pengendalian hama terpadu (pht) pada jagung

11
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Jagung Disusun memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengendalian Hama pada Jurusan Biologi, Universitas Andalas, Padang 2012

Upload: landry

Post on 24-Feb-2016

310 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Jagung. Disusun memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengendalian Hama pada Jurusan Biologi , Universitas Andalas , Padang 2012 . Kelompok 3. Robby Jannatan Melinda Purnamasari Dera Satria Fitri Rizky Andrian Jasmi Putriana Haragus. PHT?. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Jagung

Disusun memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengendalian Hama pada Jurusan Biologi, Universitas Andalas, Padang 2012

Page 2: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

Kelompok 3

Robby Jannatan

Melinda Purnamasari

Dera Satria Fitri

Rizky Andrian

JasmiPutriana Haragus

Page 3: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

PHT?Suatu cara pengendalian yang

dilakukan dengan memadukan berbagai komponen pengendalian dengan maksud untuk mencapai hasil yang optimal dengan biaya yang minimal dan ramah lingkungan.

Page 4: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

Komponen/Teknologi PHT1. Penggunaan varietas tahan2. Kultur teknis meliputi pergiliran varietas,

tanam dalam barisan, waktu tanam yang tepat dan pemupukan yang tidak berlebihan

3. Pada saat tanaman ada di lapangan, dapat memanipulasi musuh alami supaya populasi hama tetap rendah

4. Penggunaan insektisida yang ramah lingkungan

Page 5: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

Contoh PHT Hama Jagung

1. Hama lalat bibit (Atherigona sp.)

Gejalanya : Daun muda yang masih menggulung karena pangkalnya tergerek larva. Larva yang sampai ketitik  tumbuh menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh lagi

Penyebabnya

: Lalat Atherigona sp.Imago aktif pada sore hari jam 16.00. Periode imago 7 hari. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain. Periode telur 1-3 hari. Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupa antara 5-11 hari. Staidum imago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam tanah dekat dengan tanaman, namun kadang-kadang pada tanaman.

Pengendalian

: Komponen pengendalian yang diperlukan  : 1) Pergiliran tanaman, 2) Tanam serempak, 3) Aplikasi insektisida : Tiodicarb 75 WP, 15 g/kg benih; Karbosulfan 2,5 g/kg benih; Karbofuran 10 kg/ha melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12%, 4) Menyebar mulsa jerami padi merata sebanyak 5 t/ha setelah tanam jagung (Anonymous, 1995; Tandiabang, 2000).

Page 6: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

2. Hama Ulat grayak (Spodoptera sp., Mythimna sp.)

Gejalanya : Daun berlubang-lubang atau tinggal tulang daunnya.

Penyebabnya : Spodoptera sp.Ngengat berwarna coklat, aktif di malam hari. Telurnya berwarna putih sampai kekuningan, berkelompok. Tiap ekor bisa bertelur 400 butir, periode telur 5 hari.  Larva aktif dimalam hari, umur larva 31 hari, stadium kepompong 8 hari.

Pengendalian : Komponen pengendaliannya meliputi  : 1) Pergiliran tanaman, 2) Tanam serempak, 3) Sanitasi inang liar, 4) Penyemprotan dengan insektisida  : monokrotofos, klorpirifos, diazifos, sianofenfos, dan karboril dosis 2 cc/l (Anonymous, 1995), 5) Aplikasi parasitoid, Trichogramma evanescens] (Pabbage, 2003)

Page 7: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

Gejalanya : Adanya lubang gerekan pada batang dengan kotoran   menutupi lubang gerekan

Penyebabnya : Ostrinia furnacalis Guenee.Ngengat betina bertelur mencapai 90 butir, tersusun rapi dalam satu kelompok. Periode telur 3-5 hari. Larva instar  I dan II memakan daun muda. Larva instar III menggerek batang. Stadia larva antara 19-28 hari. Pupa terbentuk dalam batang jagung. Stadia pupa antara 5-10 hari. Siklus hidup sekitar satu bulan (Anonympus, 1995; Tandiabang, 2000)

Pengendalian : Komponen pengendaliannya meliputi komponen pengendali terpadu : 1) Pergiliran tanaman, 2) Tanam serempak, 3) Sanitasi inang liar, 4) Pemangkasan bunga jantan 25%, 5) Pemberian biopesisida Dipel (Bacillus thuringiensis, 6) Aplikasi insektisida monokrotofos, Triazopos, dan Karbofuran 3G melalui pucuk (Anonymous, 1995)

3. Hama Penggerek batang (Ostrinia furnacalis)

Page 8: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

4. Hama Penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)Gejalanya : Adanya lubang-lubang melintang pada daun

tanaman stadia vegetatif. Rambut tongkol jagung terpotong, ujung tongkol ada bekas gerekan dan seringkali ada larvanya.

