penggunaan ruang kukang sumatera (nycticebus …digilib.unila.ac.id/26537/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN RUANG KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang)
PELEPASLIARAN INTERNATIONAL ANIMAL RESCUE INDONESIA DI
HUTAN LINDUNG KPHL BATUTEGI BLOK KALIJERNIH
TANGGAMUS LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
NORA FERY MATONDANG
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
Nora Fery Matondang
ABSTRAK
PENGGUNAAN RUANG KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang)PELEPASLIARAN INTERNATIONAL ANIMAL RESCUE INDONESIA DI
HUTAN LINDUNG KPHL BATUTEGI BLOKKALIJERNIHTANGGAMUS LAMPUNG
Oleh
Nora Fery Matondang
Keberadaan kukang berkaitan erat dengan habitatnya. Tujuan penelitian untuk
mengetahui penggunaan (1) strata hutan, (2) ruang substrat (3) ruang tajuk (4) tipe
vegetasi dan (5) perilaku harian kukang Sumatera pelepasliaran (Nycticebus
coucang) di Hutan Lindung KPHL Batutegi Blok Kalijernih, Tanggamus
Lampung, Februari-Mei 2014 menggunakan metode jelajah, one zero sampling
dan rappid assesment. Hasil penelitian dari 60 hari observasi ditemukan 50 jam
perilakuN.coucangyang teramati dengan total 3652 data, N.coucangmenggunakan
ruanghutanberupa (1) strata lantaihutan (57%), strata bawahhutan (42,7%) dan
strata tengahhutan (0,2%), (2) ruangsubstrat A (4,3%),substrat B (13%),substrat C
(43,7%), substratD (38,3%), substratE (0,4%) dansubstrat F (0,08%), (3)
ruangtajuktengahtengah (24,6%), tengah atas (16,7%), tengah bawah (14,7%),
tepi tengah (20,8%), tepi atas (13,4%), tepi bawah (9,6%), (4) tipe vegetasi
pancang (46,2%), tiang (33,6%), dan pohon (20%), (5) untuk melakukan perilaku
Nora Fery Matondang
travelling(56,7%),feeding (7,5%), forage (25,9%), grooming(5,7%), active(3,6%),
inactive(0,2%), dan defekasi (0,02%).
Kata kunci : KPHL Batutegi, Kukang Sumatera pelepasliaran, Penggunaan ruanghutan
ABSTRACT
SPACE USING OF SUMATRA SLOW LORIS (Nycticebus coucang)RELEASE BY INTERNATIONAL ANIMAL RESCUE INDONESIA IN
PROTECTED FOREST BATUTEGI KALIJERNIH BLOCKTANGGAMUS LAMPUNG
By
Nora Fery Matondang
Nycticebus coucang had the closely related to their habitat. The observation
research to determine using of (1) forest stratum, (2) substrate space (3) canopy
space (4) vegetation types and (4) daily behavior of N.coucang in Protected Forest
KPHL Batutegi Block Kalijernih, Tanggamus Lampung, February-May 2014,
used the explore, one zero sampling and rapid assessment methods. The results of
the 60 days observation was found 50 hours N.coucang behavior observed for a
total of 3652 data, N.coucang used (1) forest floor (57%), understory layer
(42,7%), canopy layer (0,2%), (2) A substrate (4,3%), B substrate (13%), C
substrate (43,7%), D substrate (38,3%), E substrate (0,4%) and F substrate
(0,08%), (3) middle (24,6%), top middle (16,7%), middle down (14,7%), middle
edge (20,8%), top edge (13,4%), bottom edge (0,9%), (4) vegetation type are
stake (46,2%), pole (33,6%) and tree (20%), (5) to did daily behavior are
travelling (56,7%), feeding (7,5%), forage (25,9%), grooming (5,7%), active
(3,6%), inactive (0,2%), and defecating (0,02%).
Keywords : Space using of forest, Nycticebus coucang released, KPHL Batutegi
PENGGUNAAN RUANG KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang)
PELEPASLIARAN INTERNATIONAL ANIMAL RESCUE INDONESIA DI
HUTAN LINDUNG KPHL BATUTEGI BLOK KALIJERNIH TANGGAMUS
LAMPUNG
Oleh
NORA FERY MATONDANG
Skripsi
sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Dengan rahmat Allah SWT penulis dilahirkan di Kota Padangsidempuan Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 10 Maret 1991. Penulis merupakan anak kedua dari
empat bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Akhir Matondang (Alm) dan Ibu
Roselina Fitriani Harahap. Penulis mempunyai tiga
orang saudara yang bernama Indah Elyarosa
Matondang, Desy Mayasari Matondang dan Alwi
Azhari Matondang.Jenjang pendidikan penulis
dimulai pada tahun 1996 di Taman Kanak-kanak (TK)
Al-Qur’an yang bertempat di Kota Padangsidempuan.
Kemudian penulis melanjutkan pada tahun 1997 di
Sekolah Dasar (SD) Negeri 10 dan pada tahun 2001 penulis melanjutkan ke Sekolah
Dasar (SD) Negeri 200118 Padangsidempuan dan lulus pada tahun 2003. Penulis
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4
Padangsidempuan pada tahun 2003 hingga lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 2
Padangsidempuan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis terdaftar
sebagai mahasiswi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
melalui jalur SNMPTN.
Pada saat memasuki perkuliahan, penulis mengikuti pengkaderan HIMASYLVA,
Malam Calon Rimbawan (MCR) tahun 2009, Mentoring pada tahun 2009 dan
Perkemahan Kerja Rimbawan Masa Bimbingan Anggota Muda (PKR-MBAM) pada
Januari 2010 Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pada
tahun 2010, penulis mengikuti Konfrensi Nasional Sylva Indonesia. Pada tahun 2012
penulis melakukan Praktek Umum selama ± satu bulan di KPH Purwakarta BKPH
Cipeundey, Jawa Barat dan selama ± satu bulan di Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan Resort Pemerihan, Lampung pada tahun yang sama. Penulis juga melakukan
Praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Ramsai Kabupaten Waytuba, Waykanan
pada tahun 2012.
SANWACANA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Ruang Kukang Sumatera
(Nycticebus coucang) Pelepasliaran International Animal Rescue Indonesia di
Hutan Lindung KPHL Batutegi Blok Kalijernih, Tanggamus Lampung”,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, Universitas
Lampung. Shalawat dan salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW,
dengan harapan di hari akhir akan mendapatkan syafaatnya.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Ibu Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut, M.P. sebagai pembimbing pertama dan
pembimbing akademik penulis atas kesediaan membimbing penulis.
2. Ibu Indah Winarti, S.Si., M.S.i. (IARI) sebagai pembimbing kedua atas
bimbingan yang telah diberikan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. sebagai dosen penguji atas
saran dan kritik yang telah diberikan sehingga selesainya penulisan skripsi
ini.
4. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung atas ilmu yang telah diberikan.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
7. Ayah (Alm) dan Ibu sebagai inspirasi dan penyemangat hidupku yang telah
memberikan do’a, kasih sayang, semangat, bimbingan dan dukungannya
untuk sebuah cerita perjalanan hidup.
8. Kakak dan Abang ipar, kedua adik dan keponakan yang telah memberikan
doa, kasih sayang dan dukungannya.
9. Tulang Buyung dan keluarga, etek Erni dan keluarga, nenek, etek elvi, tulang
udin dan keluarga terima kasih banyak untuk semua bantuannya.
10. Staf dan tim lapagan International Animal Rescue Indonesia dan kawan
seperjuangan penelitian KUKANG ID.
11. Keluargaku kehutanan 2009 Universitas Lampung. Terima kasih banyak
untuk, semangat, kebersamaan dan keikhlasan hati dalam membantu
mencapai gelar sarjana ini.
