penyebaran hutan mangrove secara umum di bali

33
PENYEBARAN HUTAN MANGROVE SECARA UMUM DI BALI SERTA PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN HUTAN MANGROVE DI SUWUNG Oleh : PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BALI 2009

Upload: rusdi-ariawan

Post on 20-Jun-2015

2.558 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

TRANSCRIPT

Page 1: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PENYEBARAN HUTAN MANGROVE

SECARA UMUM DI BALI

SERTA PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN

HUTAN MANGROVE DI SUWUNG

Oleh :

PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANABALI2009

Page 2: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat

pada waktunya. Dalam penyusunan paper ini penulis memilih judul “Penyebaran

Hutan Mangrove secara Umum di Bali serta Permasalahan dan Upaya

Penanganan Hutan Mangrove di Suwung”, yang bertujuan untuk

mensosialisasikan pentingnya keberadaan hutan mangrove, dan dalam rangka

memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan Hidup Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana 2009.

Meskipun dalam penyusunan paper ini, kami banyak menemui berbagai

hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya

kami dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir.I.B.Alit Swamardika, M.Erg. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah

Pengetahuan Lingkungan Hidup.

2. Para Pegawai di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Bali.

3. Para Pegawai di Kantor Pusat Informasi Mangrove Suwung .

4. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro.

Atas segala bantuan, dukungan dan partisipasinya yang telah diberikan kepada

penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan, kesalahan dan

keterbatasan sehingga paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan dan menghargai segala bentuk kritik dan saran yang

konstruktif dari berbagai pihak.

Akhir kata, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, April 2009

Penulis

Page 3: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN iii

PENYEBARAN HUTAN MANGROVE SECARA UMUM DI BALI

SERTA PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN

HUTAN MANGROVE DI SUWUNG

ABSTRAK

Hutan mangrove tumbuh di Indonesia sebagai suatu ekosistem hutan,

dengan sistem perakarannya yang sangat khas, tumbuh pada pantai berlumpur dan

muara-muara sungai. Namun mengalami berbagai tekanan yang sangat berat dari

berbagai keinginan pemanfaatan, baik untuk arang, kayu, tambak, ataupun

pemanfaatan produksi lainnya. Pemikiran pemanfaatannya banyak didasarkan atas

evaluasi ekonomi yang sempit, yang hanya terfokus pada satu penggunaan

mangrove sehingga hal ini sangat merugikan. Karena itu diperlukan suatu analisis

ekonomi yang lebih luas, yang memfokuskan pada penggunaan ganda dari

mangrove, yang akan memberikan pertimbangan secara optimal. Cara ini akan

dapat memberikan strategi yang lebih tepat, bagi pilihan pengelolaan mangrove

dalam rangka pembangunan berlanjutan (sustainable development).

Page 4: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN iv

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 2

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ....................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Hutan Mangrove .......................................... 4

Uraian Umum ................................................................... 4

Habitat Mangrove ............................................................. 4

Penyebaran Mangrove ...................................................... 5

Struktur Mangrove ............................................................ 6

Karakteristik Morfologis Mangrove ................................. 7

Karakteristik Fisiologis Mangrove ................................... 8

Permasalahan Hutan Mangrove ................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 12

3.2 Rancangan Penelitian ................................................................. 12

3.3 Populasi Penelitian ..................................................................... 12

3.4 Data ............................................................................................ 12

3.4.1 Sumber data ...................................................................... 12

3.4.2 Jenis Data .......................................................................... 13

Page 5: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN v

3.4.3 Analisis Data ..................................................................... 13

3.5 Alur Analisis .............................................................................. 13

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Persebaran Hutan Mangrove di Bali .......................................... 14

4.2 Kondisi Kerusakan dan Upaya Rehabilitasi Hutan Mangrove

Suwung ...................................................................................... 17

4.3 Peranan dan Manfaat Hutan Mangrove secara Umum .............. 20

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 23

5.2 Saran-saran ................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Salah satu tipe zonasi hutan mangrove ..................................... 5

Gambar 2.2 Kristal garam pada kelenjar garam daun pohon mangrove ...... 8

Gambar 3.1 Alur analisis metodelogi ........................................................... 13

Gambar 4.1 Lokasi penyebaran mangrove di Bali ........................................ 14

Gambar 4.2 Lokasi penyebaran mangrove di Tanjung Benoa bagian

Utara .......................................................................................... 15

Gambar 4.3 Lokasi penyebaran mangrove di Tanjung Benoa bagian

Selatan ....................................................................................... 15

Gambar 4.4 Lokasi penyebaran mangrove di Taman Nasional Bali Barat ... 16

Gambar 4.5 Lokasi penyebaran mangrove di Semenanjung Gilimanuk ....... 16

Gambar 4.6 Lokasi penyebaran mangrove di Nusa Lembongan ................... 17

Gambar 4.7 Sampah dan limbah rumah tangga yang bermuara ke hutan

mangrove Suwung ..................................................................... 18

Gambar 4.8 Peta wisata hutan mangrove di Pusat Informasi Mangrove

Suwung ...................................................................................... 22

Page 7: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas mangrove berdasarkan tingkat kerusakannya

di Kabupaten Badung .................................................................. 18

Page 8: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luas areal hutan di Indonesia terus menciut rata-rata 1,6 – 1,8 juta Ha

setiap tahunnya, antara lain akibat dari pembabatan dan penebangan liar (illegal

logging). Pemerintah terus berupaya dengan berbagai cara untuk menjaga dan

memelihara kelestarian hutan.

