pengelolaan laboratorium

44
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tidak hanya melibatkan ruangan kelas yang terdapat di dalam suatu sekolah. Akan tetapi salah satu proses pembelajaran yaitu percobaan atau pengamatan tidak cukup untuk dilakukan di dalam kelas saja. Untuk itulah dibutuhkan adanya suatu ruangan khusus sebagai tempat untuk dapat melakukan percobaan serta penelitian. Hal ini dimaksudkan agar siswa ataupun mahasiswa dapat berinteraksi dengan alat-alat serta bahan-bahan dalam suatu percobaan tertentu. Laboratorium sendiri merupakan salah satu ruangan yang sangat banyak memerlukan pengelolaan. Pengelolaan laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat- alat laboratorium yang canggih, dengan staf professional. yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. 1 1 Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna- msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB. 1

Upload: evitia-yuliani-part-ii

Post on 12-Jul-2016

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

none

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan Laboratorium

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran tidak hanya melibatkan ruangan kelas yang terdapat di

dalam suatu sekolah. Akan tetapi salah satu proses pembelajaran yaitu

percobaan atau pengamatan tidak cukup untuk dilakukan di dalam kelas saja.

Untuk itulah dibutuhkan adanya suatu ruangan khusus sebagai tempat untuk

dapat melakukan percobaan serta penelitian. Hal ini dimaksudkan agar siswa

ataupun mahasiswa dapat berinteraksi dengan alat-alat serta bahan-bahan

dalam suatu percobaan tertentu.

Laboratorium sendiri merupakan salah satu ruangan yang sangat banyak

memerlukan pengelolaan. Pengelolaan laboratorium (laboratory management)

adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium

dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling

berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang

canggih, dengan staf professional. yang terampil belum tentu dapat beroperasi

dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang

baik.1

Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab

bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orangyang

terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,

memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara

laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi

sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja

mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan

sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.

Alat dan bahan merupakan bagian utama dalam suatu laboratorium.

Salah satu contoh tugas dari seorang pengelola laboratorium adalah

melakukan beberapa kegiatan yaitu kegiatan merencanakan meliputi kegiatan

menyusun rencana kerja. Kegiatan mengoperasikan meliputi kegiatan

1Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

1

Page 2: Pengelolaan Laboratorium

menggunakan, serta mengendalikan peralatan dan bahan laboratorium untuk

tujuan praktikum. Kegiatan memelihara meliputi kegiatan menjaga merawat

dan memperbaiki peralatan dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum.

Tidak hanya itu, desain laboratorium serta penempatan beberapa alat-alat

di dalam mendukung terlaksananya praktikum merupakan tugas dari pengelola

laboratorium itu sendiri. Hal lain juga yang merupakan salah satu tugasnya

yaitu untuk membuat daftar usulan alat, serta membuat suatu perencanaan

usulan terhadap bahan kimia yang ada di suatu laboratorium. Sedangkan

terkait dengan bagian administrasi pada laboratorium juga merupakan tugas

dari pengelola laboratorium untuk membuat daftar tentang alat dan bahan

yang ada di dalam laboratorium melalui perwujudan kartu inventaris alat dan

bahan.

Dengan banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh seorang pengelola

laboratorium terkait dalam hal agar laboratorium dapat berfungsi sebagaimana

mestinya maka semua hal tersebut di atas harus dapat seimbang sebagaimana

mestinya. Akan tetapi banyak dari pengelola laboratorium terkait pada suatu

instansi tertentu tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.

Tidak hanya itu mahasiswa yang sering terlibat dengan laboratorium sebagai

tempat untuk praktikumnya juga tidak mengetahui mengenai tugas dari

seorang pengelola laboratorium. Untuk itulah makalah ini dibuat agar

memberikan suatu pemahaman kepada mahasiswa.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui jenis-jenis kegiatan di dalam pengelolaan laboratorium.

2. Mengetahui ruangan-ruangan yang ada di dalam laboratorium terkait

dengan fasilitas-fasilitas ideal yang dimiliki oleh suatu laboratorium.

3. Mengetahui cara pembuatan daftar usulan alat serta perencanaan usulan

bahan kimia.

4. Mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan terkait administrasi

laboratorium.

2

Page 3: Pengelolaan Laboratorium

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Laboratorium

Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan.

Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan

terbuka, misalnya kebun. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah

suatu ruangan yang tertutup tempat melakukan percobaan dan penyelidikan.

