pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya …repository.uinjambi.ac.id/2717/1/skripsi bookmark...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM
UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S1)
Dalam Ilmu Perpustakaan
OLEH:
LUBI NUGROHO
NIM: IPT.150439
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
MOTTO
سونه، ركى ولوى انهه عريسف نواقم اعىو
ؤينوو ة هدانشيب وى عهى انغإل دوترسو ان
(١)انتوبة : نوعىا كنتى تبئكى بىيف
Artinya: Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, Maka Allah akan melihat
pekerjaanmu, begitu juga Rosul-Nya dan Orang-Orang Mukmin, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.”(Q.S AT-Taubah: 105)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan. Jakarta: Yayasan Pelayan al-Qur`an
Mulia 2015.
v
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT berkat
rahmat dan hidayah-Nya hingga saat ini saya dapat mempersembahkan Skripsi
ini kepada orang-orang tersayang:
Kedua orang tuaku tercinta Ayah Waras Bekti dan Ibu Siti Aisah yang tak pernah
lelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, serta memberikan doa,
dukungan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini.
Terimakasih Ayah dan Ibu
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik serta teriring salam pada junjungan besar Nabi Muhammad
SAW karena dengan perjuangannya seluruh umat manusia dibawa kedalam dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Kemudian dalam penulisan skripsi ini, penulis sadari banyak hambatan
dan rintangan yang penulis hadapi, dan berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan rasa terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat.
1. Muhammad Rum, S.Ag., SS., M.Si Selaku pembimbing I dan Wenny Dastina,
S,Sos, M.Si Selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor, Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA.,
Pd.D selaku Wakil Rektor I, Dr. H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor II,
Dr. Hj. Fadlillah, M.Pd selaku Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I Selaku Dekan, Dr. Alfian, S.Pd., M.Ed selaku wakil
Dekan I, Dr. H. Muhammad Fadhil, M. Ag, selaku Wakil Dekan II, Dr.
Raudhoh, S.Ag., SS., M.Pd.I selaku Wakil Dekan III, dan Yuda Dasril, S.Pd,
selaku ajudan dekanFakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Muhammad Rum, S.Ag., SS., M.Si selaku ketua jurusan ilmu perpustakaan,
Masyrisal Miliani, SS., M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Kepala perpustakaan dan Pustakawan Perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifudin Jambi yang selalu membantu memberikan informasi.
viii
6. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan Seluruh karyawan/karyawati
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifudin Jambi.
7. Keluarga Besar, dan Muhamad Jaka, M. Delhepri, Zaida kumala, Tuti
Handayani, Nico Syahreza, Lidia Mistiah, Aufadila Hiwaliya, Ahmad
Dimyati, Eka Yuyun Indri, serta Teman-teman jurusan ilmu perpustakaan
angkatan 2015 yang banyak memberi motivasi.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Selain itu penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan
dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada
semua pihak agar dapat memberikan kontribusi pemikiran yang bersifat
membangun demi sempurnanya skripsi ini, kepada Allah SWT penulis memohon
ampun-Nya, semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amin...
ix
ABSTRACT
Nugroho, Lubi. 2019. The Development of Librarian competence in an effort to
improve the quality of Services of the Islamic University Library Sultan Thaha
Saifuddin Jambi. Library Science Department Faculty Adab and Humanities.
Supervisor I: Muhammad Rum, S.Ag.,SS.,M.Si dan Supervisor II: Wenny
Dastina, S.Sos.,M.Si.
This study discusses about the development of librarian competence in an effort to
improve the quality of Services of the Islamic University Library Sultan Thaha
Saifuddin Jambi. The purpose of the study is to find out how development of
librarians competencies in an effort to improve the quality of Services of the
Islamic University Library Sultan Thaha Saifuddin Jambi. And to find out the
obstacles to development of librarian competencies in an effort to improve the
quality of Services of the Islamic University Library Sultan Thaha Saifuddin
Jambi. And efforts made in overcoming obstacles to developing librarian
competence in an effort to improve the quality of Services of the Islamic
University Library Sultan Thaha Saifuddin Jambi. This study used descriptive
qualitative method. The result of this study indicate that the development of
librarians competencies in the library of sultan State Islamic university Thaha
saifuddin Jambi not all have gone well, a) as seen from the lack of librarians‟
understanding of core competencies, b) librarian‟s specifics competencies and the
lack of activities carried out by the library. The library is also faced with
constraints: a)budget, b) university support, and c) scientific field. The efforts
carried out by librarians will increase understanding and apply the knowledge
obtained when training and the head of the library will improve the collaboration
between the library and the University.
Keywords : Competency, Service Quality, Librarian and University Library
x
ABSTRAK
Lubi Nugroho. 2019. Pengembangan Kompetensi Pustakawan dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora. Pembimbing I: Muhammad Rum, S.Ag.,SS.,M.Si dan Pembimbing
II: Wenny Dastina, S.Sos.,M.Si.
Kompetensi pustakawan ialah kemampuan yang dimiliki pustakawan, keahlian
pustakawan sangat berpengaruh terhadap kualitas layanan Perpustakaan. Tujuan
Penelitian adalah untuk mengetahui Bagaimana pengembangan kompetensi
pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. dan untuk Mengetahui Kendala-
kendala pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
dan Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Kendala-kendala pengembangan
kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa
Pengembangan kompetensi pustakawan di perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifudin Jambi belum seluruhnya berjalan dengan baik, dapat
terlihat dari: a) Kurangnya pemahaman pustakawan terhadap kemampuan
pustakawan (kompetensi Khusus dan kompetensi umum) serta kurangnya kegiatan
kepustakawan. b) Kurangnya kegiatan tahunan yang dilaksanakan perpustakaan
UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi selama tahun 2018 terhadap pengembangan
kompetensi pustakawan. c) Belum diterapkannya standar pelayanan
perpustakaan. Pustakawan menggunakan model kompetensi jabatan atau
pekerjaan.Perpustakaan juga dihadapi dengan kendala-kendala: a) anggaran dana,
b) dukungan Universitas, dan c) bidang keilmuan. Adapun upaya yang dilakukan
ialah a) Perpustakaan meningkatkan anggaran dana, b) menjalin kerjasama dengan
institusi, c) Menerapkan ilmu serta pengalaman pustakawan, d) menerapkan
standar pelayanan.
Key Word: Kompetensi, Mutu Pelayanan, Pustakawan dan Perpustakaan
Perguruan Tinggi
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 5
D. Batasan Penelitian .................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian dan Konsep kompetensi Pustakawan................... 6
B. Pengembangan Kompetensi Pustakawan .............................. 12
C. Kompetensi yang harus dimiliki Pustakawan ........................ 14
D. Pengertian dan Konsep Layanan Perpustakaaan ................... 15
E. Pengertian dan Konsep Mutu Layanan Perpustakaan ........... 15
xii
F. Pengertian dan Jenis Perpustakaan ........................................ 20
G. Study Relevan ........................................................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................. 27
B. Data dan Sumber Data ............................................................ 27
C. Subjek Penelitian ..................................................................... 28
D. Lokasi Penelitian ..................................................................... 29
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 29
F. Analisis Data ........................................................................... 30
G. Pengecekan Keabsahan Temuan ............................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perpustakaan .............................................. 32
1. Sejarah Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi ................................................................................. 32
2. Visi Misi ............................................................................ 33
3. Tujuan ............................................................................... 34
4. Fungsi Perpustakaan ......................................................... 35
5. Struktur Organisasi .......................................................... 36
6. Pustakawan Perpustakaan UIN Sulthan Taha
Saifuddin Jambi ............................................................. 37
7. Layanan Perpustakaan ....................................................... 37
8. Mutu Pelayanan Perpustakaan .......................................... 41
9. Sistem Informasi Perpustakaan ..................................... ...41
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................ 43
1. Pengembangan Kompetensi Pustakawan dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Taha Saifuddin
Jambi ................................................................................. 43
xiii
2. Kendala-kendala Pengembangan Kompetensi
Pustakawan dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pelayanan Perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Taha Saifuddin Jambi .......................................... 60
3. Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi Kendala-
Kendala Pengembangan Kompetensi Pustakawan
dalam Upayan Meningkatkan Mutu Pelayanan
Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Taha
Saifuddin Jambi ................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 72
B. Saran ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pimpinan Perpustakaan ................................................................. 33
Tabel 3.2 Pustakawan................................................................................... 37
Tabel 3.3 Jam Layanan ................................................................................ 37
Tabel 4.4 Program Kerja UPT Perpustakaan ............................................... 61
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifudin Jambi .......................................... 36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 2 Jadwal Penelitian
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Kartu Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 5 Kartu Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perpustakaan merupakan lembaga yang berfungsi sebagai wahana
penyimpanan, penellitian, pendidikan dan kultural kebudayaan masyarakat
yang ada. Didalam undang-undang no. 43 tahun 2007 pasal 2 dan 3
dinyatakan perpustakaan: pasal 2: Perpustakaan berfungsi sebagai wahana
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk
meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Pasal 3: Perpustakaan
bertujuan memberikan layananan kepada pemustaka, meningkatkan
kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.2
Sedangkan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan
yang terdapat pada perguruan tinggi, dengan tujuan yaitu membantu
perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya.3 Perpustakaaan perguruan
tinggi juga suatu unsur penunjang dan perangkat kelengkapan perguruan
tinggi serta merupakan sebuah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
kebijakan perguruan tinggi itu sendiri dalam menyediakan informasi yang
dapat mendukung kegiatan perkuliahan serta mewujudkan Tri Dharma
perguruan tinggi tersebut, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi juga sering digunakan sebagai
pusat penelitian karna banyak menyediakan informasi yang berkaitan dengan
sarana pendukung dalam proses penelitian.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan suatu
kemampuan teknis, teoristis konseptual, moral pegawai sesuai dengan
kebutuhan jabatan. Tujuan pengembangan adalah untuk meningkatkan
produktifitas kerja. Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa seseorang
pegawai membutuhkan seraingkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan
2Undang-Undang. NO.43 tahun 2007. Tentang perpustakaan.
3Sulistiyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta:Gramedia p ustaka. 1993. Hal:3
2
yang berkembang supaya bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya selama karirnya. Persiapan karir jangka panjang dari seorang
pegawai untuk serangkaian posisi inilah yang dimaksud pengembangan
pegawai.4
Menurut Spencer dan Spencer dalam Testiani, a competeny an
underlying characteristic’s of an individual which is causally related to
criterionreferenced effektive and or superior performance in a job orsituasion.
Karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas
kinerja individu dalam pekerjaannya. Kompetensi seorang pustakawan sebagai
kemampuan dan kecakapan yang dimiliki pustakawan dalam melaksanakan
kinerja sesuai dengan setandar berdasarkan profesinya serta menunjukkan
kemampuan yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerja dalam
suatu kegiatan.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, merumuskan bahwa
kompetensi secara umum adalah kemampuan, pengetahuan, dan ketermpilan,
sikap, nilai prilaku secara karakteristik pustakawan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara optimal. Dengan kata lain seorang pustakawan
harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai,
prilaku serta karakteristik pustakawan untuk melaksanakan pekerjaan
memberikan layanan kepada pengguna. Dengan adanya kompetensi yang
seharusnya dimiliki pustakawan, akan menjamin terwujudnya layananan yang
bermutu.
Pelayanan perpustakaan ialah segala bahan bacaan dan sumber-sumber
informasi lainnya harus sudah tersedia ditempat dimana informasi tadi
dibutuhkan. Artinya setiap pengguna membuthkan informasi dan sumber-
sumber informasi, ia harus dengan mudah mendapatkannya dengan relatif
cepat dan tepat. Sumber-sumber informasi harus tersedia di tempat-tempat
4 Irwan Fathurrochman, Pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil Negara
sekolah tinggi agama islam Negeri curup melalui metode pendidikan dan pelatihan, Vol.11,
No.21, 2017, Hal.120
3
yang sangat memerlukannya seperti lembaga-lembaga pendidikan, penelitian
dan pusat-pusat informasi.5
Berdasarkan observasi penulis, Perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi ialah perpustakaan perguruan tinggi yang bertujuan utama
membantu perguruan tinggi mencapai tujuanya yaitu memenuhi kebutuhan
informasi, menyediakan bahan pustaka rujukan, dan menyediakan jasa
peminjaman. Dan untuk mencapai semua tujuan utama dari perpustakaan
perguruan tinggi tidak terlepas dari kualitas pustakawan yang mengelola
perpustakaan tersebut. Saat ini sistem layanan perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ialah sistem layanan terbuka atau Open
Acces.6
Di Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memiliki jumlah
pustakawan ahli 6 orang, dan memiliki staf perpustakaan 8 orang. terbagi
menjadi 6 layanan yaitu: layanan sirkulasi, Layanan referensi, layanan terbitan
berseri, layanan sekripsi, layanan fotocopy, dan layanan konsultasi
kepustakawanan.7
Di lapangan penulis pernah mencari sebuah karya tulis ilmiah, karya
dari pustakawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi namun hanya sedikit
karya tulis ilmiah yang tersedia. Penulis juga mewawancarai Nurhabib salah
satu mahasiswa, mengenai pelayanan terhadap sumber dari informasi apabila
koleksi yang sedang dicari tidak terdapat di perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi apakah diberikan referensi kepada perpustakaan lain ataupun
memberikan link untuk mengakses informasi yang dicari, namun tidak
keseluruhan pustakawan memberikan informasi yang dicari.8 Hal tersebut
berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Spencer dan juga Undang-
5Pawit M.yusup. Ilmu informasi komunikasi dan kepustakawanan. Jakarta: Bumi aksara,
Hal.375 6Skripsi Vinilastri Hasanah boesra 2010, sistem layanan terbuka (open accass) di
perpustakaan perguruan tinggi hal.16 7 Wawancara Sukardiono, pustakawan Perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi,
tanggal 04 sertember 2018 8 Wawancara Nurhabib, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, tanggal 04
september 2018
4
Undang No 83 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia, bidang perpustakaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul:
“Pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan kompetensi
pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi?
3. Apa upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala
pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, penulis menemukan tujuan
dari penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan kompetensi pustakawan
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala pengembangan kompetensi
pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
kendala-kendala pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya
5
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan memberikan manfaat bagi:
a. Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam menerapkan teori-teori yang sudah diperoleh diwaktu
perkuliahan.
b. Pustakawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, sebagai masukan
pustakawan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di perpustakaan .
D. Batasan Penelitian
Peneliti lebih memfokuskan penelitian ini pada kompetensi umun dan
kompetensi khusus pustakawan di perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian dan konsep kompetensi pustakawan
1. Kompetensi
Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Maka sebuah kompetensi menonjolkan keterampilan
dan pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang
tertentu sebagai suatu yang terpenting sebagai unggulan bidang tersebut.
Maka dapat diartikan bahwa sebuah kompetensi pada umumnya
merupakan tenteng kecakapan, keterampilan, dan kemampuan seseorang
dalam maelakukan pekerjaan yang sedang dikerjakannya.9
Menurut Wibowo Kompetensi merupakan landasan dasar
karakteristik orang yang mengindikasi cara berprilaku untuk berfikir,
menyamakan situasi, dan mendukung untuk priode waktu cukup lama
terdapat lima tipe karakteristik kompetensi diantaranya:
a. Motiv merupakan sesuatu yang secara konsisten dipikir atau
diinginkan orang menyebabkan tindakan. Mendorong mengarahkan,
dan memilih prilaku menuju tindakan atau perbuatan tertentu.
b. Sifat merupakan karakteristik fisik dan respon yang konsisten
terhadap situasi atau informasi.
c. Konsep diri merapikan sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang.
Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat dengan
efektif dalam hampir setiap situasi adalah bagian konsep diri
seseorang.
9 Rizka Halalinatin Thoyiba, Standart kompetensi pustakawan perpustakaan perguruan
negeri tinngi surabaya (study deskriptif: kompetensi pustakawan perguruan tinggi negeri
berdasarkan standart kompetensi kinerja nasional indonesia di bidang perpustakaan), skripsi,
Universitas Airlangga Surabaya, 2014.
