pengembangan bahan ajar bermuatan socio- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...zat...

50
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- SCIENTIFIC ISSUE (SSI) PADA TOPIK ZAT ADIKTIF Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Nahaary Fortuna Averoes NIM. 11140162000021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 01-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO-

SCIENTIFIC ISSUE (SSI) PADA TOPIK ZAT ADIKTIF

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nahaary Fortuna Averoes

NIM. 11140162000021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika
Page 3: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika
Page 4: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

i

ABSTRAK

Nahaary Fortuna Averoes, “Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan Socio-

Scientific Issue (SSI) Pada Topik Zat Adiktif”. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2020.

Isu-isu sosial tentang penyalahgunaan narkotika, global warming, dan lainnya

meluas di masyarakat. Pendidikan dapat mengambil peluang dengan adanya berita

dan isu-isu sosial untuk mengembangkan sebuah bahan ajar yang bermuatan isu-

isu sosial untuk memudahkan siswa mengetahui sebuah pelajaran. Penelitian ini

merupakan penelitian pengembangan bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan

berupa buku suplemen kimia bahan alam pada topik zat adiktif dengan muatan

Socio-Scientific Issue (SSI). Metode penelitian yang digunakan yakni metode

pengembangan R&D dengan menggunakan model pengembangan 4D yang

diadaptasi dari model 4D Thiagarajan 1974 dengan batasan pada tahap define,

design, dan develop. Penelitian ini dilakukan pada 31 mahasiswa pendidikan

kimia UIN Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen layak

digukanan untuk jenjang perkuliahan dengan rata-rata presentase sebesar 81,68%

Kata Kunci : Pengembangan, 4-D, Socio-scientific Issue (SSI), penyalahgunaan,

narkotika, buku suplemen

Page 5: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

ii

ABSTRACT

Nahaary Fortuna Averoes, “Development of Teaching Material Based on

Socio-scientific Issue (SSI) on The Topic of Addictive Substance” Thesis,

Departement of Chemical Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science,

Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 2020

Social issues about narcotic abuse, global warming, and others are widespread in

the community. Education can take opportunities with news and social issues to

develop a teaching materials to make it easier for students to know a lesson. This

research into the development of teaching materials. The teaching materials

developed in the form of a natural material chemical supplement on the topic of

addictive substances with the payload Socio-Scientific Issue (SSI). The research

method used is the development method of R&D by using the 4D development

model adapted from the model 4D Thiagarajan 1974 with limitations in the

Define phase, design and develop. The research was conducted at 31 chemical

education students UIN Jakarta. The results of the study showed that the

supplement book is appropriate for the lecture level with an average percentage

of 81.68%.

Keyword: develop, SSI, narcotic abuse, supplement books, 4-D

Page 6: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat

hidayahNya kepada seluruh umatNya. Shalawat dan dalam semoga selalu

terlimpahkan kepada nabiullah Muhammad Sollaallahu ‘alaihi Wassalam, beserta

keluarga, sahabatnya dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulilah atas segala rahmat karuniaNya, ridhaNya, pertolonganNya,

serta bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karenanya, dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Burhanuddin Milama, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Nanda Saridewi, M.Si dan Munasprianto Ramli, Ph.D selaku dosen

pembimbing atas bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis

selama proses penyusunan skripsi.

3. Dila Fairusi, M.Si., Dedi Irwandi, M.Si., Buchori Muslim, M.Pd dan

Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si selaku validator yang telah

memberikan masukan positif pada penilaian instrumen penelitian.

4. Tonih Feronika, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan akademik selama masa

perkuliahan.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat selama perkuliahan.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua, ayah H Sangidun, M.Pd dan ibu

Amah A.Md tercinta, penulis sampaikan banyak terima kasih yang luar

biasa atas seluruh doa, kasih sayang, dukungan yang telah diberikan

tanpa kenal batas dan waktu.

Page 7: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

iv

7. Seluruh kakak tersayang, Randhu Ahimsa Asa A,Md, Siti Kusmarini

S.Gz, Fathurahmah Aviciena S.Pd dan Irfan Ahmad, M.Pd atas kasih

sayang dan dukungannya.

8. Sahabat-sahabat kita-kita tercinta, Auliya Naimah, Suci Nurmilah, Asti

Syakila dan Devita AP. Terima kasih atas doa, dukungan yang telah

kalian berikan selama masa perkuliahan. Penulis ucapkan semoga

sukses dan selalu berkah dunia akhirat.

9. Seluruh sahabat Pendidikan Kimia 2014 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas waktunya dalam menemani

masa studi penulis, semua support dan doa. Semoga Allah selalu

melindungi kalian dimanapun.

10. Seluruh teman-teman pendidikan kimia 2015 yang telah mengisi

angket skripsi penulis, terima kasih banyak. Semoga selalu bahagia

dan sukses

11. Semua pihak yang terkait dan telah membantu skripsi penulis yang

tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya, terima kasih banyak.

Sampailah pada akhir, penulis menyadari banyak kekurangan dalam proses

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk kelanjutan penelitian ini. Penulis sangat mengharapkan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pengembangan

pengetahuan pada dunia pendidikan pada umumnya.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarokatuh.

Jakarta, 12 Desember 2019

Penulis

Nahaary Fortuna Averoes

Page 8: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

KAJIAN TEORITIK ............................................................................................... 6

A. Kajian Teori .............................................................................................. 6

1. Bahan ajar ............................................................................................. 6

2. Buku Suplemen ..................................................................................... 8

3. Socio-scientific Issue (SSI) ................................................................... 9

4. Zat Adiktif........................................................................................... 12

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 16

D. Penelitian Relevan .................................................................................. 17

Page 9: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

vi

BAB III ................................................................................................................. 19

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 19

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 19

B. Metode Penelitian ................................................................................... 19

C. Prosedur Pengembangan ........................................................................ 19

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 23

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 24

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 29

BAB IV ................................................................................................................. 32

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 32

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 32

B. Pembahasan ............................................................................................ 61

BAB V ................................................................................................................... 76

KESIMPULAN ..................................................................................................... 76

A. Kesimpulan ............................................................................................. 76

B. Saran ....................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

Page 10: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka berfikir .......................................................................... 16

Gambar 3.1 Alur Peneliti ................................................................................. 22

Gambar 4.1 Cover Buku Suplemen ................................................................. 48

Gambar 4.2 Identitas Buku Suplemen ............................................................. 48

Gambar 4.3 Kata Pengantar dan Daftar Isi Buku Suplemen ............................ 50

Gambar 4.4 Cover Setiap Bab pada Buku Suplemen ..................................... 51

Gambar 4.5 Bagian Isi Buku Suplemen ........................................................... 51

Gambar 4.6 Daftar Isi dan Sumber Gambar pada Buku Suplemen ................. 52

Gambar 4.7 Glosarium Buku Suplemen Bermuatan SSI ................................. 53

Gambar 4.8 Biodata Penulis Buku Suplemen Bermuatan SSI ......................... 53

Gambar 4.9 Grafik Presentase Penilaian Aspek Materi .................................. 59

Gambar 4.10 Grafik Presentase Penilaian Aspek Bahasa ............................... 59

Gambar 4.11 Grafik Presentase Penilaian Aspek Sajian ................................ 60

Gambar 4.12 Grafik Presentase Penilaian Aspek Kegrafisan ......................... 61

Gambar 4.13 Materi miskonsepsi sebelum direvisi (a) dan setelah direvisi (b)

.......................................................................................................................... 69

Gambar 4.14 Penggantian kata sebelum (a) dan sesudah direvisi (b).............. 69

Gambar 4.15 Aspek Bahasa Sebelum (a) dan Sesudah Direvisi (b) ................ 70

Gambar 4.16 Gambar Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b) ................. 71

Gambar 4.19 Revisi layout dan font ............................................................... 71

Page 11: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 23

Tabel 3.2 Indikator Wawancara ...................................................................... 25

Tabel 3.3 Lembar Validasi Ahli Materi ........................................................... 25

Tabel 3.4 Lembar Validasi Ahli Media............................................................ 27

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Agket Respon Mahasiswa ................................................ 29

Tabel 3.6 Skala Likkert ................................................................................... 30

Tabel 3.7 Tabel Interval ................................................................................... 31

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Mahasiswa .......................................................... 38

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Dosen ................................................................. 40

Tabel 4.3 Analisis Awal Konteks Buku Suplemen ......................................... 42

Tabel 4.4 Perubahan Konteks Kimia Setelah Diperbaiki................................. 42

Tabel 4.5 Susunan Materi pada Buku .............................................................. 44

Tabel 4.6 Revisi Buku Suplemen ..................................................................... 54

Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Materi .............................................................. 55

Tabel 4.8 Hasil Validasi Ahli Media................................................................ 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Responden ............................................................... 57

Tabel 4.10 Hasil Saran dan Catatan Respon Uji Coba Buku Suplemen Kimia

.......................................................................................................................... 61

Page 12: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar validasi konten dan konteks ........................................ 83

Lampiran 2 : Analisis CLO Mata kuliah Kimia Bahan Alam (KBA)............ 93

Lampiran 3 : Draft pertanyaan wawancara analisis kebutuhan ..................... 96

