pengembangan instrumen penilaian sikap sosial …

14
Iska Novi Hardiani | 615 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD Oleh Iska Novi Hardiani [email protected] Naniek Sulistya Wardani [email protected] Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk (1) menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (2) mengetahui visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (3) mengetahui tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Tahap penelitian Sukmadinata dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) pengujian produk. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 1, 2, 3 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik nontes dengan instrumen angket skala guttman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. (2) Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40 siswa. (3) Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) dari 20 butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) dari 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 (100%) butir pernyataan dinyatakan valid. Maka instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS adalah baik. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi guru dalam melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang berupa angket. Kata kunci : Pengembangan, Instrumen Penilaian Sikap Sosial, Pembelajaran IPS. PENDAHULUAN Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila komponen komponen penting dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu komponen yang sering

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 615

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL

PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

Oleh

Iska Novi Hardiani

[email protected]

Naniek Sulistya Wardani

[email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk (1) menyusun instrumen penilaian sikap sosial

pembelajaran IPS kelas IV, (2) mengetahui visibilitas penggunaan instrumen penilaian

sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (3) mengetahui tingkat validitas instrumen

penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau

Research and Development (R&D). Tahap penelitian Sukmadinata dalam penelitian

ini dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan

produk, (3) pengujian produk. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri Gendongan 1, 2, 3 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah teknik nontes dengan instrumen angket skala guttman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyusunan instrumen penilaian

sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria

penilaian, menyusun kisi – kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir

pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. (2) Visibilitas instrumen penilaian

sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan

sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa,

ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok

besar dengan jumlah responden 40 siswa. (3) Validitas instrumen penilaian sikap

sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) dari 20 butir

penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17

(85%) dari 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh

hasil sebanyak 20 (100%) butir pernyataan dinyatakan valid. Maka instrumen

penilaian sikap sosial pembelajaran IPS adalah baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi guru dalam melakukan

penilaian sikap sosial pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan instrumen penilaian

sikap sosial pembelajaran IPS yang berupa angket.

Kata kunci : Pengembangan, Instrumen Penilaian Sikap Sosial, Pembelajaran IPS.

PENDAHULUAN

Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila komponen – komponen penting

dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu komponen yang sering

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

616 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi.

Di dalam penilaian terdapat 3 aspek yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek

kognitif, afektif, psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan

psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi sikap siswa (Wicaksono, Tulus Pamuji,

2016: 46). Oleh karena itu, pendidikan harus diselenggarakan dengan memberikan

perhatian yang lebih baik menyangkut aspek afektif ini. Selain itu, pengembangan

aspek afektif di sekolah akan membawa pengaruh yang sangat positif dalam kehidupan

anak selanjutnya, baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV

didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap sosial

pembelajaran IPS, penilaian sikap hanya dilakukan pada pembelajaran PPKn saja.

Penilaian sikap sosial yang dilakukan juga terbatas pada pembuatan tugas – tugas dan

perilaku siswa di lingkungan sekolah, selain itu juga hanya dilakukan melalui

pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan penilaian yang

dilakukan tidak dapat dikategorikan sebagai penilaian sikap sosial dengan instrumen

yang baku. Oleh karena itu alat penilaian aspek sikap sosial kurang tepat jika hanya

dengan pemberian tugas dan pengamatan, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak

dapat mengungkap sikap sosial siswa yang sebenarnya pada pembelajaran IPS.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap

sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas

penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus

Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun Pelajaran 2016 / 2017.

(3) bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS

kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun

Pelajaran 2016 / 2017.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk dapat

mengetahui : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap sosial

pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas penggunaan

instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (3)

bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS

Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun

pelajaran 2016 / 2017.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pengembangan

instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS untuk KD berikutnya. Manfaat

penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : (1) bagi sekolah dapat menjadi

pedoman untuk melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. (2) bagi guru

sebagai bahan pertimbangan, referensi dan masukan untuk membuat instrumen

penilaian sikap sosial bagi siswa sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD), sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai secara lebih komprehensif lagi,

tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja seperti yang selama ini sering dilakukan

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 617

oleh guru kelas. (3) bagi siswa sebagai pengetahuan bagi siswa bahwa penilaian yang

mereka peroleh tidak hanya dari aspek kognitif saja (aspek pengetahuan saja).

