penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

23
Penggunaan Ampas Tahu Sebagai Pengganti Pakan Ikan Buatan Pabrik Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia. Dosen Pengampu : Nanang Bustanul Fauzi, S.S. Disusun Oleh : Wiwit Nor Indahsari (135080501111059) Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Upload: wiwit-nor-indahsari-ii

Post on 23-Oct-2015

918 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

Penggunaan Ampas Tahu Sebagai Pengganti Pakan Ikan Buatan Pabrik

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dosen Pengampu : Nanang Bustanul Fauzi, S.S.

Disusun Oleh :

Wiwit Nor Indahsari

(135080501111059)

Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Malang

2013

Page 2: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Bahasa

Indonesia dengan judul “Penggunaan Ampas Tahu Sebagai Pengganti Pakan Ikan Buatan

Pabrik”.

Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan rasa terima kasih

kepada dosen yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun khususnya.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat kami harapkan agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi di

masa mendatang.

                                                                                                     Penyusun

Page 3: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................i

Daftar isi..................................................................................................................ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang……………………………………………………………......1

1.2. Rumusan masalah…………………………………………………..………. 1

1.3. Tujuan……………………………………………….……………………….2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pakan Ikan.......................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Pakan Buatan...................................................................3

2.1.2 Jenis-Jenis Pakan Buatan...................................................................3

2.1.2.1 Pakan Tambahan.................................................................3

2.1.2.2 Pakan Suplemen..................................................................3

2.1.2.3 Pakan Utama.......................................................................4

2.2 Ampas Tahu.....................................................................................................4

2.2.1 Asal Ampas Tahu....................................................................................4

2.2.2 Nilai Gizi dan Potensi Ampas Tahu........................................................5

2.2.3 Pengolahan dan Pengawetan Ampas Tahu.............................................6

2.3 Pembuatan Pakan Ikan dari Ampas Tahu.......................................................6

2.3.1 Proses Pembuatan Silase ....................................................................6

Page 4: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

2.3.2 Proses Fermentasi ..............................................................................8

2.4 Keuntungan Pembuatan Pakan Ikan dari Ampas Tahu...................................9

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................11

3.2 Saran................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pakan buatan terdiri atas beberapa jenis, salah satu pakan buatan yang paling

banyak dikenal adalah jenis pelet, yaitu pakan yang berbentuk butiran. Permasalahan

yang sering menjadi kendala yaitu penyediaan pakan buatan ini memerlukan biaya yang

relatif tinggi, bahkan mencapai 60–70% dari komponen biaya produksi. Umumnya harga

pakan ikan yang terdapat di pasaran relatif mahal.

Alternatif pemecahan yang dapat diupayakan adalah dengan membuat pakan

buatan sendiri melalui teknik sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan

baku yang relatif murah. Tentu saja bahan baku yang digunakan harus memiliki

kandungan nilai gizi yang baik yaitu yang mudah didapat ketika diperlukan, mudah

diolah dan diproses, mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ikan, dan berharga murah.

Misalnya ampas tahu adalah sisa industri yang masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan

baku pakan yang memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup tinggi. Ikan-

ikan rucah yang tidak bernilai ekonomis lagi, darah sapi potong yang terbuang, semua ini

masih dapat menjadi sumber protein bagi ikan. Daun keladi yang biasanya tumbuh di

sekitar kolam dapat juga digunakan sebagai pakan ikan.

Potensi ampas tahu di indonesia cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia

tercatat pada tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak

85.988 ton. Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk membuat tahu dan

konversi kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100%-112%, maka jumlah ampas

tahu tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48,153 ton di Jawa Barat

(http//bisnisukm.com).

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah pengertian pakan, fungsi dan jenis-jenisnya ?

2. Apa saja yang terkandung dalam ampas tahu sebagai bahan baku pembuatan pakan

ikan ?

3. Bagaimana cara pembuatan pakan ikan dengan ampas tahu sebagai bahan

bakunya ?

4. Apa saja keuntungan dari membuat pakan ikan berbahan dasar ampas tahu

Page 6: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pakan ikan, apa saja fungsi dan jenis-jenis pakan

ikan

2. Agar kita bisa mengetahui kandungan pada ampas tahu untuk pembuatan pakan

ikan

3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembuatan pakan ikan dengan berbahan

dasar ampas tahu

4. Untuk mengetahui keuntungan dari pembuatan pakan ikan berbahan dasar ampas

tahu baik untuk ikan itu sendiri maupun untuk peternak ikan.

Page 7: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pakan ikan

Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan).

Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi

pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Zat yang terpenting dalam pakan

adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak,

karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang.

