pengembangan lks kimia berbasis inkuiri untuk …

18
98 PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH Rahmat Rasmawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah lewat pengembangan lembar kerja siswa berbasis inkuiri. Metode Research and Development dari Brog & Gall digunakan dalam penelitian ini. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan memuat tahapan aktivitas belajar mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi yang relevan, merumuskan hipotesis, membuat variabel dan defini operasionalnya berdasarkan prosedur kerja yang diberikan, melakukan percobaan, mengkomunikasikan data hasil percobaan dalam bentuk tabel atau grafik, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan. Hasil validasi pakar pendidikan, ahli, dan guru kimia dinyatakan bahwa Lembar Kerja Siswa valid dan layak digunakan. Berdasarkan uji coba terbatas diperoleh hasil bahwa keterampilan kerja ilmiah siswa mengalami peningkatan dan reliabilitas tes keterampilan kerja ilmiah layak digunakan pada uji coba meluas. Hasil uji coba meluas menunjukkan terjadi peningkatan keterampilan kerja ilmiah siswa dengan rata-rata efek size sebesar 2,678 (sangat tinggi) dan siswa memberikan respons positif terhadap ketertarikan, keterbaharuan, dan kemudahan terhadap Lembar Kerja Siswa, serta menunjukkan ketertarikan terhadap proses pembelajaran. Kata kunci: lembar kerja siswa, inkuiri, keterampilan kerja ilmiah DEVELOPING STUDENT WORKSHEET FOR INQUIRY-BASED CHEMISTRY TO IMPROVE SCIENTIFIC PROCESS SKILLS Abstract This study was aimed at developing inquiry-based student worksheets to improve student’s scientific process skills. The study used the Brog & Gall Research and Development research method. The student worksheet contained the stages of learning activities consisting of formulating problems, gathering relevant information, formulating hypotheses, making variables and operational definition based on the work procedures, experimenting, communicating experimental data in tabular or graphic form, analyzing data, and formulating conclusion. The results show that the education experts, chemistry teachers, and experts’ validation stated that the student worksheet is valid and feasible to use. The small-scale tryout shows that the students’ scientific process skills have increased and the reliability of scientific skill work tests is feasible to be used in widespread trials. The results of the experiment show that there was an increase in the students’ scientific process skills with the average effect size of 2.678 (very high) and that the students responded positively to the interest, the renewal, and ease of the worksheets and the learning process. Keywords: worksheet student, inquiry, scientific process skills

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

98

PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRIUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH

Rahmat RasmawanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura

email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah lewat

pengembangan lembar kerja siswa berbasis inkuiri. Metode Research and Developmentdari Brog & Gall digunakan dalam penelitian ini. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkanmemuat tahapan aktivitas belajar mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkaninformasi yang relevan, merumuskan hipotesis, membuat variabel dan defi ni operasionalnyaberdasarkan prosedur kerja yang diberikan, melakukan percobaan, mengkomunikasikandata hasil percobaan dalam bentuk tabel atau grafi k, menganalisis data, dan merumuskankesimpulan. Hasil validasi pakar pendidikan, ahli, dan guru kimia dinyatakan bahwa LembarKerja Siswa valid dan layak digunakan. Berdasarkan uji coba terbatas diperoleh hasil bahwaketerampilan kerja ilmiah siswa mengalami peningkatan dan reliabilitas tes keterampilankerja ilmiah layak digunakan pada uji coba meluas. Hasil uji coba meluas menunjukkanterjadi peningkatan keterampilan kerja ilmiah siswa dengan rata-rata efek size sebesar 2,678(sangat tinggi) dan siswa memberikan respons positif terhadap ketertarikan, keterbaharuan,dan kemudahan terhadap Lembar Kerja Siswa, serta menunjukkan ketertarikan terhadapproses pembelajaran.Kata kunci: lembar kerja siswa, inkuiri, keterampilan kerja ilmiah

DEVELOPING STUDENT WORKSHEET FOR INQUIRY-BASED CHEMISTRYTO IMPROVE SCIENTIFIC PROCESS SKILLS

AbstractThis study was aimed at developing inquiry-based student worksheets to improve

student’s scientific process skills. The study used the Brog & Gall Research andDevelopment research method. The student worksheet contained the stages of learningactivities consisting of formulating problems, gathering relevant information, formulatinghypotheses, making variables and operational defi nition based on the work procedures,experimenting, communicating experimental data in tabular or graphic form, analyzingdata, and formulating conclusion. The results show that the education experts, chemistryteachers, and experts’ validation stated that the student worksheet is valid and feasible touse. The small-scale tryout shows that the students’ scientifi c process skills have increasedand the reliability of scientifi c skill work tests is feasible to be used in widespread trials.The results of the experiment show that there was an increase in the students’ scientifi cprocess skills with the average effect size of 2.678 (very high) and that the studentsresponded positively to the interest, the renewal, and ease of the worksheets and thelearning process.Keywords: worksheet student, inquiry, scientifi c process skills

Page 2: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

99

PENDAHULUANPemberlakuan Kurikulum 2013

menuntut adanya perubahan struktur materiserta orientasi pembelajaran dan penilaian.Rekonstruksi materi kimia di SMA memuatkemampuan prosedural dan konseptual.Substansi dari kemampuan proseduralmeliputi keterampilan proses sains dansikap ilmiah (inkuiri sains). Kemampuankonseptual adalah pemahaman konsep sertapenerapannya yang mencakup komposisi,struktur dan sifat, perubahan, dinamika, danenergitika zat (Kemendiknas, 2013, p. 125).Dengan demikian proses pembelajarankimia berfokus pada pendekatan proses,yai tu mengajarkan keterampilan-keterampilan proses terutama inkuiri sainsagar memperoleh pemahaman konsep yangutuh. Suyantiningsih, Munawaroh, danRahmadona (2016) menambahkan bahwapembelajaran dengan pendekatan prosesperlu dirancang sedemikian rupa agarpeserta didik secara aktif mengkontruksikonsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifi kasiatau menemukan masalah), merumuskanmasalah, mengajukan atau merumuskanhipotesis, mengumpulkan data, menarikkesimpulan, dan mengkomunikasikankonsep, hukum atau prinsip yang telahditemukan.

