bab ii stengah jdi

Upload: insafarina

Post on 09-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bab ii

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSemen adalah setiap bahan yang menjadi massa keras setelah dicampur dengan air atau media lain. Dalam ilmu kedokteran gigi, semen merupakan istilah yang mencakup bahan yang digunakan bagi perekatan, pelapisan, dan sebagai bahan tambal sementara atau tambalan permanen. Komponennya dicampur dalam proporsi yang tepat segingga terbentuk massa plastis yang kan mengeras setelah beberapa waktu (Harty dan Ogston, 1995).Tersedia sejumlah bahan untuk tujuan sementasi. Termasuk diantaranya adalah seng fosfat, silikofosfat, polikarboksilat, ionomer kaca, oksida seng eugenol dan semen yang berbasis resin. Sifat dari berbagai semen berbeda. Oleh karena itu, pemilihan semen lebih ditentukan oleh tuntutan fungsional dan biologis dari situasi klinis tertentu. Jika menginginkan kinerja yang optimal, sifat fisik dan biologi serta karakteristik manipulasi, misalnya waktu kerja dan pengerasan serta kemudahan membuang kelebihan bahan, haruslah menjadi pertimbangan dalam memilih semen untuk maksud tertentu (Anusavice, 2003).Semen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus memenuhi beberapa syarat. Syarat dari bahan harus dipertimbangkan yaitu mudah dipersiapkan, tidak mudah larut dalam saliva, tidak toksik, mempunyai kekuatan yang cukup untuk menerima beban kunyak dalam jangka waktu tertentu, tidak mudah bocor dan syarat yang cukup penting yang harus dimiliki oleh bahan tumpatan sementara yaitu sifat anti bakteri (Rochyani, at all, 2007).Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui tentang macam-macam semen yang digunakan dalam kedokteran gigi beserta fungsi dan sifat dari masing-masing semen.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa saja syarat, sifat, jenis dan fungsi dari semen kedokteran gigi?2. Apa saja komposisi, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis semen kedokteran gigi?3. Apa saja macam-macam semen tumpatan sementara?4. Apa saja macam-macam semen tumpatan tetap?5. Apa saja macam-macam semen perekat dan basis?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui syarat, sifat, jenis dan fungsi dari semen kedokteran gigi2. Untuk mengetahui komposisi, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis semen kedokteran gigi3. Untuk mengetahui macam-macam semen tumpatan sementara4. Untuk mengetahui macam-macam semen tumpatan tetap5. Untuk mengetahui macam-macam semen perekat dan basis

1.4 HipotesaPemilihan dan pengaplikasian semen kedokteran gigi harus memperhatikan tujuan penggunaan untuk mendapatkan sifat yang optimal.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam Jenis Semen.2.1.1 Semen kalsium hidroksida.Suatu bahan yang secara ekstensif digunakan untuk perlindungan pulpa di bawah seluruh bahan restoratif. Perlindungan antara bahan restoratif dan dentin untuk memblokir setiap iritan-iritan yang potensial di dalam bahan restoratif agar tidak berdifusi melalui dentin ke pulpa.a. Indikasi. Sebagai liner untuk kaping pulpa pada pulpa vital. Untuk kaping pulpa direk atau setelah pulpotomi. Lining kavitas sebelum tumpatan permanen. Pengisi sementara pada saluran akar. Perawatan saluran akar dan terapi periapikal.b. Sifat bahan. BiokompatibilitasBaik karena menimbulkan reaksi respon saluran akar yuang baik dengan sedikit mengiritasi pulpa, bahkan tidaj ada. Ini didasarui karena gambaran histologis pulpa, yang m,enunjukkan penyembuhan awal dari jembatan dentin konsisten yang lengkap. Celah mikro.Tujuan perawatan saliuran akar, untuk menutup akar dengan rapat agar terhindar dari masuknya bakteri, tidak mengalami pengerutan. Perubahan pH.Memiliki sifat alkasil atau basa, kalsium hidroksida bersifat basa sehingga m=enghalangi dan menghambat pertumbuhan bakteri terutama di sekitar pulpa dengan ion hidroksil dan merangsang pertumbuhan dentin reparatif. Merangsang perbaikan apikal.Dapat menstimuklasi perbaikan jaringan keras gigi dalam banyak keadaan dan dapat berkontak loangsung dengan jaringan periapikal. Perlekatan atau adhesif.Ada dua merk kalsium hidroksida, skalapeks memiliki perlekatan yang lemah sedangkan calcibiotik memiliki perlekatan yang lebih baik.c. Kelebihan dan Kekurangan. Melindungi dari asam karena aplikasi etsa, semen, atau bahan restorasi. pH yang tinggi membantu menetralisir asam dari obturasi semen dan bahan restorasi. Mengurangi dentin hipersensitif. Kandungan kalsium hidroksida (45%) membantu pembentukan dentin sekunder . Melindungi pulpa dengan baik. Pengerasan cepat. Radiopak, baktrerisid, dan bakteriostatik. Kemasan syrinnge, aplikasi secara langsung. Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injuri traumatik pada gigi vital. Harganya relatif mahal. Pemakaiannya kurang praktis. Dapat menghambat perlekatan dan fungsi sel-sel ligamen periodontal. Menghambat proses penyembuhan permukaan akar. Kekuaran kompresif rendah .

