pengembangan kota layak anak di kota denpasar filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made...

63
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR TIM PENELITI : NI LUH GEDE ASTARIYANI,SH.,MH. NIDN : 0019037607 (KETUA) MADE NURMAWATI.,SH.,MH NIDN : 0031036208 (ANGGOTA) Dibiayai dari dana DIPA BLU Satuan Kerja Universitas Udayana Nomor : DIPA-023.04.2.415253/2015 Tanggal 14 November 2015, SK No : 195a/UN.14.1.11/PNL.06/2015 tanggal 4 Mei 2015 dengan Kontrak Nomor : 966 C/UN.14.1.11/KU/SPK/2015 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015 Kode / Nama Bidang Ilmu : 596 /Ilmu Hukum

Upload: doannhan

Post on 27-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK

DI KOTA DENPASAR

TIM PENELITI :

NI LUH GEDE ASTARIYANI,SH.,MH. NIDN : 0019037607 (KETUA)

MADE NURMAWATI.,SH.,MH NIDN : 0031036208 (ANGGOTA)

Dibiayai dari dana DIPA BLU Satuan Kerja Universitas Udayana

Nomor : DIPA-023.04.2.415253/2015 Tanggal 14 November 2015, SK No :

195a/UN.14.1.11/PNL.06/2015 tanggal 4 Mei 2015 dengan Kontrak Nomor :

966 C/UN.14.1.11/KU/SPK/2015

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN

2015

Kode / Nama Bidang Ilmu : 596 /Ilmu Hukum

Page 2: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

Judul Penelitian :Pengembangan Kota Layak Anak Di Kota Denpasar Bidang Ilmu : Ilmu Hukum

Ketua Peneliti

a.Nama lengkap dengan gelar : Ni Luh Gede Astariyani, SH., MH.

b. NIP / NIDN : 19760319 199903 2 002 / 0019037607

c. Pangkat/Gol : Penata / III d

d. Jabatan Fungsional/Stuktural : Lektor

e. Pengalaman Penelitian : ( terlampir dalam CV)

f.PS/Fakultas : Hukum

f. Alamat Rumah / HP : Jl Zidam Gg BiawakNo 49

g. Telepon/E-mail : 081916254566/[email protected]

Jumlah Tim Peneliti : 2 (empat) orang

Lokasi Penelitian : Kota Denpasar

Jangka waktu penelitian : 6 (enam) bulan

Biaya Penelitian : Rp. 9.000.000 (sembilan juta rupiah)

Denpasar, 10 September 2015

Menyetujui :

Dekan Fakultas Hukum

Ketua Peneliti,

(Prof. Dr. I Gusti Ngurah WairocanaSH.,MH)

NIP.19530401 198003 1 004

( Ni Luh Gede Astariyani.,SH.,MH )

NIP: 19990319 199903 2 002

Page 3: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak
Page 4: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

i

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN

……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………… iii

ABSTRAK ……………………………………………………… iv

ABSTRACT ……………………………………………………… v

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………… 7

BAB III. TUJUAN ……………………………………………………… 9

BAB IV. METODE ……………………………………………………… 12

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................... 15

BAB VI PENUTUP .................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

……………………………………………………… 33

LAMPIRAN

- CV

- LAPORAN KEUANGAN

Page 5: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

ii

ABSTRAK

Anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus masa depan bangsa,

penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang kan menjadi pilar utama

pembangunan nasional. SDM yang berkualitas tidak dapat lahir secara alamiah, bila anak

dibiarkan tumbuh dan berkembang tanpa perlindungan maka mereka akan menjadi beban

pembangunan karena akan menjadi generasi yang lemah, tidak produktif dan tidak kreatif.

Ditinjau dari aspek perlindungan, terbatasnya tempat yang aman bagi anak serta masih

banyaknya anak yang menjadi korban kekerasan, pelecehan, diskriminasi dan perlakuan yang

salah. Target Penelitian tentang Pengembangan Kota Layak Anak Di Kota Denpasar adalah

diharapkan dapat 1). merumuskan dasar kewenangan Pengembangan Kota Layak Anak Di Kota

Denpasar. 2) Untuk membangun inisiatif pemerintahan kota yang mengarah pada upaya

transformasi Konvensi Hak Anak (KHA) dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi dan

intervensi pembangunan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang

ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak pada suatu wilayah kabupaten/kota.

Metode yang digunakan dengan 1) Melakukan studi tekstual, yakni menganalisis teks

hukum yaitu pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik (kebijakan

negara) secara kritikal dan dijelaskan makna dan implikasinya terhadap Pengembagan Kota

Layak Anak.2)Melakukan studi kontekstual, yakni mengaitkan dengan konteks saat peraturan

perundang-undangan itu dibuat ataupun ditafsirkan dalam rangka Pengembangan Kota Layak

Anak Di Kota Denpasar.Luaran penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan

hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam bentuk Publikasi jurnal lokal Fakultas Hukum Kertha

Patrika Fakultas Hukum Universitas Udayana

Kata Kunci : Kota Layak Anak, Denpasar

Page 6: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

1

ABSTRACT

The child is potentially a very important, the next generation of the nation's future,

determine the quality of human resources (HR) of Indonesia which became the main pillar of

national development. Qualified human resources can not be born naturally, when children are

allowed to grow and flourish without protection, they will become a burden of development

because it will be the generation that is weak, unproductive and uncreative. Judging from the

aspect of protection, lack of a safe place for children and there are still many children who are

victims of violence, harassment, discrimination and the wrong treatment. Target Research on

Urban Development Eligible Children in Denpasar is expected to be 1). Urban Development

authority to formulate the basis of Eligible Children in Denpasar. 2) To build a government

initiative the city directed to the transformation of the Convention on Rights of the Child (CRC)

of the legal framework into definitions, strategies and development interventions in the form of

policies, programs and development activities aimed at the fulfillment of children's rights in a

district / city.

The method used to 1) Conduct textual study, which analyzed the legal text, namely

clauses in legislation and public policy (state policy) is critical and explained the meaning and

implications for developing a Decent City Anak.2) Perform contextual studies, namely associate

with the current context of the legislation that created or interpreted in the context of City

Development Eligible Children In Cities Denpasar.Luaran research is expected to add to the

understanding and the research results can be published in a local journal publication Patrika

Kertha Faculty of Law Faculty of Law University of Udayana

Keywords: City Proper Child, Denpasar

Page 7: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

2

BAB I.

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Persoalan anak di masyarakat Indonesia pada umumnya dan di Kota Denpasar khususnya

tampak semakin memprihatinkan. Secara umum permasalahan anak yang muncul di wilayah

perkotaan sangat kompleks seperti kenakalan remaja, perkosaan, pelecehan seksual, traffiking,

perdagangan anak, dan lain-lain. Hal ini terjadi tentu tidak lepas dari pesatnya perkembangan

teknologi informasi yang membawa dampak terhadap sikap dan perilaku masyarakat baik yang

dewasa maupun anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah maupun lembaga-lembaga lain yang

konsen terhadap permasalahan anak tidak mau tinggal diam membiarkan persoalan ini

berkembang semakin parah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun

daerah seperti program Kabupaten/kota layak anak, lomba-lomba BKB, BKR, P2WKSS, dan

berbagai program lainnya.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh berbagai komponen masyarakat untuk mengatasi

persoalan anak pada dasarnya bertujuan untuk melindungi anak-anak dari berbagai ancaman

yang dapat mengganggu tumbuh kembang dan kesejahteraannya. Hal ini penting dilakukan

mengingat bahwa anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan menentukan nasib

masa depan negara kita. Terkait dengan hal ini lembaga khusus yang menangani masalah anak

seperti Kementerian Negara pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA)

bersinergi dengan lembaga lain yang berkopeten dalam mengimplementasikan program-program

yang terkait anak. Dalam pratik penyelengaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bali, terdapat

beberapa kasus yang terjadi terhadap Perlindungan Anak Adapun data tindakan kekerasan

tersebut terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 1: Data Kasus Kekerasan Anak Sebagai Korban

No Tahun

2010

(jan-des)

2011

(jan-des)

2012

(jan-des)

2013

(jan-des)

2014

(jan-feb)

Jumlah 144 - 146 148 21

Sumber: diperoleh dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Direktorat Reserse

Kriminal Umum Tahun 2010-2014

Page 8: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

3

Tingginya kasus kekerasan anak sebagai korban dari tahun ketahun menunjukkan perlunya

pengaturan perlindungan anak. Perlunya pengaturan ini diharapkan mampu menanggulangi dan

menangani korban kekerasan terhadap anak sehingga, kewajiban pemerintah daerah dalam

pemenuhan hak asasi manusia dapat terpenuhi.

Tabel 2 : Data Kasus Kekerasan Anak Sebagai Pelaku

No Tahun

2010

(jan-des)

2011

(jan-des)

2012

(jan-des)

2013

(jan-des)

2014

(jan-feb)

Jumlah 120 76 79 - -

Sumber: diperoleh dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Direktorat Reserse

Kriminal Umum Tahun 2010-2014

Jumlah pelaku kekerasan anak

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012

jml pelaku

2010

2011

2012

Kota Denpasar sebagai kota berwawasan buadaya dengan berlandaskan pada Tri Hita

Karana terdapat juga bebarapa kasus tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak tampak

semakin memprihatinkan. Secara umum permasalahan anak dan perempuan yang muncul di

wilayah perkotaan sangat kompleks seperti kenakalan remaja, perkosaan, pelecehan seksual,

traffiking, perdagangan anak, dan lain-lain. Hal ini terjadi tentu tidak lepas dari pesatnya

perkembangan teknologi informasi yang membawa dampak terhadap sikap dan perilaku

masyarakat baik yang dewasa maupun anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah maupun lembaga-

lembaga lain yang konsen terhadap permasalahan anak tidak mau tinggal diam membiarkan

persoalan ini berkembang semakin parah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah baik pusat

maupun daerah seperti program Kabupaten/kota layak anak, lomba-lomba BKB, BKR,

P2WKSS, dan berbagai program lainnya.

Page 9: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

4

Keadaan penduduk Kota Denpasar dewasa ini dapat dikatakan sudah sampai di antara

pertengahan dan akhir dari tahap ketiga. Hal ini ditandai dengan rendahnya angka kelahiran

maupun kematian, terutama jika dikaitkan dengan kelompok umur yang tergolong anak-anak

sesuai dengan Undang-undang 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah dijelaskan

bahwa semua penduduk yang belum berusia 18 tahun adalah dikatagorikan sebagai anak-anak.

Mereka ini merupakan penduduk yang harus mendapatkan perlindungan dan dapat terpenuhi

hak-haknya.1

Tabel 3 Penduduk Kota Denpasar menurut Kelompok Umur, 2012

Umur Jenis kelamin Total

Laki- Laki Perempuan

0 – 4 39 100 37 300 76 400

5 – 9 35 800 33 100 68 900

10 – 14 32 100 29 900 61 000

15 - 19 33 000 32 600 65 600

20 – 24 41 700 41 600 83 300

25 – 29 44 100 42 200 86 300

30 – 34 44 100 44 200 88 300

35 – 39 41 700 39 300 82 000

40 – 44 38 000 32 400 70 400

45 – 49 26 000 21 800 47 800

50 – 54 18 100 15 500 33 600

55 – 59 13 100 11 200 24 300

60 - 64 8 200 7 400 15 600

65 - 69 5 200 5 100 10 300

70 - 74 2 800 3 100 5 900

75 + 2 800 3 800 6 600

Total 425 800 408 100 825 700

Sumber: BPS Kota Denpasar, 2012

Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di kota denpasar berdasarkan data

yang diperoleh dari Polresta Denpasar sehingga sangat diperlukan adanya pengaturan tentang

perlindungan perempuan dari kekerasan. Tingginya kekerasan tersebut sebagaimana terdapat

dalam Tabel 4 di bawah ini :

1 Profil Statistik Gender 2013, Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan

Kota Denpasar

Page 10: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

5

Dari data-data empirik tersebut, terdapat beberapa jenis kekerasan terhadap anak yang

dikategorikan, sebagai berikut: Kekerasan fisik, Kekerasan seksual, Kekerasan ekonomi,

Kejahatan perkawinan, Kriminalisasi dan Penelantaran rumah tangga. Akan tetapi secara nyata,

kekerasan terhadap anak bukan hanya dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, dapat juga

terjadi diluar aspek rumah tangga, misalnya:

1. korban pemerkosaan/pelecehan seksual

2. korban perdagangan orang

3. korban kebijakan yang diskriminatif

4. korban kekerasan pada masa berpacaran

5. korban eksploitasi seksual

Dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

menentukan :

Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang

bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:

a. diskriminasi;

b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;

c. penelantaran;

d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;

e. ketidakadilan; dan

f. perlakuan salah lainnya.

