pengembangan modul pembelajaran biologi...

12
1 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI Herwim Enggar Pratiwi 1 , Hadi Suwono 2 , Nursasi Handayani 2 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, E-mail: [email protected] 2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang No.5, Malang, Indonesia. Abstract: module in biology help students learn independently and lead to understanding of concepts and principles of biology. The purpose of this research was produced module of biology based on hybrid learning on locomotion system. Research and development based on Borg and Gall model. The try out of prototype was conducted on 35 students in SMA Negeri 1 Malang. The result shows that hybrid learning module was able to be applied in high school and improve critical thinking skills and learning outcomes of students. Keywords: Biology learning module, hybrid learning, critical thinking Abstrak: Modul biologi dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan memicu siswa untuk memahami bukan menghafal suatu materi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan modul dalam pembelajaran biologi berbasis hybrid learning materi sistem gerak. Metode penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan model Borg dan Gall. Uji coba produk dilakukan secara terbatas pada 35 siswa SMA Negeri 1 Malang kelas XI IPA 1. Berdasarkan hasil uji coba menunjukkan bahwa Modul berbasis hybrid learning dapat diterapkan di SMA serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: modul pembelajaran biologi, hybrid learning, berpikir kritis Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar sehingga menuntut guru mempunyai strategi dan kreativitas dalam proses belajar mengajar. Tuntutan dari kurikulum adalah siswa dan guru harus lebih aktif. Siswa harus aktif dalam kegiatan belajar sedangkan guru harus aktif dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar agar pembelajaran lebih efektif (Nugroho, 2012:1). Biologi merupakan salah satu pelajaran yang memiliki banyak materi yang harus dipelajari oleh siswa. Materi biologi yang dipilih untuk pengembangan modul yaitu sistem gerak. Bab sistem gerak memiliki kesulitan tersendiri bagi siswa, terutama banyaknya nama-nama tulang dan persendian yang harus mereka pahami. Ditambah pula dengan sugesti siswa bahwa biologi adalah mata pelajaran hafalan. Sistem gerak ini memiliki KD yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi (Silabus, 2013:14). SMA N 1 Malang merupakan salah satu sekolah yang menyediakan fasilitas wi-fi dan dapat dimanfaatkan oleh siswa. Berdasarkan observasi di SMA N 1 Malang kelas XI IPA 1 berjumlah 31 siswa pada tanggal 2 Agustus 2013, belum secara sepenuhnya wi-fi dimanfaatkan untuk proses pembelajaran oleh guru maupun siswa. Selain itu, siswa juga menyebutkan bahwa mereka suka mencuri- curi kesempatan untuk membuka layanan internet berupa twitter, facebook dan

Upload: doannhu

Post on 21-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS

HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI

Herwim Enggar Pratiwi1, Hadi Suwono

2, Nursasi Handayani

2

1) Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA,

E-mail: [email protected]

2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang

No.5, Malang, Indonesia.

Abstract: module in biology help students learn independently and lead to understanding of

concepts and principles of biology. The purpose of this research was produced module of biology

based on hybrid learning on locomotion system. Research and development based on Borg and

Gall model. The try out of prototype was conducted on 35 students in SMA Negeri 1 Malang. The

result shows that hybrid learning module was able to be applied in high school and improve

critical thinking skills and learning outcomes of students.

Keywords: Biology learning module, hybrid learning, critical thinking

Abstrak: Modul biologi dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan memicu siswa untuk

memahami bukan menghafal suatu materi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan

menghasilkan modul dalam pembelajaran biologi berbasis hybrid learning materi sistem gerak.

Metode penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan model Borg dan Gall. Uji

coba produk dilakukan secara terbatas pada 35 siswa SMA Negeri 1 Malang kelas XI IPA 1.

Berdasarkan hasil uji coba menunjukkan bahwa Modul berbasis hybrid learning dapat diterapkan

di SMA serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: modul pembelajaran biologi, hybrid learning, berpikir kritis

Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar sehingga

menuntut guru mempunyai strategi dan kreativitas dalam proses belajar mengajar.

