pengertian dan ruang lingkup kewirausahaan

15
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Saat ini Indonesia belum pulih benar dari krisis multidimensi sejak tahun 1997. Angka pengagguran masih relative tinggi, sementara angka kemiskinan juga tidak kunjung menurun secara signifikan. Dalam situasi seperti ini semua pihak ditantang untuk mengatasi permasalahan semacam ini. Salah satu alternative yang paling popular adalah mengembangkan sikap dan prilaku kewirausahaan masyarakat. Menurut David Mc Clelland Kemajuan ekonomi suatu bangsa dapat ditentukan oleh banyaknya orang yang memiliki semangat kewirausahaan. Mc Clelland juga menegaskan bahwa suatu Negara dapat mencapai kemakmuran jikalau memiliki jumlah entrepreneur(wirausaha) sebanyak 2% dari jumlah populasi Negara tersebut. Wirausahawan dengan demikian memiliki peran strategis dalam menciptakan usaha-usaha baru serta membuka lapangan kerja baru. Yohanes Surya (2010) menyatakan akan sangat ideal kalau suatu bangsa memiliki 10% orang yang berjiwa kewirausahaan karena merekalah yang mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi bangsa tersebut. Winarno (2010) membedakan dua macam kewirausahaan, pertama adalah kewirausahaan dalam arti entrepreneurship, yakni wirausaha yang menjalankan dan mengembangkan usaha milik sendiri. Kedua adalah karyawan atau menejer yang mengembangkan usaha dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja atau sering disebut intrapreneurship (internal entrepreneurship). Meskipun dari sisi kepemilikan usaha berbeda, keduanya tetap dituntut memiliki sifat dan sikap yang sama. Berbicara tentang pengertian kewirausahaan atau entrepreneurship.

Upload: widya-muharramah

Post on 29-Nov-2015

896 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Saat ini Indonesia belum pulih benar dari krisis multidimensi sejak tahun 1997. Angka pengagguran

masih relative tinggi, sementara angka kemiskinan juga tidak kunjung menurun secara signifikan. Dalam

situasi seperti ini semua pihak ditantang untuk mengatasi permasalahan semacam ini. Salah satu

alternative yang paling popular adalah mengembangkan sikap dan prilaku kewirausahaan masyarakat.

Menurut David Mc Clelland Kemajuan ekonomi suatu bangsa dapat ditentukan oleh banyaknya

orang yang memiliki semangat kewirausahaan. Mc Clelland juga menegaskan bahwa suatu Negara dapat

mencapai kemakmuran jikalau memiliki jumlah entrepreneur(wirausaha) sebanyak 2% dari jumlah

populasi Negara tersebut. Wirausahawan dengan demikian memiliki peran strategis dalam menciptakan

usaha-usaha baru serta membuka lapangan kerja baru.

Yohanes Surya (2010) menyatakan akan sangat ideal kalau suatu bangsa memiliki 10% orang yang

berjiwa kewirausahaan karena merekalah yang mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi bangsa

tersebut. Winarno (2010) membedakan dua macam kewirausahaan, pertama adalah kewirausahaan

dalam arti entrepreneurship, yakni wirausaha yang menjalankan dan mengembangkan usaha milik

sendiri. Kedua adalah karyawan atau menejer yang mengembangkan usaha dari perusahaan tempat

yang bersangkutan bekerja atau sering disebut intrapreneurship (internal entrepreneurship). Meskipun

dari sisi kepemilikan usaha berbeda, keduanya tetap dituntut memiliki sifat dan sikap yang sama.

Berbicara tentang pengertian kewirausahaan atau entrepreneurship.

Menurut Joseph Schumpeter (1934,1939) wirausaha (entrepreneur) adalah seorang innovator

Wirausahawan tidak beroperasi dadalam batasan-batasan teknologi yang sudah ada. Menurut

(Santarelli dan Pesciarelli, 1990) wirausahawan adalah seseorang yang mengembangkan produk atau

teknologi baru yang berbeda, membongkar rutinitas organisasional, dan mendorong pembangunan

ekonomi .