7
d. Keterampilan merupakan kemempuan mengerjakan tugas fisik atau
mental tertentu.
e. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berfikir
analistis dan konseptual.10
Menurut Boulter, Dalziel dan Hill kompetensi adalah karakteristik
dasar dari seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul
dalam pekerjaan peran sosial, citra diri, watak, ataupun motif.11
Berdasarkan uraian diatas kompetensi adalah kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan sikap nilai prilaku dan karakteristik
seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan
tingkat kesuksesan kerja secara optimal.
2. Pustakawan
Menurut Sulistiyo Basuki Pustakawan merupakan salah satu
bagian terpenting dalam perpustakaan, karena sebaik apapun sebuah
perpustakaan dan sebanyak apapun koleksi-koleksi yang terdapat disebuah
perpustakaan, jika tidak ada orang yang ahli dalam pengelolahannya,
pelestarian, penyimpanan, dan pelayanannya tidak akan berarti apa-apa.
Oleh karena itu pestakawan dengan perpustakaan perumpamaan sebuah
sepeda dengan pengemudinya, dengan kata lain tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lainnya.12
.
Pustakawan adalah seorang tenega kerja bidang perpustakaan
yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan,
kursus, seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal. Pustakawan ini
orang yang bertanggung jawab terhadap gerak maju roda perpustakaan.
Maka, di wilayah pegawai negeri sipil (PNS), pustakawan termasuk
kedalam jabatan fungsional.13
10
Rizka Halalinatin Thoyiba, Standart kompetensi pustakawan perpustakaan perguruan
negeri tinngi surabaya, Hal.4 11
Ine Syarika, model kompetensi sebagai solusi terhadap masalah rekrutmen dan seleksi
(study pada departemen Oprasional PT.MGF), Vol.8, No.2, tahun 2006, Hal.125 12
Sulistiyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta:Gramedia pustaka. 1993,
hal:145 13
Wiji Suwarno. Perpustakaan dan buku wacana penulisan dan penerbitan.2011, Hal.33
8
3. Kompetensi pustakawan
Menurut Spencer dan Spencer dalam Testiyani, a competeny an
underlying characteristic’s of an individual which is causally related to
criterionreferenced effektive and or superior performance in a job
orsituasion. Karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan
efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Kompetensi seorang
pustakawan sebagai kemampuan dan kecakapan yang dimiliki pustakawan
dalam melaksanakan kinerja sesuai dengan standar berdasarkan profesinya
serta menunjukkan kemampuan yang dapat digunakan untuk memprediksi
tingkat kinerja dalam suatu kegiatan. Spencer dan spencer
mengklasifikasikan dimensi kompetensi individual menjadi tiga, yaitu: (1)
kompetensi intelektual; (2) kompetensi emosional; (3) dan kompetensi
sosial.14
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, merumuskan bahwa
kompetensi secara umum adalah kemampuan, pengetahuan, dan
ketermpilan, sikap, nilai prilaku secara karakteristik pustakawan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal. Dengan kata
lain seorang pustakawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan, sikap, nilai, prilaku serta karakteristik pustakawan untuk
melaksanakan pekerjaan memberikan layanan kepada pengguna. Dengan
adanya kompetensi yang seharusnya dimiliki pustakawan, akan menjamin
terwujudnya layananan yang bermutu.
Sehubungan dengan kemampuan kompetensi pustakawan Widjanto
menyatakan bahwa:
a. Kompetensi intelektual antara lain berupa kemampuan berfikir dan
bernalar, kemampuan kreatif (meneliti dan menemukan), kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan mengambil keputusan yang
mendukung kehidupan global.
14
Testiyani makmur. Budaya kerja pustakawan di era digitalisasi perpektif
organisasi, Yogyakarta: Graha ilmu., hal.61
9
b. Kompetensi personal antara lain berupa kemandirian, ketahanan-
bantingan, keindependenan, kejujuran-keberanian, keadilan,
keterbukaan, mengelola diri sendiri, dan menempatkan diri sendiri
secara bermakna serta orientasi pada keunggulan yang sesuai dengan
kehidupan global.
c. Kompetensi komunikatif antara lain berupa kemahirwacanaan,
kemampuan menguasai sarana komunikasi mutakhir, kemampuan
bekerja sama, dan kemampuan membangun hubungan-hubungan
dengan pihak lain yang mendukung kehidupan global dalam satu sistem
dunia.
d. Kompetensi sosial budaya antara lain berupa kemampuan hidup
bersama orang lain, kemampuan memahami dan menyelami keberadaan
orang atau pihak lain, kemampuan memahami dan menghormati
kebiasaan orang lain, kemampuan berhubungan atau berinteraksi
dengan pihak lain, dan kemampuan bekerja sama secara multikultural.
e. Kompetensi kinestis-vokasional antara lain berupa kecakapan
mengoprasikan sarana-sarana komunikasi mutakhir dan kecakapan
menggunakan alat-alat mutakhir yang mendukung perpustakaan untuk
berkiprah dalam kehidupan global.15
Berdasarkan Undang-Undang No 83 tahun 2012 tentang Standar
kompetansi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang perpustakaan,
Pustakawan harus memiliki tiga kelompok unit kompetensi, yaitu :
a. Kompetensi Umum
Kompetensi umum adalah kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh setiap Pustakawan, diperlukan untuk melakukan tugas-
tugas Perpustakaan meliputi:
1) Mengoprasikan komputer tingkat dasar
2) Menyusun rencana kerja Perpustakaan
3) Membuat laporan kerja perpustakaan
15
Testiyani makmur, Budaya kerja pustakawan di era digitalisasi perspektif
orgasisasi,relasi dan individu, hal.63
10
Kompetensi umum ini melekat dalam inti dan khusus.
b. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah Kompetensi fungsional yang harus
dimiliki oleh setiap Pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas ini
dan wajib dikuasai oleh pustakawan. Kompetensi inti meliputi:
1) Melakukan seleksi bahan perpustakaan
2) Melakukan pengadaan bahan perpustakaan
3) Melakukan pengkatalogan deskriptif
4) Melakukan pengkatalogan subjek
5) Melakukan perawatan bahan perpustakaan
6) Melakukan layanan sirkulasi
7) Melakukan layanan referensi
8) Melakukan penelusuran informasi sederhana
9) Melakukan promosi perpustakaan
10) Melakukan kegiatan literasi informasi
11) Memanfaatkan jaringan internet untuk layanan perpustakaan.
c. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus merupakan kompetensi tingkat lanjut yang
bersifat spesifik, meliputi:
1) Merancang tata ruang dan prabot perpustakaan
2) Melakukan perbaikan bahan perpustakaan
3) Membuat literatur sekunder
4) Melakukan penelusuran informasi kompleks
5) Melakukan kajian perpustakaan
6) membuat karya tulis ilmiah.16
Menurut UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan: pasal 1 ayat
10, kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
16
Kemenntrian Tenaga Kerja Transmigrasi. Peraturan mentri tenaga kerja dan
transmigrasi RI nomor: PER. 21/ MEN/X/2007 tentang tatang tata cara penerapan standar
kompetensi kerja nasional Indonesia, Jakarta: Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi RI, 2007
11
seorang Pegawai Negeri Sipil, berupa pengetahuan, keterampilan, dan
sikap prilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.17
Berdasarkan beberapa teori diatas kompetensi pustakawan adalah
kemampuan dan kecakapan yang dimiliki pustakawan dalam
melaksanakan kinerja harus memiliki kompetensi umum, kompetensi inti,
kompetensi khusus. Juga memiliki kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan, sikap, nilai, prilaku serta karakteristik pustakawan untuk
melaksanakan pekerjaan memberikan layanan kepada pemustaka sesuai
dengan setandar profesinya.
4. Model kompetensi
Model kompetensi merupakan suatu gabungan kompetensi yang
secara bersama-sama menentukan keberhasilan kinerja dalam suatu
suasana tugas tertentu (Work setting).18
Matthew Schhielt dalam Ananto Hari adanya tiga model
kompetensi:
a. Model kompetensi fungsional
Model kompetensi fungsional menggambarkan standar kinerja
yang diperlukan oleh individu untuk melaksanakan peran atau fungsi
fisik. Misalnya, kompetensi fungsional yang berbeda diperlukan oleh
seseorang yang akan bekerja dibagian penjualan, pemasaran,
kontruksi, perakitan mobil, dan riset serta pengembangan.
b. Model kompetensi jabatan atau pekerjaan
Model kompetensi jabatan atau pekerjaan menggambarkan
seperangkat prilaku, keterampilan dan pengetahuan tertentu, yang
diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus pada pekerjaan
tertentu.
17
Nurmalia, Eksistensi dan kompetensi pustakawan, vol.xv, No.1 2015 18
Ananto Hari, „‟mengenal tipe dan model kompetensi’’ 3/8/2017,
www.intipesan.com/mengenal-tipe-dan-model-kompetensi/, diakses pada: 4 Desember 2018,
pukul 22.16
12
c. Model kompetensi kepemimpinan
Model kompetensi kepemimpinan atau manajerial
menggambarkan faktor-faktor yang akan membawa bagi kesuksesan
bagi pimpinan, staf senior, eksekutif, dan siapa saja yang mengemban
tugas sebagai pemimpin atau manajemen puncak.19
B. Pengembangan kompetensi pustakawan
1. Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan suatu
kemampuan teknis, teoristis konseptual, moral pegawai sesuai dengan
kebutuhan jabatan. Tujuan pengembangan adalah untuk meningkatkan
produktifitas kerja. Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa seseorang
pegawai membutuhkan seraingkaian pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan baik dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya selama karirnya. Persiapan karir jangka
panjang dari seorang pegawai untuk serangkaian posisi inilah yang
dimaksud pengembangan pegawai.20
Smith dalam Fathurrochman mengemukakan development: the
growth or realization of a person ability through conscius or uconscious
learning. Bahwa pengembangan meliputi seluruh aspek peningkatan
kualitas pegawai bukan hanya pendidikan dan pelatihan. Pengembangan
lebih terfokus pada kebutuhan jangka panjang umum organisasi. Pelatihan
diarahkan untuk memperbaiki prestasi kerja saat ini sedangkan
pengembangan adalah untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerja
masa depan.21
Berdasarkan beberapa teori diatas pengembangan adalah
meningkatkan suatu kemampuan pegawai sesuai dengan fungsi dan
19
Ananto Hari, ‟mengenal tipe dan model kompetensi, Hal.5 20
Irwan fathurrochman, Pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil Negara
sekolah tinggi agama islam Negeri curup melalui metode pendidikan dan pelatihan, Hal.120 21
Irwan Fathurrohman, Pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil Negara
sekolah tinggi agama islam Negeri curup melalui metode pendidikan dan pelatihan, Hal.126
13
jabatannya. Pengembangan juga meningkatkan kualitas pegawai dalam
jangka panjang.
2. Pengembangan kompetensi pustakawan
Spencer and Spencer dalam Irwan kompetensi dapat dibagi
menjadi dua yaitu: threshold compentencies and differentianting
compentencies. Threshold compentencies adalah karakteristik utama yang
harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya.
Akan tetapi tidak untuk membedakan seorang yang berkinerja tinggi dan
rata-rata. Sedangkan differentianting compentencies adalah faktor-faktor
yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah22
.
Pengembangan kompetensi ialah meningkatkan suatu kinerja
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan
serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan sesuai dengan
standar pekerjaan. Berdasarkan Undang-undang No 83 tahun 2012
tentang Standar kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang perpustakaan,
pustakawan harus memiliki tiga kelompok unit kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi umum
b. Kompetensi inti
c. Kompetensi khusus.23
Adapun dalam peningkatan standar kompetensi dapat dilakukan
beberapa kegiatan diantaranya:
a. Pemahaman terhadap tugas dan profesinya
b. Pemahaman terhadap kegiatan-kegiatan kepustakawanan
c. Pemahaman terhadap jenis sumber bibliografi
d. Adanya jaringan kerjasama antara pustakawan dengan lembaga
e. Tersedianya pelatihan profesional pustakawan
f. Munculnya lembaga-lembaga organisasi profesi
22
Irwan Fathurrochman, Pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil Negara
sekolah tinggi agama islam Negeri curup melalui metode pendidikan dan pelatihan, Hal.123 23
Kementrian Tenaga Kerja Transmigrasi. Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi
RI nomor: PER. 21/ MEN/X/2007 tentang tatang tata cara penerapan standar kompetensi kerja
nasional Indonesia, Jakarta: Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi RI, 2007
14
g. Semakin meningkatnya kesadaran pengguna perpustakaan akan fungsi
dan peran perpustakaan.
C. Kompetensi yang harus dimiliki pustakawan
Dalam menjalankan berbagai kegiatan kerja yang berkaitan dengan
perpustakaan, seorang pustakawan dituntut untuk memiliki beberapa
kompetensi diantaranya:
1. Menejemen informasi (sebagai isi)
a) Menganalisis kebutuhan masyarakat
b) Membuat kebijakan dalam penyediaan informasi
c) Menggunakan teknologi informasi untuk penyediaan informasi
d) Melakukan penelusuran atau pencarian informasi ilmiah dari berbagai
sumber dalam berbagai bentuk
e) Membuat rancangan basis data untuk menyimpan, mengolah, dan
memperoleh kembali penelusuran informasi secara akurat
f) Memilih mengemas dan menyajikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan pemustaka
g) Melakukan kerjasama antar pusat informasi dan lembaga perpustakaan
dalam penyediaan informasi24
2. Manajemen pusat informasi dan lembaga perpustakaan
a) Menganalisis kebutuhan masyarakat akan keberadaan layanan sumber
pengetahuan
b) Menentukan jenis lembaga yang akan dibentuk untuk melayani
kebutuhan masyarakat
c) Merancang konsep pembangunan atau pendirian lembaga pusat
informasi atau perpustakaan
d) Membuat kebijakan pengelolaan sumber dan media informasi mulai
dari pemilihan sumber, pengolahan sumber, layanan sumber informasi
e) Menyusun organisasi dan penempatan tenaga pengelola lembaga pusat
informasi dan perpustakaan
24
Mutuara wahyuni, peran pustakawan sebagai penyedia informasi, volume.09, No.02,
Oktober 2015, Hal.41
15
f) Membuat program pengembangan sumber daya manusia sebagai
tenaga pengelola lembaga pusat informasi dan perpustakaan
g) Membuat program pembinaan hubungan lembaga pusat informasi dan
perpustakaan dengan stake holders internal dan Eksternal25
D. Pengertian dan konsep layanan perpustakaan
1. Layanan perpustakaan
Layanan atau to servis disebuah perpustakaan berbeda dengan
layanan pada kegiatan kemasyarakatan yang lain, seperti: layanan
kesehatan, dan layanan keagamaan. Perbedaan itu tentu dikaitkan dengan
tugas dan fungsi masing-masing. Layanan perpustakaan adalah pemberian
informasi dan fasilitas kepada penggguna dengan tujuan membantu
menemukan literatur atau informasi yang dibutuhkan.
Layanan perpustakaan yaitu penyebarluasan segala macam
informasi kepada masyarakat luas kerakteristik layanan yang baik adalah:
a. Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu
proses.
b. Akulturasi layanan berkaitan dengan layanan yang meminimalkan
kesalahan.
c. Kemudahan mendapat layanan, berkait dengan banyaknya petugas
yang melayani dan fasilitas pendukung seperti komputer.26
E. Pengertian dan konsep mutu layanan perpustakaan
1. Mutu
Konsep mutu terkandung di dalam Total Quality Management
(TQM), memilah dalam dua jenis kegiatan berbeda, yakni mutu yang
digandengkan dengan produk berupa barang dan layanan atau jasa. Mutu
dalam produk atau barang sebagaimana lazim dihasilkan oleh subuah
industri pabrik atau manufakur berupa barang atau benda.27
25
Mutuara wahyuni, peran pustakawan sebagai penyedia informasi, volume.09, No.02,
Oktober 2015, Hal.41 26
Rahayuningsih, pengolahan perpustakaan, (yogyakarta:Graha ilmu, 2007) Hal:32 27
Yahya Sudarya, Jurnal pendidikan dasar (service quality satisfacation dalam layanan
pendidikan: kajian teorites, Nomor: 8 oktober 2007, Hal.3
16
Mutu merupakan suatu keadaan dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, proses, dan sumber daya (resources) yang memenuhi atau
melebihi harapan pengguna atau pelanggan.