Hasil diskusi dengan guru-guru kimiaSMA yang tergabung dalam kegiatanMGMP Kimia SMA Kota Pontianakmenuturkan bahwa proses pembelajaranyang dilakukan memiliki fokus utamaterhadap pemahaman konsep yang harusdikuasai siswa yang mengakibatkanproses pembelajaran yang dilakukancenderung ceramah dan tanya jawab.Kegiatan praktikum lebih diutamakanuntuk mengembangkan keterampilanmenggunakan alat dan melaksanakanprosedur percobaan sesuai dengan penuntunyang diberikan dan sekedar membuktikan

suatu teori dan jika hasil yang diperoleh tidaksesuai teori maka kesalahan terletak padaketidaktelitian dalam melakukan praktikum.Abungu, Okere, dan Wachanga (2014)menyatakan bahwa proses pembelajaranyang menitikberatkan pada penguasaankonsep yang harus dikuasai siswa dapatmembentuk pola pikir siswa bahwa belajarkimia cukup dengan menghafal dan latihansoal sehingga menghilangkan hakikat sainsbahwa ilmu kimia terus berkembang danditemukan berdasarkan hasil percobaan.Selain itu, kegiatan praktikum yangdifokuskan hanya membuktikan suatu teoritanpa mengaitkannya dengan kehidupansehari-hari dapat membentuk pola pikirsiswa bahwa materi kimia tidak memilikiketerkaitan langsung dengan kehidupanmereka dan dapat mengakibatkan kurangnyaminat siswa belajar kimia (Holbrook,2005). Kebiasaan belajar yang demikiandapat menyebabkan kemampuan berpikirsiswa hanya sebatas lower order thinking,tidak dapat mengembangkan keterampilanberpikir tingkat tinggi dan yang lebih parahlagi dapat menenggelamkan kreativitasseseorang.

Pola pembelajaran kimia yang selamaini dilakukan guru kimia perlu segeradiperbaiki. Pembelajaran kimia dirancangdengan memperhatikan tujuan, karakteristikmateri yang diajarkan, kemampuansiswa, dan sumber belajar yang tersedia.Pembelajaran kimia perlu mengintegrasikanantara proses ilmiah, mengajarkan pe-mecahan masalah, mengaitkan antara konsepdan cara memperoleh pengetahuan tersebut,serta mengaplikasikannya dalam kehidupansehari-hari (Susilowati & Hastuti, 2013).Dalam pembelajaran kimia, siswa diberikesempatan untuk menggali pemahaman,mengembangkan kemampuan berpikirdan keterampilan proses sains termasukpenyelidikan ilmiah dan penyelesaianmasalah (Kemendiknas, 2013, p. 126).

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Page 3: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

100

Dengan demikian, guru harus memberikankesempatan kepada peserta didik untukdapat memahami, merancang, memecahkanmasalah, mengetahui cara dan mengapamelakukan, menganalisis, memonitor,mengevaluasi, dan mengembangkanpemahaman konsepnya (PermendiknasNomor 41 Tahun 2007, p. 3).

Pengembangan keterampilan prosessains termasuk penyelidikan ilmiah danpenyelesaian masalah mengharuskan siswamenggunakan langkah-langkah proseduryang logis dan sesuai dengan langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan,tersusun secara sistematis dan berurutanmulai dari merumuskan masalah sampaimembuat generalisasi atau disebut sebagaikerja ilmiah (Rustaman, 2008, pp. 3-5).Langkah-langkah tersebut diawali denganmunculnya masalah dari hasil observasi ataupengalaman, selanjutnya ditentukan prediksiatau jawaban sementara dan ditindaklanjuti dengan merancang serta melakukanpercobaan atau eksperimen. Hasil percobaanatau eksperimen dijadikan kesimpulan yangmerupakan jawaban dari masalah yang ada.Setiap langkah saling berkaitan antara satudengan yang lain. Sebagai contoh, salahdalam merancang percobaaan maka hasilkesimpulannya diragukan bahkan ditolak.Contoh lain adalah jika salah menentukanmasalah yang hendak diselesaikan, makahasil yang diperoleh dari percobaan ataueksperimen menjadi sia-sia.

Berdasarkan uraian yang telahdikemukakan, perlu dilakukan perbaikanproses pembelajaran yang dapat mengem-bangkan keterampilan kerja ilmiah siswa.Salah satu upaya yang dapat dilakukanadalah merancang proses pembelajaranberbasis inkuiri arau penyelidikan yangdibuat dalam lembar kerja siswa. Arends(2012, p. 343) menjelaskan bahwa modelpembelajaran berbasis inkuiri memilikienam fase yang berhubungan langsung

dengan keterampilan keterampilan kerjailmiah. Pada fase 1, siswa merumuskanmasalah yang akan dipecahkan ataudiselidiki. Pada fase 2, siswa merumuskanhipotesis berdasarkan hasil sintesis literatur-literatur yang relevan atau terkait denganrumusan masalah yang dibuat. Pada fase 3,siswa mengumpulkan data atau informasiuntuk menjawab permasalahan baik darikajian konsep dan melalui percobaan. Padafase 4, siswa memberikan analisis terhadapdata yang dikumpulkan. Pada fase 5, siswamenarik kesimpulan dari hasil analisis data.Pada fase 6 (fase akhir), siswa melakukanrefl eksi terhadap kesimpulan yang dibuatdan membandingkannya dengan hipotesisyang telah siswa rumuskan

Tujuan dari penelitian ini adalahmengembangkan Lembar Kerja Siswa(LKS) berbasis inkuri untuk memberdayakanketerampilan kerja ilmiah siswa padajenjang SMA. Melalui pengembanganLKS ini diharapkan dapat melatih siswadalam mengembangkan keterampilankerja ilmiah dalam menyelesaikan masalahyang membutuhkan proses penyelidikandi dalamnya. Dengan demikian dapatterbentuk pola pikir bahwa ilmu kimiabukan hanya sekedar menghafal rumus dankonsep kimia akan tetapi didapat melaluiaktivitas penyelidikan yang mendalam. Disamping itu, diharapkan guru juga merubahpola pembelajaran yang biasa dilakukandengan penyampaian konsep dan pemberianmasalah yang bersifat algoritmik menjadipembelajaran yang mengedepankan prosespenyelidikan, sehingga merubah paradigmabahwa belajar kimia tidak hanya sebagaiproduk yang telah jadi saja dan menjadikanpembelajaran kimia sebagai suatu prosespenemuan.

METODEMetode yang digunakan untuk me-

ngembangkan perangkat pembelajaran

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Page 4: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

101

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

berbasis inkuri adalah Research andDevelopment. Model pengembangan yangdigunakan yaitu model Borg dan Gall(1983) yang telah dimodifi kasi menjadilima tahap, yaitu (tahap studi pendahuluan;tahap penyusunan draf produk; validasidan revisi draf produk; uji coba terbatasdan revisi; serta uji coba meluas. Adapuntahapan dalam penelitian ini disajikan padaGambar 1.