2.1.2 Semen Seng Fosfat.Semen seng fosfat merupakan semen keras yang dibuat dari campuran bubuk yang mengandung oksida seng dan bahan pewarna serta cairan ortofosfat dalam air. Semen seng fosfat ini terdiri dari bubuk-cairan, bubuknya biasanya adalah oksida seng dan cairannya adalah asam fosforik,garam-garam logam dan air (Baum, 1994).a. komposisi.Bahan utama dari bubuknya adalah oksida seng 90% dan oksida magnesium 10%. Bahan-bahan dari bubuk diaduk bersama pada temperatur 1000-1400 derajad celcius menjadi cake yang kemudian di tumbuk menjadi bubuk halus. Ukuran partikel bubuk mempengaruhi kecepatan pengerasan. Umumnya, semakin kecil ukuran poarikelnya semakin cepat semen mengeras (Anusavice, 2004).Cairannya mengandung asam fosfor, air, alumunium fosfat, dan dalam beberapa keadaan, seng fosfat. Air mengendalikan ionisasi dari asam, yang pada gilirannya mempengaruhi kecepatan reaksi cairan-bubuk (asam-basa) (Anusavice, 2004).b. Fungsi.1. Bahan perekat untuk restorasi.2. Peralatan orthodontik sebagai basis tambahan.3. Bahan tambal sementara.

c. Sifat.1. Dua sifat fisik dari semen yang relevan untuk retensi protesa cekat adalah sifat mekanis dan daya larutnya. Protesa dapat terungkit jika semen yang ada dibawahnya mendapat tekanan yang lebih besar daripada kekuatannya.2. Daya larut yang tinggi dapat menyebabkan hilangnya semen yang dibutuhkan untuk retensi dan menciptakan daerah retensi untuk plak.3. Kekuatan kompresi, bervariasi sesuai dengan rasio bubuk-cairan. Rasio yang dianjurkan untuk semen seng fosfat adalah sekitar 1,4 gram bubuk dengan 0,5 ml cairan.4. Penurunan rasio bubuk-cairan akan menghasilkan semen yang sangat lemah. Hilangnya atau bertambahnya cairan dari kandungan air akan mempengaruhi berkurangnya kekuatan kompresi dan tarik dari semen.5. Semen seng fosfat menunjukkan adanya daya larut yang relatif lebih rendah didalam air bila dites menurut spesifikasi ADA.6. Sifat biologi dari semen seng fosfat memiliki keasaman semen cukup tinggi pada saat protesa ditempatkan pada gigi. Kemudian ph naik dengan cepat tetapi masih sekitar 5.5 pada jam ke-24. Jika digunakan adukan yang encer,ph akan lebih rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama (Anusavice, 2004).d. Syarat.1. Tidak menimbulkan reaksi alergi.2. Tidak mutagenik.3. Tidak larut cairan saliva dan cairan mulut.4. Tidak toksik.5. Tidak menimbulkan reaksi karsinogenik.6. Tidak mengiritasi jaringan pulpa terhadap pengaruh restorasi.7. Bersifat bakteriositas bila dimasukkan kedalam kavitas yang masih mengandung sisa karies.8. Biokompabilitas baik (Anusavice, 2004).e. waktu pengerasan.Didefinisikan sebagai waktu antara awal pengadukan sampai saat dimana jarum tidak dapat menembus semen seng fosfat harus dibuang dari tepi tambalan. Waktu pengerasan yang memadai dari semen seng fosfat adalah antara 5 sampai 9 menit ,seperti ditentukan dalam spesifikasi ADA no.8 (Anusavice, 2004).