Mutu perpustakaan pada hakikatnya memang tidak bisa
dirumuskan secara mutlak, karena rumusnya akan tergantung pada
seberapa luasnya perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang hendak
merumuskanya. Namun mutu perpustakaan sering kali dirumuskan sebagai
sebagai akhir dari sebuah pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian
proses pencapaian tersebut melibatkan berbagai unsur lainnya secara
internal dan eksternal.28
2. Pelayanan perpustakaan
Perpustakaan adalah pelayanan berarti kesibukan. Secara
umum pelayanan di perpustakaan dapat diartikan suatu kegiatan atau
aktifitas dalam memberikan jasa layanan kepada pengunjung
perpustakaan tanpa membedakan status sosial, ekonomi, kepercayaan
ataupun status lainnya.29
Elhaitamy dalam Buchari Katutu menguraikan 4 unsur pokok
mutu layanan yaitu:
1) Layanan cepat
Layanan ini adalah memberikan informasi cepat atau
segera kepada pengguna mengenai isi sebuah koleksi yang baru
saja diterima.
2) Layanan Tepat
Kemampuan personil dalam memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan yaitu adanya
konsistensi kerja (perfomance) dan kemampuan untuk dipercaya
(dependabiliti) ini berarti pihak pemberi jasa memberikan jasanya
secara tepat.
28
Sarifudin Aziz, Strategi peningkatan mutu pada perpustakaan perguruan tinggi,
vol.18, Hal.124 29
Noerhayati, Pengolahan perpustakaan jilid II, Bandung: penerbit alumni, 1998,
Hal.100
17
3) Keramahan
Kemampuan personil memberikan layanan yang dijanjikan
dengan bersikap sopan, ramah untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan.
4) Kenyamanan
Kemampuan memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu
siap untuk melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati karena
merasa dibutuhkan, menguasai baik tugas yang berkaitan pada
departemennya maupun pada bagian lainya.30
3. Mutu pelayanan perpustakaan
Mutu pelayanan perpustakaan pada hakekatnya memang tidak bisa
dirumuskan secara mutlak, karena rumusannya akan bergantung pada
seberapa luasnya perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang hendak
merumuskan. Namun mutu perpustakaan sering kali dirumuskan sebagai
akhir dari sebuah pencapaiaan yang dilakukan melalui serangkaian proses.
Mutu pelayanan perpustakaan adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk berupa buku, jasa berupa (layanan), manusia
dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan.31
Jadi, mutu pelayanan perpustakaan ialah suatu kondisi perumusan
perpustakaan dalam memberikan layanan kepada pemustaka sesuai dengan
kebijakan suatu lembaga tersebut.
4. Mutu perpustakaan
Mutu perpustakaan dapat dispesifikasikan dalam tiga hal,
diantaranya :
1) Mutu perpustakaan meliputi kecakapan pustakawan, pengelola
atau kepala perpustakaan staf pelayanan dan administrasi.
2) Mutu proses dan konteks, proses pencapaian mutu perpustakaan
melalui mutu layanan, mutu koleksi dan mutu efektif serta
30
Buchari Katutu, Manajemen pelayanan perpustakaan, (Jambi Bonaza ), Hal.67 31
Noerhayati, Pengolahan perpustakaan, Hal.100
18
efesiensi dalam proses penelusuran sebuah informasi, serta
dukungan lembaga dan masyarakat.
3) Mutu outcome, layanan perpustakaan yang prima memuaskan dan
koleksi yang bermutu serta sangat menunjang terhadap proses
pembelajaran civitas akademiknya serta konsep kesemua unsur
tersebut saling berinteraksi dan ketergantungan antara yang satu
dengan yang lainnya.
Ketiga dimensi tersebut penentu mutu perpustakaan secara
fundamental merupakan suatu setting dan perpustakaan yang
mencerminkan kualitas proses dan outcome.32
Mutu atau kualitas memiliki definifi yang bervariasi dari yang
konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik
langsung dari suatu produk seperti performance, keandalan (reability),
mudah dalam menggunakan, (easy of use), estetika, dan sebagainya.
Definisi strategi dari mutu adalah suatu yang mampu memenuhi
keinginanan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of
costemer).33
Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary). Kualitas didefinisikan
sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikan atas
ditetapkan. Kualitas sering kali diartikan sebagai kepuasan pelanggan
(custemer satisfaction) atau komfirmasi atas kebutuhan dan
persyaratan (comformance to the requrement). Disini produk dapat
berbentuk (Tangible), Tak berbentuk (Intangible) atau kombinasi
keduanya.34
Gaspersz menjelaskan bahwa berdasarkan definisi tentang
kualitas baik yang konvensional maupun yang lebih strategic, kita
32
Benawi Imron, Peningkatan kualitas Perpustakaan Perguruan tinggi dalam jurnal
Iqro` vol.7, No 1 2013 33
Gasperz Vincant, Total Quality Manajemen, Gramedia Jakarta 2005, Hal.4 34
Gasperz Vincant, Total Quality Manajemen, Hal.4
19
boleh menyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada
pengertian berikut :
1) Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik
keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang
memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan
kepuasan atas penggunaan produk itu.
2) Kualitas terdiri segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dan
kerusakan Berdasarkan dua butir diatas, terlihat bahwa kualitas
atau mutu berfokus pada pelanggan (customer focused quality).
Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan
keingginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta
diproses atau diproduksi dengan cara yang baik dan benar.
Sedangkan Dessler mengartikan kualitas sebagai totalitas
tampilan dan karakteristik sebuah produk atau pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan yang
dicari.35
Dengan kata lain, kualitas mengukur bagaimana baiknya
sebuah produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelangganya. Menurut
Arcano, mutu adalah sebuah sebuah proses terstruktur untuk
memperbaiki kualitas yang dihasilkan. Disini fokus mutu didasari
upaya positif yang dilakukan individu atau bagian dari rangkaian kerja
yang mana merupakan proses unik yang memberikan sumbangan pada
penciptaan keluaran. Upaya mendefinisikan kualitas telah dilakukan
oleh para ”guru” atau pakar manajemen kualitas. Josep M Juran
mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness
foruse), definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan
pelanggan. Pengertian cocok untuk pelanggan ini mengandung 5
dimensi utama, yaitu kualitas desain, kualitas kesesuaian, ketersediaan,
keamanan dan field use. Dr. Juran sangat terkenal dengan konsep
35
Dessler Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Eli Tanya,
Indeks, Jakarta, 2003.hal.261
20
trilogi kualitas, yaitu: perencanaan kualitas (qualityplanning),
pengendalian kualitas (qualitycontrol), dan perbaikan atau peningkatan
kualitas (quality improvement).36
Juran dalam Sallis mengatakan
bahwa upaya pencapaian mutu merupakan upaya menciptakan
kesesuaian dengan tujuan dan manfaat. Ide ini menunjukkan bahwa
produk atau jasa yang dihasilkan mungkin sudah memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan, tetapi belum tentu sesuai dengan tujuan dan
manfaat yang diharapkan.37
Kualitas sering kali diartikan sebagai
kepuasan pelanggan (customer satisfaction), konformansi terhadap
kebutuhan atau persyaratan(conformance to the requirements), dan
upaya perubahan ke arahperbaikan terus menerus (continuous
improvement). Menurut Sallis, definisi relatif tentang kualitas memiliki
dua aspek yaitu pertama adalah menyesuaikan diri denganspesifikasi
dan kedua adalahmemenuhi kebutuhan pelanggan.
Susilo melaporkan definisi mutu menurut Philip Crosby
sebagai kesesuaian terhadap persyaratan (Quality has to be defined
asconformance torequirements). Dalam ISO 9001, mutu didefinisikan
sebagai The totalityof features and characteristic of a product, or a
service that bear on itsability to safisty stated or implied needs.38
F. Pengertian dan jenis perpustakaan
Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya
yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,
bukan untuk dijual.39
a. Perpustakaan Perguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat
pada perguruan tinggi, badan baawahannya, maupun lembaga yang
36
Tunggal Amin, W, ManajemenMutuTerpadu, (RinekaCipta, Jakarta 1998).hal.58 37
Sallis Edward. Total Quality Management in Education. (Terjemahan Ahmad Ali
Riyadi. IRCISoD, Yogyakarta, 2006).ha1.08 38
Susilo Willy, Audit Mutu Internal: Panduan Praktis Para Praktisi Manajemen Mutudan
Auditor Mutudan Auditor Mutu Internal. (VorqistatamaBinamega, Jakarta, 2003).Hal.8 39
Sulistiyo Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan. Hal.3
21
berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu
perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di
Indonesia dikenal dengan Namanya Tri Dharma perguruan tinggi
(pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan
perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma
perguruan tinggi. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi ialah
perpustakaan jurusan, bagian fakultas, universitas institut, sekolah tinggi,
politeknik, akademi maupun perpustakaan non gelar.40
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang
berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat yang berfungsi
mencapai Tri Dharma perguruan tinggi, sedangkan penggunanya adalah
seluruh civitas akademika.
b. Sumber keuangan
Sumber keuangan biasanya untuk perpustakaan diperoleh dari
berbagai sumber diantaranya terdiri dari:
1) Anggaran dari badan induk, biasanya pada perpustakaan pemerintah
sudah termasuk gaji pegawai.
2) Daftar isian proyek terutama untuk perpustakaan pemerintah di
Indonesia. Bagi perusahaan swasta daftar ini biasanya diganti dengan
daftar usulan kegiatan yang diajukan pada pimpinan badan induk.
3) Bagi perpustakaan perguruan tinggi dana tambahan diperoleh dari
sumbangan wajib mahasiswa.
4) Uang iyuran anggota, biasanya untuk perpustakaan khusus, umum
maupun perguruan tinggi.
5) Penjualan terbitan perpustakaan maupun badan induk. Pada berbagai
lembaga ada kebiasaan bahwa penerbitan dilakukan oleh perpustakaan
dengan ketentuan sebagian keuntungan diperuntukkan perpustakaan.
6) Pajak setempat biasanya untuk perpustakaan umum.
7) Penghasilan dari jasa retrografi, terjemahan, penyusunan bibliografi,
penelusuran informasi, pembuatan tinjauan literatur.
40
Sulistiyo Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan. Hal.51
22
8) Denda atas buku yang terlambat di kembalikan
9) Sumbangan pemerintah.
10) Sumbangan simpatisan perpustakaan, lazim disebut friends of library.
11) Sumbangan swasta dan yayasan asing: biasanya digunakan untuk
perlengkapan khusus (seperti micro reader) atau untuk berlangganan
majalah terbitan luar Negeri.41
UU NO.43 Tahun 2007 pasal 24 ayat 4 setiap perguruan tinggi
mengalokasikan dana untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan guna memenuhi standar nasional pendidikan
dan standar nasional perpustakaan.42
G. Studi relevan
Studi relevan merupakan beberapa daftar penelitian yang berkaitan
dengan tema penelitian yang sedang diteliti. Studi relevan biasanya digunakan
untuk mencari persamaan dan juga perbedaan antara penelitian orang lain
dengan penelitian yang sedang kita buat, atau juga dengan tujuan untuk
membandingkan sebuah penelitian dengan penelitian lain.
Adapun studi relevan yang berkaitan dengan tema yang sedang
penulis teliti antara lain sebagai berikut:
Penelitian I Penelitian II
Judul Kompetensi Sosial
Pustakawan pada
Perpustakaan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
Kompetensi Profesional pada
Perpustakaan Universitas
Jambi
Tempat perpustakaan Universitas
Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
Perpustakaan Universitas
Jambi
41
Sulistiyo Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan. Hal.214 42
Undang-Undang, Perpustakaan, Hal.28
23
Penulis Irwan Fauzi Adha
Tahun 2016 2014
Jenis data
dan Analisis
data
Kualitatif Kualitatif
Tingkat
Analisis
Penelitian
Analisis Deskriftif kualitatif deskriptif
Teknik
Pengumpulan
data
Observasi, Wawancara
dan Dokumentasi.
Observasi, Wawancara dan
Dokumentasi.
Kesimpulan Penelitian ini
menunjukan bahwa
kompetensi sosial
pustakawan di UIN
Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi belum begitu baik
hal ini disebabkan oleh
hubungan sosial antara
sesama pustakawan
belum terjalin dengan
baik karena sesama
pustakawan. Dilayanan
juga banyak pemustaka
mengeluhkan terhadap
layanan yang mereka
terima, kurangnya respon
terhadap keluhan-
keluhan pemustaka,
a) Kompetensi Profesional
Pustakawan di Perpustakaan
Universitas Jambi yang
dilihat dari gabungan antara
keterampilan, sikap dan nilai
agar lebih professional dalam
berkomitmen menyediakan
layanan prima, Profesional
dalam menghadapi tantangan
dan komitmen beraliansi dan
kemampuan mengelola,
merawat dan
mengembangkan sumber
daya informasi.
b) Kendala pustakawan
dalam meningkatkan
kompetensi professional
pustakawan di perpustakaan
24
komunikasi atau interaksi
kurang terjalin dengan
baik serta kurangnya
perhatian dan kepedulian
terhadap pemustaka.
Universitas Jambi
diantaranya adanya
kerusakan bahan pustaka,
kurangnya minat pemustaka
terhadap perpustakaan dan
kondisi layanan perpustakaan
belum maksimal sehingga
menyebabkan permasalahan
yang harus mendapatkan
penanganan dengan tepat.
c) Dampak terhadap
rendahnya kompetensi
professional pustakawan
terhadap sistem pelayanan di
perpustakaan Universitas
Jambi diantaranya kurang
kompeten dalam memberikan
layanan baik dalam
pelayanan sirkulasi,
informasi dan sebagainya.
Kurangnya komunikasi
terhadap pemustaka yang
berkaitan erat dengan
kemampuan berkomunikasi,
baik antara pustakawan
maupun antara pustakawan
dan pemustaka.
25
Penelitian III
Judul Standart kompetensi pustakawan perpustakaan
perguruan tinggi seSurabaya (Study deskriktif:
kompetensi pustakawan perpustakaan perguruan
tinggi negeri berdasarkan standart kompetensi kerja
nasional Indonesia dibidang perpustakaan).
Tempat Universitas Airlangga Surabaya
Penulis Rizka Halalinatin
Tahun 2015
Jenis data dan
Analisis Data
Kualitatif
Tingkat Analisis
Penelitian
Analisis Deskriftif
Teknik
Pnegumpulan Data
Observasi, Wawancara dan Dokumentasi
Kesimpulan a) kompetensi umum, kemampuan pustakawan
perpustakaan perguruan tinggi Negeri sesurabaya
yang ditinjau berdasarkan aspek kompetensi umum
sudah sesuai dengan tuntunan SKKNI di bidang
perpustakaan yaitu merupakan kemampuan dasar
yang dimiliki pustakawan untuk menunjang
kegiatan kerja di perpusatakaan. Pustakawan
mampu mmenguasai aspek-aspek yang terdapat
dalam kerja perpustakaan (RKP) dan membuat
laporan kerja perpustakaan (LKP).
b) kompetensi inti, kemampuan pustakawan
perpustakaan perguruan tinggi Negeri sesurabaya
sebagian besar sudah sesuai dengan ketentuan
SKKNI di bidang perpustakaan. yaitu dari aspek
26
melakukan seleksi koleksi bahan perpustakaan,
melakukan pengkatalgan deskriktif, melakukan
pengkatalogan deskriktif, melakukan pengkatalogan
subjek, melakukan layanan sirkulasi, melakukan
kegiatan literasi informasi, dan memanfaatkan
jaringan internet untuk melakukan layanan
perpustakaan. c) Kompetansi khusus, berdasarkan
aspek kompetansi khusus kemampuan yang dimiliki
oleh pustakawan diantaranya adalah merancang tata
ruang dan perabotan perpustakaan, melakukan
pelestarian bahan perpustakaan, membuat literature
skunder dan tersier.