Tahap-tahap pengembangan perangkatpembelajaran inkuiri diawali dengan studipendahuluan dan pengumpulan informasi.Dalam hal ini dilakukan penelusuranpustaka, observasi kelas, wawancara danpenelusuran awal keterampilan kerja ilmiahsiswa. Penelusuran awal keterampilankerja ilmiah siswa diujikan kepada 360siswa Kelas XI IPA yang tersebar di empatkabupaten/kota yaitu Kota Pontianak,Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang,dan Kabupaten Melawi yang masing-masingberjumlah 60 siswa setiap kabupaten/kota.Penelusuran awal keterampilan kerja

ilmiah meliputi merumuskan masalah,merumuskan hipotesis, merumuskanvariabel percobaan, merumuskan defi nisioperasional variabel, mengkomunikasikandata hasil ke dalam tabel atau grafik,menganalisis data, dan menarik kesimpulan(National Research Council, 2000, pp.10-22).

Selanjutnya mendesain produkpembelajaran meliputi pertama, LKS padamateri asam basa, pH larutan asam basa,hidrolisis garam, trayek pH indikator, larutanbuffer atau penyangga, dan titrasi asam basa.LKS yang dikembangkan berbasis inkuiriyang terdiri atas enam fase yakni orientasidalam pembelajaran, merumuskan masalah,merumuskan hipotesis, mengumpulkandata, merumuskan kesimpulan dan refl eksi)Kedua, tes keterampilan kerja ilmiahdisertai rubrik penilaian. Jika desain produktelah siap, dilakukan uji validasi denganmelibatkan pakar bidang pendidikan (limadosen bidang pendidikan dengan jabatanakademik lektor kepala), pakar ahli ilmu

Gambar 1. Tahapan Penelitian Research and Development

Page 5: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

102

kimia (5 dosen kimia dengan jabatanakademik lektor kepala) guru-guru kimiaSMA (10 guru mata pelajaran kimia di kotaPontianak yang telah memiliki sertifi katguru profesional). Berdasarkan sarandan masukan dari proses validasi, makaselanjutnya desain produk direvisi danditentukan kelayakan penggunaannya olehvalidator.

Setelah diperoleh desain produk hasilvalidasi dan dinyatakan layak digunakanoleh validator, selanjutnya dilakukan ujicoba awal yaitu penerapan desain produkpada subjek yang terbatas. Langkah yangdilakukan dalam uji coba terbatas diawalidengan pemilihan satu kelas di SMAPontianak yang dipilih dengan teknikpurposive sampling, yaitu 37 siswa SMANegeri 9 Pontianak. Langkah selanjutnyaadalah melaksanakan pembelajaran denganlembar kerja siswa yang dikembangkan,melakukan pengukuran keterampilan kerjailmiah siswa, melakukan analisis datadan melakukan revisi dari hasil uji cobaterbatas.

LKS yang dihasilkan pada uji cobaterbatas kemudian diterapkan pada ujicoba meluas, yaitu pada sekolah-sekolahdi 3 Kabupaten/Kota yang telah ditentukansebelumnya, yaitu Kabupaten Sanggau,Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Melawidengan mengambil 1 sekolah untuk masing-masing kabupaten dengan teknik purposivesampling. Subjek yang terlibat dalamuji coba meluas ini adalah 24 siswakelas XI IPA SMA Negeri 1 BelimbingKabupaten Melawi, 36 siswa SMA Negeri3 Kabupaten Sintang, dan 32 siswa SMANegeri 1 Kabupaten Sanggau. Langkahatau prosedur sama dengan kegiatan ujicoba terbatas.

Instrumen penelitian yang digunakanpada tahap studi pendahuluan adalah angket,lembar observasi, pedoman wawancaradan tes keterampilan awal kerja ilmiah

siswa. Angket dan pedoman wawancaradigunakan untuk mengungkap fakta-faktapersiapan dan pelaksanaan, harapan paraguru, usaha-usaha yang dilakukan oleh gurudalam pembelajaran, dan ketertarikan siswapada proses pembelajaran. Tes keterampilanawal kerja ilmiah siswa digunakan untukmelihat gambaran awal keterampilan kerjailmiah yang dimiliki siswa.

Pada tahap validasi, instrumen yangdigunakan adalah lembar validasi kelayakanproduk dan pedoman wawancara. Lembarvalidasi kelayakan produk digunakanuntuk mengukur kelayakan penggunaanproduk yang dikembangkan dilihat dariaspek petunjuk penggunaan, pendekatanpenulisan, kebenaran konsep, kegiatanpembelajaran, tampilan fi sik, dan kelayakanisi. Pedoman wawancara digunakan untukmemperoleh informasi tentang saran danmasukkan dari validator terhadap drafproduk yang dikembangkan.

Pada uji coba terbatas, instrumenyang digunakan adalah lembar observasi,angket, dan pemberian tes keterampilankerja ilmiah. Angket diberikan kepadasiswa dengan tujuan untuk mengetahuirespon siswa setelah mengikuti prosespembelajaran dengan menerapkan LKSyang telah dikembangkan. Lembar observasidigunakan untuk melihat keterlaksanaanpembelajaran dengan menerapkan LKSyang dikembangkan. Tes keterampilankerja ilmiah diberikan kepada siswa untukmengukur keterampilan kerja ilmiahsebelum dan sesudah mengikuti prosespembelajaran dengan menerapkan LKSyang telah dikembangkan. Pada uji cobameluas, instrumen yang digunakan samadengan pada tahap uji coba terbatas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPenelusuran awal keterampilan kerja

ilmiah siswa diberikan untuk menyelidikifaktor suhu terhadap laju reaksi. Hasil

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Page 6: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

103

yang diperoleh kemudian dikategorikan kedalam kategori sangat terampil, terampil,kurang terampil dan tidak terampil tiap-tiap indikator keterampilan kerja ilmiah.Keterampilan kerja ilmiah terhadap 360siswa yang terlibat pada penelusuran awaldapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwaindikator yang terendah dikuasai siswaadalah merumuskan variabel dan defi nisioperasional variabel. Selanjutnya adalahmerumuskan prediksi, membuat kesimpulan,menganalisis data, merumuskan masalah,dan mengkomunikasikan data dalam bentuktabel atau grafi k. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa keterampilan kerjailmiah siswa dalam menyelidiki faktor suhuterhadap laju reaksi masih tergolong rendahdan perlu untuk diperbaiki. Rendahnyaketerampilan kerja ilmiah siswa dapatdisebabkan karena proses pembelajarankimia hanya ditekankan pada aspek kognitif,yaitu penguasaan konsep yang harusdikuasai tanpa memberikan kesempatankepada siswa melakukan dan menemukankonsep secara mandiri (Yadav & Mishra,2013). Penyebab lainnya adalah guru jarang

mengaitkan konsep yang dipelajari dengankehidupan sehari-hari siswa sehingga caramempelajari ilmu kimia cukup menghafaldan latihan soal-soal (Sjöström & Stenborg,2014, pp. 38-39) serta bentuk tes yangbiasa dilatihkan guru adalah penyelesaianmasalah algoritmik yang biasa dijawabmelalui suatu prosedur yang telah baku ataukeahlian kognitif tingkat rendah (Zoller,2001).

