pengembangan perikanan ikan terbang (cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi...

101
Alat tangkap ikan terbang dan telur ikan terbang ikan terbang dan telur ikan terbang ditangkap dengan aIat sederhana menggunakan perahu Bago atau kapal/pemhu pattorani. Ikan terbang dapat tertangkap dengan giiinet, juga dengan bubu hanyut pakkaja. Telur ikan terbmg tertangkap dengan pakkoja dan alat &nap bali+buIe. Alat penangkapan gill net khususnya untuk menangkap ikan terbang ukuran kecil clan besar yang belum memilah am sudah melakukan pmij ahan. lkan terbang melakukan pemijahan diseki tar perairan yang jernih, dekat daerah up welling banyak apungan kayu dan rumput laut Sargassum, daerah tersebut tempat pemijahan ikan terbang. Pakkaja dan bale-bde diopemikan beysangan atau seri di fuhhg ground memijah ikan terbaag. Tujuan utarna memakai alat tangkap pukkaja dm bale-&ale ini memgkap telur ikan terbang. Setiztp kapdlperahu pattorani dapat membawa $ bak-bale sekitar 40$1000 lembar. Sat ini pskkaja sudah tidak popular penggunaannya dan operasi penangkapan telur ikan terbang diganti kan oleh bale-bale. Pakkaja dibawa dalam operasi penangkapan sekitar 4-10 buah. Prrkkaja dapat menangkap ikan terbang be- telurnya. Pukkaja &ah berupa bubu berbentuk selinder dengan dua buah mulutnya. Pada kedua mulut tresebut diberikan untaian atau juraian daun-daun kelapa. Ketika ikan terbang mau melepaskan telumya pa&

Upload: duongkien

Post on 13-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Alat tangkap ikan terbang dan telur ikan terbang

ikan terbang dan telur ikan terbang ditangkap dengan aIat sederhana

menggunakan perahu Bago atau kapal/pemhu pattorani. Ikan terbang dapat

tertangkap dengan giiinet, juga dengan bubu hanyut pakkaja. Telur ikan terbmg

tertangkap dengan pakkoja dan alat & n a p bali+buIe.

Alat penangkapan gill net khususnya untuk menangkap ikan terbang ukuran

kecil clan besar yang belum memilah a m sudah melakukan p m i j ahan. lkan terbang

melakukan pemijahan diseki tar perairan yang jernih, dekat daerah up welling

banyak apungan kayu dan rumput laut Sargassum, daerah tersebut tempat pemijahan

ikan terbang.

Pakkaja dan bale-bde diopemikan beysangan atau seri di fuhhg ground

memijah ikan terbaag. Tujuan utarna memakai alat tangkap pukkaja dm bale-&ale ini

memgkap telur ikan terbang. Setiztp kapdlperahu pattorani dapat membawa $

bak-bale sekitar 40$1000 lembar. S a t ini pskkaja sudah tidak popular

penggunaannya dan operasi penangkapan telur ikan terbang diganti kan oleh bale-bale.

Pakkaja dibawa dalam operasi penangkapan sekitar 4-10 buah. Prrkkaja dapat

menangkap ikan terbang be- telurnya. Pukkaja &ah berupa bubu berbentuk

selinder dengan dua buah mulutnya. Pada kedua mulut tresebut diberikan untaian atau

juraian daun-daun kelapa. Ketika ikan terbang mau melepaskan telumya pa&

Page 2: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

109 daun-daun kelapa tersebut dia sembari berenang kembali dm masuk kedalam

pakkaja dan tidak dapat ke1uar lagi dm terperangkap didaIamnya.

Sedangkap bale-bale adalah k p a tirai yang dikrikan daun kelapa

dm bentuknya h p a plat datar. Ikan terbang telah meietakkan telur-klur di

bale-bale tersebut, lepas kembali ke perairan. Bentuk pakkaja dm bale-bale

pada Gambar 2 dm 3 pada Lampiran berikut.

Setiap kapd pattorani dapat membawa pakkaja 4- 1 0 buah dan bale-

bale sekitar 300 -1000 lembar. Jumlah yang dibawa tergantung dari besar

perahdkapal paftorani yang dioperasikan. Alat tangkap bale-bale lebih

ringan dm febih efisien dan dalarn operasi, dapat dibawa lebih banyak dan

lebih ramah lingkungan. Sejak tahun 1973 dd 1979 diopersikan adalah

pakkaja. Pada tahun 1980 bale-bale diintrodusir oleh nelayan dan saat ini

opemsionilnya lebih rnemasyarakat pada nelayan telur ikan terbang .

Alat tangkap ikan terbang dan telur ikan terbang dan daerah-daerah

operasinya di Sulawesi Selatan (Tabel 5)

Page 3: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

110 Tabel 5. Alat tangkap ikan terbang dan teIurnya di Sulawesi Selatm

No

1 2

Sumber : Hasil Suwey 1999.

Alat tangkap telur ikan terbang.

Alat tangkap ikan terbang

3

Perahu bago dan kapaVpemhu pattorani addah merupakan perahu

penangkap ikan. Namun kapaYpmhu pafforani adalah kapal yang khusus

digunakan untuk menangkap ikan terbang dan tetur ikan terbang. Kapal ini terdiri

Daerab yang Menggunakannya.

Perahu Bago, gill n d o p a l Pattorani dan

dari kayu dm pembuatannya dibuat di Takalar dan Bulukumba Sulawesi Selatan.

Saat ini pembuat kapal teIah tumbuh dan terda~at didesa nelayan di Sulawesi

Selatan tidak terpusat di daerah Bulukumba sajs Iagi. Kapal phinisi memang

pusatnya di Bulukurnba Sulawesi Selatan.

Alat pakkuja dan bale-bale serta kapdperahu pattorani urnumnya dibuat

oleh pembuat kapal di Desa Pdlalakkang Galesong Utara TMar . Personil yang

berasal dari Bulukumba merantau didesa ini dan kawin dengan gadis desa serta

berusaha sebagai pembuat kapal di Kabupaten Takdar. Di Kabupaten TakaIar ada

sekitar 1 0 pembuat kapd kayu yang w n m y a berasal dari daerah Bulukumba.

Alat penangkapan ikan terbang dapat diklasifhsikan kepada 3 bentuk

sesuai dengan tujuan penangkapannya yaitu:

(I) Alat tangkap yang hanya bertujuan menangkap telur ikan terbang. Alat

ini disebut bubu hanyut tanpa wadah berupa plat datar, bale-bale. Seperangkat

bambu disusun segi empat 40-50 cm lebamya dan panjangnya 100-1 50 cm. Dicelah

~akkrrj . . Perahu Bago, gill net Dan alat tangkap lain

Kapal Pattorani, bale- Selayar Takalar,

bale, pakkaja Perahu bago, balebale dm pakkaja

Mamuju, Majene, Polmas, Bone, B m , Pangkep, Pinrang. Dan Makassar.

Page 4: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

111 bambu datar disusun daun kelapa. Dalarn operasi penangkapannya dengan

bale-bale ini tujuannya adalah dengan menangkap telur ikan tehang saja,

sedangkan ikannya lepas lagi ke habitatnya.

(2) Tangkapan telur dan ikan terbang dengan bubu hanyut (Pukkaja) yaitu

seperangkat bambu yang dibuat berbentuk sangkar, yang ujung-ujungnya diberi

perangkap kerucut barnbu dm diberi untaian dam kelapa yang menjurai di kedua

ujung mulut bambu hanyut pakkaja tersebut, Alat pukkaja ini ikan terbang

tertagkap dan juga telurnya diperoleh yaitu yang meletakkan telurnya pada untaian

daun kelapa. Bale-bale dan pakkaja ini setiap tripnya selarna satu bulan yang

dilakukan selarna 7 bulan mulai April dan berakhir bulan Oktober setiap tahunnya.

(3) Alat tangkap gill fief yang tujum pamngkapannya adalah untuk

menmgkap ikan terbang. Ikan terbang ymg tetangkap pada saat musim ikan

terbang dan jika m u s h ikan kembung dm layang maka yang tertangkap adalah

ikan lain tersebut. Tujuan penangkapan dengan gill net ini untuk ikan terbang

tidaklah khusus seperti bale-bale dan pakkaja. Pzda Tabel 5 terdapat daerahnya ,

dan ukurannya disajikan pada Lampiran

Operasi Penangkapan ikan terbang dan telur ikan terbang

Alat tangkap gill net untuk menangkap ikan terbang operasinya hanya

sehari saja. Operasi penangkapan dilakukan di sekitar pinggiran paparan benua

merupakan daerah ikan terbang. Ikan terbang muda dm dewasa yang belum

memijah adalah sekitar pinggiran Selat Makassar dan daerah pinggiran pantai Pulau

Selayar, Kabupaten Selayar.

Page 5: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

112 lkEtn terbang yang ditangkap di Selayar, Mamuju, d m Majene dan pinggiran

Selat Makassar umumnya menggunakan alat tan* gill net. Operasi penarlgkapan

yang dilakukan nelayan dalam satu irip hanya sa tu hari. Musirn penangkapan ikan

terbang u m m y a terjadi pada m u s h penghujan, yaitu p& bulan Oktober dd

Pebruari setiap tsthunnya. Sedangkan m u s h memijah ikan terbang pada bdan April

s/d Oktober setiap tahunnya. Ikan-ikan yang memijah tersebut pergi dari pinggiran

pantai menuju spawning ground nya yaitu di perairan jernih Spawning ground

diduga banyak fitoplankton sebagai makanan jika ikan terbang mudanya teIah

berkembang di daerah tersebut.

Daerah ikan terbang di Indonesia ada sekitar 1 1 lokasi yaitu: (1) Selat t

Makassar. (2) Laut Flores. (3) Laut Arafuru. (4) Laut Cina SeIatan. (5) P e r a h

Laut Sumatera Barat dan (6) Peraim Selatan Jawa Lautan Hindia.(7) Perairan

Sabang Ujung Pulau Sumatera. (8) Timur perairan Sulawesi Utara. (9) Laut Banda

sekitarnya (1 0) Laut Halrnahera (1 1) Perairan utara Jayapura.

Musim penangkapan telur ikan terbang terjadi pada m u s h kernarau yaitu

sekitar bulan April dd bulan September dan daerah penangkapannya adalah

dilokasi spawning ground Daerah ymg banyak memanfaatkan daerah spawning

ground yang digunakan untuk menangkap telur ikan terbang adalah nelayan ikan

terbang Desa Pallalakkang Galesong Utara Kabupaten Taldar. Daerah fahing

ground rnereka adalah Selat Makassar dan perairan Laut Flores.

Saat ini nelayan di daerah Mamuju dan Majene sudah mulai usaha

penangkapan telur ikan terbang, namun upayanya masih relatif sedikit. Total

penangkapan urnumnya daerah Kabupaten Takalar merupakan 90 % Iebih sebagai

penghasil telur ikan terbang di ~ulawesi Selatan. Ikan tcrbang yang tertangkap

adalah ikan yang melakukan pimijahan. Tanda kondisi ikan adalah terlihat dari

Page 6: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

113 testis ikan terbang jantan. Berdasarkan pengamatan masih diperoleh sisa sperma

berwarna putih pada bagian saluran pelepasan sperma. Pada ikan terbang betina

mash terdapat sisa-sisa telur pada bagian belakang ovarium dan pada bagian

pelepasan telur berwama kemerahan atau kekuningan. Berdasarkan Efendi

(1997) tipe emijahan ikan terbang ini termasuk kategori B dari empat tipe

pemijahan ikan. Tipe B ini yaitu pemijahan berlangsung satu kali setahun tetapi

dalam waktu yang lama (Maret sldSeptember) setiap tahmya

. Ikan terbang ini bersifat pelagophils dan plrytophih yaitu m e l e t a h

telurnya tumbuhan atau benda yang terapung (Nikolsky, 1963). Cara meletakkan

telurnya tersebut inisiati f menggunakan pakkuja dm Bale-bak digunakan.

Telur ikan terbang lebih berat dari massa air. Adanya upaya untuk

melengketkan telurnya pada benda terapung adalah salah satu cam untuk dapat

mengapung. Mengapung dipermukaan air agar proses penetasannya terjadi oleh

panas perrnukaan air laut. Telur ikan terbang (Exocoetus) tidak memiliki

gelembung minyak. Selaput luar diliputi oleh umbai yang berupa benang. Umbai

tersebut berkembang paling lebat pada telur yang melengket dan menempel pada

algae dan benda terapung atau melekat satu sama lainnya.

M u s h penangkapan dilakukan pada awal kemarau setiap tahunnya. Pada

saat ini dilakukan persiapan unhk melaut seperti perbailcan kapdperahu patioraai,

persiapan bahan pangan dan untuk sesajian. Pada awal bulan Mei sekitar 50 %

neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan

Agustus telah mencapai 100 % dan setelah itu mengalami p e n m a n . Pada bulan

Oktober sudah tinggal sekitar 1 0 % dm pada bdan Nopember sudah 0 % tidak ada

nelayan i kan terbang yang menangkap ikan terbang.

Page 7: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

114 Pada Tabel 6 disajikan jurnlah perahu/kapaI paitomni yang beropermi setiap

tahunnya dan periode mereka melakukan operasi penangkapan Mam satu operasi

penangkpan telur ikan terbang dari furking bme nelayan pattoruni Galesong

Utara Takalar dari 1500 pemhuhpal.

Tabel 6. Periode nelayanplzftsroni deham menangkap Telur ikan terbang di Kabupaten ~ a k a l i Sdsel per tahw

3

Periode trip per awal mulai Apd. I

Jumlah Perahu 1500 dari SuIsel I Trip 1 bulan April Trip 2 bulan Mei Trip 3 bulan Jnni Trip 4 bulan Juli

Trip 5 bulan Amstus

Sumber: Survey tahun 1998,1999,2(

-

10 % (150 kapal ) SO % ( 750 kapal) 60 % ( 900 bpa1)

100 % (1 500 kapal ) 100 % (1500 kapaI )

Trip 6 buloln September Trip 7 bdan Oktober

ata diproyebikan

80 % ( 1200 kapaI) 10 % (150 kapal )

Sebuah kapaYperahu pattorani menangkap telur ikan terbang

,00,2001 [@

menggunakan 2-3 orang sawi satu (1) orang ponggawa lout. Tanggung jawab

sawi adalah tunduk dan patuh pada perintah juragan Iaut.

J d a h tenaga kerja ini semakin sedikit h e m setelah pemhdkapal

menggunakan mesin sebagai penggerak menggantikm layar. Pada saat menggunakan

layar rnemakai tenaga sawi sekitar I 0-1 4 jiwa dan ponggawu laut satu orang. Saat

ini setelah menggunakan tenaga p e n g g h y a mesh tenaga kerja yang digunakan

2-3 orang sawi dan ponggawa laid satu orang.

Adapun tugas dari setiap neiayan dm ponggawa lrrut tersebut disajikan pada

Page 8: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

115 Tabel 7. Tugas dan tanggung jawab setiap sawi dm ponggawa lauf

Dalarn melakukan Operasi Penangkapan telur ikan terbang

Sumber: Survey pada tahun 1999

Dari data pada Tabel. 7 di atas menunjukkan efisiensi dm pekerja

Tug= dan tanggung jawab masing-madng.

Sebagai juru masak (pekedaan utama) setting dm Hauling serta menjemur telur ikan terbang digeladak Kapal Sebagai juru mesin (pekerjaan utarna) se#ing dan Hauling.(selingan) Pembantu utama dengan melakukan penyediaan Makanan beserta Juru mask, setting, serta Menjemur ikan terbang sebagai tug,= utarnanya. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan operasi Penmgkapan telur ikan terbang, dan keselamatan Pelayaran, keberhasilan penan*pan dan lainnya.

No

1

2

3

4

semakin ditingkatkan sehingga ddam melakukan operasi pemgkapan telur ikan

Job dari Pekerja

Sawi (nelayan 1 )

Sawi2

Sawi3

Ponggawa laut

terbang dapat optimal dan efisien. Tenaga kerja yang dipakai semuanya addah dari

rumpun keluarga pemi li k kapal (ponggawa darat). Hubungan darah dan pertalian

saudara sangat dipentingkan dalam memilih karyawan. Hal ini dapat menyebabkan

kerukunan dan kearnanan di desa tersebut terpelihara dengan baik. Perbedaan

tingkat sosial ekonomi antar penduduk desa terlihat agak rendah. Nelayan ikan

terbang di Galesong Utara ini pada umumnya juga berprofesi sebagai petani. Bd

ini terlihat dari jurnlah persawahan di daerah ini relatif luas. Mulai musim hujan

mereka melakukan aktivitas ke sawah atau ladang dan ketika musim penangkapan

telur ikan terbang, maka mereka terus mulai melakukannya. Distribusi pekerjaan

dalam melakukan aktivitas melaut di daerah ini &ah sebagai benkut, disajikan

pada Tabel 8 benkut ini.

Page 9: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 8. Urutan Pekerj aan Nelayan ikan terbang dan waktu setiap pekerjaan

Jenis Kegiatan berurut sesuai Tujuan penangkapab telar iksn

Lama kegiatan setiap kegiatan. 1' terbang

Mernesan perahu ataurnemperbaiki 1 bufan ( 30 hari) kapal/Perahu panorani, mesin dlsbnya.

Persiapan melaut, ijin dari lurah, Pawang, rnelakukan pesta sesaj ian

Persiapan perbekalan melaut Melakukan operasi pencarian

1-2 minggu ( sekitar 10 hari)

2-3 hari 2-3 hari setiap tripnya

Penangkapan telur ikan terbang. Melakukan operasi penangkapan 30 hari ( 1 bdan setiap tripnya)

Telur ikan terbang dilokasi Istirahat sebentar di fihing base

kegiatan lain. I Survei : Di lokast fiibing base 2000

d

1-2 hari Persiapan melaut lagi pada musim

Penangkap telur ikan terbang Selesai dan menambat perahu atau Menjual perahunya ke tempat lain,

Atau mengoperasikan untuk

1-3 hari

Tidak terbatas waktu hingga masa Penangkapan telur ikan terbang kembdi pada tahun benkutnya

Page 10: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

117 Untuk melakukan urutan-urutan peke jaan dibuat network jaringan kerja atau

CPM sehingga optimalisasi usaha itu dapat dilakukan yaitu untuk memperpendek

aktivitas untuk jangka waktu penyelesaan. Suatu CPM dapat membantu untuk : ( I )

Menentukan bagian yang penting. (2). ldenti fikasi kegiatan secara tern menerw. (3)

Alokasi dari pegawai (4) Menghitung biaya total proyek dan mengatur j adwal.