12. Keluargaku HIMASYLVA Unila, terima kasih untuk semua cerita selama di
kehutanan, tetap berjuang untuk kehutanan dunia menjadi lebih baik.
Penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bandar Lampung, 2017
Nora Fery Matondang
Dengan mengucapkan puji syukur atas Rahmat Allah SWT,
saya persembahkan karya tulis ini kepada:
Ayah (Alm.) Mhd.Akhir Matondang, Mom Roselina Fitriani
Harahap, Kakak Indah Elyarosa Matondang, Abang ipar Boy,
Kedua Adikku Desy Mayasari Matondang dan Alwi Azhari
Matondang, Keponakanku Rifansyah (alm), Fadhil Reyfansyah dan
Khalyla Khansaa), terima kasih tak terhingga atas kasih sayang, doa
dan dukungannya .
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1A. Latar Belakang.......................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3C. Manfaat Penelitian .................................................................... 4D. Kerangka Pemikiran.................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6A. Klasifikasi dan Ciri Fisik Kukang............................................. 6B. Morfologi Kukang .................................................................... 7C. Status Konservasi Kukang ........................................................ 8D. Pemanfaatan Vegetasi .............................................................. 8E. Klasifikasi Ruang Hutan ........................................................... 8F. Perilaku Harian Kukang............................................................ 10G. Habitat....................................................................................... 11
III. METODE PENELITIAN .............................................................. 12A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 12B. Alat dan Objek Penelitian .......................................................... 13C. Batasan Penelitian ...................................................................... 13D. Jenis Data ................................................................................... 13E. Metode dan Cara Kerja............................................................... 14F. Analisis Data............................................................................... 16
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................ 17A. Letak dan Luas Wilayah............................................................. 17B. Fungsi Kawasan Hutan............................................................... 17C. Pemanfaatan Kawasan Hutan..................................................... 18D. Pembagian Wilayah Pengelolaan............................................... 19E. Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) ................................... 19F. Komoditi Unggulan.................................................................... 19G. Rencana Pengelolaan ................................................................. 20
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 21A. Sebaran Perjumpaan N. coucang .............................................. 22B. Perilaku Harian Kukang N. coucang ........................................ 23C. Penggunaan Ruang N. coucang ................................................ 40
vVI. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 65
A. Kesimpulan ................................................................................ 65B. Saran........................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 66
LAMPIRAN........................................................................................... 73Tabel 3-8.......................................................................................... 74-77Gambar 39-55 .................................................................................. 78-86
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Contoh tabel pengumpulan data untuk penggunaan ruang
kukang pelepasliaran.......................................................... .............. 15
2. Perilaku N. coucang ketika bangun tidur pada penelitianpenggunaan ruang Kukang sumatera (Nycticebus coucang)pelepasliaran International Animal Rescue Indonesia di HutanLindung Batutegi Blok Kalijernih, Februari – Mei 2014................. 35
3. Aktivitas kukang Sumatera pelepasliaran di setiap strata hutandi hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Pebruari – Mei2014.................................................................................................. 73
4. Aktivitas kukang Sumatera pelepasliaran di setiap substrat dihutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Pebruari – Mei2014…………………………………………………………........... 73
5. Aktivitas kukang Sumatera pelepasliaran di setiap ruang tajukdi hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Pebruari – Mei2014…………………………………………………………............ 74
6. Aktivitas kukang Sumatera pelepasliaran di setiap tipe vegetasidi hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Pebruari – Mei2014………………………………………………………….......... 74
7. Vegetasi yang digunakan oleh kukang Sumatera pelepasliarandi setiap di hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulanPebruari – Mei2014......................................................................... 75
8. Perilaku kukang Sumatera pelepasliaran dengan berbagai modedi hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Pebruari –pMei 2014............................................................................................ 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Kerangka pemikiran penggunaan ruang Kukang Sumatera
(Nycticebus coucang) pelepasliaran International Animal RescueIndonesia di hutan lindung KPHL Batutegi Blok KalijernihKabupaten Tanggamus Lampung, Februari-Mei 2014. ................... 5
2. Strata Hutan...................................................................................... 9
3. Peta lokasi penelitian di Hutan Lindung Kesatuan PengelolaanHutan Lindung Batutegi skala 1:50.000………………………….. 12
4. Peta KPHL Model Batutegi skala 1:200.000 ................................... 18
5. Titik sebaran perjumpaan kukang Sumatera pelepasliaran padapenelitian penggunaan ruang hutan oleh Kukang Sumaterapelepasliaran di Hutan Lindung KPHL Batutegi Blok Kalijernih
Tanggamus Lampung, Februari-Mei 2014………………………… 22
6. Pencarian titik keberadaan kukang oleh staf IARImenggunakan alat radiotracking pada penelitian penggunaanruang Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaranInternational Animal Rescue Indonesia di Hutan LindungKPHL Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung, Februari-Mei 2014........................................................................................ . 24
7. Perilaku aktif sendiri kukang. A) berjalan, B) mencium bau objek,C) menelisik sendiri, D) menggaruk bagian tubuh, E) mencarimakan, F) menutupi muka dengan tangan, G) penandaan denganurin dan H) berdiri dengan dua kaki................................................ 26
8. Diagram perilaku aktif dan tidak aktif N. coucang padapenelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesiadi Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih TanggamusLampung, Februari-Mei 2014………………………………........... 26
9. Diagram pemanfaatan ruang strata hutan untuk berperilaku aktifoleh N. coucang pada penelitian penggunaan ruang KukangSumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue di Hutan Lindung Batutegi Blok KalijernihTanggamus Lampung, Februari-Mei 2014....................................... 28
viii
Gambar Halaman10. Diagram pemanfaatan substrat untuk berperilaku aktif oleh
N. coucang pada penelitian penggunaan ruang KukangSumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue di Hutan Lindung Batutegi Blok KalijernihTanggamus Lampung, Februari-Mei 2014…………….…………... 30
11. Pemanfaatan ruang tajuk untuk berperilaku aktif oleh kukangPelepasliaran pada penelitian penggunaan ruang KukangSumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue di Hutan Lindung Batutegi Blok KalijernihTanggamus Lampung, Februari-Mei 2014 ……………………..… 31
12. Pemanfaatan tipe vegetasi untuk berperilaku aktif olehN. coucang pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera(Nycticebus coucang) pelepasliaran International Animal Rescuedi Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih TanggamusLampung, Februari-Mei 2014 ….....… ............................................ 32
13. Perilaku tidak aktif kukang A) membeku, B) duduk, danC) tidur............................................................ ................................ 34
14. Pemanfaatan strata hutan untuk perilaku tidak aktif N. coucangpada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue di HutanLindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari – Mei 2014. ........................................................................ 36
15. Pemanfaatan substrat untuk perilaku tidak aktif N. coucang padapenelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue di HutanLindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari–Mei 2014 .......................................................................... 37
16. Diagram pemanfaatan ruang tajuk untuk perilaku tidak aktifoleh N. coucang pada penelitian penggunaan ruang KukangSumatera (Nycticebus coucsng) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue di Hutan Lindung Batutegi Blok KalijernihTanggamus Lampung, pada Februari-Mei 2014 ............................ 38
17. Diagram pemanfaatan tipe vegetasi untuk perilaku tidak aktifoleh N. coucang pada penelitian penggunaan ruangKukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue di Hutan Lindung Batutegi Blok KalijernihTanggamus Lampung, pada Februari-Mei 2014 ............................. 39
18. Perilaku social kukang yaitu A) allo-grooming dan B)assertion..................................................................... ..................... 40
ix
Gambar Halaman19. Kondisi habitat pada penelitian penggunaan ruang Kukang
Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliara di Hutan LindungKPHL Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari – Mei 2014. ....................................................................... 41
20. Diagram pemanfaatan ruang strata hutan untuk mencari makanoleh N. coucang pada penelitian penggunaan ruang KukangSumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue Indonesia di Hutan Lindung Batutegi BlokKalijernih Tanggamus Lampung, Februari – Mei 2014.................. 43
