pengembangan instrumen penilaian sikap sosial …
TRANSCRIPT
Iska Novi Hardiani | 615
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD
Oleh
Iska Novi Hardiani
Naniek Sulistya Wardani
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk (1) menyusun instrumen penilaian sikap sosial
pembelajaran IPS kelas IV, (2) mengetahui visibilitas penggunaan instrumen penilaian
sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (3) mengetahui tingkat validitas instrumen
penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau
Research and Development (R&D). Tahap penelitian Sukmadinata dalam penelitian
ini dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan
produk, (3) pengujian produk. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Gendongan 1, 2, 3 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik nontes dengan instrumen angket skala guttman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyusunan instrumen penilaian
sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria
penilaian, menyusun kisi – kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir
pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. (2) Visibilitas instrumen penilaian
sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan
sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa,
ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok
besar dengan jumlah responden 40 siswa. (3) Validitas instrumen penilaian sikap
sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) dari 20 butir
penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17
(85%) dari 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh
hasil sebanyak 20 (100%) butir pernyataan dinyatakan valid. Maka instrumen
penilaian sikap sosial pembelajaran IPS adalah baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi guru dalam melakukan
penilaian sikap sosial pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan instrumen penilaian
sikap sosial pembelajaran IPS yang berupa angket.
Kata kunci : Pengembangan, Instrumen Penilaian Sikap Sosial, Pembelajaran IPS.
PENDAHULUAN
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila komponen – komponen penting
dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu komponen yang sering
616 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi.
Di dalam penilaian terdapat 3 aspek yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek
kognitif, afektif, psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan
psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi sikap siswa (Wicaksono, Tulus Pamuji,
2016: 46). Oleh karena itu, pendidikan harus diselenggarakan dengan memberikan
perhatian yang lebih baik menyangkut aspek afektif ini. Selain itu, pengembangan
aspek afektif di sekolah akan membawa pengaruh yang sangat positif dalam kehidupan
anak selanjutnya, baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV
didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap sosial
pembelajaran IPS, penilaian sikap hanya dilakukan pada pembelajaran PPKn saja.
Penilaian sikap sosial yang dilakukan juga terbatas pada pembuatan tugas – tugas dan
perilaku siswa di lingkungan sekolah, selain itu juga hanya dilakukan melalui
pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan penilaian yang
dilakukan tidak dapat dikategorikan sebagai penilaian sikap sosial dengan instrumen
yang baku. Oleh karena itu alat penilaian aspek sikap sosial kurang tepat jika hanya
dengan pemberian tugas dan pengamatan, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak
dapat mengungkap sikap sosial siswa yang sebenarnya pada pembelajaran IPS.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap
sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas
penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus
Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun Pelajaran 2016 / 2017.
(3) bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS
kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun
Pelajaran 2016 / 2017.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk dapat
mengetahui : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap sosial
pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas penggunaan
instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (3)
bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS
Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun
pelajaran 2016 / 2017.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pengembangan
instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS untuk KD berikutnya. Manfaat
penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : (1) bagi sekolah dapat menjadi
pedoman untuk melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. (2) bagi guru
sebagai bahan pertimbangan, referensi dan masukan untuk membuat instrumen
penilaian sikap sosial bagi siswa sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD), sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai secara lebih komprehensif lagi,
tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja seperti yang selama ini sering dilakukan
Iska Novi Hardiani | 617
oleh guru kelas. (3) bagi siswa sebagai pengetahuan bagi siswa bahwa penilaian yang
mereka peroleh tidak hanya dari aspek kognitif saja (aspek pengetahuan saja).
