pengembangan prototipe perangkat pembelajaran … · sederhana. potensi yang ada adalah konsep...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT
PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR
SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK
SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Nur Etikawati
NIM: 121134155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Allah SWT
Orang tua tercinta yang selalu mendoakan, memotivasi dan mendukungku
Adik tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan
Sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri.”
(Q.S Al-Ankabut, ayat 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN
GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN
TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Nur Etikawati
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian berawal dari adanya potensi dan masalah terkait kurangnya
pemahaman siswa kelas III di SD Negeri Sendangadi 2 terhadap bangun datar
sederhana. Potensi yang ada adalah konsep bangun datar sederhana dapat
membantu mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan ruang-visual siswa.
Masalah yang ada adalah siswa 50% belum paham tentang sifat-sifat bangun datar
persegi panjang, 82% belum paham tentang sifat-sifat bangun datar segitiga hal
tersebut dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
bervariasi. Maka peneliti mengembangkan prototipe berupa perangkat
pembelajaran dengan tujuan: 1) untuk menjelaskan proses pengembangan dan, 2)
mendeskripsikan kualitas produk yang dikembangkan.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) yang menggunakan
6 langkah menurut Sugiyono (2011) meliputi (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6)
uji coba produk. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun datar sederhana untuk kelas III SD berdasarkan lima fase
van Hiele yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase
orientasi bebas, dan fase integrasi. Prototipe telah divalidasi dengan skor rata-rata
masing-masing validator 3,70 dan 3,80 dengan kategori sangat baik, sehingga
layak untuk di uji cobakan.
Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Ambarukmo pada tanggal 15
Desember 2015 materi persegi dan persegi panjang dengan menerapkan lima fase
pembelajaran van Hiele. Berdasarkan fase kelima dari pembelajaran van Hiele
yaitu fase integrasi peneliti mendapatkan data jika siswa dapat memahami sifat-
sifat persegi dan persegi panjang hal tersebut terbukti dari nilai hasil evaluasi yang
memperoleh rata-rata 8,90.
Kata kunci : pengembangan, perangkat pembelajaran, geometri, bangun datar
sederhana, van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
THE DEVELOPMENT OF LEARNING GEOMETRY INSTRUMENT
PROTOTYPE ABOUT BASIC GEOMETRIC SHAPES BASED VAN HIELE
THEORY FOR 3RD GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
Nur Etikawati
Universitas Sanata Dharma
2016
This research begin from existence potential and problem concerned
undercommunication comprehension of third grade student in Sendangadi 2
elementary school about basic geometric shapes. Potential at hand is concept
about basic geometri shapes can help to evolve intelligence mathematical logical
and visual space. Problem at hand be around 50% of student not understand about
characteristics of rectangular, 82% of student do not understand about
characteristics of triangle that case cause the learning model which used by
teacher is less variation. Then researcher want to develop a kind of learning
equipment prototype as a purpose: 1) to explain developmental process 2) to
description quality of product develop.
This research is developmental research (R&D) and use 6 steps according
Sugiyono (2011) include (1) potential and problem, (2) aggregation data, (3)
product design, (4) product validation, (5) product revision, (6) product
experiment. The product result as a prototype equipment geometry learning for
third grade elementary school grounded on five phase van Hiele that is :
information phase, direct orientation phase, explaining phase, free orientation
phase, and integration phase. Prototype has been validation with average score
eachs validator 3,70 and 3,80 with very good category, until suitable to tested.
Definite tested implementable at Ambarukmo elementary school on the
15 December 2015. Square and long square with apply five phase van Hiele
learning that is integration researcher got data if the student can understand
characteristics of square and rectangular, can proved by result score evaluation is
acquire average 8,90.
Key word : development, learning equipment, geometry, basic geometric shapes,
van Hiele
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi
Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas
III Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, selaku dosen pembimbing 1 yang
telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan
kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan
skripsi.
4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing 2 yang
telah memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi
instrumen dan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1.5 Spesifikasi Produk ............................................................................. 6
1.6 Definisi Operasional ......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10
2.1 Kajian Teori ...................................................................................... 10
2.1.1 Matematika .............................................................................. 10
2.1.2 Teori van Hiele ........................................................................ 15
2.1.3 Kontekstual .............................................................................. 20
2.1.4 Teori Intelegensi Ganda ........................................................... 21
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 23
2.2.1 Hasil Penelitian tentang Pengembangan .................................. 23
2.2.2 Hasil Penelitian tentang Pembelajaran van Hiele..................... 24
2.2.3 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ......................................27
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 28
2.4 Pertanyaan Peneliti ............................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 30
3.2 Setting Penelitian ............................................................................... 33
3.3 Prosedur Pengembangan .................................................................... 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 37
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 48
3.7 Jadwal Penelitian ................................................................................ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 52
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 52
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 71
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 75
5.2 Keterbatasan ....................................................................................... 76
5.3 Saran ................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi .......................................................... 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitian Guru ........................................... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitian Siswa .............................. ........... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Guru
oleh Dosen ........................................................................................ 41
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa
oleh Dosen ......................................................................................... 42
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Dosen ............................. 43
Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Guru ............................... 45
Tabel 3.8 Instrumen Fase Informasi ............................................................. 45
Tabel 3.9 Instrumen Fase Orientasi Langsung ............................................. 46
Tabel 3.10 Instrumen Fase Penjelasan .......................................................... 46
Tabel 3.11 Instrumen Fase Orientasi Bebas ................................................. 47
Tabel 3.12 Instrumen Fase Integrasi ............................................................. 48
Tabel 3.13 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ...................................... 50
Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi................................................................... 53
Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru ............................................................. 54
Tabel 4.3 Rekap Hasil Angket Pra-penelitian Siswa .................................... 56
Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ................................................ 60
Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru .................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ......................................... 27
Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode R&D .................................................. 30
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modifikasi ........................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kegiatan Fase Informasi ........................................................... 65
Gambar 4.1 Kegiatan Fase Orientasi Langsung ........................................... 66
Gambar 4.1 Kegiatan Fase Penjelasan .......................................................... 67
Gambar 4.1 Kegiatan Fase Orientasi Bebas ................................................. 68
Gambar 4.1 Kegiatan Fase Integrasi ............................................................. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 HASIL ANALISIS KEBUTUHAN
OBSERVASI .............................................................................................. 79
1.1 Lembar Observasi ................................................................................... 80
1.2 Hasil Observasi Pembelajaran 1 ............................................................. 81
1.3 Hasil Observasi Pembelajaran 2 ............................................................. 82
LAMPIRAN 2 HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN ............................... 83
2.1 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Guru ............................................ 84
2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Guru ............................................... 87
2.3 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Siswa ........................................... 93
2.4 Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Siswa ............................................... 95
LAMPIRAN 3 HASIL VALIDASI ANGKET
PRA-PENELITIAN ...................................................................................... 97
3.1 Lembar Validasi Pra-Penelitian Guru oleh Dosen .................................. 99
3.2 Hasil Validasi Pra-Penelitian Guru oleh Dosen ...................................... 102
3.3 Lembar Validasi Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen ................................ 104
3.4 Hasil Validasi Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen .................................... 106
LAMPIRAN 4 HASIL VALIDASI PRODUK ............................................ 108
4.1 Angket Validasi Produk untuk Dosen .....................................................109
4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen .......................................................... 111
4.3 Angket Validasi Produk untuk Guru .......................................................113
4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ............................................................ 116
LAMPIRAN 5 HASIL PEKERJAAN SISWA ............................................ 120
5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Lima Fase Pembelajaran ............................ 121
5.2 Hasil Nilai Siswa Per Indikator ...............................................................130
LAMPIRAN 6 PERANGKAT PEMBELAJARAN 1 .................................. 132
6.1 Silabus ..................................................................................................... 133
6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 146
6.3 Lembar Kerja Siswa ................................................................................ 154
LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI ............................................................... 172
CURRICULUM VITAE ................................................................................. 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan, definisi
operasional.
1. 1 Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan tempat siswa dan guru bertemu untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Hal yang dipelajari siswa di sekolah, salah satunya adalah
belajar tentang matematika. Matematika adalah ilmu pasti, yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001: 7). Matematika diajarkan dari kelas
I sampai dengan kelas VI dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Salah satu
materi matematika yang ada di SD adalah geometri. Sesuai dengan Kompetensi
Dasar, siswa kelas III harus menguasai tentang sifat dan unsur bangun datar
sederhana. Bangun datar sederhana yang dipelajari meliputi persegi, persegi
panjang dan segitiga. Materi tersebut sudah diajarkan sebelumnya ketika di kelas I
dan II, akan tetapi semakin tinggi jenjang kelas tingkat kesulitannya juga semakin
tinggi. Dilihat dari segi materi yang dibahaspun semakin banyak. Materi bangun
datar tersebut berkesinambungan, dari kelas I sampai kelas VI memiliki
keterkaitan, sehingga jika siswa tidak memahami sejak tingkat awal maka akan
sulit memahami pula di tingkat selanjutnya. Materi tersebut sangat penting untuk
dipelajari, sebab dengan mempelajari materi tersebut siswa dapat memahami
konsep tentang bangun datar. Apabila siswa memahami dengan baik konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bangun datar tersebut, siswa dapat terbantu dalam kecerdasan matematis-logis dan
ruang-visual.
Pada saat melakukan kegiatan Program Pengakraban Lingkungan
(Probaling) di SDN Sendangadi 2, peneliti memiliki kesempatan melakukan
pengamatan di kelas III untuk melihat proses pembelajaran matematika tentang
bangun datar yang berlangsung. Berdasarkan pengamatan, peneliti mengamati
kecenderungan guru dalam mengajarkan geometri masih menggunakan metode
ceramah. Sehingga beberapa siswa terlihat masih mengalami kesulitan saat
mempelajari sifat-sifat bangun datar dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.
Kesulitan–kesulitan yang terjadi antara lain: bingung membedakan sifat bangun
datar persegi dengan persegi panjang, segitiga sama sisi dengan sama kaki, dan
menentukan sudut yang ada pada bangun datar segitiga. Kesulitan tersebut dapat
menimbulkan miskonsepsi pada pemahaman siswa tentang sifat-sifat bangun datar
dan sudut pada bangun datar (persegi, persegi panjang dan segitiga).
Bangun datar merupakan salah satu bagian dari kajian geometri. Bangun
datar merupakan bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung (Soenarjo, 2007). Geometri merupakan materi yang sangat penting
untuk dipelajari siswa. Budiarto (2000: 439) menyebutkan bahwa salah satu
tujuan mempelajari geometri yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir
logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk materi
yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen
matematik. Materi geometri juga berpengaruh terhadap materi lain. Apabila siswa
tidak memahami materi geometri maka materi lainpun akan sulit dipahaminya.
Berdasarkan buku pelajaran matematika kelas III, siswa kelas III harus memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tentang sifat-sifat bangun datar antara lain: persegi, persegi panjang dan segitiga.
Selain tentang sifat-sifat bangun datar dalam buku tersebut juga dipaparkan
tentang sudut-sudut yang ada pada bangun datar tersebut yang juga perlu
dipahami siswa. Berdasarkan gagasan di atas, peneliti ingin mengetahui tentang
metode, model, dan media yang digunakan guru dalam mengajar bangun datar
serta mengetahui pemahaman siswa terhadap sifat-sifat maupun terhadap sudut-
sudut yang ada pada bangun datar. Oleh karena itu peneliti menyusun daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan dua hal tersebut.
Peneliti bersama teman-teman kolaboratif menyebarkan angket kepada 12
guru kelas I-V untuk mengetahui metode, model serta media yang digunakan guru
dalam mengajarkan materi geometri. Sekaligus menanyakan kesulitan yang
dialami siswa dalam mempelajari materi geometri. Berdasarkan hasil angket guru,
peneliti mengaris bawahi pernyataan guru kelas III yang mengatakan jika siswa
mengalami kesulitan dalam membedakan persegi dengan persegi panjang serta
membedakan segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Selain menyebarkan
angket peniliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III. Untuk
memperkuat data tersebut, peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas IV
yang sudah mendapatkan materi tentang persegi, persegi panjang dan segitiga.
Data yang peneliti peroleh sebagai berikut: sebanyak 82% dari 28 siswa
tidak bisa menjawab soal tentang sifat segitiga sama sisi dengan segitiga sama
kaki serta sebanyak 50% dari jumlah siswa kesulitan membedakan antara persegi
dengan persegi panjang. Berdasarkan hasil angket siswa, siswa paling banyak
mengalami kesulitan dalam membedakan persegi dan persegi panjang serta
segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Hal tersebut juga dibenarkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
guru dari hasil angket yang menyebutkan bahwa kesulitan siswa adalah
membedakan persegi dan persegi panjang serta segitiga sama sisi dengan segitiga
sama kaki.
Berdasarkan data tersebut, peneliti terdorong untuk membantu mengatasi
masalah tersebut dengan mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran
menggunakan teori van Hiele. Van Hiele adalah seorang ahli matematika yang
khusus mempelajari tentang geometri yang didasarkan dengan tingkat berpikir
dan menerapkan lima fase dalam pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan terdiri dari 3 bagian,
yaitu: bagian 1: model pembelajaran van Hiele, bagian 2: perangkat model
pembelajaran van Hiele dan, bagian 3: lembar kerja siswa model pembelajaran
van Hiele. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan
kesulitan yang dialami siswa yaitu tentang bangun datar persegi, persegi panjang
dan segitiga. Dengan demikian siswa terbantu untuk memiliki konsep yang benar
tentang sifat-sifat dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar. Hal tersebut
terbukti dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh Peraka, Putri EL. (2014)
tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Van Hiele Terhadap
Kemampuan Memahami Pada Konsep Geometri Bangun Datar Dalam
Pembelajaran Matematika Kelas V SD. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa penggunakan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap
kemampuan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul
“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun
Datar Sederhana Berdasarkan Teori Van Hiele Matematika Untuk Siswa Kelas III
Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)
berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas III Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dengan
menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III Sekolah
Dasar memahami konsep bangun datar (persegi, persegi panjang,
segitiga)?
1. 3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Menjelaskan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri pada materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)
sesuai dengan teori van Hiele untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.
1.3.2 Mendiskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri
dengan menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III
Sekolah Dasar dalam memahami konsep bangun datar (persegi, persegi
panjang, segitiga).
1. 4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dihasilkan terdiri dari manfaat bagi siswa,
guru, peneliti dan sekolah. Berikut penjabaran dari masing-masing manfaat yang
diperoleh dari penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.1 Bagi Siswa
Penelitian ini mampu memberikan pengalaman bagi siswa dalam
mempelajari geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang,
segitiga) berdasarkan teori van Hiele.
1.4.2 Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran dan inspirasi tentang
perangkat pembelajaran dengan menggunakan teori van Hiele sebagai
upaya mempermudah siswa dalam mempelajari geometri materi bangun
datar (persegi, persegi panjang, segitiga)
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai masalah
pembelajaran geometri pada materi bangun datar (persegi, persegi panjang,
segitiga) berdasarkan teori van Hiele di Sekolah Dasar.
1.4.4 Bagi Sekolah
Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah
dokumen bagi sekolah mengenai pengembangan perangkat pembelajaran
geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)
berdasarkan teori van Hiele.
1. 5 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun datar
persegi, persegi panjang dan segitiga untuk siswa kelas III SD dengan
menggunakan teori van Hiele. Perangkat pembelajaran meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5.1 Bagian 1: Model Pembelajaran van Hiele.
Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan yang bertujuan untuk
mengantarkan pembaca prototipe lebih memahami dan mengenal teori
pembelajaran van Hiele. Bagian ini terdiri dari 3 sub judul yaitu:
1.5.1.1 Kekhasan Tingkat Berpikir dalam Belajar Geometri Berdasarkan van
Hiele.
