pengelolaan_saluran_irigasi

Upload: nurlelyhardiantizendrato

Post on 05-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

saluran irigasiperencanaan

TRANSCRIPT

  • KABUPATEN DELI SERDANG

    Pengalolaan Saluran Irigasi MENGATASI BANJIR TANPA DANA APBD

    satu SITUASI SEBELUM INISIATIF

    Dua sungai besar di Deli Sedang yaitu Sungai Ular dan Sungai Kuala Namu

    mempunyai masalah utama pada tingginya tingakt sedimentasi, yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan dan penyempitan sunagi serta tertutupnya intake (jalu masuk air dari sungai ke jalur irigasi primer). Tingkat sedimentasi yang selalu meningkat setiap tahunnya dan kurangnya dana untuk pengelolaan saluran irigasi, telah menyebabkan saluran irigasi ke peresawahan penduduk semakin terngganggu, terutama karena tidak tercukupinya kebutuhan air bagi sekitar 5.920 ha areal persawahan pada musim kemarau. Selain itu, juga muncul dampak lainnya yang meresahkan masyarakat yaitu sering terjadinya banjir di musim hujan yang disebabkan oleh tidak mampunya sungai menampung air dalam jumlah besar. Seperti pada awal tahun 2002, Kabupaten Deli Serdang mengalami banjir besar yang menggenangi sebagaian besar wilayah kabupaten, terutama di beberapa ibu kota kecamatan, karena meluapnya Sungai Kuala Namu yang melewati Kota Lubuk Pakam.

    dua INISIATIF DAN STRATEGI PELAKSANAAN PROGAM

    Masalah kerawanan banjir telah mendorong inisiatif pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan saluran irigasi secara serius bersama masyarakat dan pihak swasta yaitu FD-UKM (Forum Desa Usaha Kecil dan Menengah), pada awal tahun 2002. Inisiatif pemerintah daerah diawali dengan adanya kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Irigasi dan Pengairan ke sungai Ular dan Sungai Kuala Namu setelah terjadinya banjir besar di Deli Serdang. Selanjutnya, pada 23 Agustus 2002, Pemda Deli Serdang menandatangai kerjasama denga FK-UKM di Kabupaten Deli Serdang, untuk melaksanakan progam penanggulangan banjir di Kota Lubuk Pakam dan sekitarnya, yang dipadukan dengan program partisipasi masyarakat untuk percepatan pembangunan sumber daya dan irigasi dalam pengelolaan sungai. Karena program pengelolaan saluran irigasi tidak menggunakan dana APBD, maka kerjasama dengan FK-UKM dilakukan dengan penunjukan secara langsung. Mekanisme penunjukan secara langsung lebih dikenal dengan pendekatan partisipatif karena semua biaya untuk pengerjaan pengerukan sediment di intake maupun pengerjaan pelurusan sungai berasal dari pihak FD-UKM, dan pengerjaan pengerukan sediment di intake menggunakan tenaga masyarakat. Peran dan tugas dari masing masing pihakl yang terlibat dalam inisiatif tersebut di antas adalah:

  • a. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang (cq. Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan) sebagai lembaga yang melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan.

    b. FD-UKM sebagai kontraktor yang malakukan jas pengerukan sediment Sungai Ular dan pelebaran Sungai Kuala Namu;

    c. Masyarakat, yaitu para petani yang melakukan pengerukan sediment di lokasi irigasi sekunder dan para pekerja perkebunan yang melakukan pengerukan sediment di lokasi irigasi primer.

    Pada awalnya pelaksanaan kegiatan pengelolaan saluran irigasi, pemerintah daerah

    Deli Serdang (cq. Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan) telah melakukan hal hal yang penting seperti survey lapangan. Survay lapangan dengan mengajak secara peersuasif kepada masyarakat (petani dan pekerja perkebunan) untuk terlibat dalam pengerukan sediment di lokasi irigasi primer, penataan jaringan, perencanaan pelurusan sungai dan pengerukan sedimen.