Lampiran 4 : Hasil wawancara dosen ............................................................ 98

Lampiran 5 : Hasil wawancara mahasiswa .................................................... 106

Lampiran 6 : Hasil presentase wawancara ..................................................... 116

Lampiran 7 : Rencana proses pengembangan buku suplemen....................... 119

Lampiran 8 : Lembar validasi ahli media ...................................................... 121

Lampiran 9 : Lembar validasi konten buku ................................................... 127

Lampiran 10 : Lembar angket respon siswa .................................................... 136

Lampiran 11 : Lembar pengolahan data........................................................... 144

Lampiran 12 : Buku suplemen sebelum validasi ............................................. 148

Lampiran 13 : Buku suplemen setelah validasi................................................ 171

Lampiran 14 : Lembar uji referensi ................................................................. 208

Page 13: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas

sebagai suatu narkotika dan psikotropika saja. Menurut UU nomor 5 tahun

1997 tentang psikotropika menyatakan bahwa psikotropika dapat

menyebabkan si pengguna menjadi psikoaktif yang dapat mengubah

aktivitas mental yang khas dan perilaku si pengguna (Sasangka, 2003). Di

Indonesia menurut survei BNN penggunaan narkotika yang berusia kurang

dari 30 tahun lebih tinggi dibadingkan pengguna berusia di atas 30 tahun

(BNN, 2017). Angka yang cukup besar untuk menjadi peringatan pemerintah

melakukan penyuluhan penanggulangan obat terlarang.

Berbagai negara melalui badan internasional telah menaruh perhatian

dan ikut berpartisipasi terhadap masalah yang menyangkut

penyalahgunaaan obat dikalangan remaja. Gangguan penggunaan zat adiktif

menjadi sebuah masalah kompleks yang dapat ditangani dengan berbagai

cara, seperti pendekatan melalui disiplin ilmu, peran instansi pemerintah

seperti Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan. Di Negara Republik

Indonesia, para pelaku penyalahgunaan sebagian besar berasal dari generasi

muda yang seharusnya dapat menjadi penerus bangsa. Oleh karena itu,

pemerintah mengeluarkan berbagai cara untuk menekan angka

penyalahgunaan zat adiktif (Kadarmanta, 2010, hlm. 40). Salah satu peran

pemerintah terhadap penanggulangan pengguna zat adiktif yaitu dengan

menjadikan bahaya zat adiktif menjadi salah satu materi di berbagai jenjang

pendidikan.

Dalam sebuah institusi, mahasiswa pendidikan kimia mayoritas sudah

mempelajari zat adiktif pada mata kuliah kimia bahan alam, akan tetapi

mahasiswa belum sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan zat

adiktif. Pada materi alkaloid, zat adiktif telah disinggung oleh dosen guna

mempermudah pengertian terhadap alkaloid, akan tetapi mahasiswa masih

Page 14: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

2

kesulitan dalam mengaplikasikan penerapan zat alkaloid dalam kehidupan

sehari-hari.

Mahasiswa pendidikan kimia seharusnya mampu menerapkan

pembelajaran bermuatan Socio-Scientific Issue (SSI) pada topik zat adiktif.

Belakangan banyak bermunculan kasus mengenai penyalahgunaan

penggunaan narkoba/NAPZA seperti pada kalangan artis. Ini merupakan

tantangan tersendiri bagi mahasiswa pendidikan kimia untuk

menginformasikan kepada peserta didik dan masyarakat bagaimana

penggunaan zat adiktif yang benar dan dampak penyalahgunaan bagi

kehidupan.

Salah satu sarana untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari

zat adiktif yaitu dengan adanya bahan ajar yang memuat informasi mengenai

perkembangan zat adiktif. Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau

alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-

batasan dan cara mengevaluasi yang didesign secara sistematis yang

menarik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Bahan ajar memiliki

berbagai jenis, seperti buku, video, ppt dan lain sebagainya.

Menurut Firman dalam Rostikawati dan Pernanasari berpendapat bahwa

bahan ajar yang dipakai oleh para peserta didik hanya menekankan konten

dalam mempelajari suatu topik, hal ini menjadi pemicu rendahnya

pengetahuan para peserta didik dalam mengetahui sebuah pengetahuan

(Rostikawati & Permanasari, 2016). Melihat kenyataan ini, diperlukan

inovasi dalam membuat bahan ajar m ak a dihadirkanlah buku suplemen

atau buku penunjang (tambahan) yang bertujuan untuk menambah

pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pembelajaran.

Bahan ajar yang tesebar memiliki keterbatasan hanya dalam konten

materi, sehingga banyak peneliti yang berusaha mengembangkan bahan ajar

salah satunya bahan ajar yang ada yakni bahan ajar dengan inovasi SSI

untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada (Rostikawati &

Permanasari 2016)

Page 15: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

3

Adanya inovasi bahan ajar berupa penerapan konteks yang dekat

terhadap kehidupan sehari-hari. Salah satu konteks yang dapat

dibangun untuk mendukung keberadaan konten adalah isu-isu atau masalah-

masalah kehidupan. Isu kehidupan sosial, ekonomi, budaya disebut Socio-

Scientific Issue (SSI). SSI merupakan sebuah masalah atau isu yang timbul

akibat adanya penyimpangan sosial, moral politik, dan ekonomi yang terjadi

di lingkungan bermasyarakat.

Sadler (2014) mengatakan bahwa pendidikan sains dapat mengadakan

terobosan baru dan peluang baru berupa pembelajaran berbasis SSI atau isu-

isu ilmiah. Hal ini dapat diaplikasikan dengan adanya pengembangan bahan

ajar bermuatan SSI.

SSI sangat potensial jika digunakan dalam pembelajaran sains di

sebuah institusi. Penggunaan SSI dapat menjadi penghubung antara

pemasalahan yang sedang berkembangan di masyarakat dengan konten yang

akan dipelari. Dengan adanya SSI dalam bahan ajar, peserta didik diharapkan

dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan dapat meningkatkan

pendidikan moral peserta didik (Zo’bi, 2014).

SSI merupakan salah satu pendekatan yang tepat dikarenakan SSI

memiliki sub disipliner yang mencakup ekonomi, sosial/budaya, lingkungan,

moral dan etika. SSI juga dapat meningkatkan kemampuan peserta

didik dalam mengambil keputusan pada sebuah masalah (Jho,

Yoon & Kim, 2013).

Salah satu tujuan pembelajaran bermuatan SSI yaitu peserta didik

dapat melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk membahas suatu

masalah. Hal ini sejalan dengan sebuah pencapaian (Program Learning

Outcomes/ PLO) kimia bahan alam yaitu pada PLO nomor 17 yang berbunyi

“menunjukkan partisipasi aktif dalam diskusi baik di dalam kelas maupun

forum diskusi yang lebih luas” dan PLO nomor 19 yang berbunyi “memiliki

kemampuan dalam menggunakan teknologi untuk kepentingan pendidikan”

(UIN Jakarta, 2014).

Page 16: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

4

Dengan adanya proses diskusi ini, maka perlu dikembangkan bahan

diskusi sesuai dengan PLO nomor 17. Bahan diskusi yang akan

dikembangkan yaitu zat adiktif. Zat adiktif ini merupakan salah satu contoh

pemanfaatan senyawa metabolit sekunder. Sesuai dengan Course Learning

Outcomes (CLO) Kimia Bahan Alam yaitu “Menganalisis contoh, aktivitas

biologis, dan pemanfaatan senyawa metabolit sekunder bahan alam dari

penelitian terkini”.

Topik yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat salah satunya

adalah zat adiktif. Penggunaan zat adiktif yang semakin melampaui batas

menjadi sorotan utama pemerintah dan muncul sebagai berita sosial yang

merupakan salah satu kategori dari SSI. Berita-berita sosial mengenai

narkotika dan psikotropika yang dipergunakan untuk pengobatan, akan

tetapi banyak penyelewengan yang menjadi akar dari sebuah masalah

mengenai zat adiktif (Sasangka, 2003). Berdasarkan pemaparan di atas maka

perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan

Socio-Scientific Issue (SSI) pada Topik Zat Adiktif”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Penyalahunaan narkotika pada usia di bawah 30 tahun memiliki angka

lebih tinggi dibandingkan usia di atas 30 tahun.

2. Bahan ajar yang digunakan peserta didik hanya menekankan konten.

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang dipaparkan diatas, maka

perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini terarah yaitu sebagai

berikut:

1. Bahan ajar yang akan dibuat oleh peneliti berupa buku suplemen.

2. Topik yang akan dibahas pada penelitian ini hanya dibatasi pada zat

adiktif.

3. Bahan ajar yang dibuat hanya berbasis Socio-Scientific Issue (SSI).

Page 17: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

5

4. Ruang lingkup penelitian ini yaitu mahasiswa Pendidikan Kimia UIN

Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimana pengembangan bahan ajar

bermuatan SSI pada topik zat adiktif?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan buku suplemen yang

bermuatan SSI pada topik zat adiktif.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua

pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

1. Untuk dosen pendidikan kimia, hasil penelitian ini dapat dijadikan

tambahan buku suplemen dalam menjelaskan matakuliah kimia bahan

alam.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan buku pendukung dalam

memahami mata kuliah kimia bahan alam.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini digunakan untuk referensi bahan ajar

dalam memahami zat adiktif.