Tuntutan dari kurikulum adalah siswa dan guru harus lebih aktif. Siswa harus

aktif dalam kegiatan belajar sedangkan guru harus aktif dalam menyiapkan

perangkat pembelajaran dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar agar

pembelajaran lebih efektif (Nugroho, 2012:1). Biologi merupakan salah satu

pelajaran yang memiliki banyak materi yang harus dipelajari oleh siswa. Materi

biologi yang dipilih untuk pengembangan modul yaitu sistem gerak. Bab sistem

gerak memiliki kesulitan tersendiri bagi siswa, terutama banyaknya nama-nama

tulang dan persendian yang harus mereka pahami. Ditambah pula dengan sugesti

siswa bahwa biologi adalah mata pelajaran hafalan. Sistem gerak ini memiliki KD

yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan

mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi (Silabus,

2013:14). SMA N 1 Malang merupakan salah satu sekolah yang menyediakan

fasilitas wi-fi dan dapat dimanfaatkan oleh siswa. Berdasarkan observasi di SMA

N 1 Malang kelas XI IPA 1 berjumlah 31 siswa pada tanggal 2 Agustus 2013,

belum secara sepenuhnya wi-fi dimanfaatkan untuk proses pembelajaran oleh guru

maupun siswa. Selain itu, siswa juga menyebutkan bahwa mereka suka mencuri-

curi kesempatan untuk membuka layanan internet berupa twitter, facebook dan

2

jejaring lain. Ada beberapa alternatif untuk meminimalkan penggunaan wi-fi yang

kurang bermanfaat, sekolah dapat membatasi penggunaan wi-fi dengan cara

menutup sementara situs-situs yang dirasa kurang bermanfaat bagi siswa,

membuka wi-fi hanya pada saat jam istirahat atau menerapkan suatu pembelajaran

dimana siswa dapat memanfaatkan fasilitas internet sebagai media belajar mereka.

Fasilitas wi-fi menunjang pembelajaran hybrid learning. Pembelajaran hybrid

learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian

pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka (face to face), offline untuk

men-download modul dan komputer secara online (forum diskusi/chatting).

Melalui pembelajaran berbasis hybrid learning siswa diharapkan mampu belajar

mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat sehingga belajar akan

menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.

Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian

pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk

membantu siswa mencapai tujuan belajar. Tujuan utama pembelajaran dengan

modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di

sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara

optimal (Mulyasa, 2003:149). Pembelajaran dengan menggunakan modul

memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktifitas belajar optimal sesuai dengan

tingkat kemampuan dan kemajuan yang diperolehnya selama proses belajar.

Menurut Moonagusta (2013:73) dalam penelitiannya menyatakaan bahwa

penggunaan bahan ajar modul dapat meningkatkan kemampuan membaca,

menulis dan berhitung. Hayati (2010:53) mengungkapkan dalam penelitiannya

bahwa pengembangan modul juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa. Keunggulan dari modul diantaranya:1.Berfokus pada kemampuan

individual siswa, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk

bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.2).

Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi

dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa. Disamping memiliki

keunggulan, modul juga memiliki kelemahan tersendiri, diantaranya yaitu.1).

Interaksi antara guru dan siswa berkurang sehingga perlu jadwal tatap muka atau

kegiatan kelompok. 2).Pendekatan tunggal menyebabkan monoton dan

membosankan karena itu perlu permasalahan yang menantang, terbuka dan

bervariasi.

Hybrid learning merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode e-

Learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem e-

Learning dengan metode konvensional atau tatap muka (face-toface).

Pembelajaran Biologi berbasis hybrid learning ini supaya siswa dapat belajar

lebih aktif mempelajari materi di dalam maupun di luar kelas sehingga

meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari siswa. Menurut

Susilo (2011:10), terdapat berbagai keuntungan pembelajaran hybrid

dibandingkan pembelajaran tatap muka biasa. Susilo (2011:10) menyatakan

bahwa melalui pembelajaran hybrid siswa dapat lebih sukses mencapai tujuan

pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta adanya peningkatan

interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru.