Hasil penelusuran awal dijadikanacuan dalam mengembangkan perangkatpembelajaran yang meliputi LKS yangmengikuti model pembelajaran berbasisinkuiri, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) dan tes keterampilan kerja ilmiahdisertai rubrik penilaian. Garis besar tahappengembangan perangkat pembelajaran inidibagi menjadi empat tahap utama, yaitupenentuan tema pembelajaran, identifi kasikonsep, identifi kasi indikator, dan iden-tifi kasi tugas yang harus diselesaikan siswadalam proses pembelajaran (Morrison,Ross, Kalman, & Kemp, 2012, pp. 15-17).Penentuan tema, analisis konsep, indikator,tugas serta alokasi waktu untuk prosespembelajarannya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1Kategori Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa Tiap Indikator

IndikatorKategori

ST T KT TTMerumuskan masalah 5,00% 16,94% 24,17% 53,89%Merumuskan prediksi 0,00% 6,94% 21,11% 71,91%Merumuskan variabel penelitian. 0,00% 1,94% 23,89% 74,17%Merumuskan defi nisi operasional variabelpenelitian

0,00% 1,94% 11,94% 81,15%

Mengkomunikasikan data dalam bentuk tabel ataugrafi k

0,00% 25,83% 11,94% 62,22%

Menganalisis data. 4,17% 11,11% 16,94% 67,78%Membuat kesimpulan. 3,06% 5,00% 5,00% 86,94%

Keterangan: ST (Sangat Terampil), T (Terampil), KT (Kurang Terampil) dan TT (TidakTerampil).

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Page 7: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

104

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Page 8: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

105

Tahap selanjutnya adalah mengem-bangkan LKS yang mengikuti langkah-langkah penyelidikan (model inkuiri)yang terdiri dari dua kegiatan, yaitumelakukan penyelidikan dan kajian literatur.Langkah-langkah melakukan penyelidikandiawali dengan merumuskan masalah,mengumpulkan informasi, merumuskanhipotesis, variabel percobaan, definisioperasional variabel, melakukan percobaan,mengkomunikasikan data dalam bentuktabel atau grafik, menganalisis hasilpercobaan, menarik kesimpulan, melakukangeneralisasi dan melakukan refl eksi hasilkesimpulan dan generalisasi (NationalResearch Council, 2000, p. 89). Langkah-langkah melakukan kajian literatur secaraberurutan adalah merumuskan masalah,mengumpulkan pengetahuan awal yangdimilik, merumuskan dugaan atau prediksi,mengkaji literatur secara mendalamuntuk menjawab masalah, merumuskankesimpulan, dan yang terakhir adalahmelakukan generalisasi (Flik & Lederman,2007, p. 4).

Setelah LKS dikembangkan tahapberikutnya adalah validasi yang dilakukanoleh pakar pendidikan, pakar ilmu kimiaserta guru-guru kimia SMA. Hasil yangdiperoleh menunjukkan bahwa LKSyang dikembangkan layak dan dapatdigunakan (Tabel 3). Bahan ajar yangtelah dinyatakan valid oleh para pakarmengandung pengertian bahwa bahan ajartersebut telah memenuhi standar kriteriayang telah ditentukan dan dapat digunakandalam proses pembelajaran (Leksono,Syachroji, & Marianingsih, 2015) .

Keterampilan siswa dalam melakukanpenyelidikan diukur dengan menggunakantes keterampilan kerja ilmiah dengandelapan indikator, yakni merumuskanmasalah, mengumpulkan informasi relevan,merumuskan hipotesis, merumuskanvar iabe l percobaan , merumuskan

defi nisi operasional variabel percobaan,mengkomunikasikan data dalam bentuktabel atau grafi k, menganalisis data hasilpercobaan, dan merumuskan kesimpulan.Penyusunan tes keterampilan kerja ilmiahdiadaptasi dari National Research Council(2000). Hasil validasi oleh pakar (Tabel4) menunjukkan bahwa butir soal yangdibuat telah sesuai dengan indikatorketerampilan kerja ilmiah yang akandiamati. Matondang (2009) menyatakanbahwa validitas isi menunjukkan bahwabutir soal yang dikembangkan. Dengandemikian, tes keterampilan kerja ilmiahyang dikembangkan dapat digunakan untukmengukur keterampilan kerja ilmiah danhasil yang diperoleh dalam pengukurandapat dipercaya.

Hasil validitas menunjukkan bahwabahwa soal tes keterampilan kerja ilmiahmenggunakan bahasa yang komunikatif,mudah dimengerti dan tidak menimbulkanmakna ganda. Kesalahan penulisan soal,terutama yang dapat memunculkan maknaganda dapat membuat siswa salah menjawabsoal dikarenakan siswa kurang mengertimaksud soal dan bukan karena kurangnyapengetahuan siswa dalam menjawabsoal (Munadi, 2011). Dengan demikian,soal tes keterampilan kerja ilmiah dapatdigunakan dalam pembelajaran dan dapatpula dipastikan bahwa penyebab kesalahansiswa menjawab tes bukan dari segi bahasasoal, tetapi karena kurangnya pengetahuansiswa dalam menjawab soal tersebut.

Setelah dilakukan validasi, langkahselanjutnya adalah melakukan uji cobaterbatas. Uji coba terbatas berfungsimengetahui efektivitas perangkat yangdibuat serta dasar melalukan refl eksi darihasil penerapan perangkat pembelajaransebelum digunakan pada uji coba meluas(Morrison, Ross, Kalman, & Kemp, 2010, p.397). Subjek dalam uji coba terbatas adalah37 siswa SMA Negeri 9 Pontianak. Hasil

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Page 9: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

106

Tabel 3Hasil Penilaian Validasi (Kelayakan) Lembar Kerja Siswa

No AspekRerataSkor

Keterangan

1 Komponen Petunjuk, meliputi: kejelasan petunjuk pengerjaan, terdapattujuan pembelajaran, serta pertanyaan dan ringkasan dalam LKS sesuaidengan tujuan pembelajaran.

3,52 SangatLayak

2 Komponen pendekatan penulisan, meliputi: kesesuaian dengan modelinkuiri, menghubungkan teknologi dengan kehidupan sehari-hari,mengajak siswa berperan aktif dalam pembelajaran, menumbuhkanketerampilan kerja ilmiah, kreatif, rasa ingin tahu, kecakapan sosial,kecakapan akademik, serta mendorong siswa mencari informasi lebihlanjut.