Page 18: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Teori

1. Bahan ajar

A. Bahan Ajar

Sumber belajar merupakan segala informasi dalam berbagai bentuk

media yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari

kurikulum. Sumber belajar dapat berupa media cetak, video dan perangkat

lunak lainnya (Yaumi, 2013, hlm. 244).

Menurut Mutiara, Zuhairi dan Sri dalam Yaumi membagi bahan

ajar menjadi dua jenis. Yakni:

1. Bentuk Bahan Cetak.

Bahan cetak ini berupa buku kerja modular, lks, buku cetak.

2. Bentuk bahan non cetak.

Bahan ajar yang bukan berupa bahan cetak berupa audio, video

dan computer. Adapun bahan-bahan audio mencakup kaset-kaset

audio dan program radio. Video dapat berupa kaset-kaset video,

CD-ROM, serta program televise. Sedangkan computer dapat

berupa file yang berada pada computer dan internet (Yaumi, 2013,

hlm. 250).

Menurut National for Vocational Education Reserch Ltd/ National

Center for Competency Based Training mengatakan bahwa bahan ajar

adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru untuk

digunakan pada saat kegiatan pembelajaran (Nugraha, Binadja &

Supartono, 2013).

Bahan ajar merupakan buku ajar yang dirancang dan dibuat sesuai

dengan pedoman bagi peserta didik dan pedoman bagi pengajar, dengan

tujuan memudahkan bagi peserta didik dan pengajar dalam proses belajar

mengajar (Widodo & Jasmadi. 2008. hlm.58). Bahan ajar akan disusun

dalam rangka peningkatan kualitas dengan kuantitas belajar mengajar

Page 19: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

7

sesuai dengan instruksional yang ingin dicapai. Bahan ajar bersifat

mandiri, sistematis dan lengkap (Widodo & Jasmadi. 2008, hlm.57).

Menurut Soegiranto dalam Arlitasari Bahan ajar merupakan materi

yang disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan peserta didik

(siswa) di dalam pembelajaran. Bahan ajar dikemas dalam bentuk cetak,

non cetak dan visual audiktif (Arlitasari, Pujayanto & Budhiarti, 2013).

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahan ajar

merupakan salah satu bagian dari sumber belajar. Terdapat beberapa

definisi bahan ajar yang dikemukakan para ahli. Bahan ajar merupakan

segala bentuk bahan atau informasi yang telah tersusun secara sistematis

yang dapat digunakan oleh guru dan siswa guna membantu berjalannya

proses pembelajaran.

Bahan ajar merupakan salah satu fasilitas belajar yang dapat

mendukung proses belajar dan pembelajaran. Salah satu perkembangan

bahan ajar yang mendukung ketercapaian kurikulum adalah buku non teks.

Buku nonteks adalah buku-buku yang berisi materi pendukung, pelengkap,

penunjang buku teks pelajaran. Buku non teks berfungsi sebagai bahan

pengayaan, referensi atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan

pembelajaran dengan menggunakan kajian yang longgar, kreatif dan

inovatif yang dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan

tingkatan kelas atau pembaca umum (Puskurbuk, 2014).

Secara garis besar fungsi bahan ajar bagi guru yaitu dapat

mengarahkan semua aktifitas peserta didik dalam tiap proses pembelajaran

baik didalam kelas maupun di luar kelas sekaligus merupakan subtansi

kompetensi yang diajarkan kepada peserta didik. Sedangkan sebagai

peserta didik, bahan ajar merupakan pedoman dalam proses pembelajaran

dan merupakan subtansi kompetensi yang harus dipelajari.

Dari berbagai definisi dan penjelasan diatas maka dapat

disimpulkan jika bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang

memiliki andil dalam proses pembelajaran.

Page 20: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

8

Buku nonteks adalah buku pengayaan pengetahuan yang dapat

digunakan oleh masyarakat luas maupun sekolah, buku nonteks ini bukan

buku pegangan sekolah melainkan buku pendukung pembelajaran

(Widyaningrum, Apriliya, & Iqbal, 2015).

Salah satu upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

memahami sebuah pengetahuan yaitu dengan adanya sebuah inovasi dalam

mengembangkan sebuah bahan ajar. Bahan ajar yang telah beredar hanya

menekankan lebih kepada dimensi konten dibandingkan dimensi konteks

dan proses sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman peserta didik

terhadap sebuah pengetahuan (Rostikawati & Permanasari, 2016).

Sedangkan dalam kurikulum 2013 para peserta didik didorong agar

dapat menemukan sebuah pembelajaran dari sebuah masalah dalam

kehidupan sehari-hari, pembelajaran diarahkan agar dapat berfikir kritis,

berfikir analitis dan mampu mengambil keputusan yang tepat (Wulandari,

2017). Salah satu materi konten sains yang dekat dengan kehidupan nyata

adalah zat adiktif yang dapat dipelajari melalui pendekatan Socio Scientific

Issue (SSI).

2. Buku Suplemen

Buku suplemen merupakan buku nonteks serta buku tambahan

atau buku pelengkap yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan

tujuan untuk melengkapi materi yang sudah ada.

a. Karakteristik buku suplemen

Buku suplemen termasuk ke dalam buku nonteks pelajaran, buku

nonteks adalah buku yang berisi materi pendukung, pelengkap, penunjang

buku teks pelajaran dan berfungsi sebagai bahan pengayaan yang kreatif,

inovatif dan dapat dimanfaatkan oleh lintas jenjang pembaca. Hal ini dapat

dilihat dari ciri-ciri buku nonteks pelajaran sebagai berikut:

a. Buku-buku pendukung dapat dipergunakan di sekolah dan sebagai

buku pegangan pokok siswa.

Page 21: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

9

b. Buku tidak dilengkapi instrumen evaluasi dalam bentuk teks atau

ulangan yang menuntut pembaca melakukan perintah-perintah untuk

mengukur pemahaman terhadap bahan bacaan.

c. Penerbitan buku nonteks pelajaran tidak dilakukan secara serial.

d. Materi atau isi dalam buku nonteks berkaitan dengan sebagian atau

salah satu Kompetensi Isi atau Kompetensi Dasar.

e. Materi atau isi buku nonteks pelajaran dimanfaatkan oleh pembaca.

f. Materi atau isi buku nonteks pelajaran digunakan sebagai bahan

pengayaan, rujukan, panduan dalam kegiatan pembelajaran dari

berbagai jenjang pendidikan sesuai peruntukannya (Puskurbuk, 2014).

b. Komponen buku suplemen.

Berdasarkan ciri-ciri buku suplemen diatas, buku dapat dikatakan baik

apabila memenuhi komponen dasar stuktur buku. Adapun bagian-bagian

buku sebagai berikut:

1. Bagian awal

Pada bagian awal terdapat struktur yang harus dipenuhi yaitu:

a) Judul buku

b) Halaman hak cipta (copyright)

c) Pengantar atau prakata dan

d) Daftar isi

2. Bagian materi atau isi

Bagian ini terdapat uraian materi atau isi buku yang memenuhi dasar

jumlah halaman.

3. Bagian akhir

Pada bagian ini terdapat daftar pustaka, khusus atlas wajib

menggunakan indeks, glosarium dan lampiran sesuai dengan keperluan

masing-masing (Puskurbuk, 2014).

3. Socio-scientific Issue (SSI)

Kita hidup di abad 21 dimana seorang pendidik sains harus

menyadari bahwa terdapat elemen penting dari sebuah pembelajaran yakni

kemampuan manganalisis, mensintesis dan mengevaluasi informasi,

Page 22: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

10

mempertimbangkan berbagai presfektif dan penalaran, memeriksa bukti

ilmiah, menghadapi masalah etika dan memahaminya. Semua elemen ini

melekat pada SSI. SSI merupakan suatu cara pembelajaran yang dapat

dilakukan didalam kelas guna membangun kemampuan literasi peserta

didik dan membangun kemampuan HOTS. Peserta didik diajarkan untuk

mengetahui suatu isu, mendiskusikan isu atau masalah yang dihadapi

untuk mengangkat topik menyangkut mata pelajaran. Dengan melakukan

diskusi peserta didik dapat mengemukakan pendapatnya mengenai isu dan

bekerja sama dengan segala hal yang menyangkut tentang isu tersebut

(Akerblom & Lindahl, 2017).

Proses pembelajaran SSI ini dapat membuat peserta didik yang

menjadi lebih aktif dan dapat memotivasi peserta didik untuk

mendapatkan pengetahuan baru yang dijelaskan oleh para pendidik. Dalam

proses pembelajaran SSI, siswa akan melalui beberapa langkah yang dapat

dicapai yakni: (1) mempelajari pengetahuan terbaru secara spesifik, (2)

pengetahuan analisis dan argumentasi, (3) kemampuan mengatur dan

mengolah informasi dan informasi yang relevan, (4) kemampuan untuk

mengamati proses pembelajaran (Shin, Brush, & Glazewski, 2017).