2.1.1 Pengertian Pakan Buatan

Dalam budidaya ikan, tidak ada yang lebih penting selain pengadaan pakan

buatan yang baik dan memaksimalkan tingkat konsumsi pakan. Apabila tidak ada

pakan yang dikonsumsi, ikan tidak akan mengalami pertumbuhan, bahkan akan

mengalami kematian. Apabila pakan yang dikonsumsi kurang memadai, ikan tidak

mampu mempertahankan kesehatannya.

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan

pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan sebaiknya pada pertimbangan kebutuhan

nutrien ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan pertimbangan yang

baik, dapat dihasilkan pakan buatan yang disukai ikan, tidak mudah hancur di dalam

air dan aman bagi ikan.

2.1.2 Jenis-Jenis Pakan Buatan

Dalam budidaya ikan secara intensif, pakan buatan sengaja disediakan untuk

memenuhi kebutuhan ikan. Berdasarkan tingkat kebutuhannya, pakan buatan dapat

dibagi menjadi tida kelompok, yaitu :

2.1.2.1 Pakan Tambahan

Pakan tambahan adalah pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi

kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah

mendapatkan dari alam, namun jumlahnya belum memadai untuk tumbuh

dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai pakan tambahan.

2.1.2.2 Pakan Suplemen

Page 8: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menambah

komponen (nutrisi) tertentu yang tidak mampu disediakan oleh pakan

alami.

2.1.2.3 Pakan Utama

Pakan utama adalah pakan yang sengaja dibuat untuk meggantikan

sebagian besar atau keseluruhan pakan alami. Fungsi pakan buatan

sebagai pakan utama umumnya dijumpai dalam usaha budi daya ikan

secara intensif.

2.1.3 Fungsi Pakan

Bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai peranan sangat penting sebagai

sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Selain

itu, pakan juga dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghasilkan

warna dan rasa tertentu. Fungsi lainnya diantaranya yaitu sebagai pengobatan,

reproduksi, perbaikan metabolisme lemak dll. Namun pemberian pakan berlebih dapat

membuat hewan peliharaan menjadi rentan terhadap penyakit, produktifitasnya pun

akan menurun.

2.2 Ampas tahu

2.2.1 Asal Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu yang banyak

terdapat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Oleh karena itu untuk menghasilkan

ampas tahu tidak terlepas dari proses pembuatan tahu. Pembuatan tahu terdiri dari dua

tahapan : (1) Pembuatan susu kedelai, dan (2) penggumpalan protein dari susu kedelai

sehingga selanjutnya tahu dicetak menurut bentuk yang diinginkan.

Page 9: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

2.2.2 Nilai Gizi dan Potensi Ampas Tahu

Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber

protein. Korossi (1982) menyatakan bahwa ampas tahu lebih tinggi kualitasnya

dibandingkan dengan kacang kedelai. Sedangkan Pulungan, dkk. (1985) melaporkan

bahwa ampas tahu mengandung NDF, ADF yang rendah sedangkan presentase protein

tinggi yang menunjukkan ampas tahu berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan

kering rendah. Komposisi zat gizi ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Zat Zat Makanan Ampas Tahu

Page 10: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai

nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena

bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak.

Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro

yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1

ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983). Di samping memiliki

kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat

yang akan mengganggu penyerapan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co,

Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).

2.2.3 Pengolahan dan Pengawetan Ampas Tahu

Ampas tahu memiliki kadar air dan protein yang cukup tinggi sehingga bila

disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur. Menurut Prabowo,

dkk., (1983) bahwa ampas tahu dapat disimpan dalam jangka waktu lama bila

dikeringkan terlebih dahulu. Biasanya ampas tahu kering digunakan sebagai

komponen bahan pakan unggas. Untuk memperoleh ampas tahu kering, dilakukan

dengan menjemur atau memasukkannya ke dalam oven sampai kering, kemudian

digiling sampai menjadi tepung (IMALOSITA-IPB, 1981). Bila mengawetkan ampas

tahu secara basah dapat dilakukandengan pembuatan silase tanpa menggunakan stater.

Terlebih dahulu ampas tahu dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar

air mencapai kira-kira 75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik

tertutup rapat supaya udara tidak dapat masuk. Setelah tertutup disimpan minimal 21

hari dan digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Penyimpanan dengan cara pembuatan silase dapat mengawetkan ampas tahu

sampai 5-6 bulan (Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat, 1999). Pembuatan silase

ampas tahu dapat dicampur dengan bahan pakan lain.

