pengembangan kelembagaan petani "identifikasi kelas kelompok tani mulya sari"

23
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi era globalisasi adalah kenyataan bahwa pertanian Indonesia didominasi oleh usaha kecil yang dilaksanakan oleh petani berlahan sempit, bermodal kecil dan memiliki produktivitas yang rendah. Kondisi ini memberi dampak yang kurang menguntungkan terhadap persaingan di pasar global. Oleh karena itu diperlukan upaya khusus pemberdayaan melalui penyuluhan pertanian yang dapat membantu dan memfasilitasi pelaku utama untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya serta meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani tersebut didukung dengan adanya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). Pemberdayaan petani dilakukan melalui penumbuhan dan pembinaan kelompok tani yang dilaksanakan secara berkesinambungan diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi sehingga mampu mengembangkan usaha agribisnis dan menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Menilik paradigma tersebut, perlu dilaksanakan suatu bentuk kegiatan yang berhubungan erat dengan pembinaan dan pengembangan kelompoktani. Salah satu 1

Upload: joy-surya-vega

Post on 15-Jan-2016

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengembangan kelembagaan petani

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi era globalisasi

adalah kenyataan bahwa pertanian Indonesia didominasi oleh usaha kecil yang

dilaksanakan oleh petani berlahan sempit, bermodal kecil dan memiliki

produktivitas yang rendah. Kondisi ini memberi dampak yang kurang

menguntungkan terhadap persaingan di pasar global. Oleh karena itu diperlukan

upaya khusus pemberdayaan melalui penyuluhan pertanian yang dapat membantu

dan memfasilitasi pelaku utama untuk memperbaiki kehidupan dan

penghidupannya serta meningkatkan kesejahteraannya.

Pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani tersebut didukung

dengan adanya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). Pemberdayaan petani

dilakukan melalui penumbuhan dan pembinaan kelompok tani yang dilaksanakan

secara berkesinambungan diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan

kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana

kerjasama dan unit produksi sehingga mampu mengembangkan usaha agribisnis

dan menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.

Menilik paradigma tersebut, perlu dilaksanakan suatu bentuk kegiatan yang

berhubungan erat dengan pembinaan dan pengembangan kelompoktani. Salah satu

upaya untuk mengetahui perkembangan kemajuan kelompok tani dalam

melaksanakan fungsinya adalah melakukan identifikasi kelas kelompok melalui

penilaian kemampuan kelompok tani sesuai klasifikasi kelompok tani Kegiatan

tersebut dilaksanakan di Kelompok Tani Mulya Sari Desa Tanjung Sari

Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta

I.2. Tujuan

a. Untuk mengetahui kelas kelompok tani sesuai dengan kemampuan

kelompok tani.

b. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi kelas kelompok tani sesuai

dengan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya

sesuai dengan klasifikasi kelas kelompok tani.

1

Page 2: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Berdasarkan Peraturan Mentri Pertanian No 82 tahun 2013 yang di

maksud Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,

oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan

petani. Sedangkan Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang

dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial,

ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk

meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. (Deptan, 2013)

Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan,

pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah

lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama.

(Deptan, 2006)

Klasifikasi Kemampuan Poktan adalah pemeringkatan kemampuan

kelompoktani ke dalam 4 (empat) kategori yang terdiri dari: kelas pemula, kelas

lanjut, kelas madya dan kelas utama yang penilaiannya berdasarkan kemampuan

kelompoktani. (Deptan, 2013)

Penumbuhan dan pengembangan poktan dilakukan melalui pemberdayaan

petani untuk merubah pola pikir petani agar mau meningkatkan usahataninya dan

meningkatkan kemampuan poktan dalam melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan

petani dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan

pendekatan kelompok.

Kegiatan penyuluhan melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk

mendorong terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi

antar petani dan antar poktan dalam rangka mencapai efisiensi usaha.

Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan dilakukan

pembinaan dan pendampingan oleh penyuluh pertanian, dengan melaksanakan

penilaian klasifikasi kemampuan poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan

dengan kondisi perkembangannya.

Penumbuhan kelompoktani dapat dimulai dari kelompok-kelompok/

organisasi sosial yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan

penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompoktani yang semakin

2

Page 3: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan

pendapatan dari usahataninya (Deptan, 2007)

Kegiatan-kegiatan kelompoktani yang dikelola tergantung kepada

kesepakatan anggotanya.  Dapat berdasarkan jenis usaha, unsur-unsur sub sistem

agribisnis (pengadaan sarana produksi, pemasaran, pengolahan hasil pascapanen).

Dalam penumbuhan kelompoktani tersebut perlu diperhatikan kondisi-kondisi

kesamaan kepentingan, sumber daya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling

mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani, sehingga dapat merupakan

faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota

kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari

apa yang ada dalam kelompoktani.

karakteristik kelompok tani

Kelompoktani pada dasarnya merupakan kelembagaan petani non-formal

di pedesaan yang memiliki karakteristik Saling mengenal, akrab dan saling

percaya di antara sesama anggota, mempunyai pandangan dan kepentingan serta

tujuan yang sama dalam berusaha tani, memiliki kesamaan dalam tradisi dan/atau

pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi dan sosial,

budaya/kultur, adat istiadat, bahasa serta ekologi.

Unsur Pengikat Kelompoktani di dasarkan atas ketersediaan kawasan

usahatani yang menjadi tanggungjawab bersama di antara para anggotanya,

adanya kader tani dalam hal ini Ketua Poktan yang berdedikasi tinggi untuk

menggerakkan para petani dengan kepemimpinan yang diterima oleh sesama

petani lainnya, adanya kegiatan dan pembagian tugas tanggungjawab sesama

anggota berdasarkan kesepakatan bersama yang manfaatnya dapat dirasakan oleh

sebagian besar anggotanya, serta adanya dorongan atau motivasi dari tokoh

masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditetapkan. Selain itu

Kelompok tani memiliki fungsi sebagai Kelas Belajar,Wahana Kerjasama,Unit

Produksi yang di harapkan manpu menciptakan sebuah organisasi petani yang

mandiri.

Dasar Penumbuhan Kelompoktani

a. Penumbuhan poktan, dapat dimulai dari kelompok-kelompok/organisasi

sosial yang ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan

3

Page 4: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

penyuluhan pertanian diarahkan untuk menumbuhkan poktan, yang terikat

oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan

produktivitas serta pendapatan dari usahataninya.

b. Kelompoktani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah,

dapat berdasarkan domisili atau hamparan tergantung dari kondisi

penyebaran penduduk dan lahan usahatani sesuai kebutuhan mereka di

wilayahnya.

c. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani dengan

jumlah anggota berkisar antara 20 sampai 25 orang petani atau disesuaikan

dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya.

d. Kegiatan-kegiatan poktan yang dikelola tergantung kepada kesepakatan

anggota, dapat berdasarkan jenis usaha, unsur-unsur subsistem

agribisnis,pengolahan hasil pertanian, dll).

e. Dalam penumbuhan poktan, yang perlu diperhatikan adalah kondisi-

kondisi kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial-ekonomi,

keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani.

Prinsip-prinsip Penumbuhan Kelompoktani Penumbuhan poktan,

didasarkan kepada prinsip-prinsip Kebebasan, Keterbukaan, Partisipatif,

Keswadayaan, Kesetaraan, Kemitraan. (Deptan, 2013)

4

Page 5: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

III.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19-21 November 2014 di Desa

Tanjung Sari Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa

Barat

III.2. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah kelompok tani Mulya Sari Desa Tanjung Sari

Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta

III.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berupa Paduan

blanko instrumen kemampuan kelompok (SK kepala Badan) , kamera, pulpen,

pensil, penggaris, kertas, laptop, dan lain-lain.