Salah satu usaha pelestarian hutan di Indonesia adalah hutan mangrove.

Bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum pesisir mangrove menggambarkan

suatu sumber kekayaan dan keanekaragaman kehidupan. Pada suatu daerah

dimana mangrove tumbuh kuat dan subur dengan tekanan penduduk dan tuntutan

ekonomi terhadap rona pantai cukup tinggi. Hutan mangrove di Indonesia sangat

berperan bagi potensi ekonomi maritim Indonesia, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Perannya terutama karena adanya keterkaitan erat antara

fungsinya, baik secara ekonomi, ekologis, maupun sosial. Namun karena

keterbatasan pemahaman tentang nilai dan fungsi mangrove antara para

pengambil kebijakan dan masyarakat umumnya, hutan mangrove dipandang

sebagai areal yang boleh digunakan semaunya bahkan pohonnya ditebangi untuk

kegunaan lain yang dianggap lebih menguntungkan sehingga sangat mengancam

keberadaannya. Akibatnya baru disadari bahwa mangrove ternyata jauh lebih

penting antara lain sebagai pelindung pantai dan bangunan-bangunan treatment

air, sehingga harus dilakukan upaya untuk merehabilitasi tempat alami hutan

mangrove yang memakan investasi cukup besar dan diperlukan pertimbangan

yang bijaksana untuk menetapkan pilihan pengelolaan yang paling optimal.

Pemerintah pun telah menetapkan strategi konservasi bagi pengelolaannya, namun

implementasinya masih banyak mengalami kesulitan. Banyak pertanyaan

seberapa besar nilai ekonomi mangrove. Padahal banyak nilai lain, yang dapat

dihitung secara ekonomi dari jasa mangrove terhadap lingkungannya.

Page 9: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana persebaran hutan mangrove di Bali ?

1.2.2 Bagaimana kondisi kerusakan dan upaya rehabilitasi hutan mangrove

Suwung ?

1.2.3 Bagaimana peranan dan manfaat hutan mangrove secara umum ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini antara lain :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum dari karya tulis ini adalah :

Untuk mengetahui gambaran umum persebaran hutan

mangrove di Bali.

Untuk mengetahui kondisi kerusakan dan upaya rehabilitasi

hutan mengrove Suwung.

Untuk mengetahui peranan dan manfaat hutan mangrove secara

umum.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai

bagian dari untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan

Lingkungan Hidup yang merupakan salah satu mata kuliah wajib

Jurusan Teknik Elekro Universitas Udayana yang diambil oleh penulis.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ini antara lain :

1.4.1 Mengetahui manfaat dari hutan mangrove

1.4.2 Memberikan suatu solusi mengatasi permasalahan seputar hutan

mangrove

1.4.3 Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam menjaga

kelestarian lingkungan hutan mangrove.

Page 10: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 3

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Penulisan karya tulis ini pada pembahasannya dibatasi pada gambaran

umum kondisi hutan mangrove Bali, kondisi upaya penanganan hutan mangove di

Suwung, dan peran serta manfaat hutan mangove secara umum..

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat,

ruang lingkup dan batasan masalah serta sistematika penulisan dari

paper ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori tentang gambaran umum hutan mangrove,

sumber daya hutan mangrove, dan permasalahan hutan mangrove .

BAB III : RANCANGAN METODE PENELITIAN

Berisikan lokasi dan waktu penelitian, jenis data, bentuk data,

sumber data, metode penelitian dan analisis data yang digunakan

dalam penyusunan laporan penelitian ini.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisi pembahasan tentang gambaran umum kondisi lingkungan di

sepanjang hutan mangrove, kerusakan dan upaya rehabilitasi hutan

mangrove Suwung, serta peran dan manfaat hutan mangrove secara

umum.

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan

dan saran-saran yang berhubungan dengan pembahasan

sebelumnya.

Page 11: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Hutan Mangrove

2.1.1 Uraian Umum

Secara umum tidak ada pohon yang bernama Mangrove. Mangrove adalah

sekumpulan pohon-pohon dan semak-semak yang tumbuh di daerah pasang surut.

Mangrove merupakan jenis tumbuhan pantai yang secara spesifik tumbuh

subur di sepanjang pantai beriklim tropis dan sub tropis yang terlindung dengan

membentuk formasi di sepanjang pantai yang hidupnya dari hasil perpaduan

antara daratan dan lautan.

Tumbuhan ini memiliki sistem perakaran menonjol yang disebut akar

napas (pneumatofor) yang mampu beradaptasi terhadap keadaan tanah yang

miskin oksigen. Karena itu tumbuhan mangrove memperoleh sumber makanan

dari dua alam yakni air laut (laut pasang) dan air tawar ditambah bahan makanan

pendukung dari endapan debu hasil erosi sungai yang memperkaya sedimen dan

mineral pada daerah rawa-rawa dimana mangrove tumbuh.

Hutan mangrove dikenal beberapa jenis antara lain Bakau (Rhizopora),

Api-api (Avi-cennia), Pedada (Sonneratia) dan Tanjang (Bruguiera). Di Indonesia

mangrove dikenal sebagai hutan pasang surut atau hutan bakau yang umumnya

tumbuh pada daerah yang tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir.