Kemudian, menurut Wirjosoemarto dkk (2004) pada konteks proses belajar

mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan

dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang di dalamnya terdapat

sejumlah alat-alat dan bahan praktikum.2

Pengertian laboratorium adalah sebagai suatu ruang atau tempat untuk

melakukan percobaan atau penelitian. Laboratorium adalah tempat belajar

mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman

belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk

mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, jadi suatu laboratorium sekolah

mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu

serta system pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).3

Sehingga dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa laboratorium adalah suatu ruangan untuk melakukan riset ilmiah,

eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Laboratorium biasanya

dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara

terkendali. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai

tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya

bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium,

sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang.

Adapun tujuan dari kegiatan laboratorium dalam pembelajaran sains

meliputi : 2Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu,

Jakarta, 2006, hal 27.3Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,

Erlangga, Jakarta, 2014, hal 6.

3

Page 4: Pengelolaan Laboratorium

1. Membangkitkan dan memelihara daya tarik, sikap, kepuasan, keterbukaan

dan rasa ingin tahu terhadap sains.

2. Mengembangkan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah.

3. Meningkatkan berpikir ilmiah dan metode ilmiah.

4. Mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan intelektual.

5. Mengembangkan kemampuan berpraktikum.4

Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran.

Contohnya dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau

tumbuhan yang sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di

dalam laboratorium juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang

sudah punah, baik yang mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal ini

laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai museum kecil. Selain itu

masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA, sumber-

sumber IPA.5

Sehingga dari penjelasan tersebut mengenai fungsi laboratorium bagi suatu

instansi terutama bagi siswa atau pelajar yaitu dapat mempelajari fakta, gejala,

merumuskan konsep, prinsip, hukum dan sebagainya. Tujuan kegiatan

praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga

bertujuan untuk memperoleh keterampilan/kinerja, dapat menetapkan

pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta

memperoleh sikap ilmiah.

B. Pengelolaan Laboratorium

Pengelolaan laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk

mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan

baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan

yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf profesional

4 Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 16.

5Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi, Erlangga, Jakarta, 2014, hal 6.

4

Page 5: Pengelolaan Laboratorium

yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung

oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.6

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 60 tahun 1999, tentang pendidikan

tinggi, laboratorium di perguruan tinggi, di pimpin oleh seorang dosen yang

memiliki keahlian dan telah memenuhi persyaratan, sesuai dengan cabang

ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni tertentu. Sebagai kepala laboratorium

yang ditetapkan berdasar SK pimpinan perguruan tinggi, ia bertanggung-

jawab dalam pengelolaan laboratoriumnya, termasuk pembinaan dan

pengembangan tenaga yang bekerja di laboratorium. Pada umumnya, tenaga

instruktur, laboran, dan teknisi, mempunyai tugas di laboratorium perguruan

tinggi sebagai mitra kerja bagi dosen dan mahasiswa, dalam melaksanaan

proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal-

hal tertentu, mereka juga memberikan layanan kepada masyarakat yang

memerlukannya.7

Sehingga dapat diketahui bahwa di dalam usaha untuk mengelola

laboratorium agar menjadi teratur maka sangat dibutuhkan adanya suatu

manajemen laboratorium yang akan dilakukan oleh staf professional yang

mempunyai keahlian di bidang manajemen itu sendiri. Akan tetapi tenaga

kerja yang professional juga memerlukan adanya alat-alat yang canggih untuk

dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya. Sehingga akan tercipta

laboratorium yang diinginkan sebagaimana mestinya.

Di perguruan tinggi yang bertindak sebagai penanggung jawab

laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh ketua

jurusan atau pimpinan perguruan tinggi, tergantung status laboratoriumnya,

laboratorium pusat atau laboratorium jurusan. Di Sekolah Menengah Atas,

pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Selain

pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium.

Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan/alat-alat

6Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

7Samsul, Pranata Laboratorium Pendidikan, di akses dari http://kimia.ub.ac.id /sikma /dokumen/01.-PRANATA-LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility Mode.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

5

Page 6: Pengelolaan Laboratorium

praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat

dan bahan.8

Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur

organisasi laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula

para guru mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai penanggung jawab

masing-masing alat/bahan.

Gambar 1. Struktur Organisasi Kepengurusan Laboratorium(Suyatna, 2010)

Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai

aspek laboratorium, juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium.

Penjadwalan ini dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan

mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada laboratorium dengan peralatan

yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat seorang operator alat.

Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannnya, oleh

karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat tersebut

digunakan.9

Pranata laboratorium tingkat ahli adalah jabatan fungsional yang diduduki

oleh pegawai negeri sipil, yang dalam ruang lingkup tugasnya adalah

mengelola laboratorium berdasarkan metode keilmuan tertentu, baik untuk

pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan

pengelolaan pada jabatan fungsional ini, meliputi:

1. Merencanakan.

8Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 16.

