siswa yang berkembang dalam pembelajaran konsep kalor denagn
model inkuiri terbimbing. Tes keterampilan proses sains yang diukur pada
penelitian ini meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan
percobaan, mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi.
Tes keterampilan proses sains yang dilakukan berupa tes dan nontes. Data-data
yang dideskripsikan merupakan data hasil lembar observasi tes keterampilan
proses sains dan tes hasil belajar berupa uraian sebanyak 11 soal.
1. Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Observasi dilakukan terhadap 32 siswa yang dibagi menjadi enam
kelompok dan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan
pertama mengenai asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi, pertemuan
kedua mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi dan pertemuan
ketiga mengenai perubahan wujud benda. Aspek Keterampilan Proses Sains
(KPS) yang diukur pada observasi ini meliputi mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, mengamati (observasi), menafsirkan
(interpretasi) dan berkomunikasi.
Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini, siswa menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) sedangkan lembar observasi digunakan untuk
memantau keterampilan siswa melalui kegiatan praktikum. Skala yang digunakan
adalah 1 – 4 kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase. Hasil
penilaian obervasi I tes KPS dapat dilihat pada tabel 4.1
48
Tabel 4.1 Penilaian Hasil Observasi I Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 2,92 sehingga diperoleh prosentesenya sebesar 72,92%.
Aspek pertama yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh
persentase sebesar 70.83%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-
rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh
persentase sebesar 70.83%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan,
diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,33
sehingga diperoleh persentase sebesar 58.33%. Aspek keempat yaitu mengamati
(observasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa
sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase sebesar 83.33%. Aspek kelima yaitu
menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 3,00 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.00%. Aspek
terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.83%.
.
Tabel 4.2 Penilaian Hasil Observasi II Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata KPS siswa sebesar 3,14
sehingga diperoleh persentasenya sebesar 78,47%. Aspek pertama yaitu
49
mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 79,17%. Aspek
kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 2,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 66,67%. Aspek
ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan
Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar
70,83%. Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh
persentase sebesar 87,53%. Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi),
diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33
sehingga diperoleh persentase sebesar 83,33%. Aspek terakhir yaitu
berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata keterampilan proses sains (KPS) siswa
sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase sebesar 83,33%.
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan proses sains
(KPS) siswa sebesar 3,44 sehingga diperoleh persentasenya sebesar 86,11%.
Aspek pertama yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh
persentase sebesar 87,50%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-
rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,00 sehingga diperoleh
persentase sebesar 75,00%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan,
diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33
sehingga diperoleh persentase sebesar 83,33%. Aspek keempat yaitu mengamati
(observasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa
sebesar 3,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 91,67% . Aspek kelima yaitu
50
menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87,50%. Aspek
terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 3,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 91,67%.
2. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Berdasarkan hasil perhitungan lembar observasi tes KPS, maka diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes KPS
Berdasarkan tabel 4.4, aspek pertama yaitu mengajukan pertanyaan,
diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh
persentase sebesar 79.17% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik.
Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa
sebesar 2,89 sehingga diperoleh persentase sebesar 72.22% atau dikategorikan
aspek keterampilan siswa baik. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan,
diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 2,78 sehingga diperoleh
persentase sebesar 69.44% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik.
Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata
keterampilan siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87.50%
atau dikategorikan aspek keterampilan siswa sangat baik. Aspek kelima yaitu
menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar
3,28 sehingga diperoleh persentase sebesar 81.94% atau dikategorikan aspek
keterampilan siswa sangat baik. Aspek terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh
51
nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,39 sehingga diperoleh persentase
sebesar 84.72% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Dari semua
aspek KPS diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,17 sehingga
diperoleh persentase sebesar 79.17% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa
baik. Data di atas dapat disajikan dalam diagram Gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS
Berdasarkan Gambar 4.1, dari semua aspek KPS yang terukur terlihat
bahwa aspek mengamati merupakan aspek yang tertinggi yang dicapai oleh siswa.
Aspek merencanakan percobaan merupakan aspek yang terendah yang dicapai
siswa. Tabel hasil observasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
3. Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap tes
KPS yang telah diberikan. Tes ini dirancang oleh guru. Aspek keterampilan proses
sains yang diukur pada tes hasil belajar ini meliputi mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan/interpretasi dan
berkomunikasi. Tes yang digunakan berupa tes uraian yang diberikan di akhir
79.17 72.22 69.44
87.50 81.94 84.72
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rata-rata Hasil Observasi Tes KPS
per
sen
tase
niilai rata-rata
52
pembelajaran (posttest) sebanyak 11 soal kepada 29 siswa yang mengikuti tes.
Hasil tes ini dapat dilihat pada Tabel 4. 5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan Data Tes Uraian KPS
Data Hasil
Banyaknya siswa 29
Nilai tertinggi 94
Nilai terendah 60
Rentang 34
Banyak kelas 6
Interval 6
Mean 77,19
Standar deviasi 9,29
Tabel 4.5 di atas diperoleh nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 94
sedangkan nilai terendah siswa sebesar 60. Rentang kelas yang diperoleh sebesar
34. Banyak kelas dan interval yang diperoleh adalah 6. Mean yang diperoleh dari
hasil belajar siswa sebesar 77,19 sedangkan hasil standar deviasi yang diperoleh
siswa sebesar 9,29.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh kedudukan siswa.
kedudukan siswa dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas,
kelompok sedang dan kelompok bawah. Untuk pengkategorian tes hasil belajar ini
dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Pengkategorian Tes Uraian KPS
No Skor Kategori Siswa Jumlah Siswa Persentase
1 86.48 Atas 5 17,24%
2 67.90 - 86.48 Sedang 17 58,62%
3 67,90 Bawah 7 24,14%
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh kelompok atas yang mempunyai
skor diatas 86.48 sebanyak 5 siswa dan diperoleh persentasenya sebesar 17.24%.
Kelompok sedang, siswa yang mempunyai skor diantara 67.90 sampai 86.48
sebanyak 17 siswa dan diperoleh persentase sebesar 58,62%. Kelompok bawah,
53
siswa yang mempunyai skor 67.90 sebanyak 7 siswa dan diperoleh persentasenya
sebesar 24,14%. Untuk hasil penelitian pada tes uraian KPS selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 14.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan proses dijabarkan dalam
kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai
serta keterampilan. Aspek KPS yang diteliti pada penelitian ini meliputi meliputi
mengajukan pertanyaan, mengamati (observasi), berhipotesis, merencanakan
percobaan, menafsirkan (interpretasi), dan berkomunikasi.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada lembar observasi, dari
semua aspek keterampilan proses sains siswa terdapat aspek tertinggi dan
terendah. Aspek mengamati (observasi) merupakan aspek tertinggi dengan nilai
persentase rata-rata sebesar 87.50%. Hal ini karena pada aspek ini siswa diajak
atau berinteraksi langsung pada objek atau peristiwa sesungguhnya. Sehingga
siswa merasa senang ketika kegiatan pengamatan (observasi). Selain itu, dalam
pembelajarannya juga mengguanakan model inkuiri terbimbing. Model ini dapat
menarik minat belajar siswa karena kegiatan pembelajaran seperti ini tidak bosan
atau monoton. Aspek merencanakan percobaan merupakan aspek terendah
dengan nilai persentase rata-rata sebesar 69,44%. Hal ini siswa kurang memiliki
kesiapan sebelum melakukan percobaan. Selain itu, dalam pembelajarannya
menggunakan model inkuiri terbimbing dimana sehingga siswa sulit dilakukan
karena mereka belum terbiasa untuk terbiasa belajar mandiri. Mereka terbiasa
mengandalkan guru dalam belajar. Hasil dari semua aspek KPS memperoleh rata-
rata persentase diperoleh sebesar 79,17% dan berdasarkan indikator keberhasilan,
nilai tersebut dikategorikan baik. Untuk hasil penelitian pada lembar observasi tes
Keterampilan Proses Sains (KPS) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
54
1. Pembahasan Hasil Penelitian pada Lembar Observasi
Berikut akan dijelaskan data hasil penelitian pada masing-masing aspek
Keterampilan Proses Sains (KPS)
a. Aspek Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut.1 Keterampilan
proses sains pada aspek mengajukan pertanyaan ini menggunakan indikator
sebagai berikut:
1) Bertanya untuk meminta penjelasan
2) Bertanya mengenai percobaan yang dilakukan.
Pada aspek ini memiliki nilai persentase yang cukup tinggi. Hal ini karena
mengajukan peranyaan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh siswa. Terlihat
pada saat penyajian masalah pada LKS dan siswa diminta untuk memberikan
penjelasan, banyak siswa yang menjawab dengan cukup baik. Selain itu, terlihat
pada saat percobaan berlangsung banyak siswa bertanya, tanpa ragu mengenai
percobaan, tetapi masih banyak juga siswa yang masih ragu dan malu. untuk
bertanya. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata
pada aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam sebesar 2,83 atau
persentasenya sebesar 70,83%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Begitu
pula pada tabel 4.3, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan
sebesar 8,33%. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,17 atau persentasenya sebesar 79,19%
atau aspek ini dikategorikan baik.
b. Berhipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu keterampilan yang
sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang
1 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), hal. 55.
55
berlasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.2
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada aspek
ini pada kelompok satu sampai kelompok enam sebesar 2,83 atau persentasenya
sebesar 70,83%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu
sampai enam sebesar 2,67 atau persentasenya sebesar 66,67%. Data ini
menunjukkan adanya penurunan sebesar 0.16 atau persentasenya sebesar 4,13%.
Hal ini dikarenakan adanya kelompok siswa yang tidak melakukan hipotesis pada
LKS pada saat melakukan percobaan perpindahan kalor secara konveksi dan
radiasi. Data ini bisa dilihat pada lampiran 11 tabel kedua. Pada tabel 4.3, data
hasil penilaian rata-rata sebesar 3,00 atau persentasenya sebesar 75,00%.