Bagian ini berisi pendahuluan tentang penjelasan tingkat berpikir dalam
teori van Hiele yaitu: level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi
informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan). Penyusunan prototipe ini
disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa kelas III SD yaitu level 1 (analisis).
1.5.1.2 Lima Fase dalam Pembelajaran van Hiele.
Bagian ini memuat tentang penjelasan lima fase dalam pembelajaran van
Hiele. Lima fase tersebut yaitu: 1) fase informasi, 2) fase orientasi langsung, 3)
fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi.
1.5.1.3 Proses Pembelajaran Menggunakan Teori van Hiele.
Bagian ini berisi tentang uraian kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika
menerapkan teori van Hiele dalam pembelajaran. Bagian ini disertai dengan foto-
foto media pembelajaran serta materi yang digunakan dalam pembelajaran.
1.5.2 Bagian 2: Perangkat Model Pembelajaran van Hiele.
Bagian 2 berisi tentang perangkat pembelajaran menggunakan teori van
Hiele yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Beikut
penjabaran masing-masing perangkat pembelajaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5.2.1 Silabus
Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik.
Silabus ini disusun menggunakan tabel yang memiliki komponen: kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang memuat lima fase teori
van Hiele, indikator, penilaian yang meliputi: (1) teknik penilaian, (2) bentuk
instrumen, dan (3) instrumen, alokasi waktu dan sumber belajar. Format silabus
dapat dilihat pada lampiran 6.1.
1.5.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangakan memuat 2 RPP
tentang persegi dan persegi panjang serta segitiga. RPP disusun dengan
menerapkan lima fase teori van Hiele. RPP yang dikembangkan memiliki
komponen Identitas, Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan
pembelajaran, Materi pembelajaran, Model dan metode pembelajaran, Kegiatan
pembelajaran, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran serta Penilaian. Format
RPP dapat dilihat pada lampiran 6.2.
1.5.3 Bagian 3: Lembar Kerja Siswa Teori Pembelajaran van Hiele.
Lembar Kerja Siswa terdiri dari 2 pembelajaran yaitu: a) pembelajaran 1:
persegi dan persegi panjang dan, b) pembelajaran 2: segitiga. Lembar kerja siswa
yang dikembangkan memuat komponen identitas, tujuan pembelajaran, petunjuk
dan kegiatan belajar siswa, serta dilengkapi gambar-gambar yang bisa menarik
perhatian siswa, kegiatan yang kontekstual, dan kegiatan yang menumbuhkan
semangat belajar. LKS ini memuat aktifitas siswa dalam melaksanakan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. Setiap kegiatan siswa di
LKS disesuaikan dengan kegiatan yang mengacu pada 5 fase van Hiele.
1. 6 Definisi Operasional
1.6.1 Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar. Prototipe yang
dikembangkan berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar
berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III.
1.6.2 Matematika adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran dan
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar.
1.6.3 Bangun datar adalah sebuah bangun berupa bidang datar (dua dimensi)
yang dibatasi dengan beberapa ruas garis.
1.6.4 Teori van Hiele adalah model pembelajaran yang menerapkan fase
informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas dan fase
integrasi dalam pembelajaran.
1.6.5 Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang dihubungkan dengan
keadaan/situasi nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari.
1.6.6 Teori Intelegensi Ganda, ada 2 inteligensi yang dikembangkan dalam
penelitian ini yaitu: inteligensi Matematis-Logis dan Ruang-Visual.
1.6.7 Siswa SD adalah siswa kelas 3 SD N Ambarukmo Yogyakarta yang
menjadi subyek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka berpikir dan, pertanyaan peneliti.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka akan membahas empat hal yang bersangkutan dengan
penelitian. Pertama membahas tentang matematika, kedua membahas tentang teori
pembelaran van Hiele, ketiga membahas tentang pembelajaran kontekstual dan
yang terakhir tentang teori intelegensi ganda Howard Gardner.
2.1.1 Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema
yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” (Susanto, 2013: 184). Sedangkan
dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran Depdiknas (Susanto, 2013: 184). Matematika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-
hari dan dalam dunia kerja serta memberikan dukungan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut Kline (Runtukahu, 2014:
28) menjelaskan bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri
tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan
sosial, ekonomi, dan alam.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang penalaran dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
meningkatkan kemampuan berfikir serta dapat membantu manusia dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.2 Pembelajaran Matematika
Menurut Susanto (2013: 185) pembelajaran merupakan komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik. Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu Corey (Susanto, 2013:
186). Sedangkan menurut Dimyati (Susanto, 2013: 186) pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru sebagai pendidik untuk mengembangkan kreativitas berfikir
siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya penguasaan yang baik terhadap
materi matematika.
2.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah
agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika (Susanto, 2013: 189).
Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam
penerapan matematika. Depdiknas (Susanto: 2013) tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dalam pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
2.2.2.2 Geometri
Safrina, dkk (2014: 10) mengemukakan bahwa geometri merupakan
bagian matematika yang sangat dekat dengan siswa, karena hampir semua obyek
visual yang ada disekitar siswa merupakan obyek geometri. Ahli lain
menyebutkan geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di
dalam ruang (Haryono, 2014: 139). Usiskin (Safrina, 2014: 10) menjelaskan
bahwa geometri perlu diajarkan dengan alasan sebagai berikut: pertama, geometri
merupakan satu-satunya bidang matematika yang dapat mengaitkan matematika
dengan bentuk fisik dunia nyata. Kedua, geometri satu-satunya yang dapat
memungkinkan ide-ide matematika yang dapat divisualisasikan, dan yang ketiga,
geometri dapat memberikan contoh yang tidak tunggal tentang sistem matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa geometri
merupakan bagian dari matematika yang memiliki kedudukan penting karena
dekat dengan dunia nyata siswa dan memiliki beberapa manfaat ketika
mempelajarinya.
2.2.2.3 Bangun Datar
Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi
oleh beberapa ruas garis (Djuwita, 2015: 3). Jumlah dan model ruas garis yang
membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bantuk bangun datar tersebut.
Bangun datar memiliki banyak jenis dan masing-masing memiliki sifat yang
berbeda.
1. Persegi
Persegi merupakan bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat
buah rusuk yang semuanya sama panjang dan semua sudutnya siku-siku (Djuwita,
2015: 4). Persegi memiliki beberapa sifat-sifat antara lain: memiliki 4 titik sudut,
memiliki 4 sudut siku-siku (90°), memiliki 2 diagonal yang sama panjang,
memiliki 4 simetri lipat dan memiliki 4 simetri putar.
2. Persegi panjang
Djuwita (2015, 6) mengemukakan bahwa persegi panjang merupakan
bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-
masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, serta memiliki empat buah
sudut siku-siku. Persegi panjang memiliki ciri-ciri antara lain: sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar, sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus,
mempunyai 4 sudut siku-siku (90°), mempunyai 2 diagonal yang berpotongan di
satu titik (O), mempunyai 2 simetri lipat dan mempunyai 2 simetri putar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Segitiga
Segitiga adalah bangun geometri yang dibuat dari tiga sisi yang berupa
garis lurus dan tiga sudut (Djuwita, 2015: 8). Segitiga memiliki sifat-sifat antara
lain: besar jumlah sudut adalah 180°, dan memiliki 3 sisi. Bangun datar segitiga
juga memiliki beberapa bentuk antara lain:
a. Segitiga sama sisi, adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan
ketiga sudutnya sama besar (Djuwita, 2015: 10). Sifat-sifat segitiga sama
sisi yaitu : 1) mempunyai tiga sisi yang sama panjang, 2) mempunyai tiga
sudut sama besar yaitu 600, 3) mempunyai tiga simetri putar, 4)
mempunyai tiga simetri lipat.
b. Segitiga sama kaki,adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang
dan memiliki dua sudut yang sama besar (Djuwita, 2015: 12). Sifat-sifat
segitiga sama kaki yaitu : 1) mempunyai sepasang sisi yang sama panjang,
2) mempunyai sudut lancip yang sama besar dan saling berhadapan, 3)
mempunyai satu simetri lipat dan simetri putar.
c. Segitiga siku-siku, adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya sama
dengan 900 dan sisi di depan sudut 90
0 disebut sisi miring atau hipotenusa
(Djuwita, 2015: 14). Sifat-sifat segitiga siku-siku, yaitu: 1) salah satu
sudutnya adalah sudut siku-siku sebesar 900, 2) mempunyai satu sisi
miring, 3) tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar, 4) mempunyai
dua sisi yang saling tegak lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.2.3 Teori van Hiele
Salah satu model pembelajaran yang membantu siswa dalam memahami
geometri khususnya bangun datar adalah model pembelajaran van Hiele. Model
pembelajaran van Hiele merupakan model pembelajaran sesuai dengan tingkat
berfikir siswa serta terdiri dari fase-fase dalam pembelajarannya.
2.2.3.1 Sejarah Van Hiele
Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan matematika dari
Belanda, yaitu Pierre van Hiele dan isterinya yaitu Dina van Hiele yang
mengungkapkan tentang proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam
mempelajari geometri (Mason, 2002: 4). Pierre van Hiele dan Dinavan Hieletelah
mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian
hasil penelitiannya ditulis dalam desertasi pada tahun 1954. Penelitian yang
dilakukan oleh Pierre van Hiele dan Dina van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami
geometri. Penelitian tersebut mereka selesaikan bersama di Universitas Utrecht.
Sejak Dina van Hiele meninggal tak lama setelah menyelesaikan disertasinya,
Pierre van Hiele kemudian mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan teorinya
sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1).
Teori van Hiele telah diakui secara internasional dan memberikan
pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri di sekolah. Uni Soviet dan
Amerika Serikat adalah contoh negara yang telah mengubah kurikulum geometri
berdasar pada teori van Hiele. Uni Soviet melakukan perubahan kurikulum
menjadi sesuai dengan teori van Hiele pada tahun 1960-an, sedangkan di Amerika
Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Sejak tahun 1980-an, terjadi peningkatan minat penelitian yang memusatkan pada
teori van Hiele (Crowley, 1987: 1). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
tersebut membuktikan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak
yang positif dalam pembelajaran geometri.
2.2.3.2 Tahapan Berfikir
Fitur yang paling menonjol dari model tersebut adalah hierarki lima
tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan menggambarkan
proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan
tersebut menjelaskan tentang bagaimana kita berpikir dan jenis ide-ide geometri
apa yang kita pikirkan. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan berfikir
geometri menurut Walle (2008: 151-154) antara lain:
Level 0: Visualisasi
Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana
“rupa” mereka. Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan
bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-
bentuk tersebut. Siswa mampu membuat pengukuran dan bahkan berbicara
tentang sifat-sifat bentuk, tetapi sifat-sifat tersebut tak terpisahkan dari wujud
yang sebenarnya. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat
diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara
oleh siswa. Tujuan umum yaitu menelusuri bagaimana bentuk-bentuk serupa atau
berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai kelompok dari
bentuk-bentuk (baik secara fisik maupun mental).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Level 1: Analisis
Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk
bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan
semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai
mengerti bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya.
Siswa yang berada pada level 1 akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari bujur
sangkar, persegi panjang, dan jajaran genjang tetapi belum menyadari bahwa ada
yang merupakan bagian dari yang lain, bahwa semua bujur sangkar adalah persegi
panjang, bahwa semua persegi panjang adalah jajaran genjang. Hasil pemikiran
pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk.
Level 2: Deduksi Informal
Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada
tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal,
deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah
hubungan diantara sifat-sifat obyek geometri.
Level 3: Deduksi
Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek
geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan
abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan
pada logika daripada naluri. Seorang siswa tingkat 3 dapat dengan jelas
mengamati bahwa garis diagonal dari sebuah persegi panjang saling berpotongan,
sebagaimana siswa pada tingkat yang lebih rendah pun dapat melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Level 4: Ketepatan (Rigor)
Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar
dari geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian
adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem.
Secara umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan matematika yang
mempelajari geometri sebagai cabang dari ilmu matematika. Hasil pemikiran dari
tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem
geometri dasar.
Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan, siswa kelas III Sekolah Dasar
termasuk dalam tahapan berpikir level 1 yaitu analisis. Pada level ini siswa kelas
III akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari persegi panjang, persegi dan segitiga.
2.2.3.3 Fase-Fase dalam van Hiele
Crowley dalam Nur’aeni (2010: 32) menyatakan bahwa kemajuan tingkat
berfikir geometris siswa maju dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya melalui
lima tahapan atau sebagai hasil dari pengajaran yang diorganisir ke lima tahapan
pembelajaran. Kemajuan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya lebih bergantung
pada pengalaman pendidikan/pembelajaran ketimbang usia atau kematangan.
Fase-fase van Hiele tersebut terdiri dari:
1. Fase Informasi
Fase ini guru dan siswa telibat dalam percakapan dan aktifitas mengenai
obyek-obyek, pengamatan dilakukan, mengajukan pertanyaan serta
memperkenalkan kosakata khusus. Guru mengidentifikasi apa yang sudah
diketahui siswa mengenai sebuah topik kemudian siswa menjadi berorientasi pada
topik yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Fase Orientasi Langsung
Kegiatan dalam fase ini adalah siswa menjajaki objek-objek pengajaran
dalam tugas-tugas yang distrukturkan secara cermat seperti pelipatan, pengukuran,
atau pengkonstruksian. Siswa menggali topik yang dipelajari menggunakan alat-
alat yang sudah disediakan oleh guru. Siswa meneliti obyek yang sudah
ditentukan menggunakan alat yang sudah dipelajari. Fase ini bertujuan untuk
menumbuhkan semangat siswa untuk bereksplorasi sehingga menemukan konsep
khusus dalam bangun geometri.
3. Fase Penjelasan
Siswa menyampaikan ide mengenai unsur yang ditemukan pada obyek
pengamatan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Guru bertugas membantu
siswa dalam menyusun bahasa yang tepat dan sesuai. Setelah siswa selesai
menyampaikan ide, guru bertugas meluruskan ide yang sudah disampaikan siswa.
4. Fase Orientasi Bebas
Fase ini, siswa menerapkan hubungan-hubungan yang sedang meraka
pelajari untuk memecahkan soal dan memeriksa tugas yang lebih terbuka. Fase ini
siswa diberi tugas untuk mengekspresikan/menggambarkan topik yang sudah
mereka pelajari sesuai dengan cara mereka sendiri. Guru membantu siswa dalam
memilih materi yang sesuai dengan tingkatan pemahaman siswa.
5. Fase Integrasi
Kegiatan dalam fase ini adalah siswa meringkas/membuat ringkasan dan
mengintegrasikan apa yang telah dipelajari, dengan mengembangkan jaringan
baru objek-objek dan relasi-relasi. Guru membantu siswa dalam menyimpulkan
dan meringkas obyek yang sudah dipelajari dengan manambahkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
melengkapi kekurangan yang sudah disampaikan oleh siswa. Fase ini dapat
membimbing siswa untuk melakukan perbaikan. Fase ini sangat penting karena
siswa merefleksikan dan menyimpulkan pengetahuan yang mereka dapatkan dari
pengamatan.
2.2.3.4 Karakteristik van Hiele
Menurut Nur’aeni (2010, 31) model pembelajaran van Hiele memiliki
beberapa karakteristik, antara lain:
- Tingkatan dalam model pembelajaran van Hiel bersifat rangkaian yang
berurutan.
- Setiap tingkatan memiliki simbol dan bahasa tersendiri.
- Apa yang emplisit pada satu tingkatan akan menjadi eksplisit pada
tingkatan berikutnya.