Gambar 19. Network CPM rangkapan Telur ikan terbang di Selat Makassar dan Laut Flores

Aktivitas Perkerjaan Upaya Hari I Sebelumnya

A Mulai 17

H G 2 . l H 3 Total Total Effort 85

. .

Sumber: Data survey 1998,1999 dan 20W

Kemungkinao Iin tasan

A-B-E-G- 14-1

A-C-G-H-I

A-D-G-H-I

Daya hari yang terjodi.

70 hari

57 hari

65 hari

Page 11: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Lintasan kritis yaitu A-C-G-H-I sebesar 57 hari

Jadi jadwal minimum persiapan penangkapan telur ikaa terbang &ah 57 hari.

Pola kegiatan usaha penangkapan telur ikan krbang dan Desa Pallalakkang

Galesong Utara Takalar adalah sebagai berikut (1) Berangkat dari fcskifig base pada

sore hari menjelmg malam (2) Nelayan menuju @hing grourcd set elah berangkat satu

hari atau dm hari perjalanan. (3) Setelah diketahui bahwa daerah tersebut merupakan

daerah fshing ground telur ikan terbang memijah maka mulai siang hari dilakukan

setting. (4) Setting dilakukan sekitar jam .12.00-18.00 Sore. (5) Keesokan harinya

sekitar jam 9.00-1 0.00 mulai balebale dan pakkaja tersebut ditarik Cara pen&

bale-bale dan pakkaja tersebut yaitu dengan mengarahkan perahu ke daerah bale-bale

dan seraya rncngangkatnYa. Proses peng&gkatan harus hati-hati dm perahu terus

mengikuti daerah tempat bale-bale dengan cara menggerakkan kapal perlahan-Man.

Diusahakan tidak terjadi goyangan, agar telur ikan terbang yang melengket tidak lepas

dari bale-bale yang bersangkutan (6) Setelah diketahui bahwa dari uji coba pertama

settii~g dan hauling tersebut hasil telur ikan terbang dapat diperoleh sekitar 3-10 kg,

maka daerah tersebut dijadikan sebagai daerah penangkapan berikutnya. (7) T e h ikan

terbang yang terkumpul kemudian dijemur diatas geladak kapal, sernbari mulai setting

dilakukan kembali. Usaha setting dan hauling dilakukan hrulang-uIang sembari

mencari terus daerah spawning ground ikan terbang di frhing ground yang

krsangkutan. (8) Apabila persediaan makanan sudah diperkirakan habis dan lama

operasi sudah harnpir 30 hari dan hasil yang dipexoleh juga sudah cukup me&,

maka nelayan bersiap pulang ke fLhing base. (9) Usaha penangkapan tern dilakukan

lagi pada bulan berikut , sampai habis waktu masa memijah ikan terbang di daerah

tersebut.

Page 12: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Lingkngan Fishing ground telur ikan terbang dan ikan terbang

Penangkapan ikan terbang di Sulawesi Selatan terletak di Selat Makassar dan

laut F l o ~ s , yaitu pada posisi 3"- 5" LS dan 117"- 119" BT, Nessa et al., (1977). Data

primer 1998-1999 posisi itu masih lebih luas lagi yaitu mencakup 2"-8" LS dan 115"-

1 2 1 BT. Potensi penangkapan telur ikan terbang berada disekitar 3'-7" LS dan 1 1 79

119' BT. Kawasan memijah ikan terbang di Laut Flores adalah sekitar 6'-8' LS clan

116"-120' BT. Kawasan memijah ikan terbang di Selat Makassar adalah sekitar 4"-6'

LS dan 1 15°-1180 BT.

Nelayan di Kabupaten TakaIar Sulawesi Selatan mulai melakukan

penangkapan relw ikan terbang setelah dua hari dua malam berlayar mengikuti angin,

tetapi saat ini nelayan sudah jxang yang menggunakan layar. Dengan rnesin motor

nelayan bergerak selama satu hari satu malam. Penangkapan yang paling sering

dikunjungi para nelayan pattorani ini adalah perairan di sekitar Pulau Selayar, Pulau

Doangan Ca'di; Pulau Sabaru; Pulau Dewakan, Pulau Jalamu, Pulau Sumange, dan

Doang-doangan. Kadang-kadang sampai ke PuIau Masalina Kabupaten Polmas, yaitu

terietak diantara Pulau Selayar dan Perairan di Kabupaten Marnuju. Nelayan bahkan

melakukan penangkapan di Pulau Bangkaluang yang terletak diperbatasan Selat

Makassar dm Laut Jawa ( Data primer 1998- 1999).

Pemiijahan berkisar 33 - 34,5 %o; temperatur 25,5 -30,5" C; oksigen terlarut

3,6-5,l ppm : kecerahan sekitar 1 1-2 1 meter serta kecepatan arus sekitar 0,2 1 ds.-0,24

d s . Ketinggian gelombang 1-2 m. tingginya Penmgkapan dengan alat tangkap

brrle-bale yang memij ah dan j uga telur-telurnya lengket pada juraian kelapa. Sedangkan

dengan pokkajn telur dan ikan dapat tertangkap bermaan, narnun jumlah pnkkajn

sudah sedikit digunakan nelayan.

Page 13: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Peta daerah fishing ground atau daerah spawning grond telu t i kan terbang

di Selat Makassar dan Laut Flores disajikan pada Gambar 20 berikut.

Gambar 20. Peta Spawning ground ikan terbang di Selat Makassar dan Laut Flores

Page 14: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

121 Data primer hasil sample tangkapan telur ikan terbang dan ikan terbang

Data hasil tangkapan telurikan terbang dari 30 unit kapal pmangkap teIur

ikan terbang. Data setiap trip dari kapal-kapal penangkap telur ikan terbang

disajikan pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Data hasil sample tangkapan telur ikan terbang selama musirn tangkap

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 20 1 Tanpa Nama 40 240

15 16 17 18 19

1 21 1 Tanpa Nama 40 300

Nama Perahmapal Pattorani

Bahtera Jaya Bumi Bahari Tanpa Nama Kelana Jaya

Tanpa Nama Bakti Jaya

Bahtera Bahtera abadi Tanm Nama

Hasil Tangkapan per trip per

pemhuhprl 32 35 37 28

22 23 24 25 26 27

Tangkapan telur ikan terbang per

musim 140 150 140 160

25 34 32 33 37

200 167 250 140 2 10 215 135 255 254 247

Ridho Ilahi Tanpa Nama Tanpa Fama Kurnia Ifahi

Kurnia llham Jaya Indra Jaya

Tan pa Narna Jaya Bakt i

Nikmat llahi 198 200 2 10 205 230

Tanpa Nama Tanpa Nama

Maj u Bahtera Maju

Kurnia Bahtera Tanpa Nama

3 1 35 40 34 29 3 1 30 25 34 30

35 37 40 45 35 40

28 29 30

Sumber : Data Primer 1999 dan 2000.

280 240 265 240 140 265

28 29 35

Tanpa Narna Tanpa Narna Tanpa Nama.

200 205 2 18

Page 15: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Ikan terbang yang mernijah yang tertangkap dengan pakkaja , sudah dibawa

Sawi dan dijual di pasar tradisional didesa yang bersangkutan dan pasar Terong

Makassar dalam bentuk ikan terbang kering dm asin. TabeI 10 berikut .ini

disaj ikan kisaran panjang ikan terbang yang memijah.

Tabel 1 0. Pmjang ikan terbang memijah dari Selat Makassar dan Laut Flores

(1- Kelompok panjang Ikan 1 Jumlah ikan terbang yrng di 1

Sumber: Data Primer 1999 dan 2000. Ket: N =Cortoh yang diambil dari daemh penelitian

1 2

5 ) Iiasil tslngkmrpsln telur ikan terbang dari Sulawesi SeIatan

Hasil tangkapan telur ikan terbang yang dikurnpulkan mulai dari tahun

1 968 s/d 200 1 dari berbagai sumber disajikan dalam Tabel 1 1 berikut.

terbang yang diukur. 1645-167,5 mm 161,O-169,9 mm

amati. N =30 N 4 5

Page 16: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 1 1. Hasil tehr ikan terbang di SuIawesi Selatan dari tahuu 1968 dd 200 1

No Tahun Produksi I Kisaran Produksi (ton) I 1 2 3 4 5 6 7 8 - 9 10 f 1 12 13 14 15 16 17 18

1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 2982 1984 1985 1986

3,80 22,40 85,40 99,40 116,lO 124,SO 154,50 70,08 I13,OO 140,OO 160,OO 122,OO 2 16,06 156,OO 175,40 339,80 228,30

19 20 2 1 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 1 32 33

Sumber : Statistik Kanwil Perdapgan dari tahm 1969 dd 200 1 &LON-LIPI 1985

9 1988 1989 1990 1991 1 992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

250,92 273,67 292,86 362,62 303,86 267,5 8 274,92 299,17 170,33 435,17 464,77 468,70 504,70 458,60 420,20

Page 17: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Satu kilogram teIur ikan terbang terdapat sebesar 896.410 butir telur ikan

terbang. JumIah ini adalah dari telur ikan terbang kering dan belurn diolah oleh

eksportir. Satu ekor ikan terbang betina yang memijah menghasilkan telur antam

4000 sld 9000 butir telur. Jumlah populasi ikan terbang yang memijah dan

telurnya tertanglmp adalah perkalian dari jumlah telur yang tertangkap pada tahun

yang bersangkutan dalam ton dibagi dengan jumlah kisaran butir teIur yang

dikeluarkan oleh seekor ikan terbang betina. Untuk menentukan populasi ikan

terbang yang memijah ymg telurnya tertangkap dipexoleh adalah dari rumus 19.

Dari nunus ini hanya diperoleh populasi ikan terbang yang memijah. Ikan terbang

yang memijah ini, apabila diperhitungkan dua pertiga dari jumlah ikan terbang

dewasa dari populasi ikan terbang didaerah yang bersangkutan adalah ikan terbang

betina yang memijah, maka populasi iketn terbang adalah sebesar dua pertiga

ditambah satu pertiga dan ditarnbah populasi yang tidak terduga..

Kajian stok hanya disajikan data dari minimalisasi dm

maksirnalisasi populasi ikafi terbang yang memijah ymg berasal dari telurnya yang

tertangkap dengan bale-bale dan pakkaju. Untuk itu disajikan pada Tabel 12

berikut ini.

Page 18: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah
Page 19: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Data tabel 12 diatas telurnya tertangkap setiap populasi ikan terbang yang

mernijah. Sedangkan popdasi ikan terbang didaerah Selat Makassar dan Laut

Flores yang sebenarnya masih sulit diduga ketepatamya. Kesulitan ini didasarkan

menduga populasi telur (sampling ) telur belum mencerminh popuplasi

sebenarnya dialam. Mendeteksi dengan metode survey akustik, juga mengalami

kendala teknis, karena ruaya ikan terbang didaerah permukaan. Deteksi transducer

dilakukan mulai kedalarnan dua meter dari permukaan.

Semakin banyak kapaVperahu pattorani, maka semakin banyak nelayan

yang beropermi melakukan penangkapan ikan terbang. Sarnpai saat ini usaha y h g

dilakukan nelayanlpengusaha penangkapan ikan terbang masih diatas Break Even

Point. Artinya usaha ini masih layak secara ekonomi.

Semakin banyak kapdperahu pattorani yang beroperasi,. peningkatan

jumlah kapdperahu pattorani yang menangkap telur ikan terbang ini bahwa secara

ekonorni usaha saat ini masih layak dan diminati masyar&at nelayan. Masyarakat

Galesong Utara terampil melakukan usaha telur ikan terbang ini . Telur ikan terbang

yang merupakan peruaya di laut (Meanodrom), i h terbang ini merupakan ikan

pelagis yang jika ikaq memijah mencari tempat yang cocok dengan perkembangan

larvanya kelak. Oleh sebab kapdperahu paMoroni mencarinya di sekitar up

welling di perairan yang jernih.

Page 20: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

(6) KapaUperahu pat lomi sekitar 112 kapal kaprl tahun 1968 meningkat.

Tabel 13. Kapal/perahu Patiorani,dan trip penangkapan telur ikan terbang di Laut Flores dan Selat Makassar

Page 21: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Jurnlah kapal pnlYorani pada awal rnulanya usaha penangkapan telur

ikan terbang ini beroperasi hanya sekitar 1 12 kapd pada tahun 1968. Pada tahun

2001 ini jumlahnya telah mencapai 1500 unit. Perkembangkan data ini addah (

Tabel 13) diatas. Jumlah minimum trip penangkapan pada tahun 1968 dd 1980

adalah 3 trip dm maksirnum adalah 4 trip. Hal ini terjadi disebabkan lama

perjalanan dengan menggunakan layar agak merelahkan nelayan. Sehingga dalam

operasi penangkapan neIayan hanya melakukan dengan wakh 3 sampai 4 trip

Mam semusim penangkapan telur i h terbang.

Setelah memakai mesin sebagai tenaga penggeraknya maka operasi

minimum dilakukan empat kali dan maksimumnya 6 Mi. Walaupun ada yang

tujuh kali. Nelayan yang melakukan operasi 58mpai 7 kali adalah nelayan yang

mengusai fuhing groundnya dengan sangat baik. Tidak semua nelayan ikan

terbang dapat melakukan ha1 yang sama dengan itu.

Nelayan yang menguasai kondisi spawning ground ikan terbang di

selat Makassar dm Laut Flores dengan menggunakan indera penciuman dan

pengalaman lapangan. Indera penciuman dan pengamatan lapangan sangat *ran

dalam upayanya menentukan damah penangkapm telur ikan terbang.

Penaburan dedak halus dari sekam padi, adanya Sargassurn serta

penciuman dan pemakaian kata serta bacaan khusus, rnerupakan upaya yang

dilakukan porzggawa la&. Karena dia lah sebagai fahing master yang menentukan

tercapainya keberhasilan penangkapan telur ikan terbang. Tanda dam disekitar

Page 22: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

lokasi merupakan pengamatan yang harus diketahui dengan baik oleh ponggawa

laut.

Lama setting bale-bale diperairan menentukan juga hasil produksi

telur ikan terbang. Hal ini juga tergantung kepada adanya ikan terbang yang

memijah dilokasi yang bersangkutan. Kondisi adanya ikan terbang yang

melakukan pernijahan tersebut yang menentukan jumlah hasil telur yang diperoleh

nelayan. Lama pernbenaman bale-bale di frhiltg ground sekitar 19 jam sekdi

operasi. Jurnlah pernbenaman bale-bale juga ditentukan oleh jurnlah trip yang

digunakan oleh nelayan. Trip yang digunakan ada trip minimum dan trip

maksimum. Trip minimum yaitu j d a h yang paling sedikit yang dilakukan oIeh

nelayan ikan terbang, sedangkan jumlah trip maksimum addah jumlah trip y m g

terbanyak dilakukan nelayan. Sejak tahun 1968 s/d 1980 nelayan pada umumnya

melakukan penangkapan maksimum hanya empat trip. Hal ini disebabkan tenaga

penggerak kapallperahu yang mereka gunakan adalah dengan tenaga layar, dm

memakai angin. Saat ini usaha penangkapan telur ikan terbang sudah memakai

tenaga mesin, yang pakai bahan bakar.

Jumlah yang dibawa oleh setiap kapaUperahu pattorani tergantung

dari besaran kapal, sekitar 300 sampai 1000 buah bale-bale. Karena perkiraan

semakin banyak bale-bale yang dioperasikan maka telur yang dihasilkan dibawa

semakin banyak, menurut prediksi awal. Narnun ha1 ini tidak selalu mengandung

kebenaran, karena bayak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhin ya. Perkiraan

jumlah bnle-bale yang dioperasikan ini diisajikan pada Tabel 14 berikut ini.

Page 23: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 14.Bale-Me menangkaptelur ikan terbang di b u t Flores & Selat Makassar

Sumber Data sekunder dan primer 1998-2001 (DioIah 2002)

Dari Tabel 14 diatas adalah perkiraan lama operasi dm jumlah bale-bale

y ang digunakan. Mengetahui produksi telur ikan terbang yang dihasilkan dalam

rangka untuk mencari MSY dan model Bionomic model perikanan tangkap telur

ikan terbang di kawasan Selat Makassar dan Laut Flores. Data bale-bale diatas

dibuat dari tahun 2980. Karena sejak saat itu baru diadopsi alat baru tersebut.

Tahun Jumlah Bale-Bale minimum

Jumlah kapaVperahu

Lama oparasi Ba&- Bale (Jam) per hari

Page 24: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Sebelumnya hanya menggunakan pakkaja. Dengan adopsi bale-bale dan upaya itu

terus rnemasyarakat pemakaiannya.

(7) Cara bale-bale dan mengatur boeyance force dan singking force

Setelah bertemu dengan daersth operasi penangkapan, maka mulai bale-bale

diturunkan satu per satu sesuai dengan arah datangnya angin. Apabila apungan

terlalu tinggi, maka dibuat pembenarn agar agak tenggelarn sedikit bale-baIc yang

bersangkutan. Dari sekitar 10 buah atau lebih dibuat satu buah pembenam dari batu.

Apabila sudah tenggelam agak sedikit. Pada Gambar 2 1. Perhitungan bouyance

force dan singking force ada pada lampirm 5.

Gambar 2 1. Posisi pemberat dan bale-bale dalam menangkap telur ikan terbang

Page 25: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

(8) Opemi Penangman tel- terbamg kering untak ebpor.

Telur ikan terbang yang setelah ditangkap diljemur d i m gel&&

k q d same kering. Dijemur sekihr 2 sampai 3 bati setelah ditangkap dm setelah

itu & s i p ditempat kering dengan kamq plastik. Kadar air sekitar nilai 12 %

sampi 14 %. Telur &an terbmg dengan tali umbsi b y a dijemur diatas geld&

kapal dm setelah itu d i e di karung plastiEr dijual ke ekprt ir di Makassar.

Eksprtir mengolah lagi telur ikan terbang dengan kadar air 12 % d d 14 %

tersebut. Telur ikan terbmg tersebut dijemur sekitar satu hari iagi, kemudh

but& telur ikan t h g dilepskm dari benaag umbainya ymg melilit di atasnya.

