pengelolaan laboratorium administrasi perkantoran ... · pelajaran praktik di laboratorium...

222
PENGELOLAAN LABORATORIUM ADMINISTRASI PERKANTORAN KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Kurniati NIM. 11402241009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGELOLAAN LABORATORIUM ADMINISTRASI PERKANTORAN

    KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

    SMK NEGERI 1 DEPOK

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

    Universitas Negeri Yogyakarta

    untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    Kurniati

    NIM. 11402241009

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

    JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

    Nama : Kurniati

    NIM : 11402241009

    Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

    Fakultas : Ekonomi

    Judul Skripsi : ”Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran

    Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1

    Depok”

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya

    sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ini tidak berisi materi yang ditulis

    orang lain, kecuali sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penelitian

    karya ilmiah yang lazim.

    Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam paksaan.

    Yogyakarta, 27 September 2015

    Yang menyatakan,

    Kurniati

    NIM. 11402241009

  • v

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucapkan Alhamdulillah, terimakasih untuk semua dan skripsi ini

    saya persembahkan kepada:

    Allah SWT atas semua nikmat yang Allah berikan.

    Ibu, bapak dan keluarga besar yang selalu memberikan doa, cinta, kasih

    sayang, perhatian, dukungan baik materi moral semua yang tidak bisa saya

    sebutkan. Terimakasih sekali, ibu bapak semangat saya dalam suka maupun

    duka.

    Untuk almamater Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan

    kesempatan saya belajar ilmu, pengalaman dan semuanya.. dalam saya meniti

    karir menuju impian saya. Semoga kedepan saya bisa membanggakan

    almamater tercinta kampus Universitas Negeri Yogyakarta dengan segudang

    prestasi saya. Amin

    Salam semangat bahagia selalu…

  • vi

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan. Maka apabila kami

    telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

    yang lainnya. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

    (Q.S. Al-Insyirah 6-8)

    Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

    (QS. Al-Baqarah 286)

    Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami

    mohon pertolongan

    (Q.S. Al- Fatihah 5)

    Berani bermimpi untuk masa depan. Masa Depan yang bahagia dimulai dari

    perubahan SIKAP.

    --

    Impian ANDA sebesar Semangat Hidup Anda. Bangunlah impian..karena

    IMPIAN adalah imajinasi tanpa batas hidup anda. Berimajinasilah dan yakini

    bahwa mimpi anda akan terwujud..INGAT, jangan hanya bermimpi untuk jangka

    pendek, namun jangka panjang dan bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan

    orang lain, semakin besar impian anda, berarti anda yakin bahwa

    ALLAH SWT Maha Besar.

    Risma Kusumanendra (CEO Cristal Indonesia Manajemen)

  • vii

    PENGELOLAAN LABORATORIUM ADMINISTRASI PERKANTORAN

    KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

    SMK N 1 DEPOK

    Oleh

    KURNIATI

    NIM. 11402241009

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan laboratorium

    administrasi perkantoran di Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK

    N 1 Depok. Pengelolaan laboratorium administrasi perkantoran meliputi

    perencanaan, pengorganisasian, pengadministrasian, pemeliharaan dan

    pengawasan.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian

    dalam penelitian ini adalah kepala laboratorium, ketua kompetensi keahlian,

    kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana, wakil kepala

    sekolah urusan kurikulum, bagian perlengkapan, teknisi dan laboran, untuk guru

    administrasi perkantoran dan peserta didik di Kompetensi Keahlian Administrasi

    Perkantoran SMK N 1 Depok dengan teknik snowball sampling.

    Hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan

    laboratorium dirinci sebagai berikut: 1) Perencanaan pengelolaan laboratorium

    administrasi perkantoran dilakukan setiap awal tahun ajaran baru dengan

    melakukan rapat koordinasi; 2) Pengorganisasian di laboratorium administrasi

    perkantoran ditandai dengan adanya pembagian tugas pokok dan fungsi sebagai

    pengelola laboratorium; 3) Kegiatan pengadministrasian sarana prasarana tidak

    habis pakai dilaksanakan oleh bagian perlengkapan sekolah dengan

    menginventaris dan memberi kode barang, sedangkan untuk sarana habis pakai

    dimasukkan ke daftar pemasukan barang; 4) Untuk pengadministrasian barang di

    laboratorium dilakukan oleh kepala laboratorium. Pemeliharaan dilakukan setiap

    ada laporan kerusakan dan ketika akan ada ujian kompetensi keahlian dan untuk

    kebersihan dilakukan oleh siswa sebelum pembelajaran dimulai; 5) Dalam hal

    pengawasan, pengelola laboratorium berkoordinasi dengan guru-guru mata

    pelajaran praktik di laboratorium administrasi perkantoran.

    Kata Kunci : Pengelolaan, Laboratorium , Administrasi Perkantoran

  • viii

    MANAGEMENT OF OFFICE ADMINISTRATION LABORATORY

    OFFICE ADMINISTRATION SKILLS COMPETENCE

    VOCATIONAL HIGH SCHOOL (SMK) N 1 DEPOK

    By:

    KURNIATI

    NIM. 11402241009

    ABSTRACT

    This study aims to know the management of office administration laboratory

    at office administration competence of SMK N 1 Depok. Management of office

    administration laboratory includes planning, organizing, administrating,

    maintenance, and monitoring.

    This research is a qualitative descriptive study. The subjects in this study

    were the head of office administration laboratory, the head of office

    administration competence, the headmaster, the vice principal on facilities and

    infrastructure, the vice principal on curriculum, the facilities and infrastructure

    section, the maintenance and repair section, and the teachers of office

    administration and the students at office administration competence of SMK N 1

    Depok who were chosen using the snowball sampling technique.

    From the results of the data analysis, it can be concluded that management

    of office administration laboratory are as follows: 1) Management planning of

    office administration laboratory is implemented at the beginning of the school

    academic year by holding a coordination meeting; 2) Organization of office

    administration laboratory is indicated by distribution of basic tasks duties and

    function of the laboratory staffs; 3) Administration of not-consumable facilities

    and infrastructure by facilities and infrastructure section is implemented by

    inventorying and giving item codes, while for consumables is by listing them in

    list of goods importation 4) Administration of goods in laboratory is organized by

    the manager of laboratory. Maintenance is implemented when any problem is

    reported and/or when there is a skills competence test. Laboratory cleanliness is

    carried out by students before lesson; 5) Laboratory supervision is administered

    by the manager of laboratory in coordination with practicum subject teachers in

    office administration laboratory.

    Keywords : Management, Laboratory, Office Administration

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya

    sehingga skripsi yang berjudul ”Pengelolaan Laboratorium Administrasi

    Perkantoran Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1

    Depok” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

    sebagian persyaratan guna meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri

    Yogyakarta.

    Peneliti menyadari keberhasilan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

    berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan

    penghargaan yang luar biasa kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., selaku Rektor Universitas

    Negeri Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan kesempatan untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    2. Bapak Dr. Sugiharsono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi atas izin yang

    diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini.

    3. Bapak Joko Kumoro, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi yang

    telah memberikan dukungan dan izin dalam menyelesaikan skripsi ini.

    4. Bapak Dr. Suranto, M.Pd.,M.Si., Dosen Pembimbing yang selalu memberikan

    semangat, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuki memberikan

    bimbingan, arahan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

    baik.

    5. Ibu Muslikhah Dwi Hartanti, M.Pd., Narasumber yang telah memberikan

    dukungan, bantuan dan saran-saran untuk menyelesaikan skripsi ini.

    6. Bapak ibu seluruh dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran yang sudah

    dengan luar biasa membimbing, memberikan ilmunya selama perkuliahan,

    memberikan arahan baik dalam pendidikan maupun kehidupan.

    7. Bapak Drs. Eka Setiadi, M.Pd., selaku kepala sekolah SMK N 1 Depok

    Yogyakarta, yang telah berkenan mengizinkan kepada peneliti untuk

  • x

    melaksanakan penelitian di sekolah tersebut dan segala bantuan yang telah

    diberikan.

    8. Ibu Sri Hestia, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana yang

    telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan arahan

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    9. Ibu Yeti Suryati, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yang telah

    berkenan memberikan informasi dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini

    10. Bapak Sudibyo M.Pd., Ketua Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran

    yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan

    arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

    11. Ibu Atni Marlina, S.Pd., Kepala Laboratorium Administrasi Perkantoran yang

    telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan arahan

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    12. Ibu Erni S.Pd., tim kurikulum SMK N 1 Depok yang telah berkenan

    meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan arahan dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    13. Bapak Suroto, tim teknisi dan laboran SMK N 1 Depok yang telah berkenan

    meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan arahan dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    14. Bapak Musiman dan bapak Jangkung, karyawan bagian perlengkapan SMK N

    1 Depok yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan informasi

    dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

    15. Ibu guru Kompetensi Keahlian Adminstrasi Perkantoran SMK N 1 Depok

    yang telah memberikan arahan, semangat dukungan dan informasi untuk

    kelancaran dalam menyelesaikan skripsi.

    16. Adik-adik siswa kelas XI AP 2 dan XI AP 3, khususnya kepada (Alvi

    Septiana, Rohmawati puspaningrum, Novia Anggita Rahmawati dan Desy

    Ayu Rahmawati) yang berkenan memberikan informasi untuk kelengkapan

    data skripsi.

  • xi

    17. Semua guru dan Karyawan SMK N 1 Depok yang telah membantu dan

    mendukung selama penelitian berlangsung.

    18. Ibu dan bapak serta keluarga yang telah memberikan semangat, motivasi

    bantuan dan dukungan baik yang berupa materi maupun moral kepada putri

    tercinta untuk menyelesaikan skripsi ini.

    19. Tim Cristal Indonesia Manajemen (Bapak Risma, Ibu Shinta, mb Wie, mas

    Gio, dan all team) yang luarbiasa memberikan dukungan, motivasi, arahan

    untuk selalu semangat dalam study maupun career.

