pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa fkui tentang …

16
1 Universitas Indonesia PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG ASUPAN KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TAHUN 2011 Oleh : Titi Mudjiati; Pembimbing : Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ABSTRAK Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai oleh penurunan densisitas massa tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah, disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium pada usia muda. Secara tidak langsung, pengetahuan, sikap dan perilaku seorang individu berperan terhadap kebiasaan dalam mengkonsumsi kalsium. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang asupan kalsium serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan desain Cross-sectional. Sebanyak 108 subyek telah di pilih secara random. Pada awal penelitian, subyek diminta mengisi identitas umum berupa nama, usia, asal pulau, pendidikan & pekerjaan orangtua, dan dilakukan pengukuran TB, BB, dan lingkar badan, kemudian subyek harus mengisi kuisioner pengetahuan, sikap dan perilaku tentang asupan kalsium. Di akhir penelitian, peneliti menganalisis seluruh data yang didapatkan dan mencari hubungan diantaranya. Sebanyak 76,9% responden memiliki pengetahuan baik, 84,3 % memiliki sikap positif dan 82,4% memiliki perilaku kurang. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap tentang asupan kalsium (p > 0,05; fisher2 sided), dan antara pengetahuan dengan perilaku tentang asupan kalsium (p > 0,05; fisher2 sided). Namun untuk pengujian kategori sikap terhadap perilaku tentang asupan kalsium didapatkan hubungan bermakna (p < 0,05; fisher2 sided). Tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, dan asal daerah dengan pengetahuan tentang asupan kalsium (p>0,05; Chi Square), dan antara tingkat pendidikan orangtua dengan pengetahuan subyek tentang asupan kalsium (p>0,05; kolmogorov-Smirnov). Pengetahuan tentang asupan kalsium tidak memiliki hubungan bermakna dengan sikap dan perilaku terhadap asupan kalsium, sedangkan sikap tentang asupan kalsium memiliki hubungan bermakna dengan perilaku tentang asupan kalsium. Kata kunci :pengetahuan tentang asupan kalsium, sikap tentang asupan kalsium, perilaku tentang asupan kalsium, asupan kalsium, osteoporosis Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

1 Universitas Indonesia

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI

TENTANG ASUPAN KALSIUM

SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

TAHUN 2011

Oleh : Titi Mudjiati; Pembimbing : Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

ABSTRAK

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai oleh penurunan densisitas massa tulang sehingga

tulang menjadi rapuh dan mudah patah, disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium pada usia muda.

Secara tidak langsung, pengetahuan, sikap dan perilaku seorang individu berperan terhadap

kebiasaan dalam mengkonsumsi kalsium. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan

antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang asupan kalsium serta faktor-faktor yang berhubungan.

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan desain Cross-sectional.

Sebanyak 108 subyek telah di pilih secara random. Pada awal penelitian, subyek diminta mengisi

identitas umum berupa nama, usia, asal pulau, pendidikan & pekerjaan orangtua, dan dilakukan

pengukuran TB, BB, dan lingkar badan, kemudian subyek harus mengisi kuisioner pengetahuan,

sikap dan perilaku tentang asupan kalsium. Di akhir penelitian, peneliti menganalisis seluruh

data yang didapatkan dan mencari hubungan diantaranya. Sebanyak 76,9% responden memiliki

pengetahuan baik, 84,3 % memiliki sikap positif dan 82,4% memiliki perilaku kurang. Tidak

terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap tentang asupan kalsium (p > 0,05;

fisher2 sided), dan antara pengetahuan dengan perilaku tentang asupan kalsium (p > 0,05; fisher2

sided). Namun untuk pengujian kategori sikap terhadap perilaku tentang asupan kalsium

didapatkan hubungan bermakna (p < 0,05; fisher2 sided). Tidak terdapat hubungan antara usia,

jenis kelamin, dan asal daerah dengan pengetahuan tentang asupan kalsium (p>0,05; Chi

Square), dan antara tingkat pendidikan orangtua dengan pengetahuan subyek tentang asupan

kalsium (p>0,05; kolmogorov-Smirnov). Pengetahuan tentang asupan kalsium tidak memiliki

hubungan bermakna dengan sikap dan perilaku terhadap asupan kalsium, sedangkan sikap

tentang asupan kalsium memiliki hubungan bermakna dengan perilaku tentang asupan kalsium.

Kata kunci :pengetahuan tentang asupan kalsium, sikap tentang asupan kalsium, perilaku

tentang asupan kalsium, asupan kalsium, osteoporosis

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 2: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

2 Universitas Indonesia

ABSTRACT

Osteoporosis is a bone disease which is characterized by decreasing of bone mass density. It

makes bones become brittle and easily broken. The reason behind this disease is because of

inadequate calcium intake during adolescence. Indirectly, knowledge, attitude and behavior of

an individual also can contribute into the habit of calcium consumption. In this research, the

researcher wanted to know the relationship between knowledge, attitudes and behaviors about

calcium intake and other related factors. This research design is cross-sectional and has 108

subjects who were chosen randomly. Subjects were asked to fill their identity form that consists

of name, age, gender, origin, parental education &occupation, body weight and height, then

filled the questionnaire of knowledge, attitude and behavior about calcium intake. At the end,

researcher analyzed the data and was looking for the relationship between them.The number of

subjects that have good knowledge are 83 people (76,9%), positive attitude are 91 people

(84,3%), poor behavior are 89 people (82,4%). There was no significant relationship between

knowledge with attitude regard to calcium intake (p>0.05,Fisher test), and knowledge with

behavior regard to calcium intake (p>0.05,Fisher test). But, there was a significant relationship

between attitudes with behavior about calcium intake (p <0.05, Fisher test). Furthermore, there

was no relationship between age, gender, and origin with the knowledge about calcium intake

(p>0.05,Chi Square), and between parent’s education level with knowledge about calcium intake

(p>0.05,Kolmogorov-Smirnov). Knowledge about calcium intake had no significant relationship

with attitude and behavior of taking calcium, while attitude in consuming calsium has a

meaningful relationship with consuming calcium’s behaviors.

