pengembangan modul pembelajaran unsur-unsur … · kelas xii semester 1 sma stella duce bantul...

Download PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR … · Kelas XII Semester 1 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan

If you can't read please download the document

Upload: hanhi

Post on 10-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF UNTUK SISWA

KELAS XII SEMESTER 1 SMA STELLA DUCE BANTUL

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Eviliana Sinta Saputri

NIM: 131224011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIDKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF UNTUK SISWA

KELAS XII SEMESTER 1 SMA STELLA DUCE BANTUL

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh :

Eviliana Sinta Saputri

NIM: 131224011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

-

S.KRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF UNTUK SISWA

KELAS xn SEMESTER 1 SMA STELLA DUCE BANTULYOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Eviliana Sinta Saputri

NIM: 131224011

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I

IJ

Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.

Drs. B. Rahmanto, M.Hum.

11

Tanggal, 07 Desember 2017

Tanggal, 07 Desember 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

-

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF UNTUK SISWA

KELAS xu SEMESTER 1 SMA STELLA DUCE BANTULYOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Eviliana Sinta Saputri

NIM: 131224011

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 4 Januari 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

r

Nama Lengkap

Ketua

Sekretaris

AnggotaI

Anggotall

Anggota III

: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

: Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

: Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.

...: Drs. B. Rahmanto" M,Hum.

: Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.

Yogyakarta, 4 Januari 2018

Faku1tas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Papaku Bernadus Bayung, S.Pd. dan Mama Herkulana Rolis, S.Pd.

Tanda terima kasihku karena selalu memberikan dukungan, kasih sayang,

mendoakan, dan memotivasiku untuk terus belajar, maju, semangat tanpa

ada kata putus asa untuk menggapai cita-citaku.

2. Adik saya, Hadrianus Aristo Satrio, Heribertus Arjuna Satria,

Paskalia Pratiwi Safitri.

Terima kasih selalu mendukung dan mendoakan kakak tanpa hentinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Pendidikan adalah kekuatan utama yang bisa kau gunakan untuk mengubah

dunia

(Nelson Mandela)

Tujuan pendidikan adalah menghasilkan orang kreatif yang mampu

menghasilkan sesuatu yang baru

(Jean Piaget)

Terkadang kegagalan sebagai pengalaman hidup berharga supaya dapat

membangkitkan semangat berjuang ke depannya

Ikatlah ilmu dengan belajar terus, karena tanpa belajar tidak akan memiliki

pengetahuan luas

(Eviliana Sinta Saputri)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 04 Januari 2018

Penulis,

Eviliana Sinta Saputri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Eviliana Sinta Saputri

Nim : 131224011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN UNSUR-UNSUR

INTRINSIK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KOOPERATIF UNTUK SISWA KELAS XII SEMESTER 1 SMA STELLA

DUCE BANTUL YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 04 Januari 2018

Yang menyatakan,

Eviliana Sinta Saputri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Saputri, Eviliana Sinta. 2018. Pengembangan Modul Pembelajaran Unsur-unsur

Intrinsik Cerpen dengan Menggunakan Metode Kooperatif untuk Siswa

Kelas XII Semester 1 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Skripsi.

Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang

dihasilkan adalah modul pembelajaran berisi materi unsur-unsur intrinsik cerpen

dengan menggunakan metode kooperatif model pembelajaran yaitu Two Stay Two

Stray (TSTS), Numbered Head Together (NHT), dan Everyone Is a Teacher Here

(ETH). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengembangan modul materi unsur-unsur intrinsik cerpen dengan metode

kooperatif mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII di SMA Stella Duce Bantul

Yogyakarta? Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran

materi unsur-unsur intrinsik cerpen untuk siswa SMA kelas XII semester I.

Peran modul pembelajaran sangat membantu proses belajar mengajar di

kelas. Penelitian pengembangan ini mengadaptasi metode penelitian R&D Borg

dan Gall. Prosedur pengembangan modul terdiri dari 10 langkah yaitu 1)

penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4)

penyempurnaan produk, 5) uji coba lapangan, 6) revisi hasil uji coba, 7) uji coba

awal, 8) uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir, 10)

diseminasi. Langkah-langkah tersebut digunakan sebagai acuan peneliti untuk

mengetahui keaktifan belajar peserta didik dan proses mengajar guru di kelas.

Hasil pengembangan modul materi unsur-unsur intrinsik cerpen terdiri dari

tiga jenis cerpen dipadukan dengan metode kooperatif berbasis Two Stay Two

Stray (TSTS), Numbered Head Together (NHT), dan Everyone Is a Teacher Here

(ETH). Hal ini yang membedakan ciri khas produk modul peneliti dengan produk

penelitian lain yaitu dilihat dari isi materi yang terdapat metode pengajaran sudah

dipaparkan dalam isi modul pembelajaran. Selain itu karakteristik modul materi

unsur-unsur intrinsik cerpen memiliki beberapa bagian yaitu 1) self-instructional,

2) self-contained, 3) stand alone, 4) adaptif, 5) user friendly. Tujuan produk

modul ini untuk mempermudah guru mengajar sebagai bahan ajar dan

meningkatkan proses belajar aktif untuk peserta didik. Hasil validasi produk

modul pembelajaran diperoleh dari dosen ahli dengan nilai sebesar 84,3% dan

guru Bahasa Indonesia sebesar 87,8%. Persentase rata-rata hasil penilaian dosen

ahli dan guru bahasa Indonesia sebesar 86,05% dengan kategori sangat baik.

Simpulan peneliti dari hasil rancangan modul pembelajaran dapat dikatakan layak

diterapkan di sekolah karena telah memenuhi kebutuhan proses belajar serta

membantu pelaksanaan mengajar guru.

Kunci: Modul pembelajaran, metode kooperatif, materi unsur-unsur intrinsik

cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Saputri, Eviliana Sinta. 2018. The Development of Short Story Intrinsic Elements

Module Using Cooperative Method for the First Semester XII Grade

Students of Stella Duce 1 Senior High School Bantul Yogyakarta. A thesis.

Yogyakarta: Indonesian Education and Literature, Faculty of Teacher

Training and Education, Sanata Dharma University

This study was a developmental research. This researchs product was a

learning module containing short story intrinsic elements material using

cooperative method learning model, those are: Two Stay Two Stray (TSTS),

Numbered Head Together (NHT), and Everyone Is a Teacher Here (ETH). The

issue discussed in this research was how is the development of short story

intrinsic elements module using cooperative method in Bahasa Indonesia Subject

in the XII grade of Stella Duce 1 Senior High School Bantul Yogyakarta? The

aim of this research was to develop the short story intrinsic elements module for

the first semester XII grade students.

The role of a learning module is very helpful in the teaching-learning

process in a class. This developmental research adapted the Borg and Galls

R&D research method. The procedures of the module development consisted of 10

steps, those are: 1) research and data gathering, 2) planning, 3) product

development, 4) product improvement, 5) field trials, 6) revision of trial results, 7)

initial test, 8) field implementation test, 9) final product improvement, 10)

dissemination. Those steps were used as a reference for the researcher to

determine the learning liveliness of the students and the teachers teaching

process in a class.

The developments result of the short story intrinsic elements module

material consists of three kinds of short story combined with cooperative method

based on Two Stay Two Stray (TSTS), Numbered Head Together (NHT), and

Everyone Is a Teacher Here (ETH). That was the characteristic of the

researchers module product which is different from other research products seen

from the material content which contains the learning method which was already

described in the contents of the learning module. Furthermore, the characteristic

of short story intrinsic elements module material consists of several parts, those

are: 1) self-instructional, 2) self-contained, 3) stand alone, 4) adaptive, 5) user

friendly. The purposes of this module were to help teachers to teach as a teaching

material and to improve the active learning process for students. The result of

validation of the learning module product was obtained from the expert lecturer

with the value of 84.3% and the Indonesian language teacher was 87.8%. The

average percentage of the assessment results of expert lecturer and Indonesian

language teacher amounted to 86.05% categorized in the very good category.

