pengembangan materi tradisi munggah molo berbasis
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MATERI TRADISI MUNGGAH
MOLO BERBASIS AUDIO VISUAL SEBAGAI
PEMBELAJARAN BERCERITA ADAT ISTIADAT
KELAS IX SMP DI KABUPATEN PEKALONGAN
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Tri Purnamasari
NIM : 2601411056
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Jurusan : Bahasa dan Sastra Jawa
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul Pengembangan Materi Tradisi Munggah Molo
Berbasis Audio Visual sebagai Materi Pembelajaran Bercerita Adat Istiadat
Kelas IX SMP di Kabupaten Pekalongan telah disetujui oleh pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, 16 November 2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Esti Sudi Utami B.A., M.Pd Ucik Fuadhiyah, S.Pd., M.Pd
NIP 196001041988032001 NIP 198401062008122001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi dengan judul Pengembangan Materi Tradisi Munggah Molo
Berbasis Audio Visual sebagai Materi Pembelajaran Bercerita Adat Istiadat
Kelas IX SMP di Kabupaten Pekalongan dipertahankan di hadapan sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang
Pada hari : Selasa
Tanggal : 24 November 2015
Panitia Ujian Skripsi
Dra. Abdurrachman Faridi, M.Pd (195301121990021001)
Ketua
Ermi Dyah Kurnia, S.S., M.Hum (197805022008012025)
Sekretaris
Drs. Bambang Indiatmoko, M.Si., Ph.D (195801081987031004)
Penguji I
Ucik Fuadhiyah, S.Pd., M.Pd (198401062008122001)
Penguji II/Pembimbing II
Dra. Esti Sudi Utami B.A.,M.Pd (196001041988032001)
Penguji III/Pembimbing I
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.
NIP 19600803198011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi berjudul
Pengembangan Materi Tradisi Munggah Molo Berbasis Audio Visual sebagai
Materi Pembelajaran Bercerita Adat Istiadat Kelas IX SMP di Kabupaten
Pekalongan ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya
orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 16 November 2015
Tri Purnamasari
NIM 2601411056
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Narima ing pandum
2. Manungsa mung ngunduh wohing pakarti
3. Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek kasampurnaning pati
PERSEMBAHAN
1. Alm. Bapak yang selalu kurindukan
kehadirannya
2. Ibu dan keluarga besar yang selalu memberikan
semangat dan dukungan
3. Almamaterku, Universitas Negeri Semarang
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan serta kelancaran dalam penyelesaian penulisan skripsi dengan judul
Pengembangan Materi Tradisi Munggah Molo Berbasis Audio Visual sebagai
Materi Pembelajaran Bercerita Adat Istiadat Kelas IX SMP di Kabupaten
Pekalongan. Terselesaikannya penulisan skripsi ini, tentunya berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
1. Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd, dosen pembimbing I dan Ucik
Fuadhiyah., S.Pd., M.Pd, dosen pembimbing II yang telah membimbing
skripsi ini dengan sabar dan tulus serta memberikan pengarahan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
2. Drs. Bambang Indiatmoko, M.Si., Ph.D, penguji yang telah memberikan
saran dan masukan.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.
4. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta siswa di SMP Negeri 1 Kajen,
SMP Negeri 1 Kesesi, dan SMP Negeri 1 Bojong yang telah memberikan ijin
penelitian kepada penulis.
5. Orangtua tercinta serta keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat demi terselesaikannya penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra jawa
angkatan 2011
vii
7. Teman-teman kos rumah warna yang selalu memberi motivasi dan semangat
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan.
Atas semua doa, dukungan, bimbingan, dan saran dari pihak-pihak yang
telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, semoga berlimpah rahmat
kepada-Nya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Semarang, 16 November 2015
Tri Purnamasari
NIM 2601411056
viii
ABSTRAK
Purnamasari, Tri. 2015. Pengembangan Materi Tradisi Munggah Molo Berbasis
Audio Visual sebagai Materi Pembelajaran Bercerita Adat Istiadat Kelas
IX SMP di Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd dan
Pembimbing II: Ucik Fuadhiyah, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci : berbicara, materi ajar, audio visual, munggah molo
Pembelajaran bahasa Jawa mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu
berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Pada mata pelajaran bahasa
Jawa di SMP kelas IX semester satu terdapat kompetensi bercerita adat istiadat.
Pembelajaran bercerita adat istiadat di sekolah merupakan salah satu cara untuk
melestarikan kebudayaan jawa. Di Pekalongan terdapat adat Munggah Molo, adat
tersebut belum pernah diangkat menjadi materi pembelajaran di sekolah. Hal
inilah yang mendorong perlunya dikembangkan adat Munggah Molo sebagai
materi pembelajaran bercerita adat istiadat.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan mendasar dalam penelitian ini
yaitu (1) bagaimana kebutuhan guru dan siswa terhadap audio visual adat
Munggah Molo, (2) bagaimana prototipe terhadap pengembangan audio visual
adat Munggah Molo, dan (3) bagaimana validasi produk audio visual adat
Munggah Molo.Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kebutuhan guru
dan siswa terhadap audio visual adat Munggah Molo , (2) menyusun prototipe
terhadap audio visual materi adat Munggah Molo , dan (3) memperoleh hasil
validasi audio visual adat Munggah Molo.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D)
yang dilakukan secara terbatas, antara lain (1) pengumpulan masalah, (2)
pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi
desain. Instrumen penelitian ini berupa lembar observasi, wawancara, angket
kepada guru dan siswa, dan angket uji ahli. Teknik analisis data yang digunakan
penelitian ini adalah deskripstif kualitatif.
Hasil penelitian ini terdiri dari (1) Hasil analisis kebutuhan menunjukkan
bahwa guru dan siswa membutuhkan ragam krama sebagai bahasa pengantar
media adat Munggah Molo dan durasi waktu yang dibutuhkan sekitar 5-10 menit,
(2) Prototipe awal audio visual materi adat Munggah Molo untuk kelas IX SMP di
Kabupaten Pekalongan, terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi video,
dan bagian akhir. Bagian awal terdiri logo unnes, identitas penulis, judul media,
kalimat pembuka dan KD. Bagian isi terdiri dari rangkaian video adat Munggah
Molo. Bagian akhir video terdiri dari kalimat penutup dan soal evaluasi, (3) Pada
validasi prototipe materi adat Munggah Molo terdapat beberapa saran perbaikan
dari para ahli, (4) Perbaikan yang dilakukan meliputi perubahan jenis huruf,
kombinasi warna pada cover, dan penulisan kata.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah materi
adat Munggah Molo dapat digunakan sebagai media pengenalan adat istiadat yang
ada di daerah Pekalongan dalam pembelajaran bercerita adat istiadat.
ix
SARI
Purnama, Tri. 2015. Pengembangan Materi Tradisi Munggah Molo Berbasis
Audio Visual sebagai Materi Pembelajaran Bercerita Adat Istiadat Kelas
IX SMP di Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd dan
Pembimbing II: Ucik Fuadhiyah, S.Pd., M.Pd.
Tembung Pangrunut: berbicara, materi ajar, audio visual, munggah molo
Piwulangan basa Jawa iku ngemot patang aspek kaprigelan, yaiku
micara, nyemak, maca, lan nulis. Ing piwulangan basa Jawa kelas IX semester
siji ana kompetensi bercerita adat istiadat. Piwulangan bercerita adat istiadat kuwi
mau minangka salahsijine cara kanggo nglestarikake budaya jawa supaya ora
luntur. Tuladhane ing Pekalongan yaiku adat Munggah Molo, adat kuwi mau
durung tahu didadekake materi piwulangan ing sekolah kang ana kabupaten
Pekalongan. Babagan kaya mangkene iki prelu digawe materi piwulangan kang
isine urut-urutane adat Munggah Molo.
Adhedasar pratelan ing dhuwur, perkara kang bisa didhudhah ing
panaliten iki yaiku (1) kepiye kabutuhane guru lan siswa marang audio visual
materi adat Munggah Molo, (2) kepiye prototipe marang pengembangan audio
visual materi adat Munggah Molo, lan (3) kepiye validasi produk marang audio
visual materi adat Munggah Molo. Ancas ing panaliten iki yaiku (1) njlentrehake
kabutuhane guru lan siswa marang audio visual materi adat Munggah Molo, (2)
nyusun prototipe marang audio visual materi adat Munggah Molo, lan (3) asil
validasi produk audio visual materi adat Munggah Molo.
Panaliten iki migunakake dhasar metode panaliten Research and
Development (R&D) kang winates, yaiku kaperang dadi (1) analisis potensi dan
masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5)
revisi desain. Instrumen panaliten iki awujud lembar observasi, wawancara,
angket kanggo guru lan siswa, lan angket kanggo uji ahli. Teknik analisis data ing
panaliten iki migunakake deskriptif kualitatif.
Asil panaliten iki yaiku (1) asil analisis kabutuhan nudhuhake yen guru lan
siswa mbutuhake ragam krama kanggo basa pengantar media adat Munggah Molo
lan durasi wektu sing dibutuhake 5-10 menit, (2) Prototipe awal audio visual
materi adat Munggah Molo kanggo kelas IX SMP ing Kabupaten Pekalongan,
kaperang dadi telung babagan yaiku babagan awal, babagan isi, lan babagan
akhir. Babagan awal ing video iki yaiku logo unnes, identitas penulis, judul
media, kalimat pambuka lan KD. Babagan isi yaiku urut-urutane adat Munggah
Molo. Babagan akhir video yaiku kalimat panutup lan latihan soal, (3) validasi
prototipe materi adat Munggah Molo ana saran saka ahli media lan materi, (4)
saran saka ahli yaiku perubahan jenis huruf, kombinasi werna ing cover, lan
panulisan tembung.
