pengaruh_efektivitas_penerapan_absensi_f.pdf
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
1/183
PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI
FI NGER PRINTTERHADAP DISIPLIN PEGAWAINEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN LEBAK
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen PublikProgram Studi Ilmu administrasi Negara
Oleh:
Erna Maeyasari
NIM. 082037
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
2012
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
2/183
ABSTRAK
Erna Maeyasari. NIM 6661082037. Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi
Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah
Kabupaten Lebak. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.2012. 155 halaman + 15
lampiran. Pembimbing I Yeni Widyastuti S.Sos,. M.Si. Pembimbing II Rina
Yulianti.,S.IP.,M.Si.
Kata Kunci :Disiplin, Efektivitas,Finger Print.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektipan penerapankehadiran elektronik dengan Finger Print terhadap kedisiplinan Pegawai Negeri
Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang
diterapkan pada 164 sampel yang diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel
jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil
penelitian ini adalah Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print di Sekretariat
Daerah Kabupaten Lebak 76,9 persen dengan tingkat Disiplin Pegawai Negeri
Sipil Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak sebesar 80,5 persen dan terdapat
pengaruh pada keefektifan penerapan absensi Finger Print terhadap disiplin
Pegawai Negeri Sipil sebesar 35,2 persen. Selanjutnya, diketahui terdapat
hubungan yang sedang dan signifikan dengan uji koefisien korelasi thitung0,593 >ttabel 0,148, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai dapat dilakukan
dengan menerapkan absensi Finger Print dan sikap tegas dari pimpinan. Saran
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan disiplin pegawai hendaknya pihak
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak selalu memantau, memperbaiki pelaksanaan
sistem absensi yang sudah ada dan hendaknya lebih memperketat sistem
pelaksanaan absensi dengan melakukan absensi di siang hari, sehingga para
pegawai tidak bisa pergi sekehendaknya disaat jam kerja.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
3/183
ABSTRACT
Erna Maeyasari . NIM 6661082037. The Effectivity Influence of Finger Print
Implementation towards The Civil Servants Disciplinary at Secretariat Daerah
Kabupaten Lebak. Public Administration Department, Social and Politics Faculty
of Sultan Ageng Tirtayasa University. 2012. 155 pages + 15 enclosed. 1stAdvisor :
Yeni Widyastuti S.Sos. M.Sc. 2stAdvisor : Rina Yulianti., S.IP., M.Sc.
Keywords : Disciplinary, Effectivity, Finger Print.
The purpose of this research is to know Effectivity Influence of Finger Print
Implementation towards the Civil Servants Disciplinary at Secretariat Daerah
Kabupaten Lebak.. The method used in this research is quantitative withassociative approach applied on 164 respondents using saturated sampling
technique. The instruments used in this research are questionnaire.
The result tof
this research is find out that Effectivity of Finger Print Implementation 76,9
percent and the level Disciplinary of Civil Servants at Secretariat Daerah
Kabupaten Lebak 80,5 percent and there is Effectivity Influence of Finger Print
Implementation towards the Civil Servants Disciplinary at Secretariat Daerah
Kabupaten Lebak about 35,2 percent. Furthermore, that there is a relationship
which average and the significant with test of the correlation coefficient t count
0,593 > t table 0,148, than Ho is rejected and Ha is accepted. Thus it can be
concluded that to improve civil servants disciplinary can be done by applying
fingerprint electronic attendance and a firm attitude of the leadership. Theresearch recommendation are to improve The Civil Servants Disciplinary
Secretariat Daerah Kabupaten Lebak should always monitor, improve
implementation of existing attendance systems and should further the system of
implementation of the attendance by attendance in evening, so employees cant go
pleases while working hours.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
4/183
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : ERNA MAEYASARI
NIM : 6661082037
Judul Proposal : PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI FINGER PRINT
TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK
Serang, 28 Mei 2012
Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si Rina Yulianti, S.IP.,M.Si
Nip. 19760210 200501 2 003 Nip. 19740705 2006604 2 011
Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA
Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si
Nip. 19710824 200501 2 002
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
5/183
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : ERNA MAEYASARI
NIM : 6661082037
Judul Skripsi : PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI
FINGER PRINT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK
Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 03 bulan
Juli tahun 2012 dan dinyatakan LULUS.
Serang, 03 Juli 2012
Ketua Penguji
Nama : Drs.H.Oman Supihadi, M.Si ( )
Nip. : 19580606 198603 1 003
Anggota
Nama : Kandung Sapto N., S.Sos.,M.Si ( )
Nip. : 19780918 200501 1 002
Anggota
Nama : Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si ( )
Nip. : 19760210 200501 2 003
Mengetahui,
Dekan FISIP Untirta Ketua Program Studi
Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si Rina Yulianti, S.IP.,M.SiNip. 19710824 200501 1 002 Nip. 19740705 2006604 2 011
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
6/183
Kekalahan adalah pelajaran. Kemenangan adalah hadiah karena belajar.
Kejatuhan adalah peringatan karena tidak mengambil pelajaran. Bangkit
adalah kemenangan karena belajar dari kejatuhan.
-Mario Teguh-
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Mama, Bapak, Kakak, Adik,
seluruh Keluarga besarku,
dan Sahabat-Sahabatku tercinta
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
7/183
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur kehadirat Allah SWT, limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudulPengaruh Efektivitas
Penerapan Absensi Finger PrintTerhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.
Skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu
mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati,
peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak sebagai berikut:
1. Prof.Dr.H.Soleh Hidayat,M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa;
2. Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
3.
Kandung Sapto Nugroho, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik;
4.
Mia Dwiana, S.Sos.,M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
5.
Gandung Ismanto, MM selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
8/183
ii
6. Rina Yulianti.,S.IP.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara dan
Dosen Pembimbing II yang senantiasa membimbing dan memberikan saran
kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan;
7.
Yeni Widyastuti, S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
membimbing dan memberikan saran dengan penuh kesabaran serta
memberikan masukan untuk perbaikan skripsi peneliti;
8. Para dosen dan staff TU Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala sumbangsihnya.
9. Drs. H. Ruswan Effendi, M.Si, selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak;
10.Hj.Titiek Yuniaty, S.Sos, M.Si, selaku Kepala Bagian Organisasi Dan Tata
Laksana Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak;
11.Aripin, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Sekretariat
Daerah Kabupaten Lebak;
12.Agus Nugraha, S.STP, selaku Kepala Sub Bagian Ketatalaksanaan selaku
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang telah banyak memberikan data dan
informasi yang peneliti butuhkan serta arahan dan juga motivasi untuk
peneliti.;
13.
M.Dada Wijaya, selaku Operator Komputer Bagian Organisasi Dan Tata
Laksana Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak ;
14.Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan serta
kasih sayang baik bersifat moril maupun materil. Terima kasih atas semua
yang telah kalian berikan pada peneliti dari sejak lahir hingga saat ini;
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
9/183
iii
15.Untuk Sahabatku Puji, Resa, Risa, Rivera, Ani, Iin, Dela, Arpan, Andry, Nunu
dan teman-teman Administrasi Negara angkatan 2008 baik regular maupun
non regular, khususnya kelas VIII C. Terimakasih banyak atas dukungan dan
bantuannya;
16.
Teman-Teman BEM FISIP Kabinet Dahsyat 2011 terima kasih telah
memberikan pengalaman-pengalaman berharga dan motivasi kalian;
17.Untuk para senior Administrasi Negara dan pihak-pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan semua informasi yang
penulis butuhkan dari kalian semua dalam menyusun skripsi.