The researchers conclusion from the design result of the learning module can be

said that it is feasible to be applied in schools because it has fulfilled the

requirement of learning process as well as help the teaching implementation of

teachers.

Keywords: Learning module, cooperative method, intrinsic elements of

short story material.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hasil karya penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha

Esa atas rahmat dan kasihnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Materi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen

dengan Menggunakan Metode Kooperatif untuk Siswa SMA Kelas XII Semester 1

SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas

XI Semester 1. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa, doa, dukungan, bimbingan, dan bantuan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi. Ucapan terima kasih

ini penulis sampaikan kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. P.Kuswandono, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Universitas Sanata Dharma.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma sekaligus

dosen validator ahli media dan ahli materi yang telah bersedia memberikan

penilaian serta masukan untuk produk media pembelajaran peneliti.

4. Dr.Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang tidak kenal

lelah mengingatkan serta membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi.

5. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

6. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang memberikan semangat kepada

penulis.

7. Para dosen PBSI yang telah mendidik, membimbing, mendampingi penulis

selama menempuh perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

8. Bapak Robertus Marsidiq, selaku Sekretariat Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, yang telah membantu penulis dalam mengurus

administrasi.

9. Bapak C. Suparjana, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di

SMA Stella Duce 3 Bantul, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan

dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Kedua orang tua saya Papa Bernadus Bayung, S.Pd., dan Mama Herkulana

Rolis, S.Pd., selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi serta doa

kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Paman saya Kasimo, Riadi dan tante Pauma terima kasih telah memberikan

semangat dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir.

12. Krispianus Lalong, S.Pd., yang selalu memberikan semangat, membantu dan

dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.

13. Sahabat saya Wahyu Apriliani, Bernadette Vega Isti Paila, dan Ignatia Wiwik

Ambarwati yang selalu memberikan semangat, membantu dan dukungan

kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.

14. Adrianus Adhi Nugroho yang selalu memberikan semangat dan membantu

saya dalam menyelesaikan skripsi.

Dalam hal ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu segala kritikan dan masukan sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dalam bidang akademis.

Penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 04 Januari 2018

Penulis,

Eviliana Sinta Saputri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................iv

MOTTO................................................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIK........................................................................vii

ABSTRAK.........................................................................................................viii

ABSTRACT..........................................................................................................ix

KATA PENGANTAR..........................................................................................x

DAFTAR ISI.......................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................6

1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan.........................................................7

1.6 Batasan Istilah..................................................................................................8

1.7 Sistematika Penyajian......................................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................11

2.1 Penelitian yang Relevan.................................................................................11

2.2 Kajian Teoritis................................................................................................13

2.2.1 Hakekat Pengembangan...........................................................................13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2.2.2 Hakekat Modul Pembelajaran...............................................................14

2.2.3 Unsur-unsur Cerita Pendek...................................................................28

2.2.4 Hakekat Pembelajaran Kooperatif........................................................34

2.2.5 Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..................................48

2.2.6 Kerangka Berpikir................................................................................49

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN...........................................51

3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................51

3.2 Model Pengembangan................................................................................51

3.3 Prosedur Pengembangan............................................................................52

3.4 Uji Coba Produk Pengembangan...............................................................60

3.5 Subjek Coba...............................................................................................61

3.6 Jenis Data...................................................................................................62

3.7 Instrumen Pengumpulan Data....................................................................62

3.8 Teknik Analisis Data..................................................................................68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......72

4.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Pengembangan Produk.....................72

4.1.1 Paparan Hasil Wawancara...................................................................73

4.1.2 Paparan Hasil Observasi......................................................................76

4.1.3 Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik...............................................78

4.2 Deskripsi Hasil Pengembangan Produk.....................................................95

4.2.1 Hasil Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar...........95

4.2.2 Hasil Pengembangan Produk Modul...................................................98

4.2.3 Hasil Pengembangan Materi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen................99

4.2.4 Hasil Pengembangan Metode Kooperatif...........................................102

4.3 Hasil Penilaian Produk Pengembangan Modul Pembelajaran..................104

4.4 Pelaksanaan Revisi....................................................................................113

4.4.1 Revisi Kesalahan Penulisan................................................................113

4.4.2 Revisi Pembelajaran Indikator............................................................114

4.4.3 Revisi Kompetensi Dasar....................................................................114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

4.4.4 Revisi Isi/Materi...............................................................................115

4.5 Hasil Uji Coba Produk Pengembangan..................................................115

4.6 Hasil Angket Umpan Balik Peserta Didik terhadap Uji Coba Produk

Pengembangan.......................................................................................118

4.7 Hasil Kajian Produk Akhir....................................................................124

4.7.1 Modul Pembelajaran Unsur-unsur Intrinsik Cerpen........................125

4.7.2 Petunjuk Penggunaan Produk Modul Pembelajaran........................125

4.7.3 Halaman Utama................................................................................126

4.7.4 Menu Utama.....................................................................................126

4.7.5 Rangkaian Isi Produk Modul Pembelajaran.....................................127

BAB V PENUTUP..128

5.1 Kesimpulan Kajian Produk Pengembangan...........................................128

5.2 Implikasi.................................................................................................131

5.3 Saran.......................................................................................................132

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................134

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.2.6.1 Kerangka berpikir.......................................................................... 50

Bagan 3.3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and

Development...................................................................................54

Bagan 3.3.2 Prosedur pengembangan materi pembelajaran dan menggunakan

metode kooperatif untuk siswa SMA kelas XII semester I........... 55

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif.........................39

Tabel 3.4.1 Karakteristik subjek coba.............................................................. 60

Tabel 3.7.1.1 Kisi-kisi untuk wawancara guru.................................................... 63

Tabel 3.7.1.2 Pertanyaan untuk wawancara guru................................................ 64

Tabel 3.7.2.3 Kisi-kisi observasi penggunaan metode oleh guru........................ 65

Tabel 3.7.2.4 Kisi-kisi angket analisis kebutuhan peserta didik......................... 65

Tabel 3.7.4.5 Kisi-kisi Penilaian produk oleh ahli...............................................66

Tabel 3.7.5.6 Kisi-kisi Angket umpan balik untuk peserta didik........................ 68

Tabel 3.8.1 Kreteria penilaian produk.............................................................. 69

Tabel 3.8.2 Kreteria penilaian acuan................................................................ 70

Tabel 4.1.1 Paparan hasil wawancara guru..................................................... 74

Tabel 4.1.2 Analisis data hasil observasi kelas............................................... 77

Tabel 4.1.3 Rekapitulasi data pemerolehan hasil angket analisis kebutuhan

peserta didik..................................................................................78

Tabel 4.1.3.1 Hasil olah data mengenai aspek kesan pembelajaran bahasa

Indonesia....................................................................................... 79

Tabel 4.1.3.2 Hasil olah data mengenai jenis-jenis yang pernah digunakan.......81

Tabel 4.1.3.3 Hasil olah data mengenai penggunaan modul pembelajaran.........84

Tabel 4.1.3.4 Hasil olah data mengenai penyajian materi bahasa Indonesia.......86

Tabel 4.1.3.5 Hasil olah data mengenai metode pembelajaran yang diminati

peserta didik...................................................................................88

Tabel 4.1.3.6 Hasil olah data mengenai kesulitan yang ditemui dalam

pembelajaran..................................................................................90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

Tabel 4.1.3.7 Hasil olah data mengenai sifat media yang diminati.....................92

Tabel 4.2.1 Identifikasi KD dengan materi, produk, serta metode yang

relevan............................................................................................97

Tabel 4.3.2 Rekapitulasi validasi dosen ahli materi dan produk serta guru

bahasa

Indonesia......................................................................................106

Tabel 4.4.3 Pedoman revisi.............................................................................113