- Bahan yang diajarkan pada siswa diatas tingkatan pemikiran mereka akan
dianggap sebagai reduksi tingkatan.
- Kemajuan dari satu tingkatan ketingkatan berikutnya lebih tergantung
pada pengalaman pembelajaran bukan pada kematangan atau usia.
- Pembelajar tidak dapat memiliki pemahaman pada satu tingkatan tanpa
melalui tingkatan sebelumnya.
2.2.4 Pembelajaran Kontekstual
Menurut Taniredja, dkk (2011: 52) pembelajaran kontekstual adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengerahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
hari. Ahli lain berpendapat pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi
nyata siswa (Nurhadi dalam Sugiyanto, 2010: 14). Tujuan pembelajaran
kontekstual adalah untuk membekali siswa berupa pengetahuan dan kemamuan
yang lebih realistis karena pembelajaran ini untuk mendekatkan hal yang teoritis
ke praktis (Taniredja dkk, 2014: 50)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang dihubungkan dengan
keadaan/situasi nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran van Hiele
yang telah diuraikan tidak lepas dari pembelajaran kontekstual, setiap fase dalam
pembelajaran van Hiele merupakan pembelajaran kontekstual.
2.2.5 Teori Inteligensi Ganda
Teori inteligensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard
Gardner seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan di
Graduate School of Education, Harverd Universiry Amerika Serikat. Beliau
mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam seting yang bermacam-macam dan dalam situasi
yang nyata (Gardner dalam Suparno, 2004: 17). Menurut Gardner persoalan nyata
sangat penting karena seseorang baru sungguh berinteligensi tinggi bila dia dapat
menyelesaikan persoalan dalam hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori.
Semakin tinggi inteligensinya bila ia dapat memecahkan persoalan dalam hidup
nyata dan situasi yang bermacam-macam, situasi hidup yang sungguh kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gardner (dalam Suparno, 2001: 19) ada sembilan inteligensi yang dimiliki
oleh manusia. Penelitian ini, peneliti menggunakan inteligensi berupa matematis-
logis dan ruang-visual. Berikut penjelasan dari masing-masing inteligensi:
1. Inteligensi Matematis-Logis
Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti seorang
matematiskus, saintis, programer, dan logikus. Seseorang yang memiliki
inteligensi matematis-logis sangat mudah mengklasifikasi dan kategorisasi dalam
pemikiran serta cara mereka bekerja selain itu dalam menghadapi banyak
persoalan, ia akan mencoba mengelompokkannya sehingga mudah dilihat mana
yang pokok dan mana yang tidak, mana yang berkaitan antara satu dengan yang
lain, serta mana yang merupakan persoalan lepas. Pemikiran seseorang yang
memiliki inteligensi matematis logis adalah induktif dan deduktif. Jalan
pikirannya bernalar dan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Jika
menghadapi persoalan, ia akan menganalisis secara sistematis terlebih dahulu,
kemudian mengambil langkah untuk memecahakannya.
Siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis biasanya menonjol pada
nilai matematika, anak bisa memecahkan masalah yang berhubungan dengan
matematika serta peka terhadap logika. Selain itu mudah belajar matematika dan
sains. Anak suka belajar dengan skema, bagan, dan tidak begitu suka dengan
bacaan yang panjang kalimatnya.
2. Inteligensi Ruang-Visual
Inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dekorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan
benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pemikirannya dan
mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan
mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.
Ia juga peka terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan tuang.
Seseorang yang memiliki inteligensi ruang-visual baik dapat dengan mudah
membayangkan benda dalam ruang berdimensi tiga, mereka mudah mengenal
relasi benda-benda dalam ruang secara tepat.
2.3 Hasil Penelitian yang Relevan
Sub bab ini membahas tentang beberapa penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya yang menyangkut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Penelitian yang relevan ini terdiri dari penelitian tentang pengembangan
dan tentang pembelajaran van Hiele.
2.3.2 Penelitian tentang Pengembangan
Peneliti memaparkan 2 penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
tentang pengembangan perangkat pembelajaran. Berikut ini merupakan
penjabaran dari kedua penelitian tersebut.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Pranita, Rindi Widya (2015)
dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Prisma
Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan
penelitian adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geometri pada
materi prisma berdasarkan teori van Hiele yang sesuai prosedur pengembangan
untuk siswa kelas V Sekolah Dasar, dan mengetahui hasil implementasi perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pembelajaran geometri pada materi prisma berdasarkan teori van Hiele. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produk yang didesain menghasilkan skor 3,53
dengan kategori sangat baik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat
memberikan pemahaman siswa dalam tahap berfikir geometri.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kusumawati pada tahun 2015
dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi
Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran,
untuk menghasilkan perangkat pembelajaran geometri dan untuk mengetahui hasil
implementasi perangkat pembelajaran geometri materi lingkaran berdasarkan teori
van Hiele untuk siswa kelas V sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa prestasi siswa yang diperoleh sebelum menggunakan teori van Hiele lebih
rendah dibanding setelah siswa menggunakan teori van Hiele.
Kedua penelitian tentang pengembangan yang telah dipaparkan dapat
menambah reverensi peneliti terhadap penelitannya tentang pengembangan.
2.3.3 Penelitian tentang Pembelajaran Berbasis van Hiele
Berikut ini merupakan penjabaran 3 dari hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya tentang pembelajaran berbasis van Hiele.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Safrina, Khusnul dkk tahun 2014
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui
Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori van Hiele”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri
antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van
Hiele dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian diperoleh bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik
dari pada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang
dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan
antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421).
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur’aeni, Epon tahun 2010 dengan
judul “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar
melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele”. Hasil penelitian diperoleh
bahwa kemampuan komunikasi geometris siswa sekolah dasar dapat
dikembangkan melalui pembelajaran berbasis teori van Hiele yaitu dengan lima
tahap pembelajaran; 1) informasi, 2) orientasi terarah/terpadu, 3) Eksplisitasi, 4)
orientasi bebas, 5) integrasi. Dengan tahap pembelajaran van Hiele juga dapat
meningkatkan kemampuan berfikir geometris siswa dari level dasar ke level
berikutnya secara berurutan.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sasmita, Lisa dkk (2013) dengan
judul “Pengaruh Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Geometri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa
yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele dan kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Rata-rata hitung hasil belajar
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan
teori van Hiele sebesar 42,48, dan rata-rata hitung hasil belajar kelompok siswa
yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran
konvensional sebesar 32,77. Hal tersebut berarti, hasil belajar kelompok siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele lebih baik dari
pada hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan pemaparan ketiga penelitian yang relevan tersebut dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran van Hiele dapat membantu siswa dalam
memahami konsep geometri. Namun, dalam penelitian yang relevan tersebut
belum ada yang membahas tentang pengaruh maupun penerapan model
pembelajaran van Hiele di kelas bawah. Oleh karena itu, peneliti memutuskan
untuk membuat penelitian baru tentang pembelajaran van Hiele yang diterapkan
di kelas bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.3.4 Peta Konsep Penelitian yang Relevan
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan.
Pranita, Rindi Widya (2015)
“Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Geometri
berbasis teori van Hiele dapat
meningkatkan pemahaman
siswa sesuai tahap berpikir
siswa kelas V SD.
Kusumawati (2015)
“Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Geometri
berbasis teori van Hiele dapat
meningkatkan prestasi siswa
pada materi lingkaran.
Etikawati, Nur (2016)
“Prototipe Perangkat
Pembelajaran Geometri Bangun
Datar Sederhana Berdasarkan
Teori Van Hiele untuk Siswa
Kelas III Sekolah Dasar”
Safrina, Khusnul dkk (2014)
“Pembelajaran kooperatif
berbasis teori van Hiele
meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah
geometri”
Nur’aeni, Epon (2010)
“Pembelajaran berbasis teori
van Hiele meningkatkan
kemampuan komunikasi
geometris siswa Sekolah
Dasar”
Sasmita, Lisa dkk (2013)
“Pembelajaran berbasis teori van
Hiele dapat meningkatkan hasil
belajar siswa”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.2 Kerangka Berpikir
Penelitian Safrina (2014) menginspirasi peneliti jika model pembelajaran
van Hiele dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah geometri, bahkan
menurut Sasmita (2013) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model van hiele lebih baik dibandingkan menggunakan
pembelajaran konvensional. Selain itu model pembelajaran van Hiele menurut
penelitian Nur’aeni, Epon juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
geometris siswa Sekolah Dasar.
Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Pranita (2015) juga
menginspirasi peneliti jika perangkat pembelajaran geometri berbasis teori van
Hiele dapat yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai
tahap berpikir siswa Sekolah Dasar. Selain itu menurut penelitian Kusumawati
(2015) pengembangan perangkat pembelajaran geometri berbasis teori van Hiele
dapat meningkatkan prestasi siswa.
Kelima penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan
prototipe perangkat pembelajaran kelas III tentang bangun datar, khususnya
mengenai sifat dan unsur bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga
dengan menggunakan model van Hiele. Ada dua perangkat pembelajaran yang
peneliti kembangkan yaitu: (1) persegi dan persegi panjang, (2) segitiga.
Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti kembangkan untuk
menjawab permasalahan 28 siswa yang belum memahami tentang sifat-sifat
bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Serta untuk memberi guru
tentang 1 contoh model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami
materi geometri khususnya bangun datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.3 Pertanyaan Peneliti
2.3.2 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)
berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas III Sekolah Dasar?
2.3.3 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dengan
menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III Sekolah
Dasar memahami konsep bangun datar (persegi, persegi panjang,
segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian,
prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisis data, dan jadwal penelitian.
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development
(R&D). Penelitian R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2010: 407). Ahli lain menyebutkan bahwa penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan Borg & Gall (Setyosari, 2013: 222)
Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang
terdiri atas (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.
Bagan 3.1 Langkah-langkah metode Research and Development (R&D)
Potensi dan
Masalah
Pengumpu
lan data
Desain
produk
Validasi
desain
Revisi
desain
Revisi
produk
Ujicoba
produk
Ujicoba
pemakaian
Revisi
produk Produksi masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini bermula dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah
(Sugiyono, 298). Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi. Potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, namun bisa
berdasarkan laporan penelitian yang sudah dilakukan orang lain atau berdasarkan
dokumentasi laporan.
2. Pengumpulan Data
Kegiatan selanjutnya setelah adanya potensi dan masalah secara faktual
adalah mengumpulkan data. Data tersebut digunakan sebagai informasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah yang ada.
3. Desain Produk
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga
dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk akan lebih efektif atau tidak. Validasi di sini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan desain produk, sehingga
kelemahan dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah memiliki pengalaman untuk
menilai produk yang dirancang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
5. Perbaikan Desain
Setelah dilakukan validasi akan terlihat kelemahannya. Kelemahan yang
ada dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Perbaikan tersebut
dilakukan oleh peneliti.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu
membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang baru dengan produk yang
lama. Uji coba produk dilakukan pada sempel yang terbatas.
7. Revisi Produk
Revisi produk bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada setelah
dilakukan uji coba. Revisi akan terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang
efektif dan efisien.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah melakukan uji coba dan revisi produk, kegiatan selanjutnya adalah
menerapkan produk yang berupa sistem kerja baru tersebut ke dalam konsisi yang
nyata untuk lingkup yang luas. Operasi sistem kerja tersebut juga harus dinilai
kekurangan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi yang nyata
terdapat kekurangan dan kelemahan.
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah
diujicoba dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SD N Ambarukmo yang
beralamat di Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman 55281.
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2015 hingga Februari 2016. Tahap
pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.
3.2.3 Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Ambarukmo
tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas ini adalah 25 siswa, terdiri dari 12
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
3.2.4 Obyek penelitian
Obyek penelitian berupa pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri berdasarkan teori van Hiele pada materi pembelajaran bangun datar
persegi dan persegi panjang.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti adalah memodifikasi prosedur menurut Sugiyono (2011). Langkah-
langkah yang dilakukan hanya sampai pada langkah keenam yaitu uji coba
produk. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Bagan 3.2 Prosedur pengembangan dengan modifikasi
Peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari potensi dan
masalah. Peneliti menemukan potensi dan masalah melalui observasi dan
penyebaran angket. Observasi dilakukan oleh peneliti ketika mengikuti kegiatan
pengakraban lingkungan II di SD N Sendangadi 2. Peneliti memiliki kesempatan
untuk memasuki kelas dan melihat pembelajaran yang berlangsung.
Kemudian peneliti menyebarkan angket kepada siswa dan guru di SD N
Ambarukmo. Angket siswa disebarkan pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa
27. Angket berisi materi tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan
segitiga. Peneliti menyebarkan angket di kelas IV, karena siswa kelas IV sudah
pernah mendapatkan materi tersebut ketika kelas III semester II. Sedangkan
angket guru disebarkan kepada guru kelas 3 SD N Ambarukmo, SD N Sendangadi
II, dan SD N Caturtunggal 6. Isi angket guru berupa metode dan model yang
digunakan guru saat mengajarkan materi bangun datar serta kesulitan yang
dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran tentang bangun datar.
Potensi
dan
Masalah
Pengump
ulan data
Desain
produk
Validasi
desain
Revisi
desain
Uji coba produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Pengumpulan data
Kegiatan yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah pengumpulan data.
Data yang diperoleh peneliti dianalisis dan dihubungkan dengan sumber yang
relevan.Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa sehingga dapat
menjadi solusi dan sebagai acuan disain produk yang akan dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan yang ada.
3. Desain produk
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa prototipe
perangkat pembelajaran yang terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian pertama (a)
tentang tingkat berfikir dalam belajar geometri berdasarkan teori van Hiele, (b) 5
fase dalam pembelajaran van Hiele, (c) penerapan 5 fase van Hiele dalam
pembelajaran. Bagian kedua berisi silabus dan 2 rencana pelaksanaan
pembelajaran tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Bagian
ketiga berisi lembar kerja siswa untuk 2 pembelajaran, pembelajaran 1 tentang
persegi dan persegi panjang dan pembelajaran 2 tentang segitiga.
4. Validasi desain
Produk yang sudah dikembangkan kemudian divalidasi oleh 1 dosen ahli
dan 1 guru. Tujuan dari validasi desain adalah untuk memperoleh kritik dan saran
terhapat produk yang sudah dikembangkan, sehingga produk menjadi layak untuk
diimplementasikan.
Uji coba dilakukan di kelas III SD N Ambarukmo. Kegiatan dilakukan
hanya 1 pembelajaran yaitu materi bangun datar persegi dan persegi panjang
sesuai dengan produk yang sudah dibuat. Produk yang digunakan untuk uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adalah LKS dan soal evaluasi. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk melihat
tingkat pemahaman siswa setelah produk diimplementasikan.
5. Revisi desain
Setelah validasi dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan revisi desain
untuk memperbaiki produk yang sudah dihasilkan. Perbaikan dilakukan
berdasarkan masukan dari dosen ahli dan guru.
6. Uji coba produk
Tahap ini, peneliti melakukan implementasi produk yang sudah dihasilkan
di kelas III SD N Ambarukmo. Implementasi dilakukan dengan tujuan
mengatahui efektifitas dan kelayakan perangkat pembelajaran yang sudah
dihasilkan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2013:24). Teknik
atau cara menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,
tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya misalnya: angket, wawancara,
pengamatan, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
tergantung dari masalah yang dihadapi.
3.4.1 Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2013: 30).
Ahli lain menyebutkan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dalam Sugiyono, 2011:196). Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
3.4.2 Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan,
2013: 25). Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian dalam
pengisian daftar pertanyaan.
