pengembangan prototipe perangkat pembelajaran … · sederhana. potensi yang ada adalah konsep...

192
i PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Nur Etikawati NIM: 121134155 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 20-Jul-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT

PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR

SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK

SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nur Etikawati

NIM: 121134155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Allah SWT

Orang tua tercinta yang selalu mendoakan, memotivasi dan mendukungku

Adik tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan

Sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

“Jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri.”

(Q.S Al-Ankabut, ayat 6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN

GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN

TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Nur Etikawati

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian berawal dari adanya potensi dan masalah terkait kurangnya

pemahaman siswa kelas III di SD Negeri Sendangadi 2 terhadap bangun datar

sederhana. Potensi yang ada adalah konsep bangun datar sederhana dapat

membantu mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan ruang-visual siswa.

Masalah yang ada adalah siswa 50% belum paham tentang sifat-sifat bangun datar

persegi panjang, 82% belum paham tentang sifat-sifat bangun datar segitiga hal

tersebut dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

bervariasi. Maka peneliti mengembangkan prototipe berupa perangkat

pembelajaran dengan tujuan: 1) untuk menjelaskan proses pengembangan dan, 2)

mendeskripsikan kualitas produk yang dikembangkan.

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) yang menggunakan

6 langkah menurut Sugiyono (2011) meliputi (1) potensi dan masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6)

uji coba produk. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran

geometri materi bangun datar sederhana untuk kelas III SD berdasarkan lima fase

van Hiele yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase

orientasi bebas, dan fase integrasi. Prototipe telah divalidasi dengan skor rata-rata

masing-masing validator 3,70 dan 3,80 dengan kategori sangat baik, sehingga

layak untuk di uji cobakan.

Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Ambarukmo pada tanggal 15

Desember 2015 materi persegi dan persegi panjang dengan menerapkan lima fase

pembelajaran van Hiele. Berdasarkan fase kelima dari pembelajaran van Hiele

yaitu fase integrasi peneliti mendapatkan data jika siswa dapat memahami sifat-

sifat persegi dan persegi panjang hal tersebut terbukti dari nilai hasil evaluasi yang

memperoleh rata-rata 8,90.

Kata kunci : pengembangan, perangkat pembelajaran, geometri, bangun datar

sederhana, van Hiele.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRAK

THE DEVELOPMENT OF LEARNING GEOMETRY INSTRUMENT

PROTOTYPE ABOUT BASIC GEOMETRIC SHAPES BASED VAN HIELE

THEORY FOR 3RD GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Nur Etikawati

Universitas Sanata Dharma

2016

This research begin from existence potential and problem concerned

undercommunication comprehension of third grade student in Sendangadi 2

elementary school about basic geometric shapes. Potential at hand is concept

about basic geometri shapes can help to evolve intelligence mathematical logical

and visual space. Problem at hand be around 50% of student not understand about

characteristics of rectangular, 82% of student do not understand about

characteristics of triangle that case cause the learning model which used by

teacher is less variation. Then researcher want to develop a kind of learning

equipment prototype as a purpose: 1) to explain developmental process 2) to

description quality of product develop.

This research is developmental research (R&D) and use 6 steps according

Sugiyono (2011) include (1) potential and problem, (2) aggregation data, (3)

product design, (4) product validation, (5) product revision, (6) product

experiment. The product result as a prototype equipment geometry learning for

third grade elementary school grounded on five phase van Hiele that is :

information phase, direct orientation phase, explaining phase, free orientation

phase, and integration phase. Prototype has been validation with average score

eachs validator 3,70 and 3,80 with very good category, until suitable to tested.

Definite tested implementable at Ambarukmo elementary school on the

15 December 2015. Square and long square with apply five phase van Hiele

learning that is integration researcher got data if the student can understand

characteristics of square and rectangular, can proved by result score evaluation is

acquire average 8,90.

Key word : development, learning equipment, geometry, basic geometric shapes,

van Hiele

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat

dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi

Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas

III Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, selaku dosen pembimbing 1 yang

telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan

kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan

skripsi.

4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing 2 yang

telah memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi

instrumen dan produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

1.5 Spesifikasi Produk ............................................................................. 6

1.6 Definisi Operasional ......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10

2.1 Kajian Teori ...................................................................................... 10

2.1.1 Matematika .............................................................................. 10

2.1.2 Teori van Hiele ........................................................................ 15

2.1.3 Kontekstual .............................................................................. 20

2.1.4 Teori Intelegensi Ganda ........................................................... 21

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 23

2.2.1 Hasil Penelitian tentang Pengembangan .................................. 23

2.2.2 Hasil Penelitian tentang Pembelajaran van Hiele..................... 24

2.2.3 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ......................................27

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 28

2.4 Pertanyaan Peneliti ............................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 30

3.2 Setting Penelitian ............................................................................... 33

3.3 Prosedur Pengembangan .................................................................... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 37

3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 48

3.7 Jadwal Penelitian ................................................................................ 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 52

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 52

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 71

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 75

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 75

5.2 Keterbatasan ....................................................................................... 76

5.3 Saran ................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi .......................................................... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitian Guru ........................................... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pra-Penelitian Siswa .............................. ........... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Guru

oleh Dosen ........................................................................................ 41

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa

oleh Dosen ......................................................................................... 42

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Dosen ............................. 43

Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Guru ............................... 45

Tabel 3.8 Instrumen Fase Informasi ............................................................. 45

Tabel 3.9 Instrumen Fase Orientasi Langsung ............................................. 46

Tabel 3.10 Instrumen Fase Penjelasan .......................................................... 46

Tabel 3.11 Instrumen Fase Orientasi Bebas ................................................. 47

Tabel 3.12 Instrumen Fase Integrasi ............................................................. 48

Tabel 3.13 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ...................................... 50

Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi................................................................... 53

Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru ............................................................. 54

Tabel 4.3 Rekap Hasil Angket Pra-penelitian Siswa .................................... 56

Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ................................................ 60

Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru .................................................. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ......................................... 27

Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode R&D .................................................. 30

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modifikasi ........................................... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kegiatan Fase Informasi ........................................................... 65

Gambar 4.1 Kegiatan Fase Orientasi Langsung ........................................... 66

Gambar 4.1 Kegiatan Fase Penjelasan .......................................................... 67

Gambar 4.1 Kegiatan Fase Orientasi Bebas ................................................. 68

Gambar 4.1 Kegiatan Fase Integrasi ............................................................. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 HASIL ANALISIS KEBUTUHAN

OBSERVASI .............................................................................................. 79

1.1 Lembar Observasi ................................................................................... 80

1.2 Hasil Observasi Pembelajaran 1 ............................................................. 81

1.3 Hasil Observasi Pembelajaran 2 ............................................................. 82

LAMPIRAN 2 HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN ............................... 83

2.1 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Guru ............................................ 84

2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Guru ............................................... 87

2.3 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Siswa ........................................... 93

2.4 Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Siswa ............................................... 95

LAMPIRAN 3 HASIL VALIDASI ANGKET

PRA-PENELITIAN ...................................................................................... 97

3.1 Lembar Validasi Pra-Penelitian Guru oleh Dosen .................................. 99

3.2 Hasil Validasi Pra-Penelitian Guru oleh Dosen ...................................... 102

3.3 Lembar Validasi Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen ................................ 104

3.4 Hasil Validasi Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen .................................... 106

LAMPIRAN 4 HASIL VALIDASI PRODUK ............................................ 108

4.1 Angket Validasi Produk untuk Dosen .....................................................109

4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen .......................................................... 111

4.3 Angket Validasi Produk untuk Guru .......................................................113

4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ............................................................ 116

LAMPIRAN 5 HASIL PEKERJAAN SISWA ............................................ 120

5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Lima Fase Pembelajaran ............................ 121

5.2 Hasil Nilai Siswa Per Indikator ...............................................................130

LAMPIRAN 6 PERANGKAT PEMBELAJARAN 1 .................................. 132

6.1 Silabus ..................................................................................................... 133

6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 146

6.3 Lembar Kerja Siswa ................................................................................ 154

LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI ............................................................... 172

CURRICULUM VITAE ................................................................................. 175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan, definisi

operasional.

1. 1 Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat siswa dan guru bertemu untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Hal yang dipelajari siswa di sekolah, salah satunya adalah

belajar tentang matematika. Matematika adalah ilmu pasti, yang kesemuanya

berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001: 7). Matematika diajarkan dari kelas

I sampai dengan kelas VI dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Salah satu

materi matematika yang ada di SD adalah geometri. Sesuai dengan Kompetensi

Dasar, siswa kelas III harus menguasai tentang sifat dan unsur bangun datar

sederhana. Bangun datar sederhana yang dipelajari meliputi persegi, persegi

panjang dan segitiga. Materi tersebut sudah diajarkan sebelumnya ketika di kelas I

dan II, akan tetapi semakin tinggi jenjang kelas tingkat kesulitannya juga semakin

tinggi. Dilihat dari segi materi yang dibahaspun semakin banyak. Materi bangun

datar tersebut berkesinambungan, dari kelas I sampai kelas VI memiliki

keterkaitan, sehingga jika siswa tidak memahami sejak tingkat awal maka akan

sulit memahami pula di tingkat selanjutnya. Materi tersebut sangat penting untuk

dipelajari, sebab dengan mempelajari materi tersebut siswa dapat memahami

konsep tentang bangun datar. Apabila siswa memahami dengan baik konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

bangun datar tersebut, siswa dapat terbantu dalam kecerdasan matematis-logis dan

ruang-visual.

Pada saat melakukan kegiatan Program Pengakraban Lingkungan

(Probaling) di SDN Sendangadi 2, peneliti memiliki kesempatan melakukan

pengamatan di kelas III untuk melihat proses pembelajaran matematika tentang

bangun datar yang berlangsung. Berdasarkan pengamatan, peneliti mengamati

kecenderungan guru dalam mengajarkan geometri masih menggunakan metode

ceramah. Sehingga beberapa siswa terlihat masih mengalami kesulitan saat

mempelajari sifat-sifat bangun datar dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.

Kesulitan–kesulitan yang terjadi antara lain: bingung membedakan sifat bangun

datar persegi dengan persegi panjang, segitiga sama sisi dengan sama kaki, dan

menentukan sudut yang ada pada bangun datar segitiga. Kesulitan tersebut dapat

menimbulkan miskonsepsi pada pemahaman siswa tentang sifat-sifat bangun datar

dan sudut pada bangun datar (persegi, persegi panjang dan segitiga).

Bangun datar merupakan salah satu bagian dari kajian geometri. Bangun

datar merupakan bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau

lengkung (Soenarjo, 2007). Geometri merupakan materi yang sangat penting

untuk dipelajari siswa. Budiarto (2000: 439) menyebutkan bahwa salah satu

tujuan mempelajari geometri yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir

logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk materi

yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen

matematik. Materi geometri juga berpengaruh terhadap materi lain. Apabila siswa

tidak memahami materi geometri maka materi lainpun akan sulit dipahaminya.

Berdasarkan buku pelajaran matematika kelas III, siswa kelas III harus memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

tentang sifat-sifat bangun datar antara lain: persegi, persegi panjang dan segitiga.

Selain tentang sifat-sifat bangun datar dalam buku tersebut juga dipaparkan

tentang sudut-sudut yang ada pada bangun datar tersebut yang juga perlu

dipahami siswa. Berdasarkan gagasan di atas, peneliti ingin mengetahui tentang

metode, model, dan media yang digunakan guru dalam mengajar bangun datar

serta mengetahui pemahaman siswa terhadap sifat-sifat maupun terhadap sudut-

sudut yang ada pada bangun datar. Oleh karena itu peneliti menyusun daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan dua hal tersebut.

Peneliti bersama teman-teman kolaboratif menyebarkan angket kepada 12

guru kelas I-V untuk mengetahui metode, model serta media yang digunakan guru

dalam mengajarkan materi geometri. Sekaligus menanyakan kesulitan yang

dialami siswa dalam mempelajari materi geometri. Berdasarkan hasil angket guru,

peneliti mengaris bawahi pernyataan guru kelas III yang mengatakan jika siswa

mengalami kesulitan dalam membedakan persegi dengan persegi panjang serta

membedakan segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Selain menyebarkan

angket peniliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III. Untuk

memperkuat data tersebut, peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas IV

yang sudah mendapatkan materi tentang persegi, persegi panjang dan segitiga.

Data yang peneliti peroleh sebagai berikut: sebanyak 82% dari 28 siswa

tidak bisa menjawab soal tentang sifat segitiga sama sisi dengan segitiga sama

kaki serta sebanyak 50% dari jumlah siswa kesulitan membedakan antara persegi

dengan persegi panjang. Berdasarkan hasil angket siswa, siswa paling banyak

mengalami kesulitan dalam membedakan persegi dan persegi panjang serta

segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Hal tersebut juga dibenarkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

guru dari hasil angket yang menyebutkan bahwa kesulitan siswa adalah

membedakan persegi dan persegi panjang serta segitiga sama sisi dengan segitiga

sama kaki.

Berdasarkan data tersebut, peneliti terdorong untuk membantu mengatasi

masalah tersebut dengan mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran

menggunakan teori van Hiele. Van Hiele adalah seorang ahli matematika yang

khusus mempelajari tentang geometri yang didasarkan dengan tingkat berpikir

dan menerapkan lima fase dalam pembelajaran.

Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan terdiri dari 3 bagian,

yaitu: bagian 1: model pembelajaran van Hiele, bagian 2: perangkat model

pembelajaran van Hiele dan, bagian 3: lembar kerja siswa model pembelajaran

van Hiele. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan

kesulitan yang dialami siswa yaitu tentang bangun datar persegi, persegi panjang

dan segitiga. Dengan demikian siswa terbantu untuk memiliki konsep yang benar

tentang sifat-sifat dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar. Hal tersebut

terbukti dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh Peraka, Putri EL. (2014)

tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Van Hiele Terhadap

Kemampuan Memahami Pada Konsep Geometri Bangun Datar Dalam

Pembelajaran Matematika Kelas V SD. Hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa penggunakan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap

kemampuan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul

“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun

Datar Sederhana Berdasarkan Teori Van Hiele Matematika Untuk Siswa Kelas III

Sekolah Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran

geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)

berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas III Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dengan

menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III Sekolah

Dasar memahami konsep bangun datar (persegi, persegi panjang,

segitiga)?

1. 3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Menjelaskan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran

geometri pada materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)

sesuai dengan teori van Hiele untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.

1.3.2 Mendiskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri

dengan menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III

Sekolah Dasar dalam memahami konsep bangun datar (persegi, persegi

panjang, segitiga).

1. 4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dihasilkan terdiri dari manfaat bagi siswa,

guru, peneliti dan sekolah. Berikut penjabaran dari masing-masing manfaat yang

diperoleh dari penelitian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

1.4.1 Bagi Siswa

Penelitian ini mampu memberikan pengalaman bagi siswa dalam

mempelajari geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang,

segitiga) berdasarkan teori van Hiele.

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran dan inspirasi tentang

perangkat pembelajaran dengan menggunakan teori van Hiele sebagai

upaya mempermudah siswa dalam mempelajari geometri materi bangun

datar (persegi, persegi panjang, segitiga)

1.4.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai masalah

pembelajaran geometri pada materi bangun datar (persegi, persegi panjang,

segitiga) berdasarkan teori van Hiele di Sekolah Dasar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah

dokumen bagi sekolah mengenai pengembangan perangkat pembelajaran

geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)

berdasarkan teori van Hiele.

1. 5 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun datar

persegi, persegi panjang dan segitiga untuk siswa kelas III SD dengan

menggunakan teori van Hiele. Perangkat pembelajaran meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1.5.1 Bagian 1: Model Pembelajaran van Hiele.

Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan yang bertujuan untuk

mengantarkan pembaca prototipe lebih memahami dan mengenal teori

pembelajaran van Hiele. Bagian ini terdiri dari 3 sub judul yaitu:

1.5.1.1 Kekhasan Tingkat Berpikir dalam Belajar Geometri Berdasarkan van

Hiele.