Selain itu Pasal 15 Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, menentukan : Setiap anak

berhak untuk memperoleh perlindungan dari :

a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;

b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;

c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;

d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan;dan

e. pelibatan dalam peperangan.

Adapun maraknya kekerasan terhadap anak, berupa penyiksaan, dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya :

1. Kondisi ekonomi orang tua kandung/angkat/wali, sehingga acapkali melampiaskan

kemarahan terhadap anak.

2. Rendahnya Pendidikan orang tua kandung/angkat/wali

Adapun jenis-jenis penyiksaan fisik yang terjadi pada anak, yakni pukulan, tendangan, sulutan

rokok, membakar, memberikan racun, dan tindakan lainnya yang membahayakan anak.

Disamping penyiksaan fisik, terdapat pula bentuk kekerasan seksual terhadap anak, seperti ;

Page 11: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

6

Paedofilia, sodomi, eksploitasi seksual, perdagangan manusia, pemaksaan perkawinan,

perkosaan.

Kenyataan tersebut di atas menunjukkan bahwa persoalan anak masih memerlukan

penanganan yang serius dan komprehensif. Hal ini mengingat bahwa Anak sebagai potensi dan

aset merupakan generasi penerus Bangsa dan sumberdaya manusia yang sangat menentukan

keberhasilan pembangunan pada masa-masa mendatang. Oleh karena itu peningkatan

kesejahteraan dan perlindungan terhadap anak merupakan hal yang sangat penting disamping

juga karena perlindungan terhadap anak merupakan hak azasi anak. Upaya peningkatan kualitas

sumberdaya manusia perlu dilakukan sejak dini sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang

secara wajar baik pertumbuhan fisik, mental, intelektual serta jaminan haknya.

Sebagai upaya untuk lebih memperhatikan dan melindungi anak-anak Indonesia, maka

pemerintah melalui Kementerian Negara dengan pengaturan dalam Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan

Pengembangan kabupaten/kota Layak Anak. Kota Denpasar pengaturan tentang Kota Layak

Anak diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

RI Nomor 2 Tahun 2009 tentang kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak. Isi dari peraturan ini

terdiri dari VII Bab yakni: bab 1. Pendahuluan yang terdiri dari 5 sub bab; bab 2. Analisis Situasi

yang terdiri dari 8 sub bab; Landasan Kebijakan dan Strategi menjadi bab 3 dengan 3 sub bab;

Prinsip, Prasyarat dan Langkah-langkah Kebijakan diatur dalam bab 4 yang meliputi 3 sub bab;

Indikator Program KLA dipaparkan pada Bab 5 yang terdiri dari indikator khusus dan indikator

umum; Selanjutnya Peran para pihak dijelaskan pada bab 6 yang terdiri dari 8 sub bab; dan

terakhir bab 7 menjadi bab penutup.Melalui Peraturan menteri ini diharapkan semua

Kabupaten/Kota di Indonesia menyiapkan diri untuk menjadi kota layak anak sesuai dengan

peryaratan yang telah ditentukan. Kota Denpasar telah menyiapkan diri mengikuti program

menuju Kota layak anak yang saat ini sudah masuk katagori nindya. Untuk bisa memperoleh

predikat yang lebih tinggi yakni utama dengan sendirinya harus menyiapkan berbagai

persyaratan yang belum terpeuhi.

Namun demikian, kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran terhadap hak anak juga masih

kerap mewarnai kehidupan anak baik di masyarakat Bali umumnya maupun di Kota Denpasar.

Jumlah anak yang belum terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan dan ekploitasi masih relatif

Page 12: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

7

besar. Masih ada anak-anak yang terlantar, bekerja di jalanan, belum mendapatkan pelayanan

yang optimal, putus sekolah, menjadi korban trafficking, fedofilia, penganiayaan dan lain-lain.

Kondisi yang demikian ini mencerminkan masih kurangnya kesadaran dan kepekaan para

perencana dan penentu kebijakan untuk memprioritaskan masalah kesejahteraan dan

perlindungan anak.Perlunya perlindungan terhadap anak melalui pengembangan kota layak anak

sangat tepat dilakukan pengkajian melalui penelitian tentang Pengambangan Kota Layak Anak

Di Kota Denpasar.

2.Rumusan Masalah.

Berdasarkan pada identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan 2 (dua ) pokok masalah,

yaitu sebagai berikut:

1. Apakah dasar hukum tentang pengaturan tentang Pengembangan Kota Layak Anak Di

Kota Denpasar?.

2. Bagaimanakah inisiatif pengembangan kota layak anak yang dilakukan oleh

pemerintahan kota ?

3. Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tujuan

penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut:

1. Pemahaman tentang pengaturan tentang Kota Layak Anak di Kota Denpasar .

2. Untuk membangun inisiatif pemerintahan kota yang mengarah pada upaya transformasi

Konvensi Hak Anak (KHA) dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi dan

intervensi pembangunan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

yang ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak pada suatu wilayah kabupaten/kota

Page 13: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

8

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembaharuan hukum telah terjadi, ditandai oleh adanya berbagai instrument hukum yang

menjamin kesetaraan dan keadilan bersumber dari beberapa kovensi internasional, hukum

positif nasional, termasuk yurisprudensi dimana perempuan mendapatkan keadilan. Namun

terdapat jurang yang dalam di antara apa yang seharusnya ( das sollen) dikehendaki terjadi oleh

hukum dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari ( das sein) sehingga hukum hanya

dipandang sebagai paying fantasi.2

Dari studi yang dilakukan analisis gender banyak ditemukan ketidak adilan , antara lain :

1), terjadi marginalisasi/pemiskinan ekonomi terhadap perempuan 2) jenis kelamin yaitu

terjadi sub ordinasi terhadap salah satu perempuan , 3) terjadi stereotype rumah tangga, maka

terhadap jeniskelamin yang mengakibatkan pembatasan terhadap perempuan , 4) terjadi

kekerasan violence terhadap jenis kelamin tertentu umumnya perempuan karena perbedaan

ender , 5) kerena peran gender perempuan adalah mengelola pekerjaan domestiklebih banyak

dan lebih lama/burden . Kekerasan berbasis gender seperti yang diserukan Rekomendasi

Umum CEDAW merupakan pelanggaran HAM Anak adalah harapan bangsa dimasa

mendatang.

Perlindungan hukum terhadap anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum

terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak (fundamental rights and freedoms of children)

serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. Setiap anak kelak

mampu memikul tanggung jawab, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya

untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial dan berakhlak

mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak

Penelantaran anak merupakan salah satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga, hal ini

akibat dari orang tua yang tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap anak

untuk memberikan jaminan perlindungan bagi anak-anak mereka. Orang tua tidak

memperdulikan keselamatan anaknya, sepanjang ia dapat memberikan keuntungan financial bagi

2 Jurnal Perempuan, 2006,Sejauh Mana Komitmen Negara ?,jurnal YJP, No 25 thun 2006, ISSN1410-

153X,hal 34-35

FF

Page 14: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

9

keluarga. Di kota-kota besar, anak di eksploitasi untuk bekerja menafkahi keluarga. Menurut

Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat (1) Tentang Perlindungan Anak sebagi

berikut: “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan. Pelaksanaan perlindungan anak yang baik harus memenuhi

persyaratan yang sebagai berikut :3

1. Para partisipan dalam terjadinya dan terlaksananya perlindungan anak harus

mempunyai pengertian-pengertian yang tepat berkaitan dengan masalah

perlindungan anak agar dapat bersikap dan betindak secara tepat dalam

menghadapi dan mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan

perlindungan anak.

2. Perlindungan anak harus dilakukan bersama antara setiap warganegara, anggota

masyarakat secara individual maupun kolektif dan pemerintah demi kepentingan

bersama.

3. Kerjasama dan koordinasi diperlukan dalam melancarkan kegiatan perlindungan

anak yang rasional, bertanggungjawab dan bermanfaat antar para partisipan yang

bersangkutan.

Dalam penyusunan Ranperda ini mempergunakan beberapa konsep antara lain :

1). Konsep perlindungan Perlindungan adalah segala tindakan pelayanan untuk menjamin

dan melindungi hak-hak korban tindak kekerasan yang diselenggarakan oleh Pusat

Pelayanan Terpadu;

2). Konsep kekerasan Kekerasan adalah setiap perbuatan yang berakibat atau yang

mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan baik fisik, seksual, psikologis termasuk

penelantaran, ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan

secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan

pribadi;3).Konsep Perempuan adalah manusia dewasa berjenis kelamin perempuan dan orang

yang oleh hukum diakui sebagai perempuan; 4). Konsep anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 tahun, termasuk anak yang ada dalam kandungan.

3 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Pressindo, Jakarta 1989.h. 19

Page 15: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

10

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan

Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tujuan

penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut:

1. Pemahaman tentang pengaturan tentang Kota Layak Anak di Kota Denpasar .

2. Untuk membangun inisiatif pemerintahan kota yang mengarah pada upaya transformasi

Konvensi Hak Anak (KHA) dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi dan

intervensi pembangunan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

yang ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak pada suatu wilayah kabupaten/kota

3.2 Manfaat

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1). Manfaat teoritis, diharapkan penelitian ini memberi kontribusi pada pengembangan ilmu

hukum, khususnya pengembangan ilmu hukum Perundang-undangan bidang Perundang-

undangan Daerah ;

2). Manfaat praktis, diharapkan penelitian ini memberi kontribusi para pihak yang

berkompeten berkaitan dengan pembentukan Perda ;

3). Manfaat bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini memberikan pemahaman yang

lebih mendalam mengenai ilmu hukum khususnya mengenai ilmu hukum yang berkaitan

dengan ilmu perundang-undangan.

Page 16: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

11

BAB IV. METODE PENELITIAN

1.Jenis Penelitian.

Dalam penelitian hukum terdapat dua model jens penelitian yaitu : 4

a. Metode penelitian hukum normative atau penelitian doctrinal, mempergunakan data

sekunder berupa ; peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan dan

pendapat para sarjana hukum terkemuka, Analisis data sekunder dilakukan secara

normative kualitatif yaitu yuridis kualitataif.

b. Metode penelitian hukum sosiologis / empiris, mempergunakan semua metode dan

tehnik-tehnik yang lasim dipergunakan di dalam metode-metode penelitian ilmu-ilmu

sosial / empiris.

Bertitik tolak dari pemasalahan yang diangkat dalam kajian ini, maka jenis penelitian

dalam kajian ini mempergunakan penelitian hukum normative. Dalam beberapa kajian jenis

penelitian seperti ini juga disebut dengan penelitian dogamatik.5 Dalam penelitian hukum

normatif, untuk mengkaji persoalan hukumnya dipergunakan bahan-bahan hukum yang terdiri

dari bahan hukum primer ( primary sources or authorities ) bahan-bahan hukum sekunder (

secondary sources or authorities ) dan bahan hukum tersier ( tertier sources or authorities ).

Bahan-bahan hukum primer dapat berupa peraturan perundang-undangan, bahan-bahan hukum

sekunder dapat berupa makalah, buku-buku yang ditulis oleh para ahli dan bahan hukum tersier

berupa kamus bahasa hukum dan kamus bahasa Indonesia.

2. MetodePendekatan.

Dalam penelitian hukum normative ada beberapa metode pendekatan yakni pendekatan

perundang-undangan ( statute approach ), pendekatan konsep (conceptual approach ),

pendekatan analitis ( analytical approach ), pendekatan perbandingan ( comparative approach ),

pendekatan histories ( historical approach ), pendekatan filsafat ( philosophical approach ),dan

pendekatan kasus ( case approach).6 Dalam penelitian ini digunakan beberapa cara pendekatan

4 Rony Hanitijo Soemitro, 1985, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia Jakarta, 1985, hal. 9. 5 Jan Gijsels,Mark Van Hocke ( terjemahan B. Arief Sidharta ) Apakah Teori Hukum Itu ? , Laboratorium

Hukum Universitas Parahyangan Bandung, hal. 109-110. 6 Peter Mahmud Marzuki; 2005, Penelitian Hukum, Jakarta Interpratama Offset, hal. 93-137.

Page 17: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

12

untuk menganalisa permasalahan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-

undangan ( statute approach ), pendekatan kasus ( case approach ) dan pendekatan konsep

hukum ( conceptual approach ).

Pendekatan konsep hukum ( conceptual approach ) dilakukan dengan menelaah

pandangan-pandangan mengenai pendelegasian kewenangan sesuai dengan penelitian ini..7

Disamping itu digunakan pendekatan kontekstual terkait dengan penrapan hukum dalam suatu

waktu yang tertentu.

3.Sumber Bahan Hukum.

Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.8

Bahan hukum primer adalah segala dokumen resmi yang memuat ketentuan hukum, dalam hal

ini adalah Undang-undang Perlindungan Anak dan Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak No 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan kabupaten/kota Layak

Anak

Bahan hukum sekunder adalah dokumen atau bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer seperti hasil penelitian atau karya tulis para ahli hukum yang

memiliki relevansi dengan penelitian ini, termasuk di dalamnya kamus dan ensiklopedia.

Selain itu akan digunakan data penunjang, yakni berupa informasi dari lembaga atau

pejabat, baik dari lingkungan Pemerintah Daerah maupun para pihak yang membidangi

pembentukan Peraturan Bupati.

4.Metode Pengumpulan Bahan Hukum.

Bahan hukum dikumpulkan melakukan studi dokumentasi, yakni dengan melakukan

pencatatan terhadap hal-hal yang relevan dengan masalah yang diteliti yang ditemukan dalam

bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.Untuk mendukung

bahan hukum tersebut dilakukan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap informan yang

terkait seperti dengan Kepala Bagian Hukum Kota Denpasar dan BP3 A Kota Denpasar.

5.Teknis Analisis Bahan Hukum

7 Ibid, hal. 19. 8 C.F.G.Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad ke 2 , Alumni,

Bandung, hal. 134.

Page 18: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

13

Teknik analisa terhadap bahan-bahan hukum yang dipergunakan dalam kajian ini adalah

teknik deskripsi, interpretasi, sistematisasi, argumentasi dan evaluasi.9 Philipus M.Hadjon

mengatakan bahwa tehnik deskripsi adalah mencakup isi maupun struktur hukum positif.10

Pada

tahap deskripsi ini dilakukan pemaparan serta penentuan makna dari aturan-aturan hukum yang

dikaji .dengan demikian pada tahapan ini hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

keadaan.11

Lebih lanjut berkaitan dengan teknik Interpretasi Alf Ross mengatakan :

The relation berween a given formulation and specific complex of facts.The technique of

argumentation demanded by this method is directed toward discovering the meaning of

the statute and arguing that the given facts sre either covered by it or not.12

( terjemahan bebas : Hubungan antara rumusan konsep yang diberikan dan kumpulan

fakta khusus. teknik argumentasi ini dibutuhkan oleh cara ini yang diarahkan kepada

penemuan makna dari undang-undang dan fakta-fakta yang saling melengkapi satu sama

lain ).

Dari sisi sumber dan kekuatan mengikatnya menurut I Dewa Gede Atmadja secara

yuridis interpretasi ini dapat dibedakan menjadi :13

1. Penafsiran otentik ; yakni penafsiran yang diberikan oleh peraturan perundang-

undangan itu sendiri. Penafsiran ini adalah merupakan penjelasan-penjelasan yang

dilampirkan pada undang-undang yang bersangkutan ( biasanya sebagai lampiran ).

Penafsiran otentik ini mengikat umum ;

2. Penafsiran Yurisprudensi ; merupakan penafsiran yang ditetapkan oleh hakim yang

hanya mengikat para pihak yang bersangkutan ;

3. Penafsiran Doktrinal ahli hukum ; merupakan penafsiran yang diketemukan dalam

buku-buku dan buah tangan para ahli sarjana hukum. Penafsiran ini tidak mempunyai

kekuatan mengikat, namun karena wibawa ilmiahnya maka penafsiran yang

dikemukakan, secara materiil mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan undang-

undang.

9 Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, 2008, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis, dan

Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, hal. 19. 10 Philipus M Hadjon, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik ( Normatif ) dalam Yuridika Nomor 6

Tahun IX, Nopember-Desember ( selanjutnya disebut Philipus M Hadjon II ), hal. 33. 11 Erna Widodo , 2000, Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif, Avy-rouz, hal. 16. 12 Alf Ross, 1969, On Law And Justice, University Of Californis Press, Barkely & Los Angeles, hal. 111. 13 I Dewa Gede Atmadja, 1996, Penafsiran Kostitusi Dalam Rangka Sosialisasi Hukum, Sisi Pelaksanaan

UUD 1945 Secara Murni Dan konsekuen” Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Hukum Tata

Negara Pada FH.UNUD, (selanjutnya disebut I Dewa Gede Atmadja II ), hal. 14 .

Page 19: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

14

Bertitik tolak dari pandangan Philipus M. Hadjon dan I Dewa Atmadja di atas, maka

untuk membahas persoalan hukum yang akan dikaji, akan dipergunakan penafsiran otentik,

penafsiran gramatikal dan penafsiran sejarah hukum.

Penafsiran otentik dalam kajian ini dimaksudkan adalah penafsiran yang didasarkan pada

penafsiran yang diberikan oleh pembentuk undang-undang, melalui penjelasan-penjelasannya

dan peraturan perundang-undangan yang lain.

Sedangkan penafsiran Gramatikal dalam kajian ini dilakukan dalam kaitannya untuk

menemukan makna atau arti aturan hukum, khususnya aturan hukum yang berkaitan dengan

Pendelegasian kewenangan mengatur dalam Peraturan Bupati.

3.Manfaat

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1). Manfaat teoritis, diharapkan penelitian ini memberi kontribusi pada pengembangan ilmu

hukum, khususnya pengembangan ilmu hukum Perundang-undangan bidang Perundang-

undangan Daerah ;

2). Manfaat praktis, diharapkan penelitian ini memberi kontribusi para pihak yang

berkompeten berkaitan dengan pembentukan Perda ;

3). Manfaat bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini memberikan pemahaman yang

lebih mendalam mengenai ilmu hukum khususnya mengenai ilmu hukum yang berkaitan

dengan ilmu perundang-undangan.

Page 20: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

15

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah

mengeluarkan kebijakan kabupaten/kota layak anak. Hal ini tertuang dalam Permen PP RI No.

2/2009 ini mengatur tentang kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak. Isi dari peraturan ini terdiri

dari VII Bab yakni: bab 1. Pendahuluan yang terdiri dari 5 sub bab; bab 2. Analisis Situasi yang

terdiri dari 8 sub bab; Landasan Kebijakan dan Strategi menjadi bab 3 dengan 3 sub bab;

Prinsip, Prasyarat dan Langkah-langkah Kebijakan diatur dalam bab 4 yang meliputi 3 sub bab;

Indikator Program KLA dipaparkan pada Bab 5 yang terdiri dari indikator khusus dan indikator

umum; Selanjutnya Peran para pihak dijelaskan pada bab 6 yang terdiri dari 8 sub bab; dan

terakhir bab 7 menjadi bab penutup.

Melalui Peraturan menteri ini diharapkan semua Kabupaten/Kota di Indonesia

menyiapkan diri untuk menjadi kota layak anak sesuai dengan peryaratan yang telah ditentukan.

Kota Denpasar telah menyiapkan diri mengikuti program menuju Kota layak anak yang saat ini

sudah masuk katagori nindya. Untuk bisa memperoleh predikat yang lebih tinggi yakni utama

dengan sendirinya harus menyiapkan berbagai persyaratan yang belum terpeuhi.

KLA(kota layak anak) adalah system pembangunan suatu wilayah administrasi yang

mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam

rangka memenuhi hak anak yang terencana secara menyeluruh (holistic) dan berkelanjutan

(sustainable) dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak melalui

Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA).

Tujuan KLA, untuk membangun inisiatif pemerintahan kota yang mengarah pada upaya

transformasi Konvensi Hak Anak (KHA) dari kerangka hokum ke dalam definisi, strategi dan

intervensi pembangunan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang

ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak pada suatu wilayah kabupaten/kota. Prinsip KLA

Non diskriminatisi

Kepentingan yang terbaik untuk anak

Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan

Penghargaan terhadap pendapat anak

Page 21: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

16

Ruang Lingkup KLA Meliputi seluruh bidang pembangunan yang dikelompokkan ke dalam

bidang :

Tumbuh kembang anak dan;

Perlindungan anak

KLA menerapkan strategi pengarusutamaan hak-hak anak (PUHA) yang berarti melakukan

pengintegrasian hak-hak anak ke dalam :

Setiap proses penyusunan kebijakan, program dan kegiatan

Setiap tahapan pembangunan dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan

dan evaluasi

Setiap tingkatan wilayah: dari Nasional, Provinsi dan Kabupaten / Kota, Kecamatan

hingga Kelurahan

Indikator Kota Layak Anak

Semua anak memiliki akte kelahiran

Keterlibatan anak dalam Musrenbang Kabupaten / Kota

Dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan kepentingan anak melibatkan wadah /

forum anak di tingkat kota / kabupaten

Adanya kebijakan /peraturan tentang larangan iklan rokok di lingkungan institusi

pendidikan dan tempat ibadah

Tidak ada pernikahan usia dini

Adanya peraturan / kebijakan tentang Pendidikan Dasar Gratis

Adanya pendidikan ketrampilan (Life skill education)

Adanya Perpustakaan dan Perpustakaan keliling

Ada taman pintar / taman cerdas

Ada peraturan / kebijakan tentang Jam Wajib Belajar bagi anak (18.00-21.00 WIB)

Beasiswa bagi anak yang berprestasi dan tidak mampu

Ada Telepon Sahabat Anak (TESA 129)

Adanya mekanisme “Restorasi Justice” terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum

(ABH).

Page 22: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

17

Ada Taman Penitipan Anak yang sensitive hak anak

Ada Pusat Pelayanan di Kabupaten / Kota

Ada Rumah Rehabilitasi (Sherter / Rumah Aman) untuk anak sebagai korban kekerasan

Ada taman bermain, olah raga dan rekreasi anak

Ada profil Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Kabupaten / Kota

Dinas / Instansi Terkait :

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

4. Kementerian Agama

5. Dinas Pendidikan

6. Dinas Kesehatan

7. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial

8. Kantor Perpustakaan

9. Kepolisian

10. Kejaksaan

11. Pengadilan

12. Lembaga Pemasyarakatan

Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Denpasar dilakukan melalui lima klaster yakni:

1. Hak-hak Sipil dan Kebebasan; 2. Lingkungan Keluarga dan Perawatan Alternatif; 3.

Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan; 4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan

Budaya; 5. Upaya-upaya Perlindungan Khusus. Ke lima klaster ini akan dibahas secara rinci

pada uraian berikut ini.

1. Hak-hak Sipil dan Kebebasan.

a. Kepemilikan Akta kelahiran

Kepemilikan akta kelahiran merupakan hak setiap orang baik dewasa maupun anak-anak,

namun demikian masih banyak orang yang tidak memilikinya, meskipun pada dasarnya

kepemilikan akta kelahiran merupakan bentuk perlindungan bagi seseorang karena ini

merupakan identitas diri. Untuk memperoleh identitas diri yang sah secara hukum, maka

seorang anak wajib mempunyai akte kelahiran. Identitas ini tergolong salah satu bentuk

perlindungan dan pengakuan resmi terhadap anak. Untuk mendapatkan identitas ini setiap orang

Page 23: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

18

tua harus mendaftaran kelahiran anaknya ke kantor catatan sipil yang memang bertugas untuk

mendaftarkan segala bentuk pencatatan akte kelahiran maupun akte perkawinan. Dalam

realitasnya masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya kepemilikan akta

kelahiran. Secara aturan umum bahwa orang tua seharusnya segera mengurus akta lahir

(mencatatkan kelahiran anak yang baru lahir tidak lewat dari 42 hari). Seringkali orang tua baru

merasakan pentingnya akta kelahiran ketika anaknya memasuki usia sekolah karena hal ini

merupakan salah satu persyaratan masuk sekolah. Mengingat begitu pentingnya kepemilikan

akta kelahiran bagi setiap orang, Kota Denpasar sebagai kota yang mau menuju kota layak anak

selalu melakukan upaya untuk meminimalisir anak-anak yang tidak memiliki akta kelahiran.

Terkait dengan hal ini, upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepemilikan akte

kelahiran antara lain melalui gebyar dan jemput bola (jebol) dalam artian para petugas kantor

catatan sipil mendatangi langsung daerah-daerah tertentu yang diperkirakan masih banyak

penduduknya tidak memiliki akte kelahiran untuk mencatatkan atau membuatkan akta untuk

anaknya.

Gambar Komposisi Kepemilikan Akte Kelahiran menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2012

b. Fasilitas Informasi Layak Anak

Salah satu indikator penting yang menjadi persyaratan untuk menuju kota layak anak

adalah adanya fasilitas informasi yang layak anak karena hal ini penting untuk menunjang

tumbuh kembang anak. Dalam konteks ini, di Kota Denpasar telah tersedia fasilitas informasi

layak anak seperti tertera pada Tabel: 4.2. Dari fasilitas yang ada, perpustakaan nampak sudah

Page 24: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

19

tersedia di semua jenjang pendidikan dengan jumlah yang cukup memadai. Demikian juga

perpustakaan keliling sudah tersedia 2 (dua) unit dan ada satu unit taman bacaan/pojok baca.

