pengembangan modul pembelajaran biologi...
TRANSCRIPT
1
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS
HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI
Herwim Enggar Pratiwi1, Hadi Suwono
2, Nursasi Handayani
2
1) Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA,
E-mail: [email protected]
2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang
No.5, Malang, Indonesia.
Abstract: module in biology help students learn independently and lead to understanding of
concepts and principles of biology. The purpose of this research was produced module of biology
based on hybrid learning on locomotion system. Research and development based on Borg and
Gall model. The try out of prototype was conducted on 35 students in SMA Negeri 1 Malang. The
result shows that hybrid learning module was able to be applied in high school and improve
critical thinking skills and learning outcomes of students.
Keywords: Biology learning module, hybrid learning, critical thinking
Abstrak: Modul biologi dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan memicu siswa untuk
memahami bukan menghafal suatu materi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
menghasilkan modul dalam pembelajaran biologi berbasis hybrid learning materi sistem gerak.
Metode penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan model Borg dan Gall. Uji
coba produk dilakukan secara terbatas pada 35 siswa SMA Negeri 1 Malang kelas XI IPA 1.
Berdasarkan hasil uji coba menunjukkan bahwa Modul berbasis hybrid learning dapat diterapkan
di SMA serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: modul pembelajaran biologi, hybrid learning, berpikir kritis
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar sehingga
menuntut guru mempunyai strategi dan kreativitas dalam proses belajar mengajar.
Tuntutan dari kurikulum adalah siswa dan guru harus lebih aktif. Siswa harus
aktif dalam kegiatan belajar sedangkan guru harus aktif dalam menyiapkan
perangkat pembelajaran dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar agar
pembelajaran lebih efektif (Nugroho, 2012:1). Biologi merupakan salah satu
pelajaran yang memiliki banyak materi yang harus dipelajari oleh siswa. Materi
biologi yang dipilih untuk pengembangan modul yaitu sistem gerak. Bab sistem
gerak memiliki kesulitan tersendiri bagi siswa, terutama banyaknya nama-nama
tulang dan persendian yang harus mereka pahami. Ditambah pula dengan sugesti
siswa bahwa biologi adalah mata pelajaran hafalan. Sistem gerak ini memiliki KD
yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi (Silabus,
2013:14). SMA N 1 Malang merupakan salah satu sekolah yang menyediakan
fasilitas wi-fi dan dapat dimanfaatkan oleh siswa. Berdasarkan observasi di SMA
N 1 Malang kelas XI IPA 1 berjumlah 31 siswa pada tanggal 2 Agustus 2013,
belum secara sepenuhnya wi-fi dimanfaatkan untuk proses pembelajaran oleh guru
maupun siswa. Selain itu, siswa juga menyebutkan bahwa mereka suka mencuri-
curi kesempatan untuk membuka layanan internet berupa twitter, facebook dan
2
jejaring lain. Ada beberapa alternatif untuk meminimalkan penggunaan wi-fi yang
kurang bermanfaat, sekolah dapat membatasi penggunaan wi-fi dengan cara
menutup sementara situs-situs yang dirasa kurang bermanfaat bagi siswa,
membuka wi-fi hanya pada saat jam istirahat atau menerapkan suatu pembelajaran
dimana siswa dapat memanfaatkan fasilitas internet sebagai media belajar mereka.
Fasilitas wi-fi menunjang pembelajaran hybrid learning. Pembelajaran hybrid
learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian
pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka (face to face), offline untuk
men-download modul dan komputer secara online (forum diskusi/chatting).
Melalui pembelajaran berbasis hybrid learning siswa diharapkan mampu belajar
mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat sehingga belajar akan
menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajar. Tujuan utama pembelajaran dengan
modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di
sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara
optimal (Mulyasa, 2003:149). Pembelajaran dengan menggunakan modul
memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktifitas belajar optimal sesuai dengan
tingkat kemampuan dan kemajuan yang diperolehnya selama proses belajar.