2.3 Pembuatan Pakan Ikan dari Ampas Tahu

2.3.1Proses pembuatan Silase

Menurut Cullison dan Lowrey (1987), silase adalah pakan hasil pengawetan dari

bahan yang berkadar air tinggi, umumnya hijauan rumput, dibawah kondisi anaerob

alam tempat yang disebut silo, sedangkan menurut Susetyo (1980) silase adalah bahan

pakan yang telah disimpan dalam keadaan anaerob dengan maksud mempertahankan

warna dan palatabilitasnya walaupun telah disimpan beberapa waktu lamanya.

Page 11: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

Ensilase adalah proses pembuatannya sedangkan tempat pembuatannya dinamakan

silo (Bolsen dan Sapienza, 1983).

Proses pembuatan silase memerlukan waktu 2 sampai 3 minggu (Cullison dan

Lowrey, 1987). Menurut Bath dkk (1985), pembentukan asam asetat berlangsung

selama 3 sampai 5 hari pertama dan dilanjutkan dengan pembentukan asam laktat dan

berhenti pada sekitar hari ke 20 dimana pH mencapai sekitar 4,0. Secara garis besar

proses pembuatan silase terdiri dari empat fase (Bolsen dan Sapienza, 1983), yaitu :

1) Fase Aerob

Fase ini dimulai sejak bahan dimasukkan ke dalam silo. Untuk menghindari

dampak negatif dari fase aerob ini, maka pengisian dan penutupan silo harus

dilakukan dalam waktu singkat dan cepat.

2) Fase Fermentatif

Fase ni merupakan masa aktif pertumbuhan bakteri penghasil asam laktat.

Bakteri tersebut akan memfermentasi gula menjadi asam laktat disertai produksi

asam asetat, etanol, karbondioksida, dan lain-lain. Masa fermentatif aktif

berlangsung selama 1 minggu-1 bulan. Fermentasi gula yang cepat oleh bakteri

penghasil asam laktat disebabkan oleh rendahnya pH akan menghentikan

pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan.

3) Fase Stabil.

Fase ini terjadi setelah masa aktif pertumbuhan bakteri asam laktat berakhir.

Faktor utama yang berpengaruh pada kualitas silase selama fase ini adalah

permeabilitas silo terhadap oksien. Tingkat kehilangan bahan kering dapat

dikurangi jika silo ditutup dan disegel dengan baik sehingga hanya sedikit sekali

aktivitas mikroba yang dapat terjadi pada fase ini.

4) Fase Pengeluaran Silase

Fase ini dimulai pada saat silo dibuka dan siasenya diberikan kepada ikan.

Pada fase ini oksigen bebas akan mengkontaminasi permukaan silase yang

terbuka, sehingga menyebabkan perkembangan mikroorganisme aerob.

Tabel 2. Perbandingan komposisi ampas tahu dengan silase ampas tahu

Protein Air Serat Kasar pH

Ampas Tahu 24,02 % 90,18 % 21,55% -

Silase Ampas Tahu 27,99 % 83,18 % 21,42 % 3-4

Dilihat dari komposisinya, kandungan protein silase ampas tahu cukup tinggi,

namun serat kasarnya juga cukup tinggi. Karena serat kasar cukup tinggi maka

penggunaannya harus dibatasi. Ikan nila gift termasuk ikan omnivora yang cenderung

Page 12: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

herbivora. Hasil penelitian Mudawanah (2005) menunjukkan bahwa penggunaan

ampas tahu yang ditepungkan dalam pelet sebanyak 30% tidak menghambat

pertumbuhan benih ikan gurame.

Protein nabati dalam pelet komersial yang biasa digunakan adalah tepung

kedele. Menurut Ensminger (1993) maksimal penggunaan tepung kedelai pada ikan

adalah 50 %. Silase Ampas tahu merupakan hasil pengawetan ampas tahu, yang bahan

asalnya dari kacang kedelai. Penggunaan silase ampas tahu 50% dalam pelet

diharapkan dapat mengganti penggunaan tepung kedele dan tepung ikan yang masih

merupakan bahan impor pada industri pelet komersial.

2.3.2 Proses Fermentasi

Pada tahap ini kami menggunakan mikroba Aspergillus niger. Miwandono dan

Siregar (2004) mencatat bahwa pemanfaata mikroba A. niger dalam proses fermentasi

mampu meningkatkan kadar protein dari 15,40% menjadi 23,40%, dan meningkatkan

daya cerna bahan jika dimanfaatkan oleh ternak unggas. Tahap pertama yang

dilakukan adalah menentukan perbandingan ampas tahu dan tepung tapioka.