III.4. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam kegiatan Identifikasi kelas kelompok

menggunakan metode sebagai berikut :

1. Observasi lapang, dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan melalui survei

lapang untuk menentukan lokasi dan calon responden.

2. Wawancara semi terstruktur, dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan

kepada responden secara langsung dan berhadapan.

3. Instrumen/paduan penilaian kemampuan kelas kelompok tani (poktan)

merupakan pernyataan tertulis secara tertutup, digunakan untuk

mempermudah dalam penggalian informasi terhadap responden.

5

Page 6: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Penilaian kelas kelompok tani dilaksanakan di Desa Tanjung Sari

Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta Kegiatan praktikum

dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah kelembagaan kelompok tani.

Sasaran identifikasi penilaian klasifikasi kelas kelompok tani adalah pengurus dan

anggota kelompok tani Mulya Sari sebagai responden. Alasan pemilihan

responden tersebut adalah Pengurus kelompok bertanggung jawab dan aktif

terhadap suatu kegiatan kelompok dan anggota yang dipilih merupakan hasil

rekomendasi dari pengurus.

Hasil dari identifikasi ke kelompok tani Mulya Sari, dapat diuraikan sebagai

berikut:

A. Identitas Kelompok tani

Nama Klk tani : Mulya Sari

Alamat : Ds.Tj.Sari,Kec.PondokSalam,Kab. Purwakarta

Kelas Kelompok : Lanjut

Jumlah anggota : 100 Orang

Tahun Berdiri : 2008

B. Kepengurusan

Ketua : H. Apendi

Sekretaris : Yanti Setiawati

Bendahara : H. Cucu S

Pelindung : Kepala Desa

C. Administrasi Kelompok

1. Buku kegiatan

2. Buku Inventaris

3. Buku Kas

4. Buku Anjuran Instansi Lain

5. Buku Agenda Surat

6. Buku Susunan Pengurus

7. Buku Saran Anggota

3

Page 7: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

8. Buku Daftar Anggota

9. Buku Daftar Hadir

10. Buku Tamu

11. Buku Notulen Rapat

Identifikasi penilaian kelas kelompok didasarkan pada Surat keputusan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian

Nomor. 168 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan

Kelompok tani. Ketentuan penilaian berdasarkan instrumen penilaian kemampuan

kelompok tani. Hasil identifikasi penilaian kelas kelompok disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 1. Instrumen Penilaian Kemampuan Kelompok Tani (Poktan)

NoAspek dan Indikator

Penilaian Kemampuan

Nilai Maksimal Indikator

Hasil Penilaian

Prosentase (%)

