pengelolaan dan pembagian sisa hasil usaha di...

97
PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI BMT ESQ MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2012 Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah Oleh: BURHANI ASH-SHIDDIQI NIM. 107046101892 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H

Upload: hoangminh

Post on 21-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI BMT ESQ

MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh:

BURHANI ASH-SHIDDIQI

NIM. 107046101892

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M / 1435 H

Page 2: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI BMT ESQ

MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2014

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh:

BURHANI ASH-SHIDDIQI

NIM. 107046101892

Di bawah bimbingan:

Pembimbing

Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM, MA

NIP. 195406181981031005

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M / 1435 H

Page 3: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Pengelolaan dan Pembagian Sisa Hasil Usaha di BMT ESQ

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2012”, telah diujikan dalam Sidang

Munaqasyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 16 April 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat

(Ekonomi Islam).

Tangerang Selatan, 16 April 2014

Dekan,

Dr. Phil. JM Muslimin, MA

NIP. 196808121999031014

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag

NIP. 197107011998032002

(…………………………)

Sekretaris : Mu’min Rauf, MA

NIP. 197004161997031004

(…………………………)

Pembimbing : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM, MA

NIP. 195406181981031005

(…………………………)

Penguji I : Dr. Euis Amalia, M.Ag

NIP. 197107011998032002

(…………………………)

Penguji II : Muh. Fudhail Rahman, Lc, MA

NIP. 1975081020091210011

(…………………………)

Page 4: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

ABSTRAK

Nama lengkap penulis ialah Burhani Ash-shiddiqi dengan nomor induk

mahasiswa 107046101892. Skripsi ini diberi judul “Pengelolaan dan Pembagian Sisa

Hasil Usaha di BMT ESQ Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2012”. Sebagai

salah satu syarat untuk dapat lulus dari Konsentrasi Perbankan Syari’ah, Program

Studi Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan di tahun 2014. Skripsi ini memiliki tebal x +

83 halaman + 2 lampiran.

Telah sekitar dua tahun Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 diberlakukan.

Seharusnya seluruh Koperasi termasuk KJKS sudah memahami sehingga bisa

melaksanakan peraturan di dalamnya. Berjalannya kegiatan usaha di KJKS ini sesuai

dengan peraturan tentunya sangat diharapkan agar aktifitas menjadi tertib. Maka dari

itu, perlu untuk ditelaah lebih jauh apakah KJKS dalam hal ini BMT telah taat pada

Kepmeneg tersebut. Karena hal ini dapat menimbulkan banyaknya ruang abu-abu dan

multi interpretatif yang akan menggiring pada pelemahan KJKS. Penelitian yang

penulis lakukan adalah bertujuan untuk mencari kemudian dapat membuktikan

apakah pengelolaan dan pembagian SHU di BMT ESQ telah sesuai dengan Undang-

Undang-Undang No. 17 Tahun 2012.

Menggunakan pendekatan kualitatif dan naturalistik. Penelitian ini merupakan

studi kasus. Baik Data Primer maupun Data Sekunder penulis kumpulkan untuk

penelitian ini. Data primer tersebut berupa berjenis data lapangan (hasil observasi dan

wawancara) dan data tertulis/rekaman (dokumen tertulis dari pihak BMT ESQ).

Sedangkan Data Sekunder berupa buku literatur dan artikel yang diunduh dari

internet. Untuk memperoleh catatan lapangan, peneliti akan melaksanakan

wawancara mendalam (in-depth) dan terbuka secara face to face terhadap informan

kunci (key informant) yakni Manajer BMT ESQ. Selain itu penulis juga akan

melakukan observasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model analisis

data yang diajukan Huberman dan Miles yang disebut sebagai model interaktif.

Dan dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa, kecuali pada stempel serta kop

surat yang menggunakan nama “BMT ESQ” yang belum sesuai dengan regulasi, dan

penggunaan SHU yang keseluruhannya dimasukkan ke Dana Modal Cadangan. Hal-

hal mengenai pengelolaan dan penggunaan pendapatan/pembagian SHU di BMT

ESQ lainnya telah sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Kata Kunci : Pengelolaan, SHU, BMT

Pembimbing : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM, MA

Tahun Daftar Pustaka : 1945 - 2014

Page 5: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

v

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Puji syukur ke hadhirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman,

Islam dan ihsan. Sholawat salam kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa

umat manusia dari kegelapan menuju terang benderang.

Melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan dan

Pembagian Sisa Hasil Usaha di BMT ESQ Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun

2012” ini dapat terselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah. Berikut para pihak yang telah berjasa

tersebut:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum, Dr. Phil. JM Muslimin, MA.

2. Ketua Program Studi Muamalat, Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Sekretaris Program

Studi Muamalat, Mu’min Rauf, MA.

3. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM, MA.

4. Penanggungjawab Pengelola Harian BMT ESQ, Rudi Sugiarto, S.E.Sy.

5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum serta Pimpinan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Mamah, Siti Hikayah Setiawati dan Ayah, Nur Ibad yang mendukung dana

penyelesaian skripsi ini.

Page 6: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

vi

7. Ceuceu, Atiq Hadiqoh, A.M.Keb yang membeli laptop agar saya bisa lebih cepat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Teater Syahid yang komputernya

pernah cukup sering saya gunakan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Demikianlah kata pengantar ini saya sampaikan. Semoga yang telah

membantu mendapat pahala kebaikan. Dan mudah-mudahan karya ini membawa

manfaat yang seluas-luasnya, diridhoi, dan diberkahi Allah SWT. Aamiin.

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Tangerang Selatan, 12 Maret 2014

Penulis

Page 7: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

vii

DAFTAR ISI

Abstrak ...................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ........................................................................................................ v

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 8

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 9

F. Review Studi Terdahulu ........................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 15

BAB II: LANDASAN TEORI ............................................................................... 16

A. Tinjauan tentang Koperasi ..................................................................... 17

1. Pengertian Koperasi ......................................................................... 17

2. Identitas Koperasi ............................................................................. 18

Page 8: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

viii

a. Definisi ....................................................................................... 18

b. Nilai-Nilai .................................................................................. 18

c. Prinsip-Prinsip ............................................................................ 19

3. Perangkat Organisasi Koperasi ........................................................ 19

a. Rapat Anggota ............................................................................ 20

b. Pengurus ..................................................................................... 21

c. Pengawas .................................................................................... 25

4. Manajemen Koperasi ....................................................................... 26

a. Pengelola (Manajer) ................................................................... 28

b. Fungsi Utama Manajer ............................................................... 29

c. Perlunya Manajer dalam Koperasi ............................................. 30

d. Hubungan Kerja Antara Pengelola dan Pengurus ...................... 31

B. Koperasi Syariah .................................................................................... 31

1. Nilai-Nilai Koperasi Syariah ............................................................ 32

2. Prinsip-Prinsip Koperasi Syariah ..................................................... 33

3. Dewan Pengawas Syariah ................................................................ 33

Page 9: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

ix

4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah ..................................................... 34

C. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ............................................................ 35

1. Pengertian BMT ............................................................................... 35

2. TujuandanPrinsip BMT .................................................................... 36

3. Ciri-CiridanPeran BMT ................................................................... 37

4. Sejarah BMT di Indonesia ............................................................... 38

5. Jenis Aktifitas BMT ......................................................................... 39

6. Perbedaan BMT dan KSP ................................................................ 40

D. Sisa Hasil Usaha ..................................................................................... 41

1. Pendapatan Koperasi ........................................................................ 41

2. SHU Koperasi .................................................................................. 42

E. Tinjauan Syariah .................................................................................... 43

1. Teori Manajemen dalam Islam ......................................................... 43

a. Karakteristik Teori ..................................................................... 43

b. Konsep Syuro, Musyarakah, dan Kemuliaan Manusia .............. 44

Page 10: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

x

c. Konsen terhadap Kekuasaan Resmi dan Pengorganisasian,

dan Taat kepada Kebaikan ......................................................... 45

2. Koperasi dalam Fiqh Muamalah ...................................................... 48

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 51

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 51

B. Jenis dan Data Penelitian ....................................................................... 52

C. Teknik Pengumpulan Data dan Subjek-Objek Penelitian ...................... 52

D. Teknik Pengolahan Data dan Metode Analisis ...................................... 54

E. Profil BMT ESQ .................................................................................... 55

1. Visi dan Misi .................................................................................... 56

2. Sasaran ............................................................................................. 56

3. Produk BMT ESQ ............................................................................ 57

4. Pengelolaan BMT ESQ .................................................................... 59

BAB IV: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI

BMT ESQ MENURUT UU NO. 17 TAHUN 2012 ............................ 60

A. Pengelolaan dan Pembagian SHU KJKS Menurut UU No. 17 Tahun

2014 ........................................................................................................ 60

Page 11: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

xi

B. Pengelolaan dan Pembagian Sisa Hasil Usaha di BMT ESQ ................ 68

C. Penerapan UU No. 17 Tahun 2012 pada Pengelolaan dan

Pembagian SHU di BMT ESQ .............................................................. 71

BAB V: PENUTUP ................................................................................................ 77

A. Kesimpulan .............................................................................................. 77

B. Saran ........................................................................................................ 78

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 80

Page 12: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan amanat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai

manifesto kemerdekaan bangsa Indonesia, dan juga UUD 1945 sebagai konsitusi

yang didasarkan pada kedaulatan rakyat. Maka tentu selayaknya kebangsaan dan

kerakyatanlah yang menjadi sokoguru bagi segala kegiatan penyelenggaraan

Negara Indonesia, termasuk pula halnya dengan penyelenggaraan perekonomian

nasional.

Perlu dibangunnya perekonomian rakyat bukanlah sekedar suatu

pemihakan kepada rakyat, tetapi juga merupakan strategi pembangunan yang

tepat.1 Sebagai wujud pemihakan kepada rakyat, maka rakyat wajib dilibat

aktifkan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dan ini juga sesuai amanat UUD

1945 Pasal 27 Ayat 2, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Kemudian arah kebijakan

perekonomian pun harus berorientasi pada kepentingan rakyat yang resourced-

1 Sri-Edi Swasono, Tuduhan Absurd; Perekonomian Rakyat Dikatakan Tidak Konsepsional?,

(t.t, t.p., t.th.), h. 13.

Page 13: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

2

based, people-centered dan putting people first. Dengan demikian diharapkan

akan tercapai kemandirian bangsa, tanpa ketergantungan pada luar negeri.

Pembangunan ekonomi rakyat yang bersemangatkan UUD 1945 Pasal 33

Ayat 1, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan”, menghendaki terwujudnya “Triple-Co”2 atau “tiga kebersamaan”

peran rakyat dalam ekonomi, yaitu co-ownership, co-determination dan co-

responsibility.

Koperasi merupakan wadah bagi perekonomian rakyat, wadah untuk lebih

terbentuknya sinergi kekuatan rakyat dalam keekonomian.3 Dan melalui gerakan

koperasi inilah, asas Triple-Co akan lebih berhasil untuk dilaksanakan.

Dalam hal koperasi ini legislatif telah mengeluarkan Undang-Undang

tentang Perkoperasian pertama kalinya UU No. 14 Tahun 1965, kemudian

berturutan UU No. 12 Tahun 1967, UU No. 25 Tahun 1992, dan yang terbaru UU

No. 17 Tahun 2012.

Kemudian, dalam upaya memberdayakan ekonomi rakyat, dipandang

perlu untuk mengembangkan skema-skema pembiayaan alternatif seperti

pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah. Dan ini menjadi strategis

karena terhadap perekonomian nasional, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) memberikan kontribusi antara lain sebagai penampung tenaga kerja

2Ibid, h. 17.

3Ibid, h. 16.

Page 14: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

3

dalam jumlah besar (sekitar 99,5%), sebagai penyumbang Pendapatan Domestik

Bruto (PDB) sebesar 56,7% dan dalam ekspor nonmigas kontribusinya sebesar

19,1%. UMKM merupakan pihak mayoritas pelaku usaha nasional. Hal ini sesuai

dengan data bersumber dari Bappenas bahwa pada tahun 2007 terdapat 41,3

jutaunit (99,85%) usaha kecil mikro, 61,05 juta unit (0,14%) usaha menengah,

dan 2,2 juta unit (0,005%) usaha besar.4

Tentunya UMKM yang mayoritas ini adalah potensi yang sangat besar

bagi Lembaga Keuangan Mikro untuk ambil bagian dalam memberdayakan

ekonomi rakyat sehingga mengkokohkan perekonomian rakyat. Dan pada

akhirnya akan mewujudkan perekonomian nasional yang kuat dan mandiri.