    20. Teman-teman seperjuangan P.ADP 2011 yang telah bersama-sama merasakan

    kesedihan dan kebahagiaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

    21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah membantu

    dalam menyelesaikan skripsi.

    Penyusun menyadari bahwa selama proses pembuatan sampai pada

    penyelesaian skripsi ini, penyusun merasa telah membuat banyak kesalahan dan

    kekhilafan. Untuk itu, penyusun memohon maaf kepada semua pihak yang telah

    terlibat. Akhirnya, penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    semua pihak yang berkepentingan.

    Yogyakarta, 27 September 2015

    Penyusun

    Kurniati

    NIM: 11402241009

  • xii

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK .................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1

    B. Identifikasi Masalah …………………………………………… 4

    C. Pembatasan Masalah …………………………………………... 5

    D. Rumusan Masalah …………………………………………….. 5

    E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 5

    F. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 5

    II. KAJIAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Teori ………………………………………………... 7

    1. Laboratorium Administrasi Perkantoran ………………….. 7

    2. Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran …….. 11

    3. Perencanaan Laboratorium Administrasi Perkantoran…….. 15

    4. Pengorganisasian Laboratorium Administrasi Perkantoran.. 38

    5. Pengadministrasian Laboratorium Administrasi Perkantoran 45

    6. Pemeliharaan Laboratorium Administrasi Perkantoran……. 47

    7. Pengawasan Laboratorium Administrasi Perkantoran …….. 48

    B. Kerangka Pikir ………………………………………………… 53

  • xiii

    C. Penelitian yang Relevan ……………………………………… 55

    D. Pertanyaan Penelitian ………………………………………… 56

    III. METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian …………………………………………….. 57

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………... 57

    C. Subjek Penelitian …………………………………………….. 57

    D. Metode Pengumpulan Data …………………………………... 58

    E. Instrumen Penelitian ………………………………………… 60

    F. Teknik Analisis Data ………………………………………… 64

    G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ……………………….. 65

    IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ………………………………………………. 66

    1. Deskripsi Tempat Penelitian ……………………………... 66

    2. Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran ...…. 75

    a. Perencanaan Laboratorium AP ………………………. 75

    b. Pengorganisasian Laboratorium AP ………………… 85

    c. Pengadministrasian Laboratorium AP ……………….. 88

    d. Pemeliharaan Laboratorium AP ……………………... 102

    e. Pengawasan Laboratorium AP ……………………… 105

    B. Pembahasan …………………………………………………. 107

    Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran …….… 107

    V. Kesimpulan dan Saran ………………………………………….. 122

  • xiv

    A. Kesimpulan …………………………………………………. 122

    B. Saran ……………………………………………………….. 124

    DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….… 126

    LAMPIRAN …………………………………………………………… 128

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Daftar banyaknya cahaya yang dibutuhkan ……………………28

    2. Kisi-kisi pedoman wawancara pengelolaan laboratorium

    Administrasi perkantoran ............................................................ 61

    3. Kisi-kisi pedoman observasi pengelolaan laboratorium

    Administrasi perkantoran ............................................................ 62

    4. Kisi-kisi pedoman dokumentasi pengelolaan laboratorium

    Administrasi perkantoran ............................................................ 63

    5. Daftar inventaris sarana tidak habis pakai ……………………..80

    6. Daftar inventaris sarana habis pakai …………………………...81

    7. Hasil observasi pengelolaan laboratorium AP …………………177

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Tata ruang kantor menurut The Liang Gie …………………… 22

    2. Posisi duduk yang ergonomis ………………………………... 35

    3. Contoh struktur organisasi pada laboratorium ……………….. 40

    4. Alur pengelolaan laboratorium administrasi perkantoran …….. 54

    5. Struktur organisasi SMK N 1 Depok ………………………... 68

    6. Struktur organisasi kompetensi keahlian administrasi

    Perkantoran SMK N 1 Depok ……………………………….. 71

    7. Pencahayaaan laboratorium ap dengan lampu philip ................ 77

    8. Warna dinding, atap dan korden di laboratorium

    Administrasi perkantoran ……………………………………. 78

    9. Struktur pengelola laboratorium administrasi perkantoran …... 86

    10. BON Barang Habis Pakai ……………………………………. 90

    11. Penempatan tata tertib laboratorium administrasi

    Perkantoran …………………………………………………... 95

    12. Kartu penggunaan laboratorium administrasi perkantoran …... 97

    13. Peralatan yang lengkap dan tidak lengkap …………………... 98

    14. Kartu perawatan alat atau mesin …………………………….. 99

    15. Daftar peralatan kantor ……………………………………… 101

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Daftar pertanyaan wawancara ………………………………...128

    2. Hasil wawancara penelitian laboratorium administrasi

    perkantoran di SMK N 1 Depok ................................................. 138

    Hasil wawancara dengan Kepala Laboratorium

    Administrasi Perkantoran ...................................................... 138

    Hasil wawancara dengan ketua kompetensi keahlian

    (K3) administrasi perkantoran............................................... 149

    Hasil wawancara dengan kepala SMK N 1 Depok ……….157

    Hasil wawancara dengan laboran sekaligus teknisi

    di SMK N 1 Depok ............................................................... 162

    Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan sarana

    dan prasarana di SMK N 1 Depok ........................................ 164

    Hasil wawancara dengan bagian perlengkapan

    di SMK N 1 Depok ............................................................... 168

    Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan

    kurikulum dan tim kurikulum di SMK N 1 Depok ............... 170

    Hasil wawancara dengan siswa di SMK N 1 Depok ……...172

    Hasil wawancara dengan guru di SMK N 1 Depok ………175

    3. Hasil observasi pengelolaan laboratorium Administrasi

    Perkantoran ................................................................................ 177

    4. Pedoman dokumentasi ………………………………………..179

    5. Hasil dokumentasi

    6. Kartu Inventaris Barang (Peralatan dan Mesin)

    7. Surat Ijin Penelitian di SMK N 1 Depok

    8. Surat Keterangan telah melakukan penelitian di SMK N 1 Depok

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Era globalisasi berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi yang semakin pesat. Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas

    pendidikan dengan tujuan untuk dapat mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi (IPTek), pemerintah berusaha semaksimal mungkin dalam

    membenahi berbagai hal, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas dibidang

    pendidikan. Terutama untuk pembelajaran praktik, faktor sarana harus

    diutamakan. Salah satu yang termasuk dari sarana pembelajaran adalah

    laboratorium. Laboratorium sebagai salah satu komponen penting dalam

    mencapai tujuan pembelajaran, merupakan suatu tempat yang dijadikan pusat

    kegiatan dalam rangka program pembelajaran. Laboratorium merupakan sarana

    yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan siswa melakukan praktikum.

    Administrasi perkantoran adalah salah satu cabang ilmu bidang bisnis

    manajemen di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang memfokuskan pada

    layanan untuk mendapatkan, mencatat, dan menganalisis informasi, baik itu

    merencanakan maupun mengkomunikasikannya guna mengamankan aset

    organisasi serta mempromosikan layanan administrasi itu sendiri untuk mencapai

    tujuan organisasi. Dalam pembelajaran perkantoran diajarkan banyak teori mulai

    dari tata persuratan, penggunaan peralatan kantor, tata pengetikan, kearsipan dan

    yang lainnya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama di kelas maupun di

    ruang praktik atau laboratorium, salah satunya di laboratorium administrasi

  • 2

    perkantoran. Laboratorium administrasi perkantoran sebagai salah satu dari

    berbagai jenis laboratorium, secara spesifik merupakan salah satu elemen

    penunjang bidang administrasi perkantoran dalam dunia pendidikan di sekolah

    menengah kejuruan untuk mengaplikasikan proses kegiatan administrasi.

    Laboratorium administrasi perkantoran perlu melakukan pengaturan untuk

    menghasilkan prestasi di bidangnya. Dengan pengembangan kapasitas,

    diharapkan laboratorium administrasi perkantoran dapat meningkatkan

    kemampuan baik secara individu maupun secara organisatoris, sehingga

    pelaksanaan tugas dan fungsi dapat efektif dan efisien. Dampak posistifnya akan

    berpengaruh terhadap peningkatan kualitas proses belajar mengajar atau secara

    khusus praktik-praktik di laboratorium administrasi perkantoran. Pengembangan

    laboratorium yang baik harus menjadikan laboratorium sebagai rumah kedua bagi

    siswa. Agar siswa dapat menganggap laboratorium sebagai rumah kedua, tentunya

    laboratorium harus dibuat senyaman mungkin melalui pemenuhan peralatan,

    suasana akademik berupa hubungan antar guru dengan siswa maupun antar siswa

    sendiri, kecukupan luas ruang, dan pengaturan penjadwalan yang baik. Hal ini

    dapat dipenuhi dengan dua hal yaitu pendanaan yang cukup dan pengelolaan yang

    baik.

    Keberadaan laboratorium yang menunjang dan mendukung keberhasilan

    pembelajaran tentunya harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimal

    yang baik. Dari hasil observasi pada bulan Maret 2015, laboratorium administrasi

    perkantoran di Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Depok

    memiliki ruangan yang cukup luas, dengan desain kantor terbuka dan peralatan

  • 3

    kantor yang cukup memenuhi. Namun demikian, administrasi perlengkapan dan

    peralatan laboratorium dalam hal ini inventarisasi perlengkapan yang belum

    optimal menjadi masalah dalam pengelolaan laboratorium. Hal tersebut

    dibuktikan dengan banyaknya peralatan dan bahan praktik yang tidak lengkap

    sesuai dengan daftar inventaris yang tertera disetiap meja di laboratorium

    administrasi perkantoran. Hal ini menyebabkan sulitnya melaksanakan

    pengontrolan analisis kebutuhan fasilitas dan alat-alat yang ada di laboratorium

    serta dapat menghambat proses penghapusan barang-barang yang terdaftar.