Pamrayoga kang bisa diaturake saka panaliten iki yaiku materi adat
Munggah Molo bisa digunakake dadi media kanggo ngenalake adat istiadat kang
ana ing daerah Pekalongag ing sakjerone piwulangan bercerita adat istiadat.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
SARI .............................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 ..................................................................................................................... L
atar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 ..................................................................................................................... I
denifikasi Masalah .................................................................................................. 3
1.3 ..................................................................................................................... P
embatasan Masalah ................................................................................................. 3
1.4 ..................................................................................................................... R
umusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.5 ..................................................................................................................... T
ujuan Penelitian ....................................................................................................... 5
1.6 ..................................................................................................................... M
anfaat Penelitian ...................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ................................. 6
2.1 ..................................................................................................................... K
ajian Pustaka ........................................................................................................... 6
xi
2.2 ..................................................................................................................... L
andasan Teoretis ...................................................................................................... 10
2.2.1 ................................................................................................................... H
akekat Bercerita .................................................................................................... 10
2.2.2 ................................................................................................................... P
engertian Materi Ajar ............................................................................................ 12
2.2.3 ................................................................................................................... J
enis Materi Ajar .................................................................................................... 13
2.2.4 ................................................................................................................... P
rinsip-prinsip Pengembangan Materi .................................................................... 14
2.2.5 ................................................................................................................... A
udio Visual ............................................................................................................ 14
2.2.6 ................................................................................................................... T
radisi Munggah Molo ............................................................................................ 15
2.3 ..................................................................................................................... K
erangka Berpikir ...................................................................................................... 17
BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................................... 19
3.1 ..................................................................................................................... D
esain Penelitian ....................................................................................................... 19
3.2 ..................................................................................................................... D
ata dan Sumber Data ............................................................................................... 22
3.3 ..................................................................................................................... T
eknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 22
3.4 ..................................................................................................................... I
nstrumen Penelitian ................................................................................................. 23
3.5 ..................................................................................................................... T
eknik Analisis Data ................................................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 29
4.1 ..................................................................................................................... H
asil Kebutuhan Siswa terhadap Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual ...................................................................................................................... 29
4.2 ..................................................................................................................... H
asil Kebutuhan Guru terhadap Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual ...................................................................................................................... 31
4.3 ..................................................................................................................... P
rototipe Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio Visual .................................. 32
xii
4.3.1 ................................................................................................................... T
ahap Pra Produksi Pengembangan Materi Adat Munggah Molo berbasis
Audio Visual ......................................................................................................... 32
4.3.2 ................................................................................................................... T
ahap Produksi Pengembangan Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual .................................................................................................................... 32
4.3.3 ................................................................................................................... T
ahap Pasca Produksi Pengembangan Materi Adat Istiadat Munggah Molo
berbasis Audio Visual ........................................................................................... 34
4.3.4 ................................................................................................................... P
embahasan Produk Pengembangan Materi Adat Munggah Molo berbasis
Audio Visual.......................................................................................................... 34
4.4 ..................................................................................................................... H
asil Uji Validasi VCD Adat Munggah Molo ........................................................... 43
4.4.1 ................................................................................................................... H
asil Uji Ahli Materi VCD Adat Munggah Molo ................................................... 44
4.4.2 ................................................................................................................... H
asil Uji Ahli Media VCD Adat Munggah Molo ................................................... 44
4.5 ..................................................................................................................... V
CD Adat Munggah Molo setelah Perbaikan ........................................................... 45
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 49
5.1 ..................................................................................................................... S
impulan .................................................................................................................. 49
5.2 ..................................................................................................................... S
aran ......................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................................................. 53
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi - Kisi Umum Instrumen Penelitian ................................................ 24
xiii
Tabel 3.2 Kisi - Kisi Pedoman Observasi ............................................................. 24
Tabel 3.3 Kisi - Kisi Pedoman Wawancara Guru ................................................. 25
Tabel 3.4 Kisi - Kisi Pedoman Wawancara Siswa ................................................ 26
Tabel 3.5 Kisi - Kisi Angket Guru ........................................................................ 26
Tabel 3.6 Kisi - Kisi Angket Siswa ....................................................................... 27
Tabel 3.7 Kisi - Kisi Angket Uji Ahli Materi ....................................................... 27
Tabel 3.8 Kisi – Kisi Angket Uji Ahli Media ....................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Cuplikan Judul Media dan Kalimat Pembuka ................................... 35
xiv
Gambar 4.2 Cuplikan Adegan Awal Seorang Ibu Menyapu................................. 35
Gambar 4.3 Cuplikan Ibu dan Anak Sedang Bercerita ........................................ 36
Gambar 4.4 Cuplikan Memasang Kembang Rinonce, Janur, dan Molo ............... 37
Gambar 4.5 Cuplikan Acara Tumplek Ponjen....................................................... 37
Gambar 4.6 Cuplikan Menaikkan Kayu dan Mengumandangkan Adzan............. 38
Gambar 4.7 Cuplikan memasang bengking ......................................................... 38
Gambar 4.8 Cuplikan Memasang Jarit dan Payung .............................................. 39
Gambar 4.9 Cuplikan Memasang Tebu, Gedhang Emas, Padi, Jagung, dan Kelapa
............................................................................................................................... 40
Gambar 4.10 Cuplikan Gambar Sesaji .................................................................. 41
Gambar 4.11 Cuplikan Gambar sedang Slametan ................................................ 41
Gambar 4.12 Cuplikan Gambar Selesai Memutar Video Adat Munggah Molo ... 42
Gambar 4.13 Cuplikan Gambar Kalimat penutup................................................. 42
Gambar 4.14 Cuplikan Cover Kemasan VCD....................................................... 43
Gambar 4.15 Cuplikan Tampilan Judul Sebelum dan Setelah Perbaikan ............. 46
Gambar 4.16 Cuplikan Gambar Uba Rampe Sebelum dan Setelah Perbaikan ..... 47
Gambar 4.17 Cuplikan Kalimat Penutup Sebelum dan Setelah Perbaikan ........... 47
Gambar 4.18 Cuplikan Cover Sebelum dan Sesudah Perbaikan .......................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Naskah Cerita Adat Munggah Molo .................................................. 54
xv
Lampiran 2 Rekap Hasil Observasi....................................................................... 58
Lampiran 3 Rekap Hasil Angket Kebutuhan guru ................................................ 59
Lampiran 4 Rekap Hasil Angket Kebutuhan Siswa .............................................. 60
Lampiran 5 Rekap Hasil Wawancara Guru .......................................................... 61
Lampiran 6 Rekap Hasil Wawancara Siswa ......................................................... 62
Lampiran 7 Rekap Hasil Uji Ahli Materi .............................................................. 63
Lampiran 8 Rekap Hasil Uji Ahli Media .............................................................. 64
Lampiran 9 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ................................................ 65
Lampiran 10 Surat Izi Penelitian BAPPEDA ....................................................... 66
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian SMP Negeri 1 Kajen ...................................... 67
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian SMP Negeri 1 Kesesi ..................................... 68
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian SMP Negeri 1 Bojong .................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Jawa mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu
berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan
berbahasa yang ada di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang SD, SMP,
dan SMA yaitu berbicara. Pada mata pelajaran bahasa Jawa di SMP kelas IX
semester 1 terdapat kompetensi berbicara yaitu bercerita tentang adat istiadat.
Pembelajaran bercerita adat istiadat di sekolah merupakan salah satu cara untuk
melestarikan kebudayaan jawa. Di berbagai daerah di Jawa, adat istiadat masih
sering dilaksanakan, salah satunya di daerah Pekalongan.
Berdasarkan observasi di SMP kabupaten Pekalongan, pada pembelajaran
bahasa Jawa bercerita adat istiadat, guru hanya menggunakan materi yang ada
pada modul “Bima” dan buku paket “Marsudi Basa lan Sastra Jawa”, sedangkan
dalam buku tersebut masih menggunakan materi yang bersifat umum. Bersifat
umum dimaksudkan bahwa materi ajar tersebut masih mencakup adat istiadat
daerah lain, sedangkan adat istiadat di daerah Pekalongan masih belum diketahui.
Materi yang digunakan pada pembelajaran bahasa Jawa hendaknya menarik dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Hal tersebut bertujuan agar siswa
tertarik dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan.
Materi ajar yang digunakan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di Kabupaten Pekalongan berbentuk buku paket dan modul. Berkaitan
2
dengan materi adat istiadat, materi yang disajikan di buku paket dan modul
menyajikan tentang adat-adat daerah lain. Materi tersebut kurang sesuai, karena di
Kabupaten Pekalongan masih banyak kebudayaan lokal yang perlu dikembangkan
sebagai materi pembelajaran.
Adat istiadat yang ada di Kabupaten Pekalongan banyak ragamnya.
Sebagai contoh adalah munggah molo, tinggeban, lopisan syawalan,dan pek
chun. Namun, pada saat pengamatan di sekolah Kabupaten Pekalongan, siswa
kurang mengetahui adat istiadat yang terdapat di daerahnya. Hal ini dikarenakan
masih kurangnya pengetahuan siswa dan belum adanya materi ajar adat istiadat
daerah setempat.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekolah, maka penelitian ini akan
mengembangkan materi adat istiadat yang ada di Kabupaten Pekalongan. Salah
satu adat istiadat yang akan dibuat materi ajar adalah adat Munggah Molo. Adat
Munggah Molo merupakan slametan pada saat mendirikan rumah. Tujuan dari
adat Munggah Molo tersebut adalah untuk keselamatan. Materi tentang adat
Munggah Molo disajikan dalam bentuk audio visual yang berisi rekaman gambar
dan tokoh antara ibu dan anak yang sedang bercerita mengenai adat Munggah
Molo. Bahasa yang digunakan pada adat Munggah Molo yaitu ragam krama. Hal
ini bertujuan agar siswa memperoleh model wacana lisan yang dapat membantu
mereka. Hasil akhir penelitian ini adalah berbentuk materi dan soal evaluasi yang
dikemas dalam VCD.
Dengan adanya pengembangan materi pembelajaran adat Munggah Molo,
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan pembelajaran yang
3
ada di Pekalongan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dapat
membantu siswa mencapai kompetensi yang ada di dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang ditemui adalah kurang
sesuainya materi ajar pembelajaran bahasa Jawa di SMP Kabupaten Pekalongan.
Materi tersebut dikatakan kurang sesuai karena masih bersifat umum. Bersifat
umum yang dimaksudkan bahwa materi ajar yang digunakan masih mencakup
adat daerah lain sedangkan adat di daerahnya sendiri masih belum diketahui.
Siswa tidak mengetahui adat-adat di daerahnya sendiri, karena belum ada materi
ajar yang menjabarkan adat istiadat di Kabupaten Pekalongan. Dengan latar
belakang tersebut, dalam penelitian ini akan dikembangkan materi pembelajaran
adat Munggah Molo yang ditujukan untuk siswa SMP di daerah Kabupaten
Pekalongan. Materi ajar yang berbentuk audio visual merupakan bentuk
pengembangan untuk menambah pengetahuan siswa tentang adat Munggah Molo
di Kabupaten Pekalongan serta melestarikan adat yang hampir punah.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini membatasi
pengembangan materi bercerita adat istiadat Munggah Molo pada kelas IX SMP.
Materi yang berbentuk audio visual diharapkan layak diterapkan dalam
pembelajaran bercerita tentang adat Munggah Molo.
4
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah analisis kebutuhan siswa dan guru terhadap pengembangan
materi tradisi Munggah Molo dalam pembelajaran bercerita tentang adat
istiadat kelas IX SMP ?
2) Bagaimanakah prototipe terhadap pengembangan materi adat Munggah Molo
dalam pembelajaran bercerita tentang adat istiadat kelas IX SMP ?
3) Bagaimanakah hasil validasi produk terhadap pengembangan materi adat
Munggah Molo dalam pembelajaran bercerita tentang adat istiadat kelas IX
SMP ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan analisis kebutuhan guru dan siswa terhadap materi adat
Munggah Molo dalam pembelajaran bercerita tentang adat istiadat kelas IX
SMP.
2) Menyusun prototipe terhadap pengembangan materi adat Munggah Molo
dalam pembelajaran bercerita tentang adat istiadat kelas IX SMP.
3) Memperoleh hasil validasi produk terhadap pengembangan materi adat
Munggah Molo dalam pembelajaran bercerita tentang adat istiadat kelas IX
SMP.
5
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
secara praktis.
1) Manfaat teoretis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
penelitian pembelajaran bahasa Jawa. Selain itu, dapat menjadi kajian pustaka
bagi peneliti yang membutuhkan.
2) Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidik, peserta didik, dan
sekolah.
a) Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan menjadi alternatif materi ajar dalam
proses pembelajaran bahasa Jawa pada keterampilan berbicara.
b) Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan siswa lebih mengenal adat
Munggah Molo dan keterampilan berbicara.
c) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menambah materi pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai media keterampilan berbicara tentang adat
istiadat di SMP.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian mengenai pengembangan materi ajar sudah pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti, terutama pengembangan bahan ajar dan
media pembelajaran. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain
penelitian yang dilakukan Septiani(2013), Ikha (2011), Suryaningrum (2014),
Ampa (2013), Orade (2012), dan Josephine (2003).
Septiani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan
Media Bercerita Adat Istiadat Selamatan Kelahiran Berbasis Sound Slide
untuk Siswa SMP, menghasilkan media berbasis sound slide yang berisi materi
adat istiadat selamatan kelahiran. Hasil validasi menunjukkan bahwa dimensi
materi dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 56,55, sedangkan
dimensi penyajian media kategori baik dengan nilai rata-rata 71,8. Hasil media
tersebut kemudian diuji cobakan ke siswa dengan memperoleh nilai rata-rata
83,89.
Persamaan penelitian Septiani dengan penelitian ini yaitu sama-sama
menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dan
mengkaji tentang keterampilan berbicara. Adapun perbedaannya, terletak
bentuk dan isi materi. Penelitian Septiani mengembangkan media berbentuk
sound slide dengan materi adat istiadat selamatan kelahiran, sedangkan
7
penelitian ini mengembangkan adat munggah molo sebagai materi
pembelajaran yang berbasis audio visual.
