analisis kinerja kelembagaan dan pendapatan … · tani karya mekar dan pengaruh kelembagaan...

70
ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN USAHATANI MANGGIS KELOMPOK TANI KARYA MEKAR DI DESA KARACAK LEUWILIANG AHMAD SOPIAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: ngothien

Post on 22-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN

USAHATANI MANGGIS KELOMPOK TANI KARYA

MEKAR DI DESA KARACAK LEUWILIANG

AHMAD SOPIAN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang
Page 3: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja

Kelembagaan dan Pendapatan Usahatani Manggis Kelompok Tani Karya Mekar

di Desa Karacak Leuwiliang adalah benar karya saya denganarahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Ahmad Sopian

NIM H34100042

Page 4: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

ABSTRAK

AHMAD SOPIAN. Analisis Kinerja Kelembagaan dan Pendapatan Usahatani

Manggis Kelompok Tani Karya Mekar di Desa Karacak Leuwiliang. Dibimbing

oleh SUHARNO.

Kelompok tani merupakan salah satu kelembagaan agribisnis yang berada di

wilayah pedesaan. Kelembagaan ini diharapkan berperan penting dalam setiap

kegiatan usahatani. Namun, masih banyak kelompok tani yang tidak berjalan

sesuai dengan fungsinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja Kelompok

Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan

usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa Kelompok Tani Karya Mekar belum berjalan

dengan optimal. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa hal yang tidak sesuai

dengan semestinya seperti mengenai keberadaan pasar dan perkreditan pada

kelompok tani yang belum berfungsi dengan baik. Kelompok Tani Karya Mekar

juga berperan dalam keberhasilan usahatani anggotanya. Hal tersebut dapat dilihat

dari hasil pendapatan usahatani dan R/C rasio petani kelompok lebih tinggi

dibandingkan dengan petani non kelompok.

Kata kunci: Karya Mekar, kelembagaan, kelompok tani, Leuwiliang

ABSTRACT

AHMAD SOPIAN. Analysis of Institutional Performance and Mangosteen

Farming Income on Karya Mekar Farmers Group at Karacak Village, Leuwiliang.

Supervised by SUHARNO.

Farmer’s group is one of agribusiness institution, which is located in the

region of the countryside. This institution is expected plays an important role in

every farming activity. However, there are still many farmers groups that do not

run according to the function. This research aims at analysing the performance of

the Karya Mekar Farmers Group and the influence of the institution against the

success of mangosteen farming on farmer members in Karacak Village

Leuwiliang. The result of this research showed that Karya Mekar Farmers Group

had not been running optimally yet. This because there were things that didn’t suit

well such as things that related to market existence and credit system on farmers’

group that didn’t work well yet. Karya Mekar Farmers Group also played the role

in the success of farming on its members. This could be seen from the result of

farming income and the R/C ratio which higher than non-group farmers.

Keywords: farmers’ group, institutional, Karya Mekar, Leuwiliang

Page 5: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN

USAHATANI MANGGIS KELOMPOK TANI KARYA

MEKAR DI DESA KARACAK LEUWILIANG

AHMAD SOPIAN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang
Page 7: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Kelembagaan dan Pendapatan Usahatani Manggis

Kelompok Tani Karya Mekar di Desa Karacak Leuwiliang

Nama : Ahmad Sopian

NIM : H34100042

Disetujui oleh

Dr Ir Suharno, M Adev

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, M Si

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah

kelembagaan agribisnis, dengan judul Analisis Kinerja Kelembagaan dan

Pendapatan Usahatani Manggis Kelompok Tani Karya Mekar di Desa Karacak

Leuwiliang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Suharno M, ADev selaku

pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah, serta

seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tak lupa penulis ucapkan

terimakasih kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman AGB 47 teristimewa

kepada anak kontrakan Taman Dramaga Permai yang telah banyak membantu

penulis. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Bakri dari

Kelompok Tani Karya Mekar yang telah membantu selama pengumpulan data.

Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ingin sampaikan kepada Bidik

Misi IPB yang telah membantu kami dalam mengejar cita-cita kami. Terimakasih

telah memberikan harapan kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan studi

kami. Hal ini menjadikan kami lebih mencintai negeri ini, tanah ini, air ini,

Republik Indonesia. Semoga kami dapat mengubah negeri ini menjadi negeri yang

bermatabat, negeri yang makmur, dan negeri yang senantiasa memberikan

kesejahteraan bagi rakyatnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Ahmad Sopian

Page 9: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

KERANGKA PEMIKIRAN 8

Kerangka Teoritis 8

Kerangka Operasional 12

METODE PENELITIAN 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

Jenis Data dan Sumber Data 13

Metode Pengambilan Contoh 14

Metode Pengolahan dan Analisis Data 14

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 20

Struktur Organisasi dan Infrastruktur Kelembagaan Kelompok Tani Karya

Mekar 20

Kinerja Kelompok Tani Karya Mekar 27

Pendapatan Usahatani Manggis 39

SIMPULAN DAN SARAN 46

Simpulan 46

Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

LAMPIRAN 49

RIWAYAT HIDUP 58

Page 10: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang
Page 11: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

DAFTAR TABEL

1 Produksi manggis di Kabupaten Bogor tahun 2011 2 2 Analisis pendapatan usahatani 15 3 Produktivitas pohon manggis Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

tahun 2011 17 4 Sebaran petani responden menurut luas lahan di Desa Karacak tahun 2014 19 5 Sebaran petani responden menurut tingkat pendidikan di Desa Karacak tahun

2014 20 6 Aturan informal Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak 26 7 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai syarat

awal menjadi anggota 30 8 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai jarak

antara petani dengan kelompok tani 31 9 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai penjualan

hasil panen 31 10 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

penyediaan input produksi 32 11 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai bimbingan

dan penyuluhan 33 12 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai bantuan

pinjaman modal 34 13 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai sarana

pengangkutan hasil panen oleh kelompok tani 34 14 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai susunan

kepengurusan kelompok tani 35 15 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai uraian

kerja pengurus kelompok tani 36 16 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai evaluasi

tugas dan wewenang pengurus 36 17 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai pergantian

kepengurusan kelompok tani 37

18 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai aturan

formal dan informal 37 19 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

kesempatan untuk mengemukakan pendapat 38 20 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai diskusi

antar anggota dalam memecahkan suatu permasalahan 39 21 Struktur biaya usahatani petani kelompok dan petani non kelompok Desa

Karacak tahun 2014 41

22 Biaya penyusutan peralatan pertanian petani manggis di Desa Karacak

tahun 2014 44

23 Analisis pendapatan usahatani dan R/C rasio usahatani manggis pada petani

kelompok dan petani non kelompok di Desa Karacak pada tahun 2014 45

Page 12: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

DAFTAR GAMBAR

1 Sistem agribisnis 9 2 Kerangka operasional 13 3 Sebaran usia petani manggis Desa Karacak 18 4 Struktur organisasi Kelompok Tani Karya Mekar 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi 49 2 Analisis pendapatan usahatani manggis petani Kelompok Tani Karya

Mekar tahun 2014 50

3 Analisis pendapatan usahatani manggis petani non kelompok tahun

2014 51 4 Daftar petani responden Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak

tahun 2014 52 5 Daftar petani responden non kelompok Desa Karacak Leuwiliang 53 6 Daftar luas lahan dan produksi manggis petani non kelompok Desa

Karacak tahun 2014 53 7 Daftar luas lahan dan produksi manggis Kelompok Tani Karya Mekar

Desa Karacak tahun 2014 54 8 Kuesioner penelitian 55

Page 13: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian pada era globalisasi ini memiliki peranan yang sangat penting

mengingat setiap manusia sangat membutuhkan pangan setiap harinya. Pangan

merupakan salah satu jenis kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia untuk

dapat hidup dan sumber energi untuk manusia dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari. Pertanian juga merupakan sektor unggulan yang dituntut dapat

memainkan perannya secara optimal yang diharapkan dapat menjadi basis

pertumbuhan ekonomi negara.

Pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian

secara keseluruhan. Pada tahun 2012, sektor pertanian memberikan kontribusi

terhadap PDB nasional sebesar 14-15 persen dan menyerap tenaga kerja sebesar

38.88-41.20 juta jiwa. Oleh karena itu, membangun pertanian yang berkelanjutan

menjadi dasar untuk dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional.

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya

bermatapencaharian sebagai petani. Indonesia dengan segala kekayaan alam yang

dimilikinya masih meninggalkan problematika terutama mengenai masalah

kemiskinan. Masalah kemiskinan ini selalu muncul menjadi masalah utama yang

terdapat di Indonesia. Sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan

yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Jumlah penduduk miskin

di Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistika mencapai 1.75 juta jiwa. Hingga

saat ini, petani-petani di Indonesia masih terjebak dalam rendahnya pendapatan

yang berdampak pada kehidupan sehari-hari hingga produktivitas yang rendah.

Menurut Pranadji (2003), pada masyarakat pertanian pedesaan terdapat

hampir segala bentuk keterbelakangan, seperti kemiskinan atau kurang makan,

rendahnya tingkat pendidikan, buruknya prasarana jalan dan fasilitas umum yang

tersedia, lemahnya penguasaan teknologi, pelayanan permodalan, rendahnya

kualitas dan harga produk pertanian yang diterima petani, dan sedikitnya

pendapatan tunai. Dilihat dari sudut pandang sosiologi (ekonomi), krisis ekonomi

ini disebabkan oleh lemahnya kelembagaan yang menopang sendi-sendi

kehidupan masyarakat pedesaan. Secara teoritis beberapa elemen kelembagaan

yang diperkirakan berpengaruh besar terhadap kemajuan masyarakat pedesaan

yaitu tata nilai masyarakat, kompetensi manusia (individual maupun kolektif),

manajemen dan keorganisasian masyarakat, hukum, kepemimpinan, dan sistem

penyelenggaraan pemerintahan setempat.

Pranadji (2003) juga menyatakan bahwa kemajuan perekonomian suatu

masyarakat, termasuk masyarakat pedesaan, banyak ditentukan oleh faktor non-

productive resources, terutama sistem kelembagaan yang dikembangkan dalam

masyarakat tersebut. Kelembagaan dapat menjadi kontrol sosial, dan dapat

mewadahi kebutuhan kehidupan sosial masyarakat, sehingga setiap individu dapat

mengatur perilakunya menurut kehendak masyarakat. Keberhasilan dalam

membangun sistem kelembagaan yang sehat menjadi “kunci kemajuan”

perekonomian suatu masyarakat. Oleh karena itu, jika sistem kelembagaan suatu

Page 14: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

2

masyarakat dibiarkan rapuh, maka tidak akan ada peluang bagi masyarakat

tersebut memajukan atau memandirikan perekonomiannya.

Salah satu kelembagaan yang berada di wilayah pedesaan yaitu kelompok

tani. Kelembagaan petani seperti kelompok tani merupakan unsur yang sangat

penting dalam pengembangan sistem agribisnis di wilayah pedesaan. Adanya

kelembagaan petani di pedesaan dapat meningkatkan efisiensi produksi, serta

mengefektifkan kegiatan-kegiatan yang menunjang pengembangan sistem

agribisnis di wilayah tersebut. Kelembagaan petani, seperti kelompok tani atau

gabungan kelompok tani, diharapkan mampu memajukan perekonomian suatu

masyarakat pedesaan, khususnya petani.

Kelompok Tani Karya Mekar merupakan salah satu kelembagaan yang

berada di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Salah satu

komoditas pertanian unggulan dari petani di Leuwiliang yaitu manggis. Kelompok

Tani Karya Mekar memiliki peran penting dalam kegiatan usahatani manggis

anggotanya, diantaranya pengadaan input produksi hingga kegiatan bimbingan

dan penyuluhan. Mengingat betapa pentingnya peran kelompok tani bagi setiap

kegiatan usahatani manggis anggota, maka kinerja kelompok tani perlu ditelaah

lebih lanjut.

Pada tahun 2011, Kecamatan Leuwiliang dengan jumlah tanaman akhir 31

756 pohon menghasilkan manggis sebanyak 4 491 kuintal. Menurut Badan Pusat

Statistika Kabupaten Bogor, Desa Karacak merupakan desa penghasil manggis

terbesar di Kecamatan Leuwiliang dengan produksi mencapai 30 persen dari total

produksi manggis di Kecamatan Leuwiliang.

Tabel 1 Produksi manggis di Kabupaten Bogor tahun 2011

Kecamatan

Produksi

(Kuintal)

Jumlah Tanaman

Akhir (Pohon)

Kontribusi (%)

Leuwisadeng 7.550 46.200 28,89

Jasinga 5.232 31.750 20,02

Leuwiliang 4.491 31.756 17,18

Cigudeg 4.008 11.760 15,33

Nanggung 1.465 20.820 5,61

Lainnya 3.391 42.390 12,97

TOTAL 26.137 184.676 100,00 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bogor (diolah), 2012

Tabel diatas menggambarkan produksi manggis di Kabupaten Bogor pada

tahun 2011. Jumlah tanaman akhir yang berada di Jasinga sejumlah 31 750 pohon

dengan total produksi 5 232 kuintal. Jumlah tanaman yang berada di Jasinga ini

tidak jauh berbeda dengan jumlah tanaman yang berada di Kecamatan Leuwiliang.

Kecamatan Leuwiliang dengan jumlah tanaman akhir 31 756 pohon hanya

menghasilkan manggis sebesar 4 491 kuintal. Dari tabel diatas juga dapat dilihat

bagaimana tingkat produktivitas buah per pohon dari kedua wilayah tersebut.

Produktivitas buah per pohon di wilayah Jasinga berdasarkan data diatas yaitu

0.165 kuintal per pohon atau 16.5 kg per pohon, sedangkan untuk wilayah

Leuwiliang yaitu 0.141 kuintal per pohon atau 14.1 kg per pohon.

Page 15: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

3

Kegiatan usahatani manggis petani tidak terlepas dari peran kelompok tani.

Salah satu peran kelompok tani yaitu membantu petani dalam kegiatan budidaya

manggis. Melalui kelompok tani, petani dapat menambah wawasan tentang

bagaimana budidaya manggis yang baik dan benar, seperti pengaturan jarak tanam

pembuatan teras, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, hingga cara

pengendalian hama dan penyakit. Dengan menerapkan hal tersebut petani dapat

meningkatkan produktivitas manggis. Petani manggis di Desa Karacak belum

sepenuhnya menerapkan cara budidaya manggis yang baik dan benar. Hal ini

dikarenakan peran kelompok tani yang belum berjalan dengan optimal.

Kelompok Tani Karya Mekar merupakan kelembagaan formal yang

berdiri sejak tahun 1984. Kelompok Tani Karya Mekar berperan dalam berbagai

kegiatan usahatani hingga kegiatan pemasaran hasil produksi petani. Namun, saat

ini peran kelompok tani tersebut hampir tidak dirasakan oleh para petani yang

bergabung dengan kelompok tani. Petani anggota tidak menjual hasil produksi

manggis kepada kelompok tani, melainkan kepada pedagang pengumpul atau

biasa disebut dengan tengkulak. Pada tahun 2014 ini tidak ada kegiatan yang

dilakukan oleh kelompok tani. Penyuluhan yang dilakukan hampir setiap bulan

pada tahun 2013, sekarang ini tidak terdapat penyuluhan yang dilakukan oleh

kelompok tani.

Oleh karena itu, penelitian mengenai kinerja kelembagaan petani seperti

kelompok tani perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja kelompok

tani terhadap kegiatan usahatani petani anggotanya. Penelitian ini bermaksud

menganalisis bagaimana kinerja kelembagaan petani Kelompok Tani Karya

Mekar dan peran kelembagaan tersebut terhadap pendapatan usahatani petani di

Desa Karacak Kabupaten Bogor.

Perumusan Masalah

Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi manggis terbesar

di wilayah Jawa Barat. Pada tahun 2010 produksi manggis di Kabupaten Bogor

mencapai 3 766 ton. Jumlah produksi tersebut menempatkan Kabupaten Bogor

menjadi wilayah kedua terbesar penghasil manggis setelah Tasikmalaya di

wilayah Jawa Barat.

Leuwiliang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yang

menjadi sentra produksi manggis. Pada tahun 2011 Kecamatan Leuwiliang

menempati urutan ketiga dalam memproduksi manggis. Jika dilihat pada tabel 1,

jumlah pohon yang ditanam di Jasinga dan Leuwiliang memiliki jumlah yang

hampir sama, yaitu 31 750 di Jasinga dan 31 756 di Leuwiliang. Jasinga pada

tahun tersebut dapat menghasilkan 5 232 kuintal, sedangkan Leuwiliang hanya

menghasilkan 4 491 kuintal manggis. Namun, kedua wilayah tersebut memiliki

produktivitas buah per pohon yang berbeda. Produktivitas buah per pohon di

wilayah Jasinga yaitu 0.165 kuintal per pohon atau 16.5 kg per pohon, sedangkan

untuk wilayah Leuwiliang yaitu 0.141 kuintal per pohon atau 14.1 kg per pohon.

Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah peran kelembagaan

petani yang ada, khususnya kelompok tani, masih belum berjalan dengan optimal.

Kelompok Tani karya Mekar merupakan kelembagaan petani yang berada

di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang. Kelompok Tani Karya Mekar

Page 16: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

4

merupakan kelembagaan formal yang berdiri sejak tahun 1984. Kelompok Tani

Karya Mekar hingga saat ini telah berumur 30 tahun, namun selama perjalanan itu

Kelompok Tani Karya Mekar belum mampu berperan penuh dalam setiap

kegiatan petani, mulai dari usahatani manggis hingga pemasaran hasil produksi

manggis kelompok anggota. Selama ini Kelompok Tani Karya Mekar hanya

membantu petani anggota dalam kegiatan usahatani saja. Bahkan pada Januari

hingga Maret tahun 2014 ini belum ada kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh

kelompok tani. Hasil produksi manggis petani anggota dijual kepada pedagang

pengumpul atau tengkulak. Alhasil petani menjadi price taker dan tidak

mempunyai posisi tawar yang tinggi. Hal ini juga menyebabkan harga yang

diterima petani anggota sama dengan harga yang diterima oleh petani non anggota.