Bagian ini berisi pendahuluan tentang penjelasan tingkat berpikir dalam

teori van Hiele yaitu: level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi

informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan). Penyusunan prototipe ini

disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa kelas III SD yaitu level 1 (analisis).

1.5.1.2 Lima Fase dalam Pembelajaran van Hiele.

Bagian ini memuat tentang penjelasan lima fase dalam pembelajaran van

Hiele. Lima fase tersebut yaitu: 1) fase informasi, 2) fase orientasi langsung, 3)

fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi.

1.5.1.3 Proses Pembelajaran Menggunakan Teori van Hiele.

Bagian ini berisi tentang uraian kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika

menerapkan teori van Hiele dalam pembelajaran. Bagian ini disertai dengan foto-

foto media pembelajaran serta materi yang digunakan dalam pembelajaran.

1.5.2 Bagian 2: Perangkat Model Pembelajaran van Hiele.

Bagian 2 berisi tentang perangkat pembelajaran menggunakan teori van

Hiele yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Beikut

penjabaran masing-masing perangkat pembelajaran:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

1.5.2.1 Silabus

Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik.

Silabus ini disusun menggunakan tabel yang memiliki komponen: kompetensi

dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang memuat lima fase teori

van Hiele, indikator, penilaian yang meliputi: (1) teknik penilaian, (2) bentuk

instrumen, dan (3) instrumen, alokasi waktu dan sumber belajar. Format silabus

dapat dilihat pada lampiran 6.1.

1.5.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangakan memuat 2 RPP

tentang persegi dan persegi panjang serta segitiga. RPP disusun dengan

menerapkan lima fase teori van Hiele. RPP yang dikembangkan memiliki

komponen Identitas, Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan

pembelajaran, Materi pembelajaran, Model dan metode pembelajaran, Kegiatan

pembelajaran, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran serta Penilaian. Format

RPP dapat dilihat pada lampiran 6.2.

1.5.3 Bagian 3: Lembar Kerja Siswa Teori Pembelajaran van Hiele.

Lembar Kerja Siswa terdiri dari 2 pembelajaran yaitu: a) pembelajaran 1:

persegi dan persegi panjang dan, b) pembelajaran 2: segitiga. Lembar kerja siswa

yang dikembangkan memuat komponen identitas, tujuan pembelajaran, petunjuk

dan kegiatan belajar siswa, serta dilengkapi gambar-gambar yang bisa menarik

perhatian siswa, kegiatan yang kontekstual, dan kegiatan yang menumbuhkan

semangat belajar. LKS ini memuat aktifitas siswa dalam melaksanakan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. Setiap kegiatan siswa di

LKS disesuaikan dengan kegiatan yang mengacu pada 5 fase van Hiele.

1. 6 Definisi Operasional

1.6.1 Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar. Prototipe yang

dikembangkan berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar

berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III.

1.6.2 Matematika adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran dan

merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar.

1.6.3 Bangun datar adalah sebuah bangun berupa bidang datar (dua dimensi)

yang dibatasi dengan beberapa ruas garis.

1.6.4 Teori van Hiele adalah model pembelajaran yang menerapkan fase

informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas dan fase

integrasi dalam pembelajaran.

1.6.5 Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang dihubungkan dengan

keadaan/situasi nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari.

1.6.6 Teori Intelegensi Ganda, ada 2 inteligensi yang dikembangkan dalam

penelitian ini yaitu: inteligensi Matematis-Logis dan Ruang-Visual.

1.6.7 Siswa SD adalah siswa kelas 3 SD N Ambarukmo Yogyakarta yang

menjadi subyek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang

relevan, kerangka berpikir dan, pertanyaan peneliti.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka akan membahas empat hal yang bersangkutan dengan

penelitian. Pertama membahas tentang matematika, kedua membahas tentang teori

pembelaran van Hiele, ketiga membahas tentang pembelajaran kontekstual dan

yang terakhir tentang teori intelegensi ganda Howard Gardner.

2.1.1 Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema

yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” (Susanto, 2013: 184). Sedangkan

dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya

berkaitan dengan penalaran Depdiknas (Susanto, 2013: 184). Matematika

merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-

hari dan dalam dunia kerja serta memberikan dukungan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut Kline (Runtukahu, 2014:

28) menjelaskan bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri

tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan

sosial, ekonomi, dan alam.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang penalaran dan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

meningkatkan kemampuan berfikir serta dapat membantu manusia dalam

menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.2 Pembelajaran Matematika

Menurut Susanto (2013: 185) pembelajaran merupakan komunikasi dua

arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik. Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran

adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu Corey (Susanto, 2013:

186). Sedangkan menurut Dimyati (Susanto, 2013: 186) pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa

belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru sebagai pendidik untuk mengembangkan kreativitas berfikir

siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya penguasaan yang baik terhadap

materi matematika.

2.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah

agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika (Susanto, 2013: 189).

Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam

penerapan matematika. Depdiknas (Susanto: 2013) tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan

mengaplikasikan konsep atau algoritme.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dalam pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

2.2.2.2 Geometri

Safrina, dkk (2014: 10) mengemukakan bahwa geometri merupakan

bagian matematika yang sangat dekat dengan siswa, karena hampir semua obyek

visual yang ada disekitar siswa merupakan obyek geometri. Ahli lain

menyebutkan geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di

dalam ruang (Haryono, 2014: 139). Usiskin (Safrina, 2014: 10) menjelaskan

bahwa geometri perlu diajarkan dengan alasan sebagai berikut: pertama, geometri

merupakan satu-satunya bidang matematika yang dapat mengaitkan matematika

dengan bentuk fisik dunia nyata. Kedua, geometri satu-satunya yang dapat

memungkinkan ide-ide matematika yang dapat divisualisasikan, dan yang ketiga,

geometri dapat memberikan contoh yang tidak tunggal tentang sistem matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa geometri

merupakan bagian dari matematika yang memiliki kedudukan penting karena

dekat dengan dunia nyata siswa dan memiliki beberapa manfaat ketika

mempelajarinya.

2.2.2.3 Bangun Datar

Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi

oleh beberapa ruas garis (Djuwita, 2015: 3). Jumlah dan model ruas garis yang

membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bantuk bangun datar tersebut.

Bangun datar memiliki banyak jenis dan masing-masing memiliki sifat yang

berbeda.

1. Persegi

Persegi merupakan bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat

buah rusuk yang semuanya sama panjang dan semua sudutnya siku-siku (Djuwita,

2015: 4). Persegi memiliki beberapa sifat-sifat antara lain: memiliki 4 titik sudut,

memiliki 4 sudut siku-siku (90°), memiliki 2 diagonal yang sama panjang,

memiliki 4 simetri lipat dan memiliki 4 simetri putar.

2. Persegi panjang

Djuwita (2015, 6) mengemukakan bahwa persegi panjang merupakan

bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-

masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, serta memiliki empat buah

sudut siku-siku. Persegi panjang memiliki ciri-ciri antara lain: sisi yang

berhadapan sama panjang dan sejajar, sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus,

mempunyai 4 sudut siku-siku (90°), mempunyai 2 diagonal yang berpotongan di

satu titik (O), mempunyai 2 simetri lipat dan mempunyai 2 simetri putar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

3. Segitiga

Segitiga adalah bangun geometri yang dibuat dari tiga sisi yang berupa

garis lurus dan tiga sudut (Djuwita, 2015: 8). Segitiga memiliki sifat-sifat antara

lain: besar jumlah sudut adalah 180°, dan memiliki 3 sisi. Bangun datar segitiga

juga memiliki beberapa bentuk antara lain:

a. Segitiga sama sisi, adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan

ketiga sudutnya sama besar (Djuwita, 2015: 10). Sifat-sifat segitiga sama

sisi yaitu : 1) mempunyai tiga sisi yang sama panjang, 2) mempunyai tiga

sudut sama besar yaitu 600, 3) mempunyai tiga simetri putar, 4)

mempunyai tiga simetri lipat.

b. Segitiga sama kaki,adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang

dan memiliki dua sudut yang sama besar (Djuwita, 2015: 12). Sifat-sifat

segitiga sama kaki yaitu : 1) mempunyai sepasang sisi yang sama panjang,

2) mempunyai sudut lancip yang sama besar dan saling berhadapan, 3)

mempunyai satu simetri lipat dan simetri putar.

c. Segitiga siku-siku, adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya sama

dengan 900 dan sisi di depan sudut 90

0 disebut sisi miring atau hipotenusa

(Djuwita, 2015: 14). Sifat-sifat segitiga siku-siku, yaitu: 1) salah satu

sudutnya adalah sudut siku-siku sebesar 900, 2) mempunyai satu sisi

miring, 3) tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar, 4) mempunyai

dua sisi yang saling tegak lurus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2.2.3 Teori van Hiele

Salah satu model pembelajaran yang membantu siswa dalam memahami

geometri khususnya bangun datar adalah model pembelajaran van Hiele. Model

pembelajaran van Hiele merupakan model pembelajaran sesuai dengan tingkat

berfikir siswa serta terdiri dari fase-fase dalam pembelajarannya.

2.2.3.1 Sejarah Van Hiele

Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan matematika dari

Belanda, yaitu Pierre van Hiele dan isterinya yaitu Dina van Hiele yang

mengungkapkan tentang proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam

mempelajari geometri (Mason, 2002: 4). Pierre van Hiele dan Dinavan Hieletelah

mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian

hasil penelitiannya ditulis dalam desertasi pada tahun 1954. Penelitian yang

dilakukan oleh Pierre van Hiele dan Dina van Hiele melahirkan beberapa

kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami

geometri. Penelitian tersebut mereka selesaikan bersama di Universitas Utrecht.

Sejak Dina van Hiele meninggal tak lama setelah menyelesaikan disertasinya,

Pierre van Hiele kemudian mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan teorinya

sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1).

Teori van Hiele telah diakui secara internasional dan memberikan

pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri di sekolah. Uni Soviet dan

Amerika Serikat adalah contoh negara yang telah mengubah kurikulum geometri

berdasar pada teori van Hiele. Uni Soviet melakukan perubahan kurikulum

menjadi sesuai dengan teori van Hiele pada tahun 1960-an, sedangkan di Amerika

Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Sejak tahun 1980-an, terjadi peningkatan minat penelitian yang memusatkan pada

teori van Hiele (Crowley, 1987: 1). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan

tersebut membuktikan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak

yang positif dalam pembelajaran geometri.

2.2.3.2 Tahapan Berfikir

Fitur yang paling menonjol dari model tersebut adalah hierarki lima

tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan menggambarkan

proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan

tersebut menjelaskan tentang bagaimana kita berpikir dan jenis ide-ide geometri

apa yang kita pikirkan. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan berfikir

geometri menurut Walle (2008: 151-154) antara lain:

Level 0: Visualisasi

Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana

“rupa” mereka. Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan

bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-

bentuk tersebut. Siswa mampu membuat pengukuran dan bahkan berbicara

tentang sifat-sifat bentuk, tetapi sifat-sifat tersebut tak terpisahkan dari wujud

yang sebenarnya. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat

diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara

oleh siswa. Tujuan umum yaitu menelusuri bagaimana bentuk-bentuk serupa atau

berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai kelompok dari

bentuk-bentuk (baik secara fisik maupun mental).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Level 1: Analisis

Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk

bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan

semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai

mengerti bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya.

Siswa yang berada pada level 1 akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari bujur

sangkar, persegi panjang, dan jajaran genjang tetapi belum menyadari bahwa ada

yang merupakan bagian dari yang lain, bahwa semua bujur sangkar adalah persegi

panjang, bahwa semua persegi panjang adalah jajaran genjang. Hasil pemikiran

pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk.

Level 2: Deduksi Informal

Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada

tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal,

deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah

hubungan diantara sifat-sifat obyek geometri.

Level 3: Deduksi

Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek

geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan

abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan

pada logika daripada naluri. Seorang siswa tingkat 3 dapat dengan jelas

mengamati bahwa garis diagonal dari sebuah persegi panjang saling berpotongan,

sebagaimana siswa pada tingkat yang lebih rendah pun dapat melakukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Level 4: Ketepatan (Rigor)

Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar

dari geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian

adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem.

Secara umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan matematika yang

mempelajari geometri sebagai cabang dari ilmu matematika. Hasil pemikiran dari

tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem

geometri dasar.

Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan, siswa kelas III Sekolah Dasar

termasuk dalam tahapan berpikir level 1 yaitu analisis. Pada level ini siswa kelas

III akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari persegi panjang, persegi dan segitiga.

2.2.3.3 Fase-Fase dalam van Hiele

Crowley dalam Nur’aeni (2010: 32) menyatakan bahwa kemajuan tingkat

berfikir geometris siswa maju dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya melalui

lima tahapan atau sebagai hasil dari pengajaran yang diorganisir ke lima tahapan

pembelajaran. Kemajuan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya lebih bergantung

pada pengalaman pendidikan/pembelajaran ketimbang usia atau kematangan.

Fase-fase van Hiele tersebut terdiri dari:

1. Fase Informasi

Fase ini guru dan siswa telibat dalam percakapan dan aktifitas mengenai

obyek-obyek, pengamatan dilakukan, mengajukan pertanyaan serta

memperkenalkan kosakata khusus. Guru mengidentifikasi apa yang sudah

diketahui siswa mengenai sebuah topik kemudian siswa menjadi berorientasi pada

topik yang baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

2. Fase Orientasi Langsung

Kegiatan dalam fase ini adalah siswa menjajaki objek-objek pengajaran

dalam tugas-tugas yang distrukturkan secara cermat seperti pelipatan, pengukuran,

atau pengkonstruksian. Siswa menggali topik yang dipelajari menggunakan alat-

alat yang sudah disediakan oleh guru. Siswa meneliti obyek yang sudah

ditentukan menggunakan alat yang sudah dipelajari. Fase ini bertujuan untuk

menumbuhkan semangat siswa untuk bereksplorasi sehingga menemukan konsep

khusus dalam bangun geometri.

3. Fase Penjelasan

Siswa menyampaikan ide mengenai unsur yang ditemukan pada obyek

pengamatan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Guru bertugas membantu

siswa dalam menyusun bahasa yang tepat dan sesuai. Setelah siswa selesai

menyampaikan ide, guru bertugas meluruskan ide yang sudah disampaikan siswa.

4. Fase Orientasi Bebas

Fase ini, siswa menerapkan hubungan-hubungan yang sedang meraka

pelajari untuk memecahkan soal dan memeriksa tugas yang lebih terbuka. Fase ini

siswa diberi tugas untuk mengekspresikan/menggambarkan topik yang sudah

mereka pelajari sesuai dengan cara mereka sendiri. Guru membantu siswa dalam

memilih materi yang sesuai dengan tingkatan pemahaman siswa.

5. Fase Integrasi

Kegiatan dalam fase ini adalah siswa meringkas/membuat ringkasan dan

mengintegrasikan apa yang telah dipelajari, dengan mengembangkan jaringan

baru objek-objek dan relasi-relasi. Guru membantu siswa dalam menyimpulkan

dan meringkas obyek yang sudah dipelajari dengan manambahkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

melengkapi kekurangan yang sudah disampaikan oleh siswa. Fase ini dapat

membimbing siswa untuk melakukan perbaikan. Fase ini sangat penting karena

siswa merefleksikan dan menyimpulkan pengetahuan yang mereka dapatkan dari

pengamatan.

2.2.3.4 Karakteristik van Hiele

Menurut Nur’aeni (2010, 31) model pembelajaran van Hiele memiliki

beberapa karakteristik, antara lain:

- Tingkatan dalam model pembelajaran van Hiel bersifat rangkaian yang

berurutan.

- Setiap tingkatan memiliki simbol dan bahasa tersendiri.

- Apa yang emplisit pada satu tingkatan akan menjadi eksplisit pada

tingkatan berikutnya.

- Bahan yang diajarkan pada siswa diatas tingkatan pemikiran mereka akan

dianggap sebagai reduksi tingkatan.

- Kemajuan dari satu tingkatan ketingkatan berikutnya lebih tergantung

pada pengalaman pembelajaran bukan pada kematangan atau usia.