KAJIAN PUSTAKA

IPS secara terminologi diambil dari istilah social studies yang telah berkembang

di Amerika Serikat dan Inggris. IPS merupakan perwujudan dari pendekatan

interdisipliner beberapa konsep ilmu – ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan

untuk tujuan pengajaran di sekolah (Akbar, Sadun, 2010: 75). IPS merupakan

perpaduan dari ilmu – ilmu sosial seperti sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan

ekonomi. Pembelajaran IPS perlu diberikan kepada peserta didik karena IPS

merupakan ilmu yang didalamnya mempelajari tentang cara melakukan interaksi

sosial. Pembelajaran IPS berhubungan dengan kehidupan manusia yang melibatkan

segala tingkah laku dan kebutuhan. Secara luas IPS mengkaji tentang sistem kehidupan

manusia dalam konteks sosial. Proses pembelajaran IPS dirancang secara sistematis

dan terarah agar materi yang akan disampaikan sesuai dengan ruang lingkup

pembelajaran IPS di SD, untuk itu perlu disusun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang harus dicapai dalam suatu pembelajaran. Permendikbud Nomor 24

tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menyatakan bahwa tujuan

kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)

pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi dapat dicapai melalui proses

pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Guru tidak hanya

melaksanakan kegiatan pembelajaran, namun juga melakukan penilaian proses belajar

dan hasil belajar. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses

menyatakan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian

otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil

belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen akan menggambarkan

kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan

dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak

pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.

Sudarsono (1997: 216) social attitudes (sikap sosial) yaitu perbuatan – perbuatan

atau sikap yang tegas dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau

masyarakat. Menurut Ahmadi (2007: 152) sikap sosial adalah kesadaran individu yang

menentukan perbuatan nyata dan berulang – ulang terhadap objek sosial. Senada

dengan pendapat Chaplin yang dikutip oleh Kartini Kartono (2006: 469)

mendefinisikan social attitudes (sikap sosial) yaitu suatu predisposisi atau

kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain. Jadi

sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata untuk

bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain dari seseorang atau kelompok

di dalam keluarga atau masyarakat. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016

tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar penilaian sikap sosial pembelajaran

IPS meliputi penilaian perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Untuk

mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik diperlukan pengukuran. Pengukuran

pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik

Mardapi (2007:2). Dalam kegiatan pengukuran memerlukan penilaian (asesmen).

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

618 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar penilaian

menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta instrumen

yang perlu disiapkan dan diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Teknik

penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik nontes. Sedangkan instrumen

adalah alat yang berfungsi memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai

tujuan secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, S, 2007). Instrumen sikap adalah alat

ukur ranah afektif yang digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap

suatu objek. Hasil pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi pembelajaran

yang tepat (Wardani, Naniek Sulistya, 2012: 196).

Teknik tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di

bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik

berupa pertanyaan – pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah – perintah (yang

harus dikerjakan) oleh testee (Sudijono, 1996:67). Teknik penilaian tes biasanya

digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Menurut Wardani,

Naniek Sulistya (2012: 144) Tes berdasarkan cara mengerjakannya, dapat dibedakan

menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang berisi soal

– soal yang harus dijawab oleh peserta didik dengan jawaban secara tertulis. Jenis tes

tertulis dikelompokka menjadi 2 tes objektif (pilihan ganda, isian, benar salah, dan

menjodohkan); tes uraian (tes uraian objektif, dan tes uraian non-objektif) (Wardani,

Naniek Sulistya, 2012:144). Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan dengan

mengajukan pertanyaan – pertanyaan atau soal secara lisan dan jawabannya

disampaikan secara lisan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan

dalam bentuk lisan dan tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan

atau unjuk kerja.

Teknik nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik

tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik nontes biasanya

digunakan untuk mengukur kemampuan sikap dan keterampilan peserta didik. Bentuk

– bentuk teknik nontes adalah pengamatan secara sistematis (observation), wawancara

(interview), angket, questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen – dokumen

(documentary analysis) (Sudijono, Anas, 1996:76). Observasi adalah suatu proses

pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai

berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan

untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, Zainal (2011:153). Menurut Esterberg yang

dikutip dalam Sugiyono (2011:317) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik. Angket merupakan sejumlah pernyataan tertulis tentang data faktual

atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang

diketahui dan perlu dijawab oleh responden Anwar Suroyo (2009:168).