Oleh karena itu, permasalahan-permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana peran kelembagaan Kelompok Tani Karya Mekar dalam mencapai

keberhasilan usahatani manggis di Desa Karacak Leuwiliang Kabupaten

Bogor ?

2. Bagaimana kinerja kelembagaan Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak

Leuwiliang Kabupaten Bogor ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dirumuskan, tujuan dari penelitian ini

yaitu:

1. Mengidentifikasi peran kelembagaan Kelompok Tani Karya Mekar dalam

mencapai keberhasilan usahatani manggis Desa Karacak Leuwiliang

Kabupaten Bogor.

2. Menganalisis kinerja kelembagaan Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak

Leuwiliang Kabupaten Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis penelitian ini berguna untuk meningkatkan dan menambah

pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan yang tertulis diatas;

2. Petani dapat mengefisienkan kegiatan usahatani melalui peran kelembagaan

pertanian, khususnya peran kelompok tani, sehingga petani dapat

meningkatkan produksi manggis;

3. Bagi pemerintah daerah penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan program-program terkait peningkatan produksi manggis dengan

memberikan arahan berproduksi secara efektif dan efisien.

Page 17: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

5

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini meliputi mekanisme

pelaksanaan dan kinerja kelembagaan pertanian, khususnya Kelompok Tani Karya

Mekar terhadap kegiatan usahatani manggis yang berada di Desa Karacak

Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembagaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga merupakan pola perilaku

manusia yang mapan yang terdiri atas interaksi sosial berstruktur dalam suatu

kerangka nilai yang relevan, sedangkan kelembagaan merupakan perihal yang

bersifat lembaga. Kelembagaan dapat berupa adat istiadat, tradisi, aturan-aturan

atau hukum formal yang mengatur hubungan antar individu dalam suatu

masyarakat terhadap sumberdaya. Kelembagaan mengatur siapa yang dapat dan

tidak dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Kelembagaan jika

dilihat dari sisi individu merupakan suatu kesempatan bagi individu dalam

membuat keputusan dan melaksanakan aktivitasnya.

Kelembagaan lahir atas dasar kesamaan karakteristik dan tujuan masing-

masing orang dalam kelompok tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya

kesamaan kepentingan yang menyebabkan adanya kerjasama untuk mencapai

tujuan dan memenuhi kepentingan bersama (Saptana 2006). Kelembagaan

memiliki dua fungsi, yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi internal

menempatkan kelembagaan sebagai dasar anggotanya dalam bertindak, sedangkan

fungsi eksternal menerangkan bagimana hubungan atau interaksi dengan pihak

luar.

Menurut Septian (2010), dalam judul Peran Kelembagaan Kelompok Tani

terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Ganyong Di Desa Sindanglaya, adanya

kelompok tani pada usahatani ganyong memiliki pengaruh positif kepada petani

anggotanya. Tingkat pendapatan petani yang tergabung dalam kelompok tani

lebih tinggi jika dibandingkan dengan petani yang bukan anggota kelompok. Hal

ini dapat dilihat pada pendapatan atas biaya tunai dan biaya total per hektar petani

anggota yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan petani bukan anggota.

Pendapatan atas biaya tunai untuk petani anggota adalah sebesar Rp 5 847 027

dan petani bukan anggota sebesar Rp 3 432 027. Pendapatan atas biaya total untuk

petani anggota sebesar Rp 5 527 079 dan untuk petani bukan anggota sebesar Rp

1 429 479.

Septian juga menerangkan bahwa keberadaan kelompok tani di Desa

Sindanglaya memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat

dari kinerja kelompok tani tersebut yang dianalisis dengan menggunakan skala

likert. Hasil dari analisis tersebut yaitu kelompok tani memiliki nilai 472 yang

terletak antara 385-538 yang menandakan bahwa kelompok tani sudah cukup

efektif. Tingkat efektivitas kelompok tani di Desa Sindanglaya didasarkan pada

persepsi anggota mengenai keberadaan kelompok tani. Septian tidak

menggunakan analisis kualitatif untuk menilai efektivitas dari kelompok tani.

Page 18: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

6

Penelitian Septian juga menggambarkan bagaimana kegiatan usahatani

yang dilakukan petani. Dilihat dari hasil penelitian, kegiatan usahatani ganyong

tersebut menguntungkan. Usahatani dianalisis dengan menggunakan R/C rasio.

Hasil analisis R/C rasio kegiatan usahatani ganyong Desa Sindanglaya Kecamatan

Sukamantri diperoleh 1.93 untuk R/C rasio atas biaya tunai dan 1.30 untuk R/C

rasio atas biaya total. Hasil analisis tersebut menunjukkan angka R/C lebih dari

satu, artinya usahatani ganyong yang dilakukan petani ganyong di Desa

Sindanglaya menguntungkan. Hasil analisis ini menggambarkan bahwa kelompok

tani berpengaruh positif terhadap kegiatan usahatani petani.

Adina (2012) melakukan penelitian mengenai kualitas kelembagaan dan

persepsi anggota terhadap peran gapoktan. Penelitian ini dilakukan di Desa

Banyuroto Kabupaten Magelang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, gapoktan

Desa Banyuroto merupakan kelembagaan petani formal yang memiliki struktur

dan infrastruktur (aturan main) kelembagaan yang sudah baik. Kelembagaan

tersebut mampu mendorong motivasi dan partisipasi petani untuk terus menjaga

semangat pertanian selaras dengan perkembangan dan inovasi teknologi pertanian

serta menyelesaikan permasalahan yang ada secara bersama-sama. Adanya

gapoktan ini juga berdampak pada peningkatan kemandirian petani secara teknik

bertanam, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian stroberi.

Pendapatan Usahatani

Dalimunthe (2008) melakukan penelitian mengenai usahatani nenas

dengan standard operational procedure (SOP) di Desa Cipelang Kecamatan

Cijeruk Kabupaten Bogor. Menurut Dalimunthe penerapan SOP yang telah

ditentukan Dirjen Holtikultura diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta

kualitas hasil produksi pertanian. Nilai imbangan penerimaan dan pengeluaran

atau R/C rasio tunai untuk analisis usahatani nenas yaitu sebesar 12.97 dan 1.57

untuk nilai imbangan total. Hal ini menggambarkan bahwa kegiatan usahatani

nenas tersebut layak untuk diusahakan. Selain itu pendapatan petani atas biaya

tunai sebesar Rp 22 635 500 dan pendapatan atas biaya total yaitu sebesar Rp 36

400 500.

Feni (2009) melakukan penelitian mengenai pendapatan usahatani padi

pandan wangi dan varietas unggul di Kabupaten Cianjur. Pada penelitian tersebut

Feni menjelaskan terdapat perbedaan produksi antara penggunaan padi pandan

wangi dan varietas unggul yang digunakan petani di Kabupaten Cianjur. Tingkat

produksi rata-rata pandan wangi sebesar 11 702.40 kg per hektar per tahun,

sedangkan varietas unggul baru mencapai 16 042.79 kg per hektar per tahun.

Namun, tingkat biaya yang dikeluarkan pada usahatani padi pandan wangi lebih

rendah dibandingkan dengan biaya usahatani varietas unggul. Hal ini disebabkan

oleh opportunity cost atas lahan milik pribadi pada usahatani padi pandan wangi

memiliki proporsi yang lebih besar dalam komponen biaya diperhitungkan.

Pendapatan tunai usahatani padi pandan wangi mencapai Rp 25 817

911.57 per tahun per hektar lahan, sedangkan pendapatan tunai usahatani padi

varietas unggul baru mencapai Rp 23 719 117.86 per tahun per hektar lahan. Dan

pendapatan total usahatani padi wangi yaitu Rp 20 503 308.15 per tahun per

hektar, sedangkan padi varietas unggul baru yaitu Rp 18 936 495.37 per tahun per

hektar lahan.

Page 19: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

7

Jika dilihat dari perbandingan antara penerimaan dan biaya (R/C rasio)

atas biaya tunai dan biaya total, dapat disimpulkan bahwa usahatani kedua

varietas tersebut layak untuk diusahakan atau bisa disebut menguntungkan. Hal ini

ditunjukkan dengan perolehan R/C rasio yang mencapai lebih dari 1. R/C rasio

lebih dari 1 artinya setiap tambahan biaya yang akan dikeluarkan akan

menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya

atau dapat dikatakan bahwa usahatani yang dijalankan menguntungkan. Nilai R/C

rasio atas biaya tunai dan atas biaya total usahatani varietas pandan wangi lebih

tinggi dibandingkan dengan usahatani varietas unggul, yaitu masing-masing untuk

varietas pandan wangi 4.78 dan 2.69, sedangkan pada usahatani varietas unggul

baru yaitu 3.40 dan 2.29.

Mochammad (2009) melakukan penelitian mengenai pendapatan usahatani

jambu biji Primatani di Kota Depok Jawa Barat. Pada penelitian tersebut

Mochammad menjelaskan bahwa pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas

biaya total per pohon yang diterima dalam usahatani jambu biji Primatani pada

tahun 2008 lebih besar dibandingkan usahatani jambu biji Non-Primatani.

Pendapatan atas biaya tunai per pohon pada tahun 2008 pada kedua

wilayah untuk tanaman jambu biji tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

pendapatan atas biaya total pada kedua wilayah tersebut. Pendapatan atas biaya

tunai dan biaya total pada Primatani yaitu Rp 379 384 460 dan Rp 317 833 326.67,

sedangkan pada Non-Primatani yaitu Rp 308 963 752 dan Rp 262 177 418.67.

Hal ini dikarenakan tingginya biaya diperhitungkan sehingga biaya total yang

dikeluarkan petani menjadi tinggi.

Jika dilihat dari perbandingan antara penerimaan dan biaya (R/C rasio)

atas biaya tunai dan biaya total, dapat disimpulkan bahwa usahatani jambu biji

Primatani dan Non-Primatani menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Hasil

perhitungan R/C rasio tersebut didapatkan bahwa R/C rasio Primatani lebih kecil

dibandingkan dengan Non-Primatani. R/C rasio atas biaya tunai dan biaya total

pada Primatani yaitu 2.27 dan 1.88, sedangkan pada Non-Primatani yaitu 2.56 dan

2.07. Hal ini dikarenakan biaya dalam pendistribusian teknologi yang masih

sangat tinggi. Selain itu, penggunaan pestisida pada daerah Primatani lebih

banyak dibandingkan dengan daerah Non-Primatani.

Berbagai penelitian yang menjadi literatur pada penelitian ini memiliki

kesamaan dan perbedaan. Kesamaan yang terdapat dari penelitian tersebut yaitu

kelompok tani atau gabungan kelompok tani memiliki pengaruh positif terhadap

kegiatan usahatani anggotanya. Hal ini juga dapat dilihat pada analisis pendapatan

usahatani petani dan analisis biaya imbangan terhadap penerimaan yang mencapai

lebih dari satu yang berarti usaha yang dijalankan menguntungkan atau layak

untuk dijalankan. Perbedaan dengan penelitian kali ini yaitu penelitian kali ini

akan membahas kinerja kelmbagaan kelompok tani dengan menggunakan analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan analisis

deskriptif, sedangkan analisis kuantitatif dengan menggunakan skala likert yang

didasarkan pada persepsi anggota mengenai keberadaan kelompok tani. Pada

penelitian ini juga akan dilihat bagaimana peran kelompok tani terhadap

keberhasilan usahatani petani anggota dengan menggunakan analisis pendapatan

usahatani dan analisis R/C rasio.

Page 20: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

8

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Teoritis

Pengertian Kelembagaan

Menurut Arifin (2005), kelembagaan adalah kegiatan kolektif dalam suatu

kontrol atau yurisdiksi, pembebasan atau liberalisasi, dan perluasan atau ekspansi

kegiatan individu. Menurut Uphoff (1992) dan Fowler (1992), kelembagaan

adalah “a complex of norm and behavior that persist overtime by serving some

socially valued purpose”. Menurut Bromley (1989) dalam Arifin (2005),

kelembagaan dapat digambarkan sebagai serangkaian hubungan keteraturan

(ordered relationships) antara beberapa orang yang menentukan hak, kewajiban,

kewajiban menghargai hak orang lain (privilege), dan tanggung jawab mereka

dalam masyarakat atau kelembagaan. Dengan kata lain kelembagaan menentukan

bagaimana seseorang bersikap dan bertindak. Kelembagaan mengatur bagaimana

seseorang atau sekelompok orang harus dan tidak harus serta dapat dan tidak

dapat mengerjakan sesuatu.

Arifin (2005) mengatakan bahwa definisi kelembagaan mencakup dua

demarkasi penting, yaitu norma dan konvensi (norms and conventions), serta

aturan main (rules of the game). Kelembagaan dapat ditulis dan ditegakkan oleh

aparat pemerintah dan dapat juga tidak ditulis secara formal seperti aturan adat

dan norma yang berlaku di masyarakat.

Kata kelembagaan merujuk kepada sesuatu yang bersifat mantap yang

hidup didalam masyarakat (Koentjaraningrat 1997). Kelembagaan adalah suatu

pemantapan perilaku yang hidup pada suatu kelompok orang. Kelembagaan

merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan berpola, brfungsi untuk tujuan-tujuan

tertentu dalam masyarakat, ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern

atau bisa berbentuk tradisional dan modern, dan berfungsi untuk mengefisiensikan

kehidupan sosial.

Tedapat dua jenis pengertian kelembagaan, yaitu kelembagaan sebagai

aturan main dan kelembagaan sebagai organisasi. North (1994) dalam Arifin

(2005) menganalogikan kelembagaan sebagai aturan main dalam suatu permainan

atau olahraga dan organisasi adalah kumpulan pemain yang seharusnya memiliki

tujuan yang sama, yaitu untuk memenangkan pertandingan.

Ruang lingkup kelembagaan dapat dibatasi pada hal-hal berikut (Arifin

2005) :

1. Kelembagaan adalah kreasi manusia (human creations). Hasil akhir dari

upaya atau kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar merupakan salah

satu bagian penting dari kelembagaan.

2. Kumpulan individu (group of individuals). Kelembagaan hanya berlaku

pada sekelompok individu, atau minimal dua orang. Kelembagaan

diputuskan secara bersama-sama, bukan secara perorangan.

3. Dimensi waktu (time dimensions). Kelembagaan dapat diaplikasikan pada

situasi yang berulang (repeated situations) dalam suatu dimensi waktu.

4. Dimensi tempat (place dimensions). Suatu lingkungan fisik merupakan

salah satu determinan penting dalam penyusunan kelembagaan yang

Page 21: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

9

berperan penting dalam pembentukan suatu struktur kelembagaan.

Penyusunan kelembagaan juga dapat berperan penting pada perubahan

kondisi fisik. Hal ini disebut juga dengan hubungan timbal balik (feed-

back relationships).

5. Aturan main dan norma (rules and norms). Kelembagaan ditentukan oleh

konfigurasi aturan main dan norma yang telah dirumuskan oleh suatu

kelompok masyarakat.

6. Pemantauan dan penegakan hukum (monitoring and enforcement). Aturan

main dan norma harus dipantau dan ditegakkan oleh suatu badan yang

kompeten atau oleh masyarakat secara internal pada tingkat individu.

7. Hierarki dan jaringan (nested levels and institutions). Kelembagaan

merupakan bagian dari hierarki dan jaringan atau sistem kelembagaan

yang lebih kompleks.

8. Konsekuensi kelembagaan (consequences of institutions). Kelembagaan

dapat meningkatkan rutinitas, keteraturan, atau tindakan manusia yang

tidak memerlukan pilihan lengkap dan sempurna, namun mempengaruhi

tingkah laku individual melalui sistem insentif dan disinsentif.

Kelembagaan juga memiliki pengaruh bagi terciptanya suatu pola interaksi

yang stabil yang diinternalisasi oleh setiap individu.

Kelembagaan Petani

Sistem agribisnis merupakan kegiatan pertanian yang mencakup

penyediaan sistem produksi, usahatani, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian.

Saragih (2010) menggolongkan sistem agribisnis kedalam beberapa subsistem,

meliputi subsistem hulu (upstream agribusiness), subsistem usahatani (on-farm

agribusiness), subsistem hilir (downstream agribusiness) yang terdiri dari

pengolahan dan pemasaran, serta subsistem penunjang.

Gambar 1 Sistem Agribisnis (Saragih 2010)

Kelembagaan petani termasuk kedalam subsistem penunjang.

Kelembagaan petani berperan penting dalam semua kegiatan di masing-masing

subsistem, seperti subsistem hulu, subsistem usahatani, dan subsistem pengolahan

dan pemasaran. Subsistem penunjang bertindak sebagai pendukung kelancaran

produksi dan pemasaran hasil pertanian mulai dari penyediaan sistem produksi

pertanian hingga pemasaran produk-produk pertanian. Melihat fungsi subsistem

Page 22: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

10

penunjang yang sangat penting, kelompok tani seharusnya memiliki fungsi

mendukung kegiatan pertanian yang terdapat disuatu wilayah pedesaan.

Kelembagaan petani memiliki peran dalam menggerakkan tindak komunal.

Suatu lembaga struktur umumnya memiliki potensi kolektif yang berasal dari para

anggotanya. Memahami dan memanfaatkan secara tepat sifat-sifat komunal dan

social capital lain akan memberikan dampak yang diharapkan (Syahyuti 2007).

Selain itu, kelembagaan diperlukan untuk mengkoordinasikan semua

potensi sumberdaya yang tersedia menjadi suatu kesatuan dan dapat menciptakan

posisi tawar untuk menghadapi sistem perekonomian yang tidak mendukung

sebagian besar anggota masyarakat, termasuk petani. Kelembagaan petani

menjadi semakin penting dengan fungsinya untuk meningkatkan posisi tawar para

petani sehingga memiliki daya saing yang tinggi.