3,21 Layakdigunakan

3 Komponen kebenaran, keluasan, dan kedalam konsep meliputi:kesesuaian konsep dengan pendapat ahli, kesesuaian urutan materi dalamLKS, membimbing siswa menemukan konsep, hukum, fakta, kesesuaiandengan kompetensi dasar yang hendak dicapai, dan sesuai denganperkembangan zaman.

3,41 Layakdigunakan

4 Komponen kebahasaan, meliputi: menggunakan bahasa Indonesia yangbaik dan benar, tidak menimbulkan makna ganda, bahasa yang digunakaninteraktif, serta menggunakan bahasa baku.

3,85 SangatLayak

5 Komponen kegiatan siswa, meliputi: pemberian pengalaman langsungke siswa, mendororng siswa menyimpulkan fakta atau konsep di akhirpembelajaran, serta kesesuaian antara prosedur kerja atau kegiatan denganmateri pembelajaran.

3,61 SangatLayak

6 Komponen tampilan fi sik, meliputi: konsistensi, format, organisasi, dandaya tarik, kejelasan tulisan dan gambar, dan dapat mendorong minatbaca siswa.

3,15 Layakdigunakan

7 Komponen kelayakan isi, meliputi: kesesuaian pertanyaan dengan tujuanpembelajaran, menumbuhkan rasa ingin tahu, penelusuran informasi lebihlanjut, memunculkan minat siswa menyelesaikan, serta pertanyaan yangdiberikan mendukung konsep yang dipelajari.

3,31 Layakdigunakan

Tabel 4Hasil Penilaian Validasi (Kelayakan) Tes Keterampilan Kerja Ilmiah

No AspekRerataSkor

Keterangan

1 Validitas isi, meliputi: butir soal sesuai dengan indikator, petunjukpengerjaan soal dirumuskan secara jelas, dan maksud soaldirumuskan dengan singkat dan jelas.

3,31 Layakdigunakan

2 Bahasa dan penulisan soal, meliputi: soal menggunakan bahasayang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar,kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda, dan rumusankalimat soal komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana,mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal siswa

3,26 Layakdigunakan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Page 10: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

107

yang diperoleh pada saat pretest (sebelumpenerapan LKS inkuri yang dikembangkan)dan posttest (setelah penerapan LKSinkuiri yang dikembangkan) menunjukkanbahwa rata-rata skor posttest lebih tinggidibandingkan skor pretest (Tabel 5).

Dilihat dari tiap-tiap indikatorketerampilan kerja ilmiah (Gambar 2),secara umum skor posttest lebih tinggidibandingkan skor pretest untuk tiap-tiap indikator keterampilan kerja ilmiah.Selanjutnya untuk melihat perbedaanketerampilan kerja ilmiah siswa pada saatpretest dan posttest, dilakukan uji statistikWilcoxson (data pretest tidak berdistribusi

normal dan data posttest berdistribusinormal). Dengan menggunakan softwareSPSS diperoleh nilai bahwa nilai Sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05. Dengan demikian,terdapat perbedaan nilai pretest danposttest keterampilan kerja ilmiah siswa.Perhitungan effect size diperoleh nilai2,314 dengan kategori sangat tinggi. Hasiluji coba terbatas mengindikasikan bahwaketerampilan kerja ilmiah siswa yang diajardengan LKS Berbasis Inkuiri mengalamipeningkatan.

Berdasarkan hasil posttest ditentukanreliabilitas soal tes keterampilan kerjailmiah. Tujuannya untuk mengetahui tes

Tabel 5Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Kerja Ilmiah pada Uji Coba Terbatas

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

Pretest_Kerja_Ilmiah 37 8 21 13,51 3,731Posttest_Kerja_Ilmiah 37 14 26 22,14 2,771Valid N (listwise) 37

Keterangan: Skor total 32

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Gambar 2. Rata-Rata Skor Tiap Indikator Kerja Ilmiah pada Uji Coba Terbatas

KeteranganIndikator 1: Merumuskan Masalah, Indikator 2: Menerapkan Konsep, Indikator 3:Merumuskan Hipotesis, Indikator 4: Merumuskan Variabel Percobaan, Indikator 5:Merumuskan Defi nisi Operasional Variabel, Indikator 6: Mengolah Data, Indikator7: Menganalisis Data, Indikator 8: Merumuskan Kesimpulan (Skor maksimal untuktiap-tiap indikator adalah 4).

11

0

2

3

4

1 2 3 4 5 6 87Indikator

Pretest Pos est

0

2,59 2,59

1,431,76

2,19

3,46

2,14

2,92

1,62

2,89

1

2,46

1,43

3,03

1,54

Page 11: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

108

yang dibuat memberikan data yang sesuaidengan kenyataan jika diulang berkali-kali (Arikunto, 2010, p. 211). Untukmengukur reliabiltas digunakan softwareSPSS. Berdasarkan uji statistik ReliabilityStatistics diperoleh nilai Cronbach’s Alphadengan nilai 0,709. Sugiyono (2010, p.134) menyatakan bahwa soal yang layakdigunakan jika memiliki nilai koefi sienkorelasi lebih besar atau sama dengan 0,6.Dengan demikian, soal tes keterampilankerja ilmiah memiliki nilai reliabilitassebesar 0,709 (lebih besar dari 0,6) sehinggalayak digunakan pada uji coba meluas.

Respons siswa terhadap proses belajarmengajar diperoleh dengan memberikanangket respon siswa setelah mengikutiposttes. Respons yang diamati dalam ujicoba terbatas ini meliputi empat aspek,yaitu ketertarikan terhadap komponenpembelajaran, keterbaharuan terhadapkomponen pembelajaran, kemudahandalam memahami komponen pembelajarandan ketertarikan pada proses pembelajaran.