KAJIAN PUSTAKA
IPS secara terminologi diambil dari istilah social studies yang telah berkembang
di Amerika Serikat dan Inggris. IPS merupakan perwujudan dari pendekatan
interdisipliner beberapa konsep ilmu – ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan
untuk tujuan pengajaran di sekolah (Akbar, Sadun, 2010: 75). IPS merupakan
perpaduan dari ilmu – ilmu sosial seperti sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan
ekonomi. Pembelajaran IPS perlu diberikan kepada peserta didik karena IPS
merupakan ilmu yang didalamnya mempelajari tentang cara melakukan interaksi
sosial. Pembelajaran IPS berhubungan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhan. Secara luas IPS mengkaji tentang sistem kehidupan
manusia dalam konteks sosial. Proses pembelajaran IPS dirancang secara sistematis
dan terarah agar materi yang akan disampaikan sesuai dengan ruang lingkup
pembelajaran IPS di SD, untuk itu perlu disusun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dicapai dalam suatu pembelajaran. Permendikbud Nomor 24
tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menyatakan bahwa tujuan
kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3)
pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi dapat dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Guru tidak hanya
melaksanakan kegiatan pembelajaran, namun juga melakukan penilaian proses belajar
dan hasil belajar. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
menyatakan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak
pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Sudarsono (1997: 216) social attitudes (sikap sosial) yaitu perbuatan – perbuatan
atau sikap yang tegas dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau
masyarakat. Menurut Ahmadi (2007: 152) sikap sosial adalah kesadaran individu yang
menentukan perbuatan nyata dan berulang – ulang terhadap objek sosial. Senada
dengan pendapat Chaplin yang dikutip oleh Kartini Kartono (2006: 469)
mendefinisikan social attitudes (sikap sosial) yaitu suatu predisposisi atau
kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain. Jadi
sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata untuk
bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain dari seseorang atau kelompok
di dalam keluarga atau masyarakat. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar penilaian sikap sosial pembelajaran
IPS meliputi penilaian perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Untuk
mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik diperlukan pengukuran. Pengukuran
pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik
Mardapi (2007:2). Dalam kegiatan pengukuran memerlukan penilaian (asesmen).
618 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar penilaian
menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta instrumen
yang perlu disiapkan dan diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Teknik
penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik nontes. Sedangkan instrumen
adalah alat yang berfungsi memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai
tujuan secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, S, 2007). Instrumen sikap adalah alat
ukur ranah afektif yang digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap
suatu objek. Hasil pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi pembelajaran
yang tepat (Wardani, Naniek Sulistya, 2012: 196).
Teknik tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di
bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik
berupa pertanyaan – pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah – perintah (yang
harus dikerjakan) oleh testee (Sudijono, 1996:67). Teknik penilaian tes biasanya
digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Menurut Wardani,
Naniek Sulistya (2012: 144) Tes berdasarkan cara mengerjakannya, dapat dibedakan
menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang berisi soal
– soal yang harus dijawab oleh peserta didik dengan jawaban secara tertulis. Jenis tes
tertulis dikelompokka menjadi 2 tes objektif (pilihan ganda, isian, benar salah, dan
menjodohkan); tes uraian (tes uraian objektif, dan tes uraian non-objektif) (Wardani,
Naniek Sulistya, 2012:144). Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan dengan
mengajukan pertanyaan – pertanyaan atau soal secara lisan dan jawabannya
disampaikan secara lisan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan
dalam bentuk lisan dan tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan
atau unjuk kerja.
Teknik nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik
tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik nontes biasanya
digunakan untuk mengukur kemampuan sikap dan keterampilan peserta didik. Bentuk
– bentuk teknik nontes adalah pengamatan secara sistematis (observation), wawancara
(interview), angket, questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen – dokumen
(documentary analysis) (Sudijono, Anas, 1996:76). Observasi adalah suatu proses
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai
berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, Zainal (2011:153). Menurut Esterberg yang
dikutip dalam Sugiyono (2011:317) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik. Angket merupakan sejumlah pernyataan tertulis tentang data faktual
atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden Anwar Suroyo (2009:168).