Penyebabnya : Helicoverpa armigera (Hbn.)Telur diletakkan satu persatu pada rambut tongkol atau bagian tanaman lain pada waktu sore sampai malam hari. Banyaknya telur per ekor ngengat mencapai 1000 butir. Stadia telur 2-5 hari. Larva mengalami 6 instar dalam periode waktu 17-24 hari. Pupa terbentuk didalam tanah selama 12-24 hari. Satu siklus hidupnya sekitar 35 hari.

Pengendalian : Komponen pengendalian terpadu: 1) Menanam varietas jagung yang kelobotnya menutup tongkol rapat, 2) Menggunakan musuh alami seperti  : a). Parasit telur Trichogramma sp, b. Parasit telur larva muda Eriborus sp., Tachinid, c. Cedawan entomophaga Metharhizium, d. Nuclear Polyhidrosis virus (NPV), 3) Penyemprotan insektisida pada ambang kerusakan 3 tongkol per 50 tanaman dengan Azodrin 15 WSC, Hostation 40 EC atau Nogos 50 EC (Anonymous, 1995)

Page 9: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

5. Hama Kutu Daun (Aphis)

Gejalanya : Gejala langsung apabila populasi tinggi helaian daun menguning dan mengering. Gejala tidak langsung sebagai vektor virus menimbulkan mosaik ataupun garis-garis klorose sejajar tulang daun.

Penyebabnya : Aphis (Rhopalosiphum maydis Fitc).Serangga berwarna hijau, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Pada bagian belakang ruas abdomen kelima terdapat sepasang tabung sifunkulus.

Pengendalian : Komponen untuk pengendalian secara terpadu  meliputi : 1) Musuh alami : + Predator (Harmonia actomaculata dan H. syrphids, 2) Parasit, 3) Insekktisida systematik karbofuran di berikan melalui   pucuk pada sladia vegetatif (Anonymous, 1995)

Page 10: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

Hama penyebab rendahnya produksi jagung

Dilalakukan usaha-usaha pengendalian

hama

Dilakukan pemaduan usaha

pengendalian yang dikenal dengan

PHT

Beberapa hama utama pada jagung yaitu lalat bibit, ulat grayak, penggerek tongkol, penggerek

batang, dan kutu daun

Hama dikendalikan

untuk produksi jagung yang

optimal dengan biaya yang

minimal dan ramah lingkungan

Page 11: Pengendalian  Hama  Terpadu  (PHT) pada Jagung

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, S. 1996. Studi pengendalian hama terpadu penggerek batang jagung di lahan kering beriklim basah Kalimantan Selatan. Disampaikan seminar mingguan Agustus 1996. Balittan Banjarbaru

Asikin, S., M.Thamrin dan A.Budiman. 1997. Pengendalian terpadu hama penggerek batang jagung di lahan kering beriklim basah Kalimantan Selatan. Prosiding Seminat dan Lokakarya Nasional Jagung. Ujung Pandang-Maros 11-12 Nop 1997. Balitjas. Maros.

Dobie, P., C.P. Heines, R.J. Hodges dan P.F. Prevett. 1987. Insect and Arachnids of Tropical strored Product their Biology and Indentifications. Storage Dept., London Road. P. 205 - 266.

Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Sulaeman, C. 2004. Pemangkasan Bunga Jantan dalam Mengendalikan Hama Penggerek Batang Jagung di Lahan Kering Beriklim Basah. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian.

Surtikanti dan M. Yasin. 2002. Fluktuasi Hama Utama Jagung dan Pengendaliannya. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI, PFI & HPTI XV Sul-Sel.

Wakman, W. 2012. Teknologi Pengendalian Hama Penyakit Jagung di Lapangan dan Gudang. http://www.peipfi-komdasulsel.org/jurnal-perlindungan /teknologi-pengendalian-hama-penyakit-jagung-di-lapangan-dan-gudang.htm. Diakses 30 Agustus 2012