Untuk itu pulalah pemerintah harus mengembangkan iklim yang kondusif

guna mendorong perkembangan kegiatan usaha Lembaga Keuangan Mikro

termasuk di dalamnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah, sehingga mampu

memberikan manfaat dan kepastian hukum.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), termasuk pula di dalamnya

Baitul Mal wat Tamwil (BMT), telah tumbuh dan berkembang di masyarakat,

serta mengambil bagian penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat

khususnya kalangan usaha kecil dan mikro. Adapun jumlah KJKS/UJKS koperasi

per April 2012 adalah sekitar 4.117 unit dengan jumlah anggota sekitar 762 ribu

4 Dr. Euis Amalia, M. Ag, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM

dan UKM di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pres, 2009, h. 8 – 10.

Page 15: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

4

anggota dan total asetnya mencapai Rp 5 triliun - Rp 8 triliun. Jumlah ini akan

semakin bertambah pada masa mendatang seiring dengan perkembangan industri

keuangan yang berbasis syariah akhir-akhir ini.5

Namun, perkembangan ini tidak diikuti dengan pengelolaan BMT secara

profesional. Faktanya saat ini tidak sedikit BMT yang melakukan praktik jauh

dari nilai-nilai Syari’ah. Pelaporan keuangan BMT juga masih banyak yang

merujuk pada standar akuntansi konvensional. Pembinaan BMT tidak dilakukan

oleh BI, sebagaimana yang terjadi pada Perbankan, dikarenakan termasuk dalam

katagori Koperasi yang dinaungi oleh Departemen Koperasi yang kurang

mendapat perhatian terutama dari aspek akuntabilitasnya. Legalitas BMT yang

beroperasi masih banyak yang belum bahkan tanpa badan hukum yang jelas.

Kini, telah sekitar dua tahun UU No. 17 Tahun 2012 diberlakukan.

Seharusnya seluruh KJKS sudah cukup memahami sehingga bisa melaksanakan

peraturan di dalamnya. Berjalannya kegiatan usaha di KJKS ini sesuai dengan

peraturan tentunya sangat diharapkan agar aktifitas menjadi tertib. Maka dari itu,

perlu untuk ditelaah lebih jauh apakah KJKS dalam hal ini BMT telah taat pada

5 Sugianto, “Denyut Koperasi Syariah”, artikel diakses pada 4 Januari 2013 dari

www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=948:denyut-koperasi-syariah&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98.

Page 16: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

5

UU tersebut. Karena hal ini dapat menimbulkan banyaknya ruang abu-abu dan

multi interpretatif yang akan menggiring pada pelemahan KJKS.6

Mustamar mengatakan, masih adanya persoalan terkait penerapan UU

No.17 Tahun 2012 ini, terutama mengenai turunannya seperti PP dan KepMen

yang belum terbit.

Sementara itu Irvan Mahmud, Pengurus Koperasi Ceria Permata

mengungkapkan meskipun maksud pemerintah cukup baik, namun dirinya masih

cukup bingung dalam menerapkan undang-undang baru itu, karena memerlukan

pemahaman lebih mendalam.7

B. Identifikasi Masalah

UU No. 17 Tahun 2012 ini perlu mendapatkan penjabaran lagi secara

lebih teknis melalui Peraturan Menteri. Namun, karena Permen tersebut belum

terbit, maka operasional KJKS sementara ini masih dapat mengacu pada

Kepmeneg KUKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004.

Sejak tahun 2004 tersebut, KJKS/UJKS telah diberikan pedoman untuk

dapat melaksanakan kegiatan usahanya dengan baik melalui Kepmeneg KUKM

6 Rinda Astuti, Penilaian Kesehatan Keuangan pada Kospin Jasa Syariah Pekalongan sebagai

Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Jurnal Penelitian Vol.8, No. 1, Mei 2011. Hal. 131 – 156). 7 Syahrul Sani, “Deadline 3 Tahun Koperasi Simpan Pinjam Wajib Aplikasikan UU 17 Tahun

2012”, artikel diakses pada 21 April 2014 dari rri.co.id/index.php/berita/54738/Deadline-3-Tahun-Koperasi-Simpan-Pinjam-Wajib-Aplikasikan-UU-17-Tahun-2012#.U1SWwfKjZLs

Page 17: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

6

RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004. Namun sejauh mana ketaatan KJKS/UJKS

tersebut terhadap petunjuk pemerintah belum dapat diketahui dengan pasti.

Berbicara penerapan peraturan kebijakan dalam tataran hukum

pemerintahan sebenarnya tidak terlepas berbicara tentang proses penegakan

hukum, dan ketika berbicara tentang proses penegakan banyak pandangan secara

akademis maupun pragmatis, sebagaimana pandangan berikut ini proses

penegakan hukum, dalam pandangan Soerjono Soekanto8 dipengaruhi oleh lima

faktor.

1. Faktor hukum atau peraturan perundangundangan.

2. Faktor aparat penegak hukumnya, yakni pihak-pihak yang terlibat dalam

peroses pembuatan dan penerapan hukumnya, yang berkaitan dengan masalah

mentalitas.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung proses penegakan hukum.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan social di mana hukum tersebut berlaku

atau diterapkan; berhubungan dengan kesadaran dan kepatuhan hukum yang

merefleksi dalam perilaku masyarakat.

5. Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada

karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

8Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:

Rajawali, 1983), h. 4 - 5.

Page 18: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

7

Sementara itu Satjipto Rahardjo9 membedakan berbagai unsur yang

berpengaruh dalam proses penegakan hukum berdasarkan derajat kedekatannya

pada proses, yakni yang agak jauh dan yang agak dekat. Berdasarkan kriteria

kedekatan tersebut, maka Satjipto Rahardjo membedakan tiga unsur utama yang

terlibat dalam proses penegakan hukum.

1. Unsur pembuatan undang-undang cq. lembaga legislatif.

2. Unsur penegakan hukum cq. polisi, jaksa dan hakim.

3. Unsur lingkungan yang meliputi pribadi warga negara dan sosial.

Kemudian, terdapat beberapa bidang permasalahan yang ada pada ranah

pelaksanaan kegiatan usaha KJKS/UJKS yang tentu perlu untuk ditertibkan

pelaksanaannya, di antaranya:

1. Persyaratan dan Tata Cara Pendirian

2. Persyaratan Pembukaan Jaringan Kantor

3. Pengelolaan

4. Pembagian SHU

5. Permodalan

6. Produk dan Layanan

7. Pengendalian Risiko

8. Kelebihan Dana

9Satjipto Rahardjo,1983, Masalah Penegakan Hukum, Bandung: Sinar Baru, h. 23 – 24.

Page 19: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

8

9. Pembinaan

10. Laporan Keuangan

11. Sanksi

12. Pembubaran

Namun, cakupan bidang ini akan terlalu luas jika peneliti membahas

kesemua pembahasan di atas. Untuk itulah maka diperlukan pembatasan agar

penelitian ini akan lebih fokus dan terarah.

C. Pembatasan Masalah

Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi dan 3 unsur yang terlibat dalam

penegakan/penerapan hukum, namun penulis membatasi pembahasan hanya pada

satu faktor dan satu unsur saja yakni masyarakat dan lingkungan, yang secara

khusus diarahkan kepada praktisi BMT.

Berbagai macam bidang mengenai pelaksanaan usaha KJKS. Dari banyak

bahasan itu, maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam

skripsi ini. Penulis akan membahas pengelolaan, dan pembagian SHU. Wilayah

pembahasan pun akan dibatasi hanya dengan meneliti pada BMT ESQ dan pada

waktu penelitian saja yakni tahun 2014.

Page 20: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

9

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi, serta pembatasan

permasalahan di atas, maka peneliti akan mengambil judul “Pengelolaan dan

Pembagian Sisa Hasil Usaha di BMT ESQ Menurut UU No. 17 Tahun 2012”.

Sedangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan terjawab dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pengelolaan dan Pembagian SHU Menurut UU No. 17 Tahun

2014?

2. Bagaimanakah Pengelolaan dan Pembagian SHU di BMT ESQ?

3. Apakah UU No. 17 Tahun 2012 dalam hal Pengelolaan dan Pembagian SHU

sudah diterapkan di BMT ESQ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan adalah bertujuan untuk mencari kemudian

dapat membuktikan apakah pengelolaan dan pembagian SHU di BMT ESQ telah

sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2012.

Page 21: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

10

Sedangkan manfaat dari penelitian ini dapat dibedakan ke dalam beberapa

jenis berdasarkan sifatnya yaitu teoritis-akademis (terhadap keilmuan) dan

praktis-pragmatis (terhadap koperasi syariah, masyarakat& penulis).

Manfaat penelitian ini untuk keilmuan adalah dapat menambah khazanah

keilmuan yang semoga bisa bermanfaat dalam mengembangkan ilmu ekonomi

syariah pada khususnya. Manfaat penelitian ini untuk BMT adalah sebagai bahan

pelajaran untuk dapat digunakan agar dapat menerapkan pengelolaan dan

pembagian SHU dengan sebaik-baiknya. Manfaat untuk masyarakat adalah

sebagai salah satu referensi dalam mempelajari praktik pengelolaan dan

pembagian SHU.Untuk penulis, penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah. Penelitian ini pun diharapkan dapat

menyumbang andil bagi pengembangan Ekonomi Syariah umumnya dan

Koperasi Syariah khususnya.

F. Review Studi Terdahulu

1. Skripsi karya Helmi Adam, dengan judul “Strategi Manajemen Risiko

pada Pembiayaan UKM di BMT Al Munawwarah & BMT Berkah

Madani”. Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2010.

Fokus penelitian ini adalah:

Page 22: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

11

Untuk menganalisis penerapan strategi manajemen risiko di BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani.

Untuk mengetahui permasalahan dan risiko yang dihadapi BMT dalam

memberikan pembiayaan kepada UKM.

Untuk mengetahui strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani agar risiko tidak terjadi lagi.

Hasil kajian-penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

Penerapan strategi manajemen risiko yang dilakukan BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani sudah cukup efektif dengan

melakukan pemenuhan PPAP sesuai ketentuan.

Permasalahan dan risiko pada pembiayaan UKM di BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani relatif sama.

Strategi manajemen risiko BMT Al Munawwarah dan BMT Berkah

Madani agar risiko tidak terjadi lagi dilakukan dengan cara melihat

character nasabah peminjam, dll.

Peran serta BMT Al Munawwarah dalam pembinaan SDM UKM sangat

membantu para nasabah yang dibiayai agar dapat lebih berkembang dan

mengerti lebih banyak tentang manajemen bisnis yang lebih terorganisir.

Page 23: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

12

Sedangkan BMT Berkah Madani baru sebatas memberikan pembiayaan

saja.

2. Skripsi karya Fitri Meilani, dengan judul “Strategi Penghimpunan Dana

Pihak Ketiga pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang”. Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi

yang dilakukan BMT Al-Fath dalam menghimpun dana pihak ketiga, faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi strategi penghimpunan dana pihak ketiga

dan bagaimana perkembangan dana pihak ketiga pada tahun 2006-2010 di

BMT AL-Fath.

Hasil kajian-penelitian didapat bahwa strategi yang BMT Al-Fath

lakukan adalah strategi pemasaran dan strategi promosi, faktor-faktor yang

mempengaruhi strategi penghimpunan dana pihak ketiga adalah strategi

produk, strategi harga dan strategi distribusi. Dan perkembangan dana pihak

ketiga pada BMT Al-Fath dari tahun 2006-2010 terus mengalami kenaikan

yang cukup signifikan.

3. Skripsi karya Rido Imam Suhada, dengan judul “Perencanaan

Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Baitul Maal Wattamwil

KAS Kereo Larangan Utara Tangerang”. Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Page 24: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

13

Fokus penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui secara lebih baik mengenai karakteristik sumber daya

manusia atau budaya yang ada pada BMT KAS.

Untuk mengetahui upaya apa saja yang ditempuh manusia BMT KAS

dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang

berkarakter Islam.

Untuk mengetahui metode penelitian yang dilakukan oleh manusia BMT

KAS membentuk kualitas pegawai yang sesuai dengan budaya Islam.

Hasil kajian-penelitian skripsi ini adalah:

Lembaga keuangan Baitul Maal Wattamwil memiliki banyak sekali

karakteristik yang membedakannya dari institusi sejenis, dimulai dari

budaya perusahaannya sampai dengan karyawannya yang sangat

berorientasi pada nilai-nilai ajaran Islam.