Keywords: knowledge, attitude, behaviour, calcium intake, osteoporosis.

PENDAHULUAN

Osteoporosis adalah penyakit tulang

sistemik yang ditandai oleh penurunan

densisitas massa tulang sehingga tulang

menjadi rapuh dan mudah patah. 1 Kalsium

sangat penting pada pembentukan tulang dan

gigi, dan merupakan mineral yang paling

banyak terdapat dalam tubuh. Agar kepadatan

tulang terus terjaga, penting untuk

mengkonsumsi kalsium.2 Berbagai penyakit

dikarenakan kekurangan kalsium seperti

degeneratif dan metabolik, termasuk

osteoporosis akan menjadi problem

muskuloskeletal yang memerlukan perhatian

khusus, terutama di negara-negara

berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian

yang dilakukan di klinik Reumatologi RSCM

mendapatkan hasil berupa faktor resiko

osteoporosis dimana meliputi usia, lamanya

menopause dan kadar estrogen yang rendah,

sedangkan faktor proteksinya adalah kadar

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 3: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

3 Universitas Indonesia

estrogen yang tinggi dan riwayat berat badan

lebih atau obesitas. 1,3

Sebuah peninjauan yang dilakukan di

Prancis (1996) mengenai gambaran konsumsi

kalsium menetapkan presentase setiap sektor

populasi yang mengonsumsi kalsium kurang

dari 2/3 RDA ( Recommended Dietary

Allowences ), ambang rawan sebagai

kelompok berisiko osteoporosis. Yang

termasuk dalam kelompok ini adalah 30%

wanita usia 18 sampai 50 tahun.4

Kebutuhan kalsium yang dibutuhkan

umur 18 sampai 50 tahun sebesar 1000mg.

Produk olahan susu, sayuran hijau, kacang-

kacangan, biji-bijian merupakan sumber

kalsium yang baik. Tetapi, pola kebiasaan

makan masyarakat indonesia sekarang

menunjukkan kebiasaan makan yang tidak

sehat, seperti gemar akan mengkonsumsi

makan-makanan junk food seperti burger,

pizza, dan fried chicken. Makanan-makanan

tersebut sangat sedikit sekali mengandung

vitamin dan mineral khususnya kalsium yang

dibutuhkan oleh para kaum dewasa.Hal ini

menyebabkan konsumsi kalsium tidak

terpenuhi dengan baik.5 Peneliti menilai hal

ini ada hubungan antara perilaku kaum

dewasa sekarang dengan pengetahuan yang

dimiliki mereka, dimana menimbulkan suatu

perilaku yang kurang sehat, padahal, di

Indonesia sendiri, sudah banyak sekali

berbagai macam perusahaan yang

memproduksi susu atau sereal yang

mengandung tinggi kalsium, untuk mencukupi

kebutuhan kalsium masyarakat terutama kaum

dewasa dan usia lanjut.

Berdasarkan latar belakang yang ada,

maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap mahasiswa/i Fakultas

Kedokteran di Universitas Indonesia.Dalam

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui

bagaimana pengetahuan tentang masalah

asupan kalsium serta sikap dan perilaku

mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia dalam menerapkan pola hidup yang

sehat terhadap kehidupan mereka sehari-hari,

dan apakah ada korelasi antara pengetahuan,

sikap dan perilaku terhadap asupan kalsium

pada mahasiswa/i tersebut.

METODE PENELITIAN

Cross-sectional adalah desain yang

digunakan dalam penelitian dikarenakan

tujuan riset ini adalah untuk mengetahui

hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku

mahasiswa FKUI mengenai asupan kalsium

dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan

penelitian ini dilakukan di kampus FKUI

dengan waktu mulai dari Maret 2011 sampai

Juli 2011. Pemilihan tempat pelaksanaan ini

didasari oleh pertimbangan peluang objek

yang sering melakukan aktivitas di

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 4: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

4 Universitas Indonesia

lingkungan FKUI. Dengan populasi target

dan terjangkau dalah mahasiswa/i FKUI usia

≥ 18 tahun sehingga sampel penelitian yang

dapat diambil adalah populasi terjangkau

yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria

penelitian yakni kriteria inklusi yang

merupakan mahasiswa/i FKUI usia ≥ 18

tahun yang bersedia menjadi responden

penelitian. Unuk kriteria eksklusi, responden

yang bersedia untuk berpartisipasi namun

tidak hadir saat pengambilan data dan

kriteria dropped out adalah mahasiswa/i

FKUI usia ≥ 18 tahun yang tidak

mengembalikan kuesioner atau tidak

mengisi kuesioner secara lengkap. Besarnya

sampel yang didapat adalah 107 responden,

namun berdasarkan hasil dilapangan

responden bertambah 1 subyek sehingga

menjadi 108 responden.