Dari beberapa hasil penelitian di atas, penulis menarik kesimpulan
bahwa penelitian tersebut mempunyai kaitan dengan tema penelitian yang
akan dikaji oleh penulis, dengan tema penelitian kompetensi pustakawan
dan mutu pelayanan perpustakaan.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian
Deskriptif Kualitatif; pendekatan yang bertujuan memberikan uraian atau
gambaran mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengen
mendeskripsikan variable mandiri, baik satu variable atau lebih berdasarkan
indikator-indikator dari varaibel yang diteliti tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan antar variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi atau
dengen mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan variabel
yang diteliti.43
B. Data dan sumber data
1. Jenis data
Untuk mendapatkan data gambaran data dalam penelitian ini,
peneliti membagi data menjadi dua yakni:
a) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, di olah dan di
sajikan dari sumber utama. Karena penelitian ini merupakan penelitian
kualitatiif dimana peneliti ini diperoleh dengan cara langsung dari
sumber pertama, melalui observasi dan wawancara. Dalam hal ini
peneliti mencari dan mengumpulkan data yang berkenaan dan
langsung berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian.44
Peneliti mendapatkan data ini melalui wawancara yang dilakukan
dengan kepala perpustakaan dan pustakawan ahli di perpustakaan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengenai kompetensi pustakawan dan
43
Lexy J. Moleong , Metodologi penelitian Kualitatif. (Bandung : remaja rosada karya
2010) hal. 6 44
Tim Penyusun Buku Pedoman Sekripsi. Pedoman penulisan skripsi fakultas adab dan
humaniora. (Jambi: Fakultas adab dan humaniora Universitas Islam Negeri sultan thaha saifudin
jambi, 2013.Hal 42
28
sistem layanan perpustakaan. Hasil wawancara tersebutlah yang
nantinya menjadi data primer.
b) Data sekunder
Data skunder adalah data pendukung yang dikumppulkan, di
olah dan di sajikan dari beberapa buku bacaan dan dokumen lainnya
yang berisi komentar, analisis, kritik dan sejenisnya yang berkaitan
dengan data skunder. Jadi data sekunder merupakakan data yang di
ambil secara tidak langsung dan berfungsi sebagai data pendukung
yang bisa memberikan informasi melalui buku dan dokumen lainya.
Yang menjadi data skunder dalam penelitian ini ialah laporan kegiatan
tahunan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
c) Sumber data
Sumber data pada penelitian ini didapatkan dari observasi
langsung dilapangan dan wawancara. Sumber data dalam penelitian ini
anara lain:
1) Sumber data berupa pristiwa atau kejadian ditempat penelitian
yang sesuai dengan pembahasan penelitian dan sesuai dengan data
yang diperlukan. Proses pelayanan yang diberikan kepada
pemustaka perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2) Sumber data berupa manusia, yaitukepala perpustakaan sebagai
Universitas Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3) Sumber data berupa dokumen, yaitu berupa semua dokumen
terkait dengan penelitian ini.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah informasi yang diberikan seseorang tentang
perihal yang sedang diteliti, atau orang yang memberikan informasi banyak
yang faham dengan masalah yang diteliti.45
Subjek penelitian merujuk pada
45
Sugiono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Hal.30
29
orang atau individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus)
yang di teliti.46
Adapun yang menjadi subjek penelitiain ini ialah Kepala perpustakaan
seagai key informan, kemudian yang menjadi perposive adalah pustakawan
layanan sirkulasi dan layanan referensi, sedangkan pegawai dan pemustaka
sebagai responden.
D. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di perpustakaan pusat Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang beralamat di Jl. Jambi Muara-
bulian KM 16 Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jambi luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia.
E. Metode pengumpulan data
1. Wawancara
a) Wawancara terstruktur
Wawancara tersetruktur digunakan sebagai teknik pengumpul
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan.47
Wawancara terstruktur adalah berupa data-data penelitian yang
disusun oleh sipeneliti untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
pengumulan data.
b) Wawancara tidak terstuktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
46
Sanafiah Faisal, Format-format penelitian sosial, (Jakarta: Raja grafindo persada,
2007), Hal.109 47
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta, ( Bandung: 2014) Hal. 195
30
Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.48
Dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mengetahui aturan-
aturan dalam pelayanan sirkulasi dan referensi Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Adapun
penulis melakukan wawancara terhadap kepala perpustakaan sebagai
key in, pustakawan sebagai perposive, dan pegawai serta pemustaka
sebagai responden.
2. Observasi (pengamatan)
Observasi yaitu wawancara dan kuisioner, kalau wawancara dan
kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tapi juga obyek-obyek alam yang lain.49
3. Dokumentasi
Suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan
transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
F. Analisis data
1. Data Reduction (Reduksi data)
Mereduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.50
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Merudiksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikkian data yang telah di reduksikan akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan meudahkan peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila di perlukan.51
48
Sugiono, metode penelitian kualitatif (untuk penelitian yang bersifat: ekploratif,
enteroretif, interaktir dan konstruktif), Hal.116 49
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta, Hal. 203 50
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta, Hal. 338 51
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta, Hal. 240
31
2. Data Display ( penyajian data)
Setelah data direduksi selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam
penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, Bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. yang paling sering
di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks
yang bersifat naratif.52
3. Conclution Drawing / verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada.53
G. Pengecekan keabsahan temuan
a. Trianggulasi
Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data sumber data yang telah ada.54
Trianggulasi metode adalah trianggulasi merupakan proses verifikasi
data, antara wawancara dengan wawancara, wawancara dengan observasi.
Trianggulasi sumber data adalah proses verifikasi data wawancara dengan
data-data sumber tertulis (dokumentasi). Trianggulasi teori adalah proses
verifikasi antara data-data yang diperoleh di lapangan (wawancara,
observasi dan dokuemntasi) dengan teori-teori dari pakar.
52
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta, Hal. 341 53
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta, Hal.345 54
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan R&D Alfabeta. Hal.330
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum objek penelitian
1. Sejarah Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
bersama dengan unit lain turut menunjang melaksanakan program tri
dharma Perguruan Tinggi, yaitu: pendidikan atau pembelajaran, penelitian
dan pengabdian masyarakat.
Fungsi dan peran perpustakaan sebagai exellent information center
(pusat informasi yang unggul) sangat menunjang dan membantu Institut
untuk mewujudkan dan merealisasikan program sesuai dengan Visi dan
Misi yaitu dalam rangka menyiapkan dan membentuk sarjana yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
ahli dalam ilmu Agama Islam, cakap dan mempunyai rasa tanggung jawab
atas kesejahteraan umat, masa depan Bangsa serta Negara Republik
Indonesia.
Keberadaannya tidak terpisah dari perguruan tinggi, perpustakaan
bagaikan jantung dan darah bagi makhluk hidup, tanpa adanya
perpustakaan sebuah perguruan tinggi akan kehilangan daya energinya.
Sejak diresmikan Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha
Saufuddin Jambi tahun 1963, sejak itu pula perpustakaan Instutut Agama
Islam Negeri Sulthan Thaha Saufuddin Jambi hadir ditengah-tengah
masyarakat umum dan civitas akademik pada khususnya, dan menjadi
salah satu bagian atau unit dari sistem kerja Institut Agama Islam Negeri
yang tidak bisa dipisahkan. Namun pada waktu itu koleksinya masih
33
sangat terbatas, dan belum mempunyai gedung tersendiri, akan tetapi
masih menempati salah satu ruangan tempat kuliah pada fakultas Syariah.
Pada tahun 1971 perpustakaan pusat berdiri dengan menempati
gedung ukuran 340 M2. Organisasi dan manajemen penyelenggaraannya
masih sederhana. Sistem pengolahan bahan pustaka, bentuk pelayanan
sirkulasinya belum dilaksanakan secara profesional, pengolahan bahan
pustaka belum menggunakan buku standar pengolahan seperti Deway
Decimal Clasification (DDC), AACR, dan Sear of Subject Heading dan
lain-lain. Hal ini disebabkan terbatasnya pendidikan pengelola
perpustakaan yang kompeten dibidang ilmu perpustakaan, Disamping
tenaga yang masih terbatas. Namun seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pemberdayaan terhadap perpustakaan sebagai
jantung perguruan tinggi tidak dapat ditunda lagi.
Kemudian dengan seiring perjalannya waktu dan program
pengembangan gedung perpustakaan pada kampus II (Mendalo) dibangun
gedung perpustakaan seluas 3.700 m² dan resmi beroperasi pada tahun
akademik 2002/2003 untuk seluruh civitas akademika IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Pada tahun 2018 Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi resmi menjadi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi sehingga perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Unit Pelaksana Teknis (UPT) menjadi
Perpustakaan UPT Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Karena itulah kondisi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sekarang telah membenah diri diantaranya
peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan,
34
peningkatan mutu pelayanan melalui automasi perpustakaan, alokasi
anggaran, dan termasuk sistem pengembangan koleksi.55
Pimpinan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan thaha
Saifuddin Jambi hingga hari ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1: Pimpinan Perpustakaan
2. Visi dan Misi
Perpustakaan sebagai jantung perguruan tinggi memiliki amanah
sangat mulia mencerdaskan kehidupan bangsa, maka seharusnya
perpustakaan mampu menghidupkan dinamika perguruan tinggi tersebut
perpustakaan merupakan sumber belajar utama bagi segenap civitas
55
Pedoman Perpustakaaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2017, Hal 3-4
No Nama Priode
1 Drs. Rafi`i Nazari 1982-1986
2 Drs. Habli A. Muhy 1986-1990
3 Drs. H.M Yusuf 1990-1992
4 Drs. A. Gani AM. 1992-2002
5 Drs. Bukhari katutu, MM. 2002-2007
6 Drs. Marsaid, MA. 2007-2011
7 Dr. Saidah Ahmad, M.pd. 2011-2015
8 Dr.Raudoh, S.Ag.,SS., M.Pd.I 2015-2018
9 Dr. Abdul Halim, S.Ag, M.Ag 2018-Sekarang
35
akademika. Dari perpustakaan ini harusnya beragam informasi dapat digali
dan di kembangkan dalam rangka mencapai tujuannya cita-cita Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi . Adapun visi Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah:
“Mewujudkan Perpustakaan yang inovatif responsif dan kompetitif”.
Adapun Misinya adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan koleksi yang up to date (mutakhir) dan relevan dengan
kebutuhan civitas akademika
b. Memberikan layanan prima kepada pemustaka
c. Mengembangkan jaringan kerjasama antar perpustakaan perguruan
tinggi Islam maupun lembaga informasi dan dokumentasi lainya
d. Mengembangkan sistem perpustakaan berbasis digital56
3. Tujuan
a. Memperkenalkan memperkenalkan status pusat Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultha Thaha Saifuddin Jambi serta tugas-
tugas yang diembannya.
b. Memperkenalkan tentang benntuk organisasi dan manajemen
penyelenggaraan pusat perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
c. Memperkenalkan tentang berbagai ragam bahan informasi.
d. Memberikan informasi tentang sistem dan pola kebijakan bahan
pustaka.
e. Memperkenalkan sistem pengolahan bahan pustaka.
f. Memperkenalkan sistem dan bentuk layanan dan bentuk layanan
sirkulasi/ referensi serta tata tertib pemustaka.
g. Memperkenalkan staf penyelennggara pusat perpustakaan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
56
Pedoman Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Hal.2
36
h. Menjadikan perpustakaan sebagai sahabat dalam studi civitas
akademika.57
4. Fungsi perpustakaan
Pusat perrpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berfungsi
menunjang tujuan tri Dharma Perguruan tinggi yakni; proses belajar
mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat. Secara khusus Pusat
perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berfungsi sebagai
berikut:
a. Menyusun konsep rencana dan program kerja.
b. Menyajikan sumber-sumber informasi untuk kepentingan pendidikan
dan penelitian.
c. Merencanakan pengembangan perpustakaan untuk mewujudkan
perpustakaan digital.
d. Mengembangkan Sumber daya manusia (SDM) pustakawan yang
profesional.
e. Memberikan pelayanan kepada pemustaka secara efektif dan efesien.
f. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka.
g. Mengolah bahan-bahan pustaka.
h. Melaksanakan administrasi perpustakaan.
i. Penyusunan biblliiografi, indeks dan sejenisnya.
j. Pengendalian dan pengevaluasian kinerja pustakawan maupun tenaga
kepustakaan.
k. Melaksanakan kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi dan
status badan lain didalam atau luar Negeri.
l. Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan
serta penyusunan laporan.58
57
Pedoman Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Hal.
3 58
Pedoman Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Hal.4
37
5. Struktur Organisasi
Stuktur Organisasi pusat perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi berdasarkan peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI
No. 13 Tahun 2017 tentang Standart Nasional Perpustakaan Perguruan
Tinggi Sebagai berikut:
Gambar 3.1: Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
REKTOR
Dr. H. Hadri Hasan, MA
PEMBANTU REKTOR
Prof. Dr. H. Su`adi, MA, Ph.D
KEPALA PERPUSTAKAAN
Dr. Abdul Halim, S.Ag, M.Ag
KELOMPOK JABATAN
FUNGSINAL
PUSTAKAWAN
TU Sumiyani, M.Pd.I
Erna Yunita, S.pd
Layanan Teknis
Kaur Pengolahan Siti Aisiah Wahyuni,
M.Hum
Layanan Pemustaka
Kaur Referensi Mohd. Isnaini,
M.Hum
Kaur Sirkulasi Sukaridino, S.IP
TIK Murjoko, S.Kom
Kaur Skripsi Mediandri, S.IP
Kaur Terber Angkasa, M.Ud, MM
38
6. Pustakawan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Tabel 3.2: Pustakawan
No Nama
1 Aqlina Usman, S.IP
2 Sukardiono, S.IP
3 Murjoko, S.Kom
4 Mediandri, S.IP
5 Angkasa, M.Ud, MM
6 Mohd. Isnaini, M.Hum
7. Layanan Perpustakaan
a. Sistem Layanan
Open Access (layanan terbuka), yaitu pemustaka dapat mencari
bahan pustaka atau informasi langsung ke rak koleksi yang sudah
tersedia.
Tabel 3.3: Jam Layanan
Hari Jam Layanan Istirahat
Senin-Kamis 08.00 - 15.30 WIB 12.00 – 13.00 WIB
Jum`at 08.00 – 16.00 WIB 11.30 – 13.30 WIB
Sabtu, Minggu dan
Libur Nasional
Tutup Tutup
39
b. Jenis Layanan
1) Layanan Sirkulasi
Melayani jasa peminjaman dan pengembalian buku
(monograf), baik buku bertopik umum maupun islam. Layanan
sirkulasi baik peminjaman maupun pengembalian buku dilakukan
secara otomatis atau komputerisasi. Jika terjadi padam lstrik atau
gangguan jaringan internet, pelayanan sirkulasi diberikan secara
manual dengan pengambil slip peminjaman anggota perpustakaan
dan berbatas dua exemplar buku. 59
2) Layanan referensi
Melayani pemanfaatan koleksi referensi (informasi bersifat
singkat) seperti kamus, ensiklopedia, indeks, biografi, tafsir,
handbook, manual, bibliografi, abstrack, atlas, peta, undang-
undang, dan kumpulan fatwa utama. Koleksi referensi umum diberi
label warna kuning, sedangkan koleksi referensi islam dengan label
hijau. Layanan berupa baca di tempat, koleksi tidak dapat
dipinjamkan. Namun boleh digandakan dengan memfoto-copy di
bagian tata usaha perpustkaan.
