pengertian anestesi

21
1. PENGERTIAN ANESTESI Anastetika (yunani an = tanpa, aisthesis = perasaan) Yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yg bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan. 2. JENIS ANESTESI a. Anestesi Lokal Anestesi local adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversible pada bagian tubuh yang spesifik. b. Anestesi Umum Anestesi umum adalah suatu kondisi yang dikarakteristikkan dengan adanya ketidaksadaran, analgesia (hilangnya kemmapuan merasakan nyeri), relaksasi otot, dan ditekannya reflex-refleks tubuh. Anestesi umum dilakukan jika terdapat kontraindikasi terhadap anestesi regional, adanya kegawat-daruratn, antisipasi kehilangan darah banyak, dan diperlukan uterus yang relaksasi saat pembedahan. c. Anestesi Regional i. Anestesi spinal Anestesi spinal adalah teknik anestesi yang diperlukan dengan cara menyuntikkan agen anestesi local pada likuor serebro-spinal didaerah lumbal. ii. Anestesi Epidural Anestesi epidural memiliki waktu mula yang lebih lama dibandingkan dengan anestesi spinal. Selain itu, jumlah zat yang diperlukan untuk mendapatkan efek anestesi yang memadai juga lebih banyak. iii. Anestesi kaudal Sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena ruang kaudal adalah kepanjangna dari ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis.

Upload: yurieamelia

Post on 02-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gdyyrujyr6ujy

TRANSCRIPT

Page 1: PENGERTIAN ANESTESI

1. PENGERTIAN ANESTESIAnastetika (yunani an = tanpa, aisthesis = perasaan)Yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yg bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan.

2. JENIS ANESTESIa. Anestesi Lokal

Anestesi local adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversible pada bagian tubuh yang spesifik.

b. Anestesi UmumAnestesi umum adalah suatu kondisi yang dikarakteristikkan dengan adanya

ketidaksadaran, analgesia (hilangnya kemmapuan merasakan nyeri), relaksasi otot, dan ditekannya reflex-refleks tubuh. Anestesi umum dilakukan jika terdapat kontraindikasi terhadap anestesi regional, adanya kegawat-daruratn, antisipasi kehilangan darah banyak, dan diperlukan uterus yang relaksasi saat pembedahan.

c. Anestesi Regionali. Anestesi spinal

Anestesi spinal adalah teknik anestesi yang diperlukan dengan cara menyuntikkan agen anestesi local pada likuor serebro-spinal didaerah lumbal.

ii. Anestesi EpiduralAnestesi epidural memiliki waktu mula yang lebih lama dibandingkan dengan anestesi spinal. Selain itu, jumlah zat yang diperlukan untuk mendapatkan efek anestesi yang memadai juga lebih banyak.

iii. Anestesi kaudalSebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena ruang kaudal adalah kepanjangna dari ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis.

3. SENYAWA KIMIA ANESTESI LOKALAda dua golongan

a. Golongan amidacontoh : lidokain

b. Golongan estercontoh : prokain

4. PERSIAPAN ANESTESI REGIONAL Persiapan anestesi regional sama dengan persiapan GA karena: Antisipasi terjadinya toksik sistemik reaction yg bisa berakibat fatal, perlu persiapan

resusitasi. Misalnya: obat anestesi sinal/epidural masuk ke pembuluh darah → kolaps kardiovaskular sampai cardiac arrest

Antisipasi terjadinya kegagalan, operasi bisa dilanjutkan dg GA.

Page 2: PENGERTIAN ANESTESI

5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ANESTESI REGIONALKeuntungan Anestesia Regional• Alat minim dan teknik relatif sederhana → biaya relatif lebih murah.• Relatif aman untung pasien yg tidak puasa (operasi emergency, lambung penuh) karena penderita sadar.• Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.• Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.• Perawatan post operasi lebih ringan.Kerugian Anestesia Regional• Tidak semua penderita mau• Membutuhkan kerjasama penderita• Sulit diterapkan pada anak-anak• Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi regional.• Terdapat kemungkinan kegagalan

6. ANESTESI SPINALSpinal anestesi atau Subarachniod Blok (SAB) adalah salah satu teknik anestesi

regional yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anestesi lokal ke dalam ruang subarachnoid untuk mendapatkan analgesi setinggi dermatom tertentu dan relaksasi otot rangka. Untuk dapat memahami spinal anestesi yang menghasilkan blok simpatis, blok sensoris dan blok motoris maka perlu diketahui neurofisiologi saraf, mekanisme kerja obat anestesi lokal pada SAB dan komplikasi yang dapat ditimbulkannya.A. Indikasi dan kontraindikasi