Menurut Moonagusta (2013:73) dalam penelitiannya menyatakaan bahwa
penggunaan bahan ajar modul dapat meningkatkan kemampuan membaca,
menulis dan berhitung. Hayati (2010:53) mengungkapkan dalam penelitiannya
bahwa pengembangan modul juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Keunggulan dari modul diantaranya:1.Berfokus pada kemampuan
individual siswa, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk
bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.2).
Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi
dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa. Disamping memiliki
keunggulan, modul juga memiliki kelemahan tersendiri, diantaranya yaitu.1).
Interaksi antara guru dan siswa berkurang sehingga perlu jadwal tatap muka atau
kegiatan kelompok. 2).Pendekatan tunggal menyebabkan monoton dan
membosankan karena itu perlu permasalahan yang menantang, terbuka dan
bervariasi.
Hybrid learning merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode e-
Learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem e-
Learning dengan metode konvensional atau tatap muka (face-toface).
Pembelajaran Biologi berbasis hybrid learning ini supaya siswa dapat belajar
lebih aktif mempelajari materi di dalam maupun di luar kelas sehingga
meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari siswa. Menurut
Susilo (2011:10), terdapat berbagai keuntungan pembelajaran hybrid
dibandingkan pembelajaran tatap muka biasa. Susilo (2011:10) menyatakan
bahwa melalui pembelajaran hybrid siswa dapat lebih sukses mencapai tujuan
pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta adanya peningkatan
interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru.
3
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan
yang digunakan adalah Research and development yaitu metode yang digunakan
untuk menghasilan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Rancangan pengembangan modul ini meliputi tahap satu sampai tujuh yang
diadaptasi dari Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2012:169) yaitu
penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf produk, uji
coba lapangan awal, merevisi hasil uji coba, uji coba lapangan dan
penyempurnaan produk hasil uji lapangan. Validasi produk modul pembelajaran
biologi berbasis hybrid learning meliputi penilaian dari ahli pendidikan (Sunarmi,
Dosen Biologi UM), ahli materi (Abdul Gofur, Dosen Biologi UM), ahli
penerapan lapangan/guru (Dewi Endahsari, Guru Biologi) dan ahli media
(Herawati Susilo, Dosen Biologi UM). Subjek uji coba adalah siswa SMA Negeri
1 Malang Kelas XI IPA 1 berjumlah 35 siswa. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan angket validasi modul, angket keterlaksanaan pembelajaran oleh
observer dan angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul secara
online. Data yang diperoleh dari penilaian oleh ahli pendidikan, ahli materi, ahli
lapangan dan ahli media dan siswa akan dianalisis dengan teknik analisis rata-rata.
Nilai rata-rata yang diperoleh akan ditentukan tingkat kelayakan modul berbasis
hybrid learning. Penentuan teknik analisis nilai rata-rata berdasarkan pendapat
dari Arikunto (2010:286) yang menyatakan bahwa untuk mengetahui peringkat
nilai akhir pada setiap butir angket penilaian, jumlah nilai yang diperoleh dibagi
dengan banyaknya responden yang menjawab angket penilaian tersebut.
Penentuan kesimpulan yang telah dicapai dari uji coba terbatas dalam penelitian
ini menggunakan skala penilaian 1 sampai 3, dimana 1 sebagai skor terendah dan
3 sebagai skor tertinggi. Penetuan rentang dapat diketahui melalui nilai tertinggi
dikurangi nilai terendah dibagi dengan banyaknya kelas. Berdasarkan penentuan
rentang tersebut diperoleh rentang 0,67 diadaptasi dari (Sudjana, 2005:47).
Tabel 1 Kriteria Evaluasi Validasi
Nilai rata-rata Kategori Keterangan
2,36 - 3,03
1,68 - 2,35
1,00- 1,67
Layak
Cukup layak
Tidak layak
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Hasil belajar yang diukur yaitu aspek sikap, keterampilan dan kognitif.