3.4.3 Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok (Riduwan, 2013: 30). Ahli lain mengatakan
bahwa tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek (Widoyoko, 2012: 50).
Tes yang digunakan dalam intrumen pengumpulan data ini adalah tes prestasi.
Menurut Riduwan (2013: 31) tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto dalam Riduwan, 2013: 24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.5.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan oleh peneliti ketika melakukan kegiatan
observasi pembelajaran di SD N Sendangadi II. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui kegiatan pembelajaran tentang bangun datar dan melihat
permasalahan yang terjadi saat pembelajaran tentang materi bangun datar. Berikut
kisi-kisi lembar observasi:
Tabel 3.1 kisi-kisi lembar observasi
Aspek No Kegiatan yang diamati
Kegiatan awal 1 - Membuka pelajaran
- Apersepsi
- Motivasi
Kegiatan Inti 2-7 - Penyajian materi
- Metode pembelajaran
- Penggunaan bahasa
- Aktifitas siswa
- Pengelolaan kelas
- Penggunaan media
Kegiatan Penutup 8 - Cara menutup pelajaran
3.5.2 Angket Pra-penelitian
Angket yang digunakan oleh peneliti terdiri dari angket guru, angket siswa
dan angket validasi dosen ahli. Berikut penjelasan mengenai masing-masing
angket.
3.5.2.1 Angket Pra-Penelitian untuk Guru
Angket pra-penelitian untuk guru digunakan untuk analisis kebutuhan.
Berikut kisi-kisi angket pra-penelitian guru:
Tabel 3.2.kisi- kisi angket pra-penelitian guru
Aspek No Soal Pertanyaan
1. Cara guru
mengajarkan sifat-
sifat bangun datar
kepada anak:
a. Persegi
b. Persegi
Panjang
1-5
1. Bagaimana Bapak/ Ibu
menerapkan metode
pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat bangun
datar (persegi, persegi panjang
dan segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
c. Segitiga 2. Bagaimana Bapak/Ibu
menerapkan model
pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat bangun
datar (persegi, persegi panjang
dan segitiga)?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu
menggunakan media
pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat bangun
datar (persegi, persegi panjang
dan segitiga)?
4. Bagaimana ketercapaian nilai
KKM siswa sifat-sifat bangun
datar (persegi, persegi panjang
dan segitiga)?
5. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan
apa yang sering muncul pada
siswa pada saat mempelajari
sifat-sifat bangun datar
(persegi, persegi panjang dan
segitiga)?
6. Cara guru
mengajarkan
sudut yang ada
pada bangun
datar:
a. Persegi
b. Persegi
Panjang
c. Segitiga
6-10
6. Bagaimana Bapak/ Ibu
menerapkan metode
pembelajaran ketika
mengajarkan sudut-sudut yang
ada pada bangun datar (persegi,
persegi panjang dan segitiga)?
7. Bagaimana Bapak/Ibu
menerapkan model
pembelajaran ketika
mengajarkan sudut-sudut yang
ada pada bangun datar (persegi,
persegi panjang dan segitiga)?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu
menggunakan media
pembelajaran ketika
mengajarkan sudut-sudut yang
ada pada bangun datar (persegi,
persegi panjang dan segitiga)?
9. Bagaimana ketercapaian nilai
KKM siswa sudut-sudut yang
ada pada bangun datar (persegi,
persegi panjang dan segitiga)?
10. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan
apa yang sering muncul pada
siswa pada saat mempelajari
sudut-sudut yang ada pada
bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kisi-kisi sudah disusun dalam bentuk pertanyaan. Sebelum angket
disebarkan, angket divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi dosen
ahli memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kategori “baik”sehingga angket
tersebur layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian dengan perbaikan pada
bahasa. Angket disebarkan oleh peneliti di 3 sekolah yang berbeda, yaitu: SD N
Ambarukmo, SD N Sendangani II dan SD N Caturtunggal 6.
1.5.2.2 Angket Pra-Penelitian untuk Siswa
Angket pra-penelitian untuk siswa juga digunakan untuk analisis
kebutuhan. Berikut kisi-kisi angket pra-penelitian untuk siswa:
Tabel 3.3. kisi- kisi angket pra-penelitian siswa
No Aspek Nomor
item Skor (pernyataan)
Manfaat mempelajari geometri
bagi anak :
1. Sifat-sifat bangun datar:
a. Persegi
1-2 1. Mengetahui sifat-sifat
bangun datar Persegi.
b. Persegi Panjang 3-5 2. Mengetahui sifat-sifat
bangun datar Persegi
Panjang.
c. Segitiga 6-7
3. Mengetahui sifat-sifat
bangun datar Segitiga
2. Sudut-sudut yang ada
pada bangun datar:
a. Persegi
8-10
4. Mengetahui sudut-sudut
yang ada pada bangun
datar Persegi
b. Persegi Panjang 11-13
5. Mengetahui sudut-sudut
yang ada pada bangun
datar Persegi Panjang
c. Segitiga 14-15
6. Mengetahui sudut-sudut
yang ada pada bangun
datar Segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Kisi-kisi sudah disusun dalam bentuk pertanyaan. Sebelum angket
disebarkan, angket juga divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi
dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3 termasuk dalam kategori “baik” sehingga
angket tersebut layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian. Angket
disebarkan oleh peneliti kepada siswa kelas IV SD N Ambarukmo dengan jumlah
siswa 27.
3.5.3 Angket Validasi Ahli
Angket validasi ahli digunakan untuk menguji kelayakan instrumen yang
digunakan oleh peneliti. Angket validasi ahli terdiri dari angket validasi pra-
penelitian dan angket validasi produk. Berikut penjelasan dari masing-masing
angket.
3.5.3.1 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen
Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada dosen
ahli matematika dengan tujuan untuk menguji kelayakan instrumen yang
digunakan oleh peneliti. Lembar validasi tersebut memiliki kisi-kisi antara lain:
Tabel 3.4. kisi- kisi lembar validasi angket pra-penelitian guru oleh dosen
Aspek No
Item Pernyataan
Bahasa 1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.
c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan
dengan tema penelitian.
Pertanyaan 2
a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui cara guru menerapkan
metode pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar
dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.
b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui cara guru menerapkan
model pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar
dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.
c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui cara guru
menggunakan media pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat
bangun datar dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui ketercapaian KKM
siswa pada materi sifat-sifat bangun datar dan sudut-sudut yang
ada pada bangun datar.
e. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan yang
muncul ketika siswa mempelajari sifat-sifat bangun datar dan
sudut-sudut yang ada pada bangun datar.
Angket pra-penelitian guru telah divalidasi oleh dosen ahli matematika.
Hasil validasi dosen ahli memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kategori “baik”
sehingga angket layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian.
3.5.3.2 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen
Lembar validasi angket pra-penelitian untuk siswa diberikan kepada dosen
ahli matematika dengan tujuan untuk menguji kelayakan instrumen yang
digunakan oleh peneliti. Lembar validasi tersebut memiliki kisi-kisi antara lain:
Tabel 3.5. kisi- kisi lembar validasi angket pra-penelitian siswa oleh dosen
Aspek No
Item Pernyataan
Bahasa 1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.
c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan
dengan tema penelitian.
Pertanyaan 2
1. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan sifat-
sifat bangun datar :
a. Persegi
b. Persegi panjang
c. Segitiga
2. Pernyataan yang diajukan berkaitan dengan pemahaman anak
tentang sudut-sudut yang ada pada bangun datar:
a. Persegi
b. Persegi panjang
c. Segitiga
Angket pra-penelitian siswa telah divalidasi oleh dosen ahli matematika.
Hasil validasi dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3 dengan kategori “baik”
sehingga layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.5.3.3 Lembar Validasi Produk oleh Dosen
Lembar validasi Produk oleh dosen ini digunakan untuk mengetahui
kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Dosen yang memvalidasi adalah dosen
yang ahli dalam bidang matematika. Lembar tersebut memiliki kisi-kisi sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Kisi-kisi lembar validasi produk oleh dosen
Aspek No
Item Pernyataan
Bahasa 1 a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa.
Format Penulisan
Prototipe 2
a. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan
buku.
b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele.
Isi 3
a. Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele.
b. Memuat penerapan 5 fase pembelajaran model van Hiele dalam
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi bangun datar
untuk kelas 3.
c. Memuat kekhasan tahapan berfikir tentang bangun datar
persegi, persegi panjang dan segitiga sesuai dengan tahap
perkembangan siswa.
d. Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar persegi,
persegi panjang dan segitiga yang dapat membantu siswa
memahami konsep geometri.
e. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa
tentan konsep bangun datar persegi, persegi panjang dan
segitiga.
Hasil validasi produk oleh dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,7dengan
kategori “sangat baik” sehingga produk yang dihasilkan layak untuk di uji
cobakan.
3.5.3.4 Lembar Validasi Produk oleh Guru
Lembar validasi Produk oleh guru ini digunakan untuk mengetahui
kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Guru yang memvalidasi adalah guru
wali kelas III. Lembar tersebut memiliki kisi-kisi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.7 Kisi-kisi lembar validasi produk oleh guru
Aspek No
Item Pernyataan
Indikator 1 Kesesuaian indikator dengan KD.
Materi 2 Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
Apersepsi 3 Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
Kegiatan inti
- Fase informasi
4
a. Berisi tentang materi bangun datar (persegi dan persegi
panjang).
b. Memuat bahasa yang sederhana.
c. Memuat pengantar tentang bangun datar (persegi dan
persegi panjang) secara kontekstual.
- Fase orientasi
bebas
a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran
untuk memperoleh konsep awal tentang bangun datar
(persegi dan persegi panjang).
b. Memuat tugas/aktivitas sederhana.
- Fase penjelasan a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang
diamati dengan bahasa mereka sendiri.
b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat.
- Fase orientasi
bebas
a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi
bangun datar (persegi dan persegi panjang).
b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa
untuk menemukan keterkaitan antara konsep bangun datar
(persegi dan persegi panjang) dengan kehidupan sehari-
hari.
- Fase integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi
bangun datar (persegi dan persegi panjang) dari
keseluruhan kegiatan.
b. Memuat soal evaluasi tentang materi bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
c. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi
bangun datar (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk
refleksi yang imajinatif.
Inspirasi bagi guru
dalam mengajar 5
a. Konteksual
b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan
pemahaman siswa.
c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan
materi bangun datar (persegi dan persegi panjang)
memudahkan siswa untuk
megimajinasikan/membayangkan benda tersebut.
d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk
mengajarkan konsep segi empat (persegi dan persegi
panjang) kepada siswa.
Kelayakan
pelatihan 6
RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan
kepada guru-guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lembar validasi produk oleh guru telah divalidasi oleh guru kelas 3 SD N
Ambarukmo. Hasil validasi produk oleh dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,8
dengan kategori “sangat baik”.
3.5.4 Instrumen Model Pembelajaran van Hiele
Instrumen ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari lima fase. Berikut penjelasan dari
masing-masing fase.
3.5.4.1 Lembar Tes Fase Informasi
Kegiatan dalam fase ini adalah siswa melakukan pengamatan, tanya jawab
dan menuliskan benda-benda yang mereka temukan didalam kelas. Fase ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang materi bangun datar persegi dan
persegi panjang.
Tabel 3.8 Instrumen tes fase Informasi
Kegiatan Soal atau perintah
Mengamati ruangan kelas Amatilah ruang kelas ini!
Menulis benda-benda yang ditemukan
dalam pengamatan dikelas.
Berilah tanda (√) pada benda-benda yang kamu
temukan didalam kelas!
Pengamatan gambar persegi dan
persegi panjang.
Perhatikan dengan seksama gambar yang
ditampilkan gurumu!
Menuliskan benda-benda yang
menyerupai bangun datar setelah
melakukan pengamatan.
Temukan benda disekitar kelasmu yang menyerupai
gambar yang ditampilkan gurumu!
Peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan “Belum
Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika dapat melaksanakan perintah dengan
baik dan dapat menuliskan benda-benda yang ada di kelas dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sedangkan siswa dikatakan belum tercapai jika siswa tidak melaksanakan
perintah guru dan tidak dapat menuliskan benda-benda yang ada di kelas dengan
tepat.
3.5.4.2 Lembar Tes Fase Orientasi Langsung
Setelah siswa memperoleh informasi pada fase informasi, kegiatan siswa
selanjutnya adalah mengeksplorasi media tentang bangun datar persegi dan
persegi panjang.
Tabel 3.9 Instrumen tes orientasi langsung
Kegiatan Soal atau perintah
Eksplorasi media bangun datar persegi
dan persegi panjang.
Bergabunglah bersama anggota kelompokmu dan
cermatilah bangun datar yang sudah dibagikan oleh
gurumu, kemudian temukan sifat dari masing-
masing bangun datar!
Pada fase ini peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan
“Belum Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika dapat menemukan minimal 3
sifat masing-masing bangun datar. Sedangkan siswa dikatakan belum tercapai jika
siswa hanya menemukan 2 atau kurang dari 2 sifat masing-masing bangun datar.
3.5.4.3 Lembar Tes Fase Penjelasan
Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan menyampaikan hasil diskusi
kelompok tentang sifat-sifat bangun datar.
Tabel 3.10 Instrumen tes fase penjelasan
Kegiatan Soal atau perintah
Presentasi Bacalah ke depan kelas hasil pengamatan dan diskusi
kelompokmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pada fase ini peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan
“Belum Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika dapat menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas dengan percaya diri. Sedangkan siswa dikatakan belum
tercapai jika siswa tidak berani menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.
3.5.4.4 Lembar Tes Fase Orientasi Bebas
Kegiatan dalam fase ini adalah siswa mengekspresikan materi yang sudah
dipelajari dalam bentuk gambar dan penyusunan puzzle.
Tabel 3.11 Instrumen tes fase orientasi bebas
Kegiatan Soal atau perintah
Menyusun puzzle persegi dan persegi
panjang.
Ambilah korek api yang sudah dibagikan gurumu,
kemudian susunlah menjadi bentuk persegi dan
persegi panjang!
Menggambar dan mewarnai Gambarlah benda disekitar kelasmu yang
menyerupai bangun datar dan warnailah sesuai
dengan kreasimu!
Pada fase ini peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan
“Belum Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika siswa dapat menyusun puzzle
korek api menjadi bentuk persegi dan persegi panjang dengan benar dan rapi.
Sedangkan siswa dikatakan belum tercapai jika belum berhasil menyusun puzzle
korek api dalam bentuk persegi dan persegi panjang dengan benar dan rapi.
Sedangkan untuk mengambar dan mewarnai, siswa dikatakan tercapai jika
siswa menghasilkan produk berupa gambaran yang diwarnai benda-benda di
sekitar kelas yang menyerupai bangun datar. Siswa dikatakan belum tercapai jika
siswa tidak bisa menyelesaikan gambar sesuai dengan waktu yang ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.5.4.5 Lembar Tes Fase Integrasi
Fase ini adalah fase terakhir, kegiatan dalam fase ini adalah siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari, mengerjakan soal evaluasi dan
merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.
Tabel 3.12 Instrumen tes fase integrasi
Kegiatan Soal atau perintah
Mengerjakan soal evaluasi Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
Merangkum Tuliskan hal-hal apa saja yang kamu pelajari hari ini
dalam buku tulismu!
Refleksi Jawablah pertanyaan refleksi pembelajaran hari ini di
buku tulismu!
Pada fase integrasi ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai
berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika seluruh
siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata kelas mencapai KKM ≥68 pada
kegiatan mengerjakan soal evaluasi, siswa mampu merangkum materi dengan
benar, dan siswa mampu menuliskan refleksi. Siswa dikatakan tidak tercapai jika
seluruh siswa belum mampu mencapai nilai rata-rata kelas ≥68 pada kegiatan
mengerjakan soal evaluasi, siswa belum mampu merangkum materi dengan benar,
dan siswa belum menjawab pertanyaan yang ada pada kegiatan refleksi.