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang berkarakter

lembaga keuangan Islam, BMT memiliki beberapa tahapan, diantaranya

adalah: perencanaan budget untuk dana pendidikan dan pelatihan; tingkat

pendidikan para calon pegawai; keterampilan para tenaga pelaksana

operasional (karyawan); proses rekrutmen melalui beberapa tahapan

Page 25: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

14

proses, metode pelatihan terbaik yang diberikan; sarana dan prasarana;

memberikan kompensasi yang sesuai.

BMT memiliki beberapa metode khusus untuk membentuk para

karyawannya agar lebih berkualitas, di antaranya adalah: pelatihan tentang

MSDM, Management Supervisory, Trainer’s Training, Assesment,

Service Excellent, Domestic Operation, Perbankan Syariah, Financial

Litercy, Basic Financing, dan celestial Management.

Ketiga studi terdahulu di atas memang semuanya menjadikan BMT

sebagai subjek penelitiannya, ini sama halnya dengan penelitian saya yang

menjadikan BMT sebagai subjek penelitian. Meskipun begitu BMT yang saya

teliti ialah BMT ESQ, tidak sama dengan penelitian sebelumnya di atas yakni

BMT Al Munawwarah, BMT Berkah Madani, BMT Al-Fath IKMI, dan BMT

KAS. Selain itu fokus pembahasan kami juga berbeda. Jika yang terdahulu

tersebut mengambil perihal Manajemen Risiko, Penghimpunan DPK, dan

Pengembangan SDM. Saya akan menjadikan Pengelolaan dan Pembagian

Sisa Hasil Usaha sebagai objek penelitian, kemudian dilengkapi dengan studi

kesesuaian penerapannya dengan UU No. 17 Tahun 2012.

Page 26: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

15

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yakni masing-masing ialah pendahuluan,

kajian kepustakaan, data penelitian, analisis terhadap data penelitian, dan

kesimpulan. Berikut uraian sistematika penulisan skripsi ini.

Bab I: Pada bab ini akan dibahas mengenai penjelasan yang berhubungan dengan

masalah BMT, dan UU No. 17 Tahun 2012. Dalam bab ini terdapat latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Bab ini akan menyajikan kajian kepustakaan mengenai pengelolaan,

pembagian SHU dan penilaian kesehatan. Dalam bab ini terdapat landasan

(kerangka) teori.

Bab III: Bab ini menyajikan metode penelitian dan profil BMT ESQ.

Bab IV: Bab ini akan menganalisis kesesuaian antara pengelolaan dan pembagian

SHU UU No. 17 Tahun 2012 dan penerapannya di BMT ESQ.

Bab V: Bab ini merupakan kesimpulan dari pada penelitian oleh skripsi ini. Dan

juga dari kesimpulan tersebut akan disampaikan saran-saran yang dapat berguna

bagi perbaikan di BMT ESQ.

Page 27: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Fay menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan

tujuan berusaha bersama yang terdiri atras mereka yang lemah dan diusahakan

selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri dengan sedemikian

rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai

anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka

terhadap organisasi.1

Margono Djojohadikusumo dalam bukunya yang berjudul “10 Tahun

Koperasi”, mengatakan bahwa koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-

seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan

ekonominya.2

R.S. Soeriaatmadja dalam kuliahnya memberikan definisi koperasi

ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat

sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara

1Muhammad FirdausdanAgusEdhiSusanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori,&Praktek,

(Bogor:PenerbitGhalia Indonesia, 2004), h. 38 - 39. 2Ibid, h. 39.

Page 28: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

17

sukarela masuk untuk sekadar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat

kebendaan atas tanggungan bersama.3

Definisi berikutnya adalah dari Marvin, A. Schaars yang mengatakan

koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan

dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan

oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya.4

Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul “The

Cooperative Movement and some of its Problems” mengatakan koperasi

adalah suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial.5

UU terbaru Tentang Perkoperasian yakni UU No. 17 Tahun 2012

mendefinisikan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang

perseorangan atau badan hukum Koperasi dengan pemisahan kekayaan para

anggotanya sebagai modal untuk menjalankan perusahaan yang memenuhi

aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai

dengan nilai dan prinsip koperasi.6

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diurai bahwa koperasi

adalah perserikatan atas dasar sukarela yang bertujuan memajukan

kesejahteraan ekonomi bersama secara mandiri.

3Ibid.

4Ibid.

5Ibid.

6UU No. 17 Tahun 2012

Page 29: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

18

Dengan demikian koperasi bisa merupakan Badan Hukum Usaha yang

dikelola sendiri oleh para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Keputusan dalam organisasi ini diambil berdasarkan mufakat hasil dari

musyawarah anggota melalui mekanisme Rapat Anggota sebagai pengambil

keputusan tertinggi di koperasi.

2. Identitas Koperasi

Rapat Anggota International Cooperative Alliance (ICA) pada

September 1995, dalam rangka seratus tahun ICA, mengesahkan Pernyataan

ICA mengenai identitas koperasi yang menunjukkan dan mempertegas jatidiri

koperasi. Berikut isi dari identitas koperasi tersebut:

a. Definisi

Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang

bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi

ekonomi, sosial, dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang

dimiliki dan diawasi secara demokratis.

b. Nilai-Nilai

Koperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri,

betanggungjawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan,

dan solidaritas. Berdasarkan tradisi para pendirinya, para anggota koperasi

percaya pada nilai-nilai etis: kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab social

dan peduli pada orang lain.

Page 30: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

19

c. Prinsip-Prinsip

Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi

dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktik.

1) Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka

2) Pengawasan Demokratis oleh Anggota

3) Partisipasi dalam Kegiatan Ekonomi

4) Otonomi dan Kemandirian

5) Pendidikan, Pelatihan, dan Penerangan

6) Kerjasama Antar Koperasi

7) Kepedulian Terhadap Masyarakat

ICA merupakan organisasi persatuan koperasi dunia. Untuk ICA ini

Indonesia diwakili oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Dengan

demikian Indonesia pun juga ikut menggunakan apa-apa yang menjadi

keputusan dari ICA termasuk Identitas Koperasi yang tertuang dalam ICA

Cooperative Identity Statement (ICIS).

3. Perangkat Organisasi Koperasi

Louis A. Allen dalam “Managament and Organization” merumuskan:

organisasi adalah struktur keterkaitan , kekuatan, tujuan, peranan, aktifitas,

komunikasi dan faktor-faktor lain yang ada dalam kerjasama orang-orang.

Mac Grew-Hill merumuskan: organisasi adalah suatu mekanisme dari struktur

yang mampu menggerakkan kerjasama secara efektif.

Page 31: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

20

Organisasi sebagai perangkat dalam mengelola usaha koperasi terdiri

atas penjabaran fungsi-fungsi untuk mengelola usaha dalam organisasi

berupa:Perangkat organisasi; Kewenangan-kewenangan (authorities) dan

sinkronisasinya; Uraian tugas (job description) dan hubungannya antara

petugas-petugas; dan Pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan (implementation)

yang juga meliputi ketentuan-ketentuan tata cara kerja.

a. Rapat Anggota

Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang

tercermin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut

RAT (Rapat Anggota Tahunan).

Fungsi Rapat Anggota adalah:

1) Menetapkan Anggaran Dasar/ART.

2) Menetapkan Kebijaksanaan Umum di bidang organisasi, manajemen

dan usaha koperasi.

3) Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian,

pengurus dan atau pengawas.

4) Menetapkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Koperasi serta pengesahan Laporan Keuangan.

5) Mengesahkan Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus dan Pengawas

dalam melaksanakan tugasnya.

Page 32: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

21

6) Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.

7) Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana pembubaran

Koperasi.7

b. Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan

mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha

koperasi. Pengurus dapat menunjuk manajaer dan karyawan sebagai

pengelola untuk menjalankan fungsi usaha sesuai dengan ketentuan

ketentuan yang ada, sebagaimana jelas tercantum dalam pasal 32 UU

Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil

keputusan RAT Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan

RAT guna memberikan manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus

merumuskan berbagai kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola (Tim

Manajemen) dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut :

1) Mengelola organisasi koperasi dan usahanya.

2) Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta

Rancangan RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Koperasi).

7DeputiBidang SDM Kemenkop KUKM RI, StrukturOrganisasiKoperasi, (t.t: t.p., 2010), h. 2.

Page 33: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

22

3) Menyelenggarakan Rapat Anggota.

4) Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban

Pelaksanaan Tugas.

5) Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib.

6) Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan Pengawas.

7) Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan Masyarakat.

8) Mendelegasikan tugas kepada manajer.

9) Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota.

10) Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota.

11) Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa kepengurusan

pengawas dan pengurus.

12) Mencatat masuk dan keluarnya anggota.

Pengurus koperasi mempunyai fungsi di antaranya adalah :

1) Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi

Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan

tertinggi diwujudkan dalam menentukan tujuan organisasi,

merumuskan kebijakan organisasi, menentukan rencana sasaran serta

program kerja organisasi koperasi, memilih dan mengawasi tindakan-

tindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola usaha

koperasi.

Page 34: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

23

Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi yang

diharapkan dapat membawa perubahan dan pertumbuhan organisasi

dan sekaligus menjadi sumber inisiatif dan inspirasi bagi

pengembangan usaha koperasi. Pada menilai semua hasil kerja

kegiatan-kegiatan pengelolaan koperasi secara operasional yang

menjadi tanggung jawab manajer.

2) Fungsi sebagai penasihat

Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer

maupun bagi para anggota. Bagi para manajer maminta nasihat kepada

pengurus adalah penting sekali artinya, terutama dalam rangka

penjabaran dan penerapan kebijaksanaan operasional dari

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh pengurus.

3) Pengurus sebagai pengawas

Bahwa pengurus merupakan orang yang mendapat

kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan

organisasi

4) Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi

Demi keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi

koperasi, maka pengurus harus:

Page 35: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

24

a) Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam

organisasi;

b) Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif;

c) Memberikan pengarahan kepada para manajer agar koperasi

berjalan secara efektif, professional, dan

d) Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari

organisasi;

e) Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat mengarahkan

berbagai jenis layanan barang-barang atau jasa-jasa yang

dihasilkan oleh koperasi sesuai dengan dinamika pasar dan tingkat

kelayakan maupun profitabilitas usaha.

5) Pengurus sebagai simbol

Langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota

maupun karyawan bersifat persuasif yang menempatkan pengurus

menjadi pemimpin yang memiliki kekuatan dan motivator bagi

pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum dari

organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh pengurus;

pengurus memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara

cermat dalam menunjang kinerja usaha.8

8Ibid, h. 2 – 3.

Page 36: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

25

c. Pengawas

Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi

diangkat dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai

pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU

No.25 Tahun 1992, fungsi tugas dan wewenang pengawas antara lain :

1) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan

Pengurus dan Pengelola Koperasi.

2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

3) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

4) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

5) Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

6) Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat berita

acara pemeriksaannya.

7) Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau

Rapat Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.

8) Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai

dengan keputusan Rapat Anggota.

9) Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.

Keterkaitan antara peran pengawas dan pengurus adalah dalam hal

pelaporan adalah dalam hal pelaporan hasil audit. Pengawas melaporkan

Page 37: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

26

hasil audit dan rekomendasi pelaksanaan kebijakan dan Keputusan Rapat

Anggota yang telah di laksanakan oleh pengurus koperasi baik audit

berkala maupun audit akhir tahun buku. Hasil audit yang dilaporkan dari

pengawas adalah mengenai kesesuaian dan kebenaran data dan informasi

yang dilaporkan dari pengawas adalah mengenai kesesuaian dan

kebenaran data dan informasi yang dilaporkan Pengurus koperasi dengan

bukti – bukti pendukungnya. Adapun beberapa hasil audit yang dilaporkan

pengawas adalah :

1) Pelaksanaan Anggaran Dasar di Koperasi;

2) Pelaksanaan Kepeutusan RAT;

3) Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser,

deskripsi jabatan, dan disiplin kerja);

4) Audit keuangan (ada tidaknya penyimpangan keuangan oleh Pengurus);

5) Audit fisik (inventaris, dan kas).9

4. Manajemen Koperasi

Pada hakikatnya manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu

rangkaian tindakan sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan segala

faktor sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Fungsi-fungsi

manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut.

9Ibid, h. 5.

Page 38: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

27

Perencanaan

Khusus bagi badan usaha koperasi, perlu perencanaan dikatkan

dengan kedudukan para anggotanya, misalnya bagi jenis-jenis koperasi

pemasok dan koperasi penyalur. Para anggota jenis koperasi tersebut

mempunyai wewenang untuk ikut menentukan patokan harga yang akan

ditetapkan badan koperasi tersebut, sehingga perlu dipertimbangkan

alternative-alternatif harga patokan koperasi.