Kerangka Berpikir
Tolok ukur untuk mengetahui besarnya keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran adalah penilaian. Penilaian dilakukan secara berkala, berkesinambungan
dan menyeluruh untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk
Iska Novi Hardiani | 619
mengukur ketiga aspek dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Pada pembelajaran IPS
penilaian hanya terbatas pada penilaian pengetahuan dan keterampilan, sedangkan
penilaian sikap belum dilakukan sehingga diperlukan instrumen penilaian sikap yang
dapat digunakan untuk menilai sikap siswa. Instrumen penilaian sikap digunakan
untuk mengukur kompetensi sikap siswa. Siswa dengan kompetensi sikap yang baik
akan berpengaruh pada hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar aspek pengetahuan
dan keterampilan optimal jika kompetensi sikap yang dimiliki siswa tinggi.
Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap
sosial. Sikap spiritual terdapat pada KI 1dan sikap sosial terdapat pada KI 2.
Penilaian sikap sosial pembelajaran IPS berdasarkan KI 2 pada kelas IV
semester II yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan
interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Untuk menulis pernyataan
dibuat indikator penilaian. Indikator yang telah dibuat digunakan untuk membuat
kriteria penilaian sikap sosial. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan
dengan menyusun kisi – kisi instrumen dan penentuan skala pengukuran sikap. Secara
lebih rinci kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan melalui gambar 1 berikut
ini
Gambar 1 : Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen
Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS
Menentukan KI dan KD
Indikator sikap Sosial
Menentukan Kriteria
Sikap Sosial
Menyusun Kisi – Kisi
Instrumen Sikap Sosial
Skala pengukuran
sikap (Skala guttman)
Pengembangan
Instrumen Sikap Sosial
Ujicoba
Kelompok Kecil Validitas dan Reliabilitas
Ujicoba Kelompok Utama
Revisi
Ujicoba Kelompok Besar
Revisi
Kualitas Instrumen
Sikap Sosial yang Baik
Sumber : Olahan Data Sekunder
620 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
Instrumen penilaian sikap sosial diujicobakan pada ujicoba kelompok kecil,
ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Setiap ujicoba didapatkan hasil
analisis empirik yang berupa hasil validitas dan reliabilitas instrumen. Dari hasil
validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan perbaikan instrumen sehingga didapatkan
instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dengan kualitas yang baik.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D). R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2010:164). Berdasarkan pendapat
Sukmadinata (2010:184) siklus R & D dapat disederhanakan menjadi tiga tahap yaitu
(1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk (3) pengujian produk. Tahapan
penelitian disajikan melalui gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 : Prosedur Penelitian Pengembangan
Sumber : Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (2010:184)
Pengembangan
Produk
Pengujian Produk
Survei Lapangan
Penyusunan Produk Awal
Validitas Ahli
Ujicoba Kelompok Kecil
Ujicoba Kelompok Utama
Ujicoba Kelompok Besar
Studi Pendahuluan
Studi Kepustakaan
Iska Novi Hardiani | 621
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan terdiri dari 2 tahap yaitu studi kepustakaan dan survei
lapangan. Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep dan teori
tentang pengembangan, pembelajaran IPS, sikap sosial, penilaian dan instrumen yang
digunakan untuk membuat produk instrumen penilaian aspek sikap sosial
pembelajaran IPS. Studi kepustakaan ini menghasilkan bahan dasar tentang sikap
sosial yang meliputi sikap santun, dan toleran yang akan digunakan untuk menyusun
draf produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Survei lapangan
merupakan kajian yang digunakan untuk investigasi persoalan yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran di lapangan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Kajian dalam survei lapangan
membahas tentang penilaian secara umum dan sikap sosial yang berlaku dalam
lingkungan masyarakat.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk terdiri dari dua tahapan yaitu penyusunan produk awal
instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dan validitas produk. Langkah awal
penyusunan instrumen adalah membuat desain pembelajaran dengan penyusunan RPP.
Dalam penyusunan RPP perlu dipilih KI dan KD yang akan digunakan untuk
menentukan indikator penilaian. Selain penyusunan perencanaan pembelajaran perlu
juga disusun kisi-kisi. Kisi-kisi instrumen digunakan sebagai pedoman pembuatan
butir pernyataan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS.
Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS
Kompetensi
Inti
Kompetensi
Dasar Indikator Kriteria
Teknik Penilaian
Non
Tes
Bentuk
Instrumen
No
Item
2. Menunjukkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
santun,
peduli, dan
percaya diri
dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman, guru,
dan
tetangganya.
2.3 Menunjuk
kan
perilaku
santun,
toleran,
dan peduli
dalam
melakukan
interaksi
sosial
dengan
lingkunga
n dan
teman
sebaya.
2.3.1 M
enunjukka
n perilaku
santun
dalam
melakuka
n
interaksi
sosial
dengan
teman
sebaya.
1. Mengucapkan salam saat
bertemu teman.
2. Tersenyum saat bertemu
teman.
3. Mengucapkan terimakasih
kepada teman.
4. Mengucapkan terimakasih
kepada guru.
5. Meminta ijin ketika ingin
menggunakan barang milik
teman.
6. Meminta ijin ketika ingin
meminjam barang milik
teman.
7. Tidak berkata – kata kotor.
8. Tidak menyela
pembicaraan.
√
Skala
Guttman 1 - 10
622 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
Lanjutan Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS
Kompetensi
Inti
Kompetensi
Dasar Indikator Kriteria
Teknik Penilaian
Non
Tes
Bentuk
Instrumen
No
Item
2.3.2.
Menunju
kkan
perilaku
toleran
dalam
melakuk
an
interaksi
sosial
dengan
teman
sebaya.
1. Menerima teman yang
berbeda pendapat.
2. Menghargai teman yang
berbeda pendapat.
3. Menerima kesepakatan
meskipun berbeda dengan
pendapatnya.
4. Menerima kekurangan
teman.
5. Memaafkan kesalahan
teman.
6. Memaafkan kesalahan orang
lain.
7. Mau berkelompok dalam
belajar dengan siapapun
yang memiliki perbedaan.
8. Tidak pernah memilih –
milih dalam kelompok
belajar.
√
Skala
Guttman 11 - 20
Sumber : Olahan Data Primer
Kisi – kisi instrumen yang telah dibuat digunakan untuk menyusun draf awal
produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Instrumen penilaian sikap
sosial pembelajaran IPS menggunakan teknik penilaian nontes dengan instrumen
angket skala guttman. Setiap indikator terdapat 8 kriteria yang dibuat menjadi 10 butir
pernyataan. Draf awal produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang
terdiri dari 20 butir pernyataan dan yang telah dibuat secara lengkap dengan panduan –
panduannya, kemudian dilakukan uji validitas produk yang dilakukan oleh pakar/ ahli.
Hasil penilaian para ahli yang menilai instrumen dari segi konstruk maupun isi
menunjukkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dikategorikan
baik digunakan sebagai perangkat untuk menilai sikap sosialpembelajaran IPS di
sekolah. Setelah dilakukan validasi desain oleh para pakar, maka tahap berikutnya
melakukan revisi sesuai dengan saran dan rekomendasi ahli/pakar.
Pengujian Produk
Pengujian produk terdiri dari 3 tahapan yaitu ujicoba kelompok kecil, ujicoba
kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Ujicoba kelompok kecil dilakukan
dengan jumlah responden 20 siswa, uji coba kelompok utama melibatkan 30 siswa dan
ujicoba kelompok besar melibatkan 40 siswa.
Subyek yang berpartisipasi dalam uji coba produk instrumen penilaian sikap
sosial adalah siswa SD dari tiga sekolah, yaitu SDN Gendongan 1, SDN Gendongan 2,
dan SDN Gendongan 3.
Iska Novi Hardiani | 623
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari (1) studi pendahuluan,
(2) pengembangan produk, (3) pengujian produk.
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan terdiri dari dua tahap yaitu studi kepustakaan dan studi
lapangan. Tahap pertama adalah studi kepustakaan. Penelitian ini mengembangkan
instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun
pelajaran 2016/2017. Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial dilatarbelakangi
belum adanya instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang tepat digunakan
untuk mengukur sikap sosial peserta didik. Penilaian sikap sosial peserta didik tidak
dilakukan dengan instrumen yang baku. Instrumen dapat dikatakan baku apabila telah
dilakukan ujicoba instrumen dan memiliki tingkat validitas serta reliabilitas yang baik.