Hasil yang diperoleh (Gambar 3) me-nunjukkan bahwa sebagian besar siswamenunjukkan ketertarikan dan keterbaruanterhadap perangkat dan proses pembelajaranyang dilakukan. Hal ini menunjukkanbahwa kegiatan pembelajaran yangdilakukan membuat siswa tertarik untukmengikuti proses pembelajaran denganmenggunakan LKS hasil pengembangansehingga proses pembelajaran yang terjaditidak memberikan tekanan kepada siswaselama proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dariuji coba terbatas, selanjutnya dilakukan ujicoba meluas. Pada uji coba meluas, LKSyang dikembangkan selanjutnya diuji-cobakan pada tiga kabupaten antara lainKabupaten Sanggau, Sintang, dan Melawidengan mengambil subjek satu sekolahuntuk tiap-tiap kabupaten. Subjek pada ujicoba meluas ini adalah siswa Kelas XI IPApada SMA Negeri 1 Belimbing KabupatenMelawi, SMA Negeri 3 Kabupaten Sintangdan SMA Negeri 1 Kabupaten Sanggau.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Gambar 3. Respons Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Pada Uji Coba Terbatas

Keterangan: Aspek 1: ketertarikan terhadap komponen pembelajaran, Aspek 2:ketertarikan terhadap komponen pembelajaran, Aspek 3: kemudahan memahamikomponen pembelajaran, dan Aspek 4: ketertarikan pada proses pembelajaran

0

10

20

40

50

70

60

30

1 2 3 4

51,3545,95

8,1110,81

43,2437,84

02,7

62,16

10,815,41

21,62

8,11

29,73

13,51

48,65

Aspek

Sangat Tertarik Cukup Tertarik Kurang Tertarik Tidak Tertarik

Page 12: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

109

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwarata-rata posttest untuk setiap subjek ujicoba lebih tinggi dibandingkan pretest(Tabel 6).

Tiap-tiap indikator keterampilan kerjailmiah (Gambar 4) menunjukkan bahwasecara umum skor posttest lebih tinggidibandingkan skor pretest untuk tiap-tiapindikator keterampilan kerja ilmiah.

Untuk melihat perbedaan keterampilankerja ilmiah siswa pada saat pretest danposttest dilakukan uji statistik (Tabel 7).Dari hasil yang diperoleh menunjukkanterdapat perbedaan keterampilan kerjailmiah siswa sebelum dan sesudah pem-belajaran yang menerapkan LKS berbasisinkuiri hasil pengembangan. Effect sizemenunjukkan tergolong sangat tinggi. Darihasil yang diperoleh dapat disimpulkanbahwa keterampilan kerja ilmiah siswayang diajar dengan LKS Berbasis Inkuirimengalami peningkatan.

Dari hasil uji coba terbatas dan uji cobameluas menunjukkan bahwa LKS yangdikembangkan berbasis inkuiri berhasilmelatihkan keterampilan kerja ilmiahsiswa. Dalam penyelesaian masalah yangterdapat pada LKS, siswa secara aktifmengajukan pertanyaan atau masalah,pengumpulan informasi yang relevan dandigunakan sebagai dasar merumuskan

dugaan atau hipotesis, melakukan observasi,menggunakan alat untuk mengumpulkandata, menganalisis dan menafsirkan data,memberikan penjelasan terhadap datayang diperoleh, membuat kesimpulan sertamengkomunikasikan hasil yang diperolehdalam pembelajarannya (National ResearchConcil, 2000, p. 91). Hasil penelitian inijuga sejalan dengan pernyataan Light danCox (2009, p. 31) bahwa adanya aktivitassiswa dalam penyelidikan secara langsungmeningkatkan kualitas belajar siswamenjadi deep learning.

Liliasari (2010, p. 8) menyatakanbahwa pembelajaran yang diawali denganpemberian masalah membuat siswamengatur cara belajarnya untuk menjawabmasalah yang diberikan dengan cara sepertimembaca buku untuk mengumpulkaninformasi, bertanya kepada orang yanglebih ahli, dan jika dalam diskusi kelompokmereka akan saling berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.Dengan kata lain, semakin intens-nyaperhatian siswa terhadap masalah yangdiberikan membuat masalah semakintermotivasi menyelesaikan masalah yangdiberikan sehingga pembelajaran menjadilebih bermakna.

Berkembangnya keterampilan kerjailmiah siswa disebabkan proses pem-

Tabel 6Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Kerja Ilmiah pada Uji Coba Meluas

Subjek Aspek N Minimum Maximum MeanStd. De-viation

Sanggau Pretest Kerja Ilmiah 32 8 22 12,84 3,153Posttest Kerja Ilmiah 32 19 28 24,66 2,164

Sintang Pretest Kerja Ilmiah 36 9 20 17,33 4,769Posttest Kerja Ilmiah 36 17 30 25,47 3,359

Melawi Pretest Kerja Ilmiah 24 8 22 13,58 3,189Posttest Kerja Ilmiah 24 12 31 21,75 5,803

Keterangan: Skor total 32

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Page 13: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

110

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Rerata Skor

Rerata Skor

Rerata Skor

Page 14: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

111

belajaran yang menerapkan penyelidikan.Penyelidikan yang dilakukan memiliki duatipe, yaitu kajian literatur dan melakukanpercobaan. Proses penyelidikan (baikdengan kajian literatur maupun melaluipercobaan), siswa dihadapkan pada suatumasalah dan merumuskan hipotesis(mencona menjawab masalah tersebutdengan menggunakan teori-teori yang ada).Siswa diberikan kesempatan membuktikanhipotesis tersebut baik melalui kajianliteratur secara mendalam atau melaluiprosedur percobaan. Kegiatan penyelidikanuntuk membuktikan suatu prediksi atauhipotesis berdampak pada pemahamanyang mendalam tentang konsep atau prinsipdasar yang mendasari hipotesis tersebut,melatih siswa menyelesaikan masalah yangdihadapi dengan cara yang sistematis denganmempertimbangkan setiap aspek yangsaling terkait, serta melatih keterampilansiswa mengungkapkan pendapat tentangprediksi atau hipotesis mereka denganmenggunakan dasar yang kuat (Kassim,2014).

Tahap pertama dalam proses pe-nyelidikan adalah merumuskan masalah.

Pada proses pembelajaran, siswa diberikanuraian situasi yang berisikan masalah.Berdasarkan uraian situasi, , siswa dimintamembuat rumusan masalah yang harusmemuat ungkapan pertanyaan yangmempertanyakan hubungan dua hal ataulebih yang saling berpengaruh. Hal inisejalan dengan pendapat Al-Rabaani(2015) yang menyatakan bahwa membuatrumusan masalah penyelidikan harusmembuat ungkapan pertanyaan yangmempertanyakan hubungan antara duahal atau lebih yang saling berkaitan.Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadipeningkatan keterampilan siswa dalammerumuskan masalah. Dengan demikianterjadi perubahan siswa dalam merumuskanmasalah, yaitu rumusan masalah yangdibuat siswa sebelum pembelajaran tidakmengaitkan hubungan dua hal dan setelahpembelajaran siswa dapat membuat rumusanmasalah dalam bentuk pertanyaan yangmenghubungkan dua hal saling berkaitan.