Teknik penghitungan yaitu.
Aspek sikap = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
10
Aspek keterampilan = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑥 100
Aspek kognitif = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 100%
Kemampuan berpikir kritis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 )
𝐽𝑢𝑚𝑙 𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 100%
Angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran
biologi berbasis hybrid learning dianalisis secara kuantitatif. Data yang digunakan
adalah hasil checklist pada angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan
modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning yang hasilnya kemudian
4
disesuaikan dengan kriteria berikut ini (diadaptasi dari Chandra, 2003:78 dalam
Lathifah:2012).
1. Sangat kurang (jika terlihat keterpakaian modul oleh kurang dari 20% siswa.
2. Kurang (jika terlihat keterpakaian modul oleh >20% -< 40% siswa).
3. Cukup (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 40% -< 60% siswa).
4. Baik (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 60% -< 80% siswa).
5. Sangat baik (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 80% - < 100% siswa)
HASIL PENELITIAN
A. Pengembangan Produk
Observasi Awal
Observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Malang pada
tanggal 2 Agustus 2013 dengan penyebaran angket. Angket mengenai fasilitas wi-
fi di sekolah, fasilitas komputer di sekolah, fasilitas penunjang pembelajaran di
kelas, pelaksanaan pembelajaran biologi di kelas, sumber belajar siswa, minat dan
kemampuan siswa pada biologi dan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan
angket di dapatkan 100% siswa menjawab sekolah memiliki fasilitas wi-fi dan
80,65% siswa menjawab bahwa fasilitas wi-fi dapat dijangkau di seluruh wilayah
sekolah. Fasilitas komputer di sekolah sebanyak 70,97% sekolah menyediakan
komputer untuk siswa serta 74,19% siswa menyatakan bahwa setiap siswa
berkesempatan menggunakan komputer yang ada di sekolah. Pelaksanaan
pembelajaran biologi di kelas sebesar 58,06% siswa menyatakan guru lebih sering
menjelaskan materi dengan ceramah dan data ini diperkuat dengan jawaban siswa
sebanyak 58,06% bahwa mereka lebih senang kegiatan berdiskusi karena bisa
bebas mengungkapkan pendapat pada teman. Pada angket mengenai kemampuan
berpikir kritis, siswa menyatakan sebanyak 38,71% belum bisa mengidentifikasi
dan menjelaskan konsep-konsep biologi yang dipelajari secara sistesmatis, akurat
dan mendalam. Hal ini didukung juga dengan siswa lebih suka mendengarkan
penjelasan guru daripada harus mengidentifikasi masalah secara mandiri.
Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Malang, peneliti melakukan
perencanaan untuk pembuatan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid
learning. Peneliti bersama guru kelas menentukan materi modul, silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi biologi yang disetujui untuk modul
yaitu materi sistem gerak. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu lima
kali pertemuan tatap muka dan satu kali pembelajaran online sesuai dengan
program semester di SMA N 1 Malang.