Walaupun adanya peningkatan kembali sebesar 8,33%, tetapi pada lembar
observasi ini atau pada saat siswa melakukan percobaan perubahan wujud benda
ada kelompok siswa yang tidak melakukan hipotesis. data ini bisa dilihat pada
lampiran 12 tabel ketiga. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek
keterampilan berhipotesis diperoleh sebesar 2,83 atau persentasenya sebesar
70,19% atau aspek ini dikategorikan baik.
c. Merencanakan Percobaan
Sebelum siswa melakukan percobaan, siswa melakukan perencanaan
percobaan seperti, menentukan apa yang diamati baik diukur atau ditulis ,
menentukan alat dan bahan, cara dan langkah kerja dan lain sebagainya. Pada
pertemuan pertama, aspek ini memperoleh persentase terendah sebesar 58.33%.
Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama (asas Black dan perpindahan kalor
secara konveksi) siswa terlihat masih terlihat bingung dan kurang faham dalam
melakukan percobaan. Pada pertemuan selanjutnya, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar
12,50%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik.
Begitu pula pada pertemuan ketiga mengenai percobaan perubahan wujud benda,
walaupun adanya peningkatan sebesar 8,33%, siswa masih kurang faham
2 Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h. 25.
56
memakai alat termometer. Aspek keterampilan ini merupakan aspek yang
terendah yang dicapai siswa.
d. Observasi/Maengamati
Mengamti merupakan salah keterampilan ilmiah yang mendasar.
Mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengamati (observasi) siswa harus
mampu menggunaka seluruh inderanya meliputi melihat, mendengar, merasa,
mengecap dan mencium. Keterampilan proses sains pada aspek mengamati
menggunakan indikator sebagai berikut:
1) Menggunakan sebanyak mungkin indera
2) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
Aspek ini merupakan aspek tertinggi yang dicapai siswa. Hal ini terlihat
pada saat percobaan, siswa sangat antusias dalam melakukan pengamatan.
Berdasarkan hasil lembar observasi pada pertemuan pertama dan kedua,
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,17%. Begitu pula pada pertemuan
ketiga, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan yang sama.
Adanya peningkatan keterampilan mengamati ini menunjukkan bahwa hampir
semua siswa menggunakan sebanyak mungkin alat indera dalam melakukan suatu
pengamatan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengamati (observasi) diperoleh sebesar 3,50 atau persentasenya sebesar 87,50%
atau aspek ini dikategorikan sangat baik. Hal ini karena siswa melakukan
pengamatan sesuai dengan langkah kerja.
e. Menafsirkan
Seperti Aspek mengamati memiliki indikator, pada aspek menafsirkan
juga memiliki indikator yaitu:
1) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
2) Menemukan pola dalam suatu pengamatan
3) Menyimpulkan
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata
pada aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam hanya sebesar 3,00
57
atau persentasenya sebesar 75,00%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,33 dan menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Data
ini bisa dilihat pada lampiran 12. Tabel 4.3, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,33. Keterampilan siswa pada aspek ini
menunjukan peningkatan lebih rendah yaitu sebesar 4,17%. Pada aspek
keterampilan ini siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan dan
menghubungkan dengan konsep materi. Dari semua data hasil penilaian rata-rata
aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,28 atau
persentasenya sebesar 81,94% atau aspek ini dikategorikan sangat baik.
f. Berkomunikasi
Berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar, (grafik atau
bagan), membaca dan berbicara (diskusi dan presentasi).3 Keterampilan
mengomunikasikan pada aspek ini meliputi menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram, mendiskusikan
hasil percobaan dan membandingkan data dengan kelopok lain dan menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis. Berdasarkan pada data hasil lembar
observasi, pada percobaan pertama dan kedua menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 4,17%. Percobaan kedua dan ketiga menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Adanya peningkatan ini menunjukkan aspek berkomunikasi mereka
semakin baik. Pada aspek ini siswa bebas menyampaikan gagasan mereka sesuai
dengan percobaan yang telah dilakukan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata
aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,39 atau
persentasenya sebesar 84,17% atau aspek ini dikategorikan sangat baik.
2. Pembahasan Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)
Hasil belajar merupakan tingkat peguasaan siswa terhadap materi yang
telah diajarkan kepada siswa. Hasil belajar ini adalah salah satu tolok ukur tingkat
keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini
3 Nuryani Y, Rustaman, op.cit., h. 101
58
adalah menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk mengukur
dan mengembangkan keterampilan siswa melalui tes keterampilan proses sians.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lutfi Eko Wahyudi, Z.A.
Imam Supardi, dengan melatihkan keterampilan proses sains (KPS) dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.4
Hal ini sesuai dengan data tabel 4.5 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 77,19 dan data pada tabel 4.6, yang menunjukkan bahwa kategori siswa
kelompok atas sebesar 17,24%, kelompok sedang sebesar 58,62%, kelompok
bawah sebesar 24,14%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
memiliki nilai yang baik.
Berdsarakan pembahasan di atas, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keterampilan proses sains siswa yang berkembang dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing. Untuk itu,
keterampilan ini perlu diberikan kepada siswa agar keterampilan dasar siswa
berkembang dan siswa dapat berfikir efektif. Pembelajaran ini juga diharapkan
siswa dapat menemukan pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun terori dan
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang ditemukan pada penelitian ini adalah:
a. Pelaksanaan percobaan tidak diobservasi perindividu karena keterbatasan
observer.
b. Selama proses observasi ternyata muncul aspek lain yaitu aspek
menggunakan alat/bahan.
c. Waktu yang diberikan oleh guru kepada peneliti.
4 Lutfi Eko Wahyudi dan Z.A. Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap
Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013,
h. 62.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang
terukur paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing adalah aspek mengamati (observasi) dengan nilai persentase rata-
rata sebesar 87,50%.
2. Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang
terukur paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing adalah aspek merencanakan percobaan dengan nilai persentase
rata-rata sebesar 69,44%.
3. Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang terukur berdasarkan lembar
observasi sebesar 79,17% sedangkan rata-rata hasil tes uraian KPS siswa
sebesar 77,19.
B. Implikasi
Implikasi yang menjadi upaya peningkatan dan perbaikan pada penelitian
ini adalah:
1. Penggunaan tes keterampilan proses sains ini seharusnya lebih dapat
mengembangkan keterampilan siswa dan dapat dijadikan bekal untuk
kehidupan nantinya.
2. Keterampilan proses sains dapat melatih keterampilan berpikir siswa yang
efektif karena siswa dilatih untuk menemukan konsep dibandingkan
menghafal konsep.
60
C. Saran
Mengacu pada hasil kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan tes KPS sebaiknya harus memperhatikan aspek KPS
mana yang akan ditentukan.
2. Tes keterampilan proses sains merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
mengembangkan keterampilan siswa. Dengan demikian, tes keterampilan
proses sains dan pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat dijadikan salah
satu alternatif pembelajaran dalam pembelajaran fisika.
3. Pastikan bahwa siswa telah memahami cara kerja peralatan praktikum agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi cetakan I.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Akinbobola, Olufunminiyi dan Afolabi, Folashade. 2010. Analysis of Science
Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate
Physics Practical Examinations in Nigeria. American-Eurasian Journal
of Scientific Research, , pp. 234. 6 Desember 2014 pukul 09.00 WIB.
Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiru. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan
Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
----------. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Bricckman, Peggy, dkk. 2009. Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’
Science Skills And Confidence, International Journal for the Scholarship
of Teaching and Learning, , pp. 1.
Dahar, Ratna Wiliis. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga.
Djaali dan Muljono, Pujdi . 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2001.
K, Roestiyah N. 2008. Strategi Belajar Mengajar cetakan VII. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kanginan, Marthen. Fisika 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2006.
Kuhlthau, Carol dan J, Ross. Todd. 2006. Guided Inquiry: A Framework For
Learning Through School Libraries In 21” Century School”. 6 Desember
2014
62
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Pustaka Setia.
Marnita, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran
Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Rosdakarya,
Nuh, Usep. 2010. Keterampilan Proses Sains, http://fisikasma-
online.blogspot.com/ keterampilan-proses-sains.html, 01 Mei 2014.
Nurtafita, Nita, 2012. Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan
Proses Sains pada Konsep Suhu Kalor. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta,
tidak dipublikasikan.
Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Proses Sains. Jakarta: PT Gramedia
Widiasmara.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Cetakan IX. Bandung: Kencana.
Sudjana.1989. Metoda Statistika Edisi VI. Bandung: Tarsito.
Suhana, Cucu . 2012. Konsep Strategi Pembelajaran Cetakan III. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Suhardiman, Lalu Ria dan Hamdi, Asep Saepul. 2012. Pengaruh Metode Inquiry
Terhadap Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas
VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal Teknologi Pendidikan, Program Studi
Teknologi Pendidikan. 5 Desember 2014.
Syafitri, Winda. 2010. Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan
Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, tidak
dipublikasikan.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu cetakan VI. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Wahyudi, Lutfi Eko dan. Imam Supardi, Z.A . Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan
63
Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep,
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013.
64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MAN 2 Kota Serang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Kalor
Konsep : Asas Black dan Perpindahan Kalor secara Konveksi
Pertemuan : Ke-1
AlokasiWaktu : 3 x 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
65
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan
konduktivitas kalor
.
III. Indikator
1. Merencanakan percobaan mengenai asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi.
2. Berhipotesis mengenai peristiwa asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi.
3. Merencanakan percobaan untuk membuktikan prinsip asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi.
4. Melakukan percobaan untuk membuktikan prinsip asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi.
5. Mengamati percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. dalam memecahkan masalah.
6. Berkomunikasi mengenai percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi.
7. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan dalam membuktikan prinsip asas Black perpindahan kalor secara konveksi..
66
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa asas Black dan perpindahan kalor secara
konveksi.
2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
3. Siswa dapat berhipotesis mengenai peristiwa asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
4. Siswa dapat merencanakan percobaan untuk membuktikan prinsip asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
5. Siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan prinsip asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
6. Siswa dapat mengamati percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi dalam memecahkan masalah.
7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas.
8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan.
V. Materi Pembelajaran
1. Kalor atau panas merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Satuan SI untuk kalor adalah joule dan
kilokalori. Kalor berhubungan dengan energi termal, kapasitas kalor, dan kalor jenis.
