manajemen pemeliharaan, konsumsi pakan dan perilaku makan kukang jawa ... · 1 objek penelitian...

47
BELISA VESMA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2018 MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus) DI YIARI, BOGOR

Upload: nguyennga

Post on 08-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

BELISA VESMA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018

MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN

PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus)

DI YIARI, BOGOR

Page 2: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam
Page 3: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen

Pemeliharaan, Konsumsi Pakan dan Perilaku Makan Kukang Jawa (Nycticebus

javanicus) di YIARI, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2018

Belisa Vesma

NIM E34140106

Page 4: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

ABSTRAK

BELISA VESMA. Manajemen Pemeliharaan, Konsumsi Pakan dan Perilaku

Makan Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di YIARI, Bogor. Dibimbing oleh

BURHANUDDIN MASY’UD dan LIN NURIAH GINOGA.

Populasi kukang di alam semakin menurun, sehingga diperlukan upaya

konservasi di lembaga konservasi khusus, yaitu YIARI. Tujuan penelitian

mengkaji manajemen pemeliharaan, konsumsi pakan dan perilaku makan kukang

jawa di YIARI. Metode menggunakan observasi langsung, wawancara dan studi

literatur. Kandang kukang terdiri dari kandang individu, kandang klinik, kandang

karantina, kandang habituasi, kandang sanctuary dan kandang tupai. Pakan yang

diberikan berupa sayuran hijau, umbi-umbian, getah dan serangga. Jenis penyakit

yang sering terjadi adalah infeksi gigi. Terdapat 63 orang pekerja tetap. Tingkat

konsumsi kukang jawa juvenile lebih tinggi dibandingkan kukang jawa dewasa.

Konsumsi pakan kukang jawa juvenile sudah mencukupi 4% dari bobot badannya.

Aktivitas makan tertinggi kukang jawa juvenile dan dewasa adalah mencari

makan. Manajemen pemeliharaan di YIARI telah memenuhi standar sebagai pusat

rehabilitasi. Konsumsi energi kukang jawa juvenile dan dewasa telah tercukupi,

namun untuk konsumsi nutrisi protein kasar belum tercukupi. Tidak ada

perbedaan perilaku makan kukang jawa juvenile dan dewasa.

Kata kunci : konsumsi pakan, manajemen pemeliharaan, perilaku makan

ABSTRACT

BELISA VESMA. Maintenance Management, Food Intake and Feeding Behavior

Javan Slow Loris (Nycticebus javanicus) in YIARI, Bogor. Supervised by

BURHANUDDIN MASY’UD and LIN NURIAH GINOGA.

Population of javan slow loris in nature is decrease, needed conservation

institutions, which is YIARI. The aim is study maintenance management, feed

intake and feeding behavior of javan slow loris at YIARI. Methods use

observation, interviews and literature studies. Kukang cages which consist of

individual, clinic, quarantine, habituation, sanctuary and T. Feed given there are

green vegetables, tubers, sap and insects. The type of disease that often is a dental

infection. There are 63 workers. Feed intake of juvenile javan slow loris is higher

than of adult javan slow loris. Feed intake of juvenile javan slow loris is enough

4% of body weight. The highest feed behavior of juvenile and adult javan slow

loris foraging. Maintenance management at YIARI has the standards as a

rehabilitation center. Energy consumption of juvenile and adult javan slow loris

has been fulfilled, but crude protein nutrients has not been fulfilled. There was no

difference in feed behavior of juvenile and adult javan slow loris.

Key words : feeding behavior, food intake, maintenance management

Page 5: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN

PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus)

DI YIARI, BOGOR

BELISA VESMA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018

Page 6: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam
Page 7: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

Judul Skripsi: Manajemen Pemeliharaan, Konsumsi Pakan dan Perilaku Makan Kukang Jawa (Nycticebusjavanicus) di YIARI, Bogor

Nama

NIM : Belisa Vesma : E34140106

Dr Ir Burhanuddin Masy 'ud, MS

Pembimbing I

Disetujui oleh

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: t 2 SEP 2018

Ir Lin Nuriah Ginoga, MSi

Pembimbing II

Page 8: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai Mei

2018 ini ialah Manajemen Pemeliharaan, Konsumsi Pakan dan Perilaku Makan

Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di YIARI, Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Burhanuddin Masy’ud,

MS dan Ibu Ir Lin Nuriah Ginoga, MSi selaku dosen pembimbing, serta drh

Wendi Prameswari yang telah banyak memberi saran. Di samping itu,

penghargaan penulis sampaikan kepada staf YIARI yang telah membantu selama

pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,

kakak serta keluarga di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata khususnya angkatan 51, atas segala doa dan kasih sayangnya hingga

terselesaikannya karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2018

Belisa Vesma

Page 9: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

METODE 3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3 Alat dan Bahan 3 Objek Penelitian 3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 4 Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Hasil 9 Manajemen Pemeliharaan 9 Konsumsi Pakan 14 Perilaku Makan 16

Pembahasan 18 Manajemen Pemeliharaan 18 Konsumsi Pakan 21 Perilaku Makan 22

SIMPULAN DAN SARAN 24 Simpulan 24 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 28

Page 10: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

DAFTAR TABEL

1 Perbedaan kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa 4 2 Jenis data dan metode pengumpulan data 4 3 Aspek perkandangan di YIARI 10 4 Jumlah pemberian dan rataan konsumsi pakan segar kukang jawa 14 5 Kandungan nutrisi pada bahan pakan 15 6 Rataan konsumsi pakan kering kukang jawa 15 7 Konsumsi nutrisi protein kasar dan energi kukang jawa 16

DAFTAR GAMBAR

1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam kandang kukang di YIARI 12 4 Enrichment/pengayaan kandang kukang di YIARI 12 5 Tingkat palatabilitas ransum 1 dan ransum 2 kukang jawa 16 6 Grafik perilaku makan kukang jawa 17

7 Kandang asli dan sketsa kandang individu kukang di YIARI 28 8 Kandang asli dan sketsa kandang karantina kukang di YIARI 28 9 Kandang asli dan sketsa kandang sanctuary kukang di YIARI 29 10 Kandang asli dan sketsa kandang tupai kukang di YIARI 29 11 Kandang asli dan sketsa kandang habituasi kukang di YIARI 29 12 Kandang asli dan sketsa kandang klinik kukang di YIARI 30

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kandang asli dan sketsa kandang kukang di YIARI 28 2 Konsumsi pakan segar kukang jawa 31 3 Konsumsi pakan kering kukang jawa 32 4 Konsumsi nutrisi kukang jawa 33 5 Perilaku makan kukang jawa 34

6 Durasi perilaku makan kukang jawa 35 7 Penggunaan waktu perilaku makan kukang jawa 36

Page 11: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki tingkat keaslian (endemisitas) spesies yang tinggi, yaitu

spesies yang diketahui hanya ditemukan di suatu habitat tertentu, tetapi tidak

ditemukan di habitat lain di dunia. Menurut Suyanto et al. (2002),

keanekaragaman spesies mamalia di Indonesia sebanyak 701 spesies. Kukang

merupakan salah satu spesies endemik Indonesia dari kelas mamalia yang

termasuk dalam golongan mamalia kecil. Berdasarkan International Biological

Program (1967) di dalam Suyanto dan Semiadi (2004), jenis satwa yang termasuk

dalam mamalia kecil adalah jenis mamalia yang memiliki berat badan dewasa

kurang dari lima kilogram. Kukang dikenal sebagai satwa nokturnal, arboreal dan

sosial. Berdasarkan ekologi dan persebarannya di Indonesia terdapat tiga spesies

kukang, yaitu kukang sumatera (Nycticebus coucang), kukang kalimantan (N.

menagensis) dan kukang jawa (N. javanicus).

Indonesia memiliki luas areal berhutan pada tahun 2002-2003 sebesar 93.92

juta ha, areal tidak berhutan sebesar 83.26 juta ha, dan data tidak lengkap sebesar

10.73 juta ha (Ditjen PHKA 2008). Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di

Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 149 juta jiwa berdasarkan

data BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia Tahun 2017, sehingga banyak lahan

hutan yang beralih fungsi menjadi pemukiman. Tahun 2004-2005, laju deforestasi

hutan primer dan hutan sekunder di Pulau Jawa sebesar 37.300 ha/tahun (Ditjen

Planologi Kehutanan 2012). Pengurangan luas hutan disebabkan oleh beberapa

kegiatan, di antaranya konversi kawasan hutan untuk tujuan pembangunan,

penebangan liar, pertambangan, perambahan dan kebakaran hutan. Kerusakan

lingkungan tersebut tidak diimbangi dengan kegiatan penghijauan dan reboisasi,

yang mengakibatkan meningkatnya deforestasi dan berdampak lanjut pada

kerusakan habitat satwaliar termasuk habitat kukang, kondisi kerusakan habitat,

selanjutnya menyebabkan penurunan populasi satwa.

Kepadatan populasi kukang di hutan primer sebesar 4.29 individu/km2 dan

di hutan sekunder sebesar 15.29 individu/km2 (Pambudi 2008). Populasi kukang

di alam semakin menurun. Menurunnya populasi kukang dipengaruhi oleh

hilangnya habitat kukang di alam dan perburuan ilegal untuk dijadikan satwa

peliharaan. Perdagangan kukang didorong oleh penggunaan internet yang luas,

termasuk toko online dan jaringan sosial (Nekaris et al. 2013).

Semua spesies kukang di Indonesia dilindungi dalam Peraturan Pemerintah

No.7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar. Dari

ketiga spesies kukang di Indonesia, kukang jawa memiliki status tertinggi

mendekati kepunahan, Critically Endangered berdasarkan The International

Union for The Conservation of Nature (IUCN) Red List 2013 dan termasuk

Appendix I dalam Convention on International Trade in Endangered Species

(CITES) Tahun 2017. Satwa yang termasuk dalam Appendix I merupakan satwa

yang langka, endemik dan terancam punah karena populasinya di alam terus

mengalami penurunan tajam dari waktu ke waktu, sehingga dilarang untuk

diperdagangkan secara global. Larangan dan sanksi bagi pelanggar hukum telah

ditetapkan dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi

Page 12: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

2

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya pada pasal 21 ayat 2 dan pasal 40

ayat 2.

Pemerintah Indonesia melalui kerjasama dengan mitra kerja mendukung

upaya konservasi flora dan fauna, sehingga Indonesia memiliki berbagai bentuk

lembaga konservasi yang disesuaikan pada tujuannya. Mitra kerja merupakan

badan hukum yang berbentuk badan usaha milik negara, badan usaha milik

swasta, lembaga swadaya masyarakat, lembaga penelitian yang kegiatannya

meliputi penelitian tumbuhan dan satwa, lembaga pendidikan formal dan yayasan

(Peraturan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2012 Tentang Lembaga Konservasi).

Salah satu bentuk pengelolaan lembaga konservasi untuk kepentingan khusus di

Indonesia adalah Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) yang

merupakan yayasan yang bergerak di bidang penyelamatan satwa domestik dan

satwaliar.