SeteIah telepas kemudian ditampih, sehhgga bersih dm tidak mempunyai debu

atau kotoran diatamya. Setelah itu baru diwadahi kedalam peti telur k i n terbang

ukuran 40 x 30 x 30 cm, atau sekitar ukumi 15 s/d 20 kg per ptinya Kemudian

dimasukkrmn kedalm kontainer dern siap untuk diekspor ke negara Jepmg,

Gambaran telur ymg siap untuk ekspor adalah seperti terlihst pda

Gambar 22 bedcut ini. S w a n telur dm proses pengolabmya disajikan pads

lampiran 21

Telur ikan terbang yang tehh diproses tersebut dikeringkan !agi

sehingga kadar airnya rendah Dihampkan selama proses penghiman tidak tumbuh

jamur atau tidak membusuk atau proses pengeringan sempuma. Pomses

pengeringaanya disajikan pada lampiran.

Page 26: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Gambar 22. TeIur ikan terbang yang siap diekpor di packing di CV Shar Laut. benvarna kekuningan dan berwama kecoklatan (foto Sihotang. s )

Telur yang berbentuk benang-benang sehingga diolah sehingga bespisah

antara telurnya dengan benangnya. Kemudian telur y m g sudah lepad darl benang

dijemur Eagi sehingga telur tidak Iembab lagi. Warna-wma telur bervariasi sesuai

dengan karakteristik pengambilannya yang benvama agak kecoklatan diambil dari

laut yang agsk teremdam dm dipisddcan dengan yang kekunungm. Semua telur

ini dijemur sampai kering sampai kadar air lebih dari 14 %. Kemudian disimpan

dipeti antara kuning dm agak knvarna kecoklatan.

Page 27: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Di Sulawesi Selatan ikan terbang (Cypselurus spp) dikenal dengan

nama tuing-tuing (Makassar), torani (Bugis) dan tourani (Mandar). Jkan ini

termasuk jenis ikan pelagis kecil yang dikepal dengan namaflying frsh

Sistematika ikan terbang menurut Nelson (1976 ) adalah sebagai berikut

Phylum Chordata ; Sub phylum Vertebrata; Super kelas Gnathosmata; Kelas

Osteichthyes; Sub Kelas Actinopterigii; Infra Kelas Teleostei; Divisio Enteleostei;

Sub Ordo Exocoetidei; Famili Exocoetidae; Sub Famili Exocotidae; Genus

C ypselwus; Spesies Cypselurus Spp.

Sedangkan Weber dan de Beaufort (1 922) mengklasifikasi kan ikan terbang

yang diternukan diperairan tropis ke ddarn Phylum Chordata; Sub Phylum

Vertebrata; Kelas Pisces Sub Kelas Teleostei; Ordo Sygenthonatha, Sub Ordo

Exocotidae ; Genus Cypselurus dengan spesies Cypseliirrrs spp.

Saanin ( I 968) menyatakan bahwa ikan torani ter~nasu k I:amili Exocoetidae

empat genera yaitu : Paraexcoetus, Evolantia, Exococtus dan C ypselun~s da11

s pesies Cypselurus spp..

Pada ikan terbang yang termasuk fail i Exocoetidae ~ncngandung enam

genera yang terdapat pads semua lautan; kecuali Fodiatar tidak terdapat di

. , . .

Page 28: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Menurut Nelson (1984), sisternatika ikan terbang dibagi ke dalam delapan

genera yaitu C'ypselurus, Cheilopogon, Hirundicthys; Prognichtys; Danichtys;

Exocoitus ; Fodiator dan Pnrexocmtus, yang spesiesnya sckitar 48 spesies.

Banyaknya spesies ikan terbang tersebut dengan adaptasi dengan

lingkungan yang berbeda tersebut; memunghkan daya pulihnya cepat dan positif

terhadap kelestarian sumber daya ikan terbang.

Morfologi ikan terbang memiliki ha1 yang spesifik. Tubuhnya bdat

memanjang seperti cerutu atau oblong, agak termanfat pada bagian samping. Kedua

rahangnya sama panjang. Rahang bawah agak Iebih- menonjol terutama pada

individu muda dari Genera Oxyporhamphm dm Fodiator. Sirip pectoral panjang

yang merupakan adaptasi agar bisa terbang melayang diudara terbuka. Sirip

pectoral ini mengandung banyak duri lemah sehingga rnemperkuat struktur sayap

ketika melakukan penerbangan di udara. Duri petama tidak bercabang. Sirip ventral

panjang atau pendek, tertanam pada bagian abdominal dengan enam buah duri

lemah yang bercabang. Sirip ekor bercagak dengan bagian bawah lebih panjang.

Garis lateral terdapat dibagian bawah tubuh. Sisik sikloid berukuran relatif lebih

besar dan mudah lepas. Giginya kscil, tumbuh pada kedua rahang.

Pada beberapa spesies CypseIurrcs spp, gigi-giginya tumbuh pada palatin

dan lidah. Ukuran sirip, panjang kepala, tinggi serta lebar tubuh juga beragam dm

hd ini tergantung dari umur i h terbang tersebut Parin 1960 ddam hutomo et al,,

1985 dan identifikasi Sihotang ( 1 998-2000).

Page 29: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

HABITAT DAN SEBARAN GEOGRAFIK

Sebaran geografis ikan terbang, adalah hidup dalam lapisan permukaan laut

tropis dan subtropis dari Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan Samudera

Atlantik serta lautan disekitamya. Sebarannya telah disajikan pada Tabel 1.

Sebarannya di paling utara di Samudera Pasifik, perairan Jepang sarnpai pantai

Kalifomia, Samudera Atlantik dari Brazilia sampai Tanjung Harapan,

Tasmania, Selandia Baru sarnpai pmtai Chili. Sebaran ikan terbang ini

dibatasi oleh isoterm 20°C. Ikan terbang yang tahm terbadap suhu dingin yaitu

Qpselurus heterolurus; Cypseiurru pinn aii-barbarus d m Progn ich tys rondelatii,

yang sarnpai ke bagian utara Hokkaido di Samudera Pasifik, Selat Channel. Selatan

Norwegia di Samudera Atlantik. Jumlah spesies terbanyak ada di wilayah

khatdistiwa dm makin ke selatan atau ke utara, makin sedikit spesiesnya (Parin

1960).

Tidak kurang dari 16-20 spesies terdapat ikan terbang diperairan Filipina;

10 spesies di Selatan Cina; 25 spesies di perairan Jepang dm Korea; 20 spesies di

bagian tengah Samudera Pasiftk, 13 spesies dipulau Hawaii, 10 spesies di Australia

; Amerika serikat sebanyak 12 spesies.

Bruun (1935) dm Breeder (1938) telah mendapatkan 17 spesies, yang 16

spesies diantaranya didapatkan di bagian barat dan 12 spesies dibagian timur, 6

spesies di Laut Tengah, satu spesies lndo Pasifik yaitu Partrcocoetus mento-mento

masuk rnelalui Terusan Suez.

Page 30: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Smith (1 953); Bruun (1 935) dalarn Hutomo et al,. (1 985) hanya melaporkan

5 spesies di Afdca, 8 spesies di Madagaskar dan Afrika Timur; dua spesies di Laut

Merah dan dua spesies dan Laut Arab. Menurut Munro (1955) dalarn Hutomo et

a],. (1985) delapan spesies menghuni perairan sekitar India dm Srilangka. Di

Indonesia dari 11 daerah habitat ikan terbang diperkirakan ada 18 sampai 19

spesies ikan terbang yang mendiami daerah Indonesia ( Survei Sihotang 1998-

2000)

Ikan terbang yang paling banyak dipelajari adalah di Samudera Atlantik

(Bruun 1 935 dan Breeder 1 93 8) telah mendapatkan 17 spesies, 16 spesies diperoleh

dari bagian Barat dan 12 spesies dari bagian timur.

Menurut Weber dan de Beaufort (1 922) tidak kurang dari 16 sampai 20

spesies ikan terbang terdapat diperbatasan Samudera Hindia dan Pztsifik.

Di Samudera Pasifik adalah daerah yang kaya ikan terbang, yaitu sekitar 40

spesies yang menghuninya, khususnya diperairan Indonesia, Filipina, Jepang

bagian Selatan dan Oceania (Hutorno et al,. 1 985)

Habitat ikan terbang yang paling dominan di dunia adalah dikawrtsan

Samudera Pasi fik, yang ditemui sekitar 40 spesies yang menghuninya, menye bar

terutarna di perairan Indonesia, Filipina, Jepang dan Oceania. Kawasan ini

merupakan pusat penyebaran ikan terbang yang potensial di dunia.

Menurut Dwiponggo et al. (1983) bahwa perairan Indonesia baru

diternukan sekitar 18 spesies ikan terbang yang menyebar dari perairan Sabang

Aceh sampai perairan Irian Jaya (Papua).

Page 31: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Menurut Nessa et al,. (1991) spesies ikan terbang yang terdapat di Selat

Mak- dm Laut Flores ada sekitar enam spesies dan daerah ini merpakan habitat

ikan terbang yang prospektif Enm spesies tersebut adalah Cypseluru

oxyceph a1 rrs, Cypselurus swadonson , Cypseiur us roiciIopterus, Cypsefurus

ultiiJlinnis, Cypselurus oph usth opous, Cypselurus n igricans .

Habitat ikan terbang di Indonesia terdapat di sekitar Up Welling dan

perairan jemih terdapat apungan kayu, sargassum dan rumput Iaut lainnya dan

daerah tersebut adalah [I) Selat Makassar. (2) Laut Sulawesi. (3) Laut Flores. (4)

Laut Banda (5) Laut Sawu. (6) Perairan Padang. (7) Samudera lndonesia pada

perairan selatan fulau Jawa. (8) Perairan utara Aceh. (9) Perairan Amfuru. (1 0)

Perairan Maluku. (1 1) Perairan utara Irian Jaya (Papua).

Habitat ikan terbang di Selat Makassar dan Laut Flores terdapat pada posisi

berikut yaitu pada posisi 3' - 5' LS dm 117' -1 19' BT. Daerah kawasan ini

merupakan habitat &an terbang, yaitu daerah yang jernih di sekitar up welIing dan

bznyak ditemukan apungan potongan kayu dan Satgassum serta jenis rumput laut.

Habitat ikan terbang yang memijah adalah dipemiran Selat Makassar dan Laut

Flores disektar perairan Pulau Kdukuang Kabupaten Pangkep, Perairan Pulau

Selayar bagian timur, sekitar perairan Banggai Kabupaten Maj ene, perairan Pulau

Doangan Ca'di, perairan Doangan Lompo, perairan Pulau Pamantuan, Pulau

Jalarnu, Pulau Sumange, Pdau Doang-doangan, juga sarnpai perairan Wasalina

Kabupaten Polmas dm perairan Kabupaten Mamuju. Habitat ikan terbang juga

terdapat sarnpai batas perairan Pulau Bangkauluang yang terletak di perbatasan

Page 32: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Selat Makassar dan Laut Jawa Survei dan Wawancara Sihotang dengan Nelayan

Galesong Utara 1998-2000).

Dengan habitat clan penyebaran yang relatif luas tersebut, maka

kekhawatiran akan kepunahan ikan terbang &an berkurang &bat penangkapan

telur ikan terbang tersebut. Hal yang paling penting addah mengetahui hactching

rate dan volume yang masih tersisa yang memijah dari populasi telur ikan terbang

yang tertangkap. Hal yang penting lainnya adalah upaya perlindungan habitat

pemijahan ikan terbang dari pencemaran lingkungan seperti tumpahan rninyak dan

pencemaran.

Page 33: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

TF,LUR, PEMIJAHAN dorn FEKUNDITAS IKAN TERBANG

Telur ikan terbang jenis Cypsefurw oxycepkalus mempunyai umbai pada

seluruh perm- telurnya Umbai tersebut sding berhubungan antara satu telur

dengan telur lainnya. Adanya umbai yang mirip benang ini digunakan untuk

menempelkan atau mengikatkan telur pada benda terapung seperti Sargassum dan

rumput laut jenis lainnya,daun kelapa atau potongan kayu.

Diameter telur ikan terbang (Cypselurus oqcephalus ) yang sudah matang

berkisar 1,49- 1,79 mm.tTkuran telur ikan terbang ukuran 1,49-1,79 rnm tersebut

meiupakan diameter telur ikan terbang yang matang, sedangkan telur ikan terbang

yang rnasih muda berdiarneter 0,09 4 , 2 9 mm dan ukuran ini telur yang masih

dalam j aringan ovari . Diameter telur ikan terbang dapat dipengaruhi 01 eh salinitas

lingkungan perairan, misalnya ikan terbang di Laut Utara berkisar antara 0,82 -1,23

mm. Artinya didaerah yang salinitasnya agak rendah maka diameter telurnya

mengecil. Ikan terbang di h u t Baltik berkisar antara 1,23 - 1,68 mm ( Rasss dalam

Nikolsky, 1 963). Selanjutnya dijelaskan bahwa adanya perbedaan diameter telur

tersebut, masing-masing disebabkan adanya perbedaan adaptasi telur terhadap

lingkungan perairan seperti salinitas. Hal ini memungkinkan telur ikan terbang

akan memperoleh daya apung yang sebanding dengan kondisi salinitas didaerah

tersebut.

Selain itu variasi diameter telur juga dipengaruhi oleh ketersediaan

makanan, umur ikan terbang, spesies ikan terbang dan lingkungan habitatnya.

Page 34: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Variasi diameter telur ikan terbang menurut jenisnya akan menghasilkan fekunditas

yang berbeda. Nenurut penelitian Nessa et al. (1 977) terhadap berbagai spesies ikan

terbang adalah sebagai berikut (1) Cypsefurrrs oxyccpkalrcs memiliki fekunditas

3292 -9293 butir. (2) Cypselurm alripennir 963 - 5222 butir, (3) Cypselurus

microprerus 963-1608 butir. Perbedaan fekunditas dari tiga spesies tersebut

berkisar 4933 - 8220 butir. Dari telur Cypselurrus oxycepkalus yang dianalisa dari

tingkat kematangan gonad TKG TV dari kberapa sampel ikan terbang betina dari

h u t Flores ditemukan sebanyak 4000 butir sampai 9000 butir per ekornya. Jumlah

4000 butir adalah nilai mitlimurmya dan jumlah 9000 butir adalah jurnlah

maksimumnya sehingga menentukan nilai populasi ikan terbang y ang memijah

didasarkan dari nilai 4000 butir dan BOO0 butir tersebut.

Telur yang sehat ditandai oleh permdam telur yang bersih dan tidak

ditemukan hama maupun penyakit. Sedangkan telur yang telah dibuahi ditandai

adanya gelembung minyak pada bagian dalam telur, dan pada sisi luar telur

kelihatan transparan atau jernih (Survei Sihotang 1998-2000).

Tseng dan Poon (1 982) menyatakan bahwa telur ikan yang telah dibuahi

berbentuk agak lonjong, transparan. Sedangkan telur yang tidak dibuahi

rnempunyai cincin yang berbeda, yaitu seluruh bagian telur berwama gelap dan

gelembung rninyak tidak kelihatan serta pemukaan telur tidak bersih dan banyak

ditemukan jenis protozoa yang melekat pada pemukaan telur.

Badasarkan seleksi telur pada uji coba pemijahan dan penetasan telur ikan

terbang yang dilakukan oleh Ali (1992) menunjukkan bahwa telur ikan terbang

Page 35: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

sebagian besar belum sempat dibuahi. Hanya sekitar 30-40 % te1ur ikan terbang

yang diperoleh yang terbuahi. Telur ikan terbang tersebut diperoleh dari Laut Fores

clan Selat Makassar. Rcndahnya tingkat pembuahm telur ikan terbang ini diduga

karena terjadinya penggumpaian telur disebabkan tali umbai d ing melilit antara

satu telur dengan telur Iainnya Aspek lainnya adalah adanya selaput mirip sutera

yang menghubungkan antar telur ikan terbang tersebut. Dalam kondisi seperti ini

hanya telur yang sebelah luar saja yang sempat terbuahi oleh sel sperma.

Sedangkan telur ikan terbang yang berada pada gumpalan dalam lilitan umbai tidak

dapat dijangkau oleh sel sperma ikan terbang. Hal lain adalah dapat disebabkan

adanya arus d m gelombang yang relatif besar sehingga sperma yang dilepaskan

oleh ikan jantan akan terbawa arus dan gelombang tanpa sempat membuahi telur

ikan terbang yang dilepaskan induknya.

Tabel 15. Fekunditas spesies ikan terbang dari Laut Flores Selat Makassar.

fekunditas total ikan terbang dari spesies Cypselurur oxycephalus (Bleeker)

Fekunditas (Butir) r

Cvaselurus mceakalus 13 393-6293 1

No

' 1 r 2

3 4 5

disajikan pada Tabel 16 berikut ini.

Lokasi spesies

Selat Makassar

Sumber: Ali {1981) dan modiiikasi Sih0tang.S 1999

Selat Makassar Selat Makassar

-

Cypselurrcs. Furcutm (970- 522 5 ) Cypselurus ialt~ennis (968-5322)

Selat Makassar I Oxyporhanphus micropterm (693 - 1 608) Laut Flores f Cypselurus oxycephalu (3 700-9220)

Page 36: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 16. Fekunditas total h terbang ~ ~ S C I Z U I L T Oqxephakrr (Bleeker) dari Laut Flores Sulawesi Selatan

I No 1 PanjangTotal 1 Berat (gram ) 1 Fekunditas Total I

Dari penelitian Ali (1981) dm Sihotang 1999 bahwa ikan jantan

Cypselurrrs oxycepkalus pada kisaran panjang total 1 80-23 1 mm selalu ditemukan

individu yang telah memijah. kan betina yang telah memijah pada ukuran panjang

total dari 170 -230 mm. Frekuensi tertinggi ikan jantan dan betina yang telah

memijah terdapat pada ukuran 190-208 rnm panjangnya Umumnya ikan terbang

yang tatangkap di h u t Flores adalah kelornpok yang telurnya sudah masak (

tingkat kematangan IV). Uran betina di Selat Makassar yang telah memijah pada

bulan Juni dan presentase tertinggi pada bulan Juli dan Agustus dm terus menurun

sampai pada bulan September.

Menurut Nessa et a1. (1977) bahwa CUpscIurus oxycepkalus di h u t Flores

sudah mulai memijah sebelum bulan Juni. Hal ini terlihat bahwa pada bulan Mei

musim penangkapan telur ikan terbang sudah dimulai.