Pada kegiatan belajar dengan menggunakan SSI, secara tidak

langsung peserta didik dapat mempelajari sebuah konten menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek, atau PBL. Menurut definisi SSI tidak

memiliki sebuah panduan pembelajaran, hanya berbasis dengan masalah

sosial. Pendekatan konteks yang dekat dengan pendidikan kimia adalah

menarik hubungan antara sains dan pengalaman peserta didik seperti

mengeksplorasi senyawa kimia dalam produk antibiotik (Sadler, 2017).

Menurut penelitian mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan

SSI akan menujukan kepada peserta didik mengenai sebuah masalah

dengan menggunakan diskusi sebagai pendekatanya. Diskusi di dalam

kelas akan memerlukan waktu yang difasilitasi bahan pembelajaran. Bahan

pembelajaran memuat isu dan masalah yang dapat didiskusikan oleh

peserta didik. (Zo’bi, 2017)

Page 23: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

11

Menurut Sadler (2017) menyakatan bahwa pembelajaran SSI

memiliki tiga kerangka dalam proses pembelajarannya. Tiga kerangka

yang dimaksud yakni pengalaman guru, pengalaman peserta didik dan

design pembelajaran. Design pembelajaran dapat berupa :

a. Membangun instruksi yang menarik mengenai masalah.

b. Mempresentasikan masalah

c. Menyediakan pengembangan lebih lanjut

d. Memberikan pengalaman yang sangat baik

e. Menggunakan media sebagai alat bantu merepresentasikan

masalah

f. Menggunakan teknologi untuk memfasilitasi belajar peserta

didik

Adapun pengalaman peserta didik sangat mempengaruhi

pembelajaran SSI seperti keterlibatan peserta didik dalam proses

pembelajaran, mengemukakan ide dan teori yang berkaitan dengan

masalah, mengumpulkan dan menganalisis permasalahan, diskusi dengan

teman mengenai permasalahan yang ada, serta dapat mengambil hikmah

yang berkaitan dengan masalah.

Pengalaman guru akan menghasilkan pengajaran dan pembelajaran

berbasis SSI yang baik. Setiap guru memiliki pengetahuan tentang konten

kimia atau konten sains yang akan diangkat menjadi masalah, mengetahui

permasalahan sosial yang terkait dengan masalah SSI dan menyadari

bahwa dalam proses pembelajaran guru menjadi sumber pengetahuan

konten yang terkait dengan masalah (Sadler & Murakami, 2017).

Pada pembelajaran berbasis SSI pengetahuan dibangun dengan

menggunakan sebuah masalah. Peserta didik yang belajar dengan

menggunakan pembelajaran berbasis SSI tampil menjadi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode tradisional.

Dengan SSI ini peserta didik dapat mengeksplorasi pembelajaran sains

dikelas, dan berdampak pada naiknya signifikasi pengetahuan siswa

terhadap konten sains peserta didik (Klosterman & Sadler, 2015).

Page 24: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

12

Keunggulan proses pembelajaran SSI yakni dapat membantu

membentuk ide-ide yang berkaitan dengan masalah sosial atau isu sosial,

dapat meningkatkan minat peserta didik dalam menganalisa masalah,

mengembangkan keterampilan dan membantu peserta didik dalam

mengambil keputusan (Zo’bi, 2014). Adanya inovasi baru dalam membuat

bahan ajar seperti bahan ajar bermuatan SSI kiranya dapat membuat

peserta didik lebih memahami topik mengenai zat adiktif.

4. Zat Adiktif

A. Pengertian Narkoba

Menurut Undang-undang nomor 22, tahun 1997 tentang narkoba,

pengertian narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat

menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan (Soelaiman, 2006, hlm. 210).

Narkotika Sebagai sarana kebutuhan medis yang penggunaannya

secara terukur dibawah kendali ahli medis. Baik untuk kepentingan

penelitian maupun pertolongan kesehatan. Namun dalam

perkembangannya menjadi barang haram karena diedarkan secara gelap

dan disalahgunakan untuk kepentingan di luar medis serta berdampak

gangguan kesehatan.

Dampak penyalahgunaan zat adiktif seperti narkotika sangat

membahayakan kesehatan dan bahkan mengancam keselamatan jiwa

manusia. Narkoba memiliki dua dampak yakni positif dan negatif.

Dampak positif yang ditimbulkan yakni dapat dipakai kepentingan medis.

Sedangkan dampak negatif adalah dapat merusak sel-sel otak apabila

menyalahgunaannya dan menjadi kepentingan bisnis ilegal oleh

sekelompok orang yang tidak bermanfaat.

Jenis obat-obatan terlarang seperti narkoba memiliki senyawa yang

membuat para pencandunya merasa melayang. Senyawa ini bernama

opium dari jenis alkaloid. Alkaloid memiliki sejarah yang cukup panjang.

Page 25: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

13

Senyawa alkaloid pada sejarahnya pernah membuat seorang Socrates

terbunuh akibat terhirup udara yang mengandung senyawa ini pada saat

perayaan di kerajaan pada tahun 1826. Senyawa yang membuat Socrotes

terbunuh yakni koniin yang merupakan alkaloid pertama yang ditentukan

sifat-sifatnya (1870) dan pertama disintesis (1886). Pada akhirnya sekitar

1978 sekitar 4000 alkaloid telah berhasil diidentifikasi strukturnya

(Sastorhamidjojo, 1995, hlm. 202).

Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal

dengan titik lebur tertentu yang mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit

alkaloid yang berbentuk amorf, dan beberapa berupa cair seperti nikotin

dan koniin. Kebanyakan alkaloid tidak memiliki warna, tetapi beberapa

senyawa yang kompleks memiliki warna seperti betanin yang memiliki

warna merah. Pada umumnya alkaloid bersifat basa dan hanya larut pada

pelarut organik, meskipun beberapa ada pula yang larut dalam air

(Sastorhamidjojo, 1995, hlm. 208).

B. Senyawa metabolit sekunder dan zat adiktif baru

Adapun materi yang akan dibahas dalam buku suplemen merupakan

zat adiktif baru yang banyak beredar di masyarakat, seperti magic

mushroom, pil PCC, flakka, happy five. Keempat contoh zat adiktif ini

akan dibahas berdasarkan materi kimia bahan alam pada senyawa

metabolit sekunder.

Senyawa metabolit sekunder dapat berupa terpenoid, flavonoid,

alkaloid, steroid. Setiap senyawa metabolit sekunder memiliki kekhususan

tersendiri. Terpenoid mengandung atom karbon berkelipatan lima dan

dibangun oleh dua atau lebih isopren dengan stuktur teratur mengikuti

kaidah kepala-ekor (Kristanti, Aminah, Tanjung & Kurniadi, 2008, hlm..

28).

Flavonoid merupakan senyawa warna yang mengandung C15 yang

terdiri atas 2 inti fenolat yang digabungkan dengan 3 senyawa karbon.

Berdasarkan karbon siklik flavonoid terbagi atas 8 yaitu dihidrokalkon,

khalkon, kartamin, flavan, flavanon, flavon, flavonol dan kartamin

Page 26: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

14

(Sastrohamidjojo, 1996, hlm. 140-142). Steroid merupakan senyawa yang

mempunyai kerangka dasar hidrokarbon 1,2

siklopentenoperhidrofenantren. Steroid berasal dari asam asetat yang

mengalami perubahan melalui jalur asam mevalonat dan skulen (Kristanti,

dkk., 2008, hlm. 28).

Alkaloid berbeda, alkaloid tidak memiliki kekhususan tersendiri

atau ciri sendiri. Alkaloid bersifat sangat heterogen dengan senyawa

nitrogen dan bersifat basa (Robinson, 1991). Alkaloid merupakan padatan

(kristal) yang bersifat pahit. Alkaloid dapat dibagi menjadi beberapa

jenisberdasarkan kerangka penyusunnya yaitu: aporfin, betain, imdiazol,

indol, triptamin, ergolin, beta-karbolin, indolizidin, isokionin, spremin,

norlupinan, feniletilamin, purin, piperidin, pirol, pirolizidin, kinolin,

terpenoid, alkaloid steroid dan tropan (Sarker & Nahar, 2009, hlm. 405-

408).

Pada buku suplemen, contoh-contoh senyawa bahan alam yang

dibahas yakni:

Happy five merupakan zat adiktif berbentuk permen yang

mengandung senyawa nimetazepam yang dapat menyebabkan munculnya

rasa kecanduan bagi penikmatnya. Senyawa nimetazepam merupakan

senyawa turunan benzodiazepam yang merupakan salah satu obat pilihan

yang digunakan sebagai sedatif-hipnotik. Obat sedatif-hipnotik

mempunyai efek menghilangkan ketegangan dan relaksasi otot serta anti

kejang (Siswandono & Soekardjo, 2008, hlm. 236).

Jamur magic mushroom merupakan jamur tahi sapi atau jamur

yang hidup pada kotoran sapi. Jamur ini mengandung senyawa psilosibin

yang merupakan senyawa triptamin. senyawa ini merupakan senyawa

cincin indol yang merupakan senyawa aromatik bisiklik yang terdiri atas

cincin benzena dan cincin segilima yang berkaitan dengan nitrogen (Nahar

& Sarker, 2007).

