pengaruh_efektivitas_penerapan_absensi_f.pdf

Upload: khoirul-muanam

Post on 02-Mar-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    1/183

    PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI

    FI NGER PRINTTERHADAP DISIPLIN PEGAWAINEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH

    KABUPATEN LEBAK

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen PublikProgram Studi Ilmu administrasi Negara

    Oleh:

    Erna Maeyasari

    NIM. 082037

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

    2012

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    2/183

    ABSTRAK

    Erna Maeyasari. NIM 6661082037. Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi

    Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah

    Kabupaten Lebak. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial

    dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.2012. 155 halaman + 15

    lampiran. Pembimbing I Yeni Widyastuti S.Sos,. M.Si. Pembimbing II Rina

    Yulianti.,S.IP.,M.Si.

    Kata Kunci :Disiplin, Efektivitas,Finger Print.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektipan penerapankehadiran elektronik dengan Finger Print terhadap kedisiplinan Pegawai Negeri

    Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Metode yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang

    diterapkan pada 164 sampel yang diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel

    jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil

    penelitian ini adalah Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print di Sekretariat

    Daerah Kabupaten Lebak 76,9 persen dengan tingkat Disiplin Pegawai Negeri

    Sipil Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak sebesar 80,5 persen dan terdapat

    pengaruh pada keefektifan penerapan absensi Finger Print terhadap disiplin

    Pegawai Negeri Sipil sebesar 35,2 persen. Selanjutnya, diketahui terdapat

    hubungan yang sedang dan signifikan dengan uji koefisien korelasi thitung0,593 >ttabel 0,148, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai dapat dilakukan

    dengan menerapkan absensi Finger Print dan sikap tegas dari pimpinan. Saran

    dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan disiplin pegawai hendaknya pihak

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak selalu memantau, memperbaiki pelaksanaan

    sistem absensi yang sudah ada dan hendaknya lebih memperketat sistem

    pelaksanaan absensi dengan melakukan absensi di siang hari, sehingga para

    pegawai tidak bisa pergi sekehendaknya disaat jam kerja.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    3/183

    ABSTRACT

    Erna Maeyasari . NIM 6661082037. The Effectivity Influence of Finger Print

    Implementation towards The Civil Servants Disciplinary at Secretariat Daerah

    Kabupaten Lebak. Public Administration Department, Social and Politics Faculty

    of Sultan Ageng Tirtayasa University. 2012. 155 pages + 15 enclosed. 1stAdvisor :

    Yeni Widyastuti S.Sos. M.Sc. 2stAdvisor : Rina Yulianti., S.IP., M.Sc.

    Keywords : Disciplinary, Effectivity, Finger Print.

    The purpose of this research is to know Effectivity Influence of Finger Print

    Implementation towards the Civil Servants Disciplinary at Secretariat Daerah

    Kabupaten Lebak.. The method used in this research is quantitative withassociative approach applied on 164 respondents using saturated sampling

    technique. The instruments used in this research are questionnaire.

    The result tof

    this research is find out that Effectivity of Finger Print Implementation 76,9

    percent and the level Disciplinary of Civil Servants at Secretariat Daerah

    Kabupaten Lebak 80,5 percent and there is Effectivity Influence of Finger Print

    Implementation towards the Civil Servants Disciplinary at Secretariat Daerah

    Kabupaten Lebak about 35,2 percent. Furthermore, that there is a relationship

    which average and the significant with test of the correlation coefficient t count

    0,593 > t table 0,148, than Ho is rejected and Ha is accepted. Thus it can be

    concluded that to improve civil servants disciplinary can be done by applying

    fingerprint electronic attendance and a firm attitude of the leadership. Theresearch recommendation are to improve The Civil Servants Disciplinary

    Secretariat Daerah Kabupaten Lebak should always monitor, improve

    implementation of existing attendance systems and should further the system of

    implementation of the attendance by attendance in evening, so employees cant go

    pleases while working hours.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    4/183

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Nama : ERNA MAEYASARI

    NIM : 6661082037

    Judul Proposal : PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI FINGER PRINT

    TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

    SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK

    Serang, 28 Mei 2012

    Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si Rina Yulianti, S.IP.,M.Si

    Nip. 19760210 200501 2 003 Nip. 19740705 2006604 2 011

    Mengetahui,

    Dekan FISIP UNTIRTA

    Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si

    Nip. 19710824 200501 2 002

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    5/183

    PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    Nama : ERNA MAEYASARI

    NIM : 6661082037

    Judul Skripsi : PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ABSENSI

    FINGER PRINT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI

    SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK

    Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 03 bulan

    Juli tahun 2012 dan dinyatakan LULUS.

    Serang, 03 Juli 2012

    Ketua Penguji

    Nama : Drs.H.Oman Supihadi, M.Si ( )

    Nip. : 19580606 198603 1 003

    Anggota

    Nama : Kandung Sapto N., S.Sos.,M.Si ( )

    Nip. : 19780918 200501 1 002

    Anggota

    Nama : Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si ( )

    Nip. : 19760210 200501 2 003

    Mengetahui,

    Dekan FISIP Untirta Ketua Program Studi

    Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si Rina Yulianti, S.IP.,M.SiNip. 19710824 200501 1 002 Nip. 19740705 2006604 2 011

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    6/183

    Kekalahan adalah pelajaran. Kemenangan adalah hadiah karena belajar.

    Kejatuhan adalah peringatan karena tidak mengambil pelajaran. Bangkit

    adalah kemenangan karena belajar dari kejatuhan.

    -Mario Teguh-

    Skripsi ini kupersembahkan untuk :

    Mama, Bapak, Kakak, Adik,

    seluruh Keluarga besarku,

    dan Sahabat-Sahabatku tercinta

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    7/183

    i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, limpahan rahmat dan hidayah-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

    Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudulPengaruh Efektivitas

    Penerapan Absensi Finger PrintTerhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

    Skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu

    mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati,

    peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-

    pihak sebagai berikut:

    1. Prof.Dr.H.Soleh Hidayat,M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

    Tirtayasa;

    2. Dr.Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

    3.

    Kandung Sapto Nugroho, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

    dan Ilmu Politik;

    4.

    Mia Dwiana, S.Sos.,M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

    5.

    Gandung Ismanto, MM selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    8/183

    ii

    6. Rina Yulianti.,S.IP.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara dan

    Dosen Pembimbing II yang senantiasa membimbing dan memberikan saran

    kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan;

    7.

    Yeni Widyastuti, S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

    membimbing dan memberikan saran dengan penuh kesabaran serta

    memberikan masukan untuk perbaikan skripsi peneliti;

    8. Para dosen dan staff TU Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala sumbangsihnya.

    9. Drs. H. Ruswan Effendi, M.Si, selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak;

    10.Hj.Titiek Yuniaty, S.Sos, M.Si, selaku Kepala Bagian Organisasi Dan Tata

    Laksana Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak;

    11.Aripin, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Sekretariat

    Daerah Kabupaten Lebak;

    12.Agus Nugraha, S.STP, selaku Kepala Sub Bagian Ketatalaksanaan selaku

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang telah banyak memberikan data dan

    informasi yang peneliti butuhkan serta arahan dan juga motivasi untuk

    peneliti.;

    13.

    M.Dada Wijaya, selaku Operator Komputer Bagian Organisasi Dan Tata

    Laksana Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak ;

    14.Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan serta

    kasih sayang baik bersifat moril maupun materil. Terima kasih atas semua

    yang telah kalian berikan pada peneliti dari sejak lahir hingga saat ini;

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    9/183

    iii

    15.Untuk Sahabatku Puji, Resa, Risa, Rivera, Ani, Iin, Dela, Arpan, Andry, Nunu

    dan teman-teman Administrasi Negara angkatan 2008 baik regular maupun

    non regular, khususnya kelas VIII C. Terimakasih banyak atas dukungan dan

    bantuannya;

    16.

    Teman-Teman BEM FISIP Kabinet Dahsyat 2011 terima kasih telah

    memberikan pengalaman-pengalaman berharga dan motivasi kalian;

    17.Untuk para senior Administrasi Negara dan pihak-pihak yang tidak bisa

    disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan semua informasi yang

    penulis butuhkan dari kalian semua dalam menyusun skripsi.