Indikasi Spinal Anestesi (Yuswana, 2005)a. Operasi ektrimitas bawah, meliputi jaringan lemak, pembuluh darah dan tulang.b. Operasi daerah perineum termasuk anal, rectum bawah dan dindingnya atau pembedahan saluran kemih.c. Operasi abdomen bagian bawah dan dindingnya atau operasi peritoneal.d. Operasi obstetrik vaginal deliveri dan section caesaria.e. Diagnosa dan terapi

Kontra indikasi Spinal Anestesi (Latief, 2001)a. Absolut1) Pasien menolak2) Infeksi tempat suntikan3) Hipovolemik berat, syok4) Gangguan pembekuan darah, mendapat terapi antikoagulan5) Tekanan intracranial yang meninggi6) Hipotensi, blok simpatik menghilangkan mekanisme kompensasi7) Fasilitas resusitasi minimal atau tidak memadai

b. Relatif (latief, 2001)

Page 3: PENGERTIAN ANESTESI

1) Infeksi sistemik (sepsis atau bakterimia)2) Kelainan neurologis3) Kelainan psikis4) Pembedahan dengan waktu lama5) Penyakit jantung6) Nyeri punggung7) Anak-anak karena kurang kooperatif dan takut rasa baal

B. Peralatan dan prosedur Persiapan alat anestesi spinal ( Latief, 2001)

a. Peralatan monitorb. Tekanan darah, nadi, oksimetri denyut (pulse oximeter) dan EKG.c. Peralatan resusitasi / anestesi umum.d. Jarum spinal

Prosudur spinal anestesi Anestesi spinal dan epidural dapat dilakukan jika peralatan monitor yang sesuai dan pada tempat dimana peralatan untuk manajemen jalan nafas dan resusitasi telah tersedia. Sebelum memosisikan pasien, seluruh peralatan untuk blok spinal harus siap untuk digunakan, sebagai contoh, anestesi lokal telah dicampur dan siap digunakan, jarum dalam keadaan terbka, cairan preloading sudah disiapkan. Persiapan alat akan meminimalisir waktu yang dibutuhkan untuk anestesi blok dan kemudian meningkatkan kenyamanan pasien (Bernards, 2006).

Adapun prosedur dari anestesi spinal adalah sebagai berikut (Morgan, 2006):1) Inspeksi dan palpasi daerah lumbal yang akan ditusuk (dilakukan ketika kita visite pre-operatif), sebab bila ada infeksi atau terdapat tanda kemungkinan adanya kesulitan dalam penusukan, maka pasien tidak perlu dipersiapkan untuk spinal anestesi.2) Posisi pasien : a) Posisi Lateral. Pada umumnya kepala diberi bantal setebal 7,5-10cm, lutut dan paha fleksi mendekati perut, kepala ke arah dada.b) Posisi duduk. Dengan posisi ini lebih mudah melihat columna vertebralis, tetapi pada pasien-pasien yang telah mendapat premedikasi mungkin akan pusing dan diperlukan seorang asisten untuk memegang pasien supaya tidak jatuh. Posisi ini digunakan terutama bila diinginkan sadle block.c) Posisi Prone. Jarang dilakukan, hanya digunakan bila dokter bedah menginginkan posisi Jack Knife atau prone.3) Kulit dipersiapkan dengan larutan antiseptik seperti betadine, alkohol, kemudian kulit ditutupi dengan “doek” bolong steril.4) Cara penusukan.

Page 4: PENGERTIAN ANESTESI

Pakailah jarum yang kecil (no. 25, 27 atau 29). Makin besar nomor jarum, semakin kecil diameter jarum tersebut, sehingga untuk mengurangi komplikasi sakit kepala (PDPH=post duran puncture headache), dianjurkan dipakai jarum kecil. Penarikan stylet dari jarum spinal akan menyebabkan keluarnya likuor bila ujung jarum ada di ruangan subarachnoid. Bila likuor keruh, likuor harus diperiksa dan spinal analgesi dibatalkan. Bila keluar darah, tarik jarum beberapa mili meter sampai yang keluar adalah likuor yang jernih. Bila masih merah, masukkan lagi stylet-nya, lalu ditunggu 1 menit, bila jernih, masukkan obat anestesi lokal, tetapi bila masih merah, pindahkan tempat tusukan. Darah yang mewarnai likuor harus dikeluarkan sebelum menyuntik obat anestesi lokal karena dapat menimbulkan reaksi benda asing (Meningismus).