Salah satu kelembagaan petani adalah kelompok tani dan gabungan

kelompok tani. Menurut peraturan Menteri Pertanian Nomor:

273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang pembinaan kelembagaan petani, kelompok tani

adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan

kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan

keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Sedangkan

gabungan kelompok tani adalah gabungan beberapa kelompok tani yang ada

dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan

bersama secara kooperatif.

Gapoktan memnpunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai unit usaha

jasa produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas,

dan harga), sebagai unit usaha jasa penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih

bersertifikat, pestisida, dan lainnya) serta menyalurkan kepada para petani melalui

kelompoknya, sebagai unit usaha jasa penyediaan modal usaha dan menyalurkan

secara kredit atau pinjaman kepada petani yang memerlukan, sebagai unit usaha

jasa proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading, pengepakan,

dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah, serta sebagai unit jasa

menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual produk petani kepada

pedagang atau industri hilir.

Gapoktan atau poktan menjadi lembaga penghubung antara petani desa

dengan lembaga-lembaga lainnya. Gapoktan atau poktan ini diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan permodalan pertanian, sarana produksi pertanian,

pemasaran produk pertanian, dan mampu menyediakan berbagai informasi yang

dibutuhkan petani.

Kinerja Kelembagaan Petani

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang

dicapai; prestasi yang diperlihatkan; atau kemampuan kerja. Penilaian kinerja

kelompok tani ini didasarkan pada SK Mentan No 41/Kpts/OT.210/1992. Tolok

ukur penentuan tingkat kemampuan kelompok tani didasarkan pada kemampuan

kelompok tani dalam merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas

usahatani, kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain,

kemampuan memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional, kemampuan

meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok dengan KUD, serta

kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi serta kerja sama

Page 23: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

11

kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota

kelompok.

Kinerja kelembagaan petani (poktan atau gapoktan) dapat dilihat dari

peran dan kontribusi kelembagaan petani tersebut dalam kegiatan usahatani petani

anggotanya maupun dalam kegiatan lain yang berhubungan dengan petani.

Menurut Mosher (1974) dalam Soekartawi (2002) terdapat tiga syarat pokok yang

harus ada yang dikategorikan sebagai aspek kelembagaan dalam Struktur

Pedesaan Maju, yaitu adanya pasar, adanya pelayanan penyuluhan, serta adanya

lembaga perkreditan. Tiga syarat tersebut dapat menunjukkan bagaimana kinerja

kelembagaan yang ada. Selain itu, kinerja kelembagaan petani yang baik dapat

menciptakan kemandirian petani, kesejahteraan petani, dan pertanian yang

berkelanjutan.

Kemandirian merupakan kemampuan mengakomodasikan sifat-sifat baik

manusia untuk ditampilkan didalam sikap dan perilaku yang tepat berdasarkan

situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu. Kesiapan petani dalam

menghadapi era globalisasi menjadi hal sangat penting untuk menunjukkan sejauh

mana petani mampu terbebas dari pihak lain dalam mengambil dan melaksanakan

keputusan hidupnya (Sumardjo 1999).

Kesejahteraan petani dapat digambarkan melalui : 1) struktur pendapatan

rumah tangga, 2) struktur pengeluaran rumah tangga, 3) keragaan tingkatan

ketahanan pangan rumah tangga, 4) keragaan daya beli rumah tangga petani, dan

5) perkembangan nilai tukar petani (NTP) (Sadikin dan Subagyono 2008). Salah

satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan petani yaitu dengan menjalankan

berbagai kegiatan yang mampu menunjang kegiatan usahatani petani dalam suatu

kelembagaan petani.

Pertanian berkelanjutan ditekankan pada upaya keberlanjutan sistem

produksi jangka panjang. Petani harus mengetahui cara mengembangkan

kesuburan tanah, prinsip pengendalian hama, dan pengelolaan tanaman (memilih

jenis, pola tanam, dan waktu tanam yang tepat). Dalam menciptakan pertanian

yang berkelanjutan, segala kegiatan pertanian harus memperhatikan sumberdaya

alam. Sumberdaya alam yang tersedia harus digunakan sebijak mungkin sehingga

dapat memberikan keuntungan bagi petani dimasa sekarang dan dimasa yang akan

datang. Para petani juga harus dapat berpikir dinamis dalam mengantisipasi

perubahan lingkungan.

Peranan suatu kelembagaan dapat dilihat pada kemampuan dari

kelembagaan tersebut dalam mengelola dan memberikan manfaat secara efektif

berdasarkan kriteria penilaian baik dari pihak kelompok tani maupun dari para

petani yang tergabung dalam kelompok tersebut. Peranan kelembagaan yang baik

dapat memberikan dampak positif bagi para anggotanya.

Page 24: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

12

Kerangka Operasional

Kelembagaan merupakan salah satu komponen yang penting dalam

menunjang keberhasilan kegiatan usahatani yang dilakukan. Kelembagaan

pertanian memberikan dampak terhadap kegiatan usahatani dalam kegiatan

budidaya maupun terhadap kegiatan lainnya. Kelembagaan dapat meningkatkan

produktivitas serta dapat mengurangi biaya produksi yang implikasinya

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Secara keseluruhan, Kelompok Tani Karya Mekar yang berada di

Leuwiliang belum menjalankan fungsinya dengan optimal. Hal ini dapat dilihat

dari tingkat produktivitas yang rendah dari hasil usahatani manggis para petani

anggota kelompok tersebut dan bagaimana peran kelompok tani yang seharusnya.

Untuk dapat mengoptimalkan fungsi dari kelompok tani tersebut, maka diperlukan

gambaran kinerja Kelompok Tani Karya Mekar dan bagaimana peran kelompok

Tani Karya Mekar dalam mencapai keberhasilan usahatani manggis. Pengambilan

data dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dan observasi serta

dengan sumber-sumber lain. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan

Microsoft Excel dan kalkulator hingga menghasilkan output tentang bagaimana

kinerja kelompok tani tersebut. Dengan mengetahui kinerja kelompok tani

tersebut, para pengurus kelompok tani dan anggota dapat memperbaiki sistem

yang terdapat dalam kelompok tani tersebut sehingga akan menciptakan kelompok

tani yang dapat menciptakan kemandirian, kesejahteraan, dan pertanian yang

berkelanjutan. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini disajikan pada

gambar berikut.

Page 25: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

13

Gambar 2 Kerangka Operasional

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karacak, Leuwiliang, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret

sampai April 2014.

Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh

dari petani melalui pengamatan dan wawancara secara langsung menggunakan

kuesioner yang telah disiapkan. Responden dalam penelitian ini yaitu petani

anggota dan pengurus Kelompok Tani. Data sekunder diperoleh dari instansi dan

Page 26: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

14

dinas terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan LSI IPB, artikel,

jurnal, buku, literatur internet, dan berbagai sumber lain yang berkaitan dengan

penelitian ini.

Data Primer meliputi identifikasi struktur kelembagaan, aturan

kelembagaan (aturan formal dan aturan informal), persepsi anggota terhadap

keberadaan kelompok tani, serta usahatani manggis dalam Kelompok Tani Karya

Mekar dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Sedangkan data

sekunder meliputi data PDB nasional, peraturan perundang-undangan, tingkat

kemiskinan, dan AD/ART Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak.

Metode Pengambilan Contoh

Penelitian ini menggunakan responden dan informan sebagai sumber data

primer. Responden adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan

persepsi pribadinya mengenai suatu objek penelitian. Sedangkan informan adalah

pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan informasi mengenai diri sendiri,

keluarga, pihak lain, dan lingkungannya.

Populasi penelitian adalah petani yang berada di Desa Karacak, Kabupaten

Bogor. Responden untuk penelitian ini berjumlah 45 petani responden. Responden

dipilih menggunakan non probability sampling dengan metode purposive

sampling yaitu dengan tujuan membentuk sub populasi yang didalamnya

membentuk satuan-satuan sampling yang memiliki nilai variabel yang tidak

terlalu bervariasi (relatif homogen) dan cenderung bersifat objektif. Responden

yang dipilih pada penelitian ini yaitu 30 petani yang tergabung dalam kelompok

tani dan merupakan anggota aktif, serta 15 petani yang tidak tergabung dalam

kelompok tani.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh baik secara primer maupun sekunder diolah dan

dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis

dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sebelum melakukan pengolahan

data, data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner dirapikan

dalam bentuk tabel dan grafik dengan menggunakan Microsoft Excel 2013.

Sedangkan data sekunder diolah dalam bentuk tabel atau grafik sederhana.

Kemudian hasilnya akan disajikan dalam bentuk narasi deskriptif.

Analisis Kinerja Kelembagaan (Kelompok Tani)

Kinerja kelembagaan dapat dilihat dari kemampuan kelembagaan tersebut

dalam memberikan manfaat terhadap kelompok maupun terhadap anggota dari

kelembagaan tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus kelompok tani

dan petani, serta hasil perolehan data sekunder dari pihak lain yang bersangkutan

yang hasilnya akan dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif diperoleh dari

hasil tanggapan responden.

Page 27: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

15

Analisis konten kelembagaan kelompok tani, seperti aturan main, yang

terdiri dari aturan internal (aturan-aturan yang terkait dan berlaku didalam

kelompok tani) dan aturan eksternal (aturan-aturan yang terkait dengan kelompok

tani), boundary rule, pengawasan dan sanksi, serta aturan mengenai penyelesaian

konflik akan dijelaskan secara deskriptif.

Selain itu, persepsi anggota kelompok tani terhadap keberadaan kelompok

tani dapat dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kinerja dari kelompok tani

tersebut. Anggota kelompok tani merupakan petani yang terlibat langsung dalam

kelembagaan petani atau kelompok tani, petani anggota juga merasakan

bagaimana atau apa saja keuntungan atau manfaat yang mereka dapat dari

kelompok tani, dan petani anggota juga mengetahui apa yang dirasa kurang dari

kelompok tani tersebut. Oleh karena itu, persepsi atau pandangan dari petani

anggota merupakan hal yang penting dalam menilai kinerja kelompok tani.

Kelompok tani memiliki peran penting dalam kegiatan usahatani petani.

Menciptakan pasar bagi petani anggota, memberikan bimbingan dan penyuluhan

kepada anggota, serta memberikan perkreditan kepada anggota merupakan hal

penting dalam suatu kelembagaan petani, terutama kelompok tani. Ketiga hal

tersebut akan dilihat dan dianalisis secara deskriptif.

Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani merupakan penerimaan bersih yang diperoleh petani

baik tunai maupun diperhitungkan. Pendapatan atas biaya tunai yaitu biaya yang

benar-benar dikeluarkan oleh petani, sedangkan pendapatan atas biaya total yaitu

semua input milik keluarga yang juga diperhitungkan sebagai biaya (Soekartawi

2002). Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan

biaya usahatani per musim tanam. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

pendapatan usahatani manggis. Analisis pendapatan usahatani dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2 Analisis pendapatan usahatani

No Uraian

1 Penerimaan Tunai

2 Penerimaan yang diperhitungkan

3 Total Penerimaan (1+2)

4 Pengeluaran Tunai

5 Pengeluaran yang diperhitungkan

6 Total Pengeluaran (4+5)

7 Total Pendapatan (3-6)

8 Total pendapatan Tunai (1-4)

9 Penyusutan alat

10 Pendapatan Bersih (8-9)

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan

pengeluaran, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Page 28: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

16

π total = TR total – TC total

π tunai = TR total – (TC tunai + Bd)

Rumus penerimaan total dan biaya adalah :

TR = Py x Y

TC = TFC + TVC

dimana :

TR total = Total penerimaan total usahatani (Rupiah)

TC tunai = Total biaya tunai usahatani (Rupiah)

π = Pendapatan (Rupiah)

Bd = Biaya yang diperhitungkan (Rupiah)

Py = Harga output

Y = Jumlah output

TVC = Total biaya variabel

TFC = Total biaya tetap

Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio)

Analisis R/C rasio dalam usahatani bertujuan untuk mengetahui kelayakan

dari usahatani yang dilaksanakan dengan menunjukkan perbandingan antara nilai

output terhadap nilai inputnya. R/C rasio juga merupakan perbandingan antara

penerimaan dengan pengeluaran usahatani.

Analisis R/C rasio digunakan untuk mengetahui seberapa besar

penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada suatu

usahatani. Apabila rasio R/C > 1, berarti usahatani yang dijalankan layak untuk

dilaksanakan. Sebaliknya, jika rasio R/C < 1, berarti usahatani tersebut tidak layak

untuk dilaksanakan.

Analisis pendapatan usahatani dan analisis imbangan penerimaan dan

biaya (R/C rasio) dapat membantu menggambarkan bagaimana peran kelompok

tani terhadap keberhasilan usahatani petani anggota. Penelitian ini

membandingkan antara pendapatan usahatani dan R/C rasio petani yang tergabung

dalam kelompok tani dan pendapatan usahatani dan R/C rasio petani yang tidak

tergabung dengan kelompok tani. Jika didapatkan hasil pendapatan usahatani dan

R/C rasio petani kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan petani non

kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok tani berpengaruh posistif

terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota.

Page 29: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

17

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Desa Karacak

Desa Karacak termasuk kedalam wilayah Kecamatan Leuwiliang,

Kabupaten Bogor. Desa Karacak merupakan desa terluas yang berada di wilayah

Kecamatan Leuwiliang. Desa Karacak ini terletak pada ketinggian 5 000 mdpl

dengan curah hujan rata-rata 4 683 mm. Suhu rata-rata harian 37ºC menjadikan

Desa Karacak sebagai desa yang memiliki udara yang sejuk. Jarak dari Kota

Bogor menuju Desa Karacak adalah 25-30 Km atau berkisar 60-90 menit waktu

perjalanan, baik dengan menggunakan sepeda motor maupun kendaraan beroda

empat. Secara umum, perbatasan wilayah Desa Karacak adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang

2. Sebelah Selatan : Desa Karyasari Kecamatan Leuwiliang

3. Sebelah Timur : Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang

4. Sebelah Barat : Desa Pangbabon/CibeberII Kecamatan Leuwiliang

Desa dengan luas wilayah mencapai 710.023 Ha ini mempunyai tanah

yang subur dan sangat cocok untuk ditanami tumbuh-tumbuhan. Luas lahan

tersebut digunakan sebagai areal pemukiman dengan luas 220.236 Ha, areal

persawahan dengan luas 210.714 Ha, dan areal perkebunan dengan luas 270.072

Ha. Sebagian besar wilayah Desa Karacak digunakan sebagai areal perkebunan

yaitu dengan presentase 38.04 persen dari total luas wilayah yang terdapat di

wilayah Desa Karacak.

Luas lahan perkebunan yang mencapai 38.04 persen dari luas total Desa

Karacak menjadikan Desa Karacak sebagai daerah penghasil buah manggis

terbesar di wilayah Kecamatan Leuwiliang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3 Produktivitas Pohon Manggis Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

Tahun 2011

Desa

Tanaman

Menghasilka

n (Pohon)

Tanaman

Belum

Menghasilka

n (Pohon)

Jumlah

Pohon

Produksi

Rata-rata

(Ton)

Luas Area

(Ha)

Karacak 4 176 4 857 9 033 425 70

Barengkok 4 230 4 520 8 750 365 60

Pabangbon 1 690 3 500 5 190 210 35

Cibeber II 937 2 100 3 037 120 20

Karyasari 935 465 1 400 12 10

Jumlah 11 968 15 442 27 410 1 132 195

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Desa Karacak merupakan desa dengan

jumlah produksi manggis terbesar di wilayah Kecamatan Leuwiliang dengan

produksi rata-rata mencapai 425 ton. Diikuti dengan Desa Barengkok, Desa

Pabangbon, Desa Cibeber II, dan Desa Karyasari dengan masing-masing produksi

365 ton, 210 ton, 120 ton, dan 12 ton.

Page 30: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

18

Karakterisitik Sosial Ekonomi Petani

Petani responden dalam penelitian ini berjumlah 45 orang, yaitu 30 petani

yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Mekar dan 15 petani yang tidak

tergabung dalam kelompok tani. Karakteristik petani responden antara lain; usia,

luas dan status kepemilikan lahan, serta pendidikan.

Usia

Petani manggis di Desa Karacak berada pada sebaran umur 40 hingga

lebih dari 50 tahun. Mayoritas usia petani responden lebih dari 50 tahun, yaitu

sebanyak 26 orang petani yang tergabung dalam kelompok dan 11 orang petani

yang tidak tergabung dalam kelompok atau sebanyak 86.67 persen untuk petani

kelompok dan 73.33 persen untuk petani non-kelompok. Sedangkan sisanya

berada pada selang usia 40 hingga 50 tahun, yaitu sebanyak empat orang petani

yang tergabung dalam kelompok dan empat orang petani yang tidak tergabung

dalam kelompok atau sebanyak 13.33 persen untuk petani kelompok dan 26.67

persen untuk petani non-kelompok.

Gambar 3 Sebaran Usia Petani Manggis Desa Karacak

Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas petani manggis yang berada

di Desa Karacak berusia lebih dari 50 tahun dan hanya sebagian kecil yang

berusia kurang dari 50 tahun. Usia 50 tahun termasuk kedalam kelompok usia

yang produktif. Menurut Badan Pusat Statistika yang termasuk kedalam usia

produktif adalah usia 15 hingga 64 tahun.