2.1.3 Semen Seng Polikarboksilat.Di dalam pencarian bahan semen adhesive yang dapat mengikat kuat dengan struktur gigi, seng polikarboksilat adalah sistem semen pertama yang memiliki ikatan adhesive dengan strukturgigi (Anusavice, 2004).a. Komposisi.Semen polikarboksilat adalah semen bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya asamitakonik. Berat molekul dari poliasam bekisar antara 30.000 sampai 50.000. Konsentrasi asam dapat bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40% (Anusavice, 2004).Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip dengan semen seng fosfat. Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksidalain, misalnya bismuth dan alumunium, juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous florida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat menipulasinya. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluoride yang dilepaskandari semen ini lebih sedikit (15-20 %) dari jumlah yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomerkaca (Anusavice, 2004).Reaksi pengerasan dari semen ini melibatkan pelarutan permukaan pertikel oleh asam yang kemudian melepaskan ion-ion seng, magnesium, dan timah, yang menyatu kerantai polimer melalui gugus karboksil. Ion-ion ini berekasi dengan gugus karboksil dari rantai poliasam yang ada didekatnya sehingga terbentuk garami katan silang ketika semen mengeras. Semen yang mengeras terdiri atas matriks gel tanpa bentuk di dalam mana tersebar partikel-partikel yang tidak bereaksi. Gambar struktur mikronya mirip dengan semen sengfosfat (Anusavice, 2004).b. Ikatan dengan struktur gigiSeperti telah dinyatakan sebelumnya ,sifat yang menonjol dari semen polikarboksilat adalah bahwa semen initerikat secara kimiawi dengan struktur gigi. Mekanismenya belum dimengerti sepenuhnya, tetapi mungkin mirip dengan reaksi pengerasan (Anusavice, 2004).c. Sifat- sifat.1. Ketebalan lapisanKetika semen karboksilat diaduk pada rasio bubuk : cairan yang benar, adonannya lebih kental dari pada adukan semen sengfosfat. Namun, adukan polikarboksilat dikalsifikasikan sebagai pseudoplastik, dan mengalami pengenceran jika kecepatan pengolesannya ditingkatkan. Secara klinis ,ini berarti bahwat indakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan mengurangi kekentalan semen, dan prosedur ini menghasilkan lapisan dengan ketebalan 25 m atau kurang (Anusavice, 2004).2. Waktu kerja dan pengerasanWaktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek dari pada semen seng fosfat, yaitu sekitar 2,5menit disbanding 5 menit untuk sengfosfat.Temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat mengental. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengedukan menjadi lebih sulit. Dianjurkan hanya bubuk yang didinginkan di lemari pendingin sebelum pengadukan. Alasan dari prosedur ini adalah bahwa reaksi terjadi pada permukaan dan temperature yang dingin memperlambat reaksi tanpa membuat cairan menjadi kental. Waktu pengerasan berkisar dari 6-9 menit dan ini berada pada kisaran yang bias diterima oleh semen perekat (Anusavice, 2004).3. Sifat mekanisKekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 MPa, karena itu dalam hal ini semen ini lebih rendah dari pada semen seng fosfat. Namun, kekuatan terik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Semen polikarboksilat tidak sekaku semen seng fosfat. Modulus elastisitinya kurang daris etengah dari semen seng fosfat. Selain itu, tidak serapuh semen seng fosfat. Jadi, lebih sulit untuk membuang kelebihan semen stelah mengeras (Anusavice, 2004).4. DayaLarutDaya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5 atau kurang daya larutnya akan meningkatkan daya larut dan kecepatan disintegrasi secara nyata di dalam rongga mulut (Anusavice, 2004).5. Pertimbangan biologispH dari cairan semen adalah sekitar 1,7. Meskipun demikian, cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya. Jadi, pH dari adukan naik dengan cepat ketika reaksi pengerasan berlangsung. Meskipun semen polikarboksilat pada awal nya bersifat asam, produk ini hanya sedikit mengiritasi pulpa (Anusavice, 2004).

2.1.4 Semen Seng Oksida EugenolSemen oksida seng eugenol (OSE) adalah semen yang dibentuk dengan mencampur oksida seng dan eugenol bahan utama dari minyak cengkeh. Semen oksida eugenol digunakan sebagai obtuden, dresing antiseptik sementara dalam kavitas, atau sebagai semen sementara untuk mahkota, jembatan dan splin. Selain itu, bisa juga digunakan untuk bahan pengisi saluran akar (Harty & Ogston, 1995).

a. Komposisi.Produk zinc oxide eugenol ini tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan atau dalam bentuk dua pasta. Bahan pasta/pasta mirip dengan bahan impression pasta yang memiliki keuntungan dalam proporsi dan pencampuran. Komposisi bahan impression pasta yaitu:1. Pasta 1. Zinc oxide, bahan reaktif yang mengambil bagian dalam reaksi setting. Olive oil, komponen inert yang digunakan untuk membentuk pasta dengan zinc oxide. Zinc acetate, untuk mempercepat setting. Water, untuk mempercepat setting.2. Pasta 2. Eugenol, bahan reaktif yang mengambil bagian dalam reaksi setting. Kaolin, talc or equivalent, pengisi inert yang digunakan untuk membentuk pasta dengan eugenol (McCabe, 2009). semen seng oksida eugenol dalam bentuk bubuk dan cairan menurut Patil (2007), antara lain:a. Bubuk. Zinc oxide 69%, merupakan bahan utama. Zinc oxide ini tidak larut, tidak beracun, oksida reaktif atau hidroksida tersedia untuk bereaksi dengan asam. White rosin 29.3%, berfungsi untuk mengurangi kerapuhan dari semen yang mengeras. Zinc stearate 1 %, berperan sebagai accelerator dan plasticizer Zinc acetate 0.7%, berperan sebagai accelerator dan meningkatkan kekuatan. Magnesium oxide, beraksi dengan eugenol dengan cara yang mirip dengan zinc oxide.b. Cairan. Eugenol 85%, eugenol adalah cairan organik yang juga termasuk asam lemah yang bereaksi dengan zinc oxide. Olive oil 15%, berperan sebagai plasticizer.

b. Variasi Semen Zinc Oxide EugenolSemen zinc oxide eugenol menurut Garg (2010) juga mempunyai beberapa variasi yaitu:1. Semen ZOE dengan penguat polymer.BubukCairan

Zinc oxide 80%Polymethyl methacrylate 20%Trace of zinc stearate, zinc acetateEugenol 85%Olive oil 15%

Pada pencampuran ini, resin membantu meningkatkan kekuatan, kelembutan campuran dan mengurangi flow, kelarutan dan kerapuhan semen. Olive oil berperan sebagai plasticizer dan penutup sifat iritasi dari eugenol. Zinc acetate berperan sebagai agen penguat (Garg, 2010).2. Semen ZOE dengan Penguat EBA Alumina.BubukCairan

Zinc oxide 70%Alumina 30%Fused quartz and calciumEthoxy benzoic acid 62.5%Eugenol 37.5%