    Mungkin masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini, oleh

    karena itu sampaikan saran dan kritik ke arah perbaikkan dan penyempurnaan

    skripsi ini, penulis akan dengan senang hati menerimanya. Akhir kata semoga

    skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Serang, Mei 2012

    Erna Maeyasari

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    10/183

    i

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK

    ABSTRACT

    LEMBAR PERSETUJUAN

    LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Halaman

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI iv

    DAFTAR TABEL viii

    DAFTAR GAMBAR xiii

    DAFTAR DIAGRAM xiv

    DAFTAR LAMPIRAN xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah 1

    1.2. Identifikasi Masalah 8

    1.3. Batasan dan Perumusan Masalah 9

    14. Tujuan Penelitian 9

    1.5. Manfaat Penelitian 10

    1.6. Sistematika Penulisan 11

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    11/183

    ii

    BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    2.1. Deskripsi Teori 16

    2.2. Teori Efektivitas 16

    2.3. Mesin Absensi Sidik Jari (Finger Print) 19

    2.3.1. Keunggulan Mesin AbsensiFingerprint 24

    2.3.2. Tujuan PenggunaanFingerPrint 26

    2.4. Teori Disiplin Pegawai 26

    2.4.1. Indikator-Indikator Kedisiplian 28

    2.4.2. Aturan Pemerintah tentang Disiplin PNS 29

    2.5. Kerangka Berfikir 33

    2.6. Hipotesis 35

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian 36

    3.2. Instrumen Penelitian 36

    3.2.1. Sumber Data 40

    3.3. Populasi dan Teknik Sampling 41

    3.4. Teknik Pengumpulan Data 43

    3.5. Teknik Pengolahan Data 45

    3.6. Teknik Analisis Data 47

    3.6.1. Uji Koefisien Korelasi 47

    3.6.2. Uji Koefisien Determinan 49

    3.6.3. Uji Regresi Linear Sederhana 49

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    12/183

    iii

    3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian 50

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    4.1. Deskripsi Objek Penelitian 52

    4.1.1. Gambaran Umum Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak53

    4.1.2. Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 57

    4.2. Deskripsi Data 62

    4.2.1. Pengujian Persyarat Statistik 62

    4.2.1.1. Hasil Uji Validitas 62

    4.2.1.2. Hasil Uji Realibilitas 65

    4.2.1.3. Hasil Uji Normalitas 67

    4.2.2. Identitas Responden 70

    4.2.2.1. Karakteristik Jenis Kelamin 72

    4.2.2.2. Karakteristik Usia 73

    4.2.2.3. Karakteristik Pendidikan Terakhir 74

    4.2.2.4. Karakteristik Jabatan 75

    4.2.3. Analisis Data 76

    4.2.3.1. Penyajian Data Variabel X 77

    4.2.3.2. Analisis Variabel X 108

    4.2.3.3. Penyajian Data Variabel Y 111

    4.2.3.4. Analisis Variabel Y 142

    4.3. Pengujian Hipotesis 144

    4.3.1. Hasil Uji Koefisien Korelasi 144

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    13/183

    iv

    4.3.2. Hasil Uji Koefisien Determinan 145

    4.3.3. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana 146

    4.4. Interprestasi Hasil Penelitian 149

    4.5. Pembahasan 151

    BAB V PENUTUP

    5.1. Simpulan 152

    5.2. Saran 153

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    14/183

    i

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Di Sekretariat Daerah

    Kabupaten Lebak 6

    Tabel 2.1. Perbandingan Kelemahan dan Kekurangan Beberapa

    Sistem Pencatatan Absensi 24

    Tabel 2.2. Pelanggaran-Pelanggaran Sanksi Disiplin sesuai PP No. 53

    Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil 32

    Tabel 3.1. Indikator Variabel 37

    Tabel 3.2. Skor dalam Penelitian 39

    Tabel 3.3. Jumlah Seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

    Lebak 41

    Tabel 3.4. Pedoman untuk memberikan Interprestasi KoefisienKorelasi 49

    Tabel 3.5. Jadwal Penelitian 51

    Tabel 4.1. Jumlah Seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

    Lebak 61

    Tabel 4.2. Hasil Perhitungang Uji Validitas Variabel X 63

    Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y 64

    Tabel 4.4. Reliabilitas Efektivitas AbsensiFinger Print(X) 66

    Tabel 4.5. Realibilitas Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Y) 66

    Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas 68

    Tabel 4.7. Jumlah Sampel yang Diambil 71

    Tabel 4.8. Penerapan AbsensiFinger PrintSudah Mengarah Pada Tujuan

    Organisasi 78

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    15/183

    ii

    Tabel 4.9 Pegawai Dalam Bekerja Sesuai Dengan Tujuan Organisasi 79

    Tabel 4.10 Penerapan AbsensiFinger Printditerapkan Kepada SeluruhPegawai 80

    Tabel 4.11 Frekuensi Indikator Pencapaian Target 81

    Tabel 4.12 Pegawai Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan

    Absensi 82

    Tabel 4.13 Pelatihan atau Sosialisasi Bagi Pegawai 83

    Tabel 4.14 AbsensiFinger PrintSesuai Dengan Perkembangan

    Teknologi 84

    Tabel 4.15 Frekuensi Indikator Kemampuan Beradaptasi 85

    Tabel 4.16 AbsensiFinger PrintMemotivasi Pegawai 86

    Tabel 4.17 Fasilitas Yang Menunjang Pekerjaan Pegawai 87

    Tabel 4.18 Kesesuaian Sistem Insentif Dengan Beban Kerja Setiap

    Pegawai 88

    Tabel 4.19 Frekuensi Indikator Kepuasan Kerja 89

    Tabel 4.20 SDM / Pegawai Operator Belum Optimal 90

    Tabel 4.21 Pegawai Melaksanakan Pekerjaan Dengan Tepat Waktu 91

    Tabel 4.22 Pengambilan Keputusan Selalu Berkoirdinasi Dengan

    Pimpinan 92

    Tabel 4.23 Pegawai Berinisiatif Mengambil Keputusan Terhadap

    Permasalahan 93

    Tabel 4.24 Frekuensi Indikator Tanggung Jawab 94

    Tabel 4.25 Mesin Absensi Finger Print dan Komputer Terstandarisasi

    dengan Baik 95

    Tabel 4.26 Jaringan Terkoneksi dengan Baik 96

    Tabel 4.27 Frekuensi Indikator Perangkat Keras (Hardware) 97

    Tabel 4.28 Pegawai Selalu MenggunakanDatabase 98

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    16/183

    iii

    Tabel 4.29 DatabaseKepegawaian Selalu Update 99

    Tabel 4.30 Frekuensi IndikatorDatabase 100

    Tabel 4.31 Penerapan Mesin AbsensiFinger PrintSesuai dengan

    Prosedur 101

    Tabel 4.32 Prosedur Mengenai AbsensiFinger PrintMudah

    Dipahami 102

    Tabel 4.33 Frekuensi Indikator Prosedur 103

    Tabel 4.34 OperatorAbsensiFinger Print dari Pegawai LingkunganSEKDA Lebak 104

    Tabel 4.35 OperatorAbsensiFinger Printbekerja sesuai dengan

    prosedur 105

    Tabel 4.36 Teknisi Secara Rutin Melakukan Perawatan dan

    Pemeliharaan Program 106

    Tabel 4.37 SDM Khusus Teknisi 107

    Tabel 4.38 Frekuensi Indikator Personalia Pengoprasian 108

    Tabel 4.39 Pegawai Harus Mengetahui Tujuan Pimpinan 109

    Tabel 4.40 Pekerjaan yang diberikan Sesuai dengan Kemampuan 110

    Tabel 4.41 Frekuensi Indikator Tujuan dan Kemampuan 111

    Tabel 4.42 Pimpinan Selalu Memberikan Contoh Berdisiplin 112

    Tabel 4.43 Pimpinan Tidak Melakukan Tindakan KKN 113

    Tabel 4.44 Frekuensi Indikator Teladan Pimpinan 114

    Tabel 4.45 Pemberian Gaji dan Insentif yang Adil bagi Pegawai 115

    Tabel 4.46 Tunjangan Pegawai yang Disiplin akan Mendorong Sikap

    Disiplin 116

    Tabel 4.47 Frekuensi Indikator Balas Jasa 117

    Tabel 4.48 Perlakuan yang Diberikan Pimpinan Sama terhadap

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    17/183

    iv

    Semua Pegawai 118

    Tabel 4.49 Pimpinan Harus Memberikan Pekerjaan Secara Adil 119

    Tabel 4.50 Frekuensi Indikator Keadilan 120

    Tabel 4.51 Penilaian & Pegawasan Sudah Diterapkan Instansi 121

    Tabel 4.52 Pimpinan Mengetahui Prestasi Kerja dan Kesulitan

    Pekerjaan Pegawai 122

    Tabel 4.53 Frekuensi Indikator Pengawasan Melekat 123

    Tabel 4.54 Pegawai Mengetahui PP No.53 Tahun 2010 124

    Tabel 4.55 Sanksi yang Diberikan Berdasarkan PP No.53 Tahun 2010 125

    Tabel 4.56 Frekuensi Indikator Sanksi Hukuman 126

    Tabel 4.57 Pimpinan Berani Bersikap Tegas dalam Memberikan

    Hukuman 127

    Tabel 4.58 Pimpinan Harus Tegas Dalam Memberikan Contoh Sikap

    Disiplin 128

    Tabel 4.59 Frekuensi Indikator Ketegasan 129

    Tabel 4.60 Lingkungan dan Suasana Kerja yang Nyaman akan

    Membuat Pegawai Disiplin 130

    Tabel 4.61 Pegawai Menciptakan Suasana Hubungan Kemanusiaan 131

    Tabel 4.62 Frekuensi Indikator Hubungan Kemanusiaan 132

    Tabel 4.63Ketentuan Jam Kerja 133

    Tabel 4.64 Pegawai Datang Terlambat dan Pulang Mendahului 134

    Tabel 4.65 Frekuensi Indikator Menaati Ketentuan Jam Kerja 135

    Tabel 4.66 Pegawai Mengutamakan Kepentingan Organisasi 136

    Tabel 4.67 Pegawai Meninggalkan Pekerjaan Untuk Mengurus

    Kepentingan Pribadi 137

    Tabel 4.68 Frekuensi Indikator Mengutamakan Kepentingan Negara dari

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    18/183

    v

    pada Kepentingan Sendiri, Seseorang atau Golongan 138

    Tabel 4.69 Koefisien KorelasiProduct Moment 139

    Tabel 4.70 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien

    Korelasi 140

    Tabel 4.71 Koefisien Determinan 141

    Tabel 4.72 Regresi Linear Sederhana 142

    Tabel 4.73 Keberartian Regresi 143

    Tabel 4.74 Rekap Absensi Pegawai Pada Tahun 2011 144

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    19/183

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Cara Penempatan Sidik Jari 22