Wirausahawan sebagai seorang innovator bertanggung jawab untuk mengerjakan sesuatu yang baru

atau mengerjakan sesuatu dengan cara cara yang baru. Hal ini dapat meliputi:

Memperkenalkan produk baru

Memproduksi dengan cara atau metode yang baru

Membuka pasar yang semula belum pernah ada (baru)

Page 2: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

Menagkap sumber pasokan baru

Mengembangkan organisasi baru dalam industry (parker,2009:34)

Dalam visi besarnya, Schumpeter mengemukakan bahwa wirausaha merupakan sebuah

proses”destruktif yang kreatif”(creative destruction). Produk-produk atau metode berproduksi yang

sudah ada “dibongkar”dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu entrepreneurship berkaitan

dengan penemuan dan pendayaguanaan peluang- peluang yang menguntungkan. Maka kekhasan

seorang wirausahawan adalah inovatif. Inovatif merupakan tindakan penciptaan nilai sebagai sumber

keunggulan kompetitif. Melalui inovasi para wirausahaan akan terus melakukan ekspansi memperluas

daerah pemasaran, menambah jumlah pelanggan, dan meningkatkan penjualan serta keuntungan.

Berikut ini adalah beberapa definisi kewirausahaan dan wirausahawan:

Richard Cantillo (1775)

Richard cantillon boleh disebut sebagai filosofiwan yang pertama kali menaruh perhatian

terhadap konsep kewirausahaan. Cantillon menekan kan pentingnya wirausahawan sebagai

“arbitrageur” (perantara) dan speculator. Seorang wirausahawan dengan demikian adalah

seorang penanggung resiko dan ketidakpastian (the bearing of risk and uncertainty), yakni yang

membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan dating

dengan harga yang tidak menentu (parker, 2009:23)

Jean Baptiste Say (1816)

Sumbangan utama seorang wirausahawan adalah mengkombinasikan dan mengkoordinasikan

factor-faktor produksi. Seorang wirausahawan berdiri ditengah tengah system ekonomi,

mengatur dan memanfaatkan factor-faktor produksi, dan mengambil yang tertinggal sebagai

keuntunganya(parker, 2009:33)

Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini

menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika

pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manejerial

mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

John J. Kao (1989)

Kewirausahaan merupakan upaya menciptakan nilai melalui pengenalan peluang usaha,

memilih pengambilan resiko yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, kemudian melalui

keahlian komunikasi dan manajemen menggerakkan sumber daya manusia, keuangan , dan

bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan usaha.

Page 3: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

Peter F. Drucker (1994)

Keiwrausahaan merupakan sifat, watak, atau cirri-ciri yang melekat pada seseorang yang

mempunyai kemampuan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha yang

nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh. Kewirausahaan adalah juga kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Zimmerer(1996)

Kewirausahaan sebagi sesuatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan

persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (suryana, 2003:13)

Berangkat dari berbagai penegrtian kewirausahaan atau wirausahawan diatas kita dapat menyimpulkan

bahwa kewirausahaan adalah kemampuan (ability) berpikir kreatif, berprilaku atau bertindak inovatif,

penanggung resiko dan ketidak pastian, yang dijadikan dasar tindakan maupun daya penggerak, siasat

atau strategi untuk menghasilkan produk baru, metode baru, maupun pengembangan organisasi secara

baru. Sedangkan konsep wirausaha merujuk pada sifat, watak, atau cirri- cirri (karakter) yang melekat

pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia

usaha.

Tujuan Kewirausahaan:

• Meningkatkan Jumlah wirausaha yang berkualitas

• Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat

• Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

• Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat.

Sasaran Kewirausahaan:

• Instansi pemerintah, BUMN, organisasi profesi dan kelompok masyarakat

• Pelaku ekonomi: pengusaha kecil, koperasi

• Generasi Muda: anak-anak putus sekolah, calon wirausahawan.