Vegetasi hutan mangrove di Indonesia ada sekitar 47 jenis tumbuhan yang

spesifik mangrove dimana berbagai jenis satwa liar hidup diantaranya terancam

punah seperti Harimau Sumatera, Bekantan, Wilwo (Mycte ria Cinerea), Bubut

Hitam (Centropus Nigroru fus) dan Bangau Tongtong (Leptoptilus Javanicus),

serta tempat persinggahan bagi burung-burung migran.

2.1.2 Habitat Mangrove

Hutan mangrove banyak ditemukan di tepi pantai terlindung yang

berlumpur, bebas dari angin yang kencang dan arus. Hutan mangrove juga dapat

Page 12: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 5

ditemui di muara sungai dan laguna, yaitu danau yang berada dipinggir laut dan

tepi sungai yang banyak dipengaruhi oleh kondisi pasang surut.

Mangrove juga dapat tumbuh di atas pantai berpasir dan berkarang,

terumbu karang, dan di pulau – pulau kecil. Sementara itu air payau bukanlah hal

yang pokok untuk pertumbuhan mangrove, mereka juga dapat tumbuh dengan

subur jika terdapat persediaan endapan yang baik dan pada air tawar yang

berlimpah.

Gambar 2.1 Salah satu tipe zonasi hutan mangrove

Hutan mangrove dapat tersebar luas dan tumbuh rapat di mulut sungai

besar di daerah tropik, tetapi di daerah pesisir pantai pegunungan, hutan mangrove

tumbuh di sepanjang garis pantai yang terbatas dan sempit. Perluasan hutan

mangrove banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman.

Ada hubungan yang erat antara kondisi air dengan vegetasi hutan

mangrove. Di bebarapa tempat, mangrove menunjukkan tingkat zonasi yang nyata

yang cenderung berubah dari tepi air menuju daratan. Namun kadang – kadang

tergantung pada undulasi (tinggi rendahnya lantai hutan atau anak sungai).

2.1.3 Penyebaran Mangrove

Penyebaran beberapa spesies mangrove terdapat di sekitar ekuator.

Semakin jauh dari ekuator, spesies mangrove semakin sedikit, dan pohonnya

semakin kecil. Lokasi mangrove paling utara adalah bagian tenggara pulau

Page 13: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 6

kyushu, Jepang, di mana hanya ditemukan satu spesies saja yaitu (Kandelia

candel), sedangkan lokasi paling selatan adalah di bagian utara selandia Baru di

mana hanya teridentifikasi satu spesies yaitu Avicennia marina.

Diperkirakan kurang lebih terdapat 70 spesies mangrove khas (komponen

mayor dan minor), 40 spesies diantaranya tumbuh di Asia Tenggara, kira – kira 15

spesies tumbuh di Afrika dan 10 spesies di Amerika.

Soemodihardjo (1993) menegaskan bahwa mangrove di Indonesia terdiri

dari 15 famili, 18 genus, 41 spesies dan 116 spesies yang berasosiasi. Sejumlah 29

spesies mangrove telah ditemukan di Bali dan Lombok.

Jumlah areal hutan mangrove di seluruh dunia telah diestimasi dengan

menggunakan teknologi remote sensing, diperkirakan memiliki luas 18.1 juta ha

(ISME 1997). Data yang diperoleh dari IUCN pada tahun 1983 menunjukkan

bahwa area mangrove memiliki luas 16.9 juta ha. Hal ini dapat dimengerti, bahwa

gambaran ini tidak meliputi semua negara. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh

FAO / UNDP (1982), total areal mengrove di Indonesia adalah 4.25 juta ha. Pada

tahun 1996 menunjukkan penurunan menjadi 3.53 juta ha, karena hutan mangrove

banyak yang telah ditebang disebabkan oleh karena adanya konversi dan

penggunaan lahan yang berlebihan sebagai sumber penghasilan akibat

perkembangan penduduk dan ekonomi yang pesat di sepanjang daerah pantai.

2.1.4 Struktur Mangrove

Unsur dominan dalam hutan mangrove adalah pohon – pohon yang

tumbuh dan tingginya mencapai lebih 30 m, memiliki tajuk (canopy) lebar, rapat

dan tertutup. Banyak juga spesies tumbuhan dan fauna lain yang khusus atau

eksklusif menempati hutan mangrove. Topografi setempat dan karakteristik

hidrologi, tipe dan komposisi bahan kimia dari tanah dan pasang surut

menentukan tipe ekosistem mangrove yang dapat dibuktikan pada tempat –

tempat tertentu.

Seperti ditunjukkan sebelumnya spesies mangrove diklasifikasikan

menjadi 3 yaitu : kelompok mayor, kelompok minor dan kelompok asosiasi

mangrove. Dibawah ini garis besardari tiga klasifikasi tersebut :

Page 14: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 7

a. Kelompok Mayor

Komponen ini memperlihatkan karakteristik morfologi, seperti : sistem

perakaran udara dan mekanisme fisiologis khusus untuk mengeluarkan garam

agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mangrove. Komponennya

adalah pemisahan taksonomi dari hubungan tumbuhan daratan dan hanya

terjadi di hutan mangrove serta membentuk tegakan murni, tetapi tidak pernah

meluas sampai ke dalam komunitas daratan.

b. Kelompok Minor

Dalam komponen ini tidak termasuk elemen yang menyolok dari

tumbuh – tumbuhan yang mungkin terdapat di sekeliling habitatnya dan yang

jarang berbentuk tegakan murni.

c. Asosiasi Mangrove

Dalam komponen ini jarang ditemukan spesies yang tumbuh di dalam

komunitas mangrove yang sebenarnya dan kebanyakan sering ditemukan

dalam tumbuh – tumbuhan darat.