Pada semen ini, EBA zhelates dengan zinc membentuk zinc benzoate. Penambahan fused quartz, alumina dan dicalsium phosphate bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik semen. Efek dari EBA pada semen eugenol:1. Meningkatkan kekuatan kompresif dan kekuatan tensil.2. Mengurangi waktu setting (jika konsentrasi < 70%).3. Lebih banyak bubuk dapat digabung untuk mencapai konsistensi standar .4. EBA tidak menunjukkan efek merugikan pada pulpa (Garg, 2010).

c. Klasifikasi Semen Zinc Oxide Eugenol.Semen zinc oxide eugenol mempunyai beberapa tipe. Klasifikasi dari semen seng oksida eugenol antara lain:1. Tipe I: ZOE luting semen sementara. Kekuatan harus cukup rendah untuk memungkinkan pemindahan restorasi dengan trauma pada gigi atau pada tumpatan.2. Tipe II: ZOE luting semen jangka panjang (sementasi permanen). Ada 2 sistem (dengan peningkatan kekuatan dan resistensi abrasi). Mengganti sebagian cairan eugenol dengan cairan orthoethyoxybenzoic acid (EBA) dan alumina ditambahkanke bubuk. Bubuk terbuat dari 20 wt% sampai 40wt% dari partikel polimer dan partikel zinc oxide yang telah diperlakukan dengan asam carboxylic. Cairannya adalah eugenol.3. Tipe III: ZOE restorasi sementara yang diharapkan untuk beberapa hari sampai beberapa minggu.4. Tipe IV: ZOE restorasi menengah. Ini dapat efektif menyajikan bahan restoratif untuk setidaknya 1 tahun. Bubuk yang cukup harus ditambahkan untuk membuat konsistensi restoratifnya stiff putty (Patil, 2007).

d. Sifat Semen Zinc Oxide Eugenol.Beberapa sifat dari semen zinc oxide eugenol yaitu:1. Mekanik: Kekuatan kompresif: 3-4 Mpa sampai 50-55 Mpa Kekuatan tensil: 0.32 sampai 5-8 Mpa Modulus elastisitas: 0.22 sampai 5.4 Gpa (Patil, 2007).2. Termal: insulasi baik (Patil, 2007).3. Kelarutan: kelarutan semen zinc oxide eugenol tinggi yaitu sekitar 1,5% dari berat dalam air setelah 24 jam (Obrien, 2002).4. Disintegrasi: disintergrasi semen umunya dianggap kurang penting untuk semen yang digunakan sebagai restorasi sementara atau untuk sementasi sementara. Ini dicerminkan dengan nilai spesifikasi maksimum dari disintegrasi dalam 24 jam (Powers & Sakaguchi, 2006).5. Ketebalan film: ketebalan film adalah faktor penting dalam seating komplit restorasi pada waktu sementasi. Ketebalan film harus lebih dari 25 m untuk semen yang digunakan untuk sementasi permanen dan lebih dari 40 m untuk semen yang digunakan untuk tumpatan sementara (Powers & Sakaguchi, 2006).6. Biologis merupakan semen yang paling sedikit mengiritasi. pHnya sekitar 6-8. Bersifat bakteriostatik dan obtundant (Patil, 2007).7. Optik buram (Patil, 2007).

e. Fungsi Semen Zinc Oxide Eugenol.Semen zinc oxide eugenol memiliki beberapa kegunaan. Semen ini dapat digunakan sebagai:1. Basis dan sementasi sementara.Sifat insulating termal dari semen ZOE bagus dan kurang lebih sama dengan dentin. ZOE digunakan sebagai sub-base dibawah semen seng fosfat dan untuk sementasi sementara dibawah cast restorations (Chandra, 2007).2. Restorasi sementara.EBA-alumina modifikasi dari semen ZOE dapat digunakan sebagai restorasi sementara.3. Endodontic sealersSemen ZOE telah sukses digunakan sebagai perawatan saluran akar sendiri dan juga dengan gutta percha dan silver point (Chandra, 2007).

f. Keuntungan dan Kerugian Semen Zinc Oxide Eugenol.Keuntungan dan kerugian dari penggunaan semen zinc oxide eugenol menurut Garg (2010), antara lain:1. Keuntungan.a. Efek menenangkan pada pulpa.b. Baik untuk perawatan jangka pendek (Garg, 2010).2. Kerugian.a. Kelarutan tinggi.b. Kekuatan rendah.c. Waktu setting lama.d. Kekuatan kompresif rendah (Garg, 2010).