9 Koesmadji Wirjosoemarto, Teknik Laboratorium, UPI, Bandung, 2004, hal 53.

6

Page 7: Pengelolaan Laboratorium

2. Mengoperasikan.

3. Memelihara.

4. Mengevaluasi.

5. Mengembangkan.10

Pranata laboratorium tingkat terampil adalah jabatan fungsional yang

diduduki oleh pegawai negeri sipil, yang dalam ruang lingkup tugasnya adalah

mengelola laboratorium berdasarkan metode keilmuan tertentu, baik untuk

pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan

pengelolaan pada jabatan fungsional ini, meliputi:

1. Merencanakan.

2. Mengoperasikan.

3. Memelihara.

4. Mengevaluasi.11

Kegiatan merencanakan meliputi kegiatan menyusun rencana kerja,

rencana pemakaian peralatan dan bahan, menyiapkan peralatan, bahan, dan

sarana laboratorium secara umum, baik untuk tujuan praktikum (pendidikan),

penelitian, maupun kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Perencanaan di

tingkat ahli, merupakan perencanaan yang bersifat pengembangan.

Perencanaan di tingkat terampil, merupakan perencanaan operasional.12

Kegiatan mengoperasikan meliputi kegiatan menggunakan, serta

mengendalikan peralatan dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum

(pendidikan), penelitian, maupun kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Termasuk kegiatan ini, adalah membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan

membuat laporan kegiatan evaluasi.13

Kegiatan memelihara meliputi kegiatan menjaga merawat dan

memperbaiki peralatan dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum

(pendidikan), penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan

kegiatan mengevaluasi meliputi kegiatan memantau, menggunakan data

10 Samsul, Pranata Laboratorium Pendidikan, di akses dari http://kimia.ub.ac.id /sikma /dokumen/01.-PRANATA-LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility Mode.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

11Ibid.12Ibid.13Ibid.

7

Page 8: Pengelolaan Laboratorium

pantauan, membuat keputusan guna peningkatan kualitas sistem kerja dan

kinerja peralatan, bahan, serta sarana laboratorium baik untuk tujuan

praktikum (pendidikan), penelitian, maupun kegiatan pengabdian kepada

masyarakat.14

Adapun kegiatan mengembangkan meliputi kegiatan kajian, studi dan

pengembangan sistem kerja, pembuatan sistem, peralatan, bahan dan sarana

laboratorium baru, serta produk tertentu dalam jumlah/skala yang terbatas,

baik untuk tujuan praktikum (pendidikan), penelitian, maupun pengabdian

kepada masyarakat. Tingkat kesulitan pengelolaan bahan laboratorium, dibagi

menjadi dua kategori, yaitu bahan umum dan bahan khusus. Sedangkan

perbedaan pengelolaannya dilihat dari segi:

1. Penyimpanan.

2. Sifat fisik.

3. Sifat kimia.

4. Persyaratan metode.15

Di dalam pengelolaan laboratorium, maka sangat dibutuhkan adanya

seseorang yang akan betanggung jawab tehadap laboratorium itu sendiri. Hal

inilah yang biasa dikenal dengan nama pranata laboratorium. Pranata

laboratorium inilah yang akan bertanggung jawab sepenuhnya di dalam

mengelola laboatorium, untuk melaksanakan beberapa kegiatan yaitu kegiatan

merencanakan, mengoperasikan, memelihara serta mengembangkan alat-alat

laboratorium. Yang dalam hal ini sangat membutuhkan adanya operator alat

untuk melakukan pengecekan serta memperbaiki alat-alat laboratorium yang

rusak.

Bahan umum adalah bahan laboratorium yang penanganannya tidak

memerlukan persyaratan khusus dalam penyimpanan, memiliki sifat fisik yang

tidak eksplosif, tidak korosif, tidak iritan dan stabil, memiliki sifat kimia non-

toksik atau tidak berbahaya, serta persyaratan metodenya tidak memerlukan

kemurnian tinggi. Bahan khusus adalah bahan laboratorium yang

penanganannya memerlukan persyaratan khusus dalam penyimpanannya,

memiliki sifat fisik yang eksplosif, korosif, iritan, dan labil, memiliki sifat

14 Ibid.15 Ibid.

8

Page 9: Pengelolaan Laboratorium

kimia toksik atau berbahaya, serta persyaratan metodenya yang memerlukan

kemurnian tinggi.16

C. Desain Laboratorium

Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium di desain

sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan

aktivitasnya. Di samping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat

perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya

digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium

digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar

mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam

satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan

atau aktivitas lainnya.17

Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan

oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat

seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk

keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi,

misalnya 3-4 m2 untuk setiap mahasiswa. Kadang-kadang atas pertimbangan

efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan

kelas untuk proses belajar mengajar IPA. Laboratorium jenis ini dikenal

sebagai science classroom-laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini

berrsifat multi guna. Contoh tata letak laboratorium jenis ini dapat dilihat pada

gambar berikut ini.18

16 Ibid.17 Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu,

Jakarta, 2006, hal 29.18 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,

Erlangga, Jakarta, 2014, hal 7.