Mungkin masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini, oleh
karena itu sampaikan saran dan kritik ke arah perbaikkan dan penyempurnaan
skripsi ini, penulis akan dengan senang hati menerimanya. Akhir kata semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, Mei 2012
Erna Maeyasari
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
10/183
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR DIAGRAM xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 8
1.3. Batasan dan Perumusan Masalah 9
14. Tujuan Penelitian 9
1.5. Manfaat Penelitian 10
1.6. Sistematika Penulisan 11
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
11/183
ii
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Deskripsi Teori 16
2.2. Teori Efektivitas 16
2.3. Mesin Absensi Sidik Jari (Finger Print) 19
2.3.1. Keunggulan Mesin AbsensiFingerprint 24
2.3.2. Tujuan PenggunaanFingerPrint 26
2.4. Teori Disiplin Pegawai 26
2.4.1. Indikator-Indikator Kedisiplian 28
2.4.2. Aturan Pemerintah tentang Disiplin PNS 29
2.5. Kerangka Berfikir 33
2.6. Hipotesis 35
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian 36
3.2. Instrumen Penelitian 36
3.2.1. Sumber Data 40
3.3. Populasi dan Teknik Sampling 41
3.4. Teknik Pengumpulan Data 43
3.5. Teknik Pengolahan Data 45
3.6. Teknik Analisis Data 47
3.6.1. Uji Koefisien Korelasi 47
3.6.2. Uji Koefisien Determinan 49
3.6.3. Uji Regresi Linear Sederhana 49
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
12/183
iii
3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian 50
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian 52
4.1.1. Gambaran Umum Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak53
4.1.2. Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 57
4.2. Deskripsi Data 62
4.2.1. Pengujian Persyarat Statistik 62
4.2.1.1. Hasil Uji Validitas 62
4.2.1.2. Hasil Uji Realibilitas 65
4.2.1.3. Hasil Uji Normalitas 67
4.2.2. Identitas Responden 70
4.2.2.1. Karakteristik Jenis Kelamin 72
4.2.2.2. Karakteristik Usia 73
4.2.2.3. Karakteristik Pendidikan Terakhir 74
4.2.2.4. Karakteristik Jabatan 75
4.2.3. Analisis Data 76
4.2.3.1. Penyajian Data Variabel X 77
4.2.3.2. Analisis Variabel X 108
4.2.3.3. Penyajian Data Variabel Y 111
4.2.3.4. Analisis Variabel Y 142
4.3. Pengujian Hipotesis 144
4.3.1. Hasil Uji Koefisien Korelasi 144
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
13/183
iv
4.3.2. Hasil Uji Koefisien Determinan 145
4.3.3. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana 146
4.4. Interprestasi Hasil Penelitian 149
4.5. Pembahasan 151
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan 152
5.2. Saran 153
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
14/183
i
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Di Sekretariat Daerah
Kabupaten Lebak 6
Tabel 2.1. Perbandingan Kelemahan dan Kekurangan Beberapa
Sistem Pencatatan Absensi 24
Tabel 2.2. Pelanggaran-Pelanggaran Sanksi Disiplin sesuai PP No. 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil 32
Tabel 3.1. Indikator Variabel 37
Tabel 3.2. Skor dalam Penelitian 39
Tabel 3.3. Jumlah Seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Lebak 41
Tabel 3.4. Pedoman untuk memberikan Interprestasi KoefisienKorelasi 49
Tabel 3.5. Jadwal Penelitian 51
Tabel 4.1. Jumlah Seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Lebak 61
Tabel 4.2. Hasil Perhitungang Uji Validitas Variabel X 63
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y 64
Tabel 4.4. Reliabilitas Efektivitas AbsensiFinger Print(X) 66
Tabel 4.5. Realibilitas Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Y) 66
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas 68
Tabel 4.7. Jumlah Sampel yang Diambil 71
Tabel 4.8. Penerapan AbsensiFinger PrintSudah Mengarah Pada Tujuan
Organisasi 78
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
15/183
ii
Tabel 4.9 Pegawai Dalam Bekerja Sesuai Dengan Tujuan Organisasi 79
Tabel 4.10 Penerapan AbsensiFinger Printditerapkan Kepada SeluruhPegawai 80
Tabel 4.11 Frekuensi Indikator Pencapaian Target 81
Tabel 4.12 Pegawai Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan
Absensi 82
Tabel 4.13 Pelatihan atau Sosialisasi Bagi Pegawai 83
Tabel 4.14 AbsensiFinger PrintSesuai Dengan Perkembangan
Teknologi 84
Tabel 4.15 Frekuensi Indikator Kemampuan Beradaptasi 85
Tabel 4.16 AbsensiFinger PrintMemotivasi Pegawai 86
Tabel 4.17 Fasilitas Yang Menunjang Pekerjaan Pegawai 87
Tabel 4.18 Kesesuaian Sistem Insentif Dengan Beban Kerja Setiap
Pegawai 88
Tabel 4.19 Frekuensi Indikator Kepuasan Kerja 89
Tabel 4.20 SDM / Pegawai Operator Belum Optimal 90
Tabel 4.21 Pegawai Melaksanakan Pekerjaan Dengan Tepat Waktu 91
Tabel 4.22 Pengambilan Keputusan Selalu Berkoirdinasi Dengan
Pimpinan 92
Tabel 4.23 Pegawai Berinisiatif Mengambil Keputusan Terhadap
Permasalahan 93
Tabel 4.24 Frekuensi Indikator Tanggung Jawab 94
Tabel 4.25 Mesin Absensi Finger Print dan Komputer Terstandarisasi
dengan Baik 95
Tabel 4.26 Jaringan Terkoneksi dengan Baik 96
Tabel 4.27 Frekuensi Indikator Perangkat Keras (Hardware) 97
Tabel 4.28 Pegawai Selalu MenggunakanDatabase 98
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
16/183
iii
Tabel 4.29 DatabaseKepegawaian Selalu Update 99
Tabel 4.30 Frekuensi IndikatorDatabase 100
Tabel 4.31 Penerapan Mesin AbsensiFinger PrintSesuai dengan
Prosedur 101
Tabel 4.32 Prosedur Mengenai AbsensiFinger PrintMudah
Dipahami 102
Tabel 4.33 Frekuensi Indikator Prosedur 103
Tabel 4.34 OperatorAbsensiFinger Print dari Pegawai LingkunganSEKDA Lebak 104
Tabel 4.35 OperatorAbsensiFinger Printbekerja sesuai dengan
prosedur 105
Tabel 4.36 Teknisi Secara Rutin Melakukan Perawatan dan
Pemeliharaan Program 106
Tabel 4.37 SDM Khusus Teknisi 107
Tabel 4.38 Frekuensi Indikator Personalia Pengoprasian 108
Tabel 4.39 Pegawai Harus Mengetahui Tujuan Pimpinan 109
Tabel 4.40 Pekerjaan yang diberikan Sesuai dengan Kemampuan 110
Tabel 4.41 Frekuensi Indikator Tujuan dan Kemampuan 111
Tabel 4.42 Pimpinan Selalu Memberikan Contoh Berdisiplin 112
Tabel 4.43 Pimpinan Tidak Melakukan Tindakan KKN 113
Tabel 4.44 Frekuensi Indikator Teladan Pimpinan 114
Tabel 4.45 Pemberian Gaji dan Insentif yang Adil bagi Pegawai 115
Tabel 4.46 Tunjangan Pegawai yang Disiplin akan Mendorong Sikap
Disiplin 116
Tabel 4.47 Frekuensi Indikator Balas Jasa 117
Tabel 4.48 Perlakuan yang Diberikan Pimpinan Sama terhadap
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
17/183
iv
Semua Pegawai 118
Tabel 4.49 Pimpinan Harus Memberikan Pekerjaan Secara Adil 119
Tabel 4.50 Frekuensi Indikator Keadilan 120
Tabel 4.51 Penilaian & Pegawasan Sudah Diterapkan Instansi 121
Tabel 4.52 Pimpinan Mengetahui Prestasi Kerja dan Kesulitan
Pekerjaan Pegawai 122
Tabel 4.53 Frekuensi Indikator Pengawasan Melekat 123
Tabel 4.54 Pegawai Mengetahui PP No.53 Tahun 2010 124
Tabel 4.55 Sanksi yang Diberikan Berdasarkan PP No.53 Tahun 2010 125
Tabel 4.56 Frekuensi Indikator Sanksi Hukuman 126
Tabel 4.57 Pimpinan Berani Bersikap Tegas dalam Memberikan
Hukuman 127
Tabel 4.58 Pimpinan Harus Tegas Dalam Memberikan Contoh Sikap
Disiplin 128
Tabel 4.59 Frekuensi Indikator Ketegasan 129
Tabel 4.60 Lingkungan dan Suasana Kerja yang Nyaman akan
Membuat Pegawai Disiplin 130
Tabel 4.61 Pegawai Menciptakan Suasana Hubungan Kemanusiaan 131
Tabel 4.62 Frekuensi Indikator Hubungan Kemanusiaan 132
Tabel 4.63Ketentuan Jam Kerja 133
Tabel 4.64 Pegawai Datang Terlambat dan Pulang Mendahului 134
Tabel 4.65 Frekuensi Indikator Menaati Ketentuan Jam Kerja 135
Tabel 4.66 Pegawai Mengutamakan Kepentingan Organisasi 136
Tabel 4.67 Pegawai Meninggalkan Pekerjaan Untuk Mengurus
Kepentingan Pribadi 137
Tabel 4.68 Frekuensi Indikator Mengutamakan Kepentingan Negara dari
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
18/183
v
pada Kepentingan Sendiri, Seseorang atau Golongan 138
Tabel 4.69 Koefisien KorelasiProduct Moment 139
Tabel 4.70 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien
Korelasi 140
Tabel 4.71 Koefisien Determinan 141
Tabel 4.72 Regresi Linear Sederhana 142
Tabel 4.73 Keberartian Regresi 143
Tabel 4.74 Rekap Absensi Pegawai Pada Tahun 2011 144
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
19/183
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Cara Penempatan Sidik Jari 22
Gambar 2.2 Proses input data dari mesin absensifinger printke komputer23
Gambar 2.3 Skema Kerangka Berfikir 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Lebak57
Gambar 4.2 Struktur Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 68
Gambar 4.3 Kontinum Interprestasi Skor 109
Gambar 4.4 Kategori Penilaian Efektivitas AbsensiFinger Print 110
Gambar 4.5 Kontinum Interprestasi Skor 143
Gambar 4.6 Kategori Penilaian Disiplin Pegawai 144
Gambar 4.7 Garis Regresi 148
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
20/183
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kurva Normal Variabel X 69
Diagram 4.2 Kurva Normal Variabel Y 70
Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 72
Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia 73
Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir 74
Diagram 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jabatan Responden 75
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
21/183
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Izin Menyebar Kuisoner
Lampiran 3 Kuisoner
Lampiran 4 Jawaban Responden
Lampiran 5 Uji Validitas
Lampiran 6 Frequency Table
Lampiran 7 Histogram
Lampiran 8 Tabel Nilai-Nilai rProduct Moment
Lampiran 9 Tabel Nilai-Nilai Distribusi F
Lampiran 10Hasil AbsensiFinger Print
Lampiran 11 Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010
Lampiran 12Absensi Bimbingan
Lampiran 13Daftar Riwayat Hidup
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
22/183
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
23/183
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Birokrasi sebagai suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan
kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang
formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi
atau pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka. Birokrasi juga dimaksudkan untuk
mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Selain
itu, birokrat dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya harus dilandasi
persepsi dan kesadaran hukum yang tinggi. Adapun ciri-ciri birokrasi, yaitu
adanya pelaksanaan prinsip-prinsip organisasi dengan sepenuhnya, adanya
peraturan yang benar-benar ditaati, para pejabat bekerja dengan penuh perhatian
menurut kemampuan masing-masing, para pejabat terikat oleh disiplin, para
pejabat diangkat berdasarkan syarat-syarat teknis berdasarkan peraturan, dan
adanya pemisahan yang tegas antara urusan dinas dan urusan pribadi.
Untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu
padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi,
berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan
abdi masyarakat diperlukan pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri
Sipil yang semuanya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
24/183
2
Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentangperubahan atas
Undang-Undang No. 8 Tahun 1974tentangPokok-Pokok Kepegawaian pasal (2)
bahwa Pegawai Negeri Sipil terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan
Pegawai Negeri Sipil Daerah. Birokrat yang berada di daerah bila dilihat dari
sistem Pemerintahan Indonesia yaitu Sekretaris Daerah, karena Sekretaris Daerah
merupakan jabatan paling puncak dalam pola karier Pegawai Negeri Sipil di
daerah dan karena kedudukannya sebagai pembina Pegawai Negeri Sipil di
daerahnya, maka citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak
ditentukan oleh kinerja pegawai tersebut terutama mengenai kedisiplinan
pegawainya. Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu pimpinan Pemerintah
Daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah bertugas
membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya, Sekretaris Daerah bertanggung jawab kepadaKepala Daerah.
Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah
menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang
baik, perlu adanya penyatuan arah dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang
dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik
manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit organisasi instansi
pemerintah secara terpadu. Selain itu, pendisiplinan pegawai sangat perlu untuk
meningkatkan citra, kerja, dan kinerja pegawai. Pendisiplinan adalah usaha-usaha
untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_Daerah -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
25/183
3
untuk menaati sebuah peraturan. Sedangkan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)
adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pegawai yang
melakukan pelanggaran. Contohnya terlihat di Sekretariat Daerah Provinsi Banten
masih banyak pegawai yang melakukan pelanggaran terutama mengenai disiplin
jam kerja. Padahal Sekretariat Daerah Provinsi Banten telah menerapkan absensi
Finger Print sejak 01 Mei 2009, akan tetapi penerapan absensi finger printtidak
berjalan efektif hingga sekarang karena masih saja banyak pegawai yang tidak
disiplin jam kerjanya atau korupsi waktu. Padahal dengan adanya absensi finger
print harusnya pegawai bisa termotivasi untuk datang tidak terlambat dan lebih
rajin untuk datang ke kantor karena absensi finger print tidak dapat dimanipulasi
kehadirannya.
Sejak tahun 1970-an, beberapa perusahaan sedikitnya sepuluh negara di
dunia sudah menggunakan teknologi ini. Efisiensi menjadi dasar penggunaan
sistem identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong
perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin keamanan.
Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (absensi) bisa didapat melalui alat ini.
Tentu saja hal ini sangat membantu divisi sumber daya manusia untuk
mengevaluasi kinerja para pegawai. Contoh intansi yang berhasil menerapkan
absensi finger print untuk memotivasi kerja pegawainya, yaitu di Institut
Pertanian Bogor (IPB) (Faisal, 2006:17). Penerapan absensi finger print
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
26/183
4
diterapkan kepada pegawai sejak tahun 2005 yang berada di masing-masing
fakultas. Dan hasil dari penerapan absensifinger printtersebut memiliki pengaruh
yang baik, sehingga tidak ada lagi pegawai yang datang terlambat atau korupsi
waktu dan tidak lagi menitip absen kepada pegawai lain, karena peralatan ini
hanya merekam sidik jari pegawai yang bersangkutan, selain itu peralatan ini
bekerja secara online dan dapat dipantau dari komputer yang terhubung dengan
peralatan tersebut.Finger print ini juga memudahkan bagi administratornya untuk
merekap absensi para pegawai.
Dalam penelitian ini studi kasus pelanggaran yang diambil peneliti yaitu di
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak pada bulan Februari 2011. Jenis pelanggaran
yang dilakukan pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, seperti perilaku
pegawai yang tidak sesuai dengan kode etik pegawai yang menunda pekerjaan dan
meninggalkan kantor disaat jam kerja untuk mengurusi kepentingan pribadi dan
terkadang pegawai tidak ijin terlebih dahulu kepada atasan. Sehingga bila pegawai
lain atau atasan membutuhkan pegawai tersebut, akan sulit mencarinya dan
pekerjaan kantor menjadi tertunda. Hal ini terbukti ketika peneliti hendak
melakukan praktek kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, pegawai yang
mengurusi siswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau mahasiswa magang sering
tidak ada di tempat karena sedang keluar mengurusi urusan pribadi, sehingga surat
tugas penempatan kerja pun belum dibuat padahal waktu pelaksanaan magang
harus sudah dilakukan.