- Pembelajar tidak dapat memiliki pemahaman pada satu tingkatan tanpa

melalui tingkatan sebelumnya.

2.2.4 Pembelajaran Kontekstual

Menurut Taniredja, dkk (2011: 52) pembelajaran kontekstual adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengerahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

hari. Ahli lain berpendapat pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang

mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi

nyata siswa (Nurhadi dalam Sugiyanto, 2010: 14). Tujuan pembelajaran

kontekstual adalah untuk membekali siswa berupa pengetahuan dan kemamuan

yang lebih realistis karena pembelajaran ini untuk mendekatkan hal yang teoritis

ke praktis (Taniredja dkk, 2014: 50)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang dihubungkan dengan

keadaan/situasi nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran van Hiele

yang telah diuraikan tidak lepas dari pembelajaran kontekstual, setiap fase dalam

pembelajaran van Hiele merupakan pembelajaran kontekstual.

2.2.5 Teori Inteligensi Ganda

Teori inteligensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard

Gardner seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan di

Graduate School of Education, Harverd Universiry Amerika Serikat. Beliau

mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan

menghasilkan produk dalam seting yang bermacam-macam dan dalam situasi

yang nyata (Gardner dalam Suparno, 2004: 17). Menurut Gardner persoalan nyata

sangat penting karena seseorang baru sungguh berinteligensi tinggi bila dia dapat

menyelesaikan persoalan dalam hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori.

Semakin tinggi inteligensinya bila ia dapat memecahkan persoalan dalam hidup

nyata dan situasi yang bermacam-macam, situasi hidup yang sungguh kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Gardner (dalam Suparno, 2001: 19) ada sembilan inteligensi yang dimiliki

oleh manusia. Penelitian ini, peneliti menggunakan inteligensi berupa matematis-

logis dan ruang-visual. Berikut penjelasan dari masing-masing inteligensi:

1. Inteligensi Matematis-Logis

Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan

dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti seorang

matematiskus, saintis, programer, dan logikus. Seseorang yang memiliki

inteligensi matematis-logis sangat mudah mengklasifikasi dan kategorisasi dalam

pemikiran serta cara mereka bekerja selain itu dalam menghadapi banyak

persoalan, ia akan mencoba mengelompokkannya sehingga mudah dilihat mana

yang pokok dan mana yang tidak, mana yang berkaitan antara satu dengan yang

lain, serta mana yang merupakan persoalan lepas. Pemikiran seseorang yang

memiliki inteligensi matematis logis adalah induktif dan deduktif. Jalan

pikirannya bernalar dan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Jika

menghadapi persoalan, ia akan menganalisis secara sistematis terlebih dahulu,

kemudian mengambil langkah untuk memecahakannya.

Siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis biasanya menonjol pada

nilai matematika, anak bisa memecahkan masalah yang berhubungan dengan

matematika serta peka terhadap logika. Selain itu mudah belajar matematika dan

sains. Anak suka belajar dengan skema, bagan, dan tidak begitu suka dengan

bacaan yang panjang kalimatnya.

2. Inteligensi Ruang-Visual

Inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia

ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dekorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan

benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pemikirannya dan

mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan

mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.

Ia juga peka terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan tuang.

Seseorang yang memiliki inteligensi ruang-visual baik dapat dengan mudah

membayangkan benda dalam ruang berdimensi tiga, mereka mudah mengenal

relasi benda-benda dalam ruang secara tepat.

2.3 Hasil Penelitian yang Relevan

Sub bab ini membahas tentang beberapa penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya yang menyangkut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti. Penelitian yang relevan ini terdiri dari penelitian tentang pengembangan

dan tentang pembelajaran van Hiele.

2.3.2 Penelitian tentang Pengembangan

Peneliti memaparkan 2 penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

tentang pengembangan perangkat pembelajaran. Berikut ini merupakan

penjabaran dari kedua penelitian tersebut.

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Pranita, Rindi Widya (2015)

dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Prisma

Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan

penelitian adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geometri pada

materi prisma berdasarkan teori van Hiele yang sesuai prosedur pengembangan

untuk siswa kelas V Sekolah Dasar, dan mengetahui hasil implementasi perangkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

pembelajaran geometri pada materi prisma berdasarkan teori van Hiele. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa produk yang didesain menghasilkan skor 3,53

dengan kategori sangat baik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat

memberikan pemahaman siswa dalam tahap berfikir geometri.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kusumawati pada tahun 2015

dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi

Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran,

untuk menghasilkan perangkat pembelajaran geometri dan untuk mengetahui hasil

implementasi perangkat pembelajaran geometri materi lingkaran berdasarkan teori

van Hiele untuk siswa kelas V sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa prestasi siswa yang diperoleh sebelum menggunakan teori van Hiele lebih

rendah dibanding setelah siswa menggunakan teori van Hiele.

Kedua penelitian tentang pengembangan yang telah dipaparkan dapat

menambah reverensi peneliti terhadap penelitannya tentang pengembangan.

2.3.3 Penelitian tentang Pembelajaran Berbasis van Hiele

Berikut ini merupakan penjabaran 3 dari hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya tentang pembelajaran berbasis van Hiele.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Safrina, Khusnul dkk tahun 2014

dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui

Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori van Hiele”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri

antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van

Hiele dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian diperoleh bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik

dari pada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang

dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan

antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421).

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur’aeni, Epon tahun 2010 dengan

judul “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar

melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele”. Hasil penelitian diperoleh

bahwa kemampuan komunikasi geometris siswa sekolah dasar dapat

dikembangkan melalui pembelajaran berbasis teori van Hiele yaitu dengan lima

tahap pembelajaran; 1) informasi, 2) orientasi terarah/terpadu, 3) Eksplisitasi, 4)

orientasi bebas, 5) integrasi. Dengan tahap pembelajaran van Hiele juga dapat

meningkatkan kemampuan berfikir geometris siswa dari level dasar ke level

berikutnya secara berurutan.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sasmita, Lisa dkk (2013) dengan

judul “Pengaruh Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Geometri Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa

yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele dan kelompok

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Rata-rata hitung hasil belajar

kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan

teori van Hiele sebesar 42,48, dan rata-rata hitung hasil belajar kelompok siswa

yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran

konvensional sebesar 32,77. Hal tersebut berarti, hasil belajar kelompok siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele lebih baik dari

pada hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pemaparan ketiga penelitian yang relevan tersebut dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran van Hiele dapat membantu siswa dalam

memahami konsep geometri. Namun, dalam penelitian yang relevan tersebut

belum ada yang membahas tentang pengaruh maupun penerapan model

pembelajaran van Hiele di kelas bawah. Oleh karena itu, peneliti memutuskan

untuk membuat penelitian baru tentang pembelajaran van Hiele yang diterapkan

di kelas bawah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

2.3.4 Peta Konsep Penelitian yang Relevan

Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan.

Pranita, Rindi Widya (2015)

“Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Geometri

berbasis teori van Hiele dapat

meningkatkan pemahaman

siswa sesuai tahap berpikir

siswa kelas V SD.

Kusumawati (2015)

“Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Geometri

berbasis teori van Hiele dapat

meningkatkan prestasi siswa

pada materi lingkaran.

Etikawati, Nur (2016)

“Prototipe Perangkat

Pembelajaran Geometri Bangun

Datar Sederhana Berdasarkan

Teori Van Hiele untuk Siswa

Kelas III Sekolah Dasar”

Safrina, Khusnul dkk (2014)

“Pembelajaran kooperatif

berbasis teori van Hiele

meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah

geometri”

Nur’aeni, Epon (2010)

“Pembelajaran berbasis teori

van Hiele meningkatkan

kemampuan komunikasi

geometris siswa Sekolah

Dasar”

Sasmita, Lisa dkk (2013)

“Pembelajaran berbasis teori van

Hiele dapat meningkatkan hasil

belajar siswa”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

2.2 Kerangka Berpikir

Penelitian Safrina (2014) menginspirasi peneliti jika model pembelajaran

van Hiele dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah geometri, bahkan

menurut Sasmita (2013) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran

menggunakan model van hiele lebih baik dibandingkan menggunakan

pembelajaran konvensional. Selain itu model pembelajaran van Hiele menurut

penelitian Nur’aeni, Epon juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

geometris siswa Sekolah Dasar.

Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Pranita (2015) juga

menginspirasi peneliti jika perangkat pembelajaran geometri berbasis teori van

Hiele dapat yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai

tahap berpikir siswa Sekolah Dasar. Selain itu menurut penelitian Kusumawati

(2015) pengembangan perangkat pembelajaran geometri berbasis teori van Hiele

dapat meningkatkan prestasi siswa.

Kelima penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan

prototipe perangkat pembelajaran kelas III tentang bangun datar, khususnya

mengenai sifat dan unsur bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga

dengan menggunakan model van Hiele. Ada dua perangkat pembelajaran yang

peneliti kembangkan yaitu: (1) persegi dan persegi panjang, (2) segitiga.

Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti kembangkan untuk

menjawab permasalahan 28 siswa yang belum memahami tentang sifat-sifat

bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Serta untuk memberi guru

tentang 1 contoh model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami

materi geometri khususnya bangun datar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2.3 Pertanyaan Peneliti

2.3.2 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran

geometri materi bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)

berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas III Sekolah Dasar?

2.3.3 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dengan

menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III Sekolah

Dasar memahami konsep bangun datar (persegi, persegi panjang,

segitiga)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian,

prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

analisis data, dan jadwal penelitian.

2.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development

(R&D). Penelitian R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2010: 407). Ahli lain menyebutkan bahwa penelitian pengembangan

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan Borg & Gall (Setyosari, 2013: 222)

Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang

terdiri atas (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain

produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi

produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.

Bagan 3.1 Langkah-langkah metode Research and Development (R&D)

Potensi dan

Masalah

Pengumpu

lan data

Desain

produk

Validasi

desain

Revisi

desain

Revisi

produk

Ujicoba

produk

Ujicoba

pemakaian

Revisi

produk Produksi masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini bermula dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah

segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah

(Sugiyono, 298). Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan

yang terjadi. Potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, namun bisa

berdasarkan laporan penelitian yang sudah dilakukan orang lain atau berdasarkan

dokumentasi laporan.

2. Pengumpulan Data

Kegiatan selanjutnya setelah adanya potensi dan masalah secara faktual

adalah mengumpulkan data. Data tersebut digunakan sebagai informasi yang

dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi masalah yang ada.

3. Desain Produk

Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga

dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk akan lebih efektif atau tidak. Validasi di sini masih bersifat

penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi

dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan desain produk, sehingga

kelemahan dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara

menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah memiliki pengalaman untuk

menilai produk yang dirancang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

5. Perbaikan Desain

Setelah dilakukan validasi akan terlihat kelemahannya. Kelemahan yang

ada dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Perbaikan tersebut

dilakukan oleh peneliti.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu

membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang baru dengan produk yang

lama. Uji coba produk dilakukan pada sempel yang terbatas.

7. Revisi Produk

Revisi produk bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada setelah

dilakukan uji coba. Revisi akan terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang

efektif dan efisien.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah melakukan uji coba dan revisi produk, kegiatan selanjutnya adalah

menerapkan produk yang berupa sistem kerja baru tersebut ke dalam konsisi yang

nyata untuk lingkup yang luas. Operasi sistem kerja tersebut juga harus dinilai

kekurangan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi yang nyata

terdapat kekurangan dan kelemahan.

10. Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah

diujicoba dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SD N Ambarukmo yang

beralamat di Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman 55281.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2015 hingga Februari 2016. Tahap

pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.

3.2.3 Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Ambarukmo

tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas ini adalah 25 siswa, terdiri dari 12

siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3.2.4 Obyek penelitian

Obyek penelitian berupa pengembangan prototipe perangkat pembelajaran

geometri berdasarkan teori van Hiele pada materi pembelajaran bangun datar

persegi dan persegi panjang.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang dilakukan

oleh peneliti adalah memodifikasi prosedur menurut Sugiyono (2011). Langkah-

langkah yang dilakukan hanya sampai pada langkah keenam yaitu uji coba

produk. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Bagan 3.2 Prosedur pengembangan dengan modifikasi

Peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari potensi dan

masalah. Peneliti menemukan potensi dan masalah melalui observasi dan

penyebaran angket. Observasi dilakukan oleh peneliti ketika mengikuti kegiatan

pengakraban lingkungan II di SD N Sendangadi 2. Peneliti memiliki kesempatan

untuk memasuki kelas dan melihat pembelajaran yang berlangsung.

Kemudian peneliti menyebarkan angket kepada siswa dan guru di SD N

Ambarukmo. Angket siswa disebarkan pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa

27. Angket berisi materi tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan

segitiga. Peneliti menyebarkan angket di kelas IV, karena siswa kelas IV sudah

pernah mendapatkan materi tersebut ketika kelas III semester II. Sedangkan

angket guru disebarkan kepada guru kelas 3 SD N Ambarukmo, SD N Sendangadi

II, dan SD N Caturtunggal 6. Isi angket guru berupa metode dan model yang

digunakan guru saat mengajarkan materi bangun datar serta kesulitan yang

dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran tentang bangun datar.

Potensi

dan

Masalah

Pengump

ulan data

Desain

produk

Validasi

desain

Revisi

desain

Uji coba produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

2. Pengumpulan data

Kegiatan yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah pengumpulan data.

Data yang diperoleh peneliti dianalisis dan dihubungkan dengan sumber yang

relevan.Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa sehingga dapat

menjadi solusi dan sebagai acuan disain produk yang akan dikembangkan untuk

mengatasi permasalahan yang ada.

3. Desain produk

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa prototipe

perangkat pembelajaran yang terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian pertama (a)

tentang tingkat berfikir dalam belajar geometri berdasarkan teori van Hiele, (b) 5

fase dalam pembelajaran van Hiele, (c) penerapan 5 fase van Hiele dalam

pembelajaran. Bagian kedua berisi silabus dan 2 rencana pelaksanaan

pembelajaran tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Bagian

ketiga berisi lembar kerja siswa untuk 2 pembelajaran, pembelajaran 1 tentang

persegi dan persegi panjang dan pembelajaran 2 tentang segitiga.

4. Validasi desain

Produk yang sudah dikembangkan kemudian divalidasi oleh 1 dosen ahli

dan 1 guru. Tujuan dari validasi desain adalah untuk memperoleh kritik dan saran

terhapat produk yang sudah dikembangkan, sehingga produk menjadi layak untuk

diimplementasikan.

Uji coba dilakukan di kelas III SD N Ambarukmo. Kegiatan dilakukan

hanya 1 pembelajaran yaitu materi bangun datar persegi dan persegi panjang

sesuai dengan produk yang sudah dibuat. Produk yang digunakan untuk uji coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adalah LKS dan soal evaluasi. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk melihat

tingkat pemahaman siswa setelah produk diimplementasikan.

5. Revisi desain

Setelah validasi dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan revisi desain

untuk memperbaiki produk yang sudah dihasilkan. Perbaikan dilakukan

berdasarkan masukan dari dosen ahli dan guru.

6. Uji coba produk

Tahap ini, peneliti melakukan implementasi produk yang sudah dihasilkan

di kelas III SD N Ambarukmo. Implementasi dilakukan dengan tujuan

mengatahui efektifitas dan kelayakan perangkat pembelajaran yang sudah

dihasilkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2013:24). Teknik

atau cara menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,

tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya misalnya: angket, wawancara,

pengamatan, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan

tergantung dari masalah yang dihadapi.

3.4.1 Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2013: 30).

Ahli lain menyebutkan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

dalam Sugiyono, 2011:196). Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

3.4.2 Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan,

2013: 25). Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian dalam

pengisian daftar pertanyaan.

3.4.3 Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki individu atau kelompok (Riduwan, 2013: 30). Ahli lain mengatakan

bahwa tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat

untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek (Widoyoko, 2012: 50).

Tes yang digunakan dalam intrumen pengumpulan data ini adalah tes prestasi.