21. Diagram pemanfaatan substrat untuk perilaku mencari makanoleh N. coucang pada penelitian penggunaan ruangKukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran
International Animal Rescue Indonesia di Hutan LindungBatutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung, Februari-Mei2014.................................................................................................. 44
22. Diagram pemanfaatan ruang pada tajuk untuk perilaku mencarimakan oleh N. coucang pada penelitian penggunaan ruangKukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran
International Animal Rescue Indonesia di Hutan LindungBatutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung, Februari-Mei2014.................................................................................................. 45
23. Diagram pemanfaatan tipe vegetasi untuk perilaku mencarimakan N. coucang pada penelitian penggunaan ruang KukangSumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran InternationalAnimal Rescue Indonesia di Hutan Lindung Batutegi BlokKalijernih Tanggamus Lampung, Februari-Mei 2014 .................... 46
24. Perilaku makan dan minum kukang A) cara makan kukang,B-C) cara minum kukang................................................ ................ 48
25. Diagram pemanfaatan strata hutan untuk perilaku makanN. coucang pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera(Nycticebus coucang) pelepasliaran International Animal RescueIndonesia di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih TanggamusLampung, Februari-Mei 2014 ......................................................... 50
26. Diagram pemanfaatan substrat untuk perilaku makan olehN. coucang pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera(Nycticebus coucang) pelepasliaran International Animal RescueIndonesia di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih TanggamusLampung, Februari-Mei 2014 ......................................................... 51
x
Gambar Halaman27. Pemanfaatan ruang tajuk pada berbagai tipe vegetasi untuk
perilaku makan oleh kukang Sumatra pada penelitian penggunaanruang Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaranInternational Animal Rescue Indonesia di Hutan LindungBatutegi Blok Kalijernih Februari-Mei 2014 ................................. 52
28. Pemanfaatan tipe vegetasi oleh oleh N. coucang pada penelitianpenggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebus coucang)pelepasliaran International Animal Rescue Indonesia di HutanLindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014............................................................................ 53
29. Penggunaan jenis mode untuk perilaku makan oleh N. coucangdi Hutan Lindung batutegi blok pada penelitian penggunaanruang Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaranInternational Animal Rescue Indonesia di Hutan LindungBatutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung, Februari-Mei2014................................................................................................. 55
30. Penggunaan strata hutan untuk perilaku grooming N. coucangpada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesiadi Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014............................................................................ 56
31. Pengunaan substrat untuk perilaku grooming N. coucang padapenelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebucoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesiadi Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014............................................................................ 57
32. Penggunaan ruang pada tajuk untuk perilaku groomingN. coucang pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera(Nycticebus coucang) pelepasliaran International Animal RescueIndonesia di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih TanggamusLampung, Februari-Mei 2014 ......................................................... 58
33. Penggunaan tipe vegetasi untuk perilaku groomingN. coucang pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera(Nycticebus coucang) pelepasliaran International Animal RescueIndonesia di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus
Lampung, Februari-Mei 2014 .......................................................... 59
xi
Gambar Halaman34. Penggunaan strata hutan untuk perilaku travelling N. coucang
pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesiadi Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014........................................................................... 60
35. Penggunaan substrat hutan untuk perilaku travellingN. coucang pada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumaterapelepasliaran International Animal Rescue Indonesia di HutanLindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014............................................................................ 61
36. Penggunaan ruang pada tajuk untuk perilaku travelling N. coucangpada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesiadi Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014........................................................................... 62
37. Penggunaan tipe vegetasi untuk perilaku travelling N. coucangpada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesia diHutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014........................................................................... 63
38. Penggunaan berbagai mode untuk berbagai perilaku N. coucangpada penelitian penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesia diHutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Tanggamus Lampung,Februari-Mei 2014........................................................................... 64
39. Tahapan pemasangan alat radiocollar kukang Sumaterapelepasliaran di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih padapenelitian kukang Sumatera pelepasliaran Tri bulanFebruari –Mei 2014.......................................................................................... 78
40. Berat badan kukang Sumatera pelepasliaran dari tanggal29 januari - 10 Mei 2014 (690 gram-720 gram) di Hutan LindungBatutegi Blok Kalijernih bulan Februari-Mei 2014............... ......... 78
41. Kukang Sumatera pelepasliaran memakan buah seserehan di areavegetasi seserehan mode di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernihbulan Februari-Mei 2014................................................................. 79
42. Perilaku tidak aktif (tidur) kukang Sumatera pelepasliaran di HutanLindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Februari-Mei 2014........... 79
xii
Gambar Halaman43. Aktivitas menggapai kukang Sumatera pelepasliaran pada vegetasi
seserehan di hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulanFebruari-Mei 2014........................................................................... 80
44. Aktivitas gantung turun kukang Sumatera pelepasliaran Tripada vegetasi seserehan di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernihbulan Februari-Mei 2014................................................................. 80
45. Aktivitas jalan turun kukang Sumatera pelepasliaran pada vegetasiseserehan di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulanFebruari-Mei 2014........................................................................... 81
46. Aktivitas jongkok kukang Sumatera pelepasliaran pada vegetasiseserehan di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulanFebruari-Mei 2014........................................................................... 81
47. Proses menggapai oleh kukang Sumatera pelepasliaran padavegetasi seserehan di hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernihbulan Februari-Mei 2014................................................................. 82
48. Aktivitas grooming (menjilat tangan) oleh kukang Sumaterapelepasliaran pada vegetasi seserehan di Hutan Lindung BatutegiBlok Kalijernih bulan Februari-Mei 2014....................................... 82
49. Aktivitas jalan naik kukang Sumatera pelepasliaran pada vegetasikopi di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Februari-Mei 2014.................... ..................................................................... 83
50. Aktivitas makan buah kopi matang kukang Sumatera pelepasliaranpada vegetasi kopi di hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernihbulan Februari-Mei 2014................................................................. 83
51. Feses kukang Sumatera pelepasliaran pada vegetasi seserehan diHutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulan Februari-Mei 2014......................................... ................................................ 84
52. Pengambilan titik keberadaan kukang Sumatera pelepasliaran diHutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulanFebruari-Mei 2014....... .................................................................................. 84
53. Pencarian keberadaan kukang Sumatera pelepasliaran padavegetasi seserehan di hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernihbulan Februari - Mei 2014............................................................... 85
xiii
Gambar Halaman54. Alat radiocollar (kiri) dan alat portable antena (kanan) yang
digunakan untuk menemukan keberadaan kukang Sumaterapelepasliaran di Hutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih bulanFebruari-Mei 2014........................................................................... 85
55. Alat pendeteksi keberadaan kukang Sumatera radiocollar antaralain portable antenna dan receiver anetena untuk menemukanKeberadaan kukang Sumatera peleapsliaran di KPHL BatutegiBlok Kalijernih bulan Februari-Mei 2014....................................... 86
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kukang merupakan satwa yang sulit dijumpai dan dipelajari di alam (Brandon-
Jones, Eudey, Geissmann, Groves, Melnick, Morales, Shekelle, dan Stewart,
2004; Nekaris dan Jaffe, 2007). Penelitian kukang di beberapa negara telah
dilakukan seperti di Vietnam (Streicher, 2004); di Filipina (Timm dan Birney,
1992); di USA (Daschbach, Schein dan Haines, 1983) dan di Indonesia
(Direktorat PHPA, 1978; Winarti, 2003 dan Winarti, 2011).
Kukang merupakan hewan nokturnal yang bergerak sangat lambat dengan tipe
habitat yang beragam, baik di habitat alami seperti hutan hujan tropis, hutan
primer, hutan sekunder, dan hutan bambu (Supriatna dan Wahyono, 2000).