2.1.5 Karakteristik Morfologis Mangrove

Karakteristik morfologi yang menarik dari spesies mangrove terlihat pada

sistem perakaran dan buahnya, secara terperinci seperti di bawah ini :

a. Sistem Akar

Tanah pada habitat mangrove adalah anaerobik (hampa udara) bila

berada di bawah air. Beberapa spesies memiliki sistem perakaran khusus yang

disebut akar udara yang cocok untuk kondisdi tanah yang anaerobik.

Ada beberapa tipe perakaran udara, yaitu : akar tunjang, akar napas,

akar lutut dan akar papan (banir).

Akar udara membantu fungsi pertukaran gas dan menyimpan udara

untuk pernapasan selama penggenangan.

b. Buah / Bibit

Semua spesies mangrove memproduksi buah yang biasanya disebarkan

melalui air. Ada beberapa macam bentuk buah, seperti bentuk silinder, bulat

dan berbentuk kacang.

Page 15: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 8

2.1.6 Karakteristik Fisiologis Mangrove

Komponen mayor dan minor spesies mangrove tumbuh baik tanpa

dipengaruhi oleh kadar garam air. Namun jika air terlalu asin maka pohon

mangrove tidak dapat tumbuh terlalu tinggi. Hal yang harus diperhatikan bahwa

species mangrove dapat tumbuh lebih cepat pada air tawar daripada di air yang

mengandung garam (asin).

Melalui kelenjar garamnya, beberapa species mangrove menghasilkan

sistem yang memungkinkan mereka untuk tumbuh pada kondisi berkadar garam

tinggi. Avicennia, Aegiceras, Acanthus, dan Aegialitis dapat mengontrol

keseimbangan garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar tersebut

(Tomlinson, 1986). Sebagian besar kelenjar garam terdapat di permukaan daun

yang nampak berkristal dan mudah diamati.

Gambar 2.2 Kristal garam pada kelenjar garam daun pohon mangrove

2.2 Permasalahan Hutan Mangrove

Kondisi lingkungan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar tidak

lepas dari masalah sampah dan limbah. Setiap hari kita membuang segala macam

bentuk sampah mulai dari bungkus permen karet, bungkus rokok, plastik, sabun,

sampai rongsokan mobil bahkan kapal. Disamping itu, berton-ton sampah keluar

dari kegiatan yang lebih luas, baik itu pertanian, industri, maupun pertambangan.

Siapa sangka limbah ataupun sampah tersebut bisa mengganggu bahkan

mengancam kehidupan ekosistem hutan mangrove.

Page 16: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 9

Limbah atau sampah yang dapat mengganggu ekosistem hutan mangrove,

antara lain:

1. Limbah Rumah Tangga

Sampah merupakan sumber pencemaran sungai, bagaimanakah

sampah bisa mencemari sungai? Apabila seonggok sampah kita buang ke

sungai, bagian-bagian padatnya akan tenggelam dan akan menempati berbagai

tingkat kedalaman air sesuai dengan beratnya. Banyak masyarakat yang

memanfaatkan sungai untuk mandi, mencuci, membuang sampah rumah

tangga, bahkan membuang kotoran hewan di sungai. Tidak heran bila kita

melihat dari satu alur sungai, berbagai keperluan dilakukan, mandi, mencuci,

buang air besar, memandikan ternak dan kegiatan lainnya yang berhubungan

dengan sungai. Hal-hal itulah yang menyebabkan tercemarnya air sungai.

Lalu, apa hubungannya tercemarnya air sungai dengan terganggunya

ekosistem hutan mangrove?

Pada umumnya aliran sungai dibagi menjadi 3 yaitu, bagian hulu, bagian

aliran tengah dan bagian hilir.Hal itu berarti air sungai yang berasal dari

pegunungan akan mengalir ke dataran rendah dan berakhit di laut.

Bayangkan saja, air sungai yang sudah tercemar itu mengalir ke laut. Laut

akan bercampur dengan sampah-sampah yang berasal dari sungai. Dengan

adanya gelombang air laut, sampah-sampah itu akan bercampur dan terdampar

di pantai. Kita akan dengan mudah membersihkannya apabila sampah-sampah

itu terdampar di pantai lepas. Akan tetapi, apa yang terjadi apabila sampah-

sampah itu terdampar dan tersangkut di akar-akar pohon mangrove? Sampah

plastik akan menutupi akar pohon mangrove, dimana sebagian jenis mangrove

memiliki sistem perakaran udara yang berfungsi untuk membantu pertukaran

gas untuk pernafasan selama penggenangan. Dengan demikian mangrove

tidak bisa hidup dengan baik. Apabila hal ini berlangsung terus-menerus maka

akan dapat dipastikan pohon mangrove itu akan mati.

Tidak hanya pohon mangrove, makhluk hidup yang tinggal di dalamnya

juga kan terkena dampak dari sampah-sampah tersebut. Ikan-ikan dan udang

Page 17: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 10

yang hidup di genangan air hutan mangrove, satu perasatu akan mati

keracuanan dan lama-kelamaan menghilang dari huatn mangrove.