    Gambar 2.2 Proses input data dari mesin absensifinger printke komputer23

    Gambar 2.3 Skema Kerangka Berfikir 34

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Lebak57

    Gambar 4.2 Struktur Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 68

    Gambar 4.3 Kontinum Interprestasi Skor 109

    Gambar 4.4 Kategori Penilaian Efektivitas AbsensiFinger Print 110

    Gambar 4.5 Kontinum Interprestasi Skor 143

    Gambar 4.6 Kategori Penilaian Disiplin Pegawai 144

    Gambar 4.7 Garis Regresi 148

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    20/183

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 4.1 Kurva Normal Variabel X 69

    Diagram 4.2 Kurva Normal Variabel Y 70

    Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 72

    Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia 73

    Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Terakhir 74

    Diagram 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Jabatan Responden 75

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    21/183

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 2 Surat Izin Menyebar Kuisoner

    Lampiran 3 Kuisoner

    Lampiran 4 Jawaban Responden

    Lampiran 5 Uji Validitas

    Lampiran 6 Frequency Table

    Lampiran 7 Histogram

    Lampiran 8 Tabel Nilai-Nilai rProduct Moment

    Lampiran 9 Tabel Nilai-Nilai Distribusi F

    Lampiran 10Hasil AbsensiFinger Print

    Lampiran 11 Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010

    Lampiran 12Absensi Bimbingan

    Lampiran 13Daftar Riwayat Hidup

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    22/183

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    23/183

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang Masalah

    Birokrasi sebagai suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan

    kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang

    formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi

    atau pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka. Birokrasi juga dimaksudkan untuk

    mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Selain

    itu, birokrat dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya harus dilandasi

    persepsi dan kesadaran hukum yang tinggi. Adapun ciri-ciri birokrasi, yaitu

    adanya pelaksanaan prinsip-prinsip organisasi dengan sepenuhnya, adanya

    peraturan yang benar-benar ditaati, para pejabat bekerja dengan penuh perhatian

    menurut kemampuan masing-masing, para pejabat terikat oleh disiplin, para

    pejabat diangkat berdasarkan syarat-syarat teknis berdasarkan peraturan, dan

    adanya pemisahan yang tegas antara urusan dinas dan urusan pribadi.

    Untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu

    padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi,

    berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan

    abdi masyarakat diperlukan pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri

    Sipil yang semuanya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2004

    tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    24/183

    2

    Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentangperubahan atas

    Undang-Undang No. 8 Tahun 1974tentangPokok-Pokok Kepegawaian pasal (2)

    bahwa Pegawai Negeri Sipil terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan

    Pegawai Negeri Sipil Daerah. Birokrat yang berada di daerah bila dilihat dari

    sistem Pemerintahan Indonesia yaitu Sekretaris Daerah, karena Sekretaris Daerah

    merupakan jabatan paling puncak dalam pola karier Pegawai Negeri Sipil di

    daerah dan karena kedudukannya sebagai pembina Pegawai Negeri Sipil di

    daerahnya, maka citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak

    ditentukan oleh kinerja pegawai tersebut terutama mengenai kedisiplinan

    pegawainya. Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu pimpinan Pemerintah

    Daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari

    Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah bertugas

    membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan

    dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan

    kewajibannya, Sekretaris Daerah bertanggung jawab kepadaKepala Daerah.

    Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

    menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang

    baik, perlu adanya penyatuan arah dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang

    dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik

    manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan unit organisasi instansi

    pemerintah secara terpadu. Selain itu, pendisiplinan pegawai sangat perlu untuk

    meningkatkan citra, kerja, dan kinerja pegawai. Pendisiplinan adalah usaha-usaha

    untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_Daerah
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    25/183

    3

    untuk menaati sebuah peraturan. Sedangkan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)

    adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan

    menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

    dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi

    hukuman. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pegawai yang

    melakukan pelanggaran. Contohnya terlihat di Sekretariat Daerah Provinsi Banten

    masih banyak pegawai yang melakukan pelanggaran terutama mengenai disiplin

    jam kerja. Padahal Sekretariat Daerah Provinsi Banten telah menerapkan absensi

    Finger Print sejak 01 Mei 2009, akan tetapi penerapan absensi finger printtidak

    berjalan efektif hingga sekarang karena masih saja banyak pegawai yang tidak

    disiplin jam kerjanya atau korupsi waktu. Padahal dengan adanya absensi finger

    print harusnya pegawai bisa termotivasi untuk datang tidak terlambat dan lebih

    rajin untuk datang ke kantor karena absensi finger print tidak dapat dimanipulasi

    kehadirannya.

    Sejak tahun 1970-an, beberapa perusahaan sedikitnya sepuluh negara di

    dunia sudah menggunakan teknologi ini. Efisiensi menjadi dasar penggunaan

    sistem identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong

    perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin keamanan.

    Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (absensi) bisa didapat melalui alat ini.

    Tentu saja hal ini sangat membantu divisi sumber daya manusia untuk

    mengevaluasi kinerja para pegawai. Contoh intansi yang berhasil menerapkan

    absensi finger print untuk memotivasi kerja pegawainya, yaitu di Institut

    Pertanian Bogor (IPB) (Faisal, 2006:17). Penerapan absensi finger print

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    26/183

    4

    diterapkan kepada pegawai sejak tahun 2005 yang berada di masing-masing

    fakultas. Dan hasil dari penerapan absensifinger printtersebut memiliki pengaruh

    yang baik, sehingga tidak ada lagi pegawai yang datang terlambat atau korupsi

    waktu dan tidak lagi menitip absen kepada pegawai lain, karena peralatan ini

    hanya merekam sidik jari pegawai yang bersangkutan, selain itu peralatan ini

    bekerja secara online dan dapat dipantau dari komputer yang terhubung dengan

    peralatan tersebut.Finger print ini juga memudahkan bagi administratornya untuk

    merekap absensi para pegawai.

    Dalam penelitian ini studi kasus pelanggaran yang diambil peneliti yaitu di

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak pada bulan Februari 2011. Jenis pelanggaran

    yang dilakukan pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, seperti perilaku

    pegawai yang tidak sesuai dengan kode etik pegawai yang menunda pekerjaan dan

    meninggalkan kantor disaat jam kerja untuk mengurusi kepentingan pribadi dan

    terkadang pegawai tidak ijin terlebih dahulu kepada atasan. Sehingga bila pegawai

    lain atau atasan membutuhkan pegawai tersebut, akan sulit mencarinya dan

    pekerjaan kantor menjadi tertunda. Hal ini terbukti ketika peneliti hendak

    melakukan praktek kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, pegawai yang

    mengurusi siswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau mahasiswa magang sering

    tidak ada di tempat karena sedang keluar mengurusi urusan pribadi, sehingga surat

    tugas penempatan kerja pun belum dibuat padahal waktu pelaksanaan magang

    harus sudah dilakukan.

    Selain itu, di Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak masih banyak pegawai

    yang kurang disiplin dalam bekerja, seperti tidak mengikuti apel pagi yang

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    27/183

    5

    dilaksanakan setiap hari kerja di depan Kantor Sekretariat Daerah,

    membolos/tidak masuk tanpa keterangan, istirahat dan pulang mendahului, datang

    ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja, dan kembali dari istirahat mendekati

    jam pulang kerja. Padahal dalam Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor

    800/Kep.432/Ortala/2010 tentang Ketentuan Hari Kerja dan Jam Kerja bagi

    Pegawai di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak sudah jelas disebutkan,

    dan pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja menurut Kepala Sub Bagian

    Kepegawaian sudah mendapatkan sanksi berupa teguran secara lisan dari atasan

    dan Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak telah memberikan surat peringatan

    kepada pegawai yang melanggar peraturan setelah rekapitulasi absensi selama

    satu tahun. Akan tetapi, pegawai yang melakukan pelanggaran masih saja banyak.

    Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan disiplin pegawainya

    Pemerintah Kabupaten Lebak menerapkan absensi sidik jari (finger print) yang

    mulai berlaku dari tanggal 01 Desember 2010 sampai dengan sekarang. Selain itu,

    penerapan absensi sidik jari (finger print)ini dilakukan agar memudahkan atasan

    untuk melihat tingkat kedisiplinan dari masing-masing pegawai. Karena selama

    ini pada absensi manual, atasan atau pegawai lain yang melihat absensi tidak bisa

    melihat tingkat kedisiplinan pegawai, masalahnya pada absensi manual tidak ada

    keterangan kapan pegawai tersebut datang dan pulang, pegawai bisa merapel di

    hari lain atau menitip absen pada pegawai lain. Sehingga menyulitkan atasan

    untuk memberikan sanksi yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun

    2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    28/183

    6

    Berikut ini jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja dari

    masing-masing bagian yang berada di Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak

    setelah diterapkannya absensi sidik jari (finger print) pada bulan Desember 2010 :

    Tabel 1.1

    Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

    NO SKPD

    KETERANGAN

    HARI

    KERJATK L E

    1 Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak 21 2 2 10

    2 Bagian Administrasi Pemerintahan Umum 21 3 3 10

    3 Bagian Hukum dan Perundang-undangan 21 2 8 10

    4 Bagian Organisasi dan Tata Laksana 21 1 3 8

    5

    Bagagian Administrasi Perekonomian dan

    Sumber Daya Alam 21 1 6 10

    6 Bagagian Administrasi Pembangunan 21 5 4 13

    7 Bagagian Umum dan Protokol 21 3 3 10

    8 Bagaian Keuangan 21 1 6 11

    9 Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah 21 3 2 11

    10 Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat 21 5 8 13

    11 Bagian Humas dan Komunikasi 21 5 4 13

    Jumlah 31 49 119

    (Sumber : Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tatalaksana Kabupaten Lebak,Tahun 2010)

    Keteranganrekapitulasi kehadiran pegawai :

    TK : Tanpa keterangan

    L : Telat

    E : Mendahului

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    29/183

    7

    Dari Tabel 1.1 dapat terlihat jelas bahwa dengan finger print ternyata

    masing-masing bagian banyak yang melakukan pelanggaran, tidak seperti

    sebelum menggunakan finger print dari masing-masing bagian sulit diketahui

    jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja di Sekretariat Daerah

    Kabupaten Lebak.

    Masih banyaknya pegawai yang melakukan pelanggaran jam kerja

    terutama datang terlambat hal ini dikarenakan menurut Kepala Sub Bagian

    Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak sudah menjadi kebiasaan

    pegawai dan belum adanya sanksi tegas hanya berupa teguran secara lisan.

    Sedangkan untuk pegawai yang melakukan pelanggaran lain diberi sanksi sesuai

    Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

    Ketentuan pelaksanaan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print)baru

    dilakukan untuk Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Staf Ahli Bupati

    Lebak, Sekretaris DPRD Kabupaten Lebak, BAPPEDA Kabupaten Lebak, Badan

    Kepegawaian Daerah Kabupaten Lebak, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten

    Lebak, KPPT Kabupaten Lebak, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

    Kabupaten Lebak, Kantor Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Lebak, dan

    bagian-bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Akan tetapi,

    akhir tahun 2011 semua Instansi Pemerintahan di Kabupaten Lebak sudah

    menggunakan absensi melalui mesin sidik jari (Finger Print) dan hasilnya di

    outputke komputer. Masalahnya yang terjadi di lapangan yaitu ketidak mampuan

    pegawai dalam menguasai komputer, hal ini terbukti ketika peneliti magang di

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak ada beberapa pegawai yang belum

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    30/183

    8

    sepenuhnya menguasai komputer dalam melakukan pekerjaannya dan masih

    sering mengandalkan atau meminta bantuan kepada pegawai yang lain. Hal ini

    akan merepotkan pegawai lain, apalagi bila pegawai yang diminta bantuannya

    sedang sibuk atau sedang mengerjakan pekerjaannya.

    Dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui disiplin

    Pegawai Negeri Sipil dengan adanya penerapan absensi finger printkhususnya di

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang menjadi locuspenelitian. Dan peneliti

    memberikan judul pada penelitian ini Pengaruh Efektivitas Penerapan

    Absensi F inger Print terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat

    Daerah Kabupaten Lebak.

    1.2. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini ada beberapa

    hal yang dapat diidentifikasikan yaitu :

    1. Masih ada pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak yang belum

    menguasai komputer yang berkenaan dengan sistemfingerprint;

    2. Adanya sikap kurang disiplin yang dilakukan oleh pegawai Sekretariat

    Daerah Kabupaten Lebak seperti meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa

    sepengetahuan atasan, tidak mengikuti apel pagi, istirahat atau pulang

    mendahului, datang dan pulang tidak sesuai jam kerja, dan kembali dari

    istirahat tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,terkadang kembali

    mendekati waktu pulang;

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    31/183

    9

    1.3. Batasan dan Rumusan Masalah

    Berdasarakan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan dalam

    bahasan sebelumnya, maka peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian ini

    mengenai Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print terhadap

    Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. Dan

    mengacu pada latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Adakah hubungan yang signifikan antara efektivitas penerapan absensi

    finger print terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah

    Kabupaten Lebak?

    2. Seberapa besar pengaruh efektivitas penerapan absensi finger print

    terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten

    Lebak?

    1.4. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang

    ingin dicapai yakni :

    1.

    Untuk mengetahui adakah hubungan positif dan signifikan antara

    penerapan absensi finger printterhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas penerapan absensi

    finger printterhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah

    Kabupaten Lebak.

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    32/183

    10

    1.5. Manfaat Penelitian

    Dari judul penelitian Pengaruh Efektivitas Penerapan AbsensiFinger Print

    terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak

    penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti baik secara

    teoritis maupun secara praktis. Berikut ini manfaat yang diharapakan penulis :

    1.5.1. Manfaat yang bersifat teoritis

    1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

    pengembangan pengetahuan yang berhubungan dengan organisasi

    Pemerintahan;

    2. Memberi kesempatan pada penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan teori

    yang dipelajari selama ini;

    3. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan

    sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu

    administrasi Negara khususnya;

    4. Sebagai bahan pemahaman untuk penelitian selanjutnya.

    1.5.2. Manfaat yang bersifat praktis

    1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran atau masukan guna

    mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan disiplin

    pegawai, sehingga Sekretariat Daerah dapat meningkatkan kinerja

    pegawai.

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    33/183

    11

    2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

    kepada masyarakat mengenai disiplin dan kinerja pegawai di Sekretariat

    Daerah Kabupaten Lebak.

    1.6. Sistematika Penelitian

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Latar belakang masalah menerangkan ruang lingkup dan kedudukan

    masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari lingkup yang paling umum

    sehingga menukik kemasalah yang paling spesifik dan menjelaskan mengapa

    peneliti mengambil judul penelitian tersebut.

    1.2. Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah dalam hal ini mendeteksi aspek permasalahan yang

    muncul dan berkaitan dengan judul penelitian atau dengan masalah. Untuk

    mengidentifikasi masalah peneliti biasanya melakukan observasi terlebih dahulu.

    1.3. Batasan dan Rumusan Masalah

    Batasan dan rumusan masalah dari hasil identifikasi tersebut ditetapkan

    masalah yang paling berkaitan dengan judul penelitian dan berbentuk dalam

    kalimat pertanyaan.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    34/183

    12

    1.4. Tujuan Penelitian

    Maksud tujuan penelitian dalam hal ini mengungkapkan tentang sasaran

    yang ingin dicapai dengan dilaksanakan penelitian.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian menjelaskan manfaat yang teoritis dan praktis dari

    penelitian yang akan diteliti.

    1.6. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang menjelaskan isi dari bab per bab yang ada

    dalam penelitian.

    BAB II DESKRIPSI TEORI

    Terdapat deskripsi teori, kerangka berfikir, dan hipotesis. Deskripsi teori

    mengkaji tentang berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel

    berfikir. Kerangka berfikir menceritakan alur pikiran peneliti dalam penelitian,

    sedangkan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

    kalimat pertanyaan.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    35/183

    13

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian

    Metode penelitian menjelaskan tentang penggunaan metode yang

    digunakan dalam penelitian.

    3.2.Instrumen Penelitian

    Instrumen Penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis

    alat pengumpulan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik

    penentuan kualitas instrumen (validitas, reliabilitas dan normalitasnya).

    3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

    Dalam sub ini menjelaskan untuk memilih atau menarik sampel, peneliti

    bisa melakukan beberapa cara. Secara umum ada dua metode untuk menarik

    sampel dari populasi, yaituprobability dan non-probability sampel.

    3.4. Teknik Pengumpulan Data

    Sub ini menjelaskan bagaimana peneliti mengumpulan data. Teknik

    pengumpulannya bisa melalui observasi, interview (wawancara), dan kuesioner.

    3.5.Teknik Pengolahan Data

    Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses

    pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan,

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    36/183

    14

    dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu

    analisis data.