YIARI berdiri dan beroperasi pada tahun 2008 dan terdaftar secara hukum

sebagai Yayasan Indonesia di Departemen Hukum dan HAM No. AHU-

2378.AH.01.02. Kegiatan utama YIARI dalam mendukung upaya konservasi,

dikenal dengan 3R, yaitu rescue (penyelamatan), rehabilitation (rehabilitasi) dan

release (pelepasliaran). YIARI memfokuskan pada satwa primata, yaitu kukang,

monyet ekor panjang dan beruk yang berpusat di Ciapus, Bogor dan orangutan

yang berpusat di Ketapang, Kalimantan. Sebagai salah satu lembaga konservasi

yang berfokus dalam kegiatan 3R. Pelepasliaran kukang jawa merupakan salah

satu fokus kegiatan dan keberhasilannya dapat ditentukan oleh penerapan

manajemen pemeliharaan, jumlah konsumsi pakan dan perilaku makan kukang

jawa di YIARI berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini penting dilakukan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengkaji manajemen pemeliharaan, jumlah

konsumsi pakan dan perilaku makan kukang jawa di Yayasan Inisiasi Alam

Rehabilitasi Indonesia (YIARI).

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, yakni sebagai informasi mengenai manajemen

pemeliharaan di lembaga konservasi khusus dan pengetahuan tentang jumlah

konsumsi pakan kukang jawa di YIARI. Informasi ini dapat digunakan sebagai

acuan dasar oleh lembaga konservasi khusus lainnya yang bergerak dalam

kegiatan yang sama seperti di YIARI. Informasi mengenai manajemen

pemeliharaan, jumlah konsumsi pakan dan perilaku makan kukang jawa juga

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pengembangan pengelolaan

lembaga konservasi khusus.

Page 13: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

3

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di YIARI yang terletak di Jalan Curug Nangka,

Kampung Sinarwangi, RT/RW 04/05, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Tamansari,

Ciapus, Bogor, Jawa Barat. YIARI terletak di kaki Gunung Halimun Salak dengan

ketinggian ±750 m dpl dan kemiringan sebesar 10%-15%. Jenis tanah di wilayah

YIARI adalah latosol, tanah yang mengandung horison sulfurik yang sangat

masam. Berdasarkan klasifikasi Schmid dan Ferguson termasuk dalam tipe iklim

A. Curah hujan tahunan rata-rata ±4000 mm/tahun, jumlah hari hujan 187/tahun,

kelembaban nisbi ±88% dan suhu tahunan sekitar 20-22°C. Terdapat sungai

Ciapus yang berasal dari Gunung Halimun Salak, yang digunakan oleh warga

sekitar sebagai sumber air (YIARI 2016). Pengumpulan data dilakukan dari Bulan

April sampai Mei 2018.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian, di antaranya termometer dry wet,

kamera digital, tallysheet, aplikasi Microsoft Office 2010, aplikasi Microsoft Excel

2010, panduan wawancara pengelola, timbangan digital, scanner, timbangan

pegas, blender, mixer, peralatan pakan dan peralatan kebersihan kandang. Bahan

yang dipakai dalam penelitian, di antaranya bahan pakan kukang jawa,

perlengkapan diri (masker, sarung tangan) dan cairan disinfektan.

Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian adalah kukang jawa juvenile dan

kukang jawa dewasa (Gambar 1).

Perbedaan antara kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa tersaji

dalam Tabel 1.

a b

Gambar 1 Objek penelitian; (a) kukang jawa juvenile; (b) kukang

jawa dewasa

Page 14: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

4

Tabel 1 Perbedaan kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa Kukang jawa juvenile Kukang jawa dewasa

Belum matang secara fisik maupun

seksual.a)

Sudah matang secara fisik maupun

seksual.a)

Menghabiskan waktu makan di bagian

perifer pohon.b)

Menghabiskan waktu makan di bagian

tengah pohon.b)

Panjang lengan atas dan bawah lebih

rendah.b)

Panjang lengan atas dan bawah yang lebih

panjang.b)

Rata-rata berumur ±1 tahun – 3 tahun Rata-rata berumur lebih dari ± 3 tahun

Sumber: a)

Setchell dan Curtis (2003); b)

Poindexter dan Nekaris (2017).

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari tiga aspek utama, yaitu manajemen

pemeliharaan, konsumsi pakan dan perilaku makan kukang jawa di YIARI. Jenis

data dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis data dan metode pengumpulan data

Aspek Kriteria Pengumpulan data

Pengamatan Pengukuran Wawancara

Perkandangan Sistem perkandagan √ √ √

Jumlah dan ukuran

kandang

√ √ -

Jenis dan konstruksi

kandang

√ - √

Sarana dan fasilitas

kandang

√ √ √

Pemeliharaan dan

perawatan kandang

√ - √

Enrichment/pengayaan

kandang

√ √ √

Pakan Jenis dan berat pakan √ √ √

Waktu pemberian pakan √ - √

Cara pemberian pakan √ √ √

Kesehatan Jenis penyakit √ - √

Penanggulangan dan

pencegahan penyakit

√ - √

Fasilitas kesehatan √ - √

Sumberdaya

manusia

Jumlah tenaga

sumberdaya manusia

- - √

Bidang keahlian tenaga

sumberdaya manusia

- - √

Keterangan: (√) = Menggunakan; (-) = Tidak Menggunakan

Page 15: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

5

Tabel 2 Jenis data dan metode pengumpulan data (lanjutan)

Aspek Kriteria Pengumpulan data

Pengamatan Pengukuran Wawancara

Konsumsi

pakan

Jenis dan berat pakan √ √ √

Penimbangan pakan √ √ -

Palatabilitas pakan √ √ -

Penimbangan bobot

badan

√ √ √

Perilaku

makan

Frekuensi aktivitas

makan

√ √ -

Lama aktivitas makan √ √ -

Penggunaan waktu

aktivitas makan

√ √ -

Keterangan: (√) = Menggunakan; (-) = Tidak Menggunakan

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi observasi

langsung (pengamatan dan pengukuran), wawancara dengan pengelola dan studi

literatur.

Observasi Langsung

Observasi langsung dilakukan pada kegiatan pengamatan dan/atau

pengukuran untuk mendapatkan data mengenai manajemen pemeliharaan,

konsumsi pakan dan perilaku makan kukang jawa di YIARI yang mengacu pada

Tabel 2. Adapun metode pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Manajemen pemeliharaan

Pengumpulan data mengenai manajemen pemeliharaan dilakukan selama

dua minggu. Aspek perkandangan yang diamati dan diukur berupa sistem

perkandangan (kandang terbuka, tertutup, semi terbuka dan semi tertutup), jumlah

dan ukuran kandang, jenis kandang dan konstruksi kandang, sarana dan fasilitas

kandang, enrichment/pengayaan kandang serta pemeliharaan dan perawatan

kandang.

Pengumpulan data sistem perkandangan meliputi jumlah dan ukuran

kandang (panjang, lebar dan tinggi dalam satuan meter). Jenis kandang dibedakan

berdasarkan kelompok umur satwa, fungsi dan tujuan penggunaannya.

Pemeliharaan dan perawatan kandang meliputi waktu pembersihan kandang, cara

perawatan dan pembersihan kandang. Pengukuran suhu dan kelembaban

dilakukan pukul 18.30 WIB, 19.30 WIB, 20.30 WIB dan 21.30 WIB. Suhu dan

kelembaban diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perilaku makan.

Jenis data pakan (waktu dan cara pemberian) yang diukur adalah berat awal

pemberian pakan dan pakan sisa. Pengumpulan data kesehatan meliputi jenis

penyakit, tindakan penanggulangan penyakit (pencegahan dan pengobatan) dan

fasilitas kesehatan (kandang karantina dan kandang klinik). Data yang

dikumpulkan pada aspek sumberdaya manusia adalah jumlah dan bidang keahlian

setiap tenaga yang ada. Jumlah sumberdaya manusia dapat berpengaruh terhadap

efisiensi penggunaan waktu dalam kegiatan manajemen pemeliharaan dan

pemberian pakan kukang di YIARI.

Page 16: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

6

b. Konsumsi pakan kukang jawa

Data konsumsi pakan kukang jawa dilakukan selama sepuluh hari. Jenis

data yang dikumpulkan terkait konsumsi pakan meliputi jenis dan berat pakan,

penimbangan pakan, palatabilitas pakan dan penimbangan bobot badan. Kukang

jawa yang diteliti dikelompokkan menjadi kukang jawa juvenile dan kukang jawa

dewasa (tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin). Kukang jawa juvenile

sejumlah dua ekor dan kukang jawa dewasa (jantan dan betina) sejumlah delapan

ekor. Pengambilan sampel berdasarkan perhitungan intensitas sampling (IS)

sebesar 10%. Pemberian pakan dilakukan secara restricted feeding, yaitu

pemberian pakan yang dibatasi, namun satwa dapat bebas memilih pakan yang

diberikan. Pakan diberikan dua kali sehari, yaitu pada sore hari pukul 18.30 WIB

dan malam hari pukul 23.30 WIB. Air minum selalu tersedia di dalam kandang.

Pakan yang diberikan merupakan pakan utama yang dibedakan menjadi dua

ransum. Ransum merupakan campuran dari dua atau lebih bahan makanan yang

diberikan untuk kebutuhan 24 jam, dapat diberikan sekaligus atau beberapa kali

sebagian-sebagian (Ginoga dan Masy’ud 2013). Penimbangan pakan dilakukan

pada saat sebelum pemberian pakan dan pada pakan sisa. Palatabilitas pakan dapat

dilihat dari tingkat konsumsi pakan. Pengumpulan data bobot badan dilakukan

dengan menimbang bobot badan masing-masing kukang jawa juvenile dan kukang

jawa dewasa yang diteliti.

c. Perilaku makan kukang jawa

Jenis data yang dikumpulkan terkait perilaku makan meliputi frekuensi

aktivitas makan, lama waktu aktivitas makan dan penggunaan waktu aktivitas

makan. Pengamatan dilakukan selama satu minggu, objek yang diteliti berupa dua

ekor kukang jawa juvenile dan dua ekor kukang jawa dewasa yang dilakukan

masing-masing tiga kali pengulangan. Pengamatan dimulai pukul 18.30 WIB

sampai 21.30 WIB. Adapun metode yang digunakan berupa focal animal

sampling. Pencatatan aktivitas makan dicatat dalam ethogram yang mengacu pada

Braendle dan Geissmann (1997), yaitu mencari makan, memilih makan,

menggigit makan dan mengunyah makan.

Wawancara

Wawancara adalah kegiatan yang memerlukan interaksi di antara peneliti

dengan responden. Wawancara dilakukan kepada pengelola YIARI termasuk

dengan dokter hewan dan perawat satwa. Data yang diperoleh dalam wawancara

meliputi aspek perkandangan, pakan, kesehatan, sumberdaya manusia dan

konsumsi pakan. Wawancara mengenai aspek perkandangan meliputi sistem

perkandangan, sarana dan fasilitas kandang serta pemeliharaan dan perawatan

kandang. Data aspek pakan yang wawancarai meliputi jenis dan jumlah pakan

yang diberikan kepada kukang jawa dan waktu pemberian pakan. Data aspek

kesehatan meliputi kondisi fisik kukang jawa yang baru datang di YIARI,

penyakit yang sering terjadi pada kukang jawa, penanganan kukang jawa yang

sakit dan perawatan kesehatan yang dilakukan secara rutin. Wawancara mengenai

sumberdaya manusia meliputi jumlah tenaga kerja di YIARI dan tugas yang

dilakukan oleh tenaga kerja.