I MERENCANAKAN KEGIATAN

200

A Kelas Belajar

1. Kebutuhan Belajar 30 4 13,3

2. Pertemuan Poktan 50 19 38,0

B Wahana Kerjasama

3. Rencana pemanfaatan sumberdaya

30 25 83,3

4. Rencana pelestarian lingkungan

30 15 50

C Unit Produksi

5. RDK/RDKK 3 tahun terakhir

30 30 100

6. Rencana Kegiatan Usaha Kelompok Tani 3 thn terakhir

30 22 73,3

II MENGORGANISASIKAN KEGIATAN

100

4

Page 8: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

A Kelas Belajar

1. Menumbuhkembangkan kedisiplinan kelompok

30 15 50,0

B Wahana Kerjasama

2. Mengembangkan aturan tertulis organisasi poktan

50 37 74,0

C Unit Produksi

3. Mengembangkan usahatani poktan

20 20 100,0

III KEMAMPUAN MELAKSANAKAN KEGIATAN

400

A Kelas Belajar

1. Melaksanakan proses pembelajaran

45 19 42,2

2. Melaksanakan pertemuan dengan tertib

45 24 53,3

B Wahana Kerjasama

3. Melaksanakan kerja sama penyediaan jasa pertanian

15 7 46,6

4. Pelestarian lingkungan 30 9 30,0

5. Menerapkan kedisiplinan poktan secara taat azas

15 15 100,0

6. Melaksanakan pembagian tugas anggota

15 15 100,0

7. Melaksanakan dan mentaati kesepakan anggota

15 7 46,6

8. Melaksanakan dan mentaati peraturan perundangan yang berlaku

15 7 46,6

9. Melaksanakan pencatatan 15 9 30,0

5

Page 9: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

kegiatan kelompok

C Unit Produksi

10. Pemanfaatan sumberdaya 30 4 13,3

11. Realisasi RDK dan RDKK

30 27 73,3

12. Melaksanakan kegiatan usahatani bersama

15 7 46,6

13. Penerapan teknologi yang direkomendasikan

15 2 13,3

14. Pemupukan dan penguatan modal usaha

65 16 24,6

15. Pengembangan fasilitas/sarana kerja

15 2 13,3

16. Melaksanakan dan mempertahankan kesinambungan produktivitas

20 10 50,0

IV KEMAMPUAN MELAKUKAN PENGENDALIAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

150

A. Mengevaluasi Kegiatan Perencanaan

1. Evaluasi RDK 10 1 10,0

2. Evaluasi RDKK 10 0

3. Evaluasi Kegiatan Kelompok

10 0 0

4. Evaluasi Produktivitas Kelompok

10 0 0

5. Evaluasi Pendapatan Usaha tani

10 0 0

B. Mengevaluasi Kinerja 15 0 0

6

Page 10: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

Organisasi/kelembagaan

C. Mengevaluasi Pelaksanaan Kegiatan kelompok tani

1. Melaksanakan Kesepakatan dengan kelompok tani lain

10 1 10

2. Melaksanakan kerja sama penyediaan jasa pertanian (sarana produksi, pengolahan, pemasaran, sumber informasi dan sumber permodalan)

10 1 10

3. Melaksanakan usaha bersama (penagkaran benih, penanaman, pengolahan dan pemasaran)

10 1 10

4. Melaksanakan penerapan teknologi

10 1 10

5. Melaksanakan pemupukan modal usaha tani

10 1 10

6. Melaksanakan penguatan modal kelompok

10 1 10

7. Melaksanakan pengembangan fasilitas/sarana kerja

10 1 10

D. Menyusun Laporan Pelaksanaan kegiatan secara tertib 15 2 13,33

V. KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN KELOMPOK

150

A. KELAS BELAJAR

7

Page 11: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

1. Mengembangakan ketrampilan dan keahlian anggota dan pengurus kelompok tani

20 10 50

2. Pengembangan kader kepemimpinan

20 3 15,0

3. Meningkatkan kemampuan anggota untuk memperoleh hak dan kewajiban

30 25 83,3

B. Wahana Kerjasama

4. Pengembangan organisasi antar unit otonom

20 3 15,0

5. Hubungan kerja sama dengan mitra

20 3 15,0

C. Unit Produksi

6. Pengembangan usaha kelompok

20 10 50,0

7. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan mitra usaha.

20 3 15,0

Jumlah 1.000 434 43,40

Sumber: Rekapitulasi kuesioner penilaian kemampuan kelompok tani

IV.2. Pembahasan

Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada kelompok tani Mulya Sari di

Desa Tanjung Sari Kecamatan Pondok Salam didapat penilaian dengan skor 434.

Sebelum penilaian bahwa kelompok tani Mulya Sari merupakan kelas Lanjut,

namun setelah dilakukan penilaian kelas kemampuan kelompok tani didapat skor

434. Dengan demikian kelompok tani Mulya Sari belum dapat direkomendasikan

untuk naik kelas kemampuan kelompok tani ke kelas Madya. Sesuai dengan

kriteria angka penilaian kelas kelompoktani sebagai berikut :

