pengembangan media pembelajaran fisika kelas xi …

198
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI BERBENTUK JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SKRIPSI Oleh : WildaYanti TF.151116 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI

BERBENTUK JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR

KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

SKRIPSI

Oleh :

WildaYanti

TF.151116

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI

BERBENTUK JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR

KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WildaYanti

TF.151116

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

ii

iii

iv

v

vi

PERSEMBAHAN

Dengan Keridhoan Allah Swt Atas Nikmat Dan Karunianya Sehingga Penulis

Mampu Menyelesaikan Sebuah Karya Sederhana Ini Dan Tak Lupa Pula

Shalawat Berangkaian Salam Tercurah Kepada Rasulullah SAW,

Skripsi Ini Saya Persembahkan Kepada :

Kedua Orang Tua Tercinta alm. Bapak Abdul ManapDan Ibu Mursidah

Yang Selalu Mendo’akan Dan Memotivasi Saya Serta Memberikan Yang Terbaik

Agar Saya Menjadi Orang Yang Memiliki Ilmu Pendidikan Yang Luas.

Selanjutnya Kepada Seluruh KeluargaSaya yaitu Abang Wendi, Cik Zainun, Muk

Busroh, Nga ul, dan Te Mahatir Yang Telah Banyak Berjasa Dan Berkorban

Dengan Ketulusan Hati Dalam Menasehati, Mendidik, Membina, Membimbing

Dan Memotivasi Saya Sehingga Dapat Menempuh Sekaligus Menyelesaikan Masa

Studi Strata S-1 Di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Special untuk pemilik hatikuh Debi Agustian, S.H dan sahabat-sahabatkuh

(Sumarni, Muawanah, Siti Mubarokah, Nia Astuti, Nurhasanah, Siti Maisarah,

Rihan Ardillah, dan Nada Soraya) serta teman-teman sekelaskuh Fisika B

Angkatan 15 yang selalu memberikan semangat dan menemaniku berjuang.

Semoga Apa Yang Diberikan Dan Diharapkan Mendapatkan Ridho Dari

Allah SWT Amiinn......

vii

MOTTO

.(ةلبقرا) اامَعَللَّهَانَّإِِ يْنبَرِِلصَّج

بْرِاباِاسْتعَِيْنىُْاامَنىُْآيْنلََّذِايُّهَاأياَ لااَوَلصَّ ةِلصَّ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlahsabardanshalatsebagaipenolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah : 153) (Al-

Qur‟an danTerjemahan : 2008)

viii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, serta teriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,

yang telah memberi jalan keimanan dan ketakwaan kepada setiap manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak

yang telah memberi motivasi baik moril maupun materil, melalui kata pengantar

ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof.Dr.H.Su‟aidiAsy‟ari, MA,.Ph.D Selaku Rektor UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Hj.Armida, M.Pd.I Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si Selaku Ketua Jurusan Tadris Fisika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Drs.Nasrun Ar, M.Pd.I Selaku Pembimbing I dan Ibu Nova

Kafrita,M.Pd Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi atas ilmu dan pendidikan yang telah Bapak dan

Ibu dosen berikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi atas ilmu dan

pendidikan yang telah Bapak dan Ibu dosen berikan.

7. Karyawan dan karyawati beserta staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak membantu dan

memberikan kemudahan dalam mengurus administrasi.

ix

8. Ibu Kepala Sekolah dan Ibu Guru Mata Pelajaran Fisika Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi atas bantuan dan izin yang

diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih banyak terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

umumnya, Amin.

Jambi, Oktober2019

WildaYanti

NIM. TF.151116

x

ABSTRAK

Nama : Wilda Yanti

Prodi : Tadris Fisika

Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Kelas XI Berbentuk

Jigsaw Puzzle Terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Jigsaw Puzzle Terintegrasi Lembar

Kerja Siswa Berbasis Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang

valid, efektif, dan praktis pada pokok bahasan hukum termodinamika di kelas XIa

Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan

(R&D) dengan model 4-D (Define, Design, Development, Disseminate). Peneliti

hanya melaksanakan tiga tahapan saja yaitu Define, Design, Development.Pada tahap

penyebaran (Disseminate) tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu yang

peneliti miliki.Validasi Jigsaw puzzle difokuskan pada validasi materi dan media

dengan hasil validasi rata-rata sebesar 85%. Validasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) difokuskan pada validasi

materi, media, dan bahasa dengan persentase total sebesar 83%. Hasil praktikalitas

diperoleh dari respon siswa sebesar 87,3% dan respon guru sebesar86%. Efektifitas

diperoleh melalui hasil Post-test yang diberikan kepada siswa sebesar85% dan hasil

observasi aktivitas siswa sebesar 84,2% serta hasil observasi aktivitas guru sebesar

82,5%. Hasil penelitian ini Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang valid, praktis, dan efektif.

Kata Kunci : Jigsaw Puzzle, Lembar Kerja Siswa, Model Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

xi

ABSTRACT

Name : WildaYanti

Study Program : Physical Education

Title : Development of Physics Learning Media for Class XI Shaped

Integrated Jigsaw Puzzles Student Worksheets Based on Student

Teams Achievement Divisions (STAD) Models

This study aims to produce an integrated jigsaw puzzle based on student work models

based on student teams achievement divisions (STAD) models that are valid,

effective, and practical on the subject of thermodynamic law in class XIa Vocational

High School. This research is a research and development (R&D) with a 4-D model

(Define, design, development, disseminate). researchers only carry out three stages,

namely define, design, development. at the stage of dissemination (Disseminate) is

not implemented because of the limited time that researchers have. jigsaw puzzle

validation is focused on material and media with an average validation result of

85%.Student Worksheet validation based on the student teams achievement divisions

(STAD) model is focused on material, media and language validation with a total

percentage of 83%.Practicality results obtained from student responses by 87.3% and

teacher responses by 86%. effectiveness is obtained through the results of the post-

test given to students by 85% and the results of observations of student activities by

84.2% and the results of observations of teacher activities by 82.5%. the results of

this study are integrated jigsaw puzzles based on student work models based on

student teams achievement divisions (STAD) models that are valid, practical, and

effective.

Keyword : Jigsaw Puzzle, Student Worksheet, Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN SKRIPSI I .............................................................................. ii

PERSETUJUAN SKRIPSI II............................................................................. iii

PENGESAHAN ................................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................................... x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang .............................................................................................. 1

B. IdentifikasiMasalah...................................................................................... 6

C. BatasanMasalah ........................................................................................... 6

D. RumusanMasalah ......................................................................................... 6

E. TujuandanKegunaanPenelitian .................................................................... 7

F. SpesifikasiProduk yangDiharapkan ............................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KonsepPengembanganModel ...................................................................... 9

B. LandasanTeori ............................................................................................. 11

C. PenelitianRelevan ........................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. TempatdanWaktuPenelitian ......................................................................... 28

B. KarakteristikSasaranPenelitian .................................................................... 28

C. PendekatandanProsedurPengembangan ...................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPengembanganLembarKerjaSiswa...................................................... 46

B. KelayakanLembarKerjaSiswa ..................................................................... 59

C. EfektifitasLembarKerjaSiswa (dalamtahapanujicoba) ............................... 82

D. Pembahasan ................................................................................................. 85

xiii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 95

B. Saran ............................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Butir Skala Likert ......................................................................... 41

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kevalidan ................................................................... 42

Tabel 3.3 Skor Butir Skala Likert ......................................................................... 42

Tabel 3.4 Kategori Interval Efektifitas Perangkat Pembelajaran .......................... 43

Tabel 3.5 Skor Butir Skala Likert ......................................................................... 45

Tabel 3.6 Kategori Interval Praktikalitas Perangkat Pembelajaran ...................... 45

Tabel 4.1 Saran Validator Ahli Materi untuk Lembar Kerja Siswa ...................... 60

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Validasi Lembar Kerja Siswa Oleh Ahli Materi.......... 61

Tabel 4.3 Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Materi .................... 62

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validator Lembar Kerja Siswa Oleh Ahli Media ........ 63

Tabel 4.5 Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Media..................... 64

Tabel 4.6 Saran Validator Ahli Bahasa untuk Lembar Kerja Siswa ..................... 65

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Bahasa ......................................... 65

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Materi, Media, dan Bahasa LKS. 66

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Validator Oleh Ahli Materi dan Media Jigsaw Puzzle 67

Tabel 4.10 Hasil Post-test Belajar Siswa Kelas XIb (kelompok kecil) ............... 68

Tabel 4.11 Hasil Praktikalitas Lembar Kerja Siswa ............................................. 69

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa ........................................ 71

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas XIa ......................................... 74

Tabel 4.14 Hasil Post-test Belajar Siswa Kelas XIa ............................................. 77

Tabel 4.15 Hasil Praktikalitas Respon Guru Terhadap LKS ................................ 79

Tabel 4.16 Hasil Praktikalitas Respon Siswa Terhadap LKS ............................... 80

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan 4-D ............................... 31

Gambar 4.1 Draf Peta Konsep HukumTermodinamika ....................................... 53

Gambar 4.2 Hasil Persentasi Penilaian Validasi oleh Validator Materi .............. 62

Gambar 4.3 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa .................... 69

Gambar 4.4 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Guru ...................................... 75

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ........................................................................ 99

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 102

Lampiran 3. Soal Post-Test ................................................................................... 122

Lampiran 4. Kunci Jawaban .................................................................................. 128

Lampiran 5. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Materi .................. 129

Lampiran 6. Lembar Validasi Jigsaw Puzzle oleh Ahli Materi ............................ 133

Lampiran 7. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Media .................. 137

Lampiran 8. Lembar Validasi Jigsaw Puzzle oleh Ahli Media ............................. 141

Lampiran 9. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Bahasa ................. 145

Lampiran 10. Hasil Validasi LKS oleh ahli Materi, Media, dan Bahasa .............. 149

Lampiran 11. Hasil Validasi Jigsaw Puzzle oleh ahli Materi dan Media ............ 150

Lampiran 12. Lembar Jawaban Siswa .................................................................. 151

Lampiran 13. Hasil Post-Test Siswa (Kelompok Kecil) ...................................... 152

Lampiran 14. Angket Respon Siswa ..................................................................... 153

Lampiran 15. Hasil Angket Respon Siswa (Kelompok Kecil) ............................ 156

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa................................................. 157

Lampiran 17. Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Pertemuan Pertama, Pertemuan

Kedua, Pertemuan Ketiga, dan Pertemuan Keempat ...................... 165

Lampiran 18. Lembar Observasi Aktivitas Guru .................................................. 166

Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Pertemuan Pertama, Pertemuan

Kedua, Pertemuan Ketiga, dan Pertemuan Keempat ...................... 178

Lampiran 20. Lembar Jawaban siswa ................................................................... 179

Lampiran 21. Hasil Post-Test Siswa (Kelompok Besar) ..................................... 180

Lampiran 22. Angket Respon Guru ...................................................................... 181

Lampiran 23. Hasil Angket Respon guru .............................................................. 185

Lampiran 24. Angket Respon Siswa ..................................................................... 188

Lampiran 25. Hasil Angket Respon Siswa (Kelompok Besar) ............................ 191

Lampiran 26. Lembar Kerja Siswa ....................................................................... 193

xvii

Lampiran 27. Jigsaw Puzzle .................................................................................. 250

Lampiran28. Dokumentasi pada Saat Pembelajaran Menggunakan Jigsaw

Puzzle Terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) ......................................... 251

Lampiran 29. Kartu Bimbingan Skripsi ................................................................ 253

Lampiran 30. Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) .................................... 255

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan fenomena

alam serta seluruh interaksi yang terjadi didalamnya. Mempelajari fenomena atau

gejala alam dalam Fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan, pengukuran,

analisis dan menarik kesimpulan. Dalam hal ini, mempelajari Fisika tidak hanya

dengan teori saja melainkan bisa diamati secara langsung agar dapat mengukur dan

menganalisis dari materi yang diajarkan. Selain itu, Fisika juga bertujuan untuk

memberikan keterampilan berpikir, melakukan kerja ilmiah, dan menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini senada dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 bahwa tuntutan

utama yang harus dicapai dalam pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah yaitu

berkompeten dalam melakukan kerja ilmiah untuk menyelesaikan suatu masalah,

menguasai konsep-konsep fisika dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Fisika termasuk ilmu eksak yang kebenarannya terbukti sehingga peserta didik

beranggapan bahwa mata pelajaran Fisika itu sulit karena harus berhadapan dengan

banyak hal, seperti praktikum, rumus-rumus dan perhitungan serta grafik.

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi di kelas XI masih

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan Strategi

pengembangan kurikulum. Strategi pengembangan kurikulum adalah merumuskan

prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan. Prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum yang dapat dipergunakan sebagai strategi pengembangan kurikulum

terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum

dalam pengembangan kurikulum adalah relevansi (kesesuaian), fleksibilitas,

kontinuitas, praktis, dan efektivitas, sedangkan Prinsip khusus yaitu prinsip yang

berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan

2

proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat

pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Oleh karena

itu, setiap guru memiliki strategi yang berbeda dengan yang lain dalam penyusunan

teknik pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran guru harus menpersiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus. Silabus

merupakan rencana pembelajaran yang mencakup Standar kompetensi, Kompetensi

dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber bahan atau alat belajar.

Hasil wawancara peneliti bersama Ibu Kamisah, S.Pd selaku guru mata

pelajaran Fisika di kelas XI SMK Baiturrahim Jambi terungkap bahwa proses

pembelajaran Fisika menggunakan metode ceramah. Guru menyatakan sebelum

menjelaskan materi pembelajaran tersebut guru membagikan peserta didik dalam

beberapa kelompok, yang terdiri dari 3-4 orang peserta didik dalam satu kelompok.

Guru mengatakan bahwa proses pembelajaran fisika tidak pernah menggunakan

media yang menarik minat peserta didik. Media yang digunakan guru hanya berupa

media papan tulis dan buku cetak. Buku cetak di sekolah ini hanya ada 10 buah buku.

Buku cetak sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran fisika, maka

guru mensiasati dengan membagikan buku dalam 1 kelompok 1 buku. Hal ini sangat

membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran fisika. Guru mengemukakan

juga bahwa tidak pernah melakukan percobaan atau melakukan praktikum pada saat

proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana di SMK Baiturrahim

Jambi, seperti laboratorium.

Berdasarkan hasil analisis angket yang disebarkan terhadap peserta didik

kelas XI SMK Baiturrahim Jambi peneliti menemukan masalah dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran Fisika di sekolah tersebut tidak pernah

menggunakan media pembelajaran yang menarik minat peserta didik. Media yang

sering digunakan dalam pembelajaran Fisika hanya menggunakan media papan tulis

dan buku cetak. Papan tulis dan buku cetak belum memberi dampak positif terhadap

kemudahan peserta didik dalam memahami materi Fisika. Berdasarkan angket,

3

terungkap bahwa peserta didik menginginkan pembelajaran yang menarik minat dan

dapat mempermudah peserta didik untuk memahami materi Fisika.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi terdapat bahwa di sekolah tersebut tidak memiliki laboratorium

dan perpustakaan yang sangat menunjang proses pembelajaran Fisika. Tidak adanya

laboratorium dan perpustakaan sangat mempengaruhi kemudahan peserta didik dalam

memahami materi fisika. Apabila SMK Baiturrahim Jambi pada proses pembelajaran

fisika ingin melakukan praktikum, maka guru berinisiatif meminjam alat kepada

laboratorium SMP Baiturrahim Jambi. Keterbatasan ini sangat berdampak pada

peserta didik, karena membuat peserta didik kurang memahami materi fisika apabila

hanya dengan teori saja dan kurangnya membaca buku membuat peserta didik tidak

menambah wawasan pengetahuan lainnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 menyatakan bahwa terkait

beban guru yang meliputi perencanaan, pembelajaran, pembimbingan, penilaian,

membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan. Tugas

tambahan paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan paling banyak 40 jam

tatap muka. Guru dituntut untuk melakukan perencanaan dalam proses pembelajaran.

Perencanaan yang guru siapkan yaitu berupa Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP),

silabus, materi pembelajaran dan media pembelajaran. Kemudian, guru melaksanakan

pembelajaran dan membimbing serta melatih peserta didik dalam proses

pembelajaran. Guru membimbing peserta didik agar peserta didik mendapatkan nilai

dari hasil pembelajaran tersebut.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu dan berhak mendapat kesempatan mengikuti

pendidikan sepanjang hayat. Pasal 39 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kependidikan

bertugas untuk melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan

pendidikan. Pengembangan ini dilakukan agar kurikulum dapat menjadi bahan ajar

4

dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan

kurikulum harus disesuaikan dengan landasan pengembangan kurikulum.

Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum harus

dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum

ditingkat satuan pendidikan, yaitu para guru dan pihak-pihak lainnya.

Pokok bahasan yang peneliti gunakan yaitu tentang Hukum Termodinamika.

Berdasarkan analisis terhadap Kompetensi Dasar pada hukum termodinamika yaitu

menguasai Hukum termodinamika dan menggunakan hukum termodinamika dalam

perhitungan. Analisis terhadap Standar Kompetensi materi Hukum termodinamika

yaitu menerapkan hukum termodinamika. Materi hukum termodinamika berdasarkan

Standar Kompetensi menginginkan pembelajaran Hukum termodinamika diajarkan

dengan cara menerapkan hukum termodinamika secara konsep, prinsip, dan fakta.

Selain itu juga Kompetensi Dasar pada materi Hukum termodinamika menginginkan

peserta didik dapat lebih aktif dalam menguasai dan meggunakan Hukum

termodinamika dalam perhitungan dengan cara melakukan percobaan dan berlatih

mengerjakan soal-soal Hukum termodinamika.

Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan dan tuntutan pokok

bahasan hukum termodinamika serta Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2017

dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 solusi yang dapat memecahkan masalah

tersebut yaitu peneliti mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk Jigsaw

Puzzle. Jigsaw Puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar

pasang, bisa menggunakan bingkai ataupun nampan yang diletakkan di atas meja.

Jigsaw Puzzle memuat gambar-gambar tertentu yang harus disusun. Gambar pada

Jigsaw Puzzle dimodifikasikan sesuai dengan gambar-gambar yang relevan dengan

topik pembelajaran Fisika dan dirancang dengan kreatif sehingga Jigsaw Puzzle dapat

menjadi media pembelajaran Fisika yang sederhana tapi menarik, melatih otak

manusia supaya lebih terfokus kepada hal yang dikerjakan, melatih koordinasi mata

dan tangan karena harus mencocokkan keping-keping Puzzle dan menyusunnya

menjadi satu gambar serta melatih kesabaran dalam menyelesaikan suatu masalah.

5

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menunjang proses

pembelajaran menggunakan media Jigsaw Puzzle, maka peneliti mengintegrasikan

Jigsaw Puzzle dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Model Pembelajaran

Student Teams Achivement Divisions (STAD). Lembar Kerja Siswa (LKS)

merupakan panduan kerja untuk peserta didik dalam mempermudah pembelajaran

yang berisikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan oleh peserta

didik. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) bertujuan sebagai alat bantu

pengajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Penggunaan LKS dalam

pengajaran, akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk

dapat aktif dalam pembelajaran.

Model Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD)

merupakan model pembelajaran yang sangat melibatkan peserta didik untuk belajar

dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, suku dan

budaya) yang terdiri dari 3-4 peserta didik. Kelebihan yang dimiliki Model

Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) yaitu peserta didik

bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma

kelompok, peserta didik aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok, dan interaksi antar peserta didik seiring dengan peningkatan kemampuan

mereka dalam berpendapat.

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

membahasnya lebih jauh dalam sebuah karya ilmiah dengan judul: “Pengembangan

Media Pembelajaran Fisika kelas XI Berbentuk Jigsaw Puzzle Terintegrasi

Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Model Student Teams Achivement

Divisions (STAD)”

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

1. Guru masih berfokus pada penggunaan buku cetak dan papan tulis sebagai

media pembelajaran.

2. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

3. Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi tidak memiliki laboratorium

dan perpustakaan.

4. Guru hanya menjelaskan dengan teori saja sehingga membuat peserta didik

kurang memahami peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dan agar pembahasan lebih

berfokus serta tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian. Maka dari itu,

peneliti perlu membatasi kajian penelitian dan hal yang berhubungan dengan

permasalahan dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

adalah peneliti ingin memfokuskan pengembangan media pembelajaran Jigsaw

Puzzle terintegrasi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis model pembelajaran

Students Team Achivement Divisions (STAD) pada materi Hukum termodinamika di

kelas XI yang diuji validitas, efektifitas, dan praktikalitas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk media pembelajaran Fisika pada materi Hukum

termodinamika kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan berbentuk Jigsaw

Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student Teams Achivement

Divisions?

7

2. Berapa nilai persentase validitas, praktikalitas, dan efektifitas media

pembelajaran Fisika pada materi Hukum termodinamika kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan berbentuk Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis

model Student Teams Achivement Divisions?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Pengembangan

Adapun Tujuan dari pengembangan media pembelajaran fisika yang

dirancang oleh peneliti adalah :

a). Menghasilkan media pembelajaran Fisika berbentuk Jigsaw Puzzle

terintegrasi LKS berbasis model Student Teams Achivement Divisions

(STAD) pada materi Hukum termodinamika kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan.

b). Mengetahui nilai validitas, praktikalitas, dan efektifitas media

pembelajaran Fisika berbentuk Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis

model Student Teams Achivement Divisions (STAD) pada materi

Hukum termodinamika di kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Kegunaan Pengembangan

Adapun kegunaan dari pengembangan media pembelajaran Jigsaw

Puzzle terintegrasi LKS berbasis model pembelajaran Students Team Achivement

Divisions (STAD) pada materi Hukum termodinamika adalah :

a). Menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan yang dapat dijadikan

sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan

pembelajaran fisika.

b). Sebagai bahan ajar untuk meningkatkan kreativitas guru dibidang media

pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk

mengembangkan media pembelajaran yang akan datang.

c). Diharapkan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS

berbasis model pembelajaran Students Team Achivement Divisions

(STAD) dapat menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran.

8

F. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dari pengembangan media pembelajaran Jigsaw

Puzzle terintegrasi LKS ini memiliki spesifikasi yaitu : produk yang dihasilkan

berupa kepingan Puzzle yang sesuai dengan materi hukum termodinamika. Puzzle

yang dikembangkan diintegrasi dengan LKS berbasis model Student Teams

Achivement Divisions (STAD). Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dikembangkan sesuai

dengan langkah-langkah model Student Teams Achivement Divisons (STAD).

Langkah-langkah model Student Teams Achivement Divisons (STAD) yang ada di

dalam LKS terdiri dari berisi perintah guru melakukan persentase kelas untuk peserta

didik, berisi perintah peserta didik untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5

orang dalam 1 kelompok, berisi perintah untuk setiap kelompok dapat mengerjakan

tugas secara bersama-sama, dan diakhir LKS berisi dengan kuis. Selain itu LKS juga

berisi dengan materi, gambar, dan tugas-tugas atau kuis. Kuis yang digunakan pada

LKS yaitu berupa kepingan-kepingan Puzzle.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Model

Menurut Kemp (1994) dalam (Trianto, 2014:81) “pengembangan perangkat

merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan

berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat

dimulai dari titik manapun didalam siklus tersebut”. Pengembangan perangkat ini

memungkinkan para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun,

namun karena kurrikulum yang berlaku secara nasional dan berorientasi pada tujuan,

maka proses pengembangan dimulai dari tujuan. Dalam penelitian pengembangan ada

langkah rancangan pembelajaran yang selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan

revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

Hal ini juga dikatakan menurut Dr.Sugiyono (2016:29) yang menjelaskan

tentang penelitian pengembangan sebagai berikut:

“perancangan dan penelitian pengembangan adalah kajian yang sistematis

tentang bagaimana membuat rancangan suatu produk, mengembangkan atau

memproduksi rancangan tersebut, dan mengevaluasi kinerja produk dengan

tujuan pengembangan dapat diperoleh data secara empiris yang digunakan

sebagai dasar untuk membuat produk, alat-alat, dan model dalam

pembelajaran”.