Menurut Riduwan (2013: 31) tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk

mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto dalam Riduwan, 2013: 24).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

3.5.1 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh peneliti ketika melakukan kegiatan

observasi pembelajaran di SD N Sendangadi II. Lembar observasi digunakan

untuk mengetahui kegiatan pembelajaran tentang bangun datar dan melihat

permasalahan yang terjadi saat pembelajaran tentang materi bangun datar. Berikut

kisi-kisi lembar observasi:

Tabel 3.1 kisi-kisi lembar observasi

Aspek No Kegiatan yang diamati

Kegiatan awal 1 - Membuka pelajaran

- Apersepsi

- Motivasi

Kegiatan Inti 2-7 - Penyajian materi

- Metode pembelajaran

- Penggunaan bahasa

- Aktifitas siswa

- Pengelolaan kelas

- Penggunaan media

Kegiatan Penutup 8 - Cara menutup pelajaran

3.5.2 Angket Pra-penelitian

Angket yang digunakan oleh peneliti terdiri dari angket guru, angket siswa

dan angket validasi dosen ahli. Berikut penjelasan mengenai masing-masing

angket.

3.5.2.1 Angket Pra-Penelitian untuk Guru

Angket pra-penelitian untuk guru digunakan untuk analisis kebutuhan.

Berikut kisi-kisi angket pra-penelitian guru:

Tabel 3.2.kisi- kisi angket pra-penelitian guru

Aspek No Soal Pertanyaan

1. Cara guru

mengajarkan sifat-

sifat bangun datar

kepada anak:

a. Persegi

b. Persegi

Panjang

1-5

1. Bagaimana Bapak/ Ibu

menerapkan metode

pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat bangun

datar (persegi, persegi panjang

dan segitiga)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

c. Segitiga 2. Bagaimana Bapak/Ibu

menerapkan model

pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat bangun

datar (persegi, persegi panjang

dan segitiga)?

3. Bagaimana cara Bapak/Ibu

menggunakan media

pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat bangun

datar (persegi, persegi panjang

dan segitiga)?

4. Bagaimana ketercapaian nilai

KKM siswa sifat-sifat bangun

datar (persegi, persegi panjang

dan segitiga)?

5. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan

apa yang sering muncul pada

siswa pada saat mempelajari

sifat-sifat bangun datar

(persegi, persegi panjang dan

segitiga)?

6. Cara guru

mengajarkan

sudut yang ada

pada bangun

datar:

a. Persegi

b. Persegi

Panjang

c. Segitiga

6-10

6. Bagaimana Bapak/ Ibu

menerapkan metode

pembelajaran ketika

mengajarkan sudut-sudut yang

ada pada bangun datar (persegi,

persegi panjang dan segitiga)?

7. Bagaimana Bapak/Ibu

menerapkan model

pembelajaran ketika

mengajarkan sudut-sudut yang

ada pada bangun datar (persegi,

persegi panjang dan segitiga)?

8. Bagaimana cara Bapak/Ibu

menggunakan media

pembelajaran ketika

mengajarkan sudut-sudut yang

ada pada bangun datar (persegi,

persegi panjang dan segitiga)?

9. Bagaimana ketercapaian nilai

KKM siswa sudut-sudut yang

ada pada bangun datar (persegi,

persegi panjang dan segitiga)?

10. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan

apa yang sering muncul pada

siswa pada saat mempelajari

sudut-sudut yang ada pada

bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Kisi-kisi sudah disusun dalam bentuk pertanyaan. Sebelum angket

disebarkan, angket divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi dosen

ahli memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kategori “baik”sehingga angket

tersebur layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian dengan perbaikan pada

bahasa. Angket disebarkan oleh peneliti di 3 sekolah yang berbeda, yaitu: SD N

Ambarukmo, SD N Sendangani II dan SD N Caturtunggal 6.

1.5.2.2 Angket Pra-Penelitian untuk Siswa

Angket pra-penelitian untuk siswa juga digunakan untuk analisis

kebutuhan. Berikut kisi-kisi angket pra-penelitian untuk siswa:

Tabel 3.3. kisi- kisi angket pra-penelitian siswa

No Aspek Nomor

item Skor (pernyataan)

Manfaat mempelajari geometri

bagi anak :

1. Sifat-sifat bangun datar:

a. Persegi

1-2 1. Mengetahui sifat-sifat

bangun datar Persegi.

b. Persegi Panjang 3-5 2. Mengetahui sifat-sifat

bangun datar Persegi

Panjang.

c. Segitiga 6-7

3. Mengetahui sifat-sifat

bangun datar Segitiga

2. Sudut-sudut yang ada

pada bangun datar:

a. Persegi

8-10

4. Mengetahui sudut-sudut

yang ada pada bangun

datar Persegi

b. Persegi Panjang 11-13

5. Mengetahui sudut-sudut

yang ada pada bangun

datar Persegi Panjang

c. Segitiga 14-15

6. Mengetahui sudut-sudut

yang ada pada bangun

datar Segitiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Kisi-kisi sudah disusun dalam bentuk pertanyaan. Sebelum angket

disebarkan, angket juga divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi

dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3 termasuk dalam kategori “baik” sehingga

angket tersebut layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian. Angket

disebarkan oleh peneliti kepada siswa kelas IV SD N Ambarukmo dengan jumlah

siswa 27.

3.5.3 Angket Validasi Ahli

Angket validasi ahli digunakan untuk menguji kelayakan instrumen yang

digunakan oleh peneliti. Angket validasi ahli terdiri dari angket validasi pra-

penelitian dan angket validasi produk. Berikut penjelasan dari masing-masing

angket.

3.5.3.1 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen

Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada dosen

ahli matematika dengan tujuan untuk menguji kelayakan instrumen yang

digunakan oleh peneliti. Lembar validasi tersebut memiliki kisi-kisi antara lain:

Tabel 3.4. kisi- kisi lembar validasi angket pra-penelitian guru oleh dosen

Aspek No

Item Pernyataan

Bahasa 1

a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.

c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan

dengan tema penelitian.

Pertanyaan 2

a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui cara guru menerapkan

metode pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar

dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.

b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui cara guru menerapkan

model pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat bangun datar

dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.

c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui cara guru

menggunakan media pembelajaran ketika mengajarkan sifat-sifat

bangun datar dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui ketercapaian KKM

siswa pada materi sifat-sifat bangun datar dan sudut-sudut yang

ada pada bangun datar.

e. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan yang

muncul ketika siswa mempelajari sifat-sifat bangun datar dan

sudut-sudut yang ada pada bangun datar.

Angket pra-penelitian guru telah divalidasi oleh dosen ahli matematika.

Hasil validasi dosen ahli memperoleh skor rata-rata 2,8 dengan kategori “baik”

sehingga angket layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian.

3.5.3.2 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen

Lembar validasi angket pra-penelitian untuk siswa diberikan kepada dosen

ahli matematika dengan tujuan untuk menguji kelayakan instrumen yang

digunakan oleh peneliti. Lembar validasi tersebut memiliki kisi-kisi antara lain:

Tabel 3.5. kisi- kisi lembar validasi angket pra-penelitian siswa oleh dosen

Aspek No

Item Pernyataan

Bahasa 1

a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.

c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan

dengan tema penelitian.

Pertanyaan 2

1. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan sifat-

sifat bangun datar :

a. Persegi

b. Persegi panjang

c. Segitiga

2. Pernyataan yang diajukan berkaitan dengan pemahaman anak

tentang sudut-sudut yang ada pada bangun datar:

a. Persegi

b. Persegi panjang

c. Segitiga

Angket pra-penelitian siswa telah divalidasi oleh dosen ahli matematika.

Hasil validasi dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3 dengan kategori “baik”

sehingga layak untuk digunakan untuk keperluan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

3.5.3.3 Lembar Validasi Produk oleh Dosen

Lembar validasi Produk oleh dosen ini digunakan untuk mengetahui

kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Dosen yang memvalidasi adalah dosen

yang ahli dalam bidang matematika. Lembar tersebut memiliki kisi-kisi sebagai

berikut:

Tabel 3.6 Kisi-kisi lembar validasi produk oleh dosen

Aspek No

Item Pernyataan

Bahasa 1 a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa.

Format Penulisan

Prototipe 2

a. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan

buku.

b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele.

Isi 3

a. Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele.

b. Memuat penerapan 5 fase pembelajaran model van Hiele dalam

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi bangun datar

untuk kelas 3.

c. Memuat kekhasan tahapan berfikir tentang bangun datar

persegi, persegi panjang dan segitiga sesuai dengan tahap

perkembangan siswa.

d. Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar persegi,

persegi panjang dan segitiga yang dapat membantu siswa

memahami konsep geometri.

e. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa

tentan konsep bangun datar persegi, persegi panjang dan

segitiga.

Hasil validasi produk oleh dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,7dengan

kategori “sangat baik” sehingga produk yang dihasilkan layak untuk di uji

cobakan.

3.5.3.4 Lembar Validasi Produk oleh Guru

Lembar validasi Produk oleh guru ini digunakan untuk mengetahui

kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Guru yang memvalidasi adalah guru

wali kelas III. Lembar tersebut memiliki kisi-kisi sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Tabel 3.7 Kisi-kisi lembar validasi produk oleh guru

Aspek No

Item Pernyataan

Indikator 1 Kesesuaian indikator dengan KD.

Materi 2 Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

Apersepsi 3 Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

Kegiatan inti

- Fase informasi

4

a. Berisi tentang materi bangun datar (persegi dan persegi

panjang).

b. Memuat bahasa yang sederhana.

c. Memuat pengantar tentang bangun datar (persegi dan

persegi panjang) secara kontekstual.

- Fase orientasi

bebas

a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran

untuk memperoleh konsep awal tentang bangun datar

(persegi dan persegi panjang).

b. Memuat tugas/aktivitas sederhana.

- Fase penjelasan a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang

diamati dengan bahasa mereka sendiri.

b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat.

- Fase orientasi

bebas

a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi

bangun datar (persegi dan persegi panjang).

b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa

untuk menemukan keterkaitan antara konsep bangun datar

(persegi dan persegi panjang) dengan kehidupan sehari-

hari.

- Fase integrasi

a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi

bangun datar (persegi dan persegi panjang) dari

keseluruhan kegiatan.

b. Memuat soal evaluasi tentang materi bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

c. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi

bangun datar (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk

refleksi yang imajinatif.

Inspirasi bagi guru

dalam mengajar 5

a. Konteksual

b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan

pemahaman siswa.

c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan

materi bangun datar (persegi dan persegi panjang)

memudahkan siswa untuk

megimajinasikan/membayangkan benda tersebut.

d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk

mengajarkan konsep segi empat (persegi dan persegi

panjang) kepada siswa.

Kelayakan

pelatihan 6

RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan

kepada guru-guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Lembar validasi produk oleh guru telah divalidasi oleh guru kelas 3 SD N

Ambarukmo. Hasil validasi produk oleh dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,8

dengan kategori “sangat baik”.

3.5.4 Instrumen Model Pembelajaran van Hiele

Instrumen ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap

model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari lima fase. Berikut penjelasan dari

masing-masing fase.

3.5.4.1 Lembar Tes Fase Informasi

Kegiatan dalam fase ini adalah siswa melakukan pengamatan, tanya jawab

dan menuliskan benda-benda yang mereka temukan didalam kelas. Fase ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang materi bangun datar persegi dan

persegi panjang.

Tabel 3.8 Instrumen tes fase Informasi

Kegiatan Soal atau perintah

Mengamati ruangan kelas Amatilah ruang kelas ini!

Menulis benda-benda yang ditemukan

dalam pengamatan dikelas.

Berilah tanda (√) pada benda-benda yang kamu

temukan didalam kelas!

Pengamatan gambar persegi dan

persegi panjang.

Perhatikan dengan seksama gambar yang

ditampilkan gurumu!

Menuliskan benda-benda yang

menyerupai bangun datar setelah

melakukan pengamatan.

Temukan benda disekitar kelasmu yang menyerupai

gambar yang ditampilkan gurumu!

Peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan “Belum

Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika dapat melaksanakan perintah dengan

baik dan dapat menuliskan benda-benda yang ada di kelas dengan tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Sedangkan siswa dikatakan belum tercapai jika siswa tidak melaksanakan

perintah guru dan tidak dapat menuliskan benda-benda yang ada di kelas dengan

tepat.

3.5.4.2 Lembar Tes Fase Orientasi Langsung

Setelah siswa memperoleh informasi pada fase informasi, kegiatan siswa

selanjutnya adalah mengeksplorasi media tentang bangun datar persegi dan

persegi panjang.

Tabel 3.9 Instrumen tes orientasi langsung

Kegiatan Soal atau perintah

Eksplorasi media bangun datar persegi

dan persegi panjang.

Bergabunglah bersama anggota kelompokmu dan

cermatilah bangun datar yang sudah dibagikan oleh

gurumu, kemudian temukan sifat dari masing-

masing bangun datar!

Pada fase ini peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan

“Belum Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika dapat menemukan minimal 3

sifat masing-masing bangun datar. Sedangkan siswa dikatakan belum tercapai jika

siswa hanya menemukan 2 atau kurang dari 2 sifat masing-masing bangun datar.

3.5.4.3 Lembar Tes Fase Penjelasan

Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan menyampaikan hasil diskusi

kelompok tentang sifat-sifat bangun datar.

Tabel 3.10 Instrumen tes fase penjelasan

Kegiatan Soal atau perintah

Presentasi Bacalah ke depan kelas hasil pengamatan dan diskusi

kelompokmu!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Pada fase ini peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan

“Belum Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika dapat menyampaikan hasil

diskusi di depan kelas dengan percaya diri. Sedangkan siswa dikatakan belum

tercapai jika siswa tidak berani menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.

3.5.4.4 Lembar Tes Fase Orientasi Bebas

Kegiatan dalam fase ini adalah siswa mengekspresikan materi yang sudah

dipelajari dalam bentuk gambar dan penyusunan puzzle.

Tabel 3.11 Instrumen tes fase orientasi bebas

Kegiatan Soal atau perintah

Menyusun puzzle persegi dan persegi

panjang.

Ambilah korek api yang sudah dibagikan gurumu,

kemudian susunlah menjadi bentuk persegi dan

persegi panjang!

Menggambar dan mewarnai Gambarlah benda disekitar kelasmu yang

menyerupai bangun datar dan warnailah sesuai

dengan kreasimu!

Pada fase ini peneliti menggunakan katogori penilaian “Tercapai” dan

“Belum Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika siswa dapat menyusun puzzle

korek api menjadi bentuk persegi dan persegi panjang dengan benar dan rapi.

Sedangkan siswa dikatakan belum tercapai jika belum berhasil menyusun puzzle

korek api dalam bentuk persegi dan persegi panjang dengan benar dan rapi.

Sedangkan untuk mengambar dan mewarnai, siswa dikatakan tercapai jika

siswa menghasilkan produk berupa gambaran yang diwarnai benda-benda di

sekitar kelas yang menyerupai bangun datar. Siswa dikatakan belum tercapai jika

siswa tidak bisa menyelesaikan gambar sesuai dengan waktu yang ditentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3.5.4.5 Lembar Tes Fase Integrasi

Fase ini adalah fase terakhir, kegiatan dalam fase ini adalah siswa

menyimpulkan materi yang dipelajari, mengerjakan soal evaluasi dan

merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

Tabel 3.12 Instrumen tes fase integrasi

Kegiatan Soal atau perintah

Mengerjakan soal evaluasi Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!

Merangkum Tuliskan hal-hal apa saja yang kamu pelajari hari ini

dalam buku tulismu!

Refleksi Jawablah pertanyaan refleksi pembelajaran hari ini di

buku tulismu!

Pada fase integrasi ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai

berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika seluruh

siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata kelas mencapai KKM ≥68 pada

kegiatan mengerjakan soal evaluasi, siswa mampu merangkum materi dengan

benar, dan siswa mampu menuliskan refleksi. Siswa dikatakan tidak tercapai jika

seluruh siswa belum mampu mencapai nilai rata-rata kelas ≥68 pada kegiatan

mengerjakan soal evaluasi, siswa belum mampu merangkum materi dengan benar,

dan siswa belum menjawab pertanyaan yang ada pada kegiatan refleksi.