Seperti kita ketahui bahwa perpustakaan merupakan sumber informasi ilmu

pengetahuan, oleh karena itu keberadaan fasilitas ini sangat diperlukan disetiap lembaga

pendidikan mulai dari jenjang pendidikan paling bawah sampai jenjang pendidikan tinggi.

Mengingat begitu pentingnya keberadaan perpustakaan untuk mencerdaskan kehidupan

masyarakat, maka pemerintah Kota Denpasar menyikapi hal ini melaui upaya penyediaan

perpustakaan keliling serta taman/pojok baca. Hal ini dimaksudkan untuk memfasilitasi

masyarakat umum baik remaja maupun anak-anak yang ada di luar sekolah yang ingin

meningkatkan ilmu pengetahuan dengan cara memanfaatkan perpustakaan keliling. Melalui cara

ini mereka dapat mengakses perpustakaan dengan lebih mudah.

c. Kelompok Anak di Kota Denpasar, Tahun 2012

Yang dimaksudkan dengan kelompok anak dalam hal ini adalah penduduk usia anak-

anak yakni penduduk yang berusia 0 – 18 tahun. Namun dalam hal ini jumlah pasti dari

penduduk yang terkatagori anak-anak belum dapat dihitung secara pasti karena pengelompokan

penduduk berdasarkan umur menurut versi Badan Pusat Statistik (BPS) tidak pas pada usia 18

tahun namun 19 tahun terutama pada kelompok 15-19 tahun. Jika kelompok umur 15-19 tahun

yang tertera pada Tabel 4.3 separuhnya tergolong anak-anak, maka hal ini berarti jumlah

penduduk yang tergolong anak-anak lebih kurang mencapai 33,2% dari total penduduk

Denpasar.

Penduduk Kota Denpasar menurut Kelompok Umur, 2012

Umur Jenis kelamin Total

Laki- Laki Perempuan

0 – 4 39 100 37 300 76 400

5 – 9 35 800 33 100 69 300

10 – 14 32 100 29 900 62 700

15 - 19 33 000 32 600 66 800

20 – 24 41 700 41 600 83 400

25 – 29 44 100 42 200 87 800

30 – 34 44 100 44 200 86 600

35 – 39 41 700 39 300 82 000

40 – 44 38 000 32 400 71 900

45 – 49 26 000 21 800 49 000

50 – 54 18 100 15 500 34 200

55 – 59 13 100 11 200 24 900

60 - 64 8 200 7 400 15 600

Page 25: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

20

65 - 69 5 200 5 100 10 500

70 - 74 2 800 3 100 6 000

75 + 2 800 3 800 6 800

Total 425 800 408 100 833 900

Sumber: BPS Kota Denpasar, 2012

Dengan demikian, untuk menunjang kebutuhan tumbuh kembang anak serta perlindungan

dan kesejahteraannya diperlukan adanya berbagai fasilitas yang dapat mengakomodir

kebutuhannya seperti terbentuknya forum anak. Sampai tahun 2012, di Kota Denpasar telah

terbentuk kelompok anak dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan sampai tingkat Kota. Forum

anak yang sudah terbentuk selama ini berjumlah 40 tersebar di desa/kelurahan yang ada di Kota

Denpasar.

D. Organisasi Anak/ Kelompok Bermain

Untuk mendukung tumbuh kembang anak diperlukan wadah yang sesuai dengan jiwa dan

umur anak. Wadah ini bisa dalam bentuk lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non-

formal, dan lembaga-lembaga pengasuhan anak lainnya. Dengan wadah ini mereka akan dapat

menyalurkan kreativitasnya dalam asuhan dan bimbingan para guru atau pendididk. Dengan cara

ini diharapkan anak-anak di Kota Denpasar dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi

yang berkualitas.

Dalam Konvensi Hak-hak Anak, terdapat empat hak-hak dasar, yaitu: Hak untuk 1)

Bertahan Hidup; 2) Tumbuh Kembang; 3) Perlindungan; dan 4) Partisipasi. Di dalam Hak Dasar

anak yang keempat, yaitu Partisipasi, menguraikan tentang hak anak untuk mengungkapkan

pandangan dan perasaannya terhadap situasi yang mempunyai dampak pada anak. Terdapat

salah satu pasal tentang hak Partisipasi ini yaitu Pasal 15, yang menyatakan: „Anak berhak untuk

bertemu dengan orang lain dan untuk bergabung atau membentuk suatu perkumpulan, kecuali

jika hal itu melanggar hak orang lain‟ (Laurike, dkk, dalam Kementrian Pemberdayaan

Perempuan RI). Terkait dengan hal ini, maka keberadaan fasilitas atau organisasi anak seperti

taman kanak-kanak/PAUD, forum anak akan dapat memenuhi hak anak.

Di kota Denpasar terdapat lembaga yang mengurus perlindungan dan kesejahteraan anak

yang terkait dengan hak sipil dan kebebasan berserikat seperti kelompok bermain dan taman

kanak-kanak, forum anak seperti tampak pada data yang ditampilkan pada beberapa tabel seperti

berikut ini.

Page 26: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

21

Tabel,,, Forum Anak di Kota Denpasar, tahun 2012

Forum Anak Tingkat 2011 2012

Forum Anak Tingkat Kota 1 1

Forum Anak Kecamatan 405 405

Jumlah 406 406

Sumber: PPKB, Kota Denpasar 2012

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa di Kota Denpasar sudah terbentuk forum anak

sebagai wadah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyalurkan aspirasi,

bakat, dan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anak-anak. Forum ini ada di tingkat kota dan

forum anak di tingkat kecamatan. Forum ini masih sama jumlahnya dari tahun 2011 sampai

2012. Pembentukan forum anak ini juga diharapkan dapat membantu anak-anak yang

berprestasi menjalin hubungan komunikasi dengan baik dan lancar sesama anak-anak yang ada

di Kota Denpasar.

Selain forum anak, fasilitas lain yang telah tersedia di Kota Denpasar adalah lembaga

pendidikan baik yang masih tergolong kelompok bermain maupun pendidikan taman kanak-

kanak (TK). Jumlah TK yang ada di Kota Denpasar sebanyak 231 buah tersebar di semua

kecamatan. Dari jumlah TK yang ada hanya satu yang berstatus TK negeri, selebihnya adalah

TK swasta. Dari semua TK yang ada mampu menampung 14.418 anak-anak yang terdiri dari

7.398 orang murid laki-laki dan 7.020 murid laki-laki. Secara rinci persebaran jumlah fasilitas

TK menurut kecamatan di Kota Denpasar seperti tampak pada

Gambar: 4. 2 Persentase Murid Taman kanak-kanak menurut jenis Kelamin di Denpasar Tahun

2012.

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar, 2012.

Page 27: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

22

2 Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

Klaster kedua dari Konvensi Hak Anak adalah Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan

alternatif, yaitu mensyaratkan adanya bimbingan orang tua. Terkait dengan hal tersebut orang tua

dituntut untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang cerdas dalam

menumbuhkembangkan dan memberi perlindungan kepada anak. Dalam rangka menggali dan

mengisi potensi tersebut pemerintah dan masyarakat bekerjasama mendirikan Lembaga

Konsultasi Orang Tua tentang Pengasuhan dan Perawatan Anak.

A.Anak Menikah di Bawah Usia 18 Tahun.

Ciri keempat sebuah kabupaten/kota menuju kabupaten/kota layak anak adalah

kabupaten/kota tersebut memiliki angka pernikahan pertama di bawah 18 tahun mendekati angka

nol persen. Jika kabupaten/kota memiliki angka persentase pernikahan di bawah 18 tahun

rendah, maka kabupaten/kota tersebut berhasil pada Program Wajar 12 Tahun. Sebaliknya, jika

kabupaten/kota memiliki angka persentase pernikahan pertama di bawah 18 tahun masih tinggi,

maka kabupaten/kota tersebut memiliki bupati/wali kota yang tidak memiliki visi tentang anak.

Ciri kabupaten/kota memiliki angka persentase pernikahan pertama di bawah 18 tahun

rendah adalah memiliki Program Wajar 12 Tahun, Pusat Informasi Konseling Remaja, dan

Keluarga Berencana. Untuk mengurangi pernikahan pertama di bawah 18 tahun, pemerintah

dapat berupaya melakukan sosialisasi, advokasi, pemberian konsultasi pranikah dan atau sanksi

terhadap pelaku pelanggaran terutama orang tua, pemuka agama, dan pejabat publik yang

menikahkan.

Agar kabupaten/kota siap menuju kota layak anak sudah saatnya orangtua, masyarakat,

dan pemerintah bersama saling bersinergi menghapuskan pernikahan di bawah 18 tahun. Di

dalam Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2 pasal 7 ayat 1 berbunyi

”Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan

pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun”. Peraturan tersebut dapat diartikan bahwa di

Indonesia seorang pria diperbolehkan menikah apabila telah berusia 19 tahun dan bagi

perempuan berusia 16 tahun. Meskipun demikian dalam implementasinya masih harus ada

persyaratan lain yang dipenuhi oleh calon pengantin. Peraturan Menteri Agama No 11 tahun

2007 tentang pencatatan nikah Bab IV pasal 7 mensyaratkan “apabila seorang calon mempelai

belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat ijin tertulis dari kedua orang

Page 28: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

23

tuanya”. Ijin ini sifatnya wajib karena usia tersebut masih dipandang membutuhkan bimbingan

dan pengawasan orang tua/wali. Jadi, baik Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

maupun Peraturan Menteri Agama No 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah sesungguhnya

sangat menghindari terjdinya pernikahan di bawah usia 18 tahun bersifat responsive anak dan

memberi perlindungan kepada anak-anak.

Pada tahun 2012 perkawinan pertama di bawah usia 18 tahun masih terjadi di Kota

Denpasar ini tersebar di keempat kecamatan seperti tampak pada gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar: 4.3 Anak yang Menikah di bawah Usia 18 tahun, pada tahun 2012.

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar, 2012.

Dari gambar tersebut di atas tampak bahwa di Kecamatan denpasar Timur masih relatif

banyak terjadi perkawinan dini atau menikah pada usia yang masih tergolong anak, demikian di

Denpasar Utara. Hal ini perlu diantisipasi sehingga pada masa-masa yang akan datang hal ini

bisa dicegah.

B. Orang Tua/Keluarga yang Memanfaatkan Lembaga Konsultasi

Lembaga Konsultasi adalah lembaga yang memberikan layanan konsultasi yang

disediakan untuk orang tua atau keluarga lainnya untuk mengkonsultasikan persoalan-persoalan

keluarga yang tengah dihadapi. Lembaga konsultasi tersebut antara lain Pusat Pelayanan Terpadu

Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Bina Keluarga Balita (BKB), Pos Curhat,

Lembaga Konsultasi Keluarga, dsb.

Lembaga Konsultasi Keluarga merupakan unsur kelima dalam kabupaten/kota layak

anak. Lembaga ini dapat dimanfaatkan oleh para orang tua, calon orang tua, dan pengasuh anak

Page 29: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

24

untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan tumbuh kembang

dan perlindungan anak. Berbekal pengetahuan dan keterampilan tersebut mereka diharapkan

mampu merawat dan mengasuh anak secara ramah. Pada gilirannya anak dapat tumbuh dan

berkembang menjadi insan sehat, cerdas, dan sejahtera. Di Kota Denpasar terdapat 12 Lembaga

Konsultasi Anak yang dapat diakses sebagai tempat berkonsultasi. Dilihat dari nama-nama

lembaga tersebut, ada sembilan (9) lembaga yang secara khusus menangani masalah anak-anak

dan remaja. Tiga lembaga lainnya tidak secara khusus menangani masalah anak, yaitu PKBI,

LBH Apik, LBH Bali, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga. Secara kuantitas jumlah

lembaga ini cukup memadai untuk Kota Denpasar dan letaknya sangat strategis serta mudah

dijangkau. Jumlah dan nam-nama lembaga konsultasi anak yang ada di Kota Denpasar dapat

dilihat pada tabel 4.6 di bawah.

C. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

Indikator keenam kabupaten/kota menuju Kabupaten/Kota Layak Anak adalah di

kabupaten/kota tersebut telah tersedia Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) merupakan lembaga-lembaga yang dibentuk oleh

pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat untuk menyelenggarakan pengasuhan anak.

LKSA merupakan lembaga terakhir sebagai tempat pelayanan pengasuhan alternatif bagi anak-

anak yang tidak dapat diasuh di dalam keluarga inti, keluarga besar, kerabat atau keluarga

pengganti. Terkait dengan eksistensi lembaga ini, di Kota Denpasar tercatat ada 30 lembaga

kesejahteraan sosial anak (LKSA). Namun sayang 30 lembaga kesejahteraan sosial anak tersebut

baik nama maupun keberadaannya tidak dapat dirinci.

3. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Kesehatan merupakan salah satu tolok ukur melihat kemajuan dan kesejahteraan suatu

masyarakat. Kesehatan seperti yang didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

mencakup kesejahteraan fisik, mental, maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada

ketiadaan suatu penyakit atau kelesuan. Tidak berbeda dengan definisi kesehatan WHO, di

Indonesia di dalam Undang-undang N0 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (pasal 1 ayat 1)

disebutkan bahwa kesehatan adalah “keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi”. Apabila mengacu

Page 30: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

25

kedua definisi kesehatan di atas sepertinya untuk menemukan orang sehat akan sangat sulit dan

menjadi absurd.

Kesehatan dasar dan kesejahteraan dalam konteks tulisan ini dimaksudkan adalah

berbagai indikator kesehatan utama seperti status kesehatan, status gizi, kesehatan lingkungan,

serta berbagai aspek pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat membawa ke keadaan yang

baik, yaitu kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat, dan damai.

Guna mengetahui kesehatan dasar dan kesejahteraan anak di Kota Denpasar ada beberapa

indikator yang dipakai sebagai tolok sebagai berikut.

A. Jumlah Kelahiran

Di Kota Denpasar terjadi peningkatan kelahiran bayi yang cukup signifikan dalam dua

tahun terakhir seperti tampak pada tabel 4.7 di bawah. Tahun 2011 kelahiran bayi di Kota

Denpasar sebanyak 15.234 orang yang terdiri dari 7.719 bayi laki-laki dan 7.515 perempuan.

Pada tahun 2012 sebanyak 16.754 orang yang terdiri dari 8.423 laki-laki dan 8.331 perempuan.

Terjadi peningkatan kelahiran bayi sebanyak 1520 orang (9.98%) pada tahun 2012. Peningkatan

jumlah kelahiran bayi sangat berkaitan dengan peningkatan jumlah pasangan usia subur terutama

yang baru menikah.

B. Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif

Pemberian ASI eksklusif bagi bayi menjadi hal yang sangat penting karena hal ini dapat

memberikan kekebalan tubuh dalam pertumbuhannya. Selain itu pemberian ASI untuk bayi juga

akan lebih efesien dan murah dalam pengasuhan dan perawatan dibandingkan kalau

menggunakan susu formula. Setalah pemberian ASI selama enam bulan, barulah bayi diberikan

makanan tambahan yang sudah tentu makanan sehat yang sesuai dengan usianya. Terkait dengan

itu, yang perlu diperhatikan adalah volume, jenis, gizi, dan hiegienisitas makanan bayi. Menurut

para pakar kesehatan, makanan bayi yang paling baik dan paling tepat adalah air susu ibu (ASI).

ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi yang mempunyai komposisi nutrisi

yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat. Banyak kelebihan yang terkandung dalam ASI

yang mendorong bayi dapat tumbuh kembang dengan lebih sempurna dibandingkan makanan

lainnya. Oleh karena itu, ibu-ibu sangat disarankan memberikan ASI secara eksklusif. ASI

eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi yang baru dilahirkan sampai usia enam

bulan tanpa memberi makanan dan minuman tambahan apa pun termasuk air putih. Lebih jauh

Page 31: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

26

untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi para ibu menyusui di Kota Denpasar

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dapat dilihat pada tabel 4.9.

C. Pojok ASI

Salah satu sasaran objek Millineum Development Goals (MDGs) adalah menurunkan

angka kematian anak. Menurut Unicef (2012) intervensi yang paling efektif untuk mencegah

kematian bayi adalah dengan memberi Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Untuk itu perlu ada

fasilitas penyimpanan ASI, baik di rumah maupun di tempat kerja atau tempat publik. Oleh

karena itu pembangunan Pojok ASI (Laktasi) menjadi prioritas dalam pembangunan

D. Imunisasi

Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan. Imunisasi adalah pemberian

kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan serum ke dalam tubuh agar tubuh

tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi

biasanya lebih fokus diberikan kepada bayi dan atau anak-anak karena sistem kekebalan

tubuhnya belum sebaik orang dewasa sehingga sangat rentan dari serangan penyakit berbahaya.

Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi di antaranya adalah hepatitis B,

campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gendongan, cacar air, tbc, dan sebaginya

(www.organisasi.org > Kesehatan, diakses tanggal 19 Juli 2013). Tabel 4.17 di bawah

menggambarkan persentase bayi di Kota Denpasar yang telah mendapat beberapa jenis

imunisasi.

E Jumlah Keluarga Miskin

Berbicara tentang kemiskinan seringkali dan serta merta diarahkan pada aspek ekonomi,

yaitu adanya orang/kelompok orang yang tidak mampu dan tidak berdaya karena tidak

dimilikinya pangan, sandang, dan papan. Secara sosio-culktural kemiskinan dapat terjadi karena

kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang

disebabkan oleh faktor dari luar manusia, yaitu sistem, kebijakan pemerintah, tidak ada akses dan

kesempatan. Oleh karena itu, yang paling beratnggungjawab terhadap kemiskinan struktural ini

adalah pemerintah. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh sikap dan

perilaku manusia itu sendiri, misalnya malas bekerja, persepsi yang salah (kaya, miskin takdir),

kepasrahan yang pasif. Penyebabnya adalah kebodohan, keterbelakangan, tidak ada kemauan,

tidak ada kesadaran, dan iman yang lemah. Upaya mengatasi kemiskinan kultural adalah harus

Page 32: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

27

ada kemauan dari diri sendiri untuk mengatasinya. Berbicara tentang kemiskinan di Kota

Denpasar terdapat sejumlah penduduk miskin seperti tampak pada tabel 4.19 berikut ini.

4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang Dan Kegiatan Budaya

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Hal ini berarti bahwa pendidikan adalah upaya nyata

dan sengaja dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jika demikian halnya manusia

semata-mata hanya dilihat sebagai objek. Sesungguhnya di dalam dunia pendidikan manusia

haruslah diperlakukan sebagai subjek, sehingga tujuan dari pendidikan juga unytuk menggali

potensi khas dan unik yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dengan demikian pendidikan

tidak menjadi beban bagi peserta didik melainkan diminati dan disenangi.

Pendidikan merupakan salah satu program pembangunan di Indonesia yang kualitas dan

kuantitasnya sedang dan terus ditingkatkan. Hal ini terkait dengan goal ke 2 dari program MDGs

(Millenium Development Goals), yakni mencapai pendidikan dasar bagi semua dengan tujuan

pada tahun 2015 semua anak, laki-laki dan perempuan dapat mengenyam pendidikan dasar.

Guna mencapai goals tersebut sudah seharusnya dan sepantasnya dunia pendidikan ditunjang

oleh berbagai piranti yang dibutuhkannya. Selain untuk mencapai goals tersebut UU N0 23

Tahun 2002 tentang perlindungan anak juga menyuratkan hak-hak dan perlindungan anak.

Termasuk di dalamnya adalah hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Dengan demikian kedua

produk hukum di atas menghendaki agar setiap anak mendapat hak dan kesempatan yang sama

untuk memperoleh pendidikan.

Terdapat 3 (tiga) kategori lembaga yang menangani pendidikan di Indonesia, yaitu

lembaga forma (sekolah), non formal (LPTK, paket belajar), dan lembaga informal (lembaga

sosial tradisional seperti: surau). Ketiga lembaga ini diharapkan dapat bersinergi untuk

menghasilkan produk, yaitu manusia yang berkualitas, manusia yang cerdas secara intelektual,

emosional, dan spiritual. Dalam tulisan ini pendidikan yang dimaksud lebih diarahkan untuk

menganalisis pendidikan formal persekolahan. Guna mengetahui kualitas dunia pendidikan di

Kota Denpasar, ada beberapa indicator penting yang dapat dilihat seperti di bawah ini.

A. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Page 33: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

28

Salah satu indikator penting untuk melihat partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan

adalah angka partisipasi kasar (APK). Angka ini biasanya digunakan untuk melihat gambaran

kondisi siswa pada suatu jenjang pendidikan. Apabila APM (Angka Partisipasi Murni)

menunjuk pada penduduk usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, maka APK

menunjukkan penduduk pada jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat usia mereka. Angka

Partisipasi Kasar (APK) ini sesungguhnya adalah proporsi anak yang bersekolah pada jenjang

pendidikan tertentu berdasarkan kelompok umur. Dengan demikian, APK SD misalnya dihitung

dengan membagi jumlah penduduk yang bersekolah di SD dengan jumlah penduduk usia 7-12

tahun dikalikan 100. Oleh karena APK dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan, maka berikut

ini akan disajikan APK di Kota Denpasar mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD)

sampai dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2011/2012.

B. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi murni dalam hal ini yang dimaksudkan adalah proporsi anak sekolah

pada suatu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan

kelompok umurnya. Secara matematis APM dapat dihitung dengan cara: misalnya, APM SD

adalah jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang masih sekolah di Sekolah Dasar dibagi jumlah

penduduk usia 7-12 tahun, kemudian dikalikan 100. APM digunakan untuk melihat angka

partisipasi sekolah anak, yaitu anak usia sekolah bersekolah tepat waktu sesuai dengan umur

mereka. Misalnya anak usia 7-12 tahun sekolah di Sekolah Dasar, anak usia 13-15 tahun sekolah

di SMP, 16-18 tahun sekolah di SMA. Jadi, APM memberikan penekanan kepada ketepatan usia

seseorang penduduk dengan jenjang pendidikan yang dijalani. Jika persentase APM

menunjukkan 100% berarti tidak ada siswa yang mengulang kelas atau masuk pada usia yang

tidak sesuai dengan jenjang pendidikan. Guna mengetahui kualitas pendidikan anak-anak di Kota

Denpasar berikut ini akan dipaparkan APM pada berbagai jenjang pendidikan..

C. Jumlah Sekolah

Sekolah adalah tempat belajar secara formal bagi para peserta didik . Sekolah sengaja

didirikan, baik oleh pemerintah maupun swasta dengan segala regulasinya. Secara formal

penjenjangan pendidikan di Indonesia diawali dari Taman Kanak-Kanak, kemudian SD,

SMP/sederajat, dan SMA/sederajat. Ada hal menarik dari tabel 4.31 di bawah yang

Page 34: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

29

dipertanyakan, yaitu apa sesungguhnya perbedaan TK dengan PAUD? Beberapa literatur

menjelaskan bahwa Taman Kanak-Kanak (TK) adalah jenjang pendidikan anak usia dini

(PAUD). Oleh karena itu pada hakikatnya TK dan PAUD itu sama, sama-sama merupakan

tempat belajar untuk anak usia 4-6 tahun. Mengapa pada tabel 4.31 di bawah keduanya

dibedakan. Barangkali hal tersebut hanyalah masalah nama/sebutan saja. Jenjang pendidikan

anak usia 4-6 tahun tersebut dahulu lebih populer disebut TK namun saat sekarang dinamakan

PAUD. Keduanya tentu berbeda dengan TPA. TPA adalah Taman Penitipan Anak merupakan

salah satu bentuk PAUD pada jalur nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan

sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan sosial terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun. Tabel 4.31 di bawah menunjukkan jumlah sekolah yang ada di Kota Denpasar.

Tabel 4.31 Jumlah Sekolah di Kota Denpasar, 2011/2012.

Sekolah 2011 2012

TK 214

214

PAUD 276

278

TPA 20

24

SD/Sederajat 223

227

SLTP/Sederajat 58

62

SLTA/Sederajat 60 60

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar, 2013

E. Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia yang lahir ke dunia ini tidak semuanya

sempurna dalam arti masih ada manusia yang menyandang disabilitas atau lahir kurang

sempurna baik secara mental maupun fisik. Kondisi yang disandang oleh mereka yang

mengalami keterbatasan fisik maupun mental adalah ciptaan Yang Maha Kuasa yang

tentunya tidak bisa dihindari. Persoalan yang dihadapi manusia termasuk anak-anak dalam

kehidupannya adalah sebuah keniscayaan dan tidak dapat dipungkiri.

Ada berbagai macam persoalan hidup yang menghadang dan harus dihadapi oleh

sebagian anak di negeri ini termasuk mereka yang ada di Kota Denpasar. Di samping itu,

tidak semua anak-anak yang lahir ke dunia dapat hidup sempurna dalam tumbuh

kembangnya, namun masih banyak ada anak yang tumbuh kurang normal dalam artian

Page 35: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

30

mereka memiliki kekurangan baik secara fisik maupun mental. Mereka ini antara lain adalah

anak-anak autis atau anak yang dawn sindroom. Oleh karena itu sangat diharapkan dan

dibutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak terkait sehingga anak-anak tersebut

mendapatkan tempat untuk berlindung dan mendapat perlakuan khusus.

Terkait dengan kepentingan anak yang berkebutuhan khusus, di Kota Denpasar sudah

mempunyai lembaga pendidikan untuk menampung anak-anak yang berkebutuhan khusus

atau yang lasim disebut Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus (PTKABK).