3

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

yang digunakan adalah Research and development yaitu metode yang digunakan

untuk menghasilan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Rancangan pengembangan modul ini meliputi tahap satu sampai tujuh yang

diadaptasi dari Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2012:169) yaitu

penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf produk, uji

coba lapangan awal, merevisi hasil uji coba, uji coba lapangan dan

penyempurnaan produk hasil uji lapangan. Validasi produk modul pembelajaran

biologi berbasis hybrid learning meliputi penilaian dari ahli pendidikan (Sunarmi,

Dosen Biologi UM), ahli materi (Abdul Gofur, Dosen Biologi UM), ahli

penerapan lapangan/guru (Dewi Endahsari, Guru Biologi) dan ahli media

(Herawati Susilo, Dosen Biologi UM). Subjek uji coba adalah siswa SMA Negeri

1 Malang Kelas XI IPA 1 berjumlah 35 siswa. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan angket validasi modul, angket keterlaksanaan pembelajaran oleh

observer dan angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul secara

online. Data yang diperoleh dari penilaian oleh ahli pendidikan, ahli materi, ahli

lapangan dan ahli media dan siswa akan dianalisis dengan teknik analisis rata-rata.

Nilai rata-rata yang diperoleh akan ditentukan tingkat kelayakan modul berbasis

hybrid learning. Penentuan teknik analisis nilai rata-rata berdasarkan pendapat

dari Arikunto (2010:286) yang menyatakan bahwa untuk mengetahui peringkat

nilai akhir pada setiap butir angket penilaian, jumlah nilai yang diperoleh dibagi

dengan banyaknya responden yang menjawab angket penilaian tersebut.

Penentuan kesimpulan yang telah dicapai dari uji coba terbatas dalam penelitian

ini menggunakan skala penilaian 1 sampai 3, dimana 1 sebagai skor terendah dan

3 sebagai skor tertinggi. Penetuan rentang dapat diketahui melalui nilai tertinggi

dikurangi nilai terendah dibagi dengan banyaknya kelas. Berdasarkan penentuan

rentang tersebut diperoleh rentang 0,67 diadaptasi dari (Sudjana, 2005:47).

Tabel 1 Kriteria Evaluasi Validasi

Nilai rata-rata Kategori Keterangan

2,36 - 3,03

1,68 - 2,35

1,00- 1,67

Layak

Cukup layak

Tidak layak

Baik

Cukup baik

Tidak baik

Hasil belajar yang diukur yaitu aspek sikap, keterampilan dan kognitif.

Teknik penghitungan yaitu.

Aspek sikap = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

10

Aspek keterampilan = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑥 100

Aspek kognitif = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 )

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 100%

Kemampuan berpikir kritis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 )

𝐽𝑢𝑚𝑙 𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 100%

Angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran

biologi berbasis hybrid learning dianalisis secara kuantitatif. Data yang digunakan

adalah hasil checklist pada angket keterlaksanaan pembelajaran menggunakan

modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning yang hasilnya kemudian

4

disesuaikan dengan kriteria berikut ini (diadaptasi dari Chandra, 2003:78 dalam

Lathifah:2012).

1. Sangat kurang (jika terlihat keterpakaian modul oleh kurang dari 20% siswa.

2. Kurang (jika terlihat keterpakaian modul oleh >20% -< 40% siswa).

3. Cukup (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 40% -< 60% siswa).

4. Baik (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 60% -< 80% siswa).

5. Sangat baik (jika terlihat keterpakaian modul oleh > 80% - < 100% siswa)

HASIL PENELITIAN

A. Pengembangan Produk

Observasi Awal

Observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Malang pada

tanggal 2 Agustus 2013 dengan penyebaran angket. Angket mengenai fasilitas wi-

fi di sekolah, fasilitas komputer di sekolah, fasilitas penunjang pembelajaran di

kelas, pelaksanaan pembelajaran biologi di kelas, sumber belajar siswa, minat dan

kemampuan siswa pada biologi dan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan

angket di dapatkan 100% siswa menjawab sekolah memiliki fasilitas wi-fi dan

80,65% siswa menjawab bahwa fasilitas wi-fi dapat dijangkau di seluruh wilayah

sekolah. Fasilitas komputer di sekolah sebanyak 70,97% sekolah menyediakan

komputer untuk siswa serta 74,19% siswa menyatakan bahwa setiap siswa

berkesempatan menggunakan komputer yang ada di sekolah. Pelaksanaan

pembelajaran biologi di kelas sebesar 58,06% siswa menyatakan guru lebih sering

menjelaskan materi dengan ceramah dan data ini diperkuat dengan jawaban siswa

sebanyak 58,06% bahwa mereka lebih senang kegiatan berdiskusi karena bisa

bebas mengungkapkan pendapat pada teman. Pada angket mengenai kemampuan

berpikir kritis, siswa menyatakan sebanyak 38,71% belum bisa mengidentifikasi

dan menjelaskan konsep-konsep biologi yang dipelajari secara sistesmatis, akurat

dan mendalam. Hal ini didukung juga dengan siswa lebih suka mendengarkan

penjelasan guru daripada harus mengidentifikasi masalah secara mandiri.

Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Malang, peneliti melakukan

perencanaan untuk pembuatan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid

learning. Peneliti bersama guru kelas menentukan materi modul, silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi biologi yang disetujui untuk modul

yaitu materi sistem gerak. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu lima

kali pertemuan tatap muka dan satu kali pembelajaran online sesuai dengan

program semester di SMA N 1 Malang.

Pengembangan

Pengembangan modul berbasis hybrid learning ini, peneliti menyiapkan

website untuk meng-upload modul dengan alamat website

inovasipembelajaran.net. Pembelajaran online menggunakan chatting melalui

akun facebook sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bertanya lebih lanjut

mengenai materi. Materi pada modul memiliki sub materi yaitu alat gerak aktif

(otot) dan alat gerak pasif (tulang). Modul yang dikembangkan memiliki gambar

dan warna yang menarik serta dilengkapi video berupa link pada website lain

sehingga siswa lebih paham dengan materi yang dipelajari. Alamat link yang bisa

diakses siswa yaitu http://video.kemdikbud.go.id/video/play/sistem-gerak-pada-

manusia dan http://www.youtube.com/watch?v=ioAfEK0mTRY

5

B. Validasi

Validasi dilakukan oleh tim ahli. Nilai rata-rata pada perangkat

pembelajaran dan media pembelajran menunjukkan hasil yang baik yaitu silabus

2,76, RPP 2,93, rubrik penilaian 2,8, dan soal ulangan harian 2,58, sedangkan

media pembelajaran 2,75. Nilai rata-rata pada materi sistem gerak juga

menunjukkan hasil yang baik yaitu 2,85. Nilai rata-rata pada media online yaitu

2,58. Data hasil validasi perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2. Data

hasil validasi materi dapat dilihat pada Tabel 3, dan hasil validasi media online

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 2. Hasil validasi perangkat pembelajaran

Komponen Silabus Validator

1

Validator

2

Rata-

ra

ta

Kualifikasi

1. Kelengkapan

komponen RPP

3 3 3 Baik

2. Indikator 3 2,8 2,9 Baik

3. Tujuan

Pembelajaran

3 3 3 Baik

4. Materi Pembelajaran 3 3 3 Baik

5. Metode

Pembelajaran

3 3 3 Baik

6. Kegiatan

Pembelajaran

2,9 2,8 2,5 Baik

7. Penilaian hasil

belajar

3 3 3 Baik

8. Alokasi waktu 3 3 3 Baik

9. Sumber belajar 3 3 3 Baik

Nilai rata-rata 2,98 2,96 2,93 Baik

Tabel 3. Hasil validasi materi sistem gerak

Kriteria yang dinilai

Materi Sistem Gerak

Validator Rata-

rata Kualifikasi

1. Kebenaran Konsep 3 3 Baik

2. Validitas 2,75 2,75 Baik

3. Penyajian isi materi

pembelajaran 2,8 2,8 Baik

Nilai rata-rata materi

sistem gerak 2,85 2,85 Baik

Tabel 4. Hasil validasi media online

Kriteria yang dinilai Media Online

Validator Jumlah Rata2 Kualifikasi

1. Pemilihan media 2.75 2.75 2.75 Baik

2. Modul 2 2 2 Baik

3. Teknologi 3 3 3 Baik

Jumlah 7.75 7.75 7.75

Nilai rata-rata media online 2.58 2.58 2.58 Baik

C. Revisi Hasil Validasi

Revisi hasil validasi dilakukan dengan melihat adanya tanggapan dan saran

dari validator. Revisi perangkat pembelajaran yaitu semua indikator pada silabus

dan RPP sudah ditambahkan indikator sikap, pengetahuan dan keterampilan.