2.1.5 Semen ionomer kaca .Semen untuk restorasi semen digunakan untuk restorasi sementara atau jangka pendek (beberapa hari atau beberapa minggu ), jangka menengah (beberapa minggu sampai bulan ) dan tambalan menetap atau jangka panjang ( beberapa tahun) , serta untuk restorasi estetik gigi depan. Ionomer kaca dan ionomer kaca modified keduanyamempunyai tampilan yang transluensi dan mirip porselen.Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yangmenggunakan bubukk aca silikat dan larutan asam poliakrilat (Anusavice, 2004).Menurut Baum, 1997 semen ionomer kaca tipe 2 adalah ionomer kaca yang dikeraskan dengan sinar, tipe ini juga sistem bubuk cair. Bagian bubuknya berisi unsur partikel kaca konvensional yang larut dalam asam ditambah aselerator foto-aktivasi. Cairannya adalah larutan cairan asam poliakrilat atau kopolimer. Gugusan group metakrilat. Kedua unsur dicampur dimasukan kavitas kemudian disinari dengan sinar pengerasan resin. Sinar mengaktiifkan aselarator menghasilkan radikal bebas , dan gugus group metakrilat akan mengeras dengan cara menempel.a. Komposisi1. Bubuk semen ionomer kaca adalah kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam. Bahan bahan mentah digabung sehin gga membentuk kaca yang seragam dengan memanaskannya sampai 1100-1500 derajat celcius. Lanthanum, strontium , barium, atau oksidaa seng ditambahkan untuk menambulkansifa t radiopak. Bubuk terdiri dari : fluoroaluminosilikat yang larut asam.2. Cairan terdiri dari : larutan asam poliakrilik, komponen : quartz, silika, alumina, fluoride, cryolite.3. Ukuran partikel bubuk berkisar antara 4-50m, dimana tergantung dari tujuan aplikasi klinis, partikel halus untuk luting dan lining semen, sedangkan partikel kasar untuk bahan restorasi. Ukuran partikel berpengaruh terhadap karakteristik kerja, kecepatan pengerasan, dan juga sifat fisik ( Mount, 2005). b. sifat-sifat.1. Sifat fisik sifat yang menonjol dari semen ionomer kaca awal pelarutannya berkaitan dengan pelepasan produk-produk penengah atau yang tidak berkaitan dengan pembentukan pembentukan matriks, namun, jika semen semen ionomer di tes dibawah invitro, semen cenderung lebih tahan terhadap asam. Kelarutan in vivo dibanding dengan kelarutan semen-semen lain. Semen ionomer kaca tipe 2 jauh lebih inferior daripada komposit, juga lebih rentan terhadap keausan oklusal (Anusavice, 2004).3. Sifat mekanik adhesi mekanisme peningkatan peningkatan pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat diterangkandengan jelas. Perlekatan ini terutama melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit email dan dentin. Ikatan dengan email selalu besar daripaa ikatan dentin, mungkin karena kandungan dentin kandungan anorganik dari email lebih banyak dan homogenitasinya lebih besar dilihat dari sudut pandang morfologi 4. Sifat biologi secara biologis dapat melekat pada email dan dentin dan bersifat antikariogenik, ada indikator bahwa semen ionomer kaca mempunyai sifat anti karies yang sama dengan silikat. Relatif bersifat kompatibel (Anusavice, 2004).

c. Proses kimia dari pengerasan Ketika bubuk dan cairan dicampur untuk membentuk suatu pasta, permukaan partikel kaca akan terpajan asam. Ion-ion kalsium, aluminium, natrium dan fluorid dilepaskan kedalam air, rantai asam poliakrilat akan berikatan silang dengan ion-ion kalsium dan membentuk masa padat, selama 24 jam terbentuk fase baru dimana ion-ion aluminium menjadi terikat didalam campuran semen. Ini membuat semen menjadi kaku, ion natrium dan fluorid tidak berperan serta didalam ikatan silang dari semen. Peranan air dalam proses pengerasan , air adalah bagian yang terpenting didalam cairan semen. Pada awalnya berfungsi sebagai media reaksi dan kemudian perlahan-lahan menghidrasi matriks ikatan silang, dan menambah kekutan bahan (Anusavice, 2004).d. kekurangan dan kelebihan. Keunggulan semen ionomer kaca tipe 2.Keunggulan semen ionomer kaca tipe 2 adalah dapat melekat pada email dan dentin secara khemis, biokompatibel, dapat melepas fluor, dan koefisien ekspansi thermal sama dengan struktur gigi (Anusavice, 2004). Kekurangan semen ionomer kaca tipe 2.Rentan dan sensitif terhadap sensitifitas trahadap air saat proses pengerasan, resistensi yang buruk terhadap abrasi, kurang estetik, dan kekuatan tensilnya kurang. Menimbulkan reaksi pulpa yang tinggi dibandingkan seng-eugenol (Anusavice, 2004).

2.1.6 Hybrid ionomer.Self cured dan light cured resin modified glass ionomer atau biasanya disebut dengan semen ionomer hybrid tersedia dalam bentuk serbuk-cairan (Anusavice, 2003).a. Komposisi.Bubuknya mengandung sebuah campuran fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass. Cairannya adalah monomer complex berisi golongan asam carboxylic yang dapat mengalami reaksi asam basa dengan golongan glass dan vinyl yang akan polimerisasi ketika reaksi kimia aktif (Anusavice, 2003).b. sifat-sifat.Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah karies lebih lanjut. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit. Daya larut yang rendah. Bersifat translusent atau tembus cahaya. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.Di samping itu biokompabilitas, yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa (Anusavice, 2003).c. fungsi.Berfungsi sebagai penggunaan tambahan termasuk adhesive liners untuk amalgam, basis, restorasi sementara dan cementation untuk spesifik restorasi ceramic. Juga berfungsi untuk semen permanen dari mahkota logam ceramic, inlay, onlay dan luting untuk peralatan orthodontic (Anusavice, 2003).d. kelebihan dan kekurangan. Kelebihann:1) Biokompabilitas 2) Estetika (penambahan radiopak untuk penyamaan warna dengan gigi) 3) Tidak iritatif 4) Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk mencegah karies lebih lanjut 5) Anti bakteri terutama terhadap koloni streptococcus mutant (Anusavice, 2003). Kekurangan:1) Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar 2) Tidak tahan terhadap keausan 3) Kekerasan kurang baik 4) Dapat larut dalam asam dan air (Anusavice, 2003).