Sampai saat ini PTKABK yang dikelola oleh pemerintah Kota Denpasar telah menampung

dan menerapi anak berkebutuhan khusus yang secara lengkap datanya ada pada bagian ABK

dari tulisan ini. Anak yang ditangani oleh PTKABK Kota Denpasar ini khususnya anak-anak

autis. Selain melakukan terapi terhadap anak-anak tersebut, pengelola juga mendidik mereka

melalui berbagai kegiatan seperti lomba-lomba olah raga dan kreativitas lainnya seperti

tampak pada gambar berikut ini.

F. Anak sebagai Pelaku dan Korban Kekerasan

Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiayaan

emosional, atau pengabaian terhadap anak. Ada 4 (empat) kategori utama tindak kekerasan

terhadap anak, yaitu pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan emosional/psikologis, dan pelecehan

seksual anak. Dari beberapa penelitian menunjukkan pelaku kekerasan terhadap anak lebih

banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat anak, seperti orang tua, saudara, dan orang-orang

yang ada di sekitarnya. Pelaku kekerasan biasanya dilakukan oleh orang yang lebih tua, namun

kenyataannya anak-anak juga dapat bertindak sebagai pelaku kekerasan. Tabel 4.34 di bawah

menunjukkan di Kota Denpasar terjadi tindak kekerasan, baik yang dilakukan maupu pelakunya

adalah anak-anak.

F. Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda

dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini sering disebut anak luar biasa

atau anak cacat. Anak-anak dengan kategoori berkebutuhan khusus adalah tunanetra, tunarungu,

tunagrahita, tunadaksa, dan tunalaras, mengalami kesulitan belajar, gangguan perilaku, gangguan

kesehatan, termasuk anak berbakat. Oleh karena demikian, bagi ABK dibutuhkan bentuk dan

tempat pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka

Page 36: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

31

masing-masing. Bagi anak tunanetra misanya dibutuhkan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan

Braille sementara bagi anak tunarungu dibutuhkan kemampuan memiliki bahasa isyarat. Di Kota

Denpasar terdapat anak berkebutuhan khusus seperti tampak pada tabel 3.35. di bawah ini.

Tabel 3.35. Data Anak Berkebutuhan Khusus di PTKABK Kota Denpasar

Per 30 April 2013

Keterangan Laki-Laki Perempuan

Anak yg mengikuti program di

PTKABK (Terapi dan Kelas)

56 23

Daftar Tunggu di PTKABK 56 16

Total 112 39

Sumber :Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus, 2013

F. Anak Terlantar

Tidak semua anak yang terlahir dapat hidup sejahtera, namun diantara mereka yang

hidup bahagia dan sejahtera ada juga yang hidupnya terlantar baik karena kondisi ekonomi orang

tuanya yang tidak mampu memenuhi hak anaknya untuk hidup layak maupun karena faktor lain.

Kondisi kemiskinan seringkali mempengaruhi kehidupan anak-anak baik dalam pendidikan,

kesehatan yang dalam istilah lain anak-anak akan menjadi terlantar. Anak terlantar adalah anak

yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar baik fisik, mental, spiritual maupun sosial

(KNPP, 2002; 10). Anak yang tidak mendapat perhatian dan perlindungan dari orang tuanya

termasuk mereka tidak mengenyam pendidikan yang seharusnya menjadi haknya dapat

dikatagorikan sebagai anak terlantar. Di Kota Denpasar masih cukup banyak terdapat anak-anak

yang masih terkatagori terlantar seperti tampak pada Tabel 4.40. Dari data yang ada selama dua

tahun ini ternyata semakin tahun jumlah anak terlantar semakin meningkat, kenapa demikian?

Hal ini perlu ditelusuri penyebabnya sehingga kedepannya hal ini dapat diantisipasi

Page 37: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

32

BAB. VI PENUTUP

6.1 SIMPULAN

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah

mengeluarkan kebijakan kabupaten/kota layak anak. Hal ini tertuang dalam Permen PP RI No.

2/2009 ini mengatur tentang kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak. Isi dari peraturan ini terdiri

dari VII Bab yakni: bab 1. Pendahuluan yang terdiri dari 5 sub bab; bab 2. Analisis Situasi yang

terdiri dari 8 sub bab; Landasan Kebijakan dan Strategi menjadi bab 3 dengan 3 sub bab;

Prinsip, Prasyarat dan Langkah-langkah Kebijakan diatur dalam bab 4 yang meliputi 3 sub bab;

Indikator Program KLA dipaparkan pada Bab 5 yang terdiri dari indikator khusus dan indikator

umum; Selanjutnya Peran para pihak dijelaskan pada bab 6 yang terdiri dari 8 sub bab; dan

terakhir bab 7 menjadi bab penutup

Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Denpasar dilakukan melalui lima klaster

yakni: 1. Hak-hak Sipil dan Kebebasan; 2. Lingkungan Keluarga dan Perawatan Alternatif; 3.

Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan; 4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan

Budaya; 5. Upaya-upaya Perlindungan Khusus dengan penjabaran :

1. Kepemilikan akte kelahiran untuk anak-anak yang ada di Kota Denpasar masih

perlu ditingkatkan lagi hingga mencapai minimal 95%.

2. Fasilitas pendidikan untuk menunjang tumbuh kembang anak di Kota Denpasar

sudah cukup memadai.

3. Tingkat partisipasi anak-anak di bidang pendidikan di Kota Denpasar cukup baik.

4. Angka mengulang kelas dan putus sekolah di Kota Denpasar masih cukup tinggi

terutama di SD, oleh karena itu hal ini perlu diantisipasi.

5. Persoalan anak di bidang kesehatan adalah: angka kematian bayi dan balita

yang masih relatif tinggi, pemberian ASI eksklusif yg masih perlu ditingkatkan.

6.2 Rekomendasi

• Program percepatan pencatatan akte kelahiran masih perlu lebih digalakkan baik melalui

gebyar maupun jemput bola karena dari data yang tercatat diperkirakan masih ada

penduduk yang belum mempunyai akte kelahiran.

Page 38: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

33

• Sebagai upaya menanggulangan kasus-kasus yang menimpa anak-anak baik kasus

kriminalitas maupun kasus KDRT di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, serta

menekan bertambahnya anak terlantar perlu dilakukan sosialisasi UU.No.23/2002 tentang

Perlindungan anak.

• Untuk meningkatkan persentase pemberian ASI eksklusif di Kota Denpasar, maka perlu

dilaksanakan program penyadaran para ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif

bagi bayi, dan memperbanyak penyediaan pojok laktasi di tempat kerja untuk membantu

ibu-ibu yang sedang menyusui.

Page 39: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

34

DAFTAR PUSTAKA

Alf Ross, 1969, On Law And Justice, University Of Californis Press, Barkely & Los Angeles,

Arif Gosita, 1989, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Pressindo, Jakarta 1989.

C.F.G.Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad ke 2 ,

Alumni, Bandung.

Erna Widodo , 2000, Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif, Avy-rouz.

I Dewa Gede Atmadja, 1996, Penafsiran Kostitusi Dalam Rangka Sosialisasi Hukum, Sisi

Pelaksanaan UUD 1945 Secara Murni Dan konsekuen” Pidato Pengenalan Jabatan

Guru Besar Dalam Bidang Hukum Tata Negara Pada FH.UNUD

Jan Gijsels,Mark Van Hocke ( terjemahan B. Arief Sidharta ) Apakah Teori Hukum Itu ? ,

Laboratorium Hukum Universitas Parahyangan Bandung.

Jurnal Perempuan, 2006,Sejauh Mana Komitmen Negara ?,jurnal YJP, No 25 thun 2006,

ISSN1410-153X.

Philipus M Hadjon, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik ( Normatif ) dalam Yuridika

Nomor 6 Tahun IX, Nopember-Desember ( selanjutnya disebut Philipus M Hadjon II ),

Peter Mahmud Marzuki; 2005, Penelitian Hukum, Jakarta Interpratama Offset.

Profil Statistik Gender 2013, Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan

Kota Denpasar

Rony Hanitijo Soemitro, 1985, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia Jakarta

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 10 ).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 95, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419).

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008

tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009

tentang kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011

tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

Page 40: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

35

BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN PENELITIAN DOSEN MUDA

( LOG BOOK)

Judul :

PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK

DI KOTA DENPASAR

Nama : Ni Luh Gede Astariyani, SH.,MH. NIP : 19760319 199903 2 002

Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor /Penata /IIId

Fakultas : Hukum

Dibiayai dari dana DIPA BLU Universitas Udayana Tahun Anggaran 2014

Dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Penelitian Dosen Muda

Nomor : 237-9/UN14.2/PNL.01.03.00/2014

Tertanggal 14 Mei 2014

Page 41: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

36

BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

( LOG BOOK)

1. Judul : Pengembangan Kota Layak Anak Di Kota

Denpasar

2. Ketua Pelaksana

a.Nama : Ni Luh Gede Astariyani, SH.,MH.

b.NIP : 19760319 199903 2 002

c.Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor /Penata /IIId

d.Fakultas : Hukum

e.Alamat

Kantor

Rumah

:

:

Jl.Pulau Bali no. 1

Jl.Zidam Gg Biawak No 49.

f.Telp : 7452699/081916254566

3. Personalia : 2(dua) orang

4. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan

5. Bentuk Kegiatan : Penelitian

6. Tempat Kegiatan : Kota Denpasar

7. Biaya yang diperlukan : Rp10.000.000,-

Tahap 1 : Rp. 7.000.000,- (70 %)

Tahap 2 Rp. 3.000.000,- ( 30 %)

Page 42: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

37

BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

( LOG BOOK)

1

Tanggal/Bulan/Tahun

Januari – Februari 2015

2

Nama Kegiatan Sub kegiatan

Persiapan penyusunan proposal

3. Tujuan kegiatan/ Sub Kegiatan

( sesuai dengan proposal)

Dapat menyusun proposal tepat waktu

sehingga dapat diajukan sebagai usulan

ke LPPM

4. Hasil yang diperoleh

Dapat disusun proposal sesuai dengan

pedoman penyusunan proposal penelitian

dosen muda yang ditentukan oleh LPPM

5. Hambatan

Terdapat beberapa bahan-bahan hukum

yang belum diperoleh, sehingga perlu

dicari pada kegiatan berikutnya.

6. Kesimpulan dan saran

Perlu tindak lanjut penyempurnaan

proposal

7. Rencana Kegiatan Selanjutnya

Penyempurnaan penulisan

8. Nama Peneliti

Ni Luh Gede Astariyani, SH.,MH

9.

Tanda tangan

Catatan :

Perlu dilakukan pencarian dan pengkajian terhadap bahan hukum yang belum diperoleh

Page 43: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

38

BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

( LOG BOOK)

1

Tanggal/Bulan/Tahun

Mei 2015

2

Nama Kegiatan Sub kegiatan

Studi lanjutan

3. Tujuan kegiatan/ Sub Kegiatan

( sesuai dengan proposal)

Studi lanjutan setelah penelitian

dinyatakan diterima

4. Hasil yang diperoleh

1. Mengkaji buku-buku yang terkait

dengan bidang penelitian baik

yang diteliti maupun yang terkait

dengan bidang-bidang hukum

yang lain

2. Mengkaji bahan-bahan hukum

terutama UU yang berkaitan

dengan pembentukan peraturan

perundang-undangan

3. Membuat pedoman penelitian

yang akan dilakukan pada bulan

berikutnya

5. Hambatan

Tardapat beberapa literature dan bahan

hukum yang tidak diperoleh

6. Kesimpulan dan saran

Dilanjutkan pada penelitian berikutnya

7. Rencana Kegiatan Selanjutnya

Penelitian

8. Nama Peneliti

Ni Luh Gede Astariyani, SH.,MH

9.

Tanda tangan

Catatan : -

Page 44: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

39

BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

( LOG BOOK)

1

Tanggal/Bulan/Tahun

Juni-Juli 2015

2

Nama Kegiatan Sub kegiatan

Pelaksanaan penelit ian

3. Tujuan kegiatan/ Sub Kegiatan ( sesuai

dengan proposal)

Pelaksanaan penelitian

4. Hasil yang diperoleh

1. Pelaksanaan penelitian dengan

melakukan penelitian pada

bahan-bahan hukum berupa :

a. UU

b. Perda

2. Meneliti dasar kewenangan

pembentukan kota layak anak

3. Meneliti perda melalui cd room

dan dari internet

5. Hambatan

Terdapat beberapa peraturan

perundang-undangan yang belum

diperoleh

6. Kesimpulan dan saran

-

7. Rencana Kegiatan Selanjutnya

Melanjutkan penelitian

8. Nama Peneliti

Ni Luh Gede Astariyani, SH.,MH

9.