3.6 Teknik analisis data
Analisis data merupakan pekerjaan yang kritis dalam proses penelitian.
Peneliti harus secara cermat menentukan pola analisis bagi data penelitinya.
Penelitan ini menggunakan teknik analisis statistik. Analisis statistik digunakan
pada data yang berupa angka-angka (kuantitatif) atau data yang dikuantitatifkan
(Setyosari, 2013: 218). Ahli lain menyebutkan bahwa analisis data adalah proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
himpunan atau pengumpulan, pemodelan dan trasformasi data dengan tujuan
menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran,
kesimpulan dan dukungan pembuatan keputusan.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah jenis data
kualitatif dan data kuantitatif. Peneliti melakukan dengan mengolah data yang
telah terkumpul. Data yang sudah terkumpul peneliti olah secara kualitatif dan
kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket pra-penelitian guru
dan dokumentasi. Hasil observasi dideskripsikan sesuai dengan panduan observasi
yang digunakan oleh peneliti.Angket pra-penelitian guru diolah sesuai dengan
pendapat yang sudah dituliskan oleh guru serta dokumentasi dalam bentuk foto
yang diambil ketika peneliti melaksanakan uji coba produk.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa perhitungan data yang diperoleh dari angket pra-
penelitian siswa serta hasil validasi oleh dosen ahli dan guru terhadap produk
yang sudah dihasilkan. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
kekurangan dan kelemahan produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti.Hasil
perhitungan data dari angket siswa dinyatakan dalam bentuk persen. Perhitungan
tersebut untuk mengetahui persentase setiap item soal. Sedangkan hasil validasi
dosen ahli dan guru masing-masing dihitung rata-ratanya dan disesuaikan dengan
interval pada tabel kriteria penilaian produk. Tabel yang digunakan sebagai
kriteria penilaian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Rumus 3.1 perhitungan persentase jawaban per item soal.
Adapun tabel kriteria penilaian produk pengembangan yang digunakan
adalah menurut Widoyoko (2012: 144) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.13 Konversi data kuantitatif ke kualitatif
Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi
3,25<M<4,00 Sangat Baik
2,50<M<3,25 Baik
1,75<M<2,50 Kurang Baik
0,00<M<1,75 Tidak Baik
3.6 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2015 hingga Februari 2016. Tahap
pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.
No Kegiatan Bulan
Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Observasi
2. Menganalisis
hasil observasi
3. Pembuatan
angket pra
penelitian.
4. Penyebaran
angket pra
Presentase =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penelitian
5. Penyusunan
proposal
6. Penyusunan
produk
7 Uji coba
produk
8 Pengolahan
data
9 Penyusunan
laporan
penelitian
10 Ujian skripsi
11 Revisi skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang mencakup tentang
penjelasan proses pengembangan dan diskripsi kualitas perangkat pembelajaran
dapat membantu siswa dalam memahami konsep bangun datar, pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian mencakup tentang penjelasan proses pengembangan dan
diskripsi tentang perangkat pembelajaran dapat membantu siswa dalam
memahami konsep bangun datar.
4.1.1. Proses Pengembangan
Proses pengembangan ini menggunakan prosedur pengembangan
Sugiyono (2011) yang dimodivikasi sampai pada tahap uji coba produk pada
sempel terbatas.
1. Potensi dan masalah
Potensi yang peneliti temukan adalah pelajaran geometri bangun datar
penting untuk siswa kelas III. Siswa kelas perlu memahami materi geometri
sebagai dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut. Materi
geometri juga dapat melatih siswa untuk mengembangkan kecerdasan matematis
logis dan ruang visual.
Masalah yang peneliti temukan adalah ketika peneliti melakukan
Probaling II di SD Negeri Sendangadi 2 yaitu saat peneliti mendapatkan
kesempatan untuk melakukan pengamatan proses pembelajaran matematika pada
hari Kamis tanggal 01 Mei 2015 dan Kamis tanggal 08 Mei 2015. Peneliti melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
jika siswa mengalami kesulitan memahami macam dan unsur bangun datar
sederhana. Adapun hasil observasinya sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil observasi pembelajaran
No Kegiatan Diskripsi pengamatan
1 Membuka pelajaran Observasi 1:
Guru membuka pelajaran dengan doa.
Observasi 2:
Guru membuka pelajaran dengan doa.
2 Penyajian materi Observasi 1:
Materi disajikan dalam bentuk catatan yang ditulis
dipapan tulis.
Observasi 2:
Materi disajikan dalam bentuk catatan yang ditulis
dipapan tulis.
3 Metode pembelajaran Observasi 1:
Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah
ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok.
Observasi 2:
Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah
ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok.
4 Penggunaan bahasa Observasi 1:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
Observasi 2:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
5 Aktifitas siswa Observasi 1:
Mencatat, tanya jawab dan diskusi
Observasi 2:
Mencatat, tanya jawab dan diskusi
6 Pengelolaan kelas Observasi 1:
Dapat mengkondisikan kelas dengan baik, kelas
tenang dan siswa memperhatikan
Observasi 2:
Dapat mengkondisikan kelas dengan baik, kelas
tenang dan siswa memperhatikan
7 Penggunaan media Observasi 1:
Menggunakan media kertas yang berbentuk persegi
dan persegi panjang.
Observasi 2:
Tidak menggunakan media
8 Cara menutup pelajaran Observasi 1:
Menyimpulkan materi yang dipelajari dan menutup
dengan berdoa
Observasi 2:
Menyimpulkan materi yang dipelajari dan menutup
dengan berdoa
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa guru tidak
menggunakan model pembelajaran yang variatif. Kegiatan pembelajaran kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memotivasi siswa dalam belajar, siswa hanya mendengarkan dan
berdiskusi kelompok. Selain itu guru kurang memaksimalkan media yang
digunakan, guru hanya menunjukkan media dan tidak melibatkan siswa dalam
pengeksploran media. Sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.
Tugas yang diberikan kepada siswa hanya berupa soal-soal latihan dan kemudian
membahasnya bersama-sama. Masalah tampak pada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru.
2. Pengumpulan data
Peneliti menyusun angket pra-penelitian untuk guru dan dosen yang
kemudian divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi instrumen pra-
penelitian untuk guru adalah 2,8 dengan katogori “baik” sedangkan hasil validasi
instrumen pra-penelitian siswa adalah 3 dengan kategori “baik” sehingga
instrumen layak untuk disebarkan kepada guru dan siswa. Angket tersebut disusun
dengan tujuan untuk memperkuat pengamatan yang sudah dilakukan peneliti
sebelumnya. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket tersebut
kemudian diolah dan dianalisis kebutuhannya.
a. Hasil angket pra-penelitian guru
Angket pra-penelitian guru diberikan kepada 3 orang guru kelas 3 di SD N
Ambarukmo, SD N Sendangadi 2, dan SD N Caturtunggal 6. Hasil rekap angket
dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil rekap angket guru
No. Pertanyaan Jawaban
1.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
metode pembelajaran ketika mengajarkan
sifat-sifat bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
Guru 1: menggunakan metode ceramah,
diskusi, demonstrasi dan penugasan.
Guru 2: menggunakan metode diskusi dan
demonstrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Guru 3: menggunakan problem solving,
observasi dan tanya jawab
2.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
pembelajaran ketika mengajarkan sifat-
sifat bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
Guru 1: menggunakan model CTL
Guru 2: menggunakan model realistis
Guru 3: menggunakan model pengamatan.
3.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan
media pembelajaran ketika mengajarkan
sifat-sifat bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
Guru 1: menggunakan benda-benda diruang
kelas.
Guru 2: menggunakan benda riil berupa
kertas.
Guru 3: menggunakan benda-benda disekitar
siswa.
4.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa
sifat-sifat bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
Guru 1: ketercapaian KKM 78%
Guru 2: ketercapaian KKM cukup
Guru 3: tercapai saat KKM 63
5.
Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang
sering muncul pada siswa pada saat
mempelajari sifat-sifat bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga)?
Guru 1: kesulitan membedakan persegi dan
persegi panjang serta segitiga sama sisi dan
sama kaki.
Guru 2: belum ada kesulitan
Guru 3: membedakan persegi dan persegi
panjang
6.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
metode pembelajaran ketika mengajarkan
sudut-sudut yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga)?
Guru 1: menggunakan metode ceramah,
diskusi, demonstrasi dan penugasan.
Guru 2: menggunakan diskusi dan
demonstrasi
Guru 3: menggunakan problem solving dan
diskusi
7.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
pembelajaran ketika mengajarkan sudut-
sudut yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga)?
Guru 1: menggunakan model diskusi
kelompok
Guru 2: menggunakan model realistis
Guru 3: menggunakan model pengamatan
8.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan
media pembelajaran ketika mengajarkan
sudut-sudut yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga)?
Guru 1: menggunakan benda diruang kelas
(meja, papan tulis)
Guru 2: memperagakan di depan kelas dan
menunjukkan bagian sudut.
Guru 3: menggunakan pengaris segitiga,
siku tangan.
9.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa
sudut-sudut yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga)?
Guru 1: ketercapaian KKM 80%
Guru 2: ketercapaian KKM cukup
Guru 3: KKM tercapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
10.
Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang
sering muncul pada siswa pada saat
mempelajari sudut-sudut yang ada pada
bangun datar (persegi, persegi panjang
dan segitiga)?
Guru 1: memahami sudut lancip atau tumpul
dalam segitiga
Guru 2: belum ada kesulitan
Guru 3: membaca besar sudut
Berdasarkan hasil angket 3 guru dari SD yang berbeda dapat disimpulkan
bahwa beberapa guru masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan kerja
kelompok dalam melakukan pembelajaran. Guru juga menggunakan media benda-
benda yang ada di sekitar kelas.Kesulitan yang sering dialami siswa ketika
mempelajari bangun datar adalah membedakan persegi dan persegi panjang serta
segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Guru juga menuliskan bahwa KKM
pada materi bangun datar sudah tercapai.
b. Hasil angket pra-penelitian siswa
Angket pra-penelitian disebarkan kepada siswa kelas IV SD N
Ambarukmo dengan jumlah 27 siswa. Angket disebarkan pada tanggal 4 Agustus
2015. Alasan angket disebarkan dikelas IV karena kelas tersebut sudah pernah
mendapatkan materi tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga
pada saat kelas III semester 2. Berikut hasil rekap angket pra-penelitian siswa:
Tabel 4.4 Rekapan hasil angket pra-penelitian siswa
No Indikator pernyataan Nomor
Item
Persentase
Ketidaktercapaian
1. Mengetahui sifat-sifat bangun datar
Persegi.
1 18%
2 40%
2. Mengetahui sifat-sifat bangun datar
Persegi Panjang.
3 25%
4 50%
5 15%
3. Mengetahui sifat-sifat bangun datar
Segitiga
6 82%
7 54%
4. Mengetahui sudut-sudut yang ada
pada bangun datar Persegi
8 32%
9 29%
10 14%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5.
Mengetahui sudut-sudut yang ada
pada bangun datar Persegi Panjang
11 18%
12 47%
13 36%
6. Mengetahui sudut-sudut yang ada
pada bangun datar Segitiga
14 14%
15 39%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ketidaktercapaian paling
tinggi adalah item nomor 4, 6, 7 dan 12. Item nomor 4 dengan indikator
mengetahui sifat-sifat bangun datar persegi panjang memiliki persentase
ketidaktercapaian mencapai 50%. Item nomor 6 dengan indikator mengetahui
sifat-sifat bangun datar segitiga dengan persentase 82%. Item nomor 7 dengan
indikator mengetahui sifat-sifat bangun datar segitigamemiliki persentase
ketidaktercapaian mencapai 54%. Serta item nomor 12 persentase 47% dengan
indikator mengetahui sudut-sudut yang ada pada bangun datar persegi panjang.
Berdasarkan hal tersebut dapat terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan
pada bangun datar persegi panjang dan segitiga, sehingga peneliti
mengembangkan perangkat pembelajaran yang memuat materi tentang: 1) persegi,
2) persegi panjang, 3) segitiga. Peneliti menyertakan materi tentang persegi
dengan tujuan agar siswa bisa membedakan sifat-sifat persegi dengan persegi
panjang.
3. Desain produk
Berdasarkan hasil penyebaran angket, maka peneliti merancang perangkat
pembelajaran yang berjudul “Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun
Datar Sederhana berdasarkan Teori van Hiele untuk Kelas 3 Sekolah Dasar”.
Protopipe terdiri dari 3 bagian. Berikut penjelasan masing-masing bagian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a. Bagian pertama
Bagian pertama merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan
model van Hiele. Bagian ini terdari 3 sub judul, yaitu:
1) Pendahuluan
Bagian ini merupakan pengantar bagi para pembaca prototipe. Berisi
tentang kekhasan tingkat berfikir dalam geometri berdasarkan teori van
Hiele.
2) Lima fase pembelajaran van Hiele
Bagian ini merupakan penjabaran dari lima fase pembelajaran dalam
model pembelajaran van Hiele, antara lain: 1) fase informasi, 2) fase
orientasi langsung, 3) fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas dan 5) fase
integrasi.
3) Penerapan lima fase dalam pembelajaran
Bagian ini memaparkan tentang pemerapan lima fase van Hiele
dalam pembelajaran yang terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama
tentang persegi dan persegi panjang, dan pertemuan kedua tentang
segitiga. Bagian ini menjelaskan tentang langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang dilengkapi dengan foto serta gambar yang digunakan
dalam pembelajaran.
b. Bagian kedua
Bagian kedua adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Berikut penjelasan masing-masing perangkat
pembelajaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1) Silabus
Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan
tematik.
2) RPP
RPP disusun dengan menerapkan lima fase dalam model pembelajaran
van Hiele. RPP disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik.
Prototipe ini memuat 2 RPP tentang bangun datar sederhana (persegi,
persegi panjang dan segitiga). RPP pembelajaran pertama membahas
tentang persegi dan persegi panjang yang dikaitkan dengan SBK. RPP
pembelajaran kedua membahas materi tentang segitiga yang dikaitkan pula
dengan SBK.
c. Bagian ketiga
Bagian ketiga berisi tentang lembar kerja siswa yang terdiri dari 2
pembelajaran. Pembelajaran pertama tentang persegi dan persegi panjang.
Pembelajaran kedua tentang segitiga. Kegiatan dalam lembar kerja siswa
menerapkan lima fase dalam pembelajaran van Hiele. LKS disusun dengan
dilengkapi gambar-gambar yang menarik dengan tujuan agar siswa tidak merasa
bosan saat melakukan setiap kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4. Validasi desain
Prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian divalidasi.
Validasi dilakukan oleh 1 dosen dan 1 guru. berikut adalah tabel hasil validasi
perangkat pembelajaran.
a. Validasi desain oleh dosen ahli
Tabel 4.5 hasil validasi dosen ahli
No Item yang dinilai Score Saran
1 2 3 4
1 Bahasa
a. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang
baik dan benar.
√
b. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh guru dan
siswa.
√
2
Format
penulisan
prototipe
buku
a. Format penulisan sesuai
dengan kaidah penulisan
buku.
√
b. Menggunakan
kepustakaan yang sesuai
dengan metode van Hiele
√
3 Isi
a. Memuat 5 fase
pembelajaran model van
Hiele
√
b. Memuat penerapan 5 fase
pembelajaran model van
Hiele dalam 2 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
materi bangun datar untuk
kelas 3.