7. ANESTESI EPIDURALAnestesia epidural dihasilkan dengan menyuntikkan obat anestesi local kedalam ruang epidural. Blok saraf terjadi pada akar nervus spinalis yang berasal dari medula spinalis dan melintasi ruang epidural. Anestetik local melewati duramater memasuki cairan cerebro spinal sehingga menimbulkan efek anestesinya. Efek anesthesia yang dihasilkan lebih lambat dari anesthesia spinal dan terbentuk secara segmental.

Keuntungan epidural- Bisa segmental- Tidak terjadi headache post op- Hypotensi lambat terjadi - Efek motoris lebih kurang - Dapat 1–2 hari dengan kateter - Sedikit pengaruh pada respirasi - Diperoleh analgesi, relaksasi otot dan usus - Dapat diberikan pada pasien dengan kontra indikasi muscle relaxant

Kerugian epidural - Teknik lebih sulit - Jumlah obat anestesi lokal lebih besar - Reaksi sistemis - Total spinal anestesi - Obat 5–10x lebih banyak untuk level analgesi yang sama

Page 5: PENGERTIAN ANESTESI

8. ANESTESI INTRAVENAObat-Obat Anastesi IntarvenaTermasuk golongan ini adalah: barbiturate (thiopental, methothexital); benzodiazepine (midazolam, diazepam); opioid analgesic (morphine, fentanyl,sufentanil, alfentanil, remifentanil); propofol; ketamin, suatu senyawaarylcylohexylamine yang dapat menyebabkan keadaan anestesi disosiatif dan obat-obat lain ( droperianol, etomidate, dexmedetomidine).1. Barbiturat

- Blokade sistem stimulasi di formasi retikularis- Mengambat pernapasan di medula oblongata, menghambat kontraksi otot. jantung,

tdk timbulkan sensitisasi jantung thd ketekolamin- Dosis : induksi = 2 mg/kgBB (i.v) dlm 60 dtk; maintenance = ½ dosisinduksi.

a. Na tiopental :Induksi : dosis tgt BB, keadaan fisik dan penyakitDws : 2-4ml lar 2,5% scr intermitten tiap 30-60 dtk ada capaian

b. Ketaminsifat analgesik, anestetik, kataleptik dg kerja singkat. Analgesik kuat utk sistem somatik, lemah utk sistem viseralKetamin sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyerikepala, pasca anestesi dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur,dan mimpi buruk. Dosis 0.1 mg/kg intravena dan untuk mengurangisalivasi diberikan sulfas atropin 0.001 mg/kg.

2. Fentanil dan droperidol- Analgesik & anestesi neuroleptik -Kombinasi tetap. Aman diberikan pd px yg alami hiperpireksia ok anestesiumum lain-Fentanil :masa kerja pendek, mula keja cepat. Droperidol : masa kerja lama& mula

kerja lambat3. Propofol

- Propofol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifatisotonik dengan kepekatan 1% (1 ml=10 mg).

- Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2 mg/kg intravena.

- Dosis untuk anestesi intravena total 4- 12 mg/kg/jam dan dosis sedasi untuk perawatan intensif 0.2 mg/kg. Pada manula dosis harus dikurangi, padaanak <3 tahun dan pada wanita hamil tidak dianjurkan.

4. Diazepam- Suatu benzodiazepine dengan kemampuan menghilangkan kegelisahan,efek

relaksasi otot yang bekerja secara sentral, dan bila diberikan secaraintravena bekerja sebagai antikejang. Respon obat bertahan selama 12-24 jam menjadi nyata dalam 30-90 mnt stlah pemberian scra oral dan 15 mntslah injeksi intravena.

Page 6: PENGERTIAN ANESTESI

- -Kontraindikasi: hipersensitif terhadap benzodiazepine, pemberian parenteral dikontraindikasikan pada pasien syok atau koma

- -Dosis : induksi = 0,1-0,5 mg/kgBB5. Opioid

Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan dosistinggi.- Opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakanuntuk

induksi pasien dengan kelainan jantung.- Untuk anestesi opioid digunakan fentanil dosis induksi 20-50

mg/kg,dilanjutkan dengan dosis rumatan 0.3-1 mg/kg/menit.

9. ANESTESI INHALASIAnestesi Inhalasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung

diarahkandisekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara inflitrasi yang sering digunakanadalah blokade lingkar dan obat suntikan intradermal atau subkutan.