1 (mm)

9 10

49.9 53.6 58.1 58.5 58.1 58.7 64. 1 65.3

1 2 3 4 5 6 7 8

(Butir) 4935 6148 7668 5994 7980 7845 8240 8786

189 196 197 198 199 203 206 206

Sumber Ali (1981) modifikasi Sih0tang.S (1999)

207 207

69.0 I 9240 70.5 9270

Page 37: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Ikan yang tertangkap adalah ikan yang melakukan pemijahan. Tanda ikstn

tersebut terlihat dari testis ikan terbang jantan, yaitu masih diperoleh sisa sperma

berwarna putih pada saluran pclepasan sperms Pada ikan betina masih dipemleh

sisa telur pada bagian belakang ovarium dan pada bagiau pelepasan telur berwarna

kemerahan atau kekuningan (survei pendahuluan 1 998). Berdasarkan Efendie

(1 997) tipe pemijahan ikan terbang ini, term& kategori B yaitu dari empat tipe

pemijahan ikan. Tipe B ini yaitu pemijahan berlangsung satu kali ddam setahun

tetapi dalam waktu yang lama yaitu Mei sarnpai dengan September dan sarnpai

Oktober.

Berdasarkan caia pemijahanya ikan terbang termasuk golongan ikan

pelagopIryLs dm phytophyis, yaitu ikan ymg meletakkan telumya pada tumbuhan

atau benda yang terapung (Nikolsky, 1960).

Page 38: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

SIKLUS IKAN TERBANG Dl LAUT FLORES DAN SELAT MAKASSAR

Ikan terbang adalah oseanodrorn yaitu ikan yang hidup di laut dan

mengadakan ruya di laut. Ikan ini termasuk ikan pelagis kecil yang hidup

dipermu kaan atau pengembara di samudera dekat permukaan. Narnun

pengembaraannya hanya disekitar pantai dan mendekdti daerah oceani k.

Meletakkan telur di apungan kayu atau rumput laut Sargassum. Sifatnya

pelagophils atau phyrophils y aitu ikan yang melekatkan telurnya pada tumbuhan

atau benda terapung di permukaan Iaut (Nikolky, 1963). I kan terbang melengketkan

telurnya pada Sargassum dan rumput laut lainnya serta potongan apungan kayu di

perairan yang relatif jernih dengan daerah up welling*

l kan terbang bergerak cepat dalam habitatnya, bergerak dalam air dengan

cara terbang dengan jarak yang jauh. Pada bulan Pebruari i mereka beruaya per

kelompok dari bagian utara Sulawesi ke Selat Makassar. Ikan ierbang berenang dari

Selatan Sulawesi sekitar April sampai dengan Juni, menuju daerah pemijahannya di

Laut Flores dan Selat Makassar. I kan terbang melanjutkan ke arah t irnur, beberapa

mengarah ke utara clan yang lainnya mengarah ke Selatan sampai Laut Banda

(Dwiponggo et.al,. 1981) dan juga ada yang ke Laut Flores.

Berdasarkan Efendi. I (1977) tipe pemijahan ikan terbang ini termasuk

kategori B dari empat tipe pemijahan ikan. Tipe B ini yaitu pemijahan berlangsung

satu kali satu tahun. Waktu pemijahannya dalam musim keparau di Laut Flores

dan Selat Makassar yaitu berlangsung dari bulan Maret sarnpk dengan September.

Page 39: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Prabhu ( 1 956) mempelajari perioritas pemijahan ikan tropik seperti

CypseIurus oligolepis (Bleeker) ikan terbang . Pemij ahan ikan ada empat

kelompok. Kelompok ikan terbang temasuk tipe B, yaitu pemijahan berlangsung

satu kali ddam satu tahun tetapi dalam waktu yang lama, lebih lama dari tipe A.

Pemijahan tipe ini ditemukan pada ikan Cypselurus oligolepis. Kadang ada dua

kelompok telur yang sama tahap kematangannya. Ikm terbang adalah ikan

pelagophiis berpijah dipemiran bebas atau terbuka dimana telur hasil pemijahmn ya

akan melayang. Hal tersebut bergantung kepada berat jenis telur ikan yang

ditentukan oleh kandungan butir minyak di dalam telur dan kebiasaan tempat

memijah. Setelah berpij ah ikan ini tidak rnemperhatikan bakd keturunannya dan

semua telur yang dikeluarkan ditinggalkan di daerah pemijahan.

Ikan terbang adalah merupakan single kohort menurut Khokiatting (1 988)

dalam Resosudarmo (1995); siklus hidupnya hanya sekitar 18 bulan atau kalau

sebelum mengalami mortalitas dapat meldnkan satu kali pemijahan.

Sebagaimana diketahui bahwa ruaya merupakan salah satu mata rantai daur

hidup ikan. Menurut Cushing (1 968) bahwa ruaya dari daerah pemijahan

dinamakan denatant. Ada dua macarn ruaya dari daerah pemijahan ke daerah

pembesaran dilakukan oleh an& ikan dan m y a dari daerah pemijahan ke daerah

stok yang dilakukan oleh ikan dewas Ruaya ini biasanya bergerak searah dengan

arm. Ruaya contmnatunf adalah ruaya ke daerah pemijahan yang bergeraknya

menantang a s . Tetapi ada ikan yang mengadakan ruaya pemijahan tidak

seluruhnya contranatant, sebagian dari padanya dilakukan dengan ruaya denatant.

Page 40: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Pergerakan ruaya ikan ke daerah pemijahan mengandung tujuan

penyesuaian dan peyakinan tempat yang paling menguntungkan untuk

perkembangan teiur larva. Ikan terbang melakukan.ruaya kedaerah perairan yang

jemih dekat dengan daerah up wiling adalah untuk keberhasilan penetasan telur

dan ketersediaan makanan uutuk larvanya kelak. Sejak telur dibuahi m p a i

menetas terus menjadi larva merupakan saat yang kritis, karena tidak dapat

menghindarkan diri dari semgan predator. Jadi ruaya pemijahan mengandung

pengaruh langsung berhubungan dengan proses rekruitmen dan mortalitas.

Salah satu bagian dari ruaya pemijahan ialah reproductive homing yaitu

kembaliaya ilum ke daerah asal kelahinm sebelum mmgadalran &roduksi. Hal ini

untuk kelangsungan hidup individu a&u populasi. Hal ini agar berhasilnya

reproduksi dengan penyediaan kawan perkawinan dalarn kondisi fisiologi yang

baik, &era. pemijahandan tempat yang baik untuk peletakan telur untuk

terpelihamnya keturunannya.

Proses ruaya pemijahan ikan terbang di Selat Makassar dan Laut Flores

dapat dijelaskm pada Gambar 23 berikut ini.

Page 41: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Gambar 23. Pemijahan ikan terbang di Selat Makassar dan Laut FIore~

Adult Siock

onrranutanc

B

Spa wrtirzg Area Nursery Area

TeIur ikan terbang yang menetas didaerah spawning area menjadi larva

seraya mengikuti arus mengadakan perjalanan dari daerah Hurseg ground ke

daerah ikan dewasa. Setelah musim memijah dan ikan terbang tersebut mencari

daerah tempat pemijahannya yang dahulu dm melakukan pemijahanya disana.

Demikianiah berlangsung sekali setahun secara terus menerus. Diperkirakan

pemijahannya hanya sekali seumur hidupnya dan seterusnya akan mengalami

mortalitas.

Siklus hidup ikan terbang yang lamanya sekitar 18 bulan . Atau dapat

dikatakan bahwa harapan hidupnya, mencapai seki tar satu setengah tahun dan

kemudian dia akan mengdami kernatian. Kematian alami ikan terbang saat ini ada

dua aspek yaitu kematian disebabkan @king mortal* dan s e n e k t rnorfaIity.

Kemungkinan senescent mortuli2y peluangnya besar, karena dimakan oleh

predator. Siklus hidup 18 bulm tersebut dapat disajikan pada Tabei 17 berikut ini.

Page 42: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 1 7. Perkiraan daur hidup ikan terbang di Selat Makassar dan Laut Flores

I No I SpesllikDsi jenjnng hidup Uun terbnng. I Perkembangan I

Sumber: Kriteria daur hidup ikaa terbang & KboUtting (1988) dalam Resosudamo (1995).

&an terbang yang dipijahkan pada buIm April s/d September setiap

tahunnya maka telur akan menetas dm menjadi Iarva ikan terbang. Waktu ini

dijalani selama 3 bdan dan berada di daerah nursery ground. Kemudian menjadi

juvenile ikan terbang seraya mencari feeding groundnya sekitar perairan pantai

perairan pantai Sulawesi Selatan dm juga perairan pantai Flores dan kisaran

umumya sekitar 8 bulan, Ikan terbang ini sudah siap memijah dan mengadakan

oseanodrorn mencari tempat pemijahannya vang benunur 1 1 bulan. Dan kemudian

setelah rnelakukan pernijahan ikan terbang yang bersangkutan mencari tempat

feeding groundnya lagi dm setelah itu mengalami kematian alami atau f i i t z g

mortality di sekitar pantai.

Page 43: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

KONDISI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT NELAYAN IKAN

TERBANG DI GALESONG UTARA KAB. TAKALAR.

Letak Geografis, Sebaran Penduduk dan Tenaga Kerja

Kabupaten Takalar secara geografis terietak 5'3' -5O.38' Lintang

Selatan dan 1 19O.22' - I 19',34' Bujur Timur. Batas-batasnya Sebelah Utara dengan

Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Sebelah Timur dengan Kabupaten Jeneponto

dan Gowa, Selatan dengan laut Flores dan Barat dengan Selat Makassar. Luas-

w ilayah kabupaten Takalar 566,5 1 Krn , secara adiministrasi pemerintahan terbagi

menjadi 7 kecamatan yang terdiri dari 73 Desdkelurahan. Luas daerah menurut

Kecamatan, dan jumlah penduduk di Kabupaten Takalar disajikan pada Tabel 18

berikut:

l'abel 18. Kecamatan, luas jumlah Penduduk Tahun 2000 di Kabupaten Takalar.

Surnbel- BPS. Knb. Takalar 2001

- . - - - - - % terhadllp

.

1 7,74 13,17

1534- -. . 37,47

7,77 - .. - 3,84 4,4? - lO0,OO 1

Luas Area (KM 2,

100,50 74,05 88,07 212.5 44,O

21,75 25,3 1

266,5 1

No

1 2 3 4 5 6 7

~ u m ~ a h - Penduduk

3 1.708 24.708 23.646 38.0436 40.078 36.41 5 26.798

221.789 1

~ e c a mati;

Mangarabombang Mappakasunggu

Polombangkeng Selatan polombanRke'ng Utara

Galesong Selatan Galesong Utara

Perwakjlan Pattalasang Fi(abupaten Takalar.

Page 44: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Apabila dilihat dari sebaran penduduk, pa& umumnya tersebar merata

pada tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan.

Perbandingan jumlah laki dan perempuan serta pertumbuhan penduduknya juga

sudah dibawah Z % per ,Kabupaten Takalar. Sebaran pertumbuhan, sex ratio

disaj ikan pada Tabel 1 9 berikut ini.

Tabel 19. Sex Ratio dan penduduk per kecarnatan di Kab. Takalar tahun 2000

Kecamatan

Mappasunggu Polombangkeng Selatan Polombangkeng Utara

Gdesong Selatan Galesong Wars

Kepadatan penduduk yang tertinggi adalah di Galesong Utara yaitu

sebanyak 1.674 jiwa per km persegi. Hal ini disebabkan daerah ini padat, nelayan

Jumlah Wanita

% Pertumbuban Penduduk 4

Tahun Terahir

Perwakilan Pattalassang Kab. Takalar

dan kegiatan utama mereka adalah melaut. Kegiatan industri lainnya adalah

kegiatan tambahan jika setelah dilakukan mehut. Selain kegiatan melaut, pada

umumnya masyarakat di Galesong Utara melakukan kegiatan industri kecil dm

13.057 12,405 20.263 20.795 27.522

JumIah Pria

Sumber : BPS Kab. Takalar 2001 (Diolab kembali 2002:

5.93 1 1 16,257

Jumlah

Rumah Tangga

0,54 0,33 0,33 0,84 0.58 0,3

0,68

11.651 11.241 18.173 19.283 17.693

5.180 5.247 8.480 9.122 7.691

12.591 105.532

5.93 1 48.665

Page 45: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

bertani disawah. Kegiatan industri kecil masyarakat di Galesong Utara pada Tabel

20 beriht.

T;tbel20. Perusahaan Industri Kecil di desa Nelayan Kabupaten Takalar

Sumber: Data Kecamatan GalesongUtara tahun 2000 (Diolah 2002)

Pada umumnya pekerjaan perempuan dalarn industri kscil di

Gaiesong Utara adalah pembuatan ikan pindang, pertenman Gedogan. Sedangkan

pembuatan Pukat, anyaman barnbu, meubel kayu, pembuatan barn bata pembuatan

perahu, penjahit , bengkel dan pertukangan kayu dikerj akan oleh laki-laki. Daerah

penelitian ini adalah daerah f~hing base nelayan ikan terbang yaitu di Kecamatan

Galesong Utara. Dari sembilan desa di Kecamatan Galesong Utara yang merupakan

desa pantai ada tujuh desa yaitu : (I) Desa Pdalakkang. (2) Desa Bonto Sunggu.

(3) Dcsa Tarnasaju. (4) Desa Bonto Lebang. ( 5 ) Desa Tamdate. (6) Pakkabba. (7)

Page 46: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Aeng Bau-batu. Yang bukan desa pantai yaitu Desa Bonto Lanra dan

Pahasanggang Beru.

Pekerjaan masyarakat di Kecarnatan Galcsong Utara pada Tabel 21.

Tabel 21 .Pekerjaan menurut Rumah tangga di Gdesong Utara desa tahun 1999

I I 1 1 I 1 I 1 Sumber : Kecamatan GalesongUtara hbun 2000. (Diohh 2002)

Kegiatan pembuatm j aring, pembuatan ikan pindang dikategorikan

sebagai kegiatan nelayan masyarakat. Pada tabel 2 1 diatas umurnnya disajikan

adalah kegiatan utama. Karena hirearkis jabatan dalarn kegiatan nelayan juga

mengalami tingkatan dm setelah itu kegiatan utamanya berubah dan mereka tidak

rnenganggur. Semua bekerja dengan profesi masing yang berbeda. Profesi tadinya

nelayan sekarang berubah ada yang mejadi tukang meubel, pedagang d m petmi

serta kegiatan lainnya. Tingkatan herarkis nelayan dapat disajikan pada subbab

berikut ini.

Page 47: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Hinarkis Jabatan Nelayan dan Proses menjadi Nelayan ikan terbang

Kegiatan nelayan di daerah flsirhg base dilakukan menurut Irebiasam tunrn

t e m w . Anak nelayan biasanya membantu orang tua mereka merajut jaring,

melakukan pemancingan, memperbaiki perahu, membuat bale-bale dan melakukan

aktivitas perikanan dan kelautan lainnya. Maka jiwa dan karakteristik ke

bahrtriaannya muncul dan terbiasa melakukan pekerjaan di laut. Setelah mereka

dewasa, apabila tidak bekerja ditempat Iain, maka s a d saudaranya akan

mengupayakan, alat tangkip baru dan meyediakan lapangan ke j a bagi angkatan

kerj a baru tersebut. ' Proses seleksi menj adi nelayan dilakukan i kut bantu nelayan

yang dikategorikan sebagai sawi. Setelah jadi sawi terarnpil dan berpengalaman,

kemudian meningkat statusnya menjadi ponggawu lout, dan setelah lama mejadi

ponggawa laud dm telah terkumpul modal buat usaha nelayan, maka ponggawa

taut tersebut pensiun dari kegiatan melaut dan profesinya berubah menjadi

ponggawa darat, ini peke jaannya tidak lagi melakukan operasi penangkapan,

tetapi mengurus usaha penangkapannya dan berusaha lain seperti jadi tukang

meubel, menjadi pedagang, menjadi petani dan pekerjaan lain. Pada Tabel 22

benkut ini disajikan hirearkis nelayan ikan terbang dan persyaratan yang dipenuhi

oleh nelayan yang bersangkutan.

Page 48: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 22. Menjadi nelayan ikan terbang serta persyaratannya .

Sawi

No

1

Ponga wa Durat

airarkis Nelayan ikan terbang

Pembantu Sa wi

Persyaratan yang hams dipemuhi

Harus patuh terhadap perintah ponggawa laut. Mengikuti pantangan yang disarankan selma. Melakukan operasi penangkapan telur ikan terbang rajin bekeja selama meIaut, tidak boleh krkelahi selarna operasi penangkapan telur &an terbang . Patuh sama perintah ponggawa lauf, rajin bekerja tunduk pa& perintah ponggawa laut, bekerjasama yang baik sesama sawi. Tidak berkelahi diantm para sawi. Tekun melaksanakan tugas masing. Y ang telah diperintahkm ponggawa laud. Sawi mesin bertanggung jawab terhadap perjalanan perahu melaut, sawi tukang masak bertanggung jamb terhadap masakan di kapal, dan operasi penangkapan semuanya bertanggung. Berhasil dalam meIakukan operasi penangkapan telur ikan terbang; m e n g d u i mekanisme cuaca, mengetahui lokasi fihing ground$pawning ground dan mengetahui fenomena playaran, bertanggung jawab terhadap keselarnatan pelayaran, bertanggung jawab terhadap kapd dm anak buah kapaI yang dibawa, pintar membaca mantera yang telah disepakati oleh nelayan telur ikan terbang.

Bertanggung jawab terhadap biaya operasi penangkapan telur ikan terbang, bertanggung j awab terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan sa wi dan ponggawa laut yang rnenjalankan perahunya, bertanggung j awab terhadap upacara sesajen dan pengurusan urusan surat-swat dalam melakukan penangkapan telur ikan terbang.

I 1 1 I Svmber: Nelayan teIur ikan terbang dari fwhing bare tahun 1998-2000

Page 49: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Sarana Ekonomi Sosial masyankat Galesong Utara

Sarana ekonomi dan sosial di Galesong Utara merupakan sarana untuk

men ingkatkan kesej ahteraan masyarakat di kawasan tersebut. Pada TabeI 23

disaj i kan jumlah sarana dan prasaranan ekonomi dan sosial.

Tabel 23. Sarana dan Prasarana Ekonomi dan Sosial masyarakat I999 - No -

1 - 2 3 4 - 5

- 6 - 7 8 - 9 -

10 -

Sum ~ber: Galesong Utara dalam angka (2000) diolah (2002)

Sarana ekonomi lainnya seperti motor , mobil dan perahukapal belum

tecidentifikasi secara utuh, karena proses perpindahan kepem i I i kann ya sering

berubah. Perahukapal penangkap ikan sering rnereka jual jika teIah selesai

menangkap ikan. Atau d iterlantarkan saja didaerah fihing base setelah operasi

penangkapan telur ikan terbang selesai dilakukan. Sehingga jumlah perahuIkapa1

Page 50: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

penangkap ikan terbang hanya sekitar 1500 buah. Kenderaan roda empat ada 125

unit, dan motor ada 300 unit. Kepemilikannya belum didata secara pasti.

