cara pengelolaan limbah padat di laboratorium

12
CARA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DI LABORATORIUM A. Tujuan Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah padat di Laboratorium B. Metode Pengelolaan limbah padat dengan cara insinerasi. C. Prinsip Pemisahan Penampungan Pengangkutan Penanganan Akhir D. Dasar Teori Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Dalam laboratorium, setelah melakukan praktikum biasanya kita juga menghasilkan limbah. Dimana limbah ini biasanya disebut limbah laboratorium. Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini

Upload: bandem-arista-putra

Post on 23-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

CARA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DI LABORATORIUMA. TujuanUntuk mengetahui cara pengelolaan limbah padat di Laboratorium

B. MetodePengelolaan limbah padat dengan cara insinerasi.

C. PrinsipPemisahan Penampungan Pengangkutan Penanganan Akhir

D. Dasar TeoriLimbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Dalam laboratorium, setelah melakukan praktikum biasanya kita juga menghasilkan limbah. Dimana limbah ini biasanya disebut limbah laboratorium.Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup. Adapun macam-macam dari laboratorium, yaitu:Berdasarkan wujudnya limbah dibagi menjadi 3 bagian yaitu:1. Limbah padatLimbah padat adalah hasil buangan laboratorium berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan laboratorium.2. Limbah cairLimbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada:a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrikb. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSAc. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenold. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPNf. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrikg. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA3. Limbah gasPolusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.Ada pula limbah yang disebut dengan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Macam-macam limbah B3:1. Limbah mudah meledak2. Limbah mudah terbakar3. Limbah reaktif4. Limbah beracun5. Limbah penyebab infeksi6. Limbah yang bersifat korosifAdapun prinsip dari pengolahan limbah B3,yaitu:1. Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.2. Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan.3. Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan lain.4. Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.5. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.Sedangkan langkah-langkah mengurangi limbah di laboratorium dapat dilakukan untuk mengurangi limbah dari laboratorium adalah sebagai berikut:1. Menggunakan bahan kimia seperlunya2. Melakukan reaksi kimia yang menghasilkan gas-gas beracun di lemari asam3. Menggunakan alat dengan hati-hati sehingga tidak timbul kerusakan.Disini kita akan membicarakan tentang pengelolaan limbah padat di Laboratorium, dimana pengelolaan limbah ini ada 3 macam cara, yaitu:1. Penimbunan TerbukaTerdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.2. Sanitary LandfillPada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesanlimbah ke tanah. Pada landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.3. Insinerasi Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.E. Alat dan Bahan1. Alat: Insenerator.2. Bahan: Limbah padat berupa benda-benda tajamF. Cara Kerja1. APD digunakan dengan baik, benar dan lengkap.2. Disiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan. 3. Sampah kering maupun basah dimasukkan ke dalam ruang bakar melalui pintu masuk.4. Pintu masuk ditutup dan sampah dibakar dengan burner sampai mencapai suhu antara 6000 C sampai 12000 C5. Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar setelah melewati celah dan menghasilkan asap putih.6. Sebelum keluar dari cerobong asap putih ini di sprai dengan air bersih.7. Pembuangan air sprai keluar melewati pipa pembuangan menuju bak air kotor.8. Asap putih yang di sprai akan keluar dari uap air melalui cerobong asap.G. Hasil PengamatanDalam praktikun kali ini kita membahas tentang cara pengelolaan limbah padat terutama benda tajam dengan cara insenerasi. Dimana metode ini dilakukan menggunakan insenerator.\