8

Page 12: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

- Pemula : skor penilaian 1 – 250

- Lanjut : skor penilaian 251 – 500

- Madya : skor penilaian 501 – 750

- Utama : skor penilaian 751 – 1000

Hasil identifikasi kelas kemampuan kelompok tani tersebut sudah cukup

baik dalam merencanakan kegiatan kelompok tani, namun masih ada yang perlu

diperbaiki yaitu tentang bukti-bukti fisik yang meliputi waktu, tempat, fasilitator,

peserta, pembiayaan dan lainnya..Pengorganisasian kegiatan dalam menumbuhkan

kedisiplinan kelompok cukup baik dengan tingkat partisipasi anggota > 75 %,

dalam pengorganisasian juga masih lemah dalam bukti-bukti fisik. Kemampuan

melaksanakan kegiatan cukup baik dengan adanya daftar hadir anggota setiap kali

ada pertemuan pada poin ini juga lemah terhadap bukti-bukti fisik. Kemampuan

melakukan pengendalian dan pelaporan kegiatan masih sangat kurang ditunjukkan

dengan tidak pernahnya dilakukan evaluasi kegiatan kelompok tani. Kemampuan

mengembangkan kepemimpinan kelompok tani cukup baik dengan adanya

pembagian tugas dalam keterampilan dan keahlian.

Hasil identifikasi instrumen penilaian kemampuan kelompok tani semua

aspek dan indikator kemampuan kelompok tani perlu ditingkatkan baik dari segi

administrasi tentang pembuatan bukti-bukti fisik dalam setiap kegiatan untuk

mempermudah evaluasi dan pengendalian kegiatan kelompok tani untuk

meningkatkan fungsi-fungsi kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan

pertanian. Kelemahan yang terdapat pada kelompok tani dalam bidang

administrasi tentang kurangnya bukti-bukti fisik perlu dilakukan pembinaan

administrasi oleh penyuluh wilayah binaan. Sehingga dengan tertibnya

administrasi dapat dengan mudah melakukan pengendalian dan pelaporan yang

merupakan alat kendali dalam evaluasi kegiatan kelompok tani.

9

Page 13: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Kelompok tani Mulya Sari sudah cukup baik dalam menjalankan

fungsi-fungsi kelompok tani baik dalam merencanakan kegiatan

kelompok tani dan lainnya.

2. Penilaian kemampuan kelas kelompok tani masih dalam kategori kelas

lanjut karena skor penilaian adalah 434. Sehingga klasifikasi

kemampuan kelompok tani belum dapat di naikkan ke kelas madya.

3. Bukti-bukti fisik dalam menunjang kegiatan pengendalian dan

pelaporan belum ada, sehingga tidak ada evaluasi kegiatan kelompok

tani.

V.2. Saran

1. Perlu diinformasikan kepada penyuluh pertanian untuk lebih

meningkatkan kemampuan kelompok tani Mulya Sari Desa Tanjung

Sari Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta, Sehingga dapat

dinaikan ke kelas kelompok yang lebih tinggi.

2. Perlu peningkatan penertiban administrasi dalam hal ini penggunaan

bukti-bukti fisik untuk menunjang kegiatan kelompok tani.

3. Tingkat partisipasi anggota perlu lebih ditingkatkan lagi, sehingga setiap

anggota merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kegiatan

yang akan di laksanakan.

4. Kepada penyuluh di harapkan dapat memberikan atau menyerahkan

sertifikat pengukuhan kelas kelompok dan menginformasikan tentang

kemampuan kelompok tani tersebut agar kelompok tani tau dimana

posisi kemampuan kelompoknya.

10

Page 14: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

DAFTAR PUSTAKA

Deptan. 2006. UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.Jakarta

Deptan.2013.UU Nomor 82 tahun 2013 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Jakarta

Deptan.2007.Permentan no 273 tahun 2007 tentang pedoman pembinaan kelembagaan petani.Jakarta

BPPSDMP. 2011. SK Nomor 168 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok tani. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta

11

Page 15: PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI "Identifikasi Kelas Kelompok Tani Mulya Sari"

LAMPIRAN

12