Ikha (2011) melakukan penelitian dengan judul Adat Dandangan di
Kota Kudus, menghasilkan penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk adat
dandangan ada 3 adat, yaitu adat nyekar, adat menabuh bedhug, dan adat arak-
arakan(kirab). Makna simbol dalam adat dandangan ada 10 simbol, yaitu
bedhug, barongan, memakai pakaian putih ala sunan kudus, memakai pakaian
putih ala santri kudus, galungan air suci, galungan makanan, jadah pasar,
bunga telon, dan kemenyan.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ikha dengan penelitian ini
terletak pada bahan yang ditelaah yaitu adat. Perbedaannya terletak pada hasil
akhirnya. Penelitian Ikha menelaah bentuk dan simbol pada adat dandangan di
kota kudus, sedangkan dalam penelitian ini menelaah adat munggah molo
sebagai materi pembelajaran untuk siswa SMP di Kabupaten Pekalongan.
Suryaningrum (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
Pengembangan Media Wayang Angkrek dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara pada Siswa SMP Kelas VII, menghasilkan penelitian ini berupa
wayang angkrek untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Berdasarkan
angket kebutuhan guru dan siswa media wayang angkrek sangat dibutuhkan.
Tokoh dalam wayang angkrek ada 8, yaitu bapak, ibu, pakdhe, budhe, simbah
kakung, simbah putri, anak laki-laki, dan anak perempuan. Media tersebut
dikembangkan mencakup tiga aspek, yaitu aspek bentuk postur tubuh dan
8
pakaian, aspek karakter tokoh, dan aspek hubungan tokoh dengan unggah-
ungguh basa.
Persamaan penelitian Suryaningrum dengan penelitian ini terletak pada
metode penelitian dan keterampilan berbicara bahasa Jawa. Adapun perbedaan
penelitian Suryaningrum dengan penelitian ini yaitu terletak pada isi
materinya. Penelitian Suryaningrum mengembangkan media wayang angkrek
untuk keterampilan berbicara, sedangkan penelitian ini mengembangkan
materi pembelajaran bercerita adat istiadat Munggah Molo yang berbasis
audio visual.
Penelitian Ampa (2013) dengan judul The Development of Contextual
Learning Materials for the English Speaking Skill, menyimpulkan materi
pembelajaran yang kontekstual untuk keterampilan berbicara ada tiga aspek,
yaitu aspek psikologis, aspek pedagogis, dan aspek metodologis. Hasil materi
pembelajaran kontekstual dengan tiga aspek tersebut sangat valid, yaitu
93,28%.
Persamaan penelitian Ampa dengan penelitian ini terletak pada metode
penelitiannya yaitu menggunakan Research and Development (R&D). Adapun
perbedaan penelitian Ampa dengan penelitian ini terletak pada bentuk materi.
Penelitian Ampa hasil akhir berbentuk buku, sedangkan penelitian ini
berbentuk audio visual.
Orade (2012) dengan judul Developing Speaking Skills Using Three
Communicative Activities (Discussion, Problem – Solving, and Role Playing),
menghasilkan keterampilan berbicara siswa lebih tinggi setelah menggunakan
9
tiga metode (Discussion, Problem – Solving, and Role Playing) dengan nilai
rata-rata 83,5. Selain meningkatnya keterampilan berbicara setelah
menggunakan tiga metode, sikap siswa terhadap pengajaran bahasa Inggris
dengan tiga metode dinilai baik.
Persamaan penelitian Orade dengan penelitian ini yaitu menggunakan
metode penelitian Research and Development (R&D) dan sama-sama
membahas tentang keterampilan berbicara. Perbedaan dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah Orade melakukan penelitian untuk pengembangan
keterampilan berbicara dengan menggunakan tiga metode sedangkan
penelitian yang akan dilakukan adalah pengembangan materi untuk
keterampilan berbicara adat istiadat.
Josephine ( 2003) dengan judul Developing Speaking Skills Through
Interaksi Strategy Training, menghasilkan keterampilan berbicara
menggunakan strategi pelatihan dapat meningkatkan interaksi kelompok.
Kosakata yang terbatas juga dapat mempengaruhi penggunaan strategi
pelatihan.
Persamaan penelitian Josephine dengan penelitian ini terletak pada
metode penelitian yang digunakan yaitu Research and Development (R&D)
dan keterampilan berbicara. Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian Josephine melakukan pengembangan
keterampilan berbicara dengan strategi pelatihan sedangkan penelitian yang
akan dilakukan pengembangan materi ajar untuk keterampilan berbicara.
10
Berdasarkan kajian di atas, penelitian ini layak untuk ditindaklanjuti
karena terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Selain itu,
penelitian pengembangan materi adat Munggah Molo belum pernah dilakukan.
Penelitian ini menjadi menarik karena materi adat Munggah Molo dapat
dilestarikan dan diperkenalkan di sekolah. Materi pembelajaran yang berbasis
audio visual, dapat mempermudah dan efisien dalam pembelajaran bercerita
adat istiadat.
2.2 Landasan Teoretis
Dalam landasan teori akan diuraikan teori-teori yang diungkapkan para
ahli dari berbagai sumber yang mendukung penelitian. Beberapa konsep yang
menjadi landasan teoretis dalam penelitian ini adalah pengertian materi ajar,
jenis materi ajar, prinsip pengembangan materi ajar, hakekat bercerita, dan
adat istiadat.
2.2.1 Hakekat bercerita
Cerita merupakan bagian dari hidup. Kelahiran, pekerjaan,
perjumpaan, usaha, ketegangan, penyakit perkawinan, dan lain-lain adalah
sebuah rentetan kejadian dan kisah kemanusiaan yang amat menarik
(Subyantoro 2007:9).
Berbeda dengan pendapat Subyantoro, Tarigan (2008:16) menjelaskan
bahwa bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada orang lain. Berbicara merupakan
perbuatan yang menghasilkan bahasa untuk berkomunikasi.
11
Dalam pengertian di atas, tersirat adanya peran penting bahasa sebagai
sarana komunikasi. Bahasa tersebut diungkapkan melalui lisan dengan
mengeluarkan bunyi-bunyi yang mengandung makna untuk berkomunikasi
dengan orang lain (Kridalaksana 2001:30).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bercerita
merupakan salah satu keterampilan berbicara untuk menyampaikan peristiwa
dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat. Pencerita harus banyak membaca
buku-buku yang menunjang dalam bercerita dan melakukan persiapan yang
matang untuk mengemas ulang bahan pengajarannya. Hal ini penting untuk
dilakukan supaya cerita yang disampaikan benar-benar sampai pada sasaran
dan tujuan yang diharapkan.
Berbicara bertujuan untuk berkomunikasi dengan menyampaikan
pikiran secara efektif. Hal yang dapat menunjang keefektifan berbicara
menurut Arsjad dan Mukti (1988:17) ada dua faktor, yaitu faktor kebahasaan
dan faktor nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi, (1) ketepatan ucapan,
(2) penempatan tekanan,nada, sendi, da durasi yang sesuai, (3) pilihan kata,
(4) ketetapan sasaran pembicaraan. Faktor nonkebahasaan meliputi, (1) sikap
yang tenang, (2) pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, (3) kesediaan
menghargai pendapat orang lain, (4) gerak-gerik dan mimik wajah yang tepat,
(5) kenyaringan suara, (6) kelancaran, (7) relevansi, dan (8) penguasaan
topik.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata
pelajaran muatan lokal untuk jenjang SMP, terdapat beberapa kompetensi
12
dasar yang berkaitan dengan berbicara. Salah satunya adalah bercerita adat
istiadat pada kelas IX. Adapun tujuan dari standar kompetensi tersebut adalah
siswa mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan
secara lisan dalam berbagai ragam bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh.
Dalam kegiatan pembelajaran bercerita adat istiadat siswa diharapkan dapat
bercerita dengan ragam bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh.
2.2.2 Pengertian Materi Ajar
Materi ajar merupakan segala bentuk materi yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adanya
materi ajar siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut
sehingga dapat menguasai semua kompetensi secara utuh ( Majid, 2008:173).
Berbeda dengan pendapat di atas, bahwa materi ajar adalah
keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru untuk mencapai
kompetensi dasar. Selain itu, materi ajar disusun secara sistematis untuk
mudah dipahami. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa materi
ajar merupakan segala bahan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi yang akan dicapai
(Depdiknas, 2008:5).
Materi ajar bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran antara
guru dan siswa. Materi ajar dapat berupa kaset, kamus, buku bacaan, buku
kerja, atau koran. Dalam hal ini materi ajar dapat berupa apa saja yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan siswa agar mencapai kompetensi
dasar (Depdiknas, 2008:6).
13
2.2.3 Jenis Materi Ajar
Majid (2008:174) menyebutkan jenis materi ajar dikelompokkan
menjadi empat, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang
dengar, dan bahan ajar multimedia.
Mulyasa(2006:) menjelaskan jenis materi ajar dikelompokkan menjadi
lima, yaitu:
(1) Bahan cetak, materi ajar yang ditampilkan dalam berbagai bentuk,
seperti buku, handout, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, dan
wallchart.
(2) Audio, materi ajar yang berbentuk audio dapat berwujud kaset,
piringan hitam, dan compac disk audio.
(3) Visual, materi ajar yang berbentuk visual dapat berwujud foto, gambar,
dan model.
(4) Audio visual, materi ajar ini ada dua bentuk yaitu, video film, dan
orang lain/narasumber.
(5) Multimedia, materi ajar ini merupakan penggabungan dua unsur media
atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio,video, dan
animasi. Materi ajar multmedia dapat berwujud CD interaktif,
Computer Based, dan Internet.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini termasuk ke dalam materi
ajar audio visual yang berwujud VCD.
14
2.2.4 Prinsip-prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip pengembangan materi pembelajaran terdiri dari
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi, adalah
adanya hubungan antara materi pembelajaran dengan pencapaian standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan standar isi. Prinsip konsistensi, adalah
prinsip keajegan, maksudnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
satu macam, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus meliputi satu
macam. Prinsip kecukupan, adalah materi yang diajarkan cukup membantu
siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi yang
diajarkan tidak boleh sedikit dan tidak boleh terlalu banyak (Depdiknas 2008:
9-10).
Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah pengembangan
materi pembelajaran meliputi (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) mengidentifikasi jenis-
jenis materi pembelajaran, (3) memilih jenis materi yang relevan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, (4) memilih sumber materi
pembelajaran dan selanjutnya mengemas materi pembelajaran tersebut
(Depdiknas 2008:14).
2.2.5 Audio Visual
Asyhar (2012:73) mengemukakan audio visual memuat unsur gambar
dan suara secara bersamaan. Salah satu jenis audio visual adalah video. Video
15
merupakan suatu rekaman gambar dan suara yang dapat ditayangkan dengan
menggunakan video tape recorder.
Berbeda dengan pendapat Asyar, Daryanto (2012:86) berpendapat
bahwa audio visual merupakan bahan ajar noncetak yang memberikan
informasi secara langsung ke siswa. Dengan demikian, siswa dapat menyerap
dan mengingat materi pelajaran dengan jelas karena melaui indera
pendengaran dan penglihatan.
Penggunaan materi berbasis audio visual diharapkan dapat mencapai
kompetensi yang akan dicapai. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih
menarik dan bervariasi. Materi pembelajaran berbasis audio visual memiliki
keuntungan antara lain, (1) dapat menampilkan sesuatu yang detail dari
benda yang sulit dilihat oleh mata, (2) video dapat dipercepat maupun
diperlambat pada bagian yang kurang jelas, (3) untuk membandingkan antara
dua adegan berbeda diputar digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu
adegan (Majid, 2008:180).
2.2.6 Tradisi Munggah Molo
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:8) adat istiadat
merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke
generasi lain sebagai warisan. Adat istiadat dapat dikatakan ciri khas daerah
yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.
Di berbagai daerah di Jawa adat istiadat masih banyak yang melaksanakan.
Koentjaraningrat (2000:190) berpendapat bahwa adat sama dengan
adat istiadat, yaitu konsep serta aturan yang mantap dari suatu kebudayaan
16
dalam kehidupan sosial budaya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan adat
istiadat merupakan kebiasaan masyarakat yang didasarkan pada norma
kehidupan sosial yang bertujuan menjaga kelangsungan dan kelestarian
kebudayaan daerah.