Jenis Obata. Halothane (Fluothane)DeskripsiHalothane dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling di tahun 1951, merupakan zat anestesi yang sangat poten dan tidak berwarna, dapat meningkatkan tekanan intra kranial serta dapat menyebabkan relaksasi uterus. Halothane dapat menimbulkan terjadinya halothane hepatitis, terutama bila obat ini diberikan dalam jangka waktu pendek (pemberian berkali-kali dalam jangka waktu pendek). Induksi dan pemulihan cepat tidak menyebabkan iritasi, tidak mengakibatkan mual, dan berefek bronchodilator. Mendepresi jantung, menyebabkan vasodilatasi, aritmia, mengiritasi miokard bila ada epineprin. Obat ini dimetabolisme di hepar sebanyak 20-45%. Hasil metabolismenya berupa Br-, F-, Cl-, asam trifluoracetat, gas chlorodifluoroetilen serta chlorotrifluoroetilen.Halothane adalah obat anestesi inhalasi berbentuk cairan bening tak berwarna yang mudah menguap dan berbau harum.Indikasi Untuk induksi anestesi dan maintenance pada anak-anak dan dewasa bersama-sama dengan oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen.Farmakologi· System Cardiovascular1. Menurunkan tekanan arteri2. Menimbulkan depresi langsung pada miocardium3. Melebarkan pembuluh darah dalam otot – otot dan juga arteri coronaria4. Blokade ganglion simpatikus5. Depresi pusat vasomotor6. Menimbulkan bradikardi yang mengakibatkan penurunan cardiac output7. Menimbulkan hambatan pada baroreseptorHal diatas dapat menimbulkan hipotensi yang diperparah oleh :a. Obat-obatan ganglion blockerb. Perubahan posisi tidur dimana tubuh bagian atas lebih tinggi dari bagian kaki (postural hipotention)c. Kehilangan darah

Page 7: PENGERTIAN ANESTESI

d. Pelepasan cathecolamin

Gangguan irama denyut jantung :1. Sifat mudah dirangsang dari miocardium menjadi meningkat :Timbul ventrikuler extrasistole, ventrikel tachicardi dan bahkan ventrikuler fibrilasi.Faktor – faktor yang menambah kemungkinan terjadinya gangguan irama denyut jantung termasuk :· Retensi CO2· rangsangan rasa sakit pada stadium anestesi yang ringan,· penyuntikan atropin dan adrenalin.Pernah terjadi cardiac arrest setelah pemberian infiltrasi adrenalin pada anestesi halothane. Pemberian adrenalin yang cukup aman ialah jika adrenalin diberikan dalalm konsentrasi 1 : 100.000 dan dosis nya 10 ml diberikan dalam jangka waktu 10 menit secara infiltrasi dan tidak melebihi 30 ml dalam waktu 1 jam.2. Bradicardi yang mungkin disertai dengan hipotensi.Atropin yang diberikan secara intravena dapat meningkatkan denyutan jantung dan menimbulkan kenaikan tekanan darah, tapi pemberiannya harus secara pelan- pelan karena bila terlalu cepat justru akan menyebabkan ventrikuler disritmia.

o Sistem Pencernaan- Kelenjar liur, kelenjar lendir, dan cairan lambung tidak mengalami rangsangan

oleh halothane. Gerakan peristaltik usus dihambat oleh halothane, tapi terjadinya rasa mual dan muntah pada masa pasca anestesi kadang-kadang hebat.

o Susunan Syaraf Pusat- Halothane menimbulkan anestesi yang kuat pada SSP, tapi bila diberikan dalam

konsentrasi rendah daya analgesiknya rendah. Halothane meningkatkan aliran darah dalam otak dan meningkatkan tekanan cairan cerebrospinalis.

o Sistem Pernafasan- Halothane menimbulkan depresi pernafasan. Frekuensi pernafasan bertambah

tapi volumenya menurun. Bila induksi dilakukan dengan halothane dan udara biasa, tanpa oxygen, maka dapat terjadi gangguan saturasi oxygen akibat dari hypoventilasi dan harus dilakukan nafas buatan. Untuk mendapatkan tekanan oxygen dalam arteri yang cukup hendaknya halothane diberikan bersama oxygen 35% atau lebih. Halothane menimbulkan pelebaran pada bronchus sebagai akibat dari blokade pada refleks bronkhokonstriksi.

- Halothane tidak merangsang pada bronkhus dan refleks pharink dan laring dengan cepat menghilang. Sekresi lendir saluran nafas tidak terangsang.

o Sistem Otot- Relaksasi otot perut dapat dicapai dengan stadium yang cukup dalam dan otot

yang pertama mengalami relaksasi adalah otot masester pada mulut sehingga hal ini memudahkan tindakan laringoskopy.

o Uterus- Halothane dapat menimbulkan atonia uteri dan pendarahan post partum jika

digunakan dalam kasus obstetrik.- Hal ini membahayakan dan jangan menggunakan halothane dalam kasus

obstetrik, namun untuk tindakan versi extraksi halothane sangat memuaskan.