Beberapa model yang dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan

yaitu model Dick and Carry, Borg and Gall, dan Thiagarajan. Model pengembangan

Dick and Carry memiliki keunggulan yang terletak pada analisis tugas yang tersusun

secara terperinci dan tujuan pembelajaran khusus secara hirarkis. Selain itu adanya uji

coba yang berulang kali menyebabkan hasil yang diperoleh dapat diandalkan. Namun

model ini juga memiliki kelemahan yaitu pada uji coba tidak diuraikan secara jelas

kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes

formatif. Model pengembangan Borg and Gall juga memiliki kelebihan yaitu mampu

menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai validasi tinggi, karena melalui

serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli. Selain itu model tersebut

10

memiliki kelemahan tersendiri yaitu memerlukan waktu yang relatif panjang, karena

prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks dan penelitian juga memerlukan

sumber dana serta sumber daya yang cukup besar. Selanjutnya model pengembangan

Thiagarajan atau model 4-D, model 4-D merupakan model yang bersifat prosedural,

deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan

produk. Model 4-D memiliki beberapa kelebihan yang memudahkan kita dalam

pembuatan produk. Dari beberapa kelebihan yang dimiliki model 4-D maka tidak

bisa dipungkiri bahwa model penelitian dan pengembangan 4-D layak untuk

digunakan dalam langkah-langkah pembuatan produk.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan model penelitian dan pengembangan

yang dimiliki setiap model, maka peneliti memilih model yang digunakan dalam

penelitian pengembangan ini adalah model 4-D yang dikembangkan oleh

Thiagarajan. Model 4-D merupakan singkatan dari Define, Design, Development, and

Dissemination.

Model 4-D (Define, Design, Development, and Dissemination) memiliki

beberapa langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan, yaitu:

1. Define

Tahap Define (pendefinisian) merupakan mendefinisikan dan menetapkan

syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat

pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang

dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 4 langkah pokok, yaitu Analisis

KTSP, analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis konsep.

2. Design

Tahap Design (perancangan) adalah menyiapkan prototipe perangkat

pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu, penyusunan indikator,

memilih media,dan merancang media pembelajaran yang sesuai tujuan untuk

menyampaikan materi pelajaran.

11

3. Develop

Tahap Develop (pengembangan) yaitu menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah di revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap

ini memiliki beberapa langkah yaitu validasi ahli, uji coba kelompok kecil, uji

coba kelompok besar, revisi, dan yang terakhir jadilah sebuah media yang layak

untuk digunakan.

4. Disseminate

Tahap Disseminate (pendiseminasian) merupakan tahap penggunaan

perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat

dipertanggungjawabkan. Ada beberapa model penelitian dan pengembangan yang

dapat digunakan dalam bidang pendidikan. Model penelitian dan pengembangan

tersebut yaitu model Borg and Gall, Richey and Klein, Dick and Carry, dan

Thiagarajan. Jadi, dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini adalah

model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan yaitu

model 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate).

B. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2013:3) “kata media berasal dari bahasa latin medius

yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam

bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar dari pengirim kepada

penerima pesan”. Media pembelajaran merupakan perantara dalam kegiatan

pembelajaran untuk menyampaikan materi yang diajarkan melalui media yang

digunakan. Media pembelajaran sangat membantu guru dalam memberikan

penyampaian materi kepada peserta didik agar lebih memahami materi yang

12

diajarkan dan membuat peserta didik memperoleh pengetahuan yang lebih

luas. Oleh karena itu, Gerlach dan Elly (dalam Arsyad 2013:3) mengatakan

bahwa “media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media”.

Beberapa ahli telah pula mengemukakan pengertian media. Seperti

dikutip dari Arsyad (2013), berikut ini :

1) Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi (Association of Education and

Communication Technology, 1977).

2) Media merupakan perantara yang mengantar informasi antara sumber

dan penerima (Heinich,dkk,1982).

3) Media merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh

manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau

pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu

sampai kepada penerima yang dituju (Hamidjojo dalam

Latuheru,1993).

4) Media merupakan alat bantu untuk melakukan hubungan komunikasi

sehingga mendapatkan hasil yan maksimal (Hamalik,1986).

5) Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain

buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide,

(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne

dan Briggs,1975).

Keefektifan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh media

pembelajaran yang digunakan. Penggunaan media pembelajaran dapat

membantu meningkatkan pemahaman peserta didik, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan memudahkan peserta didik dalam

menyajikan data atau informasi serta menafsirkan data dan memadatkan

informasi. Pemanfaatan media dalam pembelajaran akan dapat

membangkitkan rasa senang dan gembira bagi peserta didik dan memperbarui

semangat mereka sehingga membantu menambah wawasan pengetahuan pada

benak para peserta didik serta menghidupkan pelajaran tersebut. Media

13

pembelajaran dapat dikatakan berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang

turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan

diciptakan oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dalam bentuk visual atau verbal sehingga dapat merangsang pikiran,

menarik perhatian, dan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Media pendidikan dapat digunakan juga sebagai bahan berkomunikasi dan

interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan

demikian, media dapat dikatakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses

belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan

tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang amat

penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini

saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada

berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.

Menurut Arsyad (2013:29) mengemukakan bahwa manfaat media

pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1). Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.

2). Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan motivasi

belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan

kemungkinan peserta didik dapat belajar sendiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

3). Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

waktu.

4). Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan

14

lingkungannya. Misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum

dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

manfaat media pembelajaran adalah sebagai bahan untuk menunjang proses

pembelajaran agar meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang sangat

jelas dalam penyajian pesan dan informasi. Media pembelajaran dapat

memberikan pembelajaran dengan penyampaian pesan yang lebih baku, lebih

menarik, dan lebih interaktif dalam hal partisipasi peserta didik serta umpan

balik dan penguatan bagi peserta didik. Dalam hal ini, manfaat media

pembelajaran sangat penting bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Bahan pembelajaran menggunakan media akan sangat menarik minat peserta

didik sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik serta

memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Oleh

karena itu, manfaat media pembelajaran akan sangat berpengaruh pada peserta

didik yang kurang memahami materi pembelajaran.

2. Jigsaw Puzzle

a. Pengertian Jigsaw Puzzle

Puzzle adalah suatu game atau permainan merangkai bagian-bagian

terpisah dari sebuah gambar menjadi gambar utuh yang berfungsi menarik

minat seorang pelajar dalam hal belajar mengajar. Puzzle tersebut dirancang

sesuai dengan materi yang harus dikuasai oleh peserta didik.Puzzle dikaitkan

dalam pembelajaran, maka Puzzle adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi

yaitu belajar sambil bermain. Puzzle merupakan bentuk permainan yang

menantang daya kreatifitas dan ingatan peserta didik lebih mendalam

sehingga munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan

masalah namun tetap menyenangkan.

Terdapat 5 jenis Puzzle yang terkenal di dunia, salah satunya yaitu

Jigsaw Puzzle. Jigsaw Puzzle adalah Puzzle yang berupa kepingan gambar.

Puzzle inilah yang umumnya banyak dimainkan dan digemari oleh anak-anak,

15

karena permainan Puzzle ini bertujuan untuk menyusun gambar. Gambar yang

sebelumya utuh, dipotong-potong menjadi kepingan gambar kecil kemudian

gambar tersebut diacak. Orang yang memainkan mencoba menyusunnya di

dalam bingkai dengan menghubungkan potongan-potongan atau kepingan

gambar kecil sehingga menjadi gambar yang utuh kembali.

Melihat karakteristik media Jigsaw Puzzle yang membutuhkan

kesabaran dan ketekunan peserta didik dalam merangkainya melatih

kesabaran peserta didik menyelesaikan Puzzle.Keberhasilan peserta didik

dalam menyelesaikan Puzzle dapat membangkitkan motivasi peserta didik

untuk menemukan hal-hal baru. Maka hal ini sangat sesuai jika digunakan

sebagai media pembelajaran untuk peserta didik di kelas agar guru tidak

melakukan hal-hal yang monoton sehingga membuat peserta didik tidak

merasa jenuh dan bosan dengan materi pembelajaran yang sedang dijelaskan.

b. Manfaat Jigsaw Puzzle

Penggunaan Jigsaw Puzzle sebagai media pembelajaran dapat

mengasah otak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih nalar, melatih

kesabaran, dan pengetahuan. Secara garis besar, manfaat Jigsaw Puzzle bagi

peserta didik dijabarkan sebagai berikut:

1) Meningkatkan keterampilan kognitif

Ketarampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk belajar

dan memecahkan masalah. Puzzle merupakan permainan yang menarik

bagi peserta didik karena pada dasarnya peserta didik menyukai gambar

dan warna yang menarik, dengan puzzle peserta didik akan berusaha

memecahkan masalah yakni menyusun gambar puzzle. Kemampuan

peserta didik dalam memecahkan masalah pada Puzzle membuktikan

bahwa puzzle dapat meningkatkan keterampilan kognitif.

2) Meningkatkan keterampilan sosial

Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi

dengan orang lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan, namun juga

16

dapat pula dimainkan secara kelompok. Cara ini akan meningkatkan

interaksi sosial peserta didik. Dalam kelompok peserta didik akan saling

menghargai, saling membantu, dan berdiskusi satu sama lain.

3) Melatih koordinasi mata dan tangan

Permainan puzzle pada peserta didik secara tidak langsung melatih

koordinasi mata untuk melihat dengan teliti bagian dari puzzle sekaligus

koordinasi tangan dalam menyusun puzzle.

4) Melatih logika atau pikiran

Puzzle akan dapat melatih logika atau pikiran peserta didik seperti

puzzle bergambar konveksi pada gas. Puzzle bergambar konveksi pada gas

melatih peserta didik dalam menyusun gambar-gambar sehingga menjadi

utuh, karena pada gambar tersebut memiliki kesamaan yang membuat

peserta didik lebih teliti dan lebih melatih logika dalam menyusun puzzle.

5) Melatih kesabaran

Bermain puzzle bagi peserta didik harus memerlukan ketekunan,

kesabaran, dan memerlukan waktu berpikir dalam menyelesaikan puzzle.

6) Memperluas pengetahuan

Permainan puzzle pada peserta didik sangat membantu dalam

kegiatan pembelajaran. Selain membantu kegiatan pembelajaran puzzle

juga dapat meningkatkan keterampilan kognitif peserta didik dimana

peserta didik dilatih untuk lebih mengasah otak atau pikiran yang

membuat peserta didik bisa dengan mudah memainkan puzzle tersebut.

Hal ini sangat berpengaruh kepada pengetahuan peserta didik, sehingga

peserta didik dapat memperluas pengetahuan dengan media puzzle.

Beberapa manfaat media jigsaw puzzle tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa media jigsaw puzzle dapat memberikan daya tarik peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu media ini juga sangat

membantu peserta didik dalam mengeksplor kemampuan pengetahuan yang

membuat peserta didik semakin meningkatkan minat belajar mereka.

17

c. Kelebihan Dan Kekurangan Jigsaw Puzzle

Pemilihan penggunaan media pembelajaran Jigsaw Puzzle sangat efektif

karena peserta didik akan lebih senang dan berminat dalam belajar sehingga

peserta didik akan senantiasa memahami materi yang diberikan guru. Media

pembelajaran jigsaw puzzle memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses

belajar mengajar yaitu sebagai berikut:

1) Kelebihan

Adapun kelebihan dari media pembelajaran Jigsaw Puzzle adalah

sebagai berikut:

a) Adanya media Jigsaw Puzzle ini dapat menarik minat belajar peserta

didik.

b) Gambar pada Jigsaw Puzzle tersebut dapat mengatasi keterbatasan

ruang dan waktu, karena tidak semua objek benda dapat dibawa

kedalam kelas.

c) Adanya media pembelajaran Jigsaw Puzzle membuat peserta didik

dapat melihat, mengamati dan melakukan percobaan serta dapat

menambah wawasan peserta didik tersebut.

d) Secara keseluruhan strategi ini mampu menciptakan proses

pembelajaran yang menyenangkan yang diharapkan dapat

memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

e) Sifat kompetitif dalam media Jigsaw Puzzle ini dapat mendorong

peserta didik berlomba-lomba untuk mengerjakan.

2) Kekurangan

Kekurangan yang dimiliki oleh media pembelajaran Jigsaw Puzzle

adalah sebagai berikut:

a) Media Jigsaw Puzzle ini lebih menekankan pada indra penglihatan

(visual).

b) Tidak memungkinkan gambar yang kurang jelas bila diterapkan

dalam kelompok besar.

18

c) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui media

berbentuk Jigsaw Puzzle.

Kelebihan yang ada pada media jigsaw puzzle ini dapat membantu

menarik minat peserta didik terhadap suatu pembelajaran yang dianggap

sulit. Hal ini disebabkan media jigsaw puzzle bukan hanya melihat atau

mengamati tetapi media jigsaw puzzle bisa belajar sambil bermain, dimana

peserta didik dapat lebih aktif dalam mengamati dan mencoba untuk

melakukan permainan jigsaw puzzle ini di dalam pembelajaran. Oleh

karena itu, peserta didik dapat menambah wawasan dengan media jigsaw

puzzle. Sehingga kekurangan yang ada pada media jigsaw puzzle dapat

tertutupi dengan kelebihan yang dimiliki oleh jigsaw puzzle tersebut.

Maka, media jigsaw puzzle sangat baik untuk digunakan dalam

pembelajaran fisika.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2004 menyatakan

bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) biasanya berupa petunjuk, langkah

untuk menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar

kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Menurut

Trianto (2008:148) mendefinisikan bahwa “Lembar Kerja Siswa adalah

panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penyelidikan dan pemecahan masalah”. Lembar Kerja Siswa (LKS) juga

dapat diartikan sebagai panduan kerja untuk siswa dalam mempermudah

pembelajaran. Meskipun dapat diartikan sebagai panduan kerja, namun

LKS berbeda dengan modul pembelajaran.

Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat

mengaktifkan peserta didik. Penggunaan LKS dalam pengajaran, akan

membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk ikut aktif

19

dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh

dalam memantau peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Penggunaan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat

digunakan sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan

proses kegiatan pembelajaran dan membantu peserta didik dalam

memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui pembelajaran. Manfaat

LKS dalam proses pembelajaran lainnya yaitu :

1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2) Membantu peserta didik mengembangkan konsep.

3) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

4) Membantu peserta didik dalam memperoleh informasi tentang

konsep yang dipelajari melalui proses pembelajaran secara

sistematis.

Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan konsep atau

pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, peserta didik dapat berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran dan bisa menguasai materi yang diajarkan

oleh guru. Selain itu Lembar Kerja Siswa (LKS) juga dapat membantu

peserta didik dalam memperoleh informasi pengetahuan atau dapat

menambah wawasan peserta didik dengan berisi materi dan gambar-

gambar yang ada pada LKS tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah

lembar kerja siswa berupa lembaran yang didalamnya berisikan tugas-

tugas yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan oleh peserta didik.

Pembuatan LKS harus mengacu pada Kompetensi Dasar yang sedang

diajarkan atau setidaknya sesuai dengan materi yang telah diajarkan.

20

b. Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran dapat

meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar. Selain itu dapat

membantu guru untuk mengarahkan peserta didik menemukan konsep-

konsep melalui aktivitas itu sendiri. LKS juga dapat mengembangkan

keterampilan proses dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Lembar

Kerja Siswa (LKS) memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai

berikut:

1) Kelebihan

Adapun kelebihan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah

sebagai berikut:

a) Menjadikan peserta didik lebih aktif karena guru harus

mengajarkan LKS berdasarkan ketentuan yang ada.

b) Melatih dan mengembangkan cara belajar peserta didik untuk

dapat belajar secara mandiri.

c) Guru dapat mengetahui sejauh mana pencapaian peserta didik

dalam suatu pokok bahasan, melalui LKS yang telah

dikerjakan peserta didik.

2) Kekurangan

Kekurangan yang dimiliki oleh Lembar Kerja Siswa (LKS)

adalah sebagai berikut:

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang

mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu.

b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan

sehingga memiliki banyak kemungkinan jawaban atau

pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih mendalam.

c) Guru yang kurang kreatif dalam membuat Lembar Kerja Siswa

akan mengalami kesulitan.

21

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

sangat membantu meningkatkan aktivitas peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran, dapat menjadi media pembelajaran yang membuat peserta

didik menjadi mandiri. LKS ini mudah terjangkau dan praktis dibawa

kemana-kemana. Apabila peserta didik sulit memberikan umpan balik

pertanyaan yang diberikan oleh guru, maka guru mensiasati dengan

memberikan kuis pada LKS agar peserta didik dapat berperan aktif

didalam pembelajaran.

4. Model Student Teams Achivement Divisions (STAD)

a. Pengertian Model Student Teams Achivement Divisions (STAD)

Menurut Slavin (2005:143) Student Teams Achivement Divisions

(STAD) merupakan “salah satu metode pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk

permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan

kooperatif”. Pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat memperhatikan

kelompok yang beragam. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan kerja

sama yang baik diantara berbagai peserta didik dalam rangka membangun

saling percaya dan saling mendukung. Keragaman peserta didik dalam

kelompok akan di latarbelakangi dengan berdasarkan prestasi akademis,

jenis kelamin, dan suku. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang dalam satu

kelompok. Pentingnya pembagian kelompok seperti ini didasarkan pada

pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika masalah itu dipelajari bersama. Hal ini senada

dengan pendapat menurut Donni (2015:257) “Student Teams Achivement

Divisions (STAD) merupakan salah satu rangkaian teknik pengajaran yang

dikembangkan dan diteliti di Universitas John Hopkins yang secara umum

dikenal sebagai kelompok belajar peserta didik”.

Menurut Slavin (2005 : 144), komponen utama dalam model

pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD), yaitu :

22

1) Presentasi Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam

proses pembelajaran. Presentasi kelas merupakan pengajaran langsung

yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh

guru, tetapi bisa juga presentasi menggunakan audiovisual. Dalam

model pembelajaran STAD ini para peserta didik akan menyadari

bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama

presentasi kelas, Karena dengan demikian akan sangat membantu

mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka akan

menentukan skor kelompok mereka pula.

2) Kelompok (team)

Kelompok (team) terdiri dari 4-5 orang peserta didik yang

anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik peserta didik.

Team merupakan hal yang paling penting dalam model pembelajaran

STAD. Fungsi team ini adalah untuk lebih mendalami materi bersama

dengan teman kelompoknya dan lebih khusus mempersiapkan anggota

kelompok bekerja secara optimal untuk mengerjakan kuis dengan

baik.

3) Kuis

Kuis merupakan komponen yang menjadi salah satu indikator

ketercapaian pemahaman materi. Kuis ini dapat diberikan kepada

peserta didik setelah kegiatan diskusi kelompok dengan sasaran

kemampuan individu. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas peran

kelompok dalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang

sedang diajarkan.

23

4) Skor peningkatan individu

Skor peningkatan individu merupakan sebuah cara untuk

memotivasi peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Dimana peserta didik dapat memberikan skor yang

dimilikinya untuk membantu teman dalam satu kelompok. Namun,

peserta didik yang dapat memberikan skor tersebut adalah peserta

didik yang memiliki skor di atas skor awal. Skor awal dapat diambil

dari rata-rata skor kuis pertemuan sebelumnya.

5) Penghargaan kelompok

Kelompok yang akan menerima penghargaan adalah kelompok

dengan rata-rata skor mencapai atau melampaui kriteria tertentu yang

telah ditetapkan dan diinformasikan oleh guru sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Student

Teams Achivement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran

yang dapat membuat peserta didik berdiskusi dalam pembelajaran. Hal ini

disebabkan karena pembelajaran Student Teams Achivement Divisions

(STAD) menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga peserta didik

dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kerja sama antar peserta

didik satu dengan peserta didik lainnya.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model STAD

Menurut Donni (2015:260) mengemukakan bahwa model

pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) memiliki

beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1) Kelebihan

Adapun kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran

Student Teams Achivement Divisions (STAD) yaitu:

a) Peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan

menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

24

b) Peserta didik aktif membantu dan memotivasi semangat untuk

berhasil bersama.

c) aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

d) interaksi antar peserta didik seiring dengan peningkatan

kemampuan mereka dalam berpendapat.

2) Kekurangan

Kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran Student

Teams Achivement Divisions (STAD) adalah sebagai berikut:

a) Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi peserta didik

sehingga sulit mencapai target kurikulum.

b) Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada

umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran

kooperatif.

c) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua

guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

d) Menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka

bekerja sama.

Berdasarkan kelebihan dan kekurang di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa kelebihan yang dimiliki model Student Teams

Achivement Divisions (STAD) yaitu agar peserta didik dapat termotivasi

dan semangat yang lebih tinggi untuk keberhasilan bersama, dan

meningkatkan kerja sama serta toleransi yang tinggi antar sesame anggota

kelompok. Selain itu kekurangan yang dimiliki model Student Teams

Achivement Divisions (STAD) yaitu membutuhkan waktu yang lebih lama

bagi peserta didik sehingga sulit mencapai target kurikulum, namun hal ini

bukan kekurangan tetapi kendala yang ada. Kendala tersebut ada yang

tidak bisa diatasi dan ada yang bisa diatasi dengan mudah.

25

5. Materi Hukum Termodinamika

Hukum termodinamika tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Fisika kelas XI semester genap di

SMK Baiturrahim Jambi.Peneliti menganalisis Kompetensi Dasar pada materi

Hukum termodinamika yang ada di silabus yaitu menguasai hukum

termodinamika dan menggunakan hukum termodinamika dalam

perhitungan.Analisis terhadap Standar Kompetensi materi Hukum

termodinamika yaitu menerapkan hukum termodinamika. Materi hukum

termodinamika berdasarkan Standar Kompetensi menginginkan pembelajaran

Hukum termodinamika diajarkan dengan cara menerapkan hukum

termodinamika secara konsep, prinsip, dan fakta. Selain itu juga Kompetensi

Dasar pada materi Hukum termodinamika menginginkan peserta didik dapat

lebih aktif dalam menguasai dan meggunakan Hukum termodinamika dalam

perhitungan dengan cara melakukan percobaan dan berlatih mengerjakan soal-

soal Hukum termodinamika. Berdasarkan analisa materi Hukum

termodinamika pada silabus SMK Baiturrahim Jambi untuk mata pelajaran

Fisika yang terdiri dari sub bab yaitu, Hukum ke nol termodinamika, hukum

ke-I termodinamika, siklus carnot, dan gas ideal.

a) Hukum ke nol termodinamika

Hukum ke nol termodinamika berbunyi: “Jika 2 buah benda

berada dalam kondisi kesetimbangan termal dengan benda yang ke 3,

maka ketiga benda tersebut berada dalam kesetimbangan termal satu

dengan lainnya”. Apabila 2 benda yang berbeda tersebut bersentuhan,

maka dikatakan ke dua benda itu berada dalam kondisi kontak

termal.Permukaan kontak termal adalah permukaan tempat kedua benda

yang berbeda saling bersentuhan.

b) Hukum ke-1 termodinamika

Hukum ke-1 termodinamika menyatakan bahwa “energi tidak

bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan dalam sebuah proses, ia

26

hanya bisa berubah bentuk”. Hukum ke-1 termodinamika merupakan

jumlah kalor pada suatu sistem adalah sama dengan perubahan energi

didalam sistem tersebut ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh

sistem. Berdasarkan bunyi hukum 1 termodinamika tersebut terbukti

bahwa kalor (Q) yang diserap sistem tidak hilang. Oleh sistem, kalo ini

akan diubah menjadi usaha luar (W) dan atau penambahan energi dalam.

c) Siklus Carnot

Siklus carnot menunjukkan bahwa ada empat proses yang

dilakukan oleh siklus carnot. Proses pertama (A-B) yaitu terjadinya proses

pemuaian secara isotermik. Pada proses ini system menyerap kalor Q1 dari

reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB. Proses kedua (B-

C) yaitu terjadinya proses pemuaian secara adiabatic. Selama proses ini

berlangsung suhu pada system menjadi turun dari T1 menjadi T2 sambil

melakukan usaha WBC. Proses ketiga (C-D) yaitu terjadinya proses

pemampatan secara isotermik. Pada proses ini system menerima usaha

WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2. Proses

keempat (D-A) yaitu terjadinya proses pemampatan secara adiabtik.

