pengembangan kurikulum

32
Makalah PENGEMBANGAN KURIKULUM Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Telaah Biologi Sekolah” Semester genap / IV Dosen pembimbing: Ika Oktaviana, S.Si, M.Pd. Kelompok 2 : Khusnul Khotimah 2131001220225 Muhammad Qosim 2131001220224 Lilik Puji Rahayu 2131001220341 Vebi Eenggawati D.S 2141001220300 Hikmatus Sar’iyah 2141001220271 Muhammad Hakim 2142201220005 M. Masruful Adzim 2142201220007 FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN Telaah (perkembangan kurikulum) | kelompok 2 i

Upload: muhammad-al-hakim

Post on 17-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kurikulum adalah suatu alat bantu dalam pembelajaran

TRANSCRIPT

Makalah

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliahTelaah Biologi SekolahSemester genap / IV

Dosen pembimbing: Ika Oktaviana, S.Si, M.Pd.Kelompok 2 :

Khusnul Khotimah2131001220225

Muhammad Qosim2131001220224

Lilik Puji Rahayu2131001220341Vebi Eenggawati D.S2141001220300Hikmatus Sariyah2141001220271Muhammad Hakim2142201220005

M. Masruful Adzim2142201220007

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAANINSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI BUDI UTOMO MALANGApril 2015KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing serta memberiarahan kepada penulis dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi kelainan maupun penyusunan kata. Dengan demikian penyusunan sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun dari kesempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 20 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISICover..i

Kata Pengantar...............................................................................................ii

Daftar Isiiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....1

1.2 Rumusan Masalah..21.3 Tujuan.2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Kurikulum .....3A. Pengertian Kurikulum............................3B. Peranan Kurikulum.................................................4C. Fungsi Kurikulum...................................................42.2 Sejarah Perkembangan Kurikulum ................................5A. Dinamika Pengembangan Kurikulum.......................5B. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968) .........6C. Rencana Pelajaran Terurai 1952............................7D. Kurikulum 1964....................................................7E. Kurikulum 1968....................................................8F. Kurikulum 1975....................................................8G. Kurikulum 1984....................................................9H. Kurikulum 1994....................................................9I. Kurikulum 2004 (KBK) .......................................10J. Kurikulum 2006 (KTSP) .....................................10K. Kurikulum 2013....................................................112.3 Model-model Pengembangan Kurikulum..122.4 Prosedur umum Pengembangan Kurikulum ..........132.5 Perbedaan antara KBK, KTSP & K13.......14BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.163.2 Saran...163.3 Daftar Pustaka....17

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, salah satunya memuat standar isi yang di dalamnya mengatur tentang pengembangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.

Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi perkembangan pendidikan. Dilihat dari begitu pentingnya suatu pengembangan kurikulum, maka pada kesempatan kali ini kami berusaha untuk membuat karya tulis ini dengan tema Pengembangan Kurikulum yang mana tulisan ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui tentang pengembangan kurikulum yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah yang diambil dalam karya tulis ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum?

2. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di indonesia?

3. Apa saja model-model pengembangan kurikulum di Indonesia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang diambil dalam karya tulis ini adalah:

1. Mengetahui makna pengembangan kurikulum2. Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum di indonesia3. Mengetahui model-model pengembangan kurikulum di Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Kurikulum

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti berlari dan curere yang artinya tempat berpacu. Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan.Sedangkan dalam bahasa Prancis, kurikulum dikaitkan dengan kata courier yang artinya to run, berlari. Kemudian, istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu gelar atau ijazah. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.Konsep ini mengandung makna, bahwa isi kurikulum bukan hanya sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dan semua pengalaman belajar siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi siswa sepanjang menjadi tanggung jawab sekolah. Itulah sebabnya tidak ada pemisahan antara kegiatan intrakurikuler dengan kegiatan ekstrakurikuler. Keduanya termasuk kurikulum.Pengertian kurikulum diatas menunjukkan pengertian yang lebih luas, sebab kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek yang mempengaruhi peserta didik. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.B. Peranan KurikulumSebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis (evaluatif) dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama pentingnya dan perlu dilaksanakan secara seimbang. C. Fungsi Kurikulum

Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi tertentu. Alexander Inglish, dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918), mengatakan bahwa kurikulum memiliki fungsi sebagai: fungsi penyesuaian, fungsi penintegrasian, fungsi dirensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan dan fungsi diagnostik.1) Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)

Setiap Individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh.