Sebaran habitat Kukang Sumatera berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut
(m dpl) adalah 0-920 m dpl, (Wiens 2002; Schulze, 2003; Winarti 2003; Wirdateti
2003; Wirdateti, Setroyini, Suparno dan Handayani, 2004; Wirdateti 2005;
Dahrudin dan Wirdateti 2008; Pambudi, 2008; Swapna, 2008; Nandini, Kakati
dan Ved, 2009; Kurniati, 2010; Pliosungnoen, Gale dan Savini, 2010). Kukang
memiliki kepala bulat dengan moncong pendek dan tubuh gempal. Warna bulu
tubuhnya bervariasi, namun umumnya berwarna kemerahan. Terdapat garis
sepanjang punggung yang berwarna coklat gelap. Ekor dan telinga sangat kecil,
tersembunyi di antara bulu-bulunya. Wajah datar dan memiliki mata yang besar.
2
Sebagaimana jenis kukang lainnya, Kukang Sumatera memiliki sepasang gigi
taring yang beracun.
Kukang Sumatera merupakan hewan arboreal (banyak beraktifitas di atas pohon,
bergerak secara perlahan, seperti merangkak di pepohonan (Qomar dan Dewi,
2013, Rahmadi, 2015). Beberapa penelitian menyebutkan jenis pakan alami
kukang yang diketahui adalah bagian dari tumbuhan, sebagian besar buah, cairan
pada kuncup bunga, getah, cecak pohon, kodok, anak burung (Dahrudin dan
Wirdateti, 2008, Indriati dan Dewi, 2015) serta serangga kecil dan telur burung
(International Animal Rescue Indonesia (IARI), 2010).
Penelitian daerah jelajah kukang menyebutkan luas daerah jelajah Kukang
Sumatera betina 6,22 ha (Octavianata, 2014) dan pada penelitian studi kepadatan
populasi kukang 0,17 individu/km² (Barret, 1981; Rianzar, 2013). Pemerintah
Indonesia melindungi kukang dengan Peraturan Perlindungan Satwa Liar dengan
SK Menteri Kehutanan Nomor 301/Kpts.II/1991 tentang Keputusan Menteri
KehutananNomor 301/Kpts-II/1991 tentang Inventarisasi Satwa yang Dilindungi
Undang-Undang dan atau Bagian-Bagiannya yang Dipelihara oleh Perorangan
(Departemen Kehutanan, 1991). Peraturan Pemerintah Nomor7 tahun1999
tentang jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi (Departemen Kehutanan,
1999) dan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Departemen Kehutanan, 1990; Yayasan
Palung, 2011).
3
Pengelolaan tumbuhan dan satwa liar merupakan rangkaian dari kegiatan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berazaskan pelestarian
kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati secara serasi dan
seimbang (Direktorat Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, 2002). Badan
konservasi dunia Convention on International Trade for Endangered Species of
Nature and Natural Resources (CITES, 2007), menetapkan status konservasi
Kukang Sumatera dalam Appendiks I dan International Union for Conservation
Nature and Natural Resources (IUCN, 2016; Nekaris dan Nijman, 2007; Traffic,
2012) adalah vulnarable (rentan/menghadapi resiko punah di alam liar di waktu
mendatang).
Kukang merupakan satwa primata kedua yang paling diminati sebagai satwa
peliharaan di sepuluh kota di Jawa-Bali (Napier dan Napier, 1985; Mittermeier,
Rylands dan Konstant, 1999; Malone, Purnama dan Wedana, 2002). Salah satu
upaya konservasi kukang dengan rehabilitasi dan pelepasliaran, yang telah
dilakukan oleh International Animal Rescue Indonesia (IARI) di KPHL Batutegi,
Lampung. Sebelum dilepasliarkan ke habitat alaminya, kukang harus dihabituasi
dahulu untuk proses adaptasi. Setelahpelepasliaran, kukang dipantau dengan
menggunakan radiotracking.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan (1)strata hutan, (2) ruang
substrat (3) ruang tajuk (4) tipe vegetasi dan (5) perilaku harian Kukang Sumatera
(Nycticebus coucang) pelepasliaran di Hutan Lindung KPHL Batutegi Blok
Kalijernih, Tanggamus Lampung, Februari-Mei 2014.
4
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat untuk menyediakan
informasi ilmiah mengenai penggunaan ruang Kukang Sumatera pelepasliaran di
hutan lindung Batutegi Blok Kalijernih Kabupaten Tanggamus
Lampung.Informasi yang diperoleh dapat menjadi input penting bagi program
konservasi kukang secara in-situ, terutama bagi program pelepasliaran kukang di
KPHL Batutegi Tanggamus dan ex-situ.
D. Kerangka Pemikiran
Kukang di Indonesia sudah dilindungi sejak tahun 1973 dengan Keputusan
Menteri Pertanian tanggal 14 Februari 1973 No.66/Kpts/Um/2/1973. Berdasarkan
luas habitat, hanya 14% dari habitat kukang yang berada di kawasan lindung
(MacKinnon 1987). Penelitian ini menggunakan metode jelajah, one zero
sampling dan rapid asessment. Data yang diambil dari penelitian ini yaitu strata
hutan, ruangs ubstrat, ruang tajuk dan tipe vegetasi. Hasil yang diperoleh dari
pemilihan dan penggunaan ruang hutan oleh Kukang Sumatera pelepasliaran telah
disajikan kedalam tabel dan diagram serta dideskripsikan. Kerangka pemikiran
penggunaan ruang kukang Sumatera (Nycticebus coucang) pelepasliaran IARI di
hutan lindung KPHL Batutegi Blok Kalijernih tersaji pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Kerangka pemikiran penggunaan ruang Kukang Sumatera (Nycticebuscoucang) pelepasliaran International Animal Rescue Indonesia diHutan Lindung KPHL Batutegi Blok Kalijernih KabupatenTanggamus Lampung, Februari-Mei 2014.
Kukang Sumatera pelepasliaran(Nycticebuscoucang)
Tekanan habitat Perburuan ilegal
Tekanan populasi
IAR Indonesia
Terbatasnya informasi KukangSumatera pelepasliaran secara
spesifik di hutan lindung KPHLBatutegi
penelitian
Jelajah One ZeroSampling Rapid Asessment
Posisikukang
Titik koordinat(GPS)
Titik persebaranKukang Sumatera
pelepasliaran
Perilaku harian kukang
intensitas deskripsi
Spesies vegetasi
Pemilihan danpenggunaan ruang
Stratahutan
Ruangsubstrat
Tipevegetasi
Diagram penggunaan ruanghutan untuk berperilaku
aktif
Informasi untukkonservasi kukang secara
in-situ dan ex-situ
Ruangtajuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Ciri Fisik Kukang
Klasifikasi kukang sebagai berikut:
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Primata
Famili: Lorisidae
Genus: Nycticebus
Spesies: N. Coucang (Rasmussen dan Nekaris, 1998; Ilmi, 2016).
Ciri fisik kukang sebagai berikut :
1. Bentuk wajah yang unik, terdapat garis sepanjang punggung dan ekornya
yang pendek dan hampir tak terlihat.
2. Ibu jari tangan dan kaki melingkar berlawanan arah dengan keempat jari
lainnya dengan pergelangan yang dapat bergerak bebas. Hal ini yang
membuat kukang dapat menggenggam dengan kuat. Telapak tangan dan kaki
mereka tidak berambut seperti jenis mamalia lainnya.
7
3. Memiliki dua mata yang besar dan bulat menghadap ke depan dengan posisi
yang berdekatan yang menunjukan bahwa kukang adalahjenis satwa yang
aktif di malam hari.