Tahap kedua dalam proses penyelidikanadalah merumuskan hipotesis. Pada prosespembelajaran, siswa merumuskan hipotesisberdasarkan berdasarkan informasi-

Tabel 7Hasil Uji Statistik dan Effect Size pada Uji Coba Meluas

Subjek AspekDistribusi

DataUji

StatistikNilai Sig(2-tailed)

Effect Size

Sanggau Pretest Kerja Ilmiah Normal Uji tsampel

dependend

0,000(terdapat

perbedaan)

3,745(sangat tinggi)Posttest Kerja Ilmiah Normal

Sintang Pretest Kerja Ilmiah Tidaknormal Uji

Wolcoxson

0,000(terdapat

perbedaan)

1,728(sangat tinggi)

Posttest Kerja Ilmiah NormalMelawi Pretest Kerja Ilmiah Normal Uji t

sampeldependend

0,000(terdapat

perbedaan)

2,561(sangat tinggi)Posttest Kerja Ilmiah Normal

Rata-Rata Effect Size2,678

(sangat tinggi)

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Page 15: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

112

informasi yang relevan dari berbagaisumber seperti buku yang digunakan siswadalam pembelajaran. Hal ini sejalan denganpendapat Yadav dan Mishra (2013) bahwahipotesis yang dibuat harus menunjukkandugaan tentang pengaruh apa saja yang akandiberikan suatu hal terhadap hal lain yangdiamati berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan awal dan relevan. Hasil yangdiperoleh menunjukkan terjadi peningkatanketerampilan siswa dalam merumuskanhipotesis, yaitu hipotesis yang dibuat siswasebelum pembelajaran belum berdasarkanteori atau prinsip yang relevan dan setelahpembelajaran siswa dapat merumuskanhipotesis berdasarkan teori atau prinsipyang relevan.

Tahap ketiga dalam proses penye-lidikan adalah mengumpulkan data. Dalampenelitian ini terdapat dua tipe, yaitumelakukan percobaan dan kajian literatur.Penyelidikan dengan tipe kajian literatur,siswa menggunakan prinsip-prinsip atauteori yang dikumpulkannya pada tahapmerumuskan hipotesis ke dalam situasi yangbaru. Pada tahap melakukan percobaan,terlebih dahulu siswa merumuskan variabelpercobaan berdasarkan prosedur kerja yangakan dilakukan. Pada proses pembelajarandengan tipe melakukan percobaan, siswadiminta untuk menentukan variabel kontrol,respon dan manipulasi dari prosedur kerja.Leonor (2015) menyatakan bahwa prosedurkerja yang benar apabila terdapat variabelkontrol yaitu variabel yang diperkirakandapat mempengaruhi hasil percobaansehingga tetap dijaga sehingga tidakmemberikan pengaruh, variabel manipulasiyaitu variabel yang sengaja diubah-ubah,dan variabel respon yaitu variabel yangdmuncul karena pemanipulasian variabelmanipulasi.

Hasil penelitian menunjukkan terjadipeningkatan siswa dalam menentukanvariabel percobaan, yaitu siswa belum

dapat merumuskan variabel percobaanpada awal pembelajaran dan siswa dapatmerumuskan variabel percobaan pada akhirpembelajaran. Hal ini berdampak pula padaketerampilan siswa merumuskan defi nisioperasional variabel yang mengalamipeningkatan pada awal pembelajaran dandiakhir pembelajaran.

Tahap keempat dari tahap penyelidikanadalah mengolah data dalam bentuk tabelatau grafi k. Dalam proses pembelajaran,data yang terkumpul setelah melakukanpercobaan disajikan siswa dalam bentuktabel atau grafi k yang dapat dipahami olehpembaca.

Hasil yang diperoleh menunjukkanterjadi peningkatan keterampilan siswadalam mengkomunikasikan data dalambentuk tabel atau grafi k. Aktivitas selanjut-nya dalam proses pembelajaran adalahmenganalisis data hasil percobaan.Analisis dilakukan dengan menemukanarti atau makna yang didapat dari datatersebut dengan mencari pola-pola ataukecenderungan (Leonor, 2015). Setelahmelakukan analisis data selanjutnyamerumuskan kesimpulan yaitu pembuatanpernyataan yang menjawab masalah dansebagai bukti apakah hipotesis itu diterimaatau ditolak (Kassim, 2014).

Respons siswa setelah pembelajaranmenggunakan LKS inkuiri memberikanrespon yang positif (Gambar 5). Sebagianbesar siswa merasa sangat tertarik dan cukuptertarik terhadap komponen pembelajaran,keterbaharuan dalam proses pembelajaransehingga dapat membuat mereka tertarikdalam mengikuti proses pembelajaran danmembuat mereka mengalami kemudahandalam memahami komponen pembelajaran.Keterlibatan siswa secara aktif pada situasiyang berbeda diluar kebiasaan yang merekalakukan dapat meningkatkan perhatianmereka dalam proses pembelajaran yangdilakukan jika mampu menarik perhatian

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Page 16: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

113

mereka dan dapat menyebabkan siswa lebihmemahami apa yang dipelajarinya (Wass,Harland, & Mercer, 2011).

Dalam proses penyelidikan (inkuiri),siswa secara aktif membangun pengetahuanlewat interaksinya dengan orang lain. Halini ditandai dengan aktifnya siswa dalambekerjasama menyelesaikan masalah secarabersama-sama, menjadi pendengar ketikamendapat masukan atau informasi-informasiyang berguna dan mengungkapkan ide taupendapat dalam menanggapi suatu masalahberdasarkan pengetahuan atau informasiyang telah diperoleh. Hal ini berkesesuaiandengan teori Vygotsky (Slavin, 2006, p.453) yang menyatakan bahwa siswa yangkesulitan dalam menyelesaikan tugas yangdiberikan membuat siswa belajar dengancara berinteraksi dengan orang atau siswalain yang dianggap lebih mampu. Interaksiyang terjadi memungkinkan siswa berpikiruntuk saling melengkapi dan menjadi

pemahaman bersama, mendengarkanpembicaraan dengan baik dan dapatmempelajari cara orang lain yang berhasilmemecahkan masalah.

SIMPULANDitemukan keterampilan kerja ilmiah

siswa di Kalimantan Barat tergolong rendahyang disebabkan proses pembelajaran masihmenitikberatkan penguasaan sejumlahkonsep kimia dan kurang memperhatikanprinsip bagaimana konsep kimia ditemukan.Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengem-bangan LKS berbasis inkuiri dengantahapan aktivitas belajar siswa yang dimulaidari merumuskan masalah, mengumpulkaninformasi yang relevan, merumuskanhipotesis, merumuskan variabel dan defi nisioperasional variabel dari prosedur kerjayang diberikan, melakukan percobaan,mengkomunikasikan hasil percobaan dalambentuk tabel atau grafik, menganalisis

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...