3) Layanan serial
Melayani pemanfaatan informasi pada koleksi terbitan
berseri atau berkala seperti koran atau surat kabar, majalah, buletin,
dan jurnal. Layanan ini juga berupa baca di tempat, tidak dapat
dipinjamkan. Namun dapat difotocopy pada artikel-artikel tertentu
sesuai kebutuhan dengan melapor kepada petugas untuk difotocopy
di bagian tata usaha perpustakaan.60
59
Pedoman perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ,
Hal.21 60
Pedoman perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Hal.23
40
4) Layanan Skripsi
Skripsi adalah salah satu karya ilmiah yang merupakan
syarat kelulusan mahasiswa S1 pada Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Juga sebagai persyaratan untuk
mendapatkan surat keterangan bebas anggota.
Melayani pemanfaatan koleksi skripsi alumni UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai bahan rujukan untuk penyusunan
skripsi mahasiswa. Mahasiswa dapat menelusuri langsung pada
skripsi yang dibutuhkan atau memfotocopy sebagian naskahnya
pada bagian tata usaha perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
5) Layanan Munaqasah
Melayani peminjaman buku tanpa batasan exemplar untuk
keperluan munaqasah atau sidang skripsi dengan syarat atau
ketentuan berlaku. Syaratnya melampirkan kartu anggota
perpustakaan yang masih aktif serta melampirkan surat pengantar
dari fakultas. Surat pengantar atau permohonan yang memuat data
nama mahasiswa, judul skripsi, judul buku, pengarang, dan jadwal
pengembalian. Permohonan diajukan ke bagian sirkulasi, maksimal
3 hari sebelum pelaksanaan sidang munaqasah.
41
6) Layanan fotocopy
Layanan ini hanya terbatas pada dokumen perpustakaan
seperti koleksi skripsi, terbitan berkala (serial), buku (monograf),
dengan batas halaman dan biaya tertentu.61
7) Layanan bebas pustaka
Layanan ini berupa pembebasan dari segala hak dan
kewajiban keanggotaan perpustakaan karena selesai atau pindah
studi ataupun karena pindah atau pensiun tugas bagi dosen atau
karyawam adapun persyaratanya :
(a) Mengembalikan kartu anggota perpustakaan atau slip
peminjaman
(b) Bagi lulusan S1, meneyerahkan satu skipsi hard cover yang
telah di bubuhi stempel fakultas dan satu soft copy (CD skripsi)
(c) Membayar sejumlah administrasi
Terakhir jika seluruh persyaratan telah terpenuhi maka
perpustakaan akan menerbitkan bebas pustaka.
8) Layanan konsultasi kepustakawanan
Layanan ini membantu mahasiswa dalam melakukan riset
perpustakaan/kepustakawan ataupun kepada pegawai untuk alih
fungsi jabatan pegawai.
9) Layanan bank corner indonesia
Mulai bulan april 2016, pusat perpustakaan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi mengadakan kerjasama dengan bank
indonesia cabang jambi.koleksi bank indonesia tersebut
ditempatkan dan dilayankan dibagian sirkulasi secara tersendiri.
Corner tersebut dilengkapi fasilitas dan monitor yang beralakan
61
Pedoman perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Hal.24
42
karpet. Adapun koleksi yang disajikan dan dilayankan umumnya
berupa koleksi buku wirausaha (enterpreneurship).62
10) Layanan penelusuran online public access catalogue (OPAC)
Perpustakaan menyediakan seperangkat komputer bagi
pemustaka yang dapat digunakan untuk menulusuri koleksi yang di
milikinpusat perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saiuddin Jambi.
Pemustaka dpat menelusuri koleksi melaluli tajuk/entri pengarang,
judul dan subjek ataupun ketiga tajuk/entri pengarang tersebut
sekaligus agar memperoleh output (hasil) yang tepat. Layanan ini
lebih efektif dan efesien karena pemustaka dapat segera
mengetahui keberadaan, status, dan lokasi raknya. Jika status
koleksi tersebut layak pinjam, barulah pemustaka dapat mencari
dokumenya langsung ke rak penyimpanan.
8. Mutu pelayanan perpustakaan
Mutu pelayanan dari perpustakaan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memberikan pelayanan sesuai dengan
yang diharapkan pengguna seperti; tepat waktu, simpatik, tidak berbuat
kesalahan, kompetansi, sopan santun, memberikan layanan cepat dan tepat
dengan penyampaian informasi yang jelas.
9. Sistem Informasi perpustakaan
a) Otomasi perpustakaan
Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi telah
melakukan berbagai bentuk inovasi sistem informasi untuk
mewujudkan otomasi perpustakaan. Ini di buktikan dengan di
aplikasikannya software SIMPus di perpustakaan sejak tahun 2006.
Kemudian sejak tahun 2014 untuk mengoptimalkan otomasi tersebut
diganti dengan aplikasi SLIMS. Pada awalnya, SLIMS hanya dapat
digunakan untuk keperluan pendataan anggota dan koleksi. Karena
62
Pedoman perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Hal.25
43
berbagai kendala teknis, otomasi layanan sirkulasi (komputerisasi)
kepada pemustaka baru dapat diselenggarakan pada tahun 2016.
Senayan Library Management System (SLIMS) adalah Open
Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan
automasi perpustakaan (Library automation) skala kecil hingga sekala
besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif
dikembangkan, SENAYAN sangat cocok digunakan bagi perpustakaan
yang memiliki banyak koleksi, anggota dan staf di lingkungan
jaringan, baik itu jaringan lokal (in-tranet) maupun internet.
Keunggulan SENAYAN lainya adalah multi-platfrom, yang
artinya bisa berjalan secara natif hampir di semua sistem oprasi yang
bisa menjalankan bahasa pemrograman PHP dan RDBMS MySQL.
SENAYAN Sendiri di kembangkan di atas platfrom di atas GNU atau
LINUX dan berjalan dengan baik diatas Platfrom lainnya seperti Lunix
BSD windows.
Senayan merupakan aplikasi berbasis web dengan
pertimbangan cross-platfrom. Sepenuhnya di kembangkan
menggunakan Software open source yaitu: PHP Web Sripting
Language, (www.PHP.net) dan MySQL database server
(www.mysql.com). Untuk meningkatkan interaktif di atas agar bisa
tampil seperti aplikasi deskop, juga digunakan teknologi Asynchronous
Javascript and XML (AJAX). Senayan juga menggunakan Software
Open Source untuk menambah fitur seperti PhpThump dan Simbio
(Development platfrom yang di kembangkan dari proyek igloo).
Senayan Library Management System (SLIMS) merupakan
perangkat lunak otomasi perpustakaan berbasis web. SLIMS
44
menyediakan berbagai menu Online public accsess catalog (OPAC),
sirkulasi, bibliografi, keanggotaan, sistem dan pelaporan.63
B. HASIL PENELITIAN DAN TEMUAN KHUSUS
1. Pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas
kerja yang memperbaiki prestasi kerja yang meliputi seluruh aspek bukan
hanya dari pendidikan maupun pelatihan. Pengembangan bertujuan untuk
mengembangkan kualitas kerja untuk mempersiapkan serangkaian
kenaikan kualitas dan jabatan. Sedangkan Pengembangan kompetansi
adalah meningkatkan kualitas kinerja suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang di tuntut oleh suatu pekerjaan sesuai dengan standar kinerja.
Mutu pelayanan perpustakaan adalah suatu kondisi perumusan
perpustakaan dalam memberikan layanan kepada pemustaka sesuai dengan
kebijakan suatu lembaga tersebut.
Dalam mencari dan megumpulkan data pengembangan kompetensi
pustakawan dalam meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan penulis
melakukan wawancara dan observasi yang merupakan kegiatan-kegiatan
yang mendukung untuk meningkatkan kinerja. Diantaranya kemampuan
pustakawan dan kekuatan pustakawan yang meliputi:
a. Kemampuan Pustakawan
1) Pemahaman terhadap tugas profesinya
Pemahaman pustakawan terhadap tugas dan profesinya
dapat tinjau berdasarkan Undang-Undang No 83 tahun 2012
tentang Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
bidang perpustakaan. Untuk itu penulis melakukan wawancara
terhadap pustakawan, kepala perpustakaan dan pemustaka. Penulis
63
Pedoman Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi,
Hal.33
45
juga melakukan obsevasi pada laynan sirkulasi dan layanan
referensi Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dintaranya:
(a) Melakukan kegiatan literasi informasi
Wawancara Anita Afriani:
“Untuk saat ini lebih mudah dikarenakan pelayanannya
dilakukan bisa dengan online walaupun terkadang
koleksinya belum ditemukan.”64
Wawancara Siska Safarina:
“Tidak pernah ditanyakan sedang mencari koleksi apa,
tetapi kalau daya menanyakan kepada pustakawan
pernah.”65
Wawancara Ainurcahyani:
“Saya pernah kebingungan mencari koleksi yang saya
butuhkan namun tidak ada pustakawan menanyakan
kepada saya sedangmencari koleksi yang sedang saya
cari, tetapi kalau saya menanyakan kepada pustakawan
tentang koleksi yang sedang saya cari pustakawan
mencarikan buku tersebut.”66
Penulis melakukan observasi pada layanan sirkulasi dan
layanan referensi, untuk layanan sirkulasi pustakawan hanya
melihat dan menunggu pemustaka menanyakan kepada
pustakawan jika buku yang dicari tidak didapatkan namun
dilayanan referensi pustawawan langsung menanyakan kepada
pemustaka jika melihat pemustaka bingung mencari koleksi
yang dicari bahkan memberikan arahan kepada link lain jika
koleksi tersebut tidak tersedia.67
Bedasarkan observasi dan wawancara diatas dapat
disimpulkan bahwa dilayanan sirkulasi kegiatan literasi
64
Wawancara, Anita Afriani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal 04
maret 2019 65
Wawancara, Siska safarina, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 66
Wawancara, Ainurcahyani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 67
Observasi Tanggal 04-05 Desember 2018
46
informasi belum diterapkan oleh pustakawan dikarenakan
mahasiswa yang berkunjung lebih banyak dibandingkan
dengan referensi namun pustakawan tidak ada melakukan
litersi informasi kepada pemustaka. Sedangkan dilayanan
referensi pustakawan langsung menanyakan kepada pemustaka
ketika pemustaka masuk kedalam ruang referensi. Namun
untuk dilayanan sirkulasi telah menggunakan Online public
accsess catalog (OPAC) dan telah dionlinekan sehingga mudah
dilakukan temu kembali informasi apabila pemustaka
menanyakan kepada pustakawan untuk mencarikan koleksi
yang sedang dicari.
(b) Menyusun rencana kerja perpustakaan
Wawancara Muhammad Isnaini:
“Dalam pebuatan rencana kerja merupakan program
dari kepala perpustakaan, namun setiap pustakawan
atau setiap unit di perbolehkan memberikan masukan
atau usulan dalam membuat rencana kerja
pustakawan‟‟68
Wawancara murjoko:
“Untuk dilayanan sirkulasi mengenai rencana kerja
pustakawan hanya diberikan wewenang mengusulkan
gagasan atau ide saja mengenai rencana kerja sudah
ditetapkan dalam SPJ”69
Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa dalam pembuatan rencana kerja merupakan hak dan
wewenang kepala perpustakaan dalam memberikan tugas dan
fungsi dari setiap unit-unit pustakawan. Kepala perpustakaan
membagi setiap unit mendapatkan tugas dan tanggung jawab
nya masing-masing. Namun setiap unit atau pustakawan
diperbolehkan memberikan usulan kegiatan apa yang akan
dilaksanakan dalam program kerja setiap unit.
68
Wawancara Muhammad Isnaini tanggal, 05 Desember 2018 69
Wawancara Murjoko, tanggal 04 Desember 2018
47
(c) Melakukan penelusuran informasi sederhana
Penulis melakukan observasi pada layanan Skripsi,
Layanan Sirkulasi dan layanan Referensi. Untuk penelusuran
informasi sederhanan pustakawan di layanan sirkulasi dan
referensi melakukan kegiatan tersebut walapun pustakawan di
layanan referensi lebih dominan, namun untuk di layanan
Skripsi selama penulis melakukan observasi pustakawan belum
pernah melakukan penelusuran informasi sederhana lebih
dominan duduk dan mengerjakan data dikomputer.
2) Pemahaman dalam membuat literature skunder
Wawancara Murjoko:
“pembuatan literature skunder untuk dilayanan sirkulasi saya
belum pernah mendapatkan tugas tersebut, disini lebih
banyak memberikan pelayanan”.70
Wawancara Muhammad Isnaini:
“kalau saya melihat kembali apa yang dibutuhkan oleh
pemustaka, jika pustakawan menanyakan kepada saya pasti
saya arahkan kembali dikalaupun ada informasinya”71
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa untuk di layanan sirkulasi pustakawan lebih terfokus kepada
pelayanan yang diberikan kepada pemustaka. Sedangkan dilayanan
referensi pustakawan lebih melihat kembali kebutuhan apa yang
dibutuhkan oleh pemustaka.
3) Pemahaman terhadap kegiatan-kegiatan kepustakwanan
(a) Pemahaman dalam memberikan dan menggunaan klasifikasi
Wawancara Murjoko:
“Untuk memberikan nomor kelas atau klasifikasi itu ada
bagian pengolahan untuk di setiap layanan hanya
menggunakannya saja dan di inputkedalam aplikasi, saya
sendiri pernah dibagian pengolahan 3 bulan”72
Wawancara Muhammad Isnaini:
70
Wawancara Murjoko, tanggal 04 Desember 2018 71
Wawancara, Muhammad Isnaini, tanggal 05 Desember 2018 72
Wawancara Murjoko, tanggal 04 Desember 2018
48
“pengklasifikasian koleksi jelas dilakukan di
perpustakaan namun koleksi di referensi koleksi lama-
lama saja belum ada penambahan koleksi di laynan
referensi jadi saya hanya menggunakan saja, kalau untuk
onlinenya saya rasa baru tersedia dilayanan sirkulasi
saja.”73
Wawancara Sukardiono:
“pembuatan dilakukan dibagian pengolahan namun saya
dalam mencari koleksi khususnya dilayanan sirkulasi
menggunakan klasifikasi, bisa diihat semua koleksi
disirkukasi sudah diberikan nomor kelasnya.”74
Berdasarkan wawancara diatas Setiap layanan
perpustakaan hanya menggunakan dan menginput kedalam
Online public accsess catalog (OPAC) saja untuk pemberian
nomor hanya pustakawan dibagian pengolahannya saja. Dan
untuk dilayanan sirkulasi telah menggunakan aplikasi online
untuk mempermudah temu kembali informasi namun perlu
dilakukan pembenahan sistem dikarenakan terdapat koleksi
yang tersedia di aplikasi Online public accsess catalog (OPAC)
Namun dirak buku belum ditemukan koleksinya.
(b) Peran pustakawan dalam pelestarian koleksi
Wawancara Sukardiono:
“pustakawan yang dibagian pengolahan itu terbagi
untuk tahun 2018 bapak Sukardiono yang menjadi
bagian pengolahan”75
Wawancara Murjoko:
“pelestarian koleksi biasanya merupakan prokram
dari perpustakaan namun jika dalam melakukan
selfing saya menemukan koleksi yang perlu di
lestarikan biasanya saya pisahkan untuk dilakukan
pelestarian sesuai dengan program dari
perpustakaan.”76
73
Wawancara, Muhammad Isnaini, tanggal 05 Desember 2018 74
Wawancara Sukardiono, Tanggal 25 Januari 2019 75
Wawancara Sukardiono, Tanggal 25 Januari 2019 76
Wawancara, Murjoko tanggal, 25 Januari 2019
49
Dari hasil wawancara pustakawan mempunyai
bagian-bagian pekerjaannya masing-masing dalam
mengerjakan pengolahan maupun pelestarian koleksi.