4. Memiliki daun telinga kecil yang ditutupi oleh rambut (Permina, 2011).
B. Morfologi Kukang
Jenis kukang di Indonesia umumnya berbadan tegap dengan rambut pendek
dan sangat tebal. Jenis kukang tersebut memiliki bentuk kepala yang bulat,
moncong yang tebal disertai hidung yang bulat. Kisaran berat tubuh kukang
yang hidup di Indonesia: N. coucang(0,4–1,16 kg), N.menagensis (0,02–0,36
kg) (Nekaris dan Bearder, 2011), dan N. javanicus (0,35–1,35 kg) (Groves,
2001; Wirdateti, 2003; Rahmadi, 2015).
Kukang memiliki moncong atau ujung hidung yang selalu lembab dan basah.
Bagian ini disebut rhinarium yang berfungsi untuk membantu daya
penciumannya dalam mengenali jejak bau yang ditinggalkan kukang lainnya.
Rhinarium pada kukang berbeda dengan tupai. Pada kukang, rhinarium tidak
memiliki rambut namun memiliki papilla yang jelas dan kasar (Schulze,
2003). Kukang memiliki tapetum lucidum, yaitu lapisan di bagian belakang
retina yang sensitif terhadap cahaya. Lapisan ini membantu penglihatan
kukang saat aktif di malam hari. Paramater yang dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan kukang adalah deteksi sorot mata orange yang terang
(Schulze,2003).
8
C. Status Konservasi Kukang
Kukang termasuk kategori spesies terancam punah dan dilindungi Undang-
Undang dalam Convention on International Trade in Endangered Speciesof Wild
Flora and Fauna (CITES, 2007) Apendiks I dan oleh International Union for
Conservation of Natureand Natural Resources (IUCN, 2006) Red List of
Threatened Species kukang dikategorikan sebagai Vulnerable atau kondisi rentan
(Barret, 1981; IUCN, 2006).
D. PemanfaatanVegetasi
Jumlah vegetasi pakan kukang pelepasliaran sebanyak lima jenis dari lima famili.
Sumber pakan tersebut adalah nira dari aren (Arenga pinnata), getah kulit dari
sengon (Paraseserianthes falcataria), pete (Parkia speciosa), nangka (Artocarpus
heterophyllu) dan sari bunga pisang (Musaparadisiaca) (Winarti, 2011). Tempat
tidur yang dipilih yaitu dahan, ranting, pelepah palem, ataupun liana yang
memungkinkan mereka bersembunyi dengan aman. Selain bagian vegetasi
tersebut kukang tidak pernah menggunakan lubang pohon atau tempat tidur
lainnya (Wiens, 2002).
E. Klasifikasi Ruang Hutan
Strata hutan dibagi kedalam lima strata, yaitu strata lantai hutan, strata bawah
hutan, strata tengah hutan, dan strata atas hutan. Ruang substrat terbagi atas enam
dan tipe vegetasi dibagi kedalam empat tipe (Pambudi, 2003; Raharjo, 2003).
9
Strata hutan diklasifikasikan menjadi empat kategori (Pambudi, 2003; Raharjo,
2003) :
1. Strata lantai hutan jika posisi kukang berada pada permukaan tanah atau
berada pada semak, perdu, dan liana yang tinggi posisinya dari tanah tidakl
ebih dari 5 m.
2. Strata kanopi bawah jika tinggi posisi kukang dari tanah berada pada kisaran
5>x<10 m.
3. Strata kanopi tengah jika kukang berada pada kisaran 10>x<25 m.
4. Strata kanopi atas jika tinggi posisi kukang dari tanah ≥ 25 m.
Gambar 2 : Strata Hutan
Tipe substrat diklasifikasikan menjadi enam kategori (Pambudi, 2003; Raharjo,
2003) :
1. Substrat F : permukaan tanah
2. Substrat E : liana (tumbuhan merambat)
3. Substrat D : ranting kecil (diameter ≤ 1 cm)
10
4. Substrat C : ranting sedang (diameter 1>x<5 cm)
5. Substrat B : ranting besar atau cabang (diameter 5>x<10 cm)
6. Substrat A : batang pohon (diamater ≥ 10 cm)
Tipe vegetasi diklasifikasikan berdasarkan tingkat pertumbuhan menjadi empat
kategori (Pambudi, 2003; Raharjo, 2003):
1. Semai (tinggi <2 m).
2. Pancang (diameter ≤10 cm).
3. Tiang (diameter 20<x>10 cm).
4. Pohon (diameter ≥20 cm).
Ruang tajuk diklasifikasikan menjadi enam kategori (Pambudi, 2003; Raharjo,
2003) :
1. Tajuk tengah bawah
2. Tajuk tepi bawah
3. Tajuk tengah tengah
4. Tajuk tepi tengah
5. Tajuk tengah atas
6. Tajuk tepi atas.
F. Perilaku Harian Kukang
Kukang terkenal dengan kehidupan malamnya (nokturnal) dan memakan beberapa
buah-buahan dan sayuran, juga beberapa insecta, mamalia kecil dan bahkan
burung. Umumnya mereka meraih makanan dengan salah satu tangan lalu
11
memasukkannya ke dalam mulut. Layaknya hewan-hewan nokturnal lainnya,
pada siang hari kukang beristirahat atau tidur pada cabang-cabang pohon.
Kukang menciumi segala sesuatu/objek yang ditemuinya serta melakukan
penandaan dengan urine (Bearder, 1987; Hariyanto, 2009). Pada Kukang Jawa
dan Kukang Sumatera, perilaku harian tertinggi adalah travelling (Angeliza, 2014
;Qomar dan Dewi, 2013)
G. Habitat
Habitat adalah tempat hidup organisme, termasuk di dalamnya adalah komponen
geografik, fisik, edafik, dan biotik (Collinaux, 1986; Wildlife Conservation
Society, 1997). Manusia memanfaatkan satwa liar dengan berbagai cara dan
sering menyebabkan terjadinya penurunan populasi satwa liar yang bahkan dapat
menyebabkan kepunahan (Alikodra, 2002). Struktur habitat, terutama vegetasi,
merupakan variabel penting yang mempengaruhi keanekaragaman hewan
(Wildlife Conservation Society, 1997). Penggunaan habitat olehprimata
tergantung pada kelimpahan dan sebaran sumber pakan, serta interval pergantian
musim berbuah (Dominique dan Martin, 1970; Dittus, 1980; Caldecott, 1986).
Jenis habitat kukang yaitu hutan primer dan sekunder, hutan bamboo dan hutan
bakau (Supriyatna dan Wahyono, 2000, Rowe 1996; Nekaris & Shekelle 2008).
Kukang juga ditemukan di luar hutan alami yaitu di habitat lahan kebun atau talun
(Winarti,2003). Di habitat hutan, Famili Lorisidae memiliki kecenderungan
mendiami berbagai tipe strata dan substrat (Nekaris & Bearder 2007). Kukang
menyukai habitat perifer (tepi) karena di bagian inilah terdapat kelimpahan
serangga dan faktor pendukung lainnya.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu danTempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Lindung Blok Kalijernih KPHL Batutegi
Kabupaten Tanggamus, Lampung bulan Pebruari–Mei 2014. Lokasi penelitian
bertempat di Blok 19.
Gambar 3. Peta lokasi penelitian di Hutan Lindung Kesatuan Pengelolaan HutanLindung Batutegi skala 1:50.000 (Departemen Kehutanan, 2010).
13
B. Alat dan Objek Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah binokuler, kamera digital,
kompas, headlamp, jam tangan digital, hagameter, pita ukur, tabel pengamatan,
Global Positioning System (GPS), radiotracking (radiocollar, receiver antena,
portable antena).