Pengorganisasian

Khusus bagi koperasi perlu pemikiran status dan batas-batas

kewenangan dan hak para anggota koperasi , yaitu adanya “lembaga-

lembaga” rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Ketiga “lembaga”

tersebut merupakan “tripartite” dalam organisasi koperasi, di mana satu

dengan yang lain pelaksanaannya terpisah, namun ketiga-tiganya perlu

dibina satu keutuhan.

Pelaksanaan

Rapat anggota sebagai lapisan teratas akan mengeluarkan

kebijakan-kebijakan koperasi yang harus dilaksanakan pengurus dan pada

gilirannya pengurus selaku pelaksana tertinggi akan mengeluarkan

pedoman-pedoman, instruksi-instruksi kepada lapisan-lapisan ke

bawahnya, dan seterusnya. Demikian pula rapat anggota menerbitkan

Page 39: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

28

kewenangan bagi pengawas untuk mengadakan pantauan (monitoring)

seberapa jauh kebijakan-kebijakan dilaksanakan pengurus.

Bagaimanapun baiknya penugasan kepada lapisan bawahan, jika

tanpa koordinasi antarkelompok.jenis tugas, maka hasilnya tidak akan

memenuhi harapan. Lengkapnya pelaksanaan tugas-tugas harus ada

koordinasi yang rapi, sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran tugas

atau tumpang tindih pekerjaan-pekerjaan. Ini semua harus dijabarkan

dalam pelaksanaan organisasi. Karena itu pada tingkat pelaksanaan atau

kelompok pelaksana harus ada seseorang atau perangkat tertentu yang

mengadakan koordinasi. Hal tersebut akan terlihat dalam bagan

organisasi, di mana ditentukan lapisan-lapisan koordinasi dari pelaksana.

Secara bertingkat koordinasi diperlukan dari level/lapisan pelaksana

paling bawah sampai yag tertinggi.

Pengawasan

Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para

anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan di

luar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang pelaksanaan

kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus.

a. Pengelola (Manajer)

Manajer dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan

fungsi pengelolaan operasional usaha koperasi.

Page 40: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

29

Kewajiban manajer antara lain:

1) Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.

2) Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit-unit

usaha.

3) Membimbing dan mengarahkan tugas-tugas karyawan yang

dibawahnya seefisien mungkin menuju karyawan yang berkualitas.

4) Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau

pemberhentian karyawan dalam lingkungan tugasnya.

5) Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan

kepada pengurus sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang

baru, dan selanjutnya evaluasi sekaligus perencanaan bagi pengurus

untuk disampaikan dalam Rapat Anggota.

6) Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap

akhir bulan and tahun.

7) Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.10

b. Fungsi Utama Manajer

1) Melaksanakan tugas sehari-hari di bidang usaha.

2) Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan organisasi

koperasi.

10

Ibid, h. 5 – 6.

Page 41: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

30

3) Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.11

c. Perlunya Manajer dalam Koperasi

Keberadaan manajer dalam koperasi diharapkan usaha koperasi

akan dapat berkembang lebih maju. Manajer diperlukan bagi koperasi :

1) Untuk mengelola usaha koperasi memerlukan keahlian sesuai dengan

bidang usaha koperasi, selain untuk menunjang fungsi pengurus yang

umumnya dipilih oleh anggota berdasarkan atas kepercayaan.

2) Pengelolaan usaha koperasi memerlukan tindakan yang

berkeseimbangan sepanjang tindakan yangberkesinambungan

sepanjang waktun sejalan dengan keberadaan koperasi itu, sementara

pengurus dipilih untuk jangka waktu tertentu (ada batasan waktu

kepengurusan).

3) Pengurus umumnya tidak dapat mencurahkan tenaga atau pikirannya

secara penuh dalam koperasi, karena biasanya pengurus memiliki

tugas pokoknya, sehingga manajer diperlukan untuk

mengoperasionalisasikan usaha koperasi lebih efektif dan mencapai

tujuannya.12

11

Ibid, h. 6. 12

Ibid.

Page 42: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

31

d. Hubungan Kerja Antara Pengelola dan Pengurus

Antara pengurus dengan manajer harus memiliki kesatuan

pendangan dan kesatuan gerak untuk mengenai usaha koperasi dan

tercapainya tujuan koperasi.

Untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan usaha koperasi

dilakukan tugas dan tanggung jawab sejelas-jelasnya, antara lain :

1) Pertanggung jawaban teknis operasional oleh pengurus diserahkan

kepada manajer, sekalipun pertanggungjawaban terakhir kepada

anggota dilakukan pengurus.

2) Pengurus hanya memutuskan hal-hal yang sifatnya kebijaksanaan,

sedangkan manajer dalam bidang operasionalnya.13

B. Koperasi Syariah

Koperasi Syariah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip

kegiatan, tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan pada syariah Islam yaitu Al-

quran dan Assunnah. Pengertian umum Koperasi syariah adalah badan usaha

koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip syariah. Apabila

koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan

13

Ibid, h. 6 – 7.

Page 43: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

32

operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.14

Koperasi Syariah seperti halnya koperasi konvensional, diperkenankan

memiliki berbagai usaha dengan catatan tidak bertentangan dengan syariah Islam

yang dalam hal keuangan terhindar dari unsur riba, maysir, ghoror, dan

derifatifnya.

1. Nilai-Nilai Koperasi Syariah15

Diadopsi dari 7 nilai bisnis syariah:

a. Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi dan akuntabilitas.

b. Istiqamah yang mencerminkan konsistensi, komitmen dan loyalitas.

c. Tabligh yang mencerminkan transparansi, kontrol, edukatif, dan

komunikatif

d. Amanah yang mencerminkan kepercayaan, integritas, reputasi, dan

kredibelitas.

e. Fathanah yang mencerminkan etos profesional, kompeten, kreatif,

inovatif.

f. Ri‟ayah yang mencerminkan semangat solidaritas, empati, kepedulian,

awareness.

14

___, “KoperasiSyariah”, artikeldiaksespada 23 Januari 14.51 darirumaishaa.wordpress.com/2012/12/27/koperasi-syariah

15Ibid

Page 44: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

33

g. Mas‟uliyah yang mencerminkan responsibilitas.

2. Prinsip-Prinsip Koperasi Syariah16

Prinsip koperasi syariah adalah sama dengan prinsip dari ekonomi

syariah yaitu:

a. Kekayaan adalah amanah Allah SWT yang tidak dapat dimiliki oleh

siapapun secara mutlak;

b. Manusia diberi kebebasan dalam mu‟amalah selama tidak melanggar

ketentuan syari‟ah;

c. Manusia merupakan wakil Allah dan pemakmur di bumi;

d. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk ribawi dan

pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok

orang saja.

3. Dewan Pengawas Syariah

Sebagai bagian dari konsekuensi dari komitmen koperasi syariah

untuk melakukan segala kegiatan pada jalur yang islami, maka secara

struktural diatur bahwa Koperasi Syariah harus pula diawasi oleh Dewan

Pengawas Syariah.

16

Ibid

Page 45: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

34

4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS adalah

Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi,

dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

Saat ini KJKS memiliki landasan regulasi di antaranya PP 60/1959

yang mengatakan terdapat 7 jenis koperasi termasuk di dalamnya terdapat

Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Kemudian UU No.17 Tahun 2012 Tentang

Perkoperasian yang menyebutkan bahwa koperasi dapat menjalankan usaha

atas dasar prinsip ekonomi syariah (Bab IX Pasal 87 Ayat 3).

Selain KJKS yang termasuk ke dalam jenis KSP, koperasi jenis

lainnya seperti Koperasi Serba Usaha (baik yang syariah maupun

konvensional) pun dapat membuka unit usaha jasa keuangan syariah. Dalam

ketentuan Kepmeneg KUKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 disebut

dengan Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS).

UJKS adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha

pembiayaan, investasi dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai

bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.

Page 46: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

35

C. Baitul Mal wat Tamwil (BMT)

1. Pengertian BMT

BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bait

al-mal dan bait at-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha

produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan Antara lain mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, BMT

juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya

sesuai dengan peraturan dan amanatnya.17

Istilah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah penggabungan dari

baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang

kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial). Adapun baitu

tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive.18

BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) atau Koperasi.19

BMT berfungsi sebagai lembaga keuangan dan juga lembaga

ekonomi. Sebagai lembaga keuangan ia bertugas menghimpun dana dari

17

PINBUK, Pedoman Cara Pembentukan BMT Balai-Usaha Mandiri Terpadu. (Jakarta: PINBUK, t.t.), h. 1.

18Hertanti Widodo, dkk., PAS (Panduan Praktis Akuntansi Syariat): Panduan Praktis

Operasional Baitul Mal wat Tamwil (BMT), Jakarta: Penerbit Mizan, 2000, h. 81. 19

Karnaen A. Perwataatmadja. Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha Kami, 1996), h. 216.

Page 47: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

36

masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkan kepada masyarakat (anggota

BMT). Sebagai lembaga ekonomi ia juga berhak melakukan kegiatan

ekonomi, seperti perdagangan, industri, dan pertanian.

Sedangkan berdasarkan pada namanya, BMT memiliki dua fungsi

utama yaitu Bait al-Maal dan Bait at-Tamwil:

a. Bait al-Maal, lembaga yang mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

penyaluran dana yang non-profit, seperti halnya zakat, infak, shodaqoh.

b. Bait at-Tamwil, lembaga yang mengarah pada usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial.20

2. Tujuan dan Prinsip BMT

Tujuan BMT ialah:

a. Menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dan menengah dengan mudah

dan bersih, karena didasarkan pada kemudahan dan bebas bunga/riba.

b. Memperbaiki/meningkatkan taraf hidup masyarakat bawah.

c. Lembaga keuangan alternatif yang mudah diakses oleh masyarakat dan

menengah.21

Prinsip-prinsip utama BMT, yaitu sebagai berikut:22

a. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

20

Tuty Sariwulan, “Baitul Maal wat Tamwil Dipandang dari Sudut Agama serta Sejarah Berdirinya di Indonesia”, Econo Sains Vol. X, No. 1 (Maret 2012): h. 64.

21Ibid, h. 65.

22Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maalwa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, h.

130.

Page 48: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

37

b. Keterpaduan (kaffah).

c. Kekeluargaan (kooperatif).

d. Kebersamaan.

e. Kemandirian.

f. Profesionalisme.

g. Istiqamah.

3. Ciri-Ciri dan Peran BMT

BMT memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:

a. Berorientasi bisnis, mencara laba bersama, meningkatkan pemanfaatan

ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya.

b. Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan

penggunaan zakat, infak, dan sesekah bagi kesejahteraan orang banyak.

c. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat di

sekitarnya.

d. Milik bersama masyarakat kecil bawah dan kecil dari lingkungan BMT itu

sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu.23

Keberadaan BMT setidaknya harus memiliki beberapa peran berikut:24

23

H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h. 184.

24Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta:

Ekonisia, 2003, h. 104.

Page 49: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

38

a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah, aktif

melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem

ekonomi Islam.

b. Melakukan Pembinaan dan pendanaan usaha kecil.

c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir.

d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

4. Sejarah BMT di Indonesia

Berdirinya BMT disebabkan karena tidak menjangkaunya Perbankan

kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) seperti pedagang di pasar tradisional,

pedagang asongan, dan pedagang kaki lima. Padahal justru ekonomi rakyat

kecil inilah yang menjadi mayoritas kalangan usahawan yang ada di

Indonesia. Namun bagaimana pun sebagaimana halnya pengusaha, kalangan

UMK juga butuh suntikan modal untuk mengembangkan atau ada juga untuk

sekedar membuat usahanya tidak mati di keesokan hari.

Segmen inilah yang kemudian digarap oleh individu-individu yang

terkenal dengan sebutan rentenir. Praktik rentenir ternyata tidak menolong

melainkan membuat permasalahan ekonomi rakyat kecil menjadi lebih pelik

dan kompleks. Dari itu urgen diperlukan suatu instansi yang kompeten dan

professional agar dapat benar-benar membantu masyarakat kecil memenuhi

Page 50: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

39

kebutuhannya sekaligus juga yang mendesak yakni membebaskan mereka dari

jerat hutang yang berkepanjangan.

Pada akhir 1980-an BMT perintis sudah mulai beroperasi hingga

pertengahan 1990-an. Mereka memang belum diketahui secara luas oleh

masyarakat, serta masih melayani kelompok masyarakat yang relatif homogen

dengan cakupan geografis yang amat terbatas. Perkembangan pesat dimulai

sejak tahun 1995, dan memperoleh momentum tambahan akibat krisis

ekonomi 1997/1998.