H. PembahasanLimbah rumah sakit / limbah terinfeksi telah menjadi permasalahan lingkungan hidup. Limbah rumah sakit tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, orang lain namun juga bagi tenaga medis dan pengelola limbah tersebut. Sering kali limbah rumah sakit dibuang bebas secara sembarangan tanpa perhitungan, dibakar tak terkendali, dan dikuburkan tidak bertanggung jawab. Namun saat ini mucul kesadaran untuk mengelola limbah rumah sakit agar didapatkan lingkungan yang lebih bersih, lebih hijau dan lebih aman. Limbah rumah sakit disamping berupa limbah cair dapat pula berbentuk limbah padat, misalnya botol dan selang infus, spuite dan jarum suntik, serta peralatan medis lain. Atau bisa juga kain, kassa yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh lainnya. Sering kali pula dijumpai jaringan tubuh manusia. Ada beberapa cara yang dianjurkan dalam pengelolaan limbah padat antara lain: mengubur atau membakar limbah padat tersebut. Yang paling aman adalah dengan melakukan pembakaran dalam suhu tinggi hingga 1200 C. Alat yang dapat mencapai suhu tersebut adalah incinerator.Pembakaran limbah merupakan tahap akhir dan mungkin tahap yang paling komprehensif setelah pengurangan limbah, daur ulang dan pembersihan. Insinerator adalah tungku pembakaran dengan bilik ganda yang berjajar. Dua ruang bakar bekerja di bawah berbagai kondisi temperatur, tekanan dan konfigurasi pembakaran.Ruang utama beroperasi dalam mode Tanpa udara atau Pirolisis dan ruang Sekunder bekerja di bawah mode Udara Berlebih. Ruang pembakaran yang berlapiskan di bagian dalam yang berbatasan dengan udar panas terbuat dari aluminium dan yang berbatasan dengan bagian dingin brelapiskan batu bata dendan dan lapisan rangka baja yang kokoh di luar.Tingginya efisiensi pembakaran diperoleh dari hubungan anatara suhu ruang bakar yang khusus dan adanya pembakar otomatis (burner) dengan bahan bakar dari minyak bakar atau gas alam (LPG). Setiap incinerator dilengkapi dengan sistem gas buang yang dibuat khusus untuk menghilangkan polutan gas sebelum dibuang ke atmosfir (pembakaran asap) sehingga didapatkan gas buang yang bebas asap (smokeless).a. Fungsi InseneratorDewasa ini incinerator bahkan sudah menjadi sarana standar untuk menangani limbah medis yg dihasilkan dari berbagai kegiatan medis di rumah sakit. Fungsi atau kegunaan Incenerator selain dapat mengurangi massa dan volumenya yg lebih utama dan penting adalah mendestruksi materi-materi yg berbahaya seperti mikroorganisme pathogen dan meminimalisir pencemaran udara yg dihasilkan dari proses pembakaran sehingga gas buang yg keluar dari cerobongmenjadi lebih terkontrol dan ramah lingkungan.Sebuah incinerator dapat berfungsi dengan baik jika memenuhi kriteria tersebut diatas dan ada beberapa parameter yg harus dipenuhi diantaranya yaitu Suhu, Waktu dan TurbulensiSuhu : suhu menjadi faktor yg sangat berperan dalam pembakaran, keberhasilan dari suatu proses pembakaran ditentukan oleh tercapainya suhu yg diingin kan dari jenis materi limbah yg akan dibakar, hal ini juga berhubungan erat dengan pasokan udara atau oksigen untuk mengoksidasi limbah, bentuk ruang bakar, jenis refraktori yg digunakan dan ketebalan dinding incenerator juga akan mempengaruhi suhu ruang bakar. Ruang bakar berbentuk bulat rambatan suhunya menjadi lebih sempurna dibanding ruang bakar berbentuk kotak, karenanya suhu yg tidak cukup akan menghasilkan pembakaran yg tidak sempurna sehingga akan menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran udara.Waktu : materi-materi yg terdapat dalam limbah mempunyai nilai kalor yg berbeda-beda, sampah yg basah tentu akan lebih panjang waktu pembakarannya dibanding sampah kering, oleh sebab itu waktu ada kaitannya dengan kebutuhan berapa lama suatu bahan harus dibakar dan berapa derajad temperatur yg dibutuhkan agar dapat terbakar dengan sempurna.Turbulensi : untuk incenerator kapasitas besar hal ini sangat perlu untuk diperhatikan karena berkaitan dengan jumlah sampah yg akan dibakar dengan suplai oksigen yg masuk agar sampah tersebut dapat terurai dengan sempurna.b. Prinsip Kerja InceneratorProses insenerasi akan berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:1. Tahapan pertama adalah membuat air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering dan siap terbakar.2. Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperature belum terlalu tinggi.3. Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400 C ~ 600 C.Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara antara 600 C ~ 1200 C.Suplay oksigen dari udara luar ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yg sempurna, asap yg keluar dari cerobong menjadi transparan.I. KesimpulanFungsi atau kegunaan Incenerator selain dapat mengurangi massa dan volumenya yg lebih utama dan penting adalah mendestruksi materi-materi yg berbahaya seperti mikroorganisme pathogen dan meminimalisir pencemaran udara yg dihasilkan dari proses pembakaran sehingga gas buang yg keluar dari cerobong menjadi lebih terkontrol dan ramah lingkungan. Adapun cara insenerasi adalah:a. Sampah kering maupun basah dimasukkan ke dalam ruang bakar melalui pintu masuk.b. Pintu masuk ditutup dan sampah dibakar dengan burner sampai mencapai suhu antara 6000 C sampai 12000 Cc. Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar setelah melewati celah dan menghasilkan asap putih.d. Sebelum keluar dari cerobong asap putih ini di sprai dengan air bersih.e. Pembuangan air sprai keluar melewati pipa pembuangan menuju bak air kotor.f. Asap putih yang di sprai akan keluar dari uap air melalui cerobong asap.

DAFTAR PUSTAKA

Dikamed.2010. Mengelola Limbah Padat Rumah Sakit dengan Menggunakan Incinerator Medis. Online. http://dikamed.com/mengelola-limbah-padat-rumah-sakit-dengan-menggunakan-incinerator-medis.html diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 09.00 WITA

Anonim.http://www.oxtrimed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=50:incinerator&catid=34:oxtrimed&Itemid=55 diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 09.30 WITA

Chemslife.Limbah Laboratorium.http://chemslife.wordpress.com/limbah-laboratorium/ diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 10.00 WITA