Cara pengambilan sampel melalui

probability sampling dengan jenis simple

random sampling. Alur kerja yang dilakukan

adalah mengidentifikasi variable (variable

bebas dan terikat), lalu pengumpulan data

(data pribadi, pengukuran badan serta

kuesioner), mengolah data ( diolah

menggunakan SPSS for windows versi 16),

penyajian data (naratif, tubular, serta

grafikal), menganalisis data (secara

deskriptif dalam bentuk univariat (numeric)

dan bivariate (tabel dummy)),

menginterpretasi data (menghubungkan

variable bebas dengan variable terikat), dan

pelaporan data (mempresentasikan hasil).

Hal yang paling penting dalam penelitian ini

adalah menjaga kerahasiaan data serta

adanya informed consent dari responden.

Batasan operasional dari penelitian ini

adalah usia, jenis kelamin, pendidikan orang

tua, pekerjaan orang tua, tingkat

pengetahuan responden, tingkat sikap

responden, dan tingkat perilaku responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran Karakter Sosiodemografik

Subyek

Jumlah subyek yang ikut serta dalam

penelitian ini berdasarkan total sampling

adalah sebanyak 108 orang. Sebaran

karakter sosio demografik subyek dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sebaran karakteristik subyek

berdasarkan usia dan ukuran

antropometrik (n=108)

Variabel mean±SD

1. Usia dalam tahun 19,94±1,14

2. BB (wanita) dalam kg 55,58±7,73

3. BB (laki-laki) dalam kg 65,92±8,03

4. TB (wanita) dalam cm 157,32±5,32

5. TB (laki-laki) dalam cm 169,96±5,54

Berdasarkan hasil di atas, 19,94 atau

20 tahun merupakan usia yang paling

dominan pada penelitian ini. Berat badan

badan rata-rata yang didapatkan untuk

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 5: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

5 Universitas Indonesia

perempuan adalah 55,58 kg sedangkan

untuk laki-laki adalah 65,92 kg. Tinggi

badan rata-rata untuk perempuan adalah 157

cm dan 170 untuk laki-laki.

Menurut AKG 2004,berat badan

ideal untuk perempuan usia 16-18 tahun

adalah 50 kg dan 52 kg untuk usia 19-29.

Sedangkan untuk laki-laki, 55 kg untuk usia

16-18 tahun dan 56 kg usia 19-29 tahun.

Selain berat badan, tinggi badan menurut

AKG 2004 pada perempuan usia 16-18

tahun adalah 154 cm dan 156 usia 19-29

tahun. Sedangkan pada laki-laki, 160 cm

untuk usia 16-18 tahun dan 165 cm usia 19-

29 tahun. Berat badan dan tinggi badan baik

perempuan maupun laki-laki memiliki berat

badan dan tinggi badan yang lebih.8

Sebaran karakteristik sosio

demografi subyek juga disajikan

berdasarkan jenis kelamin, asal daerah,

pendidikan dan pekerjaan orang tua pada

Tabel 2 dalam frekuensi dan persen.

Tabel 2. Sebaran karakteristik subyek

berdasarkan jenis kelamin, asal daerah,

pendidikan ayah dan ibu, serta pekerjaan

ayah dan ibu (n=108)

Berdasarkan hasil yang didapat,

sebagian besar dari subyek penelitian adalah

berjenis kelamin perempuan yaitu 68 orang

dan untuk asal daerah, didominasi oleh

pulau Jawa sebesar 71,3%. Tingkat

pendidikan orangtua subyek tergolong

tinggi, untuk pendidikan ibu 66,7% dan

pendidikan ayah 83,3%. Pekerjaan orang tua

Faktor Sosio

Demografi

Frekuensi

(n)

Persen

(%) Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

Asal Daerah (Pulau)

Jawa

Sumatra

Kalimantan

Nusa Tenggara

Bangka

Belitung

Pendidikan Orangtua

Ayah

Rendah

Sedang

Tinggi

Ibu

Rendah

Sedang

Tinggi

Pekerjaan Orangtua

Ayah

Tidak Bekerja

Bekerja

Ibu

Tidak Bekerja

Bekerja

40

68

77

24

4

2

1

1

19

88

6

30

72

11

97

53

55

37

63

71,3

22,2

3,7

1,9

0,9

0,9

17,6

81,5

5,6

27,8

66,7

10,2

89,8

49,1

50,9

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 6: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

6 Universitas Indonesia

subyek sebagian besar adalah bekerja. Untuk

Ayah 89,8% tergolong bekerja dan Ibu

sebesar 50,9%.

Pulau Jawa merupakan pulau yang

memiliki jumlah penduduk yang banyak

menurut data BPS tahun 2010, jumlah

penduduk di Pulau Jawa sekitar 125.978.424

jiwa.9

Tingkat pendidikan orang tua pada

ayah dan ibu, tergolong tinggi. Dengan

demikian jika seorang ayah atau ibu

memiliki pendidikan yang tinggi, maka pada

umumnya akan memiliki tingkat

pengetahuan yang luas dibandingkan yang

rendah dan akan mempengaruhi terhadap

tingkat pengetahuan responden. Tingkat

pendidikan akan mempengaruhi penghasilan

maka, seseorang yang berpenghasilan besar

akan mampu untuk menyediakan berbagai

fasilitas sumber informasi dan akan

memelihara kesehatan dan kesehatan

keluarganya secara baik, sehingga biaya

yang harus dikeluarkan untuk pengobatan

sedikit. 10,11

Pekerjaan orangtua akan sangat

mempengaruhi penghasilan yang didapat

dan apabila kedua orangtua bekerja, akan

mempengaruhi terhadap pola asuh anak.