    3.6. Teknik Analisis Data

    Teknik analisa data menjelaskan tentang pengkelompokkan data

    berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang

    diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

    melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

    3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian

    Sub ini menjelaskan dimana lokasi penelitian dilakukan dan alasan

    memilih lokasi penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian tersebut

    dilaksanakan.

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    4.1. Deskripsi Objek Penelitian

    Deskripsi obyek penelitian meliputi lokasi penelitian secara jelas,

    struktur organisasi dari tempat yang ditentukan dalam penelitian, dan yang

    berhubungan dengan objek penelitian.

    4.2. Deskripsi Data

    Deskripsi data yang menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah

    diperoleh dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    37/183

    15

    4.3. Pengujian Hipotesis

    Pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis statistic

    yang sudah ditentukan. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji tidaknya

    hipotesis nol penelitian.

    4.4. Interprestasi Hasil Penelitian

    Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis yang

    dikaitkan dengan rumusan masalah.

    4.5. Pembahasan

    Sub pembahasan menjelaskan lebih lanjut terhadap persoalan dan pada

    akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai keterbatasan yang

    mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitian terutama sekali untuk penelitian

    eksperimen dan keterbatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian

    lebih lanjut dalam bidang yang menjadi obyek penelitian.

    BAB V PENUTUP

    5.1. Simpulan

    Simpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara

    singkat, jelas dan mudah dipahami.

    5.2. Saran

    Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang

    yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    38/183

    16

    BAB II

    DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    2.1. Deskripsi Teori

    Sugiyono (2010:55) berpendapat teori adalah seperangkat konsep asumsi

    generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan

    perilaku dalam berbagai organisasi. Deskripsi teori ini merupakan acuan dasar

    dalam menunjang sebuah penelitian, sebagaimana yang peneliti lakukan.

    Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk menjawab atas

    pernyataan dari rumusan masalah sebelumnya dan untuk mengetahui teori-teori

    apa saja yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti

    mengklasifikasikan teori kedalam beberapa teori, yaitu teori efektivitas, deskripsi

    tentang mesin absensi sidik jari (Finger Print), dan teori disiplin pegawai. Adapun

    penjelasannya adalah sebagai berikut :

    2.2. Teori Efektivitas

    Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukan pada taraf

    tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,

    meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan

    pada hasil yang dicapai, sedangkan efisensi lebih melihat pada bagaimana cara

    mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan output.

    Menurut Miler (Tangkilisan, 2005:138), menjelaskan bahwa arti efektivitas dan

    efisiensi adalah sebagai berikut :

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    39/183

    17

    Efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial

    mencapai tujuannya. Efektivitas harus dibedakan dengan efisiensi.

    Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil,sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian

    suatu tujuan.

    Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan

    tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya

    berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan oprasional

    dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran

    akhir kebijakan (spending wisely) (Mahsun, 2006:182).

    Menurut Siagian (2001 : 24) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,

    sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

    sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang

    dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya

    sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,

    berarti makin tinggi efektivitasnya.

    Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich konsep efektivitas terdiri dari

    dua pendekatan yaitu pendekatan Tujuan dan pendekatan sistem (1997:27-29).

    Dua pendekatan tersebut antara lain :

    Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas

    didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk

    mencapai tujuan. Sedangkan dalam teori sistem, organisasi dipandang

    sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan dan

    saling tergantung satu sama lain. Arus masukan (input) dan keluaran

    (output) merupakan titik tolak dalam uraian organisasi. Dengan kata lain

    yang lebih sederhana, organisasi mengambil sumber (input) dari sistem

    yang lebih luas (lingkungan), memproses sumber ini dan

    mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah (output).

    Gibson menyimpulkan kriteria efektivitas suatu organisasi dalam lima

    indikator,yaitu:

    1. Produksi (Production)

    Menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan

    mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan, ukuran ini

    berhubungan secara langsung dengan output yang di konsumsi oleh

    pelanggan organisasi.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    40/183

    18

    2. Efisiensi (Eficiency)

    Sebagai angka perbandingan antara output dan input, perbandingan antarakeuntungan dan biaya atau dengan output dengan waktu merupakan

    bentuk umum dari ukuran ini.

    3. Kepuasan dan Semangat Kerja

    Menunjukan sampai seberapa jauh organisasi memenuhi kebutuhan para

    pegawai / masyarakat.

    4. Kemampuan Menyesuaikan Diri

    Sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan intern dan

    eksteren. Kriteria ini berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk

    menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam organisasi

    itu sendiri.

    5. PerkembanganUsaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau sosialisasi

    bagi tenaga manajemen / masyarakat dan non manajemen. Tetapi sekarang

    ini pengembangan organisasi telah bertambah banyak macamnya dan

    meliputi sejumlah pendekatan psikologi dan sosiologi.

    Agris (Tangkilisan, 2005:68) berpendapat bahwa efektivitas organisasi

    adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan,

    kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

    Menurut Steer efektivitas pada dasarnya cara yang terbaik untuk meneliti

    efektivitas ialah dengan memperhatikan secara serempak tiga buah konsep yang

    saling berhubungan yaitu :

    1. Paham mengenai optimasi tujuan : efektivitas dinilai menurut ukuran

    seberapa jauh sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak

    dicapai;

    2.

    Prespektif sistimatika : tujuan mengikuti suatu daur dalam organisasi;3. Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi bagaimana

    tingkah laku individu dan kelompok akhirnya dapat menghalangi

    tercapainya tujuan organisasi.

    Menurut Sharma (Tangkilisan, 2005:64) memberikan kriteria atau ukuran

    efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor

    eksternal organisasi antara lain:

    1. Produktivitas organisasi atau output;

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    41/183

    19

    2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri

    dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;

    3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatankonflik diantara bagian-bagian organisasi.

    Adapun kriteria atau indikator dari pada efektivitas (Tangkilisan, 2005:141)

    yakni diantaranya sebagai berikut :

    1. Pencapaian Target

    Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat

    ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat

    dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai

    target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.2. Kemampuan Adaptasi (Fleksibelitas)

    Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat

    menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari

    dalam organisasi dan luar organisasi.

    3. Kepuasan Kerja

    Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang

    mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja

    organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan

    kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan bagi anggota

    organisasi yang berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban

    kerja yang ada.

    4. Tanggung Jawab

    Organisasi dapat melaksanakan mandate yang telah diembannya sesuai

    dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan bias menghadapi

    serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.

    Dari pemaparan mengenai efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa

    efektivitas adalah tingkat seberapa jauh keseimbangan suatu sistem sosial

    terhadap pencapaian tujuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

    2.3. Mesin Absensi Sidik Jari (F inger Print)

    Absensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan oleh pegawai

    untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak hadir dalam bekerja disuatu instansi.

    Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing-

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    42/183

    20

    masing perusahaan atau institusi. Menurut Heriawanto (Faisal, 2006:26),

    pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara manual (hanya berupa

    buku daftar hadir), akan menjadikan penghambat bagi organisasi untuk memantau

    kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu kedatangan dan jam pulang

    pegawai setiap hari. Hal tersebut di khawatirkan akan membuat komitmen

    pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi menjadi berkurang. Berkurangnya

    komitmen pegawai dalam bekerja akan berdampak pada motivasi dan kinerja

    pegawai yang semakin menurun.

    Menurut Cahyana (Faisal, 2006:26), menyatakan bahwa pencatatan

    absensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber

    daya manusia (SDM atau Human Resources Management). Informasi yang

    mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang pegawai dapat menentukan

    prestasi kerja seseorang, gaji/upah, produktivitas, dan kemajuan instansi/lembaga

    secara umum. Pada alat pencatatan absensi pegawai yang konvensional

    memerlukan banyak intervensi pegawai bagian administrasi SDM maupun

    kejujuran pegawai yang sedang dicatat kehadirannya. Hal ini sering memberikan

    peluang adanya manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu

    pada proses ini tidak dilakukan semestinya.

    Penerapan teknologi dalam satu Instansi Pemerintahan selalu mengacu

    pada sistem lama/tradisional atau dapat disebut sebagai sistem manual, dimana

    pada akhirnya sistem manual tersebut sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan dari

    suatu organisasi. Salah satu penerapan teknologi guna mencapai tujuan

    meningkatkan efektifitas kerja adalah dengan meningkatkan kedisiplinan kerja

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    43/183

    21

    yaitu dengan menggunakan mesinabsensi sidik jari (finger print). Mesinabsensi

    sidik jari adalah mesin absensi yang menggunakan sidik jari, dimana sidik jari

    tiap-tiap orang tidak ada yang sama, oleh karena itu dengan mesin tersebut

    otomatis tidak akan dapat dimanipulasi. Proses yang yang dilakukan sehingga

    menghasilkan suatu laporan dapat dibuat dengan cepat dan tepat.

    Mesin absensi sidik jari (Finger Print) merupakan Sistem Informasi

    Manajemen yang mengandung elemen-elemen fisik seperti yang diungkapkan

    oleh Davis mengenai Sistem Informasi Manajemen (Widyahartono, 1992:3)

    adalah sebagai berikut :

    1. Perangkat Keras Komputer, terdiri atas komputer (pusat

    pengolahan, unit masukkan/keluaran, unit penyimpanan, file, dan

    peralatan penyimpanan data.