2) Fungsi Integrasi (The Integrating Function)

Individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan dan pengintegrasian masyarakat.

3) Fungsi Diferensiasi (The Diferentiating Function)

Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

4) Fungsi Persiapan (The Propaeductif Function)

Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh

5) Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.

6) Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)

Membantu dan mengarahkan siswea untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.

2.2 Sejarah Perkembangan KurikulumDalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan, kurikulum sering dijadikan alat politik oleh pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda dan Jepang, kurikulum harus disesuaikan dengan kepentingan politik kedua negara tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia.Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. A. Dinamika Pengembangan Kurikulum PendidikanSejak proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menetapkan tujuan yang jelas kemana NKRI akan dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak prakemerdekaan, yakni Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto, lagu kebangsaan, dan bahkan konstitusi yang di dalamnya telah memuat empat tujuan negara yang akan dicapai. Salah satu tujuan itu dirumuskan dengan sangat tepat, yakni Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dan ternyata konsep mencardaskan itu telah dijelaskan oleh Horard Gardner setelah dua puluh delapan tahun kemudian, dalam bukunya berjudul Frames od Mind: the Tehory of Multiple Intelligences yaitu tentang tujuh tipe kecerdasan manusia. Singkatnya, bukan hanya kecerdasan intelektual (otak kiri) tetapi juga kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga kinestetiknya.

Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum adalah amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional. Kurikulum pertama di Indonesia telah lahir sebagai penjabaran amanat dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun 1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan akhirnya UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di samping itu, tuntutan globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi juga ikut mendorong terjadinya perbaikan dan pengembangan kurikulum.B. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)Isi yang terkandung dalam kurikulum Rencana Pelajaran : Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Kurikulum yang dipakai oleh Bangsa Indonesia pada tahun 1947 adalah Rencana Pelajaran 1947. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok, yaitu (1) daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis besar pengajaran.Kurikulum ini boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Sedangkan materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.C. Rencana Pelajaran Terurai 1952 Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran pada masa Mr. Soewandi sebagai Menteri PP dan K (Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan) adalah dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional. Salah satu hasil panitia tersebut yang menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a). Pendidikan pikiran harus dikurangi b). Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian c). Pendidikan watak d). Pendidikan jasmani e). Kewarganegaraan dan masyarakat. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Fokusnya pada pengembangan Pancawardhana (five principles of development), yaitu :a) Daya cipta, b) Rasa, c) Karsa, d) Karya, e) Moral.D. Kurikulum 1964Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. TAP MPRS XXVI tahun 1966 menentukan bahwa pendidikan haruslah diarahkan pada (a) mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, (b) mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, dan (c) membina/ memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.

E. Kurikulum 1968Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya Sembilan.F. Kurikulum 1975Lahirnya kurikulum 1975 bertujuan untuk mencapai tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya. Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut: 1). Berorientasi pada tujuan. 2). Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. 3). Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. 4). Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. 5). Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).G. Kurikulum 1984Sebelum pemberlakuan kurikulum 1984, yaitu pada tahun 1983 mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) ditetapkan sebagai mata pelajaran wajib. Dengan demikian maka pendidikan idiologi dilakukan melalui Pendidikan Pancasila yang memiliki komponen Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4), Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Ciri-Ciri umum dari Kurikulum CBSA adalah: 1). Berorientasi pada tujuan instruksional. 2). Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). 3). Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). 4). Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang di bebankan pada peserta didik. 5). Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. 6). Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. H. Kurikulum 1994Kurikulum 1994 ini merupakan revisi terhadap kurikulum 1984 tetapi pada dasarnya keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Orientasi pendidikan pada pengajaran disiplin ilmu menempatkan kurikulum sebagai instrumen untuk transfer of knowledge. Penyempurnaan terjadi pada materi pendidikan sejarah karena materi pendidikan sejarah yang tercantum dalam kurikulum SMA 1984 (nama baru SMA berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 adalah SMU) dianggap tidak lengkap, maka kurikulum SMU 1994 menyempurnakannya.Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

I. Kurikulum 2004 (KBK)Secara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan penuh tanggung jawab.Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.J. Kurikulum 2006 (KTSP)Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.K. Kurikulum 2013Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan bahwa kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Kesiapan guru berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong siswa melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.2.3 Model-Model Pengembangan Kurikulum.A. Pengembangan Kurikulum Model HumanistikMempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Peserta didik menjadi subjek yang pusat kegiatan pendidikan, agar mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan untuk berkembang. Tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri. Kurikulum model humanistik menjadikan manusia yang bisa menciptakan unsur kreativitas, spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas, pertumbuhan diri, termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan, minat, dan motivasi intrinsik.