Page 8: PENGERTIAN ANESTESI

- Halothane, walaupun diberikan hanya dalam konsentrasi 0,5% dapat menimbulkan perdarahan yang banyak pada tindakan curretage uterus, bahkan sewaktu diberikan oxytocin sekalipun.

o Liver- Pada tahun 1958 pernah dilaporkan terjadinya nekrosis liver yang hebat setelah

pemberian anestesi inhalasi, juga dapat terjadi ”halothane hepatitis” subklinis.- Setelah dilakukan penelitian retrospektif oleh American National Academy of

Sciences pada tahun 1964, maka disimpulkan bahwa terjadinya kegagalan fungsi hepar akibat halothane itu tidak jauh berbeda dengan yang ditimbulkan oleh obat anestesi halogen yang lain, dan pasien dengan penyakit saluran empedu itu bukan pasien yang mudah mendapat gangguan seperti ini.

- Namun demikian, pandangan yang paling baru terhadap masalah ini adalah bahwa ada pengaruh dari halothane yang menyebabkan terjadinya ”halothane-hepatitis”.

- Terjadinya ikterus yang sehubungan dengan anestesi halothane adalah hepatocellular. Para ahli sepakat untuk tidak memberikan anestesi halothane secara berulang sebelum lewat 28 hari, dan bila ditemukan ikterus pasca anestesi halothane, hal ini dianggap sebagai kontraindikasi untuk waktu yang akan datang.

Beberapa teori dari mekanisme terjadinya ”halothane-hepatitis’ yaitu :1. Oxidase metabolit halothane dapat mempengaruhi antigenitas dari membran

hepatocyte, yang mengakibatkan rusaknya immunology antibody.2. Faktor genetic dapat mempengaruhi produksi antibody.3. Produk dari metabolisme reduktif dapat menimbulkan keracunan langsung.

Sensitif silang antara halothane dengan obat anestesi halogen yang lain juga dapat terjadi. Ketidakmurnian halothane juga bisa terjadi dengan terbentuknya dichlorohexafluorobutene sampai 0,03% dalam vaporizer dan hal ini toxic untuk liver dan ginjal.· Fungsi GinjalHalothane akan menurunkan aliran darah ke ginjal dan menurunkan filtrasi glomerolus sehingga produksi urine menurun, ini semua akibat dari hypotensi yang terjadi oleh pengaruh halothane.

KEUNTUNGAN1. Induksi cepat dan halus2. Tidak iritasi pada saluran nafas3. Dapat menimbulkan pelebaran bronkhus4. Menimbulkan vasodilatasi5. Recovery relatif cepat

KERUGIAN1. Obat ini sangat kuat sehingga mudah terjadi over dosis2. Daya analgesiknya rendah3. Dapat menimbulkan relaksasi uterus dan resiko perdarahan yang hebat pada kasus-

kasus obstetrik4. Menimbulkan hypotensi, yang mungkin tak diduga menjadi berat

Page 9: PENGERTIAN ANESTESI

5. Dapat menimbulkan dysrhethmia jantung6. Dapat menimbulkan menggigil pasca anestesi yang kadang-kadang menjadi hebat7. Kemungkinan toksis pada liver terutama pada pemberian berulang