Menurut Sukmadinata (2010:164) Pengembangan adalah suatu proses atau langkah –
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Kasim (2008: 4) IPS adalah suatu bahan
kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi
yang diorganisasikan dari konsep – konsep dan keterampilan – keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS SD bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan (1) mengenal konsep – konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; (2) memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai – nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,
dan global (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:90).
Pengukuran sikap kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap
sosial. Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan
berulang – ulang terhadap objek sosial (Ahmadi, 2007: 152). Penilaian sikap sosial
pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada KI 2
yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
Dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan
interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Perilaku sopan atau santun
adalah sikap dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Perilaku
toleran adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan. Untuk mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik
diperlukan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan
angka bagi suatu objek secara sistematik (Mardapi, 2007:2). Dalam kegiatan
pengukuran memerlukan penilaian (asesmen). Berdasarkan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 tentang standar penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta
624 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
instrumen yang tepat. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik
nontes. Penilaian sikap sosial dilakukan melalui teknik nontes.
Nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi
dengan melakukan pengamatan secara sistematis.. Angket atau kuesioner merupakan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang diketahui dan
perlu dijawab oleh responden (Anwar Suroyo, 2009:168). Angket yang digunakan
adalah angket tertutup, angket tertutup yaitu angket yang didalamnya telah terdapat
alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh si pembuat angket. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala guttman. Skala Guttman identik dengan model
pertanyaan “yes or no question”. Jawabannya terdiri dari dua alternatif jawaban yang
bersifat dikotomus. Sebelum dibuat butir pernyataan terlebih dahulu disusun kisi –
kisi.
Tahap kedua adalah tahap survei lapangan. Penelitian dilaksanakan di SD
Negeri Gendongan 01 dengan jumlah siswa sebanyak 36, SD Negeri Gendongan 02
dengan jumlah siswa sebanyak 40, dan SD Negeri Gendongang 03 dengan jumlah
siswa sebanyak 39. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas
IV didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap
sosial pembelajaran IPS, penilaian sikap sosial hanya dilakukan pada pembelajaran
PPKn. Penilaian sikap sosial terdapat pada tujuan pembelajaran IPS yang ketiga yaitu
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan.
Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran sikap santun siswa
pada pembelajaran IPS sudah nampak terlihat, diawal pembelajaran siswa sudah
mengucapkan salam, pada saat salah satu siswa melakukan presentasi didepan kelas
siswa lain tidak menyela presentasi yang sedang dilakukan. Sedangkan sikap toleran
dapat terlihat pada saat pembagian kelompok diskusi siswa dapat berkelompok dengan
siapapun yang memiliki perbedaan dan tidak memilih – milih teman kelompok. Sikap
toleran juga terlihat pada saat diskusi berlangsung, anggota kelompok dapat menerima
kesepakatan bersama meskipun berbeda dengan pendapatnya. Penilaian sikap sosial
dilakukan dengan menggunakan huruf A sampai dengan D yang artinya sikap yang
baik sekali sampai dengan tidak baik. KKM untuk nilai sikap sosial adalah B yang
artinya baik. Dilihat dari daftar nilai sikap sosial siswa terdapat 90% siswa mendapat
nilai B pada penilaian sikap sosial.
Pengembangan Produk
Produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS disusun berdasarkan
KI 2 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Dengan KD
2.3 menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya. Berdasarkan KI dan KD yang telah dipilih
ditentukan indikator penilaian dan kriteria penilaian. Dalam pengembangan ini dibuat
2 indikator penilaian yaitu (1) menunjukkan perilaku santun dalam melakukan
interaksi sosial dengan teman sebaya. (2) menunjukkan perilaku toleran dalam
melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Sikap sosial yang akan diukur
berdasarkan indikator adalah sikap santun dan sikap toleran.
