pengembangan kit pembelajaran berbantuan...

7
1 PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN BERBANTUAN LKS MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA Dewi Novrina Utami*, Abdul Ghofur, dan Hadi Suwono. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang. Jalan Semarang, 5 Malang 65145 *Email: [email protected] ABSTRAK: Proses pembelajaran biologi materi sistem pernapasan, khususnya dalam penerapan kurikulum 2013 terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya bahan ajar yang sesuai dengan prinsip pendekatan ilmiah dan masih terbatasnya media yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sistem pernapasan. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran yaitu KIT Pembelajaran berbantuan LKS. Metode dan prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi Four-D model yang dikembangkan oleh Thiagarajan, dkk. Hasil uji kelayakan dan uji keterlaksanaan menunjukkan bahwa media sangat layak dan terlaksana dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, KIT Pembelajaran berbantuan LKS mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa sebesar 60,67%. Kesimpulan mengenai KIT Pembelajaran berbantuan LKS ini yaitu media ini telah mendapatkan penilaian sangat layak berdasarkan uji kelayakan oleh validator ahli, dapat terlaksana dalam kegiatan pembelajaran, mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa dan mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa. Kata Kunci: KIT Pembelajaran, LKS, materi sistem pernapasan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ada- lah ilmu yang berkaitan dengan cara men- cari tahu suatu fenomena alam secara sistematis. Pembelajaran IPA harus memberikan kesempatan siswa untuk mendeskripsikan obyek dan kejadian, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, meng-konstruksi pengeta- huan dari fenomena alam, menguji penje- lasan dengan berbagai cara dan mengko- munikasikannya kepada orang lain (Da- mayanti, dkk. 2013:58 dan Sayekti, dkk. 2012:143). Pada proses pembelajaran, khu- susnya pembelajaran materi sistem pernapasan terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa. Berda- sarkan observasi yang di-laksanakan pada 10 Oktober 2014 di SMAN 1 Singosari juga menunjukkan hal demikian. Kesulitan-kesulitan dalam mem- pelajari materi sistem pernapasan disebab- kan karena belum tersedianya buku guru dan buku siswa, bahan ajar yang di- gunakan oleh guru seperti LKS juga belum menggunakan pendekatan ilmiah, belum tersedianya KIT Pembelajaran yang berisi peralatan praktikum yang menunjang, dan pelaksanaan model pembelajaran PBL, PjBL, dan inkuiri menimbulkan kebosanan pada siswa. Materi sistem pernapasan adalah materi yang terdapat dalam Kurikulum 2013, yaitu pada KD 2.1, 3.8, dan 4.8 per- mendikbud no. 69 tahun 2013 tentang ke- rangka dasar dan struktur kurikulum Seko- lah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Submateri yang dipelajari dalam materi sistem pernapasan yaitu organ penyusun sistem pernapasan manusia, mekanisme pernapasan manusia dan volume udara pernapasan, dan ke-lainan pada sistem pernapasan manusia (Sherwood, 2010). Salah satu upaya dalam meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran,

Upload: hathuy

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN BERBANTUAN LKSMATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Dewi Novrina Utami*, Abdul Ghofur, dan Hadi Suwono.Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Jalan Semarang, 5 Malang 65145*Email: [email protected]

ABSTRAK: Proses pembelajaran biologi materi sistem pernapasan, khususnya dalampenerapan kurikulum 2013 terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru dansiswa. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya bahan ajar yang sesuai denganprinsip pendekatan ilmiah dan masih terbatasnya media yang diperlukan dalam kegiatanpembelajaran sistem pernapasan. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untukmengembangkan media pembelajaran yaitu KIT Pembelajaran berbantuan LKS. Metodedan prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi Four-D model yangdikembangkan oleh Thiagarajan, dkk. Hasil uji kelayakan dan uji keterlaksanaanmenunjukkan bahwa media sangat layak dan terlaksana dalam kegiatan pembelajaran.Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, KIT Pembelajaran berbantuan LKS mampumeningkatkan ketuntasan belajar siswa sebesar 60,67%. Kesimpulan mengenai KITPembelajaran berbantuan LKS ini yaitu media ini telah mendapatkan penilaian sangatlayak berdasarkan uji kelayakan oleh validator ahli, dapat terlaksana dalam kegiatanpembelajaran, mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa dan mendapatkan responyang sangat positif dari siswa.

