penggunaan diuretik

Upload: randy-gipson

Post on 09-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penggunaan DiuretikDiuretic tiazid cocok baginkebanyakan penderita hipertensi ringan atau sedangan dengan fungsi ginjal dan jantung yang normal. Diuretic-diuretik yang lebih kuat (misalnya, yang bekerja pada lengkung Henle) diperlukan pada hipertensi berat, saat menggunakan obat lebih dari satu dengan sifat-sifat menahan natrium.Toksisitas DiuretikDalam pengobatan hipertensi, efek simpang diuretic yang paling sering (kecuali diuretic hemat kalium) adalah deplesi kalium. Diuretic bias juga menyebabkan deplesi magnesium, merusak toleransi glukosa dan meningkatkan kadar lipid serum. Selain itu, diuretic dapat meningkatkan kadar asam urat dan mencetus terjadinya gout.

a. Obat-obat yang Mengubah Sistem Saraf SimpatisObat-obat dalam kelompok ini diklasifikasikan menurut lokasi tempat diganggunya lengkung reflex simpatis.. obat-obat yang menurunkan tekanan darah dengan kerja pada system saraf pusat cendrun menyebabkan sedasi dan depresi mental serta bisa menyebabkan gangguan tidur. Obat yang bekerja menghambat transmisi melalui ganglion otonom menghasilkan toksisitas dari hambatan regulasi parasimpatis, sebagai tambahan transmisi melalui ganglion parasimpatis, sebagai tambahan blockade simpatis yang hebat. Obat yang menurunkan tekanan darah dengan mengubah fungsi simpatis dapat mendatangkan efek-efek kompensasi melalui mekanisme di luar saraf adrenergic. Sehingga, efek hipertensif setiap obat ini yang digunakan sebagai obat tunggal mungkin dihambat dengan retensi natrium oleh ginjal dan pertambahan volume darah. Karena alas an ini obat-obat antihipertensi simpatoplegik akan paling efektif bila digunakan bersama dengan diuretic.

b. Obat Simpatolegik yang Bekerja SentralMekanisme dan Tempat KerjaObat ini mengurangi aliran simpatis dari pusat-pusat vasoreseptor batang otak tetapi membiarkan pusat-pusat ini tetap atau bahkan meningkatkan kepekaannya terhadap control baroreseptor.

Metildopa Metildopa bermanfaat dalam pengobatan hipertensi ringan sempai sedang. Metildopa menurunkan tekanan darah terutama dengan mengurangi tahan pembukuh darah tepi, dengan derajat pengurangan denyut jantung dan curah jantung yang bervariasi.Refleks-refleks kardiovaskular umumnya tidak tertanggu setelah pemberian metildopa dan penurunan tekanan darah tidak sangat tergantung pada posisi tegak. Hipertensi postural (ortostatik) kadang-kadang terjadi, terutama penderita yang kekurangan cairan. Suatu keuntungan metildopa yaitu penurunan tahanan vascular ginjal yang disebabkannya.Farmakokinetik : memasuki otak dalam transfer asam amino aromatic. Dosis oral menghasilkan efek hipertensi maksimal dalam waktu 4-6 jam dan efeknya bisa menetap hingga 24 jam.

KlonidinEfek penurunan tekanan darah klonidin disebabkan oleh penurunan frekuensi jantung dan relaksasi vena-vena kapasitan, dengan suatu penurunan resistensi vascular perifer, khususnya ketika penderita posisi berdiri (ketika tonus simpatis biasanya meningkat).Penurunan tekanan darah arteri oleh klonidin disertai oleh penurunan tahanan vascular ginjal dan terpeliharanya aliran darah ginjal. Klonidin mengurangi tekanan darah pada posisi terlentang dan jarang sekali menyebabkan hipotensi postural. Efek presor klonidin tidak terlihat setelah pemberian dosis terapi, tetapi pada overdosis dapat terjadi hipertensi berat.Farmakokinetik : bersifat larut lemak dan memasuki otak dengan cepat melalui sirkulasi. Waktu paruh pendek maka haru sdiberi 2x sehariToksisitas : mulut kering dan keracunan obat. Tidak boleh diberikan pada penderita yang mempunyai resiko depresi mental dan obat haru sdihentikan bila depresi mental terjadi selama masa terapi.