    Pemeliharaan barang inventaris yang ada di laboratorium terkadang dianggap

    sebagai suatu hal yang tidak begitu penting kegunaannya, padahal pemeliharaan

    ini merupakan tahapan kerja yang penting didalam mengelola laboratorium.

    Pemeliharaan peralatan kantor tidak rutin dilakukan karena tidak adanya

    laboran atau teknisi yang ditetapkan secara khusus untuk merawat, membersihkan

    laboratorium administrasi perkantoran setiap hari. Selama ini guru yang

    merangkap sebagai laboran sehingga laboratorium tidak dikelola dengan optimal.

    Hal tersebut mengakibatkan perlengkapan berupa komputer ada beberapa yang

    rusak dan belum diperbaiki, banyak peralatan dan bahan praktik yang hilang.

    Setelah melihat permasalahan yang ada, pengelolaan laboratorium yang kurang

    optimal akan menyulitkan pencapaian proses belajar mengajar yang baik dan

    efektif. Pengelolaan laboratorium merupakan komponen penting yang harus

    dievaluasi, diperbaiki dan dikembangkan agar pengelolaannya dapat optimal.

  • 4

    Kendala lain adalah guru jarang melaksanakan kegiatan praktik secara

    menyeluruh di laboratorium administrasi perkantoran karena kurangnya waktu

    untuk melaksanakan praktik. Kegiatan keseluruhan praktik administrasi

    membutuhkan waktu yang cukup lama, sedangkan guru cenderung untuk

    menyelesaikan materi. Jika guru melaksanakan praktik maka membutuhkan waktu

    yang lama sehingga materi tidak tersampaikan secara optimal. Dalam rangka

    mengusahakan tercapainya pembelajaran yang optimal di laboratorium

    diantaranya mencakup cara belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan sesuai

    kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi pembelajaran. Mengingat

    laboratorium administrasi perkantoran sebagai miniatur sebuah kantor yang

    memperlihatkan dan mensimulasikan kepada peserta didik mengenai dunia kantor

    sesungguhnya, serta sarana untuk mengaplikasikan teori administrasi atau tata

    usaha perkantoran kedalam kegiatan praktik pembelajaran. Untuk itu perlu

    dilakukan penelitian berkenaan dengan pengelolaan di laboratorium administrasi

    perkantoran di Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Depok.

    B. Identifikasi Masalah

    Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengidentifikasi

    masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengelolaan laboratorium kurang optimal

    2. Guru kurang efektif dalam pemanfaatan kegiatan praktik di laboratorium.

  • 5

    3. Belum adanya laboran dan teknisi yang bertugas mengawasi sarana prasarana

    di laboratorium administrasi perkantoran.

    4. Inventarisasi peralatan laboratorium administrasi perkantoran belum optimal.

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil penelitian yang

    difokuskan pada pengelolaan laboratorium administrasi perkantoran di

    Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Depok kurang optimal.

    D. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yang

    menjadi fokus penelitian yaitu “Apa saja penyebab pengelolaan laboratorium

    administrasi perkantoran di Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK

    N 1 Depok kurang optimal?.”

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui “penyebab pengelolaan laboratorium administrasi perkantoran di

    Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Depok.”

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

  • 6

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk memecahkan problematika

    belajar mengajar dalam rangka meningkatkan suatu pendidikan terutama

    pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran pendidikan administrasi

    perkantoran.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Universitas

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan dan

    akan menjadi bahan pustaka bagi mahasiswa UNY umumnya dan peserta

    didik administrasi perkantoran khususnya.

    b. Bagi sekolah

    Sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk mengoptimalkan pengelolaan

    laboratorium dalam pembelajaran administrasi perkantoran, sehingga

    laboratorium dapat dimanfaatkan dengan baik. Memberikan pengetahuan

    untuk guru mengenai pengelolaan laboratorium yang baik serta dapat

    memberikan motivasi kepada peserta didik dalam memanfaatkan

    laboratorium sebagai sarana untuk belajar.

    c. Bagi peneliti

    Memberi manfaat bagi peneliti untuk menambah pengalaman dalam

    bidang penelitian pendidikan. Menambah dan memperluas pengetahuan

    yang berkaitan dengan pengelolaan laboratorium administrasi perkantoran

    dalam pembelajaran administrasi perkantoran.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Teori

    1. Laboratorium administrasi perkantoran

    a. Pengertian laboratorium administrasi perkantoran

    Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan

    penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau

    ruangan terbuka. Menurut Anti Damayanti Hamdani dan Isma

    Kurniatanty (2008:1) laboratorium merupakan “tempat untuk

    melakukan kegiatan praktikum, pelayanan masyarakat dan menunjang

    kegiatan belajar mengajar”. Laboratorium sebagai sarana peserta didik

    mengetahui lebih jauh mengenai sesuatu hal dan mengaplikasikan ilmu

    pengetahuan secara teori kedalam praktik, sehingga akan memudahkan

    peserta didik dalam memahami ilmu yang didapatkan. Sedangkan

    menurut PP No.25/1980, pasal 27, “laboratorium adalah sarana

    penunjang kompetensi keahlian dalam satu atau seni tertentu sesuai

    dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan”. Pengertian

    tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya laboratorium,

    pembelajaran akan lebih optimal, keterampilan peserta didik akan

    terasah sehingga hasil atau outputnya berkompeten.

    Moh. Amien (1988: 1) menyatakan “laboratorium merupakan

    perangkat kelengkapan akademik, disamping buku dan media lain

    yang dapat digunakan sebagai kelengkapan kegiatan akademik di luar

  • 8

    laboratorium dan studio, seperti seminar, diskusi kelompok, panel

    forum, debat dan sebagainya”. Dari definisi tersebut juga

    menerangkan bahwa laboratorium tidak hanya sebagai tempat untuk

    melakukan kegiatan, tetapi termasuk juga untuk mengembangkan

    kemampuan personil dengan kualifikasi keahlian, keterampilan serta

    wawasan yang luas dan kemampuan mengadakan interaksi sosial yang

    tinggi. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

    laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode

    praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa

    berinteraksi dengan berbagai peralatan untuk mengobservasi gejala-

    gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri.

    Administrasi perkantoran adalah salah satu ilmu dari bidang

    keahlian bisnis dan manajemen yang secara umum bertujuan untuk

    menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik

    lisan maupun tertulis, menerapkan dan mengembangkan kemampuan

    teknologi informasi, mengelola surat atau dokumen, mengelola

    administrasi keuangan, pelayanan terhadap relasi dan sebagainya.

    Menurut W.H. Evans yang diterjemahkan oleh The Liang Gie (2007:2)

    “Administration as the function which involves the management

    and direction of all phases of the business operation which

    impinge upon data processing, communications, and

    organization memory.

    Admnistrasi Perkantoran sebagai fungsi yang menyangkut

    manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan

    yang mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan

    ingatan organisasi”.

  • 9

    Dalam kegiatan pembelajaran administrasi perkantoran dilakukan

    secara teori dan praktik diantaranya mengolah data dan informasi

    menggunakan komputer (tata pengetikan), kegiatan tata usaha

    (persuratan), berkomunikasi melalui telepon dengan berbagai metode

    serta media yang digunakan. Ilmu administrasi perkantoran terdapat

    disalah satu bidang keahlian bisnis manajemen Sekolah Menengah

    Kejuruan (SMK). SMK memiliki tujuan untuk menciptakan output

    atau lulusan yang memiliki kemampuan, keterampilan yang kompeten

    dan produktif, hal tersebut menuntut sistem pembelajaran di SMK

    untuk lebih menekankan pada kegiatan praktik pembelajaran. Kegiatan

    praktik dilakukan dengan berbagai metode diantaranya kegiatan

    praktik di laboratorium, kegiatan praktik kerja industri dan kegiatan

    lainnya. Dari uraian diatas dapat didefinisikan laboratorium

    administrasi perkantoran merupakan tempat atau sarana peserta didik

    untuk mengaplikasikan teori administrasi perkantoran yang

    didapatkan. Kegiatan tersebut diantaranya surat menyurat,

    menggunakan peralatan kantor, mengoperasikan komputer untuk

    mengolah data Ms.Office, berkomunikasi melalui telepon, mengelola

    dokumen dan kegiatan kantor lainnya.

  • 10

    b. Fungsi laboratorium administrasi perkantoran

    Menurut Richard Decaprio (2012: 17-19) terdapat 8 fungsi

    laboratorium, diantaranya:

    1) Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik.

    2) Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen atau pun

    peneliti lainnya.

    3) Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah.

    4) Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia dalam

    laboratorium.

    5) Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong

    untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah

    dengan cara penelitian, uji coba, maupun eksperimentasi.

    6) Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau

    terhadap penemuan yang terdapat dalam proses kegiatan

    kerja di laboratorium.

    7) Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik.

    8) Laboratorium dapat menjadi sarana belajar siswa, mahasiswa dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk

    memahami segala ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak

    sehingga menjadi sesuatu yang konkret dan nyata.

    Lebih jauh dijelaskan oleh Wahyuni Suryanita, bahwa fungsi

    dari laboratorium adalah sebagai berikut:

    a) Laboratorium Sebagai Sumber Belajar b) Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah

    atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang

    berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah

    yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah

    keterampilan/afektif.

    c) Laboratorium Sebagai Metode Pembelajaran

  • 11

    Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam

    pembelajaran yakni metode percobaan dan metode

    pengamatan.

    d) Laboratorium Sebagai Prasarana Pendidikan Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah

    proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang

    dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan

    bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan,

    khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

    (http://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-

    dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html)

    Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan

    mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai

    prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar

    mengajar. Kesimpulannya laboratorium administrasi perkantoran

    berfungsi untuk memberi pengetahuan dasar mengenai prosedur kerja

    peralatan kantor di laboratorium, menggunakan laboratorium sebagai

    sumber belajar yakni untuk memperlancar atau menunjang kegiatan

    pembelajaran. Dengan kegiatan praktik di laboratorium dapat memberi

    bekal keterampilan terhadap peserta didik, sebagai media dalam rangka

    meningkatkan output dan dapat mengaplikasikan teori yang

    didapatkan pada praktik kenyataan yang sesungguhnya.