Pil PCC merupakan pil yang mengandung Paracetamol, Caffein,

dan Carisoprodol. Caffein merupakan alkaloid yang memiliki kerangka

Page 27: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

15

purin. Apabila ketiga senyawa ini saling bersinergi akan mengakibatkan

ketergantungan. Obat ini disalahgunakan oleh para pekerja seks komersial

(PSK) untuk obat kuat.

Flakka merupakan zat adiktif yang sangat berbahaya. Flakka

merupakan jenis narkotika golongan 1 dan efek sakau yang ditimbulkan

oleh senyawa ini sangat merusak otak manusia. Karena efek yang begitu

besar bahkan sampai pengkonsumsi flakka menyebabkan dirinya tidak

dapat mengendalikan dirinya dan bunuh diri.

Page 28: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

16

C. Kerangka Berpikir

Dari beberapa masalah dan teori yang telah diuraikan di atas, maka

kerangka berpikir pada penelitian ini yaitu:

Menghasilkan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Pengembangan bahan ajar

berumuatan Socio-Scientific

Issue (SSI) pada topik zat

adiktif

Dibutuhkan sebuah bahan ajar

sebagai salah satu peran

pendidikan dalam

mensosialisasikan bahaya zat

adiktif Berita-berita mengenai zat

adiktif dibahas melalui sudut

pandang ilmu kimia

Usia penyalahgunaan zat adiktif <30

tahun lebih besar dari usia >30 tahun

Kurangnya peran pendidik dalam

mensosialisasikan bahaya zat adiktif

Kurangnya bahan ajar kimia yang

menjelaskan zat adiktif

Berita-berita penyalahgunaan narkotika

tersebar luas di masyarakat

Peran pendidikan

Buku suplemen pada mata kuliah

Kimia Bahan Alam (KBA) dapat

memudahkan mahasiswa dalam

memahami materi alkaloid terutama

tentang zat adiktif.

Page 29: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

17

D. Penelitian Relevan

Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan bagaimana rekonstruksi

bahan ajar bermuatan socioscientific issue (SSI) dengan topik zat adiktif.

Oleh karena itu, penelitian skripsi ini disertai dengan beberapa penelitian

yang sudah dilakukan dan berhubungan dengan rekonstruksi bahan ajar,

Socio-Scientific Issue (SSI) dan zat adiktif sebagai salah satu sumber

informasi dan teori dalam penyusunan skripsi.

1. Hasil penelitian di beberapa institusi mengenai rekonstruksi bahan ajar

telah banyak dipublikasikan. Seperti pada penelitian oleh Dian Ayu

Rostikawati dan Anna Permanasari pada tahun 2016 pada penelitiannya

yang berjudul “Rekonstruksi Bahan Ajar dengan Konteks Socio-

Scientific Issue (SSI) pada Zat Aditif Makanan untuk Meningkatkan

Literasi Sains Siswa” menunjukan bahwa dengan adanya rekonstruksi

bahan ajar yang bermuatan SSI dapat meningkatkan pengaruh literasi

siswa SMP. Rekonstruksi bahan ajar ini dilakukan mengingat masih

rendahnya pengetahuan literasi sains siswa dalam topik zat aditif

makanan. Adanya isu menganai pemakaian jumlah zat aditif makanan

yang berlebihan telah menyebar di masyarakat dan menjadi sebuah SSI.

Peneliti dapat menggunakan ini sebagai sumber bahan ajar yang

bermuatan SSI (Rostikawati dan Permanasari, 2016).

2. Pada penelitian Muhammad Ikhwan Mat Saad, Sadiah Baharom dan Siti

Eshah Mokhamad yang berjudul “Scientific Reasoning Skills Based on

Socio-Scientific Issue in the Biology Subject. International Journal of

Advanced and Applied Sciences” menjelaskan bahwa pada

pembelajaran biologi siswa tidak hanya dapat memecahkan suatu

masalah secara konten tetapi dapat menggunakan aplikasi seperti SSI ini

dalam kehidupan sehari-hari. SSI ini dapat meningkatkan kemampuan

penalaran dan berfikir tingkat tinggi (HOTS). Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan diskusi untuk memecahkan masalah dalam mata

pelajaran biologi (Saad, Baharom dan Eshah, 2017).

Page 30: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

18

3. Pada penelitian lain, Rita Yenni, Hernani dan Ari Widodo menjelaskan

dalam jurnalnya yang berjudul “The Implementation of Integrated

Science-scientific Issue (SSI) to Improve Student Scientific Literacy for

Enviromental Pollution Theme” bahwa pembuatan bahan ajar yang

bertemakan polusi dengan muatan SSI ini dapat meningkatkan literasi

siswa. Hal ini dapat dilihat dari konten yang diberikan guru kepada

siswa dan kompetensi siswa dapat meningkat dengan adanya bahan ajar

ini. Analisis pada jurnal ini menggunakan data N-Gain dengan dua kelas

yakni kelas eksperimen dan kelas control.

4. Penelitian lain mengenai SSI, terdapat pada penelitian karya Laura

Zangori, Amanda Peel, Andrew Kinslow, Patricia Friendrichen dan Triy

D Sadler (2017) pada “Student Develpoment of Model Based Reasoning

About Carbon Cycling and Climate Change in a Socio-Scientifict Issues

Unit” bahwa kurikulum berbasis SSI akan mendukung siswa dalam

pemahaman mengenai Climate Change dan Carbon Cycling. Penelitian

dilakukan selama 2 minggu pada 50 siswa. Siswa membuat sistem,

merevisi, mengevaluasi model mengenai mata pelajaran carbon cycling.

Data diambil dengan menggunakan penilaian rubric.

5. Dalam penelitian Socio-scientific Issue Based Teaching and Learning:

Hydrofracturing as an Illustrative Context of a Framework for

Implementation and Research karya Sadler (2014) dari university of

Missouri Coloumbia menjelaskan bahwa pendidikan sains dapat

mengadakan peluang baru atau trobosan baru berupa pendidikan

berbasis SSI atau isu-isu ilmiah. Hal ini dikarenakan dengan adanya

pembelajaran SSI dapat mengambil pelajaran dari berbagai sudut

pandang dari sebuah masalah. Dalam penelitiannya, Sadler mengambil

contoh materi hydrofacturing untuk pembelajaran SSI. Menurutnya

dengan penggunaan SSI banyak materi yang dapat dihubungkan seperti

politik, ekonomi dan materi etika secara langsung.

Page 31: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu pada bulan Juli 2018 hingga Oktober 2019 yang

dibagi menjadi tahapan-tahapan antara lain:

Tahapan analisis awal produk : Juli 2018

Tahapan perencanaan produk : September 2018

Tahapan pengembangan produk : Oktober 2018 – September 2019

Tahapan Uji Coba Produk : Oktober 2019

Tahapan revisi produk : Oktober 2019

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

dan pengembangan (Research and Develompment) atau disingkat R&D.

Metode ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini memerlukan analisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk

tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat. Penelitian ini menggunakan

model pengembangan 4D Thiagarajan, Semmel, dan Melvyn (1974). Karena

keterbatasan waktu, maka penelitian ini hanya sampai tahap ke-3 yaitu

tahapan development.

C. Prosedur Pengembangan

Model pengembangan 4D Thiagarajan, Sammel, dan Melvyn (1974)

memiliki empat tahapan yang saling berkaitan dan terstuktur secara

sistematis. Berikut ini tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 32: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

20

1. Tahapan Define (analisis)

Tahap analisis ini bertujuan untuk menetapkan kebutuhan-kebutuhan

dan batasan pembelajaran yang akan dikembangkan (Lestari, Laksono &

Suhartono, 2018). Tahap analisis yang dilakukan berupa identifikasi

keadaan di kampus terkait SSI dan materi alkaloid. Identifikasi awal

dengan melakukan wawancara kepada dosen kimia bahan alam,

wawancara kepada mahasiswa dan analisis terhadap CLO kimia bahan

alam. Tahap ini memiliki tujuan yakni mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan pembelajaran.

Langkah pada tahap ini berupa wawancara kepada dosen dan

mahasiswa. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data

yang digunakan pada penelitian untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya. Wawancara ini dilakukan guna mengambil data secara

lebih mendalam.

2. Tahapan Design (rancangan)

Tahapan kedua adalah membuat desain buku suplemen yang akan

dibuat. Desain ini disusun dengan mempelajari masalah. Masalah

merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

Setelah menemukan masalah maka tahap selanjutnya yakni mencari

solusi. Solusi ini didapat melalui identifikasi tahapan analisis.

Tahap desain dilakukan dengan mengidentifikasi sub-sub

kemampuan yang perlu dimiliki oleh mahasiswa agar menguasai sebuah

kompetensi. Dalam tahap desain ditetapkan rencana penggunaan modul

untuk menilai hasil belajar yang telah dicapai mahasiswa.

3. Tahap Development (pengembangan dan pembuatan produk)

Pengembangan adalah proses mewujudkan design menjadi

kenyataan. Buku suplemen akan dikembangkan pada tahap ini,

menggunakan penyajian materi dan gambar-gambar yang mendukung.