6

Revisi untuk materi sistem gerak yaitu warna peta konsep sudah diperbaiki

sehingga warna kontras dengan tulisan. Revisi untuk media pembelajaran yang

digunakan yaitu penggunaan media sudah diperbaiki dengan memandang efisiensi

waktu. Revisi untuk media online yaitu media facebook sudah diperbaiki lagi

penggunaannya dan sudah ditambahkan video pada modul sehingga terlihat jelas

bioprosesnya.

D. Uji Coba

Hasil Belajar Aspek Sikap dan Keterampilan

Aspek sikap yang diukur ada sepuluh sikap yaitu keterbukaan, ketekunan

belajar, kerajinan, tenggang rasa, ramah dengan teman, hormat pada orangtua,

kejujuran, menepati janji, kepedulian dan tanggungjawab. Berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan, siswa sudah menunjukkan sikap “mulai konsisten”

sesudah adanya modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning.

Aspek keterampilan yang diukur yaitu menyelesaikan semua tugas individu

untuk kelompok, berpartisipasi secara konstruktif, berbagi tanggungjawab dalam

membantu kelompok menyelesaikan permasalahan, dapat mencapai kompromo

dengan sesama teman kelompok dan terampil membuat awetan basah.

Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran, siswa belum pernah mencoba

praktikum membuat awetan basah sehingga siswa belum memiliki keterampilan

dalam membuat awetan maupun praktikum pembedahan hewan.

Hasil Belajar Aspek Kognitif

Hasil belajar kognitif diukur melalui pretes (sebelum) dan posttes (sesudah)

menggunakan modul saat pembelajaran. Pada mata pelajaran biologi di SMA

Negeri 1 Malang, nilai KKM biologi yaitu = 78, maka didapatkan rata-rata nilai

pretes sebesar 52.9, sedangkan postes 88.0 sehingga peningkatan hasil belajar

aspek kognitif siswa sebesar 66,36%. Hasil belajar siswa aspek kognitif secara

rinci tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Data hasil belajar siswa aspek kognitif

Siswa Skor Tes Awal Skor Tes Akhir Ketuntasan Peningkatan Skor

X1 52 100 √ 48

X2 36 80 √ 44

X3 47 80 √ 33

X4 37 80 √ 43

X5 79 94 √ 15

X6 55 80 √ 25

X7 54 81 √ 27

X8 58 94 √ 36

X9 38 94 √ 56

X10 52 80 √ 28

X11 36 88 √ 52

X12 51 100 √ 49

X13 58 80 √ 22

X14 63 81 √ 18

X15 73 80 √ 7

7

X16 59 100 √ 41

X17 64 94 √ 30

X18 39 100 √ 61

X19 55 88 √ 33

X20 43 94 √ 52

X21 68 88 √ 20

X22 75 94 √ 19

X23 41 80 √ 39

X24 61 88 √ 27

X25 55 80 √ 25

X26 31 100 √ 69

X27 52 80 √ 28

X28 77 80 √ 3

X29 32 80 √ 48

X30 62 94 √ 32

X31 56 94 √ 38

X32 38 80 √ 42

X33 65 100 √ 35

X34 35 81 √ 46

X35 56 94 √ 38

Jumlah 1852 3081 35 1229

Rata2 52,9 88,0 100% 66,36 %

Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dilihat dari hasil pretes dan postes. Rata-rata

pretes siswa sebesar 45.14 sedangkan rata-rata postes sebesar 76.71, sehingga

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 69.94%. Hasil data

kemampuan berpikir kritis siswa secara rinnci tertera pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Hasil Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa

Skor

Pretes

Postes Peningkatan

Skor Skor Belum Tuntas

X1 50 80 √ 30

X2 45 90 √ 45

X3 50 90 √ 40

X4 50 55 √ 5

X5 40 90 √ 50

X6 45 55 √ 10

X7 50 75 √ 25

X8 50 95 √ 45

X9 40 85 √ 45

X10 40 55 √ 15

X11 45 60 √ 15

X12 50 80 √ 30

X13 45 80 √ 35

X14 40 85 √ 45

X15 45 95 √ 50

X16 50 95 √ 45

X17 40 70 √ 30

8

X18 40 60 √ 20

X19 40 50 √ 10

X20 45 80 √ 35

X21 40 70 √ 30

X22 50 75 √ 25

X23 50 90 √ 40

X24 45 90 √ 45

X25 40 80 √ 40

X26 45 90 √ 45

X27 40 65 √ 25

X28 50 80 √ 30

X29 45 75 √ 30

X30 45 70 √ 25

X31 45 85 √ 40

X32 50 60 √ 10

X33 55 90 √ 35

X34 40 80 √ 40

X35 40 60 √ 20

Jumlah 1580 2685 14 21 1105

Rata2 45.14 76.71 69.94%

E. Penyempurnaan Produk Akhir

Produk akhir berupa modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning

sesuai dengan tanggapan dan saran yang telah diberikan dari dosen, guru biologi

SMA dan siswa. Produk yang disempurnakan sesuai dengan kebutuhan siswa

untuk belajar melalui pembelajaran hybrid learning. Modul yang disempurnakan

berisi petunjuk penggunaan modul, tujuan, peta konsep, materi ajar, soal-soal

analisis dan uji kompetensi serta soal critical thinking. Modul sistem gerak ini

dibagi menjadi dua materi yaitu alat gerak aktif (otot) dan alat gerak pasif

(tulang), masing-masing materi mempunyai sub materi sendiri. Modul dilengkapi

dengan gambar yang berwarna sehingga memudahkan siswa untuk memahami

materi. Selain itu, dilengkapi adanya video sehingga semakin menambah

pengetahuan siswa mengenai rangka yang ada pada tubuh mereka.

PEMBAHASAN

Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning pada tahap validasi

dinyatakan valid dari segi perangkat pembelajaran, materi dan media, sehingga

modul berbasis hybrid leraning ini dapat digunakan untuk pembelajaran. Mulyasa

(2003:148) menyatakan modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi

serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara

sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul berbasis hybrid

learning dikembangkan sesuai dengan keinginan dan kondisi siswa. Modul

berbasis hybrid learning disajikan lebih pada aplikasi dari materi sehingga siswa

belajar dari kehidupan sekitar mereka. Adanya materi berupa aplikasi ini, siswa

lebih tertarik untuk mempelajari dibandingkan dengan materi berupa hafalan.

Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning berdasarkan analisa data

dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini

dikarenakan pembelajaran melalui hybrid learning siswa dapat lebih sukses

mencapai tujuan pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, serta

adanya peningkatan interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa dan guru.

Hal ini terjadi karena mereka memerlukan bantuan lebih banyak setelah belajar

9

lebih serius karena meningkatnya rasa ingin tahu mereka (Susilo, 2011:10).

Modul berbasis hybrid learning dapat digunakan pada pembelajaran di dalam

kelas maupun di luar kelas. Siswa dapat melakukan pembelajaran online berupa

chatting dengan guru atau antar siswa, sehingga waktu belajar siswa lebih banyak

untuk memahami materi yang dipelajari.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan, hasil belajar siswa aspek kognitif

mengalami peningkatan persentase sebesar 66,36%, sedangkan aspek sikap dan

keterampilan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya. Menurut penelitian

Moonagusta (2013:73) menyatakaan bahwa penggunaan bahan ajar modul dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Sjukur (2012:68) membuktikan bahwa

pembelajaran berbasis hybrid (blended) learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Dalam penelitiannya menyatakan ada peningkatan hasil belajar siswa

dengan nilai signifikan 0,000 rata-rata peningkatan 38,28%. Siswa lebih

termotivasi untuk belajar sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dan penelitian sebelumnya, bahwa

modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini dapat digunakan untuk

pembelajaran siswa sehingga siswa lebih sukses dalam mencapai tujuan belajar.

Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning juga meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dengan persentase sebesar 69.94%. Tes

kemampuan berpikir kritis yang diberikan berupa aplikasi materi pada kehidupan

sehari-hari siswa. Menurut Susilo (2011:4), unsur keempat dalam membelajarkan

siswa dalam konteks abad 21, siswa perlu belajar materi pelajaran melalui contoh-

contoh penerapan dan pengalaman dunia nyata baik di dalam maupun luar

sekolah, sehingga siswa memahami dan ingat lebih banyak bila yang mereka

pelajari relevan, menarik dan bermanfaat dan kehidupan sehari-hari. Ketika

diberikan soal aplikasi dari materi untuk di identifikasi, siswa masih merasa

kesulitan untuk menghubungkannya. Namun 20 dari 35 siswa sudah mempunyai

teknik tersendiri untuk memecahkan soal analisis yang diberikan. Soal berupa

aplikasi dari materi harus diberikan kepada siswa, supaya siswa tidak menghafal

materi saja. Soal berupa aplikasi ini membantu siswa dalam memahami suatu

materi, sehingga ingatan siswa lebih dalam mengenai materi tersebut. Dampak

dari modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini diharapkan siswa

lebih banyak belajar bukan sekedar untuk menghafal. Hal ini diperkuat oleh

penelitian Sahin (2010:49), menyebutkan bahwa hybrid learning meningkatkan

penguasaan materi siswa serta meningkatkan kualitas berpikir siswa.