Keberadaan sebuah adat di masyarakat akan didukung oleh fungsinya.
Menurut Koentjaraningrat (1997:29) fungsi adat merupakan suatu kegiatan
yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan suatu masyarakat, dimana
keberadaan suatu adat tersebut mempunyai arti penting dalam kehidupan
sosial.
Salah satu adat yang ada di Pekalongan yaitu adat Munggah Molo.
Ula (2010) dalam penelitiannya “Adat Munggah Molo dalam Perspektif
Antropologi Linguistik” menjelaskan, Munggah Molo berasal dari kata
munggah dan molo.
Kata munggah merupakan kata turunan dari kata unggah, yang artinya
menurut Kamus Basa Jawa (2011:754) yaitu obah saka ngisor mendhuwur,
dadi munggah, menek, nanjak, tambah dhuwur atau bergerak dari bawah ke
atas atau naik. Kata molo juga kata turunan dari kata polo, yang artinya sirah
atau kepala. Kata naik di sini berarti menaikkan tiang tertinggi dari atap
rumah yang disebut sebagai blandar, sehingga pada upacara ini dinamakan
adat munggah molo. Dalam melaksanakan adat munggah molo, perlu adanya
uba rampe sebagai kelengkapan. Uba rampe tersebut yaitu, bengking, jarik,
payung, tebu, padi, jagung, kelapa, paso.
17
Ula (2010) menambahkan bahwa sebelum upacara munggah molo
dimulai, uba rampe disiapkan terlebih dahulu. Pelaksanaan adat munggah
molo, dilakukan pada malam hari oleh para tukang. Sebelumnya para tukang
menyiapkan kain merah putih yang dibuat semacam kantong atau dinamakan
molo kemudian dipasang ditengah-tengah kayu. Setelah itu janur kuning dan
roncean bunga dipasang didekat molo. Kayu yang sudah disiapkan tadi
kemudian dinaikkan keatas yang kemudian dikumandangkan adzan oleh pak
ustad. Uba rampe yang sudah disiapkan kemudian dinaikkan satu persatu ke
atas kayu. Selanjutnya pemilik rumah mengadakan slametan dengan
mengundang para tetangga untuk berdoa agar rumah yang akan ditempati
slamet.
2.3 Kerangka Berpikir
Materi pembelajaran bercerita adat istiadat di Kabupaten Pekalongan
masih menggunakan materi yang bersifat umum. Bersifat umum dimaksudkan
bahwa materi yang diajarkan kepada siswa masih mencakup adat istiadat
daerah lain, sedangkan adat istiadat di daerahnya sendiri masih belum
diketahui. Materi yang digunakan pada pembelajaran bahasa Jawa hendaknya
menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Hal tersebut
bertujuan agar siswa tertarik dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mengembangkan materi pembelajaran
bercerita adat istiadat munggah molo yang berbasis audio visual. Materi
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi alternatif materi ajar guru dalam
18
proses pembelajaran bahasa Jawa dan siswa lebih mengenal adat yang ada di
daerahnya sendiri, seperti adat munggah molo.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development
(R&D), pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk
tersebut agar berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk
menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2009:409), penelitian pengembangan
dilakukan dalam sepuluh langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan
data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk,
(7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi
masal.
Berdasarkan kebutuhan penelitian, peneliti menyederhanakan langkah-
langkah penelitian menjadi lima tahap. Kelima langkah ini diambil karena
menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan tujuan penelitian. Kelima tahapan
yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Potensi dan Masalah
Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan
langsung di beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten
Pekalongan. Berdasarkan pengamatan awal ditemukan beberapa permasalahan , di
20
antaranya minimnya materi pembelajaran tentang adat istiadat daerah setempat
seperti adat Munggah Molo. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan materi
adat Munggah Molo untuk pembelajaran bercerita adat istiadat adat istiadat.
(2) Pengumpulan Informasi
Setelah mengetahui potensi dan masalah yang ada di sekolah, tahap
selanjutnya adalah pengumpulan informasi. Informasi awal yang dibutuhkan
dalam penelitian adalah informasi mengenai kebutuhan materi pembelajaran adat
Munggah Molo. informasi ini dikumpulkan dari hasil observasi lapangan, angket
kebutuhan, dan wawancara pada guru dan siswa di sekolah.
(3) Desain Produk
Tahap selanjutnya adalah membuat rancangan awal materi pembelajaran
adat Munggah Molo berbasis audio visual untuk pembelajaran bercerita adat
istiadat kelas IX di Kabupaten Pekalongan. Desain yang akan dibuat berdasarkan
hasil observasi, analisis kebutuhan guru dan siswa, serta wawancara guru dan
siswa. Pengembangan prototipe ini di awali dengan menyusun naskah adat
Munggah Molo, pengambilan gambar dan suara, dan yang terakhir adalah proses
editing.
(4) Validasi Prototipe/Uji Ahli
Validasi prototipe atau uji ahli adalah penilaian prototipe yang dilakukan
dosen ahli yang menguasai di bidang materi dan bidang media untuk memberikan
koreksi. Hasil validasi akan menunjukkan penilaian dan saran untuk melakukan
perbaikan produk yang akan dihasilkan.
21
(5) Revisi Prototipe
Tahap akhir dalam penelitian ini adalah proses memperbaiki kesalahan
setelah melakukan validasi desain yang dilakukan oleh uji ahli. Hasil akhir
menghasilkan materi pembelajaran adat munggah molo berbasis audio visual
sebagai pembelajaran berbicara adat istiadat.
Desain penelitian ini akan divisualisasikan pada bagan 3.1 sebagai berikut.
TAHAP I
Potensi dan masalah
TAHAP II
Pengumpulan data
TAHAP III
Desain produk
TAHAP IV
Validasi produk
TAHAP V
Revisi desain
22
3.2 Data dan Sumber Data
Data merupakan fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Data dalam penelitian ini berupa angket, yaitu angket
kebutuhan guru dan siswa terhadap materi pembelajaran bercerita adat istiadat dan
angket uji validasi terhadap prototipe materi pembelajaran bercerita adat istiadat.
Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa dan guru kelas IX SMP N 1 Kajen,
SMP N 1 Kesesi, dan SMP N 1 Bojong. Kemudian sumber data untuk angket uji
validasi yaitu dosen ahli materi dan ahli media.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, angket, dan wawancara.
1) Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati secara
langsung proses pembelajaran bahasa Jawa di dalam kelas. Observasi juga
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai alokasi waktu, penggunaan
bahasa, sumber belajar yang digunakan, kesesuaian materi daerah setempat, dan
fasilitas sekolah yang mendukung.
2) Angket
Angket kebutuhan berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada
guru dan siswa. Angket kebutuhan ini bertujuan untuk mendapatkan data
kebutuhan terhadap materi adat Munggah Molo di SMP Kabupaten Pekalongan.
Angket uji validasi bertujuan untuk menganalisis kelebihan, kekurangan, serta
menguji kelayakan terhadap prototipe materi adat Munggah Molo berbasis audio
23
visual sebagai pembelajaran bercerita adat istiadat kelas IX SMP di Kabupaten
Pekalongan. Adanya penilaian dari tim ahli dapat digunakan sebagai bahan unuk
menyempurnakan protitpe agar layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.
3) Wawancara
Teknik wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai materi pembelajaran adat Munggah Molo berbasis audio visual di
sekolah. Teknik ini bertujuan agar peneliti dapat menanyakan secara langsung
kepada guru dan siswa mengenai kebutuhan materi adat Munggah Molo berbasis
audio visual. Wawancara dilakukan dengan datang langsung ke sekolah yang
menjadi tempat penelitian dan bertatap muka dengan guru bahasa Jawa kelas IX
SMP dan siswa SMP kelas IX. Wawancara dilakukan setelah guru dan siswa
mengisi angket kebutuhan materi adat Munggah Molo berbasis audio visual.
Wawancara dilakukan untuk memperdalam informasi mengenai kebutuhan
materi adat Munggah Molo dan memperkuat data angket.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi,
pedoman wawancara, dan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket kebutuhan dan angket uji validasi prototipe materi ajar yang
berbasis audio visual adat istiadat Munggah Molo di Kabupaten Pekalongan.
Tabel kisi-kisi umum instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut.
24
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian
Data Subjek Instrumen
1. Ketersediaan materi
pembelajaran adat istiadat
daerah setempat
Guru bahasa Jawa
dan siswa kelas IX
SMP
Lembar pedoman
wawancara guru dan siswa
2. Kebutuhan materi
pembelajaran adat istiadat
daerah setempat.
Siswa SMP kelas
IX
Lembar angket kebutuhan
siswa dan guru
Guru Bahasa Jawa
SMP
3. Penilaian ahli terhadap
prototipe materi
pembelajaran adat
munggah molo berbasis
audio visual
Ahli materi Lembar angket validasi
Ahli media
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan saat melakukan observasi di SMP Kabupaten
Pekalongan. Lembar observasi berisi kategori yang diperlukan untuk meneliti
alokasi waktu pembelajaran Bahasa Jawa, penggunaan bahasa, sumber belajar
yang digunakan, kesesuaian materi adat istiadat dengan daerah setempat, serta
fasilitas sekolah yang mendukung.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi
Aspek yang diteliti Keterangan
Alokasi waktu pembelajaran
Penggunaan bahasa
Sumber belajar yang digunakan
Kesesuaian media bercerita adat istiadat
Fasilitas sekolah yang mendukung
25
2) Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai materi
pembelajaran bercerita adat istiadat di sekolah sasaran penelitian. Wawancara
dilakukan terhadap guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa dan siswa SMP
kelas IX di Kabupaten Pekalongan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti
perlu mempersiapkan pedoman wawancara untuk memudahkan proses
wawancara.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara terhadap Guru
Aspek Pengamatan Nomor Pertanyaan
Ketersediaan materi adat istiadat daerah
setempat
1
Media yang digunakan proses pembelajaran
bercerita adat istiadat
2, 3
Tanggapan mengenai materi adat munggah molo
sebagai pembelajaran bercerita adat istiadat.
4
Harapan mengenai materi adat munggah molo
sebagai pembelajaran bercerita adat istiadat
5
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara terhadap Siswa
Aspek Nomor pertanyaan
Metode yang digunakan dalam pembelajaran
bercerita adat istiadat
1
Media yang digunakan saat pembelajaran
bercerita adat istiadat
2, 4
Penggunaan bahasa dalam pembelajaran
bercerita adat istiadat.
3
26
Tanggapan terhadap materi adat munggah molo
sebagai pembelajaran bercerita adat istiadat.
5
3) Angket Kebutuhan guru dan siswa
Teknik angket kebutuhan bertujuan untuk memperoleh data tentang materi
pembelajaran adat Munggah Molo berbasis audio visual yang dibutuhkan oleh
guru dan siswa kelas IX SMP di Kabupaten Pekalongan. Angket kebutuhan ini
berisi pertanyaan mengenai kebutuhan materi pembelajaran adat Munggah Molo
berbasis audio visual dalam pembelajaran di kelas.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Kebutuhan Guru
No Aspek Indikator No. soal
1. Kebutuhan materi
pembelajaran bercerita adat
istiadat daerah setempat.
Macam adat istiadat 1
Penggunaan bahasa 2,3
Durasi waktu 4
2. Tingkat pemahaman terhadap
materi adat munggah molo
Pemahaman tentang adat
munggah molo
5,6,7,8
Tanggapan terhadap
materi adat munggah
molo
9,10
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Kebutuhan siswa
No Aspek Indikator No. Soal
1. Kebutuhan materi
pembelajaran bercerita adat
istiadat
Bentuk adat istiadat 1
Penggunaan bahasa 2, 3
Durasi waktu materi
bercerita adat
4
2. Tingkat pemahaman Pengetahuan tentang adat 5,6, 7, 9,
27
terhadap materi adat
munggah molo
munggah molo 10
Tanggapan terhadap materi
adat munggah molo
8
4) Angket Penilaian Uji Ahli Materi dan Media
Menurut Sugiyono (2010:414) validasi merupakan proses menilai
rancangan produk. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan penilaian desain
yang telah dibuat, sehingga proses tersebut dapat diketahui kekurangan prototipe
dengan dilakukan proses perbaikan desain.