Masing-masing 100 gram bahan campuran ampas tahu dan tapioka ditingkatkan

kadar airnya menjadi 70% dengan penambahan akuades kemudian dikukus selama

30menit, didinginkan dan diinokulasi menggunakan A. niger sebanyak 9 mL/100 g

bahan (Kepadatan A. niger 101) kemudian diinkubasi pada suhu ruang secara aerob 4

hari dan diikuti dengan sistem anaerob selama 3 hari.

Umumnya pada saat proses fermentasi terjadi pelepasan molekul air. Pada

percobaan diatas selama proses fermentasi terjadi penurunan kadar air yang tidak

cukup tajam berkisar 13,05% - 29,72%. Pada penelitian Azwar dan Melati (2009),

penurunan molekul air pada proses fermentasi tepung maggot terjadi penurunan kadar

air cukup tajam yaitu berkisar 76,49% hingga 69,91%. Penurunan kadar air terjadi

untuk setiap proses fermentasi hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan

senyawa kompleks menjadi senyawa lebih sederhana.

Untuk cara paling mudah yaitu dengan menggunakan starter. Sebelumnya

persiapkan bahan-bahan pembuatan pakan lele dari Ampas Tahu sebagai berikut:

1. Ampas Tahu 5 Kg, yang harganya berkisar Rp. 150/kg

2. Dedak Halus 5 Kg, yang harganya berkisar Rp. 800/kg

3. Tepung Ikan 1 Kg, yang setiap kilogramnya diperkirakan Rp. 5000

4. Tetes Tebu/Molases 1 liter, yang harga tiap liternya diperkirakan Rp. 1500/L

5. Probiotik(EM4-Perikanan) : 200 ml, yang harga tiap liternya diperkirakan Rp.

20.000/L. Artinya setiap pembelian dapat digunakan 5 kali pemakaian.

Page 13: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

6. Ragi Tempe 2 sdm, yang harganya berkisar Rp. 15.000/500 g. Disimpulkan, satu

bungkus ragi dapat digunakan untuk berpuluh-puluh kali pemakaian.

Setelah seluruh bahan dicampur dan diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam

drum/ember/kantong plastik yang diberi lobang udara dengan menggunakan selang

untuk mengalirkan gas/udara yang ujungnya ditutup plastik atau bekas gelas air

mineral tetapi jangan terlalu tertutup rapat (sebagian terbuka untuk keluar masuknya

oksigen). Kemudian simpan dan dibiarkan selama +/- 5 hari agar terjadi proses

fermentasi secara alami. Setelah di fermentasi 5 hari, pakan sudah bisa dimanfaatkan.

2.4 Keuntungan pembuatan pakan dr ampas tahu

Pada pembuatan tahu secara tradisional dilakukan secara manual, sehingga akan

dihasilkan ampas tahu dengan kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengolahan secara mekanis. Ampas tahu biasanya berasal dari kacang kedele yang telah

dimasak, sehingga ampas tahu mempunyai nilai biologis yang lebih tinggi daripada biji

kedelai itu sendiri (Winarno, 1985).

Ampas tahu memiliki daya tahan yang rendah, karena ampas tahu segar masih

mengandung kadar air tinggi yaitu sekitar 84,5 persen dari bobotnya. Ampas tahu basah

akan segera menjadi rusak dalam waktu 2-3 hari sehingga tidak disukai oleh ikan.

Masalah ini dapat ditangani dengan cara dijemur atau di dalam oven lalu digiling

sehingga menjadi tepung, namun dalam pelaksanaannya banyak mengalami kendala.

Ampas tahu kering mengandung kadar air sekitar 10,0 – 5,5 persen (Pulungan dkk. 1984).

Usaha peningkatan daya awet ampas tahu selama penyimpanan, dan sekaligus

peningkatan nilai gizi ampas tahu perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah pemberian

dalam ransum ikan. Salah satu usaha adalah dengan pembuatan silase. Bolsen dan

Sapienza (1993) mengemukakan bahwa dalam pembuatan silase akan berlangsung proses

fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Bahan makanan yang telah mengalami

fermentasi biasanya mempunyai nlai gizi yang lebih tinggi dari asalnya.

Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan ampas tahu merupakan pakan alternatif

yang sedang diminati para petani. Pakan ampas tahu selain biaya produksinya rendah

disbanding pakan sejenisnya, pakan ampas tahu ini juga dapat mempercepat pertumbuhan

ikan. Menurut hasil penilitian terbaru, karena proses pembuatan pakan ampas tahu

dengan fermentasi, dalam pakan ini mengandung yang alkohol. Kandungan alkohol

Page 14: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

dalam pakan ampas tahu ini dapat menggantikan fungsi hormon untuk proses sexreversal

untuk proses sex reversal.