2. Limbah Industri

Tidak hanya masyarakat sekitar sungai, tetapi limbah industri juga

berperan penting dalam proses rusaknya hutan mangrove. Zat-zat beracun dari

limbah pabrik menyebabkan matinya satwa yang hidup di hutan mangrove.

Setelah diadakan penelitiian diketahui bahwa air sungai telah bercampur

dengan bahan-bahan kimia aktif, terutama berasal dari limbah industri. Salah

satu industri yang mempunyai daya pencemar tinggi antara lain industri

tekstil, yang menyebabkan pencemaran merupakan ancaman serius bagi

ekosistem hutan mangrove.

Berdasarkan penelitian, zat pencemar yagn terdapat dalam limbah

industri tekstil diantaranya:

1. zat organik,

2. zat warna,

3. gara-garam melarut, dan

4. logam

luasnya pencemaran oleh suatu industri tergantung pada:

1. kapasitas produksi, yaitu banyaknya produk yang dihasilkan makin

tingg produk makin besar kemungkinan jumlah limbahnya,

2. proses produksi,

3. cara penyaluran buangan , dan

4. lokasi industri.

sama halnya dengan sampah yang berasal dari rumah tangga, limbah industri

juga akan mengalir ke laut dan akan meracuni ekosistem hutan mangrove.

Belum lagi dalam tahun-tahun terakhir, banyak kawasan pantai yang dijadikan

kawasan industri baru. Keadaan ini tentu saja merupakan ancaman laut. Pada

umumnya industri-industri tersebut membuang limbah ke sungai itu akan

bermuara ke laut.

Page 18: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 11

3. Tumpahnya Minyak Ke Laut

Tumpahnya minyak merupakan kasus yang bagus untuk dipelajari

dalam kaitannya dengan rusaknya ekosistem hutan mangrove. Walaupun

minyak mentah suah tumpah berkali-kali ke lautan dari kapal tanker atau dari

sumur bor yang berada di lepas pantai, belum begitu banyak ahli yang

melakukan tindakan pengamanan. Padahal minya-minyak yang tumpah

tersebut dapat mengganggu kelangsungan hidup hutan mangrove.

Apabila minyak tersebut tumpah pada waktu laut pasang, minyak

tersebut akan mengapung di permukaan laut. Apa yang terjadi bila air laut

surut? Minyak-minyak yang mengapung tadi akan turun dan menutupi akar

udara pohon mangrove yang dimana nantinya akar-akar tersebut akan

digunakan pohon mangrove untuk bernafas pada saat air sedang pasang.

Apabila kerusakan akibat tumpahan minyak tersebut diteliti lebih

seksama, kerusakan tersebut meliputi kerusakan keindahan hutan mangrove,

matinya beberapa jenis burung, ikan dan udang serta terganggunya ekosistem

hutan mangrove.

Page 19: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil salah satu objek kawasan hutan

mangrove Suwung yang berada di Denpasar Selatan pada kisaran tanggal

25 – 28 Maret 2006.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan

kondisi persebaran hutan mangrove, kondisi kerusakan dan rehabilitasi hutan

mangrove Suwung, program penanganan rehabilitasi yang untuk mewujudkan

tujuan yang diharapkan.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kalangan instansi

Mangrove Information Center yang berada di kawasan hutan mangrove Suwung

maupun masyarakat peneliti lingkungan lainnya baik di kalangan Perguruan

Tinggi maupun di instansi pemerintahan yang terkait langsung/tidak langsung

dalam penanganan masalah lingkungan.

3.4 Data

3.4.1 Sumber data

Dalam penulisan paper ini penulis memperoleh data dari beberapa

literatur, hasil observasi lapangan serta keterangan dari para responden/informan

yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Pencarian sumber

pustaka dilakukan secara selektif dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu

kemutakhiran dan relevansi sumber dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

Sedangkan sampel data observasi dan responden dipilih yang representatif dengan

populasinya yang pengumpulannya menggunakan instrumen seperti kamera

digital.

Page 20: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 13

3.4.2 Jenis data

Pada penulisan paper ini digunakan data primer dan data sekunder. Data

primer meliputi yang diperoleh sendiri dari hasil observasi berupa foto-foto, hasil

wawancara. Data sekunder meliputi data-data teoritis yang tidak diperoleh sendiri

pengumpulannya oleh penulis melainkan didapat dari berbagai sumber pustaka

berupa buku, laporan dari instansi terkait, jurnal, dan internet yang relevan dengan

permasalahan yang telah dirumuskan.

3.4.3 Analisis Data

Akhirnya setelah data terkumpul, dilakukan diskusi untuk merumuskan

hipotesis, menganalisis serta membahas masalah berdasarkan atas penelaahan

kepustakaan dan observasi tersebut. Dalam penelitian ini, data-data dianalisis

secara deskriptif. Data-data yang ada di dalam literatur dibahas dan dikaji ulang

(studi literatur) untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan akurat.

Sedangkan data-data yang diperoleh dari responden wawancara serta observasi

lapangan dibahas, dikaji dan ditarik generalisasi deskripsi sehingga diperoleh

kebenaran riil dari tujuan penelitian yang diharapkan.