Selama proses ini suhu pada system akan naik dari T2 menjadi T1 akibat

menerima usaha WDA.

d) Gas Ideal

Gas ideal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kapasitas

panas molar pada volume tetap (cv) dan kapasitas panas molar pada

tekanan konstan (cp).

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa Hukum

termodinamika dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari.Aplikasi yang ada dalam materi Hukum termodinamika berhubungan

dengan kehidupan di sekeliling kita. Jadi, untuk memahami materi Hukum

termodinamika dengan baik sangat dibutuhkan peranan terhadap alat

indera dalam pembelajaran terutama indera penglihatan. Maka, untuk

27

memahami materi Hukum termodinamika dibutuhkan media pembelajaran

Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS dengan model Student Teams Achivement

Divisions (STAD) yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran

Fisika .

C. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Yulian Pangesti yang berjudul

“Pengembangan media pembelajaran Puzzle Fisika untuk meningkatkan

penguasaan materi dan minat belajar fisika peserta didik”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa produk media pembelajaran Puzzle yang dikembangkan

layak untuk digunakan peserta didik berdasarkan penilaian dari dosen ahli dan

guru mata pelajaran fisika dengan Skor Sbi sebesar 4,00 (sangat baik) serta

hasil respon peserta didik pada media Puzzle I dan II dengan Skor Sbi sebesar

3,11 (sangat baik) dan 3,01 (sangat baik). Media pembelajaran Puzzle ini

mampu meningkatkan minat belajar peserta didik dengan perolehan nilai gain

sebesar 0,41 (sedang).

2. Penelitian yang dilakukan Siti Marfu‟ah yang berjudul “Pengembangan LKS

IPA terpadu berbentuk Jigsaw Puzzle pada tema ekosistem dan pencemaran

lingkungan di SMP negeri 2 Margoyoso Kabupaten Pati”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penilaian LKS oleh pakar memiliki criteria sangat layak

dengan rata-rata perolehan skor sebesar >90% dan LKS yang dikembangkan

dikatakan efektif karena hasil belajar meningkat sesuai dengan rumus N-gain

yang mendapat nilai 0,54.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu P. Setyaningrum yang berjudul

“Pengembangan media Puzzle sebagai media alternatif pembelajaran Fisika

kelas X”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil review oleh

ahli materi didapat skor sebesar 91,11% sedangkan review oleh ahli media

didapatkan skor sebesar 80% dari skor maksimal masing-masing 100%.

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Baiturrahim Jambi di Kelas XI yang

beralamat di Jl. H. Syamsoe Bahroen No.32 Lrg TAC, Kel.Selamat Kec.Danau sipin.

Pelaksanaan penelitian mulai dilakukan pada awal bulan desember 2018 sampai

bulan april 2019. Bulan desember 2018 peneliti melakukan analisa awal untuk

menentukan potensi dan masalah yang terjadi di SMK Baiturrahim Jambi pada

pembelajaran fisika.

B. Karakteristik Sasaran Penelitian

Berdasarkan penelitian pendahuluan tahap define, maka sasaran dalam

penelitian ini yaitu mengembangkan media pembelajaran fisika berbentuk kepingan-

kepingan Puzzle terintegrasi LKS berbasis model pembelajaran Student Teams

Achivement Divisions (STAD). Media pembelajaran fisika berbentuk jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis model Student Teams Achivement

Divisions (STAD) yang telah dirancang, dilanjutkan dengan tahap validasi. Tahap

validasi dilakukan oleh validator yang terdiri dari validator media, validator materi,

dan validator bahasa.Jika validator menyatakan media pembelajaran yang

dikembangkan oleh peneliti belum valid, maka peneliti melakukan revisi kembali

sampai media pembelajaran yang peneliti kembangkan dinyatakan valid.Setelah

media pembelajaran dinyatakan valid, maka peneliti melakukan uji coba kelompok

kecil.Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan

yang ada pada media pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.Selanjutnya,

jika ada kekurangan maka dilakukan revisi kembali.Setelah selesai uji coba kelompok

kecil maka dilanjutkan dengan melakukan uji coba kelompok besar.Tahap uji coba

kelompok besar ini bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan media

pembelajaran yang dikembangkan. Kepraktisan media pembelajaran diperoleh dari

29

angket yang diberikan kepada peserta didik setelah proses pembelajaran selesai.

Keefektifan pembelajaran diperoleh dari lembar observasi atau pengamatan secara

langsung selama proses pembelajaran dengan menilai kegiatan guru dan peserta

didik.

C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan

1. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti

seperti analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis konsep. Tahap awal yang

dilakukan peneliti yaitu menganalisis kurikulum yang diterapkan di SMK

Baiturrahim Jambi, setelah menganalisis kurikulum kemudian peneliti

menganalisis peserta didik di SMK Baiturrahim Jambi yaitu karakteristik peserta

didik, umur peserta didik, dan batas kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Setelah analisis kurikulum dan analisis peserta didik, selanjutnya peneliti

menganalisis konsep.Analisis konsep dilakukan untuk mengetahui materi yang

sesuai dengan media pembelajaran yang dikembangkan.

Berdasarkan analisis yang dilakukan di SMK Baiturrahim Jambi dapat

ditemukan fasilitas dari segi teknologi yaitu berupa Wi-Fi.Fasilitas tersebut

merupakan potensi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

fisika.Akan tetapi fasilitas tersebut tidak dapat digunakan kepada peserta didik

dikarenakan dapat membuat peserta didik terlena dengan adanya wifi.Adanya wifi

di sekolah tersebut membuat peserta didik bukan untuk belajar melainkan untuk

bermain-main.Oleh karena itu, wifi yang ada di sekolah tersebut tidak digunakan

untuk peserta didik. Variasi dalam pembelajaran berbasis teknologi seperti slide

power point tidak pernah dilakukan di Sekolah tersebut. Hal ini membuat peserta

didik menjadi bosan dan jenuh yang terlihat dari banyaknya peserta didik yang

berbicara pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut peneliti berinisiatif untuk

mengembangkan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis

30

model Student Teams Achivement Divisions (STAD). Dilihat dari analisis

kurikulum, analisis siswa, dan analisis konsep yang didapatkan maka media

pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student Teams

Achivement Divisions (STAD) merupakan media pembelajaran yang cocok untuk

diterapkan di SMK Baiturrahim Jambi.

2. Rancangan Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural jenis

model 4-D. model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagajaran semmel pada tahun

1974 dimodifikasi oleh peneliti karena model 4-D merupakan model yang

terstruktur penyusunannya.Model 4-D terdiri dari empat tahap, yaitu Define

(pendefinisian), Design (perencanaan), Develop (pengembangan), dan

Disseminate (penyebaran). Penelitian ini hanya dilakukan tiga tahap yaitu tahap

define (pendefinisian), tahap design (perancangan), dan tahap

develop(pengembangan), sedangkan tahap disseminate (penyebaran) tidak

dilakukan. Tahap penyebaran tidak dilakukan disebabkan karena tahap ini

merupakan tahap penggunaan perangkat yang dikembangkan pada skala yang

lebih luas misalnya di sekolah lain. Bila tahap penyebaran ini dilakukan

membutuhkan waktu yang lama dan biaya serta tenaga yang lebih besar.

3. Prosedur Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (R & D) merupakan proses yang digunakan

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang dikembangkan,

seperti bahan ajar, strategi, metode, atau model pembelajaran. Tahap-tahap dari

proses penelitian dan pengembangan ditunjukkan sebagai siklus penelitian dan

pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan berdasarkan dari model

pengembangan yang digunakan yaitu model 4-D (Define, Design, Develop, and

Disseminate).

31

Berikut model alur lengkap pengembangan 4-D yang diadaptasikan oleh

Thiagarajan dkk, (1974).

Gambar 3.1.Bagan Prosedural Penelitian Pengembangan Model 4-D

diadaptasikan dari Thiagarajan dkk, (1974) dalam Trianto (2014:94).

Analisis Kurikulum Analisis Siswa Analisis Konsep

Menyusun Indikator

Memilih Media

Merancang Media Pembelajaran

Validasi Ahli

Belum Valid

Revisi

Valid

Uji Coba Kelompok Kecil

Analisis Hasil Uji Coba

Revisi

Uji Coba Kelompok Besar

Analisis Hasil Uji Coba

Revisi

Media Pembelajaran Jigsaw Puzzle Terintegrasi LKS

Berbasis Model Student Teams Achivement Divisions

(STAD)

Analisis KTSP

Define

Design

Develop

32

Berdasarkan model pengembangan yang diadopsi dari model 4-D, adapun

prosedur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a) Tahap define (pendefinisian)

Tahap define (pendefinisian) adalah tahap untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap define bertujuan untuk

menentukan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan

mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari

batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap definisi ini juga

dapat mengumpulkan data atau informasi yang berkenaan dengan produk

yang akan dikembangkan. Tahap define dilakukan dalam 3 langkah pokok,

yaitu:

(1) Analisis Kurikulum

Analisis kuruikulum dilakukan untuk memunculkan dan

menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam

pembelajaran.Berdasarkan analisis kurikulum yang ada pada SMK

Baiturrahim Jambi bahwa di sekolah tersebut masih menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan strategi

pengembangan kurikulum. Strategi pengembangan kurikulum adalah

merumuskan prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan.Pada tahap

ini memudahkan untuk menentukan langkah awal dalam pengembangan

yang sesuai untuk dikembangkan. Dalam merancang media pembelajaran

yang berkaitan dengan kurikulum, kurikulum menjadi acuan dalam proses

dan pembuatan media jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

Student Teams Achivement Divisions (STAD).

(2) Analisis Siswa

Analisis siswa sangat penting dilakukan dalam menentukan media

pembelajaran.Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah adanya

kesesuaian dengan karakteristik peserta didik menggunakan media

33

pembelajaran tersebut.Karakteristik itu meliputi latar belakang

kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta

keterampilan-keterampilan individu atau social yang berkaitan dengan

topik pembelajaran, media, format, dan bahasa yang dipilih. Analisis

siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara

lain adalah tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya dan

keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan

dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

ditetapkan.

(3) Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasikan konsep-

konsep yang akan diajarkan. Analisis konsep bertujuan untuk menentukan

isi materi dalam media yang dikembangkan. Analisis konsep digunakan

sebagai sarana pencapaian kompetensi tertentu, dengan cara

mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama

materi pembelajaran. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang ada pada

silabus SMK Baiturrahim Jambi, peneliti menganalisis materi hukum

termodinamika kelas XI yaitu menguasai hukum termodinamika dan

menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan. Kompetensi

Dasar pada materi hukum termodinamika menginginkan peserta didik

lebih aktif dalam menguasai dan menggunakan hukum termodinamika

dalam perhitungan dengan cara melakukan percobaan dan berlatih

mengerjakan soal-soal hukum termodinamika. Materi hukum

termodinamika terdiri dari beberapa sub bab yaitu hukum ke nol

termodinamika dan hukum ke-I termodinamika.

b) Tahap Design (perancangan)

Tahap Design (perancangan) dilakukan setelah mendapatkan

permasalahan dari tahap sebelumnya yaitu tahap pendefinisian. Tahap

Perancangan ini bertujuan untuk merancang media yang akan digunakan

34

dalam pembelajaran fisika yaitu LKS berbasis model Student Teams

Achivement Divisions (STAD). Tahap perancangan terdiri atas beberapa

langkah berikut:

(1) Menyusun Indikator

Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan

pembelajaran.Indikator sebagai acuan terhadap keberhasilan atau tidak

berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran.Indikator dikembangkan

dan dilihat dari setiap Kompetensi Dasar (KD).

(2) Memilih Media

Memilih media dilakukan untuk mengidentifikasi media

pembelajaran yang relevan dengan karakteristik media dan sesuai dengan

tujuan pembelajaran.Berdasarkan analisis kurikulum, analisis siswa, dan

analisis konsep maka membantu peneliti dalam memilih media

pembelajaran yang sesuai dengan pencapaian Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar yang diharapkan.

(3) Merancang Media Pembelajaran.

Merancang media pembelajaran merupakan proses pembuatan

produk yang dikembangkan. Hal yang harus dilakukan untuk

menghasilkan media pembelajaran adalah mengumpulkan bahan yang

berupa perangkat pembelajaran.Perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP,

silabus, dan buku cetak yang digunakan.Dari bahan yang berupa perangkat

pembelajaran tersebut peneliti dapat mengembangkan media pembelajaran

yang menarik.Produk media pembelajaran yang dikembangkan berupa

kepingan puzzle terintegrasi LKS. Kepingan puzzle dirancang dengan

memuat gambar-gambar tertentu. Gambar-gambar tersebut disesuaikan

dengan materi Hukum termodinamika.

35

c) Tahap Develop (pengembangan)

Tahap Develop (pengembangan) bertujuan untuk menghasilkan media

pembelajaran berupa Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student

Teams Achivement Divisions (STAD) yang telah direvisi berdasarkan

masukan para ahli dan uji coba kepada peserta didik. Tahap develop dilakukan

melalui beberapa langkah berikut:

(1) Validasi Ahli

Validasi ahli bertujuan untuk menentukan kelayakan produk yang

dibuat secara rasional. Media yang telah dirancang kemudian akan

divalidasi oleh ahli media, ahli materi dan ahli bahasa, sehingga dapat

diketahui apakah media tersebut layak diterapkan atau tidak. Jika media

pembelajaran tersebut dinyatakan belum valid oleh para ahli, maka

peneliti akan melakukan perbaikan terhadap media pembelajaran sesuai

dengan saran validator sampai media pembelajaran tersebut dinyatakan

valid oleh ahli. Hasil dari validasi ini akan dilanjutkan dengan uji coba

kelompok kecil.

(2) Uji Coba Kelompok Kecil.

Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk memperoleh

masukan.Uji coba kelompok kecil ini dilakukan pada peserta didik kelas

XI SMK Baiturrahim Jambi dengan jumlah sampel terbatas yang

berjumlah 10 peserta didik untuk mengetahui hasil penerapan media

dalam pembelajaran di kelas.Setelah diuji cobakan dalam kelompok kecil

produk direvisi kembali untuk menghilangkan kekurangan yang ada dalam

produk.

(3) Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan untuk melihat keefektifan dan

kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan.Uji coba kelompok

besar dilakukan pada peserta didik kelas XI SMK Baiturrahim Jambi

dengan jumlah yang besar untuk mengetahui hasil penerapan media dalam

36

pembelajaran di kelas.Setelah diuji cobakan dalam kelompok besar produk

direvisi kembali sehingga produk yang dihasilkan valid, efektif, dan

praktis.

4. Uji Coba/Validasi, Evaluasi dan Revisi Media

Validasi desain dilakukan dengan cara memperlihatkan hasil desain media

yang telah dibuat kepada para ahli yang telah berpengalaman dan sesuai dengan

profesinya. Ada beberapa validasi yang akan peneliti lakukan diantaranya validasi

media, validasi materi, dan validasi bahasa. Tim validator terdiri dari ahli media,

ahli materi, dan ahli bahasa.Tim validator adalah dosen-dosen Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Proses yang dilakukan ini untuk dapat

mengetahui kekurangan dan kelemahan produk yang telah dibuat. Tim validator

akan memberikan penilaian kelayakan dengan menggunakan angket terbuka agar

dapat dengan mudah menuliskan kritik dan saran mengenai desain produk.

Apabila desain produk telah dilakukan validasi oleh para ahli, selanjutnya

produk tersebut akan dilakukan revisi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi atau

menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada saat validasi. Produk

yang dinyatakan valid selanjutnya akan dilakukan uji coba pemakaian. Sebelum

produk media tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas,

produk media harus diuji cobakan kelompok kecil.Jika terdapat kekurangan atau

kelemahan pada tahap uji coba kelompok kecil maka produk tersebut harus

direvisi kembali untuk menghilangkan kekurangan atau kelemahan tersebut. Uji

coba pemakaian dilakukan di SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi kelas XI

dengan cara menggunakan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.

Ada beberapa hal subjek uji coba penelitian pengembangan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Telaah Pakar (Expert Judgement)

Telaah pakar dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang

media pembelajaran.Telaah pakar terdiri dari tiga ahli yaitu ahli media, ahli

materi, dan ahli bahasa.Uji coba pakar digunakan angket tertutup untuk

37

memperoleh masukan awal terhadap media.Data yang diperoleh merupakan

data kualitatif.Berdasarkan dari telaah pakar maka didapatkan hasil berupa

masukan atau media yang dikembangkan valid.Jika media pembelajaran

menurut para ahli masih ada yang perlu dilakukan revisi maka peneliti

melakukan perbaikan atau revisi kembali dan jika para ahli menyatakan media

pembelajaran yang dikembangkan valid maka peneliti melanjutkan uji coba

kelompok kecil.

b) Uji coba kepada kelompok kecil (Small Group Try-out)

Tujuan uji coba ini adalah untuk mendapatkan keefektifan

media.Keefektifan media yang dikembangkan dapat dilakukan dengan

meminta respon peserta didik.Uji coba dilakukan pada kelompok terbatas.

Dalam penelitian ini produk yang berupa media pembelajaran Jigsaw Puzzle

terintegrasi LKS yang valid diujikan kepada 10 peserta didik dengan cara

memperlihatkan media tersebut, setelah selesai uji coba kelompok kecil

peneliti memberikan angket kepada peserta didik dan meminta peserta didik

mengisi angket yang telah disediakan. Angket yang diberikan berupa angket

tertutup.

c) Uji coba lapangan (Field Try-out)

Uji coba lapangan merupakan tahap akhir dalam evaluasi formatif

dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekurangan media pembelajaran yang

dikembangkan.Pada uji coba lapangan ini melibatkan 20 peserta didik atau

satu kelas.Angket yang digunakan untuk melihat tanggapan peserta didik

terhadap media pembelajaran serta hasil belajar peserta didik apakah telah

mencapai standar yang ditetapkan atau tidak adalah angket tertutup dan

dilakukan post-test. Setelah mendapatkan saran dan masukan produk lalu

direvisi dan produk yang dihasilkan akan valid, efektif, dan praktis.

5. Implementasi Model

Implementasi model merupakan mengimplementasikan produk yang telah

dihasilkan atau dikembangkan. Model pengembangan yang peneliti gunakan

38

adalah model 4-D (define, design, develop, and disseminate). Pada penelitian ini

peneliti hanya sampai pada tahap develop (pengembangan), sedangkan tahap

disseminate (penyebaran) tidak dilakukan disebabkan karena tahap ini

membutuhkan skala yang lebih luas dan waktu yang lebih lama serta keterbatasan

waktu yang dimiliki oleh peneliti. Jadi, dalam penelitian ini hanya dilakukan tiga

tahap yaitu tahap define, tahap design, dan tahap develop. Tahap develop

merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan ini. Pada tahap ini peneliti

melakukan validasi ahli.Validasi ahli dilakukan sampai para ahli menyatakan

valid, maka selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil.Jika ada masukan

pada uji coba kelompok kecil ini, maka peneliti melakukan revisi kembali.Setelah

itu peneliti melakukan uji coba kelompok besar, dimana uji coba kelompok besar

ini apabila terdapat masukan atau saran maka peneliti melakukan perbaikan

kembali sampai media pembelajaran yang dikembangkan tersebut layak

digunakan.

6. Pengumpulan Data dan Analisis Data

a) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan

data yang akurat adalah angket, wawancara, observasi lapangan dan

dokumentasi. Adapun penjelasan teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Angket dalam penelitian ini digunakan

untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan peserta didik, validitas

produk atau kelayakan produk yang diberikan kepada para ahli materi, ahli

media, dan ahli pembelajaran, serta angket tanggapan guru dan peserta

didik sebagai objek uji coba.

39

2) Wawancara

Wawancara merupakan proses mengumpulkan informasi untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan tatap muka antar

pewawancara dengan penjawab atau responden, dengan memberikan

beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara

langsung dilakukan kepada guru yang bersangkutan selaku guru Fisika di

SMK Baiturrahim Jambi.

3) Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan secara lebih teliti serta pencatatan secara

sistematis. Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengamati proses

pembelajaran yang berlangsung menggunakan media

pembelajaran.Observasi dilakukan bertujuan untuk mengamati

pelaksanaan pembelajaran dan mengamati perilaku peserta didik secara

langsung pada pembelajaran.

4) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat pengukuran data tertulis atau tentang

fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai barang bukti penelitian. Cara

pengumpulan data catatan peristiwa yang sudah berlalu.Melalui

dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b) Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016:156) “instrument penelitian adalah

merupakan alat ukur tes, kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman

observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu

penelitian”. Instrument dalam penelitian ini sebagai berikut:

40

1) Lembar Validasi

Lembar validasi bertujuan untuk memperoleh data dari Tim

validator yang terdiri dari dosen ahli dan guru Fisika. Lembar validasi ini

akan digunakan untuk memperoleh data kualitas produk. Hasil validasi

tersebut akan digunakan sebagai bahan evaluasi media pembelajaran

Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS yang dikembangkan. Lembar validasi ini

juga untuk melihat komponen kelayakan media pembelajaran tersebut.Ada

beberapa komponen kelayakan yaitu komponen kelayakan desain media,

komponen kelayakan materi, dan komponen kelayakan

kebahasaan.Instrument ini disusun menggunakan skala likert (1-5).

2) Angket Respon Guru dan Peserta Didik

Angket ini digunakan untuk mengetahui keefektifan dan

kepraktisan produk yang dikembangkan.Terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS.Setelah kegiatan

pembelajaran selesai peneliti memberikan angket kepada guru dan peserta

didik untuk memperoleh data dari penilaian angket tersebut.Instrument ini

disusun menggunakan skala liker (1-5).

3) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui informasi

mengenai efektifitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang

menggunakan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS

berbasis model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions

(STAD). Dalam hal ini, pengambilan data memalui lembar observasi yaitu

dengan melihat aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

4) Lembar Penilaian

Instrumen efektifitas pengumpulan data yang digunakan adalah

lembar tes atau soal yang berjumlah 15 soal dalam bentuk pilihan ganda.

Tes atau soal diberikan kepada peserta didik setelah proses pembelajaran

41

berlangsung yaitu pada akhir pertemuan untuk melihat batas pemahaman

peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

c) Teknik dan Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah data kualitatif dalam bentuk

deskriptif yang mendeskripsikan validitas, efektifitas, dan praktikalitas Jigsaw

Puzzle terintegrasi LKS.

1) Analisis Validitas

Analisis validasi yang dilakukan dengan menggunakan skala

likert. Menurut Sugiyono (2016:165) “skala likert digunakan untuk

mengembangkan instrument yang digunakan untuk mengukur sikap,

persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap

potensi dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk , proses

membuat produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan”.

Penskoran untuk setiap item menggunakan skala likert dengan alternative

jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Skor Butir Skala Likert

Kategori Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(Riduwan, 2016:39)

Untuk mengukur perhitungan data nilai akhir validasi dianalisis

dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

NP =

x 100%

42

Keterangan :

NP = nilai presentasi yang dicari

PS = skor yang diperoleh

SM = skor maksimal

Sumber: (Riduwan, 2016:41)

Tabel 3.2.