Tanda tangan

Catatan :-

Page 45: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

40

BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN

PENELITIAN DOSEN MUDA

( LOG BOOK)

1

Tanggal/Bulan/Tahun

Agustus-September

2

Nama Kegiatan Sub kegiatan

Penulisan laporan kemajuan

3. Tujuan kegiatan/ Sub Kegiatan ( sesuai dengan

proposal)

Menghasilkan laporan

kemajuan

4. Hasil yang diperoleh

1. Menyusun laporan

kemajuan

2. Rencannya menyususn

laporan akhir sesuai

dengan format yang

telah ditentukan oleh

LPPM

5. Hambatan

-

6. Kesimpulan dan saran

Laporan kemajuan dapat

disusun dengan baik

7. Rencana Kegiatan Selanjutnya

Menyusun laporan akhir

8. Nama Peneliti

Ni Luh Gede Astariyani,

SH.,MH

9.

Tanda tangan

Catatan : penyetoran laporan awal dan laporan akhir harus tepat waktu

Page 46: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

41

LAPORAN JUSTIFIKASI

PENGGUNAAN ANGGARAN 100 %

PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK

DI KOTA DENPASAR

TIM PENELITI :

NI LUH GEDE ASTARIYANI,SH.,MH.NIDN : 0019037607 ( Ketua)

I GUSTI N DARMA LAKSANA , SH.,MKN. NIDN : 0007047503 ( Anggota)

Dibiayai dari dana DIPA BLU Universitas Udayana Tahun Anggaran 2014

Dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Penelitian Dosen Muda

Nomor : 237-9/UN14.2/PNL.01.03.00/2014 Tertanggal 14 Mei 2014

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

Page 47: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

42

TAHUN 2015

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran

No Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan Satuan Rp Jumlah Rp

I HONORARIUM

Ketua Penelitian 1 orang 6 bulan 235,000 1,410,000

Anggota Penelitian 5 orang 6 bulan 100,000 600,000

2,010,000

II BIAYA OPERASIONAL

Pengadaan alat dan bahan

d. blok note 20 buah 10,000 200,000

e. Bulpoint 20 buah 6,000 120,000

f. Kertas HVS 6 rim 50,000 300,000

g.Map plastic 11 buah 10,000 110,000

i. Flesdisk 2 buah 150,000 300,000

j. Tinta printer Deskjet 1 buah 300,000 300,000

Penjajagan dan penetapan informan 2 kali 250,000 500,000

Penggandaan instrumen penelitian 8 set 100,000 800,000

Pengumpulan Bahan hukum skunder 2

orang 2 kali 250,000 500,000

Pengumpulan bahan hukum primer 2

0rang 2 orang 250,000 500,000

Analisis Bahan hukum 2 orang 200,000 400,000

4,030,000

BIAYA PELAPORAN

1 Penyusunan draf laporan 1 eks 610,000 610,000

2 Penggandaan draf laporan untuk diskusi

intern 4 eks 200,000 800,000

3 Penyempurnaan laporan final 1 kali 500,000 500,000

4 Penggandaan laporan final 15 eks 70,000 1,050,000

2,960,000

TOTAL 9,000,000

Terbilang Sembilan Juta Rupiah

Page 48: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

43

Lampiran 2 Dukungan sarana dan prasarana penelitian

Dalam penelitian tentang Pengembangan Kota Layak Anak Di Kota Denpasar,

mempergunakan sarana berupa kapasitas, daya dukung/kemampuan berupa :

1. Laboratorium hukum terkait dengan penemuan bahan-bahan hukum terkait dengan :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 1945.

b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 10 ).

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419).

e. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor

3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

f. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor

2 Tahun 2009 tentang kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak

g. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Nomor

11 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak

2. Diperlukan pula hal-hal berkaitan dengan kajian teoritis dan praktek empiris yang dapat

dperoleh di Pemerintah Kota Denpasar dan BP3A ( Badan Pemberdayaan Perlindungan

Perempuan dan Anak)

Page 49: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

44

Lampiran 3. Personalia Penelitian

No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/mimggu)

Uraian

Tugas

1 Ni Luh Gede Astariyani,

SH.,MH./ 0019003607

FH Unud Ilmu

Hukum

100 jam/minggu Ketua

Peneliti

2 Made

Nurmawati.,SH.,MH/0031036208

FH Unud Ilmu

Hukum

100 jam/minggu Anggota

Peneliti

3 Noving Pandy Mahasiswa Ilmu

Hukum

100 jam/minggu Tenaga

Lapangan

4 Nanda Dwi Satyawati Mahasiswa Ilmu

Hukum

100 jam/minggu Tenaga

Lapangan

Page 50: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

45

Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota tim peneliti serta mahasiswa yang terlibat

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Luh Gede Astariyani.,SH.,MH

2. Jabatan Fungsional Lektor

3. Jabatan Struktural Dosen (Non Strukural)

4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197603191999032002

5. NIDN 0019037607

6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar / 19 Maret 1976 7. Alamat Rumah

Jl Zidam GG Biawak No 49 Pemogan Denpasar

8. Nomor Telepon/Faks /HP 081916254566

9. Alamat Kantor Jln. P. Bali No.1 Denpasar 80114

10. Nomor Telepon/Faks 0361-222666

11.

Alamat e-mail

[email protected] S-1= >50 orang

12. Pengalaman Jabatan Ketua Pusat Perancangan Hukum Tahun 2012-sekarang

Mata Kuliah yg diampu 1) Hukum Perundang-Undangan

2) HTN

3) Perancangan Peraturan Perundang-undangan

4) Hukum dan Kebijakan Publik

5) Hukum Kelembagaan Negara

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Bali Universitas Udayana Bali

Page 51: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

46

Bidang Ilmu Hukum Perdata Hukum Pemerintahan

Tahun Masuk 1994 2006 Tahun Lulus 1998 2009

Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

Dasar Kewenangan Pengaturan

Perkawinan Campuran di

Indonesia

Pendelegasian Kewenangan

Mengatur Kepada Peraturan

Gubernur

Nama Pembimbing 1. Prof.i Gusti Ketut Suta, SH

2. I Ketut Westra, SH.,MH

1. Prof. Dr. Subawa, SH,MSi

2. Dr.Gede

Marhaendra.,SH.,MH

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1. 2014 Penyusunan Naskah Akademis dan

Peraturan daerah tentang Pelayanan

Publik di Kota Denpasar

DPRD Badung Rp. 70.000.000

2.

2014 Penyusunan Naskah Akademis dan

Peraturan daerah tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di

Provinsi Bali

Provinsi Bali Rp. 90.000.000

3.

2014 Penyusunan Naskah Akademis dan

Peraturan daerah tentang Penetapan

Keluran Di Kabupaten Gianyar

Pemda Gianyar Rp. 50.000.000

4.

2014 Penyusunan Naskah Akademis dan

Peraturan daerah tentang Penetapan

Desa dan Desa Adat Di Kabupaten

Tabanan

Pemda Tabanan Rp. 70.000.000

5.

2014 Penyusunan Naskah Akademis dan

Peraturan daerah tentang

Penyelenggaraan Kearsipan di Pemkot

Denpasar

Pemkot Denpasar Rp. 30.000.000

6.

2013

(awal)

Penyusunan Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Tentang

Perlindungan Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan Di Kota Denpasar

DPRD Kota

Denpasar

Rp. 70.000.000

7.

2013

(akhir)

Penyusunan Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Tentang

Perlindungan dan pengelolaan

Lingkungan Hidup Di Kota Denpasar

DPRD Kota

Denpasar

Rp. 70.000.000

Page 52: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

47

3

2013 Penyusunan Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Tentang

Pengelolaan Air Tanah Di Kota

Denpasar

Kota Denpasar Rp. 25.000.000

8.

2013 Dasar Kewenanagn pembentukan

Perda Tentang Penyelenggaraan

pendidikan Di Kota Denpasar

Dosen Muda

Udayana

Rp. 7.500.000

5.

2012 Penyusunan Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Tentang

PDAM di Kabupaten Jembrana

Pemkab Negara Rp. 50.000.000

6.

2012 Bentuk-Bentuk Peraturan Gubernur,

dengan Dibiayai dari dana DIPA BLU

Universitas Udayana Tahun Anggaran

2012 Dengan Surat Perjanjian

KontrakNomor :

25.91/UN.14/LPPM/KONTRAK/2012

Tertanggal 10 Mei 2012

Dosen Muda

Unud

Rp. 7.500.000

*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.

. Pengalaman Penelitian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Kepada

Masyarakat Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1 2014

IBW di Desa Tenganan Kecamatan

Manggis Karangasem (Team Unud) DP2M Dikti Rp. 100.000.000

2 2014 Penyuluhan Hukum UU LKM di Kantor

Kepala Desa Batubulan DIPA Rp.5000.000

3 20114

Konsultasi Publik tentang Pelayanan

Publik Di DPRD Badung Pemda Badung Rp. 70.000.000

4 2013

IBW di Desa Tenganan Kecamatan

Manggis Karangasem (Team Unud) DP2M Dikti Rp. 100.000.000

5

2013 Partisipasi Publik Penyusunan Ranperda

Perlindungan Perempuan dan Anak Di

Kota Denpasar

DPRD Badung Rp. 10.000.000

Page 53: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

48

6

2012 Sosialisasi undang-undang kekerasan

dalam rumah tangga (KDRT) bagi di

Kelurahan Penatih

DIPA PNBP

Unud Rp.4.000.000

7

2009-

2011

HIBAH MULTI TAHUN: Unit UJI /

IBIKK dengan Judul Unit Usaha Jasa

Penerbitan Buku dan Jasa Konsultasi

Adat dan Budaya Bali DIKTI Tahun

anggaran 2011, No.1658

a.1/UN.14/KU.03.04/PERJANJIAN/2011

DP2M Dikti Rp. 100.000.000

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1.

Tanaman Upakara, Tanaman Sarana

Ritual bagi Umat Hindu di Bali.

Bali Shanti LPM Unud ISBN : 979-

9703-1-3,2009

Udayana

2.

Pelayanan Konsultasi Adat/Budaya

Bali

“Bali Shanti” Universitas Udayana

Jurnal Penelitian Kepada

Masyarakat, Udayana Mengabdi,

Vol. 9 No. 1 Tahun 2010, Issn :

1412-0925

Udayana

3.

Bali Shanti : Unit Layanan Konsultasi

Adat – Budaya Bali

Majalah Ngayah Majalah Aplikasi

Ipteks, Vo.1 No.1 Edisi 2010, Issn

2087-118x,Singaraja.

Udayana

4.

Peraturan Gubernur Sebagai Peraturan

Perundang-undangan dan Peraturan

Kebijakan

Majalah Ilmu Hukum Kertha

Patrika Unud, Edisi September

2010.

Udayana

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Se minar Ilmiah dalam 5

Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1.

Bimbingan Teknis Pemerintah

Kota Denpasar

Teknik Penyusunan Perda 26 Mei 2013

09.00-12.00 / Bali

Hotel

2.

Forum Sekwan SeBali Fungsi dan Peran Naskah

Akademis

20 Nopember 2013

13.00-15.00/Tanah

Lot Tabanan

Page 54: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

49

3. Kegiatan DP2M Dikti Laporan Pelaksanaan Kegiatan

IBIKK

2 Februari

2012/Bogor

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1. Hukum Tata Negara Pasca Perubahan

UUD Tahun 1945

2005 400 Wawasan Denpasar

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun

Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

1.

Penyusunan Naskah Akademis Ranperda

Perlindungan Anak Di Prov Bali

2013-

2014

Pemprov bali Respon DPR

Provinsi Bali

Baik

2.

Penyusunan Naskah Akademis Tentang

Penggunaan Menara Bersama Di Pemkot

Denpasar

2013 Kota

Denpasar

Baik Sedang

dalam

konsultasi

Publik

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun

Peng

harga

an 1.

Anugrah Penelitian Pembentukan Tim Seleksi Dan

Kriteria Pemberian Anugrah Penelitian Bagi Dosen

Yang Berprestasi Dibidang Penelitian Kepada

Masyarakat Universitas Udayana.

SK Rektor UNUD No :

374/A/H14/HK/2009

Tgl 7 Agustus 2009

2.