3.6 Teknik analisis data

Analisis data merupakan pekerjaan yang kritis dalam proses penelitian.

Peneliti harus secara cermat menentukan pola analisis bagi data penelitinya.

Penelitan ini menggunakan teknik analisis statistik. Analisis statistik digunakan

pada data yang berupa angka-angka (kuantitatif) atau data yang dikuantitatifkan

(Setyosari, 2013: 218). Ahli lain menyebutkan bahwa analisis data adalah proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

himpunan atau pengumpulan, pemodelan dan trasformasi data dengan tujuan

menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran,

kesimpulan dan dukungan pembuatan keputusan.

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah jenis data

kualitatif dan data kuantitatif. Peneliti melakukan dengan mengolah data yang

telah terkumpul. Data yang sudah terkumpul peneliti olah secara kualitatif dan

kuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket pra-penelitian guru

dan dokumentasi. Hasil observasi dideskripsikan sesuai dengan panduan observasi

yang digunakan oleh peneliti.Angket pra-penelitian guru diolah sesuai dengan

pendapat yang sudah dituliskan oleh guru serta dokumentasi dalam bentuk foto

yang diambil ketika peneliti melaksanakan uji coba produk.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa perhitungan data yang diperoleh dari angket pra-

penelitian siswa serta hasil validasi oleh dosen ahli dan guru terhadap produk

yang sudah dihasilkan. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki

kekurangan dan kelemahan produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti.Hasil

perhitungan data dari angket siswa dinyatakan dalam bentuk persen. Perhitungan

tersebut untuk mengetahui persentase setiap item soal. Sedangkan hasil validasi

dosen ahli dan guru masing-masing dihitung rata-ratanya dan disesuaikan dengan

interval pada tabel kriteria penilaian produk. Tabel yang digunakan sebagai

kriteria penilaian sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Rumus 3.1 perhitungan persentase jawaban per item soal.

Adapun tabel kriteria penilaian produk pengembangan yang digunakan

adalah menurut Widoyoko (2012: 144) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.13 Konversi data kuantitatif ke kualitatif

Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi

3,25<M<4,00 Sangat Baik

2,50<M<3,25 Baik

1,75<M<2,50 Kurang Baik

0,00<M<1,75 Tidak Baik

3.6 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2015 hingga Februari 2016. Tahap

pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.

No Kegiatan Bulan

Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb

1. Observasi

2. Menganalisis

hasil observasi

3. Pembuatan

angket pra

penelitian.

4. Penyebaran

angket pra

Presentase =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penelitian

5. Penyusunan

proposal

6. Penyusunan

produk

7 Uji coba

produk

8 Pengolahan

data

9 Penyusunan

laporan

penelitian

10 Ujian skripsi

11 Revisi skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang mencakup tentang

penjelasan proses pengembangan dan diskripsi kualitas perangkat pembelajaran

dapat membantu siswa dalam memahami konsep bangun datar, pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian mencakup tentang penjelasan proses pengembangan dan

diskripsi tentang perangkat pembelajaran dapat membantu siswa dalam

memahami konsep bangun datar.

4.1.1. Proses Pengembangan

Proses pengembangan ini menggunakan prosedur pengembangan

Sugiyono (2011) yang dimodivikasi sampai pada tahap uji coba produk pada

sempel terbatas.

1. Potensi dan masalah

Potensi yang peneliti temukan adalah pelajaran geometri bangun datar

penting untuk siswa kelas III. Siswa kelas perlu memahami materi geometri

sebagai dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut. Materi

geometri juga dapat melatih siswa untuk mengembangkan kecerdasan matematis

logis dan ruang visual.

Masalah yang peneliti temukan adalah ketika peneliti melakukan

Probaling II di SD Negeri Sendangadi 2 yaitu saat peneliti mendapatkan

kesempatan untuk melakukan pengamatan proses pembelajaran matematika pada

hari Kamis tanggal 01 Mei 2015 dan Kamis tanggal 08 Mei 2015. Peneliti melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

jika siswa mengalami kesulitan memahami macam dan unsur bangun datar

sederhana. Adapun hasil observasinya sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil observasi pembelajaran

No Kegiatan Diskripsi pengamatan

1 Membuka pelajaran Observasi 1:

Guru membuka pelajaran dengan doa.

Observasi 2:

Guru membuka pelajaran dengan doa.

2 Penyajian materi Observasi 1:

Materi disajikan dalam bentuk catatan yang ditulis

dipapan tulis.

Observasi 2:

Materi disajikan dalam bentuk catatan yang ditulis

dipapan tulis.

3 Metode pembelajaran Observasi 1:

Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah

ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok.

Observasi 2:

Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah

ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok.

4 Penggunaan bahasa Observasi 1:

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.

Observasi 2:

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.

5 Aktifitas siswa Observasi 1:

Mencatat, tanya jawab dan diskusi

Observasi 2:

Mencatat, tanya jawab dan diskusi

6 Pengelolaan kelas Observasi 1:

Dapat mengkondisikan kelas dengan baik, kelas

tenang dan siswa memperhatikan

Observasi 2:

Dapat mengkondisikan kelas dengan baik, kelas

tenang dan siswa memperhatikan

7 Penggunaan media Observasi 1:

Menggunakan media kertas yang berbentuk persegi

dan persegi panjang.

Observasi 2:

Tidak menggunakan media

8 Cara menutup pelajaran Observasi 1:

Menyimpulkan materi yang dipelajari dan menutup

dengan berdoa

Observasi 2:

Menyimpulkan materi yang dipelajari dan menutup

dengan berdoa

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa guru tidak

menggunakan model pembelajaran yang variatif. Kegiatan pembelajaran kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

memotivasi siswa dalam belajar, siswa hanya mendengarkan dan

berdiskusi kelompok. Selain itu guru kurang memaksimalkan media yang

digunakan, guru hanya menunjukkan media dan tidak melibatkan siswa dalam

pengeksploran media. Sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.

Tugas yang diberikan kepada siswa hanya berupa soal-soal latihan dan kemudian

membahasnya bersama-sama. Masalah tampak pada beberapa siswa yang

mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru.

2. Pengumpulan data

Peneliti menyusun angket pra-penelitian untuk guru dan dosen yang

kemudian divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi instrumen pra-

penelitian untuk guru adalah 2,8 dengan katogori “baik” sedangkan hasil validasi

instrumen pra-penelitian siswa adalah 3 dengan kategori “baik” sehingga

instrumen layak untuk disebarkan kepada guru dan siswa. Angket tersebut disusun

dengan tujuan untuk memperkuat pengamatan yang sudah dilakukan peneliti

sebelumnya. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket tersebut

kemudian diolah dan dianalisis kebutuhannya.

a. Hasil angket pra-penelitian guru

Angket pra-penelitian guru diberikan kepada 3 orang guru kelas 3 di SD N

Ambarukmo, SD N Sendangadi 2, dan SD N Caturtunggal 6. Hasil rekap angket

dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil rekap angket guru

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan

metode pembelajaran ketika mengajarkan

sifat-sifat bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

Guru 1: menggunakan metode ceramah,

diskusi, demonstrasi dan penugasan.

Guru 2: menggunakan metode diskusi dan

demonstrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Guru 3: menggunakan problem solving,

observasi dan tanya jawab

2.

Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model

pembelajaran ketika mengajarkan sifat-

sifat bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

Guru 1: menggunakan model CTL

Guru 2: menggunakan model realistis

Guru 3: menggunakan model pengamatan.

3.

Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan

media pembelajaran ketika mengajarkan

sifat-sifat bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

Guru 1: menggunakan benda-benda diruang

kelas.

Guru 2: menggunakan benda riil berupa

kertas.

Guru 3: menggunakan benda-benda disekitar

siswa.

4.

Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa

sifat-sifat bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

Guru 1: ketercapaian KKM 78%

Guru 2: ketercapaian KKM cukup

Guru 3: tercapai saat KKM 63

5.

Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang

sering muncul pada siswa pada saat

mempelajari sifat-sifat bangun datar

(persegi, persegi panjang dan segitiga)?

Guru 1: kesulitan membedakan persegi dan

persegi panjang serta segitiga sama sisi dan

sama kaki.

Guru 2: belum ada kesulitan

Guru 3: membedakan persegi dan persegi

panjang

6.

Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan

metode pembelajaran ketika mengajarkan

sudut-sudut yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan segitiga)?

Guru 1: menggunakan metode ceramah,

diskusi, demonstrasi dan penugasan.

Guru 2: menggunakan diskusi dan

demonstrasi

Guru 3: menggunakan problem solving dan

diskusi

7.

Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model

pembelajaran ketika mengajarkan sudut-

sudut yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan segitiga)?

Guru 1: menggunakan model diskusi

kelompok

Guru 2: menggunakan model realistis

Guru 3: menggunakan model pengamatan

8.

Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan

media pembelajaran ketika mengajarkan

sudut-sudut yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan segitiga)?

Guru 1: menggunakan benda diruang kelas

(meja, papan tulis)

Guru 2: memperagakan di depan kelas dan

menunjukkan bagian sudut.

Guru 3: menggunakan pengaris segitiga,

siku tangan.

9.

Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa

sudut-sudut yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan segitiga)?

Guru 1: ketercapaian KKM 80%

Guru 2: ketercapaian KKM cukup

Guru 3: KKM tercapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

10.

Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa yang

sering muncul pada siswa pada saat

mempelajari sudut-sudut yang ada pada

bangun datar (persegi, persegi panjang

dan segitiga)?

Guru 1: memahami sudut lancip atau tumpul

dalam segitiga

Guru 2: belum ada kesulitan

Guru 3: membaca besar sudut

Berdasarkan hasil angket 3 guru dari SD yang berbeda dapat disimpulkan

bahwa beberapa guru masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan kerja

kelompok dalam melakukan pembelajaran. Guru juga menggunakan media benda-

benda yang ada di sekitar kelas.Kesulitan yang sering dialami siswa ketika

mempelajari bangun datar adalah membedakan persegi dan persegi panjang serta

segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Guru juga menuliskan bahwa KKM

pada materi bangun datar sudah tercapai.

b. Hasil angket pra-penelitian siswa

Angket pra-penelitian disebarkan kepada siswa kelas IV SD N

Ambarukmo dengan jumlah 27 siswa. Angket disebarkan pada tanggal 4 Agustus

2015. Alasan angket disebarkan dikelas IV karena kelas tersebut sudah pernah

mendapatkan materi tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga

pada saat kelas III semester 2. Berikut hasil rekap angket pra-penelitian siswa:

Tabel 4.4 Rekapan hasil angket pra-penelitian siswa

No Indikator pernyataan Nomor

Item

Persentase

Ketidaktercapaian

1. Mengetahui sifat-sifat bangun datar

Persegi.

1 18%

2 40%

2. Mengetahui sifat-sifat bangun datar

Persegi Panjang.

3 25%

4 50%

5 15%

3. Mengetahui sifat-sifat bangun datar

Segitiga

6 82%

7 54%

4. Mengetahui sudut-sudut yang ada

pada bangun datar Persegi

8 32%

9 29%

10 14%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

5.

Mengetahui sudut-sudut yang ada

pada bangun datar Persegi Panjang

11 18%

12 47%

13 36%

6. Mengetahui sudut-sudut yang ada

pada bangun datar Segitiga

14 14%

15 39%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ketidaktercapaian paling

tinggi adalah item nomor 4, 6, 7 dan 12. Item nomor 4 dengan indikator

mengetahui sifat-sifat bangun datar persegi panjang memiliki persentase

ketidaktercapaian mencapai 50%. Item nomor 6 dengan indikator mengetahui

sifat-sifat bangun datar segitiga dengan persentase 82%. Item nomor 7 dengan

indikator mengetahui sifat-sifat bangun datar segitigamemiliki persentase

ketidaktercapaian mencapai 54%. Serta item nomor 12 persentase 47% dengan

indikator mengetahui sudut-sudut yang ada pada bangun datar persegi panjang.

Berdasarkan hal tersebut dapat terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan

pada bangun datar persegi panjang dan segitiga, sehingga peneliti

mengembangkan perangkat pembelajaran yang memuat materi tentang: 1) persegi,

2) persegi panjang, 3) segitiga. Peneliti menyertakan materi tentang persegi

dengan tujuan agar siswa bisa membedakan sifat-sifat persegi dengan persegi

panjang.

3. Desain produk

Berdasarkan hasil penyebaran angket, maka peneliti merancang perangkat

pembelajaran yang berjudul “Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun

Datar Sederhana berdasarkan Teori van Hiele untuk Kelas 3 Sekolah Dasar”.

Protopipe terdiri dari 3 bagian. Berikut penjelasan masing-masing bagian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

a. Bagian pertama

Bagian pertama merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan

model van Hiele. Bagian ini terdari 3 sub judul, yaitu:

1) Pendahuluan

Bagian ini merupakan pengantar bagi para pembaca prototipe. Berisi

tentang kekhasan tingkat berfikir dalam geometri berdasarkan teori van

Hiele.

2) Lima fase pembelajaran van Hiele

Bagian ini merupakan penjabaran dari lima fase pembelajaran dalam

model pembelajaran van Hiele, antara lain: 1) fase informasi, 2) fase

orientasi langsung, 3) fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas dan 5) fase

integrasi.

3) Penerapan lima fase dalam pembelajaran

Bagian ini memaparkan tentang pemerapan lima fase van Hiele

dalam pembelajaran yang terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama

tentang persegi dan persegi panjang, dan pertemuan kedua tentang

segitiga. Bagian ini menjelaskan tentang langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang dilengkapi dengan foto serta gambar yang digunakan

dalam pembelajaran.

b. Bagian kedua

Bagian kedua adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Berikut penjelasan masing-masing perangkat

pembelajaran:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

1) Silabus

Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan

tematik.

2) RPP

RPP disusun dengan menerapkan lima fase dalam model pembelajaran

van Hiele. RPP disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik.

Prototipe ini memuat 2 RPP tentang bangun datar sederhana (persegi,

persegi panjang dan segitiga). RPP pembelajaran pertama membahas

tentang persegi dan persegi panjang yang dikaitkan dengan SBK. RPP

pembelajaran kedua membahas materi tentang segitiga yang dikaitkan pula

dengan SBK.

c. Bagian ketiga

Bagian ketiga berisi tentang lembar kerja siswa yang terdiri dari 2

pembelajaran. Pembelajaran pertama tentang persegi dan persegi panjang.

Pembelajaran kedua tentang segitiga. Kegiatan dalam lembar kerja siswa

menerapkan lima fase dalam pembelajaran van Hiele. LKS disusun dengan

dilengkapi gambar-gambar yang menarik dengan tujuan agar siswa tidak merasa

bosan saat melakukan setiap kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

4. Validasi desain

Prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian divalidasi.

Validasi dilakukan oleh 1 dosen dan 1 guru. berikut adalah tabel hasil validasi

perangkat pembelajaran.

a. Validasi desain oleh dosen ahli

Tabel 4.5 hasil validasi dosen ahli

No Item yang dinilai Score Saran

1 2 3 4

1 Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang

baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh guru dan

siswa.

2

Format

penulisan

prototipe

buku

a. Format penulisan sesuai

dengan kaidah penulisan

buku.

b. Menggunakan

kepustakaan yang sesuai

dengan metode van Hiele

3 Isi

a. Memuat 5 fase

pembelajaran model van

Hiele

b. Memuat penerapan 5 fase

pembelajaran model van

Hiele dalam 2 Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

materi bangun datar untuk

kelas 3.

c. Memuat kekhasan tahapan

berfikir tentang bangun

datar persegi, persegi

panjang dan segitiga

sesuai dengan tahap

perkembangan siswa.

d. Memuat media yang

berkaitan dengan bangun

datar persegi, persegi

panjang dan segitiga yang

dapat membantu siswa

memahami konsep

geometri.

e. Memuat rubrik penilaian

untuk mengetahui

pemahaman siswa tentan

konsep bangun datar

persegi, persegi panjang

dan segitiga.