Usia Petani Kelompok

>50 tahun 41-50 tahun

Usia Petani Non-Kelompok

>50 tahun 41-50 tahun

Page 31: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

19

Luas dan Status Kepemilikan Lahan

Luas lahan yang dimiliki petani di Desa Karacak sangat beragam. Luas

lahan tersebut berkisar antara 0.015 Ha hingga 2 Ha dengan rata-rata lahan yang

dimiliki seluas 0.575 Ha. Luas lahan yang dimiliki oleh petani kelompok berkisar

antara 0.13 Ha hingga 2 Ha. Sedangkan luas lahan yang dimiliki oleh petani non-

kelompok berkisar antara 0.015 Ha hingga 1 Ha.

Tabel 4 Sebaran Petani Responden Menurut Luas Lahan di Desa Karacak Tahun

2014

Luas Lahan Petani Kelompok Petani Non

Kelompok Jumlah

(Ha) (orang) (orang) (orang)

0.01 - 0.50 16 13 29

0.51 - 1.00 7 2 9

> 1.00 7 0 7

Total 30 15 45 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Karacak

memiliki luas lahan 0.01 Ha hingga 0.50 Ha dengan presentase 64.44 persen.

Jumlah petani yang memiliki lahan antara 0.50 dan 1 Ha berjumlah sembilan

orang dengan presentase 20 persen. Sedangkan petani yang memiliki lahan lebih

dari 1 Ha berjumlah tujuh orang dengan presentase 15.56 persen.

Tabel 4 juga menunjukan bahwa petani kelompok mempunyai lahan yang

lebih luas jika dibandingkan dengan petani non kelompok. Rata-rata luas lahan

yang dimiliki oleh petani kelompok yaitu 0.856 Ha. Sedangkan rata-rata luas

lahan yang dimiliki oleh petani non kelompok yaitu 0.294 Ha. Berdasarkan pada

status kepemilikan lahan, semua lahan adalah milik para petani responden di Desa

Karacak. Lahan yang para petani responden miliki saat ini merupakan lahan

warisan yang diberikan oleh orangtua para petani terdahulu.

Pendidikan

Petani di Desa Karacak memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Mulai dari lulusan Sekolah Dasar (SD) hingga lulusan Sekolah Menengah Atas

(SMA). Sebagian besar petani responden di Desa Karacak atau sebesar 77.78

persen responden merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari 23

orang petani kelompok dan 12 orang petani non kelompok. Sedangkan petani

dengan tingkat pendidikan SMP sama dengan petani dengan tingkat pendidikan

SMA yaitu sebesar 11.11 persen yang masing-masing terdiri dari lima orang

petani. Sebaran pendidikan petani responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 32: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

20

Tabel 5 Sebaran Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Karacak

Tahun 2014

Tingkat Petani Kelompok Petani Non

Kelompok Jumlah

Pendidikan (orang) (orang) (orang)

SD 23 12 35

SMP 3 2 5

SMA 4 1 5

Total 30 15 45 Sumber: Data Primer (diolah)

Tabel 5 menunjukkan tingkat pendidikan, baik petani kelompok maupun

petani non kelompok, mayoritas berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar

(SD). Tingkat pendidikan SD pada petani kelompok berjumlah 23 orang atau

76.67 persen dari jumlah petani kelompok, sedangkan pada petani non kelompok

berjumlah 12 orang atau 80 persen dari jumlah petani non kelompok. Tingkat

lulusan SMP pada petani kelompok sejumlah tiga orang atau 10 persen,

sedangkan pada petani non kelompok sejumlah dua orang atau 13.33 persen.

Tingkat lulusan SMA pada petani kelompok berjumlah empat orang atau 13.33

persen, sedangkan pada petani non kelompok berjumlah satu orang atau 6.67

persen. Tingkat pendidikan formal petani berpengaruh pada kegiatan usahatani,

baik berupa perencanaan, pengorganisasian, penggunaan input produksi, teknik

bercocok tanam, hingga cara menanggulangi hama dan penyakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Organisasi dan Infrastruktur Kelembagaan Kelompok Tani Karya

Mekar

Struktur Organisasi Kelompok Tani Karya Mekar

Kelembagaan yang terdapat dalam Kelompok Tani Karya Mekar

merupakan kelembagaan formal yang sengaja dibentuk dikalangan petani Desa

Karacak. Kelompok Tani Karya Mekar ini berdiri pada tahun 1984 dengan jumlah

anggota enam orang. Hingga saat ini jumlah anggota Kelompok Tani Karya

Mekar mencapai 100 orang. Seluruh anggota yang tergabung dalam kelompok

tani ini merupakan masyarakat Desa Karacak.

Struktur organisasi Kelompok Tani Karya Mekar terdiri dari ketua,

sekretaris, bendahara, serta sejumlah seksi atau bidang. Setiap posisi dalam

kepengurusan Kelompok Tani Karya Mekar diisi oleh satu hingga dua orang.

Jumlah pengurus Kelompok Tani Karya Mekar berjumlah 15 orang dan 85

anggota. Setiap seksi dalam struktur kepengurusan kelompok tani diisi oleh dua

orang pengurus. Masing-masing perangkat menjalankan tugas dan fungsinya.

Adapun tugas dan fungsi dari tiap-tiap perangkat Kelompok Tani Karya Mekar

Desa Karacak adalah sebagai berikut:

Page 33: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

21

1. Ketua bertugas untuk memimpin seluruh anggota dan menjadi penerus

aspirasi anggota kelompok tani dengan pihak internal maupun pihak

eksternal. Seorang ketua bertanggung jawab atas seluruh kegiatan

kelompok tani yang dilaksanakan di wilayah Desa Karacak. Ketua juga

bertugas untuk menandatangani surat-surat berharga yang berkaitan

dengan penyelenggaraan keuangan.

2. Sekretaris bertugas untuk mencatat dan mendokumentasikan seluruh

keperluan dan administrasi kelompok tani, mulai AD/ART kelompok tani

hingga notulensi rapat.

3. Bendahara bertugas untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan

keuangan operasional kelompok tani.

4. Bidang Pendidikan dan Pelatihan bertugas untuk mempersiapkan anggota

kelompok tani yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam usahatani,

memberikan pelatihan kepada anggota kelompok tani, serta melaksanakan

kegiatan-kegiatan pendidikan dalam mengembangkan keahlian dan

keterampilan kelompok tani.

5. Bidang Pertanian bertugas untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan

usahatani anggota kelompok tani. Bidang ini juga bertugas sebagai

penampung aspirasi mengenai pertanian dari seluruh anggota kelompok

tani yang ada di Desa Karacak dan menyebarluaskan informasi terbaru

mengenai pertanian.

6. Bidang Peternakan dan Perikanan bertugas untuk menangani hal-hal yang

berkaitan dengan peternakan dan perikanan. Bidang ini juga bertugas

sebagai penampung aspirasi mengenai peternakan dan perikanan dari

seluruh anggota kelompok tani yang ada di Desa Karacak dan

menyebarluaskan informasi terbaru mengenai peternakan dan perikanan.

7. Bidang Sarana dan Prasarana bertugas untuk mencatat, menyimpan, dan

mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki kelompok.

8. Bidang Pemasaran bertugas untuk membantu anggota kelompok tani

dalam kegiatan pemasaran, menjalin kerja sama dengan pihak ketiga

dalam kaitan pemasaran hasil produksi anggota kelompok, serta

melakukan pemasaran hasil produksi anggota kelompok.

9. Bidang Hubungan Masyarakat bertugas untuk menangani hubungan

kelompok tani dengan pihak eksternal, seperti masyarakat, perangkat desa,

dan pihak lainnya.

10. Anggota merupakan orang-orang yang tercatat atau terdaftar dalam

keanggotaan kelompok tani dan ikut aktif dalam kegiatan Kelompok Tani

Karya Mekar.

Page 34: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

22

Gambar 4 Struktur Organisasi Kelompok Tani Karya Mekar

Gambar diatas merupakan struktur organisasi Kelompok Tani Karya

Mekar. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua dan anggota kelompok tani,

didapatkan bahwa kepengurusan yang berada di Kelompok Tani Karya Mekar

tidak berjalan dengan semestinya. Kelompok Tani Karya Mekar tidak mempunyai

rencana kegiatan di tahun 2014. Bahkan pada bulan Januari hingga Maret 2014

tidak terdapat rapat rutin anggota. Hal ini sangat disayangkan mengingat sangat

pentingnya peran kelompok tani bagi keberhasilan usahatani petani.

Menurut Pranadji (2003), kerapuhan kelembagaan memiliki peran besar

dalam mengganjal perkembangan perekonomian (pertanian dan) pedesaan. Jika

sistem kelembagaan suatu masyarakat dibiarkan rapuh, maka program

pengembangan teknologi, inovasi dan investasi apapun tidak akan mampu

menjadi “mesin penggerak” kemajuan ekonomi yang tangguh. Pandangan

Pranadji menggambarkan bahwa peran kelembagaan di wilayah pedesaan sangat

penting untuk dapat memajukan perekonomian pedesaan sehingga dapat

mendatangkan kesejahteraan bagi para masyarakat pedesaan, khususnya para

petani.

Bidang-bidang atau seksi-seksi yang ada pada Kelompok Tani Karya

Mekar tidak berfungsi dengan baik. Sebagai contoh pada bidang pemasaran,

bidang ini bertugas untuk membantu anggota kelompok tani dalam kegiatan

pemasaran hasil usahatani petani anggota. Namun, pada kenyataannya kelompok

tani memiliki peran yang sangat sedikit dalam kegiatan pemasaran hasil usahatani

petani anggota. Petani yang tergabung dalam kelompok tani tidak menjual hasil

panennya kepada kelompok tani, melainkan pada tengkulak atau pedagang

Page 35: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

23

pengumpul yang ada di Desa Karacak. Implikasi dari hal ini yaitu petani anggota

mendapatkan harga jual yang tidak berbeda dengan harga jual yang diterima oleh

petani yang bukan anggota kelompok tani. Harga hasil panen yang dihasilkan

petani sepenuhnya ditentukan oleh pedagang pengumpul atau tengkulak.

Pengurus harian, seperti bendahara dan sekretaris, mempunyai peran yang

besar dalam mengurus kelompok tani. Bendahara yang bertugas mengurus segala

hal yang berkaitan dengan keuangan operasional kelompok tani dan sekretaris

yang bertugas mencatat dan mendokumentasikan seluruh keperluan dan

administrasi kelompok tani, mulai AD/ART kelompok tani hingga notulensi rapat

juga mengalami “mati suri”. Petani kelompok yang menjabat sebagai bendahara

tidak memiliki catatan keuangan kelompok tani, sekretaris bahkan tidak

mempunyai daftar nama anggota kelompok tani secara lengkap.

Semua pengurus kelompok tani merupakan seorang pemimpin. Peran

seorang pemimpin sangat penting untuk menggerakan kemajuan ekonomi

setempat. Salah satu peran penting seorang pemimpin yaitu meningkatkan

kecerdasan masyarakat secara kolektif (Pranadji 2003).

Infrastruktur Kelembagaan

Infrastruktur kelembagaan adalah seluruh kelembagaan dalam bentuk

aturan main (rules of the game) yang mengatur hubungan antar aktor dalam

kelompok tani dan aktor-aktor lain diluar kelompok tani. Aturan main dalam

kelompok tani ini terdiri dari aturan formal dan aturan informal. Aturan formal

terdiri atas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang mengatur

kelompok tani secara internal, serta Undang-Undang Republik Indonesia,

Peraturan Menteri Pertanian, dan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor yang

mengatur secara eksternal. Selain itu, Kelompok Tani Karya Mekar juga

mempunyai aturan informal yang berupa hasil dari kesepakatan dan musyawarah

anggota terkait dengan jadwal rapat, jadwal kumpul, sanksi, serta aturan dalam

penyelesaian konflik.

Aturan Formal

Kelembagaan Kelompok Tani Karya Mekar merupakan sebuah

kelembagaan formal yang dibentuk dengan adanya campur tangan dari pemerintah.

Aturan formal yang mengatur kelompok tani ini dibagi menjadi aturan main

eksternal dan aturan main internal. Aturan main ekternal merupakan aturan formal

yang mengatur kelompok tani secara umum. Aturan main eksternal ini umumnya

berupa Undang-Undang Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian, dan

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor.

Secara umum aturan main eksternal kelompok tani ini berlaku untuk

semua kelembagaan baik kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang

berada di Indonesia karena aturan ini berasal dari pemerintah pusat. Berikut

adalah aturan main yang merupakan kerangka pengembangan konseptual

eksternal untuk kelompok tani maupun gabungan kelompok tani:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang

Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang

Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani Lampiran 1: Pedoman

Page 36: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

24

Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan

Kelompok Tani.

3. SK Menteri Pertanian Nomor 496/Kpts/OT.160/9/2006 tentang Instrumen

Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Pembentukan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang

Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan mengatur sistem

penyuluhan guna membantu kelembagaan petani menjadi organisasi ekonomi

yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola usaha yang baik dan

berkelanjutan. Implementasi Undang-Undang tersebut bagi Kelompok Tani Karya

Mekar yaitu penyuluhan yang diterapkan di kelompok tani ini telah terencana

dengan baik melalui program penyuluhan yang disusun setiap tahunnya. Pada

tahun 2013, setiap satu bulan sekali kelompok tani bersama penyuluh pertanian

Kabupaten Bogor mengadakan penyuluhan terkait dengan usahatani manggis dan

penggunaan teknologi. Namun pada Januari hingga Maret 2014 ini belum ada

penyuluhan yang dilakukan kelompok tani. Hal ini disebabkan oleh kesibukan

para petani manggis pada bulan Januari hingga Maret. Bulan Januari hingga Maret

merupakan masa panen untuk tanaman manggis, sehingga para petani fokus untuk

kegiatan panen dan kegiatan penjualan hasil panen tersebut.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang

Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani Lampiran 1: Pedoman Penumbuhan

dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani mengatur

pembentukan dan pengembangan gabungan kelompok tani, peningkatan

kemampuan gabungan kelompok tani, dan pengaturan fungsi gabungan kelompok

tani. Kelompok Tani Karya Mekar telah tergabung dalam Kelompok Tani

Nelayan Andalan yang berada di Kecamatan Leuwiliang. Keanggotaan ini

berdasarkan pada azas kekeluargaan, gotong royong, serta nilai-nilai demokrasi.

Sejauh ini, Kelompok Tani Karya Mekar hanya menjalankan fungsinya sebagai

unit usahatani. Kelompok Tani Karya Mekar belum mampu menjalankan

fungsinya sebagai unit usaha pengolahan, pemasaran, serta sarana dan prasarana

produksi.

SK Menteri Pertanian Nomor 496/Kpts/OT.160/9/2006 tentang Instrumen

Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Prima Tani

merupakan model diseminasi teknologi yang menggunakan pendekatan

kelembagaan dalam memasyarakatkan dan memperkenalkan inovasi pertanian.

Kelompok Tani Karya Mekar merupakan wadah pemasyarakatan dan perkenalan

inovasi teknologi pertanian melalui pendekatan kelembagaan dan pemberdayaan

serta partisipasi aktif masyarakat Kampung Cengal Desa Karacak. Anggota

Kelompok Tani Karya Mekar mendapatkan penyuluhan mengenai cara budidaya

yang baik dan benar melalui pembuatan teras individu, pengaturan jarak tanam,

rawat gawangan atau penyiangan, pemupukan, pemangkasan, serta pengendalian

hama dan penyakit.

Peraturan Kabupaten Bogor Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pembentukan

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Bogor. BKP5K merupakan perangkat daerah

sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mempunyai

Page 37: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

25

tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah

di bidang ketahanan pangan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian,

perikanan, dan kehutanan.

Fungsi dari BKP5K Kabupaten Bogor ini yaitu: 1) Perumusan kebijakan

teknis dibidang ketahanan pangan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan; 2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah dibidang ketahanan pangan dan penyelenggaraan

penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; 3) Pembinaan dan pelaksanaan

tugas dibidang ketahan pangan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian,

perikanan, dan kehutanan; dan 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Implikasi dari adanya peraturan tersebut yaitu Kelompok Tani Karya

Mekar selalu mendapatkan penyuluhan dari PPL Kabupaten Bogor terkait

usahatani manggis maupun penggunaan teknologi pertanian. Pada tahun 2013,

penyuluhan yang dilakukan PPL beserta Dinas Pertanian Kabupaten Bogor

dilakukan selama satu bulan sekali. Hal ini sangat membantu para petani untuk

dapat mengembangkan kegiatan usahatani petani manggis di Desa Karacak,

Kecamatan Leuwiliang.

Kelompok Tani Karya Mekar tidak memiliki aturan main internal secara

formal. Poktan ini tidak mempunyai Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah

Tangga (ART). Menurut Ketua Kelompok Tani Karya Mekar, pada awal

terbentuknya kelompok tani terdapat aturan main internal secara formal berupa

AD/ART, namun sekarang AD/ART tersebut tidak berwujud dikarenakan sistem

administrasi yang kurang baik. Aturan main internal sebenarnya merupakan

implementasi dari aturan eksternal agar kelembagaan atau kelompok tani dapat

berjalan dengan baik.

Aturan Informal

Aturan informal merupakan aturan yang tidak tertulis yang berasal dari

musyawarah dan mufakat anggota kelompok tani. Aturan ini bersifat wajib dan

berlaku bagi semua anggota Kelompok Tani Karya Mekar tanpa membeda-

bedakan jabatan yang di pegang.

Aturan informal bersifat aplikatif dan dinamis. Aplikatif artinya peraturan

informal ini dapat diterapkan secara langsung oleh anggota kelompok tani dan

dinamis artinya aturan informal ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan

situasi dan kondisi. Hampir seluruh petani anggota dalam Kelompok Tani Karya

Mekar mengetahui dan memahami aturan informal ini. Aturan informal yang ada

dalam Kelompok Tani Karya Mekar meliputi jadwal kumpul rutin, arisan kerja,

besarnya iuran, serta penyelesaian masalah yang dihadapi kelompok tani.