Page 17: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

7

Studi Literatur

Studi literatur, yaitu pengumpulan data dan informasi terkait sejarah

YIARI, karakteristik lokasi penelitian (kondisi umum). Studi literatur dilakukan

sebelum dan sesudah penelitian.

Analisis Data

Manajemen Pemeliharaan

Data manajemen pemeliharaan kukang jawa yang terkumpul dianalisis

secara deskriptif kualitatif (Moleong 2008), dengan mendeskripsikan data dalam

bentuk tabel, grafik dan gambar ke dalam suatu kalimat pernyataan yang

menjelaskan dan menyimpulkan hasil penelitian yang diperoleh.

Konsumsi Pakan

Data jumlah konsumsi pakan diperoleh dengan menghitung selisih antara

berat awal dan berat sisa. Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel,

kemudian dideskripsikan ke dalam suatu kalimat pernyataan yang menjelaskan

dan menyimpulkan hasil yang diperoleh. Rumus konsumsi pakan sebagai berikut

(Alikodra 1990):

K = M − S

Keterangan:

K = Konsumsi pakan perhari (g)

M = Berat pakan awal (g)

S = Berat pakan sisa (g)

Data tingkat palatabilitas diketahui dari persentase konsumsi pakan. Rumus

tingkat palatabilitas sebagai berikut (Parakkasi 1999):

P = G0 − G1

G0x100%

Keterangan:

P = Palatabilitas (%)

G0 = Berat pakan awal (g)

G1 = Berat pakan sisa (g)

Data konsumsi pakan kering diperoleh dengan persentase bahan kering

dikalikan dengan bahan pakan yang dikonsumsi. Hasil perhitungan disajikan

dalam bentuk tabel, kemudian dideskripsikan ke dalam suatu kalimat pernyataan

yang menjelaskan dan menyimpulkan hasil yang diperoleh. Rumus konsumsi

bahan kering sebagai berikut (Djadjuli 1982):

KBK = K x BK

100

Page 18: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

8

Keterangan:

KBK = Konsumsi bahan kering (g)

K = Konsumsi pakan perhari (g)

BK = Bahan kering bahan pakan (%)

Konsumsi nutrisi dan energi dihitung menggunakan rumus Pearson Method

(Ward 2010). Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian

dideskripsikan ke dalam suatu kalimat pernyataan yang menjelaskan dan

menyimpulkan hasil yang diperoleh.

KPK = ∑ KBK

∑ KBK keseluruhanx PK

KE =∑ KBK

∑ KBK keseluruhanx Energi

Keterangan:

KPK = Konsumsi protein kasar (%)

KE = Konsumsi energi (kal/g)

KBK = Konsumsi bahan kering (g)

PK = Kadar protein kasar (%)

Perilaku Makan

Data frekuensi dan lama waktu perilaku makan dihitung berdasarkan rumus

frekuensi relatif Sudaryono et al. (2012). Hasil perhitungan disajikan dalam

bentuk grafik, kemudian dideskripsikan ke dalam suatu kalimat pernyataan yang

menjelaskan dan menyimpulkan hasil yang diperoleh.

Frekuensi=X

Y x 100%

Lama waktu = 𝑡

𝑇𝑥 100%

Keterangan:

X = Frekuensi satu aktivitas yang diamati dalam pengamatan

Y = Frekuensi seluruh aktivitas yang diamati dalam pengamatan

t = Waktu yang dibutuhkan untuk makan (menit)

T = Total waktu pengamatan (menit)

Page 19: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Manajemen Pemeliharaan

Perkandangan

YIARI memiliki 100 kandang kukang yang terdiri dari kandang karantina,

kandang individu, kandang klinik, kandang habituasi, kandang sanctuary dan

kandang tupai. Lokasi tiap kandang dibagi ke dalam blok-blok agar memudahkan

pengelola dalam melakukan manajemen pemeliharaan. Sketsa denah kandang

kukang YIARI yang teramati selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan: a) Kandang klinik; b) Kandang karantina; c) Kandang individu; d) Kandang

sanctuary; e) Kandang habituasi; f) Kandang tupai; *) Kandang juvenile; **) Kandang dewasa

Jenis dan ukuran kandang, konstruksi kandang, sarana dan fasilitas kandang,

serta pengayaan/enrichment kandang di YIARI disajikan dalam Tabel 3. Kandang

asli dan sketsa kandang kukang di YIARI dapat dilihat dalam Lampiran 1.

a

b

c

Blok B

Blok F

c

Blok E

c

c

d

d

d e

f

c

c

c

c

Blok A

Blok D

**

**

**

**

*

**

Gambar 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI

Page 20: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

10

Tabel 3 Aspek perkandangan di YIARI

Jenis

Kandang

Aspek perkandangan

Jumlah

kandang

Ukuran kandang

p x l x t (m)

Sarana dan prasarana Pengayaan kandang Konstruksi kandang Fungsi kandang

Kandang

individu

61 2 x 2 x 3 Baki pakan: L=35 x 23 x 10 cm

Baki jangkrik: L=35 x 23 x 10 cm

Tempat getah: D=3 in; t=3 cm

Tempat minum: D=11.5 in; t= 7 cm

Tempat ulat: D=12 in; t=8 cm

Nest box: L=60 x 40 x 40 cm

Lorong bambu:

t= 53 cm; k= 76 cm

Pohon hidup

Batang/ranting mati

Karet

Atap: fiber gelombang

tembus cahaya

Kerangka: besi siku

Lantai: plester semen

Dinding/pagar: kawat

ram

Dinding pembatas:

besi

Pemeliharaan

kukang.

Kandang

karantina

13 2 x 2 x 3 Baki pakan: L=35 x 23 x 10 cm

Baki jangkrik: L=35 x 23 x 10 cm

Tempat getah: D=3 in; t=3 cm

Tempat minum: D=11.5 in; t= 7 cm

Tempat ulat: D=12 in; t=8 cm

Nest box: L=60 x 40 x 40 cm

Lorong bambu:

t= 53 cm; k= 76 cm

Batang/ranting mati

Karet

Atap: fiber gelombang

tembus cahaya

Kerangka: besi siku

Lantai: keramik

Dinding/pagar: kawat

ram dan tembok

Dinding pembatas:

kawat ram dan tembok

Penempatan

kukang yang baru

datang, untuk

tujuan

pemeriksaan

kondisi kukang

yang baru datang.

Kandang

habituasi

1 D=15 Tempat getah: D= 3 in; t=3cm

Tempat minum: D= 11.5 in; t=7 cm

Nest box: L= 60 x 40 x 40 cm

Tali

Pohon hidup

Pagar: fiber plastik

Kerangka: paralon 2 in

Lantai: tanah

Pengadaptasian

kukang dengan

habitat dan pakan

alami sebelum

dilepasliarkan.

10

10

Page 21: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

11

Tabel 3 Aspek perkandangan di YIARI (lanjutan)

Jenis

Kandang

Aspek perkandangan

Jumlah

kandang

Ukuran kandang

p x l x t (m)

Sarana dan prasarana Pengayaan kandang Konstruksi kandang Fungsi kandang

Kandang

klinik

14 2 x 2 x 2 dan 1 x

1 x 1

Baki pakan: L=35 x 23 x 10 cm

Baki jangkrik: L=35 x 23 x 10

cm

Tempat getah: D=3 in; t=3 cm

Tempat minum: D=11.5 in; t= 7

cm

Tempat ulat: D=12 in; t=8 cm

Nest box: L=60 x 40 x 40 cm

Lorong bambu:

t= 53 cm; k= 76 cm

Batang/ranting mati

Karet

Atap: fiber gelombang

tembus cahaya

Kerangka: besi siku

Lantai: keramik

Dinding/pagar: kawat

ram dan tembok

Dinding pembatas:

kawat ram dan tembok

Memisahkan

kukang yang

sedang sakit agar

tidak menular ke

kukang lainnya.

Kandang

tupai

1 1 x 1 x 1 Tempat getah: D=3 in; t=3 cm

Tempat minum: D=11.5 in; t=7

cm

Tempat ulat: D= 12 in; t=8 cm

Pohon mati Atap: fiber gelombang

tembus cahaya

Kerangka: kayu

Lantai: kawat ram

Dinding/pagar: kawat

ram

Tempat

pemeliharaan

sementara

kukang.

Kandang

sanctuary

10 6 x 4 x 2.5/4, 3

x 4 x 3, 3 x 4.5 x

3

Baki pakan: L=35 x 23 x 10 cm

Baki jangkrik: L=35 x 23 x 10

cm

Tempat getah: D=3 in; t=3 cm

Tempat minum: D=11.5 in; t=7

cm

Tempat ulat: D=12 in; t=8 cm

Nest box: L=60 x 40 x 40 cm

Lorong bambu:

t= 53 cm; k= 76 cm

Pohon hidup

Batang/ranting mati

Karet

Atap: fiber gelombang

tembus cahaya

Kerangka: besi siku

Lantai: plester semen

Dinding/pagar: kawat

ram dan tembok

Dinding pembatas: besi

Memisahkan

kukang yang siap

untuk

dilepasliarkan.

10

1011

Page 22: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

12

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 3 Sarana dan fasilitas dalam kandang kukang di YIARI; (a) Tempat ulat;

(b) Tempat getah; (c) Baki pakan; (d) Baki jangkrik; (e) Tempat

minum; (f) Nest box

(a)

(b) (c) (d)

Gambar 4 Enrichment/pengayaan kandang kukang di YIARI; (a) Lorong

bambu; (b) dan (c) Pohon hidup; (c) Pohon/ranting/batang mati; (d)

Karet

Peralatan pakan kukang di YIARI terdiri dari tempat ulat, tempat getah, baki

pakan, baki jangkrik dan tempat minum dapat dilihat dalam Gambar 3. Peletakan

peralatan makan berada ± 1.5 m dari lantai kandang. Tempat ulat dan tempat

getah digunakan untuk pemberian pakan berupa ulat sagu atau ulat jerman dan

getah, jumlah tempat disesuaikan dengan jumlah kukang di dalam kandang. Baki

pakan dan baki jangkrik digunakan untuk pemberian pakan berupa sayuran hijau,

umbi-umbian dan jangkrik. Setiap kandang disediakan satu baki pakan, satu baki

jangkrik dan satu tempat minum. Nest box digunakan sebagai tempat

berteduh/shelter kukang.

Enrichment/pengayaan kandang merupakan aspek penting bagi kukang

untuk mengurangi tingkat kebosanan dan stres di dalam kandang yang akan

menimbulkan perilaku steriotipe (berulang-ulang). Berbagai macam jenis

enrichment pada kandang kukang di YIARI dapat dilihat dalam Gambar 4. Jenis

enrichment yang digunakan diseluruh kandang kukang di YIARI sama dan

memiliki sedikit perbedaan. Perbedaan hanya pada jumlah pohon hidup. Pohon

hidup yang ada di dalam kandang minimal berjumlah satu pohon, tergantung pada

luas ukuran kandang. Adapun jenis yang ditanam merupakan jenis pohon

bergetah.