3.5 Alur analisis

Alur analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur analisis metodelogi

Page 21: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 14

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Persebaran Hutan Mangrove di Bali

Hutan Mangrove di Bali tersebar di beberapa lokasi pada areal seluas

3.067,71 Ha, terdiri dari 2.177,5 Ha di dalam kawasan hutan dan 890,4 Ha di luar

kawasan hutan. Tiga lokasi terluas di mana terdapat Hutan Mangrove adalah

Tanjung Benoa dan Pulau Serangan/Tahura (Taman Hutan Raya) Ngurah Rai

(1.373,5 Ha), Nusa Lembongan (202 Ha), dan Taman Nasional Bali Barat

(602 Ha).

Gambar 4.1 Lokasi penyebaran mangrove di Bali

a. Tanjung Benoa

Hutan di kawasan Tanjung Benoa atau yang di kenal dengan Hutan

Mangrove Suwung 1 .373,5 Ha dimana 815 Ha-nya merupakan hutan lindung dan

148 Ha merupakan taman nasional dan 410 Ha merupakan hutan produksi. Sekitar

402 Ha digunakan sebagai tambak dan berbagai jenis kegunaan lainnya.

Diperkirakan luas area hutan mangrove yang tersisa di Tanjung Benoa berdasarja

foto udara, termasuk pulau serangan hampir mendekati 932 Ha.

Page 22: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 15

Secara geografis hutan Tanjung Benoa terletak pada 115° 11’-115°14’

Bujur Timur dan 8° 42’-8°47’ Lintang Selatan.

Gambar 4.2 Lokasi penyebaran mangrove di Tanjung Benoa bagian Utara

Gambar 4.3 Lokasi penyebaran mangrove di Tanjung Benoa bagian Selatan

Page 23: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 16

b. Taman Nasional Bali Barat

Taman Nasional Bali Barat tersebar di sepanjang garis pantai Tanjung

Benoa sampai pulau Menjangan. Hutan mangrove disini merupakan hutan

mangrove terluas kedua setelah tanjung benoa, akan tetapi jenis-jenis mangrove

nya lebih beragam dan kondisi dari hutan yang ada lebih baik dari lokasi yang

lain.

Gambar 4.4 Lokasi penyebaran mangrove di Taman Nasional Bali Barat

c. Semenanjung Gilimanuk

Total area hutan mangrove di area semenanjung Gilimanuk kira-kira 355

Ha. Secara geografis, hutan mangrove di semenanjung gilimanuk berlokasi di

114° 26’-114°29’ bujur timur dan 8°8,5’- 8°11,3’ lintang selatan.

Jika dibandingkan dengan lokasi lain yang sudah terdata, hutan Gilimanuk

memiliki keanekaragaman species terbanyak.

Gambar 4.5 Lokasi penyebaran mangrove di Semenanjung Gilimanuk

Page 24: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 17

d. Nusa Lembongan

Terdapat 200 ha hutan mangrove pada lokasi ini. Berlokasi pada sebelah

timur laut dari pulau Nusa Lembongan dan sepanjang timur garis pantai. Secara

umum, spesies yang terbanyak adalah S.alba, R.stylosa dan R.apiculata. Di antara

semenanjung, ketinggian rata-rata tanaman diatas 12m dimana sepanjang pantai

timur, ketinggian tanaman mencapai 5m. Sepanjang daerah daratan semenanjung,

tanaman yang dominant adalah C.tagal, X.granatum dan A officinalis dengan

ketinggian mencapai 3m. Kondisi komunitas mangrove yang ditemukan

menyerupai yang ada di Pulau Serangan.

Gambar 4.6 Lokasi penyebaran mangrove di Nusa Lembongan

4.2 Kondisi Kerusakan dan Upaya Rehabilitasi Hutan Mangrove Suwung

Dari hasil tinjauan di lapangan dan beberapa sumber wawancara, dapat

dikatakan kondisi hutan mangrove di Suwung pada saat ini mengalami perubahan

positif. Dibandingkan dengan data yang didapat dari Departemen Kehutanan pada

tahun 2002, yang menunjukkan pada saat itu kawasan hutan mangrove di

Kabupaten Badung yang meliputi hutan mangrove Suwung masih mengalami

tingkat kerusakan yang lumayan berat.

Page 25: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 18

No KabupatenTingkat

KerusakanTotal Luas (Ha)K NK

1 Badung Tidak rusak - -Rusak Sedang 1.185 -Rusak Berat 2.919 -

4.104 -4.104

Ket : NK = Non Kawasan Hutan K = Kawasan Hutan

Tabel 4.1 Luas mangrove berdasarkan tingkat kerusakannya di Kabupaten Badung

Adapun permasalahan yang dihadapi hutan mangrove Suwung sekarang

ini antara lain adalah :

1. Adanya tekanan dari penduduk sekitar (Suwung Kauh) yang selalu

membuang sampah atau limbah rumah tangga ke kali yang bermuara ke

kawasan hutan mangrove suwung.

Sampah atau limbah rumah tangga selalu menjadi kendala utama dalam

pengelolaan hutan mangrove Suwung. Hal ini karena akibat dari terus

meningkatnya jumlah dan kepentingan masyarakat di daerah Suwung.

Gambar 4.7 Sampah dan limbah rumah tangga yang bermuara ke hutan mangrove

Suwung

Page 26: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 19

Dari kondisi yang dilihat, dampak sampah tersebut akan berpengaruh langsung

terhadap keberadaan hutan mangrove. Dampak sampah, khususnya sampah

plastik terhadap kelangsungan hidup mangrove yang paling rawan adalah:

a. Sampah plastik sangat rawan terhadap jenis Sonneratia dan Avicennia.