√
c. Memuat kekhasan tahapan
berfikir tentang bangun
datar persegi, persegi
panjang dan segitiga
sesuai dengan tahap
perkembangan siswa.
√
d. Memuat media yang
berkaitan dengan bangun
datar persegi, persegi
panjang dan segitiga yang
dapat membantu siswa
memahami konsep
geometri.
√
e. Memuat rubrik penilaian
untuk mengetahui
pemahaman siswa tentan
konsep bangun datar
persegi, persegi panjang
dan segitiga.
√
Total skor 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Penghitungan rata-rata skor validasi :
Rata-rata skor validasi = =
= 3,7
Berdasarkan hasil validasi dosen dapat diperoleh nilai rata-rata 3,7.
Menurut Widoyoko nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaian
dengan kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa perangkat
pembelajaran yang dihasilkan sangat baik dan layak diujicobakan.
b. Validasi desain oleh guru kelas
Tabel 4.6 hasil validasi guru kelas
No. Item yang dinilai Skor Komenta
r 1 2 3 4
1. Kesesuaian indikator dengan KD. √
2. Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
√
3. Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
√
4.
Kegiatan inti memuat :
Fase Informasi
a. Berisi tentang materi bangun datar (persegi dan persegi
panjang).
√
b. Memuat bahasa yang sederhana. √
c. Memuat pengantar tentang bangun datar (persegi dan
persegi panjang) secara kontekstual.
√
Fase Orientasi Langsung
a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran
untuk memperoleh konsep awal tentang bangun datar
(persegi dan persegi panjang).
√
b. Memuat tugas/aktivitas sederhana. √
FasePenjelasan
a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang
diamati dengan bahasa mereka sendiri.
√
b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. √
Fase Orientasi Bebas
a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi
bangun datar (persegi dan persegi panjang).
√
b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa
untuk menemukan keterkaitan antara konsep bangun
datar (persegi dan persegi panjang) dengan kehidupan
sehari-hari.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Fase Integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi
bangun datar (persegi dan persegi panjang) dari
keseluruhan kegiatan.
√
b. Memuat soal evaluasi tentang materi bangun datar
(persegi dan persegi panjang).
√
c. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi
bangun datar (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk
refleksi yang imajinatif.
√
5. Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam
mengajarkan materi bangun datar (persegi dan persegi
panjang) secara :
a. Konteksual √
b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan
pemahaman siswa.
√
c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan
materi bangun datar (persegi dan persegi panjang)
memudahkan siswa untuk
megimajinasikan/membayangkan benda tersebut.
√
d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk
mengajarkan konsep (persegi dan persegi panjang)
kepada siswa.
√
6. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan
kepada guru-guru.
√
Total Skor 76
Penghitungan rata-rata skor validasi :
Rata-rata skor validasi = =
= 3,8
Berdasarkan hasil validasi guru kelas dapat diperoleh nilai rata-rata 3,8.
Menurut Widoyoko nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaiandengan
kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa perangkat pembelajaran
yang dihasilkan sangat baik dan layak diujicobakan.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan peneliti berdasarkan saran dan komentar yang
dituliskan dosen ahli dan guru kelas dari hasil validasi. Peneliti tidak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
revisi desain terlalu banyak. Peneliti melakukan revisi desain hanya pada
penulisan kata dan kalimat yang salah.
6. Uji coba produk
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba produk
yang sudah dihasilkan pada sempel terbatas dengan tujuan untuk mengetahui
keefektifan dan kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Implementasi produk
dilakukan di SD N Ambarukmo kelas 3. Peneliti bertindak sebagai guru yang
secara langsung mengajar sesuai dengan produk yang sudah dihasilkan. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit (4JP). Perangkat
pembelajaran yang diujicobakan hanya 1 pembelajaran yaitu pembelajaran
pertama tentang persegi dan persegi panjang. Peneliti tidak bisa mengujikan
semua pembelajaran dikarenakan keterbatasan waktu. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan lima fase pembelajaran pada model van Hiele. Adapun hasil
uji coba pembelajaran 1 tampak pada foto-foto yang diambil saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
4.1.2 Diskripsi Kualitas Perangkat Pembelajaran dapat Membantu Siswa
Kelas III Memahami Konsep Bangun Datar.
Peneliti melakukan ujicoba produk pada materi bangun datar persegi dan
persegi panjang dengan menerapkan lima fase van Hiele dengan tujuan agar siswa
dapat memahami konsep bangun datar persegi dan persegi panjang.
a. Fase informasi
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mempersiapkan media dan
keperluan, serta mendesain kelas berkelompok. Kegiatan dalam fase ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
guru mempersiapkan keadaan siswa untuk siap menerima pembelajaran. Guru
mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan bernyanyi tentang materi “bangun datar”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memberi semangat siswa sebelum menerima materi yang disampaikan. Kemudian
guru menunjukkan benda buku kepada siswa, lalu siswa diminta mengamati ternit
yang ada diruang kelas. Guru dan siswa melakukan tanya jawab dengan benda
tersebut. Kemudian guru membimbing siswa untuk mengamati benda-benda yang
ada diruang kelas siswa diminta untuk menuliskan benda-benda yang ditemukan
di dalam kelas. Setelah kegiatan tersebut, guru menampilkan gambar persegi dan
persegi panjang. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang ditampilkan
oleh guru. Setelah itu siswa diminta menuliskan benda yang ditemukan di dalam
kelas yang bentuknya menyerupai gambar yang ditampilkan oleh guru. Fase
informasi dalam pembelajaran ditunjukkan melalui foto berikut ini:
Gambar 4.1 fase informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sudah melakukan kegiatan yang
termasuk dalam fase informasi yaitu melakukan pengamatan, memahami isi lagu
dan kegiatan bertanya jawab dengan guru. Kegiatan ini dapat membantu siswa
untuk memperoleh informasi awal.
Foto di atas juga menunjukkan bahwa siswa bisa mengikuti dan
memahami dengan baik fase informasi. Hal tersebut terbukti pada lembar kerja
siswa yang dapat menyebutkan benda-benda yang terdapat didalam kelas.Siswa
dikatakan “tercapai” pada kegiatan fase informasi.
a. Fase orientasi langsung
Fase selanjutnya adalah fase orientasi langsung. Kegiatan dalam fase ini
adalah siswa mengerjakan tugas sederhana seperti mencatat benda-benda yang ada
di dalam kelas selain itu siswa juga mengeksplorasi media pembelajaran yang
sudah diberikan oleh guru. Media berupa bangun datar persegi dan persegi
panjang yang dibuat dari karton warna untuk menarik perhatian siswa. Siswa
diminta untuk menemukan sifat-sifat dari masing-masing bangun. Guru
membimbing siswa dalam mengeksplorasi media. Berikut foto kegiatan dalam
fase orientasi langsung
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.2 Fase Orientasi Langsung
Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan kegiatan fase
orientasi langsung. Siswa mengeksplorasi media dengan mengukur panjang media
yang diberikan, mengukur lebar dan menghitung kemudian siswa menuliskan
dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Guru memberikan
pengarahan dan masukan saat siswa sedang mengeksplorasi media.
Siswa dapat melakukan dengan baik kegiatan yang ada dalam fase ini, hal
tersebut terbukti dari siswa bisa melakukan pengukuran pada bangun datar yang
disampaikan, menentukan sudut, menghitung jumlah sisi dan lain sebagainya
dengan baik. Dalam fase ini siswa dikatakan “tercapai”dapat terlihat dari hasil
diskusi siswa yang dapat menemukan dan menuliskan sifat-sifat bangun datar
persegi dan persegi panjang.
b. Fase penjelasan
Kegiatan pada fase ini merupakan kelanjutan dari fase orientasi langsung,
setelah siswa mengeksplorasi media dan menuliskan sifat-sifat yang ditemukan
kemudian siswa menyampaikan hasilnya di depan kelas. Masing-masing
kelompok menyampaikan ke depan kelas hasil diskusi dengan mewakilkan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
temannya untuk membacakan dan membawa media diamati. Siswa diberi
kebebasan menyampaikan segala sesuatu yang sudah dituliskan. Berikut ini foto
saat kegiatan fase penjelasan berlangsung.
Gambar 4.3 Fase Penjelasan
Foto di atas menunjukkan kegiatan siswa pada fase penjelasan. Masing-
masing kelompok mewakilkan 2 temannya untuk menyampaikan hasil diskusi dan
menunjukkan media yang diamati. Siswa menyampaikan satu-persatu kalimat
yang sudah disampaikan. Sedangkan kelompok lain bertugas untuk mendengarkan
dan mengajukan pertanyaan jika kurang jelas dalam penyampaian. Pada fase ini
siswa dikatakan “tercapai” karena siswa dapat menyampaikan dengan baik hasil
diskusi di depan kelas.
c. Fase orientasi bebas
Kegiatan dalam fase orientasi bebas adalah siswa mengekspresikan materi
yang diperoleh dalam bentuk gambar dan penyusunan puzzle. Kegiatan ini untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Siswa
diminta menyusun puzzle berbentuk persegi dan persegi panjang dari korek api
yang sudah disediakan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk pengecekan
konsep bangun datar persegi dan persegi panjang yang sudah dipelajari. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
melakukan kegiatan menyusun puzzle kemudian siswa diminta untuk
berkreasi menggambar benda maupun alam sekitar yang memiliki unsur bangun
datar persegi dan persegi panjang. Berikut hasil dokumentasi kegiatan pada fase
orientasi bebas.
Gambar 4.4 Fase Orientasi Bebas
Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan kegiatan dalam
fase orientasi bebas. Siswa menyusun puzzle dan berkreasi mengambar benda
yang menyerupai bangun datar. Berdasarkan foto di atas dapat terlihat bahwa
siswa sudah paham dengan materi bangun datar persegi dan persegi panjang yang
disampaikan. Siswa mampu menyusun puzzle persegi dan persegi panjang
menggunakan korek serta siswa dapat menggambar benda sekitar yang
menyerupai bangun datar persegi dan persegi panjang. Pada fase ini siswa
dikatakan “tercapai” karena siswa dapat menyusun puzzle korek api dalam bentuk
persegi dan persegi panjang dengan baik dan rapi, serta dapat menggambar benda-
benda menyerupai bangun datar yang ada di dalam kelas seperti: papan tulis,
almari, gedung sekolah, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d. Fase integrasi
Fase ini merupakan fase terakhir dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan model van Hiele. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan
menyimpulkan pembelajaran, mengerjakan evaluasi dan melakukan refleksi.
Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
Gambar 4.5 Fase Integrasi
Pada fase ini siswa menuliskan kesimpulan dan refleksi pada lembar kerja
siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Foto di atas menunjukkan hasil tulisan
siswa tentang kesimpulan materi yang dipelajari, siswa juga mampu menuliskan
refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan. Selain itu siswa juga mengerjakan
soal evaluasi. Berdasarkan hasil penilaian dari soal evaluasi siswa diperoleh nilai
sebagai berikut: 20% (5 siswa) mendapat nilai 10; 24% (6 siswa) mendapat nilai
9,3; 36% (9 siswa) mendapat nilai 8,6; 16% (4 siswa) mendapat nilai 8 dan 4% (1
siswa) mendapat nilai 7,3. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 8,9. Siswa juga
dapat menuliskan hubungan bangun datar dengan benda dalam kehidupan sehari-
hari serta mampu memahami manfaat mempelajari bangun datar untuk kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut siswa dikatakan “tercapai” dalam fase ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan fase integrasi nampak bahwa siswa sudah memahami tentang
sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Hal tersebut nampak dari
rubrik berikut ini:
Tabel 4.7 persentase nilai siswa per indikator
No Indikator Skor
10 15 20 25
1 Mengidentifikasi sifat dan unsur
bangun datar persegi.
- - 20% 80%
2 Mengidentifikasi sifat dan unsur
bangun datar persegi panjang.
- - 40% 60%
3 Mempresentasikan sifat dan
unsur bangun datar persegi dan
persegi panjang dengan percaya
diri.
- 20% 20% 60%
4 Membuat gambar yang
menyerupai bangun datar
persegi dan persegi panjang di
lingkungan sekitar.
- - 40% 60%
Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator tenyata prototipe perangkat
pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele dapat
membantu siswa kelas III Sekolah Dasar dalam memahami sifat-sifat persegi dan
persegi panjang. Hal tersebut dikarenakan penyusunan prototipe disesuaikan
dengan level 1 tingkat berpikir van Hiele yaitu analisis. Hal tersebut terbukti dari:
1) 80% (20 siswa) dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Dengan
demikian sebagian besar siswa telah dapat mencapai nilai maksimal dalam
mengidentifikasi sifat bangun datar persegi, 2) sebanyak 60% (15 siswa) dapat
mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Hal tersebut berarti bahwa sebagian
besar siswa telah dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar persegi panjang,
3) 60% (15 siswa) dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri.
Dengan demikian sebagian besar siswa dapat menunjukkan sikap percaya diri saat
menyampaikan hasil diskusi tentang materi bangun datar persegi dan persegi
panjag, dan 60% (15 siswa) dapat membuat gambar dilingkungan sekitar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menyerupai bangun datar. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa dapat
mengidentifikasi benda sekitar yang menyerupai bangun datar persegi dan persegi
panjang yang kemudian diekspresikan dalam bentuk gambaran.
4.2 Pembahasan
Hasil validasi produk oleh dosen ahli dan guru kelas termasuk dalam
kategori sangat baik. Dari hasil validasi tersebut produk layak diujicobakan.
Setelah peneliti melakukan uji coba, peneliti memperoleh hasil bahwa siswa kelas
3 dapat melakukan setiap fase pembelajaran van Hiele dengan baik dan lancar.
Setiap kegiatan dalam fase pembelajaran dapat diikuti siswa dengan antusis dan
percaya diri. Siswa juga dapat memahami materi yang dipelajari, hal tersebut
dapat terlihat pada hasil evaluasi yang dikerjakan oleh siswa pada setiap fase
pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele ini dapat
membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar persegi, persegi
panjang, dan segitiga. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan
prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana
berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III sekolah dasar, peneliti
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Prototipe disesuaikan dengan tahap berpikir siswa.
Prototipe perangkat pembelajaran geometri untuk siswa kelas III tersebut
disesuaikan berdasarkan tahapan berpikir geometri menurut van Hiele yaitu level
analisis. Prototipe ini dapat membantu siswa dalam memahami sifat-sifat persegi
dan persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan data penilaian pada indikator ke 3 terdapat 20% siswa belum
terbantu dalam mempresentasikan dengan percaya diri sifat bangun datar, hal
tersebut dikarenakan siswa belum memenuhi kriteria penilaian percaya diri seperti
suara lantang dan masih menunduk saat menyampaikan diskusi di depan kelas.
Dengan demikian guru perlu melatih dan membiasakan anak untuk tampil di
depan kelas supaya bisa lebih percaya diri.
2. Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat mengasah
kecerdasan ruang visual.
Kecerdasan ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk
mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda
dalam pemikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu
hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta
mengungkapkan data dalam suatu grafik. Perangkat pembelajaran dengan teori
van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual siswa. Hal tersebut terbukti
dari: 1) 80% (20 siswa) dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi, 2)
sebanyak 60% (15 siswa) dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi
panjang, 3) 60% (15 siswa) dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya
diri, dan 60% (15 siswa) dapat membuat gambar dilingkungan sekitar yang
menyerupai bangun datar.
Berdasarkan data tersebut masih terdapat beberapa indikator yang belum
mencapai persentase optimal. Data indikator 2, 3 dan 4 persentase siswa baru
mencapai 60%, oleh sebab itu pembelajaran menggunakan teori van Hiele terus
diupayakan dengan disertai media dan kegiatan belajar yang lebih menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat mengasah
kecerdasan matematis-logis.
Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Siswa yang memiliki
inteligensi matematis-logis menonjol pada nilai matematika. Pengembangan
perangkat pembelajaran geometri ini dapat mengembangkan kecerdasan
matematis-logis siswa dalam pemecahan masalah matematika dan kepekaan
terhadap logika.
Siswa diberikan soal evaluasi pada fase integrasi yang berupa soal pilihan
ganda dan soal isian singkat. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang paling
tepat dari soal pilihan ganda, dan menuliskan jawaban singkat pada soal isian
singkat. Soal pilihan ganda dan isian singkat bertujuan untuk melatih siswa dalam
pemecahan masalah matematika dan kepekaan terhadap logika. Soal evaluasi fase
integrasi dapat dilihat pada lampiran 6.3.
4. Kelebihan dan kekurangan produk
a. Kelebihan produk :
- Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana
untuk siswa kelas III sekolah dasar dikemas dengan menggunakan
fase van Hiele disertai dengan gambar dan desain perangkat
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
- Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana
berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III sekolah dasar
disertai dengan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi
bangun datar sederhana sehingga dapat membantu pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
siswa tentang bentuk dan unsur bangun datar melalui benda
konkret.
- Pemahaman setiap fase van Hiele terlihat dari hasil jawaban siswa
pada instrumen yang tersedia.
b. Kekurangan produk :
- Produk berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori
van Hiele hanya bisa dibuat oleh seseorang yang sungguh mengerti
tentang teori van Hiele.
- Penyusunan produk berupa perangkat pembelajaran geometri
berdasarkan teori van Hiele membutuhkan waktu yang lama karena
harus mengintegrasikan lima fase van Hiele ke dalam langkah-
langkah kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran.
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Prosedur pengembangan berupa prototipeperangkat pembelajaran geometri
bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III
Sekolah Dasar mengadopsi 6 langkah pengembangan menurut Sugiyono
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Potensi dan Masalah, 2)
Pengumpulan data, 3) Desain Poduk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain,
dan 6) Uji coba produk.
5.1.2 Kualitas dari prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar
sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III Sekolah Dasar
dilakukan oleh 2 validator yaitu, dosen ahli dan guru kelas. Hasil validasi
oleh dosen ahli mendapatkan nilai rata-rata 3,70 dengan kategori sangat
baik. Sedangkan hasil validasi guru kelas mendapatkan nilai rata-rata 3,80
dengan kategori sangat baik. Rata-rata nilai validasi yaitu 3,75.
Berdasarkan hasil ujicoba 25 siswa di SD N Ambarukmo, peneliti
mendapatkan data berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi
bangun datar persegi dan persegi panjang sebagai berikut: 1) 20% siswa
mendapat nilai 10; 2) 24% siswa mendapat nilai 9,30; 3) 36% siswa
mendapat nilai 8,60; 4) 16% siswa mendapat nilai 80; 5) 4% siswa
mendapat nilai 7,30. Rata-rata nilai siswa adalah 8,90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5.2 KETERBATASAN
5.2.1 Perangkat pembelajaran yang terdiri dari 2 pembelajaran hanya bisa
diujicobakan 1 pembelajaran saja, dikarenakan sekolah hanya mengijinkan
peneliti untuk mengajar sebanyak (4JP).
5.2.2 Pelatihan terhadap guru tentang metode pembelajaran van Hiele belum
bisa dilaksanakan sebab keterbatasan waktu.
5.3 SARAN
5.3.1 Dua materi pembelajaran tentang persegi dan persegi panjang serta
segitiga yang sudah dikembangkan sebaiknya diujicobakan sehingga
peneliti dapat mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep
bangun datar.
5.3.2 Perlu adanya pelatihan kepada guru supaya mereka dapat menerapkan
model van Hiele dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, M.T (2000). Pembelajaran Geometri dan Berfikit Geometri. Dalam
Prosiding Seminar Nasional Matematika”. Jurusan Matematika FMIPS ITS
Surabaya, 2 November.
Chrowley, L. M. 1987. The van Hiele Model of Development of Geometric
Thought. Dalam Learning and Teaching Geometry, K-12. Reston:
Handbook of National Council of Teachers of Mathematics.
Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djuwita, Dewi. (2015). Bangun Datar dan Bangun Ruang. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Haryono. 2014. Filsafat Matematika : Suatu Tinjauan Epistimologi dan Filosofis.
Bandung: Alfabeta
Kusumawati. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi
Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele Untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Lonnie. 2002. Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The
Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School.
SMEC Curtia University.
Mason, Marguerite. 2002. The Van Hiele Levels of Geometric Understanding.
Dalam Profesional Handbook for Teacher. Virginia
Nur Fajariyah dan Defi Triratnawati. (2008). Cerdas Berhitung Matematika 3.
Jakarta: Pusat Perbukuan. Dapertemen Pendidikan Nasional.
Nur’aeni, Hj. Epon. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris
Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori van Hiele.
Jurnal Saung Guru, 1 (2), hlm 28-33
Pranita, Rindi Winda. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri
Materi Prisma Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Runtukahu, J.T. Kandau, S. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Safrina, Khusnul dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Geometri melalui Pembelajarna Kooperatif Berbasis Teori van Hiele. Jurnal
Didaktik Matematika, 1 (1), hlm 9-14
Sasmita, Lisa. 2013 Pengaruh Teori van Hiele dalam Pembelajaran Geometri
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun. Singaraja:
Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: kencana.
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Kencana
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, kualitatif dan R&D).
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kombinasi (Mixed Metods). Bangung: alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, kualitatif dan R&D).
Bandung : Alfabeta.
Taniredja, tukiran dkk. 2011. Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:
Alfabeta.
Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:
Erlangga.
Widayaka, S.E.P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN 1.1
LEMBAR OSERVASI
No Kegiatan Diskripsi pengamatan
1 Membuka pelajaran
2 Penyajian materi
3 Metode pembelajaran
4 Penggunaan bahasa
5 Aktifitas siswa
6 Pengelolaan kelas
7 Penggunaan media
8 Cara menutup pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN 1.2
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN 1
Hari, tanggal : Kamis, 01 Mei 2015
Materi : Persegi dan Persegi panjang
No Kegiatan Diskripsi pengamatan
1 Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan doa.
2 Penyajian materi Materi disajikan dalam bentuk catatan yang
ditulis dipapan tulis.
3 Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan guru
adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi
kelompok.
4 Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa yang mudah
dipahami siswa
5 Aktifitas siswa Mencatat, tanya jawab dan diskusi
6 Pengelolaan kelas Dapat mengkondisikan kelas dengan baik,
kelas tenang dan siswa memperhatikan
7 Penggunaan media Menggunakan media kertas yang berbentuk
persegi dan persegi panjang.
8 Cara menutup pelajaran Menyimpulkan materi yang dipelajari dan
menutup dengan berdoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 1.3
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN 2
Hari, tanggal : Kamis, 08 Mei 2015
Materi : Segitiga
No Kegiatan Diskripsi pengamatan
1 Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan doa.
2 Penyajian materi Materi disajikan dalam bentuk catatan yang
ditulis dipapan tulis.
3 Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan guru
adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi
kelompok.
4 Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa yang mudah
dipahami siswa
5 Aktifitas siswa Mencatat, tanya jawab dan diskusi
6 Pengelolaan kelas Dapat mengkondisikan kelas dengan baik,
kelas tenang dan siswa memperhatikan
7 Penggunaan media Tidak menggunakan media
8 Cara menutup pelajaran Menyimpulkan materi yang dipelajari dan
menutup dengan berdoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2.1
LEMBAR ANGKET PRA-PENELITIAN GURU
No. Pertanyaan Jawaban
1.
Bagaimana Bapak/ Ibu
menerapkan metode pembelajaran
ketika mengajarkan sifat-sifat
bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
2.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
model pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat bangun
datar (persegi, persegi panjang dan
segitiga)?
3.
Bagaimana cara Bapak/Ibu
menggunakan media pembelajaran
ketika mengajarkan sifat-sifat
bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
4.
Bagaimana ketercapaian nilai
KKM siswa sifat-sifat bangun
datar (persegi, persegi panjang dan
segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5.
Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa
yang sering muncul pada siswa
pada saat mempelajari sifat-sifat
bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
-
6.
Bagaimana Bapak/ Ibu
menerapkan metode pembelajaran
ketika mengajarkan sudut-sudut
yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan
segitiga)?
7.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
model pembelajaran ketika
mengajarkan sudut-sudut yang ada
pada bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
8.
Bagaimana cara Bapak/Ibu
menggunakan media pembelajaran
ketika mengajarkan sudut-sudut
yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan
segitiga)?
9.
Bagaimana ketercapaian nilai
KKM siswa sudut-sudut yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pada bangun datar (persegi, persegi
panjang dan segitiga)?
10.
Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa
yang sering muncul pada siswa
pada saat mempelajari sudut-sudut
yang ada pada bangun datar
(persegi, persegi panjang dan
segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 2.3
ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Bangun datar persegi memiliki empat sisi
2. Bangun datar persegi memiliki dua sisi sama
panjang
3. Bangun datar persegi panjang memiliki dua
pasang sisi sejajar
4. Bangun datar persegi panjang memiliki empat sisi
yang sama panjang
5.
Gambar berikut ini adalah bangun datar persegi
panjang
6.
Gambar berikut ini adalah bangun datar segitiga
sama kaki:
7. Bangun datar segitiga sama kaki memiliki 3 sisi
yang sama panjang
8. Semua sudut yang ada pada bangun datar persegi
adalah sudut siku-siku
9.
Salah satu sudut yang ada pada bangun datar
persegi adalah sudut lancip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
10.
Sudut A yang ada pada gambar berikut adalah
sudut siku-siku:
11. Bangun datar persegi panjang memiliki empat
sudut
12. Keempat sudut yang ada pada bangun datar
persegi panjang adalah sudut siku-siku
13.
Sudut B yang ada pada gambar berikut adalah
sudut siku-siku
14. Bangun datar segitiga memiliki 3 sudut
15. Bangun datar segitiga sama sisi memiliki 2 sudut
lancip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 2.4
HASIL RKEAP NILAI PER-ITEM SOAL
ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA
Nama item
1 item
2 item
3 item
4 item
5 item
6 item
7 item
8 item
9 item 10
item 11
item 12
item 13
item 14
item 15
Tiyas 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
Santi 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
adam 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0
david 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
lutfi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
zacky 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
nani 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
rokhim 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
kiki 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
ryan 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
thesa 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
joko 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
fandi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
nafi 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
ahmad 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
shintya 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
ermania 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
aisha 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
fiola 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
mahdi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
gilang 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
maulana 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ghina 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1
zuana 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
asmi 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0
febrian 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
mahesa 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0
jumlah 23 17 21 14 24 5 13 19 20 24 23 15 18 24 17
persentase 82% 60.7% 75% 50% 85.7% 17.8% 46% 67.8% 71% 85.7% 82% 53% 64% 85.7% 60.7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 3.1
LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN GURU
No. Komponen yang dinilai Skor Saran
1.
Bahasa 1 2 3 4
a. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang
baik dan benar.
b. Susunan kalimat
dapat dipahami oleh
guru.
c. Susunan kalimat
mendukung pencarian
data yang berkaitan
dengan tema
penelitian.
2.
Pertanyaan
a. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui cara
guru menerapkan metode
pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat
bangun datar dan sudut-
sudut yang ada pada
bangun datar.
b. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui cara
guru menerapkan model
pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
bangun datar dan sudut-
sudut yang ada pada
bangun datar.
c. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui cara
guru menggunakan media
pembelajaran ketika
mengajarkan sifat-sifat
bangun datar dan sudut-
sudut yang ada pada
bangun datar.
d. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui
ketercapaian KKM siswa
pada materi sifat-sifat
bangun datar dan sudut-
sudut yang ada pada
bangun datar.
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 3.2
HASIL VALIDASI PRA-PENELITIAN GURU OLEH DOSEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN 3.3
LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN SISWA
No. Komponen yang dinilai skor Saran
1.
Bahasa 1 2 3 4
a. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang
baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh siswa.
c. Susunan kalimat
mendukung pencarian
data yang berkaitan
dengan tema
penelitian.
2.
Pertanyaan
a. Pernyataan yang
diajukan berkaitan
dengan pemahaman
siswa tentang sifta-sifat
bangun datar:
- Persegi
- Persegi panjang
- Segitiga
b. Pernyataan yang
diajukan berkaitan
dengan pemahaman
siswa tentang sudut-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
sudut yang ada pada
bangun datar :
- Persegi
- Persegi panjang
- Segitiga
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 4.1
LEMBAR VALIDASI PRODUK DOSEN
No Item yang dinilai Score Saran
1 2 3 4
1 Bahasa
a. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang
baik dan benar.
b. Susunan kalimat
dapat dipahami oleh
guru dan siswa.
2
Format
penulisan
prototipe
buku
a. Format penulisan
sesuai dengan kaidah
penulisan buku.
b. Menggunakan
kepustakaan yang
sesuai dengan metode
van Hiele
3 Isi
a. Memuat 5 fase
pembelajaran model
van Hiele
b. Memuat penerapan 5
fase pembelajaran
model van Hiele
dalam 2 Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran materi
bangun datar untuk
kelas 3.
c. Memuat kekhasan
tahapan berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tentang bangun datar
persegi, persegi
panjang dan segitiga
sesuai dengan tahap
perkembangan siswa.
d. Memuat media yang
berkaitan dengan
bangun datar persegi,
persegi panjang dan
segitiga yang dapat
membantu siswa
memahami konsep
geometri.
e. Memuat rubrik
penilaian untuk
mengetahui
pemahaman siswa
tentan konsep bangun
datar persegi, persegi
panjang dan segitiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 4.3
LEMBAR VALIDASI PRODUK GURU
No. Item yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
1. Kesesuaian indikator dengan KD.
2. Materi sesuai dengan pokok
bahasan bangun datar (persegi dan
persegi panjang).
3. Apersepsi sesuai dengan pokok
bahasan bangun datar (persegi dan
persegi panjang).
4.
Kegiatan inti memuat :
Fase Informasi
a. Berisi tentang materi bangun
datar (persegi dan persegi
panjang).
b. Memuat bahasa yang
sederhana.
c. Memuat pengantar tentang
bangun datar (persegi dan
persegi panjang) secara
kontekstual.
Fase Orientasi Langsung
a. Memuat kegiatan
mengeksplorasi media
pembelajaran untuk
memperoleh konsep awal
tentang bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
b. Memuat tugas/aktivitas
sederhana.
Fase Penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
a. Memuat kegiatan siswa untuk
menjelaskan topik yang
diamati dengan bahasa
mereka sendiri.
b. Memuat kegiatan siswa untuk
saling bertukar pendapat.
Fase Orientasi Bebas
a. Memuat tugas yang lebih
kompleks sesuai dengan
materi bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
b. Memuat aktivitas/kegiatan
yang memungkinkan siswa
untuk menemukan
keterkaitan antara konsep
bangun datar (persegi dan
persegi panjang) dengan
kehidupan sehari-hari.
Fase Integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk
menyimpulkan materi bangun
datar (persegi dan persegi
panjang) dari keseluruhan
kegiatan.
b. Memuat soal evaluasi tentang
materi bangun datar (persegi
dan persegi panjang).
c. Memuat aktivitas siswa untuk
menginegrasikan materi
bangun datar (persegi dan
persegi panjang) dalam
bentuk refleksi yang
imajinatif.