Selain itu, di Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak masih banyak pegawai
yang kurang disiplin dalam bekerja, seperti tidak mengikuti apel pagi yang
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
27/183
5
dilaksanakan setiap hari kerja di depan Kantor Sekretariat Daerah,
membolos/tidak masuk tanpa keterangan, istirahat dan pulang mendahului, datang
ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja, dan kembali dari istirahat mendekati
jam pulang kerja. Padahal dalam Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor
800/Kep.432/Ortala/2010 tentang Ketentuan Hari Kerja dan Jam Kerja bagi
Pegawai di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak sudah jelas disebutkan,
dan pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja menurut Kepala Sub Bagian
Kepegawaian sudah mendapatkan sanksi berupa teguran secara lisan dari atasan
dan Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak telah memberikan surat peringatan
kepada pegawai yang melanggar peraturan setelah rekapitulasi absensi selama
satu tahun. Akan tetapi, pegawai yang melakukan pelanggaran masih saja banyak.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan disiplin pegawainya
Pemerintah Kabupaten Lebak menerapkan absensi sidik jari (finger print) yang
mulai berlaku dari tanggal 01 Desember 2010 sampai dengan sekarang. Selain itu,
penerapan absensi sidik jari (finger print)ini dilakukan agar memudahkan atasan
untuk melihat tingkat kedisiplinan dari masing-masing pegawai. Karena selama
ini pada absensi manual, atasan atau pegawai lain yang melihat absensi tidak bisa
melihat tingkat kedisiplinan pegawai, masalahnya pada absensi manual tidak ada
keterangan kapan pegawai tersebut datang dan pulang, pegawai bisa merapel di
hari lain atau menitip absen pada pegawai lain. Sehingga menyulitkan atasan
untuk memberikan sanksi yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
28/183
6
Berikut ini jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja dari
masing-masing bagian yang berada di Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak
setelah diterapkannya absensi sidik jari (finger print) pada bulan Desember 2010 :
Tabel 1.1
Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak
NO SKPD
KETERANGAN
HARI
KERJATK L E
1 Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 21 2 2 10
2 Bagian Administrasi Pemerintahan Umum 21 3 3 10
3 Bagian Hukum dan Perundang-undangan 21 2 8 10
4 Bagian Organisasi dan Tata Laksana 21 1 3 8
5
Bagagian Administrasi Perekonomian dan
Sumber Daya Alam 21 1 6 10
6 Bagagian Administrasi Pembangunan 21 5 4 13
7 Bagagian Umum dan Protokol 21 3 3 10
8 Bagaian Keuangan 21 1 6 11
9 Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah 21 3 2 11
10 Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat 21 5 8 13
11 Bagian Humas dan Komunikasi 21 5 4 13
Jumlah 31 49 119
(Sumber : Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tatalaksana Kabupaten Lebak,Tahun 2010)
Keteranganrekapitulasi kehadiran pegawai :
TK : Tanpa keterangan
L : Telat
E : Mendahului
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
29/183
7
Dari Tabel 1.1 dapat terlihat jelas bahwa dengan finger print ternyata
masing-masing bagian banyak yang melakukan pelanggaran, tidak seperti
sebelum menggunakan finger print dari masing-masing bagian sulit diketahui
jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja di Sekretariat Daerah
Kabupaten Lebak.
Masih banyaknya pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja
terutama datang terlambat hal ini dikarenakan menurut Kepala Sub Bagian
Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak sudah menjadi kebiasaan
pegawai dan belum adanya sanksi tegas hanya berupa teguran secara lisan.
Sedangkan untuk pegawai yang melakukan pelanggaran lain diberi sanksi sesuai
Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Ketentuan pelaksanaan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print)baru
dilakukan untuk Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Staf Ahli Bupati
Lebak, Sekretaris DPRD Kabupaten Lebak, BAPPEDA Kabupaten Lebak, Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Lebak, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Lebak, KPPT Kabupaten Lebak, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Lebak, Kantor Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Lebak, dan
bagian-bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Akan tetapi,
akhir tahun 2011 semua Instansi Pemerintahan di Kabupaten Lebak sudah
menggunakan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print) dan hasilnya di
outputke komputer. Masalahnya yang terjadi di lapangan yaitu ketidak mampuan
pegawai dalam menguasai komputer, hal ini terbukti ketika peneliti magang di
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak ada beberapa pegawai yang belum
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
30/183
8
sepenuhnya menguasai komputer dalam melakukan pekerjaannya dan masih
sering mengandalkan atau meminta bantuan kepada pegawai yang lain. Hal ini
akan merepotkan pegawai lain, apalagi bila pegawai yang diminta bantuannya
sedang sibuk atau sedang mengerjakan pekerjaannya.
Dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui disiplin
Pegawai Negeri Sipil dengan adanya penerapan absensi finger printkhususnya di
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang menjadi locuspenelitian. Dan peneliti
memberikan judul pada penelitian ini Pengaruh Efektivitas Penerapan
Absensi F inger Print terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat
Daerah Kabupaten Lebak.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini ada beberapa
hal yang dapat diidentifikasikan yaitu :
1. Masih ada pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang belum
menguasai komputer yang berkenaan dengan sistemfingerprint;
2. Adanya sikap kurang disiplin yang dilakukan oleh pegawai Sekretariat
Daerah Kabupaten Lebak seperti meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa
sepengetahuan atasan, tidak mengikuti apel pagi, istirahat atau pulang
mendahului, datang dan pulang tidak sesuai jam kerja, dan kembali dari
istirahat tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,terkadang kembali
mendekati waktu pulang;
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
31/183
9
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarakan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan dalam
bahasan sebelumnya, maka peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian ini
mengenai Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print terhadap
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Dan
mengacu pada latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah hubungan yang signifikan antara efektivitas penerapan absensi
finger print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah
Kabupaten Lebak?
2. Seberapa besar pengaruh efektivitas penerapan absensi finger print
terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten
Lebak?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang
ingin dicapai yakni :
1.
Untuk mengetahui adakah hubungan positif dan signifikan antara
penerapan absensi finger printterhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas penerapan absensi
finger printterhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah
Kabupaten Lebak.
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
32/183
10
1.5. Manfaat Penelitian
Dari judul penelitian Pengaruh Efektivitas Penerapan AbsensiFinger Print
terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak
penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti baik secara
teoritis maupun secara praktis. Berikut ini manfaat yang diharapakan penulis :
1.5.1. Manfaat yang bersifat teoritis
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
pengembangan pengetahuan yang berhubungan dengan organisasi
Pemerintahan;
2. Memberi kesempatan pada penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan teori
yang dipelajari selama ini;
3. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan
sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu
administrasi Negara khususnya;
4. Sebagai bahan pemahaman untuk penelitian selanjutnya.
1.5.2. Manfaat yang bersifat praktis
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran atau masukan guna
mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan disiplin
pegawai, sehingga Sekretariat Daerah dapat meningkatkan kinerja
pegawai.
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
33/183
11
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai disiplin dan kinerja pegawai di Sekretariat
Daerah Kabupaten Lebak.
1.6. Sistematika Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menerangkan ruang lingkup dan kedudukan
masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari lingkup yang paling umum
sehingga menukik kemasalah yang paling spesifik dan menjelaskan mengapa
peneliti mengambil judul penelitian tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam hal ini mendeteksi aspek permasalahan yang
muncul dan berkaitan dengan judul penelitian atau dengan masalah. Untuk
mengidentifikasi masalah peneliti biasanya melakukan observasi terlebih dahulu.
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah
Batasan dan rumusan masalah dari hasil identifikasi tersebut ditetapkan
masalah yang paling berkaitan dengan judul penelitian dan berbentuk dalam
kalimat pertanyaan.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
34/183
12
1.4. Tujuan Penelitian
Maksud tujuan penelitian dalam hal ini mengungkapkan tentang sasaran
yang ingin dicapai dengan dilaksanakan penelitian.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan manfaat yang teoritis dan praktis dari
penelitian yang akan diteliti.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang menjelaskan isi dari bab per bab yang ada
dalam penelitian.
BAB II DESKRIPSI TEORI
Terdapat deskripsi teori, kerangka berfikir, dan hipotesis. Deskripsi teori
mengkaji tentang berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel
berfikir. Kerangka berfikir menceritakan alur pikiran peneliti dalam penelitian,
sedangkan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
35/183
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang penggunaan metode yang
digunakan dalam penelitian.
3.2.Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis
alat pengumpulan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik
penentuan kualitas instrumen (validitas, reliabilitas dan normalitasnya).