Sistem bagi hasil perikanan telur ikan terbang di Takalar

Sistem bagi hasi1 perikanan telur ikan terbang di Galeslong Utara Kab.

Takalar Sulawesi Selatan jika diprosentasikan yaitu adalah sebagai berikut. Operasi

penangkapan telur ikan terbang pada ditanggung oleh pemilik kapal dan alat,

Pungguwa lar!t dan sawi pada umurnnya memperoleh pendapatan dari hasil usaha

setelah dikurangi biaya operasional. Presentasi yang terbesar pada umumnya

diperoleh pemitik sebesar 60 %. Kerusakan perahu dan alat pada umumnya

ditanggung oleh pemilik. Ponggawa laut (Nakhoda dan fwking master)

memperoleh 20 % dari hasil bersih. Hail bersih adalah pendapatan dikurangi biaya

operasional . Sedangkan biaya perbaikan adalah tanggung jawab pemilik. Bagian

pendapatan sawi adalah 20 % dari hasil bersih telur ikan terbang diperoleh. Adapun

h i 1 pancingan atau basil usaha diluar sistem penangkapan teIur ikan terbang

adalah milik dari sawi yang bersangkutan. Sawi tersebut rnelakukan pemancingan

ikan diluar sistern kerja penangkapm telur ikan texbang, hasil miliknya.

femilik perahu dan dat pada umumnya relatif solider dan baik terhadap

ponggawa laut dan sawi tersebut. Kalau ada kesusahan atau ada keperluan

mendadak pada umumnya pernilik (Ponggawu darai) selalu membantu

karyawannya yang bersangkutan. Upaya sding menolong ini sangat kentara di

Page 51: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Galesong Utara. Karena dalarn memilih karyawan addah dari keluarga terdekat

yang masih ada hubungan sanak famil dengan pemilik kapal. Bagi hasil

penangkapan telur ikan terbang disajikan pada Tabel 24 berikut.

Page 52: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 24. Bagi hasil usaha penangkapan telur ikan terbang di

Galesong Utara

No [ Spesillcnsi Individu Penerima I

1 I Pemilik kapal dan alat (1 orang).

1 I Ponggawa Laut (1 Orang )

I I Total

3

I

Sumber : Data Primer Galesong Utara T

Sawi (ABK): 1 orang juru mesin. (50 % dari bagian mereka ) 1 orang tukang masak(30 %' dari bagian mereka), 1 orang pembantu unym(20 % dari bagian mereka)

Diterima

20% Bagian ini dibagi

tiga 50% juru mesin,

30% tukang masak,dan

20 % pembantu umum.

Biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kapal adalah : (1) Biaya sesajen

jika akan melaut. (2) Biaya operasiod melaut. (3) Biaya perbaikan kapal ,

reparasi mesin dan alat tangkap. (4) Biaya pengurusan swat-swat . ( 5 ) Biaya

pemasaran . (6) Biaya lainnya yang tidak terduga misalnya biaya berobat sawi

dm pongga wn taut, serta biaya musibah kernunglunan rnenimpa karyawannya.

Semua biaya itu dikeluarkan oleh pemilik kapal. Dia addah bekas

nelayan, clan mengakumulakan hasilnya dan statusnya naik menjadi pengsaha

5

dan tidak kelaut lagi. Umumnya umur ponggawa darat ini diatas 45 tahun.

100 %

kalar Sulawai Selatan (1999-2001)

Page 53: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Pesta Sesajian hendak operasi penangkapan telur ikan terbang

Pesta sesajim dilakukan masyarakat nelayan ketika melepas kapal, melaut

dan jika memperoleh rezki k i l tangkap yang melimpah di luar kebiasaan.

Tetangga, orang miskin terdekat diundang untuk melakukan upacara sesajian dan

makan dirumah tempat sejajian. Pawang yang membacakan doa tersebut

didatangkan serta diberikan honor. Honor yang diberikan pada pawang urnumnya

antara Rp 50.000. smpai dengan Rp 100.000 sekali melhkan sesajian.

Pawang berdoa agar kapal yang akan berangkat beroperasi dan nelayan

penangkapan telur ikan terbang seIamat dan berhasil. Doa dibacakan serta ditaburi

air dm bunga ke kapal dan nelayan.

Pondok sesajian dipinggir pantai Galesong Utara Takalar sebanyak 20

buah. Saat ini pertentangan antara kelompok yang mempertahankan sesajim dm

menolak sesajian tersebut sewkin tinggi, sebab menganggap menydahi aman

agama. S M t i s m e Islam dan Hindu inilah yang menyebabkan hal itu dianut.

Narnun dalam usaha penangkapan, pola sesajian secara psikologis dalarn usaha

menangkap telur ikan di laut positif, karena fenomena di laut bermacam

kejadiannya d m mereka aman jika telah melakdcan sesajian. Hal inilah yang

menyebabkan pola sesajian melaut itu masih tetap utuh dan terj aga.

Page 54: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Pranata Sosial dan Sbtem Usrha Penangkapan telur ikorn terbang*

Masyarakat nelayan Galesong Utara Kab. Takalar, kehidupan umumnya

terkait dengan tiga aspek Hukum yaitu , Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum

Negara, serta ketentuan lain yang bersifat mum yang sering berkaitan dengan

faktor kebiasaan dan bersifat mistis. Antara hukum adat, kebiasaan IeIuhur dan

Islam sering timbul sinlrritisasi dalam kehidupan sehari seperti sesajian dan juga

dalarn melakukan penangkapan telur ikan terbang. Hukum negara juga berIaku

ddam ha1 perijinan dan upaya konservasi.

Sistern kekerabaL yang dianut adalah sistem bilateral atau parental yang

mengikuti garis keturunan orang tua (Bapak d m Ibu ). Namun garis kehmmm

itu tidak berujud kepada sistem marga seperti di Tapanuli dan Tanah Toraja.

Pada umumnya hubungan kekerabatan tersebut lebih t d a t kepada pemilihan

pekerjaan, karena itu biia seorang ponggawa darat membuka usaha baxu atau

menambah unit penangkapan ikan yang baru dm rnemutuhkan tenaga kerja yang

baru, maka terlebih dahulu mereka rnengukmkan mencari keluarga dekatnya.

Sehingga dalam pemilihan tenaga sawi dari keluarga dekatnya. Sistem ini terns

meningkat kepada sistem perkawinan, dimana sistem perkawinan adalah

indagami, yaitu perkawinan dilakukan dalam rumpun keluarga. Orang tua yang

memiliki anak Iaki umumnya melakukan pendekatan dengan orang tua yang

memiliki anak perempuan dan jika ditanyakan bahwa kedua anaknya suku sarna

suka maka proses perkawinanpun dilanjutkan. Berkembangnya interaksi mtar

muda dan banyaknya interaksi dengan masyarakat luar, dan juga tingkat

pendidikan generasi mudanya semakin baik dan lebih tinggi dibandingkan

Page 55: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

dcngm orang tua rnereka, maka saat ini pola kawin antar kelwga sudah mulai

agak memudar. Dari data primer statistik di Galesong Utara kasus Desa

Pallalakkang bahwa perkawinan lndogami hanya terjadi pada rnasyarakat yang

terlalii kuat memegang adat dm kepercayaan leluhmya. Perkawinan indogami

yang tejadi sekitar 2- 1 0 % dari peristiwa perkawinan dari tahun 1 990 dd 2000.

h u t adalah gantungan harapan masyarakat nelayan di Galesong Utara.

Kehidupan mereka dari laut telah memberikan tingkat kesejahteraan yang relatif

baik dibandingkan dengan desa nelayan di Takalar. Daerah peftanian yang

xelatif baik membuat mereka cukup pangan. b u t adalah untuk pernenuhan

investasi dan kebutuhan ekonnmi lahya, seperti membangun rumah, pesta

nikah, membeli kenderaan, menyekolahkan a d , serta untuk pengembangan alat

penangkapan ikan terbang . Berdasarkan strata tingkat sosial ekonomi masyarakat

Gdesong Utara bahwa pemilik kendersan roda dua sebanyak 300 unit dm

kenderam roda empat ada 1 25 unit. Pemilikan kapdperahu pattorani sekitar 20-

30 % dari penduduk desa pantsti di Galesong Utara. Jurnlah kapall perahu

penangkap ikan di desa pantai Galesong Utara sebanyak 1 700 unit yang dimiIi ki

oleh sekibr 400 orang penpaha perkanan.

Perahulkapal Puttorani dan Bago adalah merupakan alat pencari nafkah

keluarga yang paling utama bagi nelayan ikan terbang. Sejak ekspor telur ikm

terbang tahun 1973 ke Jepang dilakukan, maka perekonomian di kawasan

Galesong Utara meningkat relatif lebih baik.

Keterikatan antara snwi dengan ponggawa durat dan ponggawa latit

sangat erat. Apabila ada kernahan atau kekurstngm dalarn kehidupan seharian,

Page 56: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

para sawi meminjam kepada ponggawa &rat. Pembayarannya diperhitungkan

ketika musim penangkapan ikan terbang tiba.

Ilmu pelayaran dan navigasi serta pola penangkapan telur ikan terbang

diperoleh secara alamiah dengan hirun-temurun dari satu ponggawa Iaut atau

para pendahulunya. Percakapan dm diskusi tentang ha1 melaut pada umumnya

diperbinciillgkan di mesjid dan ketika pertemuan desa, diantara ponggawa dmat

dan ponggawa lout. Prrtktis pada umurnnya diperoleh dari laut ketika meIakukan

operasi penangkapan ikan. Sa wi yang mengikuti operasi penangkapan telur ikan

terbang, jika trampil dan cukup umur, statusnya meningkat menjadi ponggawa

lnut dm menerapkan pengetahuan pendahulunya. Pengetah- hujan, badai dan

acah pelayamn dengan melihat bintang dilangit dan arah matahari untuk

menentukan posisi utara dm selatan.

Lokasi frhing ground telur ikan terbang diketahui bedasarkan

penciuman dan pengalaman. Adanya bau yang khas dan daerah tersebut suhu

airnya agak relatif panas dari perairan sekitarnya serta jernih, maka mereka

memastikan bahwa lawasan tersebut merupakan daerah penangkapan telur h

terbang,dan daerah mernijah ikan terbang. Ikan terbang yang akan memijah

masyarakat nelayan pattorani menaburkan dedak haius disekitarnya, karena

didaerah tersebut, apabiia diketahui banyak apungan ddak halus, maka

diharapkan akan merangsang ikan terbang memijah. Umumnya rumput laut

diletakkan di bale-bale beserta dam kelapa, karena rumput laut memiliki bau

yang khas bagi ikan terbang sehingga melepaskan telurnya pada rumput laut.

Hubungan antara rnasyarakat nelayan ikan terbang merupakan

rnasyarakat yang teratur secara internal. PoIa kepangkatan dalam struktur

Page 57: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

perikanan ikan terbang addah berdasarkan pengalaman dan ketekunan serta

tingkat kecerdasan sawi. Suwi yang dianggaap telah memiliki pengetahuan

tentang playaran dan penangkapan akan mengambil alih posisi ponggawu laut.

Posisi ini juga muncul apabila ada penambahan alat tangkap bani.

Aturan yang bersiklus ini, umumnya tunduk kepada hukum adat, berupa

pantangan melanggar ketentuan tersebut.

Apabila dalam operasi penangkapan belum berhasil optimal, sedangkan

persediaan pangan sudah habis, umurnnya mereka pasrah dm itu merupakan

nasib yang tidak perlu disesali. Faktor alm, seperti adanya p e n w a n produksi

tidak mereka yakini kebenaramya, kmm dari 1500 kapal ymg menangkap telur

ikan terbang di Galesong Utara Takalar, ada behrapa kapai yang memperoleh

pengbasilan yang lebih banyak dari kapal lainnya Jadi faktor keberuntungan

merupakan faktor yang mereka yakini. B h faktor oceanografi, biolagi, faktor

keberadaan manusia atau faktor lingkungan. Bedasarkan data penangkapan

bahwa daerah penangkapan mereka sernakin jauh yang tadinya hanya sekitar

daerah Selayar, Bantaeng dm sekitarnya. Saat ini daerah penangkapan sudah

iebih jauh sampai perbatasan Selat Makassar dan Laut Jawa. Adanya ~ z k i dan

faktor keberuntungan ini sangat mereka yakini, bahwa siapa yang diberi rezki

oIeh y m g Maha Kuasa dialah yang memperolehnysl. Faktor kondisi dam dan

kondisi perubahan dam tidak merupakan faktor yang diyakini mereka. Faktor

musim timur adalah musirn bertelur ikan terbang mereka yakini, makanya pa&

nusirn itu dilakukan pemgkapan telur ikan terbang. Pada musim hujan ikan

terbang berhenti memijah, rnereka berhenti melakukan penangkapan telur ikan

terbang, karena ti& ada lagi telur yang diperoleh. Musim hujan juga tidak

Page 58: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

mendukung karena gelombang besar dan tidak aman untuk melakukan operasi

penangkapan &an.

~elembagnac Usnhr Perikrnan Ikan Terbsng

Kelembagaan Usaha KUD sudah dicoba diperankan oleh pemerintah

dikawasan neIayan, namun belum banyak peransnnya. Koperasi yang terbentuk

sebanyak lima buah dengan jumiah anggota sebanyak 361 0 orang (Tabel 23).

Kurangnya peran Koperasi ini disebabkan kelernbagaan informal yang

fleksibelitasnya tkggi dan hubungan kekerabatan antara sawi dengan juragan

teIah terjdin dengan hubungan kekeluargaan dm kekerabatan yang relatif kuat.

Usaha meminjarn dan sebagainya terjalin dengan baik, karena apabila kebutuhan

yang rnendesak, maka sawi dan sesama nelayan sudah bisa saling membantu dan

tanpa kehadiran koperasi sistem ekonomi sudah berjalan dengan baik. Sistem

meminj am usaha lainnya relatif sudah erat, sehingga organisasi usaha Koperasi

kurang berperan di kawasan Galesong Utara Takalar. Sistem kelembagaan

informal antma eksportir telur ikan terbang dengan ponggawa darat telah cukup

mapan dan saling menguntungkan. Kepercayaan ini sangat erat dengan prinsip

keija yang saling menguntungkan Selama 20-30 tahun kerjasama antara

ponggawa darat dengan eksportir telah terjalin baik yang sulit untuk diputus.

Apabila sisternnya terputus, maka aka- terjadi kekacauan ddam sistem ekspor,

dm hal ini dapat rnerusak sistem pemasaran telur ikan terbang dalam beberapa

waktu.

Page 59: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Eksprtir telur ikan terbang telah menciptakan sistem yang rapih dan

d i n g tergantung, dengan keterbukaan. Satu eksportir yang peranannya cukup

besar dalam ekspor telur ikan terbang yaitu CV. Sumber Laut. Peranan yang

bsar ini disebabkan C.V Sumber h u t memiliki sekitar 110 unit kapal

penangkap telur ikan terbang (Sekitar 9 % dari total 1500 unit kapaVperahu

pa#orano di Galesong Uhra T M a r dan keterbukaan sistem informasi dan juga

usahanya yang menguntungkan nelayan.

Peranan swasta dan kerernbagaan masyarakat yang relatif mapan tersebut,

sulit mengembangkan peranan koperasi dengan sistem dm manajemen yang

masih kaku dm belum profesional. Peranan usaha swasta yang cukup profesional

dalam rnenangani ekspor telur ikan terbang, dan peranannya ikut berusaha

melakukan penangkapan telur ikan terbang dan hubungannya yang erat dengan

petnbeli Jepang cukup besar perannya dalam mengembangkan ekspor perikanan

dari Sulawesi Selatan.

Pembentukan koperasi nelayan perlu dilakukan dengan pembinaan yang

bertahap dan dengan tnekanisme yang fleksibel dan tidak birokratis agar tingkat

kesejahteraan nelayan dan mmyarakat dapat ditingkatkan melalui mekanisme

pembinaan dari pemerintah. Upaya kemandirian ekonomi juga perlu dibuat agir

mekanisme harga d m prolehan keuntungan nelaym dengan efisisensi dan

efektivitas sistem &pat meningkatkan kinerja nelayan.

Efisiensi usaha, efektivitas sistem koperasi dapat memfungsikan sistem

kekerabatan yang erat tersebut dengan forrnalisasi usaha dan teknologi inforrnasi,

agar keuntungan terbesar dapat dinikrnati nelayan. Upaya kearah itu perlu

Page 60: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

dilaku kan pembinaan sikap mental dan j iwa kewimusahaan yang kom prehensi f,

baik itu pembina dan juga nelayan.

Pembuatan sarana dan prasarana yang menunjang perikanan ikan terbang

oleh pnerintah sangat diperlukan, misalnya sarana lambat kapal, sarana

penjudan kebutuhan melaut, sarana menjual solar, oli bahan bakar , sarana

pemeliharaan mesin, sarana penjualan onderdil dan, sehingga efckti v i tas melaut

dapat lebih tinggi.

4.3 KONDISX EKONOMI TELUR DAN IKAN TERBANG

Model Bioekonomi statik

Model B ioekonom i stati k penangkapan i kan biasanya didasarkan

pada model biologi Schaefer (1954, 1957) dari Gordon (1954) , Clark (1985).

Kemud ian persamaan tersebut sebagai model Gordon-Schaefer. Men uru t Gordon

(1 954) asurnsi dasar yang digunhn dalam model ini adalah permintaan telur

ikan hasil tangkapan dm penawaran adalah elastis sempurna.

Harga telur ikan terbang dan biaya marginal upaya penangkapan,

menentukm manfaat marginal dari telur ikan terbang hasil tangkapan bagi

masyuakat; dan biaya sosial marginal upaya penangkapan (Munro dan Scott

1984). Asumsi tersebut, rnaka total permintaan dari usaha total peenerimaan C

dapat digambarkan pada Tabel 25 berikut ini. Harga yang diterima ponggawa

&rut adalah Up 150.000 per kg. atau sekitar 15 $ US per kg.

Page 61: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabe125. Penerham nelayan telur ikan terbang dari tahun 1 968 dd 200 1

Sumkr : Dinas Paikanan Sulsel,Data Statistik Sulstl; Perdagangan Sulsel dari tahun 1969 dd 2002. Data survey 200 1 ; Sumberdaya ikan terbang LON LIP1 1985. Hutorno, el a!. Data dari Litetatur di Unhas, IPB dm BPS.