9

Page 10: Pengelolaan Laboratorium

Gambar 2. Tata Letak Laboratorium Science Classroom Laboratory(Suyatna, 2010)

Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout

bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan

begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak

sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan

sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi

bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.

Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak

pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan

laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air.

Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi

laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan

tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus

dapat menjangkau bangunan laboratorium.19

Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan.

Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang

utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para

siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya

terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan

digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai

praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang

penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan

19 Ibid, hal 24.

10

Page 11: Pengelolaan Laboratorium

persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak

setiap saat.20

Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium

memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk

penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi/staf. Hal ini di

dasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan

kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam

gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula

penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang

terbuat dari logam.

Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan

ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan

laboratorium 100 m2, 70-80 m2 digunakan untuk ruang utama tempat

praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat di tempati lemari yang akan

digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang

persiapan, harus dapat di tempati meja dan alat-alat untuk keperluan

penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.21

Gambar 3. Tata Letak Ruangan Laboratorium(Suyatna, 2010)

1. Ruang Praktikum

Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah

laboratorium. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya

20 Ibid.21 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,

Erlangga, Jakarta, 2014, hal 7.

11

Page 12: Pengelolaan Laboratorium

proses pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika

di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi,

praktikum perorangan atau kelompok dan penelitian.22

Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang

lebih luas dari pada proses pembelajaran di dalam kelas biasa, oleh

karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan

bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses

pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan

jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran

di dalamnya.

Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua

kali luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam

ruang praktikum dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum

hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas utama sebagai berikut :

a. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan

lain-lain), instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan

instalasi limbah.

b. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa,

kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku

siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.

c. Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.23

Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya,

sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

a. Ventilasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit

yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).

b. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu

terbuka ke luar.

c. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan

ruang guru serta dapat teramati dari kedua ruangan itu.

d. Kotak P3K.

22 Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu, Jakarta, 2006, hal 30.

23 Ibid.

12

Page 13: Pengelolaan Laboratorium

e. Fasilitas pemadam kebakaran. 24

2. Ruang Guru

Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung

jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran

di laboratorium. Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan

satu pintu masuk dan keluar  yang sama melalui ruang praktikum.

Ruang guru dan ruang praktikum sebaiknya di sekat dengan dinding

berkaca bening sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi

kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum. Ruang guru memiliki

instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.25

3. Ruang Persiapan

Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan

perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium. Bila sekolah  atau

laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat

digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan

laboratorium kepada guru dan siswa. Ruang persiapan terdapat di

dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan ruang-ruang

penyimpanan atau gudang. Ruang persiapan dan ruang praktikum

sebaiknya di sekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat,

sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan

yang terjadi di dalam ruang praktikum.26

Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang

baik.  Memiliki fasilitas mebeler seperti :

a. Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan

alat-alat laboratorium.

b. Lemari atau rak alat-alat.

c. Loket peminjaman alat-alat.27

24 Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 20.

25Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

26 Ibid.27 Ibid.

13

Page 14: Pengelolaan Laboratorium

4. Ruang Penyimpanan

Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai

gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk

menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruang

penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang

persiapan. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan

pengambilan alat-alat, ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya

memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.28

Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik

dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti:

a. Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.

b. Macam-macam rak untuk alat-alat.

Sekali lagi dapat diperhatikan bahwa pada kenyataannya di lapangan,

jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang-ruang

laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah

lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah.29

Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan

dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di

sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah

kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan

perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang

yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah

saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung.

D. Fasilitas Laboratorium

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk

memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas

tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus.

Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua

pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks),

28Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi, Erlangga, Jakarta, 2014, hal 7.

29 Ibid, hal 8.

14

Page 15: Pengelolaan Laboratorium

aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebel air, contohnya

meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari

bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam

kebakaran dan sebagainya.30

1. Penerangan

Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat

diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya

matahari atau dari listrik.31

2. Ventilasi

Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk

laboratorium Fisika yang sering menggunakan bahan-bahan mudah

menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela,

sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling

fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara

menjadi lebih baik.32

3. Air

Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA,

terutama untuk laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium

tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik,

kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat

terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Beberapa kebutuhan instalasi

air yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses

pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan

memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air,

memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.

b. Komponen instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya

ke dalam laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci

lengkap dengan kran airnya.