Menghasilkan isi materi atau konten. Dalam langkah ini, peneliti

membuat atau mengembangkan konten yang telah dianalisis pada tahap

desain menjadi sebuah buku suplemen. Dengan kata lain, peneliti

Page 33: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

21

merealisasikan rancangan berupa rumusan indikator, konten, dan strategi

pembelajaran. Setelah dikembangkan pada tahap ini diadakan validasi

awal oleh para validator.

Validasi ini dilakukan dengan uji coba ahli setelah buku suplemen

selesai dibuat. Validator ahli yang menilai buku suplemen terdiri dari dua

dosen kimia bahan alam dan dosen kimia organik sebagai ahli kimia,

sedangkan dosen jurusan pendidikan sebagai ahli materi. Validasi

dilakukan hingga media dinyatakan layak untuk digunakan.

4. Tahapan Disseminate

Setelah merevisi buku dengan acuan saran yang diberikan validator,

buku dievaluasi ulang dengan menyebar angket respon terhadap

mahasiswa dan wawancara. Tujuan melalukan evaluasi yaitu buku yang

dihasilkan menjadi produk utama yang telah teruji.

Page 34: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

22

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Analisis kebutuhan

Analisis konten dan konteks

Spesifikasi masalah

Buku 1

Def

ine

Format buku Des

ign

Wawancara dosen dan

mahasiswa

Validasi konten

Buku revisi 1

Revisi

Ya Tidak

Validasi media

Revisi

Buku revisi 2

Penyebaran buku

Angket dan

wawancara

Dev

elop

Page 35: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

23

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian dibuat sebagai alat pengumpul data penelitian yang

harus dirancang dengan benar sehingga menghasilkan data empiris

sebagaimana adanya. Instrumen penelitian diperlukan untuk memperoleh data

agar sesuai dengan rumusan masalah. Berikut ini rincian instrumen yang

digunakan:

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data

No Data Teknik Keterangan

1 Analisis

kebutuhan.

Wawancara terstuktur

terhadap 2 dosen kimia bahan

alam dan kimia organik serta

4 mahasiswa pendidikan

kimia.

2 Analisis konten

dan konteks.

Analisis konten dan konteks

zat adiktif dengan

berdasarkan Socio-Scientific

Issue (SSI).

3 Penilaian buku

suplemen kimia

yang telah

dikembangkan

Lembar validasi isi

berdasarkan PERPUSBUK

tahun 2014 yang diisi dengan

2 dosen ahli kimia dan 2

dosen ahli media.

4 Respon

mahasiswa

terhadap buku

suplemen yang

telah

dikembangkan

Lembar angket respon

mahasiswa terhadap buku

suplemen yang telah

dikembangkan yang

diberikan kepada 30

mahasiswa pendidikan kimia

yang di ujikan secara terbatas

pada tahap implementasi.

Page 36: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

24

E. Instrumen Penelitian

Hasil atau data penilaian sangat bergantung dengan jenis instrumen

sebagai pengumpulan data sebuah penelitian. Instrumen sebagai alat

pengumpul data yang dibuat dan dirancang dengan baik sehingga

menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Instrumen penelitian ini di

antaranya pedoman wawancara, analisis konten, dan konteks. Lembar validasi

buku supplemen dan lembar angket penelitian respon mahasiswa. Adapun

instrumen-intrumen tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara (analisis kebutuhan)

Analisis kebutuhan merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai teknik

pengumpulan data untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan dan yang

seharusnya terjadi (Warsita. 2008. hlm. 228). Pada penelitian ini, metode

yang dipakai pada analisis kebutuhan yaitu wawancara. Pedoman wawancara

pada penilitian ini diberikan kepada dosen mata kuliah kimia bahan alam dan

kimia organik dan 4 mahasiswa pendidikan kimia. Tujuan diadakan

wawancara yakni agar peneliti mendapatkan data secara menyeluruh dan

terperinci dengan untuk mengetahui adanya permasalahan pada bahan ajar

atau adanya kebutuhan pengembangan bahan ajar mengenai materi yang

dipilih. Wawancara ini dilakukan menggunakan wawancara terpimpin

Wawancara terpimpin ini, peneliti membuat beberapa pertanyaan

(pedoman wawancara) sebagai bahan acuan yang akan ditanyakan peneliti

kepada narasumber (Riduwan, 2010, hlm. 56). Dengan pedoman wawancara

ini peneliti berharap narasumber dapat menemukan permasalahan secara

terbuka, dimana pihak narasumber dapat dimintai pendapat dan ide-idenya.

Ketika narasumber mengemukakan pendapat, peneliti mencatat apa yang

dikemukakan oleh narasumber. Berikut indikator wawancara yang digunakan

penelitian

Tabel 3.2 Indikator Wawancara

No Indikator

1 Pengetahuan mengenai zat adiktif

Page 37: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

25

2 Pengetahuan Socio-Scientific Issue (SSI)

3 Pentingnya pembuatan buku suplemen bermuatan SSI

2. Lembar Validasi Produk

Lembar validasi produk dalam penelitian ini yaitu tabel validasi yang

bertujuan untuk mengkaji atau menilai isi suatu buku suplemen bermuatan

Socio-Scientific Issue (SSI) yang telah dikembangkan oleh peneliti. Lembar

validasi ini berfungsi untuk bahan pengoreksian produk dan penyempurna

produk sebelum diberikan kepada mahasiswa. Instrumen validasi produk

menggunakan daftar check skala Likkert. Butir-butir yang tersedia pada

lembar validasi mengacu pada faktor-faktor bahan ajar cetak yang

dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan 2014.

Terdapat 4 aspek penilaian yang dikeluarkan Puskurbuk tahun 2014

yaitu materi, bahasa, penyajian, dan grafika. Berikut Tabel 3.3 untuk lembar

validasi untuk ahli materi dan Tabel 3.4 untuk lembar validasi ahli media.

Tabel 3.3 Lembar Validasi Ahli Materi

Indikator Komponen

Materi Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan

nasional

Materi tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia

Materi merupakan karya orisinil (bukan plagiat), tidak

menimbulkan SARA dan tidak diskriminasi gender

Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan

perkembangan ilmu yang mutakhir, shahih, dan akurat

Materi mencakup meterikatan antara ilmu kimia yang

diperoleh di universitas dengan SSI

Materi disampaikan dapat menambah wawasan

mahasiswa mengenai penerapan ilmu kimia dalam

kehidupan sehari-hari

Page 38: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

26

Penyajian Penyajian materi buku suplemen runtut, bersistem, lugas

dan mudah dipahami

Penyajian materi buku suplemen mengambangkan sikap

sosial bermasyarakat

Materi yang disajikan berupa fenomena-fenomena atau

berita SSI mengenai obat-obatan terlarang

Penyajian materi mengembangkan pengetahuan kimia

dengan SSI agar menumbuhkan motivasi untuk berfikir

lebih jauh

Penyajian materi mengembangkan pengetahuan kimia

dengan SSI, keterampilan, dan memotivasi untuk

berkreasi dan berinovasi

Penyajian materi SSI memotivasi untuk berkreasi,

berinovasi menerapkan ilmu yang diperoleh dalam

kehidupan sehari-hari dalam masyarakat

Bahasa Bahasa buku suplemen yang digunakan etis, estetis dan

komunikatid (sesuai dengan tingkat pemahaman pembaca

sasaran), fungsional, konstektual, efektif dan efisien

Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata dan paragraf) sesuai

dengan kaidah dan istilah yang digunakan buku.

Kegrafisan Buku pengayaan: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf

mewakili keterbacaan tinggi, menarik, komposisi

seimbang dan harmonis kulit depan, punggung dan

belakang.

Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover)

denga isi buku

Jenis, ukuran huruf dan penomoran pada seluruh isi

konsisten

Ilustrasi sesuai dengan materi dan memperjelas isi

Page 39: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

27

Tabel 3.4 Lembar Validasi Ahli Media

Komponen Indikator

Peforma 1. Terbuat dari bahan yang kokoh dan tidak

mudah rusak

2. Mampu menarik perhatian

3. Maintanable ( kemudahan pemeliharaan,

pengelolaan, dan penyimpanan)

4. Usability (Kemudahan penggunaan/

pengoperasian)

5. Finishing touch tampak rapih

Warna dan Tekstur 1. Variatif

2. Kontras

3. Meningkatkan realism

4. Menciptakan harmoni atau keterpaduan

antara elemen visual

5. Memberi kesan professional

Penyajian Unsur

Teks

1. Bahasa yang digunakan komunikatif

2. Mendorong siswa berfikir kritis

3. Sesuai dengan kaidah bahasa

4. Pemilihan kata dan kalimat mudah

dipahami

5. Dibuat dalam kalimat pendek (pointers)

Penyajian Simbol

Visual

1. Simbol visual memiliki bentuk yang

menarik (unik, tampil beda, dan kreatif)

2. Simbol visual tertata secara proporisonal

(tidak rumit, prinsip, kesederhanaan)

3. Simbol visual menampilkan key massage

yang jelas

4. Simbol sesuai realitas

5. Simbol visual kontekstual

Page 40: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

28

Kegrafisan 1. Tata letak konsisten

2. Ilustrasi mewakili isi

3. Jenis ukuran huruf, dan penomoran dalam

keseluruhan buku konsisten

4. Jenis huruf mewakili keterbacaan

5. Komposisi seimbang dan harmonis antara

cover depan, punggung dan belakang

3. Angket respon siswa

Angket merupakan seperangkat pertanyaan yang tertulis yang

dikirimkan kepada responden untuk mengungkap pendapat, keadaan, kesan,

yang ada pada responden maupun diluar dirinya (Sofyan, Feronika, &

Milama, 2006, hlm. 34). Angket respon disebut juga kuesioner. Kuesioner

merupakan teknik pengambilan data yang efisien jika peneliti tau variabel

yang akan diukur dan tau apa yang bisa diharapkan. Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan secara tertulis kepada respondennya (Sugiono, 2011, hlm. 199).