B. Pengembangan Kurikulum Model Subjek AkademikDalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistemisasi disiplin ilmu masing-masing. Pengembangan kurikulum subjek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu. Model kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendidikan diarahkan lebih bersifat intelektual.

C. Pengembangan Kurikulum Model Rekonstruksi SosialDalam menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat, selanjutnya dengan memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara secara kooperatif dan kolaboratif, akan dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum model ini difokuskan pada problem yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.

D. Pengembangan Kurikulum Model Teknologis (Sistemis)Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem saja, atau juga dengan alat atau media. Dalam konteks kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek, yaknihardwareberupa alat benda keras seperti proyektor, TV, LCD, radio, dan sebagainya, dansoftwareberupa teknik penyusunan kurikulum, baik secara mikro maupun makro.

2.4 Prosedur Umum Pengembangan KurikulumDalam pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama yaitu Pedoman Kurikulum dan Pedoman Instriktusional.A. Pedoman KurikulumPedoman kurikulum merupakan sebuah susunan untuk menentukan garis besar dari kurikulum tersebut. Dalam pedoman kurikulum meliputi :a) Latar Belakang, berisi tentang rumusan falfasah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang study atau mata kuliah, serta struktur organisasi bahan pelajaran.b) Silabus, mata pelajaran secara lebih terperinci yang diberikan yaitu ruang lingkup dan urutan penyajiannya.c) Desain Evaluasi, strategi refisi atau perbaikan kurikulum mengenai bahan pelajaran dan organisasi bahan dan strategi instruksionalnya.B. Pedoman InstruktionalPedoman Instruktional bersubjek kepada pihak pengajar. Pengajar tersebut menguraikan isi dari pedoman kurikulum hingga lebih mendetail. Hal ini berfungsi agar kegiatan belajar mengajar benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.

2.5 Perbedaan antara KBK, KTSP dan Kurikulum 2013

A. KBK 2004:

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan

Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Pengembangan kurikulum sampai pada silabus

Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)

B. KTSP 2006:

Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan

Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar

Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)

C. Kurikulum 2013:

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru

Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan kurikulum adalah semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Konsep ini mengandung makna, bahwa isi kurikulum bukan hanya sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dan semua pengalaman belajar siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi siswa sepanjang menjadi tanggung jawab sekolah.

Kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan paska kemerdekaan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Model pengembangan kurikulum di Indonesia meliputi : Pengembangan Kurikulum Model Humanistik, Pengembangan Kurikulum Model Subjek Akademik, Pengembangan Kurikulum Model Rekonstruksi Sosial dan Pengembangan Kurikulum Model Teknologis (Sistemis).3.2 Saran

Saran yang bisa penulis berikan untuk pembaca pada umumnya, dan untuk diri sendiri pada khususnya adalah, bahwa apapun model dan jenis kurikulum yang dipakai hendaknya bisa sesuai dengan lingkungan dimana kurikulum itu dipakai agar apa yang diharapkan dari pengembangan kurikulum tersebut bisa sesuai dengan tujuan dan fungsi pengembangan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKAAqila, Sauron. 2013. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. http://sauronaqila.blogspot.com/2013/04/makalah-pengembangan-kurikulum-dan.htmlHamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009)

Kholifatun, Umi. 2015. Perbedaan antara kbk, ktsp dan kurikulum 2013. http://umikholifatun.blogspot.com/2013/12/perbedaan-kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.htmlMunasti, Teuku Habibi. 2013. Makalah pengembangan kurikulum. http://seulanga23.blogspot.com/2013/11/makalah-pengembangan-kurikulum.html

i

17

ii

iii

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

5

16

Telaah (perkembangan kurikulum) | kelompok 2