Tidak terkontrolnya dengan baik terhadap

konsumsi jenis makanan pada anak akan

mengakibatkan pemilihan jenis makanan

dan jumlah makanan tidak lagi didasari pada

kebutuhan dan pertimbangan kesehatan.11

Strategi praktis diperlukan untuk frekuensi

makan keluarga di rumah dan dukungan

orangtua agar asupan minuman sumber

kalsium pada anak-anaknya tersedia dalam

makanan utama. 7

Sebaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Responden tentang Asupan

Kalsium

Tabel 3. Sebaran tingkat Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku (n=108)

Variabel Frekuensi (%)

Pengetahuan (n, %)

Cukup (skor 60-80)

Baik (skor > 80)

Sikap

Favourable / positif

(skor ≥ 40)

Unfavourable /

negative (skor < 40)

Perilaku

Kurang (skor < 60)

Cukup (skor 60-80)

25 (23,1)

83 (76,9)

91(84,3)

17 (15,7)

89 (82,4)

19 (17,6)

Pengetahuan subyek penelitian

sebagian besar baik sebesar 76,9%.

Sebagian besar sikapnya positif (84,3%).

Sedangkan sebagian besar perilakunya

tergolong kurang (82,4%).

Pengetahuan pada mahasiswa/i

FKUI tergolong baik. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan pada seseorang

adalah pengalaman, tingkat pendidikan serta

budaya.6 Hasil dari penelitian ini,

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 7: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

7 Universitas Indonesia

didapatkan sebanyak 83 orang yang

memiliki pengetahuan baik dan 25 orang

yang cukup.

Sikap yang dimiliki mahasiswa/i

FKUI tergolong baik. Hal ini dikarenakan

telah didapati 91 orang yang memiliki sikap

positif dan 17 orang yang memiliki sikap

negatif. Sikap merupakan kesiapan

seseorang untuk beraksi terhadap objek.

Salah satu bentuk sikap adanya rasa

emosional terhadap suatu objek.6

Perilaku merupakan semua kegiatan

atau aktifitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung maupun yang tidak dapat

diamati pihak luar.9

Perilaku pada

mahasiswa/i masuk dalam kategori kurang

dan cukup. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang adalah

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal terdiri dari tingkat kecerdasa,

tingkat emosional, jenis kelamin dan

sebagainya sedangkan untuk faktor

eksternalnya terdiri dari lingkungan, fisik,

ekonomi, soaial politik dan faktor

lingkungan. Faktor yang paling sering

mempengaruhi seseorang terhadap asupan

kalsium adalah kebiasaan responden

terhadap makanan yang dikonsumsinya,

pengaruh teman pergaulan, perilaku dalam

pemilihan makanan, diet terlalu ketat serta

kebiasaan makan dalam keluarga. 6

Tabel 4. Hubungan antara Pengetahuan dan

Sikap mahasiswa FK ≥ 18 tahun tentang

Asupan kalsium dengan Perilaku mahasiswa

mengenai Asupan Kalsium (n=108).

Perilaku

keterangan Kurang

(%)

Cukup

(%)

Pengetahuan

Cukup*

Baik

Sikap Unfavourable

Favourable

18 (16,6%)

71 (65,7%)

17 (15,7%)

72 (66,6%)

7 (6,5%)

12 (11,1%)

0 (0%)

19 (17,6%)

P=0,139 (Fisher

2 sided)

P= 0,039(Fisher

2 sided)

Kategori tingkat pengetahuan “kurang” dan

“cukup” digabung menjadi kategori “kurang”

saja untuk pengujian Chi-Square.

Sebagian besar subyek yang memiliki

pengetahuan baik, namun memiliki perilaku

kurang. Sikap yang positive atau favourable

memiliki perilaku kurang.

Pengetahuan yang baik akan mendukung

perilaku yang baik. Akan tetapi, hasil dari

penelitian didapatkan hasil yang sebaliknya.

Responden yang mempunyai pengetahuan

baik memiliki perilaku yang kurang. Hal ini

disebabkan olah banyak faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal

terdiri dari tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin dan sebagainya

sedangkan untuk faktor eksternalnya terdiri

dari lingkungan, fisik, ekonomi, soaial

politik dan faktor lingkungan. 6

Pada pengujian kategori pengetahuan

terhadap perilaku tentang asupan kalsium

tidak layak untuk diuji Chi Square test ,

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 8: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

8 Universitas Indonesia

maka dilakukan pengujian fisher. Setelah

dilakukan pengujian fisher, maka

menunjukkan angka p>0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara pengetahuan dengan periku

responden tentang asupan kalsium. Begitu

pula dengan pengujian katagori sikap

terhadap perilaku tentang asupan kalsium,

dengan menggunakan pengujian fisher

dikarenakan tidak layak menggunakan

pengujian chi-square test. Terdapat

hubungan bermakna antara sikap dengan

perilaku responden tentang asupan kalsium

dengan p<0,05.