Dosis· InduksiInduksi diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide70%-oxygen mulai dari konsentrasi 0,5% dan secara bertahap dinaikkan sampai konsentrasi 2-4%. (terutama pada anak-anak).Alternatif lain dapat diberikan obat barbiturat yang bekerja cepat dengan dosis hypnosis secara intravena, tetepi penyuntikan dilakukan secara perlahan-lahan karena efek depresi pada system cardiovaskuler dan pernafasan dari obat ini menjadi lebih kuat bila diberikan terlalu cepat, atau obat anestesi intravena yang lain, dan kemudian dilanjutkan dengan inhalasi halothane-oxygen atau halothane – N2O 70%-oxygen dengan konsentrasi sampai 2-4%.· MaintenanceUntuk mempertahankan stadium anestesi bedah konsentrasi halothane diturunkan menjadi 0,5 - 2,0% bersama oxygen atau N2O 70%.Efek samping· RecoveryRecovery dari anestesi dengan halothane terjadi cukup cepat. Terjadinya rasa mual dan muntah pada masa pasca bedah / anestesi kadang-kadang hebat, maka harus dilakukan pengawasan dan perawatan yang seksama untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat muntah (umpamanya : aspirasi ), terutama pada pasien yang waktu puasa pra bedah tidak cukup, kurang dari 8 jam (dewasa), seperti pada kasus bedah akut.Selain daripada itu pengamatan atau monitoring harus dilakukan sesuai standar monitoring.Terjadinya menggigil pada masa pasca bedah sering terjadi pada anestesia dengan halothane. Ini ada hubungannya dengan meningkatnya tonus otot secara menyeluruh baik yang bersifat sementara atau menetap.Seringkali hal ini juga ada hubungannya dengan turunnya suhu badan pasien selama pembedahan.Untuk mencegah hal ini dapat diberikan uap hangat ke dalam sirkuit pernafasan selama pembedahan.Penatalaksanaan· Penggunaan Bersama Obat Pelemas OtotBila obat pelemas otot yang diberikan itu mempunyai efek blokade pada ganglion maka penggunaanya bersama halothane harus dipertimbangkan karena akan memperberat efek hypotensi. Obat pelemas otot Pancuronium cukup baik digunakan bersama halothane. Halothane dapat melawan efek dari suxamethonium, tetapi secara klinis hal ini tidak penting.· Cara PemberianHalothane sebaiknya diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen dan sebaiknya menggunakan vaporizer yang khusus dikalibrasi untuk halothane agar dihasilkan konsentrasi uap yang akurat dan mudah dikendalikan, meskipun banyak jenis vaporizer yang dapat digunakan untuk halothane sesuai system dan teknik anestesi yang digunakan.

Page 10: PENGERTIAN ANESTESI

10. KOMPLIKASI DARI MASING-MASING OBAT ANESTESIKomplikasi obat anestesi lokal Obat anestesi lokal, melewati dosis tertentu merupakan zat toksik, sehingga untuk tiap jenisobat anestesi lokal dicantumkan dosis maksimalnya. Komplikasi dapat bersifat lokal atausistemik. Komplikasi lokal 1. Terjadi ditempat suntikan berupa edema, abses, nekrosis dan gangrene.2. Komplikasi infeksi hampir selalu disebabkan kelainan tindakan asepsis danantisepsis.3. Iskemia jaringan dan nekrosis karena penambahan vasokonstriktor yangdisuntikkan pada daerah dengan arteri buntu. Komplikasi sistemik 1. Manifestasi klinis umumnya berupa reaksi neurologis dan kardiovaskuler. 2. Pengaruh pada korteks serebri dan pusat yang lebih tinggi adalah berupa perangsangan sedangkan pengaruh pada pons dan batang otak berupa depresi.3. Pengaruh kardiovaskuler adalah berupa penurunan tekanan darah dan depresimiokardium serta gangguan hantaran listrik jantung

11. PEMANTAUAN DAN PERAWATAN PASIEN PASKA OPERASIUNIT PERAWATAN POST ANESTESI (PACU) A. Desain Ruangan

o Harus ditempatkan dekat dengan kamar operasi.o Memiliki akses cepat ke x-ray, bank darah, gas darah dan laboratorium klinis.o Idealnya Pacu memiliki 1,5 tempat tidur per kamar operasi yang digunakan.o Lingkungan terbuka yang optimal untuk observasi pasien, dengan setidaknya

satu kamar isolasi.o Station Nurse berada ditengah ruangan.o Memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik, karena limbah gas anestesi

sangat berbahaya. Institut Nasional Keselamatan Kerja (NIOSH) telah menetapkan batas pemaparan merekomendasikan 25 ppm untuk nitrit dan 2 ppm untuk anestesi volatile.

B. Peralatan Mediso Tempat tidur berpengaman dua sisi dan posisi yang dapat diatur.o Bedside monitor minimal 4 parameter monitoring invasif maupun non invasif.o Suction, dan sumber oksigen gan tiang infus di setiap sisi tempat tidur.o Trolly Emergency berisi obat-obatan lengkap dan Defebrilator.o Alat- alat kegawat daruratan : kanul oksigen, masker berbagai ukuran, oral dan

nasal airway, laringoskop, ETT, LMA, Jacksen Rees.o Alat penghangat udara, seperti lampu panas, atau selimut hangat atau dingin.o Syring pump dan Infus pump.o Alat untuk terapi respirasi seperti terapi bronkodilator dengan aerosol, tekanan

positif kontinyu dan ventilator.o Instrumen set untuk tindakan seperti : dressing care, Vena seksi set, spinal dan

epidural set dan CVP set.