2. Energi termal merupakan energi total yang dimiliki suatu benda, baik energi kinetik maupun energi potensial. Kapasitas
kalor merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan suatu benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC. Kalor jenis merupakan
jumlah kalor yang dibutuhkan 1 kg benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC.
67
3. Asas Black merupakan suatu prinsip pencampuran dua zat atau lebih suatu benda yang ditemukan oleh Joseph Black, yang
berbunyi “Jumlah kalor yang dilepaskan suatu benda sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh benda yang lain.”.
Persamaan : Qlepas = Qterima
4. Asas Black dimanfaatkan untuk mengetahui kalor jenis suatu benda.
5. Konveksi adalah perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis.
6. Laju kalor konveksi (Q/t) melalui suatu dinding adalah:
dengan h adalah koefisien konveksi (J/m
2sK)
7. Contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari di antaranya arus konveksi udara yang membawa asap bergerak ke atas,
sistem ventilasi udara di rumah, angin laut, dan angin darat.
VI. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan Motivasi Membuka pelajaran dengan
berdoa dan memfokuskan
perhatian siswa serta memberikan
motivasi untuk belajar
Berdoa sebelum belajar
15 menit Apersepsi Mengajukan pertanyaan Mengapa
kita harus mencampurkan air
panas dan air dingin jika kita
Menjawab pertanyaanyang
diberikan oleh guru
68
ingin mandi air hangat?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh
guru
Inkuiri terbimbing Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Inti
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok sebanyak 6
kelompok dan membagikan LKS
Menyajikan permasalahan yang
terkait Asas Blackdan
perpindahan kalor secara
konveksi yang terdapat dalam
LKS
Membentuk kelompok dan
menerima LKS
Memahami permasalahan
yang terkait Asas Black dan
perpindahan kalor secara
konveksi
100
menit
Membuat hipotesis Menyajikan pertanyaan berupa
hipotesis yang terdapat dalam
LKS
Menjawab pertanyaan
hipotesis
Merancang
percobaan Menyediakan alat dan bahan
percobaan
Memberikan kesempatan pada
siswa untuk menentukan langkah-
langkah percobaan
Mengambil alat dan bahan
menentukan langkah-
langkah percobaan
Melakukanpercobaan Membimbing siswa melakukan
percobaan mengenai asasBlack
Melakukan percobaan
Mengumpulkan dan Membimbing siswa dalam diskusi Melakukan diskusi.
69
menganalisis data kelompok
Memberi kesempatan pada
kelompok untuk menyampaikan
hasilpercobaan data yang
terkumpul.
Menyampaikan hasil
percobaan di depan kelas
melalui perwakilan
kelompok
Memberi kesimpulan Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan mengenai
Asas Black dan perpindahan kalor
secara konveksi
Memberikan kesimpulan
mengenai Asas Blackdan
perpindahan kalor secara
konveksi
Penutup
Memberikan tes kepada siswa
tentang materi yang telah
dipelajari secara tertulis atau lisan
Menginfomasikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya dan menutup
pembelajaran
Menjawab soal-soal tes
yang diberikan oleh guru
Memperhatikan informasi
dari guru dan menutup
pembelajaran
20
menit
VIII. Sumber Belajar
1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga.
2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.
70
IX. Penilaian Pembelajaran
1. Pedoman Observasi KPS (terlampir)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Ciputat, Agustus 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
Drs. Hardiwijaya…………………….. Nurhasanah
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MAN 2 Kota Serang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Kalor
Konsep : Perpindahan Kalor Konduksi dan Radiasi
Pertemuan : Ke-2
AlokasiWaktu : 3 x 45 menit
X. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
72
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
XI. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan
konduktivitas kalor
.
XII. Indikator
1. Mengajukan pertanyaan mengenai peristiwa konduksi, dan radiasi.
2. Merencanakan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
3. Berhipotesis mengenai peristiwa perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
4. Merencanakan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
5. Melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
6. Mengamati percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
7. Berkomunikasi mengenai percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
8. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
73
XIII. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa perpindahan kalor secara konduksi dan
radiasi.
2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
3. Siswa dapat berhipotesis mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
4. Siswa dapat merencanakan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
5. Siswa dapat melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
6. Siswa dapat mengamati percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
XIV. Materi Pembelajaran
1. Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
2. Ada tiga perpindahan kalor yakni konduksi, konveksi dan radiasi.
3. Konduksi terjadi pada medium padat, sedangkan radiasi terjadi tanpa memerlukan medium.
4. Contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terjadi saat mencelupkan sendok logam ke kopi panas,
memasak air atau makanan, terjadinya angin laut dan angin darat, panas matahari sampai ke bumi, saat menjemur pakaian,
dan sebagainya.
74
XV. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
XVI. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan Motivasi Membuka pelajaran dengan
berdoa dan memfokuskan
perhatian siswa serta memberikan
motivasi untuk belajar
Berdoa sebelum belajar
15 menit
Apersepsi Mengajukan pertanyaan
“Mengapa kita menggunakan
kain ketika mengangkat panci
yang baru selesai digunakan
untuk memasak?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menjawab pertanyaanyang
diberikan oleh guru
Memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh
guru
Inkuiri terbimbing Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Inti
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok sebanyak 6
kelompok dan membagikan LKS
Menyajikan permasalahan yang
terkait perpindahan kalor secara
konduksi, dan radiasi yang
terdapat dalam LKS
Membentuk kelompok dan
menerima LKS
Memahami permasalahan
yang terkait perpindahan
kalor secara konduksi, dan
radiasi
100
menit
75
Membuat hipotesis Menyajikan pertanyaan berupa
hipotesis yang terdapat dalam
LKS
Menjawab pertanyaan
hipotesis
Merancang
percobaan Menyediakan alat dan bahan
percobaan
Memberikan kesempatan pada
siswa untuk menentukan langkah-
langkah percobaan
Mengambil alat dan bahan
menentukan langkah-
langkah percobaan
Melakukanpercobaan Membimbing siswa melakukan
percobaan mengenai perpindahan
kalor secara konduksi, konveksi,
dan radiasi
Melakukan percobaan
Mengumpulkan dan
menganalisis data Membimbing siswa dalam diskusi
kelompok
Memberi kesempatan pada
kelompok untuk menyampaikan
hasil percobaan data yang
terkumpul.
Melakukan diskusi.
Menyampaikan hasil
percobaan di depan kelas
melalui perwakilan
kelompok
Memberi kesimpulan Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan mengenai
perpindahan kalor secara
konduksi dan radiasi
Memberikan kesimpulan
mengenai perpindahan
kalor secara konduksi dan
radiasi
76
Penutup
Memberikan tes kepada siswa
tentang materi yang telah
dipelajari secara tertulis atau lisan
Menginfomasikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya dan menutup
pembelajaran
Menjawab soal-soal tes
yang diberikan oleh guru
Memperhatikan informasi
dari guru dan menutup
pembelajaran
20
menit
XVII. Sumber Belajar
1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga.
2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.
XVIII. Penilaian Pembelajaran
1. Pedoman Observasi KPS (terlampir)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
77
Ciputat, Agustus 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
Drs. Hardiwijaya…………………….. Nurhasanah
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MAN 2 Kota Serang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Kalor
Konsep : Perubahan Wujud Zat
Pertemuan : Ke-3
AlokasiWaktu : 3 x 45 menit
XIX. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
79
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
XX. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan
konduktivitas kalor
.
XXI. Indikator
1. Merencanakan percobaan mengenai perubahan wujud zat.
2. Berhipotesis mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
3. Merencanakan percobaan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4. Melakukan percobaan perubahan wujud zat.
5. Mengamati percobaan perubahan wujud zat.
6. Berkomunikasi mengenai percobaan perubahan wujud zat.
7. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan perubahan wujud zat.
80
XXII. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa perubahan wujud zat.
2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai perubahan wujud zat.
3. Siswa dapat berhipotesis mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4. Siswa dapat merencanakan percobaan perubahan wujud zat.
5. Siswa dapat melakukan percobaan perubahan wujud zat.
6. Siswa dapat mengamati percobaan perubahan wujud zat.
7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas.
8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan.
XXIII. Materi Pembelajaran
1. Perubahan wujud ada tiga wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas yang dapat berubah karena pengaruh kalor.
2. Peristiwa mencair, menguap, dan menyublim dibutuhkan kalor, sedangkan pada peristiwa membeku, mengembun, dan
mengkristal kalor dilepaskan.
3. Jumalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama proses proses perubahan zat, ditulis: .
4. Contoh peristiwa perubahan wujud di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya es yang mencair, pembuatanes, air yang
habis jika dimasak terus-menerus, embun pagi, kamper yang menyublim, pembuatan garam, dll.
XXIV. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
81
XXV. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan Motivasi Membuka pelajaran dengan
berdoa dan memfokuskan
perhatian siswa serta memberikan
motivasi untuk belajar
Berdoa sebelum belajar
15 menit
Apersepsi Mengajukan pertanyaan “Apakah
yang akan terjadi jika air
dimasak terus-menerus di atas
kompor? Mengapa hal tersebut
dapat terjadi?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menjawab pertanyaanyang
diberikan oleh guru
Memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh guru
Inkuiri
Terbimbing
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Inti
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
Membimbing siswa dalam
membentuk kelompok sebanyak 6
kelompok dan membagikan LKS
Menyajikan permasalahan yang
terkait perubahan wujud zat yang
terdapat dalam LKS
Membentuk kelompok dan
menerima LKS
Memahami permasalahan yang
terkait perubahan wujud zat 100 menit
Membuat hipotesis Menyajikan pertanyaan berupa
hipotesis yang terdapat dalam
LKS
Menjawab pertanyaan
hipotesis
Merancang Menyediakan alat dan bahan Mengambil alat dan bahan
82
percobaan percobaan
Memberikan kesempatan pada
siswa untuk menentukan langkah-
langkah percobaan
menentukan langkah-langkah
percobaan
Melakukan
percobaan Membimbing siswa melakukan
percobaan mengenai perubahan
wujud zat
Melakukan percobaan
Mengumpulkan
dan menganalisis
data
Membimbing siswa dalam diskusi
kelompok
Memberi kesempatan pada
kelompok untuk menyampaikan
hasil percobaan data yang
terkumpul.