c. Obat-obat Penyekat GanglionObat penyekat ganglion secara kompetitif memblok kolineseptor nikotinik pada saraf pascaganglion di ganglia simpatis dan parasimpatis. Selain itu, obat-obat ini bisa secara langsung menghambat kanal asitelkolin nikotinik, dengan cara yang sama seperti penyekat neuromuscular nikotini.Efek samping penyekat ganglion merupakan perluasan langsung dari efek farmakologisnya. Efek samping yang timbul mencakup baiksimpatoplegi (hipotensi ortostatik berlebihan dan disfungsi seksual) maupun parasimpatoplegi (konstipasi, retensi urinm pencetus glaukom, pandangan kabur, mulu tkering, dll). Karena toksisitas yang berat merupakan alasan utama ditingkalnaya obat penyekat ganglion ini.

d. Obat-obat Penyekat Saraf AdrenergikObat ini menurunkan tekanan darah dnegan mencegah fisiologi normal pelepasan norepinefrin dari saraf simpatis pascaganglion.GuanetidinGuanetidin menghambat pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf simpatis. Efek ini dapat menyebabkan simpatoplegi pada pasien. Mekanisme dan tempat kerja : Guanetidin ditranspor melewati membram saraf simpatis (NET, ambilan 1), ambilan sangat diperlukan bagi kerja obat tersebut. Setelah guanetidin masuk ke dalam saraf akan dikumpulkan didalam vesikel-vesikel transmitter, tempat guanetidin menggantikan norepinefrin. Karena menggantikan norepinefrin, guanetidin perlahan-lahan mendeplesi simpanan norepinefrin di ujung saraf. Farmakokinetik dan dosis : waktu paruh panjang (5 hari), serangan simpatologi guanetidin berjalan perlahan (efek maksimal dalam 1-2 minggu) dan simpatologi menetap untuk periode waktu tertentu setelah penghentian terapi. Dosis guantetidin tidak boleh ditingkatkam dalam interval waktu yang kurang dari 2 minggu.Toksisitas : dapat menyebabkan hipotensi postural simtomatik dan hipertensi setelah latihan fisik, dan bisa menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung dan otak yang berbahaya atau bahkan terjadi syok berat.

ReseperinMekanisme dan tempat kerja : reseperin menghambat kemampuan vesikel-vesikel transmitter aminergik untuk mengambil dan menyimpan amin-amin biogenic, kemungkinan dengan cara mengganggu vesicular membrane-associated transporter (VMAT). Efek ini terjadi diseluruh tubuh, menyebabkan deplesi norepinefrin, dopamine dan serotonin dalam saraf-saraf sentral dan perifer.Farmakokinetik dan dosis : lihat tableToksisitas : pada dosis rendah dapat menyebabkan hipoten si postural ringan. Pada dosis tinggi dapat menyebabkan sedasi, kelelahan, mimpi buruk, dan depresi mental berat, kadang-kadang terjadi pada penderita yang mendapatkan dosis rendah (0,25 mg/hari). Resip-erin cukup sering menyebabkan diare ringan dank ram saluran cerna serta meningkatkan sekresi asam lambung dan tidak boleh digunakan pada penderita dengan riwayat ulkus peptikum.

e. Antagonis AdrenoseptorPropanololPropanolol adalah obat penyekat beta pertama yang efektif untuk pengobatan hioertensi dan penyakit jantung iskemik. Mekanisme kerja : menurunkan tekanan darah terutama akibat pengurangan curah jantung. Propanolol mengambat stimulasi produksi rennin oleh katekolamin (melalui reseptor 2). Tampaknya efek propanolol sebagian disebabkan oleh penekanan terhadap system renin- angiotensin-aldosteron. Walaupun paling efektif pada pasien dengan aktivitas plasma rennin yang tinggi, propanolol juga menurunkan tekanan darah pada hipertensi dengan aktivitas rennin yang normal atau bahkan yang rendah. Penyekat dapat juga bekerja pada adrenoseptor prasinaps perifer untuk mengurangi aktivitas saraf simpatis penyebab vasokonstriktor.Pada hipertensi ringan sampai sedang propanolol menghasilkan penurunan tekanan darah bermakna tanpa hipotensi postural yang nyata.Farmakokinetik dan dosis : lihat table, propanolol dapat diberikan 1x atau 2x sehari dan tersedia sediaan lepas lambat.Toksisitas : ketika propanolol dihentikan setelah pemakaian regular jangka panjang, beberapa pasien mengalami suatu sindrom putus obat (withdrawal syndrome) yang ditandai dengan kegugupann, takikardia, peningkatan intensitas, angina atau peningkatan tekanan darah.

f. Obat-obat Penyekat Beta Lainnya1. MetoprololMetoprolol lebih kurang sama poten dengan propranolol dalam menghambat stimulasi adrenoseptor 1 seperti yang terdapat pada jantung seperti 50-100 kali lipat lebih lemah dibanding propanolol dalam menghambat reseptor 2. Walaupun metoprolol disatu sisi sangat mirip dengan propanolol sifat kardiosetif relatifnya bisa menguntungkan dalam pengobatan pasien hipertensi yang jug amenderita asma, diabetes atau penyakit vascular perifer.