Objek yang diamati adalah seekor Kukang Sumatera pelepasliaran (Nycticebus
coucang) betina bernamaTri dengan kode radiocollar 6210. Kukang ini
merupakan hasil rehabilitasi dan pelepasliaran IARI yang telah terhabituasi
dengan memakai radiocollar.
C. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian dilakukan minimal 30 jam aktivitas kukang Sumatera pelepasliaran
mulai kukang bangun hingga menjelang pagi.
2. Penelitian dilakukan hanya pada kondisi cuaca cerah.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 18.00 – 24.00 WIB dan pukul 01.00 – 07.00
WIB.
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan meliputi penggunaan ruang berupa strata hutan, ruang
substrat, tipe vegetasi, ruang tajuk dan perilaku harian Kukang Sumatera
pelepasliaran.
14
2. Data Sekunder
Data penunjang penelitian ini diperoleh dari karakteristik lokasi penelitian yang
diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan lokasi penelitian dan data
pendukung lainnya yang sesuai dengan topik penelitian.
E. Metode dan Cara Kerja
1. Data Primer
a. Studi Pendahuluan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan tempat pengambilan
data akan dilakukan. Kegiatan dilakukan melalui survey awal ke lokasi
penelitian. Termasuk dalam kegiatan ini adalah diskusi dengan tim IARI yang
berada di KPHL Batutegi. Survey dilakukan di area yang menjadi lokasi
pelepasliaran kukang hasil rehabilitasi IARI dengan menenentukan lokasi
penelitian yang representatif berdasarkan dengan frekuensi perjumpaan dan
aktivitas kukang. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui proses dan
tahapan pengamatan.
b. Pengamatan Kukang Sumatera Pelepasliaran.
b.1. Sebaran perjumpaan
Pengamatan ini dilakukan dengan metode jelajahi menggunakan alat
radiotracking. Pengambilan titik koordinat setiap 15 menit di vegetasi yang
digunakan oleh Kukang Sumatera pelepasliaran dengan GPS. Hal ini dilakuka
nuntuk mengetahui titik sebaran kukang di Blok Kalijernih.
15
b.2. Perilaku
Pencatatan data perilaku Kukang Sumatera pelepasliaran dilakukan dengan
metode one zero sampling.
b.3. Penggunaan ruang
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan metode rapidd assessment.
Pengamatan pemilihan dan penggunaan ruang berupa strata hutan, ruang substrat,
tipe vegetasi dan ruang tajuk untuk beraktivitas. Pengamatan dilakukan selama 50
jam waktu efektif N. coucang. Rekapitulasi data perhitungan di lapangan
disajikan dalam bentuk Tabel seperti yang tampak pada Tabel 1.
Tabel 1. Contoh Tabel pengumpulan data untuk penggunaan ruang kukangpelepasliaran
Jam Strata Substrat Tipe vegetasi Aktivitas Cuaca Ket
L B T A A B C D E F P T P S
2. Data Sekunder
Kondisi areal pengamatan yang akan diamati terutama tentang strata hutan, ruang
substrat, ruang tajuk dan tipe vegetasi yang telah dimanfaatkan kukang untuk
beraktivitas, data tersebut diamati dengan metode rapid assessment. Metode ini
merupakan modifikasi untuk mendapatkan gambaran secara umum tipe vegetasi
ditemukannya keberadaan kukang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis
tumbuhan penyusun habitat secara umum (Brower, Jerrold dan Ende 1990).
16
F. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Pengolahan data yang dilakukan dengan mencatat data spesies tumbuhan yang
digunakan untuk aktivitas kukang. Data yang dicatat yaitu nama vegetasi, strata
hutan, ruang substrat, tipe vegetasi dan ruang tajuk serta aktivitas kukang dalam
penggunaan ruang.
2. Analisis Deskriptif
Data yang telah ditabulasikan dianalisis secara deskriptif, didukung dengan data
sekunder yang disajikan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari
pengamatan di lapangan.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak dan Luas Wilayah
Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada 104°27’ - 104°55’ BT dan 05°48’ -
5°22’ LS. Secara administrasif KPHL Batutegi, berada di empat Kabupaten, yaitu
Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, Lampung Tengah dan Kabupaten
Pringsewu.Areal KPHL Batutegi merupakan kawasanhutan lindung yang terdapat
di Kabupaten Tanggamus.
KPHL Batutegi meliputi sebagian kawasan hutan lindung register 39 Kota Agung
Utara, sebagian kawasan hutan lindung register 22 Way Waya dan sebagian
kawasan hutan lindung register 32 Bukit Ridingan.Luas areal kelola KPHL
Batetegi berdasarkan SK Menhut Nomor: SK.68/Menhut-II/2010 tanggal 28
Januari 2010 adalah 518.913 Ha.
B Fungsi Kawasan Hutan
KPHL Batutegi merupakan salah satu DAS prioritas di Provinsi Lampung, karena
fungsinya sebagai areal tangkapan air dan sumber air bagi irigasi yang mengairi
sawah-sawah di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Metro dan
beberapa Kabupaten lain seluas + 66.533 hektar, sebagai pembangkit tenaga
18
Listrik dengan kapasitas 28 MW, dan sebagai sumber air baku sebanyak 2.250
liter/detik.Peta KPHL Model Batutegi skala 1:200.000 tersaji pada Gambar 4.
Gambar 4. Peta KPHL Model Batutegi skala 1:200.000 (Dinas KehutananProvinsi Lampung, 2013).
C Pemanfaatan Kawasan Hutan
Areal KPHL Batutegi seluas +35.000 hektar dimanfaatkan oleh masyarakat
kelompok tani HKm di areal tersebut. Sedangkan, + 10.000 hektar dari areal
tersebut merupakan kawasan lindung sebagai lokasi pelepasliaran satwa tertentu.
Pada lokasi tersebut diketahui terdapat sedikitnya 15 jenis mamalia besar
diantaranya siamang (Symphalangus syndactylus), simpai (Presbitis melalophos),
babi hutan (Sus scrofa), rusa sambar (Cervus unicolor), jejak harimau Sumatra
(Panthera tigris sumatrae), jejak dan feses beruang madu (Helarctos malayanus)
dan sedikitnya terdapat 46 jenis burung antara lain elang bondol (Haliastur indus)
19
dan rangkong (Buceros sp). Jenis tumbuhan yang umum dijumpai untuk
tingkatan pohon yaitu terap (Artocarpus elasticus), pasang (Quercus blumeana),
durian hutan (Durio zibethinus), meranti (Shorea sp), cengkeh (Eughenia sp),
dahu (Dracontolemon sp), rambutan (Nephelium sp),beringin (Ficus sp), dll.
D. Pembagian Wilayah Pengelolaan
KPHL Batutegi dibagi menjadi enam resort yang masing – masing dikepalai
olehsatu orang kepala resort.
E. Program Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Program HKm yang terdapat di KPHL Batutegi terdiri dari beberapa gapoktan,
diantaranya10 Gapoktan telah memperoleh SK Penetapan dari Menteri kehutanan
dan IUPHKm dari Bupati Tanggamus,empat gapoktan telah diverifikasi dan
menunggu penetapan areal dari Kemenhut RI, dua gapoktan sampai tahap
verifikasi kabupaten dan pengiriman proposal permohonan IUPHKm dari Bupati
Tanggamus ke Kemenhut RI,tiga gapoktan dalam tahap penyusunan proposal dan
pembuatan peta usulan dengan difasilitasi oleh KPHL Batutegi (KPHL Batutegi,
2016).
F. Komoditi Unggulan
Saat ini yang diusahakan petani merupakan komoditi unggulan dari wilayah
KPHL Batutegi ini. Komoditi unggulan yang diusahakan oleh masyarakat sekitar
areal KPHL Batutegi antara lain: kopi, lada, kakao, pala, kemiri, durian.