Kategori Tingkat Kevalidan

Interval Kategori

85%-100% Sangat Valid

70%-84% Valid

60%-69% Cukup Valid

50%-59% Kurang Valid

<50% Tidak Valid

(Riduwan, 2016:41)

2) Analisis Efektifitas

Analisis efektifitas dilakukan dengan menggunakan skala

likert.Penskoran untuk setiap item menggunakan skala likert dengan

alternative jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Skor Butir Skala Likert

Kategori Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(Riduwan, 2016:43)

43

Menghitung data nilai angket respon peserta didik dapat

dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

NP =

x 100%

Keterangan :

NP = nilai presentasi yang dicari

PS = skor yang diperoleh

SM = skor maksimal

Sumber: (Riduwan, 2016:45)

Kategori efektifitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai

akhir yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Kategori Interval Efektivitas Perangkat Pembelajaran

Interval Kategori

85%-100% Sangat Efektif

70%-84% Efektif

60%-69% Cukup Efektif

50%-59% Kurang efektif

<50% Tidak Efektif

(Riduwan, 2016:45)

Analisis hasil belajar untuk menentukan aktivitas media

pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi LKS berbasis model Student

Teams Achivement Divisions (STAD) pada materi Hukum

termodinamika. Hasil belajar yang dianalisis yaitu aspek kognitif.Aspek

kognitif menggunakan penilaian tertulis. Perhitungan data nilai angket

44

kognitif dengan teknik penilaian tertulis dilakukan dengan menggunakan

rumus:

NA =

x (100%)

Keterangan:

NA = Nilai Akhir

JB = Jumlah Jawaban Benar

JS = Jumlah Seluruh Soal

Sumber: (Riduwan, 2016:44)

Peserta didik dikatakan tuntas dalam pembelajaran apabila

mencapai nilai KKM >75 sesuai dengan KKM Fisika yang ditentukan

oleh sekolah. Presentase ketuntasan peserta didik secara klasikal menurut

(Sudijono, 2003) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P =

x (100%)

Keterangan:

P = Persentase nilai peserta didik yang sesuai KKM

m = Banyak peserta didik nilainya sesuai KKM

n = Banyaknya peserta didik

3) Analisis Praktikalitas

Analisis praktikalitas dilakukan dengan menggunakan skala

likert, penskoran, untuk setiap item menggunakan skala likert dengan

alternative jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.5.

45

Tabel 3.5.

Skor Butir Skala Likert

Kategori Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(Riduwan, 2016:40)

Menghitung data nilai angket respon peserta didik dapat

dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut: NP =

x 100%

Keterangan :

NP = nilai presentasi yang dicari

PS = skor yang diperoleh

SM = skor maksimal

Sumber: (Riduwan, 2016:42)

Kategori praktikalitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai

akhir yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Kategori Interval Praktikalitas Perangkat Pembelajaran

Interval Kategori

85%-100% Sangat Praktis

70%-84% Praktis

60%-69% Cukup Praktis

50%-59% Kurang Praktis

<50% Tidak Praktis

(Riduwan, 2016:42)

46

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Bab ini menjelaskan mengenai proses dan hasil pengembangan media

pembelajaran yang telah dikembangkan, dalam hal ini produk yang dikembangkan

adalah Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) serta menjelaskan mengenai prosedur yang telah

dilakukan. Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu media pembelajaran

yang dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar dan memudahkan siswa

dalam memahami materi pembelajaran fisika khususnya hukum termodinamika.

Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum termodinamika yang telah diteliti

dan dikembangkan dengan mengacu pada model pengembangan 4-D yang terdiri dari

empat tahap yaitu pendefenisian (define),perancangan (design), pengembangan

(development), dan penyebaran (desiminate). Namun, untuk tahap penyebaran tidak

dilakukan disebabkan karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki. Pengembangan

Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dalam penelitian ini menunjukkan tiga syarat kualitas

yaitu, valid, efektif dan praktis. Adapun hasil yang diperoleh pada tiap-tiap fase

pengembangan Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model

Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang dimaksud diuraikan berikut ini:

1. Tahap Define (Pendefenisian)

Tahap ini adalah tahap awal yang harus dimulai sebelum merancang

Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Dimana tahap ini meliputi beberapa tahapan

yaitu:

47

47

a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan untuk memunculkan dan menetapkan

masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran. Berdasarkan tujuan dan

analisis kurikulum maka peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran di dalam kelas. Selain melakukan pengamatan peneliti juga

melakukan wawancara terhadap siswa dan guru di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi untuk mencari informasi tambahan dari apa

yang diamati oleh peneliti. Adapun hasil analisis kurikulum yang berlaku

di sekolah, peneliti uraikan di bawah ini:

1) Hasil Analisis Pengamatan Terhadap Guru Mata Pelajaran

Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru mata pelajaran

yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas sudah

menggunakan komponen-komponen yang dituntut di dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Komponen-komponen

tersebut yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus,

strategi pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan

sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru telah

melakukan sebagian tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dalam proses belajar mengajar, yang mana sebelum proses

pembelajaran guru sudah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Dalam proses pembelajaran guru menguasai

materi yang diajarkan, materi yang diajarkan sudah menunjang

tercapainya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

2) Analisis Metode yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Fisika

Metode yang digunakan dalam pembelajaran Fisika yaitu:

ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan eksperimen, namun

pada saat pembelajaran materi hukum termodinamika guru hanya

menggunakan metode ceramah dengan cara menjelaskan materi dan

48

48

memberikan contoh. Metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran materi hukum termodinamika belum menunjang

ketercapaian tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peserta didik

untuk berpartisipasi aktif dalan proses pembelajaran.

3) Analisis Sumber Belajar yang Digunakan Guru dan Siswa dalam

Proses Pembelajaran

Sumber belajar yang digunakan guru dan siswa di dalam proses

pembelajaran berupa buku cetak pegangan guru. Buku cetak pegangan

guru hanya berisi materi pelajaran dan latihan soal. Materi

pembelajaran yang ada di buku cetak hanya berupa teori saja dan tidak

banyak memperlihatkan gambar untuk menarik minat peserta didik

dalam pelajaran fisika. Hal ini mengakibatkan peserta didik cenderung

sulit memahami isi materi pembelajaran, sehingga konsep fisika yang

diajarkan tidak mudah dipahami peserta didik dan berdampak pada

sulit tercapainya tujuan pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi khususnya kelas XI belum memenuhi tuntutan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana tuntutan-

tuntutan tersebut dapat dilihat pada Permendiknas Nomor 041 Tahun

2007 yang menginginkan sumber belajar dapat berupa buku teks

pelajaran yang digunakan oleh guru, pengelolaan kelas, dan

pembelajaran di dalam kelas untuk tingkat SMA/SMK sebanyak 30

peserta didik.

4) Analisis Media yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran

Media yang digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi kebanyakan guru hanya

menggunakan media papan tulis. Media papan tulis dianggap sebagai

media yang lebih mudah dan terjangkau oleh guru dalam

49

49

menyampaikan materi pembelajaran. Fasilitas laboratorium tidak

pernah digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini

dikarenakan oleh keterbatasan fasilitas laboratorium tidak memadai di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Media powerpoint

dan alat peraga juga tidak sering dimanfaatkan oleh guru dalam proses

pembelajaran, karena keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana yang

ada di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Media yang

digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi khususnya kelas XI belum memenuhin

ketercapaian tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

yang mana tuntutan-tuntutan tersebut dapat dilihat pada Permendiknas

Nomor 041 Tahun 2007 yang menginginkan media pembelajaran

berupa buku pengayaan sebagai referensi dan sumber belajar lainnya

agar tercapainya tujuan pembelajaran serta mudah dipahami oleh

peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis pengamatan dan wawancara peneliti

lakukan mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat

dikatakan belum memenuhin criteria pelaksanaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari

tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang proses

pembelajarannya berpusat pada peserta didik, guru sebagai fasilitator yang

bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan

belajar peserta didik, dan guru sebagai pengajar, pembembing, pelatih

serta pengembang kurikulum. Proses pembelajaran pada materi hukum

termodinamika belum sesuai tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang mana banyak peserta didik yang tidak fokus, dan

berbicara di dalam kelas, sehingga guru sulit untuk berinteraksi dengan

peserta didik.

50

50

Berdasarkan permasalahan hasil pengamatan dan wawancara

mengenai tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka

model yang tepat untuk mencapai tuntutan-tuntutan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut adalah menerapkan model

pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Model pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions

(STAD) membantu guru dan peserta didik mempermudah mencapai

tujuan pembelajaran antara Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD). Model pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions

(STAD) dapat mempermudah guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran, karena model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) merupakan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil

sehingga peserta didik dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dan

kerja sama antar peserta didik satu dengan peserta didik lainnya.

Berdasarkan masalah yang peneliti temukan maka peneliti meyakini

bahwa perlu adanya model pembelajaran yang tepat untuk dipadukan

dengan media pembelajaran yang baik, sehingga dapat mendorong peserta

didik untuk termotivasi dalam belajar, semangat belajar, minat, kreativitas,

inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian terhadap diri peserta didik itu

sendiri. Peneliti berinisiatif untuk mengembangkan media pembelajaran

yang sesuai dengan kriteria penyusunan media pembelajaran yang dapat

membantu guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran. Media

pembelajaran yang peneliti kembangkan berupa Jigsaw Puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD). Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) tentu dapat

memenuhi tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

51

51

b. Analisis Siswa

Analisis siswa, peneliti fokuskan pada peserta didik kelas XI

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil analisis peserta

didik kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi didapatkan

jumlah peserta didik 20 orang siswa dimana semua peserta didik adalah

perempuan yang memiliki rentang usia berkisar antara usia 17-18 tahun.

Pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran, ada

beberapa peserta didik yang lebih antusias mendengarkan penjelasan guru

mengenai materi yang dipelajari, peserta didik cenderung memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi mengenai kejadian yang terjadi disekitar peserta

didik yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Hal ini

terlihat dari pengamatan peneliti sebelum melakukan penelitian, yang

mana peneliti memerintahkan peserta didik untuk menyebutkan contoh

dari materi yang ingin dipelajari di dalam kehidupan sehari-hari dan

peserta didik antusias dalam memikirkan dan membayangkan hal tersebut

yang diberikan oleh peneliti. Selain itu, pada saat proses pembelajaran

berlangsung peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim

Jambi khususnya kelas XI tergolong sangat disiplin. Hal ini terlihat dari

pengamatan peneliti bahwa setelah pembelajaran dimulai tidak satupun

peserta didik yang keluar masuk kelas.

Hasil wawancara yang dilakukan secara tidak formal mengenai

kemampuan akademik peserta didik kepada ibu Kamisah, S.Pd selaku

guru mata pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim

Jambi didapatkan informasi bahwa setiap peserta didik memiliki tingkat

kemampuan terhadap materi yang dipelajari berbeda-beda. Ada yang cepat

memahami materi, dan ada yang perlu pengulangan beberapa kali baru

mereka paham dengan materi yang dipelajari. Tidak semua peserta didik

yang apabila dijelaskan mereka langsung memahami materi yang

dipelajari.

52

52

Berdasarkan hasil analisis umur yang berkisaran antara 17-18 tahun,

karakteristik dan kemampuan akademik peserta didik di kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi, maka peserta didik sudah mampu

berpikir secara logis dan abstrak. Proses pembelajaran yang menggunakan

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berperan penting

dalam menekankan keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan, melalui komperensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang terintegrasi dengan tujuan hasil belajar yang melahirkan peserta

didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif. Hal ini senada dengan

teori Jean Piaget (dalam Moh Ali, 2012 : 67) bahwa remaja dalam tahap

perkembangan kognitifnya memasuki tahap oprasional formal. Tahap

oprasional formal ini dialami anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada tahap

oprasional formal ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan

dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek

perasaan dan moralnya telah berkembang.

Hasil analisis umur, karakteristik peserta didik, dan kemampuan

akademik peserta didik juga dapat dijadikan kerangka acuan untuk

menyiapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran

yang akan dikembangkan. Media pembelajaran yang peneliti kembangkan

yaitu Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model

Student Teams Achievement Divisions (STAD). Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) dalam pembelajaran Fisika akan menambah minat

belajar peserta didik, memudahkan untuk memahami materi, dan

menambah keaktifan dalam mengolah informasi serta membantu peserta

didik untuk belajar mandiri.

c. Analisis Materi

Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi materi yang akan

diajarkan. Analisis materi berdasarkan Kompetensi Dasar yang ada pada

53

53

silabus Fisika untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan analisis

yang peneliti ambil yaitu: 9.1. menguasai hukum termodinamika, 9.2.

menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan. Hasil

identifikasi analisis konsep terhadap materi hukum termodinamika yang

disesuaikan dengan rancangan pengembangan media pembelajaran pada

Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Draf Peta Konsep Hukum Termodinamika

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa termodinamika terdiri

dari 2 sub bab, yaitu: definisi hukum termodinamika yang terdiri dari

hukum ke nol termodinamika, hukum ke-1 termodinamika, dan penerapan

hukum termodinamika. Penerapan hukum termodinamika terdiri dari gas

ideal dan proses termodinamika yang terdiri dari siklus karnot. Kedua sub

bab tersebut diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis metode seperti

metode presentasi kelas, kelompok (tim), kuis, skor peningkatan individu,

Hukum

Termodinamika

Penerapan Hukum Termodinamika

Hukum

Ke-0

Termo

dinami

ka

Hukum

Ke-I

Gas Ideal Proses

Termo

dinami

ka

TA =TB

TB =TC

TA =TC

Q = ∆U

+W

Kapasitas

panas

molar

pada

volume

konstan

Kapasitas

panas

molar

pada

tekanan

konstan

Siklus

Karnot

Termodinamika

54

54

dan penghargaan kelompok. Metode-metode tersebut diuraikan dari

indikator model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Model

Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model

pembelajaran yang peneliti terapkan dalam penelitian pengembangan

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa pada Sub Materi Hukum

Termodinamika. Setiap sub bab materi hukum termodinamika memiliki

beberapa gambaran dalam kehidupan sehari-hari yang harus diperlihatkan

secara nyata supaya peserta didik lebih mudah memahami.

Materi hukum termodinamika berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)

menginginkan pembelajaran hukum termodinamika diajarkan dengan cara

menerapkan konsep, prinsip, dan fakta dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu juga peserta didik diharapkan mampu merencanakan dan

melaksanakan percobaan yang memanfaatkan proses termodinamika

untuk mempermudah memahami konsep termodinamika. Berdasarkan

analisa materi hukum termodinamika yang ada pada Silabus dan

Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi khususnya kelas XI, peserta didik dapat

mengaitkan teori atau konsep yang mereka kuasai untuk diterapkan atau

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Memudahkan peserta didik memahami materi hukum

termodinamika maka diperlukan sebuah media pembelajaran yang mampu

membuat peserta didik dapat menarik minat dalam belajar untuk

memahami konsep atau prinsip hukum termodinamika. Media

pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yaitu berupa jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD). Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) memiliki karakteristik yang sesuai dengan materi

hukum termodinamika, karena Lembar Kerja Siswa memiliki beberapa

55

55

keunggulan selain praktis dan mudah dibawa Lembar Kerja Siswa juga

dapat dipealajari dimana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan

alat khusus. Dibandingkan media pembelajaran jenis lain Lembar Kerja

Siswa bisa dikatakan lebih unggul, karena merupakan media yang baik

dalam mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar tentang

fakta dan mampu menggali prinsi-prinsip umum. Lembar Kerja Siswa

mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, dan gambar dengan

proses yang sangat cepat.

Selain penggunaan Lembar Kerja Siswa terdapat juga media berupa

jigsaw puzzle dimana media jigsaw puzzle ini guna untuk

menyempurnakan Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Jigsaw puzzle merupakan kepingan-

kepingan gambar yang akan disusun menjadi utuh. Kepingan-kepingan

gambar tersebut berupa contoh dari materi hukum termodinamika yang

ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD).

Setelah dilakukan analisis kurikulum, siswa dan materi peneliti

berinisiatif mengembangkan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang

dapat memudahkan peserta didik memahami materi hukum

termodinamika dan dapat belajar secara mandiri. Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) merupakan media pembelajaran yang

cocok untuk diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim

Jambi.

2. Tahap Design (Perancangan)

Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya

dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan bertujuan untuk merancang

56

56

suatu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika. Tahap design

terdiri atas beberapa langkah berikut:

a. Menyusun Indikator

Penyusunan indikator pada tahap perancangan ini mengacu pada 2

tahapan yaitu: Pertama pembuatan indikator model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dan kedua pembuatan indikator materi

hukum termodinamika. Adapun indikator model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dibuat dengan berdasarkan pada 5 tahapan

STAD; 1) Presentase Kelas, 2) Kelompok (Tim), 3) Kuis, 4) Skor

Peningkatan Individu, dan 5) Penghargaan Kelompok. Kelima tahapan ini

disesuaikan dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang dalam penerapannya menggunakan model Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Indikator materi dikembangkan dari

Kompetensi Dasar (KD) yang disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik, materi pelajaran, satuan pendidikan dan model pembelajaran yang

digunakan.

b. Memilih Media

Memilih media pembelajaran pada tahap perancangan ini mengacu

pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketercapaian Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Sebelum memilih media pembelajaran

maka terlebih dahulu peneliti menganalisa tuntutan kurikulum yang

digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi, karakter

peserta didik kelas XI yang dalam hal ini sebagai sasaran pengembangan

penelitian dan karakter materi yang akan peneliti ajarkan. Berdasarkan

analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi maka media yang

dipilih adalah jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD).

57

57

c. Merancang Lembar Kerja Siswa dan Jigsaw Puzzle

Merancang Lembar Kerja Siswa sesuai dengan model Student Teams

Achievement Divisions (STAD), di dalam Lembar Kerja Siswa terdapat

Indikator model pembelajaran yang disesuaikan dengan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Tampilan pertama pada

Lembar Kerja Siswa diisi dengan cover media yang berisi judul Lembar

Kerja Siswa berbasis STAD Materi Termodinamika untuk SMK kelas XI.

Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang

benar dan dapat dipahami oleh peserta didik. Uraian materi yang

dilengkapi gambar diadopsi dari internet sehingga gambar terlihat jelas

dan rumus yang diadopsi dari buku paket yang sesuai dengan materi

hukum termodinamika.

Setelah merancang Lembar Kerja Siswa maka akan dilanjutkan

dengan merancang jigsaw puzzle. Jigsaw puzzle dirancang sesuai dengan

materi hukum termodinamika pada Lembar Kerja Siswa. Tampilan dari

jigsaw puzzle yaitu adanya gambar yang dipotong-potong menjadi bagian

puzzle dan terdapat bingkai yang di dalamnya ada contoh dari kepingan

puzzle tersebut.

3. Tahap Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika yang valid,

efektif, dan praktis. Terdapat tiga langkah dalam tahapan ini yaitu sebagai

berikut:

a. Tahap Validasi Ahli

Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah tahap perancangan yaitu

tahap validasi oleh validator dimana aspek yang dinilai yaitu: aspek

materi, media, dan bahasa. Pada tahap ini peneliti melakukan validasi

Lembar Kerja Siswa dan validasi jigsaw puzzle. Validasi Lembar Kerja

Siswa yang akan dinilai memiliki 3 aspek, yaitu: aspek materi, media, dan

58

58

bahasa. Validasi jigsaw puzzle juga memiliki 2 aspek penilaian yaitu:

aspek materi dan media. Validasi ahli materi dalam penelitian ini yaitu Ibu

Nissa Sukmawati, M.Si, ahli media yaitu Bapak Abd.Rahim, M.Pd, dan

ahli bahasa yaitu Bapak Drs.Mursyid, M.Pd.Hasil validasi para ahli, jika

terdapat saran maka peneliti akan menjadikan sebagai dasar untuk

melakukan revisi media yang dikembangkan. Revisi yang dilakukan

mengacu pada saran-saran serta petunjuk dari validator, yang pada

akhirnya menghasilkan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada

materi hukum termodinamika yang valid.

b. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada peserta didik kelas XI

yang berjumlah 10 orang peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi. Uji coba dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan

praktikalitas dari Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan. Uji efektifitas

dilihat dari hasil post-test belajar peserta didik dan uji praktikalitas dilihat

dari hasil angket respon siswa. Setelah diuji cobakan dalam kelompok

kecil produk tanpa revisi sehingga produk yang dihasilkan efektif dan

praktis.

c. Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan kepada peserta didik kelas XI

yang berjumlah 20 orang peserta didik yang bertepatan di Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi untuk mengetahui hasil penerapan

Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran di kelas. Uji coba dilakukan

untuk mengetahui efektifitas dan praktikalitas dari Lembar Kerja Siswa

yang dikembangkan. Uji efektifitas dilihat dari hasil post-test belajar

peserta didik dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung, sedangkan uji praktikalitas dilihat dari hasil

angket respon siswa dan respon guru. Setelah diujicobakan dalam

59

59

kelompok besar produk tanpa revisi sehingga produk yang dihasilkan

efektif dan praktis.

Berdasarkan hasil uji coba Lembar Kerja Siswa pada kelompok besar

maka peneliti telah menghasilkan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang

valid, efektif, dan praktis pada materi hukum temodinamika kelas XI di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

B. Kelayakan Lembar Kerja Siswa

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan oleh 3 validator yaitu: Ibu Nissa Sukmawati, M.Si,

Bapak Abd.Rahmi, M.Pd, dan Bapak Drs.Mursyid, M.Pd. Masing-masing

validator tersebut memberikan penilaian terhadap jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa dengan menggunakan model Student Teams Achievement

Divisions (STAD).

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah dirancang dilakukan uji

validasi. Validasi materi dilakukan oleh validator materi pada Ibu Nissa

Sukmawati, M.Si. Validasi dilakukan oleh ahli materi dengan tujuan untuk

mengetahui kelayakan materi yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis

Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan pemikiran

rasional, belum berdasarkan fakta dilapangan. Validasi yang dilakukan kepada

Ibu Nissa Sukmawati, M.Si, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan

berdasarkan validasi pertama (V1) dan validasi kedua (V2) ada yang harus

direvisi. Adapun saran validator dapat dilihat pada Tabel 4.1.

60

60

Tabel 4.1

Saran Validator Materi untuk Lembar Kerja Siswa

NO Validasi Saran Perbaikan

1 V1 Perbaikin peta

konsepnya menjadi

lebih rinci dan lebih

terarah, serta buatlah

menjadi landscape.

Memperbaiki peta konsep

menjadi landscape dan

mengurangi yang tidak

perlu dimasukkan ke

dalam peta konsep agar

lebih rinci dan terarah.

2 V2 Sesuaikan materi pada

Lembar Kerja Siswa

dengan sumber belajar

yang dipakai

Menyesuaikan materi

pada Lembar Kerja Siswa

dengan sumber belajar

yang dipakai.

Keterangan:

V1 : Validasi materi pertama

V2 : Validasi materi kedua

Berdasarkan saran dari validator pada revisi validasi pertama (V1) dan

revisi validasi kedua (V2), peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan

yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) sebelum divalidasi kembali kepada validator.

Setelah Lembar Kerja Siswa direvisi maka dilakukan validasi ketiga kepada

validator sehingga Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) sudah dikategorikan valid untuk diujicobakan

di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil ini dibuktikan

dengan nilai validasi pertama (V1), validasi kedua (V2), dan validasi ketiga

(V3) pada Tabel 4.2, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 5.

61

61

Tabel 4.2

Hasil Penilaian Validasi Lembar Kerja Siswa Oleh Ahli Materi

No Validasi Jumlah

Skor

Rata-rata Persentase Kategori

1 V1 25 2,5 50% Cukup Valid

2 V2 35 3,5 70% Valid

3 V3 42 4,2 84% Sangat Valid

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli materi

validasi pertama (V1) didapat jumlah skor 25, rata-rata 2,5, dan persentase

50%. Skor ini termasuk dalam rentang 41%-60% dalam kriteria penskroan,

yang artinya Lembar Kerja Siswa ini cukup valid digunakan sebagai media

pembelajaran. Berdasarkan validasi kedua (V2) didapat jumlah skor 35, rata-

rata 3,5, dan persentase 70%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80%

dalam kriteria penskroran, yang artinya Lembar Kerja Siswa ini valid

digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan validasi ketiga (V3)

didapat jumlah skor 42, rata-rata 4,2, dan persentase 84%. Skor ini termasuk

dalam rentang 81%-100% dalam kriteria penskoran, yang artinya Lembar

Kerja Siswa ini sangat valid digunakan sebagai media pembelajaran. Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

dapat diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Adapun grafik perubahan nilai yang diberikan oleh validator ahli materi pada

validasi pertama (V1), validasi kedua (V2), dan validasi ketiga (V3) dapat

dilihat pada Grafik 4.2 di bawah ini.