Melakukan diskusi.
Menyampaikan hasil
percobaan di depan kelas
melalui perwakilan kelompok.
Memberi
kesimpulan Membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan mengenai
percobaan perubahan wujud zat
Memberikan kesimpulan
mengenai percobaan
perubahan wujud zat
Penutup
Memberikan tes kepada siswa
tentang materi yang telah
dipelajari secara tertulis atau lisan
Menginfomasikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya dan menutup
pembelajaran
Menjawab soal-soal tes yang
diberikan oleh guru.
Memperhatikan informasi dari
guru dan menutup
pembelajaran.
20 menit
83
XXVI. Sumber Belajar
1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga.
2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.
XXVII. Penilaian Pembelajaran
1. Pedoman Observasi KPS (terlampir)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Ciputat, Agustus 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
Drs. Hardiwijaya…………………….. Nurhasanah
85
Pertemuan ke-1
Alat dan bahan:
Gambar Nama Alat dan Bahan
2 botol bekas berwarna bening
Air panas
Air dingin
Pewarna merah
LEMBAR KERJA
SISWA
Konsep : Asas Black dan Perpindahan kalor secara
Konveksi
Tujuan : Mengamati, berhipotesis, melakukan percobaan,
interpretasi dan berkomunikasi dalam percobaan
azas Black dan konveksi.
Hari / Tanggal : .................................
Kelompok : .................................
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
86
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis
Pewarna biru
Termometer
Solatif
Fase 1 : Menyajikan masalah
Ketika cuaca panas, pernahkah kamu merasa haus dan
menginginkan sebuah minuman yang dapat menghilangkan rasa dahaga
dan bagaimana cara mendapatkannya? Hal yang pasti kamu lakukan
adalah mencampurkan air dengan air dingin sesuai dengan keinginanmu.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?
Fase 2 : Hipotesis
Fase 3 : Percobaan
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
1. Bagaimanakah dengan keadaan suhu akhir ketika air panas dan air
dingin dicampurkan?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Bagaiamanakah keadaan air ketika air panas diletakkan di atas air
dingin ataupun sebaliknya? Apakah bercampur?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
87
Langkah kerja I 1. Siapkan alat dan bahan
2. Campurkan pewarna merah pada air panas dan pewarna biru pada air
dingin
3. Masukan ke dalam masing-masing botol
4. Catatlah suhu awalnya (air panas dan air dingin)
5. Letakan botol air dingin di atas botol air panas kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif.
6. Hitung suhu akhir setelah dicampurkan
7. Catatlah hasil pengamatanmu
Langkah kerja II 1. Ulangi langkah kerja I no. 1-3
2. Letakan botol air panas di atas botol air dingin kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif
3. Catatlah hasil pengamatanmu.
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan
keterampilan berkomunikasi
Tabel Hasil Pengamatan
Fase zat Massa
(gram)
Suhu awal
( )
Suhu campuran
( )
Air panas
Air dingin
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati
1. Pada langkah kerja I dan II, apakah ada perbedaan antara pencampuran
kedua warna? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Pada langkah kerja I, bagaimanakah kedua warna (air panas dan air dingin)
setelah dicampur/digabungkan?
Fase 4 : Analisis
88
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Dari langkah kerja I, bagaimana keadaan suhu akhir setelah
pencampuran/penggabungan?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Pada langkah kerja I, air manakah yang melepas dan menyerap kalor?
Bagaimanakah perbedaan keduanya!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
5. Pada langkah kerja I, jika kedua air tersebut melepas dan menyerap kalor,
samakah jumlah kalor yang dilepas dan diterima itu? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi
Fase 5 : Kesimpulan
Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari
percobaan azas Black dan konveksi? .................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
89
Pertemuan ke-2
Alat dan bahan:
Gambar Nama alat / bahan
Kawat
Plastisin
Lilin
LEMBAR KERJA SISWA
Konsep : Perpindahan Kalor secaraKonduksi dan Radiasi
Tujuan : Mengajukan pertanyaan, berhipotesis, mengamati,
interpretasi dan berkomunikasi pada percobaan
perpindahan kalor secara konduksi, dan radiasi
Hari / Tanggal : .................................
Kelompok : .................................
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Konduksi
90
Korek api
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis
Saat kamu menggoreng, Apakah kamu merasakan panas ketika
memegang bagian ujung sodet? Padahal ujung sodet yang kamu pegang
tidak bersentuhan langsung dengan minyak yang mendidih, melainkan
ujung sodek yang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Gambar 1. Peristiwa konduksi kalor saat
Memasak dengan menggunakan sodet.
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Gambar Kawat besi
Di antara ketiga lilin tersebut, manakah yang akan cepat
menghantarkan panas? Jelaskan!
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Fase 1 : Menyajikan masalah
Fase 2 : Hipotesis
91
Langkah kerja I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum!
2. Buatlah bulatan plastisin dan letakkan pada masing-masing ujung
kawat besi ( 5 cm, 10 cm, 15 cm)
3. Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus
4. Amatilah bulatan plastisin mana yang cepat jatuh dari ketiga kawat
tersebut bahan tersebut.
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan
berkomunikasi
Kawat Panjang Waktu
I
II
III
Fase 4
Aspek KPS yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan interpretasi 1. Kawat besi mana yang lebih cepat melelehkan plastisin? Jelaskan!
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
2. Apa yang kamu rasakan ketika menyentuh ujung batang pada kawat
tersebut?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
3. Jelaskan bagaimana bergeraknya partikel dari batang logam yang
dipanaskan bisa sampai ke bagian batang yang masih dingin!
..............................................................................................................................................
Fase 4: Analisis
Fase 3 : Percobaan
92
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
4. Energi kalor berpindah dari suhu ……………… ke suhu ………………
Fase 5
Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari
percobaan perpindahan kalor secara konduksi?
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Kesimpulan: Aspek KPS yang dinilai yaitu interpretasi
93
Alat dan bahan:
Gambar Nama Alat dan Bahan
Karton berwarna hitam
Karton berwarna putih
Air
Lilin
Korek api
Radiasi
Bila kita berjalan pada siang hari di bawah terik matahari,
Sering kali kita merasakan panasnya sinar matahari yang dipancarkan
ke bumi. Warna pakaian yang kita kenakan sering berpengaruh
terhadap panas yang di rasakan. Mengapa demikian?
Fase 1 : Menyajikan masalah
94
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis Langkah kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum!
2. Basahi karton hitam dan karton putih dengan sedikit air!
3. Panaskan karton di atas lilin yang menyala.
4. Perhatikan dan catat hasilnya!
Aspek KPS yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan interpretasi
1. Apakah pada karton hitam atau karton putih, air lebih cepat
mengering? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Manakah warna yang lebih cepat menghantarkan panas? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Menurutmu diantara warna hitam dan warna putih, manakah warna
yang lebih mudah menyerap kalor? Apa Berikan hipotesismu!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Fase 2 : Hipotesis
Fase 3 : Percobaan
Fase 4 : Analisis
95
3. Setelah kamu melakukan percobaan di atas kamu dapat menjelaskan,
mengapa pakaian ihram di anjurkan berwarna putih?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi
Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari
percobaan perpindahan kalor secara radiasi?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan
96
Pertemuan ke-3
Alat dan bahan:
Gambar Nama alat dan
bahan
Es batu
Gelas kimia
Termometer
LEMBAR KERJA SISWA
Konsep : Perubahan Wujud Zat
Tujuan : Berhipotesis, merencanakan percobaan, melakukan
percobaan, mengamati, berkomunikasi, dan
interpretasi pada percobaan perubahan wujud zat.
Hari / Tanggal : .................................
Kelompok : .................................
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
97
Stopwatch
Kaki tiga
Pembakar / bunsen
Kasa
Korek api
Fase 1 : Menyajikan masalah
Ketika memanaskan air, apakah air tersebut muncul uap? Mengapa
hal tersebut bisa terjadi?
Gambar 1. Proses penguapan
Untuk memhaminya, marilakh kita melakukan hipotesis dan percobaan
di bawah ini.
98
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis
Fase 3
Langkah kerja 1. Susunlah peralatan yang sudah disiapkan seperti pada gambar.
2. Masukkan es batu ke dalam wadah dan ukurlah suhu awal es .
3. Panaskan es batu diatas pembakar Bunsen/spirtus sampai es mencair dan
mendidih.
4. Catat suhunya setiap menit.
5. Catat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan
berkomunikasi
Tabel hasil pengamatan
Menit ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suhu
Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Apa yang akan terjadi ketika suatu zat di tambah kalor secara terus
menerus?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Fase 2 : Hipotesis
Fase 3 : Percobaan
99
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan
keterampilan berkomunikasi
1. Pada saat memanaskan es batu, apa yang terjadi pada es batu tersebut?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. apa yang menyebabkan es mencair atau air menguap?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Buatlah dan jelaskan grafik hungungan waktu dengan suhu?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan percobaan di atas?
No Wujud zat Suhu (0C) Lama pemanasan
(menit) keterangan
1 Es Keadaan mula-mula
2 Es dalam air Es mulai mencair
3 air Es telah mencair
4 Mendidih
5 Air menjadi uap
5. Jelaskan grafik di bawah ini berdasarkan tabel no.4?
Fase 4 : Analisis
100
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi
Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari
percobaan perubahan wujud zat?
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan
101
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PERTEMUAN KE-1
Hari/ Tanggal : …….……………...
Kelas : …….……………...
Materi : Asas Black dan Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan!
No Keterampilan
Proses Sains Skor
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1 Mengajukan
pertanyaan
1
2
3
4
2 Berhipotesis
1
2
3
4
3 Merencanakan
Percobaan
1
2
3
4
4 Mengamati/
Observasi
1
2
3
4
5 Menafsirkan /
Interpretasi
1
2
3
4
6 Berkomunikasi 1
2
102
3
4
Observer
(…….……………...)