20
G. Rencana Pengelolaan
Visi KPHL Batutegi adalah Terwujudnya KPHL Batutegi yang Mandiri Berbasis
Partisipasi Masyarakat Tahun 2022. Misi KPHL Batutegi adalah:
1. Pemantapan dan optimalisasi pengelolaan kawasan KPHL Batutegi, serta
penegakan hukum bidang kehutanan.
2. Rehabilitasi lahan kritis dan peningkatan fungsi lindung.
3. Pengembangan dan peningkatan SDM pengelola KPHL Batutegi.
4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan peran Gapoktan (Gabungan
Kelompok Petani Hutan) dalam penggarapan lahan hutan.
5. Percepatan dan optimalisasi pemanfaatan, serta pengembangan pengusahaan
hasil hutan bukan kayu.
66
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian dari 60 hari observasi ditemukan 50 jam perilaku N.coucang yang
teramati dengan total 3652 data, N.coucang menggunakan ruang hutan berupa (1)
strata lantai hutan (57%), strata bawah hutan (42,7%) dan strata tengah hutan
(0,2%), (2) ruang substrat A (4,3%), substrat B (13%), substrat C (43,7%),
substrat D (38,3%), substrat E (0,4%) dan substrat F (0,08%), (3) ruang tajuk
tengah tengah (24,6%), tengah atas (16,7%), tengah bawah (14,7%), tepi tengah
(20,8%), tepi atas (13,4%), tepi bawah (9,6%), (4) tipe vegetasi pancang (46,2%),
tiang (33,6%), dan pohon (20%), (5) untuk melakukan perilaku travelling
(56,7%), feeding (7,5%), forage (25,9%), grooming (5,7%), active (3,6%),
inactive (0,2%), dan defekasi (0,02%).
B. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan penggunaan ruang kukang
Sumatera pelepasliaran dengan kukang Sumatera liar di hutan lindung Batutegi
Blok Kalijernih.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan satwa liar. Jilid 1. Yayasan Penerbit FakultasKehutanan IPB, Bogor: xxii 366 hlm.
Angeliza, R. 2014. Perilaku harian Kukang Jawa (Nycticebus Javanicus Geoffroy1812) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Jawa Barat.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74565.
Barrett, E. 1981.The present distribution and status of the slow loris in PeninsularMalaysia.Malays Appl Biol 10: 205-211.
Bearder, S.K. 1987.Lorises, bushbabies, and tarsiers: diverse societies in solitaryforagers. Primates societies. The University of Chicago Press, Chicago: xi+ 578 hlm.
Brandon-Jones, D., A. A, Eudey, T, Geissmann, C. P, Groves, D. J, Melnick, J.C. Morales, M. Shekelle, dan Stewart, C.B. 2004. Asian primateclassification. Int. J. Primatol. 25: 97—164.
Brower J, Jerrold Z dan Ende CV. 1990. Field and Laboratory Methods forGeneral Zoology. Third edition. W.M.C Brown Publishers. United Statesof America.
Caldecott, J.O. 1986. An ecological and behavioral study of the pig tailedmacaques. Contrib. Primatol. 21: 241--259.
Chalmers, N. 1980. Social behavior in primates. University Park Press,Baltimore: vii + 257 hlm.
Collinaux, P. 1986. Ecology. John Wiley & Sons, New York: ix 725 hlm.
Convention on International Trade Endangered Species (CITES). 2007.www.cites.org. DiunduhpadahariSenin, 19 Agustustahun 2013, pukul13.45 WIB.
Dahrudin, H dan Wirdateti, 2008. Jenis tumbuhan pakan dan tempat bersarangkukang (Nycticebu scoucang) di Hutan Lindung Pegunungan Merratus,Kalimantan Selatan. Zoo Indonesia 17(1):7-14.
68
Daschbach, Schein dan Haines. 1983. Cage-Size Effects on Locomator groomingand agonistic behaviours of the Slow Loris, Nycticebus coucng (Primates,Lorisidae). Applied Animal Ethology Volume 9, Issues 3-4 January 1983.
Departemen Kehutanan. 1990. Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 14Januari 2016.
Departemen Kehutanan. 1991. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 301/Kpts-II/1991 tentang Inventarisasi Satwa yang Dilindungi Undang-Undang danatau Bagian-Bagiannya yang Dipelihara oleh Perorangan. 13 januari2016.
Departemen Kehutanan. 1999. Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun1999 Tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. 13Januari 2016.
Departemen Kehutanan. 2010. Norma, Standar, Prosedur dan KriteriaPengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Direktorat PHPA. 2002. Pemanfaatan Satwa Liar dan Tumbuhan. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PHPA/PHKA/cites_2002/Satwa_Liar.htm.
Dittus, W.P.J. 1980. The social regulation of primate population: a synthesis.Dalam: Lindburg, D.G. (ed). 1980. The macaques: studies in ecology,behavior, and evolution. Van Nostrand-Reinhold, New York: 263--286.
Dominique, P dan Martin, P,D. 1970. Evolution of lorises and lemurs. Nature(Lond).27: 257—260.
Fitch, S dan Schulze, H. 1999. Management of lorises in captivity. A husbandrymanual for Asian Lorisines (Nycticebus& Loris ssp.). Center forReproduction of Endangered Species (CRES) Zoological Society of SanDiego, San Diego: xi + 110 hlm.
Groves, C. 2001. Primate taxonomy. Smithsonian Institution Press, Washington:viii + 350 hlm.
Hariyanto, M. 2009. Kukang malu-malu (Nycticebus coucang). LH-Kehutanan-KSDAE.http://blogmhariyanto.blogspot.co.id/2009/07/kukang-nycticebus-coucang.Html.
Ilmi. 2016. Klasifikasi HewanKukang/Malu-Malu (Nycticebu scoucang). https://azhiranurulilmi0503.wordpress.com/2014/06/16/klasifikasi-hewan-kukangmalu-malu/. 27 Januari 2016.
69
Indriati, R dan Dewi, B, S. 2015. Studi Perilaku Makan dan Kandungan GiziPakan Drop in Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) Dalam KandangHabituasi di Blok Kalijernih KPHL Batutegi Kabupaten TanggamusLampung. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri V di UniversitasPatimura Ambon, November 2014.
International Animal Rescue Indonesia. 2010. Kukang di Indonesia: di tengahmaraknya perdagangan (gelap) satwa. (Buklet Hasil Seminar KonservasiKukang Desember 2010). Bogor.
International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN)Redlist Data Book. 2006.www.iucnredlist.org.Diunduh 1 Novembertahun 2013, pkl. 21.37 WIB.
Jolly, A. 1985. The evolution of primate behavior. 2nd ed. Macmillan PublishingCompany, New York: xvii +526 hlm.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung.Batutegi 2016. Media Informasi KPH.Batutegi. www. http://kphbatutegi.com/.
Kurniati, H. 2010. Ekologi dan Sebaran Amfibia dan Primata Kukang PadaLahan Terdegradasi. Laporan Akhir Program Intensif Peneliti danPerekayasa LIPI 2010. LIPI. Bogor.
MacKinnon, K. 1987. Conservation status of primates in Malesia with specialreference to Indonesia. Primate Conservation.8: 175—183.
Malone N, Purnama A,R dan Wedana, M. 2002. Assessment of the sale ofprimates at Indonesian bird markets. Asian Primates 8:7–11.
Mittermeier, Rylands dan Konstant. 1999. Hotspots Revisited: Earth’sBiologically Richest and Most Endangered Ecoregions. Mexico City(Mexico): CEMEX.
Nandini R, Kakati, K danVed, N. 2009. Occurence records of the Bengal slowloris (Nycticebusbengalensis) in Northeastern India. Am J Primatol1(2):12-18.
Napier, J.R dan Napier, P.H. 1985. The natural history of the primate. The MITPress, Cambridge: 412 hlm.