Tabel 4.6.4 Rekapitulasi hasil uji coba lapangan............................................119

Tabel 4.6.5 Hasil wawancara peserta didik.....................................................123

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1.3.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia................................................81

Diagram 4.1.3.2 Jenis media yang pernah digunakan..........................................83

Diagram 4.1.3.3 perlu penggunaan modul pembelajaran.....................................85

Diagram 4.1.3.4 Penyajian materi Bahasa Indonesia yang telah berlangsung.....87

Diagram 4.1.3.5 Metode pembelajaran yang diminati peserta didik....................89

Diagram 4.1.3.6 Kesulitan peserta didik dalam belajar........................................91

Diagram 4.1.3.7 Sifat media yang diminati..........................................................94

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.3.1 Hasil validasi dosen ahli produk dan materi serta guru..............109

Grafik 4.3.2 Rata-rata persentase penilaian modul pembelajaran...................111

Grafik 4.6.3 Rekapitulasi hasil angket umpan balik peserta didik..................123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting sebagai proses mengembangkan

potensi siswa. Potensi siswa dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran

yang bermutu. Karim dan Susilo (2007: 10) mengemukakan bahwa upaya yang

perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dengan cara

perbaikan proses pembelajaran. Dalam konsep pembelajaran guru sebagai

pendidik yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber

daya manusia, dituntut terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam

dunia pembelajaran. Para guru dituntut memiliki kemampuan mendesain program

pembelajaran, memiliki keterampilan, menggunakan berbagai model, media, dan

metode mengajar untuk diterapkan dalam pembelajaran yang efektif dan fasilitas-

fasilitas lainnya yang mendukung proses pembelajaran. Interaksi guru dan peserta

didik sangat penting untuk meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar

siswa.

Pada kenyataannya ditemukan beberapa permasalahan dalam proses

pembelajaran di sekolah diantaranya yaitu guru kurang maksimal dalam

menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas

belajar mengajar. Hal ini tidak terlepas dari kompetensi guru. (Sumber:

http://www.informasi-pendidikan.com/ diakses pada tanggal 7 Juni 2016). Hal ini

berarti metode dan media pembelajaran sangat penting dalam mendukung proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

http://www.informasi-pendidikan.com/

2

pembelajaran yang berkualitas termasuk dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2011: 2) bahwa dengan

adanya metode dan media pembelajaran, maka proses pembelajaran akan lebih

menarik siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar yang pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam pembelajaran di SMA terdapat materi unsur-unsur instrinsik

cerpen. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Stella Duce 3

Bantul Yogyakarta menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan

masih mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan

kurikulum tersebut, Materi unsur-unsur intrinsik cerpen terdapat dalam silabus

K.D 7.2 yaitu menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen untuk pembelajaran di

kelas XII SMA semester 1. Materi unsur-unsur intrinsik cerpen yang terdiri dari

tema, latar, alur, tokoh, penokohan, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Dengan mempelajari materi cerpen diharapkan peserta didik mampu menentukan

tema, latar, alur, tokoh, penokohan, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa suatu

cerpen serta mampu menemukan nilai-nilai/pesan kehidupan suatu cerpen.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

bahasa Indonesia di SMA Stella Duce 3 Bantul Yogyakarta diperoleh informasi

bahwa selama guru mengajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya

pada materi cerpen menggunakan metode ceramah, diskusi dan presentasi power

point (PPT), sehingga materi yang diperoleh siswa hanya melalui penjelasan guru

dan memfotocopy PPT yang telah dibuat oleh guru. Kelemahan dari metode ini

dapat dilihat pada saat guru menjelaskan banyak peserta didik yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

membuat catatan penting, saat diskusi terdapat beberapa siswa kurang aktif. Hal

ini dapat dilihat dari materi yang diberikan menjadi kurang lengkap dengan power

point (PPT) dikarenakan hanya berisi poin penting saja, kemudian media yang

digunakan dalam pembelajaran cerpen antara lain teks cerpen, LCD dan PPT.

Pada keterangan selanjutnya, guru bahasa Indonesia di SMA Stella Duce 3

Bantul Yogyakarta pernah menggunakan media rekaman membaca cerpen, puisi

dan novel dalam pembelajaran. Penggunaan media rekaman ini tidak mendukung

proses pembelajaran secara optimal. Selain itu, media bahan ajar seperti modul

belum pernah diterapkan oleh guru bahasa Indonesia di SMA Stella Duce 3

Bantul Yogyakarta. Hal ini dikarenakan guru merasa masih kesulitan dalam

membuat modul pembelajaran. Guru tersebut juga mengungkapkan bahwa waktu

alokasi pembelajaran bahasa Indonesia juga relatif singkat, sehingga memerlukan

bahan ajar yang menyediakan materi secara lengkap dan metode pembelajaran

yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Hasil dokumentasi nilai

ulangan materi cerpen siswa kelas XII di SMA Stella Duce 3 Bantul Yogyakarta

menunjukkan masih terdapat 35% siswa yang belum memenuhi standar KKM

mata pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyajikan

materi cerpen diperlukan media dan metode yang tepat untuk proses

pembelajaran. Peneliti mencoba untuk melakukan pengembangan produk yang

mengkombinasikan materi dengan metode pembelajaran. Media yang digunakan

bertujuan untuk mengatasi permasalahan pada guru dan peserta didik seperti yang

telah diuraikan sebelumnya yaitu penggunaan produk modul. Modul merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang

direncanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

belajar. Tujuan utama pembelajaran dengan modul adalah untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu,

dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal (Mulyasa,

2003: 149).

Pemilihan produk modul sebagai alternatif untuk memecahkan masalah

dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik cerpen karena memiliki kelebihan

dibandingkan media yang lainnya. Kelebihan modul pembelajaran sebagai

berikut: 1) modul memiliki tujuan jelas, spesifik, dan terarah sesuai kompetensi

dan kurikulum, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal,

2) Modul memiliki fleksibilitas yaitu mudah dalam pengadaannya, mudah

digunakan atau dibawa oleh siswa dibandingkan dengan media pembelajaran

lainya, serta modul dapat digunakan oleh siswa sesuai dengan kemampuan

memahami materi masing-masing siswa, 3) modul dapat meningkatkan motivasi

siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan

sesuai dengan kemampuan, 4) modul dapat mengatasi keterbatasan waktu, ruang,

daya indera baik siswa maupun guru dalam pembelajaran (Depdiknas, 2008: 34).

Dalam pembuatan bahan ajar modul diperlukan metode pembelajaran yang tepat

supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dari beberapa hasil penelitian,

peningkatan hasil belajar siswa dapat dimaksimalkan dengan metode

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai model

pembelajaran untuk proses belajar peserta didik dengan belajar kerja sama dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

kelompok, melalui pembelajaran kooperatif para siswa diharapkan belajar saling

bertukar pikiran, mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah

pengetahuan mereka yang kuasai. Inti dari pembelajaran kooperatif adalah

membelajar untuk siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Oleh karena

itu, pembelajaran kooperatif sangat sesuai untuk diterapkan pada proses

pembelajaran (Slavin, 2009: 10).

Pembelajaran kooperatif menggunakan pendekatan student centered

sangat efektif dan inovatif dalam membantu siswa memperoleh keterampilan

belajar, komunikasi, meningkatkan pemahaman, dan penguasaan konsep (Johnson

& Johnson, 2008: 32). Model pembelajaran kooperatif ini cocok digunakan dalam

materi unsur-unsur intrinsik cerpen, karena siswa dapat bekerjasama dalam

mempelajari materi unsur-unsur intrinsik cerpen. Selain itu pembelajaran

kooperatif mendukung kemampuan komunikasi siswa karena siswa saling

bertukar pikiran mengenai pengetahuan mereka. sehingga model pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu cara guru untuk mengembangkan pembelajaran

di sekolah. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

penelitian ini mencoba mengembangkan modul materi pembelajaran unsur-unsur

instrinsik cerpen dengan metode pembelajaran kooperatif pada siswa di SMA

Stella Duce Bantul Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengembangan

modul pembelajaran unsur-unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode

kooperatif untuk siswa kelas XII semester 1 SMA Stella Duce Bantul,

Yogyakarta?