103
Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum I
No
Aspek
Kteterampilan
Proses Sains
Skor Keterangan Penilaian
1 Mengajukan
pertanyaan
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
percobaan
3 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
percobaan dan hal-hal yang diamati
4 Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
hal-hal yang diamati dan analisis data
2 Berhipotesis
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
2 Siswa mengajukan hipotesis namun
penjelasannya tidak tepat
3 Siswa mengajukan hipotesis namun
penjelasannya kurang tepat
4 Siswa mengajukan hipotesis secara
penjelasannya tepat
3 Merencanakan
percobaan
1 Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
kerjasesuai dengan LKS
2 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
sesuai dengan LKS namun tidak tepat
3 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
sesuai dengan LKS namun kurang tepat
4 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
secara tepat
4 Mengamati
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
2
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pencampuran/penggabungan larutan (air panas
dan air dingin) dalam botol tanpa mencatat hasil
pengamatan
3
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pencampuran/penggabungan larutan (air panas
dan air dingin) dalam botol dan mencatat hasil
pengamatan namun kurang tepat
4
Siswa melakukan pegamatan mengenai
pencampuran/penggabungan larutan (air panas
dan air dingin) dalam botol dan mencatat hasil
pengamatan secara tepat
5 Menafsirkan/
Interpretasi
1 Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan
2
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan tanpa menghubungkan konsep
materi
104
3
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi namun kurang tepat
4
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
6 Berkomunikasi
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
2 Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
sistematis
3 Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
sistematis namun tidak sesuai konsep
4 Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
sistematis sesuai konsep
105
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PERTEMUAN KE-2
Hari/ Tanggal : …….……………...
Kelas : …….……………...
Materi :Perpidahan Kalor secara Konduksi dan Radiasi
Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan!
No Keterampilan
Proses Sains Skor
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1 Mengajukan
pertanyaan
1
2
3
4
2 Berhipotesis
1
2
3
4
3 Merencanakan
Percobaan
1
2
3
4
4 Mengamati/
Observasi
1
2
3
4
5 Menafsirkan /
Interpretasi
1
2
3
4
6 Berkomunikasi 1
2
106
3
4
Observer
(…….……………...)
107
Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum II
No
Aspek
Kteterampilan
Proses Sains
Skor Keterangan Penilaian
1 Menyajikan
masalah
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
percobaan
3 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
percobaan dan hal-hal yang diamati
4 Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
hal-hal yang diamati dan analisis data
2 Berhipotesis
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
2 Siswa mengajukan hipotesis namun
penjelasannya tidak tepat
3 Siswa mengajukan hipotesis namun
penjelasannya kurang tepat
4 Siswa mengajukan hipotesis secara
penjelasannya tepat
3 Merencanakan
percobaan
1 Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
kerja
2 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
namun tidak tepat
3 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
namun kurang tepat
4 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
secara tepat
4 Mengamati
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
2
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
putih tanpa mencatat hasil pengamatan
3
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
putih dan mencatat hasil pengamatan namun
kurang tepat
4
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
putih dan mencatat hasil pengamatan secara
tepat
5 Menafsirkan/
Interpretasi
1 Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan
2 Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan tanpa menghubungkan konsep
108
materi
3
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi namun kurang tepat
4
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
6 Berkomunikasi
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
2 Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
sistematis
3 Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
sistematis namun tidak sesuai konsep
4 Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
sistematis sesuai konsep
109
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PERTEMUAN KE-3
Hari/ Tanggal : …….……………...
Kelas : …….……………...
Materi : Perubahan Wujud Zat
Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan!
No Keterampilan
Proses Sains Skor
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1 Mengajukan
pertanyaan
1
2
3
4
2 Berhipotesis
1
2
3
4
3 Merencanakan
Percobaan
1
2
3
4
4 Mengamati/
Observasi
1
2
3
4
5 Menafsirkan /
Interpretasi
1
2
3
4
6 Berkomunikasi 1
2
110
3
4
Observer
(…….……………...)
111
Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum III
No
Aspek
Kteterampilan
Proses Sains
Skor Keterangan Penilaian
1 Menyajikan
masalah
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
percobaan
3 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
percobaan dan hal-hal yang diamati
4 Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
hal-hal yang diamati dan analisis data
2 Berhipotesis
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
2 Siswa mengajukan hipotesis namun
penjelasannya tidak tepat
3 Siswa mengajukan hipotesis namun
penjelasannya kurang tepat
4 Siswa mengajukan hipotesis secara
penjelasannya tepat
3 Merencanakan
percobaan
1 Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
kerjasesuai dengan LKS
2 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
sesuai dengan LKS namun tidak tepat
3 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
sesuai dengan LKS namun kurang tepat
4 Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
secara tepat
4 Mengamati
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
2
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pemanasan es menjadi uap tanpa mencatat hasil
pengamatan
3
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil
pengamatan namun kurang tepat
4
Siswa melakukan pegamatan mengenai
pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil
pengamatan secara tepat
5 Menafsirkan/I
nterpretasi
1 Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan
2
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
pengamatan tanpa menghubungkan konsep
materi
3 Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
112
pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi namun kurang tepat
4
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
6 Berkomunikasi
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
2 Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
sistematis
3 Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
sistematis namun tidak sesuai konsep
4 Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
sistematis sesuai konsep
113
Lampiran 4
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains
Aspek KPS Indikator KPS No Soal Jawaban Pedoman
Penskoran
Mengajukan
pertanyaan
Bertanya
mengapa
mengenai
peristiwa
perpindahan kalor
1. Andi dan Ana memakai baju dengan
warna yang berbeda. Ani memakai baju
berwarna hitam sedangkan Ani memakai
baju berwarna putih. Keduanya sama-
sama pergi berbelanja pada siang hari.
Berdasarkan warna baju yang mereka
pakai, siapa yang merasa kepanasan?
Megapa?
Jawaban: yang merasakan
kepanasan adalah Andi
Kriteria: Karena memakai baju
warna hitam yang sifatnya
menyerap panas sedangkan warna
putih sifatnya memantulkan
panas. warna hitam akan
menyerap semua spektrum
cahaya. Inilah yang kemudian
membuat energi radiasi yang
diterima benda berwarna hitam
menjadi lebih besar dibandingkan
warna putih atau yang lainnya.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Bertanya
mengapa
mengenai
peristiwa asas
Black
2. Dalam perjalanan pulang sekolah Suci
kehujanan, sesampainya di rumah Suci
ingin membuat kopi hangat tetapi yang
Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja
terdapat wadah A yang berisi air panas
dan wadah B berisi air dingin. Untuk
mendapatkan kopi hagat, wadah manakah
yang harus dicampurkan supaya
menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
Jawab: wadah B
Kriteria: Wadah B yang berisi
air dingin yang dicampurkan ke
dalam kopi panas akan menerima
kalor karena air dingin memiliki
suhu yang rendah sedangkan kopi
panas akan melepaskan kalor
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
114
karena kopi memiliki suhu yang
lebih tinggi.
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Bertanya untuk
meminta
penjelasan
mengenai
perubahan wujud
benda
3 Dalam kehdupan sehari-hari, ketika
menjemur pakaian, biasanya seseorang
membentangkan pakaian tersebut.
Mengapa hal itu dilakukan? Jelaskann!
Jawaban: karena untuk
mempercepat proses penguapan
air sehingga pakaian akan cepat
kering.
Kriteria : Ketika pakaian
tersebut dibentangkan maka
memperluas bidang pakaian
tersebut sehingga proses
penguapan akan semakin cepat.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Bertanya
mengapa
mengenai
peristiwa
perpindahan kalor
4 Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah
menggunakan pengaduk untuk
membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai
Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan
Sarah menggunakan pengaduk yang
terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan
siapakah yang kira-kira akan merasakan
alat pengaduknya panas dan apa
alasannya? Mengapa!
Jawaban: yang akan merasakan
panas adalah Yuni
Kriteria : Karena pengaduk yg
dipakai Yuni sifatnya konduktor
yaitu bisa menghantarkan panas
sedangkan pengaduk yang
dipakai Wilu sifatnya isolator
yakni tidak dapat menghantarkan
panas.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
115
jawaban = 0
Berhipotesis
Mengetahui
bahwa ada lebih
dari satu
kemungkinan
penjelasan perlu
diuji
kebenarannya
dengan
memperoleh
penjelasan dari
suatu kejadian
mengenai
perubahan wujud
5 Mencair merupakan salah satu peristiwa
perubahan wujud benda. Pada kasus
berikut: Hasan meletakan es krim yang
massanya 200 gram dan suhunya -50C di
dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan
tersebut memiliki suhu sebesar 280C.
Setelah beberapa saat kemudian, apa
yang akan terjadi pada es krim tersebut?
Berikan hipotesismu mengenai peristiwa
tesebut!
Jawaban: Es akan berubah
wujud dari padat menjadi cair.
Kriteria : Hal ini disebabkan
karena suhu ruangan lebih tinggi
dibandingkan suhu es sehingga
terjadi pertukaan energi.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Mengetahui
bahwa ada lebih
dari satu
kemungkinan
penjelasan perlu
diuji
kebenarannya
dengan
memperoleh
penjelasan dari
suatu kejadian
6 Konduksi merupakan proses
perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel. Pada peristiwa
berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi
panas dengan menggunakan sendok
yang terbuat dari logam besi. Kopi A
menggunakan sendok makan sedangkan
kopi B menggunakan sendok teh.
Sendok manakah yang paling cepat
menghantarkan panas? Berikan
alasanmu!
Jawaban: yang paling cepat
menghantarkan panas adalah
sendok teh.
Kriteria : karena panjang sendok
teh lebih pendek dibandingkan
sendok makan sehingga sendok
teh membutuhkan waktu yang
lebih sedikit untuk
menghantarkan kalor.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
116
mengenai
perpindahan kalor
jawaban = 0
7 Andi mempunyai tiga balon gas
berukuran sama. Balon I, II dan III
berturut-turut berwarna merah, putih dan
hitam. Kemudian ketiga balon tersebut
dilepasan secara bersamaan pada siang
hari.
Gambar. Balon
Manakah balon yang akan naik paling
cepat? Berikan alasanmu!
Jawaban: balon yang akan naik
paling cepat adalah balon hitam.