Pengembangan
Pengembangan modul berbasis hybrid learning ini, peneliti menyiapkan
website untuk meng-upload modul dengan alamat website
inovasipembelajaran.net. Pembelajaran online menggunakan chatting melalui
akun facebook sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bertanya lebih lanjut
mengenai materi. Materi pada modul memiliki sub materi yaitu alat gerak aktif
(otot) dan alat gerak pasif (tulang). Modul yang dikembangkan memiliki gambar
dan warna yang menarik serta dilengkapi video berupa link pada website lain
sehingga siswa lebih paham dengan materi yang dipelajari. Alamat link yang bisa
diakses siswa yaitu http://video.kemdikbud.go.id/video/play/sistem-gerak-pada-
manusia dan http://www.youtube.com/watch?v=ioAfEK0mTRY
5
B. Validasi
Validasi dilakukan oleh tim ahli. Nilai rata-rata pada perangkat
pembelajaran dan media pembelajran menunjukkan hasil yang baik yaitu silabus
2,76, RPP 2,93, rubrik penilaian 2,8, dan soal ulangan harian 2,58, sedangkan
media pembelajaran 2,75. Nilai rata-rata pada materi sistem gerak juga
menunjukkan hasil yang baik yaitu 2,85. Nilai rata-rata pada media online yaitu
2,58. Data hasil validasi perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2. Data
hasil validasi materi dapat dilihat pada Tabel 3, dan hasil validasi media online
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Hasil validasi perangkat pembelajaran
Komponen Silabus Validator
1
Validator
2
Rata-
ra
ta
Kualifikasi
1. Kelengkapan
komponen RPP
3 3 3 Baik
2. Indikator 3 2,8 2,9 Baik
3. Tujuan
Pembelajaran
3 3 3 Baik
4. Materi Pembelajaran 3 3 3 Baik
5. Metode
Pembelajaran
3 3 3 Baik
6. Kegiatan
Pembelajaran
2,9 2,8 2,5 Baik
7. Penilaian hasil
belajar
3 3 3 Baik
8. Alokasi waktu 3 3 3 Baik
9. Sumber belajar 3 3 3 Baik
Nilai rata-rata 2,98 2,96 2,93 Baik
Tabel 3. Hasil validasi materi sistem gerak
Kriteria yang dinilai
Materi Sistem Gerak
Validator Rata-
rata Kualifikasi
1. Kebenaran Konsep 3 3 Baik
2. Validitas 2,75 2,75 Baik
3. Penyajian isi materi
pembelajaran 2,8 2,8 Baik
Nilai rata-rata materi
sistem gerak 2,85 2,85 Baik
Tabel 4. Hasil validasi media online
Kriteria yang dinilai Media Online
Validator Jumlah Rata2 Kualifikasi
1. Pemilihan media 2.75 2.75 2.75 Baik
2. Modul 2 2 2 Baik
3. Teknologi 3 3 3 Baik
Jumlah 7.75 7.75 7.75
Nilai rata-rata media online 2.58 2.58 2.58 Baik
C. Revisi Hasil Validasi
Revisi hasil validasi dilakukan dengan melihat adanya tanggapan dan saran
dari validator. Revisi perangkat pembelajaran yaitu semua indikator pada silabus
dan RPP sudah ditambahkan indikator sikap, pengetahuan dan keterampilan.
6
Revisi untuk materi sistem gerak yaitu warna peta konsep sudah diperbaiki
sehingga warna kontras dengan tulisan. Revisi untuk media pembelajaran yang
digunakan yaitu penggunaan media sudah diperbaiki dengan memandang efisiensi
waktu. Revisi untuk media online yaitu media facebook sudah diperbaiki lagi
penggunaannya dan sudah ditambahkan video pada modul sehingga terlihat jelas
bioprosesnya.
D. Uji Coba
Hasil Belajar Aspek Sikap dan Keterampilan
Aspek sikap yang diukur ada sepuluh sikap yaitu keterbukaan, ketekunan
belajar, kerajinan, tenggang rasa, ramah dengan teman, hormat pada orangtua,
kejujuran, menepati janji, kepedulian dan tanggungjawab. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan, siswa sudah menunjukkan sikap “mulai konsisten”
sesudah adanya modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning.
Aspek keterampilan yang diukur yaitu menyelesaikan semua tugas individu
untuk kelompok, berpartisipasi secara konstruktif, berbagi tanggungjawab dalam
membantu kelompok menyelesaikan permasalahan, dapat mencapai kompromo
dengan sesama teman kelompok dan terampil membuat awetan basah.
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran, siswa belum pernah mencoba
praktikum membuat awetan basah sehingga siswa belum memiliki keterampilan
dalam membuat awetan maupun praktikum pembedahan hewan.