4) pemahaman terhadap jenis-jenis sumber bibliografi
(a) Dilakukan pembuatan bibliografi
Wawancara Muhammad Isnaini:
“Dilakukan pembuatan deskripsi bibliografi karena itu
merupakan suatu kelengkapan dalam pengolahan, dan
sudah otomatis pustakawan di tugaskan untuk menginput
bibliografi buku ke dalam sistem Online public accsess
catalog (OPAC)”77
Wawancara Murjoko:
“bibliografi itu yang terdapat didalam buku kemudian
dimasukan datanya kedalam aplikasi Online public
accsess catalog (OPAC) dan ada terdapat bagian-bagian
dari pustakawan maupun pegawai dalam melakukan
penginputan data.”78
Dari hasil wawancara pembuatan deskripsi bibliografi
buku dilakukan karena merupakan kelengkapan dari
pengolahan ketika pustakawan menginput data kepada sistem
Online public accsess catalog (OPAC).Serta menjadi bagian
utema dalam pelayanan online agar dapat diakses oleh
pemustaka.
(b) Pemanfaatan bibliografi
Wawancara Murjoko:
“Catalog manual tidak digunakan lagi, cuman di
perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kan
masih Hibryd atau campuran, masih mengusahakan
supaya tidak hibryd, misalnya mati lampu di sediakan
genset dan sebagainya.”79
Wawancara Sukardiono:
77
Wawancara, Muhammad Isnaini, tanggal 05 Desember 2018 78
Wawancara, Murjoko, tanggal 25 Januari 2019 79
Wawancara, Murjoko, tanggal 25 Januari 2019
50
“bibliografi yang digunakan hanya yang online saja yang
kami gunakan karena lebih memudahkan temu kembali
informasi dan lebih efesien.”80
Penggunaan catalog manual sudah tidak digunakan lagi
melainkan menggunakan aplikasi Online public accsess
catalog (OPAC) untuk mempermudah dalam temu kembali
informasi.
(c) siapa saja yang melakukan pembuatan bibliografi
penulis melakukan observasi yang melakukan pembuatan
bobliografi yang membuat ialah pustakawan bagian pengolahan
saja dikarenakan setiap unit sudah mendapatkan unit-unit
masing-masing untuk dikerjakan. Namun dalam proses
penginputan data terdapat bagian-bagianya masing-masing
serta proses tersebut merupakan bagian dari tugas pustakawan
dan pegawai di perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
b. Kekuatan Pengembangan Kompetensi Pustakawan
Adapun kekuatan-kekuatan yang menjadi indikator
pengembangan kompetensi yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan diantaranya ialah:
1) Diadakannya pelatihan pengembangan aplikasi Online public
accsess catalog (OPAC)
wawancara Murjoko:
“Tidak ada, itu biasanya langsung kegiatan dari
perpustakaan yang diberikan untuk pustakawan,
maksudnya mau diupgrade Online public accsess catalog
(OPAC) atau enggak, sekaranng kan cendana mau
diupgrade ke akasia kalau misalnya mau di upgrade ya
setiap pustakawan harus bisa.”81
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan aplikasi Online public accsess catalog (OPAC)
tidak semua pustakawan memahami akan pengembangan
80
Wawancara Sukardiono, Tanggal 25 Januari 2019 81
Wawancara, Murjoko tanggal, 25 Januari 2019
51
aplikasi melaikan ada seorang ahli dalam pengembanngan
aplikasi, jika ada dilakukan upgrade aplikasi maka
perpustakaan memberikan tugas kepada ahli dalam
pengembangan aplikasi. Pustakawan perpustakaan UIN Sulthan
Taha Saifuddin Jambi hanya menjadi pengguna aplikasi Online
public accsess catalog (OPAC) untuk memberikan layanan dan
memberikan informasi dan mengisi data dari aplikasi.
Pustakawan hanya dapat menggunakan aplikasi Online public
accsess catalog (OPAC) bukan sebagai pengembang aplikasi
yang menjadian aplikasi lebih berjalan dengan baik.
2) Munculnya lembaga-lembaga organisasi profesi:
Adanya lembaga Nasional pustakawan, adanya lembaga
daerah yang mengatur serta memberikan pelatihan pustakawan.
Menurut Abdul Halim:
“Untuk organisasi ada biasanya mereka punya asosiasi
Ikatan pustakawan Indonesia (IPI), tidak diwadahi oleh
suatu perpustakaan namun tergantung individu masing-
masing, kalau kerja sama antar lembaga itu ada, apa
yang dilakukan oleh Wakil rektor tiga lakukan kerja
sama semua unit mengikuti kerja sama tersebut secara
keseluruhan.”82
Menurut muhammad Isnaini:
“Pustakawan mengikuti pelatihan selama ini itu ya
berkembang atau mengikuti secara personal, misalnya
pustakawan dituntut untuk kreatif untuk melihat
peluang-peluang pelatihan misalnya sering browsing di
internet, kemudian mengajukan dan insyaalah
berangkat”83
Berdasarkan wawancara diatas pustakawan secara
keseluruhan terhimpun dalam suatu organiasai ikatan
pustakawan Indonesia (IPI). Kerja sama antar lembaga itu di
82
Wawancara, Abdul Halim. tanggal 24 Januari 2019 83
Wawancara, Muhammad Isnaini. tanggal, 20 Desember 2018
52
lakukan berdasarkan kontrak kerja sama antara Wakil rektor III
dengan lembaga lain maka secara keseluruhan unit yang ada di
perpustakaan terikat kerja sama dengan lembaga tersebut.
Pustakawan untuk mengikuti pelatihan pustakawan
dituntut untuk kretif dalam mencari peluang-peluang dimana
terdapat lembaga yang mengadakan suatu pelatihan yang dapat
meningkatkan kinerja. Pustakawan dituntut untuk mencari
sendiri tanpa adanya penunjukan dari kepala perpustakaan
untuk mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja
pustakawan.
3) Adanya pertukaran pengalaman antar pustakawan
Berdasarkan observasi pertukaran pengalaman kerja
pustakawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi belum ada dilakukan baik itu pertukaran didalam
perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maupun
dengan lembaga-lembaga perpustakaan yang ada di Provinsi
Jambi. Terlihat dari dokumen kegiatan tahunan selama satu
tahun 2018.84
Wawancara terhadap Muhammad Isnaini:
“Pernah dilakukan pertukaran pengalaman namun
sebatas pelatihan, seperti yang saya lakukan tahun 2017
melakukan pelatihan sebagai pustakawan di
perpustakaan Universitas Islam Negeri Jogja”85
Wawancara Murjoko:
“Untuk pertukaran pengalaman kerja belum pernah
dilakukan, namun untuk pelatuhihan pernah dilakukan
di perpustakaan Nasional Indonesia”86
84
Observasi, tanggal 18 Januari 2019 85
Wawancara Muhammad Isnaini. tanggal, 21 Desember 2018 86
Wawancara, Murjoko tanggal, 25 Januari 2019
53
Berdasarkan observasi dan wawancara pustakawan
secara resmi melakukan pertukaran pengalaman antara lembaga
belum pernah dilakukan namun pertukaran pengalaman secara
individu pernah di lakukan namun berdasarkan kretifitas dari
pustakawan tersebut untuk mengikuti pelatihan bukan
berdasarkan program pengembangan kinerja perpustakaan.
Berdasarkan wawancara dan observasi penulis dapat
disimpilkan bahwa pertukaran pengalaman kerja belum pernah
dilakukan oleh perpustakaan, namun pustakawan layanan
referensi pernah melakukan pengalaman kerja di perpustakaan
Universitas Negeri Jogja namun merupakan kegiatan pribadi
bukan merupakan program dari perpustakaan.
4) Mengembangkan kretifitas berfikir pustakawan
Berdasarkan observasi pustakawan mengembangkan
kreatifitas nya berdasarkan usulan-usulan tata letak ruang serta
tata letak rak buku. Kreatifitas berfikir pustakawan juga
diwadahi oleh perpustakaan berdasarkan melihat wawasan serta
usulan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan pustakawan untuk
memberikan usulan kepada kepala perpustakaan kemudian
diusulkan kembali kepada wakil rektor III.
Untuk mengembangkan kretifitas membuat suatu
kegiatan yang dapat meningkatkan pelayanan perpustakaan
selama tiga bulan penulis amati belum pernah dilakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan pelayanan
perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin
Jambi.87
5) Adanya kegiatan seminar
87
Observasi, Tanggal 21 November 2018 – 21 Januari 2019
54
Wawancara murjoko:
“Seminar biasa dari Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah (DPAD) baru sekali mengikuti seminar”88
Wawancara Sukardiono:
“Seminar tentang pengembangan kompetensi dulu
pernah mengikuti di Jakarta, kalau sekarang sudah
tidak pernah lagi ada program dari perpustakaan untuk
memberangkatkan pustakawan mengikuti pelatihan”.89
Wawancara Muhammad Isnaini:
“Di Jambi pernah dilakukan di perpustakaan Dinas
perpustakaan dan arsip daerah DPAD, saya juga
pernah menjadi narasumber dari seminar yang
diadakan di Dinas perpustakaan dan arsip daerah
(DPAD)”.90
Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa pustakawan jarang mengikuti seminar, bahkan seminar
yang berada di Jambi saja masih sangat jarang dilakukan
apalagi mengikut seminar-seminar yang diadakan oleh
perpustakaan nasional ataupun perpustakaan yang berdada di
daerah-daerah lain. Untuk di Jambi sendiri pelatihan baru
dilaksanakan di Dinas perpustakaan dan arsip daerah (DPAD)
6) Pustakawan menjadi narasumber
Wawancara murjoko:
“Menjadi narasumber pendidikan pemustaka
mahasiswa baru tahun 2018”91
Wawancara Muhammad Isnaini:
“Menjadi narasumber di Dinas perpustakaan dan arsip
daerah (DPAD), pelatihan pengelola kepala
perpustakaan sekolah seprovinsi Jambi”92
88
Wawancara Murjoko, Tanggal 25 Januari 2019 89
Wawancara Sukardiono, tanggal 20 Desember 2018 90
Wawancara Muhammad Isnaini , 21 Desember 2018 91
Wawancara Murjoko, Tanggal 25 Januari 2019
55
Berdasarkan wawancara pustakawan sudah sering
menjadi narasumber baik seminar maupun pelatihan
perpustakaan sekolah. Seperti kegiatan rutin yang dilakukan
setiap tahun pengenalan perpustakaan kepada mahasiswa baru,
pustakawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifudin Jambi selalu menjadi narasumber.
7) Adanya Standar Pelayanan
Wawancara Abdul Halim:
“kalau standar dari pelayanan ada mengikuti standar
nasional perpustakaan, namun untuk diterapkan atau
tidaknya okeh pustakawan dapat anda lihat sendiri”93
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwa standar pelayanan dari perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi mengikuti standar nasional perpustakaan.
Namun untuk implementasi kepada pustakawan kurangnya
pemahaman pustakawan akan standar yang digunakan dalam
memberikan pelayanan.
c. Dukungan-dukungan meningkatkan mutu perpustakaaan
Untuk meningkatkan suatu kualias dari perpustakaan ada
faktor-faktor yang mendukung diantaranya:
1) Rutinya civitas akademika berkunjung ke perpustakaan
Penulis melihat rutinitas pengunjung perpustakaan
berdasarkan daftar hadir pengunjung perpustakaan. Dalam
satu hari aktif perkuliahan kurang lebih 50-100 mahasiswa
dalam satu hari dalam masa aktif perkuliahan untuk
mengunjungi perpustakaan baik itu mengerjakan tugas
ataupun meminjam koleksi. Jika mutu pelayanan meningkat
pengunjung perpustakaan akan meningkat.
2) Meningkatnya minat baca masyarakat
92
Wawancara Muhammad Isnaini , 21 Desember 2018 93
Wawancara, Abdul Halim, tanggal, 24 Januari 2019
56
Wawancara Anita Afriani:
“bisa dibilang sering, karena saya keperpustakaan
untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan.”94
Wawancara Siska Safarina:
“kalau ke perpustakaan khusus untuk membaca tanpa
adanya tugas bisa dikatakan tidak pernah, kecuali
mengerjakan tugas-tugas.”95
Wawancara Ainur Cahyanti:
“keperpustakaan untuk sekarang lumayan sering karena
koleksi yang ditersedia di perpustakaan sudah cukup
untuk prodi biologi walupun tidak semua buku yang
dibutuhkan tersedia”96
Wawancara Yunita:
“kalau akhir-akhir ini sering keperpus karena sedang
menyusun skripsi.”97
Berdasarkan observasi dan wawancara penulis jika
pengguna civitas akademika melakukan proses perkuliahan
maka akan lebih sering berkunjung keperpustakaan dan jika
terdapat tugas perkuliahan saja mereka berkunjung
keperpustakaan. Jika pemustaka mempunyai minat baca yang
baik maka pustakawan lebih termotivasi kembali untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan diterapkan.
3) Menyelesaikan tugas-tugas di perpustakaan
Wawancara Ainurcahyani:
“keperpustakaan untuk sekarang lumayan sering karena
koleksi yang ditersedia di perpustakaan sudah cukup
94
Wawancara, Anita Afriani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal,
04 Maret 2019 95
Wawancara, Siska Safarina, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 96
Wawancara, Ainur Cahyani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 97
Wawancara, Yunita, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal 04 maret
2019
57
untuk prodi biologi walupun tidak semua buku yang
dibutuhkan tersedia.”98
Wawancara Yunita:
“kalau akhir-akhir ini sering keperpus karena sedang
menyusun skripsi.99
Wawancara Anita Afriani:
“bisa dikayakan sering, karena saya keperpustakaan
demi untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan.”100
Wawancara Siska Safarina:
“kalau ke perpustakaan khusus untuk membaca tanpa
adanya tugas bisa dikatakan tidak pernah sih kecuali
mengerjakan tugas-tugas.”101
Berdasarkan wawancara penulis dapat disimpulkan
bahwa mahasiwa akan berkunjung keperpustakaan jika
terdapat tugas kuliah dan buku yang dicari tidak terdapat di
perpustakaan fakulta maka mahasiswa akan mencari koleksi di
perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Dengan meningkatnya Mahasiswa yang
menyelesaikan tugasnya di perpustakaan maka pengunjung
perpustakaan akan meningkat dan koleksi yang berada di
perpustakaan akan bermanfaaat.
4) Pemustaka memberikan kritik dan saran
Sebagai masukan bagi perpustakaan atau pustakawan
perpustakaan menyediakan kotak saran untuk pengguna
perpustakaan memberikan masukan bahkan keritikan yang
bersifat membangun. Di perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi disediakan kotak saran untuk mengetahui
98
Wawancara, Ainur Cahyani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 99
Wawancara, Yunita, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal 04 maret
2019 100
Wawancara, Anita Afriani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal,
04 Maret 2019 101
Wawancara, Siska Safarina, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019
58
pemanfaatan kotak saran penulis melakukan wawancara
terhadap pustakawan.
Wawancara Sukardiono:
“perpustakaaan sudah menyediakan kotak saran,
namun sangat jarang mahasiswa memberikan keritikan
ataupun masukan, mungkin pemahaman pengguna
perpusrtakaan yang kurang memahami fungsi dari kotak
saran”102
Wawancara murjoko:
“Dari perpustakaan sendiri sudah menyediakan kotak
saran dan kritikan yang diberikan disetiap layanan,
namun saya pribadi juga akan mendengarkan usulan
dan kritikan secara langsung dikalaupun ada yang mau
memberikan masukan” 103
Wawancara Muhammad isnaini:
“Ada jelas ada kotak saran dan kritikan, karena dengan
adanya saran dan masukan dari mahasiswa itu akan
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan di berikan
serta kami mengetahui apa yang diinginkan
pemustaka”104
Berdasarkan wawancara penulis dapat disimpulkan
bahwa perpustakaan telah menyedikan tempat untuk
memberian kritik dan saran disetiap ruangan. namun pengguna
perpustakaan kurang memahami adanya kotak saran, sehingga
jarang sekali ditemukan masukan kepada perpustakaan.
Seharusnya jika pemustaka memahami dan memberikan
kritikan dan saran yang mebangun akan meningkatkan
pelayanan dan kualitas perpustakaan.