Page 62: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 25 diatas adalah ni1ai tukar uang p g berlaku saat ini (2002).

Semua tahun sejak tahun 1971 sampi dengan tahun 2001 dikonfmasikan

dengan data yang tertera sesuai harga yang berlaku saat ini, nilai tersebut

merupakan hasil kotor dari penjualan yang diperoleh.

Untuk menentukan biaya operasiod dilihat dulu jumlah investasi yang

ditammkan ddam usaha operasi telur ikan terbang. Jumlah satu unit kapal

penangkap telur ikan terbang addah Tabel 26 berilcut ini.

Tabel 26.Biaya satu kapdperahu Patfurmi dengan perangkat alat tangkap

telur ikan terbang di Galesong Utara Takalar

Sumber : Data Primer 2000-2001

Untuk satu tahun operasi penangkaprtn sebanyak 4-5 trip untuk telur ikan

terbang. Satu trip dilakukan 20 hari sampai 30 hari. Mesin sebagai tenaga

penggerak, maka kebutuhan oli, bahan bakar, diperlukan.

Operasi penangkapan telur ikan terbang umumnya dilakukan sebanyak 5

trip. Penangkapan dilakukan pada mush thur (April sld September ). Puncak

produksi musirn pemijahan ikan terbang sekitar Juli sampai dengan Agustus

setiap tahunnya dm pada s a t ini semua nelayan telur ikan terbang melakukan

operasi penangkapan.

Page 63: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Pmmgkapan telur ikm terbang per trip dab sebagai befikut Tabel 27.

- Tabel 27. Biaya satu trip tangkap telur ikan terbang di Galesong Utara Takalar

Unit Kebutuhan Jumlah BiayalHarga (Rp)

Sumber: Data Primer 2000.-2001

Satu trip biaya operasi penangkapan telur ikan terbang sebesar Rp

1.035.000,-. Selama satu bulan tersebut nelayan ikan terbang setiap hari

melakukan selting dan hauling dalam menangkap teIw ikan terbang. Pendapatan

yang diperoleh dapat dirinci dari hasil pengamatan lapangan. Operasional

diperoleh dari biaya rata per trip dan ditambah dengan biaya penyusutan dat dan

bahan penangkapan. Hasii tersebut diperoleh total ~nerimaan yang diperoleh

dikurangi dengan biaya operasioanal d m biaya penyusutan alat tangkap.

Untuk menen- biaya penyusutan kapai dan alat penangkapau, maka

diperhitungkan biaya pengurangan m a dm prasarana yang bersangkutan.

Biaya penyusutan adalah sebagai berikut :

Page 64: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 28. Biaya penyusutan unit kapallpmhu Pattorani dengan perangkat alat

tmgkap telur ikan terbang di Galesong Utara Takalar

ApabiIa diperhitungkan biaya operasional d m biaya penyusucan per kapal

dengan peralatan tangkapnya, maka biaya yang dikelwkan oleh pengusaha

penangkapan telur ikan terbang adalah sebesar biaya operasional ditambah

dengan biaya penyusutan. Apabila ddam satu periode musim penangkapan

dilakukan selama 5 trip maka biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp

5.1 75.000,- ditambah biaya penyusutan per tahun sebesar 4 sampai 6 juta rupiah,

yaitu menjadi sekitar Rp 9- 1 1 juta per tahun. Biaya h i ditanggung oleh pemilik

kapal diperoleh dari pembagian h i 1 operasi penangkapan telur ikan terbang

sebesar 60 % dari hasil bersih.

Apabila pemeliharaan alat relatif baik malca dapat dilakukan pengiritan

biaya penyusutan sekitar sebesar Rp 3 Juta per tahun. Sedangkan hasil operasi

dari setiap trip usaha tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4, Dmi 30 sampel data

yang dikumpulkan. Ada sekitar 6.300 kg telur ikan terbang dengan rataan sebesar

21 0 kg per musim tangkap. Harga yang diberikan eksportir adalah sebesar 15

U S $ per kg, maka diperoleh 3147,5 US $ atau setara dengan Rp. 31.475.000,-

No Komoditas

1. Kapal Kayu

2. Mesin kapai 3. Daun kelapa dan alat

Biaya (Rp).

12.000.000. - 12.000.000

500.000

Umur Pakat ( tahun ) 5 -1 0

8-10 - 1-2

4. Bahan bale-bale & 5. TaliiTernali 6. Pesta Perahu. Total Biaya Penyusutan

per tahun

Penyuautan Per Tahun (Rp)

1.200.000-2.400.000

I.200.000-1.500.000 250.000-500.0W ---

2-3 3-4 -

1000.000 500.000 1000.000

33.333 -500.000 425.000-166.667

1.00.000 6.066.667-3.908.333

Page 65: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

permusim. Usaha penangkapan telur ikan terhang diperoleh profri yaitu xbagai

Tabel 29. Profit rata-rata yang diperoleh pengusaha helayan ikan terbang di Galesong Utara Takalar

Pendapatan ponggawa darat sebesar 60 peisennya dari pendapatan kotor

dikurangi dengan biaya operasional yaitu : Rp 31.475.000 - Rp.

5.1 75.000=Rp.26.300.000, dengan pmlehan ponggawa &rat sebesar yaitu 60

% x Rp 26.300.000,- = Rp. 15.780.000,-.

Profit maksimum diperoleh dari perolehan ponggawa darai dikurangi

biaya penyusutan minimum yaitu:Rp 1 5.780.000-Rp 4.000.000=Rp 1 1.780.000

Profit minimum diperoleh yaitu perolehan sebesar 60 % dikurangi biaya

penyusutan maksimum yaitu : Rp. 15.780.000 - Rp 6.000.000 Rp 9.780.000,-.

Jadi perolehan pengusaha rata-rata adalah bmkisar antara Rp 9 juta sampai

dengan Rpl2 juta rupiah ddam mush penangkapan telur ikan terbang dari satu

unit kapdperahu pattorani Apabila rurnus 24 dalam proposal diperoleh sebagai

TR = (P)h(t) dimana TR adalah total penerimaan, P adalah harga; ht adalah

jumlah hasil tangkapan. Maka total penerimaan disajikan pada larnpiran.9

Penerimaan bersih yaitu hasil keuntungan usaha penangkapan ( a )

dengan nunus berikut ini : x = TR - TC = P. h(t) - C. E. dimana x keuntungan

I

I

Jumlah Biaya (Rp) 31.475.000 5.175.000

4.000.000 6.000.000 15.780.000 1 1.780.000 9.780.000 11.780.000 9.780.000

No 1 2

3 4 5 6 7 8 9

Biaya yang dikeluarkan Pendapatan Kotor

Biaya Operasi

Biaya Penyusutan minimum Biaya Penyusutan maksimum

Pendapatan ponggawa darat (60%) Profit dari penyusutan minimum

Profit dikurangi penyusutan maksirnurn Profit maksimum Profd minlmum

Page 66: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

bersih. Asumsi bahwa h = q X. E. X = Stock sumkdaya ikan terbang; E =

Upaya penangkapan. C=Biaya per lmit penangkapan. Maka dalam model

bioekonomi statik manfaat dari penangkapan adalah sebagai b&t :

x = P qXE - C.E atau A =[(PqX.-C).E].

Apabila dikaji dari total data telur ikan terbang dinyatalm sebagai X

yaitu stok sumberdaya telur ikan terbang. Sedangkan stok surnberdaya ikan

terbangnya yang mengeluarkan telur adalah diperoleh dari telur yang d i h a s i h .

Populasi ikan terbang dari telmya yang tertangkap dinyatakan &lam Tabel 12.

Penerimaan yang diperoleh dari total produksi relatif sulit maka

perhitungan dari sarnpel yang diperoleh yaitu yang tertera pada tabel 29.

Dari rat.-rata total permusim penangkapan telur ikan terbang diperofeh

2 1 0 kg dari setiap perahu. DiperoIeh pendapatan kotor sebesar Rp. 3 1 -500.000,

selarna musim penangkapan telur ikan terbang ini sebesar Rp 5.1 75 -000,-.

Maka keseimbangan MScY tingkat enort yang optimal diperoleh pada

level B =OataU it =[P( u E-19 E ~ ) - C . E ] =O. P a E - P . B . E 2 = c . ~ ; a t a u

E M~~~ =. [( a .P- C ) / (P@ ) 1. Keseimbangan bionlassa pada tingkat eflort yang

optimal diperoleh pada saat ;K = 0 atau Xa .= C / P E; sementara itu

keseimbangan pada tingkat MEY diperoleh pada level turunan dari keuntungan

per upaya penangkapan dengan nilai nol, sehingga turunan berikut :

[ a n l a E ] = n = [ P . h - C . E ] = [ P ( ~ E - # . E ~ ) - c . E ] ~ ~ ~

'iurunan pertama dari rumus ini yaitu X I a .E = a.P - 213.P.E = 0. Tingkat

keseimbangm MEY maka upaya sebesar itu diperoleh E ME^ [( a.P- C ) /

2 P -P)I.

Page 67: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Dalarn usaha penangkapan telur ikan terbang ini termasuk open access

fuheriar dimana tidak ada batasan untuk nelayan masuk dalam usaha perikanan

ini, maka nelayan perorangan akan melanjutkan usaha penangkapan telur ikan

terbang sampai mencapai MSY, hingga MscY atau mencapai @en Access

equilibrium, dimana TC sama dengan TR. Meskipun demikian tidak ada

ekonomi yang hilang, karena personil nelaym teIur ikan terbang sampai

mencapai tingkat MESY. Hal ini disebabkan benefif-cosf f o d situasi ini

diharapkan tidak terjadi, karena secara realitas terjadi ads tiga situasi dalam

kondisi ini, yaitu: Pertama adanya perikanan yang tradisional, khususnya

perikanan telur ikan terbang, yang seringkali Total Cost dari aktivitas

penangkapan dapat lebih rendah , k a r m labour cost tidak dihitung seperti pada

perikanan yang komersial, sehingga hasil dari f~hing eflort dinyatakan sebagai

A Sharing Poverty Equilibrium yaitu pada fishing effort terj adi peningkatan

dari MecY hingga mencapai tingkat SPE, dimana individu nelayan tidak akan

memperoleh Iaba tetapi te jadi proses pemiskinm karena catch per unit eflurt

akan menurun. Kedua yaitu terjadinya penurunan kesempatan kerja ddam

perilcanan ikan terbang yang kpengaruh terhadap nelayan atau tenaga kerja di

Indonesia. Ketiga yaitu adanya kekurang perhatian nelayan ikan terbang karena

terjadinya pengurangan stock ikan terbang tersebut karena disebabkan tekanan

terhadap perikanan ini y ang sangat tinggi.

Jika kegiatan usaha ikan terbang dengan intensifikasi sangat tinggi pada

dilakukan dengan Shared Poverty Equilibrium , dilanjutkan pada fishing area

bahwa perikanan ikan terbang akan hilang .

Page 68: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Jika kegiatan usaha ikan terbang dengan intensifikasi yang sangat tinggi

dilakukan dengan Shared Poverty Equilibrium dilanjutkan pada flhing area

perikaaan ikan terbang akm hilang s e p h menghilmgnya ikan terubuk

di Bagan Siapi-api Riau atau berhrangnya ikan lemuru di Selat Bali dan sekitar

Banyuwangi.

Efisiensi Penangkapan teIur ikan terbang

Efisiensi teknis penangkapan telur ikan terbang cara pemeliharaan

kapahya dan jenis bahan dat kapal yang digunakan serta sistem pemakaiannya.

Efisiensi teknis pemgkapan telur ikan terbang ini didekati formula yang

ditmmkan hasil oul pul/ input yang diperoleh seIama satu tahun dan biaya

operasi yang dikeluarkan. Diperoleh rumusan sebagai berikut :

N = [ ( A.E) I (C + B + P) ] x 100 % (lihat rumus 36 ) dan rumus

berikutnya yaitu : A=UIrH (rumus 37) serta C = G + F + P (rumus 38).

Rumus efisiensi teknis kapal pattorani setelah memperoleh hasil dari

beberapa kategori data y m g disebutkan diatas. Data unt& efisiensi teknis

tersebut yaitu

Page 69: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

F = Rp. 500.000,- (Nilai sisa perahu)

C = Rp. 27. 000.000,

B = Rp. 5.150.000,

E = Rp. I0 tahun.

A = Rp. 3 1.475.000,

Data tersebut dihasilkan efisiensi perahu penangkap telur ikan terbang

' adalah sebagai berikut :

[(Rp3 I -475 .OCO)/tahunx 1 Otahun)/(Rp27.000.00DtRp5 1.500.000+Rp2.700.000x

100 % = [(310.475.000)/ 81.900.000)] x 100 % = 400 %.

Jadi efisiensi kapallperahu pattorani dalam menangkap te1ur ikan terbang masih

relatif tinggi yaitu 400 % &lam 10 tahun. Setiap tahunnnya efisiensi

penangkapan kapal peaaflgkap telur ikan terbang tersebut mencapai 40 %.

Masih layak dioperasikan di Takalar Sulawesi Selatan.

Skala usaha dan Analisa Break Event Point

Analisis skala usaha ini dibuat yaitu mengkaji BEP (Break Event Point)

merupakan cara mengetahui volume produksi berapa usaha perikanan teIur ikan

terbang tidak mengalami kerugian memperoleh lab. Hal ini bertujuan

mengendalikan operasi yang sedang berj alan sehingga antara realisasi dengan

rencana usaha dapat ditentukan secara baik.

BEP= LBiayatetapl(1 -Biaya VariabeY Penjualan)] atau

BEP=[Biaya tetap x volume produksi Penjualan -Biaya variabel]

Page 70: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

sehingga diperoleh sebagai berikut : BEP = [ Rp 27.000.000 1 I - Rp

5.150.000131.475.000 ] = [ 27.000.000 / 1-5/61 = [ 27.000.0001 116 ] = Rp

176.000.000.-. Dengan ussha yang diperoleh sebesar Rp 176.000.000,- maka

usaha dari perikanan ikan terbang akan memperoleh titik impas, atau titik pulang

pokok usaha. Menggumkan modal dan menggunakan biaya variabel yang

jumlahnya sekitar seperenam dari total hai l penjualan dari operasi tahun yang

bersangkutan. Atau perhitungan lain addah sebagai berikut :

BEP = [Rp 27.000.000 x 2 10 kg 1 Rp.3 1.450.000- 5.150.000 ]

= [Rp. 27.000.000 x 2 10 kg Rp 26.300.000 ]

= [0.9 x 210 kg = 1890 kg

Prduksi 1890 kg telur ikan terbang, maka BEP atau titik pulaclg pokok

dicapai oleh perusahaan penangkapan teIur ikan terbang tersebut. Apabila harga

telur ikan terbang telah mencapai Rp. 1 50.000 per kg maka bila dikaitkan dengan

jumlah yang diperoleh adalah sekitar Rp 150.000 x 1.900 kg (dibulatkan)= Rp.

245.000.000. Jadi lebih menguntungkan hasil langsung dengan analisa langsung

apabila dengan perhitungan tepatnya sekitar Rp243.5 000.000.

Pendekatan Price Policy Untuk telur I h n Terbang

Instrumen utarna perilcanan ikan terbang yaitu price policy dalam intervensi

pemerintah. Kenyataanya , dalarn jangka pmjang, pertumbuhan dalam perhnan

dan industri sangat berkurang. Situasi harga komditas pada harga domestik

Page 71: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

adalah sebesar Rp 1 50.000 - / kg ( $ 15 /kg) per kilogram maka apabila harga ini

disesuaikan dengan harga saat ini maka perkembangan harga berdrtsarkan rumus

4 1 adalah sebagai yang tertera pada Tabel 25.

Pasar telur ikan terbang adalah pasar ekspor, maka berkaitan dengan nilai

tukar dollar atau mata uang s ing lainnya. Jika dirubah dalam nilai tukar darn

negeri dengan menggunakan laju perubahan nilai tukar menjadi rumus 42 berikut

maka nilai NPC (Nominal Protection Coeflihnf) adalah sebagai berikut : maka

diperoleh nilai Gross NPC.i = [ pd.i./ pb.i ] =[ Rp 150.000/ Rp 250.000 1 .9 .2

Hubungan yang sama dapat dinyatakan sebagai laju nominal dari suatu

nilainya yaitu [ 0.2 -1 ) x 100 = -08 x 100 < 1 yaitu -80 < 1 maka producer atau

konsumen tidak menerima harga yang lebih tinggi.

Nominal Protection Coemcient dapat diukur pada tingkat mtai

produksi dan konsumsi, dimana Efcctive Protection Coeficient yang

komoditinya adalah telur ikan terbang adalah ratio dari nilai tambah dari

domestic price kepada border price. Perbedaan NPC dan nilai EPC

menghasilkan harga dan biaya perdagangan input pada perhitungan yang

kontinu. Dalarn kegiatan usaha ini nelayan memperoleh harga dari eksportir.

Harga ditentukan oleh kondisi pasar negara Jepang. Oleh sebab itu margin yang

diperoleh tertentu karena margin yang diperoleh ditentukan oleh biaya

pengolahan, biaya angkutan, biaya penyimpanan dan bunga bank yang berlaku.

Estirnasi harga telur ikan terbang pada border ditentukan oleh harga pada border

ditarnbah biaya penanganan ditambah biaya transpor dari border ke pasar

dikurangi biaya margin pada setiap kegiatan tersebut. Bahwa nilai NPC memiliki

nilai < 1 dan untuk konsumen, sehingga tidak perlu di intervensi harga yang

Page 72: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

berlaku masih kondisi wajar. Nilai pajak ekspor untuk komoditas ini tidak ada

sehingga nilai yang diperoleh nelayan addah optimal dari ketentuan pasar yang

ada. EPC yang komoditinya teiur ikan terbang adaiah ratio dari nilai tambah dari

harga domestik kepada nilai tambah dari border price. . Perdagangan diantara

NPC clan nilai EPC yang menghasilkan harga clan biaya perdagangan input

kedalarn perhitungan yang kontinu. Jika EPC meliputi input, ha1 ini potensial

dan lebih banyak meliputi pendugaan dari stsuktur proteksi dari intervensi. Usaha

telur ikan terbang ini adalah usaha nelayan yang mentpakan barang ekspor.