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pengembangan dalam

penelitian ini adalah: mendeskripsikan pengembangan modul pembelajaran unsur-

unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode kooperatif untuk siswa Kelas

XII semester 1 SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta.

1.4 Manfaat Pengembangan

1. Secara teoritis, penelitian ini dirancang dengan produk modul

pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran materi unsur-

unsur intrinsik cerpen dipadukan dengan metode kooperatif model Number

Hear Together (NHT) dan Two Stay Two Stray (TSTS).

2. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu

bagi guru, siswa, sekolah dan penelitian. Manfaat tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

a) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan

dalam menyusun modul pembelajaran unsur-unsur intrinsik cerpen

dengan metode kooperatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

b) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif

strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran unsur-unsur

intrinsik cerpen dan memotivasi minat siswa.

c) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan

positif terhadap kemajuan pembelajaran di sekolah.

1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Pengembangan produk modul pembelajaran ini mengembangkan materi

unsur-unsur intrinsik cerpen dipadukan dengan metode kooperatif model Number

Head Together (NHT) dan Two Stay Two Stray (TSTS). Penggunaan modul

pembelajaran dipilih sebagai sarana pengembangan materi pembelajaran dalam

penelitian ini, kemudian salah satu keunggulan pembelajaran ini dapat

membangkitkan minat yaitu belajar peserta didik, mengasah kognitif peserta

didik, dan kemampuan peserta didi beragumentasi dalam kelompok belajar.

Modul pembelajaran juga memiliki kelebihan yakni dapat digunakan oleh guru

secara praktis sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk peserta

mencatat pokok materi, karena modul tersebut sudah dilengkapi dengan beberapa

jenis cerpen, penjelasan materi, latihan, dan petunjuk metode pengajaran

dipadukan dengan materi unsur-unsur intrinsik cerpen. Dalam hal ini guru bisa

fokus dalam menjelaskan materi pembelajaran yang dikemas dalam modul

pembelajaran.

Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah modul

pembelajaran untuk peserta didik SMA kelas XII semester I dalam bentuk buku

modul pembelajaran. Penggunaan modul pembelajaran ini dirancang dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

prosedur Standar Kompetensi 7 yaitu memahami wacana sastra cerpen, dan

Kompetensi Dasar 7.2 yaitu menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen. selain itu

RPP beserta materi sesuai dengan Kompetensi Dasar. Pembelajaran dalam modul

pembelajaran modul ini dilengkapi dengan sampul gambar untuk menarik

perhatian peserta didik, tugas, uji coba kemampuan siswa, latihan, jenis-jenis

cerpen yang menarik, dan metode kooperatif. Harapan dari peneliti dengan adanya

produk modul pembelajaran ini dapat digunakan guru ketika mengajar di kelas.

Produk ini diharapkan dapat didayagunakan sebagai salah satu sarana penunjang

pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara

kelompok maupun individual.

1.6 Batasan Istilah

Dalam bagian ini peneliti menyajikan beberapa definisi istilah yang

digunakan peneliti sebagai acuan serta batasan pengembangan media

pembelajaran.

1. Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangakan dan

memfasilitasi produk pendidikan (Borg dan Gall dalam buku Setyosari

halaman 194).

2. Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang

mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara

mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).

3. Cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca sekali duduk, kira-kira

berkisar sebuah cerita yang antara setengah sampai dua jam-suatu hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

kiranya tak mungkin untuk sebuah novel menurut Edgar Poe (dalam

Nurgiyantoro, 2010:10).

4. Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta

membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik fiksi terdiri dari: tokoh,

penokohan, alur, latar, dan peralatan, tema, bahasa, dan amanat atau moral

(Nurgiyantoro, 2010:23).

5. Metode kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja

sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

(Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang

anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, struktur kelompok yang bersifat

heterogen (Abdul, 2013:174).

6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu ide tentang

pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat

dengan pembelajaran yakni sekolah dan suatu pendidikan menurut Mulyasa

(dalam Soehendro, 2006:20-21).

1.7 Sistematika Penyajian

Sistematika peneliti pengembangan ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: (1)

Pendahuluan, (2) Landasan Teori, (3) Metode Pengembangan, (4) Hasil

Pengembangan dan Pembahasan, (5) Penutup. Bab I merupakan pendahuluan

yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

spesifikasi produk yang dikembangkan, batasan istilah, dan sistemtika penyajian.

Bab II merupakan landasan teori peneliti yang memiliki substansi penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

relevan, kajian teori serta kerangka berpikir peneliti. Bab III merupakan

metodologi penelitian, dalam bagian ini akan dipaparkan jenis penelitian, model

pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk pengembangan, subjek

coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV

merupakan hasil pengembangan dan pembahasan, terdiri dari hasil deskripsi data

analisis kebutuhan pengembangan produk, paparan hasil wawancara, paparan

hasil observasi, hasil angket kebutuhan peserta didik, hasil pengembangan produk

modul, hasil pengembangan materi unsur-unsur intrinsik cerpen, hasil

pengembangan metode kooperatif, hasil penilaian produk pengembangan modul

pembelajaran, pelaksanaan revisi, hasil uji coba produk pengembangan, dan hasil

kajian produk akhir. Bab V berisi kajian mengenai produk pengembangan,

implikasi, simpulan serta saran peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, peneliti membahas kajian pustaka yang relevan dan dapat dijadikan

sebagai acuan peneliti ini. Bab ini memiliki substansi (1) penelitian yang relevan,

(2) kajian pustaka, (3) kerangka berpikir.

2.1 Penelitian yang relevan

Dalam penelitian relevan ini, peneliti menemukan beberapa penelitian

yang menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran di

kelas untuk peserta didik. Penelitian tersebut dilakukan oleh Febriana (2016) dan

Rakhmani (2016).

Penelitian pengembangan pertama dilakukan oleh Febriana (2016) yang

berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Media

Lagu (Sugesti-Imajinasi) Untuk siswa SMP/MTs. Hasil penelitian ini merancang

pengembangan modul sebagai berikut: 1) desain awal modul pembelajaran

menulis cerpen terdiri dari penentuan tujuan, pemilihan bahan, penyusunan

konsep/kerangka, pengumpulan bahan, dan pengembangan produk, 2) modul yang

dikembangkan berjudul Gemar Menulis Cerpen. Modul terdiri dari tiga bagian,

yaitu pengenalan awal cerpen, motivasi menulis, dan pengaplikasian langkah-

langkah sugesti-imajinasi dalam menulis cerpen. Adapun hasil validasi modul

pembelajaran dari ahli materi, guru bahasa Indonesia, dan uji coba terhadap siswa

menunjukkan bahwa aspek isi memperoleh rata-rata skor 4,13 berkategori sangat

baik, aspek bahasa memperoleh rata-rata skor 4,54 berkategori sangat baik, aspek

penyajian memperoleh rata-rata skor 4,36 berkategori sangat baik, dan aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

kegrafikaan memperoleh rata-rata skor 4,43 berkategori sangat baik, 3) modul

pembelajaran memperoleh rata-rata skor akhir 4,41 berkategori sangat baik

dengan tingkat kelayakan 88,2 % dan dinyatakan sangat layak digunakan.

Penelitian yang dilakukan Febriana (2016) memiliki persamaan dengan

peneliti yaitu terletak pada kajian pengembangan produk materi cerpen berupa

modul pembelajaran. Perbedaannya penelitian dari Febriana terletak pada materi

tentang menulis cerpen berbasis media lagu, sedangkan peneliti membahas

tentang materi tentang unsur-unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode

cooperative. Perbedaan lainnya terletak pada subyek dan lokasi penelitian.