Gambar 5. Respons Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Pada Uji Coba Meluas

Keterangan:Aspek 1: ketertarikan terhadap komponen pembelajaranAspek 2: keterbaharuan terhadap komponen pembelajaranAspek 3: kemudahan dalam memahami komponen pembelajaranAspek 4: ketertarikan pada proses pembelajaran

0

20

80

60

40

1 2 43

50

Aspek

47,0639,33

02,94

6,68

29,41

51,97

11,7611,76

42,16

6,8611,76

61,76

21,57

4,91

Sangat Tertarik Tertarik Kurang Tertarik Tidak Tertarik

Page 17: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

114

data hasil percobaan dan merumuskankesimpulan. Hasil validasi pakar pendidikankimia, ahli kimia dan guru mata pelajarankimia dinyatakan bahwa LKS valid danlayak digunakan. Selanjutnya dilakukanuji coba terbatas dan diperoleh hasil bahwaketerampilan kerja ilmiah siswa mengalamipeningkatan setelah diajar dengan LKSyang dikembangkan dengan effect sizesebesar 2,314 (tergolong sangat tinggi) dandiperoleh reliabelitas soal tes keterampilankerja ilmiah sebesar 0,709 sehingga soaltersebut layak digunakan pada uji cobameluas. Pada uji coba meluas diperolehhasil bahwa keterampilan kerja ilmiahsiswa mengalami peningkatan setelah diajardengan LKS yang dikembangkan denganrata-rata efect size sebesar 2,678 (tergolongsangat tinggi) dan siswa memberikan responpositif terhadap ketertarikan terhadapkomponen pembelajaran, keterbaharuanterhadap komponen pembelajaran,kemudahan dalam memahami komponenpembelajaran dan ketertarikan pada prosespembelajaran.

DAFTAR PUSTAKAAbungu, H. E., Okere, M. I., & Wachanga,

S. W. (2014). Effect of science processskills teaching strategy on boys’ andgirls’ achievement in chemistry inNyando District, Kenya. Journal ofEducation and Practice, 5(15), 42-48.

Al-Rabaani, A . (2015). The acquisitionof science process skills by Omani’spre-service social studies’ teachers.European Journal of EducationalStudies, 6(1). Diunduh dari http://dergipark.gov.tr/ejes/issue/5170/70268.

Arends, R. I. (2012). Learning to Teach (9th

ed.). New York: McGraw-Hill.Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Borg, W. R., & Gall, M. D. (1983). Edu-cational tesearch: On introduction (4th

ed.). New York: Longman Inc.Flik, L. B., & Lederman, N. G. (2007).

Scientifi c inquiry and nature of scien-ce: Implication for teaching, learningand teacher education. Netherlands:Spinger.

Holbrook, J. (2005). Making chemistryteaching relevant. Chemical educationinternational, 6(1), 1-12.

Kassim, A. G. (2014). How to use thelaboratory and conduct practical forskills aquisition for secondary schoolstudents. International Journal ofAcademic Research in Education andReview, 2(7), 160-164.

Kemendiknas. (2013). Kurikulum 2013,kompetensi dasar jenjang SekolahMenegah Atas (SMA)/MadrasahAliyah (MA). Jakarta.

Leksono, S. M., Syachruroji, A., &Marianingsih, P. (2015). Pengembanganbahan ajar biologi konservasi berbasisetnopedagogi. Jurnal Kependidikan,45(2), 168-183.

Leonor, J. P. (2015). Exploration of concep-tual understanding and science processskills: A basic for differentiated scienceinquiry curiculum model. InternationalJournal of Information and EducationTechnology, 5(4), 255 -259.

Light, G., and Cox, R. (2009). Learningand teaching in higher education,the reflective professiona (2nd ed.).London: A SAGE Publication Inc.

Liliasari. (2010). Inovasi pembelajaransains menuju profesionalisme guru.Makalah pada Seminar Nasional PeranGuru Sains dalam Era Globalisasi diGorontalo.

Matondang, Z. (2009). Validitas danreliabilitas suatu instrumen penelitian.Jurnal Tabularasa, 6(1), 87-97.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 2, Nomor 1, Mei 2018, Halaman 98-115

Page 18: PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI UNTUK …

115

Morrison, G. R., Ross, S. M., Kemp, J.E., Kalman, H. (2010). Designingeffective instruction (6th ed.) NewJersey: Willey.

Morrison, G. R., Ross, S. M., Kalman, H.K., & Kemp, J. E. (2012). DesigningEffective Instruction (7th ed.). NewYork: Wiley Global Education.

Munadi, S. (2011). Analisis validasikualitas soal tes hasil belajar padapelaksanaan program pembelajaran.Jurnal Cakrawala Pendidikan, 30(1),145-159.

National Research Council. (2000). Inquiryand the national science educationstandards: A guide for teachingand learning. New York: NationalAcademic Press.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007tentang Standar Proses untuk JenjangPendidikan Dasar dan Menengah.

Rustaman. (2008). Kemampuan dasarbekerja ilmiah dalam pendidikan sainsdan asesmentnya”. Makalah padaSeminar Nasional Peran Guru Sainsdalam Era Globalisasi di Gorontalo.

Sjöström, J., & Stenborg, E. (2014). Teach-ing and learning for critical scientifi cliteracy: Communicating knowledgeuncertainties, actors interplay andvarious discourses about chemicals.Dalam I. Eilks, S. Markic, & B. Ralle(Eds.), Science education research andeducation for sustainable development(pp. 37-48). Aachen: Shaer Verlag.

Slavin, R. E. (2011). Educationalpsychology: Theory and practice (9th

ed.). New Jersey: Prentice Hall.Sugiyono. (2011). Metode penelitian

kuantitatif, kualitatif dan R & D.Bandung: CV Alfabeta.

Susilowati, & Hastuti, P. W. (2013).Pengembangan petunjuk praktikumpendidikan IPA berbasis pedagogycontent knowledge mahasiswa calonguru. Jurnal Kependidikan, 43(2),144-153.

Suyantiningsih, Munawaroh, I . , &Rahmadona, S. (2016). Pengembanganmultimedia pembelajaran berbasisscientifi c approach terintegrasi nilaikarakter. Jurnal Kependidikan, 46(1),1-13.

Wass, R., Harland, T., & Mercer, A. (2011).Scaffolding critical thinking in thezone of proximal development. HigherEducation Research & Development,30(3), 317-328.

Yadav, B., & Mishra, S. K. (2013). A studyof the impact of laboratory approachon achievement and process skills inscience among is standard students.International Journal of Scientifi c andResearch Publications, 3(1), 1-6.

Zoller, U. (2001). Alternative assessment as(critical) means of facilitating HOCS-promoting teaching and learningin chemistry education. ChemistryEducation Research and Practice,2(1), 9-17.

Rahmat Rasmawan: Pengembangan LKS Kimia Berbasis Inkuiri...