30 Nuryani Rustaman, Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 20.

31 Ibid, hal 21.32 Ibid.

15

Page 16: Pengelolaan Laboratorium

c. Bak cuci dapat di pasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun

hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap

kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang

di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja

demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci

sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang. 33

4. Listrik

Pada laboratoium, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.

Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat

laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya

besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik

harus selalu dicek stabil atau tidak. Tegangan listrik yang tidak stabil

dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik,

jangan di dekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus

dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau.34

Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara

periodik perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodik

disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya

menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa

apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak

harus segera diganti. Periksa juga secara periodik hubungan kabel ke

socket apakah masih terikat dengan kuat.

a. Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :

b. Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di

ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan dan di ruang

penyimpanan atau gudang

c. Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu

demonstrasi, eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP,

LCD dan amplifier.

d. Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk

pemasangan mesin tik elektronik.

33 Ibid.34 Ibid, hal 22.

16

Page 17: Pengelolaan Laboratorium

e. Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan

kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik kalau

dilengkapi dengan stabiliser.

f. Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada

langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum,

meja demonstrasi, dan meja persiapan.35

5. Mebeler

Fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi,

lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah

sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler

laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan

tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan

tujuan pemakaian dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat

terdiri dari bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti

yang akan dikemukakan berikut ini :

a. Meja Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum,

meja demonstrasi, meja persiapan dan meja tulis.

1) Meja Praktikum

a) Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.

b) Satu meja untuk satu percobaan dan satu percobaan dapat

dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.

c) Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di

kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan

panjang 120 cm.

d) Dilengkapi dengan instalasi listrik.

e) Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit)

dengan meja yang lainnya.36

2) Meja Demonstrasi

a) Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan

pembelajaran di laboratorium.

35 Ibid.36 Ibid, hal 23.

17

Page 18: Pengelolaan Laboratorium

b) Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan

tulis.

c) Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum

dengan lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75

cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm.

d) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.

e) Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.37

3) Meja Persiapan

a) Untuk untuk mempersiapkan alat-alat.

b) Dipasang di ruang persiapan.

c) Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.

d) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.38

4) Meja tulis

a) Untuk guru.

b) Di pasang di ruang guru di laboratorium.

c) Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya,

lengkap dengan laci-lacinya.39

b. Kursi

Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru

dan kursi praktikum untuk siswa melakukan percobaan atau

mengikuti pembelajaran di laboratorium.

1) Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan

tangan.

2) Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya

sekita 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk

dengan diameter sekitar 25 cm.

3) Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara

berisik ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi

sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.40

c. Lemari 37 Ibid.38 Ibid.39 Ibid, hal 24.40 Ibid, hal 25.

18

Page 19: Pengelolaan Laboratorium

Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari

alat, lemari buku, dan lemari administrasi.

1) Lemari alat

a) Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat

laboratorium.

b) Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi

yang disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek

yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.

c) Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang

praktikum, juga dapat digunakan sebagai meja praktikum,

misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas.

d) Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus

terbuat dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang

cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks

dan multiplek yang terlalu tipis.

e) Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat

biasanya berupa pintu geser.

f) Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya

terbuat dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat

di dalamnya.

g) Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang

menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.

h) Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang

untuk memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi

dari tinggi tahap yang tersedia.41   

2) Lemari Administrasi

a) Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk

menyimpan segala format administrasi laboratorium.

b) Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan

ukuran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan

ketersediaan tempat.

41 Ibid.

19

Page 20: Pengelolaan Laboratorium

c) Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak

dibandingkan dengan jumlah lemari alat.

d) Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.42

3) Lemari Buku

a) Digunakan untuk menyimpan berbagai buku   

kepustakaan laboratorium.

b) Lemari ini sebaiknya berdinding kaca, dan tidak dikunci,

agar setiap pengguna laboratorium dapat menggunakan

buku yang disimpan di dalamnya.

c) Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.43

Selain itu, perlengkapan yang berupa mebeler harus diperhatikan

kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan

ketinggiannya. Umunya meja siswa/mahasiswa ukuran tingginya 70-

75 cm. Meja guru/dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari

meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja

siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan

ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa/mahasiswa dapat

menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan.44

d. Instalasi Gas

Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-

percobaan yang menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti

untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di

laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG

dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas

yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke

kompor/pemanas.45

E. Perencanaan Pengadaan Alat dan Bahan Laboratorium

Kegiatan untuk menentukan peralatan dan bahan yang harus diadakan di

laboratorium memerlukan kerja sama yang baik antara pengguna, dalam hal

ini adalah guru yang merencanakan kegiatan praktek dengan teknisi laboran 42 Ibid.43 Ibid, hal 26.44 Ibid, hal 28.45 Ibid.