Hasil Belajar Aspek Kognitif
Hasil belajar kognitif diukur melalui pretes (sebelum) dan posttes (sesudah)
menggunakan modul saat pembelajaran. Pada mata pelajaran biologi di SMA
Negeri 1 Malang, nilai KKM biologi yaitu = 78, maka didapatkan rata-rata nilai
pretes sebesar 52.9, sedangkan postes 88.0 sehingga peningkatan hasil belajar
aspek kognitif siswa sebesar 66,36%. Hasil belajar siswa aspek kognitif secara
rinci tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Data hasil belajar siswa aspek kognitif
Siswa Skor Tes Awal Skor Tes Akhir Ketuntasan Peningkatan Skor
X1 52 100 √ 48
X2 36 80 √ 44
X3 47 80 √ 33
X4 37 80 √ 43
X5 79 94 √ 15
X6 55 80 √ 25
X7 54 81 √ 27
X8 58 94 √ 36
X9 38 94 √ 56
X10 52 80 √ 28
X11 36 88 √ 52
X12 51 100 √ 49
X13 58 80 √ 22
X14 63 81 √ 18
X15 73 80 √ 7
7
X16 59 100 √ 41
X17 64 94 √ 30
X18 39 100 √ 61
X19 55 88 √ 33
X20 43 94 √ 52
X21 68 88 √ 20
X22 75 94 √ 19
X23 41 80 √ 39
X24 61 88 √ 27
X25 55 80 √ 25
X26 31 100 √ 69
X27 52 80 √ 28
X28 77 80 √ 3
X29 32 80 √ 48
X30 62 94 √ 32
X31 56 94 √ 38
X32 38 80 √ 42
X33 65 100 √ 35
X34 35 81 √ 46
X35 56 94 √ 38
Jumlah 1852 3081 35 1229
Rata2 52,9 88,0 100% 66,36 %
Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis dilihat dari hasil pretes dan postes. Rata-rata
pretes siswa sebesar 45.14 sedangkan rata-rata postes sebesar 76.71, sehingga
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 69.94%. Hasil data
kemampuan berpikir kritis siswa secara rinnci tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Hasil Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa
Skor
Pretes
Postes Peningkatan
Skor Skor Belum Tuntas
X1 50 80 √ 30
X2 45 90 √ 45
X3 50 90 √ 40
X4 50 55 √ 5
X5 40 90 √ 50
X6 45 55 √ 10
X7 50 75 √ 25
X8 50 95 √ 45
X9 40 85 √ 45
X10 40 55 √ 15
X11 45 60 √ 15
X12 50 80 √ 30
X13 45 80 √ 35
X14 40 85 √ 45
X15 45 95 √ 50
X16 50 95 √ 45
X17 40 70 √ 30
8
X18 40 60 √ 20
X19 40 50 √ 10
X20 45 80 √ 35
X21 40 70 √ 30
X22 50 75 √ 25
X23 50 90 √ 40
X24 45 90 √ 45
X25 40 80 √ 40
X26 45 90 √ 45
X27 40 65 √ 25
X28 50 80 √ 30
X29 45 75 √ 30
X30 45 70 √ 25
X31 45 85 √ 40
X32 50 60 √ 10
X33 55 90 √ 35
X34 40 80 √ 40
X35 40 60 √ 20
Jumlah 1580 2685 14 21 1105
Rata2 45.14 76.71 69.94%
E. Penyempurnaan Produk Akhir
Produk akhir berupa modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning
sesuai dengan tanggapan dan saran yang telah diberikan dari dosen, guru biologi
SMA dan siswa. Produk yang disempurnakan sesuai dengan kebutuhan siswa
untuk belajar melalui pembelajaran hybrid learning. Modul yang disempurnakan
berisi petunjuk penggunaan modul, tujuan, peta konsep, materi ajar, soal-soal
analisis dan uji kompetensi serta soal critical thinking. Modul sistem gerak ini
dibagi menjadi dua materi yaitu alat gerak aktif (otot) dan alat gerak pasif
(tulang), masing-masing materi mempunyai sub materi sendiri. Modul dilengkapi
dengan gambar yang berwarna sehingga memudahkan siswa untuk memahami
materi. Selain itu, dilengkapi adanya video sehingga semakin menambah
pengetahuan siswa mengenai rangka yang ada pada tubuh mereka.