Page 11: PENGERTIAN ANESTESI

C. Staff PACU1. Dokter

o PACU sebaiknya dipimpin seorang dokter ahli anestesi, karena manajemen pasien PACU tidak berbeda dengan di kamar operasi.

o Ahli anestesi mengelola analgesia, jalan nafas, jantung, paru, dan masalah-masalah metabolisme, sementara ahli bedah mengelola masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan pembedahan itu sendiri.

2. Perawato Seorang perawat untuk satu pasien selama 15 menit pertama pemulihan.o Kemudian satu perawat untuk setiap dua pasien.o Perawat terlatih dan terampil dalam perawatan pasien Pasca-Operasi.

(memanajemen jalan nafas dan ACLS)o Mampu melakukan kegiatan pemantauan tanda-tanda vital, perawatan dan

pengelolaan nyeri, mual dan muntah pasca-operasi (PONV), pemantauan penyulit bedah lainnya seperti: perdarahan, discharge, pembengkakan, hematoma, kemerahan , dll.

o Insentif perawat sebaiknya ditentukan untuk menjamin staffing yang optimal sepanjang waktu.

3. Pekarya Kesehatan.o Diperlukan unyuk mendukung pelayanan Pacu seperti : pengambilan darah

transfusi, pengantaran speciment laborat dll. D. Standar Pelayanan Perawatan PACU

o Semua pasien yang telah menerima anestesi umum, anestesi regional, atau perawatan anestesi dimonitor dan harus menerima manajemen postanesthesia.

o Pasien harus dibawa ke Pacu oleh anggota tim perawatan anestesi.o Setelah tiba di Pacu, dievaluasi ulang dan laporan verbal harus diberikan kepada

perawat PACUo Pasien tersebut harus dievaluasi terus-menerus di Pacuo Seorang dokter Anestesi bertanggung jawab untuk pemindahan pasien.

E. Discharge Pacu1. Aldrete Score:

- Nilai penjumlahan numerik sederhana dari aktivitas, respirasi,, kesadaran, sirkulasi, dan saturasi oksigen.

· Skor 9 dari 10 menunjukkan kesiapan untuk dipindah ke ruangan.Aldrete Skor :

· Saturasi Oksigen nilai 0 : SpO2 <92% dengan suplementasi O2

1 : O2 tambahan untuk mempertahankan SpO2> 90% 2 : SpO2> 92% pada udara kamar

· Kesadaran nilai 0 : Tidak menanggapi

1 : Arousable pada panggilan 2 : Terjaga penuh

· Sirkulasi nilai 0 : BP + 50 mm tingkat preanestheic

Page 12: PENGERTIAN ANESTESI

1 : BP + 20-50 mm tingkat preanesthetic 2 : BP + 20 mm tingkat preanesthetic

· Pernafasan nilai 0 : Apneu

1 : Nafas sesak, dangkal atau terbatas. 2 : Nafas dalam dan batuk bebas.

· Aktivitas nilai 0 : Tidak dapat memindahkan ekstremitas

1 : Bergerak 2 ekstremitas 2 : Menggerakkan semua ekstremitas sesuai perintah 2. Postanesthesia Discharge Scoring System:

o Modifikasi dari Aldrete Score yang juga mencakup pengkajian nyeri, N/V, dan perdarahan bedah, di samping tanda-tanda vital dan aktivitas.

o Score 9 atau 10 menunjukkan kesiapan untuk pindah.Postanesthesia Discharge Scoring System

o Pendarahan Luka Operasi nilai 0 : Berat: lebih dari 3 kali dresing.

1. : Sedang sampai 2 kali dressing 2. : Minimal: tidak memerlukan dressing

· Nyeri nilai 0 : Nyeri berlanjut dan perlu pengobatan ulang

1. : Nyeri mengganggu dan tidak dikendalikan dg obat PO2. : Nyeri terkontrol oleh pasien dan dikendalikan dg obat PO

· Mual dan Muntah nilai 0 :

1. : Sedang: mengobati dengan obat IM 2. : Ringan: mengobati dengan obat PO

· Aktifitas nilai 0 : Tidak dapat bergerak

1. : Bergerak membutuhkan bantuan 2. : Bergerak bebas dan tidak pusing

· BP dan Pulse nilai 0 : > 40% dari baseline pra operasi

1. : 20-40% dari baseline pra operasi 2. : Dalam 20% dari baseline pra operasi

F. Komplikasi yang sering terjadi di PACU1. Nyeri Pasca operasi

o Opioid intravenao Ketorolac dan obat anti-inflamasio Midazolam untuk kegelisahano Epiduralo analgesik bloko PCA dan PCEA