Nekaris, K.A.I. 2001. Activity budget and positional behavior of the Mysoreslender loris : Implications for slow climbing locomotion. FoliaPrimatologica.72: 228--241.
Nekaris, A dan Bearder, S. 2011. The Lorisiform primates of Asia dan MainlandAfrica: diversity shrouded in darkness. Primates in Perspective.Oxford:Oxford University Press. hlm 24–45.
70
Nekaris, K.A.I dan Jaffe, S. 2007. Unexpected diversity of slow lorises Nycticebusspp.)within the Javan pet trade: implications for slow loris taxonomy.
Nekaris, K.A.I dan Nijman, V. 2007. CITES proposal highlights rarity of Asiannocturnal primates (Lorisidae: Nycticebus). Folia Primatologica.78: 211—214.
Nekaris K.A.I dan Shekelle, M. 2008. Nycticebus javanicus. Di dalam: IUCN.2010. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.4.http://www.iucnredlist.org. [15 Desember 2010].
Octavianata, E. 2014. Perilaku dan Wilayah Jelajah Harian Kukang Sumatera(Nycticebus coucang Boddaert, 1785) Pelepasan YIARI Di KawasanHutan Lindung Batutegi Blok Kalijernih Kabupaten Tanggamus Lampung.[Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Lampung.
Pambudi, J.A.A. 2003. Studi populasi dan perilaku kewaspadaan serta analisisvegetasi habitat surili (Presbytis comate Desmarest 1822) di hutankawasan stasiun penelitian Bodogol, Taman Nasional Gunung GedePangrango, Jawa Barat. Skripsi Universitas Indonesia FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Biologi, Depok: xiii+ 134 hlm.
Pambudi, J.A.A. 2008. Studi Perilaku dan Ekologi Kukang Jawa (Nycticebusjavanicu sGeoffroy, 1812) di Kawasan Hutan Bodogol, Taman NasionalGunung Gede Pangrango, Jawa Barat,.Program Pascasarjana ProgramStudi Biologi Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasIndonesia, Depok, 16424.
Permina. 2011. Mengenali Ciri Fisik Kukang. http://kuskuscute.blogspot.co.id/2011/01/blog-post.html.
Pliosungnoen, M, Gale, G dan Savini, T. 2010. Density and microhabitat use ofBengal slow loris in primary forest and non-native plantation forest. Am JPrimatol 71(12):1-10.
Qomar, R.A danDewi, B.S. 2013. Studi Perilaku Harian Kukang Sumatera(Nycticebus coucang) Pelepasliaran Yayasan IAR Indonesia di KandangHabituasi dan Hutan Lindung Batutegi Blok Rilau Kabupaten TanggamusLampung. Prosiding Seminar International “Restoration Ecosystem”.InstitutPertanian Bogor. Bogor. 23 November tahun 2013.
Radhakrishna, S dan Singh, M. 2002. Social behavior of the Slender Loris (Loristardigraduslydekkerianus). Folia Primatologica.73:181--196.
71
Raharjo, B. 2003. Studipopulasi dan analisis vegetasi habitat owa jawa(Hylobate smoloch Audebert, 1788) di Bodogol, Taman Nasional GunungGede Pangrango, Jawa Barat. Skripsi Universitas Indonesia FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Biologi, Depok: xiii+ 134 hlm.
Rahmadi, F. 2015. Kukang Sumatera. Biodiversity Warriors.http://www.biodiversitywarriors.org/isi.php?idk=3296&judul=Kukang%0sumatera.
Rasmussen, D. T dan Nekaris, I. 1998. Evolutionary history of the lorisiformprimates. Folia Primatologica.69 (Suppl 1): 250--285.
Rianzar, M. 2013. Studi Populasi Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) diHutan Lindung Batutegi Blok Rilau.[Skripsi]. Universitas Lampung.
Rowe, N., J, Goodall dan Mittermeier. 1996. The pictorial guide to the livingprimates. Pegonias Press, New York: vii + 262 hlm.
Schulze, H. 2001. Detection and Identification of Lorises and Pottos in The Wild;Information for Surveys/Estimates of Population Density. www.ruhr-unibochum.
Schulze, H. 2003. Asia: Habitats, Fauna Barriers. http:// www. Lorisconservation.org/database/distribution-maps/asia_zoogeography.html.
Schulze, H dan Groves. 2004. Asian lorises: taxonomic problems caused byillegal trade. Cuc Phuong National Park Vietnam. Hanoi: Haki Press.
Streicher, U. 2004. Aspects of Ecology and Conservation of the Pygmy LorisNycticebus Pygmaeus in Vietnam. Munchen.
Supriatna, J dan Wahyono. 2000. Pandua lapangan primata Indonesia. YayasanObor Indonesia, Jakarta: xxii + 323 hlm.
Surachman.2014. Peta Titik Persebaran Nycticebus coucang pada PenelitianPenggunaan Ruang Kukang Sumatera Pelepasliaran International AnimalRescue Indonesia di Hutan Lindung KPHL Batutegi Blok KalijernihKabupaten Tanggamus Lampung, Februari-Mei 2014. TidakDipublikasikan.
Swapna, N. 2008. Assessing the feeding ecology of the Bengal slow loris(Nycticebus bengalensis) in Trishna Wildlife Sanctuary, Tripura [Tesis].Bangalore: National Centre for Biological Sciences.
The Wildlife Trade Monitoring Network (TRAFFIC). 2012. The IUCN Red List ofThreatened Species 2015-4.<http://wwwi.iucnredlist.org/details/39759/0>.11 Januari 2016.
72
Timm dan Birney. 1992. Systematic Notes on the Phillippine Slow Loris,Nycticebus Coucang Menagensis (Lydekker, 1893) (Primates Lorisidae).International Journal of Primatology, Vol. 13, No. 6.
Wiens, F. 2002. Behavior and ecology of wild slow lorises (Nycticebuscoucang):Social organization, infant care system, and diet. UnpublishedDissertation. Faculty of Biology, Chemistry and Geosciences of BayreuthUniversity, Bayreuth: iv + 118 hlm.
Wiens, F dan Zitzmann. 2003. Social structure of the solitary slow lorisNycticebus coucang (Lorisidae). J. Zool., Lond. 261: 35--46.
Wildlife Conservation Society. 1997.Wildlife field research and conservationtraining manual.WCS. New York: 281 hlm.
Winarti I. 2003. Distribusi dan Struktur Vegetasi Habitat Kukang (Nycticebuscoucang Boddaert, 1785) di Desa Marga Mekar, Kecamatan SumedangSelatan, Sumedang, Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.
Winarti, I. 2011. Habitat, populasi, dan sebaran kukang jawa (Nycticebusjavanicus Geoforry 1812) di talun Tasikmalaya dan Ciamis Jawa Barat.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2011.
Wirdateti.2003. Pengamatan Nycticebus coucang (kukang) di Taman NasionalGunung Halimun. Fauna Indonesia 5(2):49-54.
Wirdateti. 2005. Pakan alami dan habitat kukang Nycticebus coucang dan tarsiusTarsius bancanus di hutan Pasir Panjang Kalimantan Tengah. J BiolIndonm 3(9):360-370.
Wirdateti, R, Farida dan Dahrudin, H. 2001. Uji palatabilitas pakan pada kukang(Nycticebus coucang) di penangkaran. Zoo Indonesia (28):1-7.
Wirdateti, Setyorini, Suparno dan Handayani. 2004. Pakan dan habitat kukang(Nycticebus coucang) di hutan lindung perkampungan Baduy,Rangkasbitung-Banten Selatan. Biodiversitas 6(1):45-49.
Yayasan Palung. 2011. Undang-Undang yang MengaturTentangSatwa-Satwa diLindungi.http://yayasanpalung.blogspot.co.id/2011/02/Undang-Undang–yang–Melestarikan–Orangutan–dan-Habitatnya.Kalimantan Barat.