Kata Kunci: KIT Pembelajaran, LKS, materi sistem pernapasan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ada-lah ilmu yang berkaitan dengan cara men-cari tahu suatu fenomena alam secarasistematis. Pembelajaran IPA harusmemberikan kesempatan siswa untukmendeskripsikan obyek dan kejadian,mengajukan pertanyaan, memperolehpengetahuan, meng-konstruksi pengeta-huan dari fenomena alam, menguji penje-lasan dengan berbagai cara dan mengko-munikasikannya kepada orang lain (Da-mayanti, dkk. 2013:58 dan Sayekti, dkk.2012:143). Pada proses pembelajaran, khu-susnya pembelajaran materi sistempernapasan terdapat beberapa kesulitanyang dihadapi oleh guru dan siswa. Berda-sarkan observasi yang di-laksanakan pada10 Oktober 2014 di SMAN 1 Singosarijuga menunjukkan hal demikian.

Kesulitan-kesulitan dalam mem-pelajari materi sistem pernapasan disebab-kan karena belum tersedianya buku guru

dan buku siswa, bahan ajar yang di-gunakan oleh guru seperti LKS juga belummenggunakan pendekatan ilmiah, belumtersedianya KIT Pembelajaran yang berisiperalatan praktikum yang menunjang, danpelaksanaan model pembelajaran PBL,PjBL, dan inkuiri menimbulkan kebosananpada siswa.

Materi sistem pernapasan adalahmateri yang terdapat dalam Kurikulum2013, yaitu pada KD 2.1, 3.8, dan 4.8 per-mendikbud no. 69 tahun 2013 tentang ke-rangka dasar dan struktur kurikulum Seko-lah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Submateri yang dipelajari dalam materisistem pernapasan yaitu organ penyusunsistem pernapasan manusia, mekanismepernapasan manusia dan volume udarapernapasan, dan ke-lainan pada sistempernapasan manusia (Sherwood, 2010).Salah satu upaya dalam meningkatkanefektifitas dan kualitas pembelajaran,

2

khususnya dalam materi sistem pernapasanyaitu dengan mengembangkan media yangtepat sehingga dapat memberikanpengalaman belajar secara utuh,meningkatkan motivasi belajar pesertadidik, serta memudahkan dalam me-mahami konsep-konsep sistem pernapasan.Berdasarkan hasil penelitan Wahyudi danKhanafiyah (2009:117) bahwa kegiatanbelajar siswa dapat ditunjang dengan me-manfaatkan KIT dalam pembelajaran, yangdilengkapi dengan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang berorientasi padaaktivitas belajar siswa, dan LKS yang di-rancang dengan pendekatan ilmiah denganmodel pembelajaran tertentu yang menjadiarah serta panduan bagi siswa dalam be-kerja ilmiah.

Penelitian dan pengembangan ini di-laksanakan dengan tujuan untuk mengem-bangkan KIT Pembelajaran berbantuanLKS. Di dalam KIT Pembelajaran terdapatempat set alat peraga yang dapat diguna-kan siswa dalam pembelajaran pada materisistem pernapasan. Dengan menggunakanKIT Pembelajaran berbantuan LKS, siswadiharapkan mampu menemukan konsepsistem pernapasan secara aktif, termotivasiuntuk belajar dan mengalami peningkatanketuntasan belajar.

METODEProsedur Penelitian & Pengembangan

Penelitian dan pengembangan inimenggunakan model pengembangan yangmengadaptasi tahapan-tahapan dari Four-D model yang dikembangkan oleh Thiaga-rajan, dkk. (1974), yaitu: tahap I pen-definisian (define), tahap II perancangan(design), tahap III pengembangan(develop), dan tahap IV penyebarluasan(disseminate). Pada penelitian dan pe-ngembangan ini, hanya dilakukan hinggatahap III yaitu pengembangan (develop).