Karena jika jenis ini ditutupi oleh sampah plastik maka pasokan udara akar

akan berkurang. Oleh karena itu, dapat menghambat pertumbuhan, dan

lambat laun akan mati.

b. Selain berbahaya untuk jenis Sonneratia dan Avicennia, sampah plastik

juga sangat berbahaya untuk jenis lainnya. Hal ini dikarenakan dapat

mengurangi kesuburan tanah.

c. Begitu pula halnya dengan sampah lain. Berbahaya, namun, tidak terlalu

rawan. Karena dapat diuraikan oleh mikroorganisme ataupun hanya akan

memperburuk kelestarian dan keindahan alam sekitar.

2. Adanya pemanfaatan lahan mangrove untuk sektor lain (pemerintah/

swasta) seperti Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) dan Instalisasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Sekitar ± 40 Ha lahan hutan mangrove di Suwung telah dijadikan Tempat

Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang direncanakan pemerintah daerah.

Keberadan ini sendiri telah mengancam kondisi lingkungan hutan

mangrove Suwung.

Adapun upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan hutan

mangrove di Suwung tersebut, maka pemerintah melalui Departemen Kehutanan

bekerja sama dengan Japan International Coorperation Agency (JICA)

membentuk sebuah lembaga Pusat Informasi Mangrove (Mangrove Information

Center). Lembaga Pusat Informasi Mangrove atas persetujuan Departemen

Kehutanan telah melakukan langkah-langkah antara lain :

a. Menetapkan ketentuan/kebijakan bahwa setiap pemanfaatan kawasan

hutan mangrove harus diganti areal yang luasnya dua kali lipat dari areal

yang digunakan dan lokasinya berdekatan.

Page 27: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 20

b. Merehabilitasi hutan mangrove dan penutupan tambak yang tidak

digunakan lagi untuk direhabilitasi kembali menjadi hutan mangrove.

Pada tahun 2003, lembaga ini telah merehabilitasi ± 20 Ha hutan

mangrove di daerah Sanur – Suwung. Dan di tahun 2005 juga melakukan

rehabilitasi ± 50 Ha hutan mangrove di tempat yang sama.

Perlu diketahui juga, sejak tahun 2000 sampai sekarang setiap tahunnya

dilakukan penanaman bibit mangrove sebanyak 50000 batang.

c. Meningkatkan penyuluhan mengenai peranan hutan mangrove terhadap

kepentingan hidroorologi daerah pantai, menjaga instrusi dan abrasi,

sebagai habitat satwa, konservasi sempadan pantai dan lain-lain.

d. Meningkatkan pengamanan terhadap gangguan hutan melalui koordinasi

dengan masyarakat/LSM, dan Pemerintah. Hal ini dilakukan agar tidak

terjadi penyerobotan lahan sehingga terhindar dari pemanfaatan lahan

hutan yang sewenang-wenang.

e. Kerjasama dengan luar negeri, sekolah-sekolah, dan perguruan tinggi.

4.3 Peranan dan Manfaat Hutan Mangrove secara Umum

Mangrove sangat berperan dalam keseimbangan ekosistem. Ekosistem

merupakan hubungan aksi interaksi antara komponen biotik dan abiotik di

lingkungan alam. Lingkungan abiotik terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan

plankton. Sedangkan abiotik adalah air, tanah, dan udara.

Dalam aksi interaksi tersebut antara lain:

a. Mencegah abrasi pantai

Akar mangrove dapat mencegah abrasi pantai, sehingga melindungi

populasi manusia yang hidup di daerah sekitar hutan mangrove tersebut.

Serta melindungi hewan-hewan dari gelombang laut.

b. Ruang terbuka hijau kota

Dalam sistem respirasi manusia dan hewan dengan tumbuhan (dalam hal

ini mangrove) memiliki hubungan saling ketergantungan. Manusia dan

Page 28: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 21

hewan memberikan karbondioksida sementara mangrove menghasilkan

oksigen, sehingga udara kota pada siang hari tidak terlalu panas.

c. Mencegah rembesan air laut

Pada akar mangrove terdapat sebuah filter, yang berfungsi untuk

menyaring garam-garam laut yang akan merembes melalui air tanah ke

daratan. Tanpa mangrove, penduduk yang masih bergantung pada air

sumur tidak akan menikmati air tawar.

Selain itu, hutan mangrove juga bermanfaat untuk :

a. Sebagai sumber makanan ikan

Seresah daun mangrove akan diubah oleh mikroorganisme dan

makroorganisme pengurai detritus (hara) kemudian menjadi bioplankton

sebagai makanan binatang laut.

b. Sarang burung

Hutan mangrove dengan tajuknya yang rapat dan rata, serta serta selalu

hijau merupakan tempat yang disukai burung untuk membuat sarang dan

bertelur.

c. Penghasil arang

Famili Rhizophoraceae seperti Rhizophora apiculata, Rhizophora

mucronata, Bruguilera gymnorrhiza memiliki karakter yang baik sebagai

bahan baku arang karena menghasilkan panas yang tinggi dan awet. Arang

yang terbuat dari jenis ini memiliki kualitas khusus yang mirip arang

bincho dari Jepang seperti berat yag spesifik, keras dan mudah terbakar.