62

62

Gambar 4.2 Hasil Persentase Penilaian Validasi oleh Validator Materi

Berdasarkan Gambar 4.2 hasil penilaian yang diberikan oleh validator

materi dapat peneliti analisa bahwa pada setiap perbaikan atau revisi validasi

terdapat perubahan nilai. Nilai dari revisi validasi pertama (V1) sebesar 50%,

revisi validasi kedua (V2) sebesar 70%, dan validasi ketiga (V3) sebesar 84%

tanpa adanya revisi kembali.

Jigsaw puzzle yang telah dirancang dilakukan uji validasi materi.

Validasi materi dilakukan oleh validator Ibu Nissa Sukmawati, M.Si. Jigsaw

puzzle yang peneliti kembangkan tidak ada revisi dan sudah valid untuk

digunakan. Hasil validasi Jigsaw puzzle oleh validator dapat dilihat pada

Tabel 4.3, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 4.3

Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Materi

No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase

1 Validasi Jigsaw

Puzzle

12 4 80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

V1 V2 V3

V1

V2

V3

63

63

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli materi

dengan jumlah skor 12, rata-rata 4, dan persentase 80% skor ini termasuk

dalam persentase 60%-80%. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid

pada kriteria penskoran, yang artinya Jigsaw puzzle ini valid digunakan

sebagai media pembelajaran. Sehingga Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

dapat diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) yang telah dirancang dilakukan uji validasi media. Validasi

media dilakukan oleh Bapak Abd.Rahim, M.Pd. Validasi atau penilaian

dilakukan oleh ahli media dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan media

yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) berdasarkan pemikiran rasional, belum

berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan oleh Bapak

Abd.Rahim, M.Pd, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan tidak ada

revisi dan media sudah sangat valid untuk digunakan. Hasil validasi Lembar

Kerja Siswa oleh validator dapat dilihat pada Tabel 4.4, untuk secara

keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 4.4

Hasil Penilaian Validasi Lembar Kerja Siswa oleh Ahli Media

No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase

1 Validasi Media 51 4,25 85%

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media

dengan jumlah skor 51, rata-rata 4,25, dan persentase 85% skor ini termasuk

dalam persentase 81%-100%. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid

pada kriteria penskoran, yang artinya Lembar Kerja Siswa ini sangat valid

digunakan sebagai media pembelajaran. Sehingga Lembar Kerja Siswa

64

64

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat

diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Jigsaw puzzle yang telah dirancang dilakukan uji validasi media.

Validasi media dilakukan oleh Bapak Abd.Rahim, M.Pd. Jigsaw puzzle yang

peneliti kembangkan tidak ada revisi dan sudah sangat valid untuk digunakan.

Hasil validasi Jigsaw puzzle oleh validator dapat dilihat pada Tabel 4.5, untuk

secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 4.5

Hasil penilaian Validasi Jigsaw Puzzle Oleh Ahli Media

No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase

1 Validasi Jigsaw

Puzzle

18 4,5 90%

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli media

dengan jumlah skor 18, rata-rata 4,5, dan persentase 90% skor ini termasuk

dalam persentase 81%-100%. Skor ini termasuk dalam rentang sangat valid

pada kriteria penskoran, yang artinya Jigsaw puzzle ini sangat valid

digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) dapat diujicobakan di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim

Jambi.

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) yang telah dirancang dilakukan uji validasi bahasa.

Validasi bahasa dilakukan oleh validator bahasa pada Bapak Drs.Mursyid,

M.Pd. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa dengan tujuan untuk mengetahui

kelayakan bahasa yang ada pada Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan pemikiran rasional, belum

berdasarkan fakta di lapangan. Validasi yang dilakukan kepada Bapak

65

65

Drs.Mursyid, M.Pd, Lembar Kerja Siswa yang peneliti kembangkan ada yang

harus direvisi, saran validator dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Saran Validator Bahasa untuk Lembar Kerja Siswa

No Validasi Saran Perbaikan

1 V1 Ganti kata bisa menjadi

dapat dan sudah layak

digunakan untuk

mengambil data.

Mengganti kata bisa

menjadi dapat sesuai

dengan saran validator.

Berdasarkan saran dari validator ahli bahasa pada revisi validasi

pertama (V1) peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) sebelum divalidasi kembali kepada validator. Setelah Lembar Kerja

Siswa direvisi maka dilakukan validasi kedua kepada validator sehingga

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) sudah dikategorikan valid untuk diujicobakan di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai validasi

pertama (V1) dan nilai validasi kedua (V2) dapat dilihat pada Tabel 4.7, untuk

secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 9.

Tabel 4.7

Hasil Penilaian Validator oleh Ahli Bahasa

No Validasi Jumlah Skor Rata-rata Persentase Kategori

1 V1 27 3,37 67,5% Valid

2 V2 32 4 80% Valid

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli bahasa

validasi pertama (V1) didapat jumlah skor 27, rata-rata 3,37, dan persentase

66

66

67,5%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80% dalam kriteria penskoran,

yang artinya Lembar Kerja Siswa ini valid untuk digunakan sebagai media

pembelajaran. Validasi kedua (V2) didapat jumlah skor 32, rata-rata 4, dan

persentase 80%. Skor ini termasuk dalam rentang 61%-80% dalam kriteria

penskoran, yang artinya Lembar Kerja Siswa ini valid digunakan sebagai

media pembelajaran. Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dapat diujicobakan di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Berdasarkan hasil analisa validasi ahli materi, media, dan bahasa

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) sehingga Lembar Kerja Siswa sudah dikategorikan valid untuk diuji

cobakan. Hal ini dibuktikan dengan nilai akhir validasi ahli materi, media, dan

bahasa yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.8, untuk secara keseluruhan

dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tabel 4.8

Hasil Penilaian Validator Ahli Materi, Media, dan Bahasa Lembar Kerja

Siswa

No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

1 Materi 42 4,2 84% Sangat Valid

2 Media 51 4,25 85% Sangat Valid

3 Bahasa 32 4 80% Valid

Jumlah Total 125 4,15 83% Sangat Valid

Kategori Sangat Valid

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh hasil dari validator ahli materi,

media, dan bahasa dengan jumlah 125, rata-rata 4,15, dan persentase 83%.

Persentase total pada validator materi, media, dan bahasa sebesar 83%

menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah masuk

67

67

dalam kategori “Sangat Valid” untuk diuji cobakan kepada subjek uji coba di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Berdasarkan hasil analisa validasi ahli materi dan media Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) sehingga Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

sudah dikategorikan valid untuk diuji cobakan. Hal ini dibuktikan dengan

nilai validasi ahli materi, media, dan bahasa yang diperoleh dapat dilihat pada

Tabel 4.9, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 11.

Tabel 4.9

Hasil Penilaian Validator Ahli Materi dan Media Jigsaw Puzzle

No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

1 Materi 12 4 80% Valid

2 Media 18 4,5 90% Sangat Valid

Jumlah Total 30 4,25 85% Sangat Valid

Kategori Sangat Valid

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh hasil dari validator ahli materi dan

media dengan jumlah 30, rata-rata 4,25, dan persentase 85%. Persentase total

pada validator materi dan media sebesar 85% menunjukkan bahwa Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah masuk

dalam kategori “Sangat Valid” untuk diuji cobakan kepada subjek uji coba di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

2. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk melihat efektifitas

dan praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebelum dilakukan uji

68

68

coba kelompok besar. Adapun hasil dari uji coba kelompok kecil adalah

sebagai berikut:

a) Uji Efektifitas

Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum termodinamika. Uji efektifitas

dilakukan dengan memberikan soal post-test kepada peserta didik, yang

mana soal tersebut terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Hasil analisa hasil

post-test peserta didik kelas XIb secara lengkap dapat dilihat pada Tabel

4.10, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 4.10

Hasil Post-test Belajar Peserta Didik Kelas XIb Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi

No Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Tuntas

Jumlah Siswa Tidak

Tuntas

1 10 8 2

Persentase 80% 20%

Kategori Efektif

Berdasarkan Tabel 4.10 tes hasil belajar peserta didik kelas XIb

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat dilihat bahwa

jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) sebanyak 8 peserta didik dan yang belum mendapatkan

nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 2 peserta

didik. Persentase dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu sebesar 80% dengan

demikian menunjukkan bahwa persentase memenuhi kategori efektif.

69

69

b) Uji Praktikalitas

Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika. Uji praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket

praktikalitas kepada 10 peserta didik. Angket praktikalitas yang diberikan

terdiri dari 10 pertanyaan menggunakan skor skala likert (1-5). Hasil

analisa hasil praktikalitas peserta didik kelas XIb dapat dilihat pada Tabel

4.11, untuk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 4.11

Tabel Praktikalitas Lembar Kerja Siswa

No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

1 41 4,1 82% Sangat Praktis

2 44 4,4 88% Sangat Praktis

3 47 4,7 94% Sangat Praktis

4 42 4,2 84% Sangat Praktis

5 46 4,6 92% Sangat Praktis

6 44 4,4 88% Sangat Praktis

7 40 4 80% Praktis

8 47 4,7 94% Sangat Praktis

9 39 3,9 78% Praktis

10 50 5 100% Sangat Praktis

Jumlah Total 440 4,4 88% Sangat Praktis

Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh hasil praktikalitas pada

kelompok kecil dengan jumlah 440, rata-rata 4,4, dan persentase 88%

menunjukkan bahwa Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang

70

70

peneliti kembangkan sudah termasuk dalam kategori sangat praktis.

Setelah melakukan uji kelompok kecil dengan penilaian respon siswa

yang dinyatakan sangat praktis tanpa adanya revisi maka selanjutnya

dilakukan uji coba kelompok besar yang mana dilakukan di Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

3. Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh masukan akhir.

Uji coba kelompok besar dilakukan kepada peserta didik dan guru di Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dengan jumlah 20 peserta didik dan 1

guru mata pelajaran Fisika untuk mengetahui hasil penerapan Lembar Kerja

Siswa dalam pembelajaran di kelas.

a) Uji Efektifitas

Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika. Uji efektifitas dilakukan dengan menggunakan angket

efektifitas terdiri dari 5 kategori skor penilaian untuk peserta didik dan 5

kategori skor penilaian untuk guru mata pelajaran. Angket efektifitas

dinilai menggunakan skala likert (1-5).

1) Analisis hasil observasi aktivitas peserta didik pada saat proses

pembelajaran menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa Berbasis Model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

pada Materi Hukum Termodinamika.

Aspek penilaian observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 5 tahap yaitu: Tahap

presentasi kelas, kelompok (tim), kuis, skor peningkatan individu, dan

penghargaan kelompok yang diberi penilaian oleh observer Sumarni.

Adapun hasil analisis lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat

71

71

pada Tabel 4.12, untuk melihat hasil secara keseluruhan dapat dilihat

pada Lampiran 17.

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Aspek

Penilaian

Hasil Jumlah Rata

-rata

Persen

%

Kategori

P1 P2 P3 P4

Tahap

Presentasi

Kelas

12 12 11 13 48 4,8 96% Sangat

Efektif

Tahap

Kelompok

(Tim)

12 12 12 12 48 4,8 96% Sangat

Efektif

Tahap

Kuis

8 9 8 9 34 4,2 84% Sangat

Efektif

Tahap

Skor

Peningkat

Individu

4 4 4 4 16 4 80% Efektif

Tahap

Pengharga

Kelompok

4 4 4 4 16 4 80% Efektif

Jumlah

Total

40 41 39 42 162 4,36 87,2% Sangat

Efektif

Keterangan:

P1 = Pertemuan Pertama

P2 = Pertemuan Kedua

72

72

P3 = Pertemuan Ketiga

P4 = Pertemuan Keempat

Adapun grafik persentase tiap tahap penggunaan Jigsaw Puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang dibuat dari hasil observasi siswa

kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat

dilihat pada Grafik 4.3 di bawah ini:

Gambar 4.3 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas XIa

SMK Baiturrahim Jambi Pada Setiap Tahap STAD

Keterangan :

1 : Tahap Presentasi Kelas

2 : Tahap Kelompok (Tim)

3 : Tahap Kuis

4 : Tahap Skor Peningkatan Individu

5 : Tahap Penghargaan Kelompok

Analisis Tabel 4.12 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada

tahap presentasi kelas dan tahap kelompok (tim) didapatkan hasil atau

nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahap kuis, tahap skor

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

73

73

peningkatan individu, dan tahap penghargaan kelompok. Hal ini dapat

peneliti analisa bahwa pada tahap presentasi kelas dan tahap kelompok

(tim) merupakan tahap yang dapat dikatakan lebih mudah diterapkan

oleh peserta didik. Pada tahap presentasi kelas peserta didik hanya

dituntut untuk memperhatikan, mendengar, melihat, dan menyimak

penjelasan yang diberikan oleh guru mengenai materi yang dipelajari.

Selain itu pada tahap kelompok (tim) peserta didik dituntut untuk

membuat kelompok secara heterogen yang telah dibagikan oleh guru

untuk mendiskusikan mengenai materi yang dipelajari.

Analisis Tabel 4.12 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa tahap

kuis memperoleh persentase sebesar 84%. Hal ini dapat peneliti

analisa bahwa pada tahap kuis merupakan tahap yang menyenangkan

bagi peserta didik, karena pada tahap kuis peserta didik mengerjakan

atau menyusun puzzle untuk mendapatkan skor individu peserta didik.

Tahap skor peningkatan individu dan tahap penghargaan kelompok

memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 80%. Hal ini dapat

peneliti analisa bahwa pada tahap skor peningkatan individu, peserta

didik secara individu hanya bertugas untuk mengumpulkan skor

individu dan skor tersebut akan dikumpulkan untuk kelompok masing-

masing. Selain itu pada tahap penghargaan kelompok, peserta didik

menunggu hasil skor tertinggi yang diberikan oleh guru untuk melihat

kelompok mana yang mendapatkan penghargaan kelompok tersebut.

2) Analisis hasil observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran

menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis

Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Materi

Hukum Termodinamika.

Aspek penilaian observasi aktivitas guru dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 5 tahapan yaitu:

Tahap presentasi kelas, Tahap kelompok (tim), Tahap kuis, Tahap skor

74

74

peningkatan individu, dan Tahap penghargaan kelompok yang diberi

penilaian oleh observer Ibu Kamisah, S.Pd selaku guru mata pelajaran

Fisika di kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

Adapun hasil analisis lembar observasi aktivitas guru dapat dilihat

pada Tabel 4.13 dan dapat dilihat pada Lampiran 19.

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas XIa Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi

Aspek

Penilaian

hasil Jumlah Rata

-rata

Persen

%

Kategori

P1 P2 P3 P4

Tahap

Presentasi

Kelas

20 22 25 24 91 8,4 98% Sangat

Efektif

Tahap

Kelompok

(Tim)

16 16 16 16 64 6,4 96% Sangat

Efektif

Tahap

Kuis

11 12 12 12 47 4,7 94% Sangat

Efektif

Tahap

Skor

Peningkat

Individu

4 3 4 4 15 3,75 78% Efektif

Tahap

Pengharga

Kelompok

4 4 4 4 16 4 80% Efektif

Jumlah

Total

55 57 61 60 233 5,45 89,2% Sangat

Efektif

75

75

Keterangan:

P1 = Pertemuan Pertama

P2 = Pertemuan Kedua

P3 = Pertemuan Ketiga

P4 = Pertemuan Keempat

Adapun grafik persentase tiap tahap penggunaan Jigsaw Puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang dibuat dari hasil observasi siswa

kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat

dilihat pada Grafik 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Persentasi Hasil Observasi Aktivitas Guru

Keterangan :

1 : Tahap Presentasi Kelas

2 : Tahap Kelompok (Tim)

3 : Tahap Kuis

4 : Tahap Skor Peningkatan Individu

5 : Tahap Penghargaan Kelompok

Analisis Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 diperoleh dari pengamatan

aktivitas guru yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: tahap presentasi kelas,

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

76

76

tahap kelompok (tim), tahap kuis, tahap skor peningkatan individu,

dan tahap penghargaan kelompok. Hasil analisis pengamatan aktivitas

guru menunjukkan bahwa pada tahap presentasi kelas, tahap kelompok

(tim), dan tahap kuis memperoleh nilai yang tinggi dibandingkan

dengan tahap skor peningkatan individu dan penghargaan kelompok.

Pada tahap skor peningkatan individu guru sulit memasukkan nilai

atau skor kepada tim untuk menentukan kelompok (tim) mana yang

mendapatkan penghargaan kelompok atau nilai tertinggi.

Hal ini dapat peneliti analisa bahwa pada tahap presentasi

kelas, tahap kelompok (tim), dan tahap kuis merupakan tahap yang

dapat dikatakan lebih mudah diterapkan oleh guru. Dalam kegiatan

presentasi kelas, guru memfasilitasi peserta didik untuk

memperhatikan, mendengar, melihat, dan memahami materi yang

dipelajari. Selanjutnya pada tahap kelompok merupakan tindak lanjut

dari tahap presentasi kelas. Untuk itu guru akan membagikan

kelompok (tim) kepada peserta didik secara heterogen yang mana

setiap kelompok akan difasilitasi oleh guru berupa bahan ajar atau

media belajar. Dari kegiatan tersebut guru dapat membimbing peserta

didik untuk melakukan diskusi atau kerja kelompok mengenai materi

yang dipelajari. Sedangkan pada kegiatan kuis, guru memfasilitasi

peserta didik agar dapat mengerjakan kuis secara individu berupa

puzzle yang telah disediakan oleh guru. Kegiatan kuis ini dapat

memberikan skor individu kepada peserta didik yang akan

dikumpulkan untuk skor kelompok (tim).

Analisi Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada

tahap skor peningkatan individu yaitu sebesar 78% dan tahap

penghargaan kelompok sebesar 80% memiliki persentasi lebih rendah

dari 3 tahap sebelumnya yaitu tahap presentasi kelas, tahap kelompok,

dan tahap kuis. Hal ini dapat peneliti analisa bahwa pada tahap skor

77

77

peningkatan individu dilihat dari skor yang dikumpulkan oleh peserta

didik itu sendiri. Namun, pada skor awal dilihat dari nilai ulangan

harian peserta didik. Apabila nilai ulangan harian peserta didik rendah

sebelumnya, maka akan berpengaruh pada skor peningkatan individu.

Selain itu tahap penghargaan kelompok juga ditentukan dari skor

peningkatan individu peserta didik, untuk melihat kelompok mana

yang mendapatkan nilai tertinggi dan mendapatkan penghargaan

kelompok.

3) Analisis efektifitas peserta didik berdasarkan soal post-test

Soal post-test terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Soal tersebut

diberikan kepada peserta didik setelah kegiatan pembelajaran selesai,

dengan tujuan untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah

menggunakan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa dikatakan efektif, jika dapat membuat

peserta didik mencapai hasil belajar maksimal, atau di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil analisis post-test peserta didik

kelas XIa dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan dapat dilihat pada

Lampiran 21.

Tabel 4.14

Hasil Post-test Belajar Peserta Didik Kelas XIa Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi

No Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Tuntas

Jumlah Siswa Tidak

Tuntas

1 20 17 3

Persentase 85% 15%

Kategori Sangat Efektif

78

78

Berdasarkan Tabel 4.14 tes hasil post-test belajar peserta didik

kelas XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim dapat dilihat

bahwa jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 17 peserta didik, sedangkan

yang tidak mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebanyak 3 peserta didik. Persentase dari jumlah peserta didik yang

mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu

sebesar 85%, dengan demikian menunjukkan bahwa persentase hasil

belajar peserta didik memenuhi kategori sangat efektif. Dibandingkan

dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di

Sekolah Menengah Kejuruan Biaturrahim Jambi maka dapat dikatakan

bahwa hasil post-test belajar peserta didik jauh di atas Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi adalah 70.

Berdasarkan hasil yang didapat pada observasi kegiatan siswa

yaitu persentase total keseluruhan sebesar 87,2% dan observasi

kegiatan guru sebesar 89,2% menunjukkan bahwa kegiatan

pembelajaran peserta didik di kelas dengan Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi

sudah termasuk dalam kategori sangat efektif. Efektifitas Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) juga dibuktikan oleh hasil belajar

peserta didik yang didapat sebesar 85%. Persentase hasil belajar

sebesar 85% menunjukkan hasil belajar peserta didik di kelas dengan

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) di Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi sudah memenuhi katageori sangat efektif.

79

79

b) Uji Praktikalitas

Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan

media pembelajaran jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Uji coba

dilakukan kepada guru dan peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi untuk memperoleh masukan akhir.

1) Hasil Analisis Angket Respon Guru Menggunakan Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

Setelah kegiatan pembelajaran guru Fisika di Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi memberikan penilaian atau

respon terhadap Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan oleh peneliti

secara keseluruhan sesuai dengan kurikulum kebutuhan peserta didik

dan materi. Adapun hasil analisis angket yang diperoleh dari angket

angket respon guru dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan dapat dilihat

pada Lampiran 23.

Tabel 4.15

Hasil Praktikalitas Respon Guru Terhadap Jigsaw Puzzle Terintegrasi

Lembar Kerja Siswa

No Aspek yang

dinilai

Jumlah

Skor

Rata-

rata

Persen Kategori

1 Pemakaian LKS 39 4,3 86% Sangat Praktis

Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat hasil tanggapan guru terhadap

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika secara keseluruhan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa ini dinilai praktis dengan jumlah 39, rata-rata 4,3 dan

tingkat kepraktisan sebesar 86%. Menurut tanggapan guru penggunaan

80

80

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang peneliti

kembangkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran, karena didalamnya terdapat cakupan materi yang sesuai

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus

dicapai, serta terdapat juga puzzle yang membuat peserta didik

semakin tertarik untuk memperhatikan pelajaran, sehingga membuat

peserta didik mudah untuk memahami materi yang disampaikan.

2) Hasil Analisis Angket Respon Siswa Menggunakan Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

Respon siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika. Angket respon siswa dibagikan pada pertemuan

keempat setelah kegiatan pembelajaran selesai. Angket respon siswa

yang diberikan terdiri dari 10 pertanyaan menggunakan skor skala

likert (1-5). Hasil analisa dari hasil praktikalitas respon siswa kelas XI

dapat dilihat pada Tabel 4.16, untuk secara keseluruhannya dapat

dilihat pada Lampiran 25.

Tabel 4.16

Hasil Praktikalitas Respon Siswa Terhadap Jigsaw puzzle

Terintegrasi Lembar Kerja Siswa

No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

1 84 4,2 84% Sangat Praktis

2 86 4,3 86% Sangat Praktis

3 88 4,4 88% Sangat Praktis

4 88 4,4 88% Sangat Praktis

5 90 4,5 90% Sangat Praktis

6 86 4,3 86% Sangat Praktis

81

81

No Aspek Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

7 85 4,25 85% Sangat Praktis

8 89 4,45 89% Sangat Praktis

9 81 4,05 81% Sangat Praktis

10 96 4,8 96% Sangat Praktis

Jumlah Total 873 4,36 87,3% Sangat Praktis

Data respon siswa mengenai penggunaan Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa diperoleh penggunaan angket

praktikalitas yang diberikan kepada peserta didik kelas XIa. Persentase

respon siswa dalam uji coba terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa secara keseluruhan Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa ini dinilai sangat praktis dengan tingkat

kepraktisan 87,3% dengan kategori sangat praktis tanpa adanya revisi.

Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa mendapat respon sangat baik dan

adanya ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran yang

dikembangkan.