Usaha melindungi perikanan ikan terbang ini hanya terbatas kepada usaha untuk

proteksi lingkungan dan perlunya keseimbangan lingkungan dm eliminasi

overfihing. Nilai EPC juga dapat dinyatakan sebagai nilai EPR yaitu Effective

rateofprotecton. EPC=[Rp 150.000 - Rp 25.000 J I [ Rp 250.000- Rp 75.000 1

= [ Rp 125 -000 1 1 75.000 ] = 5/7 = 0.7. Jika EPC > 1 , maka domestic producer

akan menerima sumberday a mereka dm akan memberikan intervensi yang

diinginkan, mereka akan senang menerima proteksi positive. Jika EPC < 1 yaitu

sebesar 0.7 maka penerimaan strukture bahwa kenyataannya producer &pat

menerima kondisi ini, karena clapat menerima harga yang lebih tinggi. Usaha

perikanan telur ikan terbang ini terkait deagan berbagai sektor intermedite dan

utama serta perdagangan. Usaha perdagangan seperti dat bale-bale dan kapal,

bahan bakar dan makanan serta kebutuhan melaut dm lainnya. Usaha pendukung

seperti penanganan pengolahan, transportasi, perbailcan alat dan kapd, asuransi

dan pesta, prosesing, tenaga kerja, jasa keuangan. Usaha utama yang melakukan

penangkapan, kebutuhan pangan melaut, tenaga kerja trampil dm tidak trampil ,

pembuat kapal dan mesin serta alat tangkap lainnya.

Page 73: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Adanya analisis pasar tunggal yang tidak aggregate, karena komaditas

telur ikan terbang ini adalah mempakan p a r tunggal saat ini. Kebutuhan tetur

ikan terbang ini adalah kebutuhan sekunder, bahkan tertier sehingga

kebutuhannya bukan kebutuhan pokok, sehingga permintaamya dapat dikatdcan

konstan setiap tahun. Karena prduksi yang banyak mengakibatkan harganya

menurun, sedangkan produksi yang sedikit harganya meningkat. Oleh sebab itu

kurva pasokan dan kurva. .Kurva permintaan dapat disajikan berikut hi, seperti

pada Gambar 11 yang diperahami dengan mgka. Pasokan dm pmintaan

ditunjukkan pada kurva pasokan Sd dan kurva permintam d, serta kurva pasokan

negara importir dari negara lain sperti penghasil telur selain telur ikan terbang

seperti telur caviar d m telur ikan lainnya yang bernilai Sw, yang berlaku

horizontal disebabkan negara pengimpor memiliki pasar dunia yang kecil.

Karena nilai tarif ekspor dari Indonesia untuk telur ikan terbang ini adalah no1

maka domestic price adalah sama harganya dipasar impor Jepang. Perbedaan

harga hanya terjadi diretailer yang bervariasi di negm Jepang yang

bersangkutan dengan nil ai Pb, dan konsumer menginginkan nilai pembayaran

dengan jumlah Q4. Pada harga yang relatif rendah produsen domestik

menginginkan pasokan hanya pada jumlah QI , dan tertinggal pada 44-41 harus

dipasok telur ikan terbang dari Indonesia. Perlu dketahui bahwa upaya produksi

teiur ikan terbang tidak bisa dipacu melebihi kapasitas n o d , karena produksi

telur ikan terbang pada umumnya konstan naiknya dan bisa saja terjadi

penunman produksi telur seperti pada tahun 1995 dan 1975 menurun dari

kapasitas normalnya. Tahun 1995 terjadi penurunan tetapi tahun berikutnya

ierjadi peningkatan dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Pada harga tinggi

Page 74: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

konsurner mengurangi pembelian telur ikan terbang sehingga pada komoditi ini

diinginkan pada jumlah 43. Sehingga k e t h producer domestik merespon pada

-harga yang lebih tinggi dan meningkat pada 42. Jumlah impor dibatnsi harga

Q3Q2 pengurangan konsumsi dan pengembangan konsumsi . Namun kejadian

pada telur ikan terbang yang diporoduksi Indonesia (Sulsel) tidak pernah terjadi

penurunan permintaan ekspor. Setiap ada produksi telur iIran terbang, semuanya

diterima dinegara importir yaitu negara Jepang.

Produksi telur ikan terbang ketentuannya tidak dikenakan tarif ekspor

oleh pemerintah Indonesia, sehingga mekanisme perdagangan ditentukan aspek

kondisi dan s i m i pasoka pmhtaan &ti negara imprtir, yaitu negara Jepang.

Telur ikan terbang merupakan makanan selingan mtuk pesta yang

b e m a a n dengan hidangan minuman sake-nya di negara Jepang. Makanan ini

santapan para elit direstoran mewah di negara Jepang.

Perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE) Telur Ikan Terbang

Apabila dikaji CPUE telur ikan terbang sejak tahun 1968 samapi 2001

terus mengalami fluktuasi sesuai kondisi populasi ikan terbangnya. CPUE telur

ikan terbang dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti kondisi iklim, kondisi

lingkungan serta pencemaran, predator d m aspek lainnya, termasuk aktifitas /

penangkapan telur pada tahun sebelumnya. Penunman produksi telur ikan yang

drastis terjadi pada tahun 1975 dan tahun 1995 perlu dianalisa tentang kondisi

iklim dm lingkungan pada saat itu. Perhitungan CPUE Tabel 3 0.

Page 75: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 30.Hasil tangkapan, upaya penangkap dan hasil tangkapan per unit . . upaya telur ikan terbang di Selat Makassar dan Laut FIores.

Sumber: BPS Takahr 1968-2002, Diaas DKP Takalar dan Sulsel196& 2002

Hasil pengamatan data primer pendapatan penangkapan telur ikan

terbang pada tahun 1999 dan tahun 2000 setiap tripnya hanya sekitar 35 kg,

Page 76: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

(CPUE), berdasarkan data pada mumnya relatif tinggi yaitu sekitar 74.78 kg

d m 64.37 kg. Diperkirakan bahwa banyak dari kapal yang menangkap telur ikan

terbang rnemperoleh Iebih besx dari hasil pengamatan yang diamati yaitu hanya

sebanyak 3 0 unit kapal. Sedangkan kapallperahu pattorani j umlahnya sekitar

1300 sampai 1425 unit pada tahun tersebut. CPUE telur ikan terbang yang

terendah terjadi pada hhun 1995 yaitu sekiktar 30.15 kg d m tahun 1975 sekitar

36.88 kg. Setiap unit kapal pattorani juga masih layak operasi, yaitu masih

mencapai diatas BEP.

Perkembangan grafik CPUE disajikan pada gambar berikut ini. Produksi

telur rneni&kat secara gradual, waIaupun terjadi peningkatan menurut tahun.

Sedangkan effort terjadi peningkatan secara bertahap sesuai dengan upaya

penangkapan setiap tahunnya, Sedangkan CPUE cenderung terjadi fluktuasi, dan

kecenderungan fluktuasi tersebut menurun. Gambaran pada g r d ~ k disajikan

pada Gambar 25 berikut ini.

Gambar 25. Catcth,effort dan CPUE i

r m ~ t - m - m , - r : c c h f i % Tahun

3 . 8 !I 22.4 85.4 1 99.4 j 116.1

- Effort 4.4q

Page 77: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Estimasi Penangkapan Ikan.

Model Produksi Cob6 Douglas telur dan Ikan Terbang.

Estimasi pemgkapan ikan dikategorikan sebagai upaya untuk

memprediksi hasil tangkapan telur ikan terbang, dengan MSY, dan Opthum

Sustainable Yield kajian sistem &pa, model hierarkis pengembangan

pefikanan ikan terbang. Model pengembangan penangkapan telur ikan terbang

didasarkan hal-ha1 berikut ini yaitu : Mode P d u k s i dari Cobb Douglas (Gujarat '

1978) yang dimodifrkasi sesuai dengan faktor yang mempengaruh produksi telur

ikan terbang yaitu :

Dimana Q = Produksi. telur ikan terbang dari h i 1 penangkapan dengan

Bale-bale , ikan terbang dengan pakkuja di Selat Makassar dan Laut FIores. B =

Jumlah bde-bale yang dioperasikan X= Populasi ikan terbang (yang telurnya

dilepaskan dan tertangkap). T= Lama setting balebale dari setiap operasi

peasngbpan telur ikan terbang (jam). E = Jumlah tenaga kerja (nelayan dalam)

menangkap telur &an terbang ; a, 8 , y , o = Koefisien regresi dari peubah

yang rnempengamhi produksi telur ikan terbang.

Bentuk tranforrnasi linearnya adal& sebagai berikut dengan m u s

berikut ini yaitu Log Q= a,Log B + PLogX +"I LogT+ uLogE (rumus 35 ).

Page 78: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 3$ berikut ini adalah data untuk perhitungan rumus 34 dan 35.

Data yang disaj ikan adalah tentang fenomena rumus yang disebutkan terdahulu

yaitu : Q(yaitu perkembangan produksi telur ikan terbang) yang ditangkap

dengan bale-bale; Bljumlah bale-bale yang dioperasikan dalam unit); X (adalah

populasi ikan terbang yang diestimasi dari telumya yang dilepaskan dari telur

yang tertangkap);T( yaihl lama setting bale-bale setiap pemgkapan telur ikan

terbang dalam jam); E(tenaga kerja nelayan dalam rnenangkap telur ikan terbang,

(alpha,betha,gamma , thetha ) koefisien regresi dari peubah yang

mempengaruhi produksi telur ikan terbang.

Page 79: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 3 1. Perhitugan nilai prodbi telur ikan terbang yang Tertangkap

31 32 33 34

X (Populasi ikan terbang)

4.18E+07 2.46E+O8

9394 E + 05 1.10€+10

12771 E+05 137228 E+05 16995 E+ 05

B (Bale- &Id)

100800 135000. 169200 203400 237600 2711800 306000

No

1 2 3 4 5 6 7

Sumbtr: Datm Lapaagan, Seknndu dan Analisr tahun 2002.

1998 1999 2000 2001

T (Setting bale-bub)

8512 11400 14288 17176 20064 22952

Tahun

1968 1969 1970 1971 1 972 1 973 1 974

E (Nelayan)

336 450 752 678 792

, 906

Q (Prudu ksi

1 3.80 22.4 85.4 99.4 116.1 124.8 154.5 25840 1 1020

468.5 504.7 458.6 420.2

51 535 E +05 5551 7 E +05 50446 E +05 46222 E +05

1156500 1215000 1282500 1350000

97660 102600 108300 114000

3855 4050 4275 4500

Page 80: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Analisa agar dapat dievaluasi dalam estimasi statistik pada rumus 34 dan

35,disejajarkan dengan sebelum tahun 1980 sehingga data tersebut diasumsikan

bahwa data yang digunakan juga terdiri dari tahun 1968 d d 1980 sudah

beroperasi bale-bale. Bale -bak memasyarakat oleh nelayan ikan terbang pada

tahun 1980. Perlakukan ini dan dengan berkembangnya upaya lingkungan maka

masyarakat nelayan rnemulai peralatan ini dengan banyak. Tahun 1980 peralatan

ini memasyarakat penggunaannya dimasyarakat nelayan dan saat itu alat ini

banyak digunakan dan hampir semua nelayan telah mengguakan alak tangkap

bale-bale ini menangkap telur ikan terbang spawning ground ikan terbang.

Berikut ini disajikan tabel 32 tentang multiple regresi dari data yang

dir~asukkan dalam rumur 34 dan nimus 35 adalah sebagai berikut:

Tabel 32 Multiple regresi dari persarnaan Cobb douglas

M-ON Listwise Deletion of Missing Data Equation Number 1 Dependent Variable Q.

31ok Number 1. Method enter

Variable (s) Entered on Step Number 1 X

2 E 3 BI Multiple R 0.96900 R. Square 0.93897 Adjusted R Square 0.93286 Standard Error 35 54975

Analysis of Vamnce.

DF Sum of Squares Mean Square Regression 3 583266.80214 194422.26738 Residual 30 37913.54550 1263.78485 1 F=153.84127 Signif F 0.000 I

(Lama bal operasi)

: X (Estimasi Pop. lkan terbmg dari data telur tertangkap.

SL (bale-bale') E (Tenaga T Keja)

Page 81: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

I Variables in the Eauation

Variable B SE B Beta T SigT Bl -1.IOE-04 1.553E-04 4.1263 13 4.709 0.4837 E 0.035050 .015378 0.40335 1 2.283 0.0297 x 3.42 E46 4.451E-07 0.731 7384 7.688 0.000

(Constant) -22.85386 20.7997 14 -1.099 0.2806

Variables not in the equation - -

I Variable Beta in Partial Min Toler T Sig T T 0.00000 End Blok Number 1 Tolerance = 1.00 e-04 Limits reached.

Data yang ada diasumsikan digunakan sejak tahun 1 968 dd 200 1 .Data

tahun I968 sarnpai dengan 1979-data telur ikan terbang yang tertangkap dengan

alat tangkap pakkaja. Sejak tahun I980 sampai saat ini (2001) digunakan

dengan alat tangkap bale-bale. Maka nilai dalam perhi tungan popu lasi ikan

terbang yang diestimasi dari telurnya yang dilepaskan dari telur yang tertangkap

(X).Nilai B jumlah bale-bale yang dioperasikan dalam unit. Sedangkan tenaga

kerja yang beroperasi dalam kegiatan penangkapan telur ikan terbang tersebut

relatif sama sejak menggunakan mesin kapal dalam menangkap telur ikan

terbang. Sejak saat itu upaya untuk menangkap ikan terbang sudah tidak ada,

karena ikan terbang tidak tertangkap memakai bale-bale. Ikan terbang

terperangkap sejak memakai pakkaja.

Usaha penangkapan menggunakan bale-bak sejak isu lingkungan

merebak, maka dengan tidak menangkap ikan terbangnya diasumsikan akan

bertefur lagi setelah lepas. Namun dengan pola bertelur satu kali seumur

hidupnya yaitu dengan umur (if@ expexiancy) yaitu sekitar 18 bulan dm

Page 82: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

diperkirakan dalam hidupya rnernijah dalarn satu kali dari setelah itu mengalami

kematian alarniah (senescent mortal&).

Data yang disajikan pada tabel 33 berikut ini adalah untuk perhitungan

dalarn rumus 34 dan 35. Data disajikan adalah sejak tshun 1980 -200 1 yang telah

dilogaritmakan nilainya agar berbetuk linear dm diandisa dengan regresi linear.

TabeI 3 3. Data produksi, tenaga kerja dan jumlah ikan terbang populasi

ikan terbang dan lama operasi bale-bale

Ket : LogQ= Nilai produhi telur ikan terbang L& E= en& ke rja pensngkapan telur ikan terbang LogX = Populasi ikan t e m g diestimasi dari telumva

yang dilepaskan dari telur vang tertangkap Log B = Jumlah balsbale vang dioperasikan Log T = Lama setting bale-bale dari setiap operasi penangkapan

terbang da1arn jam

Log B 5.241 5.262

LogT 6.519303 6.541205

No "

1980 1981

Log X 7.742 7.519

Log Q 2.41664 2.19312

Log E 3.3865 3.3874

Page 83: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Deskripsi statistiknya tabel 33, berikut pada tabel 34 berikut ini.

Tabel 34. Deskripsi statistika dari produksi tenaga kerja, bale-bale dan

populasi ilcan terbmg dinyatakan dalam bentuk logaritme.

Data yang disajikan pada tabel 35 berikut ini dalam bentuk

logaritme agar membuat linear fungsi yang ada dapat diIakukm Data tahun

1980 sampai tahun 200 1 yaitu dengan contoh data ada 22 unit. Standar deviasi

deskripsi bagian produksi telur ikm terbang tersebut untuk log T, log B, log E

adalah relatif sama nilainya. Hd ini disebabkan jumlah bale-bale (B), tenaga

kerja (E) dan lama seffing dari bale-bale (T) umunmya diperoleh dari perkalian

standard dengan operasi produksi telur ikan terbang . P d u k s i telur ikan terbang

(Q) diperoleh dari jumlah ikan terbang (X) jumlah bale-bak (B), lama setting

dari baie-bale (T), tenetga kerja yang mengoperasikan bale-bale (E). Korelasi

setiap komponen pada Tabel 3 5 berikut ini.

Page 84: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 35. Kegiatan produksi telur ikan terbang di Selat Makassar, Laut Flores

Tabel 35 diketahui bahwa korelasi hubungan deskripsi kegiatan dalam

produksi telur ikan terbang, korelasi dan nilai yang terkecil 0.0 1 8 dan nilai yang

terbesar dengan nilai 1.000,dari jumlah sampel data sebanyak 22 unit setiap

kasus deskripsi proses produksi telur ikan terbang Metode enter, maka varibel

entered yaitu log E dan Log X dengan tolerance yang diapai mencapai limits

0.000 dengan dependent variabel log Q. Model dari summary dijelaskan

benkut .(Tabel 36).

Page 85: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

'Tabel 3 6. Model produksi telur ikan terbang dengan dependent variabel Log Q.

:et : Model nomor 1 dd 4 merupakan predictors: (constant), Log E, Log X Model dari nomor 5 dd 10 adalah dari dependen, variable Log Q

Melihat kategori ha1 tersebut dijelaskan andisis statistiknya dengan

model ANOVA disajikan pada Tabel 37 berikut.

Tabel 37. Analisa statist& ANOVA model produksi telur ikan terbang

No Model

- - --

Keterangan : a = Predictors (Constant), Log E, Log X B a Dependent VariabeI Log Q

1 2 3

. Mengetahui adisis ANOVA dari model produksi telur ikan terbang,

Sum of Sauares

perlu model regresi linearnya. Model regresi linear h i menyangkut sekelompok

peubah diantaranya seperti jumlah slat, tenaga ke rja dan lamanya operasi

M

Regression Residual

Total

penangkapan serta populasi ikan terbang terdapat sualu hubungan dasar yang

2 ------- 19 21

0.268 0.194 0.462

tidak dapat terpisahkan. Memperoleh persamaan regresinya dengan persamaan

Mean Sauare

dibuat suatu regresi linear. Regresi linear berganda dari berbagai variabel yang

0.134 0.01 024

F Slg.

13.068 0.000'

Page 86: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

mempengaruhi dari produksi telur ikan terbang. Namun dari analisa yang diolah

dengan program SPSS, bahwa nilai koefisien yang keluar dari persamaan

multiregresi addah log X dm log E, atau populasi ikan terbang (X) dan tenaga

kerja (E). Lama perendaman alat bale-bale (T) dan jumlah bale-bak (B). Nilai

koefisiennya dari variabel independent yang keluar hanya X dan E sedangkan

dua lagi tidak keluar. Dapat disajikan pada Tabel 38 berikut.