Iska Novi Hardiani | 625
Sikap santun dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) mengucapkan salam saat
bertemu teman; (2) tersenyum saat bertemu teman; (3) mengucapkan terimakasih
kepada teman; (4) mengucapkan terimakasih kepada guru; (5) meminta ijin ketika
ingin menggunakan barang milik teman; (6) meminta ijin ketika ingin meminjam
barang milik teman; (7) tidak berkata – kata kotor; (8) tidak menyela pembicaraan.
Sikap toleran juga dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) menerima teman yang berbeda
pendapat; (2) menghargai teman yang berbeda pendapat; (3) menerima kesepakatan
meskipun berbeda dengan pendapatnya; (4) menerima kekurangan teman; (5)
memaafkan kesalahan teman; (6) memaafkan kesalahan orang lain; (7) mau
berkelompok dalam belajar dengan siapapun yang memiliki perbedaan; (8) tidak
pernah memilih – milih dalam kelompok belajar. Sikap santun dan toleran diukur
menggunakan instrumen penilaian berupa angket dengan butir pernyataan yang
berjumlah 20 butir pernyataan.
Pengujian Produk
Ujicoba produk instrumen penilaian sikap sosial dilakukan melalui tiga ujicoba.
Ujicoba kelompok kecil dilakukan dengan melibatkan 20 siswa. Ujicoba kelompok
utama dengan melibatkan 30. Ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden
sebanyak 40 siswa. Dari hasil yang didapatkan pada uji coba dilakukan analisis butir
pernyataan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil uji
validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok
kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar disajikan melalui tabel 2
berikut ini.
Tabel 2 : Distribusi Validitas Instrumen pada Ujicoba Produk
Analisis
Butir
Pernyataan
Rentang
Indeks Kategori
Ujicoba Produk
Ujicoba
Kelompok
Kecil
Ujicoba
Kelompok
Utama
Ujicoba
Kelompok
Besar
ƒ % ƒ % ƒ %
Validitas 0,81 – 1,00 Sangat
tinggi 2 10 - - - -
0,61 – 0,80 Tinggi 4 20 2 10 2 10
0,41 – 0,60 Cukup 4 20 14 70 18 90
0,21 – 0,40 Rendah 6 30 2 10 - -
0,00 – 0,20 Sangat
rendah 4 20 2 10 - -
Jumlah 20 100 20 100 20 100
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017
Keterangan :
ƒ : frekuensi butir pernyataan
% : presentase butir pernyataan
Berdasarkan tabel distribusi validitas instrumen penilaian sikap sosial
pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir
pernyataan memiliki tingkat validitas sangat tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki
tingkat validitas tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 6
626 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
(30%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 4 (20%) butir
pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama
dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 14
(70%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan
memiliki tingkat validitas rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat
validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama dari 20 butir pernyataan 2
(10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 18 (90%) butir pernyataan
memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas
rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah.
Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada
ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar
disajikan melalui tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 : Distribusi Reliabilitas Instrumen pada Ujicoba Produk
Ujicoba Produk α Kriteria
Ujicoba Kelompok Kecil 0,829 Sangat Reliabel
Ujicoba Kelompok Utama 0,868 Sangat Reliabel
Ujicoba Kelompok Besar 0,883 Sangat Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017
Keterangan : α : tingkat reliabilitas
Berdasarkan tabel distribusi reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial
pembelajaran IPS dari ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama dan ujicoba
kelompok besar menggalami peningkatan tingkat reliabilitas instrumen. Ujicoba
kelompok kecil memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,829 dengan
kriteria sangat reliabilitas. Ujicoba kelompok utama memiliki tingkat reliabilitas
instrumen dengan α sebesar 0,868 dengan kriteria sangat reliabilitas. Dan ujicoba
kelompok besar memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,883 dengan
kriteria sangat reliabilitas.
Pembahasan
Pengujian produk dilakukan pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok
utama dan ujicoba kelompok besar. Setelah dilaksanakan ujicoba produk dilakukan
analisis validitas dan reliabilitas instrumen.
Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 20
siswa. Pada uji coba kelompok kecil hasil uji validitas instrumen penilaian sikap sosial
digunakan rtabel sebesar > 0,300. Setelah dilakukan ujicoba terdapat 6 butir pernyataan
atau 30% dari 20 pernyataan yang masih tidak valid dengan rhitung< 0,300 dan 14 butir
pernyataan atau 70% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid dengan rata – rata
rhitung> 0,300. Indeks keandalan atau reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial sudah
dapat dinyatakan baik, dari hasil analisis reliabilitas menunjukkan α sebesar 0,829
maka dapat disimpulakn bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah reliabel. Hal ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maria Melinda, pada ujicoba
kelompok kecil masih terdapat 7 butir pernyataan atau 35% dari 20 butir pernyataan
yang tidak valid dan tingkat reliabilitas instrumen dinyatakan sudah reliabel.
Ujicoba kelompok utama dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 30
siswa. Dari ujicoba kelompok utama didapatkan hasil masih terdapat 3 butir
Iska Novi Hardiani | 627
pernyataan atau 15% dari 20 pernyataan yang tidak valid dan 17 butir pernyataan atau
85% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas
instrumen pada ujicoba lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,868 maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat
reliabilitas yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Yuhana Dwi Krisnawati, pada ujicoba kelompok utama masih terdapat 8 butir
pernyataan atau 13% dari 60 butir pernyataan yang tidak valid dan tingkat reliabilitas
instrumen dinyatakan sudah reliabel.
Ujicoba kelompok besar dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 40
siswa. Berdasarkan hasil analisis validitas ujicoba kelompok besar 20 butir penyataan
sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen pada ujicoba
lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,883 karena maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik.
Berdasarkan hasil ujicoba kelompok kelompok besar maka dapat disimpulkan 20 item
pernyataan yang disusun sudah layak digunakan sebagai instrumen penilaian sikap
sosial pembelajaran IPS. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Umi Chotimah, pada ujicoba terakhir diperoleh hasil bahwa dari 20 butir
pernyataan semua butir pernyataan telah dinyatakan valid.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD
dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi – kisi yang digunakan
untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen.
2. Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir
pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil
dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah
responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40
siswa.
3. Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh
hasil sebanyak 14 (70%) butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok
utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) butir pernyataan dinyatakan valid.
Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 butir pernyataan dinyatakan
valid.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yaitu:
1. Guru dalam melakukan penilaian sikap sosial sebaiknya menggunakan instrumen
yang sesuai dengan aspek yang akan dinilai. Instrumen yang dibuat perlu
memperhatikan indikator penilain dan pembuatan indikator sesuai dengan KKO
ranah afektif.
2. Sekolah kiranya dapat memberikan pelatihan kepada para guru untuk membuat
instrumen penilaian sikap, agar dapat menilai sikap siswa dengan tepat.
628 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
3. Siswa harus lebih jujur dalam memberikan tanggapan pada saat mengisi instrumen
penilaian sikap sosial pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Akbar, Sadun, dan Hadi Sriwiyana. 2010. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Chotimah, Umi. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif pada
Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama. Laporan. Palembang.
Kartini, Kartono. 2006. Kamus Lengkap Psikologi Terjemahan. Jakarta: Grafindo.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Krisnawati, Yuhana Dwi. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif
yang Berkualitas pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA N 1 Boja
Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Mardapi, Djemari. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.Yogyakarta:
Mitra Cendikia.
Melinda, Maria. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
Menggunana Skala Guttman Berdasarkan Kurikulum 2013 Siswa Kelas 4
Semester 2 di Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi. Salatiga: UKSW FKIP PGSD.
Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Wardani, Naniek Sulistya. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari
Press.
Wicaksono, Tulus Pamuji, Muhardjito, dan Titik Harsiati. 2016. Pengembangan
Penilaian Sikap dengan Teknik Observasi, Self Assessment, dan Peer Assessment
pada Pembelajaran Tematik Kelas V SDN Arjowinangun 02 Malang. Jurnal.
Malang: Pendidikan Dasar-Pascasarjana Universitas Negeri Malang.