Page 23: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

13

Pakan

Pakan diberikan dua kali sehari, yaitu pada waktu sore hari pukul 18.30

WIB dan malam hari pukul 23.30 WIB. Bahan pakan yang diberikan kepada

kukang diantaranya sayuran hijau, umbi-umbian, getah dan serangga. Sayuran

hijau terdiri dari brokoli, bunga kol, jagung, tomat, mentimun, buncis, jamur,

kacang-kacangan, kacang panjang, terong, oyong, labu siam dan alpukat. Umbi-

umbian terdiri dari labu, ubi manis, bit, wortel, ketela, bengkoang, kentang, lobak

dan talas. Serangga yang diberikan berupa ulat sagu, ulat jerman dan jangkrik.

Cara penyajian bahan pakan untuk sayuran hijau dikukus, kecuali mentimun dan

tomat yang diberikan secara langsung, untuk umbi-umbian semua bahan pakan

dikukus terlebih dahulu. Serangga diberikan secara langsung. Berat bahan pakan

untuk sayuran hijau dan umbi-umbian yang diberikan sebesar 25 g/ekor/hari dan

20 g/ekor/hari. Getah yang diberikan merupakan getah akasia yang telah menjadi

bubuk getah. Berat getah yang diberikan sebesar 8 g/ekor/hari. Pemberian getah

dengan cara mencampur getah dan air menggunakan mixer, kemudian dicampur

dengan jus buah asli untuk menambah nafsu makan kukang. Pemberian pakan

juga dipenuhi dengan protein yang berasal dari ulat sagu/ulat jerman dan jangkrik.

Pemberian untuk ulat jerman sebesar 8 g/ekor/hari, ulat sagu sebesar 7 g/ekor/hari.

Pemberian pakan pada sore hari dengan komposisi sayuran hijau dan getah,

sedangkan untuk malam hari dengan komposisi umbi-umbian dan ulat

jerman/sagu. Hal ini dikarenakan umbi-umbian mempunyai kandungan sumber

energi yang tinggi, namun memiliki protein yang rendah, sehingga pemberian

umbi-umbian harus diimbangi dengan pemberian kandungan protein yang tinggi

yang diperoleh dari ulat jerman/ulat sagu.

Kesehatan

Tenaga ahli yang menangani kesehatan kukang di YIARI sebanyak tiga

dokter hewan, yang bertugas untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan

kukang dan satu paramedis. Jenis penyakit pada kukang yang sering terjadi di

YIARI adalah infeksi gigi. Kukang yang baru datang di YIARI memiliki kondisi

fisik yang berbeda-beda. Kondisi fisik kukang berdasarkan sumbernya, dibedakan

menjadi tiga, yaitu kukang dari tangkapan liar (kukang yang memasuki

pemukiman) biasanya kondisi fisik bagus, masih memiliki gigi lengkap dan

berperilaku agresif dengan manusia. Kukang hasil penyitaan (kukang yang

diperdagangkan secara ilegal) banyak ditemukan gigi dalam kondisi lengkap atau

terpotong, terdapat luka di tubuh, berat badan tidak ideal dan cenderung abnormal.

Kukang peliharaan (kukang yang dipelihara oleh masyarakat) sebagian besar

kondisi gigi sudah terpotong dan terinfeksi, malnutrisi dan obesitas serta

berperilaku jinak (tidak takut dengan manusia). Penanganan kukang yang baru

datang di YIARI dilakukan pemeriksaan kondisi fisik terlebih dahulu, yaitu

dilakukan pemeriksaan medis. Pemeriksaan medis dilakukan dengan cara

membius kukang, kemudian merontgen seluruh badan dan pemeriksaan fisik yang

meliputi berat badan, temperatur, jantung, darah, feses, pemasangan microchip,

morfometrik, serta pengambilan gambar wajah dan punggung. Kukang yang

dalam kondisi sakit akan diobati sesuai penyakitnya terlebih dahulu, kemudian

dilanjutkan pemeriksaan medis. Semua kukang yang telah menjalani pemeriksaan

medis ditempatkan di kandang karantina selama enam minggu, setelah itu di

tempatkan pada kandang individu sampai siap dilepasliarkan.

Page 24: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

14

Sumberdaya Manusia

YIARI memiliki 63 orang pekerja tetap, di antaranya terdapat dokter

hewan, tenaga paramedis, perawat satwa, tenaga keamanan dan tenaga

administrasi. Efisiensi penggunaan waktu merupakan faktor penting dalam

melakukan manajemen pemeliharaan. Penggunaan waktu yang digunakan oleh

seorang perawat satwa dalam melakukan pembersihan kandang dan pemberian

pakan dalam satu jam adalah kandang seluas 120 m3/jam atau sekitar 10 kandang

dan pemberian pakan sebanyak 20 ekor/jam.

Konsumsi Pakan

Pakan utama kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa yang diberikan

berupa sayuran hijau, umbi-umbian, getah dan serangga. Berdasarkan hasil

perhitungan, jumlah konsumsi pakan kukang jawa juvenile berbeda dengan

kukang jawa dewasa. Hasil perhitungan jumlah pemberian pakan dan rataan

konsumsi pakan segar pada kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa

disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah pemberian dan rataan konsumsi pakan segar kukang jawa

Bahan pakan Jumlah pemberian

pakan

Konsumsi kukang jawa

Juvenile Dewasa

-----------------------------g/ekor/hari-------------------------------

Ransum 1

Jagung 25.00 13.40 8.25

Getah 8.00 8.00 8.00

Singkong 20.00 12.10 7.55

Ulat jerman 8.00 8.00 8.00

Total 61.00 41.50 31.80

Ransum 2

Mentimun 25.00 12.10 5.00

Getah 8.00 8.00 8.00

Ubi jalar 20.00 19.40 12.93

Ulat sagu 7.00 7.00 7.00

Total 60.00 46.50 32.93

Kandungan nutrisi protein kasar dan energi diperoleh melalui studi pustaka.

Kandungan nutrisi dari setiap bahan pakan yang diberikan pada penelitian dapat

dilihat dalam Tabel 5.

Page 25: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

15

Tabel 5 Kandungan nutrisi pada bahan pakan

Pakan BK PK Energi

-------------------------%-------------------- kal/g

Jagung 20.67 14.16 4411.00

Getah akasia 87.40 1.30 4060.00

Singkong 46.01 1.88 1560.00

Mentimun 18.72 20.84 3682.00

Ubi jalar 26.63 3.57 4137.20

Ulat jerman 48.07 46.94 6687.40

Ulat sagu* 35.79 34.60 5830.00

Jumlah pakan kering yang dikonsumsi oleh kukang jawa juvenile dan

kukang jawa dewasa selama satu hari perlu diketahui untuk menentukan

kebutuhan akan zat makanan (protein kasar dan energi) yang dikonsumsi. Hasil

perhitungan rataan konsumsi pakan kering kukang jawa juvenile dan kukang jawa

dewasa dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6 Rataan konsumsi pakan kering kukang jawa

Bahan pakan Konsumsi kukang jawa

Juvenile Dewasa

---------------------g/ekor/hari----------------------

Ransum 1

Jagung 2.77 1.71

Getah 6.99 6.99

Singkong 5.57 3.47

Ulat jerman 3.85 3.85

Total 19.17 16.02

Ransum 2

Mentimun 2.27 0.94

Getah 6.99 6.99

Ubi jalar 5.17 3.40

Ulat sagu 2.51 2.51

Total 16.93 13.88

Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat perbedaan konsumsi nutrisi protein

kasar dan energi pada kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa yang

disajikan dalam Tabel 7.

Sumber: Soedarmo dan Sediaoetama (1977); Barroso et al. (2014)*

Keterangan: BK= Bahan kering, PK= Protein Kasar

Page 26: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

16

Mentimun Ubi jalar

2.42

97

20

64.63

Pal

atab

ilit

as (

%)

Ransum 2

Juvenile Dewasa

Jagung Singkong

53.6 60.5

33 37.75

Pal

atab

ilit

as (

%)

Ransum 1

Juvenile Dewasa

Gambar 5 Tingkat palatabilitas ransum 1 dan ransum 2 kukang jawa juvenile dan

kukang jawa dewasa

Tabel 7 Konsumsi nutrisi protein kasar dan energi kukang jawa

Kukang jawa juvenile Kukang jawa dewasa

Bahan Pakan PK (%) Energi (kal/g) PK (%) Energi (kal/g)

Ransum 1

Jagung 2.05 637.73 1.51 470.84

Getah 0.47 1480.41 0.57 1771.50

Singkong 0.55 453.27 0.41 337.90

Ulat jerman 9.43 1343.06 11.28 1607.15

Total 12.50 3914.11 13.77 4186.55

Ransum 2

Mentimun 2.79 384.81 1.41 249.36

Getah 0.50 1306.60 0.65 2044.63

Ubi jalar 1.10 984.78 0.88 1025.36

Ulat sagu 5.13 673.72 6.26 1054.27

Total 9.55 3349.91 9.20 4373.62

Konsumsi pakan harian kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa

dipengaruhi oleh tingkat palatabilitas pakan. Perhitungan mengenai tingkat

palatabilitas pakan berdasarkan pada jenis ransum. Palatabilitas pakan pada

kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa tersaji dalam Gambar 5.

Perilaku Makan

Perilaku makan kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa tidak

terdapat perbedaan. Total waktu perilaku makan kukang jawa juvenile, yaitu 24.75

menit dan kukang jawa dewasa, yaitu 12.42 menit. Aktivitas makan yang paling

banyak dilakukan pada aktivitas mencari makan (Gambar 6). Aktivitas memilih

makan dilakukan dengan cara berdiri datar pada baki pakan sambil mencium dan

mengambil pakan. Aktivitas menggigit makan dengan cara menggigit pakan yang

Page 27: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

17

telah dipilih menggunakan dua kaki depan. Aktivitas mengunyah makan lebih

cepat dengan cara mengunyah pakan yang memiliki tekstur lembut.

49.24

16.92

16.92

16.92

71.35

9.56

9.56

9.56

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Mencari makan

Memilih makan

Menggigit makan

Mengunyah makan

Persentase frekuensi (%)

Akti

vit

as m

akan

Dewasa

Juvenile

(a)

56.05

21.98

21.98

70.1

59.99

8

8

8

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Mencari makan

Memilih makan

Menggigit makan

Mengunyah makan

Lama waktu (menit)

Akti

vit

as m

akan

Dewasa

Juvenile

(b)

1.05

0.81

0.14

0.39

0.45

0.18

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

18.30-19.30

19.30-20.30

20.30-21.30

Frekuensi

Wak

tu

Dewasa

Juvenile

(c)

Gambar 6 Grafik perilaku makan kukang jawa juvenile dan kukang jawa

dewasa di YIARI; (a) Persentase frekuensi; (b) Lama waktu; (c)

Penggunaan waktu

Page 28: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

18

Pembahasan

Manajemen Pemeliharaan

Perkandangan

Terdapat 169 ekor kukang, dengan tiga spesies berbeda yang ada di

YIARI. Komposisi kukang pada setiap kandang berbeda, meliputi satu

jantan/banyak betina, satu jantan/satu betina dan banyak betina. Menurut Law

(2001), wilayah jelajah kukang jantan di alam liar tumpang tindih dengan

beberapa betina. Setiap jenis kandang ditempati maksimal tiga ekor kukang

dengan spesies yang sama, kecuali pada kandang sanctuary. Kandang sanctuary

ditempati maksimal empat ekor kukang, karena memiliki ukuran yang lebih besar

dari jenis kandang lainnya. Berdasarkan pernyataan dari Law (2001), kukang

hidup soliter di alam, tetapi kukang tidak asosial, dengan memaksimalkan ruang

dapat menampung beberapa individu bersama-sama memungkinkan individu lebih

banyak berinteraksi dengan kelompoknya.