Page 38: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

26

Tabel 6 Aturan Informal Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak

Aturan Informal Hal yang Diatur

Rapat rutin anggota setiap 30-35 hari

sekali

Segala sesuatu yang berkaitan dengan

kelompok tani dan usahatani yang

dijalankan anggota poktan. Rapat

rutin ini bersifat informal. Tempat

diadakan rapat rutin ini disesuaikan

dengan situasi dan kondisi.

Arisan kerja seminggu dua kali setiap

hari Sabtu dan Selasa

Arisan kerja dilakukan atas

kesepakatan bersama yang bertujuan

untuk memudahkan para anggota

kelompok tani dalam memelihara

lahan dan tanaman yang dimiliki.

Iuran atau kas Jumlah iuran atau kas yang harus

dibayarkan dalam setiap kali

pertemuan yaitu sebesar Rp 5 000.

Uang yang terkumpul akan digunakan

untuk keperluan anggota.

Pertemuan tentatif kelompok tani Pertemuan yang dilakukan jika

terdapat inovasi atau materi baru yang

diberikan oleh Dinas Pertanian

Kabupaten Bogor. Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Boundary Rule, Sanksi dan Aturan Penyelesaian konflik

Boundary rule merupakan aturan keluar-masuk petani menjadi anggota

atau pengurus Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak. Terdapat beberapa

syarat khusus untuk menjadi anggota Kelompok Tani Karya Mekar. Petani yang

hendak bergabung menjadi anggota harus berdomisili di Desa Karacak dan

bersedia berkomitmen dengan mencatat nama petani tersebut kedalam daftar

anggota Kelompok Tani Karya Mekar.

Kelompok Tani Karya Mekar juga memiliki aturan sanksi bagi seluruh

anggota tanpa terkecuali. Aturan ini bertujuan agar para anggota dan pengurus

Kelompok Tani Karya Mekar dapat bertanggung jawab dan disiplin. Sanksi

diberikan jika anggota atau pengurus tidak menjalankan hal yang telah disepakati

bersama dan tanpa keterangan yang jelas. Sanksi yang diberikan berupa teguran

oleh ketua kelompok tani. Jika anggota atau pengurus sering melakukan kesalahan

yang sama, sanksi diberikan sesuai dengan hasil keputusan musyawarah bersama

dengan sanksi paling berat berupa dikeluarkan pelanggar dari keanggotan

kelompok tani.

Sejak Kelompok Tani Karya Mekar berdiri hingga sekarang tidak ada

konflik antar stakeholder yang terlibat dalam Kelompok Tani Karya Mekar.

Hubungan sosial di wilayah Desa Karacak tergolong sangat erat, tingkat

kekeluargaan dan gotong royong masih sangat tinggi. Petani, penduduk desa,

Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, serta pihak akademi berinteraksi dengan baik.

Jika terjadi konflik didalam internal kelompok tani, akan dilakukan musyawarah

hingga menemukan solusi terbaik.

Page 39: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

27

Kinerja Kelompok Tani Karya Mekar

Kelompok tani memiliki peran penting dalam kegiatan usahatani petani.

Menciptakan pasar bagi petani anggota, memberikan bimbingan dan penyuluhan

kepada anggota, serta memberikan perkreditan kepada anggota merupakan hal

penting dalam suatu kelembagaan petani, terutama kelompok tani.

Pasar

Masalah mendasar yang sering dihadapi oleh petani yaitu

ketidakberdayaan dalam melakukan negosiasi harga hasil produksi petani yang

berimplikasi pada posisi tawar petani yang lemah. Ada beberapa hal yang

menyebabkan posisi tawar petani lemah, yaitu petani kurang memiliki akses

terhadap pasar, informasi pasar yang minim, serta permodalan yang terbatas.

Petani mengalami kesulitan dalam menjual hasil panennya karena petani

tidak mempunyai jalur pemasaran sendiri. Hal ini mengakibatkan petani menjual

hasil panennya kepada pedagang pengumpul atau tengkulak. Karena terbatasnya

informasi pasar, petani tidak dapat melakukan negosiasi harga. Pada akhirnya

petani hanya mendapatkan harga yang ditentukan oleh pedagang pengumpul atau

tengkulak yang belum tentu menguntungkan bagi petani.

Oleh karena itu, petani perlu menghimpun kekuatan dalam suatu lembaga

seperti kelompok tani. Salah satu fungsi kelembagaan petani, seperti kelompok

tani yaitu menciptakan pasar. Adanya pasar dapat mendorong kehidupan ekonomi

didaerah sekitarnya. Kelompok tani dapat mendekatkan pasar ketika pasar terletak

jauh dengan sentra produksi. Kelompok tani bertugas untuk menyalurkan faktor

produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan pertanian. Selain itu, kelompok tani

juga bertugas untuk membeli hasil pertanian yang diproduksi petani.

Kelompok Tani Karya Mekar merupakan kelembagaan petani yang berada

di wilayah Leuwiliang Kabupaten Bogor. Kelompok ini terdiri dari petani-petani

manggis. Kelompok Tani Karya Mekar mempunyai peran penting dalam kegiatan

usahatani anggotanya. Salah satunya yaitu menciptakan pasar bagi anggotanya.

Kelompok Tani Karya Mekar menyediakan berbagai faktor produksi,

seperti bibit, dan obat-obatan. Hal ini memudahkan petani dalam mendapatkan

faktor produksi tersebut. Dengan adanya kelompok tani, petani tidak perlu jauh-

jauh membeli bibit dan obat-obatan. Petani dapat dengan mudah mendapatkan

bibit dan obat-obatan di kelompok tani.

Bibit yang disediakan oleh Kelompok Tani Karya Mekar tidak hanya bibit

manggis saja, kelompok tani juga menyediakan bibit padi. Walaupun komoditas

utama dari petani yang tergabung dalam kelompok tani adalah manggis, namun

ada juga petani yang menanam padi disawah.

Bibit manggis yang disediakan kelompok tani rata-rata bukan untuk

keperluan anggotanya. Petani anggota mendapatkan bibit tanaman manggis dari

tanaman yang dimiliki sendiri. Dan rata-rata petani manggis di Desa Karacak

mendapatkan bibit manggis dari warisan orangtua petani.

Kelompok Tani Karya Mekar tidak membeli hasil panen anggotanya.

Hasil panen manggis petani anggota dijual kepada pedagang pengumpul atau

tengkulak yang berada di Desa Karacak. Implikasi dari hal tersebut yaitu petani

tidak dapat bernegosiasi harga dengan penjual, sehingga harga yang didapat petani

merupakan harga yang ditentukan oleh pedagang pengumpul atau tengkulak. Hal

Page 40: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

28

ini juga mengakibatkan harga yang diterima petani kelompok dan petani non

kelompok menjadi sama dan tidak terdapat perbedaan harga antara petani

kelompok dan petai non kelompok.

Walaupun Kelompok Tani Karya Mekar telah menyediakan berbagai

faktor produksi seperti bibit dan obat-obatan, Kelompok Tani Karya Mekar belum

menjalankan fungsinya dalam membeli hasil panen atau hasil produksi petani

anggota. Hal ini mengakibatkan posisi tawar petani manggis yang tergabung

dalam kelompok tani menjadi rendah.

Pelayanan Penyuluhan

Informasi dan pengetahuan merupakan suatu kebutuhan bagi petani dalam

kegiatan usahatani. Informasi dan pengetahuan ini dapat diperoleh petani melalui

kegiatan penyuluhan. Penyuluhan pertanian merupakan sarana pembelajaran dan

pendidikan bagi petani untuk dapat membangun kemandirian.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006

tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan, penyuluhan

merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar

mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup. Menurut Departemen Pertanian, penyuluhan pertanian adalah

pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis

melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu

menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik sehingga

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Pada intinya

penyuluhan pertanian adalah pendidikan non formal untuk petani dan anggota

keluarganya.

Penyuluhan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kemampuan

dan pengetahuan petani, serta dapat meningkatkan pendapatan petani. Penyuluhan

berperan sebagai proses penyampaian informasi, proses pendidikan, serta proses

meningkatkan pengetahuan petani. Pada dasarnya tujuan dari penyuluhan

pertanian adalah mengubah perilaku petani dan anggota keluarganya ke arah yang

lebih baik.

Kelompok Tani Karya Mekar merupakan salah satu kelembagaan petani

yang didalamnya terdapat kegiatan penyuluhan pertanian. Selama berdirinya

kelompok tani, sudah terdapat banyak kegiatan penyuluhan terkait kegiatan

usahatani petani. Salah satu kegiatan penyuluhan yang dilakukan adalah pelatihan

perbaikan pola budidaya manggis rakyat.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk membina petani agar mengetahui

dan mampu memperbaiki budidaya tanaman manggis sesuai dengan teknologi

budidaya untuk menghasilkan produktivitas optimum. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan antara lain, perbaikan teras, pengaturan jarak tanam, rawat gawangan,

pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan dampak positif bagi petani

manggis yang ada di Desa Karacak. Para petani manggis menjadi mampu

menerapkan teknologi budidaya spesifik lokasi sehingga produktivitas dan

kualitas manggis yang dihasilkan meningkat, pengetahuan petani menjadi

Page 41: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

29

meningkat, serta petani menjadi mengetahui cara menjaga kelestarian lingkungan

untuk mendukung pertanian berkelanjutan.

Pada Januari hingga Maret 2014, belum ada kegiatan penyuluhan yang

dilakukan Kelompok Tani Karya Mekar. Hal ini dikarenakan kesibukan petani

anggota yang sedang melakukan pemanenan manggis. Menurut petani kelompok,

sekarang ini penyuluhan pertanian sudah jarang dilakukan.

Lembaga Perkreditan Lembaga perkreditan merupakan salah satu lembaga yang penting bagi

petani. Lembaga perkreditan ini dibutuhkan petani untuk tujuan produksi,

pengeluaran hidup sehari-hari sebelum hasil panen terjual, serta untuk keperluan

lainnya. Rata-rata petani Indonesia merupakan petani gurem yang menerima hasil

produksi saat musim panen, sementara pengeluaran yang diperlukan setiap hari.

Menurut Mosher (1974) dalam Soekartawi (2002), lembaga perkreditan

harus dapat terjangkau oleh petani, bukan saja tersedia pada waktu petani

memerlukannya, tetapi juga murah. Kredit merupakan bagian hidup dan ekonomi

usahatani. Bagi petani kecil yang hanya mendapatkan penghasilan dari hasil

produksi pertanian, kredit menjadi penghubung hidup. Oleh karena itu, lembaga

perkreditan menjadi salah satu hal penting bagi kesejahteraan petani.

Desa Karacak merupakan daerah pertanian dan salah satu sentra manggis

terbesar di wilayah Kabupaten Bogor. Petani manggis di Desa Karacak rata-rata

memiliki lahan kurang dari satu hektar. Terdapat beberapa lembaga perkreditan

yang ada di Desa Karacak diantaranya, kelompok tani dan pedagang pengumpul

yang menyediakan kredit.

Kelompok Tani Karya Mekar pernah menyediakan kredit bagi anggotanya.

Anggota kelompok tani dapat meminjam kredit kepada kelompok tani, baik untuk

usahatani maupun untuk keperluan sehari-hari. Namun saat ini, menurut anggota,

kelompok tani sudah tidak menyediakan kredit dikarenakan keterbatasan dana

yang dimiliki kelompok.

Para pedagang pengumpul biasanya menawarkan kredit kepada petani

manggis di Desa Karacak. Petani dapat meminjam kredit kepada pedagang

pengumpul dan biasanya petani yang meminjam kredit tersebut akan

membayarnya ketika musim panen tiba. Peminjaman kredit yang dilakukan oleh

petani disebabkan oleh keperluan sehari-hari atau keperluan yang mendesak dari

petani tersebut.

Dilihat dari ketiga syarat tersebut, adanya pasar, adanya pelayanan

penyuluhan, dan adanya lembaga perkreditan, Kelompok Tani Karya Mekar harus

dapat mengembangkan ketiga hal tersebut agar dapat memajukan kesejahteraan

petani. Menurut Mosher (1974) dalam Soekartawi (2002), adanya pasar, adanya

pelayanan penyuluhan, dan adanya lembaga perkreditan merupakan tiga syarat

pokok yang harus ada dalam kelembagaan dalam “struktur pedesaan maju”.

Persepsi Anggota terhadap Keberadan Kelompok Tani Karya Mekar Efektivitas keberadaan Kelompok Tani Karya Mekar ini didasarkan pada

penilaian dan tanggapan petani anggotanya dari beberapa hal, seperti syarat

menjadi anggota, jarak petani dengan kelompok tani, penjualan hasil panen,

penyediaan input, bimbingan dan penyuluhan, pinjaman modal, sarana

pengangkutan hasil panen, dan pengetahuan anggota sekitar kelembagaan

Page 42: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

30

kelompok tani. Berikut adalah hasil tanggapan petani responden terhadap

Kelompok Tani Karya Mekar di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang.

Syarat Awal Menjadi Anggota

Syarat awal menjadi anggota Kelompok Tani Karya Mekar tidaklah sulit.

Pada awal berdirinya kelompok tani, hanya enam orang anggota yang tergabung

dalam kelompok tani ini dan berkembang pesat pada tahun 2014 mencapai 101

anggota. Berikut hasil tanggapan petani responden mengenai syarat masuk awal

anggota.

Tabel 7 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai syarat

awal menjadi anggota

Syarat Awal Menjadi

Anggota

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Sangat mudah 5 16.67

Mudah 25 83.33

Sulit 0 0

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 7 menunjukkan 16.67 persen atau sebanyak lima orang petani

responden mengatakan bahwa syarat untuk menjadi anggota adalah sangat mudah

dan 83.33 persen atau sebanyak 25 orang petani responden mengatakan bahwa

syarat untuk menjadi anggota adalah mudah. Hal ini menandakan bahwa tidak

terdapat syarat yang memberatkan petani untuk bergabung dengan kelompok tani.

Petani yang hendak bergabung dengan kelompok tani cukup dengan berdomisili

di Desa karacak, mempunyai kemauan yang tinggi, dan berkomitmen dengan

segala ketentuan yang berlaku di Kelompok Tani Karya Mekar.

Jumlah anggota kelompok yang ideal adalah 30 hingga 40 orang.

Kelompok Tani Karya Mekar tidak berada dalam kondisi ideal dengan jumlah

anggota yang mencapai 100 orang petani. Hal ini dapat dilihat dari tingkat

keaktifan anggota kelompok tani tersebut. Menurut ketua kelompok tani, jumlah

anggota yang aktif dalam kelompok tani yaitu berkisar 25 hingga 30 orang petani

anggota. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak anggota kelompok, maka

semakin rendah presentase keaktifan anggota dalam suatu kelompok.

Kemudahan bergabung kedalam kelompok tani menyebabkan jumlah

anggota meningkat setiap tahunnya. Kelompok Tani Karya Mekar memiliki

anggota mencapai 100 orang dan hanya 25 hingga 30 orang yang aktif dalam

kelompok tersebut. Hal ini sangat disayangkan karena potensi yang berada pada

kelompok tani tersebut tidak dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Jarak antara Lokasi Petani dengan Kelompok Tani

Jarak merupakan sesuatu yang penting dalam kelembagaan agribisnis

pedesaan, salah satunya kelompok tani. Jarak yang dekat antara petani dengan

kelompok tani memberikan kemudahan baik terhadap kelompok maupun anggota.

Kelompok tani dapat memantau anggotanya dengan mudah karena jarak yang

dekat, kemudahan dalam mengumpulkan anggotanya karena jarak yang

Page 43: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

31

berdekatan jika terdapat bimbingan atau penyuluhan, serta kemudahan dalam

pendistribusian informasi kepada anggota. Keuntungan bagi anggota sendiri yaitu

kemudahan dalam berkomunikasi dengan sesama anggota. Petani dengan jarak

yang dekat juga tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memperoleh

input produksi karena tersedia di kelompok tani. Berikut hasil tanggapan petani

responden mengenai jarak petani dengan kelompok tani.

Tabel 8 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai jarak

antara petani dengan kelompok tani

Jarak antara Petani

dengan Kelompok Tani

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Sangat dekat (< 1 Km) 8 26.67

Dekat (1-5 Km) 22 73.33

Jauh ( > 5 Km) 0 0

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak delapan orang atau 26.67 persen

petani responden berlokasi kurang dari 1 Km dari kelompok tani (sangat dekat)

dan sebanyak 22 orang atau 73.33 persen petani responden berlokasi antara 1

hingga 5 Km dari kelompok tani. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

jarak antara lokasi petani dengan kelompok tani adalah dekat. Hal ini dapat

memberikan keuntungan bagi kelompok tani dan anggota yang tergabung dalam

kelompok tani tersebut.

Penjualan Hasil Panen

Hasil panen petani anggota kelompok tani tidak dijual kepada kelompok

tani, melainkan kepada tengkulak yang ada di Desa Karacak. Kelompok Tani

Karya Mekar tidak memfasilitasi penjualan hasil panen anggotanya. Oleh karena

itu, harga yang didapatkan oleh petani dalam menjual hasil panennya selalu

berfluktuasi. Jika panen raya tiba, harga manggis per kilogram mencapai Rp 2 000

hingga Rp 3 000. Jika panen biasa, petani mendapatkan harga manggis per

kilogram mencapai Rp 8 000 hingga Rp 10 000. Berikut hasil tanggapan petani

responden mengenai penjualan hasil panen.

Tabel 9 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

penjualan hasil panen

Penjualan Hasil Panen ke

Kelompok Tani

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Ada 0 0

Jarang (pernah ada) 4 13.33

Tidak ada 26 86.67

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Page 44: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

32

Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata petani anggota tidak menjual hasil

panennya kepada kelompok tani. Sebesar empat orang atau 13.33 persen petani

responden pernah menjual hasil panennya kepada kelompok tani, sedangkan

sebesar 26 orang atau 86.67 persen petani responden tidak menjual hasil panennya

kepada kelompok tani melainkan kepada tengkulak yang ada di Desa Karacak.