5. Jenis Aktifitas BMT

a. Sosial

Pengelolaan dana sosial seperti zakat, infak, dan shodaqoh (ZIS)

b. Jasa Keuangan

Terkait dengan kegiatan penghimpunan dana (funding) dan

penyaluran dana (financing).

c. Sektor Riil

Merupakan penyaluran dana yang bersifat permanen atau jangka

panjang dengan cara investasi dan penyertaan modal.

Page 51: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

40

6. Perbedaan dengan BMT dan KSP25

Aspek Perbedaan Koperasi Simpan

Pinjam

Koperasi Jasa

Keuangan Syariah

Baitul Maal wa Tamwil

Struktur Organ Pengawas Dewan Pengawas Syariah

Modal Penyetoran modal awal

disetorkan kepada Bank

Pemerintah.

Penyetoran modal awal

disetorkan kepada Bank

Syariah.

Penandatanganan Akta

Koperasi

Selesai rapat

pembentukan langsung

menghadap Notaris untuk

otentitas akta pendirian

Koperasi.

Sebelum menghadap

Notaris, ada koordinasi

dengan PINBUK sebagai

pengembang BMT.

Pendaftaran Status Badan

Hukum

Diajukan kepada Menteri

Koperasi c.q Kepala

Kantor Wilayah

Departemen Koperasi,

Pengusaha Kecil dan

Menengah setempat.

Diajukan Kepada Menteri

Koperasi c.q Deputi

Bidang Kelembagaan

Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah,

Instansi yang

membidangi Koperasi

setempat setelah

mendapat rekomendasi

pejabat setingkat tempat

domisili koperasi yang

bersangkutan.

Konsep Dasar

Operasional

Bunga Bagi Hasil

Penghimpunan Dana a) Tabungan

b) Simpanan Berjangka

a) Wadi‟ah (titipan)

b) Mudharabah

(Simpanan Berjangka)

Penyaluran Dana Utang piutang a) Qardh (Pinjaman)

b) Musyarakah

(Kerjasama)

c) Mudharabah

25

Kaffi Wanatul Ma’wa, “Analisis Perbandingan Antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wa Tamwil”, (Jurnal Hukum S1 Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya, 2013), h. 14.

Page 52: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

41

(Kerjasama)

d) Murabahah

(Kerjasama)

e) Salam (Jual Beli)

f) Istisna (Jual Beli)

g) Ijarah (Sewa)

Fungsi Sosial - Berperan sebagai

penyalur dana Infaq,

Zakat dan Shodaqah

(ZIS) serta maal.

Perjanjian Jaminan Diperbolehkan, sebab

jaminan merupakan

perjanjian tambahan dari

perjanjian pokok yaitu

utang piutang.

Diperbolehkan, pada

prakteknya dengan cara

memisahkan akad dalam

perjanjian. Jadi akad

yang digunakan jaminan

agunan menggunakan

akad Rahn (gadai).

D. Sisa Hasil Usaha

1. Pendapatan Koperasi

Dalam kedudukannya sebagai pemilik, anggota koperasi memberikan

kontribusi modal kepada koperasi. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai

pengguna jasa koperasi, maka anggota koperasi memanfaatkan pelayanan-

pelayanan keoperasi yang diselenggarakan untuk mereka.

Karena makna pendapatan dalam koperasi dan pendapatan dalam

nonkoperasi berbeda, maka konsekuensinya tentu akan melahirkan perbedaan

pula dalam pengertian Antara laba dan SHU.

Kewajiban anggota sebagai pemilik koperasi bukan saja harus

memodali koperasi, tetapi juga harus memberikan kontribusi dalam

keseluruhan biaya tersebut adalah biaya overhead

Page 53: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

42

2. SHU Koperasi

Dalam UU No. 17 Tahun 2012, SHU disebut sebagai Selisih Hasil

Usaha yang terdiri atas Surplus Hasil Usaha dan Defisit Hasil Usaha.

a. Surplus Hasil Usaha

1) Mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat

Anggota, Surplus Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu untuk Dana

Cadangan dan sisanya digunakan seluruhnya atau sebagian untuk:

a) Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh

masing-masing Anggota dengan Koperasi;

b) Anggota sebanding dengan Sertifikat Modal Koperasi yang

dimiliki;

c) pembayaran bonus kepada Pengawas, Pengurus, dan karyawan

Koperasi;

d) pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan Koperasi dan

kewajiban lainnya; dan/atau

e) penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

2) Koperasi dilarang membagikan kepada Anggota Surplus Hasil Usaha

yang berasal dari transaksi dengan non-Anggota.

3) Surplus Hasil Usaha yang berasal dari non-Anggota sebagaimana

dimaksud pada nomor 2) dapat digunakan untuk mengembangkan

usaha Koperasi dan meningkatkan pelayanan kepada Anggota.

Page 54: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

43

b. Defisit Hasil Usaha

1) Dalam hal terdapat Defisit Hasil Usaha, Koperasi dapat menggunakan

Dana Cadangan.

2) Penggunaan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada nomor 1)

ditetapkan berdasarkan Rapat Anggota.

3) Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup

Defisit Hasil Usaha, defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan

pada anggaran pendapatan dan belanja Koperasi pada tahun

berikutnya.

Dalam hal terdapat Defisit Hasil Usaha, anggota wajib menyetor

tambahan Sertifikat Modal Koperasi.

E. Tinjauan Syariah

1. Teori Manajemen dalam Islam

a. Karakteristik Teori

Tidak ada manajemen dalam Islam kecuali ada nilai atau etika

yang melingkupinya, sebagaimana tidak mungkin membangun masyarakat

Muslim tanpa didasari dengan akhlak. Manajemen syariah memiliki

karekteristik sebagai berikut:

Page 55: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

44

Konsen dan terkait dengan falsafah sosial masyarakat Muslim, dan

berhubungan dengan akhlak atau nilai-nilai etika sosial yang dipegang

teguh oleh masyarakat Muslim (variabel etika sosial).

Konsen terhadap variabel ekonomi dan motif materi, dan bekerja

untuk memenuhi kebutuhan fisiologis individu (variabel ekonomi

materi).

Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual serta

memuliakan manusia untuk berpartisipasi dalam aktifitas manajemen

memuliakan segala potensi intelektual, kompetensi dan dimensi

spiritual (variabel kemanusiaan).

Konsen terhadap sistem dan menentukan tanggung jawab dan

wewenang, menghormati kekuasaan dan organisasi resmi,

menghormati struktur organisasi, dan menuntut ketaatan terhadap

kebaikan (variabel perilaku dan sistem).26

b. Konsep Syuro, Musyarakah, dan Menghormati Kemuliaan Manusia

Ini merupakan prinsip yang harus melekat dalam teori manajemen

Islam, saling bermusyawarah dan bekerjasama dalam menyelesaikan

persoalan.27

Allah berfirman:

26

Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 235 – 236.

27Ibid, h. 241.

Page 56: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

45

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu

Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu

bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].

kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

(Ali Imran /3: 159)

c. Konsen terhadap Kekuasaan Resmi, Pengorganisasian, dan Taat

Kepada Kebaikan

Islam telah mengenalkan konsep pengorganisasian dan pentingnya

seorang pemimpin dalam sebuah masyarakat. Kepemimpinan yang

memiliki otoritas untuk mengatur dan memebrikan petunjuk, adalah

sebuah keniscayaan dan perkara yang lazim untuk menjalankan kehidupan

masyarakat dalam berbagai bentuknya.

Dalam konteks Islam, kepemimpinan yang terbentuk dalam

berbagai level manajemen, seharusnya tidak terjadi pertentangan. Karena

mereka didudukkan dalam satu wadah manajemen yang dibangun dengan

konsep syura.

Page 57: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

46

Dalam Islam, perbedaan level pekerjaan dan kepemimpinan

bersandar pada perbedaan ilmu pengetahuan, intelektual, ataupun

pengalaman teknis. Allah berfirman:

Artinya: “Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-

karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya

sendiri, kemudian Dia mengeluarkan piala raja itu dari

karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk

(mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf

menghukum saudaranya menurut undang-undang Raja,

kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat

orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang

yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha

mengetahui.” (Yusuf/11: 76)

Masyarakat Muslim terbentuk berdasarkan kesamaan akidah dan

keyakinan, para pegawai adalah bagian dari anggota masyarakat untuk

menjalankan tugas bagi kemaslahatan bersama. Setidaknya, mereka

memiliki 3 buah kewajiban.

1) Berkontribusi dalam menerapkan hokum dan syariah Islam, sesuai

firman Allah:

Page 58: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

47

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang

ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah

itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang

beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik.” (Ali Imran/3: 110)

2) Menjalankan tugas dengan penuh keikhlasan, sesuai dengan standar

dan prosedur yang ada, dengan sikap penuh amanah dan

bertanggungjawab terhadap Allah, bukan hanya kepada atasan. Jabatan

adalah amanah, perjanjian, dan tanggungjawab. Allah berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak

yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik

(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji;

Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan

jawabnya.” (Al-Isra/17: 34)

3) Taat kepada atasan dengan kebaikan. Ketaatan kepada pemimpin

merupakan persoalan penting untuk mengatur dan menjalankan

kehidupan.28

Alquran mengukuhkan hal ini dalam firman-Nya:

28

Ibid, h. 246 – 248.

Page 59: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

48

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara

kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang

sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al

Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.” (An-Nisa/4: 59)

2. Koperasi dalam Fiqh Muamalah

Koperasi termasuk BMT adalah salah satu dari bentuk perkongsian

yang dalam istilah fiqh muamalah disebut Syirkah atau Musyarakah, yang

memiliki arti terminologis kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal

permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan

pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.29

Koperasi dari segi proses pendiriannya termasuk syirkah amwal;

sedangkan dari segi pengelolaan, koperasi dapat dikelompokkan sebagai

syirkah taushiyah bashithah. Dilihat dari segi kewenangan untuk mengangkat

pengelola/manajemen, koperasi lebih dekat dengan konsep syirkah „abdan.30

Mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun syirkah ada empat, yaitu:

29

Ramat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 183. 30

Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok, Perkembangan Akad Musyarakah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 151.

Page 60: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

49

1) Shighat, ijab kabul.

2) Pihak yang berakad (Pihak Pertama).

3) Pihak yang berakad (Pihak Kedua).

4) Objek yang diakadkan, modal pokok.

Dasar hukum musyarakah adalah Firman Allah:

Artinya: “Dia (Dawud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat

zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk

(ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara

orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yag lain,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu.” Dan

Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon

ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan

bertobat.”(Sad/38: 24)

Syirkah merupakan salah satu institusi bisnis yang telah ada sebelum

Islam. Al-Sayyid Sabiq mempertegas dua hal: pertama, syirkah „inan telah ada

pada saat Nubuwah, para sahabat Nabi SAW ketika itu telah berkongsi untuk

membeli sesuatu, masing-masing sahabat menyerahkan hartanya untuk

membeli barang. Setelah barang yang dimaksud dibeli, kemudian dibagikan

kepada para sahabat secara proporsional.

Page 61: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

50

Kedua, syirkah mudharabah telah ada sebelum Islam yang kemudian

dikokohkan eksistensinya oleh Nabi Muhammad SAW para sahabat telah ber-

mudharabah dengan pihak Yahudi dengan sepengetahuan Nabi SAW; Nabi

SAW tidak menghapuskannya juga tidak melarangnya. Al-Khulafa‟ al-

Rasyidun serta sahabat sesudahnya tidak ada yang melarang praktik syirkah

mudharabah; oleh karena itu, para sahabat melakukan syirkah mudharabah

atas dasar kebiasaan yang sudah dilakukan sebelumnya.31

31

Ibid, h. 49 – 50.

Page 62: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian fenomenologis, yang

menggunakan pendekatan kualitatif dan naturalistik, yang secara induktif dan

holistik memahami pengalaman manusia pada konteks yang khusus.1

Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh Mazhab

Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat fenomenologi menghendaki

pelaksanaan penelitian berdasarkan situasi wajar (natural setting) sehingga kerap

orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistik. 2

Penelitian ini akan meneliti BMT ESQ sebagai subjek penelitian dalam

lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu, peneliti akan sedapat mungkin

berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat pengelolaan

dan pembagian SHU di BMT ESQ, mengamati dan mengikuti alurnya secara apa

adanya (wajar).

1Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009, h. 19. 2Ibid, h. 23 - 24

Page 63: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

52

B. Jenis dan Data Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yang didefinisikan sebagai kajian

yang rinci atas suatu latar atau peristiwa tertentu (Bogdan: 1990). Studi kasus

dalam penelitian ini bertipe Studi Kasus Kolektif. Studi kasus tipe ini

mempelajari dua kasus secara bersamaan, agar dapat meneliti fenomena, populasi,

atau kondisi umum.3

Baik Data Primer maupun Data Sekunder akan penulis kumpulkan untuk

penelitian ini. Data primer tersebut berupa berjenis data lapangan (hasil observasi

dan wawancara) dan data tertulis/rekaman (dokumen tertulis dari pihak BMT

ESQ). Sedangkan Data Sekunder berupa buku literatur dan artikel yang diunduh

dari internet

.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Subjek-Objek Penelitian

Untuk memperoleh catatan lapangan, peneliti akan melaksanakan

wawancara mendalam (in-depth) dan terbuka secara face to face terhadap

informan kunci (key informant) yakni Manajer BMT ESQ, dengan instrument

interview guide sebagai panduan yang telah disiapkan sebelum proses wawancara.

Selain itu penulis juga akan melakukan observasi.

3Ibid, h. 58.

Page 64: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

53

Dalam mengumpulkan data penulis juga akan melakukan penelaahan

terhadap dokumen tertulis yang berasal dari dokumen instansi dan statistik kantor.

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematis semua hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Jenis

observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipan, di mana peneliti

tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti

hanya mengamati dengan mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat

kesimpulan dari kegiatan/aktifitas objek penelitian yang diamati. Observasi

dilakukan kepada pihak BMT ESQ.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan melalui cara wawancara tidak terstruktur yang

diberikan kepada praktisi atau pihak lembaga, berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya tidak disediakan. Tahap pengumpulan data

dengan wawancara dilakukan kepada pihak BMT ESQ.

3. Studi Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami

data atau bahan yang diperoleh dari berbagai literatur seperti majalah, surat

kabar, buku, artikel, internet yang berkaitan dengan pembahasan penelitian

ini.

Page 65: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

54

4. Dokumentasi

Teknik mengumpulkan data yang ditunjukkan pada subjek penelitian.

Studi ini dengan mengamati dokumentasi berupa arsip yang dijadikan objek

penelitian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.

Data-data tersebut merupakan bahan dalam menelusuri pengelolaandan

pembagian SHUsebagai objek penelitian, dari BMT ESQ sebagai subjek

penelitian.

D. Teknik Pengolahan Data dan Metode Analisis

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model analisis data yang

diajukan Huberman dan Miles yang disebut sebagai model interaktif. Model

interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu: reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan

yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data

dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut

analisis (Miles dan Huberman, 1992).4

Analisis data yang bersifat kulaitatif ini adalah suatu proses yang meliputi:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan

4Ibid, h. 147 – 148.

Page 66: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

55

b. Mengumpulkan, memilah, mengklasifikasikan, membuat ikhtisar

c. Berpikir dengan jalan membuat agar data itu mempunyai makna, mencari dan

menemukan pola, hubungan-hubungan, dan temuan-temuan umum.

E. Profil BMT ESQ

BMT ESQ merupakan salah satu unit usaha dari sebuah Koperasi Syariah,

yakni Koperasi 165. Koperasi yang berjenis koperasi serba usaha ini memiliki

tiga unit usaha yaitu Silakop, UJKS BMT, dan Perdagangan.Sebagai Badan

Usaha yang sah diakui Undang-Undang yang ada di RI maka Koperasi ini telah

disahkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia dengan

Akta Pendirian Nomor : 471/BH/MENEG.I/I/2006. Kemudian Koperasi 165 juga

sempat mengubah Anggaran Dasar dengan Akta Perubahan AD Nomor:

166/PAD/M.KUKM.2/IV/2012.

Dengan demikian, maka BMT ESQ termasuk ke dalam kategori Unit Jasa

Keuangan Syariah.Yaitu unit koperasi yang bergerak di bidang usaha

pembiayaan, investasi, simpanan dengan pola bagi hasil (syariah). Anggota yang

memiliki usaha dapat mengajukan pembiayaan. Di samping itu dapat pula

menyimpan dananya pada unit ini dengan prinsip wadiah ataupun mudharabah.

Page 67: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

56

1. Visi dan Misi

Visi:

Terbangunnya Lembaga Keuangan Mikro yang mendukung tercapainya

Indonesia Emas 2020.

Misi:

Terbentuknya BMT ESQ yang professional

Berkembangnya BMT ESQ di daerah-daerah bekerjasama dengan

Korda FKA ESQ

Meningkatnya kesejahteraan anggota binaan BMT ESQ

2. Sasaran

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan BMT ESQ yang

dapat menghasilkan infak untuk digunakan menolong masyarakat yang

kurang beruntung lainnya dan sebagai salah satu upaya membebaskan Menara

165 dari akad ribawi.

Page 68: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

57

3. Produk BMT ESQ

a. Produk Simpanan

Simpanan Wadiah, yaitu anggota menitipkan dananya dengan

akad wadiah yad ad-dhamanah dan mengijinkan Koperasi untuk

mengelola dana tersebut dengan tetap menjamin akan

mengembalikan titipan tersebut bila sewaku-waktu dibutuhkan

anggota yang menitipkan.

Simpanan Mudharabah, yaitu anggota dapat menyimpan

dananya dengan akad mudharabah mutlaqah dimana Koperasi

diberi kekuasaaan penuh mengelola dana dimaksud. Keuntungan

dari pengelolaan dana ini dibagi hasilkan dengan Anggota.

Simpanan Ta’awun 165, yaitu Simpanan sukarela yang

diselenggarakan secara bersama-sama oleh BMT-BMT seluruh

Indonesia dengan prinsip dasar Mudharabah (Bagi Hasil)

Simpanan Wadiah Menara, yaitu Simpanan berjangka selama 5

tahun yang digunakan untuk membebaskan Menara 165 dari akad

riba menjadi akad syariah.Akad simpanan menggunakan prinsip

wadhiah yadh dhamanah (Titipan yang boleh digunakan).

Page 69: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

58

Simpanan Berjangka Investasi Dermawan, yaitu Investasi

berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dengan akad

Mudharabah (bagi hasil).

Simpanan Pendidikan Si Pintar

Simpanan Iedul Fitri & Mudik

Simpanan Iedul Qurban, yaitu Simpanan dalam mata uang

rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah

qurban dan aqiqah. Pelaksanaannya antara lain bekerja sama

dengan Lembaga Kemanusiaan ESQ. Akad yang digunakan

Mudharabah (bagi hasil).

Simpanan Haji

b. Produk Pembiayaan

Murabahah, yaitu fasilitas pembiayaan dengan system jual beli

untuk membeli barang consumer dimana Koperasi mendapatkan

jasa, dimana anggota dapat mengangsur dengan nilai tetap selama

jangka waktu yang disepakati.

Mudharabah, yaitu dimana modal kerja yang dibutuhkan

anggota seluruhnya berasal dari Koperasi dengan kesepakatan bagi

hasil.

Page 70: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

59

Musyarakah, yaitu kerjasama penyertaan dana antara Koperasi

dengan anggota untuk keperluan modal kerja dengan kesepakatan

bagi hasil.

Ijarah

Qordhul Hasan

4. Pengelolaan BMT ESQ

Pengelolaan BMT ESQ terpisah dari dua unit usaha lainnya yang ada

di Koperasi Syariah 165. Setiap unit usaha pada Koperasi 165 memiliki tim

pengelolanya sendiri, begitu halnya pula pada BMT ESQ.

Pengelola tersebut bukanlah berasal dari kalangan pengurus,

melainkan hasil dari penunjukkan langsung dari Direktur BMT ESQ tanpa

meminta persetujuan dari Rapat Anggota.

Pengelola BMT ESQ saat ini berjumlah 3 (tiga) orang yang masing-

masing memegang posisi:

a. Pengelola Harian dan Akunting.

b. Teller dan Customer Service.

c. Marketing.

Page 71: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

60

BAB IV

PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI BMT ESQ

MENURUT UU NO. 17 TAHUN 2014

A. Pengelolaan dan Pembagian SHU KJKS Menurut UU No. 17 Tahun 2012

Pengelolaan kegiatan Koperasi Simpan Pinjam dilakukan oleh Pengurus

atau pengelola professional berdasarkan standar kompetensi. Pengawas dan

Pengurus Koperasi Simpan Pinjam harus memenuhi persyaratan standar

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri. Pengawas dan Pengurus

Koperasi Simpan Pinjam dilarang merangkap sebagai Pengawas, Pengurus, atau

pengelola Koperasi Simpan Pinjam lainnya.

Koperasi Simpan Pinjam wajib menerapkan prinsip kehati-hatian. Dalam

memberikan Pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib mempunyai keyakinan

atas kemampuan dan kesanggupan peminjam untuk melunasi Pinjaman sesuai

dengan perjanjian. Dalam memberikan Pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib

menempuh cara yang tidak merugikan Koperasi Simpan Pinjam dan kepentingan

penyimpan. Koperasi Simpan Pinjam wajib menyediakan informasi mengenai

kemungkinan timbulnya risiko kerugian terhadap penyimpan. Koperasi Simpan

Pinjam dilarang melakukan investasi usaha pada sector riil.Koperasi Simpan

Page 72: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

61

Pinjam yang menghimpun dana dari Anggota harus menyalurkan kembali dalam

bentuk Pinjaman kepada Anggota.

Koperasi Simpan Pinjam wajib menjamin Simpanan Anggota. Pemerintah

dapat membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam untuk

menjamin Simpanan Anggota. Lembaga Penjamin Koperasi Simpan Pinjam

menyelenggarakan program penjaminan Simpanan bagi Anggota Koperasi

Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam yang memenuhi persyaratan dapat

mengikuti program penjaminan Simpanan. Ketentuan mengenai Lembaga

Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Koperasi Simpan Pinjam diatur dengan

Peraturan Pemerintah. Namun karena saat ini PP tesebut belum terbit, maka untuk

KSP berbasis syariah yang dikenal dengan KJKS, masih menggunakan regulasi

lama yakni Kepmeneg KUKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004.

1. Pengelolaan

a. Pengelolaan KJKS

Berikut adalah pon-poin peraturan Pengelolaan KJKS:

1) Pengelolaan KJKS dilakukan oleh pengurus yang bertanggung jawab

kepada Rapat Anggota.

Page 73: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

62

2) Pengurus KJKS mengangkat tenaga pengelola, maka tugas

pengelolaan teknis Koperasi Jasa Keuangan Syariah diserahkan

kepada pengelola yang ditunjuk pengurus menjalankan tugas

perencanaan kebijakan strategis, pengawasan dan pengendalian.

3) Pengawas bisa diangkat atau tidak perlu diangkat sesuai dengan

kebutuhan dan keputusan Rapat Anggota KJKS yang bersangkutan.

4) Apabila KJKS tidak mengangkat pengawas, maka tugas pengawasan

dilakukan oleh pengurus.

5) Pengelola KJKS harus bekerja purna waktu.

6) Apabila pengurus mengangkat tenaga pengelola maka pengurus atau

anggota pengurus tidak boleh merangkap sebagai pengelola.

Apabila pengelola adalah perorangan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan atau

dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana;

2) memiliki akhlak dan moral yang baik;

3) mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti

pelatihan keuangan Syariah atau magang di lembaga keuangan

syariah.

Page 74: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

63

Dalam hal pengelola lebih dari satu orang, harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah pengelola

wajib mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti

pelatihan dibidang keuangan Syariah atau magang di lembaga

keuangan syariah;

2) di antara pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai

derajat kesatu menurut garis lurus kebawah maupun kesamping.

Apabila pengelola adalah badan usaha, harus memenuhi

persyaratan minimal sebagai berikut:

1) memiliki kemampuan keuangan yang memadai;

2) memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik.

b. Pengelolaan UJKS

Berikut adalah pon-poin peraturan Pengelolaan KJKS:

1) Pengelolaan Unit Jasa Keuangan Syariah dilakukan secara terpisah

dari unit lainnya dalam koperasi yang bersangkutan.

2) Pengurus koperasi wajib mengangkat pengelola atau menugaskan

salah satu dari pengurusnya sebagai pengelola.

Page 75: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

64

3) Apabila pengurus koperasi merangkap sebagai pengelola Unit Jasa

Keuangan Syariah, maka pengurus yang bersangkutan tidak

diperbolehkan melakukan kegiatan pada unit usaha lainnya.