    2. Data Base (data yang tersimpan dalam media penyimpanan

    computer)

    3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam

    bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.

    4. Personalian pengoprasian, seperti operator komputer, analisis

    sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan

    pimpinan system informasi.

    Teknologi yang digunakan pada mesin sidik jari adalah teknologi

    biometrik, ada beberapa teknologi biometrik yang digunakan yaitu sidik jari,

    tangan, bentuk wajah, suara, dan retina. Namun yang paling banyak digunakan

    adalah teknologi sidik jari, hal ini dikarenakan teknologi sidik jari jauh lebih

    murah dan akurat dibanding teknologi lainnya. Berdasarkan survey Kevin Young

    dari PC Magazine pada tahun 2000, hampir 85% teknologi biometrik yang

    digunakan adalah sidik jari. Berikut ini cara menggunakan absensi sidik jari :

    1. Registrasi Sidik Jari Pegawai

    Registrasi atau pendaftaran sidik jari merupakan proses yang menentukan

    dalam keberlangsungan proses absensi pegawai. Proses ini harus dilakukan

    http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/http://sidik-jari.com/http://sidik-jari.com/http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/http://absensisidikjari.com/intro/mengenal-absensi-sidik-jari/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    44/183

    22

    dengan benar khususnya penempatan jari saat pendaftaran pada mesin. Berikut

    ini cara penempatan sidik jari yang benar :

    Cara Penempatan Sidik Jari

    (www.absensisidikjari.com, 2011)

    Gambar 2.1

    Letakkan jari tepat pada tengah sensor dengan sedikit ditekan agar seluruh

    sidik jari dapat terbaca. Untuk registrasi jari disarankan meregistrasi lebih

    dari 1 jari. Atau memberikan jari backup. Hal ini perlu dilakukan untuk

    menanggulangi masalah ketika jari utama tidak bisa digunakan untukscan

    absensi. Dalam Registrasi pegawai tidak perlu harus berurutan, yang

    terpenting setiap No. ID pegawai sesuai dengan nama pegawai yang

    nantinya akan digunakan pada SoftwareAbsensi.

    2. DownloadData dan Sidik Jari Pegawai

    Untuk membackup data sidik jari dan memberikan nama pegawai agarmuncul pada mesin selanjutnya silahkan mendownload sidik jari dan data

    pegawai dari mesin absen ke software. Sebelum mendownload tentu saja

    kondisi mesin dengan software absensi Finger Print harus terkoneksi.

    Kemudian dilanjutkan mengubah data pegawai dengan mememberikan nama

    karyawan sesuai dengan No. ID pegawai saat registrasi.

    3. UploadData Pegawai

    Untuk mensinkronisasi data, setelah menginputkan nama pegawai pada

    software silahkan mengupload data pegawai. Dengan sistem ini bisa

    memastikan kebenaran sidik jari yang digunakan pegawai sesuai dengan

    pegawai yang bersangkutan.

    4. Mengatur Jam Kerja

    Instansi bisa mengatur Jam Kerja dan Jadwal pegawai yang nantinya akan

    digunakan untuk menampilkan laporan. Pengaturan Jam kerja ini disesuaikan

    dengan Jam kerja secara umum yang digunakan di Instansi. Beberapa Instansi

    menggunakan sistem jam kerja reguler/normal dan multishift. Namun juga ada

    kemungkinan dengan jam kerja yang tidak bisa ditentukan.

    http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/cara-registrasi-jari-yang-benar/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    45/183

    23

    5. DownloadData Presensi

    Ketika membutuhkan laporan absensi, hal yang paling penting pertama adalah

    mendownloaddata presensi pada mesin kesoftware. Karena tidak bisa melihatdata absensi dari mesin tanpa didownload dari mesin. Untuk mendownload

    data absensi dari mesin bisa menggunakan keneksi kabel LAN, USB atau

    Flasdisksesuai dengan fiturnya.

    6. Kalkulasi Laporan

    Setelah semua proses dilakukan, proses terakhir membuat Laporan Absensi.

    Dalam hal ini cukup mengatur instansi/bagian, nama pegawai dan rentang

    waktu yang akan dibuat laporan. Untuk membuat laporan software absensi

    pada umumnya sudah dilengkapi dengan pengaturan rentang waktu laporan,

    bisa diatur sesuai dengan kebutuhan jangka waktu laporan, bisa diatur harian,

    mingguan, bulanan bahkan tahunan. (Sumber:http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi,2012)

    InstallationDiagram:

    Proses input data dari mesin absensifinger printke komputer

    (Sumber :www.absensisidikjari.co.id,2011)

    Gambar 2.2

    http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAIhttp://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAIhttp://www.absensisidikjari.co.id%2C2011/http://www.absensisidikjari.co.id%2C2011/http://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAIhttp://absensisidikjari.com/7-langkah-praktis-mudah-menggunakan-absensi/#ixzz1wB8csLAI
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    46/183

    24

    2.3.1. Keunggulan Mesin Absensi Sidik Jari (Fingerprint)

    Menggunakan mesin absensi sidik jari untuk absensi suatu pilihan yang

    tepat dibanding yang lain. Berikut ini perbandingannya :

    Tabel 2.1

    Perbandingan Kelemahan dan Keunggulan Beberapa Sistem Pencatatan

    Absensi

    No Faktor

    Kelemahan

    Kartu absensi dan

    mesin pencetak

    waktu

    Magnetic tape

    reader / bar code

    reader

    F inger printscanner

    dan softwareabsensi

    1. Ketidakjujuran

    karyawan viabuddy

    punching(teman

    sekerja

    yang mencatat

    kehadiran)

    Seringkali terjadi.

    Kartu absensidigunakan bersama-

    sama.

    Dapat terjadi.Kartu

    Magnetic dapatdigunakan

    bersama-sama

    Tidak mungkin terjadi.

    Sidik jari tidak dapatdigunakan oleh rekan

    sekerja yang lain

    2. Manipulasi atau

    hilangnya kartu

    absensi

    Mungkin terjadi.

    Kartu absensi dapat

    dipertukarkan antar

    rekan sekerja / hilang

    Mungkin terjadi.

    Kartu magnetic

    dapat dpertukarkan

    antar rekan sekerja

    Tidak mungkin terjadi,

    karena tidak mengunakan

    kartu. Sidik jari seseorang

    selalu unik

    (tidak ada yang sama).

    Dapat menggunakan lebih

    dari 1 jari sebagai

    Identifikasi.

    3. Kesalahan /

    ketidak akuratan

    pencatatan waktu

    kerja karyawan

    Kurang akurat.

    Pencetak waktu

    dapat diset atau reset

    manual, sehingga

    pencatatan menjadi

    tidak akurat

    Akurat. Pencatatan

    Waktu

    menggunakan

    komputer, sangat

    akurat

    Akurat. Pencatatan waktu

    menggunakan komputer,

    sangat akurat

    4. Otomatisasi

    sistem pelaporan

    dan integrasi

    dengan sistem

    informasi

    kepegawaian

    Secara manual.

    Harus dilakukan

    secara manual,

    kemungkinan

    kesalahan penyalinan

    data dari kartu

    absemsi cukup besar

    Dapat secara

    otomatis. Mungkin

    dapat

    diintegrasikan

    dengan sistem

    terkomputerisasi

    Otomatis dan integrasi ke

    sistem kepegawaian.

    Selalu dapat dilakukan

    otomatisasi pelaporan,

    menggunakan sistem yang

    terintegrasi.

    Sumber : http: //www.informatika.lipi.go.id/jurnal/implementasi-teknologi biometric-untuk sistem-absensi-perkantoran/ November 2005

    http://finger-print.co.id/index.phphttp://finger-print.co.id/index.php
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    47/183

    25

    Dan berikut ini beberapa faktor mengapa memilih mesin absensi

    menggunakan mesin absensi sidik jari sebagai pilihan yang tepat dengan berbagai

    keunggulannya, yaitu :

    1. sidik jari tiap individu adalah unik, belum pernah ditemukan ada

    persamaannya;

    2. tidak ada titip dan rapel absen;

    3. objektif (jam masuk dan pulang tercatat);

    4. kenyamanan;

    Dimulai dari registrasi yang simpel, pegawai tidak perlu repot membawa

    kartu pegawai maupun kertas atau kartu. Setiap pegawai tidak akan lupa

    membawa alat absensinya atau jari yang telah di registrasi. Dalamberabsensi kita tidak pelu menekan password atau pin yang merepotkan.

    Yang dilakukan hanya menaruh jari pegawai tepat diatas sensor sidik jari.

    Atau tinggal Place Finger!

    5. keamanan;

    Dengan menggunakan mesin absensi sidik jari tingkat keamanan sangat

    tinggi dikarenakan setiap sidik jari setiap pengguna berbeda-beda atau

    unik. Jadi pengguna tidak bisa saling menitipkan absensi seperti yang

    dilakukan ketika kita menggunakan absensi tanda tangan, amano atau

    menggunakan kartu.