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Penilaian Uji Ahli Materi
Aspek Indikator Nomor Soal
Kesesuaian isi materi Kesesuaian isi video dengan KD 1
Kesesuaian isi dengan tujuan
pembelajaran
2
Kesesuaian isi materi 3
Kesesuaiann dialek bahasa jawa 4
Penggunaan media kesesuaian media dengan
kebutuhan siswa
5
Kesesuaian media dengan tingkat
pemahaman siswa
6
Kesesuaian media untuk menarik
minat belajar siswa
7
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Angket Penilaian Uji Ahli Media
Aspek Indikator Nomor Soal
Sampul kotak pembungkus
VCD bercerita adat munggah
molo
Kesesuaian pemilihan jenis
huruf untuk tulisan
kemasan
1
Kesesuaian tata penulisan
logo, judul, nama penulis,
dan lainnya pada kemasan
2
Kesesuaian warna 3
Bentuk penataan gambar 4
28
Tampilan isi video bercerita
adat munggah molo
Kesesuaian pemilihan
backsoud
5
Kejelasan suara pada video 6
Kejelasan gambar 7
Kesesuaian isi media
dengan KD bercerita adat
istiadat
8
Durasi waktu 9
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian merupakan salah satu langkah yang sangat
penting dalam proses penelitian, karena di sini hasil penelitian akan tampak.
Teknik analisis data dilakukan dengan mengelompokkan data yang telah
terkumpul menjadi dua, yaitu: (1) data analisis kebutuhan guru Bahasa Jawa dan
siswa, (2) data analisis uji ahli sebagai proses perbaikan dan penguatan media
pembelajaran yang akan dibuat. Kedua kelompok data tersebut akan dianalisis
dengan teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif, yaitu pemaparan
data, dan verifikasi atau simpulan data.
Analisis kebutuhan diperoleh dari angket kebutuhan guru Bahasa Jawa dan
siswa mengenai materi pembelajaran bercerita adat istiadat. Hal ini bertujuan
untuk memperoleh kriteria kebutuhan guru Bahasa Jawa dan siswa terhadap
materi pembelajaran adat Munggah Molo dalam proses pembelajaran di kelas.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam bab ini meliputi empat hal,
yaitu (1) kebutuhan siswa dan guru terhadap materi bercerita adat Munggah Molo
berbasis audio visual sebagai pembelajaran bercerita adat istiadat kelas IX SMP di
Kabupaten Pekalongan, (2) prototipe materi bercerita adat Munggah Molo
berbasis audio visual, (3) hasil penilaian atau uji validasi terhadap prototipe
materi bercerita adat Munggah Molo berbasis audio visual, (4) materi bercerita
adat Munggah Molo berbasis audio visual setelah perbaikan.
4.1 Kebutuhan Siswa terhadap Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual
Pengumpulan data mengenai kebutuhan terhadap materi adat Munggah
Molo berbasis audio visual diperoleh dari observasi, wawancara, dan penyebaran
angket kebutuhan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi pada saat
pembelajaran bercerita adat istiadat.
Hasil observasi di sekolah diketahui bahwa sumber belajar yang
digunakan oleh guru adalah buku paket dan modul. Kesesuaian materi mengenai
pembelajaran bercerita adat istiadat belum sesuai dengan daerah setempat. Hal ini
dibuktikan bahwa sumber belajar yang digunakan oleh guru adalah buku paket
Marsudi Basa lan Sastra Jawa yang membahas adat Rayahan Ancak dari Demak.
Padahal adat yang ada di daerah Pekalongan masih banyak yang bisa diangkat
menjadi materi pembelajaran. Selain untuk materi pembelajaran, juga sebagai
salah satu cara melestarikan kebudayaan yang hampir punah. Materi adat
30
Munggah Molo berbasis audio visual belum pernah ditemukan di sekolah
Kabupaten Pekalongan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi
adat Munggah Molo berbasis audio visual perlu untuk dilakukan.
Kebutuhan siswa terhadap materi adat Munggah Molo dibuktikan dengan
penyebaran angket kebutuhan. Respondennya berjumlah 100 siswa dari sekolah
yang menjadi tempat penelitian. Hasil angket kebutuhan terhadap materi adat
Munggah Molo berbasis audio visual untuk siswa SMP di Kabupaten Pekalongan
adalah sebagai berikut. Siswa memilih ragam bahasa krama sebanyak 35% untuk
digunakan sebagai bahasa pengantar pembuatan materi adat Munggah Molo.
Durasi waktu yang dibutuhkan siswa untuk materi adat Munggah Molo berbasis
audio visual adalah 5-10 menit. Siswa memilih durasi tersebut dengan alasan agar
pembelajaran tidak terlalu lama dan tidak membosankan. Dari 100 responden,
76% siswa mengetahui adat Munggah Molo dan pernah menyaksikan langsung.
Siswa beranggapan bagus mengenai adat Munggah Molo yang pernah disaksikan.
77% siswa memilih setuju dengan diangkatnya materi adat Munggah Molo untuk
pembelajaran bercerita adat istiadat.
Hasil wawancara mengenai harapan siswa terhadap pengembangan materi
adat Munggah Molo berbasis audio visual adalah dapat menarik minat dan
perhatian siswa serta mempermudah pembelajaran bercerita adat istiadat sehingga
dapat mencapai kompetensi yang diinginkan dalam pembelajaran bercerita adat
istiadat.
31
4.2 Kebutuhan Guru terhadap Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, fasilitas yang ada di
sekolah sudah mendukung, contohnya untuk media audio visual dimasing-masing
kelas terpasang LCD, proyektor, dan speaker. Akan tetapi, materi bercerita adat
istiadat yang digunakan oleh guru belum pernah menggunakan materi dalam
bentuk audio visual. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru
mengenai media yang digunakan pada saat pembelajaran bercerita adat istiadat.
Media yang digunakan pada saat pembelajaran bercerita adat istiadat adalah buku
paket dan modul. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan materi
adat Munggah Molo berbasis audio visual perlu dilakukan.
Kebutuhan guru terhadap materi adat Munggah Molo dibuktikan dengan
penyebaran angket kebutuhan. Hasil dari angket tersebut, dapat diketahui bahwa
selama proses pembelajaran bercerita adat istiadat, guru belum pernah
menggunakan materi adat Munggah Molo berbasis audio visual, sehingga guru
sangat membutuhkan materi tersebut. Guru menginginkan bahasa pengantar yang
digunakan pada materi adat Munggah Molo yaitu ragam krama, supaya siswa
memperoleh wacana lisan yang baik dengan sesuai unggah-ungguh basa. Durasi
waktu yang guru butuhkan sekitar 5-10 menit, dengan durasi tersebut guru
berharap materi adat Munggah Molo yang akan dibuat harus runtut agar siswa
mudah dalam memahami video tersebut.
Semua responden sangat mengetahui tentang adat Munggah Molo, karena
semua responden tersebut berasal dari daerah Pekalongan. Menurut ketiga
responden tersebut adat Munggah Molo sangat bagus untuk pembelajaran
32
bercerita adat istiadat. Selain untuk materi pembelajaran, juga untuk mengenalkan
adat dari Pekalongan agar tidak luntur dari masa ke masa. Hasil wawancara
mengenai harapan guru terhadap pengembangan materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual adalah dapat menarik minat dan perhatian siswa serta
mempermudah pembelajaran bercerita adat istiadat sehingga dapat mencapai
kompetensi yang diinginkan dalam pembelajaran bercerita adat istiadat.
4.3 Prototipe Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio Visual
Setelah mengetahui kebutuhan siswa dan guru terhadap materi adat
Munggah Molo berbasis audio visual, selanjutnya adalah merancang prototipe
materi adat Munggah Molo berbasis audio visual. Rancangan disesuaikan dengan
hasil analisis angket kebutuhan.Hasil pengembangan materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) tahap pra produksi, (2) tahap
produksi, dan (3) tahap pasca produksi.
4.3.1 Tahap Pra Produksi Pengembangan Materi Adat Munggah Molo
berbasis Audio Visual
Tahap pra produksi pada pengembangan materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual diawali dengan penulisan naskah cerita, mencari tokoh yang
akan dijadikan peran sesuai yang ada dinaskah, dan mencari lokasi yang akan
melaksanakan adat Munggah Molo.
4.3.2 Tahap Produksi Pengembangan Materi Adat Munggah Molo berbasis
Audio Visual
Tahap produksi pada pengembangan materi adat Munggah Molo berbasis
audio visual sebagai materi pembelajaran bercerita adat istiadat kelas IX SMP di
Kabupaten Pekalongan berupa (1) pembentukan tim produksi, (2) pemilihan
33
pemain, (3) pencarian lokasi, (4) setting lokasi, (5) pengambilan gambar dan
suara.
(1) Pembentukan Tim Produksi
Tim produksi pada proses pengembangan materi adat Munggah Molo
terdiri dari sutradara, cameramen, lightingman, editor, dan penata artistik. Pada
proses produksi pengembangan materi adat Munggah Molo, peneliti tidak bekerja
sendiri, namun dibantu oleh Poros Production. Pada proses produksinya peneliti
sebagai sutradara sekaligus penata artistik, sedangkan cameramen, lightingman,
editor dibantu oleh Poros Production.
(2) Pemilihan Pemain
Pada tahap pemilihan pemain, pemain yang dipilih untuk memerankan
tokoh yang sesuai di naskah cerita terdiri dari 2 pemain, yaitu : (1) Setiani sebagai
tokoh ibu dan Gadis sebagai tokoh anak.
(3) Pencarian Lokasi
Lokasi yang dipilih untuk pengambilan gambar dan suara ada 2 tempat,
yang pertama pengambilan gambar adat Munggah Molo di rumah Bapak Wahyudi
di Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Sedangkan
pengambilan gambar tokoh ibu dan anak yang sedang bercerita mengenai adat
Munggah Molo dilakukan di rumah Bapak Turhamun, Kelurahan Banaran,
Kecamatan Gunungpati, Semarang.
(4) Setting Lokasi
Setting lokasi pada saat pengambilan gambar adat Munggah Molo adalah
di dalam rumah bapak wahyudi yang sedang direnovasi. Sedangkan pengambilan
34
gambar dan suara pada saat adegan bercerita antara ibu dan anak dilakukan di
ruang tamu, dan di ruang TV Bapak Turhamun.
(5) Pengambilan Gambar dan Suara
Pengambilan gambar dan suara dilakukan 2 kali. Yang pertama
pengambilan gambar adat Munggah Molo yang dilakukan pada hari Kamis,
tanggal 6 Agustus 2015. Yang kedua pengambilan gambar tokoh ibu dan anak
yang lagi bercerita dilakukan pada hari Kamis, tanggal 10 September 2015.
4.3.3 Tahap Pasca Produksi Pengembangan Materi Adat Istiadat Munggah
Molo berbasis Audio Visual
Setelah proses pengambilan gambar dan suara adat Munggah Molo, proses
selanjutnya adalah video editting. Aplikasi yang digunakan saat proses editting
yaitu menggunakan aplikasi Adobe Premiere (Premiere CS6). Aplikasi tersebut
berfungsi untuk merangkai gambar dengan gambar, suara dengan suara, gambar
dengan suara sehingga menjadi satu rangkaian yang mampu menyampaikan
materi adat Munggah Molo berbasis audio visual.
4.3.4 Pembahasan Produk Pengembangan Materi Adat Munggah Molo
berbasis Audio Visual
Pemaparan mengenai prototipe materi pembelajaran adat Munggah Molo
berbasis audio visual dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1) awalan video, (2) isi
video, dan (3) akhiran video. Durasi waktu untuk keseluruhan video dari pembuka,
isi, dan penutup adalah 7 menit 40 detik.