Dalam angket ini responden diharapkan dapat memberi respon mengenai

kualitas materi, bahasa, penyajian dan kegrafisan yang terdapat pada buku

suplemen.

Angket respon ini akan menggunakan skala Likkert. Skala Likkert

digunakan untuk mengukur presepsi seseorang. Skala ini mengukur presepsi

responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang data yang

diteliti, responden akan memberikan jawaban atau pilihan dari beberapa

jawaban yang diajukan oleh peneliti (Darmadi, 2011, hlm.106). Menurut

Andesson dalam Supratiknya berpendapat bahwa dalam pembuatan angket

dengan metode skala Likkert isi pernyataan dibedakan menjadi dua katagori.

(1) Pernyataan positif dengan skor tertinggi 4, 3, 2, 1 dan (2) pernyataan

negatif dengan skor mulai dari 1 hingga 4. (Suratiknya, 2014, hlm. 269).

Berikut Tabel 3.5 berisi kisi-kisi angket respon.

Page 41: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

29

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Agket Respon Mahasiswa

No Aspek

Penilaian Indikator

Pernyataan no

Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

1.

Materi

Manfaat dalam kehidupan 1 5

2. Manfaat untuk menambah

wawasan pengetahuan 2 3

3. Kesesuaian materi dengan

konteks dalam kehidupan 4 6

4.

Bahasa

Mudah dibaca/dipahami 7 8

5. Kejelasan informasi 9 11

6. Penggunaan/pemilihan

kata 10 12

7.

Sajian

Penyajian materi 13 14

8. Kelengkapan informasi 15 16

9. Kemenarikan untuk dibaca 17 19

10. Pemberian motivasi 18 20

11.

Kegrafikan

Penggunaan font (ukuran

dan huruf), spasi, dan

paragraph

21,22 23,24

12. Kesesuaian layout/tataletak 25 26

13. Kesesuaian ilustrasi,

gambar, dan foto 27 28

14. Kesesuaian warna 29 30

Banyak pernyataan

15

pernyataan

15

pernyataan

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun teknik pengolahan analisis data yang didapatkan oleh peneliti dibagi

menjadi beberapa bagian yang akan dijelaskan dibawah ini:

Page 42: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

30

1. Wawancara untuk analisis kebutuhan

Teknik pengolahan dan analisis data pada wawancara analisis

kebutuhan dilakukan dengan mengubah sebuah lisan menjadi format

tulisan. Format tulisan ini disebut dengan verbatim wawancara. Verbatim

wawancara ini berisi tentang semua percakapan yang telah terekam atau

semua hak yang dibicarakan diubah menjadi bentuk tulisan apa adanya

tanpa dilewatkan, dikurangi atau diedit (Herdiansyah, 2010, hlm. 166).

Hasil wawancara kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan terdiri

beberapa tabel kategorisasi dan pengodena yang sudah terselesaikan

(Herdiansyah, 2010, hlm. 179). Setelah wawancara ditranskip ke tulisan

maka, dapat dihitung presentase perkiraan jawaban dari responden.

𝑝𝑟𝑒𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑑𝑎= 100

(Riduwan, 2010, hlm. 41)

2. Data lembar validasi dan angket mahasiswa

Teknik pengolahan data untuk lembar validasi menggunakan skala

Likert berupa pertanyaan pemberian checklist pada jawaban dengan lima

alternative pilihan jawaban. Skala Likkert dipilih karena fungsi dari skala

likert digunakan mengukur sikap, pendapat seseorang atau kelompok.

Skoring pilihan jawaban skala Likkert tergantung pada sifat

pertanyaan atau pernyataan. Untuk pertanyaan yang bersifat positif skor

jawaban adalah: SS (sangat setuju) = 4; S (setuju) = 3; TS (tidak setuju) =

2; STS (sangat tidak setuju) = 1. Untuk pertanyaan negatif bernilai

sebaliknya (Darmadi, 2011, hlm. 106)

Tabel 3.6 Skala Likkert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak Setuju 2

4 Sangat Tidak Setuju 1

Page 43: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

31

Data yang telah diperoleh ditabulasikan dan di cari presentasinya

kemudian dianalisis. Menurut Lestari dan Yudhanegara (2017)

perhitungan presentase menggunakan rumus:

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100 %

Untuk mempermudah dalam menafsirkan data, data angket siswa

yang sudah dihitung kemudian diberikan interval skor sebagai berikut

(Arikunto, 2007, hlm. 44).

Tabel 3.7 Tabel Interval

No Interval Skor (%) Kategori

1 81-100 Sangat baik

2 61-80 Baik

3 41-60 Cukup

4 21-40 Kurang

5 0-20 Sangat kurang

Dari kriteria diatas, maka buku suplemen dapat dikatakan berhasil

atau layak pakai jika mendapatkan nilai 61%-100%. Apabila buku

suplemen mendapatkan nilai 41%-60% maka buku suplemen dapat

dikatakan cukup untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari

alkaloid. Apabila kurang dari itu maka buku suplemen akan diperbaiki

ulang.

3. Wawancara

Wawancara pada tahap ini digunakan untuk mengkaji secara lebih

mendalam penilaian siswa terhadap hasil buku suplemen yang telah

dibuat. Pengambilan data menggunakan wawancara setelah pengambilan

data angket hal ini bertujuan untuk memperdalam data dari responden

secara langsung yang tidak mungkin didapat melalui angket (Darmadi,

2011, hlm. 158).

Page 44: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

76

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan berupa buku suplemen

bermuatan SSI dengan metode R&D dan model 4D Thiagarajan dengan

pembatasan hanya 3 tahapan yaitu Define, Design, Develop. Berdasarkan

uji coba pada tahap Develop diperoleh buku suplemen dengan kategori

sangat baik dengan presentase total yaitu 81,68%. Presentase ini didapati

dari angket respon dengan 4 aspek yaitu aspek materi 86,5%, aspek bahasa

81,75%, aspek sajian 81,25% dan aspek kegrafisan 77,25% dengan

presentase tersebut maka buku suplemen bermuatan SSI pada topik zat

adiktif dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di universitas.

B. Saran

Peneliti memberikan saran sebagai sarana perbaikan penelitian selanjutnya

diantaranya:

1. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya memperbaharui berita-berita

atau artikel yang akan diangkat dan dibahas dalam buku suplemen.

2. Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

keefektifan penggunaan buku suplemen dalam proses belajar di kelas.

Page 45: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

77

DAFTAR PUSTAKA

Akcay, H., Kapici, H. O., & Yager, R. E. (2017). Using Newspapers and

Advertisment as a Focus Science Teaching and Learning. Universal

Journal of Educational Research. 5(1): 99-103. Doi:

10.13189/ujer.2017.05.0112

Akerblom, D., & Lindahl, M., (2017) Authenticity and the Relevance of

Discourse and Figured Worlds in Secondary Students’ Discussion of

Socioscientific Issue. Teaching dan Teacher Education Journal Elsevier,

65, 205-217.

Al-Tabany, T. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum

2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta. Prenadamedia Grup.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Arlitasari, O., Pujayanto,. & Budiharti. (2013). Pengem bangan Bahan Ajar IPA

Terpadu Berbasis Saling Temas dengan Tema Biomassa Sumber Energi

Alternatif Terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(1), 81-89

BNN. (2017). Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba di 34 Provinsi Tahun

2017. Jakarta. Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika

Nasional Republik Indonesia.

Britt, L., Maria, R., Margareta, E., Malin, E., Claes M., Agneta R., Christina, O.,

Eva, S., & Mikael, W. (2011). Socio-Scientific Issue-a Way to Improve

Students’ Interest and Learning?. US-China Education Review. 342-347.

ISSN. 1548-6613.

Bungis, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Fajar Interpertama Ofsset.

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. CV Alfabeta.

Fairusi, D. (2014). Program Learning Outcomes (PLO) Kimia Bahan Alam.

Jakarta. UIN Press

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta. Salemba Humanika.

Page 46: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

78

Hsu, Y., Lin, S. (2017). Prompting Students to Make Socioscientif Decisions:

Embedding Metacognitive Guidance in an e-learning Evironment.