    6. menghindari penyalah gunaan daftar hadir;

    7. mengurangi pekerjaan administratif secara manual;

    8. pegawai lebih tepat waktu;

    9. mendukung peningkatan produktivitas;

    10.mendukung pembinaan kepegawaian;

    11.Efektivitas Waktu

    Lihatlah perubahan pertama ketika instansi menggunakan mesin absensi

    sidik jari. pegawai atau pengguna akan datang lebih tepat waktu beda

    dengan hari sebelum menggunakan absensi sidik jari. Dalam penggunaan

    absensi lebih cepat dari pada amano, barcode apalagi tanda tangan manual.

    Absensi sidik jari pada umumnya mempunyai kecepatan pambacaan

    kurang dari 0,5 detik. Absensi sidik jari mempunyai tingkat akurasi yangtinggi. Dalam pendataan dapat terpusat dalam satu database. Dengan

    mesin absensi sidik jari data dapat terpusat walau diluar kota tanpa

    menunggu terlalu lama karena dalam pembuatan laporan kita tidak perlu

    repot merekap manual satu persatu. Semuanya bisa di bilang Just Click!.

    Dengan faktor ini kita bisa meningkatkan produktifitas berdasarkan

    kedisiplinan.

    12.Efisiensi Biaya

    Absensi Sidik Jari lebih efisien jika dibandingkan dengan identifikasi

    dengan suara maupun retina mata. atau dengan amano yang setiap bulanya

    harus mengeluarkan biaya membeli kertas, tinta maupun maintenance

    http://finger-print.co.id/index.phphttp://finger-print.co.id/index.phphttp://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/index.php
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    48/183

    26

    yang repot. Dengan mesin absensi sidik jari juga dapat mengurangi

    kecurangan jam kerja yang bisa saja membuat bangkrut instansi.

    (www.absensisidikjari.co.id,2011)

    2.3.2. Tujuan Penggunaan FingerPrint

    Tujuan dari penggunaanfingerprintsebagai mesin absensi, yaitu :

    1. Meningkatkan produktifitas pegawai terhadap organisasi yang berawal

    dari kedisiplinan atas kehadiran pegawai di tempat kerja.

    2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada

    kapegawaian dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan

    laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kepegawaian.3. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan

    sistem absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam materi

    maupun operasional.

    4. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan

    bagian kepegawaian yang berhubungan dengan kedisiplinan pegawai

    berupa absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu dari syarat kerja

    serta memberikan informasi loyalitas pegawai yang dapat dijadikan dasar

    dalam penilaian kinerja pegawai (www.absensisidikjari.com,2011).

    Dalam rangka meningkatkan disiplin pegawai, maka upaya pengendalian

    dan pengawasan disiplin kerja pegawai perlu dilaksanakan secara terus menerus

    dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai alat pengawasan dan

    pengendalian adalah melihat tingkat kehadiran pegawai yang secara periodik

    dievaluasi. Sistem pelaporan absensi manual yang selama ini dilakukan cenderung

    manipulasi dan tidak menyampaikan laporan kehadiran pegawai dengan apa

    adanya.

    2.4. Teori Disiplin Pegawai

    Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan suatu modal

    dasar pembangunan nasional. Namun, selama ini masih dirasakan masih bahwa

    potensi sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    49/183

    27

    Keadaan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap sikap mental tenaga kerja di

    lingkungan kerjanya yang berakibat rendahnya hasil kerjanya. Hal ini berakibat

    pada rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu, usaha

    kearah peningkatan motivasi dan disiplin kerja bagi pegawai sangat diperlukan

    agar dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Muchidarsyah, 2003:133).

    Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

    dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi

    tanggung jawab. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (2005),

    Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib).

    Menurut Muchidarsyah, (2003:133) disiplin adalah sikap kejiwaan dari

    seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti

    atau mematuhi segala aturan/keputusan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah

    kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan instansi dan norma-

    norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2002:193).

    Disiplin adalah kondisi untuk melakukan koreksi atau hukum pegawai

    yang melanggar ketentuan atau prosedur yang telah ditetapakan organisasi.

    Disiplin merupakan bentuk pengendalian agar pelaksanaan pekerjaan pegawai

    selalu berada dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku

    (Sedarmayanti, 2010:381).

    Menurut Davis (Mangkunegara, 2001:129), disiplin kerja dapat diartikan

    sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

    organisasi. Ada 2 bentuk disiplin kerja (2001:129), yaitu :

    1. Disiplin prevektif adalah suatu upaya untuk mengerakan pegawai

    mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    50/183

    28

    telahditentukan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai

    berdisiplin diri.

    2. Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerkaan pegawai dalammenyatukan sutu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

    peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada instansi tersebut.

    Pada disiplin korektif pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan

    sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah

    untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang

    berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.

    2.4.1. Indikator-Indikator Kedisiplian

    Menurut Hasibuan (2002:197)pada dasarnya bayak indikator yang

    mempengaruhi tingkat kedisiplian pegawai suatu organisasi, di antaranya :

    1. Tujuan dan kemampuan

    Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta

    cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan

    (pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan

    kemampuan pegawai bersangkutan, agar pegawai bekerja sungguh-

    sungguh dan displin dalam mengerjakannnya.

    2. Teladan pimpinan

    Teladan pimpinan sangat berperan penting dalam menentukan kedisiplinan

    pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para

    bawahanya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin

    baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan

    pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.

    3. Balas Jasa

    Balas jasa sangat berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan

    pegawai. Artinya semakin besar balas jasa semaikin baik kedisiplinanpegawai. Sebaliknya apabila balas jasa kecil kedisiplinan pegawai menjadi

    rendah. Pegawai sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan

    primernya tidak terpenuhi.

    4. Keadilan

    Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa

    (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan

    pegawai yang baik. Pemimpin yang cakap dalam memimpin selalu

    berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Jadi, keadialan harus

    diterapkan dengan baik pada setiap instansi supaya kedisiplinan pegawai

    organisasi baik pula.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    51/183

    29

    5. Pengawasan Melekat (Waskat)

    Pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam

    mewujudkan kedisiplinan pegawai. Dengan waksat berarti atasan harusaktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan

    prestasi bawahannya. Hal ini berarti atasan harus slalu ada/hadir di tempat

    kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika da

    bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

    pekerjaannya.

    6. Sanksi Hukuman

    Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan

    pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan

    semakin takut melanggar peraturan-peraturan instansi, sikap, dan perilaku

    indisipliner pegawai akan berkurang.Berat/ringatnya sanksi hukuman yang akan diterapakn ikut mempengaruhi

    baik-buruknya kedisiplinan pegawai. Sanksi harus ditetapkan berdasarkan

    pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada

    semua pegawai. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlaalu ringan atau

    terlalu berat supaya hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap

    tingkatan yang indispliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat motivasi

    untuk memelihara kedispilinan dalam instansi.

    7. Ketegasan

    Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap pegawai yang

    indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada instansi

    tersebut.

    8. Hubungan kemanusiaan

    Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan

    yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua

    pegawai. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan

    lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi

    kedisiplinan yang baik pada instansi. Jadi, kedisiplinan pegawai akan

    tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

    2.4.2. Aturan Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

    Pegawai Negeri Sipli (PNS) sebagai abdi negara dan masyarakat perlu

    mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku akan hal ini. Dalam

    hal Disiplin PNS, Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia mempunyai Peraturan

    Pemerintah (PP) No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    52/183

    30

    Sipil. Selama ini seluruh kewajiban dan larangan bagi PNS mengacu pada

    koridor-koridor pada Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 tersebut. Pada

    tahun 2010, peraturan tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil disempurnakan lagi

    dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.53 Tahun 2010 tentang

    Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 ini

    diberlakukan pada bulan Juni 2010 hingga saat ini, sehingga segala hal yang

    berhubungan dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil mengacunya pada peraturan

    tersebut. Jadi, bentuk disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil adalah yang mengacu

    pada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 yang berisi 17 kewajiban dan 15

    larangan, sebagai penyempurnaan atas 26 kewajiban dan 18 larangan sebagaimana

    Pegawai Negeri Sipil pahami dulu dalam Peraturan Pemerintah sebelumnya (PP

    No. 30 Tahun 1980).

    Pegawai Negeri Sipil dikatakan disiplin apabila melaksanakan kewajiban

    sebagai Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010

    tentang Disiplin Pegawai pasal (3), berikut ini kewajiban Pegawai Negeri Sipil :

    1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;

    2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;

    3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik

    Indonesia, dan Pemerintah;

    4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

    5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan

    penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

    6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah,dan martabat PNS;

    7. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri,

    seseorang, dan/atau golongan;

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    53/183

    31

    8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah

    harus dirahasiakan;

    9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan

    Negara;

    10.Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada

    hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah

    terutama di bidang keamanan, keuangan dan materil;

    11.Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

    12.Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

    13.Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dan sebaik-

    baiknya;

    14.memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

    15.Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

    16.Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

    karier; dan;

    17.Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang

    berwenang.