Tampilan awal video terdapat logo Universitas Negeri Semarang, identitas
penulis, serta judul media dalam satu frame. Frame kedua tulisan kalimat
pembuka dengan disertai rekaman suara. Gambar cuplikan tampilan awal dan
kalimat pembuka sebagai berikut.
35
Gambar 4.1 Cuplikan judul media dan kalimat pembuka
Frame selanjutnya yaitu isi video bercerita adat Munggah Molo. Bagian 1
pada isi video diawali dengan adegan seorang ibu yang sedang menyapu teras
rumahnya. Gambar cuplikan adegan ibu yang sedang menyapu sebagai berikut.
Gambar 4.2 cuplikan adegan awal seorang ibu sedang menyapu teras rumahnya.
Adegan pada bagian 2 di dalam video adat Munggah Molo yaitu seorang
anak yang bernama Tuti, mendapat tugas pelajaran Bahasa Jawa. Tugasnya yaitu
mencari cerita adat istiadat yang ada di daerah Pekalongan. Kemudian Tuti minta
tolong kepada ibunya untuk menceritakan adat istiadat di Pekalongan. Pada
adegan ini, peran ibu menceritakan adat Munggah Molo hanya sekilas. karena ibu
mempunyai video adat Munggah Molo yang berbentuk kaset yang diberi oleh pak
lurah saat membangun rumah. Ibu kemudian mengajak Tuti ke ruang TV untuk
36
melihat prosesi adat tersebut yang ada di dalam kaset. Gambar cuplikan adegan
tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 4.3 cuplikan dialog antara ibu dan anak yang sedang bercerita mengenai
adat istiadat.
Bagian 3 pada inti video berisi prosesi adat Munggah Molo, prosesi
tersebut diawali dengan memasang kembang rinonce, janur kuning, dan molo.
Kembang rinonce dipasang di kayu dengan posisi menjulur kebawah. Janur
kuning dipasang dengan posisi terbaring yang kemudian di paku agar tidak mudah
jatuh. Bagian terpenting dari prosesi adat Munggah Molo adalah memasang Molo
ditengah-tengah kayu. Molo tersebut terbuat kain berwarna merah putih seperti
bendera kemudian dibentuk kantong. Gambar cuplikan kembang rinonce, janur
kuning, dan molo sebagai berikut.
Gambar 4.4 cuplikan memasang kembang rinonce dan janur kuning
37
Bagian 4 pada video adat Munggah Molo terdapat acara yang dinamakan
acara tumplek ponjen. Acara tumplek ponjen dilakukan pada sore hari dengan para
tetangga memberikan uang secara sukarela untuk dimasukkan ke dalam kantong
molo yang sudah disiapkan. Makna dari acara tumplek ponjen merupakan modal
awal untuk pemilik rumah yang akan menempati. Gambar cuplikan acara tumplek
ponjen adalah sebagai berikut.
Gambar 4.5 cuplikan acara tumplek ponjen
Bagian 5 pada video adat Munggah Molo yaitu para tukang menaikkan
kayu yang tadi sudah dipasang kembang rinonce, janur kuning, dan molo ke atas
atap tertinggi dari rumah. Kayu yang sudah dinaikkan ke atas, kemudian seorang
ustad mengumandangkan adzan dengan menghadap ke barat di dekat kayu. Hal
ini bermakna agar pemilik rumah nantinya diberikan keselamatan. Gambar
cuplikan yang menjelaskan menaikkan kayu dan menumandangkan adzan adalah
sebagai berikut.
38
Gambar 4.6 cuplikan gambar pada saat menaikkan kayu dan mengumandangkan
adzan
Bagian 6 pada video Munggah Molo adalah menaikkan uba rampe ke atas
kayu. Uba rampe tersebut antara lain, bengking, jarit, payung, tebu, gedang emas,
padi, jagung, dan kelapa. Uba rampe yang pertama dipasang yaitu bengking
dengan posisi menjulur kebawah sampai ke paso yang isinya kembang setaman.
Makna Bengking dalam adat Munggah Molo adalah agar pemilik rumah diberikan
umur panjang seperti bentuk bengking yang bentuknya panjang.
Gambar 4.7 memasang bengking sampai ke Paso
Uba rampe selanjutnya yang dipasang adalah jarit. Jarit dipasang dengan
posisi menjulur kebawah. Makna jarit dalam adat Munggah Molo yaitu supaya
pemilik rumah nantinya diberi kecukupan sandangannya. Selanjutnya adalah
memasang payung dengan posisi terbuka dan dipasang di tengah-tengah bengking
39
dan jarit. Payung tersebut mempunyai makna supaya mendapat perlindungan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Gambar cuplikan uba rampe jarit dan payung adalah
sebagai berikut.
Gambar 4.8 memasang jarit dan payung
Memasang uba rampe tebu di sisi kanan dan kiri. Tebu tersebut
mempunyai makna supaya menjadi orang yang bisa menanam kebaikan kepada
semua orang. Gedhang emas dipasang di sebelah tebu dengan posisi berdiri yang
kemudian ditali agar tidak jatuh. Gedhang tersebut mempunyai makna agar
pemilik rumah diberi terang dalam berpikir. Uba rampe yang terakhir adalah
memasang padi, jagung, dan kelapa. Ketiga uba rampe tersebut mempunyai
makna yang berbeda-beda. Padi dalam adat Munggah Molo bermakna agar
kecukupan pangannya, jagung juga mempunyai makna supaya menjadi orang
mempunyai jati diri, dan makna kelapa yaitu jadilah orang yang dapat bermanfaat
dengan orang lain di keadaan apapun. Gambar cuplikan uba rampe tersebut
sebagai berikut.
40
Gambar 4.9 cuplikan gambar memasang tebu, gedhang emas, padi, jagung, dan
kelapa.
Bagian 7 merupakan menyiapkan sesaji seperti, gedhang raja, kinang,
sekar setaman, kendhi gogok, tigan ayam jawa, bubur abrit pethak, wedhak
pengilon, jamu uwat-uwat, kupat lepet, teh pait, kopi pait, lan sego golong. Sesaji
tersebut di pasang pada tampah dengan ditata melingkar. Gambar cuplikan pada
sesaji adalah sebagai berikut.
Gambar 4.10 cuplikan gambar sesaji lengkap
41
Bagian terakhir dari prosesi adat Munggah Molo yaitu pemilik rumah
mengadakan selametan dengan mengundang para tetangga dekat. Acara selametan
pada Munggah Molo hanya berdoa meminta keselamatan. Gambar cuplikan acara
slametan pada prosesi Munggah Molo adalah sebagai berikut.
Gambar 4.11 cuplikan gambar sedang slametan
Video adat Munggah Molo yang sudah diputar oleh ibu sampai selesai.
Adegan selanjutnya ibu mematikan video tersebut dengan menggunakan bantuan
remote. Kemudian ibu memberikan kesimpulan dari video Munggah Molo yang
telah diputar tadi bahwa kita harus menguri-uri budaya jawa agar tidak luntur.
Gambar cuplikan adegan tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 4.12 cuplikan gambar selesai memutar video adat Munggah Molo
42
Tampilan akhir pada video tersebut adalah frame tulisan kalimat penutup
dan disertai soal. Frame tersebut tidak hanya tulisan saja, namun disertai suara
rekaman untuk memperjelas. Soal tersebut berisi siswa disuruh menceritakan
kembali adat Munggah Molo dengan menggunakan bahasa ragam krama dengan
baik dan benar. Gambar cuplikan frame kalimat penutup adalah sebagai berikut.
Gambar 4.13 cuplikan gambar kalimat penutup
Bagian yang terakhir adalah cover pada kemasan VCD. Cover VCD berisi
logo Universita Negeri Semarang, identitas penulis, profil dan foto penulis, dan
judul materi pembelajaran. Gambar cover pada kemasan video adat Munggah
Molo adalah sebagai berikut.
43
Gambar 4.14 cuplikan cover kemasan VCD
4.4 Hasil Uji Validasi VCD Adat Munggah Molo
Tahap berikutnya dalam pengembangan materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual adalah uji ahli. Prototipe materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual ditelaah oleh ahli agar prototipe menjadi lebih baik.
Prototipe yang dikembangkan berdasarkan teori dan analisis kebutuhan kemudian
dikonsultasikan kepada ahli. Hasil konsultasi digunakan untuk memperbaiki
prototipe materi adat Munggah Molo berbasis audio visual sehingga materi
tersebut layak digunakan sebagai materi pembelajaran bercerita adat istiadat.
Penilaian dan saran dari ahli menjadi landasan utama dalam tahap selanjutnya,
yaitu perbaikan prototipe materi Munggah Molo berbasis audio visual. Ahli yang
memberikan penilaian dan saran terbagi menjadi dua yaitu ahli materi dan ahli
media.
44
4.4.1 Hasil Uji Ahli Materi VCD Adat Munggah Molo
Penilaian ahli materi terhadap prototipe materi adat Munggah Molo
meliputi kesesuaian isi dan penggunaan media serta saran umum. Rentang nilai
yang diberikan pada setiap poin penilaian adalah 1 sampai 4. Berdasarkan hasil uji
validasi ahli materi dan aspek penggunaan media dinilai baik oleh uji ahli materi.
Materi adat Munggah Molo yang disusun sudah sangat runtut. Kesesuaian isi
video dan tujuan pembelajaran juga sudah sesuai dengan kompetensi dasar di
SMP kelas IX semester 1. Menurut ahli materi penulisan kalimat pembuka dan
penutup masih terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain penulisan
tanda baca dan penulisan kata yang masih salah, contohnya kata permati pada
kalimat pembuka seharusnya ditulis premati.
Berdasarkan saran umum dari ahli materi menyatakan, bahwa di dalam
video adat Munggah Molo sudah dijelaskan secara detail dan urut dari proses awal
hingga selesai. Menurut ahli materi video adat Munggah Molo ini menarik bagi
siswa karena tampilan gambar dan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dipahami.
4.4.2 Hasil Uji Ahli Media VCD Adat Munggah Molo
Penilaian ahli media terhadap materi adat Munggah Molo berbasis audio
visual meliputi sampul kotak pembungkus VCD bercerita adat Munggah Molo,
tampilan isi video, dan saran secara umum. Berdasarkan hasil uji validasi ahli
media, bahwa kemasan VCD pada media tersebut sudah baik dan layak digunakan
sebagai materi pembelajaran bercerita adat istiadat.
45
Uji ahli media menyarankan penggunaan jenis huruf pada kemasan
sebaiknya menggunakan huruf yang tebal dan ukuran yang lebih besar agar
kelihatan jelas. Kombinasi warna pada cover juga disarankan agar memilih warna
yang lebih terang agar menarik. Pada isi video bagian tampilan uba rampe
sebaiknya diberi tulisan, misalnya pada saat memasang tebu, pada tampilan frame
tersebut ditulis kata tebu agar siswa lebih mudah memahami. Menurut uji ahli
media setelah tampilan halaman judul dan identitas penulis sebaiknya diberi
tampilan frame lagi dengan berisi tulisan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
kompetensi dasar bercerita adat istiadat agar lebih jelas.
4.5 Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio Visual Setelah Perbaikan
Validasi produk yang telah di koreksi oleh uji ahli, masih terdapat
beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Kekurangan tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Tampilan awal judul
Tampilan pada judul media, logo unnes, dan identitas penulis pada materi
adat Munggah Molo berbasis audio visual langsung pada frame tulisan kalimat
pembuka. Menurut uji ahli, sebaiknya setelah tampilan halaman judul diberi
tampilan frame lagi dengan tulisan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan kompetensi dasar bercerita adat istiadat. Jenis huruf pada kalimat pembuka
menggunakan jenis huruf sript mt bold, jenis tersebut kurang tegak sehingga perlu
diperbaiki dengan mengganti jenis huruf yang tegak dan frame yang lebih cerah.
46
Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
Gambar 4.15 cuplikan tampilan judul
2) Tampilan frame uba rampe
Pada isi video yang sedang menjelaskan semua uba rampe, menurut uji
ahli perlu ditambahkan tulisan yang menjelaskan uba rampe tersebut agar
menjadi jelas. Misalnya pada saat memasang bengking, ditambahi tulisan
bengking di dalam frame tersebut agar siswa lebih paham. Gambar cuplikan
memasang uba rampe sebelum dan setelah perbaikan adalah sebagai berikut.