Kriteria: Karena menyerap panas
lebih banyak sehingga udara di
dalamnya lebih panas dan
mengembang. udara yang
mengembang massa jenisnya
lebih kecil = m/v > v pada udara
yang mengembang lebih besar,
massa udara di dalamnya tetap.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Mengetahui
bahwa ada lebih
dari satu
kemungkinan
penjelasan dari
satu kejadian azas
Black
8 Sehabis berolahraga Andi merasa haus,
tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di
mana hanya ada air panas. Di sekitar
Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B.
Untuk memudahkan supaya air tersebut
cepat dingin gelas mana yang akan Andi
pilih? Berikan hipotesismu!
Jawaban: Gelas B
Kriteria: karena Gelas B yang
lebih besar sehingga Kalor yang
diserap atau diterima oleh gelas
besar lebih banyak daripada gelas
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
117
Gelas A Gelas B
kecil; penurunan suhu air panas di
gelas besar lebih banyak daripada
di gelas kecil.
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Merencanka
n percobaan
Menentukkan
alat/bahan yang
akan digunakan
mengenai
percobaan azas
Black
9 Di bawah ini merupakan tabel alat dan
bahan percobaan:
Tabel 1. Alat dan bahan
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan
apa sajakah yang digunakan dalam
percobaan untuk membuktikan prinsip
azas Black? Sebutkan!
Jawaban: Terdapat empat kriteria jawaban
sebagai berikut:
Gelas kimia
Air dingin
Air panas
Termometer
Empat kriteria
jawaban benar = 4
Tiga kriteria
jawaban benar = 3
Dua kriteria
jawaban benar = 2
Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0
Menentukkan
alat/bahan yang
akan digunakan
mengenai
percobaan
perpindahan kalor
10 Di bawah ini merupakan alat dan bahan
percobaan perpindahan:
Tabel 2. Alat dan bahan
Jawaban: Terdapat lima kriteria jawaban
sebagai berikut:
Sendok makan
Sendok teh
Margarine
Lilin
Korek api
Empat atau semua
kriteria jawaban
benar = 4
Tiga kriteria
jawaban benar = 3
Dua kriteria
jawaban benar = 2
Satu kriteria
jawaban benar = 1
118
Gambar Nama Alat
dan Bahan Gambar
Nama Alat dan
Bahan
Kaleng timah
Air panas
Gelas kimia
Sendok teh
Termometer
Margarin
Sendok makan
Lilin
Cat hitam
kusam
Korek api
Berdasarkan tabel di atas, alat dan
bahan apa saja yang dapat digunakan
dalam percobaan untuk perpindahan
kalor secara konduksi?
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0
Menentukkan
alat/bahan yang
akan digunakan
11 Mengkristal merupakan perubahan wujud
dari gas ke padat. Yuni ingin melakukan
percobaan untuk melihat proses
Jawaban:
Air garam
Lima kriteria
jawaban benar = 5
Empat kriteria
119
dan menentukkan
langkah kerja
mengenai
percobaan
perubahan wujud
terbentuknya Kristal garam melalui
perubahan wujud tersebut. Berdasarkan
percobaan tersebut alat dan bahan apa
sajakah yang dibutuhkan Yuni?
Es batu
Gelas kimia
Piring kaca
Pembakar spirtus
jawaban benar = 4
Tiga kriteria
jawaban benar = 3
Dua kriteria
jawaban benar = 2
Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0
Menentukkan
alat/bahan yang
akan digunakan
mengenai
percobaan
perubahan wujud
12 Di bawah ini merupakan alat dan bahan
percobaan perubahan wujud.
Gambar. Alat dan bahan
Berdasarkan gambar di atas, alat dan
bahan apa saja yang dapat digunakan
dalam percobaan perubahan wujud
seperti mencair dan menguap?
Jawaban: Terdapat enam kriteria jawaban
sebagai berikut:
Es batu
Gelas kimia
Pembakar Bunsen
Kaki tiga
Kasa
Empat atau semua
kriteria jawaban
benar = 4
Tiga kriteria
jawaban benar = 3
Dua kriteria
jawaban benar = 2
Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0
Menafsirkan
/interpretasi
Menemukan pola
dalam suatu seri
pengamatan
mengenai
percobaan wujud
benda
13 Perhatikan gambar di bawah ini.
Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama
40 menit air akan bekurang.
Jawaban: Peritiwa tersebut
merupakan proses penguapan
yakni dari cair menjadi uap.
Kriteria: Hal ini terjadi karena
air menerima kalor akibat adanya
perbedaan suhu sehingga volume
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
120
Gambar. Proses pemanasan air
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
air berkurang. 2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Menyimpulkan
pengamatan
mengenai
perpindahan kalor
14 Berikut ini merupakan data laju
perpindahan kalor terhadap terhadap
beberapa panjang kawat alumunium.
Dimana luasnya sebesar 5 mm dan
kenaikan suhunya 400C. (k = 200
J/sm0C).
Kawat A B C D
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1
400 266,7 200 160
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat
kamu simpulkan?
Jawaban: Laju perpindahan kalor
berbanding terbalik dengan
panjang kawat
Alasan: Semakin panjang kawat
semakin kecil laju perpindahan
kalor.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Menyimpulkan
pengamatan
mengenai azas
Black
15 Perhatikan tabel berikut: Jawaban: Suhu campuran berada
diantara suhu air dingin dengan
air panas.
Kriteria:
Jumlah kalor yang dilepas sama
dengan jumlah kalor yang
Jawaban benar,
ada empat kriteria
= 7-8
Jawaban benar,
ada tiga kriteria =
5-6
Jawaban benar,
121
Berdasarkan tabel di atas, apa yang dapat
kamu simpulkan? (c= 4200 ⁄
0C)
diterima sesuai dengan hukum
azas Black .
Pada percobaan I, massa air
panas lebih besar dibandingkan
massa air panas pada percobaan
II dan III sehingga suhu akhir
atau campuran yang dihasilkan
akan lebih tinggi.
Pada percobaan II, massa air
dingin sama dengan massa air
panas sehingga suhu akhir atau
campuran di antara suhu
percobaan I dan III.
Pada percobaan III
menghasilkan suhu akhir atau
campuran lebih rendah
dibandingkan percobaan I dan II
karena massa air dingin lebih
sedikit dibandingan massa air
panas.
ada dua kriteria
=3-4
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Menemukan pola
dalam suatu seri
pengamatan
mengenai
perubahan wujud
zat
16 Perhatikan gambar di bawah ini:
Berdasarkan percobaan di atas, jelaskan
hasil campuran gelas (a) dan (b) setelah
30 menit!
Jawaban: Setelah 30 menit maka
es akan mencair dan bercampur
dengan air
Kriteria: Karena adanya
perbedaan suhu dari suhu tinggi
ke suhu rendah sehingga wujud es
berubah menjadi air (mencair)
dan bercampur. Hal tersebut
sesuai dengan azas Black
.
Jawaban benar,
kriteria lengkap =
4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak ada =
2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Berkomunik Membaca grafik 17 Perhatikan grafik di bawah ini Jawaban: Menjelaskan 5
122
asi atau tabel
mengenai
perubahan wujud
Grafik di atas menunjukkan lima kurva
perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva
I-V pada grafik tersebut?
Terdapat lima kriteria jawaban
sebagai berikut:
Pada kurva I, ketika sejumlah
massa es yang suhunya
dibawah 00C kemudian
dipanaskan (diberi kalor),
maka suhunya naik sampai
sampai titik lebur es mencapai
00C. pada grafik ini terdapat
satu wujud yaitu padat (es).
Pada kurva II, ketika kalor
terus ditambahkan maka terjadi
proses peleburan (air menjadi
uap). Pada kurva ini
membutuhkan kalor laten dan
pada tidak ada perubahan suhu
sehingga grafiknya mendatar.
Pada kurva III, suhu air akan
naik kembali sampai titik didih
1000C dicapai. Pada kurva ini
terdapat satu yaitu wujud cair
(air).
Pada kurva IV, titik didih suhu
kembali tetap walau kalor terus
ditambahkan, sampai semua air
mendidih menjadi uap (wujud
gas). Pada kurva ini juga
membutuhkan kalor laten dan
pada tidak ada perubahan suhu
sehingga grafiknya mendatar.
Pada kurva ini terdapat dua
wujud, yaitu wujud cair (air)
dan wujud gas.
kurva dengan
benar = 9-10
Menjelaskan 4
kurva dengan
benar = 7-8
Menjelaskan 3
kurva dengan
benar = 5-6
Menjelaskan 2
kurva dengan
benar = 3-4
Menjelaskan 1
kurva dengan
benar = 1-2
Tidak menuliskan
jawaban = 0
123
Pada kurva V, suhu air akan
naik kembali jika kalor terus
ditambahkan.
Membaca tabel
mengenai
perubahan wujud
benda
18 Hasan memanaskan 600 gram air selama
8 menit. Hasil pengamatan tabel sebagai
berikut:
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan
jelaskan besarnya kalor ( ) yang
dibutuhkan dengan perubahan suhu ( )
dalam bentuk grafik?
Jawaban:
Kriteria: Ketika memanaskan
air semakin banyak waktunya
semakin tinggi kenaikan suhunya,
dan semakin tinggi suhunya
semakin banyak pula energi kalor
yang diperlukan. Dengan
demikian, perubahan suhu
berpengaruh terhadap banyaknya
energi kalor yang diperlukan.
Jadi, kenaikan suhu zat sebanding
dengan kalor yang dibutuhkan
atau secara bentuk persamaannya
Grafik benar,
kriteria benar,
lengkap = 5
Grafik benar,
kriteria benar,
kurang lengkap =
4
Grafik salah,
kriteria benar,
kurang lengkap =3
Grafik benar, tidak
ada kriteria = 2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Menggambarkan
data hasil
pengamatan
dengan grafik
atau tabel atau
diagram pada
19 Berikut adalah tabel perubahan wujud zat
Gambar. Perubahan Wujud
Jawaban: Skema Bagan Perubahan Wujud
Ada tiga kategori
=3
Ada dua kategori =
2
Ada satu kategori
= 1
124
perubahan wujud
zat
Berdasarkan tabel di atas, buatlah
perubahan wujud zat kalor yang diserap
dan kalor yang dilepas dalam bentuk
skema bagan!