Pada tahap define dilakukan be-berapa analisis yang digunakan untukmemperkuat pentingnya pengembanganKIT Pembelajaran berbantuan LKS. Pada

tahap define dilakukan analisis mengenaipermasalahan yang muncul dalam pem-belajaran dan proses pembelajaran yangefektif, analisis karakteristik siswa, analisiskompetensi dasar, analisis konsep, danpenentuan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya dilakukan tahapdesign, pada tahap ini dilakukan beberapalangkah. Pertama yaitu penentuan acuandasar atau kriteria pengembangan mediayang baik, selanjutnya dilakukan pe-milihan media pembelajaran, pemilihanbentuk, lalu dilakukan perancangan awalmedia yang akan dikembangkan. Tahapselanjutnya yaitu develop, pada tahap inidilakukan pengembangan media sesuairancangan dan kriteria yang telahditentukan pada tahap sebelumnya. Setelahmedia dibuat, dilakukan uji kelayakan padavalidator ahli yaitu ahli materi, ahlipendidikan, dan praktisi lapangan atauguru biologi SMA. Setelah melalui ujikelayakan KIT Pembelajaran berbantuanLKS selanjutnya direvisi dan diujiketerlaksanaannya pada siswa kelas XIMIA 3 SMAN 1 Singosari.

Data dan Analisis DataData penelitian berupa data kuali-

tatif dan data kuantitatif. Data kualitatifdiperoleh dari komentar dan saranvalidator yang diisi oleh validator padaangket uji kelayakan dan pengisian lembarobservasi keterlaksanaan produk dalamkegiatan pembelajaran oleh observer. Datakuantitatif diperoleh dari hasil ujikelayakan oleh validator ahli, ketuntasanbelajar siswa dan respon siswa. Data hasiluji kelayakan berupa nilai rentangan skala1-4 yang diisikan pada angket ujikelayakan yang diberikan kepada valida-tor. Data yang diperoleh kemudian diana-lisis menggunakan teknik analisisdeskriptif untuk mengetahui komponendan aspek apa sajakah yang mendapatpenilaian layak dan belum layak sehinggaperlu direvisi. Data uji keterlaksanaanberupa hasil pengisian lembar observasi

3

keterlaksanaan produk oleh observer. Dataketuntasan belajar siswa diperoleh darinilai pre-test dan post-test siswa yangdianalisis dengan rumus:

TB = X 100 %

Keterangan:TB = Persentase ketuntasan belajar siswaT = Banyaknya siswa yang mendapat

skor akhir minimal 75N = Banyaknya siswa (Muawwanah,

2013:34)Persentase yang diperoleh

selanjutnya dicocokkan dengan kriteriaberikut.

Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Belajar SiswaRentangan Persentase Kualifikasi

85-100 % Sangat Baik70-84,5 % Baik55-69,9 % Cukup40-54,9 % Kurang

(Sumber: Agustina, 2013:22)

Data respon siswa diperoleh daripengisian angket oleh siswa yang telahmengikuti kegiatan pembelajaran denganKIT Pembelajaran berbantuan LKS. Datayang diperoleh selanjutnya dianalisisdengan rumus:

RS=

Keterangan:RS = persentase respon siswaf = jumlah siswa yang menjawab setujun = jumlah seluruh siswa

Hasil perhitungan respon siswa di-cocokkan dengan kriteria berikut.RS≥85% : Sangat Positif70%≤ RS˂ 85% : Positif50%≤RS˂70% : Kurang PositifRS˂50% : Tidak Positif(Yamasari,2010:4)

HASILProduk yang dihasilkan dari

penelitian dan pengembangan ini yaituKIT Pembelajaran berbantuan LKS. KITPembelajaran merupakan suatu kotak

instrumen yang berisi empat set alat peragayang dapat digunakan untuk kegiatan pem-belajaran sistem pernapasan. Spesifikasiproduk KIT Pembelajaran adalah sebagaiberikut: (a) Box atau kotak kit (Gambar 1)terbuat dari papan triplek dengan ketebalan1 cm dengan ukuran yaitu panjang: 60 xlebar: 35 x tinggi: 25 cm

Gambar 1. Kotak Kit

(b) Set alat peraga dalam KIT Pembelajar-an (Gambar 2, 3, 4, dan 5) terdiri dari alatperaga mekanisme pernapasan manusia,alat sederhana untuk mengukur volumeudara pernapasan, alat peraga bahayarokok, dan respirometer sederhana).