4) Apabila pengurus telah mampu mengangkat seluruh tenaga pengelola,

maka pengurus tidak boleh merangkap sebagai pengelola.

Apabila pengelola adalah perorangan, harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1) Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan atau

dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana dibidang keuangan;

2) Memiliki ahlak dan moral yang baik;

3) Mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti

pelatihan keuangan Syariah atau magang di lembaga keuangan

syariah.

Apabila pengelola lebih dari satu orang, harus memenuhi

persyaratan.

1) paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah pengelola

wajib mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti

pelatihan dibidang keuangan Syariah atau magang di lembaga

keuangan syariah;

Page 76: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

65

2) diantara pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai

derajat kesatu menurut garis lurus kebawah maupun kesamping.

Apabila pengelola tersebut adalah Badan Usaha, harus memenuhi

persyaratan minimal sebagai berikut :

1) memiliki kemampuan keuangan yang memadai;

2) Memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik;

3) Memiliki pengalaman mengelola lembaga keuangan syariah.

c. Penyelenggaraan UJKS pada KSP/USP Koperasi

1) Koperasi simpan pinjam dapat menjalankan usaha jasa keuangan

syariah dengan cara membuka unit atau divisi layanan syariah.

2) Unit atau divisi layanan syariah merupakan unit pada koperasi yang

dilakukan sesuai dengan keputusan ini.

3) Apabila suatu USP Koperasi bermaksud menyelenggarakan jasa

keuangan syariah, maka USP yang bersangkutan wajib menutup

kegiatannya dan membentuk Unit Jasa Keuangan Syariah setelah

terlebih dahulu memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam

keputusan ini.

Page 77: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

66

4) Apabila USP ingin menyelenggarakan kegiatan dua sistem, maka USP

yang bersangkutan harus memisahkan diri dari kegiatan koperasi yang

menjadi induknya dan membentuk koperasi baru dan memiliki badan

hukum yang terpisah dari koperasi sebelumnya, setelah terlebih dahulu

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4, dan

Pasal 5.

d. Penggunaan Nama

Koperasi yang melaksanakan jasa keuangan pola syariah dan telah

mendapatkan pengesahan akta pendirian atau pengesahan perubahan

anggaran dasar, wajib menggunakan nama Koperasi Jasa Keuangan

Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah pada papan nama, stempel serta

kop surat yang digunakan dalam melakukan usahanya.

2. Pembagian SHU

Berikut adalah pon-poin peraturan Pembagian SHU KJKS:

a. Pembagian dan penggunaan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Jasa

Keuangan Syariah harus diputuskan oleh Rapat Anggota.

b. Pembagian SHU sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah dikurangi

dana cadangan dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

sebagai berikut:

Page 78: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

67

1) dibagikan kepada anggota secara adil berimbang berdasarkan jumlah

dana yang tertanamkan sebagai modal sendiri pada koperasi dan nilai

transaksi;

2) membiayai pendidikan dan latihan serta peningkatan keterampilan

bagi pengurus, pengawas, pengelola dan karyawan koperasi;

3) insentif bagi pengelola dan karyawan;

4) keperluan lain dalam menunjang kegiatan koperasi;

5) pembagian dan penggunaan SHU dilakukan dengan memasukkan

komponen kewajiban (potongan) zakat atas Badan Usaha Koperasi

dan zakat atas perorangan sebelum dibagikan kepada anggota yang

bersangkutan.

c. Pendapatan Unit Jasa Keuangan Syariah setelah dikurangi biaya

penyelenggaraan kegiatan unit yang bersangkutan dipergunakan untuk

keperluan sebagai berikut:

1) dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan nilai

transaksi;

2) pemupukan modal Unit Jasa Keuangan Syariah;

3) membiayai kegiatan lain yang menunjang Unit Jasa Keuangan

Syariah, sebagai berikut:

Page 79: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

68

a) bagian untuk koperasinya;

b) anggota yang bertransaksi;

c) zakat.

B. Pengelolaan danPembagian SHU di BMT ESQ

Pengelolaan BMT ESQ dilakukan secara terpisah dari unit lainnya yang

ada dalam Koperasi Syariah 165. Tim pengelola tersebut berasal dari luar

kepengurusan yang dtiunjuk kemudian diangkat oleh pihak pengurus koperasi.

Para pengelola BMT ESQ ini bertanggungjawab kepada Direktur Eksekutif

Koperasi Syariah 165. Di antara masing-masing pejabat pengelola tersebut tidak

satu pun yang merangkap peran sebagai pengurus Koperasi Syariah 165.

Pengelola BMT ESQ terdiri 4 orang yang masing-masing memegang

tugas:

1. Rudi Sugiarto, S.E.Sy.: Penanggungjawab Pengelola Harian;

2. Khaerani: Akunting;

3. Dwi Meilani: Teller;

4. Yusuf Ali Siregar, S.Kom.: Marketing.

Page 80: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

69

Rudi Sugiarto memiliki latar belakang pendidikan S1 program studi

Perbankan Syariah, sedangkan Khaerani masih berkuliah S1 Akuntansi, Dwi

Meilanimasih SMK Jurusan Akuntansi, dan Yusuf Ali Siregar memiliki

pendidikan S1 Teknik Informatika. Selain itu dua di Antara mereka yakni Rudi

Sugiarto dan Khaerani pernah mengikuti Pelatihan Lembaga Keuangan Syariah

yang digelar oleh Lembaga Kemanusiaan ESQ. Dan di antara keempat orang

pengelola BMT ESQ ini tidak memiliki hubungan keluarga.

Pada stempel dan kop surat yang digunakan dalam melakukan usahanya,

digunakan nama “BMT ESQ”.

Pendapatan BMT ESQ setelah dikurangi biaya penyelenggaraan kegiatan

unit yang bersangkutan dipergunakan untuk keperluan sebagai berikut:

4) dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan nilai transaksi;

5) pemupukan modal BMT ESQ;

6) membiayai kegiatan lain yang menunjang BMT, sebagai berikut:

d) bagian untuk Koperasi Syariah 165;

e) anggota yang bertransaksi;

f) zakat.

Page 81: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

70

Setelah laporan keuangan BMT ESQ dan laporan keuangan seluruh unit

usaha di Koperasi Syariah 165 dikonsolidasikan, selanjutnya pembagian dan

penggunaan Sisa Hasil Usaha di Koperasi Syariah 165 diputuskan oleh para

anggotanya melalui Rapat Anggota. Menurut Anggaran Dasar Koperasi Syariah

165, SHU tersebutdibagikan dengan ketentuan:

1) 25% untuk Dana Cadangan Koperasi

2) 50% untuk Anggota Berjasa dan Penyimpanan

3) 10% untuk Dana Kesejahteraan Karyawan

4) 15% untuk Dana Pendidikan

5) 2,5% untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja

6) 2,5% untuk Dana Sosial

Jadi, laporan keuangan BMT ESQ sebagai UJKS akan terlebih dahulu

dikonsolidasikan dengan laporan keuangan unit usaha lainnya yang ada di Koperasi

Syariah 165. Dari itulah keuntungan seluruh unit usaha dapat disatukan menjadi SHU

untuk diputuskan dibagikan atau tidaknya oleh para anggota Koperasi Syariah 165

melalui Rapat Anggota.

Page 82: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

71

C. Penerapan UU No. 17 Tahun 2012 pada Pengelolaan dan Pembagian

SHU/Penggunaan Pendapatan di BMT ESQ

Pengelolaan BMT ESQ dilakukan secara terpisah dari unit lainnya yang

ada dalam Koperasi Syariah 165, seperti yang dikatakan oleh Penanggungjawab

Pengelola Harian BMT ESQ, “Secara manajemen masih satu payung badan

hukum koperasi. Secara pencatatan akuntansi terpisah antara Koperasi dan

BMT, nantinya dikonsolidasi jadi satu laporan di Rapat Anggota. Koperasi itu di

bawahnya ada unit jasa keuangan syariah dan unit non-jasa keuangan seperti

perdagangan. Jadi BMT ini sebagai unit bisnis dari koperasi yang khusus

kegiatannya simpan pinjam”.1 Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang

berbunyi, “Pengelolaan Unit Jasa Keuangan Syariah dilakukan secara terpisah

dari unit lainnya dalam koperasi yang bersangkutan.”2

Tim pengelola BMT ESQ berasal dari luar kepengurusan yang ditunjuk

kemudian diangkat oleh pihak pengurus koperasi. Hal ini telah sesuai dengan

ketentuan yang berbunyi, “Pengurus koperasi wajib mengangkat pengelola atau

menugaskan salah satu dari pengurusnya sebagai pengelola.”3

Di antara masing-masing pejabat pengelola tersebut tidak satu pun yang

merangkap peran sebagai pengurus Koperasi Syariah 165, seperti yang dikatakan

oleh Penanggungjawab Pengelola Harian BMT ESQ, “Semua ditunjuk dari luar

1 Wawancara Pribadi dengan Rudi Sugiarto. Jakarta, 3 Maret 2014.

2Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004

3 Ibid

Page 83: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

72

pengurus, mulai dari Direktur.”4 Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang

berbunyi, “Apabila pengurus telah mampu mengangkat seluruh tenaga

pengelola, maka pengurus tidak boleh merangkap sebagai pengelola.”5

Rudi Sugiarto memiliki latar belakang pendidikan S1 program studi

Perbankan Syariah, sedangkan Khaerani masih berkuliah S1 Akuntansi, Dwi

Meilani masih bersekolah di SMK Jurusan Akuntansi danYusuf Ali Siregar

memiliki gelar S1 Jurusan Teknik Informatika. Selain itu dua di Antara mereka

yakni Rudi Sugiarto dan Khaerani pernah mengikuti Pelatihan Lembaga

Keuangan Syariah yang digelar oleh Lembaga Kemanusiaan ESQ. Hal ini telah

sesuai dengan ketentuan yang berbunyi, “Paling sedikit 50% (lima puluh

perseratus) dari jumlah pengelola wajib mempunyai keahlian dibidang keuangan

atau pernah mengikuti pelatihan dibidang keuangan Syariah atau magang di

lembaga keuangan syariah.”6

Di antara 4 orang pengelola BMT ESQ ini tidak memiliki hubungan

keluarga. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang berbunyi, “Diantara

pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kesatu

menurut garis lurus kebawah maupun kesamping.”7

4 Wawancara Pribadi dengan Rudi Sugiarto. Jakarta, 3 Maret 2014.

5Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004

6 Ibid

7 Ibid

Page 84: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

73

Pada stempel dan kop surat yang digunakan dalam melakukan usahanya,

digunakan nama “BMT ESQ”, seperti yang dikatakan oleh Penanggungjawab

Pengelola Harian BMT ESQ, “Kita di stempel „BMT ESQ‟ saja, di kop surat

juga.”8 Hal ini belum sesuai dengan ketentuan yang berbunyi, “Koperasi yang

melaksanakan jasa keuangan pola syariah dan telah mendapatkan pengesahan

akta pendirian atau pengesahan perubahan anggaran dasar, wajib menggunakan

nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa keuangan Syariah pada

papan nama, stempel serta kop surat yang digunakan dalam melakukan

usahanya.”9

Pendapatan BMT ESQ setelah dikurangi biaya penyelenggaraan kegiatan,

dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan nilai transaksi;

digunakan untuk pemupukan modal BMT ESQ; dan membiayai kegiatan lain

yang menunjang BMT seperti bagian untuk Koperasi Syariah 165, anggota yang

bertransaksi, dan zakat. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang berbunyi:

Pendapatan Unit Jasa Keuangan Syariah setelah dikurangi biaya

penyelenggaraan kegiatan unit yang bersangkutan dipergunakan

untuk keperluan sebagai berikut :

a. dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan

nilai transaksi;

8 Wawancara Pribadi dengan Rudi Sugiarto. Jakarta, 3 Maret 2014.

9Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004

Page 85: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

74

b. pemupukan modal Unit Jasa Keuangan Syariah;

c. membiayai kegiatan lain yang menunjang Unit Jasa Keuangan

Syariah , sebagai berikut :

1) bagian untuk koperasinya;

2) anggota yang bertransaksi;

3) zakat.10

Setelah laporan keuangan BMT ESQ dan laporan keuangan seluruh unit

usaha di Koperasi Syariah 165 dikonsolidasikan, selanjutnya pembagian dan

penggunaan Sisa Hasil Usaha di Koperasi Syariah 165 diputuskan oleh para

anggotanya melalui Rapat Anggota. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang

berbunyi, “Pembagian dan penggunaan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Jasa

Keuangan Syariah harus diputuskan oleh Rapat Anggota.”11

Menurut Anggaran Dasar Koperasi Syariah 165, SHU tersebut dibagikan

dengan ketentuan 25% untuk Dana Cadangan Koperasi; 50% untuk Anggota

Berjasa dan Penyimpanan; 10% untuk Dana Kesejahteraan Karyawan; 15% untuk

Dana Pendidikan; 2,5% untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja; dan 2,5% untuk

Dana Sosial.Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang berbunyi:

10

Ibid 11

Ibid

Page 86: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

75

Pembagian SHU sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah

dikurangi dana cadangan dipergunakan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku sebagai berikut :

a. dibagikan kepada anggota secara adil berimbang berdasarkan

jumlah dana yang tertanamkan sebagai modal sendiri pada

koperasi dan nilai transaksi;

b. membiayai pendidikan dan latihan serta peningkatan

keterampilan bagi pengurus, pengawas, pengelola dan

karyawan koperasi;

c. insentif bagi pengelola dan karyawan;

d. keperluan lain dalam menunjang kegiatan koperasi;

e. pembagian dan penggunaan SHU dilakukan dengan

memasukkan komponen kewajiban (potongan) zakat atas

Badan Usaha Koperasi dan zakat atas perorangan sebelum

dibagikan kepada anggota yang bersangkutan.12

Namun, meskipun secara normatif telah sesuai, secara praktiknya

Koperasi 165 tidak melaksanakannya. Yang terjadi adalah seluruh SHU

dimasukkan ke Dana Modal Cadangan.