20

Page 21: Pengelolaan Laboratorium

yang akan mempersiapkan alat dan bahan kegiatan. Oleh karena itu pengadaan

peralatan dan bahan untuk menunjang kegiatan praktek harus mendapat

masukan dari para guru penanggung jawab mata pelajaran. Untuk itu maka

sangat diperlukan koordinasi antara guru yang bertanggung jawab dalam

penggunaan laboratorium dengan teknisi laboran.

1. Identifikasi

Tahapan ini adalah langkah awal untuk mencoba mengidentifikasi alat

dan bahan apa saja yang dibutuhkan oleh setiap mata pelajaran yang akan

melaksanakan praktek laboratorium. Langkah ini idealnya dilakukan

bersama guru-guru yang akan menggunakan laboratorium untuk kegiatan

praktek. Guru penanggung jawab praktek mempelajari kurikulum,

kemudian menentukan topik-topik praktek yang akan dilakukan.

Berdasarkan topik praktek yang akan dilaksanakan, maka disusunlah

manual atau petunjuk praktikum untuk setiap topik.46

Berdasarkan manual atau petunjuk praktikum yang ada dari semua

mata pelajaran yang menggunakan laboratorium dapat teridentifikasi

kebutuhan bahan dan alat minimal yang harus ada di laboratorium.

Dengan demikian usulan mengenai kebutuhan alat dapat bersumber dari

setiap guru mata pelajaran yang akan menggunakan laboratorium sebagai

sarana praktek atau diidentifikasi sendiri oleh laboran berdasarkan manual

atau petunjuk praktikum yang diberikan oleh guru.47

2. Pemilihan Alat

Dari hasil identifikasi peralatan dan bahan untuk kegiatan praktek

laboratorium baru dapat ditentukan mengenai jenis alat yang dibutuhkan,

tetapi karakteristik alat dan bahan yang dimaksud belum dapat ditentukan

secara tepat. Apabila sudah mendapat masukan mengenai peralatan yang

dibutuhkan maka selanjutnya adalah menentukan spesifikasi alat yang

tepat untuk kegiatan. Namun demikian berdasarkan pengalaman dapat

ditentukan mengenai karakteristik beberapa alat.

46 Sukartini, Program Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, CV. Duta Sarana Ilmu, Jakarta, 2006, hal 33.

47 Ibid.

21

Page 22: Pengelolaan Laboratorium

Peralatan di pasaran sangat beragam dalam hal bentuk, ukuran dan

kualitas bahan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk

merencanakan memilih spesifikasi peralatan yang tepat. Spesifikasi alat

umumnya berhubungan dengan bentuk, ukuran (dimensi), akurasi, batas-

batas kemampuan, sumber daya (untuk peralatan fisika/listrik) dan bahan

yang digunakan. Untuk dapat menentukan secara tepat perlu dipelajari

berbagai keterangan mengenai alat dengan cara melihat gambar-gambar

yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya buku atau internet.

Beberapa perusahaan kadang memberikan catalog atau daftar alat dengan

spesifikasinya, bahkan sering dilengkapi dengan gambar.48

Ketika merencanakan pengajuan alat, haruslah didasarkan pada

kebutuhan, bukan mengacu pada yang tersedia pada katalog atau brosur

penawaran barang. Hal ini bukan berarti tidak boleh memilih apa yang ada

di dalam catalog, tetapi harus diutamakan kebutuhannya. Apabila barang

yang ditawarkan pada catalog spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan,

tidak ada salahnya untuk direncanakan dibeli. Kesalahan menentukan

spesifikasi alat mengakibatkan biaya investasi menjadi tinggi.

a. Membuat Daftar Usulan Alat

Apabila sudah dapat ditentukan spesifikasi alat yang diperlukan

maka selanjutnya adalah menyusun daftar usulan alat laboratorium.

Usulan daftar alat laboratorium dimaksudkan untuk memudahkan

dalam meneliti dan menentukan anggaran. Usulan alat laboratorium

harus menyatakan spesifikasi yang jelas mengenai alat yang diusulkan,

serta jumlah satuan yang diperlukan dan harga satuan sehingga

memperkecil kesalahan dalam proses pengadaan. Usulan hendaknya

dinyatakan dalam format usulan seperti dalam contoh berikut.49

48 Ibid, hal 34.49 Suyatna, Manajemen Laboratorium, di akses dari http://staff.uny.ac.id/sites/

default/files/pengabdian/suyatna-msi-dr/manajemen-lab.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