5) Hubungan sosial dan kerjasama terhadap pegawai
Hubungan sosial dan kerja sama antara pustakawan
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akan memberikan
102
Wawancara, Sukardiono, tanggal 20 Desember 2018 103
Wawancara, Murjoko, Tanggal 25 Januari 2019 104
Wawancara, Muhammad Isnaini. tanggal, 20 Desember 2018
59
pelayanan kepada pemustaka baik dari segi pengolahan
maupun memberikan pelayanan terhadap pemustaka. Untuk
itu penulis melakukan wawancara terhadap beberapa pegawai
di perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi untuk mengetahui sistem kerja sama yang
digunakan dalam memberikan pelayanan serta meningkatkan
mutu pelayanan perpustakaan. Penullis melakukan wawancara
terhadap sebagian Staf diantaranya:
(1) Hubungan Sosial
Wawancara Sumiani:
“Dalam memberikan pelayanan antara pustakawan
saling bekerja sama, kalau didalam hubungan
kinerja saling bekerja sama namun secara individu
kemingkinan ada yang tidak sepemikiran karena
manusia.”105
Wawancara Ida Laila:
“hubungan sosial secara pribadi saya rasa kembali
kepada individu sih, diluar pekerjaan ya”106
(2) Kerjasama staf dan pustakawan
Wawancara Ida Laila:
“Sejauh ini hubungan kerja sama berjalan dengan
baik terdapat pembagian tugas masing-masing dan
saling membantu”107
Wawancara mengenai keterlibatan staf dalam kegiatan
kepustakawanan:
“staf dan pustakawan bekerja sama dalam
menjalankan kegiatan apapun, namun untuk bagian
pengolahan hanya diperuntukan pustakawan saja
tapi staf mau juga boleh ikut serta dalam
pengolahan.”108
105
Wawancara, Sukardiono, tanggal 21 Desember 2018 106
Wawancara, Ida Laila, tanggal 04 maret 2019 107
Wawancara, Ida Laila, tanggal 04 maret 2019 108
Wawancara, Ida Laila, tanggal 04 maret 2019
60
Wawancara terhadap staf perpustakaan mengenai
penerapan ilmu kepustakawanan yang di berikan oleh
pustakawan ahli:
“kalau pustakawan mengikuti pelatihan atau
seminar berbagi ilmu secara pribadi ada namun
kalau pertemuan resmi dari kepala untuk
pustakawan membagikan pengalaman belum
pernah.”109
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
hubungan kinerja antara pustakawan terjalin dengan baik dan
saling membagiakan pemikiran atupun ide-ide untuk
meringankan pekerjaan satu dengan yang lainya namun
berdasarkan pribadi pustakawan belum pernah dilakukakan
penerapan berbagi ilmu yang telah didapatkan setelah
pelatihan secara formal. Dalam hubungan sosial tidak
seluruhnya menjalin hubungan sosial yang baik tetapi kembali
kepada pribadi staf dan pustakawan.
Berdasarkan wawancara dan observasi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Pengembangan kompetensi pustakawan di
perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi
belum seluruhnya berjalan dengan baik, dapat terlihat dari: a) Kurangnya
pemahaman pustakawan terhadap kemampuan pustakawan (kompetensi
Khusus dan kompetensi umum) serta kurangnya kegiatan kepustakawan.
b) Kurangnya kegiatan tahunan yang dilaksanakan perpustakaan UIN
Sulthan Thaha Saifudin Jambi selama tahun 2018 terhadap pengembangan
kompetensi pustakawan. c) Belum diterapkannya standar pelayanan
perpustakaan serta Pustakawan menggunakan model kompetensi jabatan
atau pekerjaan.
109
Wawancara, Ida Laila, tanggal 04 maret 2019
61
2. Kendala-kedala pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
kendala ialah faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi,
atau mencegah suatu pencapaian atau sasaran. Adaun yanng menjadi
kendala-kendala dalam pengembangan kompetensi pustakawan dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan ialah:
a. Anggaran dana
Wawancara Abdul Halim:
“kalau kita dana-dana sepeti itu kita mintanya kepada rektorat
berbentuk SPPD jadi misalnya ada pengumuman pelatihan
segala macam kebutuhan, tidak ada dana dari perpustakaan
sendiri, untuk kebutuhan perpustakaan sendiri dana yang di
berikan rektorat kepada perpustakaan hanya 300 juta per
tahun”110
Berdasarkan wawancara dana yang diperoleh perpustakaan
hanya berdasarkan dari rektorat, dan untuk meminta dana tambahan
sebagai pengembangan kinerja pustakawan mengajukan SPPD kepada
rektorat, kemudian pihak rektorat yang memberikan keputusan
berangkat atau tidaknya pustakawan tersebut. Dana 300 juta yang
diberikan kepada perpustakaan itu digunaka untuk segala kebutuhan
perpustakaan seperti perbaikan infra struktur, konservasi koleksi, dan
kegiatan-kegiatan lainya. Dengan dana 300 juta untuk melakukan
kegiatan yang bersifat mengembangkan kompetensi pustakawan dan
meningkatkan mutu dari pelayanan sangat sulit dikarenakan dana yang
diberikan rektorat hanya cukup untuk kebutuhan memperbaiki infra
struktur dan koleksi.
Seharusya berdasarkan UU NO.43 Tahun 2007 pasal 24 ayat 4
setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk pengembangan
perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna
memenuhi standar nasional pendidikan dan standar nasional
110
Wawancara, Abdul Halim, tanggal, 24 Januari 2019
62
perpustakaan. Harus ada peningkatan kerja sama kembali antara
perpustakaan dan rektorat agar kebutuhan-kebutuhan yang di butuhkan
oleh perpustakaan dapat terpenuhi guna meningkatkan kualitas
perpustakaan.
b. Dukungan Institusi
Berdasarkan observasi penulis dukungan dari institusi terhadap
perpustakaan terhadap program yang menunjang kerja pustakawan
sangat jarang dilakukan terlihat jarang diadakan kegiatan pelatihan
pustakawan yang diberikan rektorat kepada pustakawan. Untuk
menjalin kerja sama perpustakaan dengan lembaga lain perpustakaan
harus mengikuti kontrak yang telah dilakukan oleh wakil rektor 3.
Perpustakaan tidak bisa menjalin kontrak dengan lembaga lain tanpa
mengikuti konttrak yang harus dilakukan wakil rektor 3 terlebih
dahulu. Pada dasarnya rektorat tidak sepenuhnya mengetahui
kebutuhan yang dibutuhkan oleh perpustakaan.
Didalam lingkup Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifudin Jambi perpustakaan diberi kebebasan dalam menjalin kerja
sama didalam lingkup institusi. Namun dukungan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi dalam memberikan dana kepada
perpustakaan masih sangat kurang baik, rektorat memberikan dana
kepada perpustakaan hanya untuk perbaikan infrastruktur dan
perbaikan koleksi saja.111
111
Observasi, Tanggal 24 Desember 2018
63
Berdasarkan dokumen program kerja UPT Perpustakaan
kegiatan yang dilakukan perpustakaan selama tahun 2018.112
Tabel 4.4 program kerja UPT Perpustakaan
112
program kerja UPT Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi
No Mak Kegiatan/ sub
kegiatan
Volume Kordinator
kegiatan
Jadwal
pelaksana
an
kegiatan
1 Pendistribusian
koleksi pengadaan
ke fakultas
Tata usaha Februari
2 Sosialisasi E-
Joernal UPT
perpustakaan
Tata usaha Maret
3 525114 Pemeliharaan dan
penggantian
perlengkapan
otomasi dan
jaringan
perpustakaan
Dasril
Oktavian,
S.Kom
1 Tahun
4 525115 Pengembangan
dan konsultasi
antar lembaga
perpustakaan
Abdul
Halim, S.Ag,
M.Ag
1 Tahun
64
5 525112 Pengolahan
skripsi, tesis,
disertasi, dan
karya ilmiah dosen
1
kegiatan
Aqila
Usman,
S.Sos
Maret
6 525112 pengolahan buku
hadiah dan
penggantian
1
kegiatan
Aqila
Usman,
S.Sos
April
7 525112 Pengolahan buku
pengadaan tahun
2017
1
kegiatan
Aqila
Usman,
S.Sos
Mei- Juni
8 525112 Perbaikan koleksi
perpustakaan
1
kegiatan
Angkasa,
M.Ud, MM
Juli
9 525112 Stock opname
karya ilmiah
1
kegiatan
Mediandri,
S.ip
Agustus
10 525112 Orientasi
perpustakaan
untuk mahasiswa
baru
1
kegiatan
Abdul
Halim, S.Ag,
M.Ag
September
11 525112 Pembuatan dan
cetak kartu
perpustakaan
1
kegiatan
Sukardiono,
S.ip
Oktober
65
c. Dukungan kepala perpustakaan
Wawancara Murjoko:
“Kepala perpustakaan seperti acuh terhadap kualitas pelayanan
perpustakaan, ketika pustakawan melakukan kegiatan stock op
name koleksi pustakawan meminta alat untuk membersihkan
debu belum diberikan”113
Wawancara Sukardiono:
“sebenarnya kepala perpustakaan mendukung kegiatan yang
dilakukan oleh pemustaka, namun mungkin ada beberapa tidak
ada kesesuaian dengan yang kami lakukan sehingga tidak
semua yang kami usulkan diikuti”.114
Wawancara Muhammad isnaini:
“Dalam mendukung program pustakawan saya rasa
mendukung, namun terkadang ada saja yang tidak sesuai
dengan yang kami harapkan tapi saya sendiri belum mengerti
penyebabnya”115
Wawancara Adabdul Halim:
“Didalam sebuah organisasi antara kepala dan anggota itu
saling mendukung satu sama lain, saya sangat mendukung
program atau usulan yang diajukan pustakawan namun tidak
semua bisa saya penuhi, kembali lagi kepada dana yang
dikelola perpustakaan”.116
Berdasarkan observasi penulis kepala perpustakaan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi selama penulis melakukan riset tidak
pernah terlihat kepala perpustakaan meninjau kinerja pustakawan
disetiap layanan baik layanan referansi, layanan sirkulasi, maupun
layanan skripsi. Kepala perpustakaan hanya meninjau bagian
pengelolahan koleksi perpustakaan.117
113
Wawancara Murjoko, tanggal 04 Desember 2018 114
Wawancara Sukardiono, tanggal 20 Desember 2018 115
Wawancara, Muhammad Isnaini. tanggal, 20 Desember 2018 116
Wawancara Abdul Halim, Tanggal 24 Januari 2019 117
Observasi, tanggal, 04 desember 2018-19 Januari 2019
66
Berdasarkan wawancara dan observasi penulis dapat
disimpulkan bahwa kepala perpustakaan belum sepenuhnya
mendukung kegiatan-kegiatan yang dikerjakan oleh pustakawan,
kepala perpustakaan hanya menunggu pustakawan melapor kedalam
ruangannya saja apabila pustakawan mengajukan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan layanan perpustakaan
tanpa meninjau sendiri apa yang dibutuhkan oleh pustakawan.
d. Pemahaman pustakawan terhadap kompetensi khusus
Dalam Undang-Undang No 83 tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang perpustakaan.
Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara yang menjadi
kendala dalam pengembangan kompetansi pustakawan dalam
meningkatkan mutu pelayanan ialah kurangnya pemahaman
pustakawan terhadap kompetensi khusus pustakawan yang terdiri dari
6 point 4 diantaranya yang kurang di fahami oleh pustakawan:
1) Merancang tata ruang dan prabot perpustakaan
Dalam merancang tata ruang pustakawan hanya
diperbolehkan memberikan usulan kepada kepala perpustakaan
dikarenakan perpustakaan milik institusi pustakawan tidak
diperbolehkan merancang tata ruang perpustakaan tanpa wewenang
dari rektorat namun dalam peletakan parabot pustakawan
melakukannya sendiri karena pustakawan yang lebih faham akan
kebutuhan pemustaka.118
2) Melakukan perbaikan bahan perpustakaan
Selama tahun 2018 perbaikan koleksi hanya dilakukan satu
kali pada bulan juli.119
Kalau untuk sleksi koleksi yang rusak
dilakukan setiap pustakawan melakukan selving, namun untuk
perbaikan koleksi dilakuka berdasarkan daftar kegiatan
perpustakaan.
118
Observasi, Tanggal 21 Desember 2018 119
Dokumentasi, Program kerja Upt Perpustakaan
67
Seharusnya setiap pustakawan menemukan koleksi yang
rusak segeramelakukan perbaikan koleksi agar koleksi tersebut
dapat segera digunakan kembali oleh mahasiswa. Namun semua
harus sesuai dengen kebijakan perpustakaan karena pustakawan di
Perpustakaan UIN Sulthan Thaha saifuddin Jambi belum di
perbolehkan melakukan kegiatan yang belum sejalan dengan
kebijakan perpustakaan.
3) Membuat literatur sekunder
Berdasarkan observasi penulis tidak semua pustakawan
memahami literatur skunder hanya 3 dari 6 pustakawan yang
memahami literatur skunder. Penulis juga melakukan wawancara
terhadap salah satu pemustaka apakah pustakawan memberikan
referensi terhadap perpustakaan lain jika koleksi di Perpustakaan
tidak tersedia
Wawancara Nurhabib:
“ kalau untuk memberikan referensi ke perpustakaan lain
dilantai satu saya pernah mencari koleksi tetapi tidak
ditemukan dan tidak ada di berikan referensi perpustakaan
lain, namun di lantai 2 saya di berikan referensi terhadap
jurnal-jurnal online, itu sebabnya banyak anak Syariah
dilantai dua”120
Wawancara Siska Safarina:
“belum pernah cari koleksi yang tidak ditemukan dilayanan
ini.”121
Wawancara Ainur cahyanti:
“kalau dicarikan koleksi dirak buku pernah tapi kalau
dicarikan kolesi yang online atau ke jurnal belum pernah
walaupun koleksinya tidak ada.”122
Wawancara Anita Afriani:
120
Wawancara Nurhabib, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal 04
september 2018 121
Wawancara Siska Safarina, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 122
Wawancara Ainurcahyani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019
68
“Dulu saya sarankan sama bapak-bapak lupa naanya karena
saya mencari teori untuk skripsi dan koleksi tidak ada di
perpustakaan saya disarankan mengakses koleksi
perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tapi waktu kami akses
gak bisa baca dan pinjam kalau bukan anggota perpustakaan
itu.”123
Dari hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa pustakawan perpustakaan kurang memahami terhadap
literatur yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dari
Pustakawan.
4) membuat karya tulis ilmiah
wawancara terhadap Muhammad Isnaini:
“Menulis karya ilmiah baru ditampung dijurnal
contohnya baitul hikmah, tergantung yang ngontraknya
ada tidak pada sasaran kinerja pegawainya (SKP) kalau
dia ada sasaran menulis ya menulis, seperti saya
melakukan pengkajian kepustakaan kompelek di jurnal
ada”124
Wawancara Murjoko:
“kalau karya tulis ilmiah dari perpustakaan belum pernah
menjadi program dari perpustakaan karena pustakawan
disini hanya memfokuskan kepada pembenahan dan
pelayanan kepada pemustaka”125
Wawancara Sukardiono:
“karya tulis ilmiah ada berupa buku pedoman
perpustakaan karena dsini belum terdapat program
khusus untuk pustakawan membuat karya tulis
ilmiah.”126
Setelah penulis melakukan wawancara penulis mencoba
mencari karya tulis ilmiah yang dibuat oleh pustakawan hanya satu
jurnal dalam satu tahun karena merupakan program perpustakaan
membuat jurnal setiap tahunya, karya dari pustakawan pribadi
123
Wawancara Anita Afriani, Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tanggal
04 maret 2019 124
Wawancara, Muhammad Isnaini. tanggal, 20 Desember 2018 125
Wawancara Murjoko, tanggal 04 Desember 2018 126
Wawancara Sukardiono, tanggal 20 Desember 2018
69
belum tersedia sebagai koleksi di perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Jika pustakawan menyadari bawa dengan adanya
membuat karya tulis ilmiah akan membuat angka kredit
pustakawan naik dan dapat meningkatkan koleksi yang terdapat di
perpustakaan.