Berdasarkan hasil analisa pada uji coba kelompok besar terhadap

penerapan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model

Student Teams Achievement Divisions (STAD) terbukti sangat efektif

dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari pengamatan

aktivitas siswa yang disajikan pada Tabel 4.12 yang mana dari

penjumlahan setiap aspek penilaian maka dapat disimpulkan persentase

hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas tersebut yaitu 87,2% dan hasil

pengamatan aktivitas guru sebesar 89,2% masuk dalam kategori sangat

efektif. Hasil ketuntasan peserta didik yang melaksanakan uji coba

lapangan dengan mengerjakan soal post-test mencapai persentase

82

82

ketuntasan sebesar 85% masuk dalam kategori sangat efektif. Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) terbukti sangat efektif digunakan dalam

proses pembelajaran.

Hasil analisis data uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim jambi menunjukkan bahwa

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan memenuhi

kriteria sangat praktis. Tingkat kepraktisan yang diperoleh dari hasil

analisa angket praktikalitas respon guru memenuhi kategori sangat praktis

dengan tingkat kepraktisan sebesar 86%, sedangkan hasil analisa angket

praktikalitas respon siswa memenuhi kategori sangat praktis dengan

tingkat kepraktisan sebesar 87,3%. Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) terbukti praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun

perhitungan lengkap ada pada Lampiran.

C. Efektifitas Lembar Kerja Siswa (dalam tahapan uji coba)

1. Validasi dan Revisi Produk

Validasi Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa dilakukan

oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa dengan tujuan untuk

mengetahui kelayakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berdasarkan pemikiran rasional, belum berdasarkan fakta dilapangan.

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian, kelebihan, dan

kekurangan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang

dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan baik dari segi materi,

media, dan bahasa maka akan dilakukan revisi sesuai dengan saran para

ahli serta dilakukan peninjauan kembali sampai Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa siap digunakan dan diuji cobakan kelapangan.

83

83

Berdasarkan hasil validasi, maka selanjutnya produk yang

dikembangkan direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator.

Saran yang diberikan oleh validator materi untuk Lembar Kerja Siswa

yaitu perbaikin peta konsepnya menjadi lebih rinci dan lebih terarah, serta

buatlah menjadi landscape pada revisi validasi pertama (V1) dan

Sesuaikan materi pada Lembar Kerja Siswa dengan sumber belajar yang

dipakai pada revisi validasi kedua (V2). Setelah direvisi oleh peneliti,

maka diperoleh hasil dari validator ahli materi dengan jumlah 42, rata-rata

4,2, dan persentase 84%.

Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator ahli bahasa yaitu

ganti kata bisa menjadi dapat dan sudah layak digunakan untuk

mengambil data. Setelah direvisi oleh peneliti, maka diperoleh hasil dari

validator ahli bahasa dengan jumlah 32, rata-rata 4, dan persentase 80%.

Persentase total pada validator ahli materi, media, dan bahasa untuk

Lembar Kerja Siswa sebesar 83%. Persentase total pada validator materi

dan media untuk Jigsaw Puzzle sebesar 85% menunjukkan bahwa Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah

termasuk dalam kategori sangat valid untuk diuji cobakan di lapangan

kepada subjek uji coba di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim

Jambi.

2. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan pada kelas

XIa yang jumlah 20 peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan

kepraktisan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model

Student Teams Achievement Divisions (STAD). Uji coba efektifitas

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan uji coba

praktikalitas dilakukan pada akhir pertemuan. Uji praktikalitas dilakukan

84

84

dengan cara memberikan angket praktikalitas untuk memperoleh respon

siswa terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang digunakan

dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) terbukti efektif dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut dapat

dilihat dari pengamatan aktivitas siswa yang disajikan pada Tabel 4.12,

yang mana dari penjumlahan setiap aspek penilaian maka dapat

disimpulkan persentase hasil pengamatan aktivitas belajar siswa di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi tersebut yaitu 87,2%.

Pengamatan aktivitas guru yang disajikan pada Tabel 4.10 yang mana dari

hasil penjumlahan setiap kegiatan maka disimpulkan persentase hasil

pengamatan aktivitas guru sebesar 89,2% masuk dalam kategori sangat

efektif. Hasil ketuntasan peserta didik yang melaksanakan uji coba

lapangan dengan mengerjakan soal post-test mencapai persentase

ketuntasan sebesar 85% masuk dalam kategori sangat efektif. Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) terbukti sangat efektif digunakan dalam

proses pembelajaran.

Hasil analisis data uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi menunjukkan bahwa

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan memenuhi

kriteria sangat praktis. Tingkat kepraktisan yang diperoleh dari hasil

analisa angket kepraktisan respon guru memenuhi kategori praktis dengan

tingkat kepraktisan sebesar 86%, sedangkan hasil analisa angket

praktikalitas respon siswa memenuhi kategori sangat praktis dengan

tingkat kepraktisan sebesar 87,3%. Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

85

85

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) terbukti sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran.

D. Pembahasan

Pada bagian ini dikemukakan pembahasan hasil penelitian terhadap

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang telah dikembangkan.

Media Pembelajaran yang telah peneliti kembangkan yaitu jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum termodinamika di kelas XIa Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi. Hasil penelitian yang akan dibahas

yaitu, proses pengembangan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa,

kualitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang meliputi tingkat

validitas yang diuji cobakan kepada validator para ahli, praktikalitas dan

efektifitas yang diuji cobakan kepada kelompok kecil dan kelompok besar di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi.

1. Proses Pengembangan Media

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan

(Reserch and Development) dimana peneliti membuat Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan layak digunakan

dalam proses pembelajaran. Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini

dibuat untuk membantu peserta didik dalam memahami materi hukum

termodinamika dengan cara menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis Student Teams Achievement Divisions

(STAD) yang lebih mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Merancang

suatu produk atau media pembelajaran peneliti mengguanakan prosedur

pengembangan dengan model 4-D. model 4-D memiliki tahapan yaitu

Define, Design, Development dan Desiminate. Namun, pada tahapan

86

86

dessiminate (penyebaran) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu yang

peneliti miliki.

Selanjutnya peneliti melakukan tahap define yaitu dengan

menganalisis kurikulum yang berlaku di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi. Kemudian dilakukan analisis siswa untuk mengetahui

karakteristik peserta didik yang diperoleh melalui observasi dan analisis

materi bertujuan untuk mengidentifikasi materi yang akan diajarkan.

Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan serta dapat

menarik perhatian siswa dalam mengikuti dan menerima materi yang

disampaikan, Tahap design (perancangan) peneliti menyusun indikator,

memilih media, merancang desain produk. Tahap selanjutnya adalah tahap

development (pengembangan) Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa. Tahap ini merupakan tahap terakhir yaitu mengevaluasi Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa melalui beberapa proses yaitu:

validasi ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar

sehingga dihasilkan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang

valid, efektif, dan praktis.

2. Kualitas Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2013: 74) menjelaskan bahwa media

pembelajaran merupakan bagian dari sistem instruksional secara

keseluruhan yang memiliki kriteria dalam pemilihan media pembelajaran

yang baik yaitu : sesuai dengan tujuan, Praktis digunakan yang dalam hal

ini media pembelajaran simple dan mudah dalam penggunaan, dan

pemilihan media harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

Jika dalam pembelajaran menggunakan media yang berkualitas

dengan baik maka dengan mudah membantu guru dalam menyampaikan

materi kepada peserta didik. Media akan membantu peserta didik dalam

memahami pembelajaran dan peserta didik akan cenderung aktif selama

87

87

proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan akan

termotivasi terus belajar.

Pada tahap ini dilakukan pembahasan yang diperoleh dari para

validator dan subjek uji coba. Mengacu pada teknik analisis data yang

telah dilakukan, diperoleh hasil analisis dari masing-masing validator dan

subjek uji coba sebagai berikut:

a) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan oleh beberapa validator. Masing-

masing validator tersebut memberikan penilaian terhadap Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Berdasarkan hasil analisa validasi ahli

materi, media, dan bahasa pada Lembar Kerja Siswa berbasis model

Student Teams Achievement Divisions (STAD) diperoleh jumlah

keseluruhan sebesar 125, dengan rata-rata 4,15, dan persentase 83%.

Validasi ahli materi dan media pada Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) diperoleh jumlah keseluruhan sebesar 30, dengan rata-rata

4,25, dan persentase 85%. Menurut Riduwan (2016:41) menyatakan

bahwa rentang nilai validasi dari 81%-100% masuk dalam kategori

sangat valid. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) termasuk dalam kategori sangat valid

dan sudah layak diuji cobakan.

b) Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk

melihat efektifitas dan praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) sebelum dilakukan uji coba pada kelompok besar. Adapun

hasil dari uji coba kelompok kecil adalah sebagai berikut:

88

88

1) Uji Efektifitas

Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat

keefektifan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

pada materi hukum termodinamika. Uji efektifitas dilakukan

dengan memberikan soal post-test kepada peserta didik, yang

mana soal tersebut terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Berdasarkan

tes hasil belajar peserta didik kelas XIb Sekolah Menengah

Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat dilihat bahwa jumlah peserta

didik yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) sebanyak 8 peserta didik dan yang belum

mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebanyak 2 peserta didik. Persentase dari jumlah peserta didik

yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu sebesar 80% dengan demikian menunjukkan

persentase memenuhi kategori efektif.

2) Uji Praktikalitas

Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat

praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

pada materi hukum termodinamika. Hasil analisa praktikalitas

pada kelompok kecil kelas XIb dengan jumlah yang didapat yaitu

sebanyak 440, rata-rata 4,4, dan persentase 88%. Persentase total

pada hasil praktikalitas sebesar 88% menunjukkan bahwa Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan

sudah masuk dalam kategori “Sangat Praktis”.

89

89

c) Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan untuk memperoleh

masukan akhir. Uji coba kelompok besar dilakukan kepada peserta

didik di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dengan

jumlah 20 peserta didik untuk mengetahui hasil penerapan Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran di kelas. Setelah

diuji cobakan dalam kelompok besar produk direvisi kembali sehingga

produk yang dihasilkan valid, efektif, dan praktis.

1) Uji Efektifitas

Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui tingkat

keefektifan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

pada materi hukum termodinamika. Uji efektifitas dilakukan

dengan menggunakan angket efektifitas yang dinilai oleh peneliti

pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil dari pengamatan

aktivitas siswa yang didapat yaitu sebanyak 162 dengan rata-rata

total keseluruhan 4,36 dan persentase total keseluruhan sebesar

87,2% menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran peserta didik di

kelas dengan menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) di Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi sudah

termasuk dalam kategori sangat efektif. Selain itu efektifitas juga

dilihat dari hasil pengmatan aktivitas guru yang didapat yaitu

sebanyak 233, dengan rata-rata 5,45, dan persentase 89,2% yang

termasuk dalam kategori sangat efektif. Menurut Riduwan

(2016:45) menyatakan bahwa rentang nilai efektifitas dari 81%-

100% masuk dalam kategori sangat efektif dan sudah dapat

dikembangkan dalam skala yang lebih luas.

90

90

Selain menggunakan angket efektifitas juga menggunakan

soal post-test yang diberikan kepada peserta didik setelah kegiatan

pembelajaran selesai, dengan tujuan untuk melihat hasil belajar

peserta didik setelah menggunakan Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD). Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

dikatakan efektif jika Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa tersebut dapat membuat peserta didik mencapai hasil

belajar maksimal, atau di atas Kriteria Ketuntusan Minimum

(KKM) yang ditetapkan di Sekolah Menengah Kejuruan

Baiturrahim Jambi yaitu 70. Tes hasil belajar peserta didik kelas

XIa Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi dapat dilihat

bahwa jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 17 siswa , sedangkan yang

tidak mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) sebanyak 3 siswa. Persentase dari jumlah peserta didik

yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yaitu sebesar 85% dengan demikian menunjukkan bahwa

persentase hasil belajar siswa memenuhi kategori sangat efektif.

2) Uji Praktikalitas

Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat

kepraktisan Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD). Uji

coba dilakukan kepada guru dan peserta didik di Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi untuk memperoleh

masukan akhir.

91

91

(a) Respon Guru Fisika

Setelah kegiatan pembelajaran guru Fisikadi kelas XIa

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi memberikan

penilaian atau respon terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan oleh

peneliti secara keseluruhan sesuai dengan kurikulum,

kebutuhan siswa, dan materi.

Hasil respon guru terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika secara keseluruhan media ini dinilai sangat

praktis dengan tingkat kepraktisan 86%. Menurut Riduwan

(2016:45) menyatakan bahwa rentang nilai praktikalitas dari

81%-100% masuk dalam kategori sangat praktis. Berdasarkan

rentang nilai praktikalitas tersebut, maka Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) termasuk dalam kategori

sangat praktis dan sudah layak dikembangkan dalam skala

yang lebih luas.

Berdasarkan tanggapan guru Fisika di kelas XIa Sekolah

Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi bahwa penggunaan

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa yang peneliti

kembangkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran, karena didalamnya terdapat cakupan

materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang harus dicapai, serta terdapat juga

puzzle yang membuat peserta didik semakin tertarik untuk

92

92

memperhatikan pelajaran, sehingga membuat peserta didik

mudah untuk memahami materi yang disampaikan.

(b) Respon Siswa

Respon siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat

praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

pada materi hukum termodinamika. Angket respon siswa

dibagikan pada pertemuan keempat setelah kegiatan

pembelajaran selesai.

Hasil respon siswa terhadap Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika secara keseluruhan Jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) ini dinilai sangat praktis

dengan tingkat kepraktisan 87,3% tanpa adanya revisi. Hal ini

membuktikan bahwa respon siswa terhadap Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) mendapat respon sangat baik

dan adanya ketertarikan siswa terhadap Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang dikembangkan. Hal ini

selaras dengan pendapat Riduwan (2016:42) yang berpendapat

bahwa rentang nilai praktikalitas dari 81%-100% masuk dalam

kategori sangat praktis. Berdasarkan rentang nilai praktikalitas

tersebut, maka Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

termasuk dalam kategori sangat praktis dan sudah layak untuk

dikembangkan dalam skala yang lebih luas.

93

93

Selain hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa Jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student

Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan minat

belajar peserta didik dan hasil belajar Fisika, hal tersebut juga

ditegaskan oleh hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Siti Marfu‟ah dalam skripsinya yang berjudul

“Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbentuk Jigsaw Puzzle pada

Tema Ekosistem dan Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 2

Margoyoso Kabupaten Pati”. Berdasarkan penelitian tersebut

diperoleh informasi bahwa penilaian LKS oleh pakar memiliki

kriteria sangat layak dengan rata-rata perolehan skor sebesar >90%

dan LKS yang dikembangkan dikatakan efektif karena hasil belajar

meningkat sesuai dengan rumus N-gain yang mendapat nilai 0,54.

Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Ayu P. Setyaningrum

dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Media Puzzle

sebagai Media Alternatif Pembelajaran Fisika Kelas X”.

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa hasil

review oleh ahli materi didapat skor sebesar 91,11% sedangkan

review oleh ahli media didapatkan skor sebesar 80% dari skor

maksimal masing-masing 100%.

Berdasarkan tujuan penelitian yang peneliti lakukan di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi yaitu

menghasilkan media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD). Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

merupakan media pembelajaran yang sangat sesuai untuk

digunakan dalam proses pembelajaran Fisika khususnya materi

hukum termodinamika pada pembelajaran fisika.

94

94

Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah

dikembangkan pada materi hukum termodinamika telah

dikategorikan sangat valid, sangat efektif, dan sangat praktis.

Berdasarkan hasil validasi Lembar Kerja Siswa diperoleh nilai dari

ahli materi, media, dan bahasa dengan persentase sebesar 83%.

Berdasarkan hasil validasi Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa diperoleh nilai dari ahli materi dan media dengan persentase

sebesar 85%. Berdasarkan hasil aktivitas siswa diperoleh

persentase sebesar 87,2% dan hasil aktivitas guru diperoleh

persentase sebesar 89,2%. Berdasarkan hasil angket respon guru

diperoleh persentase sebesar 86%, dan hasil angket respon siswa

diperoleh persentase sebesar 87,3%.

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) di

Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi, penelitian ini termasuk

kedalam penelitian pengembangan (Research and Development). Dalam hal

ini hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Media pembelajaran Jigsaw Puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang

dihasilkan valid, efektif, dan praktis.

B. Hasil validitas Lembar Kerja Siswa diperoleh dari validator ahli materi,

media, dan bahasa dengan jumlah persentase total 83%. Hasil validitas jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa diperoleh dari validator ahli materi

dan media dengan jumlah persentase total 85%. Hasil praktikalitas pada

kelompok besar memperoleh persentase sebesar 87,3%. Hasil efektifitas pada

kelompok besar memperoleh persentase sebesar 85%. Hasil validitas jigsaw

puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa menunjukkan bahwa Jigsaw puzzle

terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) yang peneliti kembangkan sudah masuk dalam kategori

“Sangat Valid” untuk digunakan. Hasil efektifitas jigsaw puzzle terintegrasi

Lembar Kerja Siswa menunjukkan bahwa Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar

Kerja Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

yang peneliti kembangkan sudah termasuk dalam kategori “Sangat Efektif”.

Hasil Praktikalitas Jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa berbasis

model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang peneliti

kembangkan sudah termasuk dalam kategori “Sangat Praktis”.

96

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan peneliti maka penulis ingin memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru dan peserta didik agar dapat menggunakan media

pembelajaran fisika berbentuk jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja

Siswa berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD)

sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran terutama pada materi

hukum termodinamika.

2. Perlu dikembangkan jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

berbasis model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada

materi yang lain sehingga jigsaw puzzle terintegrasi Lembar Kerja Siswa

yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber ajar alternatif dalam

pembelajaran yang mampu menarik minat peserta didik dalam belajar dan

menuntun peserta didik dalam belajar mandiri maupun berkelompok.

3. Penelitian pengembangan ini masih belum sempurna, perlu

penyempurnaan dan pengembangan lagi agar bisa menghasilkan produk

yang lebih menarik dan menyenangkan untuk menunjang pembelajaran

materi Fisika.

97

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Kelas XI Sekolah

Menengah Atas Pada Materi Fluida Statis Berbasis Focusky Menggunakan

Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy (SAVI).

(S-1), UIN STS JAMBI: Jambi.

Ali, Moh (2012). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Revisi 2). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arsyad. A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ayu, P. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Sebagai Media

Alternatif Pembelajaran Fisika Kelas X. (S-1). Universitas Sebelas Maret:

Surakarta.

Donni, Juni. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Marfua‟ah, Siti. (2014). Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbentuk Jigsaw Puzzle

Pada Tema Ekosistem dan Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 2

Margoyoso Kabupaten Pati. Universitas Negeri Semarang: Indonesia.

Peraturan Pemerintah No 19. (2017). Tentang guru. Jakarta: Depdiknas.

Permendiknas No 22. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Permendiknas No 41. (2007). Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Riduwan (2016). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riska, Yulian (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Fisika Untuk

Meningkatkan Penguasaan Materi dan Minat Belajar Fisika Peserta Didik

SMA. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Slavin, Robert. (2006). “COOPERATIVE LEARNING” teori, riset, dan praktik.

Bandung: PT Nusa Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

98

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development). Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan

implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang No 20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

99

L

A

M

P

I

R

A

N

100

SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMK Perawat Kesehatan BAITURRAHIM

MATA PELAJARAN : Fisika

KELAS : XI

STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan hukum Termodinamika

KODE KOMPETENSI : 9

ALOKASI WAKTU : 16 x 45 menit (8x pertemuan)

KOMPETENSI

DASAR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS PI

9. 1 Menguasai hukum termodinamika

Hukum-hukum termodinamika

Membaca literatur dan berdiskusi untuk mengidentifikasi sifat-sifat gas ideal

Membaca literatur dan berdiskusi untuk Menganalisis dan merumuskan hukum ke-nol termodinamika

Membaca literatur dan berdiskusi untuk Menganalisis dan

Konsep gas ideal diidentifikasi sifat-sifatnya

Perubahan keadaan gas digambarkan dalam diagram P-V

Hukum I dan II dianalisis dan dirumuskan persamaan

Observasi/ pengamatan

4 - Buku pelajaran Fisika SMK

LKS Berbasis STAD

101

KOMPETENSI

DASAR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS PI

merumuskan hukum I Termodinamika

Berdiskusi tentang kapasitas panas gas ideal dalam kondisi tekanan konstan dan volume konstan

Berdiskusi untuk merumuskan usaha dalam sistem termodinamika

Berdiskusi untuk membahas berbagai proses termodinamika

matematisnya

Siklus karnot digambarkan dalam diagram P-V dan dirumuskan persamaan matematisnya

9. 2 Menggunakan hukum Termodinamika dalam perhitungan

Penerapan hukum termodinamika

Berdiskusi dalam kelompok untuk menghitung besaran fisis (volume, tekanan, temperatur) dari gas ideal

Berdiskusi dalam kelompok untuk

Besaran fisis (volume, tekanan, temperatur) dari gas ideal ditentukan dengan menggunakan hukum Boyle-

Observasi/ pengamatan

Tugas individu

Tugas kelompok

6 6 - Buku pelajaran Fisika SMK

102

KOMPETENSI

DASAR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS PI

menghitung energi dalam dan usaha luar dengan menggunakan hukum I termodinamika

Berdiskusi untuk menghitung kerja netto dalam siklus Otto

Berdiskusi dalam kelompok untuk menghitung Efisiensi mesin Carnot dengan menggunakan data pada diagram P-V

Gay Lussac

Energi dalam dan usaha luar ditentukan dengan menggunakan hukum I termodinamika

Efisiensi mesin Carnot dihitung dari data pada diagram P-V

Jambi, Agustus 2019

Mengetahui,

103

Guru Fisika Mahasiswa Peneliti

Kamisah, S.Pd Wilda Yanti

104

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/semester : XI / I

Program : Keperawatan

A. Standar Kompetensi

Menerapkan hukum termodinamika

B. Kompetensi Dasar

9.1 Menguasai hukum termodinamika.

9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator

pencapaian kompetensi sebagai berikut:

9.1.1 Menjelaskan prinsip kerja pada siklus carnot.

9.1.2 Membedakan proses adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses

isokhorik.

D. Tujuan Pembelajaran

Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :

1. Setelah mengamati gambar atau grafik pada LKS mengenai siklus carnot, peserta didik

dapat menjelaskan prinsip kerja pada siklus carnot.

105

2. Setelah mengetahui aplikasi siklus carnot, peserta didik dapat membedakan proses

adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses isokhorik.

E. Materi Pembelajaran

Siklus Carnot

Ada empat proses yang dilakukan oleh siklus carnot. Proses pertama (A-B) yaitu

terjadinya proses pemuaian secara isotermik. Pada proses ini system menyerap kalor Q1

dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB. Proses kedua (B-C) yaitu

terjadinya proses pemuaian secara adiabatic. Selama proses ini berlangsung suhu pada

system menjadi turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC. Proses ketiga (C-

D) yaitu terjadinya proses pemampatan secara isotermik. Pada proses ini system

menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2. Proses

keempat (D-A) yaitu terjadinya proses pemampatan secara adiabtik. Selama proses ini

suhu pada system akan naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.

Proses adiabatik merupakan proses yang tidak ada kalor yang masuk atau keluar

dari sistem (gas) ke lingkungan atau ∆Q = 0. Hal ini berarti terjadi perubahan energy

dalam sistem adalah akibat kerja luar yang diterima oleh sistem. Jika kita terapkan pada

hukum ke-I termodinamika, akan diperoleh : ∆U = -W

Persamaannya adalah sebagai berikut: W =

(P1V1 – P2V2)

Keterangan :

W = Usaha (J) P2 = Tekanan akhir sistem (Pa)

γ = Konstanta laplace V1 = Volume awal sistem (m3)

P1 = Tekanan awal sistem (Pa) V2 = Volume akhir sistem (m3)

106

Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.

Menurut hukum boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai

berikut: PV = konstan atau P1V1 = P2V2. Karena suhunya tetap maka pada proses

isotermis / isotermal ini tidak terjadi perubahan energi dalam atau ∆U = 0. Sedangkan

usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva. Dengan persamaan sebagai

berikut : W = n R T ln (V2/V1).

