penggunaan hormon iba terhadap …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09e00911.pdf ·...
TRANSCRIPT
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK EKALIPTUS
KLON IND 48
HASIL PENELITIAN
DELIMA NABABAN 041202031BUDIDAYA HUTAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48
Nama Delima Nababan NIM 041202031 Departemen Kehutanan Program Studi Budidaya Hutan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Afifuddin Dalimunthe SP MP Ketua Anggota
Dr Budi Utomo SP MP
Mengetahui
Ketua Departemen Kehutanan Dr Ir Edy Batara Mulya Siregar MS
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRACT
Delima Nababan The Use of IBA Hormone to the Growth Eucalyptus Clone IND 48 Under Academic Supervision by Afifudin Dalimunthe and Budi Utomo
This research purposed to get the affect of using IBA hormone to the growth eucalyptus clone IND 48 This research was hold on September until December 2008 in Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea The research is the use the non factorial chuster random design with ten time replay The parameter that observed in this research is the clone loring percentage the rootted clone percentage the shoot height the shoot diameter and dried root weighten the research of result showed that in giving the IBA hormone in kinds of concentration will affect different unread in the shoot length and shoot diameter from that clone and in 2000 ppm concentration will be better the result than in 4000 ppm and 8000 ppm concentration Key Words Apical shoot IBA hormone eucalyptus concentration clone
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRAK
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo
Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm
Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan
persentase tumbuh stek ekaliptus
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP
MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran
2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh
keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya
3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk
melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen
4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan
dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini
5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan
2004
Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan skripsi ini
Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa
penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang
akan membalaskannya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan Maret 2009
Delima Nababan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15
2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20
2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48
Nama Delima Nababan NIM 041202031 Departemen Kehutanan Program Studi Budidaya Hutan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Afifuddin Dalimunthe SP MP Ketua Anggota
Dr Budi Utomo SP MP
Mengetahui
Ketua Departemen Kehutanan Dr Ir Edy Batara Mulya Siregar MS
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRACT
Delima Nababan The Use of IBA Hormone to the Growth Eucalyptus Clone IND 48 Under Academic Supervision by Afifudin Dalimunthe and Budi Utomo
This research purposed to get the affect of using IBA hormone to the growth eucalyptus clone IND 48 This research was hold on September until December 2008 in Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea The research is the use the non factorial chuster random design with ten time replay The parameter that observed in this research is the clone loring percentage the rootted clone percentage the shoot height the shoot diameter and dried root weighten the research of result showed that in giving the IBA hormone in kinds of concentration will affect different unread in the shoot length and shoot diameter from that clone and in 2000 ppm concentration will be better the result than in 4000 ppm and 8000 ppm concentration Key Words Apical shoot IBA hormone eucalyptus concentration clone
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRAK
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo
Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm
Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan
persentase tumbuh stek ekaliptus
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP
MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran
2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh
keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya
3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk
melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen
4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan
dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini
5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan
2004
Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan skripsi ini
Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa
penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang
akan membalaskannya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan Maret 2009
Delima Nababan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15
2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20
2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRACT
Delima Nababan The Use of IBA Hormone to the Growth Eucalyptus Clone IND 48 Under Academic Supervision by Afifudin Dalimunthe and Budi Utomo
This research purposed to get the affect of using IBA hormone to the growth eucalyptus clone IND 48 This research was hold on September until December 2008 in Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea The research is the use the non factorial chuster random design with ten time replay The parameter that observed in this research is the clone loring percentage the rootted clone percentage the shoot height the shoot diameter and dried root weighten the research of result showed that in giving the IBA hormone in kinds of concentration will affect different unread in the shoot length and shoot diameter from that clone and in 2000 ppm concentration will be better the result than in 4000 ppm and 8000 ppm concentration Key Words Apical shoot IBA hormone eucalyptus concentration clone
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRAK
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo
Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm
Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan
persentase tumbuh stek ekaliptus
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP
MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran
2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh
keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya
3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk
melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen
4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan
dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini
5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan
2004
Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan skripsi ini
Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa
penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang
akan membalaskannya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan Maret 2009
Delima Nababan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15
2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20
2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ABSTRAK
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo
Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm
Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan
persentase tumbuh stek ekaliptus
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP
MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran
2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh
keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya
3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk
melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen
4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan
dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini
5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan
2004
Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan skripsi ini
Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa
penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang
akan membalaskannya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan Maret 2009
Delima Nababan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15
2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20
2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan
persentase tumbuh stek ekaliptus
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP
MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran
2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh
keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya
3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk
melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen
4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan
dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini
5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan
2004
Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan skripsi ini
Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa
penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang
akan membalaskannya
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan Maret 2009
Delima Nababan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15
2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20
2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15
2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20
2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Halaman
KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20
2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) 22
4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23
5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33
2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34
3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam
Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35
4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36
5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik
Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37
6 Data Perkembangan Akar 38
7 Data Pengamatan Suhu 39
8 Dokumentasi Penelitian 40
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus
mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan
bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi
dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan
keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif
pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI
(Khaerudin 1993)
Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna
produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat
berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan
perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis
besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara
generatif dan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan
cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya
(Astuti 2000)
Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah
dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT
Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini
belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus
Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba
Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting
dalam pertumbuhannya
Tujuan Penelitian
Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase
tumbuh stek ekaliptus
Hipotesis Penelitian
Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang
lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis
belum diketahui
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis
yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit
ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus
Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan
Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya
Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak
rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)
Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang
air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh
baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis
Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering
dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)
Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis
tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan
yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter
lebih dari 100 cm
Taksonomi IND 48
Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan
oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008
komunikasi pribadi)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut
Divisio Spermathophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dikotyledon
Ordo Myrtales
Family Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Species Eucalyptus pellita
Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)
Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi
spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara
yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara
yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan
(Widarto 1995)
Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau
vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif
beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan
secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara
kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan
benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara
maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)
pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi
genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)
Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian
dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-
bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah
caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit
yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah
tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga
penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)
Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki
keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi
masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara
cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi
pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas
tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek
dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan
dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan
(Irwanto 2003)
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan
kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah
batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal
untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang
sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan
kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan
penyakit (Redaksi Agromedia 2007)
Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga
diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi
ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga
dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai
kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk
menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak
demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun
sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah
(Wudianto 2000)
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan
oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek
sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa
bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu
membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek
batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)
Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh
dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang
dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa
faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan
donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya
Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu
kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek
pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada
media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang
tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan
pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem
floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang
dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda
(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di
kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)
Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang
harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut
1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif
masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas
2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang
jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah
pemangkasan
3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan
sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya
penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan
kematian pada stek
4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis
tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang
digunakan)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa
disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu
lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu
dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu
tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai
ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama
Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak
mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air
serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)
Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair
Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit
Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding
sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek
Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang
mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap
serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media
tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)
Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam
wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang
menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat
itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami
media (Wudianto 2000)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil
(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan
gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain
sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit
relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke
lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan
partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah
semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin
memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)
Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu
keberhasilan stek pucuk yaitu
1 Cahaya dan Kelembaban
Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang
juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang
memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen
diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi
ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan
2 Temperatur
Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C
sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek
Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh
dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin
ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap
proses fisiologis (Abidin 1982)
Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam
ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya
lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di
seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang
sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin
yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah
koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk
pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk
pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)
Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil
diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka
semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian
tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga
interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara
eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor
pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu
(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong
pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat
pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)
Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan
terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan
sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan
tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola
pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea
rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun
Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek
yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan
menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar
yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon
penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam
metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan
Widiarti 1990)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah
(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil
(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik
Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)
Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa
golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-
hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA
(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada
tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)
Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis
auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan
batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang
bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari
senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat
dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian
IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan
buah (Wikipedia 2007)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008
di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali
mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu
penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven
jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta
kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk
(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA
air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa
Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak
kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali
Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box
1-4 pada teras II
Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial
yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Yij = micro + τi + βj + Єij
dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada
ulangan ke-j
micro = nilai rerata (mean) harapan
τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA
βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA
Єij = pengaruh galat (experimental eror)
Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu
A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm
B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan indeks sebesar 5
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Prosedur Penelitian
1 Persiapan Media Perakaran
Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir
Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan
disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di
atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di
bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir
dilakukan dengan mesin pengaduk semen
2 Pengisian Tube
Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume
38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan
cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi
secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media
cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya
3 Pemanenan Coppice
Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini
akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya
ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen
biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau
mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang
mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama
baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah
bull Panjang 25-40 cm
bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama
bull Batang masih lentur belum berkayu
Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara
memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang
telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm
sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon
induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar
jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat
menyerap air dan mineral dari media
Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara
kerja
bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm
bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua
bull Batang coppice tidak berbentuk petak
bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah
termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk
bull Coppice harus dijaga agar tidak layu
4 Pemberian Hormon Akar
Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam
waktu singkat dengan berbagai konsentrasi
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
5 Penanaman
Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu
ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan
dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house
selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban
daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan
dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara
dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1
Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar
kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin
maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab
Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting
yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur
25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open
growing area)
Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House
Umur Bibit
(hari)
Durasi
(detik)
Rotasi
(menit)
1 - 15 25 5
16 - 31 25 7
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
6 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Persentase Hidup
Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut
hidup = 100xsteksemuahidupyangstek
sumsum
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
stek berakar = 100xsteksemua
berakaryangstek
sumsum
3 Tinggi Tunas
Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur
stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris
Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi
Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap
kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera
dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya
pertumbuhan stek
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
4 Diameter Tunas
Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir
tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan
sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi
tunas
5 Berat Kering Akar
Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik
yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur
parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian
masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan
kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke
dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1 Persentase Hidup
Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi
dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500
ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80
persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1
Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase
hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh
nyata
2 Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan
mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen
terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian
hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi
hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari
persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak
memberikan pengaruh nyata
3 Tinggi Tunas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa
stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-
rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap
satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini
dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada
Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa
pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek
pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48
(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat
pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm
4 Diameter Tunas
Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah
79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm
sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata
jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA
terhadap diameter tunas
Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi
terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata
diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm
5 Berat Kering Akar
Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai
55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar
menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA
Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15
Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita
Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi
terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata
berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797
Perlakuan
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Pembahasan
Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi
Parameter 0
ppm
500
ppm
1000 ppm
2000
ppm
4000 ppm
8000 ppm
Notasi
Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100
tn
Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn
Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200
28213
tn
Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn
Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn
Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA
berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas
Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)
sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum
bekerja pada jaringan target
Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh
karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses
perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol
persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan
bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika
dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik
dalam waktu relatif singkat
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2
ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA
(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat
cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan
diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk
pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan
dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat
dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang
dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai
cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat
terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun
organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui
faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban
kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan
Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung
beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi
fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang
termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban
intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh
Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada
kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada
berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000
ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti
(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ
stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu
menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek
yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel
Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa
suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek
bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari
pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak
pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan
suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda
Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk
auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada
jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)
mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di
dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung
koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang
walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada
pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk
pembentukan akar
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian
ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)
persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai
empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup
atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan
mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi
mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak
mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek
sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang
sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk
memperoleh makanan dari lingkungannya
Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat
pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas
terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun
keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini
disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai
tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan
makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk
melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin
membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena
akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal
pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat
menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)
Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm
diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena
hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses
pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan
menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar
rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat
disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu
dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu
dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda
nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan
stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000
ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman
Saran
Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik
dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh
mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu
dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung
Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]
Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]
Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung
Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta
Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar
Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta
Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta
Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]
Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta
Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta
SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor
Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan
Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta
Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid
Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90
B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80
D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90
F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100
Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932
F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250
Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228
c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050
Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425
Galat 45 2315286944 5145082098
Total 59 3241401722
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60
B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80
Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440
b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978
B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296
C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296
D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932
E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296
F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614
Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414
c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425
Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500
F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600
b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500
Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100
c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213
Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877
d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050
Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79
b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116
B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111
C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13
D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165
E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135
Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82
c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus
grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 13038
13416
13416
13784
13784
14142
13784
11832
07071
13038
127305 12731
B 08944
09487
14832
12649
14832
13784
15492
07071
14491
12247
123829 12383
C 14491
13416
15166
07746
10954
14832
13784
15492
13784
12649
132314 13231
D 13783
14491
16125
14491
15166
13416
15811
09487
16125
16432
145327 14533
E 14491
13784
14142
15811
13416
15492
13416
14491
15166
13784
143993 14399
F 14491
14491
15166
13416
08944
15811
15166
14142
14142
07746
133515 13352
Total 79238
79085
88847
77897
77096
87477
87453
72515
80779
75896
806283 80628
d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425
Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127
b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731
Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745
c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x
Eucalyptus pellita)
Perlakuan Kelompok
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793
Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384
d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425
Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 6 Data Perkembangan Akar
Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -
13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu
Tanggal Min Max Suhu Kelembaban
Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92
26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92
27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79
28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92
29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91
30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92
1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92
2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92
3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91
4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91
5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91
6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92
7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91
8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91
9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92
10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91
11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92
12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92
13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92
14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92
15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92
16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92
17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92
18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92
19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92
20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92
21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Media Cocopeat
Gambar 2 Hormon IBA
Gambar3 Cutting Tanaman Induk
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 4 Hasil Cutting
Gambar 5 Stek di Mist House
Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup
Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009
Gambar 7 Penanaman Stek
Gambar 8 Pengkabutan Mist House
Gambar 9 Bibit yang Hidup