Penelitian kedua dilakukan oleh Rakhmani (2016) yang berjudul

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Kreatif Naskah Drama Berbasis

Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa SMP Kelas VIII. Hasil penelitian

ini merancang pengembangan produk modul pembelajaran yakni sebagai berikut:

1) proses pengembangan produk ini dilakukan dengan mencari potensi masalah

dan pengumpulan informasi, kemudian menentukan judul, tujuan, pemilihan

bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan, uji validasi, dan revisi produk,

2) penerapan modul dilakukan pada saat uji coba produk dan uji coba pemakaian

di SMP Muhammadiyah Imogiri Bantul, 3) hasil kelayakan modul pada aspek

isi/materi memperolah skor rata-rata 4,33, aspek penyajian memperoleh skor rata-

rata 4,39 aspek bahasa memperoleh skor rata-rata 4,07, dan aspek kegrafikan

memperolah skor rata-rata sebesar 4,66. Jika keempat skor dari keempat aspek

diakumulasikan, maka memperoleh skor rata-rata sebesar 4,36 dengan hasil

persentase 87,2% dan masuk dalam kategori sangat baik. Hasil penilaian tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dapat disimpulkan bahwa modul yang berjudul Modul Pembelajaran Menulis

Kreatif Naskah Drama Berbasis Cooperative Learning Tipe STAD untuk Siswa

SMP Kelas VIII dinyatakan layak digunakan.

Penelitian yang dilakukan Rakhmani (2016) memiliki persamaan dengan

penulis yaitu kajian tentang penelitian pengembangan produk modul pembelajaran

menggunakan metode cooperative. Perbedaannya penelitian dari Rakhmani

terletak pada materi berhubungan dengan menulis kreatif naskah drama dengan

pembelajaran cooperative tipe STAD, sedangkan peneliti membahas tentang

unsur-unsur intrinsik cerpen dengan pembelajaran cooperative tipe Number Head

Together (NHT) dan Two Stay Two Stray (TSTS). Perbedaan lainnya terletak pada

subyek dan lokasi penelitian.

2.2 Kajian Teoritis

Kajian teoritis merupakan penjabaran kerangka teoritis yang memuat

beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai

acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Kajian teoritis ini

menjelaskan hakikat pengembangan, modul pembelajaran, pembelajaran unsur-

unsur intrinsik cerpen, metode kooperatif, hakikat Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan kerangka berpikir.

2.2.1 Hakikat Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses,

cara, pembuatan mengembangkan (1989). Hal ini dapat dijelaskan lagi dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, pengembangan

adalah pembuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna; pikiran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

pengetahuan dan sebagainya (2002). Menurut Borg dan Gall dalam buku

Setyosari (halaman 194) definisi dari kata pengembangan adalah suatu proses

yang dipakai untuk mengembangkan dan memfasilitasi produk pendidikan. Dapat

disimpulkan dari pengembangan adalah upaya yang bertujuan untuk memfasilitasi

dalam membuat produk pengembangan pembelajaran dan pengetahuan.

2.2.2 Modul Pembelajaran

Menurut Prastowo (2013: 106) modul sebagai sebuah bahan ajar yang

disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik

sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar peserta didik dapat belajar

secara mandiri dan dengan bimbingin seminimal mungkin dari pendidik. Pendapat

lainnya dikemukakan oleh Anwar (2010: 54) modul pembelajaran adalah bahan

ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi,

metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan. Pendapat lain dikemukakan oleh Santyasa (2009:

66) didefinisikan modul sebagai:

Suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi

pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran mengandung

squencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi

pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan

kepada pelajar keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang

terkandung dalam materi pembelajaran.

Menurut Daryanto (2013: 9) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar

yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik

menguasai tujuan belajar yang spesifik. Berdasarkan beberapa pendapat ahli dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara

sistematis dan menarik yang mencakup isi materi secara jelas, metode dan

evaluasi yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik secara mandiri

dalam mencapai tujuan kompetensi belajar yang spesifik.

2.2.2.1 Jenis Modul Pembelajaran

Menurut Hernawan (2009: 28) jenis modul pembelajaran memiliki dua jenis yaitu

modul sederhana dan modul kompleks yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

membuat rancangan modul pembelajaran sebagai berikut :

a) Modul sederhana yaitu pembelajaran tertulis yang hanya terdiri atas 3-5

halaman, bahan pembelajaran ini dibuat untuk kepentingin pembelajaran

selama 1-2 jam pembelajaran.

b) Modul kompleks yaitu bahan pembelajaran yang terdiri atas 40-60 halaman,

untuk 20-30 jam pembelajaran. Modul ini dilengkapi bahan audio, video,

kegiatan percobaan, pratikum, dan sebagainya.

Menurut Prastowo (2013: 110) modul terbagi menjadi dua macam yaitu: 1) modul

untuk peserta didik berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik, 2)

modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan kunci

jawaban tes akhir modul. Pendapat ahli menjelaskan tentang jenis-jenis modul

pembelajaran meliputi modul sederhana dan modul kompleks, serta macam-

macam modul yang digunakan oleh konsumen meliputi modul peserta didik dan

modul pendidik. Berdasarkan jenis-jenis modul pembelajaran yang dirancang

harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan peserta sebagai bahan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

2.2.2.2 Karakteristik Modul

Setiap ragam bentuk bahan ajar, pada umumnya memiliki sejumlah

karakteristik tertentu yang membedakan dengan bentuk bahan ajar lain. Modul

dikatakan layak apabila memiliki karakteristik self instructional, self contained,

stand alone, adaptif, dan user friendly. Depdiknas (2008), menyatakan bahwa

karakteristik modul pembelajaran sebagai berikut:

1) Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung

pada pihak lain. Daryanto (2013: 9) mengatakan, untuk memenuhi karakter ini

maka :

(1) Modul harus memuat tujuan pembelajaran yang jelas (2) Berisi materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dalam unit-unit

kegiatan yang kecil dan spesifik

(3) Terdapat contoh dan ilustrasi yang mendukung pemaparan (4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya untuk mengukur

penguasaan peserta didik

(5) Materi disesuaikan dengan suasana, tugas, konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik

(6) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan komunikatif (7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran (8) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik (9) Terdapat referensi yang mendukung materi pembelajaran.

2) Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang

dipelajari terdapat didalam satu modul utuh. Tujuan dari konsep ini adalah

memberikan kesempatan peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran

secara tuntas, karena materi belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.

3) Stand alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau

tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Jika peserta didik

masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain yang dikategorikan

sebagai modul yang berdiri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

4) Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dapat dikatakan ada apabila dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fleksibel

digunakan diberbagai perangkat keras (hardware)

5) User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab

bersahabat/akrab dengan pemakainya. Penggunaan bahasa yang sederhana,

mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan,

merupakan salah satu bentuk user friendly.

Menurut Mohammad (Prastowo, 2013: 107) karakteristik modul antara

lain: a) dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, b) merupakan program

pembelajaran yang utuh dan sistematis, c) mengandung tujuan, bahan atau

kegiatan, dan evaluasi, d) disajikan secara komunikatif, e) diupayakan dapat

menggantikan peran pengajar, f) cakupan materi terfokus dan terukur, g)

mementingkan aktivitas belajar pemakai.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik modul

pada dasarnya meliputi self instructional, self contained, stand alone, adaptif, dan

user friendly serta format, daya tarik, dan bentuk ukuran sangat penting untuk

mendukung produk modul supaya diminati peserta didik sebagai bahan belajar.

2.2.2.3 Fungsi dan Manfaat Modul

Penyusunan modul memiliki arti penting bagi kegiatan pembelajaran.

Apabila dijabarkan lebih luas meliputi fungsi, tujuan, dan kegunaan modul.