47
Sebelum perbaikan setelah perbaikan
Gambar 4.16 cuplikan memasang uba rampe bengking
3) Tampilan frame akhir video
Tampilan akhir pada frame kalimat penutup materi adat Munggah
Molo berbasis audio visual, penggunaan jenis huruf masih miring dan kurang
tegak, sehingga perlu diperbaiki dengan mengganti jenis huruf yang tegak dan
tebal. Selain itu, frame pada tampilan tersebut perlu dicerahkan. Gambar
cuplikan tampilan kalimat penutup sebelum dan sesudah perbaikan adalah
sebagai berikut.
Sebelum perbaikan setelah perbaikan
Gambar 4.17 cuplikan kalimat penutup
4) Tampilan cover atau kemasan VCD adat Munggah Molo
Tampilan cover pada kemasan VCD materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual menampilkan judul media, tulisan KTSP, logo unnes
48
pada sampul belakang cover, foto dan profil penulis, dan nama penulis pada
punggung cover. Perbaikan pada cover antara lain, jenis huruf dan ukuran
pada judul media diganti ukuran lebih besar dan huruf yang tebal. Kombinasi
warna dicerahkan dan penataan gambar dibuat semenarik mungkin. Gambar
cuplikan cover sebelum dan sesudah perbaikan sebagai berikut.
Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
Gambar 4.18 cover atau kemasan VCD sebelum perbaikan dan sesudah
Perbaikan
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa
simpulan yang berkaitan dengan pengembangan materi adat Munggah Molo
berbasis audio visual sebagai materi pembelajaran bercerita adat istiadat kelas IX
SMP di Kabupaten Pekalongan sebagai berikut.
1) Guru dan siswa membutuhkan materi adat istiadat daerah setempat yang
berbentuk audio visual agar pembelajaran menjadi menarik dan
mempermudah siswa dalam pembelajaran bercerita adat istiadat.
2) Guru dan siswa menginginkan ragam Bahasa Jawa krama sebagai bahasa
pengantar dalam materi bercerita adat Munggah Molo berbasis audio visual
dan durasi waktu video yang diinginkan 5-10 menit.
3) Prototipe pengembangan materi adat Munggah Molo berbasis audio visual
memiliki tiga bagian antara lain, bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian awal berisi judul , logo unnes, identitas penulis, dan kalimat pembuka.
Bagian isi terdiri dari isi video Munggah Molo dan bagian akhir berisi kalimat
penutup beserta soal evaluasi.
4) Penilaian uji ahli materi dan media pada pengembangan materi adat Munggah
Molo berbasis audio visual dinilai sudah baik dan layak untuk dijadikan
media pembelajaran, tetapi masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki,
50
antara lain pemilihan jenis huruf, penataan gambar pada cover, kombinasi
warna pada cover, dan tata tulis pada kalimat pembuka dan penutup.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan, maka saran
yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
1) Materi adat Munggah Molo berbasis audio visual dapat digunakan sebagai
materi pembelajaran dengan kompetensi dasar bercerita adat istiadat kelas IX
SMP di Kabupaten Pekalongan.
2) Materi adat Munggah Molo dapat digunakan sebagai media pengenalan adat
istiadat yang ada di daerah Pekalongan.
3) Materi adat Munggah Molo berbasis audio visual ini perlu diadakan
penelitian lebih lanjut untuk menguji keefektifan dalam pembelajaran.
Penelitian lanjutan tersebut berguna untuk memperbaiki kualitas produk agar
menjadi lebih baik.
51
DAFTAR PUSTAKA
Ampa, Andi Tenri. 2013. “The Development of Contextual Learning Materials for
the English Speaking Skills”. Eldoxea. International Journal of
Education and Research. September . No. 9 Vol. 1.Unismuh Makasar.
(diunduh 13 Maret 2015 Pukul 14.30)
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsjad dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Asyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa Studio.
Depdiknas. 2008. Panduan Pelaksana Penyelenggara Pembelajaran Pendidikan
SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2011. KBBI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ikha, Noor Khasanah. 2011. Tradisi Dandangan di Kota Kudus. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Ismunandar, R. 2003. Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Semarang:
Effhar Offset.
Koentjaraningrat. 1997. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Hari Murti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Lourdunathan, Josephine. “Developing Speaking Skills Through Interaction
Strategy Training”. The Teacher English. Eldoxea. Vol XXXIV 1-18.
Universiti Teknologi MARA. (diunduh 13 Maret 2015 16.26 )
Majid, abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
52
Oradee, Thanyalak. 2012. “Developing Speaking Skills using Three
Communicative Activities (Discussion, Problem-Solving, and Role-
Playing)”. Eldoxea. International Journal of Social Science and
Humanity. November. No. 6 Vol. 2. ( Diunduh 13 Maret 2015 Pukul
16.25)
Septiani, Atikhoh Hoeriyah. 2013. Pengembangan Media Bercerita Adat Istiadat
Selamatan kelahiran berbasis Sound Slide untuk Siswa SMP. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Subyantoro. 2007. Model Bercerita: untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Anak. Semarang: Rumah Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryaningrum. 2014. Pengembangan Media Wayang Angkrek dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada Siswa SMP kelas VII.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Balai Bahasa. 2011. Kamus Basa Jawa ( Bausastra Jawa). Yogyakarta:
Kanisius.
Ula, Miftahul. 2010. “ Tradisi munggah molo dalam Perspektif Antropologi
Linguistik”. Jurnal Penelitian. Vol.7, No. 2, Nopember. (diunduh 03
Februari 2015 Pukul 21.35)
53
53
LAMPIRAN
54
LAMPIRAN 1
Naskah Cerita Adat Munggah Molo
Tuti angsal tugas Bahasa Jawa saking sekolahan. Tugasipun inggih menika
madosi adat jawi wonten ing Pekalongan, lajeng Tuti nyuwun pirsa dhateng
ibunipun.
Tuti : “ Bu... kula angsal tugas saking bu guru dipundhawuhi madosi adat jawi
Pekalongan, lajeng menapa kemawon nggih Bu?”
Ibu : “ Wah....akeh banget Ndhuk, upamane ngapati, tinggeban, lan Munggah
Molo.”
Tuti : “ Lha....ingkang Munggah Molo menika menapa nggih Bu?”
Ibu : “ Munggah Molo kuwi slametan ngadegaken omah ben wong sing arep
manggoni dha slamet. Nah .... molo kuwi wujude kantong sing memper
kaya gendera abang putih. Oh ya Ndhuk... Munggah Molo kuwi ya ana
uba rampene sing kudu dicawisaken, yaiku bengking, jarik, payung, tebu,
gedhang emas, klapa, pari, jagung, lan paso sing isine banyu kembang
setaman.”
Tuti : “Oh nggih Bu, kalawau paso menika menapa nggih Bu?”
Ibu : “ Paso kuwi ya Ndhuk, gentong cilik sing digawe saka lemah.”
Tuti : “ Oh...ngaten Bu, lajeng lampahipun Munggah Molo menika kados pundi
Bu?”
55
Ibu : “Wah kebeneran Ndhuk, iki mau Bapak angsal kaset CD sing isine adat
munggah molo. Jarene pak lurah lagi mbangun omah, banjur upacara
munggah molone di video, supaya ana kenang-kenangane. Ayo tak setelke
Nduk, karo bukune digawa kanggo nyateti sing perlu.”
VIDEO MUNGGAH MOLO
Minggah molo inggih menika slametan ngadegaken griya, ingkang
ancasipun supados tiyang ingkang badhe manggeni dipunparingi keslametan.
Lampahipun minggah molo ingkang sepisan masang kembang rinonce, janur
kuning, lan molo wonten tengahipun kajeng. Sasampunipun molo dipunpasang,
lajeng tangga teparo sami maringi arta ingkang dipunlebetaken wonten kantong
molo, prosesi kalawau dipunarani tumplek ponjen. Bibar tumplek ponjen, lajeng
minggahaken kajeng wonten nginggil payon lan dipunadani dhateng pak ustad.
Sesampunipun diadani, lajeng minggahaken ubo rampe wonten nginggil kajeng
kalawau.
1. Sepisan masang bengking ngantos nglamprah dumugi paso ingkang
wosipun toya sekar setaman. Bengking menika nggadhahi teges
supados tiyang ingkang badhe manggeni griya dipunparingi panjang
yuswa kados wujudipun bengking ingkang panjang.
2. Kaping kalih masang jarik dipunslampiraken wonten jejeripun molo.
Jarik menika tegesipun supados saged kecukupan sandhanganipun.
56
3. Kaping tiga masang payung wonten tengah-tengahipun jarik lan
bengking. Tegesipun payung inggih menika supados pikantuk
pangayoman saking Gusti Allah.
4. Kaping sekawan masang tebu wonten sisih kiwa lan tengenipun
kajeng. Tegesipun tebu inggih menika supados dados tiyang saged
nandur kabecikan.
5. Kaping gangsal masang gedhang emas saktundun. Tegesipun gedhang
emas inggih menika supados tiyang ingkang manggeni griya
dipunparingi padhang pikiranipun.
6. Kaping enem masang krambil, pantun, lan jagung lajeng dipuntangsuli
dados setunggal. Tegesipun krambil wonten minggah molo inggih
menika dados tiyang kedah wonten mumpangatipun marang tiyang
sanes ing kahanan kenapa kemawon. Lajeng tegesipun pantun inggih
menika supados kecukupan panganipun. Ingkang pungkasan tegesipun
jagung inggih menika supados gadhah jatidiri ingkang agung.
Bibar minggahaken sedaya ubo rampe, lajeng wonten sesaji ingkang kedah
dipuncawisaken inggih menika gedhang raja, kinang, sekar setaman, kendhi
gogok, tigan ayam jawa, bubur abrit pethak, wedhak pengilon, jamu uwat-uwat,
kupat lepet, teh pait, kopi pait, lan sego golong. Sesaji menika dipuntata mawi
tampah kanthi mubeng. Sesampunipun adat munggah molo kalampahan, tiyang
ingkang gadhah griya ngawontenaken slametan kanthi ngundang tangga teparo.
Ibu : “ Nah ... kuwi mau Ndhuk critane Adat Munggah Molo ning
Pekalongan.”
57
Tuti : “ Wahhhhh.....kok sae sanget nggih Bu, lampahipun Adat Munggah Molo
menika.”
Ibu : “ Ya apik Ndhuk, mula kuwi awake dhewe sing duwe adat kudu nguri-
nguri, supaya adat iki ora luntur.”
Tuti : “ Nggih Bu, maturnuwun nggih Bu sampun biyantu tugasipun kula.”
Ibu : “ Iya Ndhuk padha-padha.”
58
LAMPIRAN 2
Rekap Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Jawa kelas IX di SMP
Kabupaten Pekalongan
No Aspek yang diteliti Keterangan
1. Alokasi waktu pembelajaran
Bahasa Jawa kelas IX SMP
2 jam perminggu
2. Penggunaan bahasa pengantar
dalam pembelajaran Bahasa
Jawa
Bahasa pengantar yang digunakan yaitu
ragam ngoko alus dan krama
3. Sumber belajar yang digunakan
pada saat proses pembelajaran
Buku paket “marsudi basa lan sastra
jawa” dan modul “bima”
4. Kesesuaian materi dengan daerah
setempat
Isi materi pada modul tidak sesuai
jenjang.
5. Fasilitas sekolah yang
mendukung
Mendukung untuk media selain buku
paket dan modul. Contohnya media
audio dan visual karena setiap kelas
terpasang LCD, proyektor, speaker.
59
LAMPIRAN 3
Rekap Hasil Angket Kebutuhan Guru terhadap Materi Adat Munggah Molo
berbasis Audio Visual
No Pertanyaan Respo
nden
Jawaban Present
ase
1. Adat istiadat apa yang Bapak/Ibu
gunakan saat pembelajaran
bercerita adat istiadat?