International Journal of Science Education. 39(7) 964-979. Doi:

10.1080/09500693.2017.1312036

Istianah., Hadiarti, D., & Kurniati T. (2018). Pengembangan Buku Suplemen

Kimia Bahan Alam Berbasis Local Content Pada Tanaman Genuh Premna

Sebagai Anti Mikroba. Pena Kreatif Jurnal Pendidikan. 7(1), 18-33. Doi:

10.2940.pena.2018.71.222

Jho, H., Yoon, H., & Kim, M. (2013). The Relationhip of Science Knowladge,

Attitude, and Decision Making on Socio-scientific Issue : The Case Study

of Students’ Debates on a Nuclear Power Plant in Korea. Springer Science

and Bussines Media Dordrecht. 13, 1131-1151. Doi: 10.1007/s11191013-

9652-z.

Joo, M., Youn, S., Koh, Y., Kim, J., Oh, K. (2106). The Effect on Scien ce-

Related Attitudes of High School Student for Newspaper in Education.

Journal of Korean Society of Earth Science Education. 9(1). 27-38. ISSN:

2289-0386.

Kadarmanta, A. (2010). Narkoba Membunuh Karakter Bangsa. Jakarta. PT Forum

Media Utama.

Karisan, G., & Zeidler, D.L. (2017). Contextualization of Nature of Science

Whithin The Socioscientific Issue Framework: A Review of Reserch.

International Journal of Education in Matematics, Science and

Technology, 5(2), 139-152. Doi: 10.18404/ijemst.270186.

Kristanti, A, N., Aminah, N, S., Tanjung, M., & Kurniadi, B. (2008). Buku Ajar

Fitokimia. Surabaya. Airlangga University Press.

Lestari, B, E., Laksono, K., & Suhartono. (2018). Pengembangan Buku Suplemen

Membaca Untuk Mendukung Pelaksanaan Metode Trifokus Guna

Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Siswa Kelas IV SD.

Jurnal Review Dasar Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan

Hasil Penelitian. 4(1). e-ISSN: 2460-8475.

Page 47: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

79

Lestari, I. (2013) Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi Sesuai dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. @kademia.

Lestari, K, E., & Yudhanegaara, M, R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.

Jakarta. Refika Aditama.

Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nugraha, D, A., Binadja, A., & Supartono. (2013). Pengembangan Bahan Ajar

Reaksi Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik. Journal of

Innovative Science Education. 2(1),27-38. ISSN: 2252-6412

Oktavianie, M, A., Irwandi, D., & Muniarti, D. (2018). Pengembangan Buku

Pengayaan Kimia Berbasis Kontekstual Pada Konsep Elektrokimia. Jurnal

Tadris Kimiya. 3 (1), 22-31. Doi: 10.15575/jtk.v3il.2594

Pribadi, B.A. (2011). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Dian Rakyat.

Puskurbuk. 2014. BNTP

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung. CV Alfabeta.

Riduwan. (2015). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung. CV

Alfabeta.

Rostikawati, D, A., Permanasari, A. (2016). Rekonstruksi Bahan Ajar dengan

Konteks Socio-scientific Issue (SSI) pada Zat Aditif Makanan untuk

Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal Pendidikan IPA. 2(2), 156-164.

Doi: http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i2.8814.

Rustam, A., Sari, E.D.K., Yunita, L. (2018). Statistika dan Pengukuran

Pendidikan Analisis Menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Jakarta. PT.

Ilham Sejahtera Persada.

Saad, M, I, M., Baharom, S., & Mokhsein, S, E. (2017). Scientific Reasoning

Skills Based on Socio-Scientific Issue in the Biology Subject.

International Journal of Advanced and Applied Sciences. 4(3), 13-18. Doi:

10.21833/ijaas.2017.03.003.

Sadler, T, D., & Murakami, C, D. (2014). Socio-scientific Issue Based Teaching

and Learning: Hydrofracturing as an Illustrative Context of a Framework

for Implementation and Research. Revista Brasileira de Pesquisa em

Educacao em Ciencias. 14(2). 331-342. eISSN: 1984-2686

Page 48: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

80

Sadler, T. D., Flouk, J.A., Friedrichsen, P.J., (2017) Evalution of a Model for

Socio-Scientific Issue Teaching and Learning. International Journal of

Education in Mathematics, 5(2), 76-87. Doi: 10.18404/ijemst.55999.

Sadler, T. D., Romine, W.L., & Topcu, M. S. (2016). Learning Science Content

Trough Socio-Scientific Issue-Based Instruction: a Multi-level Assasement

Study. International Journal of Science Education. 1-14. Doi:

10.1080/09500693.2016.1204481.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta.

Kencana Prenada Media Grup.

Sarker, S, D., & Nahar, L. (2009). Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia

Organik, Alam, dan Umum. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sasangka, H. (2003) Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana Untuk

Mahasiswa dan Praktisi serta Penyuluh Masalah Narkoba. Bandung.

Mandar Maju

Sastrohamidjojo, H. (1995). Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta. Gadjah Mada

University Press.

Setiawan, D. (2007). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Universitas Terbuka.

Shin, S., Brush, T., Glazewski, K. (2017). Desigining and Implementing Web-

based Scaffolding Tools for Technology Enhanced Socioscientific Inquiry.

Educational Technology and Society. 20(1) 1-12. ISSN. 1436-4522.

Siswandono,. & Soekardjo, B. (2008). Kimia Medisinal 2. Surabaya. Airlangga

Univerity Press.

Soelaiman, H. (2006). Kamus Istilah Tentang dan yang Berhubungan dengan

Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Lainnya. Jakarta. Badan

Narkotika Nasional Republik Indonesia.

Soelaiman, H. (2006). Kamus Istilah Tentang dan yang Berhubungan dengan

Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Lainnya. Jakarta. Badan

Narkotika Nasional Republik Indonesia.

Sofyan, A., Feronika, T., Milama, B. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi. Jakarta. UIN Jakarta Press.

Page 49: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

81

Stolz, M., Witteck, T., Marks, M., & Eilks, I. (2013). Reflecting Science

Education Coming from yhe Case of Curriculum Development Chemistry

Education. Eurasia Journal of Matematics, Science & Technology

Education, 9(4), 361-370. Doi: 10.12972/Eurasia.2014.946a

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung.

CV. Alfabeta

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta. Universitas Sanata

Dharma.

Talan, M, R. (2018). Pengembangan Buku Suplemen Teks Negosiasi Bermuatan

Kearifan Lokal Timor Dengan Pendekatan Content Language Intergrative

Learning. Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik). 3(1), 24-34. Doi:

10.26740/jp.v3n1,p24-33.

Thiagarajan, S., Sammel, D,G., Semmel, M.I. (1974). Instuctional Develpoment

for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana. The Leadership

Training Institute

Tidemand, S., & Nielsen, J.A. (2017). The Role of Socio-Scientific Issue in

Biology Teaching-from Prespective of Teacher. Internasional Journal of

Science Education, 39(1), 44-61. Doi: 10.1080/09500693.2016.1264644.

Tidermand, S., & Neilsen, J.A. (2017). The Role of Socioscientific Issue in

Biology Teaching- from the Perpective of Teachers. International Journal

of Science Education, 39(1), 44-61. Doi:

10.1080/09500693.2016.1264644.

Warsita, B. (2008). Teknologi dan Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.

Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

Widodo, C, S., & Jasmadi. (2008).. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis

Kompetensi. Jakarta. PT Alex Media Komputindo.

Widyaningrum, E., Aprilya, S, H., & Iqbal, M. (2015). Pengembangan Produk

Penelitian Berupa Buku Nonteks Sebagai Buku Pengayaan Pengetahuan.

Artikel Ilmiah Mahasiswa. 1(1), 1-5.

Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta. PT Fajar

Interpratama Mandiri.

Page 50: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN SOCIO- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Zat adiktif merupakan obat-obatan berbahaya yang tidak sebatas sebagai suatu narkotika

82

Yenni, R., Hermani., & Widodo, A. (2017). The Implementation of Integrated

Science-scientific Issue (SSI) to Improve Student Scientific Literacy for

Enviromental Pollution Theme. Matematic, Science and Computer

Education, 1-5. Doi: 10.1063/1.4983970

Yusmita, E., Muzdakir, A., & Hernani. (2017). Pengembangan Model

Rekonstruksi Pendidikan Pada Bahan Ajar Sel Elektrokimia Berbasis

Green Chemistry. Jurnal Eksakta Pendidikan. 1(1), 71-78. eISSN: 2579-

860X.

Zangori, L., Peel, A., Kinslow, A., Friedrichsen, O., & Sadler, T, D. (2017).

Student Develpoment of Model Based Reasoning About Carbon Cycling

and Climate Change in a Socio-Scientifict Issues Unit. Journal of

Research in Science Teaching. 1-25. Doi: 10.1002/tea.21404.

Zo’bi, A. (2014). The Effect of Using Socio-Scientifict Issues Approach in

Teaching Environmental Issue on Improving the Students’ Ability of

Making Appropriate Decisions Toward These Issues. International

Education Studies. 7(8), 113-124. Doi: 10.5539/ies.v7n8p113.

Zulfiani., Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains.

Jakarta. Lembaga Penelitian UIN Jakarta.