Sistem perkandangan di YIARI dengan menggunakan sistem perkandangan

semi tertutup dan beberapa kandang klinik menggunakan sistem perkandangan

tertutup telah sesuai menurut GFAS tahun 2013, bahwa sistem perkandangan bagi

mamalia kecil dapat dibagi atas sistem perkandangan tertutup (indoor enclosures)

dan terbuka (outdoor enclosures). Menurut GFAS (2013), ruang dan ukuran

kandang yang cukup bagi mamalia kecil difungsikan untuk bergerak bebas dan

cepat, sehingga dapat mengurangi stres dan menjaga kondisi yang baik. Ukuran

kandang individu dan kandang sanctuary telah sesuai menurut standar dari GFAS

(2013), bahwa luas minimal kandang seluas 4 m2 dengan tinggi 3 m. Ukuran

kandang klinik telah sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan oleh National

Research Council (1996) di dalam Kiroh (2002) bahwa, ukuran kandang untuk

primata dengan berat badan 0-3 kg, ukuran luas lantai kandang, yaitu 1.60-3 m2

dan tinggi sebesar 20-30 cm. Ukuran kandang tupai dan beberapa kandang klinik

telah sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan oleh National Institute of

Health (1985) di dalam Rahman (2011), yaitu untuk primata dengan berat badan

0-3 kg, ukuran luas lantai kandang, yaitu 0.15-0.28 m2 dan tinggi sebesar 50.8-

76.2 cm.

Kandang dapat dibuat ideal dan sederhana. Kandang ideal adalah kandang

dengan konstruksi bahan yang kuat, kokoh dan tahan lama dengan luas yang

sesuai dengan kondisi habitat alami satwa (Masy’ud dan Ginoga 2016).

Konstruksi kandang harus memerhatikan aspek keamanan dan kenyamanan satwa.

Persyaratan teknis secara umum dalam menetapkan konstruksi kandang sebagai

berikut: (1) ventilasi kandang harus sempurna; (2) memiliki dinding/pagar dan

atap/tempat berteduh; (3) arah kandang sedapat mungkin dibuat menghadap

timur-barat untuk cahaya matahari pagi yang optimal. Berdasarkan standar untuk

membuat dinding/pagar yang ditetapkan oleh GFAS (2013), dinding/pagar

dibangun dari kaitan kawat, kawat ram, anyaman kawat dengan ukuran minimal

sebesar 25.4 mm x 25.4 mm.

Sarana dan fasilitas dalam kandang minimal tersedia tempat makan dan

minum, tempat berteduh/shelter dan tempat bertengger (Masy’ud dan Ginoga

2016). Tempat berteduh/shelter yang disediakan oleh YIARI untuk kukang berupa

Page 29: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

19

nest box. Nest box juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan perilaku alami

kukang. Hal tersebut terdapat dalam salah satu poin dari animal welfare, yaitu

bebas berperilaku alami. Menurut Departement of Environment and Conservation

(2009), nest box adalah struktur buatan manusia yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan spesies yang digunakan untuk bersarang dan berteduh. DEC (2009)

menyebutkan bahwa, nest box dibuat sebagai tiruan untuk mengetahui aktivitas

dari beberapa mamalia kecil yang menggunakan lubang pohon di alam. Sarana

dan fasilitas kandang kukang di YIARI telah sesuai dari minimal sarana dan

prasarana yang diharuskan. Menurut World Society for Protection of Animal

(2009), kandang sangat mempengaruhi perilaku alami satwa. Pengayaan kandang

kukang di YIARI salah satunya terdapat pohon hidup yang bergetah. Berdasarkan

penelitian dari Nurcahyani (2015), pohon hidup yang ditanam di dalam kandang

lebih baik pohon bergetah karena kukang sangat menyukai getah dan keberadaan

pohon bergetah berperan penting dalam kelangsungan hidup kukang.

Lorong bambu terbuat dari anyaman bambu dengan bentuk silinder. Lorong

bambu diletakkan dengan cara digantung pada batang pohon mati. Kondisi dalam

lorong bambu tertutup, gelap dan sedikit cahaya matahari yang masuk melalui

celah kecil, menjadikan lorong bambu biasa digunakan kukang sebagai tempat

tidur/shelter. Menurut Kartika (2000) dan Nurcahyani (2015), kukang biasa tidur

dalam sarang yang gelap dan tertutup untuk melindungi dirinya dari predator dan

cahaya matahari yang berlebih. Berdasarkan penelitian dari Puspita (2017), shelter

yang terbuka sangat menggangu aktivitas tidur kukang, sehingga kukang

terbangun dan beraktifitas pada siang hari. Hal tersebut dapat membuat kukang

stres dan terjadi pergeseran waktu tidur kukang. Karet dan batang/ranting mati

digunakan kukang sebagai sarana berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya

dengan cara menggapai. Menurut Wiens dan Zitzmann (2003), kukang berpindah

dari pohon ke pohon lain, berjalan di dinding dan atap jaring dengan pergerakan

yang lambat dengan menggunakan keempat kakinya, hal ini disebabkan kukang

tidak dapat melompat.

Pemeliharaan kandang kukang di YIARI termasuk dalam sistem intensif.

Sistem intensif merupakan teknis manajemen pemeliharaan yang direncanakan

dan dilakukan oleh pengelola (Masy’ud dan Ginoga 2016). Perawatan kandang

dilakukan setiap hari, mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai. Pembersihan semua

kandang kukang dilakukan oleh perawat satwa. Pembersihan dilakukan dengan

menyapu lantai kandang dari feses dan sisa pakan yang terjatuh di lantai kandang,

untuk pembersihan lantai kandang dengan menggunakan cairan disenfektan

dilakukan dua kali dalam sebulan. Pembersihan peralatan pakan dicuci

menggunakan sabun setiap hari. Peralatan lainnya seperti nest box dan enrichment

kandang dilakukan dengan mengganti saat sudah rusak. Pemeliharaan pohon mati

dilakukan dengan pergantian setiap enam bulan sekali dan pohon hidup disiram

setiap hari.

Pakan

Manajemen pakan kukang di YIARI sudah sesuai dengan kebiasaan pakan

kukang di alam. Hal ini dapat terlihat dari pemberian jenis pakan yang berupa

sayuran hijau, umbi-umbian, getah dan serangga. Kukang di alam memakan buah-

buahan, serangga dan vertebrata kecil, serta getah dari tumbuhan (NRC 2003).

Berdasarkan penelitian Romdhoni et al. (2018), Wiens (2002), Margono (2015),

Page 30: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

20

kukang jawa di alam memakan jenis buah alpukat, getah dari tumbuhan akasia

dan berbagai serangga berupa ulat, kumbang, kupu-kupu, belalang, ngengat dan

laba-laba, serta nektar yang diperoleh dari bunga kaliandra. Menurut Streicher

(2009), Nekaris dan Bearder (2011), kukang di alam memakan getah pohon,

nektar dan serangga. Kukang yang ada di YIARI dipelihara untuk tujuan

pelepasliaran di alam, agar kukang dapat bertahan di alam, maka YIARI

memberikan pengayaan pakan berupa madu yang diletakkan di suatu tempat

tersembunyi di dalam kandang, sehingga kukang dapat mencari madu sesuai

dengan kebiasaannya di alam yaitu, mencari nektar pada bagian bunga dari

tumbuhan kaliandra.

Pemberian pakan kukang di YIARI lebih mengutamakan pakan yang

memiliki kandungan protein yang tinggi dan sumber energi tinggi. Protein

dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot, pembentukan

sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon, dan

sintesis jaringan-jaringan tubuh lainnya. Protein bisa berasal dari nabati dan

hewani. Di YIARI pemberian getah dicampur dengan jus buah untuk menambah

nafsu makan kukang. Menurut hasil penelitian dari Swapna et al. (2010), kukang

bengal di India mampu bertahan hidup selama musim dingin hanya dengan

mengkonsumsi getah. Serangga yang diberikan di YIARI berupa ulat jerman, ulat

sagu dan jangkrik. Menurut Wirdateti et al. (2002), pakan kukang di alam lebih

banyak berasal dari protein hewani dibandingkan dari protein nabati.

Kesehatan

Manajemen pemeliharaan pada aspek kesehatan di YIARI sudah baik. Hal

ini dapat terlihat pada perawatan kesehatan kukang yang dilakukan oleh dokter

hewan dan tenaga paramedis. Perawatan kesehatan pada kukang dilakukan

pengecekan secara rutin, untuk pemeriksaan feses dilakukan setiap bulan,

penimbangan berat badan dilakukan setiap 2-3 bulan sekali, pemberian obat

cacing diberikan setiap 2-3 bulan sekali dan biosekuriti kandang. Kukang yang

terinfeksi suatu penyakit yang dapat menularkan ke kukang lain dan

membutuhkan pengobatan akan diobati di klinik, namun apabila penyakit tersebut

masih ringan seperti kekurangan kalsium dan terdapat sedikit luka akan tetap

berada di kandang. Fasilitas kesehatan di YIARI, diantaranya terdapat kandang

klinik, kandang karantina dan satu ruang operasi, serta koleksi obat yang

disesuaikan dengan jenis penyakit pada kukang. Sesuai dengan Permenhut No. 31

Tahun 2012, dimana salah satu kriteria sebagai pusat rehabilitasi harus memiliki

fasilitas kesehatan sekurang-kurangnya terdiri atas kandang karantina, klinik dan

koleksi obat.

Sumberdaya Manusia

Tenaga kerja di YIARI sudah memenuhi tenaga kerja di pusat rehabilitasi.

Berdasarkan Permenhut No. 31 Tahun 2012, tenaga kerja permanen sesuai bidang

keahliannya di pusat rehabilitasi satwa sekurang-kurangnya terdiri atas dokter

hewan, tenaga paramedis, perawat satwa, tenaga keamanan, dan tenaga

administrasi. Dokter hewan bertugas untuk menangani kesehatan kukang yang

dibantu oleh paramedis. Perawat satwa bertugas untuk melakukan pemberian

makan, pembersihan kandang dan menjaga kukang di YIARI. Tenaga keamanan

bertugas untuk menjaga keamanan kawasan YIARI. Tenaga administrasi bertugas

Page 31: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

21

untuk penyediaan informasi yang dibutuhkan manajemen, pengarsipan data,

pengadaan file dan menginventarisasi peralatan yang dibutuhkan.