Hernawan (2009) menjelaskan bahwa fungsi dari modul adalah 1) mengatasi

kelemahan sistem pengajaran tradisional, 2) meningkatkan motivasi belajar, 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

meningkatkan kreativitas pelatih dalam mempersiapkan pembelajaran individual,

4) mewujudkan prinsip maju berkelanjutan, 5) Mewujudkan belajar yang

berkonsentrasi. Sementara itu Depdiknas (2008: 5-6) mengatakan modul memiliki

tujuan sebagai berikut:

1) Modul pembelajaran memperjelas dan mempermudah penyajian materi yang

disampaikan agar tidak terlalu bersifat verbal.

2) Menggunakan modul pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan waktu,

ruang, daya indera, baik peserta didik maupun guru/ instruktur.

3) Modul pembelajaran digunakan secara tepat dan bervarisi, seperti: (a)

meningkatkan motivasi dan gairah belajar; (b) mengembangkan kemampuan

dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan media pembelajaran; (c)

memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan

minatnya.

4) Modul pembelajaran diterapkan untuk mengukur atau mengevaluasi hasil

belajar peserta didik itu sendiri.

Adapun manfaat modul sebagai alat pembelajaran menurut Depdiknas (2008: 7)

adalah sebagai berikut:

1) Modul pembelajaran meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus

melalui tata muka secara teratur.

2) Modul pembelajaran digunakan untuk menentukan proses belajar peserta didik

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.

3) Modul pembelajaran dapat digunakan untuk mengetahui pencapaian

kompetensi peserta didik secara bertahap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

4) Pembelajaran modul digunakan untuk mengetahui kelemahan atau kompetensi

yang belum dicapai oleh peserta didik.

Sementara itu fungsi modul menurut Prastowo (2013: 107-108):

1) Bahan ajar mandiri. Penggunaaan modul berfungsi untuk meningkatkan

kemandirian siswa dalam belajar tanpa harus bergantung pada pendidik.

2) Pengganti fungsi pendidik. Modul dapat berfungsi sebagai pengganti fungsi

pendidik atau peran fasilitator, karena modul mampu menjelaskan materi

pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik.

3) Bahan evaluasi yaitu digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat

penguasaaan materi untuk peserta didik.

4) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Modul mengandung berbagai materi

yang harus dipelajari oleh peserta didik, jadi modul berfungsi sebagai

referensi bagi peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyusunan

modul memiliki fungsi dan manfaat dalam kegiatan pembelajaran diantaranya

memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal, mengatasi keterbatasan waktu, ruang, daya indera, baik peserta didik

maupun guru/ instruktur, dapat digunakan secara tepat dan bervarisi,

memungkinkan peserta didik dapat mengukur dan mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya dan dapat digunakan peserta didik secara mandiri dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

2.2.2.4 Kerangka Modul

Ada beberapa ketentuan yang menjadi pedoman agar modul yang disusun

dapat memenuhi kriteria yang ditentukan. Modul merupakan bagian dari bahan

ajar cetak, berikut teknik penyusunan bahan ajar cetak menurut Steffen dan

Ballstaedt (Depdiknas, 2008: 32):

1) Judul atau materi yang disajikan harus berisikan kompetensi dasar atau materi

pokok yang harus dicapai peserta didik.

2) Susunan tampilan modul harus jelas dan menarik. Pada aspek susunannya

harus disusun dengan urutan yang sederhana, judul singkat, terdapat daftar isi

dan rangkuman.

3) Bahasa sederhana dan mudah dipahami yaitu menggunakan kosakata dan

kalimat yang jelas.

4) Menguji pemahaman peserta didik dalam mengerjakan materi pembelajaran

yang terdapat dalam modul pembelajaran.

5) Simulasi yaitu ditinjau dari tingkat stimulasi peserta didik untuk memahami

materi pembelajaran yang ada dalam modul pembelajaran.

6) Kemudahan membaca yaitu dilihat dari ukuran huruf tidak terlalu kecil dan

mudah dibaca secara urutan teks yang terstruktur.

7) Materi instruksional yaitu pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Sebaiknya dalam menyusun sebuah modul perlu memperhatikan struktur

atau kerangka yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi yang

ada, adapun kerangka penyusunan modul (Depdiknas, 2008: 32) sebagai berikut:

No Penyusunan Modul

Halaman sampul

Kata pengantar

Daftar isi

Peta kedudukan modul

glosarium

I. Pendahuluan

A. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

B. Deskripsi

C. Waktu

D. Prasyarat

E. Petunjuk penggunaan modul

F. Tujuan akhir

G. Kompetensi

H. Cek kemampuan standar kompetensi

II. A. Pembelajaran 1

1. Tujuan

2. Uraian materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Tes

6. Lembar kerja praktik

B. Pembelajaran 2

1. Tujuan

2. Uraian materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Tes

6. Lembar kerja praktik

III. Evaluasi

IV. Kunci jawaban

V. Penutup

VI. Daftar pustaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Deskripsi kerangka modul pembelajaran di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Halaman sampul

Halaman sampul yaitu label kode modul, label milik negara, bidang/program

studi keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi

(mewakili kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul),

lembaga/institusi, tahun modul disusun.

2) Kata pengantar ialah memuat informasi tentang peran modul dalam proses

pembelajaran.

3) Daftar isi ialah memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan

nomor halaman.

4) Peta kedudukan modul merupakan diagram yang menunjukkan kedudukan

modul dalam keseluruhan program pembelajaran.

5) Glosarium ialah berisi penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit

dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad.

6) Pendahuluan

(1) Standar kompetensi

Standar kompetensi sebagai acuan dalam membuat materi pembelajaran

yang dikemas dalam modul pembelajaran.

(2) Deskripsi

Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan

modul dengan modul lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah

menyelesaikan modul, serta manfaat kompetensi tersebut dalam proses

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(3) Waktu

Waktu ialah jangka yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi harus

memiliki target belajar.

(4) Prasyarat

Prasyarat sebagai petunjuk awal kegiatan belajar yang dijabarkan dalam

modul pembelajaran.

(5) Petunjuk penggunaan modul

Petunjuk penggunaan modul berisi:

(a) Langkah penggunaan modul pembelajaran harus dipelajari dengan

benar.

(b) Perlengkapan seperti sarana atau fasilitas yang harus dipersiapkan

sesuai dengan kebutuhan belajar.

(6) Tujuan akhir

Pernyataan tujuan akhir yang hendak dicapai peserta didik setelah

menyelesaikan suatu modul.

(7) Cek penguasaan standar kompetensi

Berisi daftar pertanyaan yang akan mengukur penguasaan awal

kompetensi peserta didik terhadap kompetensi yang akan diperlajari pada

modul.

7) Pembelajaran

(1) Tujuan

Tujuan modul pembelajaran yaitu peserta didik dapat menguasai materi

pembelajaran untuk mencapai ketuntasan dalam kegiatan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

(2) Uraian materi

Uraian materi yaitu berisi pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang

kompetensi yang sedang dipelajari.

(3) Rangkuman

Berisi ringkasan pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang

sedang dipelajari.

(4) Tugas

Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman

terhadap konsep/ pengetahuan/ prinsip-prinsip penting yang dipelajari.

Tugas dapat berupa: kegiatan observasi untuk mengenai fakta, studi kasus,

kajian materi, dan latihan-latihan.

(5) Tes

Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta didik dan guru

untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah

dicapai, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan belajar berikutnya.

(6) Lembar kerja praktik.

Berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan praktik yang harus

dilakukan peserta didik dalam penguasaan kemampuan psikomotorik.

8) Evaluasi

Evaluasi mencakup tiga ranah (domain) yang dinilai yaitu, ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Instrumen penilaian yang dirancang untuk

mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian kompetensi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

9) Kunci jawaban

Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap kegiatan

pelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi, dilengkapi dengan kriteria

penilaian pada setiap item tes.