12

Ibid

Page 87: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

76

BMT ESQ selama ini belum sepenuhnya mentaati peraturan yang dibuat

pemerintah agar aktifitas menjadi tertib. Masih ada beberapa poin yang harus

dipenuhi oleh BMT ESQ agar operasional menjadi lebih baik di mata hukum.

Sesuai TidakSesuai

1. Pengelolaan UJKS

terpisah dari unit lainnya

dalam koperasi.

2. Pengurus

koperasimengangkat

pengelola.

3. Pengurus tidak merangkap

sebagai pengelola.

4. 50% dari pengelola

mempunyai keahlian

dibidang keuangan atau

pernah mengikuti

pelatihan dibidang

keuangan Syariah.

5. Diantara pengelola tidak

mempunyai hubungan

keluarga.

1. Tidak menggunakan nama

UJKS pada papan nama,

stempel serta kop surat

2. Laba tidak dipergunakan

untuk dibagikan kepada

anggota secara berimbang

berdasarkan nilai

transaksi; pemupukan

modal; bagian untuk

koperasinya; zakat.

Page 88: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Menurut regulasi yang berlaku, pengelolaan UJKS dilakukan secara terpisah

dari unit lainnya dalam koperasi yang bersangkutan. Pengurus koperasi wajib

mengangkat pengelola atau menugaskan salah satu dari pengurusnya sebagai

pengelola.

Paling sedikit 50% dari jumlah pengelola wajib mempunyai keahlian

di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan di bidang keuangan

syariah atau magang di lembaga keuangan syariah. Di antara pengelola tidak

boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kesatu menurut garis

lurus ke bawah maupun ke samping.

Koperasi yang melaksanakan jasa keuangan pola syariah dan telah

mendapatkan pengesahan akta pendirian atau pengesahan perubahan anggaran

dasar, wajib menggunakan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit

Jasa keuangan Syariah pada papan nama, stempel serta kop surat yang

digunakan dalam melakukan usahanya.

Page 89: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

78

Pendapatan UJKS setelah dikurangi biaya penyelenggaraan kegiatan

unit yang bersangkutan dibagikan kepada anggota secara berimbang

berdasarkan nilai transaksi;pemupukan modal UJKS; membiayai kegiatan lain

yang menunjang UJKS, seperti bagian untuk koperasinya;anggota yang

bertransaksi; dan zakat.

2. Pengelolaan BMT ESQ dilakukan secara terpisah dari unit lainnya yang ada

dalam Koperasi Syariah 165. Tim pengelola tersebut berasal dari luar

kepengurusan yang ditunjuk kemudian diangkat oleh pihak pengurus

koperasi.

Pengelola BMT ESQ terdiri 4 orang. Satu orangmemiliki latar

belakang pendidikan S1 program studi Perbankan Syariah. Selain itu dua di

antara mereka pernah mengikuti Pelatihan Lembaga Keuangan Syariah. Dan

di antara keempat orang pengelola BMT ESQ ini tidak memiliki hubungan

keluarga.

Pada stempel dan kop surat yang digunakan dalam melakukan

usahanya, digunakan nama “BMT ESQ”.

Pendapatan BMT ESQ dipergunakan untuk dibagikan kepada anggota

secara berimbang berdasarkan nilai transaksi; pemupukan modal BMT ESQ;

membiayai kegiatan lain yang menunjang BMT, seperti bagian untuk

Koperasi Syariah 165; anggota yang bertransaksi; dan zakat.

Page 90: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

79

3. Kecuali pada stempel serta kop surat yang menggunakan nama “BMT ESQ”

yang belum sesuai dengan regulasi, dan penggunaan SHU yang

keseluruhannya dimasukkan ke Dana Modal Cadangan. Hal-hal mengenai

pengelolaan dan penggunaan pendapatan/pembagian SHU di BMT ESQ

lainnya telah sesuai dengan regulasi yang berlaku.

B. Saran

Untuk perbaikan pengelolaan di BMT ESQ, penulis memiliki beberapa

saran yang dapat dilaksanakan oleh yang bersangkutan di antaranya:

1. Mempertahankan hal-hal mengenai Pengelolaan dan Pembagian

SHU/Penggunaan Pendapatan BMT ESQ di atas yang telah sesuai dengan

peraturan.

2. Menggunakan nama “Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)” pada papan nama,

stempel serta kop surat yang digunakan dalam melakukan usaha.

3. Memberikan pelatihan jasa keuangan syariah kepada personel pengelola,

khususnya kepada yang belum pernah mengikuti pelatihan dan tidak memiliki

latar pendidikan ekonomi syariah.

4. Memasang papan nama dan petunjuk lainnya sebagai alat promosi serta

petunjuk untuk memudahkan bagi yang ingin mengunjungi BMT ESQ.

5. Mentaati seluruh ketentuan AD/ART yang telah disepakati anggota.

Page 91: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

80

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM

dan UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pres, 2009.

Amin, A. Riawan. The Celestial Management. Jakarta: Senayan Abadi Publishing,

2008.

Arif, M. Nur Rianto Al. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis dan

Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.

Djazuli, H. A. dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susanto. Perkoperasian: Sejarah, Yeori, &

Praktek. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.

Hasanudin, Maulana dan Jaih Mubarok. Perkembangan Akad Musyarakah. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2012.

Hendrajogi. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Jumantoro, Ibrahim. “Kesesuaian Syariah Produk Pembiayaan Murabahah

Berdasarkan Mekanisme Akad, Accounting serta Penghitungan Margin yang

Diterapkan (Studi Kasus pada LKM Maju Makmur Purwokerto)”. Skripsi S1

Page 92: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

81

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013.

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk

PelaksanaanKegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Madjid, Baihaqi Abd. dan Rasyid, Saifuddin A., Ed. Paradigma Baru Ekonomi

Kerakyatan Sistim Syari’ah: Perjalanan Gagasan & Gerakan BMT di

Indonesia (Baitul Maal wat Tamwil).Jakarta: PINBUK, 2000.

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2013.

Nur, Turiman Fachturahman. ”Penerapan Peraturan Kebijakan dalam Hukum Tata

Pemerintahan“.Artikel diakses pada 5 Januari 2014 dari

rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/05/penerapan-peraturan-

kebijakan-dalam.html.

Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman, Soedjodono. Ekonomi Skala

Kecil/Menengah & Koperasi. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.

Pusat Bahasa Depdiknas RI.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008.

Page 93: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

82

Rinda Astuti. Penilaian Kesehatan Keuaa: Penerngan pada Kospin Jasa Syariah

Pekalongan sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah. (Jurnal Penelitian

Vol.8, No. 1, Mei 2011. h. 131 – 156).

Sani, Syahrul. “Deadline 3 Tahun Koperasi Simpan Pinjam Wajib Aplikasikan UU

17 Tahun 2012”. Artikel diakses pada 21 April 2014 dari

rri.co.id/index.php/berita/54738/Deadline-3-Tahun-Koperasi-Simpan-Pinjam-

Wajib-Aplikasikan-UU-17-Tahun-2012#.U1SWwfKjZLs.

Sariwulan, Tuty. “Baitul Maal wat Tamwil Dipandang dari Sudut Agama serta

Sejarah Berdirinya di Indonesia”. EconoSainsVol. X. No. 1 (Maret 2012): h.

64 – 70.

Sariwulan, Tuty. “Baitul Maal wat Tamwil Dipandang dari Sudut Agama serta

Sejarah Berdirinya di Indonesia”. EconoSainsVol. X, No. 1 (Maret 2012).

Sinaga, Pariaman, dkk., ed. Koperasi dalam Sorotan Peneliti. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2008.

Sinn, Ahmad Ibrahim Abu. Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan

Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.

Sleman: Ekonisia, 2007.

Page 94: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

83

Sugianto. “Denyut Koperasi Syariah”. Artikel diakses pada 4 Januari 2013

dariwww.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=94

8:denyut-koperasi-syariah&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98.

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

Widodo, Hertanto, dkk. PAS (Panduan Akuntansi Syariat): Panduan Praktis

Operasional Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Jakarta: Penerbit Mizan, 2000.

Page 95: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

HASIL WAWANCARA

Narasumber

Nama : Rudi Sugiarto, S.E.Sy.

Jabatan : Penanggungjawab Pengelola Harian

Tempat : Kantor BMT ESQ

Waktu : 14.00 – 15.00

Hari, Tanggal : Senin, 3 Maret 2014

1. Apakah pengelolaan BMT ESQ dilakukan secara terpisah dari unit lainnya dalam

Koperasi Syariah 165?

Secara manajemen masih satu payung badan hukum koperasi. Secara pencatatan

akuntansi terpisah antara Koperasi dan BMT, nantinya dikonsolidasi jadi satu laporan di

Rapat Anggota. Koperasi itu di bawahnya ada unit jasa keuangan syariah dan unit non-

jasa keuangan seperti perdagangan. Jadi BMT ini sebagai unit bisnis dari koperasi yang

khusus kegiatannya simpan pinjam.

2. Apakah pengelola BMT ESQ diangkat oleh pengurus Koperasi Syariah 165?

Betul. Karena BMT sebagai unit usaha Koperasi.

3. Apakah pengelola BMT ESQ ada yang merangkap sebagai Pengurus Koperasi

Syariah 165?

Tidak ada. Semua ditunjuk dari luar pengurus, mulai dari Direktur.

4. Berapakah jumlah pengelola BMT ESQ?

Ada empat.

Page 96: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

5. Berapa persen dari jumlah pengelola mempunyai keahlian di bidang

keuangan atau pernah mengikuti pelatihan di bidang keuangan syariah atau

magang di lembaga keuangan syariah?

Dari segi pengelola, memang masih minim untuk masalah ilmu terkait kelembagaan

keuangan, memang masih perlu ditingkatkan. Sekitar 50%.

6. Apakah di antara pengelola mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kesatu

menurut garis lurus ke bawah maupun ke samping?

Tidak ada hubungan keluarga. Ada satu keluarga, keluarga muslim.

7. Apakah BMT ESQ menggunakan nama ‘Unit Jasa Keuangan Syariah’ pada papan

nama, stempel , dan kop suratyang digunakan dalam melakukan usahanya?

Ini tidak muncul, kita di stempel ‘BMT ESQ’ saja, di kop surat juga.

8. Apakah pembagian dan penggunaan Sisa Hasil Usaha Koperasi Syariah 165

diputuskan oleh Rapat Anggota?

Iya, pasti.

Ttd,

Rudi Sugiarto, S.E.Sy.

Page 97: PENGELOLAAN DAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25091/1/BURHANI... · UNDANG NO. 17 TAHUN 2012. Skripsi . Diajukan untuk memenuhi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama :Burhani Ash-shiddiqi

NIM :107046101892

Tempat, TanggalLahir : Cirebon, 30 Oktober 1989

Alamat : Jl. Kesehatan VI No.27b RT.008/RW.011 Bintaro,

Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12330.

No. Hp. : 085693514375

Nama Ayah :NurIbad

NamaIbu :SitiHikayahSetiawati

Alamat Orang Tua :idem

No. Hp. Orang Tua : 08128820694

Ttd,

Burhani Ash-shiddiqi