2.1.7 semen silikatPenggunaan semen silikat telah sangat berkurang dengan munculnya komposit berbasis resin untuk restorasi gigi anterior, dan kemudian, berkembangnya semen ionomer kaca. Tetapi, semen silikat layak untuk di bahas karena memiliki sifat anti karies dan mekanisme yang telah di rumuskan dengan baik.a. KomposisiBubuk semennya adalah kaca yang terdiri atas silika (SiO2), alumina (Al2O3), senyawa fluorida, seperti NaF, CaF2, dan Na3AIF6) dan beberapa garam kalsium, seperti Ca(H2PO4)2.H2O dan CaO. Bahan-bahan ini di panaskan sampai 1400 Celcius untuk membentuk kaca. Tujuan senyawa fluorida adalah menurunkan temperatur pencampuran dari kaca.Bubuk kaca silikat adalah suatu kaca yang larut dalam asam. Cairannya adalah larutan dari asam fosfor dengan garam-garam dapar. Ketika bubuk dan cairan di campur, permukaan partikel bubuk terpajan asam, dan melepaskan ion-ion Ca2+ , Al3+, F-. Ion-ion logam berpresipitasi sebagai fosfat yang membentuk matriks semen dengan sisipan garam-garam fluorida. Kimiawi dari sistem bahan ini hampir sama dengan kimiawi dari sistem bahan ionomer kaca. Perbedaan utamanya adalah dalam komponen asam dari cairannya.b. sifat-sifat. Sifat Fisik.Seperti kebanyakan bahan rapuh lainnya, semen silikat relatif kuat menahan tekanan kompresi tetapi lemah di dalam menahan tekanan tarik. Data kelarutan dan disintegrasi didapatkan dengan menetukan jumlah bahan yang tidak menguap yang terlepas dari contoh-contoh semen selama 24 jam pertama ketika bahan direndam di dalam air, seperti yang dikatakan dalam Spesifikasi ADA No.9. Data yang di hasilkan oleh tes ini tidak berhubungan dengan kecepatan disintegrasi dari berbagai jenis semen di dalam rongga mulut. Jadi, nilai-nilai ini harus di perlakukan sebagai petunjuk pengendali mutu untuk membandingkan semen-semen dari satu jenis yang sama. Sifat Biologi.Dalam sifat biologinya, pH semen silikat adalah kurang dari 3 pada saat di masukkan ke dalam kavitas, dan tetap berada di bawah 7 bahkan setelah satu bulan. Berkaitan dengan respons pulpa, semen silikat diklasifikasikan sebagai iritan yang parah dan sering di pakai sebagai bahan acuan untuk menilai potensi bahan-bahan lain untuk menimbulkan reaksi yang relatif parah. Jadi, restorasi semen silikat sangat memerlukan pelindung pulpa dibandingkan kedua semen lain.c. kelebihan dan kekurangan.1. Warnanya sesuai ngan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior.2. kekuatan tensilnya kurang baik.3. mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya.