Modul berbasis hybrid learning menggabungkan metode konvensional dan

e-learning. Modul yang dikembangkan diupload pada website dengan alamat

inovasipembelajaranipa.net, pembelajaran online dilakukan dengan chatting

melalui akun facebook yang telah dibuat peneliti. Ketika modul akan digunakan,

siswa sudah men-download modul pada website yang disediakan. Penggunaan

modul mudah dilakukan karena di dalamnya disertai petunjuk penggunaan modul

sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu petunjuknya. Modul disertai

video berupa link sehingga siswa harus mendownload terlebih dahulu pada

website lain. Beberapa kelebihan modul berbasis hybrid learning ini terlihat dari

aspek pemanfaatan teknologi, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu

dan sumber belajar yang bisa diakses (Nugroho, dkk, 2012:8). Pemanfaatan

teknologi ini berupa penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan

serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

10

Modul yang dikembangkan memanfaatkan teknologi internet untuk meng-upload

dan men-download modul melalui website. Website yang digunakan dibuat

sederhana, personal dan cepat. Menurut Onno (2002) dalam Nugroho (2012),

sistem e-learning yang sederhana akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan

teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan

akan mengurangi pengenalan sistem elearning itu sendiri, sehingga waktu belajar

siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar

menggunakan sistem elearning-nya. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini

dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing

siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan

pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati,

melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang

diperlukan. Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa pembelajaran yang

memanfaatkan teknologi membantu siswa lebih efisien dalam belajar.

Komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu merupakan komunikasi

yang bisa dilakukan kapanpun siswa dan guru bisa melakukan komunikasi.

Contoh dari komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu yaitu internet.

Internet tidak dibatasi oleh jarak dan waktu, pembelajaran bisa dilakukan kapan

saja dan dimana saja. Pada modul berbasis hybrid learning, komunikasi yang

tidak dibatasi ruang dan waktu adalah pembelajaran online. Pembelajaran online

yang memanfaatan chatting melalui akun facebook ini bisa dilakukan siswa

kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran online ini akan membantu siswa apabila

siswa masih memiliki kesulitan pada materi yang dijelaskan oleh guru ketika

pembelajaran tatap muka. Komunikasi ini diimbangi dengan sumber belajar yang

bisa diakses oleh siswa. Nugroho (2012) menyatakan media memiliki kedudukan

penting artinya meningkatkan banyaknya informasi yang diingat 70%

dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%). Sumber

belajar yang dapat digunakan yaitu media gambar, televisi, radio, facebook,

twitter dan benda-benda asli. Modul yang dikembangkan berisi media yang

membantu siswa belajar memahami materi dengan media torso, media

gambar,dan video. Selain itu, dalam internet tersedia banyak sumber belajar yang

bisa dimanfaatkan oleh siswa. Sumber belajar yang baik merupakan sumber

belajar yang memberikan pengetahuan baru bagi pengguna sehingga bisa

menambah wawasan yang ada. Sumber belajar bisa diakses melalui google,

yahoo, ask, internet exsplorer dan youtube.

Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning ini memiliki beberapa

hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya yaitu 1). materi yang disajikan dalam

modul masih terbatas pada materi sistem gerak, 2) uji coba tahap pengembangan

modul berbasis hybrid learning masih terbatas pada uji coba skala terbatas dan 3)

uji coba yang dilakukan oleh peneliti hanya satu kelas, untuk peneliti lain

sebaiknya menggunakan lebih dari satu kelas supaya bisa terlihat efektifitas

penggunaan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning. Hambatan

yang dialami peneliti selama mengembangkan produk modul berbasis hybrid

learning antara lain ketersediaan jaringan internet (wi-fi) yang ada di sekolah

maupun di luar sekolah masih mengalami gangguan misalnya koneksi lambat dan

quota yang diperlukan juga banyak, sehingga beberapa siswa masih belum bisa

online bersama guru dan siswa lain. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah

sudah menyediakan fasilitas wi-fi untuk siswa, namun koneksinya cukup lambat

11

sehingga siswa masih kesulitasn untuk mengikuti pembelajaran online. Selain itu,

siswa belum membaca petunjuk penggunaan modul sehingga waktu mengerjakan

soal online maupun diskusi masih miskonsepsi antara siswa dan guru. Hambatan

yang mungkin dialami guru saat menggunakan modul yaitu guru belum membaca

petunjuk penggunaan modul, pembelajaran online yang dilakukan menuntut guru

untuk selalu online dengan siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning berdasarkan hasil

validasi sudah dinyatakan valid/baik, sehingga dapat digunakan untuk proses

pembelajaran siswa. Modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning dapat

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini

didukung oleh keberhasilan peningkatan nilai hasil belajar dengan persentase

66.36% dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan peningkatan persentase

66.94%. Beberapa kelebihan modul pembelajaran biologi berbasis hybrid learning

ini yaitu adanya pemanfaatan teknologi, komunikasi yang tidak dibatasi ruang dan

waktu serta sumber belajar yang bisa diakses. Modul berbasis hybrid learning ini

dikembangkan untuk membantu siswa belajar lebih efisien dan bukan hanya

menghafal suatu materi.

Saran

Beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu 1). sebelum menggunakan

modul dalam pembelajaran sebaiknya guru dan siswa sudah memahami cara

penggunaan modul pada petunjuk penggunaan modul, 2). diperlukan dukungan

kebijakan dari sekolah seperti penyediaan fasilitas wi-fi, komputer sekolah, laptop

yang berkaitan dengan operasional produk, 3). perlu dukungan kebijakan dari

sekolah seperti pengadaan pelatihan atau workshop tentang pemanfaatan website

pada pembelajaran hybrid learning bagi guru, 4). berdasarkan tingkat kelayakan

yang diperoleh, maka modul dapat dijadikan acuan pengembangan materi biologi

yang lain, 5). perlu adanya studi tentang hybrid learning dalam skala luas. Skala

luas yang dimaksud adalah peneliti dalam pelaksanaan uji coba menggunakan

lebih dari satu kelas supaya lebih terlihat penggunaan modul pembelajaran biologi

berbasis hybrid learning, 6). perlu adanya fasilitas wi-fi atau modem yang

koneksinya cepat di sekolah atau di rumah sehingga siswa tidak terganggu dengan

koneksi internet yang lambat supaya siswa bisa melakukan pembelajaran online.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hayati, N. 2010. Pengembangan Modul Pkn Berbasis Kemampuan Berpikir Kritis

SMP Kelas VIII. Skripsi tidak diterbitkan.Malang: FIS UM.

Lathifah, A. S. 2012. Pengembangan Website Berbasis Moodle Untuk

Membelajarkan Biologi Melalui Blended Learning Di SMA Negeri 5

Malang. Skripsi tidak diterbitkan.Malang: FMIPA UM.

Moonagusta, B. F. 2013. Penggunaan Bahan Ajar Modul Untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca, Menulis, Dan Berhitung Bagi Warga, Belajar

Keaksaraan Fungsional. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM.

12

Mulyasa, E. 2003. Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nugroho, A, Daru, A.F, Wakhidah, N. 2012. Pengembangan Model

Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web Pada mata Kuliah Arsitetur dan

Organisasi Komputer. Semarang: Fakultas Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

Sahin, M. 2010. Blended Learning Environment in Vocational Education.Journal

the International Conference on Virtual Learning ICVL 2010.pp 244-252.

Sjukur, S.B. 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan

Hasil Belajar Siswa tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.2(3):368-378.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.

Sukmadinata, N.S.2012. Metode Penelitian Pendidikan.UPI: REMAJA

ROSDAKARYA.

Susilo, H. 2011.Blended Learning Untuk Menyiapkan Ssiwa Hidup Di Abad 21.

Makalah disajikan dalam Seminar Nasional 2011 Pengembangan

Pembelajaran Berbasis Blended Learning, Jurusan Biologi FMIPA UM,

Malang, 13 November.