3 Munggah molo 0
Tedhak siten 66,6%
Mitoni 33,3%
2. Menurut Bapak/Ibu ragam bahasa
Jawa apa yang tepat digunakan
dalam materi pembelajaran
bercerita adat istiadat yang akan
dibuat?
3 Ngoko alus 0
Krama lugu 100%
Krama alus 0
3. Menurut Bapak/Ibu dialek mana
yang mudah dipahami oleh siswa?
3 Tegal 0
Pekalongan 100%
Banyumas 0
4. Menurut Bapak/Ibu berapa durasi
waktu untuk materi pembelajaran
bercerita adat istiadat berbasis
audio visual agar bisa efektif?
3 5-10 menit 100%
10-15 menit 0
15-20 menit 0
5. Apakah Bapak/Ibu pernah
memberikan materi tentang tradisi
khas yang ada di Pekalongan?
3 Tidak pernah 100%
Kadang-kadang 0
Selalu 0
6. Apakah Bapak/Ibu mengetahui
tentang adat munggah molo?
3 Tidak tahu 0
Sedikit tahu 0
Sangat tahu 100%
7. Jika mengetahui, bagaimana
tanggapan Bapak/Ibu terhadap
adat munggah molo?
3 Sangat tidak bagus 0
Tidak bagus 0
Bagus 0
Sangat bagus 100%
8. Pernahkan Bapak/Ibu
memberikan materi adat munggah
molo?
3 Tidak pernah 100%
Pernah 0
9. Pernahkah Bapak/Ibu
memberikan materi pembelajaran
bercerita adat istiadat dalam
bentuk audio visual?
3 Tidak pernah 0
Kadang-kadang 100%
Selalu 0
10. Apakah Bapak/Ibu setuju jika
tradisi munggah molo diangkat
menjadi materi pembelajaran
bercerita adat istiadat?
3 Sangat tidak setuju 0
Tidak setuju 0
Setuju 0
Sangat setuju 100%
60
Kesimpulannya
1. Jenis adat istiadat yang digunakan guru untuk materi pembelajaran bercerita
adat istiadat yaitu mitoni, sedangkan adat munggah molo belum pernah
diberikan ke siswa
2. Ragam bahasa jawa yang dibutuhkan guru yaitu ragam krama
3. Dialek yang dibutuhkan yaitu dialek Pekalongan
4. Durasi waktu pemutaran video yang dibutuhkan guru yaitu 5-10 menit
5. Semua responden sangat mengetahui adat munggah molo, namun belum
pernah memberikan materi tersebut kepada siswa
6. Guru menyatakan setuju dengan pengembangan audio visual materi adat
munggah molo sebagai pembelajaran bercerita adat istiadat.
61
LAMPIRAN 4
Rekap Hasil Angket Kebutuhan Siswa terhadap Materi Adat Munggah Molo
berbasis Audio Visual
No Pertanyaan Respon
den
Jawaban Presenta
si
1. Adat istiadat apa yang Bapak/Ibu
guru Anda dijadikan materi
pembelajaran?
100 Munggah
molo
0
Tedhak siten 45%
Mitoni 55%
2. Menurut Anda ragam bahasa Jawa
apa yang tepat digunakan dalam
materi pembelajaran bercerita adat
istiadat yang akan dibuat?
100 Ngoko lugu 22%
Ngoko alus 32%
Krama lugu 35%
Krama alus 11%
3. Menurut Anda bahasa Jawa daerah
mana yang mudah dipahami?
100 Tegal 0
Pekalongan 100%
Banyumas 0
4. Menurut Anda berapa durasi waktu
untuk materi pembelajaran bercerita
adat istiadat berbasis audio visual
agar bisa efektif?
100 5-10 menit 55%
10-15 menit 27%
15-20 menit 18%
5. Apakah Bapak/Ibu guru Anda
pernah memberikan materi tentang
tradisi khas yang ada di Pekalongan?
100 Tidak Pernah 100%
Kadang-
kadang
0
Selalu 0
6. Apakah Anda mengetahui tentang
adat munggah molo?
100 Tidak tahu 13%
Sedikit tahu 76%
Sangat tahu 11%
7. Apakah Anda pernah menyaksikan
adat munggah molo?
100 Tidak pernah 29%
Pernah 71%
8. Jika mengetahui, bagaimana
tanggapan Anda terhadap adat
munggah molo?
100 Sangat tidak
bagus
0
Tidak bagus 2%
Bagus 86%
Sangat bagus 12%
9. Pernahkah Bapak/Ibu guru Anda
memberikan materi adat munggah
molo dalam pembelajaran bercerita
adat istiadat?
100 Tidak pernah 100%
Pernah 0
10. Apakah Anda setuju jika adat
munggah molo diangkat menjadi
materi pembelajaran bercerita adat
istiadat berbasis audio visual?
100 Sangat tidak
setuju
0
Tidak setuju 3%
Setuju 77%
Sangat setuju 20%
62
Kesimpulannya :
1. Jenis adat istiadat yang sering digunakan untuk materi pembelajaran oleh guru
yaitu mitoni, sedangkan untuk adat munggah molo belum pernah dijadikan
materi pembelajaran bercerita adat istiadat.
2. Ragam bahasa jawa yang dibutuhkan adalah ragam krama
3. Dialek yang dibutuhkan siswa adalah dialek Pekalongan
4. Durasi waktu pemutaran video adat munggah molo yang dibutuhkan siswa
adalah 5-10 menit
5. Semua responden menjawab tidak pernah diberikan materi adat munggah molo
oleh guru
6. Beberapa siswa mengetahui adat munggah molo dan beranggapan bagus saat
menyaksikan.
7. Hampir semua siswa setuju jika adat munggah molo dijadikan materi
pembelajaran bercerita adat istiadat.
63
LAMPIRAN 5
Rekap Hasil Wawancara Guru terhadap Materi Adat Munggah Molo
berbasis Audio Visual
No Pertanyaan Jawaban Responden
1. Menurut Bapak/Ibu,
bagaimanakah
ketersediaan materi
pembelajaran tradisi khas
Pekalongan di sekolah?
Materi tentang tradisi
khas Pekalongan masih
sangat minim, disini
menyajikan materi yang
bersifat umum,
misalnya tradisi mitoni
yang biasanya diajarkan
ke siswa
3
2. Menurut Bapak/Ibu, apa
bentuk media yang
digunakan saat proses
pembelajaran bercerita
adat istiadat di sekolah?
media berbentuk buku
paket dan modul saja
3
3. Menurut Bapak/Ibu
bagaimanakah media
yang menarik untuk
pembelajaran bercerita
adat istiadat?
Bahasa mudah
dipahami, untuk materi
adat istiadat lebih ke
visual agar siswa bisa
langsung melihat
3
4. Bagaimanakah tanggapan
Bapak/Ibu tentang materi
pembelajaran adat
munggah molo berbasis
audio visual sebagai
materi pembelajaran
bercerita adat istiadat?
Sangat bagus dan setuju
jika dibuat materi adat
munggah molo untuk
pembelajaran bercerita
adat istiadat, karena
materi yang biasa
disampaikan ke siswa
hanya itu-itu saja
3
5. Bagaimanakah harapan
Bapak/Ibu tentang materi
pembelajaran tradisi
munggah molo berbasis
audio visual sebagai
materi bercerita adat
istiadat?
Harapannya dapat
menarik minat siswa
dan dapat
mempermudah
pembelajaran bercerita
adat istiadat.
3
64
LAMPIRAN 6
Rekap Hasil Wawancara Siswa terhadap Materi Adat Munggah Molo
berbasis Audio Visual
No Pertanyaan Jawaban Jumlah
Responden
1. Bagaimanakah cara atau
metode Bapak/Ibu guru
kalian dalam
menyampaikan materi
pembelajaran bercerita
adat istiadat?
Cara mengajar guru
menyampaikan materi bercerita
adat istiadat adalah ceramah,
setelah ceramah diberi tugas
yang ada di modul atau buku
paket.
3
2. Media apakah yang
digunakan Bapak/Ibu guru
kalian dalam pembelajaran
bercerita adat istiadat?
Media yang digunakan hanya
buku paket dan modul
3
3. Ragam bahasa Jawa
apakah yang digunakan
Bapak/Ibu guru kalian
dalam pembelajaran
bercerita adat istiadat?
Ragam bahasa yang digunakan
guru ngoko dan krama, karena
jika menggunakan krama terus
siswa kurang paham sehingga
harus diterjemahkan ke ngoko.
3
4. Media pembelajaran
bercerita adat istiadat
seperti apakah yang kalian
inginkan?
Media yang diinginkan yang
menarik, bahasanya yang
mudah dipahami
3
5. Bagaimanakah harapan
kalian terhadap
pengembangan materi
pembelajaran adat
munggah molo berbasis
audio visual?
Dapat menarik dan
mempermudah pembelajaran
bercerita adat istiadat.
3
65
LAMPIRAN 7
Hasil Uji Ahli Materi terhadap Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 kesesuaian isi video dengan KD √
2 Kesesuaian isi dengan tujuan
pembelajaran √
3 Kesesuaian isi materi √
4 Kesesuaian dialek bahasa jawa √
5 Kesesuaian media dengan kebutuhan
siswa √
6 Kesesuaian media dengan tingkat
pemahaman siswa √
7 Kesesuaian media untuk menartik minat
belajar siswa √
Jumlah 15 8
Rata-rata 23
Keterangan Skor 8-12 = kurang baik
Skor 13-17 = cukup baik
Skor 18-23 = baik
Skor 24-28 = sangat baik
Berdasarkan uji validasi ahli materi di atas, hasil skor yang didapatkan
adalah 23 point. Hal tersebut menunjukkan bahwa materi adat munggah molo
berbasis audio visual sudah baik. saran dan perbaikan yang perlu dilakukan yaitu
pada penulisan di kalimat penutup seperti permati seharusnya premati. Saran
secara umum mengenai materi adat munggah molo menurut ahli materi, bahwa
video adat munggah molo sudah dijelaskan secara detail dan dapat menarik bagi
siswa karena kejelasan suara dan gambar yang ditampilkan. Bahasa yang
disampaikan juga mudah dipahami untuk siswa.
66
LAMPIRAN 8
Hasil Uji Ahli Materi terhadap Materi Adat Munggah Molo berbasis Audio
Visual
No Indikator Skor
1 2 3 4
1 kesesuaian pemilihan jenis huruf untuk
tulisan kemasan √
2 Kesesuaian tata penulisan logo, judul,
nama penulis, dan lainnya pada kemasan √
3 Kesesuaian warna √
4 Bentuk penataan gambar √
5 Kesesuaian pemilihan baksound √
6 Kejelasan suara pada video √
7 Kejelasan gambar √
8 Kesesuaian isi media dengan KD
bercerita adat istiadat √
9 Durasi waktu √
Jumlah 18 12
Rata-rata 30
Keterangan Skor 9-15 = kurang baik
Skor 16-23 = cukup baik
Skor 24-30 = baik
Skor 31-36 = sangat baik
Berdasarkan uji ahli media di atas, hasil skor yang didapatkan adalah 30
point. Hal tersebut menunjukkan bahwa materi adat munggah molo berbasis audio
visual sudah baik. Saran dan perbaikan dari ahli media antara lain, jenis font
sebaiknya menggunakan font yang tegak dan lebih tebal. Setiap klip yang
menyebutkan uba rampe perlu ditulis nama uba rampe di dalam klip tersebut agar
siswa lebih mudah memahami. Kombinasi warna pada cover juga harus lebih
cerah dan penataan gambar harus lebih menarik.
67
LAMPIRAN 9
Surat Keputusan Dosen Pembimbing
68
LAMPIRAN 10
Surat Izin Penelitian Badan Perencanaan pembangunan Daerah Pekalongan
69
LAMPIRAN 11
Surat Izin Penelitian SMP Negeri 1 Kajen
70
LAMPIRAN 12
Surat Izin Penelitian SMP Negeri 1 Kesesi
71
LAMPIRAN 13
Surat Izin Penelitian SMP Negeri 1 Bojong