Penggunaan hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan akan memberikan

dampak yang kurang baik bagi konsumen pengkonsumsi daging ikan yang

pembudidayaan secara sex reversal dengan hormon untuk proses sexreversal. Dampak

dari penggunaan hormon untuk proses sexreversal ini antara lain jumlah hormon untuk

proses sexreversal dalam tubuh organisme penmgkonsumsi akan berlebih, sehingga sifat

kejantanan dari organisme akan lebih mendominasi. Hal ini sangat berbahaya bagi

manusia, misalnya wanita karena mengkonsumsi ikan yang disexreversal dengan hormon

dapat menghilangkan ciri kewanitaannya, begitu juga pada laki-laki.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk perkiraan harga bahan-bahan

pembuat pakan ikan menggunakan ampas tahu total adalah Rp. 21.000 dan menghasilkan

pakan lebih dari 5 kg. Sedangkan apabila kita menggunakan pakan buatan pabrik, yang

harganya di perkirakan sekitar Rp. 5000 per 250 -500 gramnya. Bandingkan saja dari segi

biayanya. Selain itu juga, menggunakan pakan buatan sendiri tidak menyebabkan kotoran

berlebihan pada kolam. Gizi pada ikan juga terpenuhi dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 15: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan

pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan sebaiknya pada pertimbangan

kebutuhan nutrien ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan

pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pakan buatan yang disukai ikan, tidak

mudah hancur di dalam air dan aman bagi ikan. Jenis-jenis pakan buatan ada tiga,

yaitu : 1) Pakan Tambahan, 2) Pakan Suplemen, dan 3) Pakan Utama.

Ampas Tahu berpotensi sebagai pakan buatan untuk ikan. Prabowo dkk., (1983)

menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi

daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari

kedelai yang telah dimasak.

Salah satu cara memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan ikan adalah dengan

proses silase atau juga bisa dengan proses fermentasi.

Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan ampas tahu merupakan pakan

alternatif yang sedang diminati para petani. Pakan ampas tahu selain biaya

produksinya rendah disbanding pakan sejenisnya, pakan ampas tahu ini juga dapat

mempercepat pertumbuhan ikan. Menurut hasil penilitian terbaru, karena proses

pembuatan pakan ampas tahu dengan fermentasi, dalam pakan ini mengandung yang

alkohol. Kandungan alkohol dalam pakan ampas tahu ini dapat menggantikan fungsi

hormon untuk proses sexreversal untuk proses sex reversal.

3.2 Saran

Selain biaya produksinya murah, ampas tahu juga mengandung banyak protein.

Meskipun memiliki kadar air yang berlebihan, namun bisa diatasi dengan dikeringkan,

dioven atau difermentasi. Namun hal tersebut tidak mengurangi nilai gizi dari ampas

tahu. Seperti sudah dijelaskan keuntungan membuat pakan dari ampas tahu, semoga

menjadi pertimbangan para petani ikan untuk memanfaatkan ampas tahu sebagai

pakan buatan. Karena hal ini juga dapat membantu mengurangi limbah pembuatan

tahu yang berlebihan.

Page 16: penggunaan ampas tahu sebagai bahan pengganti pakan ikan buatan pabrik

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan Evi L. 2005. Pakan ikan dan perkembangannya. Yogyakarta : Kanisius.

Melati, I., Zafril I A, dan Titin K.2010. Pemanfaatan Ampas Tahu Terfermentasi Sebagai

Subtitusi Tepung Kedelai dalam Formulasi Pakan Ikan Patin. Bogor : Balai riset

Perikanan Budidaya.

Nasution, E Z. 2006. Studi Pembuatan Pakan Ikan dari Campuran Ampas Tahu, Ampas

Ikan, Darah sapi Potong, dan Daun Keladi yang Disesuaikan dengan Standar

Mutu Pakan Ikan. Jurnal Sains Kimia, 10 (1). Medan : 40–45.

Setyono, 2010;2 dan 5. Diktat Mata Kuliah Aquaculture Engenering. Malang : Jurusan

Perikanan Fakultas Pertanian Peternakan UMM

Tarmidi, A R. 2002. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Pakan Ruminansia.

Bandung : Univirsitas Padjajaran

URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Pakan diakses pada tanggal 4 Januari 2014 pukul 9.39

WIB.

URL : http://lositasustri.blogspot.com/2012/10/kandungan-protein-pada-pelet-ikan-

yang.html diakses pada 5 januari 2014 pukul 9.04 WIB.