Kategori 1: melebur, membeku
Kategori 2: menguap,
mengembun
Kategori 3: menyublim,
mengkristal
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Menjelaskan
grafik
pada perubahan
wujud
20 Perhatikan tabel di bawah ini
No Waktu (menit) Suhu (0C)
1 0 20
2 1 28
3 2 36
4 3 44
5 4 52
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan
jelaskan grafik hubungan waktu dengan
suhu pada proses pemanasan!
Jawaban:
Kriteria: Ketika memanaskan air
semakin banyak waktunya
semakin tinggi kenaikan suhunya
sehinnga pada grafik di atas
mengalami peningkatan .
Grafik benar,
kriteria benar,
lengkap = 5
Grafik benar,
kriteria benar,
kurang lengkap =
4
Grafik salah,
kriteria benar,
kurang lengkap =3
Grafik benar, tidak
ada kriteria = 2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
125
Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63 3969
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39 1521
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45 2025
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53 2809
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65 4225
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41 1681
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47 2209
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38 1444
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53 2809
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41 1681
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43 1849
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37 1369
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45 2025
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70 4900
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36 1296
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46 2116
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51 2601
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54 2916
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34 1156
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50 2500
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32 1024
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 3 4 3 3 3 6 5 3 5 67 4489
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39 1521
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39 1521
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66 4356
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35 1225
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44 1936
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43 1849
CC 3 4 3 4 1 3 1 3 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 50 2500
jumlah 73 69 63 95 64 60 45 58 95 53 38 77 80 48 40 66 110 69 72 91
Nilai maksimal 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 8 4 10 5 3 5
r hitung 0.411 0.453 0.276 0.578 0.488 0.783 0.341 0.679 0.529 0.108 0.316 0.465 0.608 0.561 0.341 0.294 0.725 0.347 0.284 0.457
r tabel n=29
keterangan valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid invalid invalid valid valid valid invalid invalid valid invalid invalid valid
Siswa Skor Y Y2
0,367
Butir Soal (X)
126
Lampiran 6 Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 2 4 3 3 3 6 5 3 5 66
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43
CC 3 4 3 4 1 3 1 0 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 47
Var 0.330 1.101 0.862 0.493 0.813 0.995 0.899 1.596 0.778 0.933 1.293 0.601 1.547 1.591 1.887 0.921 6.956 1.744 1.330 2.052 111.820
Jml Var
r11 (rms Alpha)
r tabel n=29
Siswa Skor Y
Ket
Butir Soal (X)
28.722
0.796
0.367
Reliabel
Baik
127
Lampiran 7 Uji Daya Pembeda Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 3 4 3 3 3 6 5 3 5 67
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50
CC 3 4 3 4 1 3 1 3 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 50
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32
XKA 2.875 3 2.375 3.750 2.875 3 2.125 3.125 3.875 2 1.875 3.250 3.750 2.750 2.125 2.625 6.750 2.500 3 3.750
XKB 2.143 2.000 2.286 2.571 2.000 0.857 1.286 0.714 2.714 1.429 1.429 2.286 2.000 1.000 0.857 2.000 2.143 2.143 1.714 2.286
Skor Max 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 8 4 10 5 3 5
DP 0.183 0.250 0.022 0.295 0.219 0.536 0.210 0.603 0.290 0.143 0.089 0.241 0.438 0.438 0.158 0.156 0.461 0.071 0.429 0.293
Ket Kurang baik Cukup Kurang baik Cukup Cukup Sangat baik Cukup Sangat baik Cukup Kurang baik Kurang baik Cukup Sangat baik Sangat baik Kurang baik Kurang baik Sangat baik Kurang baik Sangat baik Cukup
Siswa Skor YButir Soal (X)
128
Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 3 4 3 3 3 6 5 3 5 67
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43
CC 3 4 3 4 1 3 1 3 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 50
Rerata 2.517 2.379 2.172 3.276 2.207 2.069 1.552 2.000 3.276 1.828 1.310 2.655 2.759 1.655 1.379 2.276 3.793 2.379 2.483 3.138
Skor Max 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 8 4 10 5 3 5
TK 0.629 0.595 0.543 0.819 0.552 0.517 0.388 0.500 0.819 0.457 0.262 0.664 0.690 0.414 0.172 0.569 0.379 0.476 0.828 0.628
Ket Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang
Siswa Skor YButir Soal (X)
129
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keteampilan Proses Sains (KPS)
No
Validitas
Reliabilitas
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan
Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 0,411 Valid
0,796 Tinggi
0,183 Kurang baik 0,629 Sedang Tidak dipakai
2 0,453 Valid 0,250 Cukup 0.595 Sedang Dipakai
3 0.276 Invalid 0,022 Kurang baik 0,593 Sedang Tidak dipakai
4 0,578 Valid 0,295 Cukup 0,819 Mudah Dipakai
5 0,488 Valid 0,219 Cukup 0,552 Sedang Dipakai
6 0,783 Valid 0,536 Sangat baik 0,517 Sedang Dipakai
7 0,341 Invalid 0,210 Cukup 0,388 Sedang Tidak dipakai
8 0,697 Valid 0,603 Sangat baik 0,500 Sedang Dipakai
9 0,529 Valid 0,290 Cukup 0,819 Mudah Dipakai
10 0,108 Invalid 0,143 Kurang baik 0,457 Sedang Tidak dipakai
11 0,316 Invalid 0,089 Kurang baik 0,262 Sukar Tidak dipakai
12 0,465 Valid 0,241 Cukup 0.664 Sedang Dipakai
13 0,608 Valid 0,438 Sangat baik 0,690 Sedang Dipakai
14 0,561 Valid 0,438 Sangat baik 0,414 Sedang Dipakai
15 0,341 Invalid 0,438 Kurang baik 0,172 Sukar Tidak dipakai
16 0,294 Invalid 0,158 Kurang baik 0,569 Sedang Tidak dipakai
17 0,725 Valid 0,156 Sangat baik 0,378 Sedang Dipakai
18 0,347 Invalid 0,461 Kurang baik 0,476 Sedang Tidak dipakai
19 0,284 Invalid 0,429 Sangat baik 0,828 Mudah Tidak dipakai
20 0,457 Valid 0,293 cukup 0,628 Sukar Dipakai
130
Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Uraian Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS)
Aspek KPS Indikator KPS No Soal Jawaban Pedoman
Penskoran
Mengajukan
pertanyaan
Bertanya
mengapa
mengenai
peristiwa asas
Black
1 Dalam perjalanan pulang sekolah Suci
kehujanan, sesampainya di rumah Suci
ingin membuat kopi hangat tetapi yang
Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja
terdapat wadah A yang berisi air panas
dan wadah B berisi air dingin. Untuk
mendapatkan kopi hagat, wadah manakah
yang harus dicampurkan supaya
menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
Jawab: wadah B yaitu air dingin
Kriteria: Wadah B yang berisi air
dingin yang dicampurkan ke dalam
kopi panas akan menerima kalor
karena air dingin memiliki suhu yang
rendah sedangkan kopi panas akan
melepaskan kalor karena kopi
memiliki suhu yang lebih tinggi.
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Bertanya
mengapa
mengenai
peristiwa
perpindahan kalor
2 Ketika menggoreng ikan, Yuni dan
Sarah menggunakan pengaduk untuk
membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai
Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan
Sarah menggunakan pengaduk yang
terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan
siapakah yang kira-kira akan merasakan
alat pengaduknya panas dan apa
alasannya? Mengapa!
Jawaban: yang akan merasakan
panas adalah Yuni
Kriteria : Karena pengaduk yg
dipakai Yuni sifatnya konduktor yaitu
bisa menghantarkan panas sedangkan
pengaduk yang dipakai Wilu sifatnya
isolator yakni tidak dapat
menghantarkan panas.
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
131
menuliskan
jawaban = 0
Berhipotesis
Mengetahui
bahwa ada lebih
dari satu
kemungkinan
penjelasan perlu
diuji
kebenarannya
dengan
memperoleh
penjelasan dari
suatu kejadian
mengenai
perubahan wujud
3 Mencair merupakan salah satu peristiwa
perubahan wujud benda. Pada kasus
berikut: Hasan meletakan es krim yang
massanya 200 gram dan suhunya -50C di
dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan
tersebut memiliki suhu sebesar 280C.
Setelah beberapa saat kemudian, apa
yang akan terjadi pada es krim tersebut?
Berikan hipotesismu mengenai peristiwa
tesebut!
Jawaban: Es akan berubah wujud
dari padat menjadi cair.
Kriteria : Hal ini disebabkan karena
suhu ruangan lebih tinggi
dibandingkan suhu es sehingga
terjadi pertukaan energi.
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Mengetahui
bahwa ada lebih
dari satu
kemungkinan
penjelasan perlu
diuji
kebenarannya
dengan
memperoleh
4 Konduksi merupakan proses
perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel. Pada peristiwa
berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi
panas dengan menggunakan sendok
yang terbuat dari logam besi. Kopi A
menggunakan sendok makan sedangkan
kopi B menggunakan sendok teh.
Sendok manakah yang paling cepat
Jawaban: yang paling cepat
menghantarkan panas adalah sendok
teh.
Kriteria : karena panjang sendok teh
lebih pendek dibandingkan sendok
makan sehingga sendok teh
membutuhkan waktu yang lebih
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
132
penjelasan dari
suatu kejadian
mengenai
perpindahan kalor
menghantarkan panas? Berikan
alasanmu!
sedikit untuk menghantarkan kalor. Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Mengetahui
bahwa ada lebih
dari satu
kemungkinan
penjelasan dari
satu kejadian asas
Black
5 Sehabis berolahraga Andi merasa haus,
tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di
mana hanya ada air panas. Di sekitar
Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B.
Untuk memudahkan supaya air tersebut
cepat dingin gelas mana yang akan Andi
pilih? Berikan hipotesismu!
