pengelolaan hutan mangrove pada lahan basah

Upload: agung-wijaya

Post on 20-Jul-2015

69 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pengelolaan Hutan Mangrove Pada Lahan Basah

BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukkannya dikuasai oleh air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan oleh air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus (Maltby,1986). Menurut konferensi ramsar sendiri lahan basah (wetlands) dapat diartikan sebagai lahan basah yang secara alami atau buatan selalu tergenang, baik secara terus-menerus ataupun musiman, dengan air yang diam ataupun mengalir. Air yang menggenangi lahan basah dapat berupa air tawar, payau dan asin. Tinggi muka air laut yang menggenangi lahan basah yang terdapat di pinggir laut tidak lebih dari 6 meter pada kondisi surut. Berdasarkan fungsi dan tatanan lingkungannya, tipologi lahan basah secara garis besar terdiri dari empat macam, yaitu: Lahan basah pesisir dan lautan yang meliputi antara lain hutan bakau, hutan payau, hutan mangrove, terumbu karang dan daratan pesisir. Lahan basah rawa yang meliputi hutan rawa gambut, rawa padang, rawa rumput dan rawa herbal. Lahan basah dataran sungai yang meliputi sungai, dataran banjir, lebak-lebung dan muara sungai Lahan basah danau, bendungan dan lahan basah bentukan seperti sawah, tampak garam, danau, situ, dan bendungan. 2. Rumusan Masalah Bagaimana pengelolaan lahan basah yang ada di pesisir pantai? Pencemaran perairan pesisir yang semakin meningkat baik jumlah dan jenisnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas perikanan dan kerusakan sumber daya alam. Penurunan kualitas lahan dan terganggunya keseimbangan ecohydrologi yang mengakibatkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.

BAB II. PEMBAHASAN 1. Permasalahan Lahan Basah Lahan basah memiliki keunikan tersendiri dan khas dibanding sumberdaya lahan lainnya. Lahan basah pada umumnya merupakan wilayah yang sangat produktif dan mempunyai keanekaragaman yang tinggi, baik keanekaragaman hayati maupun non hayati, sehingga diyakini bahwa lahan basah merupakan salah satu sistem penyangga kehidupan yang sangat potensial. Meskipun lahan basah dapat dimanfaatkan untuk penggunaan lahan lainnya, namun dalam pemanfaatannya manusia seringkali mengedepankan fungsi produksi dibandingkan dengan fungsi lingkungan. Hal ini menjadi penyebab terjadinya kerusakan dan pencemaran serta kehilangan lahan basah sehingga tak dapat menjalankan fungsi lingkungannya. 2. Pemecahan Masalah Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciriciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjo yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar, biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung. Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil. Dikatakan kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh vegetasi mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Jenis tanah yang berada di bawahnya termasuk tanah perkembangan muda (saline young soil) yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan bahan organik, total nitrogen, dan ammonium termasuk kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada bagian arah daratan. Bersifat dinamis karena hutan mangrove dapat tumbuh dan berkembang terus serta mengalami suksesi sesuai dengan perubahan tempat tumbuh alaminya.

BAB III. PENUTUP Kesimpulan. Lahan Basah mempunyai banyak permasalahan. Permasalahan tersebut terletak pada pengelolaannya yang masih mengedepankan fungsi produksi dibandingkan dengan fungsi lingkungan. Hal ini menjadi penyebab terjadinya kerusakan dan pencemaran serta kehilangan lahan basah sehingga tak dapat menjalankan fungsi lingkungannya. Dengan penanaman hutan mangrove, pengelolaan lahan basah yang ada di pesisir pantai dapat dioptimalkan dari segi produksinya atau dari segi lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA Rochana, erna. 2001. Ekositem Mangrove dan Pengelolaannya di Indonesia (online). [email protected] Desynans. 2009. Mengenal Lahan Basah di Wilayah (onlie). http://edunkleyha.blogspot.com/2009/06/mengenal-lahan-basah-di-wilayah.html eko. 2001. Hutan Mangrove (online). http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbsmangrove.htm