Tabel 38. Koefisien untuk multiregresi produksi telur ikan terbang

Kondisi tersebut, maka dari persamaan multiregresi logaritme tersebut

tidak memasukkan B dan T. Tidak masuknya nilai koefisien B dan koefisien T,

m u n g h tidak berpengmhya nilai karena nilai korelasinya dua nilai hi

maksimum dalarn ha1 ini. Dalarn persarnaan benkut ini nilai a, p, y , o ; untuk membuat suatu hubungan produksi telur ikan terbang yang hubungan dasar

yang utuh, karena perbedaan peubah terdapat korelasi yang terendah, sekitar

O . U l 8 . Maka persamaan multiregresi yaitu :

Logy= u.1 -I- a2LogX + pLogT+ yLogE -t uLogB

LogQ=Constant+ a 2 LogX + /3 LogT+ 7 LogE+ cr LogB

Log Q = -1.834 + 0.192 Log X + Log T + 0.784 Log E + a Log B

Page 87: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Nilai 13, dm u ti& diperoleh dari pengolahan SPSS sehingga dari

persamaan dapat dijelaskan krikut ini:

Log Q= -1.834 + (0.192 x 7.792 ) + 0 + (0.784 x 3.5505) + 0

= 2.445656 (data tahun 1988)

Sedangkan data pada tabel log Q pada tahuu 1988 sekitar = 2.46668.

Nilai yang diperoleh dikatakan relatif sama dengan perhitungan yang diperoleh

dengan data ha i l tangkapan data. Dapat dikatakan bahwa pengaruh lama

perendaman atau pengolahan pemgkapan dan jumlah balebale Log X dan

Log E dengan nilai kepercayaan 95 % sebagai berikut (Tabel 39).

Tabel 39. Nilai selang kepercayaan dari koefisien Log X dan Log E

Nilai kuefisien model korelasi dan zero order, partial dan part, serta

kolineariti statistika yaitu toleransi dan VIF dari dependent variable yaitu log Q.

Sebab itu penentuan koefisien adalah sebagai berikut ini.(Tabel40)

Page 88: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 40. Coefficient dari mode1 produksi telur &an terbang

I N O / Model 1 Correlation I Colinearity Statistik I

Variabel yang menentukan Log T dm Log B dalarn Excluded Variable

1

2

3

adalah sebagai berikut, dalam excluded variables yang disajikan pada Tabel 41

berikut ini.

a,= Dependent Variable: Lag Q.

Constant

LogX LogE

Tabel. 41 .Excluded vatiablesb . (T dan B) produksi telw ikan terbang.

Zero Order

---- 0.45

0.701

Koefisien korelasi dari kegiatan tersebut dibuat dengan data Log E dan

Log X. Data dibuat dengan dependent variabel sebagai berikut, Tabel 42 .

Partial Part Tolerance VIF

0.414

0.687 0.614 0.946 1.057

Ket: a). Predictors in the model :( Constant). Log E, Log X b) Dependent variable: Log Q.

Collinearty Statistics Tolerance

7.14505 7.14BO5

No

1 2

Sig

0.265 -0.265

Beta I n 20.081 20.081

Model

'Log T LogB

Parcirml C

0.264 0.262

L

1.15 1.15

VIF

1.3997 1.4E+00

Minimum Tolerance 7.I4E-05 :7.14E05

Page 89: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Takl. 42.Coejfficient CorreIationf) data X , E dari produksi telur ikan terbang

a*= Dependent Vnrlabte: Log Q.

No 2 3 4

Analis-is daIarn membuat suatu adisis Coilinerrdo diugnostim disajikan

tabel 43 berikut.

1 .OOO. -0.232

Corelations Lop, E Corelations Lon X

Tabel 43. Cdlimearity ~ iagnos l ld ) telur i kan terbang di Selat Makasar laut FIores

-0.132 1.000

Covarians Log E Covarians LoaX

. . .. .

a. Dependent variable: b g Q

3.6 1 E-02 4.26E-03

Casewise Diagnostics dan produksi telur ikan terbang, pengarub. dari

populasi ikan terbangnya dominan mempengaruhi dependent variabel yaitu Q

dibuat dinyatakan sebagai M k u t (Tabel 44 ).

9.34E-03

Variance Pro ortion E Dimensiens Eig-envalue I Conditions

Index

Page 90: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 44. C u e Diagnostics Dependent Variabel & ikan terbang (X) produksi.

Keterangan:a).~ependent vnriabel :Log Q.b)When values arc missing the subtitud mean has been

used in the stmtistieal omp put at ion^

Menganalisa residual statistics, persarnaan produksi telur ikan terbang,

dengan dependent variabel adalah : Log Q, dan indevenden variabel adalah

Log X,Log B, Log E ,Log T, anal~sa residual statitics nya adalah (Tabel 45).

Page 91: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Tabel 45. Analisis residual statistics a' dari pmduksi telur ikan terbang

Analisis persamaan statistik multiregresi olahan SPSS windows. Kajian

ini dapat membantu fenomena praduksi. Hasil penangkapm dengan bale-bak

Kategori

Predicted Value

Residul

Sed.Predicted Value

Std.Residul

dapat di sem purnakan, khususnya pexhi tungan didaemh memij ah.

'Ket: a)Dcpendent Variable : Log Q

Rataan

2.4798

1.82E-16

0.000

0.000

Persamaan produksi diperolah koefien multiregresi hanya dengan dua

Minimum

2.2625

-0.2483

-1.926

-2.455

buah dari variabel independent X dan E. Nilai multiregresi dengan nilai

StdDwiation

0.1 129

9.62-E0.2

1.000

0.95 1

Marimurn

2.65 12

0.5 19

1.519

1.52 1

koefisien = 0.192 d m = 0.784, =-1.834. Adanya ketidak munculan

N

22

22

22

22

koefisien disebabkan optimasi korelasi tersebut.

Page 92: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

4.4 PENGEMBANGAN TELUR IKAN TERBANG DI SULAWESI SELATAN MENURUT KERANGKA KEWA WORK CEIVTERED ANALYSIS (WCA)

Kerangka Kerja WCA

Kerangka kerja WCA dimjikom dalam program pengembangan telur ikan

terbang disajikan sebagai berikut :

Garnbar ,26. Enam Elemen Dalarn Kerangka Keja Work Centered Analysis

CUSCOMERS

PRODUcrS

PENGEMBANGAN IKAN TERBANG

PARICIPANT INFORM AS1

/ \

1

Page 93: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Kerangka kerja WCA terdiri dari enam elemen yang d i n g berhubungan

sebagai berikut :

+ Customer (konsumen internal dan e k s t d dari sistem ke ja).

Konsumen internal dan eksternal dari sistem kerja adalah orang-orang

yaag menerima dan menggmakm output dari sistem kerja. Konsumen

internal adalah orang yang berada di sistem usaha perikanan telur ikan

terbang yang berusaha menghasilkan produk telur ikan terbang dan

membuat nilai tambahnya yang digunakan oleh konsumen eksternal.

Konsumen ekstemal adalah orang yang mengkomumsi telur ikan

terbang dm produk ikan terbang yang merupakan out~ut dari sistem

kerja usaha telur ikan terbang.

+ Product (barang atau jasa ymg dihasilkan ileh sistem kerja)

Produk adalah output yang dihasilkan sistem kerja Terdiri atas

informasi, benda fisik berupa telur dan ikan terbang, serta jasa,

+ Bwirsess process ( langkah-langkah dalam proses bisnis )

Proses bisnis adalah serangkaian langkah atau kegiatan yang

rnefiggunakan, orang, inforrnasi, dan surnberdaya lain untuk

rnenciptakan nilai baik bagi konsumen internal maupun eksternal.

+ Pu&ipan& ( pelaku dalam sistem kerja )

Pelaku dalam sistem kerja adalah orang yang melakukan peke jaan

dalam usaha teiur dan ikan terbang.

Page 94: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

4 Informaiion , adalah informmi yang digmakan atau dihasitkan dalsun

sistem kerja.

+ Technology , addah teknologi yang digunakan dalam sistem kerja

usaha telur ikan terbang.

Tanda panah dengan dua arah tersebut menunjukkan bahwa keenarn

komponen tersebut d i n g berkaitan. Terjadinya perubahan pada salah satu

komponen dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada komponen-komponen

yang lain bahkan seluruh komponen.

Perspektif Meninjau Sistem Kerjot,.

Enam elemen dalam kerangka kerja WCA menyedialcan cara yang mudah

untuk meringkas sistem &a, meliputi sistim infomasi yang mendukungnya.

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik tentang sistem yang menerapkan

teknologi dan informasi, perlu juga untuk meninjau sistem dari lima p p e k t i f

yang berbeda. K e l h perspektif tersebut adalah sebagai berikut :

1 . Architecture (arsitekture)

Menentukan b a g h a sistem yang ada yang diusulkan beroperasi

secara mekanis dengan meringkits komponennya, bagaimana

kornponen tersebut terhubungkan, dan bagaimana komponen tersebut

beroperasi bersama dalam usaha telur ikan terbang.

2. Performance (keragaan)

Menggam barkan keragaan sistem kerj a, komponennya, at au produk

telur ikan terbang dioperasikan.

3. 1Zfrarlrucfurt (infmmhm)

Page 95: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Sumbdaya manusia dan sumbdaya teknis pada apa telur ikan

tefbang bergantung dan berbagi dengan sistem kerja yang lainnya.

4. ConfRlcf ( kon teks)

Adalah bidang organisasi, kompetisi, teknis dan peratwan dimana

sistem beroperasi didalarnnya, meliputi stakeholder eksternal,

kebijakan, praktek dan budaya organisasi, kompetisi dan perahran

yang mempenganihi sistem usaha telur ikaxl terbang.

5. Risk (resiko)

Adalah kejadian yang dapat diduga menyebabkan kegagalan d a r n

usaha telur ikan terbang.

Isu-isu yang ditimbulkm lima perspektif untuk memahami sistim kerja

usaha prikman telur ikan terbang yaitu disaj ikan pda Tabel 46. berikut.

Tabel 46. Perspektif dm isu-isu kunci dalam WCA

No 1

Performance

In frmtructure [--I

- - - - - - - - - - I A p h h hal-hal yang dapat diduga menyebabkan kerja lid& efisien, (

Perspektif Arch aea%re (arsitektur)

Bagaimana komponen tersebut beroperasi &mama. ? Seberapa bagus komponen tersebut beropemi secara individual ? Seberapa bagus sistem pekerjaan dilakmakan ? B apimana sisttm seharusnya beroperasi. Infras!xkture apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh sistem ? Bagaimana i nh tuk tu r tersebut menciptakan peluang maupun ham-

Conid (Konteks)

1 I atau menyebabkan kerusakan dalam produk yang bar=?. 1 Sumber : Alter, 1999.

Isu-isu Kunci Komponen apa saja yang terdapt di dalam sistem yang rnd-

kerja dan siapa yang rnenggunah prod& yang dihasilkan ? Bagaimana setiap komponen tersebut terhubungkan 7.

batan. ? Apakah pengaruh dari konteks orpisasi dm teknis 7.

Bagaimana konteks tersebut menciptakan peluang maupun hnrnhamn-

Page 96: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Metode Work- Centered Analysis

Metade Work-Centeted Analysis merupakan kombinasi antara tiga

kerangka keja dalam meninjau sistem dalam bisnis. Tabel berikut ini

rnenunjukkan bagaimma metode WCA rnengkombinasikan ide dari kerangka

kerja WCA, kelima perspektif, dan analisis sistem menjadi sepuluh isu yang

digunakan ketika kita b e e bagairnana memperbaiki sistem kerja

Tabel 47. Sepduh Isu Dalam Metode Work Centered Analysis

Langkah Analisis Sistem 1. Mendefinisikan masalah 2. Menggambarkan sistem

4. Menentukan apa yang harus

Isu-hu Yang Sesuai Isu 1 : Definisi masalah Isu 2 : Perbaikan dari perubahan produk

kerj a-ianR ada. 3. Mendesain perbaikan

Sistem kerja Isu 5 : Perbailcan untuk informasi yang lebih baik Isu 6 : Perbaikan untuk teknologi yang lebih baik Isu 7 : Perbaikan infrastruktur Isu 8 : Perbaikan yang berhubungan dengan

Konteks bisnis

Isu 3 : Perbailcan dari perubahan proses Isu 4 : Perbaikan yang berhubungan dengan pelaku

Isu 9 : Perbaikan untuk pengurangan resiko. Isu 10 : Rekomendasi

I dilakukan. S u m k : Alter, 1999

Page 97: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Anahis Sistem Dengaa Menggunmthn Kerangka Kerja Work-Centered

Analysis (WCA)

Kersngka kerja WCA digunakan untuk mengmalisis suatu sistem kerja

tertentu dalam situasi bisnis tertentu. Kerangka kerja WCA terdiri dari 6elemen

yaitu : (1) Konsumen. (2) Prod&. (3) Produsen Bisnis. (4) Pelaku. (5) Informasi.

(6) Teknologi.

Sistem kerja pengelofaan persediaan p d u k telur ikan terbang riapat

dibagi menjadi beberapa subsitem yaitu : Subsistem Pra Produksi, Subsistem

Produksi, Subsistem Pengolahan, Subsistem Pemaaamn.

Untuk meninjau subsistem-subsistem tersebut maka komponen-komponen

dalarn masing-masing subsisten tersebut akan dipecah-pecah sesuai dengan

kerangka kerj a WCA yang digunakan dalarn penelitian ini .

Subsistem Pm Produksi

Subsistem Pra Produksi ini menggarnbarkan pemesanan atau perbaikan

kapal kepada pembuat atau perbaikan kapal, pemesanan alat tangkap bale-bale

serta perangkat lainnya Pemesanan mesin kapal atau pemesanan, serta pedatan

lainnya, serta kebutuhan untuk melaut . Subsistem Pra Produksi ini membutuhkan daftar permintaan barang

seperti kebutuhan melaut, yang terdiri dari peralatan alat tangkap dm kebutuhan

pangan serta obat-obatan.

Page 98: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Kerangka kerja Work - Centered Analysis untuk subsistem Pra Produksi

yaitu disajikan pada Gambar berikut ini.

Bagian Pembelian (Buyer) \

Produk ?I Daftar permintam barang kebutuhan melaut

kebuhlhan stlarna musim penangkapan telur ikan t e h n g

Proses Bisnis

Tmsaksi bisnis kebutuhan pangan dan obat-obatan melaut Transaksi bisnis alat tangkap clan perbaikan kapal pattorani Proses bisnis semua kebutuhan menangkap telur ikad terbang

Informasi Teknologi \

/ Toko dan masyardat Dafhr kebutuhan Telepon clan bulet~

Pemilik kapal pattorani Toko dan masyarakat \ Gambar 27. Kerangka Kerja Work-Centered A s untuk Subsistem Pra

Produksi pemngkapan telur ikan terbang

Page 99: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Subsistem Produksi

Subsistem produksi ini adalah kegiatsn penangkapan telur ikan terbang di

daerah fuhing groundnya. Kegiatan dalarn subsistem produksi ini addah

pembagian kerja antara masing-masing sawi dan ponggawa laut yang berlaku

selama pelayaran selama sekitar satu trip (satu bulan). Kerangka kerja Work - Centered Analysis untuk Subsistem Produksi adalah pada Gambar 28 berikut.

Pedagang eksportir

Produk \ Telur ikan terbang berbentuk kering yang belurn diolah. Ikan terbang bentuk kering. \

Proses Bisnia \ Transaksi bisnis telur ikan terbang dengan pedagang

Transaksi bisnis ikan terbang dengan pedagang & konsumen \ / Pelaku Informasi Teknologi \

/ Nelayan & Pedagang Jumlah nelayan Telepon Angkutan & yang rnernorm Pedagang & masarakat Fax & Komputer. \

Gambar 2 8. Kerangka Kerj a Work-Centered Analysis untuk Subsistem Produhi Penangkapan TeIur Ikan Terbang

Page 100: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Subsistem PengoIahan.

Subsistem Pengolahan ini terdiri dari pengolahan setelah ditangkap di

daerah fmhing groundnya dengan menjemur hingga kadar air tertentu sehingga

telur tersebut dapat disimpan dengan baik sekitar satu minggu sebelum dijual ke

pedagang eksportir. Setelah itu diolah lagi oleh eksportir dengan pemisahan

benang-benang pada telur hingga berbentuk butiran telur &an terbang dengan

kadar air di bawah 1 4 '1, hingga p e n g e p h dan siap diekspor. Kerangka kerja

Work-Centered Analysis untuk adalah sebagai berikut.

( Gambar 29 )

Pedagang eksportir telur ikan terbang

di Makassar / \ Produk

Telur ikan terbang yang didistribusikan nelayan Telur ikan terbang yang masih tersimpan

di daerah nelayan \ Proses Bisnis \

* Penjualan Telur Ikan Terbang yang kering Dikirim ke pengolahan tefur ikan terbang eksprtir \ / Pelaku Informasi

Teknologi \ / N e layan Penangkapfiengolah * Sistem pengolahan yang bai k B ulet in

EksportirlMasyarakat Pengolah Telur kuaIitas baik Telepon & Fax * Kornputer \

Gambar 29. Kerangka Ke j a Work-Centered Analysis untuk subsistem Pengolahan te1ur ikan terbang

Page 101: Pengembangan Perikanan Ikan Terbang (Cypselurus spp) di ... · neiayan telah melakukan opemi penangkapan dan puncaknya pada buian Jdi dan Agustus telah mencapai 100 % dan setelah

Subsistem Pemasaran

Pemasatan telur ikan terbang mulai dari nelayan pattorani, pedagang

pengumpul, eksportir sampai ke importir di Jepang, ke retailer telur ikan terbang,

ke konsumennya di restoran sake di Jepang. Tetapi informasi tentang distribusi di

negara imprtir tidak dilihat, dan hanya berdasarkan informasi dari internet.

Subsistem pemasaran sarnpai tingkat eksportir di Makassar. Berikut ini disajikan

subsistem pemasaran telw ikan terbang di Makassar. ( Gambar 30 )

Konsumen telur terbang di Jepang \

Telur ikan terbang yang didistribusikan nelayan

Telur ikan terbang yang masih tersimpan di daerah nelayan

Prom Bisnis

Penjualan Telur Ikm Terbang yang kering oleh Dikirirn telur ikan tehang ke Jepang

Pelaku Informasi Teknologi

Nelayan Pwangkap Kebutuhan pelanggan Buletin EksportirlMasyarakat Telur ikan terbang yg baik Telepon & Fax

Pengolah / Komputer \ Garnbar. 30 Kerangka Kerja Work-Centered Analysk untuk subsistem

Pemasaran telur ikan terbang