Total skor 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Penghitungan rata-rata skor validasi :

Rata-rata skor validasi = =

= 3,7

Berdasarkan hasil validasi dosen dapat diperoleh nilai rata-rata 3,7.

Menurut Widoyoko nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaian

dengan kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa perangkat

pembelajaran yang dihasilkan sangat baik dan layak diujicobakan.

b. Validasi desain oleh guru kelas

Tabel 4.6 hasil validasi guru kelas

No. Item yang dinilai Skor Komenta

r 1 2 3 4

1. Kesesuaian indikator dengan KD. √

2. Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

3. Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

4.

Kegiatan inti memuat :

Fase Informasi

a. Berisi tentang materi bangun datar (persegi dan persegi

panjang).

b. Memuat bahasa yang sederhana. √

c. Memuat pengantar tentang bangun datar (persegi dan

persegi panjang) secara kontekstual.

Fase Orientasi Langsung

a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran

untuk memperoleh konsep awal tentang bangun datar

(persegi dan persegi panjang).

b. Memuat tugas/aktivitas sederhana. √

FasePenjelasan

a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang

diamati dengan bahasa mereka sendiri.

b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. √

Fase Orientasi Bebas

a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi

bangun datar (persegi dan persegi panjang).

b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa

untuk menemukan keterkaitan antara konsep bangun

datar (persegi dan persegi panjang) dengan kehidupan

sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Fase Integrasi

a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi

bangun datar (persegi dan persegi panjang) dari

keseluruhan kegiatan.

b. Memuat soal evaluasi tentang materi bangun datar

(persegi dan persegi panjang).

c. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi

bangun datar (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk

refleksi yang imajinatif.

5. Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam

mengajarkan materi bangun datar (persegi dan persegi

panjang) secara :

a. Konteksual √

b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan

pemahaman siswa.

c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan

materi bangun datar (persegi dan persegi panjang)

memudahkan siswa untuk

megimajinasikan/membayangkan benda tersebut.

d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk

mengajarkan konsep (persegi dan persegi panjang)

kepada siswa.

6. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan

kepada guru-guru.

Total Skor 76

Penghitungan rata-rata skor validasi :

Rata-rata skor validasi = =

= 3,8

Berdasarkan hasil validasi guru kelas dapat diperoleh nilai rata-rata 3,8.

Menurut Widoyoko nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaiandengan

kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa perangkat pembelajaran

yang dihasilkan sangat baik dan layak diujicobakan.

5. Revisi desain

Revisi desain dilakukan peneliti berdasarkan saran dan komentar yang

dituliskan dosen ahli dan guru kelas dari hasil validasi. Peneliti tidak melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

revisi desain terlalu banyak. Peneliti melakukan revisi desain hanya pada

penulisan kata dan kalimat yang salah.

6. Uji coba produk

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba produk

yang sudah dihasilkan pada sempel terbatas dengan tujuan untuk mengetahui

keefektifan dan kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Implementasi produk

dilakukan di SD N Ambarukmo kelas 3. Peneliti bertindak sebagai guru yang

secara langsung mengajar sesuai dengan produk yang sudah dihasilkan. Kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit (4JP). Perangkat

pembelajaran yang diujicobakan hanya 1 pembelajaran yaitu pembelajaran

pertama tentang persegi dan persegi panjang. Peneliti tidak bisa mengujikan

semua pembelajaran dikarenakan keterbatasan waktu. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan lima fase pembelajaran pada model van Hiele. Adapun hasil

uji coba pembelajaran 1 tampak pada foto-foto yang diambil saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

4.1.2 Diskripsi Kualitas Perangkat Pembelajaran dapat Membantu Siswa

Kelas III Memahami Konsep Bangun Datar.

Peneliti melakukan ujicoba produk pada materi bangun datar persegi dan

persegi panjang dengan menerapkan lima fase van Hiele dengan tujuan agar siswa

dapat memahami konsep bangun datar persegi dan persegi panjang.

a. Fase informasi

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mempersiapkan media dan

keperluan, serta mendesain kelas berkelompok. Kegiatan dalam fase ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

guru mempersiapkan keadaan siswa untuk siap menerima pembelajaran. Guru

mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kegiatan pembelajaran dimulai

dengan bernyanyi tentang materi “bangun datar”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

memberi semangat siswa sebelum menerima materi yang disampaikan. Kemudian

guru menunjukkan benda buku kepada siswa, lalu siswa diminta mengamati ternit

yang ada diruang kelas. Guru dan siswa melakukan tanya jawab dengan benda

tersebut. Kemudian guru membimbing siswa untuk mengamati benda-benda yang

ada diruang kelas siswa diminta untuk menuliskan benda-benda yang ditemukan

di dalam kelas. Setelah kegiatan tersebut, guru menampilkan gambar persegi dan

persegi panjang. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang ditampilkan

oleh guru. Setelah itu siswa diminta menuliskan benda yang ditemukan di dalam

kelas yang bentuknya menyerupai gambar yang ditampilkan oleh guru. Fase

informasi dalam pembelajaran ditunjukkan melalui foto berikut ini:

Gambar 4.1 fase informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sudah melakukan kegiatan yang

termasuk dalam fase informasi yaitu melakukan pengamatan, memahami isi lagu

dan kegiatan bertanya jawab dengan guru. Kegiatan ini dapat membantu siswa

untuk memperoleh informasi awal.

Foto di atas juga menunjukkan bahwa siswa bisa mengikuti dan

memahami dengan baik fase informasi. Hal tersebut terbukti pada lembar kerja

siswa yang dapat menyebutkan benda-benda yang terdapat didalam kelas.Siswa

dikatakan “tercapai” pada kegiatan fase informasi.

a. Fase orientasi langsung

Fase selanjutnya adalah fase orientasi langsung. Kegiatan dalam fase ini

adalah siswa mengerjakan tugas sederhana seperti mencatat benda-benda yang ada

di dalam kelas selain itu siswa juga mengeksplorasi media pembelajaran yang

sudah diberikan oleh guru. Media berupa bangun datar persegi dan persegi

panjang yang dibuat dari karton warna untuk menarik perhatian siswa. Siswa

diminta untuk menemukan sifat-sifat dari masing-masing bangun. Guru

membimbing siswa dalam mengeksplorasi media. Berikut foto kegiatan dalam

fase orientasi langsung

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Gambar 4.2 Fase Orientasi Langsung

Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan kegiatan fase

orientasi langsung. Siswa mengeksplorasi media dengan mengukur panjang media

yang diberikan, mengukur lebar dan menghitung kemudian siswa menuliskan

dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Guru memberikan

pengarahan dan masukan saat siswa sedang mengeksplorasi media.

Siswa dapat melakukan dengan baik kegiatan yang ada dalam fase ini, hal

tersebut terbukti dari siswa bisa melakukan pengukuran pada bangun datar yang

disampaikan, menentukan sudut, menghitung jumlah sisi dan lain sebagainya

dengan baik. Dalam fase ini siswa dikatakan “tercapai”dapat terlihat dari hasil

diskusi siswa yang dapat menemukan dan menuliskan sifat-sifat bangun datar

persegi dan persegi panjang.

b. Fase penjelasan

Kegiatan pada fase ini merupakan kelanjutan dari fase orientasi langsung,

setelah siswa mengeksplorasi media dan menuliskan sifat-sifat yang ditemukan

kemudian siswa menyampaikan hasilnya di depan kelas. Masing-masing

kelompok menyampaikan ke depan kelas hasil diskusi dengan mewakilkan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

temannya untuk membacakan dan membawa media diamati. Siswa diberi

kebebasan menyampaikan segala sesuatu yang sudah dituliskan. Berikut ini foto

saat kegiatan fase penjelasan berlangsung.

Gambar 4.3 Fase Penjelasan

Foto di atas menunjukkan kegiatan siswa pada fase penjelasan. Masing-

masing kelompok mewakilkan 2 temannya untuk menyampaikan hasil diskusi dan

menunjukkan media yang diamati. Siswa menyampaikan satu-persatu kalimat

yang sudah disampaikan. Sedangkan kelompok lain bertugas untuk mendengarkan

dan mengajukan pertanyaan jika kurang jelas dalam penyampaian. Pada fase ini

siswa dikatakan “tercapai” karena siswa dapat menyampaikan dengan baik hasil

diskusi di depan kelas.

c. Fase orientasi bebas

Kegiatan dalam fase orientasi bebas adalah siswa mengekspresikan materi

yang diperoleh dalam bentuk gambar dan penyusunan puzzle. Kegiatan ini untuk

mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Siswa

diminta menyusun puzzle berbentuk persegi dan persegi panjang dari korek api

yang sudah disediakan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk pengecekan

konsep bangun datar persegi dan persegi panjang yang sudah dipelajari. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

melakukan kegiatan menyusun puzzle kemudian siswa diminta untuk

berkreasi menggambar benda maupun alam sekitar yang memiliki unsur bangun

datar persegi dan persegi panjang. Berikut hasil dokumentasi kegiatan pada fase

orientasi bebas.

Gambar 4.4 Fase Orientasi Bebas

Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan kegiatan dalam

fase orientasi bebas. Siswa menyusun puzzle dan berkreasi mengambar benda

yang menyerupai bangun datar. Berdasarkan foto di atas dapat terlihat bahwa

siswa sudah paham dengan materi bangun datar persegi dan persegi panjang yang

disampaikan. Siswa mampu menyusun puzzle persegi dan persegi panjang

menggunakan korek serta siswa dapat menggambar benda sekitar yang

menyerupai bangun datar persegi dan persegi panjang. Pada fase ini siswa

dikatakan “tercapai” karena siswa dapat menyusun puzzle korek api dalam bentuk

persegi dan persegi panjang dengan baik dan rapi, serta dapat menggambar benda-

benda menyerupai bangun datar yang ada di dalam kelas seperti: papan tulis,

almari, gedung sekolah, dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

d. Fase integrasi

Fase ini merupakan fase terakhir dalam kegiatan pembelajaran

menggunakan model van Hiele. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan

menyimpulkan pembelajaran, mengerjakan evaluasi dan melakukan refleksi.

Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

Gambar 4.5 Fase Integrasi

Pada fase ini siswa menuliskan kesimpulan dan refleksi pada lembar kerja

siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Foto di atas menunjukkan hasil tulisan

siswa tentang kesimpulan materi yang dipelajari, siswa juga mampu menuliskan

refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan. Selain itu siswa juga mengerjakan

soal evaluasi. Berdasarkan hasil penilaian dari soal evaluasi siswa diperoleh nilai

sebagai berikut: 20% (5 siswa) mendapat nilai 10; 24% (6 siswa) mendapat nilai

9,3; 36% (9 siswa) mendapat nilai 8,6; 16% (4 siswa) mendapat nilai 8 dan 4% (1

siswa) mendapat nilai 7,3. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 8,9. Siswa juga

dapat menuliskan hubungan bangun datar dengan benda dalam kehidupan sehari-

hari serta mampu memahami manfaat mempelajari bangun datar untuk kehidupan

sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut siswa dikatakan “tercapai” dalam fase ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Berdasarkan fase integrasi nampak bahwa siswa sudah memahami tentang

sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Hal tersebut nampak dari

rubrik berikut ini:

Tabel 4.7 persentase nilai siswa per indikator

No Indikator Skor

10 15 20 25

1 Mengidentifikasi sifat dan unsur

bangun datar persegi.

- - 20% 80%

2 Mengidentifikasi sifat dan unsur

bangun datar persegi panjang.

- - 40% 60%

3 Mempresentasikan sifat dan

unsur bangun datar persegi dan

persegi panjang dengan percaya

diri.

- 20% 20% 60%

4 Membuat gambar yang

menyerupai bangun datar

persegi dan persegi panjang di

lingkungan sekitar.

- - 40% 60%

Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator tenyata prototipe perangkat

pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele dapat

membantu siswa kelas III Sekolah Dasar dalam memahami sifat-sifat persegi dan

persegi panjang. Hal tersebut dikarenakan penyusunan prototipe disesuaikan

dengan level 1 tingkat berpikir van Hiele yaitu analisis. Hal tersebut terbukti dari:

1) 80% (20 siswa) dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Dengan

demikian sebagian besar siswa telah dapat mencapai nilai maksimal dalam

mengidentifikasi sifat bangun datar persegi, 2) sebanyak 60% (15 siswa) dapat

mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Hal tersebut berarti bahwa sebagian

besar siswa telah dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar persegi panjang,

3) 60% (15 siswa) dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri.

Dengan demikian sebagian besar siswa dapat menunjukkan sikap percaya diri saat

menyampaikan hasil diskusi tentang materi bangun datar persegi dan persegi

panjag, dan 60% (15 siswa) dapat membuat gambar dilingkungan sekitar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

menyerupai bangun datar. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa dapat

mengidentifikasi benda sekitar yang menyerupai bangun datar persegi dan persegi

panjang yang kemudian diekspresikan dalam bentuk gambaran.

4.2 Pembahasan

Hasil validasi produk oleh dosen ahli dan guru kelas termasuk dalam

kategori sangat baik. Dari hasil validasi tersebut produk layak diujicobakan.

Setelah peneliti melakukan uji coba, peneliti memperoleh hasil bahwa siswa kelas

3 dapat melakukan setiap fase pembelajaran van Hiele dengan baik dan lancar.

Setiap kegiatan dalam fase pembelajaran dapat diikuti siswa dengan antusis dan

percaya diri. Siswa juga dapat memahami materi yang dipelajari, hal tersebut

dapat terlihat pada hasil evaluasi yang dikerjakan oleh siswa pada setiap fase

pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele ini dapat

membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar persegi, persegi

panjang, dan segitiga. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan

prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana

berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III sekolah dasar, peneliti

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Prototipe disesuaikan dengan tahap berpikir siswa.

Prototipe perangkat pembelajaran geometri untuk siswa kelas III tersebut

disesuaikan berdasarkan tahapan berpikir geometri menurut van Hiele yaitu level

analisis. Prototipe ini dapat membantu siswa dalam memahami sifat-sifat persegi

dan persegi panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Berdasarkan data penilaian pada indikator ke 3 terdapat 20% siswa belum

terbantu dalam mempresentasikan dengan percaya diri sifat bangun datar, hal

tersebut dikarenakan siswa belum memenuhi kriteria penilaian percaya diri seperti

suara lantang dan masih menunduk saat menyampaikan diskusi di depan kelas.

Dengan demikian guru perlu melatih dan membiasakan anak untuk tampil di

depan kelas supaya bisa lebih percaya diri.

2. Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat mengasah

kecerdasan ruang visual.

Kecerdasan ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia

ruang-visual secara tepat, termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk

mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda

dalam pemikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu

hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta

mengungkapkan data dalam suatu grafik. Perangkat pembelajaran dengan teori

van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual siswa. Hal tersebut terbukti

dari: 1) 80% (20 siswa) dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi, 2)

sebanyak 60% (15 siswa) dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi

panjang, 3) 60% (15 siswa) dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya

diri, dan 60% (15 siswa) dapat membuat gambar dilingkungan sekitar yang

menyerupai bangun datar.

Berdasarkan data tersebut masih terdapat beberapa indikator yang belum

mencapai persentase optimal. Data indikator 2, 3 dan 4 persentase siswa baru

mencapai 60%, oleh sebab itu pembelajaran menggunakan teori van Hiele terus

diupayakan dengan disertai media dan kegiatan belajar yang lebih menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

3. Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat mengasah

kecerdasan matematis-logis.

Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan

dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Siswa yang memiliki

inteligensi matematis-logis menonjol pada nilai matematika. Pengembangan

perangkat pembelajaran geometri ini dapat mengembangkan kecerdasan

matematis-logis siswa dalam pemecahan masalah matematika dan kepekaan

terhadap logika.

Siswa diberikan soal evaluasi pada fase integrasi yang berupa soal pilihan

ganda dan soal isian singkat. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang paling

tepat dari soal pilihan ganda, dan menuliskan jawaban singkat pada soal isian

singkat. Soal pilihan ganda dan isian singkat bertujuan untuk melatih siswa dalam

pemecahan masalah matematika dan kepekaan terhadap logika. Soal evaluasi fase

integrasi dapat dilihat pada lampiran 6.3.