2. Mual dan Muntah

Page 13: PENGERTIAN ANESTESI

o Paling sering terjadio Penyebab :

- Hipoksia- Hipotensi- Sakit- Kegelisahan- Infeksi- Kemoterapi- Gastrointestinal obstruksi- Narkotika / anestesi volatil / etomidate- Gerakan- Respon vagal- Kehamilan- Peningkatan ICP

o Tindakan yang diperlukan:- Cairan IV- Obat-obatan (Zofran / Phenergan / promethazine, Propofol )

3. Komplikasi pernapasan o Hampir dua pertiga dari insiden terkait denga tindakan anestesio Obstruksi jalan napaso Hipoksemia

- Karena konsentrasi oksigen rendah- Hipoventilasi- Rasio daerah ventilasi-perfusi rendah- Peningkatan shunt kanan-ke-kiri intrapulmonary

o Tindakan Lakukan:- Observasi pasien dengan seksama.!- Menilai tanda-tanda vital pasien dan tingkat pernapasan.- Evaluasi jalan napas. R / o obstruksi atau benda asing.- Berikan Oksigen 100% lewat NRM atau ETT.- Ventilasi dengan face mask dan Ambu jika perlu.- Intubasi dan mengamankan jalan napas.- Carilah penyebab hipoksia.- Kirim ABG, CBC, BMP. Dapatkan CXR.

4. Pulih sadar yang memanjang o Keracunan preoperativeo Residual agent anestesi: IV atau inhalasio Blok neuromuskular yang dalamo Hipotermia berat dan kelainan elektrolito Thromboembolic cidera serebrovaskular

5. Komplikasi Sirkulasio Tersering berupa hipotensi, hipertensi dan aritmiao Penyebab Hipotensi tersering karena hipovolemia, hipertensi oleh karena

rangsangan nyeri, aktivasi reflek simpatis, Aritmia secara umum oleh karena nyeri, demam, hipovolemia dan anemia.

Page 14: PENGERTIAN ANESTESI

6. Iskemia miokard o Peningkatan risiko:

- Sejarah CAD- CHF- Perokok- HTN- Tachycardia- Hipoksemia berat- Anemiao Pasien dengan GA dan RA memiliki resiko yang sama.o Pengobatan- Oksigen, ASA, NTG, dan morfin jika diperlukan- 12 lead EKG- Kaji riwayat penyakit sebelumnya dan Konsultasikan kardiologi

7. Demam o Penyebab:- Infeksi- Reaksi obat / darah- Kerusakan jaringan- Gangguan Neoplastik- Gangguan metabolisme

REFERENSI1. Gaiser RR. Spinal, Epidural, and Caudal anesthesia. In : Introducton to anesthesia,

editor : Longnecker DE, Murphy FL, ed 9 th, WB Saunders Company, 1997.2. Molnar R. Spinal, aepidural, and Caudal anesthesia. In : Clinical Anesthesia Procedures

of the Massachusetts General Hospital, editor Davison JK, Eukhardt WF, Perese DA, ed 4 th, London, Little brown and Company, 1993.

3. Tetlaff JE, Spinal, Epidural and Caudal Block. In : Clynical Anestesiolgy. Editor : Morgan GE, Mikhail MS, ed 2 nd, USA , Appleton & Lange, 1996.

4. Mulroy MF, Epidural Anesthesia. In : Regional anesthesia, ed 2 nd, USA, Little, Brown and Company, 1996.

5. Conachie I, Geachie J. Reginal anaesthetic Technique. In A Practice of Anesthesi, editor : Healy TEJ, Cohen PJ, ed 6 th, London, Edward Arnold, 1995.

6. Brown DL, Spinal, Epidural and Caudal anesthesia. In : Anesthesia, editor : Miller RD, ed 5 th, Volume 1, California, Churchill Livingstone, 2000.

7. Boulton, Thomas B. 1994. Anestesiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.8. Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy

Pharmacology) .Jakarta : Alih Bahasa: Bagian Farmakologi F K U I.9. Goodman LS and Gillman AG. 1985. The pharmacological Basic of therapeutics,

7th.MacMillan Publishing Company.10. Katzung B.G. 1989. Basic and Clinical pharmachology. 4th.ed.(1989). Appleton &

Lange,A publishing Division of Prentice Hall International Inc.Conecut USA.11. Kee, Joyce. L. 1996. Farmakologi. Jakarta : EGC.