Kerangka Berpikir

Tolok ukur untuk mengetahui besarnya keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran adalah penilaian. Penilaian dilakukan secara berkala, berkesinambungan

dan menyeluruh untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 619

mengukur ketiga aspek dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Pada pembelajaran IPS

penilaian hanya terbatas pada penilaian pengetahuan dan keterampilan, sedangkan

penilaian sikap belum dilakukan sehingga diperlukan instrumen penilaian sikap yang

dapat digunakan untuk menilai sikap siswa. Instrumen penilaian sikap digunakan

untuk mengukur kompetensi sikap siswa. Siswa dengan kompetensi sikap yang baik

akan berpengaruh pada hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar aspek pengetahuan

dan keterampilan optimal jika kompetensi sikap yang dimiliki siswa tinggi.

Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap

sosial. Sikap spiritual terdapat pada KI 1dan sikap sosial terdapat pada KI 2.

Penilaian sikap sosial pembelajaran IPS berdasarkan KI 2 pada kelas IV

semester II yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan

interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Untuk menulis pernyataan

dibuat indikator penilaian. Indikator yang telah dibuat digunakan untuk membuat

kriteria penilaian sikap sosial. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan

dengan menyusun kisi – kisi instrumen dan penentuan skala pengukuran sikap. Secara

lebih rinci kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan melalui gambar 1 berikut

ini

Gambar 1 : Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen

Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS

Menentukan KI dan KD

Indikator sikap Sosial

Menentukan Kriteria

Sikap Sosial

Menyusun Kisi – Kisi

Instrumen Sikap Sosial

Skala pengukuran

sikap (Skala guttman)

Pengembangan

Instrumen Sikap Sosial

Ujicoba

Kelompok Kecil Validitas dan Reliabilitas

Ujicoba Kelompok Utama

Revisi

Ujicoba Kelompok Besar

Revisi

Kualitas Instrumen

Sikap Sosial yang Baik

Sumber : Olahan Data Sekunder

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

620 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

Instrumen penilaian sikap sosial diujicobakan pada ujicoba kelompok kecil,

ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Setiap ujicoba didapatkan hasil

analisis empirik yang berupa hasil validitas dan reliabilitas instrumen. Dari hasil

validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan perbaikan instrumen sehingga didapatkan

instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dengan kualitas yang baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and

Development (R&D). R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,

yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2010:164). Berdasarkan pendapat

Sukmadinata (2010:184) siklus R & D dapat disederhanakan menjadi tiga tahap yaitu

(1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk (3) pengujian produk. Tahapan

penelitian disajikan melalui gambar 2 berikut ini.

Gambar 2 : Prosedur Penelitian Pengembangan

Sumber : Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (2010:184)

Pengembangan

Produk

Pengujian Produk

Survei Lapangan

Penyusunan Produk Awal

Validitas Ahli

Ujicoba Kelompok Kecil

Ujicoba Kelompok Utama

Ujicoba Kelompok Besar

Studi Pendahuluan

Studi Kepustakaan

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 621

Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan terdiri dari 2 tahap yaitu studi kepustakaan dan survei

lapangan. Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep dan teori

tentang pengembangan, pembelajaran IPS, sikap sosial, penilaian dan instrumen yang

digunakan untuk membuat produk instrumen penilaian aspek sikap sosial

pembelajaran IPS. Studi kepustakaan ini menghasilkan bahan dasar tentang sikap

sosial yang meliputi sikap santun, dan toleran yang akan digunakan untuk menyusun

draf produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Survei lapangan

merupakan kajian yang digunakan untuk investigasi persoalan yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran di lapangan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang

dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Kajian dalam survei lapangan

membahas tentang penilaian secara umum dan sikap sosial yang berlaku dalam

lingkungan masyarakat.

Pengembangan Produk

Pengembangan produk terdiri dari dua tahapan yaitu penyusunan produk awal

instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dan validitas produk. Langkah awal

penyusunan instrumen adalah membuat desain pembelajaran dengan penyusunan RPP.