2. Nadolol, Karteolol, Atenolol, Betaksolol dan BisoprololNadolol dan kartenolol antagonis reseptor beta yang nonselektif dan atenolol suatu penyekat 1 yang selektif, sangat sedikit dimetabolisme dan dieksresikan dalam jumlah cukup di urin. Betaksolol dan bisoprolol adalah suatu penyekat 1 selektif, yang terutama dimetabolisme di hati tetapi mempunyai waktu paruh yang panjang. Nadolol dimulai pada dosis 40 mg/hari, atebolol pada dosis 50 mg/hari, karteolol pada dosis 2,5 mg/hari, betaksolol pada dosis 10 mg/hai, dan bisoprolol pada dosis 5 mg/hari.

3. Pindolol, Asetobutolol dan PenbutololPindolol, asetobutolol dan penbutolol merupakan agonis parsial, yaitu penyekat beta yang memiliki aktivitas simpatomimetik instriktik. Dapat menguntungkan bagi pasien bradiaritmia atau vascular perifer. Dosis harian pindolol dimulai pada 10 mg, acebutolol 400 mg, dan penbutolol 20 mg.

4. Labetalol dan KarvediloiLabetalol berguna dalam pengobatan hipertensi pada feokromositoma dan hipertensi emergensi. Dosis oral harian labetalol berkisar dari 200-24o mg/hari. Lebetalol diberikan melalui suntikan bolus intravena 20-80 mg berualng untuk mengobati hipertensi emergensi.Karvedilol seperti labetalol diberikan dalam bentuk campuran rasemik. Rata-rata waktu paruhnya adalah 7-10 jam. Dosis awal karvedilol yang biasa digunakan untuk hipertensi biasa adalah 6,25 mg, dua kali sehari.

5. EsmololEsmolol adalah penyekat-1, selektif yang di metabolism dengan cepat melalui prosess hidrolisis dengan esterase-estrase sel darah merah. Obat ini memiliki waktu paruh yang pendek (9-10 menit) dan diberikan infuse secara terus-menerus. Esmolol diberikan dalam bentuk loading dose (0,5 mg/kg), diikuti dengan pemberian infuse dengan dosis tetap. Infuse, umumnya dimulai pada 50-150 mcg/kg/menit dan dosisnya dinaikkan setiap 5 menit, hingga 300 mcg/kg/menit, sebagaimana dibutuhkan untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan. Esmolol digunakan untuk mengendalikan hipertensi intra dan pascaoperasi dan kadang-kadang untuk hipertensi emergensi, khususnya pada hipertensi disebabkan oleh takikardia.

Prazosin dan Penghambat -1 LainnyaMekanisme dan KerjaPenyekat alf amenurunkan tekanan arteri dengan cara mendilatasi pembuluh darah baik resistan maupun kapasitan. Retensi garam dan cairan terjadi bila obat ini diberikan tanpa disertai suatu diuretic. Farmakokinetik dan dosis : sifat-sifat parazosin lihat table. Terazosin memiliki waktu paruh 12 jam dan doksazosin memiliki bioavaibilitas sedang dan waktu paruh selama 12 jam. Terazosin dapat diberikan sekali sehari, dengan dosiss 5-20 mg/hari. Doksazosin biasanya diberikan sekali sehari dimulai dengan 1 mg/hari dan ditingkatkan sampai 4 mg/hari atau lebih sesuai kebutuhan.

Obat-obat Penyekat Adrenoseptor Alfa LainnyaVasodilatorMekanisme dan tempat kerja Golongan obat ini terdapat vasodilator oral, hidralazin dan minoksidil yang digunakan untuk pengobatan jangk apanjang pada pasien rawat jalan. Vasodilator parentral, nitropusid, diazoksid, dan fenoldopam yang digunakan untuk mengobati hipertensi emergensi. Dan penyekat kanal kalsium digunakan untuk pengobatan hipertensi berobat jalan maupun hipertensi emergensi.

HidralazinHidralazin, suatu derivate hidrazin melebarkah arteriol tetapi vena tidak.Farmakokinetik dan dosis