    Beberapa kegiatan pengelolaan saluran irigasi yang dilakukan : 1. Pelurusan Sungai Kuala Namu sepanjang 4.870 m, pada 7 oktober 28 Februari

    2008 yang meliputi kegiatan: a. Pendalaman: pengerukan sediment; dan b. Pelebaran: pengerukan sedimen dibahu sungai adalah sebanyak 96.000

    m3 2. Pengerukan sediment di saluran irigasi primer dan intake yan gada di 12 desa di

    Kecamatan Pebaungan sepanjang 2.800 m dengan jumlah total tanah dari hasil pengerukan sediment adalah sebanyak + 38.000 m3.

    tiga HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT YANG DIPEROLEH

    Beberapa hasil dan manfaat yang diperoleh dari pengelolaan saluran irigasi adalah:

    Bagi UKM: adanya pemasukan pendapatan dari hasil penjualan sediment sebagai bahan utama pengurukan (sebesar Rp. 100.000/truk);

    Masyarakat setempat: adanya pemanfaatan sediment sebagai bahan pembuatan batau bata;

    Pemerintah Daerah: pemasukan pendapatan dari pajak pengambilan bahan galian golongan C yang dikenakan kepada UKM dalam pengangkutan sediment;

    Pengelola perkebunan dan pengelola irigasi: pemanfaatan sediment untuk tanah perkebunan, dan lancarnya pengairan irigasi primer/ sekunder untu mendukung usaha pertanian dan perkebunan.

    Penelolaan saluran irigasi yang dilakukan melauli kegiatan pengerukan sediment telah

    berhasil memberikan dampak pada pengembangan ekonomi lkal dan peningkatan pendapatan masyarakat melalui usah pembuatan batu bata. Keberhasilan dalam pengelolaan saluran irigasi juga telah menimbulkan ketertarikan perusahan perusahaan swasta utnuk terlibat, dan munculnya pihak pihak tentu yang berusaha untuk mendapatkan bagian dari hasil penujalan sediment. Bahkan, ada beberapa perusahaan swasta yang berusaha melukan pendekatan ke DPRD untuk bisa terlibat dalam pengelolaan saluran irigasi. Oleh karena itu, pihak pihak lain yang berkenpintingan harus tetap menjadikan MOU dengan FD-UKM sebagai rujukan. Sementara, pemerintah daerah sendiri selalu menekankan bahwa tidak ada

  • dana APBD yang dikeluarkan untuk pengelolaan saluran irigasi bersam apihak FD-UKM dan masyarakat.

    empat KESINAMBUNGAN PROGAM

    Hal hal yang dapat menjamin kesinambungan pengelolaan saluran irigasi di Deli Serdang adalah:

    Tingginya kesadaran dan partisipasi masyarakat karena adanya manfaat nyata yang diperoleh bagi pengembangan usaha secara local

    Adanya peluang yang saling menguntungkan baik bagi pemerintah daerah maupun pihak swasta untuk mendorong pelaksanaan kegiatan yang lebih baik.

    Keseriusan pemerintah daerah untuk mengelola progam secara formal.

    lima KEMAMPUAN UNTU DITANSFER

    Hal hal yang dapat ditransfer kepada pemerintah daerah lainnya di Indonesia adalah:

    Mekanisme pengembangan partisipasi masyarakat, yaitu Pemda dapat mengajak masyarakat untu terlibat dalam pengerukan sediment di saluran irigasi primer dan sekunder dengan cara cara yang persuasive.

    Mekanisme pengembangan kerjasama dengan pihak swasta (dalam hal ini FD-UKM), yaitu Pemda dapat mengajak pihak swasta untuk dapat terlibat dalam pembangunan daerah dengan memberikan fasilitas dan peluang usaha yang saling menguntungkan.