Konsumsi Pakan

Tingkat konsumsi pakan segar tertinggi ada pada ransum 2. Hal ini

dikarenakan pada ransum 2, tingkat konsumsi malam hari pada ubi jalar tinggi

dibandingkan singkong. Ubi jalar yang diberikan bertekstur halus dan lembut

serta sebagai salah satu sumber energi. Kebutuhan energi kukang jawa yang tinggi

digunakan untuk beraktivitas pada malam hari. Tingkat konsumsi kukang jawa

juvenile lebih tinggi dibandingkan kukang jawa dewasa disebabkan kukang jawa

juvenile sedang dalam masa pertumbuhan. Konsumsi pakan tergantung dari

aktivitas, jenis kelamin, umur, kondisi lingkungan dan perubahan suhu (Moen

1973).

Konsumsi pakan pada kukang jawa juvenile yang diteliti untuk ransum 1

sebesar 4.04% dan ransum 2 sebesar 4.53% dari bobot badannya, sedangkan

kukang jawa dewasa mengkonsumsi pakan pada ransum 1 sebesar 3.29% dan

ransum 2 sebesar 3.41% dari bobot badannya. Menurut Sajuthi (1983), konsumsi

kukang di penangkaran sebesar 4% dari bobot badan. Ransum 1 dan ransum 2

kukang jawa juvenile telah mencukupi konsumsi pakan dari bobot badannya,

namun untuk kukang jawa dewasa pada ransum 1 dan ransum 2 belum

mencukupi. Hal ini berkaitan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi.

Tingkat konsumsi pakan kering kukang jawa juvenile lebih tinggi

dibandingkan dengan kukang jawa dewasa. Nilai konsumsi pakan kering kukang

jawa juvenile dan dewasa relatif rendah, hal ini dikarenakan bahan pakan yang

diberikan rata-rata memiliki kadar air yang tinggi. Tingginya kadar air

dikarenakan bahan pakan yang diberikan dalam keadaan segar. Konsumsi pakan

berdasarkan bahan kering yang rendah berpengaruh kepada tingkat konsumsi air.

Semakin rendah tingkat pakan berdasarkan bahan kering, maka semakin rendah

tingkat konsumsi air, karena kebutuhan air kukang jawa juvenile dan kukang jawa

dewasa sudah terpenuhi dari bahan pakan segar yang diberikan. Satwa dapat

memenuhi kebutuhan air melalui tiga sumber, yakni air bebas (air yang berasal

dari danau, sungai, sumur, embun pada hijauan), air dalam makan (air yang

terkandung dalam bahan makanan yang dimakan satwa) dan air metabolik (air

yang dihasilkan selama proses pencernaan atau metabolisme protein, karbohidrat

dan lemak) (Ginoga dan Masy’ud 2013 ).

Konsumsi nutrisi protein kasar pakan utama pada ransum 1, kukang jawa

juvenile (12.50%) dan kukang jawa dewasa (13.77%) lebih tinggi dibandingkan

pada ransum 2, yaitu kukang jawa juvenile (9.55%) dan kukang jawa dewasa

(9.20%). Konsumsi nutrisi protein kasar dari dua ransum yang diberikan,

konsumsi nutrisi protein kasar pada ransum 1 kukang jawa dewasa lebih tinggi

sedikit dari penelitian Cabana et al. (2017), yaitu sebesar 13.57%, sedangkan

untuk kukang jawa juvenile lebih rendah sedikit. Konsumsi nutrisi protein kasar

pada ransum 2, kukang jawa dewasa dan kukang jawa juvenile belum mencukupi.

Konsumsi nutrisi protein kasar yang belum tercukupi dapat dipenuhi dengan

enrichment/pengayaan pakan yang dilakukan oleh YIARI berupa pemberian

serangga dan telur rebus. Konsumsi energi (kal/g) pakan utama, kukang jawa

Page 32: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

22

juvenile pada ransum 1 (3914.11 kal/g) lebih tinggi dibandingkan dengan ransum

2 (3349.91 kal/g), sedangkan pada kukang jawa dewasa konsumsi energi ransum 2

(4373.62 kal/g) lebih tinggi dibandingkan ransum 1 (4186.55 kal/g). Konsumsi

energi kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa lebih tinggi dari penelitian

Cabana et al. (2017), yaitu sebesar 2.99 kkal/g atau sebesar 2990 kal/g. Perbedaan

konsumsi pakan pada kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa dapat

mempengaruhi konsumsi nutrisi protein kasar dan energi.

Tingkat palatabilitas yang ditunjukan pada Gambar 5 adalah berdasarkan

pemberian pakan ransum 1 dan ransum 2. Pemberian pakan saat sore hari,

konsumsi pakan jagung (ransum 1) lebih disukai dibandingkan mentimun (ransum

2), dengan urutan tertinggi oleh kukang jawa juvenile (53.6%) dan kukang jawa

dewasa (33%). Menurut Supriatna dan Wahyono (2000), kukang sering

mengkonsumsi biji-bijian. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan bahwa, kukang

hanya memakan biji-biji yang terdapat dalam mentimun, sedangkan jagung

tersusun dari biji-bijian, sehingga yang tersisa hanya bonggolnya saja. Menurut

Soeharsono (2010), palatabilitas dipengaruhi oleh parameter fisik dan kimia yang

dirangsang oleh penglihatan, penciuman, sentuhan dan rasa. Parameter fisik

meliputi kekerasan bahan pakan, warna, bentuk pakan dan tekstur, sedangkan

parameter kimiawi meliputi kandungan nutrisi dalam bahan pakan. Pemberian

pakan saat malam hari, konsumsi pakan ubi jalar (ransum 2) lebih disukai

dibandingkan singkong (ransum 1), dengan urutan tertinggi oleh kukang jawa

juvenile (97%) dan kukang jawa dewasa (64.63%). Ubi jalar lebih disukai

daripada singkong karena memiliki rasa manis dan teksturnya yang lembut dan

halus yang mudah dimakan oleh kukang. Tingkat palatabilitas pada getah, ulat

jerman dan ulat sagu tidak diketahui, hal ini dikarenakan tidak ada sisa selama

penelitian berlangsung. Menurut Parakkasi (1999), voluntary feed intake (VFI)

atau tingkat konsumsi yang diberikan secara ad libitum dapat menggambarkan

palatabilitas.

Perilaku Makan

Perilaku makan dicatat berdasarkan aktivitas mencari makan, memilih

makan, menggigit makan dan mengunyah makan. Terdapat perbedaan persentase

frekuensi perilaku makan antara kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa.

Perbedaan persentase frekuensi antara kukang jawa juvenile dan kukang jawa

dewasa dikarenakan kukang jawa juvenile sedang dalam tahap pertumbuhan,

sehingga diperlukan asupan makan yang tinggi. Aktivitas mencari makan pada

keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Pergerakan mencari

makan pada kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa dilakukan dengan

berjalan sambil mencium dan menoleh ke kanan dan ke kiri. Namun, saat

mengetahui keberadaan peneliti kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa

akan diam dan berjalan mundur. Menurut Nurcahyani (2015), kukang jawa di

Taman Nasional Halimun Salak akan diam tidak bergerak setelah melihat

kehadiran pengamat dan mendengar suara berisik. Tingkah laku aktivitas makan

keduanya diawali dengan memilih dan mencium pakan yang diberikan kemudian

memasukannya ke dalam mulut. Tidak ditemukan aktivitas minum pada kukang

jawa juvenile maupun kukang jawa dewasa selama pengamatan berlangsung. Hal

Page 33: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

23

ini dikarenakan bahan pakan yang diberikan mengandung air dan suhu di kandang

kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa rendah, sehingga kukang tidak

melakukan aktivitas yang berlebih. Terdapat berbagai posisi makan dari kukang

jawa juvenile dan kukang jawa dewasa, di antaranya berdiri turun, yaitu dengan

merekatkan kedua kaki belakang dan satu kaki depan pada pagar dan kaki depan

satunya memegang baki getah/pakan, posisi berdiri datar, yaitu dengan posisi

tegak menggunakan empat/dua kaki.

Persentase aktivitas makan tertinggi berdasarkan hasil pengamatan berbeda-

beda, pada kukang jawa juvenile aktivitas makan tertinggi terjadi pada pukul

18.30-20.30 WIB, sedangkan pada kukang jawa dewasa aktivitas makan tertinggi

terjadi pada pukul 19.30-21.30 WIB. Selama pengamatan didapati kukang jawa

juvenile langsung memakan pakan yang diberikan, yakni pada pukul 18.30 WIB,

namun pakan tersebut tidak sampai habis, kemudian dilanjutkan dengan perilaku

mencari makan. Kukang jawa dewasa tidak langsung makan saat pemberian

pakan, namun didapati sedang melakukan aktivitas mencari makan. Tidak terlihat

peningkatan aktivitas makan pada kedua kukang. Hal ini diduga bahwa,

peningkatan aktivitas kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa terjadi pada

tengah malam. Berdasarkan penelitian dari Kusumorini et al. (2014), peningkatan

aktivitas makan pada kukang sumatera terjadi pada pukul 24.00-02.00 WIB.

Perbedaan waktu aktivitas makan juga diduga dipengaruhi oleh suhu dan

kelembaban masing-masing kandang.

Tidak terjadi perbedaan suhu dan kelembaban yang besar antara kandang

kukang jawa juvenile dan kandang kukang jawa dewasa. Berdasarkan

rekomendasi dari GFAS (2013), suhu kandang berkisar antara 18°C-32°C dan

kelembaban berkisar antara 50%-70%. Kelembaban diatas 80% perlu adanya

pengaturan lingkungan, untuk mencegah pertumbuhan jamur. Suhu rata-rata di

kandang kukang jawa juvenile lebih rendah, yaitu berkisar antara 18.5°C-21.5°C

dan kelembaban rata-ratanya antara 90%-100%. Suhu yang rendah dan

kelembaban yang tinggi dikarenakan letak kandang juvenile yang berada di dalam

dekat dengan tutupan tegakan bambu dan semak-semak, selain itu dibagian

belakang kandang juga terdapat sumber air. Suhu rata-rata di kandang kukang

jawa dewasa lebih tinggi sedikit, yaitu berkisar antara 22°C-24.5°C dan

kelembaban rata-ratanya antara 90%-100%. Suhu yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kandang kukang jawa juvenile dikarenakan letak kandang kukang jawa

dewasa berada di tengah, berdampingan dan berhadapan dengan kandang kukang

lainnya. Berdasarkan rekomendasi suhu dan kelembaban dari GFAS (2013), suhu

rendah tidak berpengaruh terhadap aktivitas makan kukang jawa juvenile dan

kukang jawa dewasa, namun kemungkinan kelembaban yang tinggi hingga

mencapai 100% berpengaruh pada aktivitas makan kukang jawa juvenile dan

kukang jawa dewasa.

Page 34: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

24

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Manajemen pemeliharan kukang jawa di YIARI menggunakan sistem

intensif, dengan teknis manajemen pemeliharaan yang direncanakan dan

dilakukan oleh pengelola. Aspek perkandangan di YIARI telah sesuai dengan

standar international menurut GFAS tahun 2013, WSPA tahun 2009, NIH tahun

1985 dan NRC tahun 1996. Aspek pakan di YIARI telah sesuai berdasarkan

pakan kukang di alamnya. Aspek kesehatan dan sumberdaya manusia di YIARI

telah memenuhi kriteria sebagai pusat rehabilitasi.

Konsumsi pakan utama dibedakan berdasarkan dua ransum. Ransum kedua

lebih disukai oleh kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa. Konsumsi

pakan segar kukang jawa juvenile diatas standar minimal 4% dari bobot badannya.