Gambar 2. Alat Peraga Mekanisme Pernapasan

Gambar 3. Alat Sederhana untuk MengukurVolume Udara Pernapasan

Gambar 4. Alat Peraga Bahaya Rokok

Gambar 5. Respirometer Sederhana

Penggunaan KIT Pembelajaranditunjang dengan LKS yang berisi panduankegiatan belajar siswa. LKS menggunakan4 model pembelajaran yang bervariasipada setiap kegiatan pembelajaran, modelpembelajaran yang digunakan yaituSnowball Throwing, Group Investigation,

KIT Sistem Pernapasan

4

Problem Based Learning, dan SiklusBelajar 5E. LKS juga dilengkapi denganRPP dan kunci jawaban LKS yang dapatdigunakan oleh guru sebagai pedomanpelaksanaan kegiatan pembelajaran.Berdasarkan hasil uji kelayakan oleh ahlimateri KIT Pembelajaran dan LKSmendapatkan penilaian sangat layak. Hasiluji kelayakan oleh ahli pendidikan, KITPembelajaran mendapatkan penilaiansangat layak, sedangkan LKS men-dapatkan penilaian layak. Hasil ujikelayakan oleh praktisi lapangan, KITPembelajaran dan LKS mendapatkanpenilaian sangat layak. Hasil uji ke-terlaksanaan menunjukkan bahwa seluruhkegiatan belajar siswa pada LKS danseluruh model dan alat peraga di dalamKIT Pembelajaran ter-laksana dalamkegiatan pembelajaran dan siswa mem-berikan respon yang sangat positif.Ketuntasan belajar siswa juga meningkat60,67% setelah pelaksanaan kegiatanpembelajaran menggunakan produk yangdikembangkan.

PEMBAHASANPenelitian dan pengembangan ini

menghasilkan produk KIT Pembelajaranberbantuan LKS. KIT Pembelajaran iniberisi 4 set alat praktikum dan peragamateri sistem pernapasan dan LKS yangberisi panduan kegiatan belajar siswa. LKSmenggunakan 4 model pembelajaran yangberbeda pada setiap kegiatan belajar, yaituSnowball Throwing, Group Investigation,Problem Based Learning, dan SiklusBelajar 5E. Berdasarkan kriteria suatumedia, KIT Pembelajaran berbantuan LKSdapat digunakan untuk kegiatan pem-belajaran yang memerlukan kegiatan prak-tikum atau percobaan dan berperan untukmenanamkan dan memantapkan ilmu pen-getahuan. Hal ini sesuai dengan pernyataanPrihatiningtyas, 2013:19 bahwa KIT berisiperalatan yang digunakan dalam kegiatanbelajar (praktikum) dan KIT merupakanmedia untuk menanamkan dan meman-

tapkan pemahaman konsep. Peralatan yangterdapat dalam KIT dapat digunakan siswauntuk menemukan konsep yang sedangdipelajari baik melalui praktikum maupunnon praktikum, seperti yang dikemukakanoleh Wahyudi dan Khanafiyah, (2009:115)bahwa pemanfaatan KIT dalam pembela-jaran bersifat dinamis, yaitu selain dapatdimanfaatkan untuk kegiatan eksperimenatau praktikum dalam laboratorium, jugadapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajardi kelas. KIT Pembelajaran ditunjangdengan LKS yang berisi panduan kegiatanbelajar siswa. LKS dapat digunakan olehsiswa untuk meningkatkan keterlibatanatau aktifitas dalam kegiatan belajar dandapat membantu guru dalam mengarahkansiswanya untuk dapat menemukan konsepmelalui aktivitasnya sendiri (Sunyono,2008:8)