10) Daftar pustaka

Semua referensi/ pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan

modul.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka modul

pembelajaran terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, peta

kedudukan modul, glosarium, pendahuluan, pembelajaran, evaluasi, kunci

jawaban, dan daftar pustaka sebagai acuan pembuatan modul pembelajaran.

2.2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Modul

Modul pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut.

1) Kelebihan Pengajaran Modul

Menurut Nasution (2008: 45) modul yang disusun dengan baik dapat

memberikan banyak kelebihan bahan ajar/ media pembelajaran bagi peserta

didik sebagai berikut:

a) Balikan (feedback) yaitu peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajar

melalui umpan balik yang diberikan dalam bahan ajar berupa modul secara

langsung.

b) Penguasaan tuntas (mastery) yaitu peserta didik dapat mencapai hasil

belajar tinggi dengan menguasai materi pelajaran secara tuntas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

c) Tujuan modul pembelajaran yaitu peserta didik dapat mencapai hasil

belajar secara efektif dengan tujuan dan indikator yang ditentukan dalam

modul pembelajaran.

d) Motivasi yaitu memberikan arahan dan membimbing proses belajar

peserta didik secara menyenangkan.

e) Fleksibilitas yaitu peserta didik dapat memahami materi pembelajaran

yang ada dalam modul.

f) Kerjasama yaitu peserta didik dapat bekerjasama dalam kelompok belajar

tanpa menimbulkan persaingan antara teman.

g) Pengajaran remedial yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan, dan kekurangan secara

langsung.

h) Rasa kepuasan yaitu dapat dirasakan peserta didik ketika modul materi

pembelajaran sudah dipahami dan dikuasai, sehingga mendapatkan nilai

yang sangat tinggi.

i) Bantuan individual artinya peserta didik dapat belajar secara mandiri

dengan produk modul pembelajaran dan memiliki waktu belajar sendiri

untuk mengerjakan tugas latihan yang ada dalam modul.

j) Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

pembahasan suatu pokok/bahasan untuk mengetahui sejauh manakah

proses belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Selain itu Santyasa (2009) juga menyebutkan beberapa keunggulan

yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai

berikut.

a) Modul pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik

dalam mengerjakan tugas pelajaran.

b) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui

kemampuan belajar dan sejauh mana keberhasilan materi pembelajaran

yang dirancang dalam produk modul pembelajaran.

c) Modul pembelajaran digunakan sebagai bahan pelajaran yang dirancang

dalam satu semester

d) Modul pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik

secara akademik.

2) Kekurangan Pengajaran Modul

Menurut Suparman (2001:197) menyatakan bahwa bentuk kegiatan belajar

mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut:

(1) Biaya pengembangan produk modul pembelajaran sangat tinggi dan

membutuhkan waktu yang lama.

(2) Menetapkan belajar disiplin yang tinggi kepada peserta didik yang kurang

memiliki semangat belajar.

(3) Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus

menerus memantau proses belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

2.2.3 Unsur-unsur Intrinsik Cerpen

Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut

serta membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010:23). Menurut

Nurgiyantoro unsur-unsur intrinsik fiksi terdiri dari: tokoh, penokohan, alur, latar,

dan peralatan, tema, bahasa, dan amanat atau moral. Berdasarkan unsur

pembangun tersebut perlu diketahui unsur intrinsik karya sastra. Unsur-unsur

intrinsik cerpen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: tokoh, penokohan,

tema, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat terkait hubungan antar

unsur intrinsik.

2.2.3.1 Tokoh

Menurut Sudjman via Budiman, dkk (2008) tokoh adalah individu rekaan

yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita,

sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010:176-198) tokoh dibedakan menjadi:

1) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel

bersangkutan. Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan

plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku atau yang dikenai

kejadian dan konflik, penting mempengaruhi plot. Pemunculan tokoh-tokoh

tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dan kehadirannya jika

adaketerlibatan dengan tokoh utama, secara langsung atau tak langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2) Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, dan merupakan salah satu

tokoh yang pengejawatahan norma-norma yang ideal bagi kita, sedangkan

tokoh antagonis atau tokoh lawan adalah penentang tokoh utama protagonis.

3) Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Tokoh sederhana dalam bentuk asli adalah tokoh yang hanya memiliki

kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja, yang tidak

diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, tidak memiliki sifat

dan tingkah laku yang memberikan sifat kejutan bagi pembaca. Sifat dan

tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, meonton, hanya

mencerminkan satu watak tertentu yang dirumuskan hanya dengan sebuah

kalimat, atau bahkan sebuah frase saja.

4) Tokoh statis dan tokoh berkembang

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami

perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya

peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang

mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan

perkembangan (dan perubahan) peristiwa dari plot yang dikisahkan. ia secara

aktif berinteraksi denga lingkungannya, baik sosial, alam, maupun yang lain,

yang semua itu akan mempengaruhi sikap, watak, dan tingkah lakunya.

2.2.3.2 Penokohan

Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 2010:165) penokohan adalah

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

cerita. Penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering juga disamakan artinya

dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh

tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.

Menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2010:194-198)

menyatakan penokohan salam cerita memiliki dua teknik pelukisan tokoh dalam

suatu karya, yakni teknik ekspositori dan teknik dramatik. Teknik ekspositori

adalah teknik pelukisan tokoh ceria dengan cara memberikan deskripsi, uraian

dan penjelasan secara langsung, sedangkan teknik dramatik merupakan teknik

pelukisan tokoh yang dilakukan secara tidak langsung. Artinya pengarang tidak

mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh,

menyiasati para tokoh ceria untuk menunjukkan kehadirannya sendiri melalui

berbagai aktivitas yang dilakukan baik secara verbal lewat kata maupun non

verbal lewat tindakan atau tingkah laku, yang juga melalui peristiwa yang terjadi.

2.2.3.3 Alur

Alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang yang

menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain.

Tinjauan struktural terhadap karya fiksi sendiri lebih ditekankan pada

pembicaraan plot, walaupun mungkin menggunakan istilah lain (Nurgiyantoro,

2010:110). Selain itu, menurut Hariyanto (2000:39) alur yaitu berdasarkan urutan

waktu, alur dapat dibedakan menjadi dua yaitu alur maju dan alur mundur. Alur

maju, kronologis, lurus, atau progresif yaitu menampilkan peristiwa secara

kronologis, maju, runtut dari tahap awal, tengah, hingga akhir, sedangkan alur

mundur tidak kronologis, sorot balik, regresif atau flashback menampilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

peristiwa dari tahap akhir atau tengah kemudian awal. Berdasarkan pendapat

diatas, alur merupakan jalan cerita yang memiliki alur maju seperti peristiwa

yang secara runtut dari awal sampai akhir cerita, sedangkan alur mundur yaitu

peristiwa yang diceritakan tidak runtut karena peristiwa di ceritanya dari tahap

akhir, tengah, kemudian awal.

2.2.3.4 Latar

Nurgiyantoro (2010:217-219) mengemukakan tahap awal cerita pada

umumnya berisi penyesuaian, pengenalan terhadap berbagai hal yang diceritakan,

misalnya pengenalan tokoh, pelukisan keadaan alam, lingkungan, suasana,

tempat, mungkin berhubungan dengan waktu, dan lain-lain yang dapat menuntut

pembaca secara emosional kepada situasi cerita. Latar merupakan pijakan cerita

secara konkret dan jelas untuk memberikan kesan secara realistis pada pembaca.