Konsumsi nutrisi protein kasar dan energi ransum 1 dan ransum 2 kukang jawa

juvenile sebesar 12.50%; 3.91 kkal/g dan 9.55%; 3.35 kkal/g, sedangkan pada

kukang jawa dewasa sebesar 13.77%; 4.19 kkal/g dan 9.20%; 4.37 kkal/g.

Konsumsi energi kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa sudah tercukupi.

Konsumsi nutrisi terutama protein kasar belum tercukupi untuk kukang jawa

dewasa pada ransum 2 dan kukang jawa juvenile pada ransum 1 dan 2.

Perilaku makan kukang jawa juvenile dan kukang jawa dewasa tidak ada

perbedaan. Lama waktu perilaku makan kukang jawa juvenile 24.75 menit,

sedangkan kukang jawa dewasa 12.42 menit. Perilaku makan tertinggi pada

aktivitas mencari makan. Waktu aktivitas makan tertinggi pada kukang jawa

juvenile pukul 18.30-19.30 WIB dan kukang jawa dewasa pada pukul 19.30-20.30

WIB.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk perkembangan pengelolaan

pemeliharaan di antaranya: 1) Perlu dilakukan pengamatan berkala pada konsumsi

pakan utama untuk mengetahui pakan kesukaan dengan kandungan nutrisi yang

terkandung, sehingga tingkat konsumsi dan konsumsi nutrisi dapat tercukupi; 2)

Perlu dilakukan pengaturan keadaan lingkungan sekitar kandang kukang, untuk

menjaga suhu dan kelembaban. Penelitian dengan jumlah satwa satu individu

dalam satu kandang perlu dilakukan untuk hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar. Edisi I. Bogor (ID): IPB Press.

Barroso FG, Haro de C, Muros MJS, Venegas E, Sanchez AM, Banon CP. 2014.

The potential of various insect species for use as food for fish. J

Aquaculture. 422(423):193-201.

Page 35: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

25

Law BL, Snyder HF, Hawers J, Larsson L, Lester B, Ogden J, Schulze H, Slifika

K, Stalis I, Smith MS et al. 2001. Management of Lorises in Captivity.

Snyder HF, Schulze H, editor. San Diego (US): Center for Reproduction of

Endangered Species (CRES) Zoological Society of San Diego.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia. Jakarta (ID): BPS.

Braendle C, Geissmann T. 1997. Behavioural development of a pileated gibbon.

International Zoo News. 44(1):4-16.

Cabana F, Dierenfeld E, Wirdateti W, Donati G, Nekaris KAI. 2017. Trialling

nutrient recomendations for slow lorises (Nycticebus spp.) based on wild

feeding ecology. J Anim Physiol Anim Nutr. 102:e1-e10.

[CITES] Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild

Fauna and Flora. 2007. Consultation with range states on proposal to amend

Appendices I and II (notifikasi). Genewa (CH): CITES.

[DEC] Departemen of Environment and Conservation. 2009. Nest Boxes for

Monitoring Arboreal Mammals. Australia (AU): DEC.

Departemen Kehutanan R1. 1990. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta (ID):

Pemerintah Republik Indonesia.

[Ditjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

2008. Information of Conservation Areas in Indonesia. Jakarta (ID):

Departemen Kehutanan.

[Ditjen Planologi Kehutanan] Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2012.

Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode 2009-2011. Jakarta (ID):

Departemen Kehutanan.

Djadjuli M. 1982. Perbandingan Nilai Gizi untuk Empat Macam Hijauan pada

Ternak Domba. Bandung (ID): Univ Padjadjaran.

[GFAS] Global Federation of Animal Sanctuaries. 2013. Standards For

Prosimian Santuaries. Amerika (US): GFAS.

Ginoga LN, Masy’ud B. 2013. Manajemen Pakan dan Kesehatan Satwa. Bogor

(ID): IPB.

[IBP] International Biological Program. 1967. Di dalam: Suyanto A, Semiadi G.

2004. Keragaman mamalia di sekitar daerah penyangga Taman Nasional

Gunung Halimun, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak. Berita Biologi:

Biodiversitas Taman Nasional Gunung Halimun 7(1):87-94.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature. 2013. The IUCN Red

List of Threatened Species. Version 3.1. https://www.iucnredlist.org.

[diunduh 2018 Feb 17].

Kartika RB. 2000. Studi banding aktivitas kukang di dua penangkaran [skripsi].

Bogor (ID): IPB.

Kusumorini A, Sukmaningrasa S, Octavianu R. 2014. Uji Konsumsi Pakan dan

Aktivitas Makan Pada Kukang (N. coucang) Secara Eks-situ. Volume ke-8.

Bandung (ID): UIN Sunan Gunung Djati.

Margono REJ, Rademaker M, Wirdateti, Strijkstra A, Nekaris KAI. 2015.

Noxious arthropods as potential prey of vebomous javan slow loris (N.

javanicus) in a West Javan volcanic agricultural system. J of Natural

History. 49:31-32.

Masy’ud B, Ginoga LN. 2016. Penangkaran Satwaliar. Bogor (ID): IPB Press.

Page 36: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

26

Moen AN. 1973. Wildlife Ecology. San Fransisco (US): W.H Freeman and

Company.

Moleong JL. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung (ID): Remaja

Rosdakarya.

Nekaris KAI, Bearder SK. 2011. The Lorisiform Primates of Asia and Mainland

Africa: Diversity Shrouded In Darkness. Campbell C, Fuentes A,

MacKinnon K, Panger M, Bearder SK, editor. Primates in perspective.

Oxford (GB): Oxford Univ Press.

Nekaris KAI, Campbell N, Coggins TG, Rode EJ, Nijman V. 2013. Tickled to

death: analyzing public perceptions of ‘cute’ videos of threatened species

(Slow Lorises-Nycticebus spp.) on Web 2.0 Sites. J Plos One. 8(7):e69215.

[NIH] National Institute of Health. 1985. Di dalam: Rahman DA. 2011. Studi

perilaku dan pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Satwa

Primata IPB dan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Penyiapan

pelepasliaran [tesis]. Bogor (ID). IPB.

[NRC] National Research Council. 1996. Di dalam: Kiroh HJ. 2002. Studi tentang

beberapa aspek biologis tangkasi (Tarsius spectrum) Tangkoko Sulawesi

Utara dalam upaya penangkaran [tesis]. Bogor (ID): IPB.

[NRC] National Research Council. 2003. Nutrient Requirements of Nonhuman

Primates, 2nd rev Ed. Washington D.C (USA): National Academic Press.

Nurcahyani A. 2015. Aktivitas harian dan wilayah jelajah kukang jawa (N.

javanicus Geoffroy 1812) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

[skripsi]. Bogor (ID): IPB.

Pambudi JAA. 2008. Studi populasi, perilaku, dan ekologi kukang jawa (N.

javanicus E. Geoffroy 1812) di Hutan Bodogol Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango, Jawa Barat [tesis]. Jakarta (ID): UI.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): UI

Press.

[Permenhut RI] Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2012. Nomor

31 Tahun 2012 Tentang Lembaga Konservasi. Jakarta (ID): Berita Negara

Republik Indonesia.

Poindexter SA, Nekaris KAI. 2017. Vertical clingers and gougers: Rapid

acquisition of adult limb proportions facilitates feeding behaviours in young

javan slow lorises (N. javanicus). Oxford (EN): Mamalian Biology.

Puspita IJ. 2017. Manajemen pengayaan kandang dan pemanfaatan ruang oleh

kukang sumatera (N. coucang Boddaert 1785) di

Taman Margasatwa Ragunan [skripsi]. Bogor (ID): IPB.

Romdhoni H, Komala R, Sigaud M, Nekaris KAI, Sedayu A. 2018. Studi pakan

kukang jawa (N. javanicus Geoffroy 1812) di talun Desa Cipaganti, Garut,

Jawa Barat. J Biology. 11(1):9-15.

Sajuthi D. 1983. Satwa Primata Sebagai Hewan Laboratorium. Bogor (ID): IPB.

Setchell JM, Curtis DJ. 2003. Field and Laboratory Methods in Primatology A

Practical Guide. United Kingdom (UK): Cambridge Univ Press.

Soedarmo P, Sediaoetama AD. 1977. Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Dian Rakyat.

Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak: Fenomena dan Nomena Dasar, Fungsi dan

Interaksi Organ pada Hewan. Bandung (ID): Widya Padjajaran.

Streicher U. 2009. Diet and feeding behaviour of pygmy loris (N. pygmaeus) in

Vietnam. Viet J Primatol. 3:37-44.

Page 37: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

27

Sudaryono, Saefullah A, Rahardja U. 2012. Statistik Deskriptif. Yogyakarta (ID):

Andi Offset.

Supriatna J, Wahyono EH. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta

(ID): Yayasan Obor Indonesia.

Suyanto A, Yoneda M, Maryanto I, Maharadatunkamsi, Sugardjito J. 2002.

Checklist of The Mammals of Indonesia. 2nd Ed. Bogor (ID): LIPI-JICA-

PHKA.

Swapna N, Radhakrishna S, Gupta AK, Kumar A. 2010. Exudativory in the

bengal slow loris (N. bengalensis) in Trishna Wildlife Sanctuary, Tripura,

Northeast India. Am J Primatol 72: 113–121.

Ward SH. 2010. Simple Ration Formulation: Pearson’s Square. Mississipi (US):

Mississipi State University Extension Service.

Wiens F. 2002. Behaviour and ecology of wild slow lorises (N. coucang): social

organization, infant care system, and diet [disertasi]. Jerman (DE): Bayreuth

Univ.

Wiens F, Zitzmann A. 2003. Social structure of the solitary slow loris N.coucang

(Lorisidae). J of Zoology. 261: 35-46.

Wirdateti, Puspitasari, Diapari D, Tjakradidjaja SA. 2002. Konsumsi dan efisiensi

pakan pada kukang. J Biol Indones. Vol III (3):236-244.

[WSPA] World Society for The Protection of Animals. 2009. Ukuran Perilaku

pada Kesejahteraan Hewan. London (EN): Grays Inn Road London.

[YIARI] Yayasan International Animal Rescue Indonesia. 2016. Laporan

Tahunan Pusat Rehabilitasi Satwaliar, Ciapus, Yayasan IAR Indonesia.

Bogor (ID): YIARI.