Tabel 5. Hubungan antara Pengetahuan

mahasiswa FK usia ≥ 18 tahun tentang

Asupan kalsium dengan Sikap mahasiswa

mengenai Asupan kalsium (n=108)

sikap

keterangan Unfavourable

(%)

Favourable

(%)

Pengetahuan

Cukup*

Baik

5 (4,6%)

12 (11,1%)

20 (18,5%)

71 (65,7%)

P=0,536

(fisher 2

sided)

Kategori tingkat pengetahuan “kurang” dan

“cukup” digabung menjadi kategori

“kurang” saja untuk pengujian Chi-Square

Pengetahuan baik yang dimiliki

mahasiswa yang menghasilkan sikap yang

positif sebanyak 71 responden. Sedangkan

pengetahuan mahasiswa yang baik

mencermikan sikap negatif sebanyak 12

mahasiswa. Untuk pengetahuan yang cukup

denga sikap positif, terdapat 20 orang dan 5

orang yang memiliki pengetahuan cukup

dengan sikap negatif.

Sikap adalah suatu respon tertutup dari

objek. Proses yang terjadi dari sikap adalah

menerima, merespon, menghargai, dan

bertanggung jawab, jika semuanya baik,

maka terbentuklah suatu sikap yang baik.

Tidaklah menjadi suatu dominan apabila

sikap yang baik memiliki dasar pengetahuan

yang baik. Hal ini dikarenakan berbagai

macam faktor.6

Pengetahuan subyek yang baik lebih

banyak yang memiliki sikap yang positif.

Pada pengujian pengetahuan terhadap

perilaku tidak layak dilakukan uji Chi

Square test, maka dilakukan pengujian fisher

menunjukkan nilai p > 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara pengetahuan dengan sikap

tentang asupan kalsium

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 9: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

9 Universitas Indonesia

Table 6. Hubungan antara usia

responden, jenis kelamin, dan asal daerah

dengan pengetahuan mahasiswa FKUI

usia ≥ 18 tahun tentang asupan kalsium

(n=108)

Pengetahuan

Keterangan Cukup

(%)

Baik

(%)

Usia

< 20 tahun

≥20 tahun

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Asal

Daerah P. Jawa

Luar P. Jawa

12 (11,1%)

13 (12%)

13 (12%)

12 (11,1%)

18 (16,7%)

7 (6,5%)

19 (17,6%)

64 (59,2%)

27 (25%)

56 (51,8%)

59 (54,6%)

24 (22,2%)

P= 0,015 (Chi-

Square)

P= 0,077(Chi-

Square)

P= 0,929 (Chi-

Square)

Pengetahuan yang baik didominasi

oleh kelompok usia ≥ 18 tahun yaitu 64

orang. Selain itu, pengetahuan baik juga

dimiliki oleh jenis kelamin perempuan

sebanyak 56 orang. Dan asal daerah dengan

pengetahuan mahasiswa yang baik juga

dimiliki oleh mahasiswa yang berasal dari

pulau Jawa sebanyak 59 orang.

Usia seseorang akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang tersebut.

Pengalaman yang didapat akan semakin

banyak dialami seseorang tersebut apabila

memiliki umur yang tinggi. 6

Pada kategori hubungan antara Usia,

Jenis kelamin, dan Asal Daerah dengan

pengetahuan tentang aupan kalsium

dilakukan uji Chi Square dengan nilai

p>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara jenis

kelamin, dan asal daerah dengan

pengetahuan tentang asupan kalsium.

Hubungan usia dengan tingkat pengetahuan

menunjukkan p<0,05 dan terdapat hubungan

yang bermakna.

Table 7. Hubungan antara Tingkat

Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua

dengan pengetahuan mahasiswa FKUI

usia ≥ 18 tahun tentang asupan kalsium

(n=108)

Pengetahuan

Keterangan Cukup

(%)

Baik

(%)

Pendidikan

Ayah

Rendah

Sedang

Tinggi

Pendidikan

Ibu

Rendah

Sedang

Tinggi

Pekerjaan

Ayah

Bekerja

Tidak Bekerja

Pekerjaan

Ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

0 (0%)

5 (4,6%)

20 (18,5%)

0 (0%)

7 (6,5%)

18 (16,7%)

23 (21,3%)

2 (1,8%)

13 (12%)

12 (11,1%)

1 (1%)

14 (13%)

68 (63%)

6 (5,5%)

23 (21,3%)

54 (50%)

74 (68,5%)

9 (8,3%)

42 (38,8%)

41 (37,9%)

P= 1,000

(kolmogorov-

Smirnov)

P= 1,000

(kolmogorov-

Smirnov)

P= 1,000 (fisher 2

sided)

P=0,902 (Chi-

Square)

Kategori tingkat pendidikan orangtua “rendah”

dan “cukup” digabung menjadi “rendah” saja untuk pengujian Kolmogorov smirnov

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 10: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

10 Universitas Indonesia

Pada tabel diatas, hubungan antara

tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua

dengan pengetahuan dapat dikategorikan

baik, untuk pendidikan ayah 68 responden

miliki pengetahuan baik. Untuk ibu, bekerja

dan tidak bekerja tidak berbeda jauh, karena

ibu yang bekerja sebanyak 42 dan yang

tidak bekerja sebanyak 41.

Pada subyek yang tingkat pendidikan

orangtuanya tinggi lebih banyak yang

pengetahuan tentang asupan kalsium baik.