PEMBAHASAN
Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning pada tahap validasi
dinyatakan valid dari segi perangkat pembelajaran, materi dan media, sehingga
modul berbasis hybrid leraning ini dapat digunakan untuk pembelajaran. Mulyasa
(2003:148) menyatakan modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi
serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara
sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul berbasis hybrid
learning dikembangkan sesuai dengan keinginan dan kondisi siswa. Modul
berbasis hybrid learning disajikan lebih pada aplikasi dari materi sehingga siswa
belajar dari kehidupan sekitar mereka. Adanya materi berupa aplikasi ini, siswa
lebih tertarik untuk mempelajari dibandingkan dengan materi berupa hafalan.
Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning berdasarkan analisa data
dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini
dikarenakan pembelajaran melalui hybrid learning siswa dapat lebih sukses
mencapai tujuan pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta
adanya peningkatan interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru.
Hal ini terjadi karena mereka memerlukan bantuan lebih banyak setelah belajar
9
lebih serius karena meningkatnya rasa ingin tahu mereka (Susilo, 2011:10).
Modul berbasis hybrid learning dapat digunakan pada pembelajaran di dalam
kelas maupun di luar kelas. Siswa dapat melakukan pembelajaran online berupa
chatting dengan guru atau antar siswa, sehingga waktu belajar siswa lebih banyak
untuk memahami materi yang dipelajari.
Berdasarkan uji coba yang dilakukan, hasil belajar siswa aspek kognitif
mengalami peningkatan persentase sebesar 66,36%, sedangkan aspek sikap dan
keterampilan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya. Menurut penelitian
Moonagusta (2013:73) menyatakaan bahwa penggunaan bahan ajar modul dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sjukur (2012:68) membuktikan bahwa
pembelajaran berbasis hybrid (blended) learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dalam penelitiannya menyatakan ada peningkatan hasil belajar siswa
dengan nilai signifikan 0,000 rata-rata peningkatan 38,28%. Siswa lebih
termotivasi untuk belajar sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dan penelitian sebelumnya, bahwa
modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini dapat digunakan untuk
pembelajaran siswa sehingga siswa lebih sukses dalam mencapai tujuan belajar.
Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning juga meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan persentase sebesar 69.94%. Tes
kemampuan berpikir kritis yang diberikan berupa aplikasi materi pada kehidupan
sehari-hari siswa. Menurut Susilo (2011:4), unsur keempat dalam membelajarkan
siswa dalam konteks abad 21, siswa perlu belajar materi pelajaran melalui contoh-
contoh penerapan dan pengalaman dunia nyata baik di dalam maupun luar
sekolah, sehingga siswa memahami dan ingat lebih banyak bila yang mereka
pelajari relevan, menarik dan bermanfaat dan kehidupan sehari-hari. Ketika
diberikan soal aplikasi dari materi untuk di identifikasi, siswa masih merasa
kesulitan untuk menghubungkannya. Namun 20 dari 35 siswa sudah mempunyai
teknik tersendiri untuk memecahkan soal analisis yang diberikan. Soal berupa
aplikasi dari materi harus diberikan kepada siswa, supaya siswa tidak menghafal
materi saja. Soal berupa aplikasi ini membantu siswa dalam memahami suatu
materi, sehingga ingatan siswa lebih dalam mengenai materi tersebut. Dampak
dari modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini diharapkan siswa
lebih banyak belajar bukan sekedar untuk menghafal. Hal ini diperkuat oleh
penelitian Sahin (2010:49), menyebutkan bahwa hybrid learning meningkatkan
penguasaan materi siswa serta meningkatkan kualitas berpikir siswa.