Page 4: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

Manfaat Kewirausahan:

Memperkuat pertumbuhan ekonomi

• Menambah daya tampung tenaga kerja

• Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan

• Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memeiliki pribadi unggul yang patut diteladai

• Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin tekun, jujur dalam menghadapi pekerjaan

• Mendidik masyarakat hidup efisien dan sederhana

RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN

Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali, secara umum , ruang lingkup kewirausahaan adalah

bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup kewirausahaan , bergerak dalam bidang :

Lapangan agraris

1) Pertanian

2) Perkebunan dan kehutanan

Lapangan perikanan

1) Pemeliharaan ikan

2) Penetasan ikan

3) Makanan ikan

4) Pengangkutan ikan

Lapangan peternakan

1. Bangsa burung atau unggas

2. Bangsa binatang menyusui

Lapangan perindustrian dan kerajinan

1) Industry besar

2) Industry menengah

3) Industry kecil

4) Pengrajin

Page 5: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

(a) Pengolahan hasil pertanian

(b) Penegolahan hasil perkebunan

(c) Pengolahan hasil perikanan

(d) Pengolahan hasil perikanan

(e) Pengolahan hasil peternakan

(f) Pengolahan hasil kehutanan

Lapangan pertambangan dan energy

Lapangan perdagangan

A. Sebagai pedangan besar

B. Sebagai pedagang menengah

C. Sebagai pedagang kecil

Lapangan pemberi jasa

1) Sebagai pedagang perantara

2) Sebagi pemberi kredit atau perbankan

3) Sebagi pengusaha angkutan

4) Sebagai pengusaha hotel dan restoran

5) Sebagi pengusaha biro jasa travel pariwisata

6) Sebagai pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata busana, Dll.

Page 6: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Para wirausahawan dunia modern muncul petama kali di Inggris pada masa revolusi industri

pada akhir abad ke XVIII. Para wirausahawan awal ini mempunyai karakteristik kesabaran dan tenaga

yang tidak terbatas. Beberapa adalah orang-orang yang mempunyai uang, tetapi bukan berasal dari

golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengah ke bawah, yang didorong oleh keinginan

untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah

pertumbuhan dan perluasan organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang mereka

lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama. Keberhasilan

memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka lakukan.

Kewirausahaan dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan entrepreneur. Diduga, kata itu diadopsi

dari bahasa Perancis yang berarti between-taker atau go-between (perantara). Istilah kewirausahaan

yang masuk dalam kamus bisnis tahun 1980-an memiliki definisi yang berbeda-beda. Ada dua

pendekatan yang dilakukan di dalam mendefinisikan kewirausahaan, yaitu pendekatan fungsional dan

pendekatan kewirausahaan sisi penawaran.

Pendekatan fungsional menekankan peranan kewirausahaan dalam perekonomian seperti mengemban

suatu resiko karena melakukan pembelian pada suatu tingkat harga tertentu dan menjualnya pada

tingkat harga yang tidak menentu, melakukan kegiatan-kegiatan produksi dan inovasi, serta

menyebabkan atau memberikan reaksi terhadap gejolak-gejolak ekonomi.

Pendekatan kewirausahaan sisi penawaran menekankan kepada sifat-sifat individual yang dimiliki para

pengusaha. Pendekatan ini mengatakan bahwa sifat-sifat tertentu seperti keinginan untuk berprestasi

dan kemampuan untuk mengontrol serta menanggung resiko dari tindakan yang mereka lakukan

sebagai sifat-sifat dari wirausaha.

Entrepreneur dan fungsinya yang unik sebagai penanggung resiko, pertama kali dikemukakan

oleh Richard Cantillon, seorang Irlandia yang berdiam di Perancis. Entrepreneur disini dimaksudkan

sebagai upaya membeli barang dan jasa-jasa dengan harga ”tertentu”, untuk dijual dengan harga ”yang

tidak pasti” di masa yang akan datang. Karena itu, pada awalnya, kewirausahaan diartikan sebagai

”pengambil resiko” (risk taker). Di awal abad ke-18, Richard Cantillon mengobservasi bahwa seorang

wirausaha adalah orang yang menanggung resiko pembelian dan penjualan. Beberapa ahli teori

manajemen mengatakan bahwa kewirahusahaan adalah kehebatan dalam pembentukan perusahaan

baru yang di dalamnya mengandung pemanfaatan peluang dan pengambilan resiko.

Page 7: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

Peter F. Drucker mendefinisikan kewirausahaan dengan lebih optimis, yakni sebagai seorang

yang berfokus kepada peluang, bukan resiko. Bapak manajemen yang terkenal ini juga menyebutkan

bahwa kewirausahaan ini bukanlah pengambil resiko melainkan penentu resiko.