Dan pada subyek yang orangtuanya bekerja

juga memiliki pengetahuan tentang asupan

kalsium yang baik. Tingkat pendidikan

orang tua dapat mempengaruhi pekerjaan

orangtua yang dimana akan menghasilkan

pendapatan yang dapat digunakan untuk

memfasilitasi banyaknya informasi yang

didapat. Contohnya apabila penghasilan

orang tua lebih besar,maka akan sangat

mudah untuk memberikan sarana informasi

bagi anaknya, dengan berlangganan koran,

majalah ataupun internet. Para responden

tidak mendengarkan dengan baik apa yang

orangtua ajarkan merupakan salah satu hal

yang menjadi factor minimnya pengetahuan

tersebut.6

Untuk hubungan antara

pengetahuan dengan pekerjaan ayah ibu dan

pendidikan ayah ibu hingga saat ini belum

ada data yang menyatakan hubungan

tersebut secara lebih lanjut.

Pada kategori hubungan antara tingkat

pendidikan orang tua subyek dengan

pengetahuan tentang asupan kalsium tidak

layak diuji Chi-Square, sehingga harus

dilakukan uji Kolmogorov smirnov yang

menunjukkan p>0,05 maka dapat

disimpulkan tidak terdapat hubungan

bermakna antara tingkat pendidikan

orangtua dengan pengetahuan subyek

tentang asupan kalsium.

Table 8. Hubungan antara usia

responden, jenis kelamin, dan asal daerah

dengan perilaku mahasiswa FKUI usia ≥

18 tahun tentang asupan kalsium (n=108)

Perilaku

Keterangan Kurang

(%)

Cukup

(%)

Usia

< 20 tahun

≥20 tahun

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Asal

Daerah

P. Jawa

Luar P. Jawa

27 (25%)

62 (57,4%)

31 (28,7%)

58 (53,7%)

63 (58,3%)

26 (24%)

4 (3,7%)

15 (13,8%)

9 (8,3%)

10 (9,2%)

14 (13%)

5 (4,6%)

P= 1,000

(kolmogorov-

Smirnov)

P= 0,304 (Chi-

Square)

P= 0,800 (Chi-

Square)

Pada subyek yang berusia ≥ 20 tahun

lebih banyak memiliki perilaku yang kurang

terhadap asupan kalsium yaitu 62 orang.

Perilaku yang kurang ini didominasi oleh

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 11: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

11 Universitas Indonesia

subyek berjenis kelamin perempuan

sebanyak 58 orang dan berasal dari pulau

Jawa yaitu sebanyak 63 orang. Tidak

terdapatnya perilaku baik dikarenakan

berbagai macam faktor.

Pulau jawa memiliki jumlah

terbanyak dikarenakan menurut BPS

memang penduduk terpadat adalah pulau

jawa.9Dan perempuan menjadi responden

yang paling dominan dalam penelitian ini.

Maka perempuan lebih banyak memiliki

perilaku yang kurang.

Pada pengujian Kolmogorov-smirnov

tidak terdapat hubungan bermakna antara

usia dengan perilaku subyek terhadap

asupan kalsium (p>0,05). Begitu juga

hubungan antara asal daerah dengan

perilaku subyek terhadap pola makan gizi

seimbang (p >0,05) dengan menggunakan

uji Chi-Square. Pada pengujian Chi- square

tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin

dengan perilaku subyek terhadap asupan

kalsium (p>0,05).

Table 9. Hubungan antara Tingkat

Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua

dengan perilaku mahasiswa FKUI usia ≥

18 tahun tentang asupan kalsium (n=108)

Perilaku

Keterangan Kurang

(%)

Cukup

Pendidikan

Ayah

Rendah

Sedang

Tinggi

Pendidikan

Ibu

Rendah

Sedang

Tinggi

Pekerjaan

Ayah

Bekerja

Tidak Bekerja

Pekerjaan

Ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

1 (0,9%)

14 (13%)

74 (68,5%)

6 (5,5%)

23 (21,3%)

60 (55,5%)

80 (74%)

9 (8,3%)

47 (43,5%)

42 (38,8%)

0 (0%)

5 (4,6%)

14 (13%)

0 (0%)

7 (6,5%)

12 (11,1%)

17 (15,7%)

2 (1,8%)

8 (7,4%)

11 (10,1%)

P= 0,999

(Kolmogorov-

Smirnov)

P= 1,000

(Kolmogorov-

Smirnov )

P= 1,000

(Fisher 2 side)

P= 0,397 (Chi-

Square)

Pada subyek yang memliki orang tua

berpendidikan tinggi lebih banyak yang

perilakunya kurang. Subyek yang orang

tuanya bekerja juga lebih banyak

berperilaku kurang.

Perilaku adalah semua kegiatan atau

aktifitas yang diamati langsung maupun

tidak langsung, perilaku terbagi menjadi

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 12: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

12 Universitas Indonesia

perilaku tertutup dan perilaku terbuka.

Faktor-faktor yang membedakan adalah

faktor internal dan faktor eksternal.9

Berbagai faktor terlihat dapat

mempengaruhi sikap seseorang. Tidak

hanya pendidikan dan pekerjaan orangtua.