2.1.8 Resin komposit.Komposit adalah bahan tumpatan dengan warna gigi berbahan plastik bercampur dengan glass (silicon dioxide). Komposit tidak hanya digunakan untuk menumpat gigi berlubang tapi juga digunakan untuk memperbaiki kosmetik dengan cara merubah warna gigi dan merubah bentuk gigi menjadi lebih baik (baum, 1997).a. Komposisi Komposit :a. Bahan utama / matriks resin.Kebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomeramotic dan atau aliphatic dimetacrylate seperti bisphenol A glycidl metacrylate (BIS - GMA), selain itu juga banyak dipakai adalah tryethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA), dan urethane dimetacrylate (UDMA) adalah dimetacrylate yang digunakan dalam komposit gigi (Baum,1997)b. FillerDikenali sebagai filler inorganik. Filler inorganik mengisi 70 % dari berat material. Beberapa jenis filler yang sering dijumpai adalah bentuk manic manic kaca dan batang, partikel keramik seperti quartz (Si02) litium almunium silikat (Li20,4Sio2) dan kaca barium (Ba0) yang ditambahkan untuk membuat komposit menjadi rasiopak (Baum, 1997).Penambahan partikel filler dapat memperbaiki sifat resin komposit:1. Lebih sedikit jumlah resin, pengerutan sewaktu curing dapat dikurangi2. Mengurangkan penyerapan cairan dan koefisien ekspansi termal3. Memperbaiki sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan dan resisten terhadap abrasic. Coupling agentCoupling agent memperkuat ikatan antara filler dengan matriks dengan cara bereaksi secara khemis dengan keduanya, ini membolehkan lebih banjak matriks resin memindahxan tekanan kepada partikel filler yang lebih kaku, kegunaan coupling agent tidak hanya untus memperbaini sifat khemis dari Aomposit tetapi juga meminimalisasi kehilangan awal dari partixel filler diakibatkan dari penetrasi oleh cairan diantara resin dan filler (Baum, 1997).d. Bahan penghambat polimerisasiMerupawan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini. monomer dimetacrylate dapat berpolimerisasi selawa penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi bahan yang sering digunanan pala saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone (Baum, 1997).e. Kenyerap ultraviolet (UV).Ini bertujuan untuk meminimalkan perubahan warna karena proses oksidasi. Camphorquinone dan 9-fluorenone sering dipergunakan sebagai penyerap UV (Baum, 1097).f. Opacifiers.Tujuan penambahan opacifiers aaalah untuk memastikan resin Komposit terlihat didalam sinar-X. Bahan yang sering digunakan adalah titanium dioksida dan aluminium dioksida (Baum, 1997).g. Pigmen warna.Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang biasa digunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lainlain, ferric oxide ,an memoerixan warna coklat-kemerahan, cadmium black memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna meran (Baum, 1997).c. Sifat Komposit.a. Mempunyai sifat-sifat fisik yang baik.b. Mengkilap bila dipoles.c. Tidak mudah fraktur (tahan terhadap kekuatan daya kunyah).d. warna stabil.e. Dapat dipakai secara umum dimana saja.f. Radiopak.g. Banyah pilihan warna.h. Mudah penggunaannya.i. Kepekatannya tinggi.j. Sudah diuji coba dalam pemaksian k1inik untuk waktu yang lama (Kidd, 2000).d. Klasifilasi Resin Komposit.a. Komposit Konvensional. Bahan pengisinya: bubuk quartz. Permunaan menjadi kasar, disebabkan abrasi selektif dan matriks resin lunak yang mengelilingi partikel filler yang keras. Sifat-sifat mekanis baik, jarang terjadi frantur. Permukaan dapat mengikat plak sukar dipoles. Mempunyai kecenderungan berubah warna. Indikasi: tumpatan dengan tekanan kunyah besar (klas IV dan II).b, Komposit Partikel Kecil. Pemolesan dan finishing lebih baik dari konvensional. Sifat-sifat fisik dan mekanis yang lebih baik ditemukan pada komposit. Pengerutan pada saat polimerisasi sama atau bahkan lebih kecil dibanding konvensional. Kandungan bahan pengisinya: kaca yang mengandung logarn berat sehingga bersifat radiopak. Permukaan resin menjadi lebih halus karena partikelnya kecil dan termampatkan dan resistensinya terhadap pengunyahan baik. Indikasi: tumpatan pada daerah yang terkena tekanan besar dan abrasi (Klas IV dan II). c. Komposit microfine. bahan pengisi: partikel silica koloidal. Ukuran partikel: 200-300 kali lebih kecil dari konvensional. Permukaan halus untuk estetik. Sifat fisik dan mekanik lebin rendah dari konvensional. Indixasi: restorasi estetik paca gigi anterior (untuk tumpatan tanpa beban).d. Komposit hibrid. Mempunyai permunaan halus dan estetik tapi mempunyai kekuatan yang baik. komposisi: terdiri dari 2 macam bahan pengisi mengandung silica koloidal dan partinel dari kaca yang mengandung logam berat. indikasi: untuk tumpatan gigi anterior dan gigi posterior (kidd, 2000).e. Reaksi Setting.Karena resin komposit adalah monomer dimetakrilat, bahan ini mengeras melalui mekanisme tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas ini dapat diperoleh melalui aktivitas kimia atau energi dari luar (panas, penyinaran) (Baum, 1997).a. Resin diaktivasi kimia.Bahan yang diaktivasi secara Kimia diperjual belikan dalam bentuk 2 pasta, salah satunya berisi inisiator benzoyl peroxide, yang lainnya adalan activator tertiary amine, bila kedua bahan ini diadon, amine awan bereaksi dengan benzoyl peroxide membentuk radical bebas, dan pengerasan dimulai (Baum, 1997).b. Resin diaktivasi sinar.sistem aktivasi sinar yang pertama menggunanan sinar ultraviolet (UV) untuk membentuk radical bebas. Sistem UV mempunyai kendala arena daya penstrasi sinar UV yang terbatas kedalamnya pada resin, serta kurangnya penetrasi melalui struktur gigi (Baum, 1997).Akhirnya dikembangkan sistem aktivasi senar terlihat, yang lebih disempurnakan sehingga sanggup mempolimerisasi bagian yang lebih tebal. sistem ini secara total telah mengganti sistem ultraviolet. Juga nomposit aktivasi sinar terlihat ini lebih banyak digunakan daripada komposit yang diantivasi secara kimia (Baum, 1997).Bahan restorasi resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar diperjual belikan dalam bentuk satu pasta saja yang diwadahi dalam sebuah semprit. Sistem pembentuk radial bebas yang terdiri atas molekul-molekul foto-inisiator dan aktivator amine terdapat dalam pasta tersebut. bila kedua komponen ini tidak disinari, keduanya tidak akan bereaksi. sebaliknya, bila sinar dengan panjang gelombang yang tepat akan merangsang foto inisiator bereaksi dengan amine, membentuk radial bebas (Baum, 1997).e. Kelebihan dan Kekurangan resin komposit. a. Kelebihan.Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan resin komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan toksisitas merkuri kepada pasien. selain itu, warnanya yang sewarna gigi menyebabkan resin komposit digunakan untuk tujuan estetik (Baum, 1907).b. Kekurangan.Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna selama pemakaian. Selain itu juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan,(Baum, 1907).f. Indikasi dan Kontraindikasi Resin Komposit a. Indikasi.1) Lesi interpronsimal ( klas III ) pada gigi anterior .2) Lesi pada permukaan fasial gigi anterior ( klas V). 3) Lesi pada permukaan fasial gigi posterior.4) Hilangnya sudut insisal gigi.5) fraktur gigi anterior.6) Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang.7) Lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior (Klas I dan II).b. Kontraindikasi.1) kasien dengan kebiasaan bruxism.2) Pasien yang mernpunyai banyak karies. 3) OH jelek.4) Lesi distal gigi kaninus (Anusavice, 2003).