Anugrah Peneliti Junior Terbaik Untuk Ilmu sosial

Dengan SK Rektor

4 1 2 A ⁄ U N . 1 4 ⁄ L P P M ⁄ 2 0 1 1

Tahun 2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risiko.Demikian biodata ini saya buat

dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Muda

Denpasar, 12 Februari 2015

Page 55: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

50

Page 56: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

51

B. Identitas Diri ( Anggota)

IDENTITAS DIRI

Nama :Made Nurmawati,SH.,MH

NIP/NIK : 19620331 198702 2 001

Tempat dan Tanggal Lahir : Singaraja, 31 Maret 1962

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin Duda/Janda

Agama : Kristen

Golongan/Pangkat : IV a/ Pembina Tingkat I

Jabatan Fungsiobal Akademik : Lektor Kepala

Perguruan Tinggi : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Alamat : Jln. P. Bali No.1 Denpasar 80114

Tlp/Fax : (0361) 222666/ Fax. 234888

Alamat Rumah : Jl. Nuansa Udayana I/16 Jimbaran

Tlp./Fax : (0361) 8479172

Alamat e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun

Lulus

Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/ Bidang Studi

1985 S1 Universitas Diponogoro Hukum Tata Negara

2007 S2 Universitas Udayana Hukum Pemerintahan

PELATIHAN PROFESIONAL

Tahun Pelatihan Penyelenggara

2004 Training on contract Drafting Fakultas Hukum Unud

2006 Training on contract Drafting Fakultas Hukum Unud

2006 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

Partisipasi Aktif Proses Belajar Mengajar”

FH Unud

2006 Metode Penelitian Hukum, Universitas Udayana

2007 Pelatihan Pembuatan Surat Keputusan

Dalam Pelaksanaan Tugas Bagi Pegawai

Administrasi Di LIngkungan Universitas

Udayana

Devisi Hukum Unud

2007 Training kegiatan Sosialisasi Putusan MPR

RI,

MPR RI Jakarta bekerjasama

dengan FFH.Unud

2007 Pelatihan Pembuatan Surat Keputusan

Dalam Pelaksanaan Tugas Bagi Pegawai

Administrasi Di LIngkungan Universitas

Udayana

Devisi Hukum UNUD

2007 General English Course In Intermediate

Level

IALF

2007 Training of Trainers Sosialisasi UUD negara

RI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR RI

MPR RI Jakarta

Page 57: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

52

2008 General English courses IALF dan Fakultas Hukum Unud

2008 Intelectual Property Rights (IPR) Seminar “

Well Known Trademark and Brand Strategy

Unud

2008 Training Educational Methodology Problem

Base Learning To Support Curriculum

Universitas Maasricht Belanda

bekerjasama dengan FH Unud

2009 Training Educational Methodology Problem

Base Learning To Suppor

t Curriculum

Universitas Maasricht Belanda

bekerjasama dengan FH Unud

2009 Training in Basic Computer Skills, The Use

of Appropriate Software, and Internet

FH Unud

2010 Workshop Human Right Universitas Maastrich & FH Unud

2010 Training Legal Research Universitas Maastrich & FH Unud

2010 WORKSHOP Development of The

Renewed S1 Curriculum and The New S2

Programme Faculty of Law-Unud

Universitas Maasricht Belanda

bekerjasama dengan FH Unud F

2011 PBL Training Skill Fo Academic Staffs

Faculty of Law Unud

FH Unud

2011 Training E Learning for Academic*library

staff FL-Unud

Universitas Maastrich & FH Unud

2012 Pelatihan Pemantapan Penyusunan

Perangkat Pembelajaran dan Evaluasi Hasil

Belajar Mahasiswa Fak.Hukum Unud

Fak.Hukum Unud 23-24 Juli 2012

2012 Lokakarya Kurikulum Fak.Hukum Unud 15 Agistus 2012

2013 Pelatihan SIM Skripsi Fak.Hukum Unud

2014 Pelatihan Ketrampilan Turor bagi

Dosen FH Unud Dalam Proses

Pembelajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi

Clinical Legal Education Training

Program

17 & 21 Juli

2 September

PENGALAMAN JABATAN

Tahum........s/d ....... Institusi Jabatan

Sekretaris Bagian HTN FH.Unud 2000-2004

Bendahara

Sekretaris Bagian Hukum

Tata Negara

Pusat Kajian HAM

Fakultas Hukum

Universitas Udayana

2001-2005

2010-2014

PENGALAMAN MENGAJAR

Tahum....s/d ....... Jenjang Institusi/Jurusan/Program Mata Kuliah

2007-2011 Si Fakultas Hukum Universitas

Udayana

Hukum Tata Negara

Page 58: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

53

2007-2011

2007-2011

2007-2011

S1

S1

S1

Fakultas Hukum Universitas

Udayana

Fakultas Hukum Universitas

Udayana

Fakultas Hukum Universitas

Udayana

Ilmu Negara

Hukum dan Ham

Hukum

Kewarganegaraan

PENGALAMAN MEMBIMBING MAHASISWA

Tahun Pembimbingan/Pembinaan

2007-2011 Pembimbing Akademik

2007-2011

2007-2010

2012

Pembimbing Skripsi

Pembimbing Praktek Kerja Kemahiran Hukum (PKKH)

Pembimbing Akademik Angkatan 2012

PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2007

2007

2008

Penyusunan Rancangan Perda (legislative

drafting) di DPRD Kota Denpasar

Perlindungan Hukum Pengetahuan

Tradisional di Bidang Obat-obatan

Berkaitan dengan sistem Hak Kekayaan

Intelektual di Bali”,

Implementasi Izin Usaha Pertambangan

Oleh Gabungan Pengusaha Penambangan

Limestone (Gapeli) Dalam Memelihara

Kelestarian Fungsi Tata Lingkungan di

Kecamatan Kuta Selatan

Anggota

Anggota

Ketua.

DIK UNUD

DIK

Mandiri

2009 Pengaturan Lembaga Perwakulan Rakyat

Dalam UUD Tahun 1945

Ketua Mandiri

2010 Penelitian Pengakuan Pengaturan Hak

Atas Perumahan Dalam Peraturan

Perundang-undangan

Anggota Dipa Fakultas Hukum

Unud

2011 Eksistensi Peraturan Desa Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Ketua DIPA Fakultas

Hukum Unud

2012 Implementasi Peraturan Daerah

Provinsi Bali No.5 Tahun 2005 pada

Pebangunan Rumah Non Tradisional oleh

Pengembang di Kota Denpasar untuk

Menunjang Kepariwisataan.

DIPA FH UNUD

Page 59: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

54

Status Kewarganegaraan

Perempuan Dalam Perkawinan Campuran

Menurut Uu No.12 Tahun 2006 Tentang

Kewarganegaraan

( Suatu Kajian Dari Perspektif Hak Asasi

Manusia)

Ketua DIPA FH UNUD

2013

2014

Aspek HAM Berkaitan dengan Status

kewarganagearaan Ganda Bagi Anak

Yang Lahir Dari Perkawinan Campuran

Ketua Dipa Fakultas

Pengangkatan Pelaksana Tugas Kepala

Daerah Berdasarkan UU No.32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Kelompok DIPA Fakultas

Pencabutan Paksa Status

Kewarganegaraan Indonesia Dalam UU

No.12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan ditinjau dari perspektif

HAM

Ketua

DIPA Fakultas

Problematika Peraturan Daerah Kota

Denpasar di Bidang Perizinan

Anggota BOMPTN

KARYA TULIS ILMIAH

A. Buku/Bab/Jurnal

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

2004 Paksaan Pemerintahan Terhadap Pelanggaran Izin

Mendirikan Bangunan

Majalah Kertha Patrika

Fakultas Hukum

Universitas Udayana

2005 Buku Hukum Tatanegara Pasca Amandement

UUD Tahun 1945

Wawasan Press

2008 Checks and Balances Dalam Lembaga

Perwakilan Indonesia”,

Majalah Ilmu Hukum

Kertha Wicaksana

2012 Block Book Ilmu Negara Revisi -

2012 Block Book Hukum Tata Negara Revisi -

2014 Buku Ajar Hukum Kewarganegaraan -

2014 Buku Ajar Ilmu Negara

B. Makalah/Poster

Tahun Judul Penyelenggara

2006 Komparasi Politik Hukum Kewarganegaraan

Dalam UU No.62 Tahun 1958 dan RUU

Kewarganegaraan

Badan Kekeluargaan

Fakm Hukum Universitas

Udayana

Page 60: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

55

2007 Pembentukan Peraturan Daerah Yang Baik

Dalam Rangka Menciptakan Good Governance

FH. UNUD

PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM

Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara

2003

Seminar Nasional ” Reformasi Hukum di

Indonesia melalui Penetrapan Prinsip-Prinsip

Good Governance”

Kerjasama Fak. Hukum

Unud dengan Komisi

Nasional republic

Indonesia (KHN)

2005 Identifikasi Masalah Pemberantasan Korupsi di

Indonesia,

KPK bekerjasama dengan

FH Unud

2005

Membangun Kepercayaan Masyarakat Terhadap

Citra Hukum

FH.Unud

2006 Combating and Preventing Corruption Deplu dan FH Unud

2007 Kegiatan Perbankan Dalam Perspektif Tindak

Pidana Korupsi

BI bekerjasama dengan

FH.Unud

2010 Sosialisasi Undang-Undang tentang Desa DPD RI

2010 Sosialisasi Undang-Undang tentang Kesatuan

Masyarakat Adat

DPD RI

2011 Seminar Nasional Membangun Bali Dalam

Kerangka Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

UNUD

2011 Seminar Actualisasi dan Implementasi Pancasila

Dalam Perspektif Berbangsa dan Bernegara

.UNUD

2011 Seminar Internasional ”Environmental,Health and

Safety Risks in a Globalizing World”

Kerjasama Universitas

Maasrich, Mundo, Metro

,Nuffic Belanda dengan

Fakultas Hukum Unud

2012 Seminar Revitalisasi Hukum Tata Negara Dalam

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Tgl 28 September 2012

DIPA Unud

2012 Lokakarya Kurikulum Fak.Hukum Unud 15 Agistus 2012

Semiloka Pancasila dan Konstitusi se Bali Tahun

2012

Maret 2012

Seminar on Tourism and Law April 2012

2013 Tim Penyusun Kompilasi Borang dan Evaluasi

diri Fak.Hukum Unud

Fak.hukum Unud

2014 Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa

Seminar Nasional Penyelesaian Perkara

Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif

Tahun 2014

Panitia Pekan Konstitusi

5 -7 April 2014

Tanggal 8 April

Tanggal 2 – 6 September

14 Oktober

Page 61: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

56

Seminar Diaspora dan Dinamika Konsep

Kewarganegaraan di Indonesia

KEGIATAN PROFESIONAL/PENELITIAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Kegiatan

2007 Sosialisasi dan Konsultasi Hukum Bisnis, Hukum Kewarganegaraan,

Hukum Pidana dan Hukum Adat & Masyarakat di Klinis Hukum

Interaktif Radio Suara Janger Polda Bali”.

2010 Sosialisasi UUD Tahun 1945 di Radio Polda Bali

2011 Konsultasi dan Bantuan Hukum Pengiriman Tenaga Kerjasama

Indonesia (TKI) ke Luar Negeri pada CV Bali Padma Rose Denpasar

2012 Adaptasi Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam

Penulisan

Awig-Awig Banjar Pakraman Sanga Agung,

Desa Pakraman Denpasar

2012 Implementasi Tenik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung

Tentang Pajak hotel

2013 Implementasi Tenik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung

Tentang Pajak Restoran dana BOPTN

Pemungutan dan Pembayaran Pajak dan restoran Secara On Line Oleh

Pemerintah Kota Denpasar

2014 Teknik Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kota Denpasar

Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Selatan dana

DIPA Fakultas (Dana DIPA No.DIPA-023.04.2.415253/2014 tgl 5

Desember 2014)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risiko. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah penelitian Dosen Muda

Denpasar, 12 Februari 2015

Made Nurmawati, SH,MH

NIP. 19620331 198702 2 001

Page 62: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

57

Lampiran 5. Surat Pernyataan Personalia Penelitian

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

1. Nama Lengkap : Ni Luh Gede Astariyani., SH.,MH.

NIP / NIDN : 1976190319 199903 2 002/0019037607

Fakultas : Hukum

Status dalam Penelitian : Ketua

2. Nama Lengkap : Made Nurmawati.,SH,MH

NIP / NIDN : 19620331 198702 2 001/0031036208

Fakultas. : Hukum

Status dalam Penelitian : Anggota

Menyatakan bahwa kami secara bersama-sama telah menyusun proposal Penelitian Dosen Muda

Yang berjudul” Pengembangan Kota Layak Anak Di Kota Denpasar” dengan jumlah usulan

dana sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah).Apabila proposal ini disetujui maka kami

secara bersama-sama akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian ini sampai tuntas

sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dan ditandatangani bersama sehingga dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Bukit Jimbaran, 12 februari 2014

Ketua,

Ni Luh Gede Astariyani.,SH.,MH

( NIP. 19760319 1999032002)

Anggota,

Made Nurmawati.,SH.,MH

(NIP : 19620331 198702 2 001)

Page 63: PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DENPASAR filelaporan ni luh gede astariyani,sh.,mh. made nurmawati.,sh.,mh nidn : penelitian dosen muda pengembangan kota layak anak

58