Page 38: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

28

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kandang asli dan sketsa kandang kukang di YIARI

2 m 2 m

3 m

2 m

3 m

2 m

Gambar 7 Kandang asli dan sketsa kandang individu kukang di YIARI

Gambar 8 Kandang asli dan sketsa kandang karantina kukang di YIARI

Page 39: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

29

2.5/4

m

6 m

4 m

1 m

1 m 1 m

K= 15 m

Gambar 9 Kandang asli dan sketsa kandang sanctuary kukang di YIARI

Gambar 10 Kandang asli dan sketsa kandang tupai kukang di YIARI

Gambar 11 Kandang asli dan sketsa kandang habituasi kukang di YIARI

Page 40: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

30

2 m 2 m

2 m

Gambar 12 Kandang asli dan sketsa kandang klinik kukang di YIARI

Page 41: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

31

Lampiran 2 Konsumsi pakan segar kukang jawa

a) Kukang jawa juvenile (g/ekor/hari)

Ransum Pakan P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan

1 Jagung 13.00 13.50 14.00 13.00 13.50 67.00 13.40

Getah 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 40.00 8.00

Singkong 13.50 9.00 14.50 12.50 11.00 60.50 12.10

Ulat jerman 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 40.00 8.00

Total 42.50 38.50 44.50 41.50 40.50 207.50 41.50

2 Mentimun 11.00 12.00 12.00 12.50 13.00 60.50 12.10

Getah 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 40.00 8.00

Ubi jalar 20.00 18.00 20.00 19.00 20.00 97.00 19.40

Ulat sagu 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 35.00 7.00

Total 46.00 45.00 47.00 46.50 48.00 232.50 46.50

Keterangan: P1= Pengulangan 1, P2= Pengulangan 2, P3= Pengulangan 3, P4= Pengulangan 4,

P5= Pengulangan 5

b) Kukang jawa dewasa (g/ekor/hari)

Ransum Pakan D1 D2 D3 D4 Total Rataan

1 Jagung 1.00 4.50 11.40 16.10 33.00 8.25

Getah 8.00 8.00 8.00 8.00 32.00 8.00

Singkong 2.50 11.80 6.70 9.20 30.20 7.55

Ulat jerman 8.00 8.00 8.00 8.00 32.00 8.00

Total 19.50 32.30 34.10 41.30 127.20 31.80

2 Mentimun 2.50 0.30 7.60 9.60 20.00 5.00

Getah 8.00 8.00 8.00 8.00 32.00 8.00

Ubi jalar 2.20 16.80 16.00 16.70 51.70 12.93

Ulat sagu 7.00 7.00 7.00 7.00 28.00 7.00

Total 19.70 32.10 38.60 41.30 131.70 32.93

Keterangan: D1= Dewasa 1, D2= Dewasa 2, D3= Dewasa 3, D4= Dewasa 4

Page 42: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

32

Lampiran 3 Konsumsi pakan kering kukang jawa

a) Kukang jawa juvenile (g/ekor/hari)

Ransum Pakan P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan

1 Jagung 2.69 2.79 2.89 2.69 2.79 13.85 2.77

Getah 6.99 6.99 6.99 6.99 6.99 34.96 6.99

Singkong 6.21 4.14 6.67 5.75 5.06 27.84 5.57

Ulat jerman 3.85 3.85 3.85 3.85 3.85 19.23 3.85

Total 19.74 17.77 20.40 19.28 18.69 95.87 19.17

2 Mentimun 2.06 2.25 2.25 2.34 2.43 11.33 2.27

Getah 6.99 6.99 6.99 6.99 6.99 34.96 6.99

Ubi jalar 5.33 4.79 5.33 5.06 5.33 25.83 5.17

Ulat sagu 2.51 2.51 2.51 2.51 2.51 12.53 2.51

Total 16.89 16.54 17.08 16.90 17.26 84.67 16.93

Keterangan: P1= Pengulangan 1, P2= Pengulangan 2, P3= Pengulangan 3, P4= Pengulangan 4,

P5= Pengulangan 5

b) Kukang jawa dewasa (g/ekor/hari)

Ransum Pakan D1 D2 D3 D4 Total Rataan

1 Jagung 0.21 0.93 2.36 3.33 6.82 1.71

Getah 6.99 6.99 6.99 6.99 27.97 6.99

Singkong 1.15 5.43 3.08 4.23 13.90 3.47

Ulat jerman 3.85 3.85 3.85 3.85 15.38 3.85

Total 12.19 17.20 16.28 18.40 64.07 16.02

2 Mentimun 0.47 0.06 1.42 1.80 3.74 0.94

Getah 6.99 6.99 6.99 6.99 27.97 6.99

Ubi jalar 0.59 4.47 4.26 4.45 13.77 3.44

Ulat sagu 2.51 2.51 2.51 2.51 10.02 2.51

Total 10.55 14.03 15.18 15.74 55.50 13.88

Keterangan: D1= Dewasa 1, D2= Dewasa 2, D3= Dewasa 3, D4= Dewasa 4

Page 43: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

33

Lampiran 4 Konsumsi nutrisi kukang jawa

a) Kukang jawa juvenile

Ransum Pakan Bahan kering Protein kasar Energi

----------------------%------------------ kal/g

1 Jagung 2.77 2.05 637.73

Getah 6.99 0.47 1480.41

Singkong 5.57 0.55 453.27

Ulat jerman 3.85 9.43 1343.06

Total 19.17 12.50 3914.11

2 Mentimun 2.27 2.79 384.81

Getah 6.99 0.54 1306.6

Ubi jalar 5.17 1.10 984.78

Ulat sagu 2.51 5.13 673.72

Total 16.93 9.55 3349.91

b) Kukang jawa dewasa

Ransum Pakan Bahan kering Protein kasar Energi

---------------------%------------------- kal/g

1 Jagung 1.71 1.51 470.84

Getah 6.99 0.57 1771.50

Singkong 3.47 0.41 337.90

Ulat jerman 3.85 11.28 1607.15

Total 16.02 13.77 4186.55

2 Mentimun 0.94 1.41 249.36

Getah 6.99 0.65 2044.63

Ubi jalar 3.44 0.88 1025.36

Ulat sagu 2.51 6.26 1054.27

Total 17.88 9.20 4373.62

Page 44: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

34

Lampiran 5 Perilaku makan kukang jawa

a) Kukang jawa juvenile

Individu Hari ke Frekuensi

Mencari

makan

Memilih

makan

Menggigit

makan

Mengunyah

makan

1

1 20.00 8.00 8.00 8.00

2 21.00 5.00 5.00 5.00

3 24.00 3.00 3.00 3.00

Total 65.00 16.00 16.00 16.00

Persentase frekuensi (%) 57.53 14.15 14.15 14.15

2

1 16.00 11.00 11.00 11.00

2 18.00 7.00 7.00 7.00

3 18.00 7.00 7.00 7.00

Total 52.00 25.00 25.00 25.00

Persentase frekuensi (%) 40.94 19.69 19.69 19.69

Persentase frekuensi

keseluruhan (%) 49.24 16.92 16.92 16.92

b) Kukang jawa dewasa

Individu Hari ke Frekuensi

Mencari

makan

Memilih

makan

Menggigit

makan

Mengunyah

makan

1

1 8.00 1.00 1.00 1.00

2 11.00 2.00 2.00 2.00

3 26.00 2.00 2.00 2.00

Total 45.00 5.00 5.00 5.00

Persentase frekuensi (%) 75.00 8.35 8.35 8.35

2

1 8.00 3.00 3.00 3.00

2 11.00 2.00 2.00 2.00

3 25.00 2.00 2.00 2.00

Total 44.00 7.00 7.00 7.00

Persentase frekuensi (%) 67.69 10.77 10.77 10.77

Persentase frekuensi

keseluruhan (%) 71.35 9.56 9.56 9.56

Page 45: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

35

Lampiran 6 Durasi perilaku makan kukang jawa

a) Kukang jawa juvenile

Individu Hari ke Durasi (menit)

Mencari

makan

Memilih

makan

Menggigit

makan

Mengunyah

makan

1

1 10.00 4.00 4.00 12.00

2 0.00 2.50 2.50 7.50

3 12.00 0.50 0.50 4.50

Total 22.00 7.00 7.00 24.00

Persentase durasi (%) 61.11 19.44 19.44 66.67

2

1 8.00 5.50 5.50 16.50

2 9.00 3.50 3.50 10.50

3 9.00 3.50 3.50 10.50

Total 26.00 12.50 12.50 37.50

Persentase durasi (%) 50.98 24.51 24.51 73.53

Persentase durasi

keseluruhan (%) 56.05 21.98 21.98 70.10

b) Kukang jawa dewasa

Individu Hari ke Durasi (menit)

Mencari

makan

Memilih

makan

Menggigit

makan

Mengunyah

makan

1

1 4.00 0.50 0.50 1.50

2 5.50 1.00 1.00 3.00

3 13.00 1.00 1.00 3.00

Total 22.50 2.50 2.50 7.50

Persentase durasi (%) 64.29 7.14 7.14 21.43

2

1 4.00 1.50 1.50 4.50

2 5.50 1.00 1.00 3.00

3 12.50 1.00 1.00 3.00

Total 22.00 3.50 3.50 10.50

Persentase durasi (%) 55.70 8.86 8.86 26.58

Persentase durasi

keseluruhan (%) 59.99 8.00 8.00 24.01

Page 46: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

36

Lampiran 7 Penggunaan waktu perilaku makan kukang jawa

a) Kukang jawa juvenile

Individu Hari ke Frekuensi

18.30-19.30 19.30-20.30 20.30-21.30

1 25.00 21.00 3.00

1 2 22.00 17.00 1.00

3 16.00 13.00 5.00

Total 63.00 51.00 9.00

Frekuensi rata-rata 21.00 17.00 3.00

1 28.00 19.00 3.00

2 2 24.00 16.00 1.00

3 21.00 15.00 4.00

Total 73.00 50.00 8.00

Frekuensi rata-rata 24.33 16.67 2.67

Frekuensi keseluruhan 22.67 16.83 2.83

b) Kukang jawa dewasa

Individu Hari ke Frekuensi

18.30-19.30 19.30-20.30 20.30-21.30

1 5.00 6.00 0.00

1 2 5.00 6.00 4.00

3 13.00 15.00 4.00

Total 23.00 27.00 8.00

Frekuensi rata-rata 7.67 9.00 2.67

1 5.00 6.00 6.00

2 2 5.00 6.00 3.00

3 13.00 15.00 4.00

Total 23.00 27.00 13.00

Frekuensi rata-rata 7.67 9.00 4.33

Frekuensi keseluruhan 7.67 9.00 3.50

Page 47: MANAJEMEN PEMELIHARAAN, KONSUMSI PAKAN DAN PERILAKU MAKAN KUKANG JAWA ... · 1 Objek penelitian kukang jawa 3 2 Sketsa denah kandang kukang di YIARI 9 3 Sarana dan fasilitas dalam

37

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 25 Oktober 1996 dari pasangan

Bapak Hariyadi dan Ibu Herlina. Penulis merupakan anak kedua dari dua

bersaudara, kakak bernama Dita Widya Aisyah. Pendidikan penulis di antaranya

TK Syntha, Dramaga (2000-2002), SDN Babakan Dramaga 04 (2002-2008),

SMPN 07 Bogor (2008-2011) dan SMAN 05 Bogor (2011-2014). Tahun 2014,

penulis diterima pada seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN)

jurusan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi Ikatan

Mahasiswa Bogor (IMB) dan Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya

Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA). Kegiatan yang pernah diikuti di antaranya

Praktek Umum Kehutanan (PUK) di Suaka Margasatwa Cikepuh-Situ Gunung-

Hutan Pendidikan Gunung Walat (2016), Eksplorasi Fauna Flora dan Ekowisata

Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Leuweung Sancang, Jawa Barat (2017)

dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bromo Tengger

Semeru, Jawa Timur (2017).

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis

menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Manajemen Pemeliharaan, Konsumsi

Pakan dan Perilaku Makan Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di YIARI, Bogor”

dibimbing oleh Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS dan Ir Lin Nuriah Ginoga, MSi.