3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam sub ini menjelaskan untuk memilih atau menarik sampel, peneliti
bisa melakukan beberapa cara. Secara umum ada dua metode untuk menarik
sampel dari populasi, yaituprobability dan non-probability sampel.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Sub ini menjelaskan bagaimana peneliti mengumpulan data. Teknik
pengumpulannya bisa melalui observasi, interview (wawancara), dan kuesioner.
3.5.Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses
pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan,
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
36/183
14
dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu
analisis data.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data menjelaskan tentang pengkelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Sub ini menjelaskan dimana lokasi penelitian dilakukan dan alasan
memilih lokasi penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian tersebut
dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi obyek penelitian meliputi lokasi penelitian secara jelas,
struktur organisasi dari tempat yang ditentukan dalam penelitian, dan yang
berhubungan dengan objek penelitian.
4.2. Deskripsi Data
Deskripsi data yang menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah
diperoleh dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
37/183
15
4.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis statistic
yang sudah ditentukan. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji tidaknya
hipotesis nol penelitian.
4.4. Interprestasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis yang
dikaitkan dengan rumusan masalah.
4.5. Pembahasan
Sub pembahasan menjelaskan lebih lanjut terhadap persoalan dan pada
akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai keterbatasan yang
mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitian terutama sekali untuk penelitian
eksperimen dan keterbatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian
lebih lanjut dalam bidang yang menjadi obyek penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Simpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara
singkat, jelas dan mudah dipahami.
5.2. Saran
Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang
yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
38/183
16
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Deskripsi Teori
Sugiyono (2010:55) berpendapat teori adalah seperangkat konsep asumsi
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan
perilaku dalam berbagai organisasi. Deskripsi teori ini merupakan acuan dasar
dalam menunjang sebuah penelitian, sebagaimana yang peneliti lakukan.
Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk menjawab atas
pernyataan dari rumusan masalah sebelumnya dan untuk mengetahui teori-teori
apa saja yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti
mengklasifikasikan teori kedalam beberapa teori, yaitu teori efektivitas, deskripsi
tentang mesin absensi sidik jari (Finger Print), dan teori disiplin pegawai. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
2.2. Teori Efektivitas
Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukan pada taraf
tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,
meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan
pada hasil yang dicapai, sedangkan efisensi lebih melihat pada bagaimana cara
mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan output.
Menurut Miler (Tangkilisan, 2005:138), menjelaskan bahwa arti efektivitas dan
efisiensi adalah sebagai berikut :
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
39/183
17
Efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial
mencapai tujuannya. Efektivitas harus dibedakan dengan efisiensi.
Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil,sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian
suatu tujuan.
Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya
berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan oprasional
dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran
akhir kebijakan (spending wisely) (Mahsun, 2006:182).
Menurut Siagian (2001 : 24) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektivitasnya.
Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich konsep efektivitas terdiri dari
dua pendekatan yaitu pendekatan Tujuan dan pendekatan sistem (1997:27-29).
Dua pendekatan tersebut antara lain :
Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas
didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Sedangkan dalam teori sistem, organisasi dipandang
sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan dan
saling tergantung satu sama lain. Arus masukan (input) dan keluaran
(output) merupakan titik tolak dalam uraian organisasi. Dengan kata lain
yang lebih sederhana, organisasi mengambil sumber (input) dari sistem
yang lebih luas (lingkungan), memproses sumber ini dan
mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah (output).
Gibson menyimpulkan kriteria efektivitas suatu organisasi dalam lima
indikator,yaitu:
1. Produksi (Production)
Menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan
mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan, ukuran ini
berhubungan secara langsung dengan output yang di konsumsi oleh
pelanggan organisasi.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
40/183
18
2. Efisiensi (Eficiency)
Sebagai angka perbandingan antara output dan input, perbandingan antarakeuntungan dan biaya atau dengan output dengan waktu merupakan
bentuk umum dari ukuran ini.
3. Kepuasan dan Semangat Kerja
Menunjukan sampai seberapa jauh organisasi memenuhi kebutuhan para
pegawai / masyarakat.
4. Kemampuan Menyesuaikan Diri
Sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan intern dan
eksteren. Kriteria ini berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk
menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam organisasi
itu sendiri.
5. PerkembanganUsaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau sosialisasi
bagi tenaga manajemen / masyarakat dan non manajemen. Tetapi sekarang
ini pengembangan organisasi telah bertambah banyak macamnya dan
meliputi sejumlah pendekatan psikologi dan sosiologi.
Agris (Tangkilisan, 2005:68) berpendapat bahwa efektivitas organisasi
adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan,
kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.
Menurut Steer efektivitas pada dasarnya cara yang terbaik untuk meneliti
efektivitas ialah dengan memperhatikan secara serempak tiga buah konsep yang
saling berhubungan yaitu :
1. Paham mengenai optimasi tujuan : efektivitas dinilai menurut ukuran
seberapa jauh sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak
dicapai;
2.
Prespektif sistimatika : tujuan mengikuti suatu daur dalam organisasi;3. Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi bagaimana
tingkah laku individu dan kelompok akhirnya dapat menghalangi
tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Sharma (Tangkilisan, 2005:64) memberikan kriteria atau ukuran
efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor
eksternal organisasi antara lain:
1. Produktivitas organisasi atau output;
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
41/183
19
2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;
3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatankonflik diantara bagian-bagian organisasi.
Adapun kriteria atau indikator dari pada efektivitas (Tangkilisan, 2005:141)
yakni diantaranya sebagai berikut :
1. Pencapaian Target
Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat
ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai
target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.2. Kemampuan Adaptasi (Fleksibelitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari
dalam organisasi dan luar organisasi.
3. Kepuasan Kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja
organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan
kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan bagi anggota
organisasi yang berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban
kerja yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandate yang telah diembannya sesuai
dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan bias menghadapi
serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.
Dari pemaparan mengenai efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah tingkat seberapa jauh keseimbangan suatu sistem sosial
terhadap pencapaian tujuan dan pemanfaatan tenaga manusia.
2.3. Mesin Absensi Sidik Jari (F inger Print)
Absensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan oleh pegawai
untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak hadir dalam bekerja disuatu instansi.
Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing-
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
42/183
20
masing perusahaan atau institusi. Menurut Heriawanto (Faisal, 2006:26),
pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara manual (hanya berupa
buku daftar hadir), akan menjadikan penghambat bagi organisasi untuk memantau
kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu kedatangan dan jam pulang
pegawai setiap hari. Hal tersebut di khawatirkan akan membuat komitmen
pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi menjadi berkurang. Berkurangnya
komitmen pegawai dalam bekerja akan berdampak pada motivasi dan kinerja
pegawai yang semakin menurun.
Menurut Cahyana (Faisal, 2006:26), menyatakan bahwa pencatatan
absensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber
daya manusia (SDM atau Human Resources Management). Informasi yang
mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang pegawai dapat menentukan
prestasi kerja seseorang, gaji/upah, produktivitas, dan kemajuan instansi/lembaga
secara umum. Pada alat pencatatan absensi pegawai yang konvensional
memerlukan banyak intervensi pegawai bagian administrasi SDM maupun
kejujuran pegawai yang sedang dicatat kehadirannya. Hal ini sering memberikan
peluang adanya manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu
pada proses ini tidak dilakukan semestinya.
Penerapan teknologi dalam satu Instansi Pemerintahan selalu mengacu
pada sistem lama/tradisional atau dapat disebut sebagai sistem manual, dimana
pada akhirnya sistem manual tersebut sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan dari
suatu organisasi. Salah satu penerapan teknologi guna mencapai tujuan
meningkatkan efektifitas kerja adalah dengan meningkatkan kedisiplinan kerja
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
43/183
21
yaitu dengan menggunakan mesinabsensi sidik jari (finger print). Mesinabsensi
sidik jari adalah mesin absensi yang menggunakan sidik jari, dimana sidik jari
tiap-tiap orang tidak ada yang sama, oleh karena itu dengan mesin tersebut
otomatis tidak akan dapat dimanipulasi. Proses yang yang dilakukan sehingga
menghasilkan suatu laporan dapat dibuat dengan cepat dan tepat.