    2. Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran

    a. Pengertian pengelolaan laboratorium

    Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber

    daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang

    http://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.htmlhttp://wahyunisuryanita.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-manfaat-laboratorium-sebagai.html

  • 12

    diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi

    sumber daya. Menurut Marham Sitorus dan Ani Sutiani (2013:2)

    menyebutkan bahwa “pengelolaan laboratorium adalah usaha untuk

    mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku”.

    Pengelolaan laboratorium yang baik tergantung beberapa faktor yang

    saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa peralatan yang

    canggih dengan staf yang profesional dan terampil tidak serta merta

    dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena pengelolaan laboratorium

    menjadi suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau

    aktivitas laboratorium sehari-hari.

    Istilah pengelolaan dianggap bersinonim dengan manajemen dan

    administrasi. Kedua konteks ini mempunyai persamaan arti dengan

    kandungan makna yaitu sama-sama mengatur dan mengurus. Kata

    manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang

    berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu

    digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani.

    Manager diterjemahkan dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja

    to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang

    yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management

    diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau

    pengelolaan. Anti Damayanti Hamdani dan Isma Kurniatanty (2008:1)

    menyebutkan bahwa “manajemen laboratorium merupakan usaha

  • 13

    pengelolaan laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku

    meliputi pengelolaan tata ruang, alat, infrastruktur, administrasi

    laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan, pengamanan

    laboratorium, sumber daya manusia, peraturan dan jenis pekerjaan”.

    Pengelolaan laboratorium dilakukan agar aktivitas yang dilakukan

    dapat berjalan dengan baik, segala aspek direncanakan sesuai dengan

    kebutuhan laboratorium yang akan digunakan.

    Sama halnya dengan pengelolaan, menurut Ibrahim Bafadal

    (2004:1) “pengelolaan merupakan proses pendayagunaan sumberdaya

    dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan

    tersebut melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan”. Jadi kesimpulannya,

    pengelolaan laboratorium merupakan proses mengatur atau mengelola

    sumber daya manusia, perlengkapan dan tata ruang laboratorium mulai

    dari perencanaan, pengorganisasian, pengadministrasian, pemeliharaan

    dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    b. Tujuan dan prinsip-prinsip pengelolaan laboratorium

    Dalam pengelolaan laboratorium tentu memiliki tujuan yang

    akan dicapai, menurut Husaini Usman (2006: 8) tujuan pengelolaan

    antara lain:

    a) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM)

    b) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya dan keterampilan yang diperlukan

  • 14

    c) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien

    Pembelajaran di laboratorium yang aktif dan kreatif dapat

    terwujud dengan pengelolaan yang baik sehingga tujuan pembelajaran

    akan efektif dan efisien. Tujuan manajemen perlengkapan sekolah

    menurut Ibrahim bafadal (2004:5) menyatakan:

    1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui perencanaan dan pengadaan yang hati-

    hati dan saksama. Artinya semua perlengkapan yang

    didapatkan adalah sarana dan prasarana pendidikan yang

    berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan, dan dengan

    dana yang efisien.

    2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana yang tepat dan efisien.

    3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai

    dalam setiap diperlukan oleh semua personel.

    Tujuan pengelolaan perlengkapan sekolah sama halnya dengan tujuan

    pengelolaan laboratorium. Sedangkan prinsip-prinsip pengelolaan

    laboratorium:

    a. Prinsip pencapaian tujuan yaitu pengelolaan dilakukan dengan maksud agar fasilitas dalam keadaan siap pakai.

    Oleh sebab itu, pengelolaan dapat dikatakan berhasil jika

    fasilitas selalu siap pakai oleh semua pengguna

    laboratorium.

    b. Prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati,

    sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik

    dengan harga relatif terjangkau.

    c. Prinsip administratif dimaksudkan adalah semua perilaku pengelolaan itu hendaknya selalu memperlihatkan undang-

    undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah

    diberlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya

    setiap penanggung jawab pengelolaan hendaknya

    memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut

    dan menginformasikan kepada semua personel yang akan

    berpartisipasi dalam pengelolaan tersebut.

  • 15

    d. Prinsip kejelasan tanggung jawab artinya perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan laboratorium. Dalam hal

    ini, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang

    terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas.

    e. Prinsip kekohesifan, berarti dengan adanya pengelolaan hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja yang

    sangat kompak, antara satu dengan yang lain harus selalu

    bekerja sama dengan baik.

    Kesimpulan tujuan dan prinsip pengelolaan laboratorium adalah

    untuk memberikan layanan profesional di bidang sarana

    laboratorium dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan

    secara efektif dan efisien.

    3. Perencanaan laboratorium administrasi perkantoran

    a. Pengertian dan tujuan perencanaan

    Perencanaan adalah langkah awal sebelum melakukan fungsi

    manajemen lainnya sebagai upaya untuk memenuhi sarana prasarana

    laboratorium.

    Menurut Bintoro Tjokroaminoto menyatakan bahwa

    perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan

    secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

    tertentu. Prajudi Atmosudirdjo juga mengartikan perencanaan

    ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan

    dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang

    melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara

    melakukannya. Pendapat lain dari SP. Siagian mengartikan

    perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan

    penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan

    dikerjakan dimasa datang dalam rangka mencapai tujuan yang

    telah ditentukan sebelumnya. (Husaini Husman, 2006: 48)

    Pendapat dari beberapa ahli tersebut mendefinisikan

    perencanaan sebagai sebuah proses pemikiran yang dilakukan dengan

  • 16

    mempertimbangkan beberapa hal untuk mencapai tujuan yang akan

    dicapai. Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2001:27) “perencanaan

    adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa

    yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa”. Tujuan dari

    perencanaan adalah untuk standar pengawasan yaitu mencocokan

    pelaksanaan dengan perencanaannya, mengetahui kapan pelaksanaan

    dan selesainya suatu kegiatan, mengetahui siapa saja yang terlibat,

    baik kualifikasinya maupun kuantitasnya, mendapatkan kegiatan yang

    sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan, meminimalkan

    kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat tenaga, biaya,

    waktu. Tujuan perencanaan yang lainnya adalah memberikan

    gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,

    menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan, mendeteksi

    hambatan kesulitan yang akan ditemui serta mengarahkan pada

    pencapaian tujuan. Jadi perencanaan adalah suatu proses pemilihan,

    penetapan tujuan dengan menentukan strategi, program, struktur

    organisasi, metode, sistem dan anggaran yang dibutuhkan untuk

    mencapai tujuan.

    b. Perencanaan laboratorium administrasi perkantoran

    1) Perencanaan tata ruang laboratorium administrasi perkantoran

    a) Tata Ruang

  • 17

    Sekolah menengah kejuruan kompetensi administrasi

    perkantoran merupakan kompetensi keahlian yang didasari oleh

    pekerjaan dalam dunia kantor seperti pekerjaan berkomunikasi

    baik lisan maupun tertulis, mencatat, mengetik, mengolah data

    dan informasi, menggandakan, dan menyimpan. Kegiatan

    praktik yang dilakukan peserta didik di dalam laboratorium

    administrasi perkantoran meliputi kegiatan pembelajaran dalam

    mata pelajaran berkomunikasi melalui telepon, prosedur

    menggunakan peralatan kantor, korespondensi dan pengelolaan

    arsip. Berdasarkan uraian tersebut maka laboratorium

    administrasi sebaiknya dibuat berdasarkan tata ruang dan

    peralatan yang berada di dunia perkantoran, agar kegiatan

    dalam dunia kantor sesungguhnya dapat disimulasikan di

    laboratorium.

    Laboratorium administrasi perkantoran yang merupakan

    miniatur dari perkantoran akan memberikan gambaran kepada

    peserta didik tentang kondisi yang berada di lapangan, dalam

    lingkup perkantoran. Di dalam laboratorium peserta didik dapat

    berlatih untuk meningkatkan keterampilan psikomotorik,

    kognitif maupun afektifnya, peserta didik yang belajar di

    laboratorium akan dapat memahami, mempelajari lebih jauh

    dan memecahkan problem-problem yang mereka temukan.

  • 18

    Untuk dapat melaksanakan hal tersebut perlu adanya konsep-

    konsep yang menunjang dari kegiatan di laboratorium, salah

    satunya adalah harus memenuhi persyaratan khusus antara lain

    tata ruang, bentuk dan desain laboratorium sehingga dapat

    melayani dan menunjang kebutuhan pengguna dengan

    fungsinya secara baik.

    Menurut Sutrisno dan Suherman (2007:18) pengertian

    tata ruang perkantoran adalah “penentuan mengenai kebutuhan-

    kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari

    ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari

    faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja

    dengan biaya yang layak”. Pedoman dalam menyusun tata

    ruang kantor yang baik adalah pekerjaan di kantor dalam

    proses pelaksanaan dapat menempuh jarak terpendek. Hal

    tersebut akan memudahkan rangkaian aktivitas tata usaha dapat

    mengalir dengan lancar, ruang dipergunakan secara efisien

    sehingga dalam pengawasan terhadap pekerjaan dapat

    berlangsung dengan baik. Dapat memberikan dampak ketika

    pihak luar yang datang ke kantor mendapat kesan yang baik

    tentang kantor tersebut.

    Tata ruang kantor harus disusun secara ilmiah dan hal ini

    memerlukan pengetahuan tentang arus pekerjaan, tentang

  • 19

    syarat-syarat perseorangan, pekerjaan apakah yang akan

    dilakukan, dan cara yang terbaik untuk mengerjakan,

    pandangan jauh tentang apa yang mungkin diperlukan pada

    waktu yang akan datang juga diperlukan. Moekijat (1997:123)

    berpendapat bahwa “pentingnya tata ruang kantor direncanakan

    dengan baik akan membantu dalam efisiensi pekerjaan yang

    dilakukan, penghematan, pengawasan dapat dipermudah, dan

    perlengkapan mesin kantor dapat digunakan lebih baik”.

    Perencanaan tata ruang yang baik akan memudahkan kegiatan

    perkantoran yang dilakukan, pengguna atau peserta didik akan

    merasa nyaman dalam pembelajaran di laboratorium

    administrasi perkantoran.

    Sedangkan langkah-langkah dalam merancang tata ruang

    kantor yang tepat menurut Sutrisno dan Suherman (2007:20)

    adalah sebagai berikut:

    1) Hendaknya dibuat gambar denah kantor yang bersangkutan dengan skala 1:40.

    2) Dengan mempelajari segenap pekerjaan yang termasuk dalam lingkungan kantor, hendaknya semua

    aktivitas perkantoran dicatat.

    3) Menyusun letak meja-meja kerja untuk para pegawai. 4) Tata ruang dirancang dengan menjejerkan guntingan-

    guntingan gambar meja dan kursi diatas gambar

    denah. Apabila sudah diperoleh tata ruang yang

    terbaik, lekatkanlah guntingan-guntingan gambar

    tersebut pada gambar denah sebelumnya.

  • 20

    Layout sebagai proses penentuan kebutuhan akan ruang dan

    dan tentang penggunaan ruangan secara terperinci guna

    menyiapkan susunan yang praktis. Menurut Badri Munir

    Sukoco (2006:189) layout kantor yang efektif akan

    memberikan manfaat sebagai berikut:

    1) Mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif.

    2) Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.

    3) Memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan perusahaan.

    4) Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada. 5) Meningkatkan produktivitas kerja pegawai. 6) Mengantisipasi pengembangan organisasi di masa

    depan dengan melakukan perencanaan layout yang

    fleksibel.

    Tata ruang kantor memiliki 2 macam karakteristik sebagai

    berikut (Sutrisno dan Suherman, 2007:19) :

    a. Tata ruang kantor terpisah, yaitu susunan ruangan untuk

    bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan yang dibagi-

    bagi karena keadaan gedung yang terdiri atas kamar-kamar.

    b. Tata ruang kantor yang terbuka, yaitu “ruangan kerja yang

    dipisah-pisahkan tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan

    pada satu ruang terbuka”. Dikatakan bahwa tata ruang

    kantor terbuka lebih efektif karena memungkinkan

    pengawasan yang lebih efektif terhadap segenap pegawai,

    memudahkan hubungan antar para pegawai, memudahkan

  • 21

    tersebarnya cahaya dan perubahan udara, jika terjadi

    penambahan pegawai/perabot kantor tata ruang yang

    terbuka lebih mudah menampungnya.

    Menurut Badri Munir Sukoco (2006:194) menyebutkan

    ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan

    konsep kantor terbuka antara lain:

    a) Penggunaan dinding permanen yang minim. b) Penempatan masing-masing unit kerja yang akan

    meminimalisir terjadinya crissingsrossing pekerjaan.

    c) Memberikan perhaitan khusus terhadap akustik adan gangguan suara guna menciptakan lingkungan kerja

    yang nyaman. Kualiltas akustik dapat dianggap baik

    apabila dalam jarak 15 kaki dari sumber suara tidak

    mengganggu pegawai lainnya.

    d) AC dan kontrol kelembaban yang terpusat akan mudah dikendalikan.

    e) Pola warna dan pengaturan furnitur yang tepat akan menjadikan limgkungan kerja kondusif bagi pegawai.

    The Liang Gie (2007:193) berpendapat bahwa teknik

    untuk mencapai suatu tata ruang kantor yang terbaik adalah

    sebagai berikut:

    a) Meja-meja kerja disusun menurut garis lurus dan menghadap kejurusan yang sama, untuk mengurangi

    kemungkinan adanya percakapan atau mengobrol

    dengan orang lain.

    b) Pada tata ruang terbuka, susunan meja-meja dapat terdiri atas beberapa baris.

    c) Di antara baris-baris meja disediakan lorong untuk keperluan lalulintas pegawai. Sebaiknya ditengah

    ruangan terdapat lorong utama yang lebarnya 120 cm,

    sedangkan lorong lainnya cukup selebar 80 cm. lebar

    120 cm, berdasarkan perhitungan bahwa lebar badan

    seseorang yang normal kira-kira 60 cm, sehingga

  • 22

    lorong tersebut dapat dilewati oleh 2 orang tanpa

    bersinggungan waktu berpapasan. Sedangkan

    perhitungan lorong lainnya 80 cm didasarkan bahwa

    lebar tubuh seseorang rata-rata 40 cm. Dengan

    demikian jika lorong tersebut dilewati 2 orang yang

    berpapasan masing-masing dapat lewat dengan

    memiringkan badannya.

    d) Jarak antara satu meja dengan meja yang di muka atau di belakang selebar 80 cm. berdasarkan jarak ini,

    maka bagi setiap pegawai yang menggunakan meja

    ukuran 70x120 cm hendaknya disediakan luas lantai

    sekitar 3,5 m2. Jadi ruang 5x5 m atau seluas 25 m

    2

    dapat dipakai oleh maksimum 7 pegawai.

    Berikut ini gambar dari penjelasan jarak antar meja:

    Gambar 1. tata ruang kantor menurut The Liang Gie

    e) Pegawai atau dalam hal ini front liner yang sering membuat hubungan kerja dengan bagian lain atau

    publik, ditempatkan di dekat pintu, agar tidak

    mengganggu kegiatan lainnya.

    f) Lemari dan alat-alat perlengkapan lainnya diletakkan didekat pegawai yang paling sering menggunakannya.

    g) Alat-alat kantor yang menimbulkan suara rebut, misalnya mesin stensil, diletakkan di dekat jendela,

    sehingga gema suaranya sebagian besar dapat

    langsung terbuang keluar ruangan.

    80 cm 120 cm

    80 cm

    80 cm

    80 cm

    80 cm

    jendela

    jendela

    pintu

    pintu

  • 23

    Ukuran lorong, penataan tata ruang dan peralatan harus sangat

    diperhatikan, karena jika lorong di laboratorium perkantoran

    berukuran sangat pendek maka akan mengganggu lalu lintas

    peserta didik dalam kegiatan praktik pembelajaran di

    laboratorium, sebaliknya jika ukuran lebar lorong terlalu besar

    maka akan terjadi pemborosan pemakaian ruang sehingga tidak

    efektif dan efisien. Lorong yang mempunyai ukuran yang

    diperhitungkan akan mempengaruhi keefektifan peserta didik

    dalam melakukan kegiatan praktik. Jarak antar meja praktik

    peserta didik juga perlu diperhatikan, supaya mobilitas dalam

    pembelajaran dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu

    kegiatan pembelajaran peserta didik yang lain.

    Secara praktisnya, teknik untuk mencapai suatu tata ruang

    kantor yang baik menurut Sutrisno dan Suherman (2007:19)

    menyebutkan sebagai berikut:

    a. Meja-meja disusun menurut garis lurus dan menghadap ke jurusan yang sama.

    b. Pada tata ruang yang terbuka, susunan meja itu dapat terdiri atas beberapa baris.

    c. Diantara baris-baris meja disediakan lorong-lorong untuk keperluan lalu lintas pegawai yang biasanya

    berjarak 120cm.

    d. Jarak antara satu meja dengan meja yang dimuka atau dibelakang adalah 80cm.

    e. Pengawas kantor ditempatkan dibelakang para pegawainya.

  • 24

    Jadi kesimpulannya dalam perencanaan tata ruang kantor

    adalah tata ruang kantor terbuka lebih efektif digunakan dalam

    aktivitas pembelajaran praktik di laboratorium, lorong utama di

    dalam laboratorium administrasi perkantoran sebaiknya

    mempunyai lebar minimum 120 cm, dipertimbangkan bahwa

    lebar tubuh orang normal adalah 60 cm sehingga lorong utama

    dapat dilewati oleh 2 orang. Sedangkan untuk lorong yang lain

    dibuat selebar 80 cm, dengan pertimbangan bahwa tebal badan

    seseorang rata-rata 40 cm, sehingga dapat dilewati oleh 2 orang

    dengan memiringkan diri. Meja-meja disusun menurut garis

    lurus dan menghadap ke jurusan yang sama. Jarak antara satu

    meja dengan meja yang di muka atau di belakang selebar

    80cm.

    b) Pencahayaan

    Tata ruang laboratorium administrasi perkantoran yang

    baik, berpedoman pada tata ruang kantor seperti yang

    disebutkan diatas serta harus memperhatikan pencahayaan.

    Pelaksanaan pekerjaan tata usaha yang sukses memerlukan

    pencahayaan yang baik, untuk membantu pengguna atau

    peserta didik melihat dengan cepat, mudah dan menyenangkan.

    Cahaya penerangan yang cukup dapat diperoleh dengan cahaya

    matahari dan cahaya buatan. C.L. Littlefield dalam Moekijat

    (1995:136) mengemukakan keuntungan pencahayaan yang baik

  • 25

    adalah “produktivitas yang bertambah, kualitas pekerjaan yang

    lebih baik, mengurangi ketegangan mata dan kelelahan

    rokhaniah, mengurangi perpindahan pegawai, semangat dalam

    melaksanakan pekerjaan lebih tinggi”.

    Tanpa pencahayaan tidak akan ada aktivitas

    pembelajaran. Artinya bahwa seluruh lingkungan pekerjaan

    harus diperhatikan, apabila mempertimbangkan masalah

    pencahayaan, karena permukaan mempengaruhi pencahayaan,

    yang selanjutnya mempengaruhi kemampuan untuk melihat.

    Penerangan yang cukup adalah sangat penting untuk

    menyelenggarakan semua tugas. Dalam kegiatan pembelajaran

    praktik di laboratorium membutuhkan pencahayaan yang baik

    agar kegiatan tata usaha atau administrasi kantor dapat berjalan

    dengan lancar, peserta didik dapat melakukan aktivitas dengan

    baik. Moekijat (1995:139) berpendapat dalam menentukan

    jumlah atau intensitas penerangan yang layak bagi suatu

    keadaan tertentu dan untuk membuat perbandingan-

    perbandingan yang benar, maka diperlukan suatu ukuran

    penerangan yaitu

    “salah satu ukuran dengan suatu footcandle, yakni jumlah

    penerangan langsung dengan jarak satu kaki (foot) dari

    sebuah lilin ukuran biasa. Sebagai contoh secara kasar

    untuk ruangan kecil, 1 watt tiap kaki persegi dari

    lingkungan itu memberikan 15 footcandle. Dengan

    demikian bola lampu 100 watt dalam suatu ruangan

  • 26

    dengan ukuran 10 kaki x 10 kaki akan memberikan

    penerangan kira-kira 15 footcandle. Jumlah pencahayaan

    juga tergantung kepada distribusi sumber-sumber

    penerangan; misalnya jumlah penerangan yang diberikan

    oleh sebuah bola lampu ukuran 100 watt akan berbeda

    dengan jumlah penerangan yang diberikan oleh 4 bola

    lampu ukuran 25 watt, karena perbedaan dalam

    pemancaran penerangan pada lingkungan tersebut.

    Disebutkan juga menurut McShane mendeskripsikan

    bahwa “80 hingga 85 persen informasi yang diterima pegawai

    di kantor adalah menggunakan indera penglihatan (mata),

    seperti membaca surat atau memeriksa nota tagihan

    pembayaran” (Badri Munir Sukoco, 2006:208). Dalam

    melaksanakan kegiatan administrasi perkantoran diantaranya

    mengetik, mengkonsep surat, mengolah data dan informasi

    menggunakan komputer, kearsipan, mengolah keuangan atau

    pety cash dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut

    membutuhkan pencahayaan di laboratorium yang baik, jika

    pencahayaan baik maka akan menjadikan kenyamanan visual

    bagi peserta didik dan akan mempengaruhi produktivitas serta

    kelancaran dalam belajar mengajar. Apabila pencahayaan tidak

    sesuai maka akan berakibat pada kelelahan mata, dan

    ketegangan mata sehingga mempengaruhi fisiknya. Oleh

    karena itu, sistem pencahayaan yang efektif harus

    memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya sesuai dengan

    tugas, ruangan.

  • 27

    McShane menjelaskan bahwa ada 4 jenis pencahayaan

    yang digunakan di kantor, antara lain:

    1. Ambient lighting untuk memberikan pencahayaan keseluruh ruangan dan dipasang pada langit-langit

    kantor, biasanya lampu jenis ini merupakan satu-

    satunya pencahayaan yang terdapat di ruangan kantor.

    2. Task lighting yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja.

    3. Accent lighting yang digunakan untuk memberikan cahaya ada area yang akan dituju, jenis lampu ini

    dirancang pada lorong kantor atau area lain yang

    membutuhkan penerangan.

    4. Natural lighting berasal dari jendela, pintu kaca, dinding serta cahaya langit. (Badri Munir Sukoco,

    2006:209)

    Penerangan lampu yang terbaik ialah cahaya tak

    langsung, dimana cahaya ini dari sumbernya memancar

    kearah langit-langit ruangan, dari situ barulah dipantulkan

    ke arah permukaan meja. Selain macamnya penerangan,

    yang juga penting untuk tata ruang kantor ialah banyaknya

    cahaya penerangan itu. berikut pendapat The Liang Gie

    (2007:215) untuk mengukur besarnya penerangan dipakai

    sebuah satuan hitung yang disebut “footcandle”. Ini ialah

    banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sebuah lilin

    ukuran biasa pada sebuah benda yang jaraknya 1 kaki

    (30,48 cm) dari lilin itu. Banyaknya cahaya yang diperlukan

    untuk pekerjaan di kantor tergantung pada masing-masing

    seperti berikut ini:.

  • 28

    Tabel 1. Daftar banyaknya cahaya yang dibutuhkan.

    No. Macam Pekerjaan

    Saran-saran

    Besarnya

    Cahaya

    (footcandle)

    1. Pekerjaan yang membutuhkan

    penglihatan tajam.....

    Ini meliputi pekerjaan yang

    mengenai huruf-huruf atau

    angka-angka yang lembut,

    perbedaan warna yang samar-

    samar, atau pekerjaan untuk

    jangka waktu lama secara terus

    menerus. Contoh: memeriksa

    perhitungan, melakukan

    pembukuan, menggambar

    50

    2. Pekerjaan yang membutuhkan

    penglihatan biasa...

    Contoh: membuat surat-

    menyurat, mengurus arsip, rapat,

    pekerjaan pada bagian

    pengiriman dan penerimaan surat.

    30

    3. Pekerjaan yang membutuhkan

    penglihatan sepintas lalu...

    Misalnya aktivitas dalam ruang

    resepsi, tangga gedung, atau

    kamar mandi

    10

    4. Pekerjaan yang membutuhkan

    penglihatan sederhana.

    Penerangan sebesar ini misalnya

    untuk lorong atau jalan lalu lintas

    dalam gedung.

    5

    Besarnya footcandle dari cahaya yang dipancarkan oleh

    sebuah lampu dapat diketahui dengan sebuah alat pengukur

    yang khusus dibuat untuk maksud tersebut. The Liang Gie

    (2007:215) mengatakan

  • 29

    untuk mengukur besarnya penerangan dipakai sebuah

    satuan hitung uang disebut “footcandle”. Untuk

    mengetahui ketepatan jumlah cahaya yang dipakai, bisa

    dengan menggunakan patokan bahwa sebuah lampu bisa

    sebesar 50 watt memancarkan cahaya sebanyak 3

    footcandles kepada permukaan dibawahnya yang sejauh

    kira-kira 130cm atau jarak 1,3 meter ini ialah jarak dari

    sebuah lampu yang tergantung sampai kepermukaan

    meja.

    Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa dalam

    kegiatan pembelajaran praktik di laboratorium membutuhkan

    pencahayaan yang baik agar kegiatan tata usaha atau

    administrasi kantor dapat berjalan dengan lancar, peserta didik

    dapat melakukan aktivitas dengan baik. Pencahayaan yang baik

    diukur dengan dilihat dari segi kualitas dan segi kuantitas. Segi

    kualitas adalah melihat pencahayaannya sudah cukup atau

    belum, artinya cahaya tidak menyilaukan atau terlalu redup

    karena dapat membuat kelelahan pada mata dan bisa

    membahayakan kesehatan mata. Dari segi kuantitas adalah

    banyaknya jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk

    melaksanakan praktik pembelajaran, satuan yang digunakan

    adalah footcandle. Jumlah yang dibutuhkan untuk melakukan

    praktik di dalam laboratorium administrasi perkantoran adalah

    20-30 footcandle. Untuk itu pencahayaan menjadi faktor yang

    penting diperhatikan dalam perencanaan tata ruang kantor di

    laboratorium administrasi perkantoran.

  • 30

    c) Warna

    Pemakaian warna akan berpengaruh terhadap efisiensi

    kerja para penggunanya. Warna akan berpengaruh terhadap

    keadaan jiwa seseorang. Dalam pembelajaran praktik di

    laboratorium administrasi perkantoran warna berperan penting

    dalam kenyamanan belajar mengajar. The Liang Gie

    (2007:216) warna merupakan “faktor yang penting untuk

    memperbesar efisiensi kerja para pegawai, khususnya warna

    akan mempengaruhi keadaan jiwanya”. Begitu juga dengan

    kegiatan praktik pembelajaran di laboratorium administrasi

    perkantoran, kombinasi warna yang cocok akan membuat

    kenyamanan peserta didik dalam melakukan aktivitas tata

    usaha, aktivitas pembelajaran. Dengan memakai warna yang

    tepat pada dinding ruangan dan alat-alat lainnya, ketenangan,

    kesenangan dan kenyamanan dalam berkegiatan akan

    terpelihara. Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah

    kesilauan yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebihan.

    Badri Munir Sukoco (2006:214) menyebutkan beberapa

    faktor dalam pemilihan warna, antara lain:

    1. Kombinasi warna. Kombinasi warna yang sesuai akan

    meminimalisir kesilauan mata, suasana ruangan akan

  • 31

    nyaman dipandang dan digunakan apabila kombinasi warna

    sesuai.

    2. Efek cahaya pada warna. Berbagai jenis cahaya buatan

    mempunyai spektrum yang berbeda, sistem pencahayaan

    yang digunakan pada kantor juga memiliki efek signifikan

    terhadap pilihan warna.

    3. Nilai pemantulan warna, beberapa area perkantoran

    membutuhkan nilai pemantulan warna yang lebih terang,

    sebagai contoh atap dengan warna terang akan membantu

    memantulkan cahaya ke bawah, yang mengurangi silau dan

    bayangan pada area pekerjaan.

    4. Dampak dari warna. Penentuan warna perlu

    mempertimbangkan dampak warna yang akan

    mempengaruhi mood seseorang. Sebagai contoh warna

    natural dan warna lembut memberikan pengaruh ringan,

    sedangkan warna abu-abu cenderung memiliki rasa kantuk.

    Warna untuk kantor harus ditentukan dengan seksama

    seperti warna tembok, furnitur, karpet dan barang-barang

    kantor di laboratorium. Moekijat (1997:143) berpendapat

    keuntungan warna yang baik adalah “memungkinkan kantor

    menjadi tampak menyenangkan dan menarik pemandangan,

  • 32

    serta secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas

    pegawai”.

    Moekijat (1995:143) menyebutkan beberapa pengaruh

    warna diantaranya:

    warna kuning, jingga dan merah dipandang sebagai

    warna yang panas, warna-warna ini biasanya mempunyai

    pengaruh psychologis mendorong kehangatan dan

    perasaan gembira. Sebaliknya warna-warna yang sejuk

    seperti warna biru, ungu, dan hijau tua biasanya

    menimbulkan pengaruh ketenangan. Warna-warna

    seperti kuning tua, kuning agak kelabu, dan kuning

    gading agak merangsang, sedangkan warna ungu muda

    dan biru menekan.

    Warna untuk area perkantoran di laboratorium harus dipilih

    dengan saksama. Pemilihan warna akan menimbulkan suasana

    yang nyaman, menarik dan indah apabila dalam penentuan

    warna dasar dan kombinasi yang baik.

    d) Udara

    Faktor udara harus diperhatikan karena merupakan

    faktor penting dalam menunjang efisiensi pekerjaan kantor.

    Udara yang baik adalah udara yang dapat menyerap panas yang

    dikeluarkan tubuh manusia sehingga suhu yang ideal adalah

    suhu udara yang berada dibawah suhu tubuh manusia. Udara

    panas dan lembab mempunyai pengaruh menekan

    perkembangan tenaga dan daya cipta, udara panas membuat

    orang mudah mengantuk, cepat lelah dan kurang bersemangat.

  • 33

    Untuk mengatasi udara panas dan lembab dapat dilakukan

    dengan berbagai cara yakni menggunakan Air Conditioning

    (AC) untuk mengatur suhu udara atau ventilasi yang cukup

    sehingga sirkulasi udara dapat berjalan lancar.

    e) Suara

    Dalam perencanaan tata ruang laboratorium juga

    memperhatikan aspek suara, artinya laboratorium

    membutuhkan suara yang tenang, tidak gaduh dan nyaman.

    Untuk mengurangi suara gaduh, sebaiknya ruangan kantor

    memakai lapisan-lapisan penyerap suara dari beberapa tempat

    dan perlengkapan. Untuk mengurangi suara berjalan dan agar

    aman maka dilapisi karpet.

    Untuk mesin tik, penyerap suara dapat menggunakan

    alas karet atau busa yang diletakkan dibawahnya. Untuk

    pesawat telepon, sebaiknya dibuatkan bilik kecil yang

    ditutup rapat sehingga pembicaraan tidak mengganggu

    lainnya. Musik yang lembut dan tenang dapat

    mengurangi ketegangan saraf dan kejemuan serta

    menambah kegembiraan (Sutrisno dan Suherman,

    2007:20).

    Jadi, faktor suara merupakan salah satu hal yang harus

    diperhatikan dengan memberikan pengamanan menyesuaikan

    objeknya mulai dari alas, perlengkapan maupun peralatan.

  • 34

    2) Perencanaan kebutuhan perlengkapan, peralatan dan bahan praktik

    laboratorium administrasi perkantoran

    Penataan ruang laboratorium yang baik tidak luput dari

    keberadaan perlengkapan, peralatan maupun furnitur yang akan

    digunakan. Apabila peralatan yang digunakan kurang sesuai

    dengan konsep layout yang digunakan maka cenderung untuk sulit

    dalam penataan maupun penempatannya. Terdapat beberapa hal

    yang harus diperhatikan dalam memilih perlengkapan, peralatan

    kantor diantaranya mempertimbangkan tujuan penggunaan

    peralatan, memilih merek peralatan yang baik sesuai standar,

    spesifikasi peralatan baik dari segi tempat maupun kebutuhan

    jumlah listriknya, tingkat keamanan dan sebagainya.

    Pekerjaan kantor terdiri dari berbagai kegiatan, diantaranya

    kegiatan surat menyurat, mengoperasikan data dan informasi

    menggunakan komputer, berkomunikasi melalui telepon, dan

    kegiatan lainnya. Kompetensi keahlian administrasi perkantoran

    juga melakukan praktik-praktik tersebut dalam beberapa mata

    pelajaran seperti, tata pengetikan 10 jari buta, korespondensi,

    berkomunikasi melalui telepon, kearsipan. Praktik tersebut dapat

    ditunjang dengan adanya meja, kursi, filling cabinet dan mesin-

    mesin kantor yang mendukung kegiatan tersebut. Beberapa tip

    ergonomis bagi pegawai yang menggunakan komputer di kantor

  • 35

    yang disampaikan oleh Badri Munir Sukoco (2006: 201) antara

    lain:

    a. Menggunakan kursi yang bagus dan mempunyai sandaran. b. Bagian atas monitor hendaknya 5-8 cm diatas mata. c. Monitor tidak silau. d. Kursi mempunyai sandaran bagi tangan untuk

    beristirahat.

    e. Kaki dapat diletakkan pada lantai dan dapat pula diletakkan pada footrest.

    f. Menggunakan pegangan dokumen, sehingga ketika mengetik dokumen dapat didirikan.

    g. Permukaan meja datar dan lurus. h. Tangan dan siku dekat dengan badan. i. Layar monitor dan keyboard berada tepat di depan

    pengguna.

    j. Permukaan meja stabil (tidak bergoyang), seperti gambar dibawah ini

    Gambar 2. Posisi duduk yang ergonomis

    Selain peralatan yang disebutkan diatas, di laboratorium

    administrasi perkantoran harus tersedia LCD proyektor atau papan

    tulis di laboratorium (bisa salah satu dari barang tersebut), untuk

  • 36

    memudahkan guru dalam menjelaskan materi praktik yang akan

    diajarkan kepada peserta didik. Selain itu terdapat pula tempat

    sampah dan yang penting saluran listrik untuk mendukung kegiatan

    praktik pembelajaran di laboratorium administrasi perkantoran.

    Pengenalan dan pengetahuan terhadap peralatan laboratorium

    merupakan kewajiban bagi setiap pengelola di laboratorium,

    khususnya pada petugas operasional peralatan yang bersangkutan.

    Alat yang akan dioperasikan mutlak dalam kondisi (Marham

    Sitorus dan Ani Sutiani, 2013:3) :

    1. Siap Pakai 2. Bersih 3. Tidak rusak 4. Beroperasi dengan baik (ada SOP / standart operational

    procedure).

    Peralatan yang tersedia harus disertai dengan buku petunjuk

    operasional untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan. Letak

    peralatan harus disusun secara teratur pada suatu tempat tertentu,

    baik berupa rak, meja, lemari yang disediakan. Peralatan

    digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian,

    pelayanan atau studi tertentu, karenanya peralatan ini harus selalu

    siap pakai agar setiap saat dapat digunakan.

  • 37

    3) Perencanaan pengadaan perlengkapan, peralatan dan bahan praktik

    laboratorium administrasi perkantoran

    Perencanaan pengadaan perlengkapan, peralatan dan bahan

    praktik ini sebagai upaya memikirkan perlengkapan yang

    diperlukan di masa yang akan datang dan bagaimana

    pengadaannya dapat dilaksanakan secara sistematis, rinci, dan teliti

    berdasarkan informasi yang realistis. Ibrahim bafadal (2004:29)

    mengemukakan langkah-langkah perencanaan pengadaan

    perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu sebagai berikut:

    a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah dan atau

    menginventarisasi kekuarangan perlengkapan sekolah.

    b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu

    tahun ajaran.

    c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang telah tersedia sebelumnya. Dalam

    rangka itu, perencana atau panitia pengadaan mencari

    informasi tentang perlengkapan yang telah dimiliki oleh

    sekolah. Salah satu cara adalah dengan jalan membaca

    buku inventaris atau buku induk barang. Berdasarkan

    pemaduan tersebut lalu disusun rencana kebutuhan

    perlengkapan, yaitu mendaftar semua perlengkapan yang

    dibutuhkan yang belum tersedia di sekolah.

    d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia. Apabila dana yang

    tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua

    kebutuhan itu maka perlu dilakukan seleksi terhadap

    semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan,

    dengan melihat urgensi setiap perlengkapan tersebut.

    Semua perlengkapan yang urgent segera didaftar.

    e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan dengan dana atau anggaran yang ada. Apabila tenyata masih melebihi dari

    anggaran yang tersedia, perlu dilakukan seleksi lagi

    dengan cara membuat skala prioritas.

  • 38

    f. Penetapan rencana pengadaan perlengkapan akhir.

    Perencanaan pengadaan perlengkapan, peralatan dan bahan

    praktik disekolah tentu menyesuaikan kebijakan masing-masing

    sekolah, hal tersebut disebabkan setiap sekolah memiliki tingkat

    kebutuhan yang berbeda disesuaikan dengan anggaran yang

    dimiliki. Kesimpulannya adalah dalam perencanaan pengadaan

    perlengkapan, peralatan dan bahan praktik di laboratorium

    administrasi perkantoran adalah sebagai upaya merencanakan

    pengadaan perlengkapan agar dapat sistematis, sesuai dengan

    anggaran. Dalam pengadaan ini disekolah memiliki beberapa

    prosedur mulai dari usulan sampai dengan musyawarah untuk

    dilaksanakan pengadaan barang tersebut.

    4. Pengorganisasian laboratorium administrasi perkantoran

    Suatu rencana yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebagai hasil

    penyelenggaraan fungsi organik perencanaan, dilaksanakan oleh

    sekelompok orang yang tergabung dalam satuan-satuan kerja tertentu.

    Satuan-satuan kerja tersebut merupakan bagian dari organisasi. Karena

    berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan baik yang berwujud tugas

    pokok maupun tugas penunjang, harus diusahakan agar terlaksana dengan

    efisien, efektif dan produktif dalam satu wadah yang sesuai dengan

    kebutuhan. Suatu rencana yang telah tersusun dengan rapi dan ditetapkan

    berbasarkan berbagai perhitungan, tidak terlaksana dengan sendirinya.

  • 39

    Diperlukan berbagai pengaturan yang menetapkan bukan saja wadah

    tempat berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan, tetapi juga tata

    karma yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi dalam

    interaksinya dengan orang-orang lain, baik dalam satu satuan kerja tertentu

    maupun antar kelompok yang ada.

    Pengertian pengorganisasian antara lain: 1) penentuan sumber daya

    dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; 2)

    proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan

    dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan; 3) penugasan

    tanggung jawab tertentu; 4) pendelegasian wewenang yang

    diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-

    tugasnya. (Sondang P. Siagian, 2005:127)

    Pengorganisasian dalam sebuah pengelolaan harus disusun

    menyesuaikan kearah tujuan yang akan dicapai, penyusunan sumber daya

    dibuat dengan disertai memberikan tugas dan tanggungjawab yang sesuai.

    Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2001:167) berpendapat bahwa

    “pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur

    formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau

    pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat

    dicapai dengan efisien”. Jadi kesimpulannya, pengorganisasian merupakan

    penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,

    sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.

    Laboratorium administrasi perkantoran sebagai penunjang proses

    pembelajaran yang tidak dapat dipisah-pisahkan, keutuhan tersebut dapat

    dicerminkan dari adanya kesatuan alat-alat penunjangnya dan pelaksana

  • 40

    yang terlibat baik dari segi pengguna maupun pengelola. Anti Damayanti

    Hamdani dan Isma Kurniatanty (2008:5) menyebutkan “organisasi

    laboratorium merupakan komponen manajemen laboratorium yang

    penting, sebab didalamnya meliputi struktur organisasi, wewenang dan

    tanggungjawab dan deskripsi tugas masing-masing komponen

    laboratorium”. Berikut contoh gambar struktur organisasi pada

    laboratorium:

    Gambar 3. Contoh struktur organisasi pada laboratorium

    Setiap komponen laboratorium (kepala laboratorium, koordinator

    laboratorium dan laboran) mempunyai wewenang dan tanggungjawab

    yang berbeda-beda. Wewenang dan tanggung jawab kepala

    laboratorium akan berbeda dengan wewenang dan tanggung jawab

    koordinator laboratorium. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan

    tenaga kerja laboratorium diantaranya:

    Kepala

    laboratorium

    Koordinator

    laboratorium

    Koordinator

    laboratorium

    Koordinator

    laboratorium

    Laboran Laboran Laboran

  • 41

    1. Kepala laboratorium

    Moh. Amien (1988: 57) mengemukakan sebagai “kepala

    laboratorium harus memiliki kemampuan untuk mengelola

    laboratorium sehingga laboratorium sebagai sarana penunjang

    program pendidikan yang berfungsi secara optimal”, hal tersebut

    dapat dimulai dari pengelolaan segi akademik sampai dengan

    pengelolaan administrasinya. Pendapat lain dari Anti Damayanti

    Hamdani dan Isma Kurniatanty (2008:7) tugas kepala laboratorium

    adalah bertanggungjawab atas semua kegiatan di laboratorium,

    bertanggungjawab atas penyediaan, pemeliharaan dan optimalisasi

    asset, sarana laboratorium, bertugas untuk merencanakan,

    menggunakan dan melaporkan keuangan, merencanakan dan

    mengusulkan pengembangan kepada ketua jurusan.

    2. Koordinator laboratorium

    Sebagai koordinator laboratorium bertanggung jawab atas semua

    kegiatan yang dilangsungkan di laboratorium, baik itu praktikum

    maupun penelitian, bertanggungjawab atas optimalisasi asset,

    sarana dan prasarana laboratorium, mengusulkan pengembangan

    teknis akademis laboratorium kepada koordinator kepala

    laboratorium dan mengupayakan implementasi sistem manajemen

    mutu (Anti Damayanti Hamdani dan Isma Kurniatanty (2008:8).

  • 42

    3. Tenaga administrasi non akademik

    Tenaga administrasi non akademik berfungsi untuk memberikan

    pelayanan terhadap kelancaran pekerjaan sebelum dan sesudah

    kegiatan laboratorium seperti praktikum, diskusi dan sebagainya.

    Pelayanan tersebut antara lain:

    1) Mengiventarisasi barang milik laboratorium

    2) Mengontrol keselamatan bangunan laboratorium

    3) Mengusulkan perbaikan barang-barang

    4) Mengontrol kebersihan ruangan laboratorium dan lingkungan

    sekitarnya baik sebelum dan sesudah kegiatan

    5) Mengontrol keamanan laboratorium

    6) Menginventarisasi surat masuk dan keluar laboratorium baik di

    dalam maupun di luar lembaga

    7) Memberikan surat bebas pinjam alat/bahan, buku kepada

    pengguna laboratorium

    8) Mengatur penyediaan ruang, susunan tempat duduk dan

    sebagainya sesuai dengan permintaan dosen atau asisten

    sehubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan

    9) Mengatur jadwal kegiatan laboratorium sesuai dengan

    kesediaan waktu dosen, asisten, peserta didik dan jumlah

    ketersediaan unit alat dan sebagainya.

  • 43

    10) Menginventarisasi alat tulis kantor, bahan habis kantor,

    persediaannya, kebutuhannya.

    11) Mendaftar peralatan yang rusak ringan untuk diperbaiki, rusak

    berat untuk diperbarui.

    12) Mendaftar alat dan bahan baru yang belum pernah ada dan

    akan digunakan pada periode berikutnya guna pengembangan

    atas permintaan dosen dan asisten.

    13) Mengkoordinasi kegiatan laboran dan teknisi dalam perawatan

    dan pemeliharaan alat/bahan.

    4. Tenaga Teknisi

    Fungsi tenaga teknisi adalah memberi pelayanan kepada

    kelancaran setiap jenis kegiatan laboratorium dengan:

    1) Memodifikasi alat, untuk itu, seorang teknisi dituntut

    keterampilannya lebih dari laboran yaitu memahami tujuan

    instruksionalnya.

    2) Mengkontruksi rangkaian alat yang akan digunakan.

    3) Mereparasi alat yang rusak ringan.

    4) Memberi pengertian atau menjelaskan kepada peserta didik dan

    asisten mengenai kesalahan penggunaan alat yang tidak sesuai

    dengan prinsip mekanisme kerja alat.

    5) Mencatat kebutuhan yang belum tersedia di laboratorium yang

    akan digunakan karena perkembangan selanjutnya.

  • 44

    5. Tenaga laboran adalah orang yang memberi pelayanan kepada

    kelancaran laboratorium berupa:

    1) Melayani peminjaman alat atau unit alat sehubungan dengan

    kegiatan yang akan dilaksanakan

    2) Melayani pengembalian alat dalam keadaan bersih dari peserta

    didik.

    3) Membuat catatan mengenai nama peserta didik yang

    merusakkan alat kemudian melaporakan kepada bagian

    administrasi non akademik (umum).

    4) Menempatkan kembali atau menyimpan kembali peralatan

    yang telah selesai digunakan.

    5) Mengontrol kesiapan peralatan umum seperti listrik.

    Pendapat lain yang dikemukakan oleh Anti Damayanti Hamdani

    dan Isma Kurniatanty (2008:8) menyebutkan tugas dan wewenang

    laboran antara lain:

    1) Bertanggungjawab atas kegunaan alat dan bahan di laboratorium.

    2) Mengkalibrasi alat secara periodik. 3) Membantu pelaksanaan praktikum. 4) Melayani kebutuhan peneliti (alat dan bahan). 5) Bertanggungjawab atas peminjaman alat.

    6. Tenaga pembantu umum berfungsi untuk memberi pelayanan

    terhadap kebutuhan umum terutama yang bersifat eksidental

    diantaranya:

    1) Membantu menata ruang, penerangan dan lainnya.

  • 45

    2) Membantu pengambilan bahan atau alat yang bersifat

    sementara.

    3) Membantu hubungan ke luar, di dalam lembaga atau lembaga

    lain.

    7. Tenaga kebersihan atau keamanan adalah menyelamatkan

    laboratorium dari gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan

    misalnya kebersihan dan gangguan yang dapat menyebabkan

    hilangnya peralatan laboratorium misalnya pencurian.

    Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa organisasi

    merupakan unsur penting dalam manajemen laboratorium, karena di

    dalamnya terdapat struktur organisasi, wewenang, dan tanggung jawab

    serta deskripsi tugas masing-masing komponen laboratorium.

    5. Pengadministrasian laboratorium administrasi perkantoran

    Dalam kegiatan pengelolaan tentu terdapat proses

    pengadministrasian, dimana pengadministrasian merupakan proses

    pencatatan atau penyusunan daftar semua perlengkapan atau peralatan

    yang dimiliki secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan

    yang berlaku. Pengadministrasian dapat dilakukan dengan beberapa cara,

    diantaranya:

    1) Kegiatan yang berhubungan dengan penginventarisasian sarana dan

    prasarana, melalui inventarisasi diharapkan akan tercipta ketertiban

    administrasi, penghematan keuangan, mempermudah dalam

  • 46

    pemeliharaan dan pengawasan. Ibrahim Bafadal (2004:56)

    menyebutkan “penginventarisasian perlengkapan pendidikan dengan

    pencatatan perlengkapan pendidikan”. Barang-barang inventaris

    diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu barang inventaris dan

    barang bukan inventaris. Barang inventaris adalah keseluruhan

    perlengkapan yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu

    yang relatif lama, seperti meja, bangku, papan tulis dan perabot-

    perabot lainnya. Pengadaannya sebagian besar dari anggaran negara

    atau bantuan dari pihak-pihak tertentu. Sedangkan barang-barang

    bukan inventaris adalah semua barang habis pakai, seperti kapur tulis,

    karbon, kertas, pita mesin tulis dan barang-barang kecil lainnya. Baik

    barang inventaris maupun barang bukan inventaris yang diterima harus

    dicatat di dalam buku penerimaan. Setelah itu, khusus barang-barang

    inventaris dicatat di dalam buku induk inventaris dan buku golongan

    inventaris. Sedangkan khusus barang-barang bukan inventaris dicatat

    di dalam buku induk bukan inventaris dan kartu stok barang.

    2) Pembuatan kode barang

    Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengadministrasian adalah

    membuat kode barang dan menuliskannya pada badan perlengkapan

    pendidikan.

    Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan

    barang.