Modul berbasis hybrid learning menggabungkan metode konvensional dan
e-learning. Modul yang dikembangkan diupload pada website dengan alamat
inovasipembelajaranipa.net, pembelajaran online dilakukan dengan chatting
melalui akun facebook yang telah dibuat peneliti. Ketika modul akan digunakan,
siswa sudah men-download modul pada website yang disediakan. Penggunaan
modul mudah dilakukan karena di dalamnya disertai petunjuk penggunaan modul
sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu petunjuknya. Modul disertai
video berupa link sehingga siswa harus mendownload terlebih dahulu pada
website lain. Beberapa kelebihan modul berbasis hybrid learning ini terlihat dari
aspek pemanfaatan teknologi, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu
dan sumber belajar yang bisa diakses (Nugroho, dkk, 2012:8). Pemanfaatan
teknologi ini berupa penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
10
Modul yang dikembangkan memanfaatkan teknologi internet untuk meng-upload
dan men-download modul melalui website. Website yang digunakan dibuat
sederhana, personal dan cepat. Menurut Onno (2002) dalam Nugroho (2012),
sistem e-learning yang sederhana akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan
teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan
akan mengurangi pengenalan sistem elearning itu sendiri, sehingga waktu belajar
siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem elearning-nya. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini
dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing
siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan
pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati,
melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang
diperlukan. Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi membantu siswa lebih efisien dalam belajar.
Komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu merupakan komunikasi
yang bisa dilakukan kapanpun siswa dan guru bisa melakukan komunikasi.
Contoh dari komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu yaitu internet.
Internet tidak dibatasi oleh jarak dan waktu, pembelajaran bisa dilakukan kapan
saja dan dimana saja. Pada modul berbasis hybrid learning, komunikasi yang
tidak dibatasi ruang dan waktu adalah pembelajaran online. Pembelajaran online
yang memanfaatan chatting melalui akun facebook ini bisa dilakukan siswa
kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran online ini akan membantu siswa apabila
siswa masih memiliki kesulitan pada materi yang dijelaskan oleh guru ketika
pembelajaran tatap muka. Komunikasi ini diimbangi dengan sumber belajar yang
bisa diakses oleh siswa. Nugroho (2012) menyatakan media memiliki kedudukan
penting artinya meningkatkan banyaknya informasi yang diingat 70%
dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%). Sumber
belajar yang dapat digunakan yaitu media gambar, televisi, radio, facebook,
twitter dan benda-benda asli. Modul yang dikembangkan berisi media yang
membantu siswa belajar memahami materi dengan media torso, media
gambar,dan video. Selain itu, dalam internet tersedia banyak sumber belajar yang
bisa dimanfaatkan oleh siswa. Sumber belajar yang baik merupakan sumber
belajar yang memberikan pengetahuan baru bagi pengguna sehingga bisa
menambah wawasan yang ada. Sumber belajar bisa diakses melalui google,
yahoo, ask, internet exsplorer dan youtube.
Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini memiliki beberapa
hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya yaitu 1). materi yang disajikan dalam
modul masih terbatas pada materi sistem gerak, 2) uji coba tahap pengembangan
modul berbasis hybrid learning masih terbatas pada uji coba skala terbatas dan 3)
uji coba yang dilakukan oleh peneliti hanya satu kelas, untuk peneliti lain
sebaiknya menggunakan lebih dari satu kelas supaya bisa terlihat efektifitas
penggunaan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning. Hambatan
yang dialami peneliti selama mengembangkan produk modul berbasis hybrid
learning antara lain ketersediaan jaringan internet (wi-fi) yang ada di sekolah
maupun di luar sekolah masih mengalami gangguan misalnya koneksi lambat dan
quota yang diperlukan juga banyak, sehingga beberapa siswa masih belum bisa
online bersama guru dan siswa lain. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah
sudah menyediakan fasilitas wi-fi untuk siswa, namun koneksinya cukup lambat
11
sehingga siswa masih kesulitasn untuk mengikuti pembelajaran online. Selain itu,
siswa belum membaca petunjuk penggunaan modul sehingga waktu mengerjakan
soal online maupun diskusi masih miskonsepsi antara siswa dan guru. Hambatan
yang mungkin dialami guru saat menggunakan modul yaitu guru belum membaca
petunjuk penggunaan modul, pembelajaran online yang dilakukan menuntut guru
untuk selalu online dengan siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning berdasarkan hasil
validasi sudah dinyatakan valid/baik, sehingga dapat digunakan untuk proses
pembelajaran siswa. Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini
didukung oleh keberhasilan peningkatan nilai hasil belajar dengan persentase
66.36% dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan peningkatan persentase
66.94%. Beberapa kelebihan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning
ini yaitu adanya pemanfaatan teknologi, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan
waktu serta sumber belajar yang bisa diakses. Modul berbasis hybrid learning ini
dikembangkan untuk membantu siswa belajar lebih efisien dan bukan hanya
menghafal suatu materi.
Saran
Beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu 1). sebelum menggunakan
modul dalam pembelajaran sebaiknya guru dan siswa sudah memahami cara
penggunaan modul pada petunjuk penggunaan modul, 2). diperlukan dukungan
kebijakan dari sekolah seperti penyediaan fasilitas wi-fi, komputer sekolah, laptop
yang berkaitan dengan operasional produk, 3). perlu dukungan kebijakan dari
sekolah seperti pengadaan pelatihan atau workshop tentang pemanfaatan website
pada pembelajaran hybrid learning bagi guru, 4). berdasarkan tingkat kelayakan
yang diperoleh, maka modul dapat dijadikan acuan pengembangan materi biologi
yang lain, 5). perlu adanya studi tentang hybrid learning dalam skala luas. Skala
luas yang dimaksud adalah peneliti dalam pelaksanaan uji coba menggunakan
lebih dari satu kelas supaya lebih terlihat penggunaan modul pembelajaran biologi
berbasis hybrid learning, 6). perlu adanya fasilitas wi-fi atau modem yang
koneksinya cepat di sekolah atau di rumah sehingga siswa tidak terganggu dengan
koneksi internet yang lambat supaya siswa bisa melakukan pembelajaran online.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hayati, N. 2010. Pengembangan Modul Pkn Berbasis Kemampuan Berpikir Kritis
SMP Kelas VIII. Skripsi tidak diterbitkan.Malang: FIS UM.
Lathifah, A. S. 2012. Pengembangan Website Berbasis Moodle Untuk
Membelajarkan Biologi Melalui Blended Learning Di SMA Negeri 5
Malang. Skripsi tidak diterbitkan.Malang: FMIPA UM.
Moonagusta, B. F. 2013. Penggunaan Bahan Ajar Modul Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca, Menulis, Dan Berhitung Bagi Warga, Belajar
Keaksaraan Fungsional. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM.
12
Mulyasa, E. 2003. Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho, A, Daru, A.F, Wakhidah, N. 2012. Pengembangan Model
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web Pada mata Kuliah Arsitetur dan
Organisasi Komputer. Semarang: Fakultas Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Sahin, M. 2010. Blended Learning Environment in Vocational Education.Journal
the International Conference on Virtual Learning ICVL 2010.pp 244-252.
Sjukur, S.B. 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan
Hasil Belajar Siswa tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.2(3):368-378.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.
Sukmadinata, N.S.2012. Metode Penelitian Pendidikan.UPI: REMAJA
ROSDAKARYA.
Susilo, H. 2011.Blended Learning Untuk Menyiapkan Ssiwa Hidup Di Abad 21.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional 2011 Pengembangan
Pembelajaran Berbasis Blended Learning, Jurusan Biologi FMIPA UM,
Malang, 13 November.