Gelas A Gelas B
Jawaban: Gelas B
Kriteria: karena luas permukaan
pada gelas B yang lebih besar
sehingga kalor yang diserap atau
diterima oleh gelas besar lebih
banyak daripada gelas kecil;
penurunan suhu air panas di gelas
besar lebih banyak daripada di gelas
kecil.
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Merencanka
n percobaan
Menentukkan
alat/bahan yang
akan digunakan
mengenai
percobaan azas
Black
6 Di bawah ini merupakan tabel alat dan
bahan percobaan:
Tabel 1. Alat dan bahan
Jawaban: Terdapat empat kriteria jawaban
sebagai berikut:
Gelas kimia
Air dingin
Air panas
Termometer
Empat kriteria
jawaban benar
= 4
Tiga kriteria
jawaban benar
= 3
Dua kriteria
jawaban benar
133
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan
apa sajakah yang digunakan dalam
percobaan untuk membuktikan prinsip
azas Black? Sebutkan!
= 2
Satu kriteria
jawaban benar
= 1
Jawaban salah
atau tidak di
jawab = 0
Menentukkan
alat/bahan yang
akan digunakan
mengenai
percobaan
perubahan wujud
7 Di bawah ini merupakan alat dan bahan
percobaan perubahan wujud.
Gambar. Alat dan bahan
Berdasarkan gambar di atas, alat dan
bahan apa saja yang dapat digunakan
dalam percobaan perubahan wujud
seperti mencair dan menguap?
Jawaban: Terdapat lima kriteria jawaban
sebagai berikut:
Es batu
Gelas kimia
Pembakar Bunsen
Kaki tiga
Kasa
Empat atau
semua kriteria
jawaban benar
= 4
Tiga kriteria
jawaban benar
= 3
Dua kriteria
jawaban benar
= 2
Satu kriteria
jawaban benar
= 1
Jawaban salah
atau tidak di
jawab = 0
Menafsirkan
/interpretasi
Menemukan pola
dalam suatu seri
pengamatan
8 Perhatikan gambar di bawah ini.
Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama
40 menit air akan bekurang.
Jawaban: Peritiwa tersebut
merupakan proses penguapan yakni
dari cair menjadi uap.
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
134
mengenai
percobaan wujud
benda
Gambar. Proses pemanasan air
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Kriteria: Hal ini terjadi karena air
menerima kalor akibat adanya
perbedaan suhu sehingga volume air
berkurang.
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Menyimpulkan
pengamatan
mengenai
perpindahan kalor
9 Berikut ini merupakan data laju
perpindahan kalor terhadap terhadap
beberapa panjang kawat alumunium.
Dimana luasnya sebesar 5 mm dan
kenaikan suhunya 400C. (k = 200
J/sm0C).
Kawat A B C D
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1
400 266,7 200 160
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat
kamu simpulkan?
Jawaban: laju perpindahan kalor
berbanding terbalik dengan panjang
kawat
Kriteria: semakin panjang kawat
semakin kecil laju perpindahan
kalor.
Jawaban benar,
kriteria
lengkap = 4
Jawaban benar,
kriteria kurang
lengkap =3
Jawaban benar,
kriteria tidak
ada = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Berkomunik
asi
Membaca grafik
atau tabel
mengenai
perubahan wujud
10 Perhatikan grafik di bawah ini Jawaban: Terdapat lima kriteria jawaban
sebagai berikut:
Pada kurva I, ketika sejumlah
massa es yang suhunya dibawah
00C kemudian dipanaskan (diberi
kalor), maka suhunya naik sampai
Menjelaskan 5
kurva dengan
benar = 9-10
Menjelaskan 4
kurva dengan
benar = 7-8
Menjelaskan 3
135
Grafik di atas menunjukkan lima kurva
perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva
I-V pada grafik tersebut?
sampai titik lebur es mencapai 00C.
pada grafik ini terdapat satu wujud
yaitu padat (es).
Pada kurva II, ketika kalor terus
ditambahkan maka terjadi proses
peleburan (air menjadi uap). Pada
kurva ini membutuhkan kalor laten
dan pada tidak ada perubahan suhu
sehingga grafiknya mendatar.
Pada kurva III, suhu air akan naik
kembali sampai titik didih 1000C
dicapai. Pada kurva ini terdapat
satu yaitu wujud cair (air).
Pada kurva IV, titik didih suhu
kembali tetap walau kalor terus
ditambahkan, sampai semua air
mendidih menjadi uap (wujud
gas). Pada kurva ini juga
membutuhkan kalor laten dan pada
tidak ada perubahan suhu sehingga
grafiknya mendatar. Pada kurva ini
terdapat dua wujud, yaitu wujud
cair (air) dan wujud gas.
Pada kurva V, suhu air akan naik
kembali jika kalor terus
ditambahkan.
kurva dengan
benar = 5-6
Menjelaskan 2
kurva dengan
benar = 3-4
Menjelaskan 1
kurva dengan
benar = 1-2
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
Menjelaskan
grafik
pada perubahan
wujud
11 Perhatikan tabel di bawah ini
No Waktu (menit) Suhu (0C)
1 0 20
2 1 28
3 2 36
Jawaban:
Grafik benar,
kriteria benar,
lengkap = 5
Grafik benar,
kriteria benar,
136
4 3 44
5 4 52
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan
jelaskan grafik hubungan waktu dengan
suhu pada proses pemanasan!
Kriteria: Ketika memanaskan air
semakin banyak waktunya semakin
tinggi kenaikan suhunya sehinnga
pada grafik di atas mengalami
peningkatan .
kurang lengkap
= 4
Grafik salah,
kriteria benar,
kurang lengkap
=3
Grafik benar,
tidak ada
kriteria = 2
Jawaban salah
= 1
Tidak
menuliskan
jawaban = 0
137
Lampiran 11 Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
1. Dalam perjalanan pulang sekolah Suci kehujanan, sesampainya di rumah Suci ingin membuat kopi hangat tetapi yang Suci temukan adalah
kopi panas. Dimeja terdapat wadah A yang berisi air panas dan wadah B berisi air dingin. Untuk mendapatkan kopi hagat, wadah manakah
yang harus dicampurkan supaya menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
2. Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah menggunakan pengaduk untuk membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai Yuni terbuat dari
bahan besi, sedangkan Sarah menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan siapakah yang kira-kira akan
merasakan alat pengaduknya panas dan apa alasannya? Mengapa!
3. Mencair merupakan salah satu peristiwa perubahan wujud benda. Pada kasus berikut: Hasan meletakan es krim yang massanya 200 gram dan
suhunya -50C di dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan tersebut memiliki suhu sebesar 28
0C. Setelah beberapa saat kemudian, apa yang
akan terjadi pada es krim tersebut? Berikan hipotesismu mengenai peristiwa tesebut!
138
4. Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Pada peristiwa berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi
panas dengan menggunakan sendok yang terbuat dari logam besi. Kopi A menggunakan sendok makan sedangkan kopi B menggunakan
sendok teh. Sendok manakah yang paling cepat menghantarkan panas? Berikan alasanmu!
5. Sehabis berolahraga Andi merasa haus, tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di mana hanya ada air panas. Di sekitar Andi ada dua gelas yaitu
gelas A dan B. Untuk memudahkan supaya air tersebut cepat dingin gelas mana yang akan Andi pilih? Berikan hipotesismu!
Gelas A Gelas B
6. Di bawah ini merupakan tabel alat dan bahan percobaan:
Tabel 1. Alat dan bahan
139
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa sajakah yang digunakan dalam percobaan untuk membuktikan prinsip azas Black? Sebutkan!
7. Di bawah ini merupakan alat dan bahan percobaan perubahan wujud.
Gambar. Alat dan bahan
Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan perubahan wujud seperti mencair dan
menguap?
8. Perhatikan gambar di bawah ini. Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama 40 menit air akan bekurang.
Gambar. Proses pemanasan air
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
140
9. Berikut ini merupakan data laju perpindahan kalor terhadap terhadap beberapa panjang kawat alumunium. Dimana luasnya sebesar 5 mm
dan kenaikan suhunya 400C. (k = 200 J/sm
0C).
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat kamu simpulkan?
10. Perhatikan grafik di bawah ini
Grafik di atas menunjukkan lima kurva perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva I-V pada grafik tersebut?
Kawat A B C D
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1
400 266,7 200 160
141
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan jelaskan grafik hubungan waktu dengan suhu pada proses pemanasan!
Perhatikan tabel di bawah ini
No Waktu (menit) Suhu (0C)
1 0 20
2 1 28
3 2 36
4 3 44
5 4 52
142
Lampiran 12
Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan I
Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan II
Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan III
143
Kesimpulan Data Hasil Observasi
144
Lampiran 13
Data Hasil belajar siswa Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
145
Lampiran 14
HASIL POSTTEST KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)
Perolehan nilai terkecil hingga nilai terbesar berdasarkan hasil tes uraian
Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat dilihat sebagai berikut:
60 62 64 64 66 66
66 70 72 72 74 74
74 77 77 79 79 81
81 81 83 85 85 85
87 89 91 94 94
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
1. Rentang : Xmaks- Xmin = 94 - 60 = 34
2. Banyak Kelas : = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 29 = 5.83 6
3. Interval Kelas (i) :
6
4. Daftar distribusi frekuensi hasil tes uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)
Interval fi xi fi.xi xi-x (xi-x)2 fi(xi-x)
2
60 – 65 4 62.5 250 -14.690 215.786 863.144
66 – 71 4 68.5 274 -8.690 75.510 302.040
72 – 77 7 74.5 522 -2.690 7.234 50.640
78 - 83 6 80.5 483 3.310 10.958 65.750
84 - 89 5 86.5 433 9.310 86.683 433.413
90 - 95 3 92.5 278 15.310 234.407 703.220
29 2238.50 2418.207
5. Mean (x)
Mean = Σ(fi.Xi) / Σfi = 2238.5/29= 77.190
6. Standar deviasi (S)
146
√ ( )
√
7. Batas-batas kelompok
Batas kelompok bawah sedang adalah
77.190 – = 67.897
Batas kelompok sedang atas adalah
77.190 + = 86.483
Jadi
a. Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor 86.483 ke atas ada 5 orang
b. Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 dan 86.483 ada 17 orang
c. Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 ada 7 orang.