Salah satu fungsi kelompok tani yaitu untuk meningkatkan bargaining

position petani. Dengan berkumpulnya sejumlah petani dalam suatu kelompok

akan meningkatkan posisi tawar petani, terutama dalam penjualan hasil panen.

Pada Kelompok Tani Karya Mekar fungsi membantu penjualan hasil panen

anggota kelompok tani tidak berjalan dengan baik. Baik petani kelompok maupun

petani non kelompok menjual hasil panen kepada pedagang pengumpul atau

tengkulak. Hal ini mengakibatkan petani menjadi price taker. Petani tidak dapat

menentukan harga jual dari hasil panen mereka.

Penyediaan Input Produksi

Kelompok Tani Karya Mekar merupakan kelembagaan agribisnis yang

bergerak di bidang usahatani. Kelompok tani ini menyediakan berbagai input

produksi mulai dari bibit hingga pupuk. Bibit yang tersedia di kelompok tani ini

yaitu bibit manggis, padi, dan berbagai tanaman lainnya, seperti tomat dan cabai.

Penyediaan input produksi ini mempermudah anggota kelompok tani dalam

memperoleh bibit dengan kualitas unggul. Berikut adalah tanggapan petani

responden mengenai penyedian input produksi oleh kelompok tani.

Tabel 10 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

penyediaan input produksi

Penyedian Input

Produksi

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Selalu tersedia 6 20

Ada 21 70

Jarang tersedia 3 10

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 10 menunjukkan sebesar enam orang atau 20 persen petani

responden mengatakan bahwa kelompok tani selalu menyediakan input produksi

dan sebanyak 21 orang atau 70 persen petani responden mengatakan kelompok

tani menyediakan input produksi, sedangkan sejumlah tiga orang atau 10 persen

petani responden mengatakan bahwa kelompok tani jarang menyediakan input

produksi.

Penyediaan input produksi yang dilakukan oleh kelompok tani tentu

sangat membantu para petani anggota. Petani tidak perlu melakukan pembibitan

sendiri untuk mendapatkan bibit yang unggul dan berkualitas. Petani tidak perlu

mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan bibit unggul. Petani cukup

mengunjungi kelompok tani, dimana pada kelompok tani tersedia bibit-bibit yang

diperlukan petani dan dengan harga yang mudah terjangkau oleh petani.

Page 45: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

33

Bimbingan dan Penyuluhan

Salah satu manfaat bagi petani yang bergabung dengan kelompok tani

adalah terdapat bimbingan dan penyuluhan bagi petani guna mengoptimalkan

kegiatan usahatani yang dijalankan oleh petani. Bimbingan dan penyuluhan tidak

selalu dilakukan oleh kelompok, melainkan oleh Dinas Pertanian, PPL, maupun

perguruan tinggi. Berikut adalah tanggapan petani responden mengenai bimbingan

dan penyuluhan.

Tabel 11 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

bimbingan dan penyuluhan

Bimbingan dan

Penyuluhan

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Sering (ada setiap

minggu)

0 0

Ada (satu bulan sekali) 12 40

Jarang (beberapa bulan

sekali)

18 60

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 11 menunjukkan bahwa 12 orang atau 40 persen petani responden

mengatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan selama satu bulan

sekali, sedangkan 18 orang atau 60 persen petani responden mengatakan bahwa

bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan selama beberapa bulan sekali. Menurut

ketua kelompok tani, pada tahun 2014 ini belum diadakan bimbingan dan

penyuluhan dikarenakan setiap anggota dalam kelompok memiliki kesibukan

masing-masing.

Penyuluhan yang dilakukan oleh PPL dan/atau Dinas Pertanian merupakan

kegiatan yang berhubungan dengan usahatani petani, seperti penyampaian

informasi pasar, permodalan, teknologi, dan sumberdaya lainnya untuk dapat

meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan. Mendapatkan

bimbingan dan penyuluhan merupakan salah satu manfaat yang didapatkan petani

yang bergabung dengan kelompok tani. Bagi petani, bimbingan dan penyuluhan

yang ada pada kelompok tani merupakan satu kesempatan atau peluang untuk

dapat mengembangkan usahatani yang sedang atau akan dijalankan oleh para

petani.

Bantuan Pinjaman Modal

Modal merupakan salah satu hal terpenting dalam kegiatan usaha. Begitu

juga dalam kegiatan usahatani, modal menjadi hal yang sangat penting agar petani

dapat menjalankan kegiatan usahataninya. Masalah modal ini pada umumnya

merupakan kendala yang dihadapi petani di daerah pedesaan. Modal menjadi

penghambat petani untuk dapat mengembangkan usahataninya. Berikut adalah

tanggapan petani responden mengenai bantuan pinjaman modal yang diberikan

oleh kelompok tani.

Page 46: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

34

Tabel 12 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

bantuan pinjaman modal

Bantuan Pinjaman

Modal

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Ada 3 10

Jarang 8 26.67

Tidak Ada 19 63.33

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebanyak tiga orang atau 10 persen petani

responden menyatakan bahwa kelompok tani selalu menawarkan bantuan

pinjaman modal, sebanyak delapan orang atau 26.67 persen petani responden

menyatakan bahwa kelompok tani jarang menawarkan bantuan pinjaman modal,

dan 19 orang atau 63.33 persen petani responden menyatakan bahwa kelompok

tani tidak pernah menawarkan bantuan pinjaman modal. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar anggota kelompok tani tidak pernah mendapatkan bantuan

pinjaman modal.

Sarana Pengangkutan Hasil Panen

Petani di Desa Karacak pada umumnya memiliki lahan kurang dari 1 Ha.

Jumlah produksi rata-rata per tahun petani kelompok yaitu 1.5 ton. Hasil panen

petani diangkut dengan menggunakan fasilitas mereka sendiri. Kelompok tani

tidak menyediakan sarana pengangkutan hasil panen. Hasil panen petani dijual

kepada tengkulak yang ada di Desa Karacak. Berikut adalah tanggapan petani

responden mengenai sarana pengangkutan hasil panen oleh kelompok tani.

Tabel 13 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

sarana pengangkutan hasil panen oleh kelompok tani

Sarana Pengangkutan

Hasil Panen

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Selalu ada 0 0

Kadang-kadang 0 0

Tidak ada 30 100

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 13 menunjukkan 30 orang atau 100 persen petani responden

menyatakan tidak ada sarana pengangkutan hasil panen oleh kelompok tani.

Semua hasil panen petani diangkut dengan menggunakan fasilitas petani sendiri.

Bahkan tidak jarang pengangkutan hasil panen ini dilakukan oleh tengkulak yang

telah membeli manggis sebelum pohon manggis siap untuk dipanen.

Page 47: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

35

Informasi mengenai Susunan Kepengurusan Kelompok Tani

Kelompok Tani Karya Mekar terdiri dari satu orang ketua, satu orang

sekretaris, satu orang bendahara, dan beberapa seksi, serta anggota. Setiap jabatan

memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing. Kelengkapan susunan

pengurus berpengaruh terhadap keberlangsungan kelompok tani tersebut. Berikut

adalah tanggapan petani responden mengenai susunan kepengurusan kelompok

tani.

Tabel 14 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

susunan kepengurusan kelompok tani

Susunan Kepengurusan

Kelompok Tani

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Paham 4 13.33

Kurang paham 6 20

Tidak paham 20 66.67

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 14 menunjukkan sebanyak empat orang atau 13.33 persen petani

responden mengetahui dengan jelas bagaimana susunan kepengurusan kelompok

tani, sebanyak enam orang atau 20 persen petani responden hanya mengetahui

sebagian kecil susunan kepengurusan kelompok tani, dan sebanyak 20 orang atau

66.67 persen tidak mengetahui bagaimana susunan kepengurusan kelompok tani.

Hal ini dikarenakan banyak anggota kelompok tani yang kurang aktif dalam

kegiatan kelompok tani sehingga tidak mengetahui susunan kepengurusan

kelompok tani.

Pengetahuan terhadap kepengurusan kelompok tani merupakan hal yang

sangat penting. Memahami susunan kepengurusan kelompok tani berarti

mengetahui hak, kewajiban, dan wewenang yang harus dijalankan oleh masing-

masing anggota dan pengurus. Petani yang bergabung dengan kelompok tani

sebagian besar tidak mengetahui susunan kepengurusan kelompok tani. Mayoritas

petani hanya mengetahui ketua kelompok tani saja, sementara bagian-bagian yang

lainnya petani tidak mengetahui.

Uraian Kerja Pengurus Kelompok Tani

Suatu kelembagaan yang baik pasti mempunyai uraian kerja berupa

pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang pengurus. Setiap pengurus

harus menjalankan peran sesuai dengan kesepakatan. Seluruh anggota yang

terlibat dalam kelompok tani hendaknya mengetahui uraian kerja pengurus agar

kelompok tani dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berikut adalah tanggapan

petani responden mengenai uraian kerja pengurus kelompok tani.

Page 48: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

36

Tabel 15 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

uraian kerja pengurus kelompok tani

Uraian Kerja Pengurus

Kelompok Tani

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Tinggi (jelas) 0 0

Sedang (kurang jelas) 23 76.67

Rendah (tidak jelas) 7 23.33

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 16 menunjukkan uraian kerja pengurus dalam kelompok tani.

Sebanyak 23 orang atau 76.67 persen menyatakan bahwa uraian kerja pengurus

kurang jelas, dan sebanyak tujuh orang atau 23.33 persen menyatakan bahwa

uraian kerja pengurus kelompok tani tidak jelas.

Pada Kelompok Tani Karya Mekar tidak terdapat uraian kerja secara

tertulis. Tugas dan wewenang masing-masing bidang yang ada pada kelompok

tani terkesan kurang jelas. Bahkan, sebagian anggota kelompok tani tidak

mengetahui ‘siapa yang menjabat apa’ dalam kepengurusan kelompok tani.

Evaluasi Tugas dan Wewenang Pengurus

Pengurus dalam kelompok tani mempunyai tugas dan wewenang yang

berbeda-beda sesuai dengan jabatan yang diamanahkan. Peran pengurus dapat

dirasakan oleh anggota kelompok tani jika dapat memberikan manfaat bagi

anggota. Berikut adalah tanggapan petani responden mengenai evaluasi tugas dan

wewenang pengurus kelompok tani.

Tabel 16 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

evaluasi tugas dan wewenang pengurus

Evaluasi Tugas dan

Wewenang Pengurus

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Tinggi (baik) 0 0

Sedang (kurang baik) 30 100

Rendah (tidak baik) 0 0

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 16 menunjukkan sebanyak 30 orang atau 100 persen petani

responden menyatakan bahwa tugas dan wewenang pengurus dirasakan kurang

baik. Hal ini dikarenakan kinerja pengurus kelompok tani yang jelas hanyalah

peran ketua, sekretaris dan bendahara, sedangkan seksi-seksi atau bidang-bidang

yang ada belum terlihat kinerjanya. Petani tidak merasakan manfaat dari adanya

seksi-seksi atau bagian divisi dari kelompok tani. Petani merasakan manfaat yang

diberikan kelompok tani yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan

oleh kelompok tani.

Page 49: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

37

Pergantian Kepengurusan

Pergantian kepengurusan pada Kelompok Tani Karya Mekar ditentukan

dengan musyawarah. Waktu untuk pergantian kepengurusan kelompok tani tidak

ditentukan. Berikut adalah tanggapan petani responden mengenai pergantian

kepengurusan kelompok tani.

Tabel 17 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

pergantian kepengurusan kelompok tani

Pergantian Kepengurusan

Kelompok Tani

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Tinggi (teratur) 0 0

Sedang (kurang teratur) 0 0

Rendah (tidak teratur) 30 100

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 17 menunjukkan sebanyak 30 orang atau 100 persen petani

responden menyatakan bahwa pergantian kepengurusan kelompok tani tidak

teratur. Sejak awal berdiri kelompok tani hingga saat ini, ketua kelompok tani

tersebut masih tetap sama. Sedangkan untuk pergantian seksi-seksi dipilih melalui

musyawarah.

Pergantian kepengurusan merupakan salah satu hal yang penting dalam

keberlanjutan dari suatu organisasi, salah satunya kelompok tani. Tidak ada

seorang pun yang dapat secara terus menerus mengabdi atau berkontribusi dalam

suatu kepengurusan organisasi. Pentingnya pergantian kepengurusan ini yaitu

untuk dapat mengoptimalkan fungsi kelembagaan yang ada agar dapat bermanfaat,

terutama bagi anggota yang tergabung dalam kelembagaan tersebut.

Informasi mengenai Aturan Formal dan Informal

Aturan formal dan informal merupakan acuan dasar bagi petani yang

tergabung dalam kelompok tani untuk menjalankan kegiatan yang ada pada

kelompok tani. Aturan menjadi acuan para anggota untuk melakukan hal yang

boleh dan tidak boleh dilakukan. Pengetahuan akan aturan formal dan internal ini

merupakan hal yang sangat penting bagi anggota kelompok tani. Berikut adalah

tanggapan petani responden mengenai aturan formal dan informal kelompok tani.

Tabel 18 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

aturan formal dan informal

Aturan Formal dan

Informal Kelompok Tani

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Sangat Paham 0 0

Paham 13 43.33

Tidak paham 17 56.67

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Page 50: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

38

Tabel 18 menunjukkan sebanyak 13 orang atau 43.33 persen petani

responden Paham akan peraturan yang ada di kelompok tani, sedangkan sebanyak

17 orang atau 56.67 petani responden tidak paham akan peraturan yang ada di

kelompok tani. Hal ini dikarenakan tidak ada peraturan tertulis yang terdapat di

kelompok tani, sehingga sebagian besar petani tidak mengetahui peraturan yang

terdapat pada kelompok tani.

Hal ini sangat disayangkan karena aturan formal dan informal ini

merupakan aturan dasar dan acuan dasar bagi anggota kelompok tani. Aturan

formal dan informal menjadi peraturan dasar bagi petani untuk dapat atau tidak

dapat dan boleh atau tidak boleh melakukan sesuatu. Lebih dari 50 persen petani

anggota tidak mengetahui aturan yang terdapat di kelompok tani. Informasi

mengenai aturan formal dan informal ini seharusnya dapat tersampaikan kepada

setiap anggota dengan baik.

Kesempatan untuk Mengemukakan Pendapat

Setiap pertemuan atau rapat rutin, anggota diberi kesempatan untuk

menyampaikan pendapat dengan leluasa. Petani dapat menyampaikan segala

permasalahan yang terkait dengan kegiatan usahatani. Berikut adalah hasil

tanggapan petani responden mengenai kesempatan untuk mengemukakan

pendapat dalam membuat keputusan.

Tabel 19 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

kesempatan untuk mengemukakan pendapat

Kesempatan

Mengemukakan Pendapat

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Tinggi (diberi kesempatan

leluasa)

30 100

Sedang (kurang diberi

kesempatan)

0 0

Rendah (tidak diberi

kesempatan)

0 0

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 19 menunjukkan sebanyak 30 orang atau 100 petani responden

menyatakan bahwa petani diberi kesempatan yang leluasa dalam menyampaikan

pendapat. Hal ini menandakan bahwa Kelompok Tani Karya Mekar menjunjung

tinggi demokrasi dan memberikan kesempatan bagi seluruh anggotanya untuk

berpendapat. Kesempatan dalam mengemukakan pendapat merupakan hal yang

baik dalam suatu organisasi. Petani dapat leluasa memberikan pendapat mereka

tentang bagaimana sesuatu dijalankan. Budaya mengemukakan pendapat dapat

memberikan pengaruh positif bagi kelompok tani.

Page 51: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

39

Diskusi dalam Memecahkan Suatu Permasalahan

Dalam suatu kelembagaan atau organisasi pasti mempunyai berbagai

permasalahan. Permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cara yang

berbeda. Kelompok tani merupakan suatu kelembagaan yang didalamnya terdapat

berbagai permasalahan. Berikut adalah tanggapan petani responden mengenai

diskusi antar anggota dalam memecahkan suatu permasalahan.

Tabel 20 Sebaran persepsi anggota Kelompok Tani Karya Mekar mengenai

diskusi antar anggota dalam memecahkan suatu permasalahan

Diskusi dalam

Memecahkan Suatu

Permasalahan

Anggota Kelompok Tani Karya Mekar

Jumlah responden

(orang)

Presentase (%)

Tinggi (melakukan

diskusi intensif)

6 20

Sedang (melakukan

diskusi)

24 80

Rendah (tidak melakukan

diskusi)

0 0

Jumlah 30 100 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 20 menunjukkan sebanyak enam orang atau 20 petani responden

melakukan diskusi intensif jika terjadi suatu permasalahan, dan sebanyak 24 orang

atau 80 persen petani responden melakukan diskusi untuk memecahkan suatu

permasalahan. Kelompok Tani Karya Mekar selalu melakukan diskusi antar

anggota dalam memecahkan suatu permasalahan.

Berdasarkan persepsi anggota kelompok tani mengenai keberadaan

kelompok tani, terdapat beberapa hal yang tidak berjalan atau tidak sesuai dengan

semestinya, seperti tidak terdapat penjualan hasil panen ke kelompok tani,

bimbingan dan penyuluhan yang jarang dilakukan, tidak terdapat perkreditan atau

pinjaman dana, tidak terdapat sarana pengangkutan hasil panen, penyampaian

informasi yang tidak merata mengenai kepengurusan kelompok tani dan aturan

formal dan informal, uraian kerja yang tidak jelas, serta pergantian kepengurusan

yang tidak teratur. Hal-hal inilah yang seharusnya dapat diperbaiki oleh kelompok

tani.

Pendapatan Usahatani Manggis

Keragaan Usahatani Manggis di Desa Karacak

Desa Karacak merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Desa Karacak dikenal sebagai desa

penghasil manggis terbesar di wilayah Kecamatan Leuwiliang. Pola tanam yang

dilakukan petani di Desa Karacak yaitu pola tanam polikultur yang dalam satu

Page 52: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

40

lahan ditanami berbagai jenis tanaman. Hal ini dilakukan karena lahan yang

dimiliki petani Desa Karacak merupakan hutan rakyat.