5. Model pembelajaran van Hiele
memberi inspirasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mengajarkan materi bangun datar
(persegi dan persegi panjang)
secara :
a. Konteksual
b. Bahasa yang disampaikan
kepada siswa sesuai dengan
pemahaman siswa.
c. Bahasa yang disampaikan
kepada siswa berkaitan
dengan materi bangun datar
(persegi dan persegi panjang)
memudahkan siswa untuk
megimajinasikan/membayang
kan benda tersebut.
d. Kelima fase van Hiele
memudahkan guru untuk
mengajarkan konsep segi
empat (persegi dan persegi
panjang) kepada siswa.
6. RPP dengan model van Hiele
tersebut layak untuk dilatihkan
kepada guru-guru.
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN 5.1
HASIL REKAP NILAI SISWA
SOAL EVALUASI FASE INTEGRASI
nama Item
1 Item
2 Item
3 Item
4 Item
5 Item
6 Item
7 Item
8 Item
9 Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
Item 14
Item 15 jumlah nilai
reva 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 8
nia 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,333
stivani 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 8,667
rizki 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 8,667
nadia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
rifai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
dwi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 8,667
feri 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 7,333
vita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
alif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 9,333
raina 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 8
ello 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,333
dika 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 8,667
ririn 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 8,667
devita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
hafid 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 8
silvia 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 8
hani 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8,667
radit 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8,667
fata 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 9,333
purnama 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,333
erfina 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 8,667
sofia 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 8,667
rifa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
udin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 9,333
rata-rata 8,933
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 6.1
SILABUS KELAS III
Tema : Bangun Datar Sederhana
Pembelajaran : I dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Tematik
Kelas : III
Semester : II
Standar Kompetensi :
Matematika
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
SBK
9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen
Matematika
4.1 Mengidentifika
si berbagai
bangun datar
1. Sifat-sifat
dan unsur
bangun
datar
Fase Informasi
Guru membagi
siswa menjadi 5
kelompok kecil.
Matematika
4.1.1 Mengidentif
ikasi sifat dan unsur
bangun datar
Tes
Tertulis
Tes soal
essay
Sebutkan
sifat-sifat
bangun
datar
2x35
menit
Nur
Fajariya
h dan
Defi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
sederhana
menurut sifat
atau unsurnya
SBK
9.1Mengekspresikan
diri melalui
gambar
imajinatif
mengenai alam
sekitar.
persegi dan
persegi
panjang.
2. Gambar
bangun
datar yang
ada di
lingkungan
sekitar.
Guru membimbing
siswa untuk
mengamati benda-
benda yang ada
disekitar kelas.
Guru bertanya
jawab dengan
siswa dari
pengamatan yang
sudah dilakukan
oleh siswa.
Guru menampilkan
gambar bangun
datar persegi dan
persegi panjang.
Guru bertanya
jawab dengan
siswa mengenai
persegi dan persegi
panjang.
4.1.2 Mempresen
tasikan sifat dan
unsur bangun datar
persegi dan persegi
panjang dengan
percaya diri.
SBK
9.1.1 Membuat
gambar yang
menyerupai bangun
datar persegi dan
persegi panjang di
lingkungan sekitar.
Observasi
Lembar
observasi
persegi!
Berilah
tanda cek
(√) sesuai
dengan
kenyataan
yang ada
pada
siswa.
Buatlah
gambar
tentang
alam
sekitar
yang
bentuknya
hampir
Triratna
wati.
2008.
Cerdas
Berhitu
ng
Matema
tika 3.
Jakarta:
Pusat
Perbuku
an.
Daperte
men
Pendidi
kan
Nasiona
l.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
bangun datar yang
sudah ditampilkan.
Fase Orientasi Bebas
Siswa bersama
kelompok
mengelompokkan
benda-benda yang
ada di sekitar kelas
yang berbentuk
bangun datar.
Siswa
mengidentifikasi
bangun datar yang
sudah diperoleh
oleh masing-
masing kelompok.
Produk Lembar
observasi
sama
dengan
bangun
datar!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Fase Penjelasan
Siswa bersama
kelompok
menyampaikan
hasil diskusi
tentang bangun
datar yang sudah
diperoleh ke depan
kelas.
Siswa bertanya
jawab dengan
kelompok lain
tentang materi
yang sudah
disampaikan oleh
masing-masing
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Fase Orientasi Bebas
Siswa menyusun
puzzle. Menyusun
korek api menjadi
bentuk bangun
datar persegi dan
persegi panjang.
Siswa
menggambar/meng
eksperesikan benda
di alam sekitar
yang menyerupai
bangun datar yang
sudah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Fase Integrasi
Guru bersama
siswa
menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari.
Guru mengarahkan
siswa untuk
melakukan refleksi
bersama-sama.
Fase Informasi
Guru menampilkan
gambar bangun
datar segitiga sama
sisi, segitiga sama
kaki, segitiga siku-
siku dan segitiga
sembarang.
Matematika
4.1.3 Mengidentif
ikasi sifat dan unsur
bangun datar
segitiga sama sisi,
segitiga sama kaki,
segitiga sama siku-
siku dan segitiga
Tes
Tertulis
Tes soal
essay
Sebutkan
sifat-sifat
bangun
datar
segitiga
siku-siku!
2x35
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Siswa mengamati
gambar yang sudah
ditampilkan guru.
Guru bertanya
jawab dengan
siswa mengenai
bangun datar yang
sudah ditampilkan.
Guru membimbing
siswa untuk
mengamati benda-
benda yang ada di
dalam maupun luar
kelas.
sembarang.
4.1.4 Mempresen
tasikan sifat dan
unsur bangun datar
segitiga sama sisi,
segitiga sama kaki,
segitiga sama siku-
siku dan segitiga
sembarang dengan
percaya diri.
SBK
9.1.1 Membuat
gambar yang
menyerupai bangun
datar segitiga sama
sisi segitiga sama
kaki, segitiga sama
siku-siku dan
segitiga sembarang.
Observasi
Produk
Lembar
observasi
Lembar
Berilah
tanda cek
(√) sesuai
dengan
kenyataan
yang ada
pada siswa
Buatlah
gambar
tentang
alam
sekitar
yang
bentuknya
hampir
sama
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Fase orientasi
langsung
Siswa
mengelompokkan
benda-benda
disekitar sekolah
yang bentuknya
sama dengan
bangun datar yang
sudah ditampilkan
guru.
Siswa
mengidentifikasi
bangun datar yang
sudah diperoleh
oleh masing-
masing kelompok.
di lingkungan
sekitar.
observasi
bangun
datar yang
sudah
kamu
pelajari!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Fase Penjelasan
Siswa bersama
kelompok
menyampaikan
hasil diskusi
tentang bangun
datar yang sudah
diperoleh ke depan
kelas.
Siswa bertanya
jawab dengan
kelompok lain
tentang materi
yang sudah
disampaikan oleh
masing-masing
kelompok.
Fase Orientasi Bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Siswa menyusun
puzzle dari korek
api membentuk
bangun datar yang
sudah dipelajari.
Siswa
menggambar/meng
eksperesikan benda
di alam sekitar
yang menyerupai
bangun datar yang
sudah dipelajari.
Siswa
menampilkan
gambar yang sudah
dibuat di depan
kelas.
Fase Integrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Guru memberi
penguatan tentang
topik bangun datar
yang sudah
disampaikan oleh
masing-masing
kelompok.
Guru bersama
dengan siswa
membuat
ringkasan tentang
topik bangun datar
yang sudah
dipelajari.
Guru bersama
siswa
menyimpulkan
materi yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
dipelajari.
Guru menanyakan
kesulitan yang
dihadapi siswa saat
pembelajaran.
Guru mengarahkan
siswa untuk
melakukan refleksi
bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 6.2
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika
Satuan Pendidikan :
Kelas / Semester : III / II
Mata Pelajaran : Tematik
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Muatan Pelajaran : Matematika
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
4. Memahami
unsur dan
sifat-sifat
bangun datar
sederhana.
4.2 Mengidentifikasi
berbagai bangun
datar sederhana
menurut sifat atau
unsurnya
4.2.1 Mengidentifikasi
sifat dan unsur bangun
datar persegi.
4.2.2 Mengidentifikasi
sifat dan unsur bangun
datar persegi panjang.
4.2.3 Mempresentasikan
sifat dan unsur bangun
datar persegi dan persegi
panjang dengan percaya
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Muatan Pelajaran : SBK
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
9. Mengekspresikan
diri melalui karya seni
rupa.
9.1 Mengekspresikan
diri melalui gambar
imajinatif mengenai
alam sekitar.
9.1.1 Membuat
gambar yang
menyerupai bangun
datar persegi dan
persegi panjang di
lingkungan sekitar.
B. Tujuan
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi
melalui pengamatan.
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi
panjang melalui pengamatan.
3. Siswa dapat mempresentasikan sifat dan unsur bangun datar persegi
dan persegi panjang dengan percaya diri.
4. Siswa dapat membuat gambar yang menyerupai bangun datar persegi
dan persegi panjang di lingkungan sekitar.
C. Materi Pokok
1. Sifat-sifat dan unsur bangun datar persegi dan persegi panjang.
2. Gambar bangun datar yang ada di lingkungan sekitar.
D. Metode Pembelajaran
- Model Pembelajaran : van Hiele
- Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi.
E. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam kepada siswa
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa
Guru mengabsen siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa
tentang persegi panjang, guru menunjuk benda di dalam kelas
yang berbentuk persegi panjang. “apa bentuk benda ini?”
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan yang akan dipelajari
yaitu tentang bangun datar.
Motivasi
Guru memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan menyanyikan lagu “bangun datar” gubahan dari
lagu naik delman.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok kecil.
Siswa berkumpul bersama kelompok yang sudah ditentukan.
Fase informasi
Guru membimbing siswa untuk mengamati benda-benda yang ada
disekitar kelas.
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar kelas.
Guru bertanya jawab dengan siswa dari pengamatan yang sudah
dilakukan oleh siswa. “Benda apa saja yang kalian temukan di
dalam kelas ini?”
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
“Benda yang ada disekitar kelas misalnya: papan tulis, pengaris,
jam dinding, almari buku dll”.
Guru menampilkan gambar bangun datar persegi dan persegi
panjang.
Siswa mengamati gambar yang sudah ditampilkan guru.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai bangun datar yang
sudah ditampilkan. “Apa nama bangun datar ini? Coba temukan,
benda apa yang memiliki bentuk sama dengan bangun datar ini?
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang sifat-sifat bangun datar
yang sudah ditampilkan. “Apa yang kalian ketahui tentang sisi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Siapa yang tahu bagian mana dari bangun datar ini yang disebut
sisi?
Fase Orientasi Langsung
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing
kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan 2 bangun
datar yang harus diamati (persegi dan persegi panjang)
Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa. “Kerjakan
setiap kegiatan yang ada dalam Lembar Kerja Siswa”.
Siswa bersama kelompok masing-masing berdiskusi menggerjakan
Lembar Kerja yang sudah dibagikan oleh guru.
Siswa bersama kelompok mengelompokkan benda-benda yang ada
di sekitar kelas yang berbentuk bangun datar.
Siswa mengidentifikasi bangun datar yang sudah diperoleh oleh
masing-masing kelompok.
Fase Penjelasan
Siswa bersama kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang
bangun datar yang sudah diperoleh ke depan kelas.
Siswa bertanya jawab dengan kelompok lain tentang materi yang
sudah disampaikan oleh masing-masing kelompok.
Fase Orientasi Bebas
Siswa menyusun puzzle. Menyusun korek api menjadi bentuk
bangun datar persegi dan persegi panjang.
Siswa menggerjakan tugas selanjutnyaa yang ada pada Lembar
Kerja Siswa.
Siswa menggambar/mengeksperesikan benda di alam sekitar yang
menyerupai bangun datar yang sudah dipelajari.
Siswa menampilkan gambar yang sudah dibuat di depan kelas.
c. Penutup (10 menit)
Fase Integrasi
Guru memberi penguatan tentang topik bangun datar yang sudah
disampaikan oleh masing-masing kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Guru bersama dengan siswa membuat ringkasan tentang topik
bangun datar yang sudah dipelajari.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa saat
pembelajaran.
Guru mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi bersama-sama.
Guru mengucapkan salam.
F. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :
a. Lembar kerja siswa
b. Korek api
c. Pensil warna
d. Nur Fajariyah dan Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika 3. Jakarta: Pusat Perbukuan. Dapertemen Pendidikan
Nasional.
G. Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Instrumen
Pengetahuan Matematika
4.2.4 Mengidentifikasi
sifat dan unsur bangun
datar persegi.
4.2.5 Mengidentifikasi
sifat dan unsur bangun
datar persegi panjang.
Tes
Tertulis Tes soal essay
Sikap Matematika
4.2.6 Mempresentasikan
sifat dan unsur bangun
datar persegi dan persegi
panjang dengan percaya
diri.
Observasi
Lembar
observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Ketrampilan SBK
9.1.1 Membuat gambar
yang menyerupai bangun
datar persegi dan persegi
panjang di lingkungan
sekitar.
Produk
Lembar
observasi
H. Penilaian
Aspek pengetahuan
Kete
Jawaban:
Sifat bangun datar persegi :
- Memiliki 4 sisi sama panjang
- Memiliki 4 sudut
- Memiliki 4 titik sudut
- Keempat sudutnya adalah siku-siku (90°)
Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10
Sifat-sifat
persegi
Menyebutkan
4 ciri bangun
datar
Menyebutkan
3 ciri bangun
datar
Menyebutkan
2 ciri bangun
datar
Menyebutkan
1 ciri bangun
datar
Indikator Matematika
Mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi.
Teknik
Penilaian
Tes tertulis
Instrumen Sebutkan sifat-sifat bangun datar persegi!
Indikator Matematika
Mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi
panjang.
Teknik Tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Jawaban:
- Memiliki 4 sisi
- Sisi yang berhadapan sama panjang
- Memiliki 4 sudut yaitu siku-siku
- Memiliki 4 titik sudut
Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10
Sifat-sifat
persegi
panjang
Menyebutkan
4 ciri bangun
datar
Menyebutkan
3 ciri bangun
datar
Menyebutkan
2 ciri bangun
datar
Menyebutkan
1 ciri bangun
datar
Aspek Sikap
Indikator Matematika
Mempresentasikan sifat dan unsur bangun datar
persegi dan persegi panjang dengan percaya diri.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang
ada pada siswa.
Berilah tanda (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa!
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Sikap Percaya diri
1 Mempresentasikan dengan suara lantang
2 Mempresentasikan dengan badan tegap (tidak
menunduk)
3 Komunikatif
4 Menggunakan bahasa yang baik
Penilaian
Instrumen Sebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Rubrik penilaian dan pedoman penskoran
Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10
Percaya
diri
Memenuhi 4
aspek
penilaian
Memenuhi 3
aspek
penilaian
Memenuhi 2
aspek
penilaian
Memenuhi
1 aspek
penilaian
Aspek ketrampilan
Indikator
SBK
Membuat gambar yang menyerupai bangun datar
persegi dan persegi panjang di lingkungan sekitar.
Teknik Penilaian Produk
Instrumen Buatlah gambar tentang alam sekitar yang bentuknya
hampir sama dengan bangun datar!
Rubik penilaian dan pedoman penskoran
Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10
Produk
gambar
Memenuhi 4
aspek
penilaian
(sesuai
pengamatan
alam sekitar,
rapi, bersih,
dan diwarnai.
Memenuhi 3
aspek
penilaian
Memenuhi 2
aspek
penilaian
Memenuhi
1 aspek
penilaian
Yogyakarta, .......
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas
NIP. NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Guru menampilkan gambar bangun datar persegi panjang
Siswa mengerjakan soal LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Guru memberi pengarahan kepada siswa
Siswa menyampaikan hasil diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI