pengelolaan laboratorium
DESCRIPTION
noneTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran tidak hanya melibatkan ruangan kelas yang terdapat di
dalam suatu sekolah. Akan tetapi salah satu proses pembelajaran yaitu
percobaan atau pengamatan tidak cukup untuk dilakukan di dalam kelas saja.
Untuk itulah dibutuhkan adanya suatu ruangan khusus sebagai tempat untuk
dapat melakukan percobaan serta penelitian. Hal ini dimaksudkan agar siswa
ataupun mahasiswa dapat berinteraksi dengan alat-alat serta bahan-bahan
dalam suatu percobaan tertentu.
Laboratorium sendiri merupakan salah satu ruangan yang sangat banyak
memerlukan pengelolaan. Pengelolaan laboratorium (laboratory management)
adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium
dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf professional. yang terampil belum tentu dapat beroperasi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang
baik.1
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab
bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orangyang
terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja
mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
Alat dan bahan merupakan bagian utama dalam suatu laboratorium.
Salah satu contoh tugas dari seorang pengelola laboratorium adalah
melakukan beberapa kegiatan yaitu kegiatan merencanakan meliputi kegiatan
menyusun rencana kerja. Kegiatan mengoperasikan meliputi kegiatan
1Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
1
menggunakan, serta mengendalikan peralatan dan bahan laboratorium untuk
tujuan praktikum. Kegiatan memelihara meliputi kegiatan menjaga merawat
dan memperbaiki peralatan dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum.
Tidak hanya itu, desain laboratorium serta penempatan beberapa alat-alat
di dalam mendukung terlaksananya praktikum merupakan tugas dari pengelola
laboratorium itu sendiri. Hal lain juga yang merupakan salah satu tugasnya
yaitu untuk membuat daftar usulan alat, serta membuat suatu perencanaan
usulan terhadap bahan kimia yang ada di suatu laboratorium. Sedangkan
terkait dengan bagian administrasi pada laboratorium juga merupakan tugas
dari pengelola laboratorium untuk membuat daftar tentang alat dan bahan
yang ada di dalam laboratorium melalui perwujudan kartu inventaris alat dan
bahan.
Dengan banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh seorang pengelola
laboratorium terkait dalam hal agar laboratorium dapat berfungsi sebagaimana
mestinya maka semua hal tersebut di atas harus dapat seimbang sebagaimana
mestinya. Akan tetapi banyak dari pengelola laboratorium terkait pada suatu
instansi tertentu tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.
Tidak hanya itu mahasiswa yang sering terlibat dengan laboratorium sebagai
tempat untuk praktikumnya juga tidak mengetahui mengenai tugas dari
seorang pengelola laboratorium. Untuk itulah makalah ini dibuat agar
memberikan suatu pemahaman kepada mahasiswa.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui jenis-jenis kegiatan di dalam pengelolaan laboratorium.
2. Mengetahui ruangan-ruangan yang ada di dalam laboratorium terkait
dengan fasilitas-fasilitas ideal yang dimiliki oleh suatu laboratorium.
3. Mengetahui cara pembuatan daftar usulan alat serta perencanaan usulan
bahan kimia.
4. Mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan terkait administrasi
laboratorium.
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Laboratorium
Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan.
Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan
terbuka, misalnya kebun. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah
suatu ruangan yang tertutup tempat melakukan percobaan dan penyelidikan.
Kemudian, menurut Wirjosoemarto dkk (2004) pada konteks proses belajar
mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan
dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang di dalamnya terdapat
sejumlah alat-alat dan bahan praktikum.2
Pengertian laboratorium adalah sebagai suatu ruang atau tempat untuk
melakukan percobaan atau penelitian. Laboratorium adalah tempat belajar
mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman
belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, jadi suatu laboratorium sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu
serta system pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).3
Sehingga dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa laboratorium adalah suatu ruangan untuk melakukan riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Laboratorium biasanya
dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai
tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya
bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium,
sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang.
Adapun tujuan dari kegiatan laboratorium dalam pembelajaran sains
meliputi : 2Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu,
Jakarta, 2006, hal 27.3Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,
Erlangga, Jakarta, 2014, hal 6.
3
1. Membangkitkan dan memelihara daya tarik, sikap, kepuasan, keterbukaan
dan rasa ingin tahu terhadap sains.
2. Mengembangkan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah.
3. Meningkatkan berpikir ilmiah dan metode ilmiah.
4. Mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan intelektual.
5. Mengembangkan kemampuan berpraktikum.4
Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran.
Contohnya dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau
tumbuhan yang sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di
dalam laboratorium juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang
sudah punah, baik yang mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal ini
laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai museum kecil. Selain itu
masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA, sumber-
sumber IPA.5
Sehingga dari penjelasan tersebut mengenai fungsi laboratorium bagi suatu
instansi terutama bagi siswa atau pelajar yaitu dapat mempelajari fakta, gejala,
merumuskan konsep, prinsip, hukum dan sebagainya. Tujuan kegiatan
praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga
bertujuan untuk memperoleh keterampilan/kinerja, dapat menetapkan
pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta
memperoleh sikap ilmiah.
B. Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan
baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf profesional
4 Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 16.
5Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi, Erlangga, Jakarta, 2014, hal 6.
4
yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung
oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.6
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 60 tahun 1999, tentang pendidikan
tinggi, laboratorium di perguruan tinggi, di pimpin oleh seorang dosen yang
memiliki keahlian dan telah memenuhi persyaratan, sesuai dengan cabang
ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni tertentu. Sebagai kepala laboratorium
yang ditetapkan berdasar SK pimpinan perguruan tinggi, ia bertanggung-
jawab dalam pengelolaan laboratoriumnya, termasuk pembinaan dan
pengembangan tenaga yang bekerja di laboratorium. Pada umumnya, tenaga
instruktur, laboran, dan teknisi, mempunyai tugas di laboratorium perguruan
tinggi sebagai mitra kerja bagi dosen dan mahasiswa, dalam melaksanaan
proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal-
hal tertentu, mereka juga memberikan layanan kepada masyarakat yang
memerlukannya.7
Sehingga dapat diketahui bahwa di dalam usaha untuk mengelola
laboratorium agar menjadi teratur maka sangat dibutuhkan adanya suatu
manajemen laboratorium yang akan dilakukan oleh staf professional yang
mempunyai keahlian di bidang manajemen itu sendiri. Akan tetapi tenaga
kerja yang professional juga memerlukan adanya alat-alat yang canggih untuk
dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya. Sehingga akan tercipta
laboratorium yang diinginkan sebagaimana mestinya.
Di perguruan tinggi yang bertindak sebagai penanggung jawab
laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh ketua
jurusan atau pimpinan perguruan tinggi, tergantung status laboratoriumnya,
laboratorium pusat atau laboratorium jurusan. Di Sekolah Menengah Atas,
pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Selain
pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium.
Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan/alat-alat
6Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
7Samsul, Pranata Laboratorium Pendidikan, di akses dari http://kimia.ub.ac.id /sikma /dokumen/01.-PRANATA-LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility Mode.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
5
praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat
dan bahan.8
Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur
organisasi laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula
para guru mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai penanggung jawab
masing-masing alat/bahan.
Gambar 1. Struktur Organisasi Kepengurusan Laboratorium(Suyatna, 2010)
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai
aspek laboratorium, juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium.
Penjadwalan ini dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan
mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada laboratorium dengan peralatan
yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat seorang operator alat.
Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannnya, oleh
karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat tersebut
digunakan.9
Pranata laboratorium tingkat ahli adalah jabatan fungsional yang diduduki
oleh pegawai negeri sipil, yang dalam ruang lingkup tugasnya adalah
mengelola laboratorium berdasarkan metode keilmuan tertentu, baik untuk
pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan
pengelolaan pada jabatan fungsional ini, meliputi:
1. Merencanakan.
8Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 16.
9 Koesmadji Wirjosoemarto, Teknik Laboratorium, UPI, Bandung, 2004, hal 53.
6
2. Mengoperasikan.
3. Memelihara.
4. Mengevaluasi.
5. Mengembangkan.10
Pranata laboratorium tingkat terampil adalah jabatan fungsional yang
diduduki oleh pegawai negeri sipil, yang dalam ruang lingkup tugasnya adalah
mengelola laboratorium berdasarkan metode keilmuan tertentu, baik untuk
pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan
pengelolaan pada jabatan fungsional ini, meliputi:
1. Merencanakan.
2. Mengoperasikan.
3. Memelihara.
4. Mengevaluasi.11
Kegiatan merencanakan meliputi kegiatan menyusun rencana kerja,
rencana pemakaian peralatan dan bahan, menyiapkan peralatan, bahan, dan
sarana laboratorium secara umum, baik untuk tujuan praktikum (pendidikan),
penelitian, maupun kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Perencanaan di
tingkat ahli, merupakan perencanaan yang bersifat pengembangan.
Perencanaan di tingkat terampil, merupakan perencanaan operasional.12
Kegiatan mengoperasikan meliputi kegiatan menggunakan, serta
mengendalikan peralatan dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum
(pendidikan), penelitian, maupun kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Termasuk kegiatan ini, adalah membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan
membuat laporan kegiatan evaluasi.13
Kegiatan memelihara meliputi kegiatan menjaga merawat dan
memperbaiki peralatan dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum
(pendidikan), penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan
kegiatan mengevaluasi meliputi kegiatan memantau, menggunakan data
10 Samsul, Pranata Laboratorium Pendidikan, di akses dari http://kimia.ub.ac.id /sikma /dokumen/01.-PRANATA-LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility Mode.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
11Ibid.12Ibid.13Ibid.
7
pantauan, membuat keputusan guna peningkatan kualitas sistem kerja dan
kinerja peralatan, bahan, serta sarana laboratorium baik untuk tujuan
praktikum (pendidikan), penelitian, maupun kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.14
Adapun kegiatan mengembangkan meliputi kegiatan kajian, studi dan
pengembangan sistem kerja, pembuatan sistem, peralatan, bahan dan sarana
laboratorium baru, serta produk tertentu dalam jumlah/skala yang terbatas,
baik untuk tujuan praktikum (pendidikan), penelitian, maupun pengabdian
kepada masyarakat. Tingkat kesulitan pengelolaan bahan laboratorium, dibagi
menjadi dua kategori, yaitu bahan umum dan bahan khusus. Sedangkan
perbedaan pengelolaannya dilihat dari segi:
1. Penyimpanan.
2. Sifat fisik.
3. Sifat kimia.
4. Persyaratan metode.15
Di dalam pengelolaan laboratorium, maka sangat dibutuhkan adanya
seseorang yang akan betanggung jawab tehadap laboratorium itu sendiri. Hal
inilah yang biasa dikenal dengan nama pranata laboratorium. Pranata
laboratorium inilah yang akan bertanggung jawab sepenuhnya di dalam
mengelola laboatorium, untuk melaksanakan beberapa kegiatan yaitu kegiatan
merencanakan, mengoperasikan, memelihara serta mengembangkan alat-alat
laboratorium. Yang dalam hal ini sangat membutuhkan adanya operator alat
untuk melakukan pengecekan serta memperbaiki alat-alat laboratorium yang
rusak.
Bahan umum adalah bahan laboratorium yang penanganannya tidak
memerlukan persyaratan khusus dalam penyimpanan, memiliki sifat fisik yang
tidak eksplosif, tidak korosif, tidak iritan dan stabil, memiliki sifat kimia non-
toksik atau tidak berbahaya, serta persyaratan metodenya tidak memerlukan
kemurnian tinggi. Bahan khusus adalah bahan laboratorium yang
penanganannya memerlukan persyaratan khusus dalam penyimpanannya,
memiliki sifat fisik yang eksplosif, korosif, iritan, dan labil, memiliki sifat
14 Ibid.15 Ibid.
8
kimia toksik atau berbahaya, serta persyaratan metodenya yang memerlukan
kemurnian tinggi.16
C. Desain Laboratorium
Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium di desain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitasnya. Di samping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat
perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya
digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium
digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar
mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam
satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan
atau aktivitas lainnya.17
Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan
oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat
seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk
keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi,
misalnya 3-4 m2 untuk setiap mahasiswa. Kadang-kadang atas pertimbangan
efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan
kelas untuk proses belajar mengajar IPA. Laboratorium jenis ini dikenal
sebagai science classroom-laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini
berrsifat multi guna. Contoh tata letak laboratorium jenis ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini.18
16 Ibid.17 Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu,
Jakarta, 2006, hal 29.18 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,
Erlangga, Jakarta, 2014, hal 7.
9
Gambar 2. Tata Letak Laboratorium Science Classroom Laboratory(Suyatna, 2010)
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout
bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan
begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak
sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan
sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi
bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak
pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan
laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air.
Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi
laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan
tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus
dapat menjangkau bangunan laboratorium.19
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang
utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya
terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan
digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai
praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang
penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
19 Ibid, hal 24.
10
persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak
setiap saat.20
Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium
memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk
penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi/staf. Hal ini di
dasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan
kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam
gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula
penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang
terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan
laboratorium 100 m2, 70-80 m2 digunakan untuk ruang utama tempat
praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat di tempati lemari yang akan
digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat di tempati meja dan alat-alat untuk keperluan
penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.21
Gambar 3. Tata Letak Ruangan Laboratorium(Suyatna, 2010)
1. Ruang Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah
laboratorium. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya
20 Ibid.21 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,
Erlangga, Jakarta, 2014, hal 7.
11
proses pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika
di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi,
praktikum perorangan atau kelompok dan penelitian.22
Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang
lebih luas dari pada proses pembelajaran di dalam kelas biasa, oleh
karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan
bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses
pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan
jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran
di dalamnya.
Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua
kali luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam
ruang praktikum dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum
hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas utama sebagai berikut :
a. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan
lain-lain), instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan
instalasi limbah.
b. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa,
kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku
siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.
c. Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.23
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya,
sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
a. Ventilasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit
yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
b. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu
terbuka ke luar.
c. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan
ruang guru serta dapat teramati dari kedua ruangan itu.
d. Kotak P3K.
22 Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu, Jakarta, 2006, hal 30.
23 Ibid.
12
e. Fasilitas pemadam kebakaran. 24
2. Ruang Guru
Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung
jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran
di laboratorium. Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan
satu pintu masuk dan keluar yang sama melalui ruang praktikum.
Ruang guru dan ruang praktikum sebaiknya di sekat dengan dinding
berkaca bening sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi
kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum. Ruang guru memiliki
instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.25
3. Ruang Persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan
perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium. Bila sekolah atau
laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan
laboratorium kepada guru dan siswa. Ruang persiapan terdapat di
dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan ruang-ruang
penyimpanan atau gudang. Ruang persiapan dan ruang praktikum
sebaiknya di sekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat,
sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan
yang terjadi di dalam ruang praktikum.26
Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang
baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti :
a. Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan
alat-alat laboratorium.
b. Lemari atau rak alat-alat.
c. Loket peminjaman alat-alat.27
24 Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 20.
25Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
26 Ibid.27 Ibid.
13
4. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai
gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk
menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruang
penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang
persiapan. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan
pengambilan alat-alat, ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya
memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.28
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik
dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti:
a. Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.
b. Macam-macam rak untuk alat-alat.
Sekali lagi dapat diperhatikan bahwa pada kenyataannya di lapangan,
jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang-ruang
laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah.29
Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan
dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di
sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah
kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan
perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang
yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah
saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung.
D. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus.
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua
pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks),
28Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi, Erlangga, Jakarta, 2014, hal 7.
29 Ibid, hal 8.
14
aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebel air, contohnya
meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari
bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dan sebagainya.30
1. Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya
matahari atau dari listrik.31
2. Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk
laboratorium Fisika yang sering menggunakan bahan-bahan mudah
menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela,
sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling
fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara
menjadi lebih baik.32
3. Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA,
terutama untuk laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium
tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik,
kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat
terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Beberapa kebutuhan instalasi
air yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses
pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan
memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air,
memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
b. Komponen instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya
ke dalam laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci
lengkap dengan kran airnya.
30 Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 20.
31 Ibid, hal 21.32 Ibid.
15
c. Bak cuci dapat di pasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun
hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap
kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang
di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja
demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci
sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang. 33
4. Listrik
Pada laboratoium, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.
Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat
laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya
besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik
harus selalu dicek stabil atau tidak. Tegangan listrik yang tidak stabil
dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik,
jangan di dekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus
dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau.34
Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara
periodik perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodik
disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya
menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa
apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak
harus segera diganti. Periksa juga secara periodik hubungan kabel ke
socket apakah masih terikat dengan kuat.
a. Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :
b. Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di
ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan dan di ruang
penyimpanan atau gudang
c. Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu
demonstrasi, eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP,
LCD dan amplifier.
d. Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk
pemasangan mesin tik elektronik.
33 Ibid.34 Ibid, hal 22.
16
e. Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan
kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik kalau
dilengkapi dengan stabiliser.
f. Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada
langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum,
meja demonstrasi, dan meja persiapan.35
5. Mebeler
Fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi,
lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah
sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler
laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan
tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan
tujuan pemakaian dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat
terdiri dari bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti
yang akan dikemukakan berikut ini :
a. Meja Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum,
meja demonstrasi, meja persiapan dan meja tulis.
1) Meja Praktikum
a) Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.
b) Satu meja untuk satu percobaan dan satu percobaan dapat
dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
c) Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di
kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan
panjang 120 cm.
d) Dilengkapi dengan instalasi listrik.
e) Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit)
dengan meja yang lainnya.36
2) Meja Demonstrasi
a) Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan
pembelajaran di laboratorium.
35 Ibid.36 Ibid, hal 23.
17
b) Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan
tulis.
c) Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum
dengan lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75
cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm.
d) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
e) Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.37
3) Meja Persiapan
a) Untuk untuk mempersiapkan alat-alat.
b) Dipasang di ruang persiapan.
c) Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
d) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.38
4) Meja tulis
a) Untuk guru.
b) Di pasang di ruang guru di laboratorium.
c) Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya,
lengkap dengan laci-lacinya.39
b. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru
dan kursi praktikum untuk siswa melakukan percobaan atau
mengikuti pembelajaran di laboratorium.
1) Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan
tangan.
2) Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya
sekita 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk
dengan diameter sekitar 25 cm.
3) Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara
berisik ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi
sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.40
c. Lemari 37 Ibid.38 Ibid.39 Ibid, hal 24.40 Ibid, hal 25.
18
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari
alat, lemari buku, dan lemari administrasi.
1) Lemari alat
a) Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
laboratorium.
b) Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi
yang disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek
yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
c) Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang
praktikum, juga dapat digunakan sebagai meja praktikum,
misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas.
d) Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus
terbuat dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang
cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks
dan multiplek yang terlalu tipis.
e) Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat
biasanya berupa pintu geser.
f) Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya
terbuat dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat
di dalamnya.
g) Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang
menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.
h) Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang
untuk memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi
dari tinggi tahap yang tersedia.41
2) Lemari Administrasi
a) Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk
menyimpan segala format administrasi laboratorium.
b) Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan
ukuran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan tempat.
41 Ibid.
19
c) Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak
dibandingkan dengan jumlah lemari alat.
d) Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.42
3) Lemari Buku
a) Digunakan untuk menyimpan berbagai buku
kepustakaan laboratorium.
b) Lemari ini sebaiknya berdinding kaca, dan tidak dikunci,
agar setiap pengguna laboratorium dapat menggunakan
buku yang disimpan di dalamnya.
c) Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.43
Selain itu, perlengkapan yang berupa mebeler harus diperhatikan
kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan
ketinggiannya. Umunya meja siswa/mahasiswa ukuran tingginya 70-
75 cm. Meja guru/dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari
meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja
siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan
ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa/mahasiswa dapat
menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan.44
d. Instalasi Gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-
percobaan yang menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti
untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di
laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG
dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas
yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke
kompor/pemanas.45
E. Perencanaan Pengadaan Alat dan Bahan Laboratorium
Kegiatan untuk menentukan peralatan dan bahan yang harus diadakan di
laboratorium memerlukan kerja sama yang baik antara pengguna, dalam hal
ini adalah guru yang merencanakan kegiatan praktek dengan teknisi laboran 42 Ibid.43 Ibid, hal 26.44 Ibid, hal 28.45 Ibid.
20
yang akan mempersiapkan alat dan bahan kegiatan. Oleh karena itu pengadaan
peralatan dan bahan untuk menunjang kegiatan praktek harus mendapat
masukan dari para guru penanggung jawab mata pelajaran. Untuk itu maka
sangat diperlukan koordinasi antara guru yang bertanggung jawab dalam
penggunaan laboratorium dengan teknisi laboran.
1. Identifikasi
Tahapan ini adalah langkah awal untuk mencoba mengidentifikasi alat
dan bahan apa saja yang dibutuhkan oleh setiap mata pelajaran yang akan
melaksanakan praktek laboratorium. Langkah ini idealnya dilakukan
bersama guru-guru yang akan menggunakan laboratorium untuk kegiatan
praktek. Guru penanggung jawab praktek mempelajari kurikulum,
kemudian menentukan topik-topik praktek yang akan dilakukan.
Berdasarkan topik praktek yang akan dilaksanakan, maka disusunlah
manual atau petunjuk praktikum untuk setiap topik.46
Berdasarkan manual atau petunjuk praktikum yang ada dari semua
mata pelajaran yang menggunakan laboratorium dapat teridentifikasi
kebutuhan bahan dan alat minimal yang harus ada di laboratorium.
Dengan demikian usulan mengenai kebutuhan alat dapat bersumber dari
setiap guru mata pelajaran yang akan menggunakan laboratorium sebagai
sarana praktek atau diidentifikasi sendiri oleh laboran berdasarkan manual
atau petunjuk praktikum yang diberikan oleh guru.47
2. Pemilihan Alat
Dari hasil identifikasi peralatan dan bahan untuk kegiatan praktek
laboratorium baru dapat ditentukan mengenai jenis alat yang dibutuhkan,
tetapi karakteristik alat dan bahan yang dimaksud belum dapat ditentukan
secara tepat. Apabila sudah mendapat masukan mengenai peralatan yang
dibutuhkan maka selanjutnya adalah menentukan spesifikasi alat yang
tepat untuk kegiatan. Namun demikian berdasarkan pengalaman dapat
ditentukan mengenai karakteristik beberapa alat.
46 Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu, Jakarta, 2006, hal 33.
47 Ibid.
21
Peralatan di pasaran sangat beragam dalam hal bentuk, ukuran dan
kualitas bahan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk
merencanakan memilih spesifikasi peralatan yang tepat. Spesifikasi alat
umumnya berhubungan dengan bentuk, ukuran (dimensi), akurasi, batas-
batas kemampuan, sumber daya (untuk peralatan fisika/listrik) dan bahan
yang digunakan. Untuk dapat menentukan secara tepat perlu dipelajari
berbagai keterangan mengenai alat dengan cara melihat gambar-gambar
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya buku atau internet.
Beberapa perusahaan kadang memberikan catalog atau daftar alat dengan
spesifikasinya, bahkan sering dilengkapi dengan gambar.48
Ketika merencanakan pengajuan alat, haruslah didasarkan pada
kebutuhan, bukan mengacu pada yang tersedia pada katalog atau brosur
penawaran barang. Hal ini bukan berarti tidak boleh memilih apa yang ada
di dalam catalog, tetapi harus diutamakan kebutuhannya. Apabila barang
yang ditawarkan pada catalog spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan,
tidak ada salahnya untuk direncanakan dibeli. Kesalahan menentukan
spesifikasi alat mengakibatkan biaya investasi menjadi tinggi.
a. Membuat Daftar Usulan Alat
Apabila sudah dapat ditentukan spesifikasi alat yang diperlukan
maka selanjutnya adalah menyusun daftar usulan alat laboratorium.
Usulan daftar alat laboratorium dimaksudkan untuk memudahkan
dalam meneliti dan menentukan anggaran. Usulan alat laboratorium
harus menyatakan spesifikasi yang jelas mengenai alat yang diusulkan,
serta jumlah satuan yang diperlukan dan harga satuan sehingga
memperkecil kesalahan dalam proses pengadaan. Usulan hendaknya
dinyatakan dalam format usulan seperti dalam contoh berikut.49
48 Ibid, hal 34.49 Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/
default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
22
Gambar 4. Contoh Format Usulan Alat Laboratorium(Suyatna, 2010)
b. Perencanaan Usulan Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia biasanya dibuat dalam beberapa tingkat
kemurnian. Gradasi tingkat kemurnian mulai dari sangat murni hingga
kemurnian dengan nilai tertentu. Tingkat kemurnian yang tinggi
biasanya digunakan untuk penelitian, sementara untuk kegiatan
praktikum sekolah tidak diperlukan bahan kimia murni. Semakin
tinggi tingkat kemurnian bahan kimia proses penyediaannya semakin
sulit, hal ini berakibat pada harga bahan kimia tersebut semakin
mahal.50
Dalam kegiatan praktikum sekolah bahan kimia dalam tingkatan
teknis sudah memadai. Dengan memilih bahan kimia tingkat teknis
biaya pembelian bahan dapat dihemat lebih dari 50%, namun apabila
biaya memungkinkan dapat menggunakan bahan kimia dengan tingkat
kemurnian lebih tinggi.51
Meskipun demikian dalam kegiatan praktikum sekolah
penggunaan bahan kimia murni tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil kerja praktek. Bahan kimia teknis cocok
untuk laboratorium sekolah karena harganya lebih murah daripada
bahan-bahan analitik. Menggunakan bahan kimia dengan tingkat
kemurnian tinggi untuk keperluan praktikum merupakan pemborosan.
Daftar usulan bahan kimia dapat dinyatakan dalam format berikut.52
50 Ibid.51 Ibid.52 Ibid.
23
Gambar 5. Contoh Format Usulan Bahan Laboratorium(Suyatna, 2010)
F. Administrasi Laboratorium Sekolah
1. Administrasi Alat
Pencatatan atau pengadministrasian merupakan suatu proses
pedokumentasian seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini
mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat dan bahan yang ada
berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.53
Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan suatu
keharusan. Daftar alat ini dapat dibuat dalam bentuk keseluruhan (secara
total) atau perlaboratorium. Pencatatan daftar peralatan dapat berupa buku,
system kartu atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan
menggunakan teknologi informatika. Pencatatan daftar alat dengan
menggunakan komputer sekarang merupakan suatu keharusan.54
Dengan menggunakan Microsoft Office, data dicatat dalam program
Exel atau Word Processor. Teknisi laboran dapat menggunakan program
ini sehingga apabila diperlukan data dapat segera ditampilkan dan bila
terjadi perubahan data dapat segera dilakukan tanpa mengulang dari awal.
Daftar peralatan dan bahan yang ditampilkan hendaknya ringkas, jelas,
teratur dan informatif. Dengan demikian pengelolaan administrasi
laboratorium memerlukan sumber daya yang memiliki ketrampilan dalam
penggunaan komputer dan disiplin yang baik. Hal ini penting karena
semua administrasi laboratorium berada dalam tanggung jawabnya.55
53 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi, Erlangga, Jakarta, 2014, hal 9.
54 Ibid, hal 10.55 Ibid.
24
Beberapa daftar alat dan bahan yang harus ada di laboratorium di
antaranya:
a. Daftar pemesanan alat dan bahan laboratorium.
b. Daftar inventarisasi peralatan laboratorium.
c. Kartu alat laboratorium.
d. Daftar alat-alat gelas.
e. Daftar inventarisasi bahan kimia.
f. Daftar peminjaman dan pengembalian alat.
g. Daftar pemakaian alat.
h. Daftar suku cadang.
i. Daftar/kartu persediaan bahan.
j. Daftar penggunaan laboratorium.
k. Jadwal kegiatan laboratorium.56
Daftar alat dapat dikategorisasi berdasarkan jenis alat, bahan alat, kerja
alat dan sebagainya. Dalam daftar alat hendaknya sekurang-kurangnya
tercantum nama alat, kode alat untuk peralatan yang ditentukan
berdasarkan kebijakan tertentu (untuk alat gelas tidak perlu kode, karena
dapat dianggap barang habis), spesifikasi, jumlah, kondisi, tahun
kedatangan dan asal (sumber). Contoh daftar dapat dipelajari dengan
format berikut.57
Gambar 6. Contoh Format Daftar Alat/Barang Laboratorium(Suyatna, 2010)
Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat tertentu
juga sangat penting. Catatan ini biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat.
Kartu alat merupakan data spesifikasi alat, prosedur penggunaan, catatan
56 Ibid.57 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,
Erlangga, Jakarta, 2014, hal 11.
25
pemakaian, dan riwayat servis atau perbaikan kerusakan serta keberadaan
suku cadang atau consumable part. Kartu alat biasanya di letakan dekat
atau digantungkan pada alat.58
Gambar 7. Format Kartu Alat/Barang Laboratorium(Suyatna, 2010)
2. Administrasi Bahan Kimia
Pencatatan mengenai bahan sangat penting untuk mengetahui jenis
dan jumlah bahan serta masa kadaluarsa. Bahan kimia termasuk bahan
habis yang sangat diperlukan untuk kegiatan laboratorium. Pencatatan dan
penempatan yang tidak baik dapat mengakibatkan kondisi bahan tidak
terawasi, sehingga kerusakan karena kadaluarsa atau kontaminasi yang
terjadi pada bahan tidak diketahui. Dengan mengetahui jenis dan jumlah
bahan, tanggal masuk atau dibeli dapat diperkirakan dan diprioritaskan
bahan yang akan dibeli.59
Gambar 8. Contoh Format Daftar Bahan/Zat di Laboratorium(Suyatna, 2010)
Bahan-bahan dengan jumlah yang sedikit dan kadaluarsa menjadi
prioritas kebutuhan. Bahan kimia digunakan sebagai pereaksi, baik
pereaksi khusus maupun pereaksi umum. Oleh karena itu teknisi laboran
perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang
58 Ibid, hal 12.59 Ibid.
26
sering digunakan di dalam praktikum agar mampu menangani bahan kimia
secara baik. Dengan demikian kegiatan praktikum akan berjalan lancar dan
kecelakaan karena ketidak tahuan dapat dihindarkan.605t
Dalam administrasi bahan kimia hendaknya tidak hanya mencakup
daftar invetaris bahan dan kartu bahan, melainkan juga dengan pengaturan
tata letak penyimpanan. Administrasi bahan yang baik merupakan bagian
dari pengaturan tata letak dalam penyimpanan. Dalam penyimpanan bahan
kimia harus memperhatikan sifat bahan, dengan demikian kategorisasi
penyimpanan dapat dilakukan dengan baik apabila teknisi laboran
memahami karakter bahan. Hal ini memberikan dampak pada sistem
administrasi yang dikembangkan untuk bahan kimia.61
Administrasi standar untuk bahan kimia adalah mendata setiap bahan
beserta rumus kimianya, dan tingkat kemurnian dengan format awal
berikut.62
Gambar 9. Contoh Formatan Kartu Bahan/Zat di Laboratorium(Suyatna, 2010)
KESIMPULAN
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengelola laboratorium yaitu
kegiatan merencanakan meliputi kegiatan menyusun rencana kerja. Kegiatan
mengoperasikan meliputi kegiatan menggunakan, serta mengendalikan peralatan 60 Samsul, Pranata Laboratorium Pendidikan, di akses dari http://kimia.ub.ac.id /sikma
/dokumen/01.-PRANATA-LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility Mode.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.
61 Ibid.62 Ibid.
27
dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum. Kegiatan memelihara meliputi
kegiatan menjaga merawat dan memperbaiki peralatan dan bahan laboratorium
untuk tujuan praktikum. Adapun ruangan serta fasilitas-fasilitas ideal yang akan
mendukung jalannya praktikum dengan baik yaitu ruang praktikum, ruang guru,
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Dengan fasilitasnya yang meliputi
penerangan ventilasi, air, listrik serta mebeler.
Hal lain juga yang merupakan salah satu tugasnya yaitu untuk membuat daftar
usulan alat, serta membuat suatu perencanaan usulan terhadap bahan kimia yang
ada di suatu laboratorium. Sedangkan terkait dengan bagian administrasi pada
laboratorium juga merupakan tugas dari pengelola laboratorium untuk membuat
daftar tentang alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium melalui perwujudan
kartu inventaris alat dan bahan.
rpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Inventarisasi pada suatu laboratorium sangat penting untuk mendata
fasilitas/ menginventarisasi alat dan bahan laboratorium untuk kegiatan
28
pembelajaran siswa. Dengan kegiatan ini akan diperoleh suatu pedoman
untukmemepersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang
akan datang. Catatan inventarisasi yang baik akan mempermudah untuk
mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan
memperoleh pengontrolan seperti kehilangan atau kecurian
Ada beberapa alat yang akan digunakan serta mendukung kegiataj
inventarisasi yaitu buku induk barang inventarisasi, buku catatan barang
inventarsisasi, buku golongan barang inventarsisasi, laporan triwulan mutasi
barang, daftar isian barang , daftar rekapitulasi barang inventarisasi.
29