Dari hasil uji kelayakan dan ujiketerlaksanaan, KIT Pembelajaran ber-bantuan LKS dapat kategorikan sebagaimedia pembelajaran yang layak untukditerapkan dalam skala yang lebih luas.Hasil uji kelayakan juga menunjukkanbahwa metode dalam pengembanganproduk telah sesuai dengan prinsip-prinsippengembangan media yang dipaparkanoleh Suprayitno (2011:15). Prinsip-prinsippengembangan tersebut yaitu: (1) dapatmemperjelas atau me-nunjukkan konsepdengan lebih baik, (2) dapat meningkatkanmotivasi peserta didik, (3) memilikiakurasi yang cukup dapat diandalkan, (4)tidak berbahaya ketika digunakan, (5)menarik, (6) memiliki daya tahan alat yangcukup baik, (7) inovatif dan kreatif, dan (8)bernilai pendidikan. Hasil uji coba padakegiatan pembelajaran langsung juga me-nunjukkan bahwa media yang dikembang-kan telah memenuhi beberapa manfaatmedia, seperti yang dijabarkan oleh Arsyad(2011:21) bahwa manfaat media pembela-jaran adalah: penyampaian konsep menjadilebih baku, pembelajaran bisa lebih mena-rik dan interaktif, alokasi waktu menjadi

5

lebih efektif, dan kualitas hasil belajar sis-wa dapat meningkat.

Keunggulan KIT Pembelajaran ber-bantuan LKS

Produk akhir KIT Pembelajaran ber-bantuan LKS memiliki keunggulan sebagaiberikut:a. KIT Pembelajaran ini telah diorganisa-

sikan untuk 1 pokok bahasan saja yaitusistem pernapasan. Hal ini dapat me-mudahkan guru dan siswa dalam belajarmateri sistem pernapasan dengan segalaperalatan yang ada di dalamnya tanpaperlu mengambil alat lain di luar kotakKIT.

b. Peralatan yang terdapat di dalam KITPembelajaran menggunakan bahanbekas yang mudah ditemui di sekitarsiswa, sehingga siswa tidak kesulitandalam mencari alat yang diperlukanapabila ada kekurangan alat dalam ke-giatan praktikum. Hal ini juga dapatmemotivasi siswa untuk menggunakanbarang bekas di sekitarnya sebagai ba-rang yang berguna misalnya digunakansebagai media (alat praktikum sederha-na).

c. Bahan dasar yang digunakan untukmerancang peralatan dalam KIT Pem-belajaran aman bagi siswa SMA,peralatan tidak terlalu banyak menggu-nakan bahan kaca sehingga tidak mu-dah pecah dan tidak akan melukai siswaketika pelaksanaan kegiatan praktik-um.

d. LKS dikembangkan dengan berbagaimodel pembelajaran yang telah dis-esuaikan dengan tujuan pembelajaranyang ingin dicapai, sehingga selaintidak monoton tujuan pembelajaran jugaakan tercapai secara maksimal denganmodel pembelajaran yang telah dis-esuaikan.

Keunggulan-keunggulan tersebutsejalan dengan manfaat media pem-belajaran yang dikemukakan oleh Arsyad(2007:25) bahwa, manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran dalamproses pembelajaran sebagai berikut: (a)dapat memperjelas penyajian pesan daninformasi sehingga dapat memperlancardan meningkatkan proses dan hasil belajar;(b) dapat meningkatkan dan mengarahkanperhatian peserta didik sehingga dapatmenimbulkan motivasi belajar, interaksiyang lebih langsung antara peserta didikdengan lingkungannya, dan kemungkinanpeserta didik untuk belajar sendiri-sendirisesuai dengan kemampuan dan minatnya;(c) dapat mengatasi keterbatasan ruang danwaktu, dan (d) dapat memberikan ke-samaan pengalaman kepada peserta didiktentang peristiwa-peristiwa di lingkunganmereka.