22

Page 23: Pengelolaan Laboratorium

Gambar 4. Contoh Format Usulan Alat Laboratorium(Suyatna, 2010)

b. Perencanaan Usulan Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia biasanya dibuat dalam beberapa tingkat

kemurnian. Gradasi tingkat kemurnian mulai dari sangat murni hingga

kemurnian dengan nilai tertentu. Tingkat kemurnian yang tinggi

biasanya digunakan untuk penelitian, sementara untuk kegiatan

praktikum sekolah tidak diperlukan bahan kimia murni. Semakin

tinggi tingkat kemurnian bahan kimia proses penyediaannya semakin

sulit, hal ini berakibat pada harga bahan kimia tersebut semakin

mahal.50

Dalam kegiatan praktikum sekolah bahan kimia dalam tingkatan

teknis sudah memadai. Dengan memilih bahan kimia tingkat teknis

biaya pembelian bahan dapat dihemat lebih dari 50%, namun apabila

biaya memungkinkan dapat menggunakan bahan kimia dengan tingkat

kemurnian lebih tinggi.51

Meskipun demikian dalam kegiatan praktikum sekolah

penggunaan bahan kimia murni tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil kerja praktek. Bahan kimia teknis cocok

untuk laboratorium sekolah karena harganya lebih murah daripada

bahan-bahan analitik. Menggunakan bahan kimia dengan tingkat

kemurnian tinggi untuk keperluan praktikum merupakan pemborosan.

Daftar usulan bahan kimia dapat dinyatakan dalam format berikut.52

50 Ibid.51 Ibid.52 Ibid.

23

Page 24: Pengelolaan Laboratorium

Gambar 5. Contoh Format Usulan Bahan Laboratorium(Suyatna, 2010)

F. Administrasi Laboratorium Sekolah

1. Administrasi Alat

Pencatatan atau pengadministrasian merupakan suatu proses

pedokumentasian seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini

mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat dan bahan yang ada

berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.53

Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan suatu

keharusan. Daftar alat ini dapat dibuat dalam bentuk keseluruhan (secara

total) atau perlaboratorium. Pencatatan daftar peralatan dapat berupa buku,

system kartu atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan

menggunakan teknologi informatika. Pencatatan daftar alat dengan

menggunakan komputer sekarang merupakan suatu keharusan.54

Dengan menggunakan Microsoft Office, data dicatat dalam program

Exel atau Word Processor. Teknisi laboran dapat menggunakan program

ini sehingga apabila diperlukan data dapat segera ditampilkan dan bila

terjadi perubahan data dapat segera dilakukan tanpa mengulang dari awal.

Daftar peralatan dan bahan yang ditampilkan hendaknya ringkas, jelas,

teratur dan informatif. Dengan demikian pengelolaan administrasi

laboratorium memerlukan sumber daya yang memiliki ketrampilan dalam

penggunaan komputer dan disiplin yang baik. Hal ini penting karena

semua administrasi laboratorium berada dalam tanggung jawabnya.55

53 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi, Erlangga, Jakarta, 2014, hal 9.

54 Ibid, hal 10.55 Ibid.

24

Page 25: Pengelolaan Laboratorium

Beberapa daftar alat dan bahan yang harus ada di laboratorium di

antaranya:

a. Daftar pemesanan alat dan bahan laboratorium.

b. Daftar inventarisasi peralatan laboratorium.

c. Kartu alat laboratorium.

d. Daftar alat-alat gelas.

e. Daftar inventarisasi bahan kimia.

f. Daftar peminjaman dan pengembalian alat.

g. Daftar pemakaian alat.

h. Daftar suku cadang.

i. Daftar/kartu persediaan bahan.

j. Daftar penggunaan laboratorium.

k. Jadwal kegiatan laboratorium.56

Daftar alat dapat dikategorisasi berdasarkan jenis alat, bahan alat, kerja

alat dan sebagainya. Dalam daftar alat hendaknya sekurang-kurangnya

tercantum nama alat, kode alat untuk peralatan yang ditentukan

berdasarkan kebijakan tertentu (untuk alat gelas tidak perlu kode, karena

dapat dianggap barang habis), spesifikasi, jumlah, kondisi, tahun

kedatangan dan asal (sumber). Contoh daftar dapat dipelajari dengan

format berikut.57

Gambar 6. Contoh Format Daftar Alat/Barang Laboratorium(Suyatna, 2010)

Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat tertentu

juga sangat penting. Catatan ini biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat.

Kartu alat merupakan data spesifikasi alat, prosedur penggunaan, catatan

56 Ibid.57 Bambang Supriatno, Pengelolaan Laboratorium PMIPA LPTK Bidang Biologi,

Erlangga, Jakarta, 2014, hal 11.

25

Page 26: Pengelolaan Laboratorium

pemakaian, dan riwayat servis atau perbaikan kerusakan serta keberadaan

suku cadang atau consumable part. Kartu alat biasanya di letakan dekat

atau digantungkan pada alat.58

Gambar 7. Format Kartu Alat/Barang Laboratorium(Suyatna, 2010)

2. Administrasi Bahan Kimia

Pencatatan mengenai bahan sangat penting untuk mengetahui jenis

dan jumlah bahan serta masa kadaluarsa. Bahan kimia termasuk bahan

habis yang sangat diperlukan untuk kegiatan laboratorium. Pencatatan dan

penempatan yang tidak baik dapat mengakibatkan kondisi bahan tidak

terawasi, sehingga kerusakan karena kadaluarsa atau kontaminasi yang

terjadi pada bahan tidak diketahui. Dengan mengetahui jenis dan jumlah

bahan, tanggal masuk atau dibeli dapat diperkirakan dan diprioritaskan

bahan yang akan dibeli.59

Gambar 8. Contoh Format Daftar Bahan/Zat di Laboratorium(Suyatna, 2010)

Bahan-bahan dengan jumlah yang sedikit dan kadaluarsa menjadi

prioritas kebutuhan. Bahan kimia digunakan sebagai pereaksi, baik

pereaksi khusus maupun pereaksi umum. Oleh karena itu teknisi laboran

perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang

58 Ibid, hal 12.59 Ibid.

26

Page 27: Pengelolaan Laboratorium

sering digunakan di dalam praktikum agar mampu menangani bahan kimia

secara baik. Dengan demikian kegiatan praktikum akan berjalan lancar dan

kecelakaan karena ketidak tahuan dapat dihindarkan.605t

Dalam administrasi bahan kimia hendaknya tidak hanya mencakup

daftar invetaris bahan dan kartu bahan, melainkan juga dengan pengaturan

tata letak penyimpanan. Administrasi bahan yang baik merupakan bagian

dari pengaturan tata letak dalam penyimpanan. Dalam penyimpanan bahan

kimia harus memperhatikan sifat bahan, dengan demikian kategorisasi

penyimpanan dapat dilakukan dengan baik apabila teknisi laboran

memahami karakter bahan. Hal ini memberikan dampak pada sistem

administrasi yang dikembangkan untuk bahan kimia.61

Administrasi standar untuk bahan kimia adalah mendata setiap bahan

beserta rumus kimianya, dan tingkat kemurnian dengan format awal

berikut.62

Gambar 9. Contoh Formatan Kartu Bahan/Zat di Laboratorium(Suyatna, 2010)

KESIMPULAN

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengelola laboratorium yaitu

kegiatan merencanakan meliputi kegiatan menyusun rencana kerja. Kegiatan

mengoperasikan meliputi kegiatan menggunakan, serta mengendalikan peralatan 60 Samsul, Pranata Laboratorium Pendidikan, di akses dari http://kimia.ub.ac.id /sikma

/dokumen/01.-PRANATA-LABORATORIUM-PENDIDIKAN-Compatibility Mode.pdf, pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

61 Ibid.62 Ibid.

27

Page 28: Pengelolaan Laboratorium

dan bahan laboratorium untuk tujuan praktikum. Kegiatan memelihara meliputi

kegiatan menjaga merawat dan memperbaiki peralatan dan bahan laboratorium

untuk tujuan praktikum. Adapun ruangan serta fasilitas-fasilitas ideal yang akan

mendukung jalannya praktikum dengan baik yaitu ruang praktikum, ruang guru,

ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Dengan fasilitasnya yang meliputi

penerangan ventilasi, air, listrik serta mebeler.

Hal lain juga yang merupakan salah satu tugasnya yaitu untuk membuat daftar

usulan alat, serta membuat suatu perencanaan usulan terhadap bahan kimia yang

ada di suatu laboratorium. Sedangkan terkait dengan bagian administrasi pada

laboratorium juga merupakan tugas dari pengelola laboratorium untuk membuat

daftar tentang alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium melalui perwujudan

kartu inventaris alat dan bahan.

rpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan

pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Inventarisasi pada suatu laboratorium sangat penting untuk mendata

fasilitas/ menginventarisasi alat dan bahan laboratorium untuk kegiatan

28

Page 29: Pengelolaan Laboratorium

pembelajaran siswa. Dengan kegiatan ini akan diperoleh suatu pedoman

untukmemepersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang

akan datang. Catatan inventarisasi yang baik akan mempermudah untuk

mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan

memperoleh pengontrolan seperti kehilangan atau kecurian

Ada beberapa alat yang akan digunakan serta mendukung kegiataj

inventarisasi yaitu buku induk barang inventarisasi, buku catatan barang

inventarsisasi, buku golongan barang inventarsisasi, laporan triwulan mutasi

barang, daftar isian barang , daftar rekapitulasi barang inventarisasi.

29