Adam Simth dan Jean Baptisay (1803) mengatakan bahwa seorang wirausaha adalah seorang

yang menyatukan faktor-faktor produksi. Joseph Schumpeter (1934) memberi makna kewirausahaan

dengan kata inovator. Dalam bukunya, The Management Challenge, James M.Higgins (1994)

menguraikan bahwa secara historis, kewirausahaan dianggap sebagai salah satu fungsi ekonomi. Higgins

mengatakan pula bahwa yang membedakan para wirausaha dengan para manajer terletak pada

pendekatan mereka terhadap pemecahan masalah. Para wirausaha bukan hanya memecahkan

masalah atau bereaksi terhadap masalah, melainkan juga mencari peluang.

Dua pendekatan mengenai definisi dari kewirausahaan di atas dibantah oleh Howard Stevenson.

Menurutnya, tak satupun dari kedua pendekatan tersebut yang cukup menjelaskan teori

kewirausahaan. Menurut Stevenson, kewirausahaan merupakan suatu pola tingkah laku manajerial

yang terpadu. Kewirausahaan adalah upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa

mengabaikan sumber daya yang dimilikinya. Pola tingkah laku manajerial yang terpadu tersebut bisa

dilihat dalam enam dimensi praktek bisnis, yakni:

1) orientasi strategis;

2) komitmen terhadap peluang yang ada

3) komitmen terhadap sumber daya

4) pengawasan sumber daya;

5) konsep manajemen; dan

6) kebijakan balas jasa.

Dari keenam ciri di atas, dihasilkan dua bentuk pelaku bisnis dengan corak yang berbeda, yakni:

Promotor dan Trustee.

Promotor, yaitu orang yang percaya akan kemampuan yang dimilikinya.

Trustee, yaitu orang yang lebih menekankan penggunaan sumberdaya yang telah dimilikinya

secara efisien.

Kemudian, Stevenson mengatakan bahwa dalam bentuk strategi suatu perusahaan, orientasi

kewirausahaan lebih menekankan pada penggunaaan peluang terhadap sumberdaya yang tersedia.

Perbedaan seorang berjiwa wirausaha dengan yang tidak adalah dalam kemampuannya memahami

bisnis dengan sangat baik sehingga mereka bukan hanya mampu membuat komitmen lebih dahulu

Page 8: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

dibandingkan orang lain, mereka juga mengetahui kapan harus keluar dari suatu bisnis. Kemudian

bahwa para wirausaha berusaha untuk mendapatkan hasil optimal dengan sumberdaya tertentu. Selain

itu, bahwa pola tingkah laku kewirausahaan mencakup kemampuan untuk menggunakan sumberdaya

yang dimiliki orang lain, seperti keahliannya, ide-idenya atau bakat-bakatnya, serta memutuskan

sumberdaya apa saja yang dibutuhkan perusahaan. Terakhir, bahwa kebijakan balas jasa, sebagai faktor

yang mendorong tingkah laku kewirausahaan, merupakan harapan-harapan individu serta persaingan

kemampuan yang akhirnya menciptakan sistem balas jasa yang adil dalam perusahaan. Dalam bukunya

Entrepreneurship, Robert Hisrich dan Michael Peters (1995), seperti dikutip Buchari Alma (2000),

mengatakan bahwa kewirausahaan adalah the process of creating something different with value by

devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychological, and social

risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction (merupakan proses

menciptakan sesuatu yang berbeda, dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaga, menanggung

resiko keuangan, kejiwaan, dan sosial, tetapi menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan

pribadi).

Dengan berpegang pada paparan Alma (2008), Sutrisno (2003), dan Soemanto (2002) baik

dilihat dari asa etimologis, sinonim maupun terminologi, ada banyak makna tentang kewirausahaan.

Makna ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) ekonomi modern (etika kewirausahaan),

kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) sosial modern (etika Kewirausahaan sosial).

Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas)

ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan makna kewirausahaan sebagai resep bertindak

guna menumbuh kembangkan system perekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak

saja berlaku secara tekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat. Pandangan tekstual

bahwa kewirausahaan terkait dengan etika ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim

Siagian (dalam Sutisno 2003:4-5) yang menyatakan sebagai berikut:

Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan kemapuan untuk memberikan tanggapan yang positif

terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada

pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahan mencari dan melayani lebih banyak dan lebih baik,

serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang

lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan

manajemen.

Page 9: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

Sedangkan menurut Alma (2008:5) menyatakan sebagai berikut:

Wirausahawan adalah seorang inovator, sebgai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat

peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikiran malas dan

lamban. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang

merupakan gabungan dari lima hal, yakni:

o pengenalan barang;

o metode produksi baru;

o sumber bahan mentah baru;

o pasar-pasar baru;

o organisasi industri baru.

Bertolak dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha sangat penting, mengingat bahwa

modernisasi dalam bidang ekonomi, sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas kewirausahaannya.

Karena itu tidak mengherankan jika PBB menyatakan, bahwa suatu negara akan mampu membangun,

apabila memiliki wirausahawan sekitar 2% dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Indonesia saat

ini200.000.000 jiwa, sehingga paling tidak harus memiliki wirausahawan sebanyak 4.000.000 orang

(Alma, 2008:4). Namun kenyataannya, Indonesia hanya memiliki wirausahawan sekitar 0,18% dari

jumlah penduduk (Suruji, 2008).

Wirausahawan memiliki kedudukan amat penting dalam kehidupan suatu negara. Mengingat,

bahwa wirausahawan tidak saja memberikan kemanfaatan bagi dirinya sendiri-pekerjaan dan

pendapatan secara mandiri, tetapi juga bagi negara dan warga masyarakat dengan penciptaan lapangan

kerja. Berbagai teori pembangungan menyatakan, bahwa keberhasilan suatu negara dalam proses

percepatan pembangunan ekonomi sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas kewirausahaan yang

dimiliki suatu negara.

Kewirausahaan sebagai Etika Sosial Modern, berkaitan dengan adanya kenyataan, bahwa konsep-

konsep, gagasan-gagasan, ide-ide atau dalil-dalil yang tercantum di dalam kewirausahaan bisa

diberlakukan sebagai resep bertindak yang bersifat universal, yakni tidak saja dalam bidang bisnis, tetapi

juga dalam bidang kemasyarakatan guna mewujudkan kehidupan suatu masyarakat modern

(kewirausahaan sosial). Hal ini tercermin pada pendapat McClelland (1987:86) yang menyatakan sebagai

berikut:

1) Perilaku Kewiraswastaan:

a. memikul risiko-risiko yang tidak terlalu besar sebagai suatu akibat dari keahlian dan

bukan karena kebetulan.

Page 10: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

b. kegiatan yang penuh semangat dan/atau yang berdaya cipta;

c. tanggung jawab pribadi;

d. pengetahuan tentang hasil-hasil keputusan, uang sebagai ukuran atas hasil.

2) Minat terhadap peerjaan kewiraswastaan sebagai suatu akibat dari martabat dan “sikap

berisiko: mereka.

Dalam Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995, pemerintah mendefinisikan kewirausahaan

sebagai berikut : Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam

menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan

cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jadi wirausahawan

adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan, atau orang

yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan

sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan

kesuksesan.

Page 11: Pengertian Dan Ruang Lingkup Kewirausahaan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan sehingga banyak yang perlu dipelajari dan

diperhatikan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dewasa ini kewirausahaan sudah mulai

berkembang diiringi oleh majunya teknologi, pengetahuan, dan faktor pendorong lainnya.

Semoga dengan berjalannya waktu wirausahawan di Indonesia ini bisa bertambah dan membuat

Indonesia seJahtera dan makmur. Meskipun kesederhanaan dalam mendefinisikan

kewirausahawan sebagai aktivitas pendorong perkembangan perubahan inovatif yang memiliki

daya tarik, namun dibalik kesederhanaan seperti demikian terkandung pula muatan

kompleksitasnya. Terselimutinya kompleksitas kewirausahawan paling sedikit disebabkan oleh

dua alasan. Alasan pertama muncul karena kewirausahawan merupakan suatu aktivitas lintas

organisasi yang multi bentuk.

SARAN

Pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari pada itu penulis

mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa yang akan datang.