Dalam penyusunan RPP perlu dipilih KI dan KD yang akan digunakan untuk

menentukan indikator penilaian. Selain penyusunan perencanaan pembelajaran perlu

juga disusun kisi-kisi. Kisi-kisi instrumen digunakan sebagai pedoman pembuatan

butir pernyataan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS.

Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS

Kompetensi

Inti

Kompetensi

Dasar Indikator Kriteria

Teknik Penilaian

Non

Tes

Bentuk

Instrumen

No

Item

2. Menunjukkan

perilaku

jujur,

disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru,

dan

tetangganya.

2.3 Menunjuk

kan

perilaku

santun,

toleran,

dan peduli

dalam

melakukan

interaksi

sosial

dengan

lingkunga

n dan

teman

sebaya.

2.3.1 M

enunjukka

n perilaku

santun

dalam

melakuka

n

interaksi

sosial

dengan

teman

sebaya.

1. Mengucapkan salam saat

bertemu teman.

2. Tersenyum saat bertemu

teman.

3. Mengucapkan terimakasih

kepada teman.

4. Mengucapkan terimakasih

kepada guru.

5. Meminta ijin ketika ingin

menggunakan barang milik

teman.

6. Meminta ijin ketika ingin

meminjam barang milik

teman.

7. Tidak berkata – kata kotor.

8. Tidak menyela

pembicaraan.

Skala

Guttman 1 - 10

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

622 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

Lanjutan Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS

Kompetensi

Inti

Kompetensi

Dasar Indikator Kriteria

Teknik Penilaian

Non

Tes

Bentuk

Instrumen

No

Item

2.3.2.

Menunju

kkan

perilaku

toleran

dalam

melakuk

an

interaksi

sosial

dengan

teman

sebaya.

1. Menerima teman yang

berbeda pendapat.

2. Menghargai teman yang

berbeda pendapat.

3. Menerima kesepakatan

meskipun berbeda dengan

pendapatnya.

4. Menerima kekurangan

teman.

5. Memaafkan kesalahan

teman.

6. Memaafkan kesalahan orang

lain.

7. Mau berkelompok dalam

belajar dengan siapapun

yang memiliki perbedaan.

8. Tidak pernah memilih –

milih dalam kelompok

belajar.

Skala

Guttman 11 - 20

Sumber : Olahan Data Primer

Kisi – kisi instrumen yang telah dibuat digunakan untuk menyusun draf awal

produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Instrumen penilaian sikap

sosial pembelajaran IPS menggunakan teknik penilaian nontes dengan instrumen

angket skala guttman. Setiap indikator terdapat 8 kriteria yang dibuat menjadi 10 butir

pernyataan. Draf awal produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang

terdiri dari 20 butir pernyataan dan yang telah dibuat secara lengkap dengan panduan –

panduannya, kemudian dilakukan uji validitas produk yang dilakukan oleh pakar/ ahli.

Hasil penilaian para ahli yang menilai instrumen dari segi konstruk maupun isi

menunjukkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dikategorikan

baik digunakan sebagai perangkat untuk menilai sikap sosialpembelajaran IPS di

sekolah. Setelah dilakukan validasi desain oleh para pakar, maka tahap berikutnya

melakukan revisi sesuai dengan saran dan rekomendasi ahli/pakar.

Pengujian Produk

Pengujian produk terdiri dari 3 tahapan yaitu ujicoba kelompok kecil, ujicoba

kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Ujicoba kelompok kecil dilakukan

dengan jumlah responden 20 siswa, uji coba kelompok utama melibatkan 30 siswa dan

ujicoba kelompok besar melibatkan 40 siswa.

Subyek yang berpartisipasi dalam uji coba produk instrumen penilaian sikap

sosial adalah siswa SD dari tiga sekolah, yaitu SDN Gendongan 1, SDN Gendongan 2,

dan SDN Gendongan 3.

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 623

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari (1) studi pendahuluan,

(2) pengembangan produk, (3) pengujian produk.

Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan terdiri dari dua tahap yaitu studi kepustakaan dan studi

lapangan. Tahap pertama adalah studi kepustakaan. Penelitian ini mengembangkan

instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun

pelajaran 2016/2017. Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial dilatarbelakangi

belum adanya instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang tepat digunakan

untuk mengukur sikap sosial peserta didik. Penilaian sikap sosial peserta didik tidak

dilakukan dengan instrumen yang baku. Instrumen dapat dikatakan baku apabila telah

dilakukan ujicoba instrumen dan memiliki tingkat validitas serta reliabilitas yang baik.

Menurut Sukmadinata (2010:164) Pengembangan adalah suatu proses atau langkah –

langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Kasim (2008: 4) IPS adalah suatu bahan

kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi

yang diorganisasikan dari konsep – konsep dan keterampilan – keterampilan sejarah,

geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS SD bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan (1) mengenal konsep – konsep yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; (2) memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap

nilai – nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja

sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,

dan global (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:90).

Pengukuran sikap kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap

sosial. Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan

berulang – ulang terhadap objek sosial (Ahmadi, 2007: 152). Penilaian sikap sosial

pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada KI 2

yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

Dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan

interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Perilaku sopan atau santun

adalah sikap dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Perilaku

toleran adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,

pandangan, dan keyakinan. Untuk mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik

diperlukan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan

angka bagi suatu objek secara sistematik (Mardapi, 2007:2). Dalam kegiatan

pengukuran memerlukan penilaian (asesmen). Berdasarkan Permendikbud Nomor 23

Tahun 2016 tentang standar penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar

peserta didik. Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

624 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

instrumen yang tepat. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik

nontes. Penilaian sikap sosial dilakukan melalui teknik nontes.

Nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi

dengan melakukan pengamatan secara sistematis.. Angket atau kuesioner merupakan

sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang

berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang diketahui dan

perlu dijawab oleh responden (Anwar Suroyo, 2009:168). Angket yang digunakan

adalah angket tertutup, angket tertutup yaitu angket yang didalamnya telah terdapat

alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh si pembuat angket. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala guttman. Skala Guttman identik dengan model

pertanyaan “yes or no question”. Jawabannya terdiri dari dua alternatif jawaban yang

bersifat dikotomus. Sebelum dibuat butir pernyataan terlebih dahulu disusun kisi –

kisi.

Tahap kedua adalah tahap survei lapangan. Penelitian dilaksanakan di SD

Negeri Gendongan 01 dengan jumlah siswa sebanyak 36, SD Negeri Gendongan 02

dengan jumlah siswa sebanyak 40, dan SD Negeri Gendongang 03 dengan jumlah

siswa sebanyak 39. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas

IV didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap

sosial pembelajaran IPS, penilaian sikap sosial hanya dilakukan pada pembelajaran

PPKn. Penilaian sikap sosial terdapat pada tujuan pembelajaran IPS yang ketiga yaitu

memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan.

Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran sikap santun siswa

pada pembelajaran IPS sudah nampak terlihat, diawal pembelajaran siswa sudah

mengucapkan salam, pada saat salah satu siswa melakukan presentasi didepan kelas

siswa lain tidak menyela presentasi yang sedang dilakukan. Sedangkan sikap toleran

dapat terlihat pada saat pembagian kelompok diskusi siswa dapat berkelompok dengan

siapapun yang memiliki perbedaan dan tidak memilih – milih teman kelompok. Sikap

toleran juga terlihat pada saat diskusi berlangsung, anggota kelompok dapat menerima

kesepakatan bersama meskipun berbeda dengan pendapatnya. Penilaian sikap sosial

dilakukan dengan menggunakan huruf A sampai dengan D yang artinya sikap yang

baik sekali sampai dengan tidak baik. KKM untuk nilai sikap sosial adalah B yang

artinya baik. Dilihat dari daftar nilai sikap sosial siswa terdapat 90% siswa mendapat

nilai B pada penilaian sikap sosial.

Pengembangan Produk

Produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS disusun berdasarkan

KI 2 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Dengan KD

2.3 menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial

dengan lingkungan dan teman sebaya. Berdasarkan KI dan KD yang telah dipilih

ditentukan indikator penilaian dan kriteria penilaian. Dalam pengembangan ini dibuat

2 indikator penilaian yaitu (1) menunjukkan perilaku santun dalam melakukan

interaksi sosial dengan teman sebaya. (2) menunjukkan perilaku toleran dalam

melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Sikap sosial yang akan diukur

berdasarkan indikator adalah sikap santun dan sikap toleran.