Latar tempat dan waktu dikategorikan dalam latar fisik. Namun, latar tidak

terbatas pada tempat-tempat tertentu saja, atau bersifat fisik saja, melainkan juga

yang berwujud tata cara, adat istiadat, kepercayaan, dan lain-lain yang berlaku di

tempat yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan latar spiritual. Dengan

demikian, latar dapat dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

1) Latar tempat

Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam karya fiksi. Latar juga harus didukung oleh kehidupan sosial

masyarakat, nilai-nilai, tingkah laku, suasana dan sebagainya yang mungkin

berpengaruh pada penokohan dan pengalurannya (Nurgiyantoro, 2010:227-

228).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

2) Latar waktu

Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam karya fiksi. Menurut Genette (via Nurgiyantoro, 2010:231)

latar waktu memiliki makna ganda, yang mengacu pada waktu penulisan

cerita dan urutan waktu kejadian yang dikisahkan dalam cerita.

3) Latar sosial

Latar sosial melukiskan perilaku kehidupan sosial masyarakat pada suatu

tempat dalam karya fiksi. Latar sosial berkaitan dengan kebiasaan hidup, cara

berpikir dan bersikap yang tercermin dalam kehidupan masyarakat yang

kompleks (Nurgiyantoro, 2010;233).

2.2.3.5 Sudut pandang

Menurut Nurgiyantoro (2010:246) sudut pandang adalah cara penyajian

cerita, peristiwa-peristiwa, dan tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan

posisi pengarang di dalam cerita. Kemudian, menurut Wahyuningtyas Santoso

(2011:8) dalam Nurgiyantoro, sudut pandang atau pusat pengisahan merupakan

titik pandang dari sudut mana cerita itu dikisahkan. ada dua matode penceritaan

dalam pusat pengisahan yaitu: (1) metode aku, yakni bercerita tentang dirinya

sendiri (aku kadang oleh pembaca diidentikkan dengan pengarangnya), (2)

metode diaan, artinya pengarang tidak tampak hadir dalam cerita tetapi dia

berkedudukan sebagai serba tahu, cerita yang dikisahkan adalah cerita mereka.

2.2.3.6 Tema

Menurut Nurgiyantoro (2010:80) tema adalah sebuah cerita yang dapat

dipahami sebagai sebuah makna, yang mengingat keseluruhan unsur cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

sehingga cerita itu hadir sebagai kesatuan yang padu, sedangkan menurut

Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 2010:68) tema merupakan gagasan

umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur sematis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau

perbedaan-perbedaan. Dalam menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah

disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian

tertentu cerita.

2.2.3.7 Amanat

Menurut Wityami (2006:49) amanat pada dasarnya merupakan pesan yang

ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton, sedangkan

menurut Nurgiyantoro (2010:321) amanat atau moral merupakan sesuatu yang

ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang

terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa amanat sebagai pesan yang

ingin disampaikan pengarang lewat cerita memiliki nilai moral, makna, dan

sangat bermanfaat bagi pembaca.

2.2.3.8 Gaya Bahasa

Menurut Gorys Keraf (2008:113) gaya bahasa adalah cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa

dan kepribadian penulis. Sedangkan menurut Wiyatmi (2006:42), adalah cara

mengungkapkan seorang yang khas bagi seorang pengarang. Berdasarkan

penjelasan dari dua ahli, peneliti dapat simpulkan bahwa gaya bahasa digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

seorang penulis atau pengarang mengungkapkan pikirannya melalui gaya bahasa

yang memiliki makna.

2.2.4 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif beranjak dari dasar pemikiran (Slavin,

2009) "getting better together", yang menekankan pada pemberian kesempatan

belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk

memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-

keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Model

pembelajaran ini menuntut siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang

disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya

dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain,

sedangkan menurut pendapat Lie (2004: 12) pembelajaran kooperatif adalah

sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada para siswa untuk bekerja

sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur.

2.2.4.1 Tujuan dan Ciri Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari pembelajaran model kooperatif berbeda dengan kelompok

konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu

diorientasikan pada kegagalan orang lain. Menurut Moedjiono dan Dimyati (2003:

61) pembelajaran kelompok memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:

1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.

2) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam

proses belajar-mengajar yang diselenggarakan.

3) Meningkatkan perhatian terhadap proses belajar-mengajar secara berimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Menurut Asma (2006: 12) tujuan ada tiga bagian pembelajaran kelompok yang

harus diterapkan dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Pencapaian Hasil Belajar

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Penerimaan perbedaan secara luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,

budaya, tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.

3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Pengembangan keterampilan sosial mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki

dalam masyarakat, misalnya dalam kerja dilakukan secara organisasi yang

saling bergantung satu sama lain dalam masyarakat, meskipun beragam

budayanya.

Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan dari pembelajaran model

cooperative learning adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu

ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 2009:144).

Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning pada

umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Slavin, 2009: 98):

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah.

3) Peserta didik tidak membeda-bedakan anggota kelompok berasal dari ras,

bangsa, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

4) Menghargai dalam berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Menurut Slavin dua alasan mengapa pembelajaran kooperatif dianjurkan

untuk digunakan dalam proses pembelajaran yaitu :

1. Pembelajaran kooperatif yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar peserta

didik, kemampuan berhubungan sosial, dan meningkatkan kepercayaan diri

dalam proses belajar.

2. Pembelajaran kooperatif yaitu merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berfikir, mencegah masalah, dan menginteraksikan pengetahuan dan

ketermpilan, jadi pembelajaran cooperative dapat memperbaiki sistem

pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan (Sanjaya, 2011: 240).

2.2.4.2 Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif sebenarnya bukan model pembelajaran

yang baru ditemui oleh para pendidik atau guru, karena sudah banyak guru yang

sering menugaskan para siswa untuk belajar kelompok. Roger dan Johnson dalam

Suprijono (2009:59) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa

dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada

lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

1) Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua

pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang

ditugaskan kepeda kelompoknya. Kedua, menjamin semua anggota kelompok

secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Menurut

Suprijono (2009:59) ada beberapa cara membangun saling ketergantungan

positif dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

a. Menumbuhkan perasaan peserta didik secara terintegrasi dalam

kelompok, supaya pencapaian tujuan belajar terlaksana pada semua

anggota kelompok jika peserta didik mampu bekerja sama untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

b. Berusaha maksimal dalam mengerjakan tugas supaya semua anggota

kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok

mereka berhasil mencapai tujuan.

c. Memberikan aturan pelaksanaan mengerjakan tugas dalam kelompok.

d. Setiap peserta didik diberi tugas atau peran yang saling mendukung

dan saling melengkapi dengan peserta didik lain dalam kelompok.

2) Tanggung Jawab perseorangan (Personal Responsibility)

Tanggung jawab perseorangan atau tanggung jawab individual ini

muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota

kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan

adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar

bersama anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas.

3) Interaksi Promotif (Face To Face Promotive Interaction)

Interaksi promotif sangat penting karena dapat menghasilkan saling

ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah.

a. Saling membantu secara efektif dan efisien.

b. Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan

c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien

d. Saling mengingatkan

e. Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi

serta meningkatkan kemampuan terhadap masalah yang dihadapi.

f. Saling percaya

g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

4) Komunikasi antar Anggota (Interpersonal Skill)

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,

guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi karena setiap siswa

mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara yang berbeda-beda.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggota

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat.

Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh

untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

mental dan emosional. Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik

dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus:

a) Saling mengenal dan mempercayai

b) Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius

c) Saling menerima dan saling mendukung

d) Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

5) Pemrosesan Kelompok (Group Processing)

Pemrosesan mengandung arti menilai, melalui pemrosesan kelompok dapat

diidentifikasi urutan atau tahapan kegiatan kelompok. Siapa di antara anggota

kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan

dari pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota

dalam memberi kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai

tujuan kelompok.

2.2.4.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono (2009: 56) memaparkan sintak model pembelajaran

kooperatif terdiri dari enam fase sebagai berikut.

Tabel 2.1. Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1 : Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa untuk siap

belajar

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan siswa siap

belajar

Fase 2 : Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi

kepada siswa secara verbal

Fase 3 : Organize students int