Tanaman manggis yang terdapat di Desa Karacak merupakan tanaman

manggis produktif yang sudah mencapai umur dewasa atau sudah lebih dari 20

tahun. Tanaman manggis tersebut tumbuh sembarang dan berkembang begitu saja

tanpa pemeliharaan atau perawatan khusus dari petani. Kebanyakan petani

manggis di Desa Karacak hanya melakukan pemeliharaan sederhana. Kegiatan

yang dilakukan oleh petani manggis Desa Karacak yaitu meliputi pemeliharaan

dan pemanenan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan oleh petani manggis di Desa

Karacak yaitu penyiangan dan pemupukan. Penyiangan perlu dilakukan karena

tanaman perdu dan rumput-rumputan lainnya yang tumbuh disekitar tanaman

manggis dapat mengganggu pertumbuhan tanaman manggis. Penyiangan ini

merupakan bagian dari pengendalian gulma dengan membabat semua gulma liar

yang ada disekitar tanaman manggis. Kegiatan ini dilakukan secara periodik

dengan rotasi 2 kali dalam satu tahun. Hal ini diharapkan mampu menopang

pertumbuhan tanaman manggis yang ditanam oleh petani.

Pemupukan yang dilakukan oleh petani yaitu pemupukan dengan

menggunakan pupuk organik. Pupuk organik ini berupa pupuk kandang domba

dan ayam. Kotoran domba dan ayam ini diperoleh dari peternakan penduduk

setempat. Pupuk tersebut diletakkan pada lubang tanam yang telah disiapkan dan

dicampur dengan kompos yang berasal dari daun dan ranting manggis yang gugur.

Pemanenan

Pemanenan buah manggis dilakukan pada periode Januari hingga Maret.

Pemanenan ini tidak dilakukan setiap hari, melainkan selama dua hari sekali atau

tiga kali dalam seminggu. Selama musim panen, petani dapat memetik buah

manggis selama 39 kali. Kegiatan pemanenan ini meliputi pengambilan atau

pemetikan buah dari pohon, lalu mengumpulkannya dalam keranjang, dan dijual

kepada pedagang pengumpul yang ada di Desa Karacak.

Rata-rata produksi buah manggis yang dihasilkan petani kelompok lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata produksi buah manggis yang dihasilkan

petani non kelompok pada tahun 2014. Rata-rata produksi buah manggis petani

kelompok yaitu sebesar 1 544 Kg per Ha, sedangkan rata-rata produksi buah

manggis petani non kelompok yaitu sebesar 1 517 Kg per Ha. Pada tahun ini

buah yang dihasilkan oleh petani manggis tidak sebanyak pada tahun-tahun

sebelumnya. Hal ini dikarenakan curah hujan pada awal tahun 2014 ini cukup

tinggi, sehingga banyak pohon yang tidak berbunga dan berbuah.

Analisis Pendapatan Usahatani Manggis Desa Karacak

Pendapatan usahatani menggambarkan arus uang masuk dan uang keluar

dari kegiatan usahatani. Pendapatan usah atani didapatkan dari hasil pengurangan

Page 53: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

41

penerimaan dengan pengeluaran. Pengeluaran tersebut merupakan total dari biaya

produksi. Pendapatan usahatani ini dapat menggambarkan usahatani yang

dijalankan mengalami keuntungan ataukah mengalami kerugian. Usahatani

menguntungkan jika pendapatan usahatani lebih dari nol atau bernilai positif, dan

begitu juga sebaliknya dikatakan rugi jika pendapatan usahatani dibawah nol atau

bernilai negatif.

Pendapatan usahatani dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan usahatani atas

biaya tunai dan pendapatan usahatani atas biaya total. Biaya total didapatkan dari

penjumlahan antara biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai adalah

biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk uang tunai, sedangkan biaya

diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani tidak tunai. Berikut adalah

struktur biaya usahatani manggis petani kelompok dan petani non kelompok Desa

Karacak.

Tabel 21 Struktur biaya usahatani petani kelompok dan petani non kelompok

Desa Karacak tahun 2014

Uraian Satuan

Petani Kelompok Petani Non Kelompok

Biaya Presentase

(%)

Biaya Present

ase

(%)

A. Biaya Tunai

1. TKLK Rp/Ha 7 246 828 79.87 6 935 111 66.18

1. Pajak Rp/Ha 338 296.7 3.72 480 044 4.58

2. Pupuk Rp/Ha 452 534 4.99 686 111 6.54

Total Biaya Tunai Rp/Ha 8 037 659 88.58 8 101 266 77.30

B. Biaya

Diperhitungkan

1. TKDK Rp/Ha 831 387 9.16 2 174 222 20.75

2. Penyusutan

peralatan

Rp/Ha 104 166.67 1.14 104 166.67 0.1

3. Bibit Rp/Ha 100 000 1.10 100 000 0.1

Total Biaya Diperhitungkan Rp/Ha 1 053

187.76

11.41 2 378 388.89 22.70

Biaya Total Rp/Ha 9 073 212 100 10 479 655.56 100

Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani merupakan pemasukan yang didapatkan petani dari

hasil menjual hail panen. Penerimaan yang didapatkan petani ini didapatkan dari

jumlah hasil panen dikalikan dengan harga per satuan hasil panen tersebut.

Sebagian besar penjualan yang dilakukan petani manggis di Desa Karacak

dilakukan melalui pedagang pengumpul atau tengkulak. Tidak jarang petani

menjual hasil panennya melalui sistem ijon atau sering disebut dengan cara tebas.

Sistem ijon merupakan penjualan yang dilakukan petani kepada tengkulak dengan

menaksir kualitas dan jumlah produksi buah manggis yang masih berbunga.

Rata-rata produksi buah manggis petani kelompok yaitu 1 544 Kg per Ha,

sedangkan rata-rata produksi buah manggis petani non kelompok yaitu 1 517 Kg

per Ha. Rataan dari kedua kelompok tersebut tidak jauh berbeda. Hal ini

Page 54: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

42

dikarenakan cara petani memelihara dan memperlakukan tanaman manggis yang

hampir sama, yaitu dengan perawatan atau pemeliharaan sederhana. Tanaman

manggis yang ada dibiarkan tumbuh secara sembarang.

Harga manggis per kilogram pada tahun 2014 berfluktuasi. Pada awal

masa panen atau pada bulan Januari, harga manggis mencapai Rp 10 000 per

kilogram. Pada bulan berikutnya harga manggis mengalami penurunan menjadi

Rp 8 000 per kilogram. Harga manggis pada tahun 2014 termasuk harga yang

cukup tinggi. Pada tahun ini produksi manggis petani hanya sedikit jika

dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang mencapai rata-rata produksi 5

sampai 6 ton. Hal inilah yang mengakibatkan harga manggis dapat melambung

tinggi. Harga rata-rata per kilogram manggis yang diterima petani kelompok yaitu

sebesar Rp 8 967, sedangkan harga rata-rata per kilogram manggis yang diterima

petani non kelompok yaitu sebesar Rp 8 533.33. Jadi, penerimaan petani

kelompok yaitu sebesar Rp 13 844 422, sedangkan penerimaan petani non

kelompok yaitu sebesar Rp 12 944 118.

Biaya Tunai Produksi

Biaya tunai produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk kegiatan

usahatani dalam bentuk tunai. Biaya tunai produksi petani meliputi tenaga kerja

luar keluarga, pembelian pupuk, dan pembayaran pajak lahan (PBB).

Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK)

Biaya tenaga kerja luar keluarga ini merupakan pengeluaran terbesar yang

dikeluarkan oleh petani. Pada petani kelompok, pengeluaran untuk upah tenaga

kerja ini mencapai 79.87 persen dari total pengeluaran, sedangkan pada petani non

kelompok pengeluaran untuk upah tenaga kerja ini mencapai 66.17 persen dari

total pengeluaran.

Pengeluaran untuk upah tenaga kerja ini didapatkan dari hasil kali Hari

Orang Kerja (HOK) dengan jumlah upah per HOK. HOK ini didapatkan dari hasil

hitung jumlah tenaga kerja dikalikan jam kerja dikalikan jumlah hari kerja lalu

dibagi rata-rata orang bekerja (8 jam) dan kemudian dikalikan dengan luas lahan

yang dikerjakan.

Jumlah rata-rata HOK pada petani kelompok yaitu sebesar 181.17 HOK,

sedangkan jumlah rata-rata HOK pada petani non kelompok yaitu sebesar 173.38

HOK. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja juga bervariasi, mulai dari Rp 30

000 hingga Rp 50 000 per hari atau per 8 jam kerja. Rata-rata upah yang diberi

kepada tenaga kerja yaitu Rp 40 000. Jadi total biaya yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja yaitu Rp 7 246 828 untuk petani kelompok dan Rp 6 935 111 untuk

petani non kelompok.

Pupuk

Pupuk merupakan satu komponen yang digunakan petani untuk

menyuburkan tanah. Pupuk yang digunakan oleh petani Desa Karacak yaitu pupuk

organik atau pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing dan kotoran ayam.

Jumlah pupuk yang dibeli oleh petani bervariasi sesuai dengan jumlah pohon dan

Page 55: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

43

luas lahan yang ditanami. Rata-rata pengeluaran petani kelompok untuk

pembelian pupuk yaitu sebesar Rp 452 534, sedangkan rata-rata pengeluaran

petani kelompok untuk pembelian pupuk yaitu sebesar Rp 686 111.

Pajak Lahan

Pajak lahan yang dibayarkan petani berbeda-beda sesuai dengan luas lahan

yang dimiliki. Pengeluaran untuk pajak lahan ini termasuk kedalam biaya tunai.

Rata-rata biaya yang harus dikeluarkan oleh petani kelompok untuk membayar

pajak lahan yaitu sebesar Rp 338 297 per hektar, sedangkan rata-rata biaya yang

harus dikeluarkan oleh petani non kelompok untuk membayar pajak lahan yaitu

sebesar Rp 480 044 per hektar. Perbedaan pembayaran pajak lahan tersebut

disebabkan karena letaknya yang berbeda. Semakin dekat lahan yang dimiliki

terhadap akses jalan, maka harga pajak lahan pun semakin tinggi dan begitu juga

sebaliknya.

Biaya Tidak Tunai (Biaya diperhitungkan)

Biaya tidak tunai atau sering disebut dengan biaya diperhitungkan

merupakan biaya yang tidak dibayarkan secara langsung. Biaya tidak tunai ini

meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), biaya penyusutan peralatan,

dan bibit. Bibit termasuk kedalam biaya tidak tunai karena pohon manggis yang

berada di Desa Karacak merupakan tanaman warisan, sehingga bibit didapatkan

secara gratis.

Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Biaya tenaga kerja dalam kelarga merupakan biaya tidak tunai atau biaya

diperhitungkan. TKDK bertugas mengawasi pekerjaan oleh TKLK dan membantu

kegiatan pemeliharaan dan pemanenan. Jumlah rata-rata TKDK pada kelompok

yaitu sebesar 20.78 HOK, sedangkan pada petani non kelompok yaitu sebesar

54.35 HOK. Perbedaan ini terjadi karena pada petani non kelompok, kegiatan

pemeliharaan dan pemanenan banyak dilakukan oleh TKDK. Jadi jumlah biaya

TKDK bagi petani kelompok yaitu sebesar Rp 831 387, sedangkan bagi petani

non kelompok yaitu sebesar Rp 2 174 222.

Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan bagian dari biaya yang diperhitungkan atau

biaya tidak tunai. Peralatan yang dimiliki petani kelompok dan petani kelompok

diasumsikan sama, meliputi cangkul, arit, galah, keranjang, parang dan, garpu.

Biaya penyusutan diperoleh melalui harga beli dibagi perkiraan umur ekonomis

atau umur kegunaan peralatan. Cangkul, arit, parang, dan garpu memiliki umur

ekonomis lebih dari dua tahun. Umur ekonomis cangkul mencapai empat tahun,

umur ekonomis arit mencapai tiga tahun, umur ekonomis parang mencapai tiga

tahun, dan umur ekonomis garpu mencapai lima tahun. Umur ekonomis galah dan

keranjang hanya satu tahun karena petani selalu mengganti galah dan keranjang

Page 56: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

44

setiap tahun. Tabel 23 menerangkan bahwa biaya penyusutan petani manggis di

Desa Karacak sebesar Rp 104 167.

Tabel 22 Biaya penyusutan peralatan pertanian petani manggis di Desa Karacak

tahun 2014

Nama Alat Harga Umur Ekonomis Penyusutan

Cangkul Rp 50 000 4 Rp 12 500

Arit Rp 25 000 3 Rp 8 333

Galah Rp 5 000 1 Rp 5 000

Keranjang Rp 50 000 1 Rp 50 000

Parang Rp 25 000 3 Rp 8 333

Garpu Rp 100 000 5 Rp 20 000

Total Rp 104 167 Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Bibit

Tanaman manggis di Desa Karacak merupakan tanaman warisan, sehingga

petani tidak pernah menghitung jumlah bibit yang akan ditanam. Bibit

diasumsikan digunakan sebanyak 100 bibit untuk lahan seluas satu hektar. Hal ini

dikarenakan jarak tanam yang ideal untuk manggis yaitu 10x10 m² sehingga pada

lahan seluas satu hektar terdapat 100 pohon. Harga bibit pohon manggis yaitu Rp

1 000 per pohon, sehingga biaya untuk bibit manggis yaitu sebesar Rp 100 000

per hektar.

Analisis Pendapatan Usahatani dan Analisis Imbangan Penerimaan terhadap

Biaya (R/C Rasio)

Nilai pendapatan usahatani diperoleh melalui pengurangan antara

penerimaan dengan biaya produksi. Nilai pendapatan usahatani ini dibagi menjadi

dua yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Dari

penerimaan dan pengeluaran tersebut juga dapat diketahui R/C rasio yang terdiri

atas R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total. Berikut adalah

analisis pendapatan usahatani manggis dan R/C rasio untuk petani kelompok dan

petani non kelompok.

Page 57: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

45

Tabel 23 Analisis pendapatan usahatani dan R/C rasio usahatani manggis pada

petani kelompok dan petani non kelompok di Desa Karacak pada tahun

2014

Uraian Satuan Petani Kelompok Petani Non

Kelompok

A. Penerimaan

total

Rp/Ha 13 844 422 12 944 118.52

1. Biaya tunai Rp/Ha 8 037 659 8 101 266.67

2. Biaya

diperhitungkan

Rp/Ha 1 035 554 2 378 388.89

B. Biaya total Rp/Ha 9 073 212 10 479 655.56

C. Pendapatan

atas biaya tunai

Rp/Ha 5 806 763.61 4 842 851.85

D. Pendapatan

atas biaya total

Rp/Ha 4 771 209.89 2 464 462.96

E. R/C ratio atas

biaya tunai

1.72 1.60

F. R/C ratio atas

biaya total

1.53 1.24

Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Tabel 24 menunjukkan bahwa pendapatan atas biaya tunai, pendapatan

atas biaya total, R/C ratio atas biaya tunai, dan R/C ratio atas biaya total petani

kelompok lebih besar dari petani non kelompok. Hal ini dikarenakan jumlah rata-

rata produksi buah manggis pada petani kelompok lebih tinggi jika dibandingkan

dengan rata-rata produksi buah manggis petani non kelompok dan rata-rata harga

yang diterima petani kelompok lebih tinggi jika dibandingkan petani non

kelompok. Penerimaan tunai yang diterima oleh petani kelompok tidak jauh

berbeda dari penerimaan tunai yang diterima oleh petani non kelompok.

Biaya total yang dikeluarkan oleh petani kelompok lebih kecil jika

dibandingkan dengan biaya total yang dikeluarkan oleh petani non kelompok. Hal

ini dikarenakan petani kelompok mempunyai program yang dinamakan arisan

kerja. Arisan kerja ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu, sehingga petani

kelompok dapat menghemat biaya upah untuk tenaga kerja.

R/C ratio atas biaya tunai pada petani kelompok lebih besar jika

dibandingkan dengan R/C ratio atas biaya tunai pada petani kelompok, yaitu

sebesar 1.72 dan 1.60. R/C ratio sebesar 1.72 artinya setiap satu rupiah biaya tunai

yang dikeluarkan oleh petani kelompok akan memberikan penerimaan kepada

petani kelompok sebesar Rp 1.72. R/C ratio sebesar 1.60 artinya setiap satu rupiah

biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani non kelompok akan memberikan

penerimaan kepada petani non kelompok sebesar Rp 1.60.

R/C ratio atas biaya total pada petani kelompok lebih besar jika

dibandingkan dengan R/C ratio atas biaya total pada petani kelompok, yaitu

sebesar 1.53 dan 1.24. R/C ratio sebesar 1.53 artinya setiap satu rupiah biaya tunai

yang dikeluarkan oleh petani kelompok akan memberikan penerimaan kepada

petani kelompok sebesar Rp 1.53. R/C ratio sebesar 1.24 artinya setiap satu rupiah

biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani non kelompok akan memberikan

penerimaan kepada petani non kelompok sebesar Rp 1.24. Dari hasil tersebut

Page 58: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

46

dapat disimpulkan bahwa kelompok tani memberikan pengaruh positif terhadap

keberhasilan usahatani manggis petani anggotanya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani, pendapatan atas biaya

tunai dan biaya total petani kelompok lebih besar jika dibandingkan dengan petani

non kelompok. Hasil dari penghitungan imbangan penerimaan terhadap biaya

menunjukkan bahwa R/C rasio atas biaya tunai dan biaya total petani kelompok

lebih besar jika dibandingkan dengan petani non kelompok. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Kelompok Tani Karya Mekar berpengaruh terhadap

keberhasilan usahatani manggis petani kelompok di Desa Karacak.

2. Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang,

Kabupaten Bogor belum berjalan dengan optimal karena terdapat beberapa hal

yang tidak sesuai dengan semestinya, seperti mengenai keberadaan pasar, dan

perkreditan pada kelompok tani yang belum berjalan dengan baik. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kinerja Kelompok Tani Karya Mekar belum

efektif. Walaupun demikian, terdapat beberapa hal positif yang didapatkan oleh

petani dengan bergabung dengan kelompok tani, seperti kemudahan dalam

memperoleh input produksi dan adanya bimbingan dan penyuluhan yang

dilakukan kelompok tani.

Saran

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan

kesimpulan diatas adalah:

1. Kelompok Tani Karya Mekar sebaiknya dapat menciptakan pasar bagi

petani anggota dengan membeli hasil panen petani sehingga dapat meningkatkan

posisi tawar petani. Kelompok Tani Karya Mekar juga diharapkan mampu

menyediakan perkreditan atau bantuan pinjaman dana bagi petani anggota.

2. Kelompok Tani Karya Mekar sebaiknya mulai membenahi catatan

administrasi kelompok dan memfungsikan semua seksi-seksi yang ada dalam

kelembagaan tersebut.

3. Perlu adanya bimbingan, baik dari Dinas Pertanian, PPL, maupun lembaga

pendidikan agar kelembagaan Kelompok Tani Karya Mekar dapat berjalan sesuai

dengan fungsinya.

Page 59: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

47

DAFTAR PUSTAKA

Adina AP. 2012. Analisis kualitas dan persepsi anggota terhadap peran gapoktan

studi kasus gapoktan Desa Banyuroto Kabupaten Magelang [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Arifin B. 2000. Pembangunan pertanian: paradigma, kinerja, dan opsi kebijakan.

Pustaka Indef. Jakarta.

_______. 2005. Ekonomi kelembagaan pangan. Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia.

[BPS]. Badan Pusat Statistik 2011. Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran

Tahunan Indonesia 2010. Jakarta (ID): BPS.

_____. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2011. Jawa Barat Dalam Angka

2011. Bogor (ID): BPS.

_____. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2011. Kecamatan Leuwiliang

Dalam Angka 2011. Bogor (ID): BPS.

Dalimunthe SF. 2008. Analisis usahatani nenas dengan standar prosedur

operasional kasus Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Feni IK. 2009. Analisis pendapatan usahatani padi pandan wangi dan varietas

unggul baru studi kasus Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur

Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Fowler A. 1992. Prioritizing institutional development: a new role for NGO.

London: Centres for Study and Development Sustainable Agriculture

Program Gatekeeper Series SA35.

Kementerian Pertanian. 2006. Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

496/Kpts/OT.160/9/2006 tentang Instrumen Pelaksanaan Revitalisasi

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. http://www.deptan.go.id diakses

pada 15 April 2014.

___________________. 2006. Undang-Undang republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan. Vademecum Turunan Peraturan Penyuluhan Pertanian. Pusat

Penyuluhan dan Pembangunan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta.

___________________. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

273/Permentan/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan

kelembagaan Petani lampiran 1: Pedoman Penumbuhan dan

Pengembangan kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Vademecum

Turunan Peraturan Penyuluhan Pertanian. Pusat Penyuluhan dan

Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta.

Koentjaraningrat. 1997. Kebudayaan, mentalitas, dan pembangunan. PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Mochammad FT. 2009. Analisis pendapatan usahatani jambu biji petani Primatani

di Kota Depok Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor

14 Tahun 2012 tentang Pembentukan Badan Ketahan Pangan dan

Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K)

Kabupaten Bogor. http://www.bogorkab.go.id diakses pada tanggal 12

Mei 2014.

Page 60: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

48

Pranadji T. 2003. Menuju transformasi kelembagaan dalam pembangunan

pertanian dan pedesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial

Ekonomi Pertanian. Bogor.

Sadikin I, Subagyono K. 2008. Kinerja beberapa indikator kesejahteraan petani

pada di Perdesaan Kabupaten Karawang 2008. Bandung: Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Barat.

Saptana, Endang LH, Kurnia SI, Ashari, Supena F, Sunarsih, dan Valeriana D.

2006. Pengembangan kelembagaan kemitraan usaha hortikultura di

Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Bali. Bogor: Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Saragih B. 2010. Suara agribisnis kumpulan pemikiran Bungaran Saragih. Jakarta:

PT. Permata Wacana Lestari.

Septian D. 2010. Peran kelembagaan kelompok tani terhadap produksi dan

pendapatan petani ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri

Kabupaten Ciamis Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Isntitut Pertanian

Bogor.

Soekartawi. 2002. Prinsip dasar ekonomi pertanian teori dan aplikasi edisi revisi.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sumardjo. 1999. Kemandirian sebagai indikator kesiapan petani menghadapi era

globalisasi ekonomi. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Vol 12 no 1:14-33.

Syahyuti. 2007. Kebijakan pengembangan dan gabungan kelompok tani

(gapoktan) sebagai kelembagaan ekonomi di perdesaan. Analisis

Kebijakan Pertanian. Vol. 5. no. 1: 15-35.

Uphoff N. 1992. Local institutions and participation for sustainable development.

London: Gatekeeper Series SA31.

Page 61: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

49

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi

Papan Nama Kelompok Tani Karya Mekar

Papan Nama Sekretariat Pusat Pelatihan Pertanian

Profil Kelompok Tani Karya Mekar

Page 62: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

50

Lampiran 2 Analisis pendapatan usahatani manggis petani Kelompok Tani Karya

Mekar tahun 2104

Uraian Jumlah Satuan Harga/Satuan Nilai Total Presentase

(%)

Penerimaan 1543.987 kg Rp 8 967 Rp 13 844 422 100

Biaya Tunai TKLK 181.17 HOK Rp 40 000 Rp 7 246 828 79.87

Pajak 1 Ha Rp 338 297 Rp 338 297 3.72 Pupuk

Rp 452 534 Rp 452 534 4.98

Rp 8 150 292 Biaya Tidak

Tunai Penyusutan

peralatan

Rp 104 167 Rp 104 167 1.14 TKDK 20.78 HOK Rp 40 000 Rp 831 387 9.16 Bibit

Rp 100 000 Rp 100 000 1.10

Rp 1 053 188

Biaya Total Rp 9 073 212 100 Pendapatan atas biaya tunai Rp 5 806 763 Pendapatan atas biaya total Rp 4 771 209 R/C rasio atas biaya tunai 1.72 R/C rasio atas biaya total 1.52

Page 63: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

51

Lampiran 3 Analisis pendapatan usahatani manggis petani non kelompok tahun

2104

Uraian Jumlah Satuan Harga/Satuan Nilai Total Presentase

(%)

Penerimaan 1 516.889 kg Rp 8 533.33 Rp 12 944 118 100

Biaya Tunai TKLK 173.38 HOK Rp 40 000 Rp 6 935 111 66.17

Pajak 1 Ha Rp 480 044 Rp 480 044 4.58 Pupuk

Rp 686 111 Rp 686 111 6.54

Rp 8 101 267 Biaya Tidak

Tunai Penyusutan

peralatan

Rp 104 167 Rp 104 167 1.00 TKDK 54.35 HOK Rp 40 000 Rp 2 174 222 20.75 Bibit

Rp 100 000 Rp 100 000 1.00

Rp 2 378 389

Biaya Total Rp 10 479 655 100 Pendapatan atas biaya tunai Rp 4 842 851 Pendapatan atas biaya total Rp 2 464 463 R/C rasio atas biaya tunai 1.60 R/C rasio atas biaya total 1.24

Page 64: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

52

Lampiran 4 Daftar petani responden Kelompok Tani Karya Mekar Desa Karacak

tahun 2014

Nama Jenis Kelamin Usia (tahun) Pendidikan

Khotib L >50 SD Salim L >50 SD Mashum L >50 SD Furqoni L 41-50 SMA Sanen L >50 SD Santawi L >50 SD Samir L >50 SD Syahmad L >50 SMA

Muhammad Hatta L >50 SMP Jumri L >50 SD Sukria L >50 SD Anshori L 41-50 SD Ajo L >50 SD Ujang Suryana L >50 SMP Manan L >50 SD Slamet Ilyas L >50 SD Edi Sumiadi L >50 SD M. Bahro L >50 SD H. Afandi L >50 SD Sumitra L >50 SD Abdul Qohar L >50 SD

Ujang Nasir L 41-50 SMA D. Hamdani L >50 SD Syarifudin L >50 SMP Ahmad Dahlan L >50 SD Marwa L >50 SD M. Abidin L >50 SMA Bakri L >50 SD Mian L >50 SD Asep L 41-50 SD

Page 65: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

53

Lampiran 5 Daftar petani responden non kelompok Desa Karacak Leuwiliang

Nama Jenis Kelamin Usia (tahun) Pendidikan

Iyet Sumiati P >50 SMP Arnas L >50 SD Anta L >50 SD Anwar L >50 SMP Obang L 41-50 SD Qomarudin L >50 SD Imang L >50 SD Idris L 41-50 SD Mugni L 41-50 SMA Ata L 41-50 SD

Daung L >50 non Ocid L >50 SD Unan L >50 SD Dudung Abdullah L >50 SD Mali L >50 SD

Lampiran 6 Daftar luas lahan, produksi, dan harga manggis petani non kelompok

Desa Karacak tahun 2014

Nama Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Harga

(Rp/Kg)

Iyet Sumiati 0.25 400 8 000

Arnas 0.075 100 7 000

Anta 0.2 200 8 000

Anwar 0.5 200 8 000

Obang 1 1500 10 000

Qomarudin 0.02 50 7 000

Imang 0.25 500 8 000

Idris 0.25 300 9 000

Mugni 0.75 500 10 000

Ata 0.1 142 8 000

Daung 0.2 200 9 000

Ocid 0.3 200 9 000

Unan 0.25 100 9 000

Dudung Abdullah 0.25 100 9 000

Mali 0.015 100 9 000

Page 66: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

54

Lampiran 7 Daftar luas lahan, produksi, dan harga manggis Kelompok Tani

Karya Mekar Desa Karacak tahun 2014

Nama Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Harga

(Rp/Kg)

Khotib 0.25 450 7 000

Salim 0.5 300 8 000

Mashum 0.5 150 8 000

Furqoni 0.5 1200 10 000

Sanen 2 1500 9 000

Santawi 0.35 700 8 000

Samir 0.13 1000 9 000

Syahmad 2 2000 7 000

Muhammad Hatta 0.25 200 9 000

Jumri 0.2 500 7 000

Sukria 1 1500 10 000

Anshori 0.25 100 9 000

Ajo 1 1350 8 000

Ujang Suryana 0.25 1000 10 000

Manan 1 1200 9 000

Slamet Ilyas 0.5 200 9 000

Edi Sumiadi 0.25 600 9 000

M. Bahro 0.5 550 8 000

H. Afandi 1.5 1000 10 000

Sumitra 0.5 700 9 000

Abdul Qohar 2 2500 9 000

Ujang Nasir 2 2000 10 000

D. Hamdani 2 3000 10 000

Syarifudin 0.5 500 9 000

Ahmad Dahlan 0.25 150 10 000

Marwa 1 1000 9 000

M. Abidin 1 1500 9 000

Bakri 1.5 2500 10 000

Mian 1 1000 10 000

Asep 1 1000 10 000

Page 67: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

55

Lampiran 8 Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Analisis Kinerja Kelembagaan dan Pendapatan Usahatani Manggis

Kelompok Tani Karya Mekar di Desa Karacak Leuwiliang

Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Jumlah Anggota Keluarga :

A. Diisi oleh ketua atau sekretaris poktan

1. Identifikasi kelembagaan oleh ketua atau sekretaris kelompok tani Karya

Mekar

Siapa saja yang terlibat dalam kelompok tani Karya Mekar, beserta peran dan

wewenangnya dalam kelembagaan ? (identifikasi struktur organisasi)

2. Aturan kelembagaan

a. Apakah terdapat peraturan formal mengenai kelembagaan kelompok tani

Karya Mekar ? jika ya, sebutkan jenis peraturan dan hal apa saja yang

diatur?

b. Apakah terdapat peraturan informal mengenai kelembagaan kelompok tani

Karya Mekar ?

c. Bagaimana pengawasan terhadap aturan dan sanksi terhadap anggota yang

melakukan kesalahan ?

d. Konflik apa yang biasanya terjadi dan bagaimanakah cara

menyelesaikannya ?

B. Diisi oleh anggota poktan

1. Berapakah luas lahan yang dimiliki ?

2. Berapakah jumlah bibit yang ditanam setiap satu periode panen ? (jika ada)

3. Berapakah jumlah pupuk kandang yang digunakan ?

Page 68: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

56

4. Berapakah jumlah pupuk buatan yang digunakan ?

5. Berapakah jumlah tenaga kerja yang dimiliki:

a. Dalam keluarga ?

b. Luar keluarga ?

6. Berapakah jumlah pestisida yang digunakan ?

7. Berapakah jumlah produksi dalam satu periode panen ?

8. Berapakah jumlah pajak yang dibayarkan ?

9. Berapakah biaya pengangkutan saat panen ?

C. Kinerja Kelembagaan (Kelompok Tani Karya Mekar)

1. Bagaimana syarat awal untuk menjadi anggota Kelompok Tani Karya Mekar ?

( ) Sangat Mudah

( ) Mudah

( ) Sulit

2. Berapakah jarak antara lokasi petani dengan Kelompok Tani Karya Mekar ?

( ) Sangat Dekat (< 1 km)

( ) Dekat (1 – 5 km)

( ) Jauh (> 5 km)

3. Bagaimana penjualan hasil panen ke Kelompok Tani Karya Mekar ?

( ) Ada

( ) Jarang (pernah ada)

( ) Tidak Ada

4. Bagaimana ketersediaan Kelompok Tani Karya Mekar dalam penyediaan

input produksi ? (seperti pupuk, bibit, dan lain-lain)

( ) Selalu Tersedia

( ) Ada

( ) Jarang Tersedia

5. Bagimanakah dengan bimbingan dan penyuluhan yang terdapat pada

Kelompok Tani Karya Mekar ?

( ) Sering (ada setiap minggu)

( ) Ada (satu bulan sekali)

( ) Jarang (beberapa bulan sekali)

6. Apakah Kelompok Tani Karya Mekar memberikan bantuan pinjaman modal ?

( ) Ada

( ) Jarang

( ) Tidak Ada

7. Apakah terdapat sarana pengangkutan hasil panen dari Kelompok Tani Karya

Mekar ?

( ) Selalu Ada

( ) Kadang-kadang

( ) Tidak Ada

8. Apakah Anda mengetahui susunan pengurus Poktan Karya Mekar ?

( ) Sangat Paham

( ) Paham

( ) Tidak Paham

9. Apakah menurut Anda terdapat uraian kerja (pembagian tugas dan

wewenang) pada pengurus poktan Karya Mekar ?

Page 69: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

57

( ) Tinggi, jika uraian kerja jelas

( ) Sedang, jika uraian kerja kurang jelas

( ) Rendah, jika uraian kerja tidak jelas

10. Apakah anggota Poktan Karya Mekar telah menjalankan tugas dan fungsinya

dengan baik ?

( ) Tinggi, jika menjalankan dengan baik

( ) Sedang, jika kurang baik

( ) Rendah, jika tidak baik

11. Bagaimana waktu pergantian pengurus Poktan Karya Mekar ?

( ) Tinggi, jika pergantiannya teratur

( ) Sedang, jika pergantiannya kurang teratur

( ) Rendah, jika pergantiannya tidak teratur

12. Apakah Anda mengetahui aturan formal dan informal yang terdapat dalam

Poktan Karya Mekar ?

( ) Sangat Paham

( ) Paham Paham

( ) Tidak Paham

13. Apakah Poktan Karya Mekar memberikan kesempatan kepada anggotanya

untuk mengemukakan pendapat dalam membuat keputusan ?

( ) Tinggi, jika diberi kesempatan yang leluasa

( ) Sedang, jika kurang diberi kesempatan

( ) Rendah, jika tidak diberi kesempatan

14. Apakah Poktan Karya Mekar mengajak berdiskusi anggotanya guna

memecahkan suatu masalah atau persoalan ?

( ) Tinggi, jika melakukan diskusi intensif

( ) Sedang, jika jarang melakukan diskusi

( ) Rendah, jika melakukan diskusi

Page 70: ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN DAN PENDAPATAN … · Tani Karya Mekar dan pengaruh kelembagaan tersebut terhadap keberhasilan usahatani manggis petani anggota di Desa Karacak Leuwiliang

58

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, tanggal 29 April 1992, sebagai anak keempat

dari pasangan Diding Suminta dan Rosidah. Pendidikan dasar diselesaikan penulis

pada tahun 2004 di SD Negeri Sempur Kaler Kota Bogor, dilanjutkan dengan

pendidikan lanjutan pertama di SMP Negeri 8 Kota Bogor tahun 2007 dan

pendidikan menengah atas di SMA Negeri 6 Kota Bogor tahun 2010. Pada tahun

2010 penulis melanjutkan sekolah di Institut Pertanian Bogor dengan program

studi S1 Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan menyelesaikan studi

tersebut pada tahun 2014.

Selain kuliah, penulis juga aktif bergabung di organisasi intra dan ekstra

kampus. Organisasi intra kampus yang diikuti oleh penulis antara lain, UKM

Futsal pada tahun 2010-2011 dan Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat

Agribisnis pada tahun 2011-2013. Organisasi ekstra kampus yang diikuti oleh

penulis yaitu Belajar Keliling yang bergerak dibidang sosial. Penulis pernah

mendapatkan juara dalam menulis paperpada acara Peringatan 60 Tahun IPB.

Pada tahun keempat atau pada semester akhir perkuliahan, penulis menjadi salah

satu pengajar di salah satu tempat bimbingan belajar yang ada di Kota Bogor.