5) Tidak adanya standar Pelayanan
Wawancara terhadap Sukardiono:
“Selama saya menjadi pustakawan di Perpustakaan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi belum pernah
mendengar atau melihat standar dari pelayanan”
MenurutAbdul Halim:
“Untuk Standar pelayanan perpustakaan Mengacu
kepada Standar Perpustakaan Nasional”
Berdaraskan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwa Perustakaan menggunakan Standar Nasional Perpustakaan,
tetapi pustakawan belum memahami adanya standar pelayanan
perpustakaan, Namun Berdasarkan observasi penulis selama
melakukan penelitian tidak menemukan dokumen yang berisikan
standar dari pelayanan. Seharusnya jika memang perpustakaan
menggunakan standar Nasional perpustakaan harusnya
ditempelkan standar pelayanan tersebut sebagaimana Visi dan Misi
perpustakaan yang ditempelkan didepan pintu masuk perpustakaan.
Berdasarkan wawancara dan observasi penulis maka dapat
disimpulkan bahwa kendala-kedala pengembangan kompetensi
pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ialah: (a)
Anggaran Dana, (b) Dukungan Institusi, (c) Bidang keilmuan, (d) Tidak
adanya Standar Pelayanan.
3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala
pengembangan kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
70
Pustakawan melakukan wawancara dan observasi dalam
mengumpulkan data upaya apa yang dilakukan pustakawan maupun
kepala perpustakaan. Diantaranya:
a. Upaya yang dilakukan pustakawan
Wawancara Muhammad Isnaini:
“pustakawan semakin meningkatkan pengetahuan mengenai
pelatihan atau seminar serta lebih memahami tugas dan
tanggung jawabnya seorang pustakawan”127
Wawancara Murjoko:
“untuk mengatasi kendala-kendala salah satunya lebih
meningkatkan kembali dalam memberikan usulan kegiatan
atau mengusulkan infra struktur kepada kepala perpustakaan
agar pelayanan lebih maksial lagi”128
Dari hasil wawancara dan obsevasi penulis pustakawan lebih
aktif memberikan atau mengusulkan kegiatan serta kebutuhan apa
yang dibutuhkan pustakawan serta pemustaka, pustakawan juga lebih
mengembangkan pengetahuan untuk mencari sendiri kegiatan-kegiatan
yang akan mengembangkan kompetensi pustakawan dan
meningkatkan pelayanan di perpustakaan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Akan lebih baik jika setelah pustakawan mengikuti
pelatihan atau seminar diterapkan dalam pekerjaan yang akan
meningkatkan kualitas layanan di Perpustakaan.
b. Upaya yang dilakukan kepala perpustakaan
Wawancara Abdul Halim:
“Dalam mengatasi kendala-kendala yang akan meningkatkan
pelayanan perpustakaan saya akan lebih banyak meminta
anggaran dana kepada rektorat untuk pengelolahan dana agar
sesuai dengan kebutuhan baik infra stuktur maupun koleksi
serta untuk kebutuhan pustawakan” 129
127
Wawancara Muhammad Isnaini, Tanggal 10 Januari 2019 128
Wawancara Murjoko, Tanggal 14 Januari 2019 129
Wawancara Abdul Halim, Tanggal 24 Januari 2019
71
Kepala perpustakaan mengetahui jika dana yang diberikan
oleh Rektorat belum mencukupi akan kebutuhan perpustakan. Karena
itu kepala perpustakaan akan lebih memaksimalkan kembali dana yang
diberikan oleh rektorat. Kepala perpustakaan juga akan meningkatkan
kembali jalinan keja sama antara perpustakaan dengan rektorat
terutama Wakil Rektor 3 agar menjalin kerja sama sesuai dengan
kebutuhan perpustakaan.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan analisis dan penelitian terhadap pengembangan
kompetensi pustakawan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi, maka dapat di simpulkan
Sebagai berikut:
1. Pengembangan kompetensi pustakawan di perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi belum seluruhnya berjalan dengan baik,
dapat terlihat dari: a) Kurangnya pemahaman pustakawan terhadap
kemampuan pustakawan (kompetensi Khusus dan kompetensi umum) serta
kurangnya kegiatan kepustakawan. b) Kurangnya kegiatan tahunan yang
dilaksanakan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi selama tahun
2018 terhadap pengembangan kompetensi pustakawan. c) Belum
diterapkannya standar pelayanan perpustakaan serta Pustakawan
menggunakan model kompetensi jabatan atau pekerjaan.
2. Menurut hasil penelitian dan wawancara penulis yang menjadi faktor utama
kendala-kendala yang di hadapi dalam pengembangan kompetensi pustakawan
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi adalah: a) Anggaran Dana, b) Dukungan Institusi, c) Bidang
keilmuan, d) Tidak adanya Standar Pelayanan.
3 Menurut hasil penelitian dan wawancara penulis upaya yang dilakukan dalam
mengatasi kendala-kendala pengembangan kompetensi pustakawan dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi adalah: a) Perpustakaan meningkatkan anggaran dana, b)
menjalin kerjasama dengan institusi, c) Menerapkan ilmu serta pengalaman
pustakawan, d) menerapkan standar pelayanan.
73
B. Saran
1. Pustakawan lebih memahami kembali kompetensi khusus, kompetensi
umum, kompetensi inti. Agar dapat mengembangkan kompetensi yang
dimiliki serta meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan.
2. Pustakawan lebih memahami kembali akan kopetensi umum, kompetensi
inti, dan kompetensi khusus. Serta menerapkan kembali ilmu yang telah
didapatkan ketika mengikuti pelatihan.
3. Kepala perpustakaan memberikan reaword kepada pustakawan yang telah
mengikuti kegiatan-kegiatan atau pelatihan agar apa yang didapatkan
ketika pelatihan diterapkan oleh pustakawan. Akan lebih baik jika kepala
perpustakaan ialah orang yang berlatar belakang pendidikan ilmu
perpustakaan.
4. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi lebih
meningkatkan kembali kerja sama terhadap UPT Perpustakaan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Agar visi misi perpustakaan tercapai.
5. Perpustakaan lebih slektif kembali dalam penerimaan karyawan baru yang
nantinya akan menjadi pustakawan dan dilihat bagroud pendidikannya.
6. Diterapkannya Standar pelayanan Perpustakaan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ananto Hari, „‟mengenal tipe dan model kompetensi’’ 3/8/2017, www.intipesan.c
om/mengenal-tipe-dan-model-kompetensi/, diakses pada: 4 Desember
2018, pukul 22.16
Benawi Imron, Peningkatan kualitas Perpustakaan Perguruan tinggi dalam jurnal
Iqro` vol.7, No 1 2013
Buchari katutu, Manajemen pelayanan perpustakaan, Jambi: Bonaza, 2013
Darman syarif, Teori-teori manajemen dan organisasi, Jakarta 2009
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan. Jakarta: Yayasan Pelayan al-
Qur`an Mulia 2015
Dessler Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Eli Tanya,
Indeks, Jakarta, 2003
Gasperz Vincant, Total Quqlity Manajemen, Gramedia Jakarta 2005
Ine Syarika, model kompetensi sebagai solusi terhadap masalah rekrutmen dan
seleksi (study pada departemen Oprasional PT.MGF), Vol.8, No.2, tahun
2006
Irwan fathurrochman, pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil Negara
sekolah tinggi agama islam Negeri curup melalui metode pendidikan dan
pelatihan, Vol.11, No.21, 2017
Kemenntrian Tenaga Kerja Transmigrasi, Peraturan mentri tenaga kerja dan
transmigrasi RI nomor: PER. 21/ MEN/X/2007 tentang tatang tata cara
penerapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia, Jakarta:
Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi RI, 2007
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : remaja rosada
karya 2010
Noerhayati, Pengolahan perpustakaan jilid II, Bandung: penerbit alumni, 1998
Pawit m.yusup, Ilmu informasi komunikasi dan kepustakawanan. Jakarta: Bumi
aksara, 2009
Pedoman Perpustakaaan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2017
75
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018
Rahayuningsih, pengolahan perpustakaan, yogyakarta:Graha ilmu, 2007
Rizka Halalinatin Thoyiba, Standart kompetensi pustakawan perpustakaan
perguruan negeri tinngi surabaya (study deskriptif: kompetensi pustakawan
perguruan tinggi negeri berdasarkan standart kompetensi kinerja nasional
indonesia di bidang perpustakaan), skripsi, Universitas airlangga Surabaya,
2014
Sallis Edward, Total Quality Management in Education, Terjemahan Ahmad Ali
Riyadi, IRCISoD, Yogyakarta, 2006
Sanafiah Faisal, Format-format penelitian sosial, Jakarta: Raja grafindo persada,
2007
Sarifudin Aziz, Strategi peningkatan mutu pada perpustakaan perguruan tinggi,
vol.18
Sekripsi Vinilastri Hasanah boesra, sistem layanan terbuka open accass di
perpustakaan perguruan tinggi, 2010
Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009
------------, metode penelitian kualitatif untuk penelitian yang bersifat: ekploratif,
enteroretif, interaktir dan konstruktif, Bandung:Alfabeta, 2009
Suharti, pengolahan perpustakaan, yogyakarta:graha ilmu, 2007
Sulistiyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta:Gramedia p ustaka, 1993
Susilo Willy, Audit Mutu Internal: Panduan Praktis Para Praktisi Manajemen
Mutudan Auditor Mutudan Auditor Mutu Internal. Vorqistatama Binamega,
Jakarta, 2003
Testiani makmur, Budaya kerja pustakawan di era digitalisasi perpektif
organisasi, Yogyakarta: Graha ilmu
Tunggal Amin, W, ManajemenMutuTerpadu, RinekaCipta, Jakarta 1998
Tim penyusun buku pedoman sekripsi, Pedoman penulisan skripsi fakultas adab
dan humaniora. Jambi: Fakultas adab dan humaniora UIN sultan thaha
saifudin jambi, 2013
76
Undang-undang. NO.43 tahun 2007, Tentang perpustakaan, relasi dan individu,
2007
Vinilastri Hasanah boesra, skripsi, sistem layanan terbuka (open accass) di
perpustakaan perguruan tinggi, 2010
Wiji suwarno, Perpustakaan dan buku wacana penulisan dan penerbitan, 2011
Yahya sudarya, Jurnal pendidikan dasar (service quality satisfacation dalam
layanan pendidikan: kajian teorites), Nomor: 8 oktober 2007
Jadwal penelitian
No. Jenis Kegiatan
Penelitian
Bulan
I
Semtemb
er 2018
II
Oktober
2018
III
Novembe
r 2018
IV
Desember
2018
V
Mei 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal √ √
2 Pengajuan proposal
dan pengajuan dosen
pembimbing
√ √ √
3 Konsultasi dan
perbaikan proposal
√ √
√
4 Seminar Proposal dan
Perbaikan Hasil
Seminar
√ √ √ √
5 Pengesahan Judul
Dan Izin Riset
√
6 Pengumpulan Data
dan Penyusunan Data
√ √
7 Penulisan Dan
Analisi Data
√ √ √
8 Peyempurnaan dan
Penggandaan Skripsi
√ √ √ √
9 UjianSkripsi √
DOKUMENTASI
Dokumentasi kegiatan tahunan 2018
Dokumentasi Sk pustakawan dan Input data OPAC
Wawancara Kepala Perpustakaan
Wawancara Pustakawan
Wawancara Staf Perpustakaan
Wawancara Pemustaka Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
CURRICULUM VITAE
LUBI NUGROHO
Data pribadi
Nama : Lubi Nugroho
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat. Tanggal lahir : Palembang 30 Januari 1996
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected]
Instagram : @lubynugroho
Alamat : Suka Jaya rt/rw. 08/02 kec. Bayung lencir
Pendidikan Formal
SD Negeri 32/IX Suka Damai
Tahun lulus : 2009
SMP Islam Al-Arief Muaro Jambi
Tahun lulus : 2012
MA Al-Falah Suka Jaya
Tahun lulus : 2015
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi: Pengembangan Kompetensi Pustakawan dalam upaya
meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
A. Daftar Wawancara
1. Kepala Perpustakaan
Wawancara dengan kepala perpustakaan ialah wawancara mengenai
bagaimana Pengembangan Kompetensi Pustakawan dalam upaya
meningkatkan Mutu Pelayanan Perpustakaan. Adapun daftar pertanyaan yang
ditanyakan ialah:
a) Adakah dilakukannya kegiatan seminar kepustakawanan?
b) Siapa saja yang dilibatkan dalam kegiatan seminar tersebut?
c) Apakah kerja sama pustakawan dengan museum?
d) Apakah diadakan kerja sama tenaga perpustakaan ?
e) Berapakah dana yang diberikan untuk kegiatan kepustakawanan?
f) Berapakah dana oprasional yang diberikan?
g) Apakah ada dana bonus bagi setiap kegiatan?
h) Adakah pustakawan tergabung kedalam organisasi kepustakawanan?
i) Adakah standarisasi pelayanan perpustakaan?
2. Pustakawan
Wawancara kepada pustakawan ialah mewawancarai mengenai
bagaimana pemahaman pustakawan terhadap kompetensi umum, kompetensi
inti, kompetensi khusu, serta kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi
yang dapat meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan. Adapun daftar
pertanyaannya ialah:
a) Adakah penyusunan rencana kerja?
b) Adakah pembuatan laporan kerja perpustakaan?
c) Bagaimana peran pustakawan dalam pelestarian koleksi?
d) Apakah dilakukan kegiatan bibliografi?
e) Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan bibliografi?
f) Adakah menjadi nilai positif bagi pengembangan kompetensi?
g) Dalam satu tahun berapa kali dilakukan perawtan bahan pustaka?
h) Adakah melakukan penelusuran informasi sederhana?
i) Adakah pustakawan merancang tata ruang dan prabot perpustakaan?
j) Adakah pustakawan membuat karya tulis ilmiah?
k) Adakah pustakawan menjadi narasumber?
l) Bagaimana hubungan sosial antar pustakawan disetiap layanan?
m) Adakah pembinaan mengoprasionalkan sarana-sarana komunikasi
mutahir?
n) Adakah standarisasi kinerja pustakawan?
o) Adakah standarisasi pelayanan perpustakaan?
p) Adakah standarisasi kegiatan pengembangan kompetensi pustakawan?
q) Apakah dilakukan pelatihan pengembangan aplikasi OPAC?
r) Bagaimana dukungan kepala perpustakaan terhadap pengembangan
kompetensi pustakawan?
3. Pegawai
Wawancara dengen pegawai ini merupakan wawancara terhadap responden
dalam penelitian ini, Adapun pertanyaannya ialah:
a) Bagaimana sistem kerja antara pustakawan dengan staf di perpustakaan?
b) Bagaimana hubungan sosial antara pustakawan dengan pegawai?
c) Apakah pegawai dilibatkan dalam kegiatan kepustakawanan?
d) Apakah pustakawan memberikan contoh dan pengalaman dalam
mengelola serta melayani pemustaka?
4. Pemustaka
Wawancara dengan pemustaka ini merupakan wawancra terhadap
responden, dalam hal ini mewawancarai mengenai bagaimana pelayanan
pustakawan dalam melakukan penelusuran informasi. Adapun
pertanyaannya ialah:
a) Bagaimana pelayanan pustakawan mengenai penelusuran informasi?
b) Apakah pustakawan memberikan referensi kepada perpustakaan lain
atau link jika koleksi yang di inginkan tidak terdapat di perpustakaan?
c) Menurut saudara apakah pustakawan telah memberikan pelayanan
secara maksimal?
B. Observasi
1. Pemahaman pustakawan dalam mengoprasionalkan komputer dengan
penggunaan aplikasi OPAC.
2. Meninjau Kompetensi inti pustakawan berdasarkan SKKNI.
3. Rutinitas civitas academika rutinya berkunjung ke perpustakaan.
4. Kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi.
5. Pelayanan perpustakaan.
6. Ifrastuktur Perpustakaan.
C. Dokumentasi
1. Sejarah perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Letak Geografis perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Stuktur Organisasi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Program kerja Tahunan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
6. Daftar Pustakawan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.