Faktor internal seperti itngkat kecerdasan,

tingkat emosional memang dapat

mempengaruhi perilaku seseorang. Namun

juga terdapat faktor eksternal yang

mempengaruhi perilaku seseorang. Seperti

faktor lingkungan, baik ekonomi, politik

dan lain sebagainya.6

Baik pada pengujian Chi Square test

maupun Kolmogorov Smirnov tidak terdapat

hubungan bermakna antara tingkat

pendidikan orangtua dengan perilaku subyek

terhadap asupan kalsium (p>0,05). Begitu

juga hubungan antara pekerjaan orangtua

dengan perilaku subyek terhadap asupan

kalsium tidak terdapat hubungan bermakna

diantara keduanya (p>0,05).

Table 10. Hubungan antara usia

responden, jenis kelamin, dan asal daerah

dengan sikap mahasiswa FKUI usia ≥ 18

tahun tentang asupan kalsium (n=108)

Sikap Keteranga

n Unfavourable

(%)

Favourable

(%)

Usia

< 20 tahun

≥20 tahun

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Asal

Daerah

P. Jawa

Luar P. Jawa

5 (4,6%)

12 (11,1%)

5 (4,6%)

12 (11,1%)

12 (11,1%)

5 (4,6%)

26 (24%)

65 (60%)

35 (32,4%)

56 (51,8%)

65 (60%)

26 (24%)

P= 1,000

(Fisher 2

sided)

P= 0,478

(Chi-

Square)

P= 1,000

(Fisher 2

sided)

Pada usia ≥ 20 tahun lebih banyak

yang memiliki sikap tentang asupan kalsium

yang positif. Sikap yang positif ini lebih

didominasi oleh subyek perempuan dan

berasal dari pulau Jawa. Usia seseorang

tercermin dari sikap. Semakin dewasa

seseorang, maka sikap yang dihasilkan akan

semakin baik. Namun, kembali lagi kepada

berbagai faktor yamg mempengaruhi sikap

seperti cara menerima, merespon dan

mengharga juga seperti kepercayaan,

kehidupan emosional dan kecenderungan

untuk bertindak.6

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 13: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

13 Universitas Indonesia

Pada pengujian Chi square tidak

terdapat hubungan bermakna antara usia,

jenis kelamin, dan asal daerah dengan sikap

responden terhadap asupan kalsium

(p>0,05).

Table 11. Hubungan antara Tingkat

Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua

dengan sikap mahasiswa FKUI usia ≥ 18

tahun tentang asupan kalsium (n=108)

sikap

Keterangan Unfavourable

(%)

Favourable

(%)

Pendidikan

Ayah

Rendah

Sedang

Tinggi

Pendidikan

Ibu Rendah

Sedang

Tinggi

Pekerjaan

Ayah

Bekerja

Tidak Bekerja

Pekerjaan

Ibu

Bekerja Tidak Bekerja

0 (0%)

2 (1,8%)

15 (13,8%)

2 (1,8%)

5 (4,6%)

10 (9,2%)

16 (14,8%)

1 (0,9%)

6 (5,5%) 11 (10,1%)

1 (0,9%)

17 (15,7%)

73 (67,6%)

4 (3,7%)

25 (23,1%)

62 (57,4%)

81 (75%)

10 (9,2%)

49 (45,4%) 42 (38,3%)

P= 1,000

(Kormogoro

v Smirnov)

P= 1,000

(Kormogoro

v Smirnov)

P= 1,000

(Fisher 2

sided)

P= 0,160 (Chi-Square)

Pada subyek yang tingkat

pendidikan orangtuanya tinggi lebih banyak

memiliki sikap yang positif. Pada subyek

yang orangtuanya bekerja juga lebih banyak

memiliki sikap yang positif.

Pada tabel diatas, didapatkan

responden dengan sikap yang positif yang

memiliki ayah dengan tingkat pendidikan

yang tinggi, 73 orang. Tingkat pendidikan

ibu yang tinggi yang menghasilkan sikap

positif sebanyak 62 orang. Sedangkan ayah

yang bekerja yang menghasilkan sikap

positif sebanyak 81 dan 49 orang dari ibu

yang bekerja.

Sikap terdiri dari beberapa

komponen seperti kepercayaan, kehidupan

emosional dan kecendrungan untuk

bertindak terhadap suatu objek.6Pada

hubungan antara sikap dengan pendidikan

orangtua, banyak berbagai faktor yang

mempengaruhi sikap, sehingga pendidikan

orangtua bukan satu-satunya hal yang

mempengaruhi sikap seseorang. Sampai saat

ini belum ada peneletian lebih lanjut

mengenai hubungan antara sikap dengan

tingkat pendidikan orangtua dan pekerjaan

orangtua.

Tidak terdapatnya hubungan

bermakna antara tingkat pendidikan serta

tingkat pekerjaan orangtua terhadap sikap

pada asupan kalsium dikarenakan nilai p >

0,05.

Berdasarkan hasil analisis di atas

untuk mencari apakah adanya hubungan

antara pengetahuan dengan sikap responden

terhadap asupan kalsium, tidak didapatkan

hubungan yang bermakna. Namun, terdapat

hubungan bermakna antara sikap dengan

perilaku terhadap asupan kalsium.

Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku,

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 14: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

14 Universitas Indonesia

antara karakteristik sosiodemografi terhadap

asupan kalsium tidak memiliki hubungan

yang bermakna. Akan tetapi, untuk

pengetahuan dengan usia terhadap asupan

kalsium terdapat hubungan bermakna. Hal

ini mungkin disebabkan karena pada

penelitian ini hanya menggunakan metode

cross- sectional dengan menggunakan

kuesioner dimana metode ini hanya

menggambarkan namun tidak dapat mencari

sebab akibat. Oleh karena itu, dibutuhkan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

lebih dalam hubungan antara pengetahuan,

sikap dan perilaku dengan asupan kalsium.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan, diperoleh hasil

yaknisebaran sosiodemografi seperti

jenis kelamin, asal daerah,

pendidikan ayah dan ibu, serta

pekerjaan ayah dan ibu dapat

disimpulkan usia yang paling

dominan adalah responden yang

berusia lebih dari pada 20 tahun dan

wanita. Pulau jawa sebagai domisili

terbanyak dan tingkat pendidikan

orang tua banyak dalam kategori

tinggi. Pekerjaan orang tua hampir

seluruh ayah dari subyek memiliki

pekerjaan dan untuk pekerjaan ibu

setengahnya memiliki pekerjaan.

2. Pengetahuan yang dimiliki oleh

subyek yang telah diuji dengan

kuesioner memiliki pengetahuan

yang baik.

3. Sikap positif dimiliki oleh 91

responden. Namun, masih ada yang

memiliki sikap negatif yaitu

sebanyak 17 responden.

4. Perilaku responden yang telah

didapatkan sebanyak 89 orang

memiliki perilaku kurang. Dan yang

memiliki perilaku cukup hanya 19

orang.

5. Tidak terdapat adanya hubungan

antara pengetahuan dengan sikap

terhadap asupan kalsium. Namun,

terdapat hubungan antara sikap

dengan perilaku terhadap asupan

kalsium. Hal ini mungkin

dikarenakan uji ini hanyalah

pengisian kuisioner .

6. Tidak didapatkannya hubungan yang

bermakna antara karakteristik

sosiodemografi dengan pengetahuan

sikap dan perilaku terhadap kalsium.

Pada penilitian ini juga tidak

memiliki hubungan yang bermakna

antara jenis kelamin, tingkat

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 15: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

15 Universitas Indonesia

pendidikan dan pekerjaan orangtua

serta asal pulau terhadap

pengetahuan, sikap dan perilaku

terhadap asupan kalsium.. Akan

tetapi, terdapat hubungan bermakna

antara usia dengan sikap terhadap

asupan kalsium.

Saran

1. Beberapa solusi untuk mengatasi

masalah osteoposoris dengan

membuat media informasi tentang

membiasakan remaja untuk lebih

memperhatikan asupan kalsium.

2. Mahasiswa fakultas kedokteran

memiliki pengetahuan, sikap dan

perilaku yang baik mengenai asupan

kalsium. Namun, untuk masyarakat

luar masih banyak yang belum

memiliki pengetahuan yang baik

akan asupan kalsium. Kerena itu,

sebagai mahasiswa FKUI yang telah

memiliki pengetahuan, dan sikap

yang baik, diharapkan dapat terjun

langsung ke masyarakat untuk

memberikan penyuluhan mengenai

pentingnya akan asupan kalsium bagi

tubuh. Role model seperti public

figure dapatmemberikan contoh yang

baik untuk masyarakat.

3. Saran untuk peneliti selanjutnya,

pada penelitian ini tidak

dilakukannya validitas kuesioner,

sehingga hubungan yang dihasilkan

tidak bermakna. Karena dari itu,

pada peneliti selanjutnya diharapkan

untuk melakukan validitas kuesioner.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, dkk. Osteoporosis. In Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi

IV. Jakarta: Penerbit FKUI, 2006.

2. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Masalah Gizi di Indonesia. Jakarta:

Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama;

2009.

3. Jahari AB, Prihatini S. Penelitian Risiko

Osteoporosis di Indonesia. Jurnal Gizi

Indonesia, Puslitbang Gizi Depkes.

2007;30(1): 1-3.

4. FAO/WHO. Vitamin and Mineral

Requirements in Human Nutrition.

China: FAO/WHO: 2003.

5. Harahap SRA, Soekatri M. Penelitian

Hubungan Asupan Kalsium dengan

Sindrom Pramenstruasi pada Siswi

Remaja di Jakarta. Jurnal Gizi Indonesia,

Puslitbang Gizi Depkes. 2008;31(2):

115-6.

6. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. 1st ed. Jakarta: PT.

Rineka Cipta; 2003.

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012

Page 16: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FKUI TENTANG …

16 Universitas Indonesia

7. Wawolumaya C. Survei Epidemiologi

Sederhana Bidang Perilaku

Kedokteran/Kesehatan: Skoring. Jakarta:

Percetakan Panorama; 2001. p. 59-63

8. Cluskey, Mary., Edlefsen, Miriam.,

Olson, Beth., 2008, At-home and Away-

from-home Eating Patterns Influencing

Preadolescents’ Intake of Calsium-rich

Food as Perceived by Asian,Hispanic,

and Non-Hispanic White Parents,

Journal of Nutrition Education Behavior,

40: 72-79

9. Badan Pusat Statistik RI. Penduduk

Indonesia Menurut Provinsi. Jakarta.

2010.

10. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan

Gizi. Bumi Aksara. IPB. Bogor. 2003

11. Roininen, K. Evaluation of food choice

behavior: Development and validation of

health and taste attitude scale [Disertasi].

Helsinki. University of Helsinki.

Departement of Food Technology. 2001.

Pengetahuan, Sikap ..., Titi Mudjiati, FK UI, 2012