Proses isobarik adalah proses perubahan yang dialami gas pada tekanan sistem

selalu dipertahankan tetap (∆P = 0). Agar tekanan dalam sistem dapat konstan, maka

jika temperatur dalam sistem meningkat volume sistem harus diperkecil. Hal ini

menunjukkan bahwa kerja dalam proses isobarik sangat bergantung pada besarnya

perubahan volume. Usaha atau energi yang dilakukan oleh gas selama proses isobarik

dapat dituliskan dengan rumus persamaan berikut: W = P (V2-V1).

Proses isokhorik adalah proses perubahan yang dialami oleh gas dimana gas

tidak mengalami perubahan volume atau volume tetap (∆V = 0). Dalam proses ini

system sedang tidak melakukan kerja atau menerima kerja (W = 0). Sistem menerima

dan melepas kalor pada saat volume konstan. Sehingga pada saat menerima kalor luar,

tekanan dalam system meningkat tajam hingga mencapai tekanan maksimum dan

setelah system melepaskan kalor, tekanan dalam sistem turun hingga mencapai tekanan

yang minimum. Karena itu, usaha yang dilakukan gas pada proses isokhorik adalah nol.

Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan yaitu: W = P(V2-V1) = P(0) = 0

Contoh aplikasi siklus carnot pada proses adiabatik adalah pada mesin diesel

(motor bakar)., pada proses isotermal adalah Air Conditioner (AC), pada proses isobarik

adalah pemanasan air di dalam ketel mesin uap, sedangkan pada proses isokhorik

adalah sebuah kipas angin dan baterai dalam wadah tertutup.

F. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan)

107

G. Model dan Metode Pembelajaran Model

Metode

:

:

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Diskusi kelompok

Eksperimen

Ceramah

H. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang dikembangkan

1 Pendahuluan

Guru memulai pelajaran dengan salam

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai

5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik

mengamati gambar yang ada di LKS mengenai siklus carnot.

Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.

Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai siklus carnot.

Guru menjelaskan konsep pada proses adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses isokhorik.

Elaborasi b. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok secara

heterogen. Guru memberikan tugas kelompok

mengenai siklus carnot.

35 menit Rasa ingin tahu kerjasama Tanggung Jawab Jujur

108

Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan mengenai proses adiabatik, proses isotermal, proses isobar, dan proses isokhorik.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.

c. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik secara

individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai siklus carnot tanpa kerjasama.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan kuis individual kepada guru.

Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.

Konfirmasi d. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas

kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.

Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.

e. Tahap Penghargaan Kelompok

Guru memberikan penghargaan kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.

3 Penutup

Refleksi Guru meminta beberapa peserta didik

untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.

Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.

Guru menutup pelajaran dengan salam.

5 menit

Religius Sopan santun

109

I. Sumber belajar dan alat / bahan: 1. Sumber Belajar

Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.

Jakarta: Erlangga.

Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk

SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.

J. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:

Tes tertulis Tes unjuk kerja

b. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Jambi, 06 Agustus 2019

Mahasiswa Peneliti

KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI

110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/semester : XI / I

Program : Keperawatan

A. Standar Kompetensi

Menerapkan hukum termodinamika

B. Kompetensi Dasar

9.1 Menguasai hukum termodinamika.

9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.

c. Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator

pencapaian kompetensi sebagai berikut:

9.1.1 Menyebutkan bunyi hukum ke-I termodinamika.

9.1.2 Menjelaskan hubungan perubahan kalor dalam sistem terhadap perubahan energi

dalam sistem dan kerja sistem.

9.1.3 Mendemonstrasikan percobaan sederhana hukum ke-I termodinamika.

d. Tujuan Pembelajaran

Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :

3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menyebutkan bunyi

hukum ke-I termodinamika.

4. Setelah mengamati gambar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mengenai

111

hukum ke-I termodinamika, peserta didik dapat menjelaskan hubungan perubahan

kalor dalam sistem terhadap perubahan energi dalam sistem dan kerja sistem.

5. Setelah mengetahui aplikasi hukum ke-I termodinamika, peserta didik dapat

melakukan percobaan sederhana mengenai hukum ke-I termodinamika.

e. Materi Pembelajaran Hukum ke-I Termodinamika

Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi. Hukum ini

menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem

(W), panas yang ditambahkan atau dikurangi sistem (Q), dan energi internal sistem (U).

Dengan demikian, meskipun

energi kalor sistem telah berubah

menjadi energi mekanik (usaha) dan

energy dalam, jumlah seluruh energi

tersebut selalu tetap. Secara matematis,

hukum pertama termodinamika

dituliskan sebagai berikut :

Keterangan:

∆Q = Perubahan kalor dalam sistem. Sistem melepaskan kalor → negatif (-). Sistem

menerima kalor → positif (+).

∆U = Perubahan energi dalam sistem. Energi dalam sistem berkurang → negatif (-).

Energi dalam sistem bertambah → positif (+).

W = Usaha yang dilakukan sistem. Sistem menerima kerja → negatif (-). Sistem

melakukan kerja → positif (+).

Hal ini dapat disimpulkan bahwa hukum ke-I termodinamika berbunyi :

“Besar perubahan kalor dalam sistem adalah sama dengan jumlah perubahan

energi dalam sistem dan kerja yang dilakukan”.

Panas masuk Usaha keluar

Q positif ( ∆U = Q – W) W negatif

Q

∆U

W

∆Q = ∆U + W

W Q

112

Contoh aplikasi hukum ke-I termodinamika dalam kehidupan sehari-hari yaitu

ketika balon yang berisi air ditiupkan kemudian dipanaskan di atas lilin (Api) maka balon

tersebut tidak akan pecah. Balon tersebut tidak akan pecah dikarenakan air yang ada di

dalam balon akan menyerap sebagian besar dari api (panas) yang ada pada lilin.

Sehingga karet balon tersebut menjadi tidak terlalu panas dan karet balon masih bisa

menahan tekanan udara yang ada di dalam balon. Hal itulah yang membuat balon yang

berisi air jika dipanaskan tidak akan pecah, dan percobaan tersebut termasuk dalam

prinsip hukum ke-I termodinamika.

f. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan) g. Model dan Metode Pembelajaran

Model

Metode

:

:

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Diskusi kelompok

Eksperimen

Ceramah

h. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang dikembangkan

1 Pendahuluan

Guru memulai pelajaran dengan salam

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai

5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

f. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik

35 menit Rasa ingin tahu kerjasama Tanggung Jawab Jujur

113

mengamati gambar yang ada di LKS mengenai hukum ke-I termodinamika.

Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.

Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai hukum ke-I termodinamika.

Guru menjelaskan konsep hukum ke-I termodinamika.

Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan demonstrasi yang dilakukan.

Guru melakukan demonstrasi kepada peserta didik mengenai hukum ke-I termodinamika.

Elaborasi g. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok secara

heterogen. Guru memberikan tugas kelompok

mengenai hukum ke-I termodinamika. Guru meminta peserta didik dalam

setiap kelompok mendiskusikan mengenai hukum ke-I termodinamika.

Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan hasil demostrasi yang dilakukan guru mengenai hukum ke-I termodinamika.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.

h. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik secara

individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai hukum ke-I termodinamika tanpa kerjasama.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan kuis individual kepada guru.

Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.

Konfirmasi

114

i. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas

kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.

Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.

j. Tahap Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan

kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.

3 Penutup

Refleksi Guru meminta beberapa peserta didik

untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.

Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.

Guru menutup pelajaran dengan salam.

5 menit

Religius Sopan santun

i. Sumber belajar dan alat / bahan: 2. Sumber Belajar

Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.

Jakarta: Erlangga.

Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk

SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.

2. Alat / bahan

2 buah balon

Air

Stopwatch

Korek Api

Lilin

j. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:

Tes tertulis Tes unjuk kerja

115

k. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Jambi, 06 Agustus 2019

Mahasiswa Peneliti

KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/semester : XI / I

Program : Keperawatan

K. Standar Kompetensi

Menerapkan hukum termodinamika

L. Kompetensi Dasar

9.1 Menguasai hukum termodinamika.

9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.

M. Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator

pencapaian kompetensi sebagai berikut:

9.1.1 Menyebutkan bunyi hukum ke-nol termodinamika

9.1.2 Menjelaskan hubungan antara suhu benda A (TA), suhu benda B (TB), dan suhu

benda C (TC).

9.1.3 Mendemonstrasikan percobaan sederhana hukum ke-nol termodinamika

N. Tujuan Pembelajaran

Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :

6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menyebutkan bunyi

hukum ke-nol termodinamika.

117

7. Setelah mengamati gambar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mengenai

hukum ke-nol termodinamika, peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara

suhu benda A (TA), suhu benda B (TB), dan suhu benda C (TC).

8. Setelah mengetahui aplikasi hukum ke-nol termodinamika, peserta didik dapat

melakukan percobaan sederhana mengenai hukum ke-nol termodinamika

O. Materi Pembelajaran Hukum ke Nol Termodinamika

Sejauh ini kita baru meninjau kesetimbangan termal yang dialami oleh dua

benda yang bersentuhan. Untuk memahami konsep kesetimbangan termal secara lebih

mendalam, mari kita tinjau tiga benda (sebut saja benda A, benda B, dan benda C).

misalnya benda B dan benda C tidak saling bersentuhan, tetapi benda A bersentuhan

dengan benda B dan benda A bersentuhan dengan benda C. Amati gambar dibawah ini!

Karena saling bersentuhan maka benda A

dan benda B akan berada dalam kesetimbangan

termal, demikian juga benda A dan benda C

berada dalam kesetimbangan termal. Coba

anda perhatikan apakah benda B dan benda C

yang tidak saling bersentuhan juga berada

dalam kesetimbangan termal?

Jika hanya menggunakan logika, kita bisa mengatakan bahwa benda B dan

benda C juga berada dalam kesetimbangan termal, sekalipun keduanya tidak

bersentuhan. Benda A dan benda B berada dalam kesetimbangan termal, berarti suhu

benda A = suhu benda B. Benda A dan benda C juga berada dalam kesetimbangan

termal yang berarti bahwa suhu benda A = suhu benda C, Jadi dapat dikatakan TA = TB

dan TA = TC, maka TB = TC.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa hukum ke nol termodinamika berbunyi :

Benda A

Benda B Benda C

118

“jika dua benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga,

maka ketiga benda tersebut berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”.

Contoh aplikasi hukum ke nol termodinamika dalam kehidupan sehari-hari yaitu

ketika kita menuangkan air hangat ke dalam gelas yang berisi es batu maka yang terjadi

yaitu es batu tersebut lama-kelamaan akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air

hangat akan menurun, kemudian air yang telah tercampur akan menjadi air dingin. Air

dingin ini menunjukkan bahwa campuran es batu dan air hangat yang bersuhu sama

atau dalam keadaan kesetimbangan termal.

P. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan) Q. Model dan Metode Pembelajaran

Model

Metode

:

:

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Diskusi kelompok

Eksperimen

Ceramah

R. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang

dikembangkan

1 Pendahuluan Guru memulai pelajaran dengan

salam Guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa Guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai

5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

35 menit Rasa ingin tahu kerjasama

119

k. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik

mengamati gambar yang ada di LKS mengenai hukum ke nol termodinamika.

Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.

Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai hukum ke nol termodinamika.

Guru menjelaskan konsep hukum ke nol termodinamika.

Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan demonstrasi yang dilakukan.

Guru melakukan demonstrasi kepada peserta didik mengenai hukum ke nol termodinamika.

Elaborasi l. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok

secara heterogen. Guru memberikan tugas kelompok

mengenai hukum ke nol termodinamika.

Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan mengenai hukum ke nol termodinamika.

Guru meminta peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan hasil demostrasi yang dilakukan guru mengenai hukum ke nol termodinamika.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.

Tanggung Jawab Jujur

120

m. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik

secara individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai hukum ke nol termodinamika tanpa kerjasama.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan kuis individual kepada guru.

Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.

Konfirmasi n. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas

kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.

Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.

o. Tahap Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan

kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.

3 Penutup Refleksi Guru meminta beberapa peserta

didik untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.

Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.

Guru menutup pelajaran dengan salam.

5 menit

Religius Sopan santun

121

S. Sumber belajar dan alat / bahan: 3. Sumber Belajar

Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.

Jakarta: Erlangga.

Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk

SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.

2. Alat / bahan

Teko Listrik

Air

Terminal

Termometer

T. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:

Tes tertulis Tes unjuk kerja

l. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Jambi, 06 Agustus 2019

Mahasiswa Peneliti

KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI

122

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Baiturrahim Jambi

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/semester : XI / I

Program : Keperawatan

U. Standar Kompetensi

Menerapkan hukum termodinamika

V. Kompetensi Dasar

9.1 Menguasai hukum termodinamika.

9.2 Menggunakan hukum termodinamika dalam perhitungan.

W. Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar maka ada beberapa indikator

pencapaian kompetensi sebagai berikut:

9.2.1 Menyebutkan prinsip kerja pada gas ideal.

9.2.2 Menjelaskan hubungan kapasitas panas molar pada volume konstan dan kapasitas

panas molar pada tekanan konstan.

9.2.3 Menerapkan gas ideal dalam kehidupan sehari-hari.

X. Tujuan Pembelajaran

Dari indikator pencapaian kompetensi maka tujuan pembelajaran peserta didik adalah :

9. Setelah mengamati gambar pada LKS mengenai gas ideal, peserta didik dapat

menyebutkan prinsip kerja pada gas ideal.

10. Setelah guru menjelaskan gas ideal, peserta didik dapat menjelaskan hubungan

123

kapasitas panas molar pada volume konstan dan kapasitas panas molar pada tekanan

konstan.

11. Setelah mengetahui aplikasi dari gas ideal, peserta didik dapat menerapkan gas ideal

dalam kehidupan sehari-hari.

Y. Materi Pembelajaran Gas Ideal

1. Kapasitas panas molar pada volume tetap (cv)

Jika jumlah mol gas adalah n mol, maka setelah kalor mengalir, kalor gas

bertambah sementara piston tetap diam dan volume system konstan, maka besar

peningkatan kalor system sebanding dengan pertambahan suhu gas. Kapasitas kalor

molar pada volume konstan (cv), dapat kita tuliskan persamaannya sebagai berikut : ∆Q

= ncv ∆T

Keterangan :

∆Q = Perubahan kalor dalam sistem

n = Jumlah partikel (mol)

cv = Kapasitas kalor molar pada volume konstan (J/kg K)

∆T = Temperatur (K)

2. Kapasitas panas molar pada tekanan konstan (cp)

Bagaimana jika pertambahan kalor system disertai dengan pertambahan

volume yang cukup besar? Hal ini mengakibatkan munculnya tekanan yang konstan

dalam system. Selain itu, temperature juga dapat mengalami perubahan. Kapasitas kalor

molar pada tekanan konstan dapat dirumuskan sebagai berikut : ∆Q = ncp ∆T.

Persamaan Umum Gas Ideal adalah sebagai berikut : PV = nRT

Keterangan :

P = Tekanan gas (dalam N/m2 atau Pascal)

124

V = Volume gas (m3)

n = Jumlah partikel (mol)

R = Konstanta gas universal (8,31 J/mol K)

T = Temperatur (K)

Contoh aplikasi gas ideal dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita sering

menggunakan ban motor, maka ban motor akan menjadi panas. Bukan hanya mesin

saja yang panas, namun juga terjadi pada body dan pada ban. Ban motor yang sering

sekali bersentuhan dengan aspal akan membuat ban menjadi panas. Pada saat ban ini

panas berarti suhu pada ban meningkat. Ketika suhu pada ban meningkat otomatis

tekanan di dalam ban juga ikut meningkat. Hal inilah yang menyebabkan motor yang

sering digunakan tidak akan membuat ban tersebut menjadi kempes, kecuali terkena

paku atau sebagainya. Peristiwa inilah yang dikatakan sebagai gas ideal.

Z. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1x pertemuan)

AA. Model dan Metode Pembelajaran Model

Metode

:

:

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Diskusi kelompok

Eksperimen

Ceramah

BB. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

No Kegiatan Belajar Waktu Muatan BKB yang

dikembangkan

1 Pendahuluan Guru memulai pelajaran dengan

salam Guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa

5 menit Religius Rasa ingin tahu Sopan santun

125

Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan materi sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini berdasarkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

p. Tahap Presentasi Kelas Guru menyuruh peserta didik

mengamati gambar yang ada di LKS mengenai gas ideal.

Guru menyuruh peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan.

Guru menjelaskan gambar pada buku LKS mengenai siklus carnot.

Guru menjelaskan hubungan kapasitas panas molar pada volume konstan dan kapasitas panas molar pada tekanan konstan.

Elaborasi q. Tahap Kelompok (Tim) Guru membagikan kelompok

secara heterogen. Guru memberikan tugas kelompok

mengenai gas ideal. Guru meminta peserta didik dalam

setiap kelompok mendiskusikan mengenai gas ideal.

Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas kerja kelompok kepada guru.

r. Tahap Kuis Guru meminta peserta didik

secara individual mengerjakan kuis berupa puzzle mengenai gas

35 menit Rasa ingin tahu kerjasama Tanggung Jawab Jujur

126

ideal tanpa kerjasama. Guru meminta peserta didik

mengumpulkan kuis individual kepada guru.

Guru memberikan peserta didik skor kuis untuk diberikan kepada tim.

Konfirmasi s. Tahap Skor Peningkatan Individu Guru memberikan nilai tugas

kelompok dan kuis individual kepada peserta didik.

Guru menghitung skor peningkatan individual untuk mendapatkan skor tim yang tertinggi.

t. Tahap Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan

kepada tim yang mendapatkan nilai tertinggi.

3 Penutup Refleksi Guru meminta beberapa peserta

didik untuk menyebutkan kembali konsep yang telah dipelajari hari ini.

Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan pelajaran hari ini

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a.

Guru menutup pelajaran dengan salam.

5 menit

Religius Sopan santun

CC. Sumber belajar dan alat / bahan: 4. Sumber Belajar

Sudirman. FISIKA Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK.

Jakarta: Erlangga.

127

Wilda. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STAD MATERI TERMODINAMIKA Untuk

SMK Kelas XI. UIN STS JAMBI: Jambi.

DD. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:

Tes tertulis Tes unjuk kerja

m. Bentuk Instrumen: Uraian Uji petik kerja produk

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Jambi, 06 Agustus 2019

Mahasiswa Peneliti

KAMISAH, S.Pd WILDA YANTI

128

SOAL POST-TEST

Nama Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Baiturrahim Jambi

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : XI/I

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Petunjuk :

1. Berdo‟alah sebelum mengerjakan soal.

2. Tuliskan terlebih dahulu Nama, dan Kelas pada lembar jawaban yang tersedia.

3. Beri tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan.

4. Dahulukan menjawab soal yang kamu anggap benar.

5. Periksa dan bacalah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada pengawas.

Pilihlah Satu Jawaban Yang Paling Tepat!

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar di atas menunjukkan proses terjadinya hukum ke- nol termodinamika.

Tentukanlah bunyi hukum ke nol termodinamika yang paling tepat?

129

a. Jika satu benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda

kedua, maka kedua benda tersebut dalam kesetimbangan termal satu

sama lain.

b. Jika dua benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda

ketiga, maka ketiga benda tersebut dalam kesetimbangan termal satu

sama lain.

c. Jika tidak ada benda dalam kesetimbangan termal kemudian disatukan

dengan benda kedua, maka kedua benda tersebut berada dalam

kesetimbangan termal.

d. Jika satu benda tidak berada dalam kesetimbangan termal dengan

benda kedua, maka kedua benda tersebut tidak berada dalam

kesetimbangan termal.

2. Kapan kita dapat melihat bahwa air panas dimasukkan ke dalam gelas berisi

es batu telah dikatakan kesetimbangan termal?

a. Apabila volume kedua air meningkat.

b. Apabila air panasnya menjadi turun.

c. Apabila gelasnya berisi air panas.

d. Apabila temperatur keduanya sama.

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

Tentukanlah hubungan antara Benda A, Benda B, dan Benda C yang paling

tepat?

a. TA = TB, TA = TC, maka TB = TC

b. TA + TB, TA + TC, maka TB = TC

c. TB x TC, TC x TA, maka TA x TB x TC

d. TA + TB + TC

Benda A (TA)

Benda B (TB) Benda C (TC)

130

4. Perhatikan gambar berikut ini!

Mengapa balon yang berisi air tidak pecah, tentukanlah penyebabnya?

a. Karena air akan menyerap sebagian panas yang ada pada lilin

kemudian membuat karet balon tidak terlalu panas dan masih bisa

menahan tekanan udara yang ada di dalam balon.

b. Karena balon yang berisi air menjadi lebih besar dan membuat lilinnya

mati.

c. Karena api yang ada pada lilin sangat kecil daripada balon yang berisi

air.

d. Karena balon yang digunakan terbuat dari karet balon yang tebal.

5. Pilihlah salah satu contoh hukum ke-I termodinamika dalam kehidupan

sehari-hari?

a. Balon yang tidak berisi air dipanaskan dan menjadi pecah.

b. Air yang dipanaskan dan mendidih.

c. Balon yang berisi air dipanaskan dan tidak pecah.

d. Air panas dan air biasa disatukan menjadi air dingin.

6. Dari gambar pada soal 4, maka tentukanlah bunyi hukum ke-I

termodinamika?

a. Perubahan kalor dalam sistem tidak sama dengan jumlah perubahan

energi dalam sistem dan kerja yang dilakukan.

131

b. Perubahan energi dalam sistem sama dengan kerja yang dilakukan.

c. Besar perubahan kalor dalam sistem sama dengan kerja yang

dilakukan dan tidak sama dengan jumlah perubahan energi dalam

sistem.

d. Besar perubahan kalor dalam sistem adalah sama dengan jumlah

perubahan energi dalam sistem dan kerja yang dilakukan.

7. Pilihlah salah satu contoh rumus hukum ke-I termodinamika yang paling

tepat?

a. ∆Q = ∆U x W

b. ∆Q = ∆U + W

c. ∆Q = ∆U - W

d. ∆Q = ∆U / W

8. Berikut ini merupakan yang termasuk dalam proses-proses termodinamika :

1) Proses adiabatik

2) Proses konversi

3) Proses isotermal

4) Proses konduksi

Manakah yang termasuk dalam proses-proses termodinamika?

a. 1 dan 3 c. 2 dan 3

b. 1, 2, dan 4 d. 1, 2, 3, dan 4

9. Tentukanlah di bawah ini mana yang paling tepat menunjukkan proses

adiabatik?

a. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan suhu tetap.

b. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan tekanan

tetap.

c. Proses termodinamika yang berlangsung tanpa adanya pertukaran

kalor antara sistem dan lingkungan.

d. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan volume

tetap.

132

10. Manakah proses yang menunjukkan isotermal?

a. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan volume

tetap.

b. Proses ternodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan tekanan

tetap.

c. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan tidak

adanya kalor masuk ataupun keluar.

d. Proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam keadaan suhu tetap.

11. Apakah yang terjadi jika suhunya tetap pada proses isotermal?

a. Terjadi perubahan energi dalam.

b. Tidak terjadi perubahan energi dalam.

c. Terjadi perubahan kalor.

d. Tidak terjadi perubahan kalor.

12. Berikut adalah contoh dari proses isobarik :

1) Mesin diesel

2) Balon udara

3) Pemanasan air dalam ketel uap

4) Kulkas

Manakah yang termasuk dalam contoh proses isobaric dalam kehidupan

sehari-hari?

a. 1 dan 3 c. 3 saja

b. 1, 2, dan 3 d. semua benar

13. Mengapa proses isokhorik adalah proses perubahan yang dialami oleh gas

dimana gas tersebut volumenya tetap?

a. Karena dalam proses ini sistem menerima kerja.

b. Karena dalam proses ini sistem tidak melepas kalor.

c. Karena dalam proses ini sistem tidak menerima kalor.

d. Karena dalam proses ini sistem tidak melakukan kerja atau menerima

kerja.