Mesin absensi sidik jari (Finger Print) merupakan Sistem Informasi
Manajemen yang mengandung elemen-elemen fisik seperti yang diungkapkan
oleh Davis mengenai Sistem Informasi Manajemen (Widyahartono, 1992:3)
adalah sebagai berikut :
1. Perangkat Keras Komputer, terdiri atas komputer (pusat
pengolahan, unit masukkan/keluaran, unit penyimpanan, file, dan
peralatan penyimpanan data.
2. Data Base (data yang tersimpan dalam media penyimpanan
computer)
3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam
bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.
4. Personalian pengoprasian, seperti operator komputer, analisis
sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan
pimpinan system informasi.
Teknologi yang digunakan pada mesin sidik jari adalah teknologi
biometrik, ada beberapa teknologi biometrik yang digunakan yaitu sidik jari,
tangan, bentuk wajah, suara, dan retina. Namun yang paling banyak digunakan
adalah teknologi sidik jari, hal ini dikarenakan teknologi sidik jari jauh lebih
murah dan akurat dibanding teknologi lainnya. Berdasarkan survey Kevin Young
dari PC Magazine pada tahun 2000, hampir 85% teknologi biometrik yang
digunakan adalah sidik jari. Berikut ini cara menggunakan absensi sidik jari :
1. Registrasi Sidik Jari Pegawai
Registrasi atau pendaftaran sidik jari merupakan proses yang menentukan
dalam keberlangsungan proses absensi pegawai. Proses ini harus dilakukan
http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/http://sidik-jari.com/http://sidik-jari.com/http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
44/183
22
dengan benar khususnya penempatan jari saat pendaftaran pada mesin. Berikut
ini cara penempatan sidik jari yang benar :
Cara Penempatan Sidik Jari
(www.absensisidikjari.com, 2011)
Gambar 2.1
Letakkan jari tepat pada tengah sensor dengan sedikit ditekan agar seluruh
sidik jari dapat terbaca. Untuk registrasi jari disarankan meregistrasi lebih
dari 1 jari. Atau memberikan jari backup. Hal ini perlu dilakukan untuk
menanggulangi masalah ketika jari utama tidak bisa digunakan untukscan
absensi. Dalam Registrasi pegawai tidak perlu harus berurutan, yang
terpenting setiap No. ID pegawai sesuai dengan nama pegawai yang
nantinya akan digunakan pada SoftwareAbsensi.
2. DownloadData dan Sidik Jari Pegawai
Untuk membackup data sidik jari dan memberikan nama pegawai agarmuncul pada mesin selanjutnya silahkan mendownload sidik jari dan data
pegawai dari mesin absen ke software. Sebelum mendownload tentu saja
kondisi mesin dengan software absensi Finger Print harus terkoneksi.
Kemudian dilanjutkan mengubah data pegawai dengan mememberikan nama
karyawan sesuai dengan No. ID pegawai saat registrasi.
3. UploadData Pegawai
Untuk mensinkronisasi data, setelah menginputkan nama pegawai pada
software silahkan mengupload data pegawai. Dengan sistem ini bisa
memastikan kebenaran sidik jari yang digunakan pegawai sesuai dengan
pegawai yang bersangkutan.
4. Mengatur Jam Kerja
Instansi bisa mengatur Jam Kerja dan Jadwal pegawai yang nantinya akan
digunakan untuk menampilkan laporan. Pengaturan Jam kerja ini disesuaikan
dengan Jam kerja secara umum yang digunakan di Instansi. Beberapa Instansi
menggunakan sistem jam kerja reguler/normal dan multishift. Namun juga ada
kemungkinan dengan jam kerja yang tidak bisa ditentukan.
http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/cara-registrasi-jari-yang-benar/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
45/183
23
5. DownloadData Presensi
Ketika membutuhkan laporan absensi, hal yang paling penting pertama adalah
mendownloaddata presensi pada mesin kesoftware. Karena tidak bisa melihatdata absensi dari mesin tanpa didownload dari mesin. Untuk mendownload
data absensi dari mesin bisa menggunakan keneksi kabel LAN, USB atau
Flasdisksesuai dengan fiturnya.
6. Kalkulasi Laporan
Setelah semua proses dilakukan, proses terakhir membuat Laporan Absensi.
Dalam hal ini cukup mengatur instansi/bagian, nama pegawai dan rentang
waktu yang akan dibuat laporan. Untuk membuat laporan software absensi
pada umumnya sudah dilengkapi dengan pengaturan rentang waktu laporan,
bisa diatur sesuai dengan kebutuhan jangka waktu laporan, bisa diatur harian,
mingguan, bulanan bahkan tahunan. (Sumber:http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi,2012)
InstallationDiagram:
Proses input data dari mesin absensifinger printke komputer
(Sumber :www.absensisidikjari.co.id,2011)
Gambar 2.2
http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAIhttp://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAIhttp://www.absensisidikjari.co.id%2C2011/http://www.absensisidikjari.co.id%2C2011/http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAIhttp://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAI -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
46/183
24
2.3.1. Keunggulan Mesin Absensi Sidik Jari (Fingerprint)
Menggunakan mesin absensi sidik jari untuk absensi suatu pilihan yang
tepat dibanding yang lain. Berikut ini perbandingannya :
Tabel 2.1
Perbandingan Kelemahan dan Keunggulan Beberapa Sistem Pencatatan
Absensi
No Faktor
Kelemahan
Kartu absensi dan
mesin pencetak
waktu
Magnetic tape
reader / bar code
reader
F inger printscanner
dan softwareabsensi
1. Ketidakjujuran
karyawan viabuddy
punching(teman
sekerja
yang mencatat
kehadiran)
Seringkali terjadi.
Kartu absensidigunakan bersama-
sama.
Dapat terjadi.Kartu
Magnetic dapatdigunakan
bersama-sama
Tidak mungkin terjadi.
Sidik jari tidak dapatdigunakan oleh rekan
sekerja yang lain
2. Manipulasi atau
hilangnya kartu
absensi
Mungkin terjadi.
Kartu absensi dapat
dipertukarkan antar
rekan sekerja / hilang
Mungkin terjadi.
Kartu magnetic
dapat dpertukarkan
antar rekan sekerja
Tidak mungkin terjadi,
karena tidak mengunakan
kartu. Sidik jari seseorang
selalu unik
(tidak ada yang sama).
Dapat menggunakan lebih
dari 1 jari sebagai
Identifikasi.
3. Kesalahan /
ketidak akuratan
pencatatan waktu
kerja karyawan
Kurang akurat.
Pencetak waktu
dapat diset atau reset
manual, sehingga
pencatatan menjadi
tidak akurat
Akurat. Pencatatan
Waktu
menggunakan
komputer, sangat
akurat
Akurat. Pencatatan waktu
menggunakan komputer,
sangat akurat
4. Otomatisasi
sistem pelaporan
dan integrasi
dengan sistem
informasi
kepegawaian
Secara manual.
Harus dilakukan
secara manual,
kemungkinan
kesalahan penyalinan
data dari kartu
absemsi cukup besar
Dapat secara
otomatis. Mungkin
dapat
diintegrasikan
dengan sistem
terkomputerisasi
Otomatis dan integrasi ke
sistem kepegawaian.
Selalu dapat dilakukan
otomatisasi pelaporan,
menggunakan sistem yang
terintegrasi.
Sumber : http: //www.informatika.lipi.go.id/jurnal/implementasi-teknologi biometric-untuk sistem-absensi-perkantoran/ November 2005
http://finger-print.co.id/index.phphttp://finger-print.co.id/index.php -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
47/183
25
Dan berikut ini beberapa faktor mengapa memilih mesin absensi
menggunakan mesin absensi sidik jari sebagai pilihan yang tepat dengan berbagai
keunggulannya, yaitu :
1. sidik jari tiap individu adalah unik, belum pernah ditemukan ada
persamaannya;
2. tidak ada titip dan rapel absen;
3. objektif (jam masuk dan pulang tercatat);
4. kenyamanan;
Dimulai dari registrasi yang simpel, pegawai tidak perlu repot membawa
kartu pegawai maupun kertas atau kartu. Setiap pegawai tidak akan lupa
membawa alat absensinya atau jari yang telah di registrasi. Dalamberabsensi kita tidak pelu menekan password atau pin yang merepotkan.