Ditinjau dari segi harga, harga FOB arang yaitu US$ 1.000 per 10 ton,

sedangkan harga di pasar lokal yaitu Rp. 700,00 / Kg.

d. Penghasil tannin

Tannin adalah ekstrak dari kulit kayu jenis Rhizophora apiculata,

Rhizophora mucronata, dan Cylocarpus granatum. Tannin ini diekspor

dalam jumlah besar dan digunakan untuk menyamak produk kulit , seperti

sepatu, tas, dan lain-lain.

Page 29: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 22

e. Penghasil nipah

Nipah adalah yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Daunnya

digunakan sebagai atap rumah dan dapat bertaan sampai lima tahun serta

hanya memerlukan sedikit biaya pemeliharaan. Selain itu bijinya bisa

dipakai makanan, urap, campuran dan lain-lain.

f. Penghasil obat-obatan

Beberapa jenis mangrove dapat digunakan sebagai obat tradisional. Air

rebusan Rhizophora apiculata dapat digunakan sebagai astrigent, kulit

Rhizophora mucronatadapat digunakan untuk menghentikan pendarahan.

Air rebusan Cerops tagal dapat digunakan sebagai antiseptik, air rebusan

Acanthus illicifolitus dapat digunakan obat diabetes.

g. Pariwisata dan ekowisata

Keberadaan hutan mangrove di daerah pantai menciptakan pesona

panorana alam yang khas. Dengan keanekaragaman satwa yang hidup dan

berkembang biak di alam. Hal itu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan

untuk mengunjungi hutan mangrove. Untuk kegiataan ekowisata di hutan

mengrove antara lain

1. Tracking di atas jembatan kayu yang panjangnya mencapai 1427 meter

2. Tempat peristirahatan di tengah jalur mangrove.

3. Geladak terapung

4. Tower untuk mengamati burung

Gambar 4.8 Peta wisata hutan mangrove di Pusat Informasi Mangrove Suwung

Page 30: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 23

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada pembahasan dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Mangrove merupakan ekosistem yang sangat khas, sehingga manfaatnya

bukan hanya dari kayu saja, tetapi juga berbagai jasa lingkungan lainnya yang

sangat penting bagi pendukung kehidupan. Sehingga hilangnya mangrove,

secara total akan memberikan dampak kerugian yang sangat besar bagi nilai

ekonomi maritim Indonesia.

2. Perkembangan kondisi lingkungan hutan mangrove Suwung dari tiap

tahunnya mengalami perkembangan yang baik, karena adanya upaya

rehabilitasi serta penanaman bibit baru pada lahan sekitarnya.

3. Sampah atau limbah rumah tangga masih menjadi kendala utama dalam

pengelolaan hutan mangrove Suwung, yang dikarenakan kekurangsadaran

masyarakat sekitar (Suwung Kauh) yang masih membuang sampah atau

limbah rumah tangga ke kali yang bermuaka ke hutan tersebut.

4. Hutan mangrove memiliki peranan dan manfaat yang sangat baik Ekosistim

sekitar dan memiliki nilai ekonomi yang dapat diandalkan.

5.2 Saran-Saran

1. Dalam rangka mempertahankan bahkan kemungkinan meningkatkan nilai

ekonomi maritim Indonesia, Pemerintah perlu menyetop kegiatan konversi

hutan mangrove ke bentuk apapun.

2. Pemerintah daerah harus lebih giat lagi melakukan penyuluhan atau sosialisasi

pentingnya keberadaan hutan mangrove kepada masyarakat yang bertempat

tinggal di sekitar kawasan hutan mangrove.

3. Kegiatan pengelolaan mangrove yang optimal harus dihitung atas dasar

kepentingan ekonomi, ekologis, dan sosial yang berimbang. Sehingga

diperlukan zona-zona pemanfaatan mangrove yang mengakomodir

Page 31: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 24

kepentingan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan mangrove secara

tepat.

4. Semua peraturan perundangan yang terkait dengan mangrove perlu ditegaskan

secara tegas bagi para pelanggar yang menyebabkan rusaknya mangrove.

Partisipasi seluruh stake holders dalam konservasi mangrove supaya terus

ditingkatkan.

Page 32: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 25

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lin.go.id/dokumen/130404LIHA0002/Hutan%20Mangrove.doc

Kitamura, S., Anwar, C., Chaniago, A., Hayashi, S., Muthalib, A., Sudarma, R..

1997. Distribution of Mangrove Species and Availability of Seed

Collecting Forests on the Islands Bali and Lombok. The Development of

Sustainable Mangrove Management Project. Ministry of Forestry and

JICA. pp. 64

MIC. Basic Understanding og Mangrove – Pengertian Dasar Mangrove (Bakau).

The Development of Sustainable Mangrove Management Project. Ministry

of Forestry and Estate Crops and JICA.

Departemen Kehutanan. 2002. Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove. Jakarta.

Dinas Kehutanan Bali. 2002. Hutan Mangrove di Bali (Potensi dan Manfaatnya).

Proyek Rehabilitasi Hutan dan Penghijauan Kota di Kabupaten Bangli,

Buleleng, Karangasem, Jembrana, Gianyar dan Kota Denpasar. Denpasar.

MIC. Mengenal Hutan Mangrove. Denpasar.

Page 33: Penyebaran Hutan Mangrove Secara Umum Di Bali

PUTU RUSDI ARIAWAN 26

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : [email protected]

www.facebook.com/turusdi