133

14. Pilihlah salah satu contoh gas ideal dalam kehidupan sehari-hari?

a. Kompor gas

b. Balon udara

c. Ketel uap

d. Pipa hidrolik

15. Manakah yang benar persamaan umum gas ideal?

a. PV = nRT

b. PV = ncp∆T

c. PV = ncv∆T

d. PV = n (∆U + W)

134

KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST

NO JAWABAN

1 B

2 D

3 A

4 A

5 C

6 D

7 B

8 A

9 C

10 D

11 B

12 C

13 D

14 B

15 A

135

LEMBAR VALIDASI MATERI

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar

kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi

hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

136

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

No ASPEK PENILAIAN

Aspek Pembelajaran NILAI

1 2 3 4 5

1 LKS berbasis model STAD pada hukum

termodinamika menyajikan topik yang sesuai

dengan tuntutan SK, KD, dan indikator yang

dirumuskan.

2 LKS menyajikan isu atau masalah yang sesuai

dengan teori (Tahap 1. Presentasi Kelas).

3 LKS menyajikan masalah atau isu yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari (Tahap 1.

Presentasi Kelas).

4 Isu atau masalah yang disajikan dikaitkan dengan

materi yang dibahas (Tahap 1. Presentasi Kelas).

5 Kegiatan yang dilakukan di dalam LKS sesuai

dengan teori dan menuntun melakukan percobaan

serta menemukan konsep-konsep yang benar.

(Tahap 1. Presentasi Kelas).

6 Pertanyaan yang diberikan menuntun siswa untuk

melakukan diskusi dan menemukan konsep-

konsep yang benar. (Tahap II. Kelompok(TIM)).

7 LKS menyajikan kegiatan menyusun puzzle yang

dapat meningkatkan skor individu. (Tahap III.

Kuis).

8 Pertanyaan-pertanyaan dan kegiatan menyusun

puzzle yang diberi skor dapat dihitung dengan cara

skor peningkatan individu. (Tahap IV. Skor

Peningkatan Individu).

9 Soal-soal dan kegiatan menyusun puzzle

membantu siswa mencapai tujuan belajar atau

mendapatkan nilai tertinggi. ( Tahap V.

Penghargaan Kelompok).

10 Daftar rujukan jelas dan mudah diperoleh siswa

137

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A,B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(…………...……..)

138

LEMBAR VALIDASI MATERI

JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS

MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI

HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas jigsaw

puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis

model student teams achievement divisions pada materi hukum

termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis

model student teams achievement divisions pada materi hukum

termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

139

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

No ASPEK PENILAIAN

Aspek Pembelajaran NILAI

1 2 3 4 5

1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD pada hukum termodinamika menyajikan

gambar yang sesuai dengan materi yang ada di

LKS.

2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD menyajikan gambar yang berbeda-beda

untuk setiap materi yang ada di LKS

3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD digunakan pada saat kuis secara individu.

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

140

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A,B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(…………...……..)

141

LEMBAR VALIDASI MEDIA

JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS

MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI

HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas jigsaw

puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis

model student teams achievement divisions pada materi hukum

termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan jigsaw puzzle terintegrasi lembar kerja siswa (LKS) berbasis

model student teams achievement divisions pada materi hukum

termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

142

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

No ASPEK PENILAIAN

Aspek Pembelajaran NILAI

1 2 3 4 5

1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD pada hukum termodinamika memiliki

desaign media pembelajaran yang menarik

2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD menyajikan gambar yang berbeda-beda

untuk setiap materi yang ada di LKS

3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD memiliki warna-warni yang indah.

4 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model

STAD sangat praktis digunakan dimana saja.

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

143

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A,B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(…………...……..)

144

LEMBAR VALIDASI MEDIA

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar

kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi

hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

145

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,

Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian

Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat

dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,

Penilaian dan Daftar Pustaka.

2 LKS konsisten menggunakan simbol atau

lambang.

3 Permasalahan yang dimunculkan

mendukung isi LKS.

4 LKS disajikan terurut sesuai dengan

langkah pembelajaran berbasis Student

Teams Achievement Divisions (STAD)

mulai dari tahap presentasi kelas, tahap

kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan

individu, dan tahap penghargaan kelompok.

5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS

menuntun siswa untuk dapat menemukan

konsep-konsep yang dapat dipahami.

6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.

7 LKS menggunakan warna-warna yang

146

menarik.

8 LKS menyajikan gambar yang menarik.

9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.

10 LKS menggunakan font yang tidak lebih

dari dua jenis dan jelas dibaca.

11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.

12 LKS memiliki desain tampilan sederhana

dan menarik.

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(……………………..)

147

LEMBAR VALIDASI MEDIA

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar

kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi

hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

148

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,

Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian

Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat

dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,

Penilaian dan Daftar Pustaka.

2 LKS konsisten menggunakan simbol atau

lambang.

3 Permasalahan yang dimunculkan

mendukung isi LKS.

4 LKS disajikan terurut sesuai dengan

langkah pembelajaran berbasis Student

Teams Achievement Divisions (STAD)

mulai dari tahap presentasi kelas, tahap

kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan

individu, dan tahap penghargaan kelompok.

5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS

menuntun siswa untuk dapat menemukan

konsep-konsep yang dapat dipahami.

6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.

7 LKS menggunakan warna-warna yang

149

menarik.

8 LKS menyajikan gambar yang menarik.

9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.

10 LKS menggunakan font yang tidak lebih

dari dua jenis dan jelas dibaca.

11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.

12 LKS memiliki desain tampilan sederhana

dan menarik.

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(……………………..)

150

LEMBAR VALIDASI MEDIA

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar

kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi

hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

151

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,

Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian

Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat

dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,

Penilaian dan Daftar Pustaka.

2 LKS konsisten menggunakan simbol atau

lambang.

3 Permasalahan yang dimunculkan

mendukung isi LKS.

4 LKS disajikan terurut sesuai dengan

langkah pembelajaran berbasis Student

Teams Achievement Divisions (STAD)

mulai dari tahap presentasi kelas, tahap

kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan

individu, dan tahap penghargaan kelompok.

5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS

menuntun siswa untuk dapat menemukan

konsep-konsep yang dapat dipahami.

6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.

7 LKS menggunakan warna-warna yang

152

menarik.

8 LKS menyajikan gambar yang menarik.

9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.

10 LKS menggunakan font yang tidak lebih

dari dua jenis dan jelas dibaca.

11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.

12 LKS memiliki desain tampilan sederhana

dan menarik.

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(……………………..)

153

LEMBAR VALIDASI MEDIA

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI HUKUM TERMODINAMIKA

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi validitas lembar

kerja siswa (LKS) berbasis model student teams achievement divisions pada materi

hukum termodinamika.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Melalui lembar validasi ini Bapak atau Ibu diminta pendapatnya tentang

validitas dari lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

2. Pendapat yang Bapak atau Ibu berikan pada setiap butir pertanyaan yang

terdapat dalam lembar validasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk

penyempurnaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis model student teams

achievement divisions pada materi hukum termodinamika.

3. Mohon berikan pendapat Bapak atau Ibu dengan memberikan tanda (√), pada

salah satu kolom angka 1, 2, 3, 4 atau 5. Angka 1 sampai angka 5 pada skala

jawaban mempunyai arti sebagai berikut :

Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator

1 Tidak Baik 0 – 20

2 Kurang Baik 21 – 40

3 Cukup Baik 41 – 60

4 Baik 61 – 80

5 Sangat Baik 81 - 100

154

4. Identitas Bapak atau ibu mohon diisi dengan lengkap

IDENTITAS

Nama Validator : ……………………………

Jurusan/Spesifikasi : ……………………………

NO STANDAR PENILAIAN PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul,

Petunjuk Belajar, Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian

Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat

dan Bahan, Tugas dan Langkah Kerja,

Penilaian dan Daftar Pustaka.

2 LKS konsisten menggunakan simbol atau

lambang.

3 Permasalahan yang dimunculkan

mendukung isi LKS.

4 LKS disajikan terurut sesuai dengan

langkah pembelajaran berbasis Student

Teams Achievement Divisions (STAD)

mulai dari tahap presentasi kelas, tahap

kelompok, tahap kuis, tahap skor peningkatan

individu, dan tahap penghargaan kelompok.

5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS

menuntun siswa untuk dapat menemukan

konsep-konsep yang dapat dipahami.

6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas.

7 LKS menggunakan warna-warna yang

155

menarik.

8 LKS menyajikan gambar yang menarik.

9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang.

10 LKS menggunakan font yang tidak lebih

dari dua jenis dan jelas dibaca.

11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur.

12 LKS memiliki desain tampilan sederhana

dan menarik.

SARAN

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

KEPUTUSAN

Petunjuk:

Silahkan Bapak atau Ibu berikan tanda (√) pada kolom A, B, atau C. Huruf A, B, dan

C mempunyai arti sebagai berikut:

A = Layak tanpa perbaikan

B = Layak dengan perbaikan

C = Tidak layak

A B C

Jambi, Agustus 2019

Validator

(……………………..)

156

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

PERTEMUAN SATU, PERTEMUAN DUA, PERTEMUAN TIGA, DAN PERTEMUAN EMPAT

No Observer Jumlah Pernyataan Jumlah

Skor

Persentase Kategori

Tahap

Presentasi

Kelas

Tahap

Kelompok

(tim)

Tahap

Kuis

Tahap Skor

Peningkatan

Individu

Tahap

Penghargaan

Kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 P1 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 40 80% Efektif

2 P2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41 82% Sangat Efektif

3 P3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 40 80% Efektif

4 P4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 42 84% Sangat Efektif

Jumlah 15 18 16 16 16 16 18 16 16 16 163

Persentase 80 94 82 82 82 82 94 82 82 82 84,2

Kategori E SE SE SE SE SE SE SE SE SE SE

Kategori Keefektifan Kegiatan Siswa (%) 84,2% Sangat Efektif

157

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU

PERTEMUAN SATU, PERTEMUAN DUA, PERTEMUAN TIGA, DAN PERTEMUAN EMPAT

No Observ

e

Jumlah Pernyataan Jumla

h

Persen

%

Katego

ri

Tahap Presentasi Kelas Tahap Kelompok

(tim)

Tahap Kuis Tahap

Skor

Peningkata

n Individu

Tahap

Penghargaa

n Kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 P1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55 86% Sangat

Efektif

2 P2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 57 88% Sangat

Efektif

3 P3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 90% Sangat

Efektif

4 P4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 89% Sangat

Efektif

Jumlah 15 16 16 16 14 14 16 16 16 16 16 16 15 15 16 233

Persen

%

80 82 82 82 78 78 82 82 82 82 82 82 80 80 82 82,5

Katego

ri

E SE SE SE E E SE SE SE SE SE SE E E SE SE

Kategori Keefektifan Kegiatan Siswa (%) 82,5% Sangat

Efektif

158

HASIL ANGKET RESPON SISWA (KELOMPOK KECIL)

No Responden Nomor Pernyataan Angket Jumlah Skor Persentase Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A.P 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48 96% Sangat Praktis

2 P.S 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 44 88% Sangat Praktis

3 N.A 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 84% Sangat Praktis

4 H.R 4 5 4 4 5 4 2 4 3 5 40 80% Sangat Praktis

5 N.L 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis

6 S.A 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48 96% Sangat Praktis

7 P.K 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis

8 P.R 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis

9 E.N 4 4 5 2 5 5 3 5 2 5 40 80% Sangat Praktis

10 N.R 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 46 92% Sangat Praktis

Jumlah 41 44 47 42 46 44 40 47 39 50 440

Rata-rata 4,1 4,4 4,7 4,2 4,6 4,4 4 4,7 3,9 5 4,4

Persentase

(%)

82 88 94 84 92 88 80 94 78 100 88

Kriteria SP SP SP SP SP SP SP SP P SP SP

Persentase Tanggapan Siswa Secara Klasikal (%) 88% Sangat Praktis

159

HASIL ANGKET RESPON SISWA (KELOMPOK BESAR)

No Responden Nomor Pernyataan Angket Jumlah Skor Persentase Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A.P 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48 96% Sangat Praktis

2 C.M 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 44 88% Sangat Praktis

3 E.N 4 4 5 2 5 5 3 5 2 5 40 80% Praktis

4 F.S 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 47 94% Sangat Praktis

5 H.R 4 5 4 4 5 4 2 4 3 5 40 80% Praktis

6 M.Y 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis

7 M.E 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 82% Sangat Praktis

8 N.R 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 46 92% Sangat Praktis

9 N.L 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis

10 N.A 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 84% Sangat Praktis

11 P.K 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis

12 P.R 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 43 86% Sangat Praktis

13 P.S 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 44 88% Sangat Praktis

14 R.R 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 44 88% Sangat Praktis

160

15 R.A 4 2 3 4 4 4 5 2 4 5 37 74% Praktis

16 S.B 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 43 86% Sangat Praktis

17 S.A 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48 96% Sangat Praktis

18 T.A 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 43 86% Sangat Praktis

19 U.N 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 46 92% Sangat Praktis

20 Z.N 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 84% Sangat Praktis

Jumlah 84 86 88 88 90 86 85 89 81 96 873

Rata-rata 4,2 4,3 4,4 4,4 4,5 4,3 4,25 4,45 4,05 4,8 4,36

Persentase

(%)

84 86 88 88 90 86 85 89 81 96 87,3

Kriteria SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP

Persentase Tanggapan Siswa Secara Klasikal (%) 87,3% Sangat

Praktis

161

LEMBAR JAWABAN

Nama : …………………………………………………………..

Kelas : …………………………………………………………..

Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Anda Pilih

No JAWABAN

1 A B C D

2 A B C D

3 A B C D

4 A B C D

5 A B C D

6 A B C D

7 A B C D

8 A B C D

9 A B C D

10 A B C D

11 A B C D

12 A B C D

13 A B C D

14 A B C D

15 A B C D

162

FOTO JIGSAW PUZZLE

Hukum Ke-Nol Termodinamika Hukum Ke-1 Termodinamika

Gas Ideal Siklus Carnot

163

HASIL VALIDASI LEMBAR KERJA SISWA AHLI MATERI

No Standar Penilaian Skor

1 LKS berbasis model STAD pada hukum termodinamika

menyajikan topik yang sesuai dengan tuntutan SK, KD, dan

indikator yang dirumuskan.

4

2 LKS menyajikan isu atau masalah yang sesuai dengan teori

(Tahap 1. Presentasi Kelas).

4

3 LKS menyajikan masalah atau isu yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari (Tahap 1. Presentasi Kelas).

5

4 Isu atau masalah yang disajikan dikaitkan dengan materi yang

dibahas (Tahap 1. Presentasi Kelas).

5

5 Kegiatan yang dilakukan di dalam LKS sesuai dengan teori

dan menuntun melakukan percobaan serta menemukan

konsep-konsep yang benar. (Tahap 1. Presentasi Kelas).

4

6 Pertanyaan yang diberikan menuntun siswa untuk melakukan

diskusi dan menemukan konsep-konsep yang benar. (Tahap II.

Kelompok(TIM)).

4

7 LKS menyajikan kegiatan menyusun puzzle yang dapat

meningkatkan skor individu. (Tahap III. Kuis).

4

8 Pertanyaan-pertanyaan dan kegiatan menyusun puzzle yang

diberi skor dapat dihitung dengan cara skor peningkatan

individu. (Tahap IV. Skor Peningkatan Individu).

4

9 Soal-soal dan kegiatan menyusun puzzle membantu siswa

mencapai tujuan belajar atau mendapatkan nilai tertinggi.

(Tahap V. Penghargaan Kelompok).

4

10 Daftar rujukan jelas dan mudah diperoleh siswa 4

Jumlah Total 42

Rata-rata 4,2

Persentase 84%

Kategori Sangat Valid

164

HASIL VALIDASI JIGSAW PUZZLE AHLI MATERI

No Standar Penilaian Skor

1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD pada

hukum termodinamika menyajikan gambar yang sesuai

dengan materi yang ada di LKS.

4

2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD

menyajikan gambar yang berbeda-beda untuk setiap materi

yang ada di LKS

4

3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD

digunakan pada saat kuis secara individu.

4

Jumlah Total 12

Rata-rata 4

Persentase 80%

Kategori Valid

165

HASIL VALIDASI LEMBAR KERJA SISWA AHLI MEDIA

No Standar Penilaian Skor

1 LKS disajikan sistematis, mulai dari Judul, Petunjuk Belajar,

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian

Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Alat dan Bahan, Tugas dan

Langkah Kerja, Penilaian dan Daftar Pustaka.

4

2 LKS konsisten menggunakan simbol atau lambang. 4

3 Permasalahan yang dimunculkan mendukung isi LKS. 3

4 LKS disajikan terurut sesuai dengan langkah pembelajaran

berbasis Student Teams Achievement Divisions (STAD) mulai

dari tahap presentasi kelas, tahap kelompok, tahap kuis, tahap skor

peningkatan individu, dan tahap penghargaan kelompok.

5

5 Langkah-langkah kegiatan dalam LKS menuntun siswa untuk

dapat menemukan konsep-konsep yang dapat dipahami.

4

6 LKS memiliki daftar rujukan yang jelas. 4

7 LKS menggunakan warna-warna yang menarik. 5

8 LKS menyajikan gambar yang menarik. 5

9 Ilustrasi gambar dengan tulisan seimbang. 4

10 LKS menggunakan font yang tidak lebih dari dua jenis dan

jelas dibaca.

4

11 LKS memiliki tata letak dan lay out teratur. 4

12 LKS memiliki desain tampilan sederhana dan menarik. 5

Jumlah Total 51

Rata-rata 4,25

Persentase 85%

Kategori Sangat Valid

166

HASIL VALIDASI JIGSAW PUZZLE AHLI MEDIA

No Standar Penilaian Skor

1 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD pada

hukum termodinamika memiliki desaign media pembelajaran

yang menarik

4

2 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD

menyajikan gambar yang berbeda-beda untuk setiap materi

yang ada di LKS

5

3 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD

memiliki warna-warni yang indah.

4

4 Jigsaw puzzle terintegrasi LKS berbasis model STAD sangat

praktis digunakan dimana saja.

5

Jumlah Total 18

Rata-rata 4,5

Persentase 90%

Kategori Sangat Valid

167

HASIL VALIDASI LEMBAR KERJA SISWA AHLI BAHASA

No Standar Penilaian Skor

1 Bahasa yang digunakan sudah komunikatif 4

2 Bahasa yang digunakan memotivasi peserta didik untuk

melakukan pekerjaan

4

3 Bahasa yang digunakan tidak ambigu atau bermakna ganda 4

4 LKS menggunakan bahasa yang baik dan benar menurut

kaidah tata bahasa Indonesia

4

5 Informasi yang disampaikan jelas 4

6 LKS menggunakan ejaan yang mengacu pada pedoman ejaan

yang disempurnakan (EYD)

4

7 LKS konsisten dalam menggunakan istilah yang

menggambarkan konsep

4

8 LKS konsisten dalam menggunakan simbol atau lambang 4

Jumlah Total 32

Rata-rata 4

Persentase 80%

Kategori Valid

168

HASIL VALIDASI MATERI, MEDIA, DAN BAHASA LEMBAR KERJA

SISWA

No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

1 Materi 42 4,2 84% Sangat Valid

2 Media 51 4,25 85% Sangat Valid

3 Bahasa 32 4 80% Valid

Jumlah Total 125 4,15 83% Sangat Valid

Kategori Sangat Valid

169

HASIL VALIDASI MATERI DAN MEDIA JIGSAW PUZZLE

No Validator Ahli Jumlah Rata-rata Persentase Kategori

1 Materi 12 4 80% Valid

2 Media 18 4,5 90% Sangat Valid

Jumlah Total 30 4,25 85% Sangat Valid

Kategori Sangat Valid

170

HASIL POST-TEST SISWA (KELOMPOK KECIL)

No Nama Siswa Nilai Post-test Kategori

1 A.P 80 Tuntas

2 P.S 80 Tuntas

3 N.A 60 Tidak Tuntas

4 H.R 75 Tuntas

5 N.L 70 Tuntas

6 S.A 80 Tuntas

7 P.K 65 Tidak Tuntas

8 P.R 80 Tuntas

9 E,N 75 Tuntas

10 N.R 85 Tuntas

No Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak

Tuntas

1 10 8 2

Persentase 80% 20%

Kategori Sangat Efektif

171

HASIL POST-TEST SISWA (KELOMPOK BESAR)

No Nama Siswa Nilai Post-Test Kategori

1 Alda Puspita Dewi 70 Tuntas

2 Chintya Meilani 75 Tuntas

3 Endah Nofriza 75 Tuntas

4 Fera Septiawanti i 60 Tidak Tuntas

5 Hafiffah Ramadhani 75 Tuntas

6 Mayang Yuliana 80 Tuntas

7 Meidy 80 Tuntas

8 Najwa Rachel A 80 Tuntas

9 Nopia Lestari Ningsih 60 Tidak Tuntas

10 Nurul Afiza Agustiani 80 Tuntas

11 Putri Khoirunnisa 80 Tuntas

12 Putri Risthy Ramadhani 70 Tuntas

13 Putri Safitri 75 Tuntas

14 Rada Rinanda P 80 Tuntas

15 Rika Agustina 80 Tuntas

16 Syeba Belga 65 Tidak Tuntas

17 Sri Ayu Oktaviani 75 Tuntas

18 Tasya Aulia Wulandari 75 Tuntas

19 Uci Nadia Utami 80 Tuntas

20 Zhafirah Nur Afiqah 70 Tuntas

No Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak

Tuntas

1 20 17 3

Persentase 85% 15%

Kategori Sangat Efektif

172

HASIL ANGKET RESPON GURU

No Aspek yang dinilai Skor Kategori

1 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

membimbing siswa dalam mengembangkan

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

4 Praktis

2 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

membimbing siswa untuk menemukan masalah

yang ada di masyarakat yang berhubungan

dengan materi hukum termodinamika.

4 Praktis

3 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

membimbing siswa untuk mengaitkan masalah

yang ada di masyarakat dengan materi hukum

termodinamika.

4 Praktis

4 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

membimbing siswa untuk menemukan konsep-

konsep yang benar melalui beberapa metode

5 Sangat Praktis

173

pembelajaran:

a. Metode Demonstrasi

b. Metode Kerja Kelompok

c. Metode Diskusi

5 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

membimbing siswa mengaplikasikan konsep

dalam kehidupan sehari-hari.

5 Sangat Praktis

6 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya memotivasi

siswa untuk mengemukakan permasalahan yang

belum dipahami terhadap materi hukum

termodinamika.

4 Praktis

7 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

membimbing siswa dalam kegiatan menyusun

puzzle secara individu untuk dapat

meningkatkan skor individu.

4 Praktis

8 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya

4 Praktis

174

menghitung skor peningkatan individu.

9 Pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada materi hukum

termodinamika mempermudah saya mengetahui

tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

5 Sangat Praktis

Jumlah Total 39

Rata-rata 4,3

Persentase 86%

Kategori Praktis

175

DOKUMENTASI PADA SAAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

JIGSAW PUZZLE TERINTEGRASI LKS BERBASIS MODEL STAD

176

177

178

179

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Wilda Yanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Talang Duku/08 Desember 1997

Nama Ayah : Abdul Manap

Nama Ibu : Mursidah

Anak Ke : Anak ke-2 dari 2 bersaudara

Alamat : Jl. Pelabuhan Baru KM.08 RT 06 Desa Talang Duku,

Kec. Taman Rajo, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi.

Pekerjaan : Mahasiswa UIN STS Jambi

Alamat E-mail : [email protected]

No Kontak : 085390372262

Pendidikan Formal :

1. TK Raudhatul Jannah Tamat : Tahun 2004

2. MI Talang Duku Tamat : Tahun 2009

3. MTs.N Talang Duku Tamat : Tahun 2012

4. MAN 4 Muaro Jambi Tamat : Tahun 2015

Pengalaman Organisasi : 1. HMJ Fisika

2. Sekretaris 2 Dewan Kerja Ranting

3. Sekretaris 1 Ambalan RA.Kartini

4. Penegak Bantara

5. Sekretaris OSIS

Motto Hidup : Sesungguhnya Allah Bersama dengan orang-orang

yang sabar.

Jambi, 08 November 2019

Penulis

Wilda Yanti

180