Yang dilakukan hanya menaruh jari pegawai tepat diatas sensor sidik jari.
Atau tinggal Place Finger!
5. keamanan;
Dengan menggunakan mesin absensi sidik jari tingkat keamanan sangat
tinggi dikarenakan setiap sidik jari setiap pengguna berbeda-beda atau
unik. Jadi pengguna tidak bisa saling menitipkan absensi seperti yang
dilakukan ketika kita menggunakan absensi tanda tangan, amano atau
menggunakan kartu.
6. menghindari penyalah gunaan daftar hadir;
7. mengurangi pekerjaan administratif secara manual;
8. pegawai lebih tepat waktu;
9. mendukung peningkatan produktivitas;
10.mendukung pembinaan kepegawaian;
11.Efektivitas Waktu
Lihatlah perubahan pertama ketika instansi menggunakan mesin absensi
sidik jari. pegawai atau pengguna akan datang lebih tepat waktu beda
dengan hari sebelum menggunakan absensi sidik jari. Dalam penggunaan
absensi lebih cepat dari pada amano, barcode apalagi tanda tangan manual.
Absensi sidik jari pada umumnya mempunyai kecepatan pambacaan
kurang dari 0,5 detik. Absensi sidik jari mempunyai tingkat akurasi yangtinggi. Dalam pendataan dapat terpusat dalam satu database. Dengan
mesin absensi sidik jari data dapat terpusat walau diluar kota tanpa
menunggu terlalu lama karena dalam pembuatan laporan kita tidak perlu
repot merekap manual satu persatu. Semuanya bisa di bilang Just Click!.
Dengan faktor ini kita bisa meningkatkan produktifitas berdasarkan
kedisiplinan.
12.Efisiensi Biaya
Absensi Sidik Jari lebih efisien jika dibandingkan dengan identifikasi
dengan suara maupun retina mata. atau dengan amano yang setiap bulanya
harus mengeluarkan biaya membeli kertas, tinta maupun maintenance
http://finger-print.co.id/index.phphttp://finger-print.co.id/index.phphttp://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/index.php -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
48/183
26
yang repot. Dengan mesin absensi sidik jari juga dapat mengurangi
kecurangan jam kerja yang bisa saja membuat bangkrut instansi.
(www.absensisidikjari.co.id,2011)
2.3.2. Tujuan Penggunaan FingerPrint
Tujuan dari penggunaanfingerprintsebagai mesin absensi, yaitu :
1. Meningkatkan produktifitas pegawai terhadap organisasi yang berawal
dari kedisiplinan atas kehadiran pegawai di tempat kerja.
2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada
kapegawaian dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan
laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kepegawaian.3. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan
sistem absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam materi
maupun operasional.
4. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan
bagian kepegawaian yang berhubungan dengan kedisiplinan pegawai
berupa absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu dari syarat kerja
serta memberikan informasi loyalitas pegawai yang dapat dijadikan dasar
dalam penilaian kinerja pegawai (www.absensisidikjari.com,2011).
Dalam rangka meningkatkan disiplin pegawai, maka upaya pengendalian
dan pengawasan disiplin kerja pegawai perlu dilaksanakan secara terus menerus
dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai alat pengawasan dan
pengendalian adalah melihat tingkat kehadiran pegawai yang secara periodik
dievaluasi. Sistem pelaporan absensi manual yang selama ini dilakukan cenderung
manipulasi dan tidak menyampaikan laporan kehadiran pegawai dengan apa
adanya.
2.4. Teori Disiplin Pegawai
Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan suatu modal
dasar pembangunan nasional. Namun, selama ini masih dirasakan masih bahwa
potensi sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
49/183
27
Keadaan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap sikap mental tenaga kerja di
lingkungan kerjanya yang berakibat rendahnya hasil kerjanya. Hal ini berakibat
pada rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu, usaha
kearah peningkatan motivasi dan disiplin kerja bagi pegawai sangat diperlukan
agar dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Muchidarsyah, 2003:133).
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi
tanggung jawab. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (2005),
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib).
Menurut Muchidarsyah, (2003:133) disiplin adalah sikap kejiwaan dari
seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti
atau mematuhi segala aturan/keputusan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan instansi dan norma-
norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2002:193).
Disiplin adalah kondisi untuk melakukan koreksi atau hukum pegawai
yang melanggar ketentuan atau prosedur yang telah ditetapakan organisasi.
Disiplin merupakan bentuk pengendalian agar pelaksanaan pekerjaan pegawai
selalu berada dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Sedarmayanti, 2010:381).
Menurut Davis (Mangkunegara, 2001:129), disiplin kerja dapat diartikan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
organisasi. Ada 2 bentuk disiplin kerja (2001:129), yaitu :
1. Disiplin prevektif adalah suatu upaya untuk mengerakan pegawai
mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
50/183
28
telahditentukan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai
berdisiplin diri.
2. Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerkaan pegawai dalammenyatukan sutu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada instansi tersebut.
Pada disiplin korektif pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan
sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah
untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang
berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.
2.4.1. Indikator-Indikator Kedisiplian
Menurut Hasibuan (2002:197)pada dasarnya bayak indikator yang
mempengaruhi tingkat kedisiplian pegawai suatu organisasi, di antaranya :
1. Tujuan dan kemampuan
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta
cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan
(pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan
kemampuan pegawai bersangkutan, agar pegawai bekerja sungguh-
sungguh dan displin dalam mengerjakannnya.
2. Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan penting dalam menentukan kedisiplinan
pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahanya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan
pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.
3. Balas Jasa
Balas jasa sangat berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan
pegawai. Artinya semakin besar balas jasa semaikin baik kedisiplinanpegawai. Sebaliknya apabila balas jasa kecil kedisiplinan pegawai menjadi
rendah. Pegawai sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan
primernya tidak terpenuhi.
4. Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa
(pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan
pegawai yang baik. Pemimpin yang cakap dalam memimpin selalu
berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Jadi, keadialan harus
diterapkan dengan baik pada setiap instansi supaya kedisiplinan pegawai
organisasi baik pula.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
51/183
29
5. Pengawasan Melekat (Waskat)
Pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan pegawai. Dengan waksat berarti atasan harusaktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan
prestasi bawahannya. Hal ini berarti atasan harus slalu ada/hadir di tempat
kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika da
bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
6. Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan
semakin takut melanggar peraturan-peraturan instansi, sikap, dan perilaku
indisipliner pegawai akan berkurang.Berat/ringatnya sanksi hukuman yang akan diterapakn ikut mempengaruhi
baik-buruknya kedisiplinan pegawai. Sanksi harus ditetapkan berdasarkan
pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada
semua pegawai. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlaalu ringan atau
terlalu berat supaya hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap
tingkatan yang indispliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat motivasi
untuk memelihara kedispilinan dalam instansi.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap pegawai yang
indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada instansi
tersebut.
8. Hubungan kemanusiaan
Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan
yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua
pegawai. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi
kedisiplinan yang baik pada instansi. Jadi, kedisiplinan pegawai akan
tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
2.4.2. Aturan Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipli (PNS) sebagai abdi negara dan masyarakat perlu
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku akan hal ini. Dalam
hal Disiplin PNS, Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia mempunyai Peraturan
Pemerintah (PP) No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
52/183
30
Sipil. Selama ini seluruh kewajiban dan larangan bagi PNS mengacu pada
koridor-koridor pada Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 tersebut. Pada
tahun 2010, peraturan tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil disempurnakan lagi
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 ini
diberlakukan pada bulan Juni 2010 hingga saat ini, sehingga segala hal yang
berhubungan dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil mengacunya pada peraturan
tersebut. Jadi, bentuk disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil adalah yang mengacu
pada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 yang berisi 17 kewajiban dan 15
larangan, sebagai penyempurnaan atas 26 kewajiban dan 18 larangan sebagaimana
Pegawai Negeri Sipil pahami dulu dalam Peraturan Pemerintah sebelumnya (PP
No. 30 Tahun 1980).