4. Kelebihan dan kekurangan produk

a. Kelebihan produk :

- Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana

untuk siswa kelas III sekolah dasar dikemas dengan menggunakan

fase van Hiele disertai dengan gambar dan desain perangkat

pembelajaran yang menarik bagi siswa.

- Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana

berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III sekolah dasar

disertai dengan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi

bangun datar sederhana sehingga dapat membantu pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

siswa tentang bentuk dan unsur bangun datar melalui benda

konkret.

- Pemahaman setiap fase van Hiele terlihat dari hasil jawaban siswa

pada instrumen yang tersedia.

b. Kekurangan produk :

- Produk berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori

van Hiele hanya bisa dibuat oleh seseorang yang sungguh mengerti

tentang teori van Hiele.

- Penyusunan produk berupa perangkat pembelajaran geometri

berdasarkan teori van Hiele membutuhkan waktu yang lama karena

harus mengintegrasikan lima fase van Hiele ke dalam langkah-

langkah kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

BAB V

PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran.

5.1 KESIMPULAN

5.1.1 Prosedur pengembangan berupa prototipeperangkat pembelajaran geometri

bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III

Sekolah Dasar mengadopsi 6 langkah pengembangan menurut Sugiyono

dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Potensi dan Masalah, 2)

Pengumpulan data, 3) Desain Poduk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain,

dan 6) Uji coba produk.

5.1.2 Kualitas dari prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar

sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

dilakukan oleh 2 validator yaitu, dosen ahli dan guru kelas. Hasil validasi

oleh dosen ahli mendapatkan nilai rata-rata 3,70 dengan kategori sangat

baik. Sedangkan hasil validasi guru kelas mendapatkan nilai rata-rata 3,80

dengan kategori sangat baik. Rata-rata nilai validasi yaitu 3,75.

Berdasarkan hasil ujicoba 25 siswa di SD N Ambarukmo, peneliti

mendapatkan data berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi

bangun datar persegi dan persegi panjang sebagai berikut: 1) 20% siswa

mendapat nilai 10; 2) 24% siswa mendapat nilai 9,30; 3) 36% siswa

mendapat nilai 8,60; 4) 16% siswa mendapat nilai 80; 5) 4% siswa

mendapat nilai 7,30. Rata-rata nilai siswa adalah 8,90.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

5.2 KETERBATASAN

5.2.1 Perangkat pembelajaran yang terdiri dari 2 pembelajaran hanya bisa

diujicobakan 1 pembelajaran saja, dikarenakan sekolah hanya mengijinkan

peneliti untuk mengajar sebanyak (4JP).

5.2.2 Pelatihan terhadap guru tentang metode pembelajaran van Hiele belum

bisa dilaksanakan sebab keterbatasan waktu.

5.3 SARAN

5.3.1 Dua materi pembelajaran tentang persegi dan persegi panjang serta

segitiga yang sudah dikembangkan sebaiknya diujicobakan sehingga

peneliti dapat mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep

bangun datar.

5.3.2 Perlu adanya pelatihan kepada guru supaya mereka dapat menerapkan

model van Hiele dalam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, M.T (2000). Pembelajaran Geometri dan Berfikit Geometri. Dalam

Prosiding Seminar Nasional Matematika”. Jurusan Matematika FMIPS ITS

Surabaya, 2 November.

Chrowley, L. M. 1987. The van Hiele Model of Development of Geometric

Thought. Dalam Learning and Teaching Geometry, K-12. Reston:

Handbook of National Council of Teachers of Mathematics.

Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuwita, Dewi. (2015). Bangun Datar dan Bangun Ruang. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Haryono. 2014. Filsafat Matematika : Suatu Tinjauan Epistimologi dan Filosofis.

Bandung: Alfabeta

Kusumawati. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi

Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele Untuk Siswa Kelas V Sekolah

Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Lonnie. 2002. Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The

Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School.

SMEC Curtia University.

Mason, Marguerite. 2002. The Van Hiele Levels of Geometric Understanding.

Dalam Profesional Handbook for Teacher. Virginia

Nur Fajariyah dan Defi Triratnawati. (2008). Cerdas Berhitung Matematika 3.

Jakarta: Pusat Perbukuan. Dapertemen Pendidikan Nasional.

Nur’aeni, Hj. Epon. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris

Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori van Hiele.

Jurnal Saung Guru, 1 (2), hlm 28-33

Pranita, Rindi Winda. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri

Materi Prisma Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah

Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Runtukahu, J.T. Kandau, S. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak

Berkesulitan Belajar. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Safrina, Khusnul dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Geometri melalui Pembelajarna Kooperatif Berbasis Teori van Hiele. Jurnal

Didaktik Matematika, 1 (1), hlm 9-14

Sasmita, Lisa. 2013 Pengaruh Teori van Hiele dalam Pembelajaran Geometri

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun. Singaraja:

Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: kencana.

Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :

Kencana

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, kualitatif dan R&D).

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian kombinasi (Mixed Metods). Bangung: alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, kualitatif dan R&D).

Bandung : Alfabeta.

Taniredja, tukiran dkk. 2011. Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:

Alfabeta.

Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:

Erlangga.

Widayaka, S.E.P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

LAMPIRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

LAMPIRAN 1.1

LEMBAR OSERVASI

No Kegiatan Diskripsi pengamatan

1 Membuka pelajaran

2 Penyajian materi

3 Metode pembelajaran

4 Penggunaan bahasa

5 Aktifitas siswa

6 Pengelolaan kelas

7 Penggunaan media

8 Cara menutup pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

LAMPIRAN 1.2

HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN 1

Hari, tanggal : Kamis, 01 Mei 2015

Materi : Persegi dan Persegi panjang

No Kegiatan Diskripsi pengamatan

1 Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan doa.

2 Penyajian materi Materi disajikan dalam bentuk catatan yang

ditulis dipapan tulis.

3 Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan guru

adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi

kelompok.

4 Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa yang mudah

dipahami siswa

5 Aktifitas siswa Mencatat, tanya jawab dan diskusi

6 Pengelolaan kelas Dapat mengkondisikan kelas dengan baik,

kelas tenang dan siswa memperhatikan

7 Penggunaan media Menggunakan media kertas yang berbentuk

persegi dan persegi panjang.

8 Cara menutup pelajaran Menyimpulkan materi yang dipelajari dan

menutup dengan berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

LAMPIRAN 1.3

HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN 2

Hari, tanggal : Kamis, 08 Mei 2015

Materi : Segitiga

No Kegiatan Diskripsi pengamatan

1 Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan doa.

2 Penyajian materi Materi disajikan dalam bentuk catatan yang

ditulis dipapan tulis.

3 Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan guru

adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi

kelompok.

4 Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa yang mudah

dipahami siswa

5 Aktifitas siswa Mencatat, tanya jawab dan diskusi

6 Pengelolaan kelas Dapat mengkondisikan kelas dengan baik,

kelas tenang dan siswa memperhatikan

7 Penggunaan media Tidak menggunakan media

8 Cara menutup pelajaran Menyimpulkan materi yang dipelajari dan

menutup dengan berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

LAMPIRAN 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2.1

LEMBAR ANGKET PRA-PENELITIAN GURU

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana Bapak/ Ibu

menerapkan metode pembelajaran

ketika mengajarkan sifat-sifat

bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

2.

Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan

model pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat bangun

datar (persegi, persegi panjang dan

segitiga)?

3.

Bagaimana cara Bapak/Ibu

menggunakan media pembelajaran

ketika mengajarkan sifat-sifat

bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

4.

Bagaimana ketercapaian nilai

KKM siswa sifat-sifat bangun

datar (persegi, persegi panjang dan

segitiga)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

5.

Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa

yang sering muncul pada siswa

pada saat mempelajari sifat-sifat

bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

-

6.

Bagaimana Bapak/ Ibu

menerapkan metode pembelajaran

ketika mengajarkan sudut-sudut

yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan

segitiga)?

7.

Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan

model pembelajaran ketika

mengajarkan sudut-sudut yang ada

pada bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

8.

Bagaimana cara Bapak/Ibu

menggunakan media pembelajaran

ketika mengajarkan sudut-sudut

yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan

segitiga)?

9.

Bagaimana ketercapaian nilai

KKM siswa sudut-sudut yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

pada bangun datar (persegi, persegi

panjang dan segitiga)?

10.

Menurut Bapak/Ibu, kesulitan apa

yang sering muncul pada siswa

pada saat mempelajari sudut-sudut

yang ada pada bangun datar

(persegi, persegi panjang dan

segitiga)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

LAMPIRAN 2.2

HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN UNTUK GURU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

LAMPIRAN 2.3

ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA

No. Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1. Bangun datar persegi memiliki empat sisi

2. Bangun datar persegi memiliki dua sisi sama

panjang

3. Bangun datar persegi panjang memiliki dua

pasang sisi sejajar

4. Bangun datar persegi panjang memiliki empat sisi

yang sama panjang

5.

Gambar berikut ini adalah bangun datar persegi

panjang

6.

Gambar berikut ini adalah bangun datar segitiga

sama kaki:

7. Bangun datar segitiga sama kaki memiliki 3 sisi

yang sama panjang

8. Semua sudut yang ada pada bangun datar persegi

adalah sudut siku-siku

9.

Salah satu sudut yang ada pada bangun datar

persegi adalah sudut lancip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

10.

Sudut A yang ada pada gambar berikut adalah

sudut siku-siku:

11. Bangun datar persegi panjang memiliki empat

sudut

12. Keempat sudut yang ada pada bangun datar

persegi panjang adalah sudut siku-siku

13.

Sudut B yang ada pada gambar berikut adalah

sudut siku-siku

14. Bangun datar segitiga memiliki 3 sudut

15. Bangun datar segitiga sama sisi memiliki 2 sudut

lancip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

LAMPIRAN 2.4

HASIL RKEAP NILAI PER-ITEM SOAL

ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA

Nama item

1 item

2 item

3 item

4 item

5 item

6 item

7 item

8 item

9 item 10

item 11

item 12

item 13

item 14

item 15

Tiyas 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1

Santi 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

adam 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0

david 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

lutfi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

zacky 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

nani 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0

rokhim 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1

kiki 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0

ryan 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

thesa 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1

joko 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1

fandi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

nafi 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1

ahmad 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

shintya 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0

ermania 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0

aisha 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

fiola 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

mahdi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

gilang 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

maulana 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

ghina 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1

zuana 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

asmi 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0

febrian 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1

mahesa 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0

jumlah 23 17 21 14 24 5 13 19 20 24 23 15 18 24 17

persentase 82% 60.7% 75% 50% 85.7% 17.8% 46% 67.8% 71% 85.7% 82% 53% 64% 85.7% 60.7%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

LAMPIRAN 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

LAMPIRAN 3.1

LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN GURU

No. Komponen yang dinilai Skor Saran

1.

Bahasa 1 2 3 4

a. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang

baik dan benar.

b. Susunan kalimat

dapat dipahami oleh

guru.

c. Susunan kalimat

mendukung pencarian

data yang berkaitan

dengan tema

penelitian.

2.

Pertanyaan

a. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui cara

guru menerapkan metode

pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat

bangun datar dan sudut-

sudut yang ada pada

bangun datar.

b. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui cara

guru menerapkan model

pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

bangun datar dan sudut-

sudut yang ada pada

bangun datar.

c. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui cara

guru menggunakan media

pembelajaran ketika

mengajarkan sifat-sifat

bangun datar dan sudut-

sudut yang ada pada

bangun datar.

d. Pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui

ketercapaian KKM siswa

pada materi sifat-sifat

bangun datar dan sudut-

sudut yang ada pada

bangun datar.

Total Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 3.2

HASIL VALIDASI PRA-PENELITIAN GURU OLEH DOSEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

LAMPIRAN 3.3

LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN SISWA

No. Komponen yang dinilai skor Saran

1.

Bahasa 1 2 3 4

a. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang

baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat

dipahami oleh siswa.

c. Susunan kalimat

mendukung pencarian

data yang berkaitan

dengan tema

penelitian.

2.

Pertanyaan

a. Pernyataan yang

diajukan berkaitan

dengan pemahaman

siswa tentang sifta-sifat

bangun datar:

- Persegi

- Persegi panjang

- Segitiga

b. Pernyataan yang

diajukan berkaitan

dengan pemahaman

siswa tentang sudut-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

sudut yang ada pada

bangun datar :

- Persegi

- Persegi panjang

- Segitiga

Total Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LAMPIRAN 3.4

HASIL VALIDASI PRA-PENELITIAN SISWA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

LAMPIRAN 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

LAMPIRAN 4.1

LEMBAR VALIDASI PRODUK DOSEN

No Item yang dinilai Score Saran

1 2 3 4

1 Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan

kaidah penulisan yang

baik dan benar.

b. Susunan kalimat

dapat dipahami oleh

guru dan siswa.

2

Format

penulisan

prototipe

buku

a. Format penulisan

sesuai dengan kaidah

penulisan buku.

b. Menggunakan

kepustakaan yang

sesuai dengan metode

van Hiele

3 Isi

a. Memuat 5 fase

pembelajaran model

van Hiele

b. Memuat penerapan 5

fase pembelajaran

model van Hiele

dalam 2 Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran materi

bangun datar untuk

kelas 3.

c. Memuat kekhasan

tahapan berfikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

tentang bangun datar

persegi, persegi

panjang dan segitiga

sesuai dengan tahap

perkembangan siswa.

d. Memuat media yang

berkaitan dengan

bangun datar persegi,

persegi panjang dan

segitiga yang dapat

membantu siswa

memahami konsep

geometri.

e. Memuat rubrik

penilaian untuk

mengetahui

pemahaman siswa

tentan konsep bangun

datar persegi, persegi

panjang dan segitiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 4.2

HASIL VALIDASI PRODUK OLEH DOSEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

LAMPIRAN 4.3

LEMBAR VALIDASI PRODUK GURU

No. Item yang dinilai Skor

Komentar 1 2 3 4

1. Kesesuaian indikator dengan KD.

2. Materi sesuai dengan pokok

bahasan bangun datar (persegi dan

persegi panjang).

3. Apersepsi sesuai dengan pokok

bahasan bangun datar (persegi dan

persegi panjang).

4.

Kegiatan inti memuat :

Fase Informasi

a. Berisi tentang materi bangun

datar (persegi dan persegi

panjang).

b. Memuat bahasa yang

sederhana.

c. Memuat pengantar tentang

bangun datar (persegi dan

persegi panjang) secara

kontekstual.

Fase Orientasi Langsung

a. Memuat kegiatan

mengeksplorasi media

pembelajaran untuk

memperoleh konsep awal

tentang bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

b. Memuat tugas/aktivitas

sederhana.

Fase Penjelasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

a. Memuat kegiatan siswa untuk

menjelaskan topik yang

diamati dengan bahasa

mereka sendiri.

b. Memuat kegiatan siswa untuk

saling bertukar pendapat.

Fase Orientasi Bebas

a. Memuat tugas yang lebih

kompleks sesuai dengan

materi bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

b. Memuat aktivitas/kegiatan

yang memungkinkan siswa

untuk menemukan

keterkaitan antara konsep

bangun datar (persegi dan

persegi panjang) dengan

kehidupan sehari-hari.

Fase Integrasi

a. Memuat aktivitas siswa untuk

menyimpulkan materi bangun

datar (persegi dan persegi

panjang) dari keseluruhan

kegiatan.

b. Memuat soal evaluasi tentang

materi bangun datar (persegi

dan persegi panjang).

c. Memuat aktivitas siswa untuk

menginegrasikan materi

bangun datar (persegi dan

persegi panjang) dalam

bentuk refleksi yang

imajinatif.

5. Model pembelajaran van Hiele

memberi inspirasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

mengajarkan materi bangun datar

(persegi dan persegi panjang)

secara :

a. Konteksual

b. Bahasa yang disampaikan

kepada siswa sesuai dengan

pemahaman siswa.

c. Bahasa yang disampaikan

kepada siswa berkaitan

dengan materi bangun datar

(persegi dan persegi panjang)

memudahkan siswa untuk

megimajinasikan/membayang

kan benda tersebut.

d. Kelima fase van Hiele

memudahkan guru untuk

mengajarkan konsep segi

empat (persegi dan persegi

panjang) kepada siswa.