Di dalam KIT Pembelajaran jugaterdapat beberapa set alat praktikum danalat peraga yang dapat digunakan siswauntuk memperagakan suatu proses ataumelakukan praktik, misalnya set alatperaga mekanisme pernapasan dan alatsederhana untuk mengukur volume udarapernapasan. Hal ini dapat membuat pesertadidik lebih mudah memahami dan me-ngingat konsep yang dipelajari. Hal inisesuai dengan pernyataan yang di-kemukakan oleh Anderson (2011:2)bahwa, semakin banyak alat indra yangterlibat dengan sumber belajar padakegiatan belajar siswa, maka semakin baikpula kesempatan bagi peserta didik untukbelajar dan mendapatkan informasi darisumber belajar serta memahaminya denganbaik.

Berdasar keunggulan-keunggulanyang telah dipaparkan, KIT Pembelajaranberbantuan LKS merupakan salah satusolusi yang tepat untuk digunakan dalammengatasi permasalahan dalam pem-belajaran, misalnya permasalahan kurang-nya fasilitas atau sarana pendidikandisekolah kurang ter-motivasinya siswadalam kegiatan pem-belajaran, kurangaktifnya siswa dalam kegiatan penemuanpengetahuan, dan lain-lain.

6

KIT Pembelajaran berbantuan LKSjuga telah sejalan dengan pernyataan yangdikemukakan oleh Suprayitno (2011:1)bahwa alat peraga atau model mempunyaiperanan yang sangat penting dalampembelajaran. Alat peraga dapat digunakansebagai sumber belajar atau menjelaskankonsep, sehingga peserta didik mem-peroleh kemudahan dalam memahami hal-hal yang dikemukaan guru, selain itu alatperaga dapat memantapkan penguasaankonsep yang ada hubungannya denganbahan atau model yang dipalajari sehinggajuga dapat meningkatkan keterampilanpeserta didik. Selain itu KIT Pembelajaranberbantuan LKS juga dapat mambantusekolah dalam memenuhi standarisasipendidikan yang telah ditentukan olehBadan Standar Nasional Pendidikan(BSNP), yaitu melengkapi perabot,peralatan, atau media pembelajaran yangada di sekolah.

Hal yang Perlu Diperbaiki dari KITPembelajaran berbantuan LKS yangDikembangkan

Selain keunggulan yang telahdipaparkan, KIT Pembelajaran berbantuanLKS juga memiliki beberapa hal yangmasih perlu diperbaiki, antara lain: (a) be-berapa alat masih dikembangkan dalamjumlah terbatas seperti respirometer seder-hana dan alat peraga bahaya rokok, se-hingga apabila akan diterapkan dalam ke-giatan pembelajaran sebenarnya masihperlu dilakukan perbanyakan alat. (b)komponen KIT tambahan seperti modelorgan atau gambar organ penyusun sistempernapasan manusia belum dapat dimasuk-kan ke dalam kotak KIT, sehingga masihharus dibawa secara terpisah dengan kotakKIT. (c) beberapa alat dibuat dengan bahanyang mudah rusak seperti galon bekas se-hingga untuk ketahanan alatnya masihkurang. (d) uji coba produk hanya dilaku-kan pada uji kelayakan dan uji keterlaksa-naan, sedangkan uji keefektifan belum di-lakukan.

PENUTUPKesimpulan

Penelitian pengembangan ini meng-hasilkan produk berupa KIT pembelajaranberbantuan LKS. Produk yang dihasilkanmerupakan produk yang sangat layakberdasarkan penilaian validator ahli materi,pendidikan, dan praktisi lapangan. KITpembelajaran berbantuan LKS juga dapatterlaksana dalam kegiatan pembelajarandan mampu meningkatkan ketuntasanbelajar siswa.

SaranUntuk peneliti yang akan melaku-

kan penelitian dan pengembangan KITPembelajaran berbantuan LKS lebih lanjutdapat mempertimbangkan hal-hal berikut.a. Mengembangkan KIT Pembelajaran

berbantuan LKS dengan mem-pertimbangkan kelemahan yang telahdijabarkan sebelumnya, sepertimengembangkan alat atau komponenKIT dengan jumlah yang lebih banyakmasing-masing itemnya, menggunakanbahan yang memiliki ketahanan yanglebih baik sehingga lebih tahan lama,dan mengusahakan agar seluruh kom-ponen dapat masuk ke dalam kotak KITagar lebih praktis misalnya dengan me-modifikasi ulang komponen yang sebe-lumnya tidak dapat dimasukkan ke da-lam kotak KIT agar dapat terorganisirmenjadi satu kesatuan yang utuh danpraktis untuk dibawa kemana-mana.