Pegawai Negeri Sipil dikatakan disiplin apabila melaksanakan kewajiban
sebagai Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai pasal (3), berikut ini kewajiban Pegawai Negeri Sipil :
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah,dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
53/183
31
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
Negara;
10.Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan dan materil;
11.Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12.Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13.Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dan sebaik-
baiknya;
14.memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15.Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16.Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan;
17.Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Perihal tidak masuk kerja, dipertegas dengan definisi tidak masuk kerja
baik terus menerus maupun tidak menerus, dengan rincian sanksi sebagai berikut
pada Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 :
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
54/183
32
Tabel 2.2.
Pelanggaran-Pelanggaran Sanksi Disiplin sesuai Peraturan PemerintahNo. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
No.Kategori Hukuman
Lama Tidak Masuk
Kerja Tanpa Alasan
Yang Sah
Sanksi Menurut PP
No.53 Tahun 2010
1. Hukuman Disiplin Ringan 5 hari Teguran lisan
610 hari Teguran tertulis
1115 hariPernyataan tidak puas
secara tertulis
2. Hukuman Disiplin Sedang 1620 hari Penundaan KenaikanGaji Berkala
2125 hariPenundaan Kenaikan
Pangkat
Penurunan Pangkat
setingkat lebih
rendah paling lama 1
tahun
3. Hukuman Disiplin Berat 3135 hariPenurunan pangkat
paling lama 3 tahun
3640 hari
Pemindahan (mutasi)
dalam rangkapenurunan jabatan
(eselon) setingkat
lebih rendah
4145 hariPembebasan dari
abatan
> 46 hari
Pemberhentian
dengan hormat atau
tidak dengan hormat
(Sumber : PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil)
Catatan:
1. Penghitungan hari kerja selama hitungan masa tidak masuk kerja
adalah secara kumulatif dan berkelanjutan (Januari s/d Desember
dalam satu tahun) dengan penghitungan dikonversi 1 hari kerja =
7,5 jam;
2. PNS mempunyai hak untuk tidak masuk kerja paling lama 4 hari
dalam 1 tahun;
3. Yang dimaksud tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah adalah
alasan ketidak hadirannya tidak dapat diterima oleh akal sehat.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
55/183
33
2.5. Kerangka Berfikir
Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi
Finger Print terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah
Kabupaten Lebak. Untuk kepentingan penelitian ini, disiplin pegawai dipandang
sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan
organisasi.
Selain itu, penulis ingin menekankan bahwa disiplin yang ada pada setiap
orang/pegawai pada hakikatnya akan berbeda-beda tergantung sifat orang/pegawai
tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan disipin pegawai perlu adanya
sanksi atau peraturan yang tegas. Dalam hal ini, penulis berbicara tentang
penerapan absensi finger print, bahwa absensi finger print digunakan untuk
meningkatkan disiplin pegawai.
Berikut adalah kerangka pemikiran dari Pengaruh Efektivitas Penerapan
Absensi Finger Printterhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat
Daerah Kabupeten Lebak :
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
56/183
34
Skema Kerangka Berfikir
Gambar. 2.2
Variabel Y
Disiplin Pegawai
Indikatornya, antara lain:
1. Tujuan dan kemampuan
2. Teladan pimpinan3. Balas Jasa
4. Keadilan
5. Pengawasan Melekat
(Waskat)
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan
(Hasibuan, 2002:197)
9. Menaati Ketentuan Jam
Kerja
10.Mengutamakankepentingan negara
(PP No.53 Tahun 2010)
Variabel X
Efektivitas Absensi Sidik
Jari (FingerPrint)
Indikatornya, antara lain:
1. Pencapaian Target
2. Kemampuan Adaptasi
3. Kepuasan Kerja
4. Tanggung Jawab
(Tangkilisan,
2005:141)
5. Perangkat Keras
Komputer (Hardware)
6. Database
7. Prosedur8. Personalia
Pengoprasian
(Davis,1992:3)
Permasalahan Kedisiplinan Pegawai di Sekretariat Daerah Kab. Lebak
1. Tidak mengikuti apel pagi;
2. Membolos / tanpa keterangan;
3. Meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa sepengetahuan atasan;
4. Datang ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja;
5. Kembali dari istirahat tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
Permasalahan Absensi Finger Print dan Kedisiplinan Pegawai di
Sekretariat Daerah Kab. Lebak
1. Tidak mengikuti apel pagi;
2. Membolos / tanpa keterangan;
3. Meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa sepengetahuan atasan;
4. Datang ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja;
5. Kembali dari istirahat tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, bahkan pegawai kembali mendekati waktu pulang.
(Sumber, Peneliti, 2010-2011)
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
57/183
35
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan dasil dari tefleksi
peneliti berdasarkan landasan teori yang digunakan sebagai argumentasi
berdasarkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis hubungan (asosiatif),
yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua
variable atau lebih. Dimana penulis memiliki hipotesis bahwa :
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara efektivitas
penerapan absensifinger printer terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.
Selanjutnya hipotesis tersebut diuji secara statistik sehingga bentuknya
menjadi :
Ha : 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara efektivitas
penerapan absensi finger printer terhadap disiplin Pegawai Negeri
Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.
Ho : = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
efektivitas penerapan absensi finger printer terhadap disiplin
Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
58/183
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang digunakan untuk mengetahui
metode ilmiah . Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang menjelaskan nilai suatu
variabel dengan mengolah data-data yang ada kedalam suatu angka. Penelitian ini
juga menggunakan metode penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2010:11-12). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mengenai efektivitas penerapan absensifinger print
terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.
3.2. Instrumen Penelitian
Instrumen digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.
Adapun variabel yang digunakan adalah variabel X efektivitas absensifinger print
dan variabel Y disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peneliti mencoba manggambarkan
variable tersebut dengan beberapa indikator yang mempengaruhinya:
http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/ -
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
59/183
37
Tabel 3.1
Indikator Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator No.item
Efektivitas
(Tangkilisan, 2005:141)
1. Pencapaian
Target
- Pelaksanaan
Tujuan1,2
3- Pencapaian
Tujuan
2. Kemampuan
Beradaptasi
- Penyesuaian
Diri Internal
Organisasi4,5
6,7- Penyesuaian
Diri Eksternal
Organisasi
3. Kepuasan Kerja
- Motivasi
Pekerjaan8, 9,10
- Kenyamanan
- Sistem Insentif
4. Tanggung
Jawab
- Kemampuan
Menyelesaiakan
Mandat11,12
13,14- KemampuanMenyelesaiakan
Masalah
(Davis,1992:3)
1. Perangkat Keras
(Hadware)
- Komputer 15
16- Jaringan
2. Database- Menyimpan
Data
17,18
3. Prosedur - Prosedur 19,20
4. Personalia
Pengoprasian
- Operator
Komputer 21,22
23,24- Teknisi
Komputer
Disiplin Pegawai
(Hasibuan, 2002:197)
1. Tujuan dan
kemampuan
- Tujuan
Organisasi25
26- Kemampuan
Pegawai
2. Teladan
pimpinan
- Pimpinan
berdisiplin baik,
jujur dan adil
27,28
3. Balas Jasa- Kompensasi
dalam bentuk
29
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf
60/183
38
gaji dan insentif 30
- Tunjangan
4. Keadilan - Perlakuan samaterhadap
pegawai
31,32
5. Pengawasan
Melekat
(Waskat)
- Mengawasi
perilaku, moral,
sikap, kerja, dan
prestasi pegawai
33,34
6. Sanksi hukuman - Berdaasarkan
PP No. 53
Tahun 2010
35,36
7. Ketegasan - Berani bertindak
tegas
memberikan
hukuman
kepada pegawai
yang melanggar
peraturan
instansi
37,38
8. Hubungan
kemanusiaan
- Lingkungan dan
suasana kerja
yang harmonis
39,40
PP No. 53 Tahun 2010
9.
MenaatiKetentuan Jam
Kerja
-Ketentuan JamKerja 41,42
10.Mengutamakan
kepentingan
negara dari
pada
kepentingan
sendiri,
seseorang,
dan/atau
golongan
- Mengutamakan
kepentingan
negara
43,44
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan
jumlah variabel sebanyak dua variabel. Sedang skala pengukuran instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.SkalaLikert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah diterapkan secara
-
7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_A