    Perihal tidak masuk kerja, dipertegas dengan definisi tidak masuk kerja

    baik terus menerus maupun tidak menerus, dengan rincian sanksi sebagai berikut

    pada Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 :

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    54/183

    32

    Tabel 2.2.

    Pelanggaran-Pelanggaran Sanksi Disiplin sesuai Peraturan PemerintahNo. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

    No.Kategori Hukuman

    Lama Tidak Masuk

    Kerja Tanpa Alasan

    Yang Sah

    Sanksi Menurut PP

    No.53 Tahun 2010

    1. Hukuman Disiplin Ringan 5 hari Teguran lisan

    610 hari Teguran tertulis

    1115 hariPernyataan tidak puas

    secara tertulis

    2. Hukuman Disiplin Sedang 1620 hari Penundaan KenaikanGaji Berkala

    2125 hariPenundaan Kenaikan

    Pangkat

    Penurunan Pangkat

    setingkat lebih

    rendah paling lama 1

    tahun

    3. Hukuman Disiplin Berat 3135 hariPenurunan pangkat

    paling lama 3 tahun

    3640 hari

    Pemindahan (mutasi)

    dalam rangkapenurunan jabatan

    (eselon) setingkat

    lebih rendah

    4145 hariPembebasan dari

    abatan

    > 46 hari

    Pemberhentian

    dengan hormat atau

    tidak dengan hormat

    (Sumber : PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil)

    Catatan:

    1. Penghitungan hari kerja selama hitungan masa tidak masuk kerja

    adalah secara kumulatif dan berkelanjutan (Januari s/d Desember

    dalam satu tahun) dengan penghitungan dikonversi 1 hari kerja =

    7,5 jam;

    2. PNS mempunyai hak untuk tidak masuk kerja paling lama 4 hari

    dalam 1 tahun;

    3. Yang dimaksud tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah adalah

    alasan ketidak hadirannya tidak dapat diterima oleh akal sehat.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    55/183

    33

    2.5. Kerangka Berfikir

    Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi

    Finger Print terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah

    Kabupaten Lebak. Untuk kepentingan penelitian ini, disiplin pegawai dipandang

    sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam

    suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan

    organisasi.

    Selain itu, penulis ingin menekankan bahwa disiplin yang ada pada setiap

    orang/pegawai pada hakikatnya akan berbeda-beda tergantung sifat orang/pegawai

    tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan disipin pegawai perlu adanya

    sanksi atau peraturan yang tegas. Dalam hal ini, penulis berbicara tentang

    penerapan absensi finger print, bahwa absensi finger print digunakan untuk

    meningkatkan disiplin pegawai.

    Berikut adalah kerangka pemikiran dari Pengaruh Efektivitas Penerapan

    Absensi Finger Printterhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat

    Daerah Kabupeten Lebak :

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    56/183

    34

    Skema Kerangka Berfikir

    Gambar. 2.2

    Variabel Y

    Disiplin Pegawai

    Indikatornya, antara lain:

    1. Tujuan dan kemampuan

    2. Teladan pimpinan3. Balas Jasa

    4. Keadilan

    5. Pengawasan Melekat

    (Waskat)

    6. Sanksi hukuman

    7. Ketegasan

    8. Hubungan kemanusiaan

    (Hasibuan, 2002:197)

    9. Menaati Ketentuan Jam

    Kerja

    10.Mengutamakankepentingan negara

    (PP No.53 Tahun 2010)

    Variabel X

    Efektivitas Absensi Sidik

    Jari (FingerPrint)

    Indikatornya, antara lain:

    1. Pencapaian Target

    2. Kemampuan Adaptasi

    3. Kepuasan Kerja

    4. Tanggung Jawab

    (Tangkilisan,

    2005:141)

    5. Perangkat Keras

    Komputer (Hardware)

    6. Database

    7. Prosedur8. Personalia

    Pengoprasian

    (Davis,1992:3)

    Permasalahan Kedisiplinan Pegawai di Sekretariat Daerah Kab. Lebak

    1. Tidak mengikuti apel pagi;

    2. Membolos / tanpa keterangan;

    3. Meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa sepengetahuan atasan;

    4. Datang ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja;

    5. Kembali dari istirahat tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

    Permasalahan Absensi Finger Print dan Kedisiplinan Pegawai di

    Sekretariat Daerah Kab. Lebak

    1. Tidak mengikuti apel pagi;

    2. Membolos / tanpa keterangan;

    3. Meninggalkan kantor saat jam kerja tanpa sepengetahuan atasan;

    4. Datang ke kantor dan pulang tidak sesuai jam kerja;

    5. Kembali dari istirahat tidak sesuai dengan waktu yang telah

    ditentukan, bahkan pegawai kembali mendekati waktu pulang.

    (Sumber, Peneliti, 2010-2011)

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    57/183

    35

    2.6. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

    diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan dasil dari tefleksi

    peneliti berdasarkan landasan teori yang digunakan sebagai argumentasi

    berdasarkan rumusan masalah.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis hubungan (asosiatif),

    yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua

    variable atau lebih. Dimana penulis memiliki hipotesis bahwa :

    Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara efektivitas

    penerapan absensifinger printer terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil di

    Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

    Selanjutnya hipotesis tersebut diuji secara statistik sehingga bentuknya

    menjadi :

    Ha : 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara efektivitas

    penerapan absensi finger printer terhadap disiplin Pegawai Negeri

    Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

    Ho : = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara

    efektivitas penerapan absensi finger printer terhadap disiplin

    Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    58/183

    36

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian

    Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan

    menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang digunakan untuk mengetahui

    metode ilmiah . Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

    data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

    Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang menjelaskan nilai suatu

    variabel dengan mengolah data-data yang ada kedalam suatu angka. Penelitian ini

    juga menggunakan metode penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan

    untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini

    maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

    meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2010:11-12). Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui mengenai efektivitas penerapan absensifinger print

    terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak.

    3.2. Instrumen Penelitian

    Instrumen digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.

    Adapun variabel yang digunakan adalah variabel X efektivitas absensifinger print

    dan variabel Y disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peneliti mencoba manggambarkan

    variable tersebut dengan beberapa indikator yang mempengaruhinya:

    http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/http://finger-print.co.id/
  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    59/183

    37

    Tabel 3.1

    Indikator Variabel

    Variabel Indikator Sub Indikator No.item

    Efektivitas

    (Tangkilisan, 2005:141)

    1. Pencapaian

    Target

    - Pelaksanaan

    Tujuan1,2

    3- Pencapaian

    Tujuan

    2. Kemampuan

    Beradaptasi

    - Penyesuaian

    Diri Internal

    Organisasi4,5

    6,7- Penyesuaian

    Diri Eksternal

    Organisasi

    3. Kepuasan Kerja

    - Motivasi

    Pekerjaan8, 9,10

    - Kenyamanan

    - Sistem Insentif

    4. Tanggung

    Jawab

    - Kemampuan

    Menyelesaiakan

    Mandat11,12

    13,14- KemampuanMenyelesaiakan

    Masalah

    (Davis,1992:3)

    1. Perangkat Keras

    (Hadware)

    - Komputer 15

    16- Jaringan

    2. Database- Menyimpan

    Data

    17,18

    3. Prosedur - Prosedur 19,20

    4. Personalia

    Pengoprasian

    - Operator

    Komputer 21,22

    23,24- Teknisi

    Komputer

    Disiplin Pegawai

    (Hasibuan, 2002:197)

    1. Tujuan dan

    kemampuan

    - Tujuan

    Organisasi25

    26- Kemampuan

    Pegawai

    2. Teladan

    pimpinan

    - Pimpinan

    berdisiplin baik,

    jujur dan adil

    27,28

    3. Balas Jasa- Kompensasi

    dalam bentuk

    29

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_Absensi_F.pdf

    60/183

    38

    gaji dan insentif 30

    - Tunjangan

    4. Keadilan - Perlakuan samaterhadap

    pegawai

    31,32

    5. Pengawasan

    Melekat

    (Waskat)

    - Mengawasi

    perilaku, moral,

    sikap, kerja, dan

    prestasi pegawai

    33,34

    6. Sanksi hukuman - Berdaasarkan

    PP No. 53

    Tahun 2010

    35,36

    7. Ketegasan - Berani bertindak

    tegas

    memberikan

    hukuman

    kepada pegawai

    yang melanggar

    peraturan

    instansi

    37,38

    8. Hubungan

    kemanusiaan

    - Lingkungan dan

    suasana kerja

    yang harmonis

    39,40

    PP No. 53 Tahun 2010

    9.

    MenaatiKetentuan Jam

    Kerja

    -Ketentuan JamKerja 41,42

    10.Mengutamakan

    kepentingan

    negara dari

    pada

    kepentingan

    sendiri,

    seseorang,

    dan/atau

    golongan

    - Mengutamakan

    kepentingan

    negara

    43,44

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan

    jumlah variabel sebanyak dua variabel. Sedang skala pengukuran instrument yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.SkalaLikert digunakan untuk

    mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

    fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah diterapkan secara

  • 7/26/2019 Pengaruh_Efektivitas_Penerapan_A