2.2 Bahan bonding.Bahan bonding adalah cairan sedikit kental yang mudah diaplikasikan dengan kuas kecil ke dalam dinding kavitas dan tepi email. Bahan bonding harus membentuk lapisan tipis dan merata didaerah preparasi (Baum, 1997).a. Komposisi Bahan bonding.Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matrisk resin BIS - GMA yang encer tanpa pasi atauu dengan hanya sedikit bahan pengisi (pasi).b. Sifat Bahan bonding.a. Sifat Laboratory.1) Kekuatan ikat.Sebagian besar bonding agent menghasilkan kekuatan ikatan terhadap enamel dan superficial dentin 1535 MPa. Kekuatan ikatan ditentukan untuk bagian dentin dalam cenderung lebih rendah dari pada superficial dentin (Jordan, 1992).b. Sifat Biologi.Pelarut dan monomer dalam bonding agent biasanya mengiritasi kulit. Material tertentuu seperti 2-hydroxy ethylmethaerylae (HEMA), Tidak biokompatimbel sebagai monomer. Bonding agent bisa memproduksi reaksi lokal dan sistemik pada dokter gigi maupun asisten dokter gigi; penting bagi dental personal melinduigi diri mereka sendiri (Jordan,1992

2.3 Devitalisasi Pulpotomi Devitalisasi pulpotomy adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya telah didevitalisasi, kemudian dengan pemberian obat-obatan, jaringan pulpa dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik dan diawetkan. Pada awalnya perawatan pulpotomi pada gigi sulung dilakukan dengan teknik devitalisasi. Teknik multiple-visit formocresol pertama kali diperkenalkan oleh Sweet. Sweet melakukan mumifikasi pada pulpa keseluruhan sehingga pada saat terfiksasi secara teoritis pulpa pada bagian akar akan tersterilisasi dan terdevitalisasi sehingga terhindar dari infeksi dan resorpsi internal. Namun, dalam beberapa tahun kemudian, Sweet mengurangi jumlah kunjungan menjadi 2 kali kunjungan dengan alasan pertimbangan ekonomi dan tingkah laku pasien. Hal inilah yang merupakan cikal bakal pulpotomi devitalisasi dua kunjungan (Tarigan R, 1994).a. Indikasi. Perawatan pulpotomi dengan teknik devitalisasi ini secara umum memiliki indikasi yang sama dengan pulpotomi vital konvensional. Hanya saja, perawatan ini lebih dianjurkan untuk kasus-kasus dimana perawatan pulpotomi vital konvensional tidak berhasil atau tidak dapat dilakukan dikarenakan masalah tingkah laku anak. Indikasi pulpotomi devital adalah sebagai berikut :1. Gigi sulung dengan pulpa vital terbuka karena karies atau trauma.2. Pasien dengan perdarahan yang abnormal misalnya hemofili.3. Bila perawatan vital sukar untuk dilakukan, misalnya karena kesulitan untuk melakukan penyuntikan anestesi lokal.4. Pada gigi yang akarnya bengkok atau lokasi gigi sukar untuk dilakukan suatu pulpektomi.5. Untuk anak yang kurang kooperatif (Ranly DM, 1994).b. Bahan Devitalisasi terdiri dari :- Arsen ( As2O3 ) ( digunakan pada gigi permanen).- Caustinerf Pedodontique / forte ( digunakan pada gigi sulung).- TKF ( Tri Kresol Formalin ).- ChKM (Chlorophenol Kamfer Menthol) sebagai disinfektan, antibakteri dengan spektrum luas .- Eugenol sebagai sedativ, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang dikombinasikan pada saat dilakukan devitalisasi (Tarigan R, 1994).

2.4 Intensitas Rasa NyeriMenurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.a. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang dokter harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik (Potter dan Perry , 1993).1. Usia usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri (Potter dan Perry , 1993).2. Jenis kelamin laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri3. Budaya Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Potter dan Perry , 1993). 4. Ansietas Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Potter dan Perry , 1993).5. Pengalaman masa lalu dengan nyeri Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih nyaman.6. Efek plasebo Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan atau tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar benar bekerja. Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif.7. Keluarga dan Support Sosial Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi.8. Pola koping Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.

b. Klasifikasi Nyeri Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan . nyeri akut merupakan mekanisme pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih . nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-menerus atau intermitten (Potter dan Perry , 1993).

c. Pengukuran intersitas rasa sakitMenurut Perry dan Potter (1993), nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang dokter hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan prilaku klien. Klien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya tersebut sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat. Gambaran sederhana skala intensitas nyeri :

0-10 intensitas rasa sakit

Skala analog visual(VAS)

Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu : 0 : Tidak nyeri 1 2 : Nyeri ringan 3 5 : Moderat/ sedang 6 7 : Severe/ berat 8 10: Sangat berat

29