b. Menggunakan bahan yang memiliki ke-tahanan lebih baik sehingga KIT dapatdigunakan dalam jangka waktu yanglebih lama, namun tetap harus. memper-timbangkan keamanan alat untuk digu-nakan oleh siswa kelas XI SMA.

c. Uji keefektifan ditambahkan sebagaisalah satu uji coba produk. Ujikeefektifan dapat dilakukan denganmembandingkan ketercapaian hasil be-lajar siswa menggunakan produk yangdikembangkan dan dibandingkan

7

dengan hasil belajar siswa mengguna-kan produk sejenis yang telah ada.

DAFTAR RUJUKANAgustina, Entin T. 2013. Implementasi

Model Pembelajaran Snowball Throw-ing Untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa dalam Membuat Produk KriyaKayu dengan Peralatan Manual. Jur-nal Invotec, 9(1): 17-28

Anderson, H. M. 2011. Dale’s Cone Expe-rience, (Online), (http://wwww.etsu.edu/uged/etsu1000/documment/Dales_Cone_of_Experience.pdf), di-akses 1 Mei 2013.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

Damayanti, Dyah Shinta, Ngazizah, Nur,Setyadi, Eko. 2013. PengembanganLembar Kerja Siswa (LKS) DenganPendekatan Inkuiri Terbimbing UntukMengoptimalkan Kemampuan Berpi-kir Kritis Peserta Didik Pada MateriListrik Dinamis SMA Negeri 3 Pur-worejo Kelas X Tahun Pelajaran2012/2013. Radiasi.Vol.3.No.1: 58-62

Muawwanah, Siti. 2013. PengembanganLKS Teorema Phitagoras BercirikanRMF untuk RSMPBI Pacitan. Tesis ti-dak diterbitkan. Malang: UniversitasNegeri Malang

Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 ten-tang Kerangka Dasar dan StrukturKurikulum Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah. KementrianPendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia. (Online),(http://kemdikbud.go.id), diakses pada15 September 2014

Prihatiningtyas, S, Prastowo, T, Jatmiko,B. 2013. Imlementasi Simulasi PhetDan Kit Sederhana Untuk Mengajar-

kan Keterampilan Psikomotor SiswaPada Pokok Bahasan Alat Optik. Jur-nal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (1):18-22

Sayekti, Ika Candra, Sarwanto, Suparmi.2012. Pembelajaran Ipa MenggunakanPendekatan Inkuiri Terbimbing Mela-lui Metode Eksperimen Dan Demon-strasi Ditinjau Dari Kemampuan Ana-lisis Dan Sikap Ilmiah Siswa. JurnalInkuiri, 1 (1): 142-154

Sherwood, Lauralee. 2010. Fundamentalof Human Physiology. Canada: Yo-landa Cossio

Sunyono, 2008. Development Of StudentWorksheet Base On Environment ToSains Material Of Yunior High SchoolIn Class Vii On Semester I. MakalahDisajikan dalam The 2nd InternationalSeminar of Science Education – UPI2008

Suprayitno, T. 2011. Pedoman PembuatanAlat Peraga Fisika untuk SMA.Jakarta: Direktorat Pembinaan Seko-lah Menengah Atas Direktorat JendralPendidikan Menengah KementrianPendidikan dan Kebudayaan.

Thiagarajan, S., Semmel, D. S., dan Sem-mel, M. I. 1974. Instructional De-velopment for Training Teachers ofExceptional Children: A sourcebook.USA: Indiana University.

Wahyudi dan Khanafiyah. 2009. Peman-faatan Kit Optik Sebagai Wahana Da-lam Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1): 113-118

Yamasari, Yuni. 2010. PengembanganMedia Pembelajaran MatematikaBerbasis ICT yang Berkualitas. Maka-lah disajikan dalam Seminar NasionalPascasarjana X – ITS, Surabaya