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 625

Sikap santun dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) mengucapkan salam saat

bertemu teman; (2) tersenyum saat bertemu teman; (3) mengucapkan terimakasih

kepada teman; (4) mengucapkan terimakasih kepada guru; (5) meminta ijin ketika

ingin menggunakan barang milik teman; (6) meminta ijin ketika ingin meminjam

barang milik teman; (7) tidak berkata – kata kotor; (8) tidak menyela pembicaraan.

Sikap toleran juga dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) menerima teman yang berbeda

pendapat; (2) menghargai teman yang berbeda pendapat; (3) menerima kesepakatan

meskipun berbeda dengan pendapatnya; (4) menerima kekurangan teman; (5)

memaafkan kesalahan teman; (6) memaafkan kesalahan orang lain; (7) mau

berkelompok dalam belajar dengan siapapun yang memiliki perbedaan; (8) tidak

pernah memilih – milih dalam kelompok belajar. Sikap santun dan toleran diukur

menggunakan instrumen penilaian berupa angket dengan butir pernyataan yang

berjumlah 20 butir pernyataan.

Pengujian Produk

Ujicoba produk instrumen penilaian sikap sosial dilakukan melalui tiga ujicoba.

Ujicoba kelompok kecil dilakukan dengan melibatkan 20 siswa. Ujicoba kelompok

utama dengan melibatkan 30. Ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden

sebanyak 40 siswa. Dari hasil yang didapatkan pada uji coba dilakukan analisis butir

pernyataan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil uji

validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok

kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar disajikan melalui tabel 2

berikut ini.

Tabel 2 : Distribusi Validitas Instrumen pada Ujicoba Produk

Analisis

Butir

Pernyataan

Rentang

Indeks Kategori

Ujicoba Produk

Ujicoba

Kelompok

Kecil

Ujicoba

Kelompok

Utama

Ujicoba

Kelompok

Besar

ƒ % ƒ % ƒ %

Validitas 0,81 – 1,00 Sangat

tinggi 2 10 - - - -

0,61 – 0,80 Tinggi 4 20 2 10 2 10

0,41 – 0,60 Cukup 4 20 14 70 18 90

0,21 – 0,40 Rendah 6 30 2 10 - -

0,00 – 0,20 Sangat

rendah 4 20 2 10 - -

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017

Keterangan :

ƒ : frekuensi butir pernyataan

% : presentase butir pernyataan

Berdasarkan tabel distribusi validitas instrumen penilaian sikap sosial

pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir

pernyataan memiliki tingkat validitas sangat tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki

tingkat validitas tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 6

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

626 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

(30%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 4 (20%) butir

pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama

dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 14

(70%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan

memiliki tingkat validitas rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat

validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama dari 20 butir pernyataan 2

(10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 18 (90%) butir pernyataan

memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas

rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah.

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada

ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar

disajikan melalui tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 : Distribusi Reliabilitas Instrumen pada Ujicoba Produk

Ujicoba Produk α Kriteria

Ujicoba Kelompok Kecil 0,829 Sangat Reliabel

Ujicoba Kelompok Utama 0,868 Sangat Reliabel

Ujicoba Kelompok Besar 0,883 Sangat Reliabel

Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017

Keterangan : α : tingkat reliabilitas

Berdasarkan tabel distribusi reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial

pembelajaran IPS dari ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama dan ujicoba

kelompok besar menggalami peningkatan tingkat reliabilitas instrumen. Ujicoba

kelompok kecil memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,829 dengan

kriteria sangat reliabilitas. Ujicoba kelompok utama memiliki tingkat reliabilitas

instrumen dengan α sebesar 0,868 dengan kriteria sangat reliabilitas. Dan ujicoba

kelompok besar memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,883 dengan

kriteria sangat reliabilitas.

Pembahasan

Pengujian produk dilakukan pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok

utama dan ujicoba kelompok besar. Setelah dilaksanakan ujicoba produk dilakukan

analisis validitas dan reliabilitas instrumen.

Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 20

siswa. Pada uji coba kelompok kecil hasil uji validitas instrumen penilaian sikap sosial

digunakan rtabel sebesar > 0,300. Setelah dilakukan ujicoba terdapat 6 butir pernyataan

atau 30% dari 20 pernyataan yang masih tidak valid dengan rhitung< 0,300 dan 14 butir

pernyataan atau 70% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid dengan rata – rata

rhitung> 0,300. Indeks keandalan atau reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial sudah

dapat dinyatakan baik, dari hasil analisis reliabilitas menunjukkan α sebesar 0,829

maka dapat disimpulakn bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah reliabel. Hal ini

sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maria Melinda, pada ujicoba

kelompok kecil masih terdapat 7 butir pernyataan atau 35% dari 20 butir pernyataan

yang tidak valid dan tingkat reliabilitas instrumen dinyatakan sudah reliabel.

Ujicoba kelompok utama dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 30

siswa. Dari ujicoba kelompok utama didapatkan hasil masih terdapat 3 butir

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

Iska Novi Hardiani | 627

pernyataan atau 15% dari 20 pernyataan yang tidak valid dan 17 butir pernyataan atau

85% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas

instrumen pada ujicoba lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,868 maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat

reliabilitas yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Yuhana Dwi Krisnawati, pada ujicoba kelompok utama masih terdapat 8 butir

pernyataan atau 13% dari 60 butir pernyataan yang tidak valid dan tingkat reliabilitas

instrumen dinyatakan sudah reliabel.

Ujicoba kelompok besar dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 40

siswa. Berdasarkan hasil analisis validitas ujicoba kelompok besar 20 butir penyataan

sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen pada ujicoba

lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,883 karena maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

Berdasarkan hasil ujicoba kelompok kelompok besar maka dapat disimpulkan 20 item

pernyataan yang disusun sudah layak digunakan sebagai instrumen penilaian sikap

sosial pembelajaran IPS. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Umi Chotimah, pada ujicoba terakhir diperoleh hasil bahwa dari 20 butir

pernyataan semua butir pernyataan telah dinyatakan valid.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD

dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi – kisi yang digunakan

untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen.

2. Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir

pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil

dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah

responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40

siswa.

3. Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh

hasil sebanyak 14 (70%) butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok

utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) butir pernyataan dinyatakan valid.

Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 butir pernyataan dinyatakan

valid.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yaitu:

1. Guru dalam melakukan penilaian sikap sosial sebaiknya menggunakan instrumen

yang sesuai dengan aspek yang akan dinilai. Instrumen yang dibuat perlu

memperhatikan indikator penilain dan pembuatan indikator sesuai dengan KKO

ranah afektif.

2. Sekolah kiranya dapat memberikan pelatihan kepada para guru untuk membuat

instrumen penilaian sikap, agar dapat menilai sikap siswa dengan tepat.

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL …

628 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

3. Siswa harus lebih jujur dalam memberikan tanggapan pada saat mengisi instrumen

penilaian sikap sosial pembelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Akbar, Sadun, dan Hadi Sriwiyana. 2010. Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Chotimah, Umi. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif pada

Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama. Laporan. Palembang.

Kartini, Kartono. 2006. Kamus Lengkap Psikologi Terjemahan. Jakarta: Grafindo.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Krisnawati, Yuhana Dwi. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif

yang Berkualitas pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA N 1 Boja

Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Mardapi, Djemari. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.Yogyakarta:

Mitra Cendikia.

Melinda, Maria. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Spiritual

Menggunana Skala Guttman Berdasarkan Kurikulum 2013 Siswa Kelas 4

Semester 2 di Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi. Salatiga: UKSW FKIP PGSD.

Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

Wardani, Naniek Sulistya. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari

Press.

Wicaksono, Tulus Pamuji, Muhardjito, dan Titik Harsiati. 2016. Pengembangan

Penilaian Sikap dengan Teknik Observasi, Self Assessment, dan Peer Assessment

pada Pembelajaran Tematik Kelas V SDN Arjowinangun 02 Malang. Jurnal.

Malang: Pendidikan Dasar-Pascasarjana Universitas Negeri Malang.