6. RPP dengan model van Hiele

tersebut layak untuk dilatihkan

kepada guru-guru.

Total Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 4.4

HASIL VALIDASI PRODUK OLEH GURU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

LAMPIRAN 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

LAMPIRAN 5.1

HASIL REKAP NILAI SISWA

SOAL EVALUASI FASE INTEGRASI

nama Item

1 Item

2 Item

3 Item

4 Item

5 Item

6 Item

7 Item

8 Item

9 Item 10

Item 11

Item 12

Item 13

Item 14

Item 15 jumlah nilai

reva 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 8

nia 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,333

stivani 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 8,667

rizki 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 8,667

nadia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10

rifai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10

dwi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 8,667

feri 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 7,333

vita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10

alif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 9,333

raina 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 8

ello 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,333

dika 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 8,667

ririn 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 8,667

devita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

hafid 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 8

silvia 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 8

hani 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8,667

radit 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8,667

fata 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 9,333

purnama 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,333

erfina 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 8,667

sofia 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 8,667

rifa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10

udin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 9,333

rata-rata 8,933

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

HASIL PEKERJAAN SISWA PADA LKS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

LAMPIRAN 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 6.1

SILABUS KELAS III

Tema : Bangun Datar Sederhana

Pembelajaran : I dan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Tematik

Kelas : III

Semester : II

Standar Kompetensi :

Matematika

4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.

SBK

9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen

Matematika

4.1 Mengidentifika

si berbagai

bangun datar

1. Sifat-sifat

dan unsur

bangun

datar

Fase Informasi

Guru membagi

siswa menjadi 5

kelompok kecil.

Matematika

4.1.1 Mengidentif

ikasi sifat dan unsur

bangun datar

Tes

Tertulis

Tes soal

essay

Sebutkan

sifat-sifat

bangun

datar

2x35

menit

Nur

Fajariya

h dan

Defi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

sederhana

menurut sifat

atau unsurnya

SBK

9.1Mengekspresikan

diri melalui

gambar

imajinatif

mengenai alam

sekitar.

persegi dan

persegi

panjang.

2. Gambar

bangun

datar yang

ada di

lingkungan

sekitar.

Guru membimbing

siswa untuk

mengamati benda-

benda yang ada

disekitar kelas.

Guru bertanya

jawab dengan

siswa dari

pengamatan yang

sudah dilakukan

oleh siswa.

Guru menampilkan

gambar bangun

datar persegi dan

persegi panjang.

Guru bertanya

jawab dengan

siswa mengenai

persegi dan persegi

panjang.

4.1.2 Mempresen

tasikan sifat dan

unsur bangun datar

persegi dan persegi

panjang dengan

percaya diri.

SBK

9.1.1 Membuat

gambar yang

menyerupai bangun

datar persegi dan

persegi panjang di

lingkungan sekitar.

Observasi

Lembar

observasi

persegi!

Berilah

tanda cek

(√) sesuai

dengan

kenyataan

yang ada

pada

siswa.

Buatlah

gambar

tentang

alam

sekitar

yang

bentuknya

hampir

Triratna

wati.

2008.

Cerdas

Berhitu

ng

Matema

tika 3.

Jakarta:

Pusat

Perbuku

an.

Daperte

men

Pendidi

kan

Nasiona

l.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

bangun datar yang

sudah ditampilkan.

Fase Orientasi Bebas

Siswa bersama

kelompok

mengelompokkan

benda-benda yang

ada di sekitar kelas

yang berbentuk

bangun datar.

Siswa

mengidentifikasi

bangun datar yang

sudah diperoleh

oleh masing-

masing kelompok.

Produk Lembar

observasi

sama

dengan

bangun

datar!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Fase Penjelasan

Siswa bersama

kelompok

menyampaikan

hasil diskusi

tentang bangun

datar yang sudah

diperoleh ke depan

kelas.

Siswa bertanya

jawab dengan

kelompok lain

tentang materi

yang sudah

disampaikan oleh

masing-masing

kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Fase Orientasi Bebas

Siswa menyusun

puzzle. Menyusun

korek api menjadi

bentuk bangun

datar persegi dan

persegi panjang.

Siswa

menggambar/meng

eksperesikan benda

di alam sekitar

yang menyerupai

bangun datar yang

sudah dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Fase Integrasi

Guru bersama

siswa

menyimpulkan

materi yang telah

dipelajari.

Guru mengarahkan

siswa untuk

melakukan refleksi

bersama-sama.

Fase Informasi

Guru menampilkan

gambar bangun

datar segitiga sama

sisi, segitiga sama

kaki, segitiga siku-

siku dan segitiga

sembarang.

Matematika

4.1.3 Mengidentif

ikasi sifat dan unsur

bangun datar

segitiga sama sisi,

segitiga sama kaki,

segitiga sama siku-

siku dan segitiga

Tes

Tertulis

Tes soal

essay

Sebutkan

sifat-sifat

bangun

datar

segitiga

siku-siku!

2x35

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Siswa mengamati

gambar yang sudah

ditampilkan guru.

Guru bertanya

jawab dengan

siswa mengenai

bangun datar yang

sudah ditampilkan.

Guru membimbing

siswa untuk

mengamati benda-

benda yang ada di

dalam maupun luar

kelas.

sembarang.

4.1.4 Mempresen

tasikan sifat dan

unsur bangun datar

segitiga sama sisi,

segitiga sama kaki,

segitiga sama siku-

siku dan segitiga

sembarang dengan

percaya diri.

SBK

9.1.1 Membuat

gambar yang

menyerupai bangun

datar segitiga sama

sisi segitiga sama

kaki, segitiga sama

siku-siku dan

segitiga sembarang.

Observasi

Produk

Lembar

observasi

Lembar

Berilah

tanda cek

(√) sesuai

dengan

kenyataan

yang ada

pada siswa

Buatlah

gambar

tentang

alam

sekitar

yang

bentuknya

hampir

sama

dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Fase orientasi

langsung

Siswa

mengelompokkan

benda-benda

disekitar sekolah

yang bentuknya

sama dengan

bangun datar yang

sudah ditampilkan

guru.

Siswa

mengidentifikasi

bangun datar yang

sudah diperoleh

oleh masing-

masing kelompok.

di lingkungan

sekitar.

observasi

bangun

datar yang

sudah

kamu

pelajari!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Fase Penjelasan

Siswa bersama

kelompok

menyampaikan

hasil diskusi

tentang bangun

datar yang sudah

diperoleh ke depan

kelas.

Siswa bertanya

jawab dengan

kelompok lain

tentang materi

yang sudah

disampaikan oleh

masing-masing

kelompok.

Fase Orientasi Bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Siswa menyusun

puzzle dari korek

api membentuk

bangun datar yang

sudah dipelajari.

Siswa

menggambar/meng

eksperesikan benda

di alam sekitar

yang menyerupai

bangun datar yang

sudah dipelajari.

Siswa

menampilkan

gambar yang sudah

dibuat di depan

kelas.

Fase Integrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Guru memberi

penguatan tentang

topik bangun datar

yang sudah

disampaikan oleh

masing-masing

kelompok.

Guru bersama

dengan siswa

membuat

ringkasan tentang

topik bangun datar

yang sudah

dipelajari.

Guru bersama

siswa

menyimpulkan

materi yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

dipelajari.

Guru menanyakan

kesulitan yang

dihadapi siswa saat

pembelajaran.

Guru mengarahkan

siswa untuk

melakukan refleksi

bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 6.2

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Matematika

Satuan Pendidikan :

Kelas / Semester : III / II

Mata Pelajaran : Tematik

Pertemuan : 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Muatan Pelajaran : Matematika

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

4. Memahami

unsur dan

sifat-sifat

bangun datar

sederhana.

4.2 Mengidentifikasi

berbagai bangun

datar sederhana

menurut sifat atau

unsurnya

4.2.1 Mengidentifikasi

sifat dan unsur bangun

datar persegi.

4.2.2 Mengidentifikasi

sifat dan unsur bangun

datar persegi panjang.

4.2.3 Mempresentasikan

sifat dan unsur bangun

datar persegi dan persegi

panjang dengan percaya

diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Muatan Pelajaran : SBK

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

9. Mengekspresikan

diri melalui karya seni

rupa.

9.1 Mengekspresikan

diri melalui gambar

imajinatif mengenai

alam sekitar.

9.1.1 Membuat

gambar yang

menyerupai bangun

datar persegi dan

persegi panjang di

lingkungan sekitar.

B. Tujuan

1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi

melalui pengamatan.

2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi

panjang melalui pengamatan.

3. Siswa dapat mempresentasikan sifat dan unsur bangun datar persegi

dan persegi panjang dengan percaya diri.

4. Siswa dapat membuat gambar yang menyerupai bangun datar persegi

dan persegi panjang di lingkungan sekitar.

C. Materi Pokok

1. Sifat-sifat dan unsur bangun datar persegi dan persegi panjang.

2. Gambar bangun datar yang ada di lingkungan sekitar.

D. Metode Pembelajaran

- Model Pembelajaran : van Hiele

- Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi.

E. Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

Guru mengucapkan salam kepada siswa

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa

Guru mengabsen siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Apersepsi

Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa

tentang persegi panjang, guru menunjuk benda di dalam kelas

yang berbentuk persegi panjang. “apa bentuk benda ini?”

Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan yang akan dipelajari

yaitu tentang bangun datar.

Motivasi

Guru memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti

pelajaran dengan menyanyikan lagu “bangun datar” gubahan dari

lagu naik delman.

b. Kegiatan Inti (50 menit)

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok kecil.

Siswa berkumpul bersama kelompok yang sudah ditentukan.

Fase informasi

Guru membimbing siswa untuk mengamati benda-benda yang ada

disekitar kelas.

Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar kelas.

Guru bertanya jawab dengan siswa dari pengamatan yang sudah

dilakukan oleh siswa. “Benda apa saja yang kalian temukan di

dalam kelas ini?”

Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.

“Benda yang ada disekitar kelas misalnya: papan tulis, pengaris,

jam dinding, almari buku dll”.

Guru menampilkan gambar bangun datar persegi dan persegi

panjang.

Siswa mengamati gambar yang sudah ditampilkan guru.

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai bangun datar yang

sudah ditampilkan. “Apa nama bangun datar ini? Coba temukan,

benda apa yang memiliki bentuk sama dengan bangun datar ini?

Guru bertanya jawab dengan siswa tentang sifat-sifat bangun datar

yang sudah ditampilkan. “Apa yang kalian ketahui tentang sisi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Siapa yang tahu bagian mana dari bangun datar ini yang disebut

sisi?

Fase Orientasi Langsung

Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing

kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan 2 bangun

datar yang harus diamati (persegi dan persegi panjang)

Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa. “Kerjakan

setiap kegiatan yang ada dalam Lembar Kerja Siswa”.

Siswa bersama kelompok masing-masing berdiskusi menggerjakan

Lembar Kerja yang sudah dibagikan oleh guru.

Siswa bersama kelompok mengelompokkan benda-benda yang ada

di sekitar kelas yang berbentuk bangun datar.

Siswa mengidentifikasi bangun datar yang sudah diperoleh oleh

masing-masing kelompok.

Fase Penjelasan

Siswa bersama kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang

bangun datar yang sudah diperoleh ke depan kelas.

Siswa bertanya jawab dengan kelompok lain tentang materi yang

sudah disampaikan oleh masing-masing kelompok.

Fase Orientasi Bebas

Siswa menyusun puzzle. Menyusun korek api menjadi bentuk

bangun datar persegi dan persegi panjang.

Siswa menggerjakan tugas selanjutnyaa yang ada pada Lembar

Kerja Siswa.

Siswa menggambar/mengeksperesikan benda di alam sekitar yang

menyerupai bangun datar yang sudah dipelajari.

Siswa menampilkan gambar yang sudah dibuat di depan kelas.

c. Penutup (10 menit)

Fase Integrasi

Guru memberi penguatan tentang topik bangun datar yang sudah

disampaikan oleh masing-masing kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Guru bersama dengan siswa membuat ringkasan tentang topik

bangun datar yang sudah dipelajari.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa saat

pembelajaran.

Guru mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi bersama-sama.

Guru mengucapkan salam.

F. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :

a. Lembar kerja siswa

b. Korek api

c. Pensil warna

d. Nur Fajariyah dan Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung

Matematika 3. Jakarta: Pusat Perbukuan. Dapertemen Pendidikan

Nasional.

G. Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian

Ranah Indikator Teknik

Penilaian

Instrumen

Pengetahuan Matematika

4.2.4 Mengidentifikasi

sifat dan unsur bangun

datar persegi.

4.2.5 Mengidentifikasi

sifat dan unsur bangun

datar persegi panjang.

Tes

Tertulis Tes soal essay

Sikap Matematika

4.2.6 Mempresentasikan

sifat dan unsur bangun

datar persegi dan persegi

panjang dengan percaya

diri.

Observasi

Lembar

observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Ketrampilan SBK

9.1.1 Membuat gambar

yang menyerupai bangun

datar persegi dan persegi

panjang di lingkungan

sekitar.

Produk

Lembar

observasi

H. Penilaian

Aspek pengetahuan

Kete

Jawaban:

Sifat bangun datar persegi :

- Memiliki 4 sisi sama panjang

- Memiliki 4 sudut

- Memiliki 4 titik sudut

- Keempat sudutnya adalah siku-siku (90°)

Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10

Sifat-sifat

persegi

Menyebutkan

4 ciri bangun

datar

Menyebutkan

3 ciri bangun

datar

Menyebutkan

2 ciri bangun

datar

Menyebutkan

1 ciri bangun

datar

Indikator Matematika

Mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi.

Teknik

Penilaian

Tes tertulis

Instrumen Sebutkan sifat-sifat bangun datar persegi!

Indikator Matematika

Mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi

panjang.

Teknik Tes tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Jawaban:

- Memiliki 4 sisi

- Sisi yang berhadapan sama panjang

- Memiliki 4 sudut yaitu siku-siku

- Memiliki 4 titik sudut

Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10

Sifat-sifat

persegi

panjang

Menyebutkan

4 ciri bangun

datar

Menyebutkan

3 ciri bangun

datar

Menyebutkan

2 ciri bangun

datar

Menyebutkan

1 ciri bangun

datar

Aspek Sikap

Indikator Matematika

Mempresentasikan sifat dan unsur bangun datar

persegi dan persegi panjang dengan percaya diri.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang

ada pada siswa.

Berilah tanda (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa!

No Aspek Penilaian Ya Tidak

Sikap Percaya diri

1 Mempresentasikan dengan suara lantang

2 Mempresentasikan dengan badan tegap (tidak

menunduk)

3 Komunikatif

4 Menggunakan bahasa yang baik

Penilaian

Instrumen Sebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Rubrik penilaian dan pedoman penskoran

Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10

Percaya

diri

Memenuhi 4

aspek

penilaian

Memenuhi 3

aspek

penilaian

Memenuhi 2

aspek

penilaian

Memenuhi

1 aspek

penilaian

Aspek ketrampilan

Indikator

SBK

Membuat gambar yang menyerupai bangun datar

persegi dan persegi panjang di lingkungan sekitar.

Teknik Penilaian Produk

Instrumen Buatlah gambar tentang alam sekitar yang bentuknya

hampir sama dengan bangun datar!

Rubik penilaian dan pedoman penskoran

Kriteria Skor 25 Skor 20 Skor 15 Skor 10

Produk

gambar

Memenuhi 4

aspek

penilaian

(sesuai

pengamatan

alam sekitar,

rapi, bersih,

dan diwarnai.

Memenuhi 3

aspek

penilaian

Memenuhi 2

aspek

penilaian

Memenuhi

1 aspek

penilaian

Yogyakarta, .......

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

NIP. NIP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Lampiran 6.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

LAMPIRAN 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Guru menampilkan gambar bangun datar persegi panjang

Siswa mengerjakan soal LKS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Guru memberi pengarahan kepada siswa

Siswa menyampaikan hasil diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI