pengaruh workload, kompetensi auditor dan time...
TRANSCRIPT
PENGARUH WORKLOAD, KOMPETENSI AUDITOR DAN
TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT
DENGAN DUE PROFESSIONAL CARE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh :
DINI NAFISA ADILA
NIM. 11150820000052
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
PENGARUH WORKLOAD, KOMPETENSI AUDITOR DAN
TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT
DENGAN DUE PROFESSIONAL CARE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh :
DINI NAFISA ADILA
NIM. 11150820000052
Di Bawah Bimbingan:
Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP. 197609242006042002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 8 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa:
1. Nama : Dini Nafisa Adila
2. NIM : 11150820000052
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Workload, Kompetensi Auditor, Dan
Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Dengan Due Professional Care Sebagai Variabel
Intervening
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 April 2019
1. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)
NIP. 196205021993031003 Penguji I
2. Atiqah, S.E., M.Si., Ak. (______________________)
NIP. 198201202009122004 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 21 Agustus 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Dini Nafisa Adila
2. NIM : 11150820000052
3. Jurusan : Akuntansi (Audit)
4. Judul Skripsi : Pengaruh Workload, Kompetensi Auditor, Dan
Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Dengan Due Professional Care Sebagai Variabel
Intervening
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Agustus 2019
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (______________________)
NIP. 198107312006042003 Ketua
2. Yusro Rahma, SE., M.Si. (______________________)
NIP. 198005062008012016 Penguji Ahli
3. Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA. (______________________)
NIP. 197609242006042002 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dini Nafisa Adila
NIM : 11150820000052
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan sumber
asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan bukti
bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 12 Agustus 2019
(Dini Nafisa Adila)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Dini Nafisa Adila
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Maret 1998
3. Alamat : Jl. Jagakarsa Raya RT. 009/07 No. 1
Kel. Jagakarsa, Kec. Jagakarsa
Jakarta Selatan 12620
4. Telepon : 085773070832
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Nurul Hikmah Jakarta Selatan Tahun 2002-2003
2. MI Nurul Huda Kebagusan Tahun 2003-2009
3. MTs Negeri 2 Jakarta Tahun 2009-2012
4. MA Negeri 7 Jakarta Tahun 2012-2015
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Sertifikasi Software Zahir, PT. Zahir Internasional. Tahun 2018.
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-
2017.
2. Koordinator Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2017-2018.
3. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2018-2019.
4. Anggota Divisi Komunikasi dan Informasi Remaja Masjid Al-wiqoyah
Jagakarsa
vii
V. SEMINAR, WORKSHOP, DAN COMPANY VISIT
1. Seminar dan Bedah Buku Praktikum Statistika 1 untuk Ekonomi dan Bisnis
oleh Penulis Praktikum Statistika 1, 2016.
2. Seminar Internasional Islam Nusantara to World Civilization oleh DEMA
Ushuluddin dan PC ISNU Kota Tangerang Selatan, 2016.
3. Seminar dengan tema “Yuk Mengenal Saham Syariah” oleh Galeri Investasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
4. Seminar Edukasi Keuangan Bagi Mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2018
5. Workshop Audit Simulation oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
6. Seminar Edukasi dan Produk Jasa Keuangan kepada Mahasiswa Peserta
Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2018.
7. Workshop Accounting Research and Challenge Accounting Education in
the World oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
8. Seminar Mengenal Pembiayaan Digital Sebagai Instrumen Keuangan
Modern oleh DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
9. Company Visit Goes to PT. Indofood Sukses Makmur Tbk oleh HMJ
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
10. Workshop Ms. Excel oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2018.
11. Seminar Peningkatan Partisipasi Perempuan Dalam Politik oleh
DPMP3AKB Kota Tangerang Selatan, 2019.
VI. KEPANITIAAN
1. Company Visit Goes to PT. Astra Internasional Tbk sebagai anggota
panitia, 2016.
2. Gebyar Lomba Akuntansi sebagai wakil sekretaris, 2016.
3. Company Visit Goes to PT. Deloitte Consulting sebagai anggota panitia,
2016.
viii
4. Dialog Konsentrasi dan Pengenalan Organisasi Akuntansi sebagai
sekretaris, 2016.
5. Workshop Aplikasi Akuntansi Zahir sebagai anggota panitia, 2016.
6. Company Visit Goes to Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai
bendahara, 2017.
7. Gebyar Lomba Akuntansi sebagai koordinator acara, 2017.
8. Seminar Nasional: Strengthening Small Medium Enterprise for Economic
Development of Indonesia sebagai moderator, 2017.
9. Accounting Week 2017: Let’s Be a Part of Challenging Moment sebagai
koordinator lomba, 2017.
10. Kegiatan Pesantren Ramadhan dan Nuzulul Qur’an sebagai Koordinator
Acara, 2018.
11. Kuliah Kerja Nyata (KKN) 155 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
bendahara, 2018.
12. Kegiatan Pesantren Ramadhan dan Nuzulul Qur’an sebagai Sekretaris,
2019.
13. Pelatihan Keorganisasian: Good People Good Organization sebagai
pemateri, 2019.
VII. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Muhidin
2. Ibu : Mutiah
3. Anak ke- : Dua dari dua bersaudara
ix
THE INFLUENCE OF WORKLOAD, COMPETENCE OF AUDITOR, AND
TIME BUDGET PRESSURE TO DUE PROFESSIONAL CARE AND ITS
IMPACT ON AUDIT QUALITY
ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of workload, competence of auditor,
and time budget pressure to due professional care and its impact on audit quality.
This study uses primary data by distributing questionnaires to auditor working in
Public Accountant Firm in DKI Jakarta. The determination of sample by using
convenience sampling method. This research was using samples as many 84
respondents. The data analysis method that used was Partial Least Square (PLS)
with the help of data analysis tool SmartPLS 3.0.
The results of this research shows that workload, competence of auditor and
time budget pressure partially influence on audit quality. Competence of auditor
influence on due professional care, but workload and time budget pressure has not
influence on due professional care. Due professional care influence on audit
quality. Due professional care can be an intervening variable for the indirect effect
of competence on audit quality. Due professional care can’t be an intervening
variable for the indirect effect of workload and time budget pressure on audit
quality.
Keywords: Workload, Competence Of Auditor, Time Budget Pressure, Due
Professional Care, Audit Quality.
x
PENGARUH WORKLOAD, KOMPETENSI AUDITOR DAN TIME
BUDGET PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN DUE
PROFESSIONAL CARE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh workload, kompetensi
auditor, dan time budget pressure terhadap due professional care dan dampaknya
terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
menyebarkan kuesioner kepada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
di DKI Jakarta. Penentuan sampel dengan metode convenience sampling. Penelitian
ini menggunakan sampel sebanyak 84 responden. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan
menggunakan alat analisis data SmartPLS 3.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa workload, kompetensi auditor dan
time budget pressure secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.
Kompetensi auditor berpengaruh terhadap due professional care, namun workload
dan time budget pressure tidak berpengaruh. Due professional care berpengaruh
terhadap kualitas audit. Due professional care dapat menjadi variabel intervening
untuk pengaruh tidak langsung kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Due
professional care tidak dapat menjadi variabel intervening untuk pengaruh tidak
langsung workload dan time budget pressure terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: Workload, Kompetensi Auditor, Time Budget Pressure, Due
Professional Care, Kualitas Audit.
xi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena taufik dan pertolongan-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Workload, Kompetensi
Auditor dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Dengan Due
Professional Care Sebagai Variabel Intervening”. Shalawat serta salam tak lupa
untuk selalu diucapkan dan disampaikan kepada junjungan baginda Nabi
Muhammad Saw. beserta para keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikut
setianya hingga akhir zaman nanti.
Adapun penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat-syarat
guna meraih gelar sarjana. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca dan menambah wawasan ilmu yang dimiliki. Penulis
menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan saran dan dukungan serta do’a
yang tiada henti dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis selalu
bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus
Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Beliau telah memberikan dukungan dan arahan serta
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si, Ak, CA, QIA, BKP selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis sekaligus dosen pengampu mata kuliah metodologi
penelitian yang memberikan bekal materi selama perkuliahan berlangsung.
xii
4. Ibu Nur Wachidah, S.E selaku dosen pembimbing akademik dan Ibu Rikawati,
S.E selaku dosen yang telah membantu memberikan arahan dan sarannya yang
sangat bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
7. Kakak penulis, Dina Afifa Rafi dan Sahabat penulis sejak kecil, M. Rifki
Affandi yang telah memberikan bantuan, do’a, dan motivasi yang sangat berarti
kepada penulis.
8. Sahabat terdekat dan tercinta alias “Ash-sholihatun nisa” di mana didalamnya
termasuk Endah Sulistyowati, Ummi Salamah, dan Nur Isnaini. Mereka selalu
bersedia mendengarkan keluh kesah penulis, dan telah memberikan bantuan,
dukungan, inspirasi serta do’a kepada penulis.
9. Cuenk Fams (Fikra, Andre, Arif, Abi, Ajul, Oman, Azis, Jodie, Eko dan Farhan)
yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis.
10. Teman seperbimbingan, yaitu Hanifa dan Dina yang selalu bersedia
mendengarkan keluh kesah, dan menularkan semangatnya sehingga dapat
berjuang menyelesaikan tugas akhir ini bersama-sama.
11. Senior penulis, yaitu Ka Dio, Ka Abdul, Ka Handiko dan Ka Isyarah yang telah
memberikan saran dan dukungan kepada penulis serta rela meluangkan
waktunya untuk memberikan bantuan.
12. Barbie and Friends yang terdiri dari sahabat penulis selama KKN berlangsung
diantaranya yaitu Ulfa, Julia, Jenna, Amel, Hana, Restu, dan Rei yang telah
bersedia menjalani susah senang bersama-sama dan memberikan motivasi
kepada penulis.
13. BPH HMJ Akuntansi periode 2018/2019 yang terdiri dari Tevan, Delia, Shafira,
Endah dan Nur Isnaini yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.
14. Keluarga besar HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
xiii
memberikan banyak kenangan dan pengalaman selama berorganisasi dan juga
telah memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.
15. Seluruh teman-teman di Jurusan Akuntansi angkatan 2015 yang telah berjuang
bersama-sama dalam suka maupun duka. Terima kasih atas dukungan dan
inspirasi yang telah kalian berikan selama ini.
16. Semua pihak yang terkait di mana penulis tidak dapat menyebutkannya satu-
persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sebagai ajang evaluasi bagi diri penulis sendiri dan
demi kesempurnaan untuk penelitian-penelitian yang berikutnya.
Jakarta, Juli 2019
Dini Nafisa Adila
xiv
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 10
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 15
A. Tinjauan Literatur............................................................................................ 15
1. Teori Keagenan ........................................................................................... 15
2. Teori Harapan.............................................................................................. 17
3. Audit ............................................................................................................ 19
4. Workload ..................................................................................................... 20
xv
5. Kompetensi ................................................................................................. 22
6. Time Budget Pressure ................................................................................. 23
7. Due professional care ................................................................................. 24
8. Kualitas Audit ............................................................................................. 26
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 29
C. Pengembangan Hipotesis ................................................................................ 35
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 44
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 44
1. Populasi dan Sampel ................................................................................... 44
2. Metode Pengambilan Sampel ...................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 45
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ........................................................ 46
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ........................................................ 46
D. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 46
1. Workload (X1) ............................................................................................ 47
2. Kompetensi Auditor (X2) ........................................................................... 47
3. Time budget pressure (X3) ......................................................................... 48
4. Kualitas audit (Y1) ...................................................................................... 48
5. Due professional care (Z) ........................................................................... 49
E. Metode Analisis Data ...................................................................................... 52
1. Statistik deskriptif ....................................................................................... 53
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ................................................... 53
3. Uji Model Struktural atau Inner Model ....................................................... 56
4. Uji Efek Intervening .................................................................................... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 61
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 61
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 61
2. Karakteristik profil responden..................................................................... 62
xvi
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................................................ 67
1. Hasil Uji Deskriptif ..................................................................................... 67
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model ......................................... 69
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model ............................................. 75
4. Hasil Uji Efek Intervening .......................................................................... 81
C. Pembahasan ..................................................................................................... 84
1. Pengaruh workload terhadap kualitas audit ................................................ 84
2. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit ................................. 85
3. Pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit ............................. 86
4. Pengaruh due professional care terhadap kualitas audit ............................. 87
5. Pengaruh workload terhadap due professional care ................................... 88
6. Pengaruh kompetensi auditor terhadap due professional care ................... 89
7. Pengaruh time budget pressure terhadap due professional care ................. 90
8. Pengaruh workload terhadap kualitas audit melalui due professional care 91
9. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit melalui due ................
professional care ......................................................................................... 92
10. Pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit melalui due ..........
professional care ....................................................................................... 93
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 95
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 95
B. Implikasi .......................................................................................................... 97
C. Keterbatasan .................................................................................................... 98
D. Saran ................................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 29
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 51
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 61
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 62
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Wilayah KAP ................ 63
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 64
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................ 64
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal ........ 65
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ........................... 66
Tabel 4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja.......... 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik Deskripsi .................................................................. 68
Tabel 4.10 Outer Loading ..................................................................................... 70
Tabel 4.11 Outer Loading Modifikasi .................................................................. 71
Tabel 4.12 Cross Loading ..................................................................................... 72
Tabel 4.13 Composite Reliability dan Cronbach Alpha........................................ 74
Tabel 4.14 Nilai R-Square..................................................................................... 76
Tabel 4.15 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value) ...................................... 80
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................... 94
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 43
Gambar 3.1 Model Intervening ............................................................................. 59
Gambar 4.1 Inner Model atau Structural Model Hasil Bootstrapping.................. 76
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner .................................... 104
LAMPIRAN 2 Surat Keterangan ........................................................................ 107
LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian .................................................................. 113
LAMPIRAN 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden................................... 123
LAMPIRAN 5 Output Hasil Pengujian Data ...................................................... 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan lembaga keuangan negara yang kegiatannya
berhubungan dengan transaksi penawaran umum dan perdagangan efek. Salah
satu profesi penunjang dalam kegiatan tersebut ialah akuntan publik yang
dituntut untuk menganut prinsip keterbukaan. Emiten wajib mempublikasikan
laporan keuangannya di Bursa Efek, dalam hal ini emiten membutuhkan auditor
untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya agar perusahaan yang
terdaftar di bursa efek tersebut mendapatkan kepercayaan dari para investor
(Mariyanto dan Praptoyo, 2017). Untuk mendapatkan public trust, didukung
oleh seorang auditor yang kompeten dan juga independen, karena auditor
profesional pasti akan selalu menjaga kualitas auditnya berdasarkan standar
yang berlaku (Halim et al., 2014).
Seorang akuntan publik di dalam melakukan suatu audit harus mematuhi
standar umum dan standar pekerjaan lapangan yang terdapat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Didalam SPAP, seorang auditor dituntut untuk memiliki
keahlian dan due professional care dalam menunjang profesionalismenya
sehingga kualitas audit yang baik dapat dicapai (Primastuti dan Suryandari,
2014). Suatu informasi pada laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila
kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga tinggi. Hal ini penting demi
menjaga kepercayaan publik atas laporan keuangan suatu perusahaan. Dengan
2
demikian, jika kualitas auditnya baik maka kredibilitas dari laporan keuangan
tersebut dapat meningkat sehingga semakin dapat dipercaya oleh masyarakat
khususnya investor (Ishak et al., 2015).
Pada beberapa penelitian, menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit, di antaranya yaitu independensi, spesialisasi
auditor, workload, kompetensi profesional, dan time budget pressure. Azwar
dan Siswanto (2015) menyatakan bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan,
seseorang harus mengoptimalisasikan kinerjanya agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Dengan adanya beban kerja yang dimiliki, tidak bisa dipungkiri bahwa
setiap individu memiliki keterbatasan dalam hal itu. Jika beban kerja yang
dimiliki itu berlebih, maka akan berdampak pada penurunan kinerja. Namun,
beban kerja yang positif dapat menjadi tantangan dan motivasi bagi individu
untuk lebih giat lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Apabila beban kerja dapat dikelola dengan baik, maka seorang auditor
akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam mendeteksi gejala-gejala
kecurangan dalam laporan keuangan sehingga kualitas audit yang baik dapat
tercapai. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian Ardianingsih (2013)
yang menyebutkan bahwa banyaknya penugasan audit tidak menjadikan kinerja
auditor menjadi tidak optimal atau kurang berkualitas. Hal ini kemungkinan
disebabkan bahwa auditor senantiasa berpegang pada kode etik dan standar
audit dalam melakukan pekerjaan audit harus menjaga profesionalismenya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ishak et al. (2015) menunjukkan
bahwa workload mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit, dalam
hal ini bagaimana seorang auditor dan sebuah kantor akuntan publik tetap
3
menjaga profesionalismenya dalam melakukan audit dan meningkatkan
kualitas audit yang dikeluarkan. Menurut Sari dan Budiartha (2018) jika auditor
dihadapkan pada suatu tugas dengan kompleksitas yang tinggi auditor akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas audit. Hal ini akan membuat
auditor tidak mampu mengintegrasikan informasi-informasi menjadi suatu
judgement yang tepat. Kompleksitas tugas yang rendah memerlukan tingkat
inovasi dan pertimbangan audit yang relatif sedikit tetapi kompleksitas tugas
yang tinggi memerlukan tingkat inovasi dan pertimbangan.
Selain itu, kualitas audit juga bergantung pada kompetensi dan
independensi auditor. Yang dibutuhkan seorang auditor dalam mengaudit ialah
pengetahuan dan pengalaman. Dengan kompetensi profesional, diharapkan
seorang auditor dapat memberikan jasa profesional secara layak (Mariyanto dan
Praptoyo, 2017). Pada penelitian yang dilakukan Ichwanty (2015)
membuktikan bahwa kompetensi auditor berpengaruh pada kualitas audit yang
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat kompetensi yang dimiliki auditor akan
mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkannya. Semakin tinggi kompetensi
yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang
dihasilkannya.
Kompetensi seorang auditor dapat ditingkatkan melalui pengalaman
kerja yang dilakukan auditor tersebut dimana unsur dari kompetensi profesional
terdiri dari 3 hal yaitu kualitas diri auditor, pengetahuan yang dimilikinya dan
keterampilan khusus yang mendukung pelaksaaan tugasnya. Dengan
meningkatkan unsur-unsur tersebut maka akan berdampak pada kualitas audit
yang lebih baik (Zahmatkesh dan Rezazadeh, 2017). Selain itu, menurut Sari
4
(2018) indikator kompetensi auditor ditentukan oleh pendidikan formal tingkat
universitas, pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang audit, serta
pendidikan professional yang berkelanjutan (continuing professional
education) selama menjalani karier sebagai auditor. Kemudian Zahmatkesh dan
Rezazadeh (2017) juga menjelaskan bahwa jika kompetensi profesional seorang
auditor itu tinggi, maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan tinggi.
Pengetahuan dan keahlian yang memadai bagi auditor merupakan hal yang
sangat penting dan harus selalu ditingkatkan guna memastikan bahwa jasa yang
mereka berikan kepada klien itu berdasarkan standar yang ada.
Pada suatu kondisi tertentu seorang auditor mungkin tidak dapat
menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu sesuai yang telah ditentukan. Oleh
karenanya, dalam hal ini seorang auditor bisa jadi melakukan sesuatu kearah
perilaku disfungsional yang bisa berpengaruh terhadap independensinya yang
nantinya akan memberikan dampak pada kualitas audit. Pada kondisi ini,
terkadang auditor mengabaikan atau meninggalkan beberapa hal penting dalam
melaksanakan prosedur audit (Primastuti dan Suryandari, 2014). Oleh karena
itu, seorang auditor dalam menjalankan penugasan auditnya, auditor harus
diberikan dorongan atau motivasi baik itu dari dirinya sendiri maupun orang
lain. Motivasi ini dibutuhkan dalam rangka meningkatkan semangat dan kinerja
auditor sehingga pelaksanaan audit dapat berjalan dengan baik (Zahmatkesh
dan Rezazadeh, 2017).
Terdapat beberapa kasus yang menyangkut pembekuan izin akuntan
publik sejak beberapa tahun belakangan ini. Berikut daftar tabel dengan kasus-
kasus yang menyangkut akuntan publik.
5
Tabel 1.1
Beberapa contoh kasus Pembekuan Izin Akuntan Publik
selama Tahun 2017 sampai dengan 2019
No. Akuntan Publik Keterangan
1. Roy Iman Wirahardja
Public Company Accounting Oversight
Board (PCAOB) menjatuhkan hukuman
berupa denda sebesar US$ 20.000 ditambah
larangan berpraktek selama lima tahun
karena Roy terbukti berperan dalam
kegagalan audit laporan keuangan PT Indosat
Tbk pada tahun 2011.Hukuman ini
dijatuhkan karena ia telah gagal menyajikan
bukti yang mendukung perhitungan atas sewa
4.000 menara seluler yang terdapat dalam
laporan keuangan Indosat. Ia malah
memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) terhadap laporan keuangan tersebut,
padahal perhitungan dan analisisnya belum
selesai.
2. Melina Pangaribuan
Pembekuan izin akuntan publik yang
ditetapkan pada tanggal 15 Februari 2018,
untuk jangka waktu 12 bulan dengan alasan
belum sepenuhnya mematuhi kode etik
profesi dalam menerima dan melaksanakan
perikatan audit terhadap PT Jui Shin
lndonesia tahun buku 2015 yarrg sudah
diaudit oleh KAP lain dan belum sepenuhnya
mematuhi Standar Audit – SPAP khususnya
terkait tidak
6
No. Akuntan Publik Keterangan
adanya bukti audit atas akun penjualan, harga
pokok penjualan, dan utang pajak dalam
pelaksanaan audit atas laporan keuangan
3. Hans Burhanuddin
Makarao
Pembekuan izin akuntan publik yang
ditetapkan pada tanggal 3 April 2018, untuk
jangka waktu 3 bulan dengan alasan tidak
mematuhi SA dan SPAP atas pelaksanaan
audit atas laporan keuangan PT Rima Bintuni
Lestari tahun buku 2016 karena belum
sepenuhnya memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat dalam meyakini kewajaran
saldo akun persediaan, aset tetap, utang
usaha, utang bank, pendapatan dan beban
pokok pendapatan
4. Biasa Sitepu
Pembekuan izin akuntan publik ditetapkan
pada tanggal 3 April 2018, untuk jangka
waktu 6 bulan dengan alasan tidak mematuhi
SA dan SPAP dalam pelaksanaan audit atas
Laporan Keuangan PT Jui Shin Indonesia
tahun buku 2016 karena tidak melakukan
pengujian saldo awal dan tidak memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat dalam
meyakini kewajaran saldo akun penjualan,
piutang usaha, utang usaha, aset tetap, harga
pokok penjualan dan persediaan
7
No. Akuntan Publik Keterangan
5. Marlinna dan
Merliyana Syamsul
Sanksi administratif yang diberikan berupa
pembatasan pemberian jasa audit terhadap
entitas jasa keuangan (misalnya perusahaan
jasa pembiayaan dan jasa asuransi) selama 12
bulan yang mulai berlaku tanggal 16
September 2018 sampai dengan 15
September 2019. Sanksi ini diberlakukan
karena adanya pelanggaran prosedur audit
yang dilakukan atas laporan keuangan PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP
Finance) tahun buku 2012 hingga 2016.
Selain itu, adanya keterkaitan yang cukup
lama antara personel senior (manajer tim
audit) dalam perikatan audit pada klien yang
sama untuk suatu periode yang cukup lama
6. Kasner Sirumapea
Sanksi yang ditetapkan pada 27 Juli 2019 ini
berupa pembekuan izin selama 12 bulan.
Kasner terbukti melakukan pelanggaran berat
saat melakukan audit atas laporan keuangan
tahun 2018 dari PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk yang berpotensi berpengaruh
signifikan terhadap opini Laporan Auditor
Independen (LAI). Ia telah melanggar
Standar Audit 315, Standar Audit 500 dan
Standar Audit 560
Beberapa kasus pembekuan izin akuntan publik yang dipaparkan diatas,
memperlihatkan bahwa belum maksimalnya kegiatan audit yang dilakukan baik
dari segi penilaian risiko audit, etika profesi maupun dari sisi kualitas audit.
Oleh karena itu, untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat, akuntan publik
8
harus selalu melakukan kegiatan audit secara profesional dan memperhatikan
kualitas auditnya. Kualitas audit yang buruk tidak hanya akan merugikan pihak
yang menggunakan jasa audit, tetapi juga akan berdampak pada berkurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik.
Dalam penelitian ini, peneliti mengkombinasikan variabel yang
digunakan oleh peneliti sebelumnya untuk dianalisis pengaruhnya pada
peningkatan kualitas audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Mariyanto dan Praptoyo (2017) dan penelitian Primastuti dan
Suryandari (2014). Pada penelitian Mariyanto dan Praptoyo (2017) yang
menguji pengaruh antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit
dengan etika auditor sebagai variabel moderasi menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara kompetensi, independensi, dan etika auditor
terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitian Primastuti dan Suryandari (2014)
menguji pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit dengan
independensi sebagai variabel intervening. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa time budget pressure dan independensi secara parsial
berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi dapat menjadi variabel
intervening untuk pengaruh tidak langsung time budget pressure terhadap
kualitas audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
terletak pada:
1. Adanya penambahan variabel independen yang digunakan pada penelitian
ini yaitu variabel workload. Karena terjadi ketidak konsistenan pada hasil-
hasil penelitian sebelumnya, membuat peneliti tertarik untuk meneliti
kembali variabel workload.
9
2. Selain itu, peneliti menambahkan variabel due professional care sebagai
variabel intervening untuk mengetahui pengaruh workload, kompetensi
auditor dan time budget pressure terhadap due professional care yang
nantinya akan berdampak pada kualitas audit. Karena due professional care
ialah faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor dimana faktor
ini mengacu pada kemahiran professional yang cermat dan seksama
sehingga auditor dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas audit
yang memadai.
3. Sampel pada penelitian saat ini ialah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta.
4. Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini
adalah dengan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software
SmartPLS 3.0.
Permasalahan yang tidak jarang terjadi ialah rendahnya kualitas audit
yang dihasilkan oleh auditor. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas audit yang
kian lama semakin buruk dan laporan keuangan yang diaudit menjadi tidak
andal sehingga nantinya akan berdampak pada tingkat kepercayaan publik.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ratha dan
Ramantha (2015) yang menyebutkan bahwa kualitas audit yang tinggi akan
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya skandal keuangan,
dapat mengikis kepercayaan publik terhadap auditor dan laporan keuangan
auditan. Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi
10
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Atas dasar latar
belakang tersebut, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Workload,
Kompetensi Auditor dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Dengan Due Professional Care Sebagai Variabel Intervening”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan auditor, yaitu:
1. Adanya auditor yang memiliki beban kerja tinggi.
2. Adanya auditor yang tidak independen.
3. Adanya auditor yang belum kompeten dibidangnya.
4. Adanya auditor yang belum cukup dikatakan memiliki keahlian dan due
professional care yang memadai dalam menunjang profesionalismenya.
5. Adanya auditor yang berperilaku disfungsional karena time budget pressure
yang tinggi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji workload, kompetensi, time budget pressure, due professional
care, kemudian dampaknya terhadap kualitas audit
Ada banyak hal yang terkait dengan auditor, namun penelitian ini
hanya terbatas untuk menguji bagaimana pengaruh workload, kompetensi
auditor dan time budget pressure terhadap kualitas audit melalui due
professional care. Pada penelitian ini, variabel workload yang dimaksud
11
adalah beban kerja yang dimiliki atau ditanggung oleh seorang auditor
selama melaksanakan penugasan auditnya. Kompetensi yang dimaksud
adalah kemampuan dan pemahaman auditor dalam mengaudit suatu
perusahaan dimana hal ini bisa didapatkan melalui pendidikan, pelatihan
dan pengalaman dari seorang auditor itu sendiri.
Lalu time budget pressure atau tekanan anggaran waktu merupakan
alokasi waktu penugasan audit dimana auditor diharuskan untuk tepat waktu
dalam menyelesaikan tugasnya. Due professional care yang dimaksud
adalah seorang auditor yang memiliki keahlian profesional yang cermat
dengan didukung oleh sikap kehati-hatian dalam melaksanakan tugasnya.
Kualitas audit yang dimaksud adalah kemungkinan bahwa auditor dapat
mendeteksi dan melaporkan salah saji didalam laporan keuangan yang
diauditnya.
2. Penelitian ini dilakukan hanya pada auditor yang bekerja di wilayah DKI
Jakarta
Pada berbagai wilayah di Indonesia ini ada banyak sekali auditor
yang bekerja di kantor akuntan publik, namun penelitian ini hanya terbatas
pada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik wilayah DKI Jakarta
saja. Wilayah tersebut diantaranya adalah Jakarta Selatan, Jakarta Utara,
Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka rumusan masalah yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah workload berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
3. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit?
4. Apakah due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit?
5. Apakah workload berpengaruh terhadap due professional care?
6. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap due professional care?
7. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap due professional care?
8. Apakah workload berpengaruh terhadap kualitas audit melalui due
professional care?
9. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit melalui due
professional care?
10. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit melalui
due professional care?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh workload terhadap kualitas audit.
2. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit.
4. Pengaruh due professional care terhadap kualitas audit.
13
5. Pengaruh workload terhadap due professional care.
6. Pengaruh kompetensi auditor terhadap due professional care.
7. Pengaruh time budget pressure terhadap due professional care.
8. Pengaruh workload terhadap kualitas audit melalui due professional care.
9. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit melalui due
professional care.
10. Pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit melalui due
professional care.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap bahwa penelitian ini
dapat memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada.
Selain itu, penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk
mengembangkan ilmu lebih lanjut maupun kegunaan praktis menyangkut
pemecahan-pemecahan permasalahan yang aktual. Manfaat dari penelitian
ini adalah:
1. Secara teoritis
a. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat berupa informasi dan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan
mengenai kualitas audit.
b. Bagi peneliti. Penelitian ini dapat digunakan untuk membandingkan
teori akuntansi yang didapat selama perkuliahan dengan yang terjadi
dilapangan. Dan juga sebagai sarana untuk memperluas wawasan
14
mengenai audit, terutama tentang workoad, kompetensi auditor dan
time budget pressure yang berdampak terhadap due professional care
dan kualitas audit.
c. Peneliti berikutnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
untuk penelitian mendatang terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit.
2. Secara praktisi
a. Bagi auditor dan KAP. Sebagai tinjauan yang diharapkan dapat
dijadikan informasi untuk meningkatkan kualitas audit.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan
Teori agensi menjelaskan bahwa adanya konflik antara pihak
principal yaitu pemilik perusahaan dan pihak agen yaitu manajemen dalam
perusahaan, konflik yang dimaksud adalah perbedaan tujuan masing-
masing pihak di mana pemilik ingin mengetahui informasi laporan
keuangan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penentuan
keputusan ekonomi. Pihak agen akan selalu melakukan hal yang membuat
laporan keuangan menjadi terlihat baik agar kinerja dari agen dapat dinilai
baik oleh principal. Oleh karena itu, agar tindak kecurangan dapat
diminimalisir dan dihilangkan, dibutuhkan pihak ketiga sebagai pemecah
solusi dalam konflik tersebut (Primastuti dan Suryandari, 2014).
Menurut teori tersebut, pemilik perusahaan yang di dalamnya
termasuk pemegang saham atau investor sebagai pihak utama yang
diwakilkan oleh auditor akan memberikan kepercayaan kepada auditor
untuk melaksanakan penugasan audit dimana perannya ialah untuk
memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan. Karena
banyaknya isu terkait dengan adanya kecurangan pada laporan keuangan,
auditor diharapkan mampu untuk meminimalisir kejadian tersebut.
Mariyanto dan Praptoyo (2017) menyebutkan bahwa auditor dapat
dianggap kredibel apabila informasi yang disampaikan kepada pengguna
16
informasi baik itu manajemen maupun prinsipal dapat mengurangi asimetri
informasi diantara keduanya. Karena adanya hal tersebut, pendapat auditor
dapat dipertimbangkan oleh pengguna laporan keuangan untuk membantu
memecahkan konflik antara prinsipal dan agen.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan agensi
adalah dimana satu orang atau lebih pemilik/pemegang saham (principal)
mempekerjakan orang lain (agent), dalam hal ini adalah manajer untuk
memberikan jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agent tersebut. Salah satu tugas agent adalam menyajikan laporan
keuangan untuk pihak eksternal perusahaan. Laporan keuangan diperlukan
oleh pihak internal (agent/manajer) dan pihak eksternal (pemegang
saham/principal). Laporan keuangan penting terutama bagi para pengguna
eksternal karena mereka tidak mengetahui secara langsung kondisi di dalam
perusahaan, sehingga memiliki ketidakpastian informasi yang besar. Para
pengguna internal (manajemen) memiliki kontak langsung dengan
perusahaan dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi,
sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak
sebesar para pengguna eksternal.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa teori agensi adalah teori yang menjelaskan mengenai hubungan
antara pemilik dana (pemilik/pemegang saham) dengan pengelola dana
(manajemen), dimana pihak pemilik/pemegang saham menginginkan untuk
memperoleh informasi perusahaan yang mencerminkan keadaan yang
sebenarnya untuk pengambilan keputusan, sedangkan pihak manajemen
17
memungkinkan untuk memberikan informasi yang menyesatkan bagi pihak
pemilik/pemegang saham untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu
diperlukan pihak ketiga yaitu auditor independen sebagai pihak yang
memeriksa laporan keuangan perusahaan, sehingga pemilik/pemegang
saham memperoleh informasi yang relevan dan andal untuk pengambilan
keputusan.
Dengan teori agensi ini, akan membantu pihak auditor untuk
memahami konflik antara pihak principal dengan agent. Dan juga dengan
adanya auditor, maka diharapkan dapat membantu untuk meyakinkan
pemegang saham atau investor bahwa informasi yang diberikan oleh
manajemen bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Teori Harapan
Victor Vroom (1964) dalam Rozzaid et. al, (2015) mengembangkan
sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan interfal, tiga asumsi pokok
Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut:
a. Setiap individu percaya bahwa bila ia berperilaku dengan cara tertentu,
ia akan memperoleh hal tetentu. Ini disebut sebuah harapan hasil
(outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas
kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan
orang tersebut.
b. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini
disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu
hasil yang diharapkan.
18
c. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit
mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy)
sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan
eksternal. Asumsi dasar teori pengharapan ini adalah bahwa manusia
meletakkan nilai tertentu terhadap sesuatu yang diharapkan dan motivasi
seseorang, yang selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai juga
harus mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakan
memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan.
Kepuasan kerja berperan sebagai faktor internal yang memengaruhi
perilaku individu dalam mencapai kinerja auditor yang baik. Apabila
kepuasan atas pekerjaaan yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan
auditor, maka akan berdampak pada kinerja auditor yang lebih optimal,
namun bila kepuasan kerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan,
maka akan menurunkan kinerja auditor (Suprapta dan Setiawan, 2017).
Teori ini menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi sebuah motivasi, antara lain kekuatan atau kegigihan
seseorang dalam menginginkan sesuatu dan probabilitas yang ada untuk
mendapatkan hal tersebut. Pada suatu kondisi di mana seorang auditor tidak
dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu sesuai yang telah
ditentukan, bisa jadi ia melakukan sesuatu hal kearah perilaku yang
diinginkan dengan menujukkan perilaku disfungsional yang bisa
berpengaruh terhadap independensinya sehingga melanggar peraturan atau
19
kode etik yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya time
budget pressure yang tinggi agar ketepatan waktu dalam melaksanakan
penugasan audit dapat tercapai (Primastuti dan Suryandari, 2014).
Pengharapan atau kaitan usaha dengan kinerja adalah kemungkinan
yang dirasakan oleh orang tersebut untuk melakukan sejumlah usaha
tertentu yang menghasilkan tingkat kinerja tertentu (Mariyanto dan
Praptoyo, 2017).
3. Audit
Pengertian audit menurut Boynton dan Johnson adalah sebagai
berikut:
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding
assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
correspondence between those assertions and established criteria and
communicating the results to interested users”
Yang berarti bahwa audit adalah suatu proses yang sistematis dalam
mendapatkan dan mengevaluasi secara objektif bukti berkaitan dengan
penilaian mengenai peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat
kesesuaian antara penilaian-penilaian tersebut dan membentuk kriteria serta
menyampaikan hasilnya ke para pengguna yang berkepentingan (Boynton
dan Johnson, 2006:6).
Sedangkan pengertian menurut Arens et al., (2012:24) adalah
sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence between the
20
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”.
Yang berarti bahwa auditing adalah pengumpulan dan penilaian
bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
4. Workload
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur kewajiban tiap emiten
menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara berkala kepada
OJK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal
laporan keuangan. Dengan demikian, akuntan publik memiliki tanggung
jawab yang besar untuk memperhatikan terbatasnya waktu untuk
menyelesaikan proses audit tersebut. Banyaknya klien dalam sebuah KAP
akan mempengaruhi bagaimana seorang auditor membagi waktunya dalam
melakukan proses audit. Hansen et al. (2007) dalam Ishak et al. (2015)
mengibaratkan pengertian workload sebagai audit capacity stress yaitu
tekanan yang dihadapi oleh auditor sehubungan dengan banyaknya klien
audit yang harus ditanganinya. Dengan adanya jumlah klien yang ada dan
adanya keterbatasan waktu untuk mengaudit maka dapat diketahui pula
seberapa besar workload yang ditanggung seorang auditor.
Proses audit yang dilakukan oleh auditor akan sangat berpengaruh
pada kualitas audit. Beban kerja dapat terjadi dikarenakan adanya banyak
hal yang harus dikerjakan oleh auditor dengan banyaknya klien yang ada di
Kantor Akuntan Publik (KAP). Azwar dan Siswanto (2015) menyebutkan
21
bahwa beban kerja yang meningkat akan berpengaruh pada penurunan
kemampuan kerja karyawan akibatnya kualitas kerja karyawan sangat
rendah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tetapi, jika pengelolaan
beban kerja yang baik maka dampak-dampak tersebut bisa diminimalisir
karena adanya kecepatan dan kecakapan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Menurut Rahmawati dan Usman (2014) Beban kerja seorang
auditor biasanya berhubungan dengan busy season yang biasanya terjadi
pada kuartal pertama awal tahun. Penyebab terjadinya busy season dari
auditor adalah karena banyaknya perusahaan yang memiliki tahun fiskal
yang berakhir pada bulan Desember.
Namun demikian, seorang auditor harus memiliki sikap
profesionalisme dalam bekerja. Walaupun beban pekerjaan yang harus
diselesaikan cukup banyak, bukan menjadi sebuah alasan akan menurunkan
performa kinerja bagi auditor, seorang auditor harus tetap menyelesaikan
pekerjaannya dengan profesional. Dengan adanya workload yang dihadapi
oleh auditor, maka akan meningkatkan kinerja mereka dalam melakukan
proses audit, sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang baik (Ishak et
al., 2015). Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ratha dan Ramantha (2015)
yang menyebutkan bahwa seorang auditor yang mendapat tugas tambahan
dari atasannya membuat dirinya harus pintar mengatur waktu untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya.
22
5. Kompetensi
Standar umum pertama (SA seksi 100 dalam SPAP 2008)
menyebutkan bahwa setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan
keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa
profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan
terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan (Mariyanto dan Praptoyo, 2017). Dalam penelitiannya, Suryanto
et al. (2014) menyatakan indikator untuk mengukur tingkat kompetensi
auditor adalah penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing,
penguasaan terhadap obyek audit (entitas yang diperiksa), serta ada
tidaknya program atau proses peningkatan keahlian.
Hal serupa juga dijelaskan oleh Mariyanto dan Praptoyo (2017)
bahwa kompetensi auditor diukur melalui banyaknya sertifikat atau ijazah
yang dimiliki, serta jumlah atau banyaknya keikutsertaan yang
bersangkutan dalam pelatihan, seminar dan sertifikat. Semakin banyak
sertifikat yang dimiliki dan semakin sering mengikuti pelatihan atau
seminar dan simposium diharapkan auditor yang bersangkutan akan
semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya.
Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang
digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti
yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah
memeriksa bukti itu (Anugrah, 2017). Auditor yang berpendidikan tinggi
akan mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya,
23
sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam
(Ichwanty, 2015). Oleh karena itu, di dalam lingkungan audit klien yang
perkembangannya semakin luas sekarang ini, maka dengan pengetahuan
yang diperoleh auditor seharusnya dapat menghasilkan audit yang
berkualitas tinggi.
6. Time Budget Pressure
Time budget pressure atau tekanan anggaran waktu adalah kondisi
di mana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
(Sudrajat et al., 2015). Tekanan anggaran waktu merupakan keadaan di
mana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu
yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang
sangat ketat dan kaku. Dalam praktiknya, time budget digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya
(Aisyah dan Sukirman, 2015).
Saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan
memberikan respon dengan dua cara yaitu, fungsional dan disfungsional.
Tipe fungsional adalah perilaku auditor untuk bekerja lebih baik dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya. Sedangkan, tipe disfungsional adalah
perilaku auditor yang membuat penurunan kualitas audit. Time budget
pressure merupakan gambaran normal dan sistem pengendalian auditor
(Atiqoh dan Riduwan, 2016).
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas audit merupakan
komponen penting dalam penilaian kinerja auditor. Hal ini yang kemudian
24
menimbulkan tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya
sesuai waktu yang telah dianggarkan. Tekanan inilah yang memungkinkan
auditor mengurangi kepatuhannya dalam mengikuti dan menjalankan
prosedur audit (Aisyah dan Sukirman, 2015). Apabila sebuah KAP atau
auditor tidak tepat waktu dalam memberikan hasil auditannya, maka klien
akan lebih memilih KAP lain yang lebih tepat waktu. Kuatnya persaingan
antar KAP mengharuskan auditor dapat menggunakan waktu yang telah
dianggarkan sebaik mungkin. (Apriyas dan Pustikaningsih, 2016).
Time budget pressure yang ketat akan meningkatkan tingkat stress
auditor karena auditor harus melakukan pekerjaan audit dengan waktu yang
ketat, bahkan dalam anggaran waktu tidak dapat menyelesaikan audit
dengan prosedur audit yang seharusnya. Tekanan yang dihasilkan oleh
anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku
disfungsional (Kelley (2005) dalam Aisyah dan Sukirman, 2015).
Permasalahan anggaran waktu ini harus dapat diatasi oleh tim penyusun
program pemeriksaan agar tidak terjadi tekanan pada anggaran waktu yang
sudah ditentukan dalam menyelesaikan tugas. Ketelitian tim penyusun
program pemeriksaan dalam mengalokasikan waktu pemeriksaan sesuai
dengan porsi pemeriksaan sangat diharapkan agar dapat menciptakan
kualitas yang baik (Maulidawati et al., 2017).
7. Due professional care
Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang
cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2011), kecermatan dan
keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor
25
untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang
berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut (Suryanto et al., 2014).
Auditor harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas audit
sebagai hasil dari pekerjaannya.
Faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit
adalah due professional care yang mengacu pada kemahiran professional
yang cermat dan seksama. Kemahiran profesional menuntut auditor untuk
selalu berpikir kritis terhadap bukti audit yang ditemukannya. Due
professional care dimana merupakan hal penting yang harus diterapkan oleh
para akuntan publik agar tercapainya kualitas audit yang memadai dalam
pelaksanaan pekerjaan profesionalnya (Atiqoh dan Riduwan, 2016).
Pengetahuan yang didapat selama kuliah bukan menjadi tolak ukur keahlian
seseorang, melainkan juga kompetensi dan pengalaman yang didapat juga
mempengaruhinya. Oleh sebab itu, seorang auditor harus mampu
menerapkan konsep due professional care di dalam diri dan pekerjaannya
(Ratha dan Ramantha, 2015).
Penting bagi auditor untuk mengimplementasikan due professional
care dalam pekerjaan auditnya. Auditor dituntut untuk selalu berpikir kritis
terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material,
baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan (Atiqoh dan
26
Riduwan, 2016). Due professional care ini dianggap penting dalam rangka
menunjang profesionalismenya sehingga kualitas audit yang baik dapat
dicapai (Primastuti dan Suryandari, 2014). Oleh karena itu, seorang auditor
harus memiliki tingkat keterampilan yang memadai umumnya dimiliki oleh
auditor, dengan begitu auditor memiliki keyakinan yang memadai dalam
mengevaluasi bukti audit.
8. Kualitas Audit
Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. De Angelo (1981),
mendefinisikan kualitas audit sebagai penilaian oleh pasar di mana terdapat
kemungkinan auditor akan memberikan penemuan mengenai suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan adanya pelanggaran dalam
pencatatannya. Kemungkinan bahwa auditor akan melaporkan adanya
laporan yang salah saji telah dideteksi dan didefinisikan sebagai
independensi auditor. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan
kualitas pekerjaan yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat. (Mariyanto dan Praptoyo,
2017).
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan
penggunaan jasa pihak luar dalam memeriksa laporan keuangan serta
memberikan pendapat bahwa laporan yang disajikan telah sesuai atau benar.
Bagi pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham dapat
27
mengambil keputusan melalui laporan yang telah diaudit tersebut. Sehingga
auditor sebagai pihak ketiga mempunyai peran penting dalam proses audit
dan pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh sebab itu,
kualitas audit adalah hal yang harus dipertahankan oleh seorang auditor
dalam proses pengauditan (Atiqoh dan Riduwan, 2016).
Menurut Nainggolan dan Abdullah (2016) bahwa kualitas audit
merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang
terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan
keuangan auditan, di mana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor
berpedoman pada standar audit dan kode etik akuntan publik yang relevan.
Sehingga berdasarkan definisi di atas dapat terlihat bahwa auditor dituntut
oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan
pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen perusahaan dan untuk menjalankan kewajibannya ada 3
komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu kompetensi (keahlian),
independensi dan due professional care. Tetapi dalam menjalankan
fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan
manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau
kinerjanya tampak berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang lebih
tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan.
Kualitas audit merupakan suatu isu yang kompleks, karena begitu
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit tergantung dari
sudut pandang masing-masing pihak. Hal tersebut menjadikan kualitas audit
28
sulit pengukurannya, sehingga menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku
individual yang melakukan audit. Secara teoritis kualitas pekerjaan auditor
biasanya dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada
biaya yang paling rendah serta sikap independensinya dengan klien. SPAP
adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan akuntan publik,
mengatur segala hal yang berhubungan dengan penugasan dan independensi
dalam sikap mental. Pada prakteknya tindakan pengurangan kualitas audit
(reduced audit quality) masih sering terjadi, padahal dalam teori telah jelas
dinyatakan bahwa proses audit yang baik adalah yang mampu
meningkatkan kualitas informasi. Maraknya skandal keuangan yang terjadi
baik di dalam maupun di luar negeri, memberikan dampak besar
kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik dan yang menjadi
pertanyaan besar masyarakat adalah mengapa justru kasus-kasus tersebut
melibatkan profesi akuntan publik, seharusnya mereka sebagai pihak ketiga
yang independen memberikan jaminan atas relevansi dan kehandalan
laporan keuangan (Atiqoh dan Riduwan, 2016).
29
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah dari hasil-hasil penelitian terdahulu dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini yang dapat
dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama, Tahun, Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1.
Mariyanto dan Praptoyo (2017),
Pengaruh Kompetensi Dan
Independensi Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika Auditor
Sebagai Variabel Moderasi
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi
auditor dan kualitas audit,
data primer dengan
kuesioner, purposive
sampling
Variabel workload, time
budget pressure, dan due
professional care, dengan
variabel intervening, lokasi
dan populasi penelitian,
metode pengujian hipotesis
dengan PLS
Kompetensi, independensi, dan etika
auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit
2.
Anugrah (2017), Pengaruh Time
Budget Pressure, Kompetensi Dan
Independensi
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi
auditor, time budget
Variabel workload dan due
professional care, populasi
penelitian,
Time budget pressure dan independensi
berpengaruh terhadap Kualitas Audit.
Kompetensi tidak berpengaruh terhadap
kualitas Audit. Time budget pressure tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit dengan etika profesi sebagai variabel
moderasi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama, Tahun, Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Terhadap Kualitas Audit Dengan
Etika Profesi Sebagai Variabel
Moderasi
pressure, dan kualitas
audit, data primer dengan
kuesioner
lokasi penelitian, metode
pengujian hipotesis dengan
PLS
Kompetensi tidak berpengaruh terhadap
Kualitas Audit dengan Etika Profesi
sebagai variabel moderasi. Independensi
tidak berpengaruh terhadap etika auditor
dengan etika profesi sebagai variabel
moderasi
3.
Zahmatkesh dan Rezazadeh
(2017), The effect of auditor
features on audit quality
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi
auditor dan kualitas audit,
menggunakan kuesioner
Variabel workload, time
budget pressure, dan due
professional care, dengan
variabel intervening, lokasi
penelitian, objek dan
populasi penelitian, metode
pengujian hipotesis dengan
PLS
Pengalaman Kerja Auditor, Kompetensi
profesional, akuntabilitas, dan objektivitas
auditor menunjukkan pengaruh yang
signifikan pada kualitas audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama, Tahun, Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4.
Maulidawati (2017), Pengaruh
Beban Kerja Dan Tekanan
Anggaran Waktu Terhadap
Kualitas Audit Dengan
Pengalaman Audit Sebagai
Pemoderasi (Studi Pada
Inspektorat Kabupaten Aceh
Barat)
Penelitian kuantitatif,
variabel beban kerja,
tekanan anggaran waktu,
dan kualitas audit, data
primer dengan kuesioner
Variabel kompetensi auditor,
due professional care,
dengan variabel intervening
populasi penelitian, lokasi
penelitian, metode pengujian
hipotesis dengan PLS
Beban kerja, tekanan anggaran waktu dan
pengalaman audit secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Beban kerja, tekanan anggaran waktu dan
pengalaman audit berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit secara parsial.
Pengalaman audit memperlemah
hubungan antara beban kerja dan tekanan
anggaran waktu dengan kualitas audit.
5.
Atiqoh dan Riduwan (2016),
Pengaruh Due professional care,
Motivasi Auditor, Time budget
pressure Terhadap Kualitas Audit
Penelitian kuantitatif,
Variabel due professional
care dan time budget
pressure, data primer
dengan kuesioner,
purposive sampling
Variabel workload dan
kompetensi auditor,
populasi penelitian, lokasi
penelitian, metode pengujian
hipotesis dengan PLS
Due professional care berpengaruh positif
terhadap kualitas audit. Motivasi auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Time budget pressure berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
6.
Apriyas dan Pustikaningsih
(2016), Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Dan Time Budget
Pressure Bagi Auditor Terhadap
Kualitas Audit
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi
auditor, time budget
pressure dan kualitas
audit, data primer,
purposive sampling
Variabel workload dan due
professional care, dengan
variabel intervening,
populasi penelitian, metode
pengujian hipotesis dengan
PLS
Kompetensi dan Independensi auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas
audit, Time budget pressure auditor
berpengaruh negatif terhadap kualitas
audit. Kompetensi, independensi, dan time
budget pressure auditor secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama, Tahun, Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7.
Ichwanty (2015), Pengaruh
Kompetensi, Independensi, Due
Professional Care, Akuntabilitas,
Dan Etika Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris pada Auditor
Kantor Akuntan Publik di Provinsi
Riau dan Kepulauan Riau)
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi, due
professional care
dan kualitas audit, data
primer dengan kuesioner
Variabel workload, time
budget pressure dan due
professional care, dengan
variabel intervening, lokasi
penelitian, teknik
pengambilan sampel, metode
pengujian hipotesis
Kompetensi, independensi, due
professional care, akuntabilitas, dan etika
berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas audit.
8.
Aisyah dan Sukirman (2015),
Hubungan Pengalaman, Time
Budget Pressure, Kompensasi
Terhadap Kualitas Audit Pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Kota Semarang
Penelitian kuantitatif,
variabel time budget
pressure dan kualitas
audit, data primer dengan
kuesioner
Variabel workload,
kompetensi auditor, dan due
professional care, dengan
variabel intervening, lokasi
penelitian, teknik
pengambilan sampel,
metode pengujian
hipotesis dengan PLS
Pengalaman, dan kompensasi berpengaruh
berpengaruh postitif terhadap kualitas
audit. Sedangkan time budget pressure
(tekanan anggaran waktu) berpengaruh
negatif terhadap kualitas audit.
9.
Ishak et al. (2015), Pengaruh
Rotasi Audit, Workload, dan
Spesialisasi Terhadap Kualitas
Audit pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2009-2013
Penelitian kuantitatif,
variabel workload dan
kualitas audit, metode
pemilihan sampel dengan
purposive sampling
Variabel kompetensi auditor,
time budget pressure, dan
due professional care,
metode pengumpulan data
(data primer), populasi
penelitian, metode pengujian
hipotesis dengan PLS
Rotasi audit berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit,
workload berpengaruh positif terhadap
kualitas audit, dan spesialisasi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama, Tahun, Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
10.
Ratha dan Ramantha (2015),
Pengaruh Due Professional Care,
Akuntabilitas, Kompleksitas
Audit, Dan Time Budget Pressure
Terhadap Kualitas Audit
Penelitian kuantitatif,
variabel due professional
care, time budget
pressure dan kualitas
audit, data primer dengan
kuesioner, purposive
sampling
Variabel workload dan
kompetensi, dengan variabel
intervening, lokasi
penelitian, metode pengujian
hipotesis dengan PLS
Due professional care, akuntabilitas
berpengaruh positif terhadap kualitas
audit, sedangkan variabel kompleksitas
audit dan time budget pressure
berpengaruh negatif terhadap kualitas
audit.
11.
A. Halim et al. (2014), Effect of
Competence and Auditor
Independence on Audit Quality
with Audit Time Budget and
Professional Commitment as a
Moderation Variable
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi
auditor dan kualitas audit,
data primer dengan
kuesioner, menggunakan
PLS
Variabel workload, time
budget pressure, dan due
professional care, dengan
variabel intervening, metode
pemilihan sampel dengan
purposive sampling
Kompetensi dan independensi auditor
secara positif mempengaruhi kualitas
audit. Anggaran waktu audit melemahkan
pengaruh kompetensi dan independensi
auditor pada kualitas audit. Komitmen
profesional memperkuat pengaruh
kompetensi dan independensi pada
kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama, Tahun, Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
12.
Primastuti dan Suryandari (2014),
Pengaruh Time budget pressure
Terhadap Kualitas Audit dengan
Independensi Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pada
BPK RI Perwakilan Provinsi D.I
Yogyakarta)
Penelitian kuantitatif,
variabel time budget
pressure dan kualitas
audit, data primer dengan
kuesioner
Variabel kompetensi auditor
dan workload, populasi dan
lokasi penelitian
Time budget pressure dan independensi
secara parsial berpengaruh terhadap
kualitas audit. Independensi dapat menjadi
variabel intervening untuk pengaruh tidak
langsung time budget pressure terhadap
kualitas audit
13.
Sari et al. (2014), Pengaruh
Kompetensi, Independensi dan
Integritas Auditor Terhadap
Kualitas Audit Pada Kantor
Akuntan Publik Di Kota Padang
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi dan
kualitas audit
Variabel workload, due
professional care dan time
budget pressure, dengan
variabel intervening, lokasi
penelitian, metode pengujian
hipotesis dengan PLS
Kompetensi auditor, Independensi auditor,
Integritas auditor secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit. Kompetensi, Independensi,
dan Integritas Auditor secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit.
14.
Suryanto et al. (2014), Pengaruh
Kompetensi, Independensi, Due
Professional Care, dan Etika
Auditor Terhadap Kualitas Audit
(Survey pada Kantor Akuntan
Publik Korwil Sumatera Bagian
Tengah)
Penelitian kuantitatif,
variabel kompetensi due
professional care dan
kualitas audit, data primer
dengan kuesioner
Variabel workload dan time
budget pressure, dengan
variabel intervening, wilayah
lokasi penelitian, metode
pengujian hipotesis dengan
PLS
Kompetensi dan due professional care
berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Independensi dan etika auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Secara bersama-sama kompetensi,
independensi, due professional care, dan
etika auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit.
35
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit
Terkadang banyaknya klien dalam sebuah Kantor Akuntan Publik
akan mempengaruhi bagaimana seorang auditor membagi waktunya dalam
melakukan proses audit. Sementara kualitas audit akan sangat berpengaruh
terhadap bagaimana kegiatan audit yang akan dilakukan. Beban kerja
(workload) merupakan suatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan
tugas-tugas lingkungan kerja di mana digunakan sebagai tempat kerja,
keterampilan dan persepsi dari pekerja. Beban kerja secara operasional
didefinisikan sebagai faktor-faktor seperti tuntutan tugas atau upaya-upaya
yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan (Ishak et al., 2015).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulidawati et al.
(2017) workload berpengaruh terhadap kualitas audit pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Barat. Dan penelitian yang dilakukan Ishak et al. (2015)
juga membuktikan bahwa workload berpengaruh terhadap kualitas audit
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009-2013. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Workload berpengaruh terhadap kualitas audit
2. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Mariyanto dan Praptoyo (2017) menyebutkan bahwa kompetensi
adalah keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari
pendidikan dan pengalaman auditor. Hasil dari pendidikan dan pengalaman
36
auditor yang tinggi menjadikan auditor lebih peka dan lebih dapat
melakukan penilaian dalam pengambilan keputusan secara tepat sehingga
data-data ataupun hasil audit yang diambil oleh auditor dapat diandalkan
oleh para pemakai hasil audit tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariyanto dan Praptoyo (2017)
membuktikan bahwa kompetensi auditor berpengaruh pada kualitas audit di
KAP profesi penunjang pasar modal di Kota Surabaya. Sama halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari et al., (2014), Ichwanty (2015), Apriyas
dan Pustikaningsih (2016), Zahmatkesh dan Rezazadeh (2017) juga
menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh pada kualitas audit.
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit
3. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Keterbatasan waktu dalam penyelesaian penugasan audit menjadi
salah satu permasalahan yang dapat mengganggu terciptanya kualitas audit
yang baik (Maulidawati et al., 2017). Dengan tidak efektifnya kinerja yang
dilakukan oleh auditor akibat adanya time budget pressure, maka hal ini
akan mempengaruhi dari kualitas audit yang dilakukan oleh auditor
(Primastuti dan Suryandari, 2014). Time budget pressure menyebabkan
auditor meninggalkan bagian program audit penting dan akibatnya
menyebabkan penurunan kualitas audit. Pentingnya time budget pressure
terhadap kualitas audit adalah dengan rendahnya time budget pressure akan
37
mampu mengurangi tekanan waktu pelaksanaan dalam melaksanakan tugas
audit sehingga tugas audit dapat dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti
sehingga kualitas audit dapat terjaga dengan baik.
Menurut penelitian yang dilakukan Primastuti dan Suryandari
(2014) menunjukkan bahwa Time budget pressure berpengaruh terhadap
kualitas audit di BPK RI Perwakilan Provinsi D.I Yogyakarta. Kemudian
penelitian yang dilakukan Aisyah dan Sukirman (2015), Ratha dan
Ramantha (2015), Apriyas dan Pustikaningsih (2016) dan Maulidawati et
al. (2017) menunjukkan hasil yang sama yaitu Time budget pressure
berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian tersebut maka
dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit
4. Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit
Menurut Atiqoh dan Riduwan (2016) bahwa kemahiran profesional
dan keyakinan yang memadai atas bukti-bukti yang ditemukan akan sangat
membantu auditor dalam menentukan scope dan metodologi yang akan
digunakan dalam melaksanakan pekerjaan audit. Penelitian yang
dilakukannya menunjukkan bahwa due professional care berpengaruh
terhadap kualitas audit. Peneliti yang lain seperti Ichwanty (2015), Ratha
dan Ramantha (2015), dan Anugrah (2017) juga membuktikan due
professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian
tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit
38
5. Pengaruh Workload Terhadap Due Professional Care
Didalam SPAP, seorang auditor dituntut untuk memiliki keahlian
dan due professional care dalam menunjang profesionalismenya sehingga
kualitas audit yang baik dapat dicapai (Primastuti dan Suryandari, 2014).
Dengan adanya workload yang dimiliki oleh auditor maka due professional
care adalah hal yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh seorang auditor.
Sari (2018) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa tingginya
beban kerja (workload) seorang auditor saat banyak tugas yang harus
diselesaikan namun waktu yang dimiliki terbatas, maka auditor cenderung
menerima penjelasan manajemen dan tidak mencari informasi lebih dalam
terhadap bukti audit yang diperolehnya. Hal ini menunjukan bahwa beban
kerja berpengaruh negatif terhadap skeptisme profesional. Hasil
penelitiannya membuktikan Workload berpengaruh terhadap skeptisme
profesional seorang auditor. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam
penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Workload berpengaruh terhadap due professional care
6. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Due Professional Care
Auditor yang memiliki pendidikan tinggi akan mempunyai
pandangan yang lebih luas mengenai berbagai macam hal. Auditor akan
semakin banyak mempunyai pengetahuan mengenai bidang yang
digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai macam masalah secara
lebih mendalam (Anugrah, 2017). Silalahi (2013) menjelaskan bahwa
semakin bertambah kompetensi seseorang dalam bidang audit maka akan
39
semakin tinggi skeptisisme profesional auditor. Penelitian yang dilakukan
Silalahi (2013) dan Yulianingrum (2018) membuktikan bahwa kompetensi
auditor berpengaruh terhadap sikap skeptisme profesional auditor.
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H6: Kompetensi auditor berpengaruh terhadap due professional care
7. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Due Professional Care
Menurut Primastuti dan Suryandari (2014) apabila time budget
pressure rendah, due professional care yang dimiliki oleh auditor akan
dapat tetap terjaga dengan baik, karena tidak adanya tekanan dan anggaran
waktu yang telah ditetapkan yang dapat mengganggu due professional care,
sehingga auditor dapat melaksanakan proses audit dengan baik sehingga
kualitas audit tetap terjaga dengan baik.
Menurut Surtikanti (2012) dalam Anugrah (2017), jika alokasi
waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin
mengompensasikan dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya
menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin
menghasilkan kinerja yang tidak efektif. Berdasarkan uraian tersebut maka
dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7: Time budget pressure berpengaruh terhadap due professional care
40
8. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit Melalui Due Professional
Care
Dalam penelitian Maulidawati et al. (2017) menunjukkan hasil
bahwa semakin tinggi beban kerja auditor maka kualitas audit akan semakin
menurun. Hal ini dikarenakan penugasan audit yang tumpang tindih akan
menciptakan beban kerja tersendiri bagi auditor. Oleh karena itu, menurut
Ishak et al. (2015) seorang auditor dan KAP harus tetap menjaga
profesionalismenya dalam melakukan audit dan meningkatkan kualitas
audit yang dikeluarkan. Untuk menunjang profesionalismenya maka auditor
juga dituntut memiliki due professional care yang tinggi sehubungan
dengan banyaknya beban kerja yang dimiliki seorang auditor. Berdasarkan
uraian tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H8: Workload berpengaruh terhadap kualitas audit melalui due professional
care
9. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Melalui Due
Professional Care
Kompetensi auditor adalah kemampuan auditor untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam
melakukan audit sehingga, auditor dapat melakukan audit dengan teliti
cermat, intuitif, dan objektif (Suryanto et al., 2014). Ratha dan Ramantha
(2015) menyatakan bahwa tidak hanya pengetahuan yang didapat selama
kuliah bukan menjadi tolak ukur keahlian seseorang, melainkan kompetensi
41
dan pengalaman yang didapat juga mempengaruhinya. Oleh sebab itu,
seorang auditor harus mampu menerapkan konsep due professional care di
dalam diri dan pekerjaannya. Menurut Wilasita et al., (2014) untuk
meyakinkan laporan keuangan bebas dari salah saji, baik yang disebabkan
oleh kecurangan atau kekeliruan, maka auditor dituntut untuk bersikap
cermat dan seksama (due professional care), sehingga dapat menghasilkan
kualitas audit yang berkualitas.
Yulianingrum (2018) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
kompetensi auditor, maka akan semakin tinggi pula tingkat skeptis yang
dimiliki. Dengan begitu maka kualitas audit pun akan semakin baik.
Kemudian penelitian yang dilakukan Suryanto et al. (2014) menunjukkan
bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sehingga
semakin tinggi tingkat kompetensi, maka akan semakin baik kualitas audit
yang dilakukannya. Selain itu, dalam penelitian Ratha dan Ramantha
(2015), menunjukkan bahwa due professional care berpengaruh positif
terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik di Denpasar. Berdasarkan
uraian tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H9: Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit melalui due
professional care
42
10. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Melalui Due
Professional Care
Pengaruh due professional care terhadap kualitas audit juga dapat
tergantung pada faktor time budget pressure. Apabila time budget pressure
rendah, due professional care yang dimiliki oleh auditor akan dapat tetap
terjaga dengan baik, karena tidak adanya tekanan dan anggaran waktu yang
telah ditetapkan yang dapat mengganggu due professional care, sehingga
auditor dapat melaksanakan proses audit dengan baik sehingga kualitas
audit tetap terjaga dengan baik. Dan begitu pula sebaliknya dengan time
budget pressure yang tinggi, due professional care yang dimiliki oleh
auditor akan terganggu sehingga kualitas audit akan menjadi buruk
(Primastuti dan Suryandari, 2014). Berdasarkan uraian tersebut maka dalam
penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H10: Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit melalui due
professional care
43
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Kepercayaan publik yang diterima
perusahaan timbul dari kualitas audit yang
tinggi atas laporan keuangan yang diaudit
“Pengaruh Workload, Kompetensi Auditor dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas
Audit Dengan Due Professional Care Sebagai Variabel Intervening”
Basis Teori: Teori Agency dan Teori Harapan
Workload
Kompetensi Kualitas
Audit
Time Budget
Pressure
Due Professional Care
Metode analisis: Partial Least Square (PLS)-SEM dengan software SmartPLS 3.0
Hasil Penelitian
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Adanya kualitas audit yang rendah
sehingga menyebabkan rendahnya
kepercayaan publik
GAP
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel independen, yaitu workload, kompetensi auditor dan time
budget pressure terhadap variabel dependen, yaitu kualitas audit dengan due
professional care sebagai variabel intervening. Agar lebih fokus terhadap
penelitian yang dilakukan, maka ruang lingkup penelitian difokuskan hanya
pada KAP yang berada di DKI Jakarta. Selain itu, alasan peneliti memilih kota
Jakarta sebagai ruang lingkup penelitian adalah karena Jakarta merupakan ibu
kota dan memiliki masyarakat yang majemuk sehingga baik untuk dijadikan
responden.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti
selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Populasi dalam
penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
(KAP). Kemudian sampel dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta.
2. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya
45
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk
mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2012:30). Metode convenience
sampling digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih
sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh
peneliti.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan tidak didapatkannya jawaban dari auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada pada wilayah Jakarta. Hal ini
penting adanya untuk memenuhi kriteria pengolahan data dari jumlah data
yang terkumpul. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
partner, manajer, auditor senior, supervisor dan auditor junior yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut (Sugiyono, 2008:129) bila dilihat dari sumber datanya maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul, misalnya melalui orang lain atau melihat
dokumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian
pustaka dan penelitian lapangan.
46
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data
sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,
skripsi, tesis, internet dan perangkat lain.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,
peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor yang masih
aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik. Data primer merupakan sumber
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui
perantara.
D. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel eksogen, variabel endogen, dan
variabel intervening yang melibatkan empat variabel penelitian. Berikut ini
pemaparan terkait dengan variabel penelitian dan definisi operasional variabel:
1. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah workload, kompetensi auditor,
dan time budget pressure.
2. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah due professional care.
3. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah kualitas audit.
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
47
1. Workload (X1)
Workload di istilahkan sebagai audit capacity stress yaitu tekanan
yang dihadapi oleh auditor sehubungan dengan banyaknya klien audit yang
harus ditanganinya (Ishak et al., 2015). Menurut Rahmawati dan Usman
(2014) beban kerja seorang auditor biasanya berhubungan dengan busy
season yang biasanya terjadi pada kuartal pertama awal tahun. Penyebab
terjadinya busy season dari auditor adalah karena banyaknya perusahaan
yang memiliki tahun fiskal yang berakhir pada bulan Desember.
Variabel workload diukur berdasarkan skala ordinal (likert) yaitu,
skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct
yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif
yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3)
netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban
untuk pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat
setuju. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian Azwar dan Siswanto (2015).
2. Kompetensi Auditor (X2)
Kompetensi Auditor adalah auditor yang dengan mutu personal,
pengetahuan umum dan keahlian khusus yang cukup dapat melakukan audit
secara objektif, cermat dan seksama. Variabel kompetensi auditor diukur
berdasarkan skala ordinal (likert) yaitu, skala pengukuran yang menyatakan
kategori, peringkat, dan jarak construct yang diukur. Dan juga mengukur
48
jarak antara yang satu dengan yang lain. Berdasarkan skala ordinal 1 sampai
5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat akan dibuat skor yaitu:
nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat
tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk pernyataan negatif yang didapat
akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3)
netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel ini diadopsi dari penelitian Suryanto et al. (2014).
3. Time Budget Pressure (X3)
Tekanan anggaran waktu atau time budget pressure sebagai bentuk
tekanan yang muncul dari keterbatasan sumber daya yang dapat
diberikan untuk melaksanakan tugas (Anugrah, 2017). Variabel time budget
pressure diukur berdasarkan skala ordinal (likert) yaitu, skala pengukuran
yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang diukur. Dan
juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain. Berdasarkan skala
ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat akan
dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak
setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk pernyataan
negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat tidak setuju, (4)
tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari penelitian Apriyas dan
Pustikaningsih (2016).
4. Kualitas audit (Y1)
Kualitas audit adalah segala kemungkinan di mana auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang
49
terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan
audit. Auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau
standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional auditor
independen, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan auditor.
Variabel kualitas audit diukur berdasarkan skala ordinal (likert)
yaitu, skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak
construct yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan
yang lain. Berdasarkan skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan
positif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju,
(3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban
untuk pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)
sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat
setuju. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian Suryanto et al. (2014).
5. Due Professional Care (Z)
Due professional care memiliki arti sikap cermat dan seksama.
Kecermatan dan keseksamaan menuntut auditor untuk melaksanakan
skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis
terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan dengan cermat dan
seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
50
Variabel due professional care diukur berdasarkan skala ordinal
(likert) yaitu, skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan
jarak construct yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu
dengan yang lain. Berdasarkan skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk
pernyataan positif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat
setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju.
Sedangkan jawaban untuk pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor
yaitu: nilai (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan
(1) sangat setuju. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini
diadopsi dari penelitian Suryanto et al. (2014).
51
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
Pernyataan
Skala
Pengukuran
Workload (X1)
(Maulidawati et
al., 2017)
Kemampuan mengerjakan tuntutan tugas
saat memiliki banyak klien
1*, 2* dan
3*
Likert Jadwal waktu yang padat dan ketat dalam
melakukan pemeriksaan
4*, 5* dan
6*
Beban mental yang dihadapi saat bekerja 7*, 8* dan
9*
Kompetensi
Auditor (X2)
(Suryanto et al.,
2014)
Membutuhkan pengetahuan dari
pendidikan formal sehingga dapat
mendukung proses audit
10
Likert
Memahami dan mematuhi Standar
Akuntan Keuangan (SAK) dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP)
11
Memiliki wawasan terhadap jenis dan
kondisi perusahaan klien 12
Memiliki banyak pengalaman dalam
peningkatan keahlian sehingga hasil
audit lebih baik
13, 14 dan
15
Time budget
pressure (X3)
(Maulidawati et
al., 2017)
Keterbatasan waktu yang direncanakan
dalam menjalankan audit
16*, 17*, 18
dan 19* Likert
Tekanan dalam penyelesaian tugas
dengan cepat
20, 21*, 22*
dan 23*
Kualitas audit (Y)
(Suryanto et al.,
2014)
Menjamin temuan audit yang akurat 24 dan 25
Likert
Sikap skeptis terhadap penyimpangan 26
Memberikan rekomendasi yang dapat
memperbaiki penyimpangan 27 dan 29
Laporan audit dapat dipahami dan
ditindak lanjuti auditee
28, 30 dan
31
Due Professional
Care (Z)
(Suryanto et al.,
2014)
Bekerja dengan kecermatan dan
keterampilan, serta berhati-hati dalam
mengaudit
32 dan 33
Likert Memiliki skeptisme profesional dan
mewaspadai kecurangan dan ketidak
efektifan serta resiko-resiko yang ada
34, 35 dan
36
*) Pernyataan negatif
52
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial
Least Square (PLS)-SEM dengan menggunakan software SmartPLS versi 3.0.
PLS digunakan dalam teknik analisis data pada penelitian ini, karena metode
PLS memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: data tidak harus berdistribusi
normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai
rasio dapat digunakan pada model yang sama) dan ukuran sampel tidak harus
besar. PLS merupakan model persamaan Structural Equation Modeling (SEM)
yang berbasis komponen atau varian. PLS adalah pendekatan alternatif yang
bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian
(Ghozali, 2015:6).
Menurut Ghozali (2015:5), PLS merupakan metode analisis yang
powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus
terdistribusi normal, kemudian sampel tidak harus besar. SEM yang berbasis
kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori, sedangkan PLS lebih bersifat
predictive model. Selain dapat mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan
untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS juga dapat
sekaligus menganalisis konstruk yang telah dibentuk dengan indikator reflektif
dan formatif.
Tujuan PLS menurut Ghozali (2015:7) yaitu membantu peneliti untuk
tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linier
agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan
komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model
(model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan outer model
53
(model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan konstruknya)
dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dikategorikan menjadi
tiga, yaitu: pertama adalah weight estimate yang digunakan untuk menghitung
data variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang
akan menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel
laten dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi
parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk
memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan
setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan
weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan
outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi
(Ghozali, 2015:8).
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
memberikan deskripsif atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif
akan memberikan gambaran atau deskripsi umum dari variabel penelitian
mengenai nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,
sum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model
Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu
model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap
purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan Abdillah, 2015:194).
54
Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas konstruk dan
reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengukur kemampuan
isntrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Hartono dan
Abdillah, 2015:194). Uji validitas konstruk dalam PLS dilakukan melaui
Uji Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Average Variance
Extracted (AVE). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat
ukur dalam mengukur konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur
konsistensi responden dalam menjawab instrumen. Instrumen dikatakan
andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan
metode composite reliability dan Cronbach’s alpha (Hartono dan Abdillah,
2015:196).
a. Convergent Validity
Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai
berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan
construct score yang dihitung dengan software SmartPLS. Ukuran
reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan
kosntruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap
awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai
0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam dalam Ghozali, 2015:74).
b. Discriminant validity
Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan
cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk
dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya,
55
maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran
pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain
untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square
root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan
korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE
setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk
dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk
mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih
konservatif dibandingkan dengan composite reliability.
Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Ghozali,
2015:75).
c. Reliability
Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam
ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbacah’s Alpha. Composite
reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu kontruk dan
lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu kontruk
(Salisbury et al., 2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2015:196).
Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu
kontruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika
mempunyai Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai
Cronbach Alpha di atas 0,60.
56
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada
teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square
untuk konstruk dependen, Stone-Geisser-square test untuk predictive
relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur
struktural.
a. R-Square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square
untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan
interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan
untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap
variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif.
Nilai R-Square 0,75, 0,50, 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat,
moderat dan lemah, hasil dari PLS R-Square mempresentasi jumlah
variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model (Ghozali, 2015:78).
b. Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh
model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q Square > 0 menunjukkan
model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-square <
0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Chin,
1998 dalam Ghozali, 2015:79). Besaran Q-Square memiliki nilai
dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model
semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total
57
pada analisis jalur (path analysis). Nilai Q-Square 0,02, 0,15, 0,35 dapat
disimpulkan bahwa nilai predictive relevance lemah, moderate dan
kuat. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q2= 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22) ....... ( 1- Rp2)
Dimana R12, R22... Rp2 adalah R-square variabel endogen.
c. Goodness of Fit (GoF)
GoF untuk overall fit index dapat digunakan kriteria goodness of fit
index dengan sebutan GoF Index. Index ini dikembangkan untuk
mengevaluasi model pengukuran dan model struktural dan disamping
itu menyediakan pengukuran sederhana untuk keseluruhan dari prediksi
model. Nilai GoF index ini diperoleh dari average communalities index
dikalikan dengan nilai R2 model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0
dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,25 (GoF Moderat)
dan 0,36 (GoF Besar) (Wetzels et al, 2009 dalam Fadilah, 2018).
Formula GoF Index yaitu:
GoF =√Com x R2
Com bergaris atas adalah average communalities dan R2 bergaris
atas adalah rata-rata model R2.
d. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) yaitu
untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel
eksogen dengan variabel endogen. Setiap analisis yang digunakan untuk
58
memecahkan permasalahaan statistik tidak terlepas dari asumsi yang
harus ditaati agar kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan. Dasar yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah
nilai yang terdapat pada Path Coefficient untuk menguji model
struktural.
Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas
antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi
prioritas hubungan kausal variabel yang bergerak ke sebelah kiri. Setiap
nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2015:250).
Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam
penelitian ini dimana diketahui df didapat dari jumlah sampel dikurangi
dua, df = (n-2) dan signifikansi sebesar 0,05.
Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam
pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefsien jalur
pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel workload
(X1), kompetensi auditor (X2), time budget pessure (X3), due
professional care (Z), dan kualitas audit (Y).
4. Uji Efek Intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu due professional
care. Suatu variabel dikatakan variabel intervening jika variabel tersebut
ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan
variabel kriterion (dependen) (Kenny, 1986 dalam Fadilah, 2018). Efek
intervening menunjukkan hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen melalui penghubung atau intervening. Pengaruh variabel
59
independen terhadap variabel dependen tidak secara langsung terjadi tetapi
melalui proses transformasi yang diwakili oleh variabel intervening.
Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan prosedur yang
dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dapat dilakukan dengan cara
(Sobel, 1982 dalam Fadilah, 2018):
a. Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y melalui
variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan
cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur M Y (b) atau ab.
Jadi koefisien ab = c-c’, dimana c adalah pengaruh variabel X terhadap
variabel Y tanpa kontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X
terhadap Y setelah mengontrol M (Gambar 3.1).
Gambar 3.1
Model Intervening
c
a b
Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya
standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect). Sab dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Sab = √b² Sa² + a² Sb² + Sa² Sb²
Variabel
Independen
Variabel
Intervening
Variabel
Dependen
60
b. Langkah kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi
pengaruh tidak langsung, maka diperlukan perhitungan nilai t dari
koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:
t = ab
Sab
Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untuk signifikan 5%.
Jika nilai t hitung > dari nilai t-tabel maka dapat disimpulkan terjadi
pengaruh intervening.
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap Auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta. Kantor Akuntan Publik
tersebut tersebar di 5 wilayah, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta
Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat. Auditor yang berpartisipasi pada
penelitian ini terdiri dari auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
(KAP) Big Four dan non Big Four.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui
penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dan tidak langsung.
Penyebaran kuesioner penelitian secara langsung, yaitu dengan mendatangi
langsung auditor yang bersangkutan. Penyebaran kuesioner penelitian
secara tidak langsung, yaitu dengan pengisian kuesioner melalui google
form. Sedangkan proses perizinan, penyebaran, dan pengembalian
kuesioner ini dilaksanakan mulai dari tanggal 15 April 2019 sampai dengan
11 Juni 2019. Gambaran data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 108 100 %
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 24 22,22 %
3. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 84 77,78 %
Sumber: Data primer yang diolah
62
Kuesioner yang disebar berjumlah 108 buah. Sedangkan, kuesioner
yang tidak kembali sebanyak 24 buah atau 22,22%. Hal ini dikarenakan
penyebaran kuesioner lebih dominan dilakukan pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) dengan jumlah auditor yang sedikit sehingga ada beberapa
kuesioner yang disebar pada tiap Kantor Akuntan Publik (KAP) namun
tidak kembali. Jadi, kuesioner yang dapat diolah berjumlah 84 buah atau
77,78%. Data distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan wilayah Kantor
Akuntan Publik (KAP) dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Wilayah KAP Kuesioner
yang dikirim
Kuesioner yang
tidak kembali
Kuesioner yang
dapat diolah
1. Jakarta Selatan 46 11 35
2. Jakarta Utara 15 - 15
3. Jakarta Timur 16 6 10
4. Jakarta Barat 20 7 13
5. Jakarta Pusat 11 - 11
Total 108 24 84
Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteristik profil responden
Responden dalam penelitian ini adalah Auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta. Berikut ini adalah
deskripsi mengenai identitas penelitian yang terdiri dari wilayah KAP, jenis
kelamin, usia, pendidikan formal terakhir, jabatan, dan tahun pengalaman
kerja sebagai auditor.
63
a. Deskripsi responden berdasarkan wilayah KAP
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan wilayah KAP, yaitu wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Utara,
Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan wilayah KAP
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Jakarta Selatan 35 41.7 41.7 41.7
Jakarta Utara 15 17.9 17.9 59.5
Jakarta Pusat 11 13.1 13.1 72.6
Jakarta Barat 13 15.5 15.5 88.1
Jakarta Timur 10 11.9 11.9 100.0
Total 84 100.0 100.0
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 84 responden,
sebanyak 35 orang atau 41,7% responden bekerja di KAP wilayah
Jakarta Selatan. Sisanya dengan jumlah 15 orang atau 17,9% responden
bekerja di KAP wilayah Jakarta Utara, lalu sebanyak 13 orang atau
15,5% responden bekerja di KAP wilayah Jakarta Barat. Dengan jumlah
11 orang atau 13,1% responden bekerja di KAP wilayah Jakarta Pusat
dan dengan jumlah 10 orang atau 11,9% responden bekerja di KAP
wilayah Jakarta Timur.
b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin yang terbagi dalam dua kategori yaitu laki-
laki dan perempuan.
64
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 32 38.1 38.1 38.1
Perempuan 52 61.9 61.9 100.0
Total 84 100.0 100.0
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang atau 61,9%
responden di dominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya
sebesar 32 orang atau 38,1% responden berjenis kelamin laki-laki. Hal
ini mungkin dikarenakan responden berjenis kelamin perempuan lebih
memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam penelitian secara
langsung.
c. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <25 Tahun 53 63.1 63.1 63.1
25-30 Tahun 15 17.9 17.9 81.0
31-35 Tahun 9 10.7 10.7 91.7
36-40 Tahun 4 4.8 4.8 96.4
41-45 Tahun 1 1.2 1.2 97.6
>45 Tahun 2 2.4 2.4 100.0
Total 84 100.0 100.0
65
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa sebagian responden
berusia < 25 tahun dengan jumlah 53 responden atau 63,1%. Sisanya
dengan jumlah 15 responden atau 17,9 % berusia 25-30 tahun.
Kemudian dengan jumlah 9 responden atau 10,7% berusia 31-35.
Responden berusia 36-40 tahun dengan jumlah 4 atau 4,8% dan dengan
jumlah 2 responden atau 2,4% berusia >45 tahun, serta dengan jumlah
1 responden atau 1,2% berusia 41-45 tahun.
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan formal.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Diploma 11 13.1 13.1 13.1
Strata 1 (S1) 63 75.0 75.0 88.1
Sedang studi S2 5 6.0 6.0 94.0
Strata 2 (S2) 3 3.6 3.6 97.6
Strata 3 (S3) 2 2.4 2.4 100.0
Total 84 100.0 100.0
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 63
responden atau 75%. Sisanya dengan jumlah 11 responden atau 13,1%
berpendidikan Diploma, lalu dengan jumlah 5 responden atau 6%
sedang studi S2 dan dengan jumlah 3 responden atau 3,6%
berpendidikan Strata 2 (S2), serta dengan jumlah 2 responden atau 2,4%
berpendidikan Strata 3 (S3). Hal ini berarti pada saat penyebaran
66
kuesioner, lebih banyak auditor dengan latar belakang pendidikan Strata
1 (S1) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik tersebut.
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jabatan
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Auditor Junior 53 63.1 63.1 63.1
Auditor Senior 20 23.8 23.8 86.9
Supervisor 6 7.1 7.1 94.0
Manager 2 2.4 2.4 96.4
Partner 3 3.6 3.6 100.0
Total 84 100.0 100.0
Tabel menunjukkan mayoritas responden terdiri dari auditor
junior sebanyak 53 responden atau 63,1%. Sedangkan responden yang
menduduki jabatan senior auditor sebanyak 20 responden atau 23,8%.
Sedangkan yang menduduki sebagai Supervisor sebanyak 6 orang atau
7,1%, dan sebagai manajer auditor hanya 2 responden atau 2,4%. Dan
sisanya sebanyak 3 responden atau 3,6% menduduki jabatan sebagai
partner.
67
f. Deskripsi Responden Berdasarkan Tahun Pengalaman Kerja
Tabel 4.8 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan tahun pengalaman kerja
Tabel 4.8
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <1 Tahun 36 42.9 42.9 42.9
1-5 Tahun 29 34.5 34.5 77.4
6-10 Tahun 13 15.5 15.5 92.9
>10 Tahun 6 7.1 7.1 100.0
Total 84 100.0 100.0
Tabel menunjukkan mayoritas responden dalam penelitian ini
sebesar 42,9% atau sekitar 36 responden memiliki pengalaman kerja
selama <1 tahun sebagai auditor. Responden yang memiliki pengalaman
kerja 1-5 tahun sebanyak 29 responden atau 34,5%. Sedangkan
responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai auditor selama 6-
10 tahun sebanyak 13 responden atau 15,5% dan sisanya responden
yang memiliki pengalaman kerja selama lebih dari 10 tahun sebagai
auditor hanya 6 responden atau 7,1%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi workload,
kompetensi auditor, time budget pressure, due professional care dan
kualitas audit. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik
deskriptif seperti yang disajikan dalam tabel 4.9
68
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimun Maximum Mean Std. Deviation
Workload 84 9 39 27,94 6,818
Kompetensi Auditor 84 13 30 23,83 3,627
Time Budget Pressure 84 16 38 26,81 4,076
Kualitas Audit 84 22 40 29,11 4,313
Due Professional Care 84 15 25 20,05 2,916
Valid N (listwise) 84
Tabel menunjukkan bahwa Variabel workload memiliki jawaban
minimum responden sebesar 9 dan maksimum sebesar 39, dengan rata-rata
27,94 dan standar deviasi 6,818. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya
penyimpangan sebesar 6,818 dari nilai rata-rata jawaban responden atas
pernyataan tentang workload yang besarnya 27,94. Variabel kompetensi
auditor memiliki jawaban minimum responden sebesar 13 dan maksimum
sebesar 30, dengan rata-rata 23,83 dan standar deviasi 3,627. Nilai standar
deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,627 dari nilai rata-
rata jawaban responden atas pernyataan tentang kompetensi auditor yang
besarnya 23,83.
Variabel time budget pressure memiliki jawaban minimum
responden sebesar 16 dan maksimum sebesar 38, dengan rata-rata 26,81 dan
standar deviasi 4,076. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya
penyimpangan sebesar 4,076 dari nilai rata-rata jawaban responden atas
pernyataan tentang time budget pressure yang besarnya 26,81. Variabel due
professional care memiliki jawaban minimum responden sebesar 15 dan
maksimum sebesar 25, dengan rata-rata 20,05 dan standar deviasi 2,916.
69
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 2,916
dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang due
professional care yang besarnya 20,05. Variabel kualitas audit memiliki
jawaban minimum responden sebesar 22 dan maksimum sebesar 40, dengan
rata-rata 29,11 dan standar deviasi 4,313. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 4,313 dari nilai rata-rata
jawaban responden atas pernyataan tentang kualitas audit yang besarnya
29,11.
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model
Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data dengan
SmartPls untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,
Discriminant Validity, dan Reliability.
a. Hasil Convergent Validity
Convergent Validity dari model pengukuran reflektif indikator
dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score
yang di estimasi dengan software SmartPLS. Ukuran reflektif individual
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih tinggi dari 0,70 dengan konstruk
yang diukur. Namun, menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:74)
untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian
ini akan digunakan batas loading factor 0,50.
70
Tabel 4.10
Outer Loading
W KOA TBP DPC KUA
W_1 0,678
W_2 0,780
W_3 0,751
W_4 0,882
W_5 0,868
W_6 0,657
W_7 0,761
W_8 0,821
W_9 0,868
KOA_1 0,839
KOA_2 0,779
KOA_3 0,885
KOA_4 0,809
KOA_5 0,799
KOA_6 0,718
TBP_1 0,675
TBP_2 0,732
TBP_3 0,091
TBP_4 0,684
TBP_5 -0,473
TBP_6 0,786
TBP_7 0,829
TBP_8 0,806
DPC_1 0,846
DPC_2 0,836
DPC_3 0,927
DPC_4 0,939
DPC_5 0,894
KUA_1 0,630
KUA_2 0,818
KUA_3 -0,087
KUA_4 0,862
KUA_5 0,912
KUA_6 0,828
KUA_7 0,777
KUA_8 0,700
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS data dilihat
pada tabel, nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel
pada awalnya belum memenuhi Convergent Validty terdapat tiga
71
indikator dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 yaitu TBP (3), TBP
(5), dan KUA (3). Untuk itu indikator tersebut yang kurang dari 0,50
harus dikeluarkan dari model.
Tabel 4.11
Outer Loading Modifikasi
W KOA TBP DPC KUA
W_1 0,678
W_2 0,779
W_3 0,750
W_4 0,882
W_5 0,868
W_6 0,658
W_7 0,762
W_8 0,821
W_9 0,868
KOA_1 0,838
KOA_2 0,778
KOA_3 0,885
KOA_4 0,809
KOA_5 0,799
KOA_6 0,718
TBP_1 0,717
TBP_2 0,808
TBP_4 0,774
TBP_6 0,843
TBP_7 0,810
TBP_8 0,794
DPC_1 0,846
DPC_2 0,836
DPC_3 0,927
DPC_4 0,939
DPC_5 0,894
KUA_1 0,641
KUA_2 0,816
KUA_4 0,861
KUA_5 0,909
KUA_6 0,828
KUA_7 0,775
KUA_8 0,703
Sumber: Data primer yang diolah
72
b. Hasil Discriminant Validity
Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap
konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel
lainnya. Model mempunyai Discriminant Validity yang baik jika setiap
nilai loading yang paling besar dengan nilai loading yang lain terhadap
variabel laten lainnya. Hasil pengujian Discriminant Validity diperoleh
sebagai berikut.
Tabel 4.12
Cross Loading
W KOA TBP DPC KUA
W_1 0,678 -0,084 0,440 0,090 0,117
W_2 0,779 0,139 0,730 0,186 0,168
W_3 0,750 0,144 0,621 0,230 0,205
W_4 0,882 0,071 0,763 0,190 0,140
W_5 0,868 0,026 0,688 0,132 0,117
W_6 0,658 -0,034 0,617 0,127 0,077
W_7 0,762 0,112 0,635 0,201 0,308
W_8 0,821 0,065 0,668 0,178 0,275
W_9 0,868 0,104 0,675 0,206 0,253
KOA_1 0,111 0,838 0,289 0,704 0,702
KOA_2 0,137 0,778 0,287 0,504 0,547
KOA_3 0,018 0,885 0,123 0,689 0,702
KOA_4 0,100 0,809 0,233 0,659 0,679
KOA_5 0,036 0,799 0,110 0,644 0,725
KOA_6 0,094 0,718 0,161 0,576 0,594
TBP_1 0,557 0,187 0,717 0,236 0,164
TBP_2 0,680 0,130 0,808 0,252 0,162
TBP_4 0,713 0,026 0,774 0,203 0,126
TBP_6 0,793 0,113 0,843 0,198 0,237
TBP_7 0,548 0,344 0,810 0,322 0,291
TBP_8 0,691 0,247 0,794 0,288 0,276
DPC_1 0,165 0,788 0,294 0,846 0,745
DPC_2 0,197 0,644 0,335 0,836 0,751
DPC_3 0,236 0,680 0,296 0,927 0,802
DPC_4 0,210 0,673 0,259 0,939 0,803
DPC_5 0,211 0,710 0,264 0,894 0,773
Bersambung ke halaman selanjutnya
73
Tabel 4.12 (Lanjutan)
W KOA TBP DPC KUA
KUA_1 0,252 0,429 0,174 0,457 0,641
KUA_2 0,233 0,737 0,288 0,741 0,816
KUA_4 0,227 0,705 0,257 0,737 0,861
KUA_5 0,251 0,820 0,282 0,787 0,909
KUA_6 0,065 0,691 0,064 0,663 0,828
KUA_7 0,278 0,616 0,314 0,743 0,775
KUA_8 0,153 0,497 0,146 0,671 0,703
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel menunjukkan bahwa konstruk Workload lebih tinggi
terhadap indikatornya (W_1, W_2, W_3, W_4, W_5, W_6, W_7, W_8,
dan W_9) dibandingkan dengan kontruk lainnya terhadap indikator
W_1, W_2, W_3, W_4, W_5, W_6, W_7, W_8, dan W_9 sehingga
memiliki Discriminant Validity yang baik. Begitu pula dengan konstruk
Kompetensi Auditor memberikan nilai indikator yang lebih tinggi
terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap
indikator KOA_1, KOA_2, KOA _3, KOA _4, KOA_5, dan KOA_6
sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Kemudian untuk
variabel Time Budget Pressure (TBP_1, TBP_2, TBP_4, TBP_6,
TBP_7, TBP_8) nilai indikator yang muncul lebih tinggi terhdap
indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga memiliki
Discriminant Validity yang baik.
Konstruk Due Professional Care juga memberikan nilai
indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan
konstruk lainnya terhadap indikator DPC_1, DPC_2, DPC_3, DPC_4,
dan DPC_5 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Hal
74
yang sama juga terdapat di konstruk Kualitas Audit yang memberikan
nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan
dengan konstruk lainnya terhadap indikator KUA_1, KUA_2, KUA_4,
KUA_5, KUA_6, KUA_7, dan KUA_8, sehingga dapat disimpulkan
memiliki Discriminant Validity yang baik.
Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-
masing variabel laten sudah memiliki nilai loading factor paling besar
dibandingkan dengan nilai loading factor variabel laten lainnya. Hal ini
berarti menunjukkan bahwa semua variabel laten sudah memiliki
Discriminant Validity yang baik, dimana konstruk laten memprediksi
indikator di blok lainnya sehingga dapat disimpulkan semua variabel
laten memiliki Discriminant Validity yang baik.
c. Hasil Reliability
Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai Composite Reliability
dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan
memiliki reliabilitas yang tinggi apabila mempunyai nilai Composite
Reliability diatas 0,70 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha di atas
0,60.
Tabel 4.13
Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Composite Reliability Cronbach Alpha
Workload 0,936 0,925
Kompetensi Auditor 0,917 0,891
Time Budget Pressure 0,910 0,883
Due Professional Care 0,950 0,933
Kualitas Audit 0,922 0,901
Sumber: Data primer yang diolah
75
Berdasarkan tabel tersebut, nilai Composite Reliability variabel
Workload sebesar 0,936, variabel Kompetensi Auditor sebesar 0,917,
variabel Time Budget Pressure sebesar 0,910, variabel Due Professional
Care sebesar 0,950, dan variabel Kualitas Audit sebesar 0,922 yang
berarti semua variabel telah memiliki nilai Composite Reliability di atas
0,70 dan dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memenuhi kriteria
reliabilitas. Kemudian untuk nilai Cronbach Alpha variabel Workload
sebesar 0,925, variabel Kompetensi Auditor sebesar 0,891, variabel
Time Budget Pressure sebesar 0,883, variabel Due Professional Care
sebesar 0,933, dan variabel Kualitas Audit sebesar 0,901 yang berarti
dapat dikatakan bahwa semua variabel sudah memiliki nilai Cronbach
Alpha di atas 0,60 sehingga menujukkan tingkat konsistensi jawaban
responden dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang baik.
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk
melihat hubungan antar konstruk nilai signifikan dan R-Square dari model
penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan R- Square
untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter
jalur struktural.
76
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1
Inner Model atau Structural Model hasil Bootstrapping
a. Hasil R-Square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
Square untuk setiap variabel laten dependen. Uji Goodness fit model
adalah merupakan hasil estimasi R-Square dengan menggunakan
SmartPLS.
Tabel 4.14
Nilai R-Square
R-Square
Due Professional Care 0,643
Kualitas Audit 0,836
Sumber: Data primer yang diolah
77
Pada penelitian ini menggunaan 2 buah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya, yaitu variabel Due Professional Care
yang dipengaruhi oleh variabel Workload, Kompetensi Auditor, dan
Time Budget Pressure serta variabel Kualitas Audit yang dipengaruhi
oleh variabel Due Professional Care. Pada tabel menujukkan nilai R-
Square untuk variabel Due Professional Care diperoleh sebesar 0,643
dan untuk variabel Kualitas Audit diperoleh sebesar 0,836.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Workload,
Kompetensi Auditor, dan Time Budget Pressure secara simultan mampu
menjelaskan variabel Due Professional Care sebesar 64,3% sisanya
35,7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam
model seperti Independensi. Hasil selanjutnya untuk variabel Workload,
Kompetensi Auditor, Time Budget Pressure dan Due Professional Care
mampu menjelaskan variabel Kualitas Audit sebesar 83,6% sisanya
16,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam
model. Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:78) nilai R-Square
ini termasuk dalam kategori kuat/tinggi.
b. Hasil Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap
mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q- Sqaure
lebih besar dari 0 (nol). Besaran pada Q-Square memilki nilai dengan
rentang 0<Q²<1, model semakin baik jika nilai Q- Square mendekati 1.
Nilai Q-Square diperoleh dari:
78
Q² = 1 – (1 - R₁²) (1 - R₂²)
= 1 – [1 – (0,643²)] [1 – (0,836²)]
= 1 – (1 - 0,4134) (1 – 0,6989)
= 1 – (0,5866) (0,3011)
= 1 – (0,1766)
Q² = 0,8234
Hasil perhitungan Q-Square pada penelitian ini 0,8234 yang berarti
bahwa 82,34% variabel independen dan intervening ini layak untuk
menjelaskan variabel dependen yaitu Kualitas Audit.
c. Hasil Goodness of Fit (GoF)
Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dari model.
Evaluasi goodness of fit model dilakukan untuk purification dan
refinement terhadap uji validitas atau reliabilitas konstruk sehingga GoF
ini digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara inner
model dan outer model. Nilai GoF ini terbentang antara 0-1 dengan
interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,26 (GoF Moderat) dan
0,36 (GoF Besar). Nilai GoF diperoleh dari:
GoF = √Com x R²
= √(0,6644) (1,061)
= √(0,7049)
GoF = 0,8396
79
Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menujukkan nilai 0,8396
lebih besar dari 0,36. Sehingga dapat dikatakan bahwa model dalam
penelitian ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data
empiris.
d. Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu
konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien parameter
dan nilai t-statistik. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis
adalah nilai yang terdapat pada output Path Coefficient untuk menguji
model struktural. Hasil hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari
besarnya t-statistik. Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel atau t-
hitung yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,9893
dimana diketahui nilai df sebesar 82 (jumlah sampel dikurang dua) dan
α sebesar 0,05 (two tailed). Batasan untuk menerima dan menolak
hipotesis yang diajukan adalah ±1,9893 dimana apabila nilai t-statistik
berada pada rentang nilai -1,9893 dan 1,9893 maka hipotesis akan
ditolak.
80
Tabel 4.15
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T-
Statistic
(STDEV)
P
Value
W→KUA 0,302 0,275 0,117 2,581 0,010
KOA→KUA 0,415 0,406 0,096 4,322 0,000
TBP→KUA -0,254 -0,221 0,111 2,296 0,022
DPC→KUA 0,559 0,556 0,090 6,206 0,000
W→DPC 0,126 0,122 0,151 0,831 0,406
KOA→DPC 0,767 0,768 0,060 12,846 0,000
TBP→DPC 0,034 0,043 0,135 0,250 0,803
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa pengaruh W (Workload)
terhadap KUA (Kualitas Audit) sebesar 0,302 dan signifikan pada 0,05
(2,581>1,9893). Pengaruh KOA (Kompetensi Auditor) terhadap KUA
(Kualitas Audit) sebesar 0,415 dan signifikan pada 0,05 (4,322>1,9893).
Pengaruh TBP (Time Budget Pressure) terhadap KUA (Kualitas Audit)
sebesar -0,254 dan signifikan pada 0,05 (2,296>1,9893). Pengaruh DPC
(Due Professional Care) terhadap KUA (Kualitas Audit) sebesar 0,559
dan signifikan pada 0,05 (6,206>1,9893). Pengaruh W (Workload)
terhadap DPC (Due Professional Care) sebesar 0,126 dan tidak
signifikan pada 0,05 (0,831<1,9893). Pengaruh KOA (Kompetensi
Auditor) terhdap DPC (Due Professional Care) sebesar 0,767 dan
signifikan pada 0,05 (12,846>1,9893). Pengaruh TBP (Time Budget
Pressure) terhadap DPC (Due Professional Care) sebesar 0,034 dan
tidak signifikan pada 0,05 (0,250<1,9893).
81
4. Hasil Uji Efek Intervening
a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Workload Terhadap Kualitas
Audit melalui Due Professional Care
1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah
melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat
variabel Z. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z dihitung dengan
cara mengalikan jalur X→Z (a) dengan jalur Z→Y (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²
= √(0,559² . 0,151²) + (0,126² . 0,090²) + (0,151² . 0,090²)
= √(0,3125 . 0,0228) + (0,0159 . 0,0081) + (0,0228 . 0,0081)
= √0,007125 + 0,000129 + 0,000185
= √0,007439
= 0,0862
2) Langkah yang kedua melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari
koefisien ab dengan rumus:
t = ab
Sab
t = 0,126 x 0,559
0,0862
= 0,8171
82
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung
signifikan pada 0,05 yaitu 0,8171 < 1,9893. Maka disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh intervening variabel Due Professional Care
pada hubungan tidak langsung variabel Workload dan Kualitas Audit.
b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Kompetensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit melalui Due Professional Care
1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah
melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat
variabel Z. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z dihitung dengan
cara mengalikan jalur X→Z (a) dengan jalur Z→Y (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²
= √(0,559² . 0,060²) + (0,767² . 0,090²) + (0,060² . 0,090²)
= √(0,3125 . 0,0036) + (0,5883 . 0,0081) + (0,0036 . 0,0081)
= √0,001125 + 0,004765 + 0,000029
= √0, 005919
= 0,0769
2) Langkah yang kedua melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari
koefisien ab dengan rumus:
t = ab
Sab
t = 0,767 x 0,559
0,0769
= 5,5755
83
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung
signifikan pada 0,05 yaitu 5,5755 > 1,9893. Maka disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh intervening variabel Due Professional Care pada
hubungan tidak langsung variabel Kompetensi dan Kualitas Audit.
c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Time Budget Pressure Terhadap
Kualitas Audit melalui Due Professional Care
1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah
melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat
variabel Z. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z dihitung dengan
cara mengalikan jalur X→Z (a) dengan jalur Z→Y (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²
= √(0,559² . 0,135²) + (0,034² . 0,090²) + (0,135² . 0,090²)
= √(0,3125 . 0,0182) + (0,0012 . 0,0081) + (0,0182 . 0,0081)
= √0,005695 + 0,000009 + 0,000148
= √0,005852
= 0,0765
2) Langkah yang kedua melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari
koefisien ab dengan rumus:
t = ab
Sab
t = 0,034 x 0,559
0,0765
= 0,2484
84
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung
signifikan pada 0,05 yaitu 0,2484 < 1,9893. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel Due Professional
Care pada hubungan tidak langsung variabel Time Budget Pressure dan
Kualitas Audit.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa workload terhadap kualitas audit
menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,302 dengan nilai t-statistic
sebesar 2,581. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9893. Hal ini berarti
workload memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05 terhadap kualitas
audit yang berarti sesuai dengan hipotesis pertama. Sehingga disimpulkan
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima.
Hasil original sample menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa
dimasa-masa sibuk auditor di awal tahun karena banyaknya penugasan audit
yang harus diselesaikan auditor di masa tersebut tidak menjadikan auditor
memberikan jasa audit dengan tidak optimal atau kurang berkualitas. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena auditor senantiasa berpegang pada
kode etik dan standar audit yang mensyaratkan bagi auditor dalam
melakukan pekerjaan audit harus menjaga profesionalisme yang
dimilikinya dalam segala situasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
85
penelitian yang dilakukan oleh Ishak et al. (2015) yang menemukan bukti
bahwa semakin berat beban kerja yang dimiliki oleh seorang akuntan akan
meningkatkan kinerja mereka. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maulidawati et al. (2017) yang menemukan
bahwa workload (beban kerja) yang dihadapi oleh auditor dapat
menurunkan kualitas audit. Hal ini dikarenakan terdapat permasalahan
mengenai beban kerja auditor. Penugasan audit yang tumpang tindih
menciptakan beban kerja tersendiri bagi auditor kemudian konsekuensi
yang timbul adalah turunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh Inspektorat
Kabupaten Aceh Barat.
2. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa kompetensi auditor terhadap kualitas
audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,415 dengan nilai t-
statistic sebesar 4,322. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9893. Hal ini
berarti kompetensi auditor memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05
terhadap kualitas audit yang berarti sesuai dengan hipotesis kedua.
Sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Kemudian
hasil original sample menunjukkan nilai positif yang berarti perbedaan
tingkat kompetensi yang dimiliki auditor akan mempengaruhi kualitas audit
yang dihasilkannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
tingkat kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas
audit yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang terus
86
diperbaharui dan banyaknya pengalaman, menjadikan auditor lebih
profesional dan cakap dalam melaksanakan tugasnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mariyanto dan Praptoyo (2017) yang menunjukkan bahwa kompetensi
auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai
pengetahuan dan pandangan yang lebih luas mengenai berbagai bidang yang
digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih
mendalam. Selain itu dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor
akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks.
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sari et al., (2014), Ichwanty (2015), Apriyas dan Pustikaningsih (2016),
Zahmatkesh dan Rezazadeh (2017) yang menemukan bahwa kompetensi
auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure terhadap kualitas
audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,254 dengan nilai t-
statistic sebesar 2,296. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9893. Hal ini
berarti time budget pressure memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05
terhadap kualitas audit yang berarti sesuai dengan hipotesis ketiga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima.
Hasil original sample menunjukkan nilai negatif yang berarti bahwa
semakin tinggi time budget pressure akan menurunkan kualitas audit yang
87
dihasilkan auditor. Bila alokasi waktu yang dianggarkan tidak realistis
dengan kompleksitas audit yang ditanggungnya dapat menyebabkan
kualitas yang dihasilkan menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Primastuti dan Suryandari (2014) Ratha dan
Ramantha (2015), Aisyah dan Sukirman (2015), Apriyas dan Pustikaningsih
(2016), dan Maulidawati et al. (2017) yang menemukan bahwa time budget
pressure berpengaruh negatif pada kualitas audit. Namun penelitian ini
tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Atiqoh dan Riduwan
(2016) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi time budget pressure yang
dimiliki oleh auditor akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik.
Dalam penelitiannya, Maulidawati et al. (2017) menyatakan bahwa
keterbatasan waktu dalam penyelesaian penugasan audit menjadi salah satu
permasalahan yang dapat mengganggu terciptanya kualitas audit yang baik.
Oleh karena itu, ketelitian tim penyusun program pemeriksaan dalam
mengalokasikan waktu pemeriksaan yang sesuai dengan porsi pemeriksaan
sangat diharapkan agar tidak terjadi tekanan pada anggaran waktu yang
sudah ditentukan dalam menyelesaikan tugas sehingga menciptakan
kualitas yang baik.
4. Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa due professional care terhadap kualitas
audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,559 dengan nilai t-
statistic sebesar 6,206. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9893. Hal ini
berarti due professional care memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05
88
terhadap kualitas audit yang berarti sesuai dengan hipotesis keempat.
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) diterima.
Hasil original sample menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa
semakin tinggi due professional care yang dimiliki auditor maka kualitas
audit yang dihasilkan semakin baik. Wilasita et al., (2014) menjelaskan
bahwa dalam pelaksanaan praktik profesi akuntan publik, memiliki sikap
yang cermat dan seksama serta berpikir kritis sangat penting. Apabila
auditor tidak cermat dan seksama dalam menjalankan tugas audit maka bisa
saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya skandal
keuangan maupun krisis kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan
publik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ratha dan Ramantha (2015), Ichwanty (2015), Atiqoh dan Riduwan (2016),
yang menunjukkan bahwa semakin baik penggunaan due professional care
auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan atau dengan kata
lain due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
5. Pengaruh Workload Terhadap Due Professional Care
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa workload terhadap due professional
care menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,126 dengan nilai t-statistic
sebesar 0,831. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,9893. Hal ini berarti
workload tidak memiliki pengaruh secara signifikan pada 0,05 terhadap
due professional care yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kelima.
Hal ini berarti hipotesis kelima (H5) ditolak.
89
Hasil ini menunjukkan bahwa workload tidak memiliki hubungan
yang signifikan terhadap due professional care. Tinggi atau rendahnya
beban kerja (workload) auditor maka tidak dapat mempengaruhi tingkat due
professional care yang dimiliki auditor. Auditor dengan workload yang
tinggi belum tentu bersikap kurang skeptis dibandingkan auditor dengan
beban kerja yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan lingkungan kerja
yang baik sehingga dengan tinggi atau rendahnya beban kerja malah
menumbuhkan semangat kepada auditor agar dapat bekerja dengan baik.
Dengan kata lain, auditor masih cukup mampu untuk mengatasi beban kerja
ataupun tugas-tugas yang ditanggungnya sehingga auditor tetap dapat
mengembangkan kemampuannya dalam menganalisis bukti dalam
pemeriksaan yang dilakukannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati dan Usman (2014) yang menyebutkan bahwa beban kerja tidak
berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan, dimana
kemampuan tersebut didukung oleh due professional care. Dan hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018)
yang membuktikan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap
skeptisme profesional.
6. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Due Professional Care
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa kompetensi auditor terhadap due
professional care menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,767 dengan
nilai t-statistic sebesar 12,846. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9893.
90
Hal ini berarti kompetensi auditor memiliki pengaruh dan signifikan pada
0,05 terhadap due professional care yang berarti sesuai dengan hipotesis
keenam. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam (H6) diterima.
Hasil original sample menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa
semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin
tinggu pula due professional care yang dimiliki. Auditor yang
berkompetensi akan memiliki keahlian-keahlian yang diperoleh dari
beberapa seminar atau pelatihan-pelatihan dalam hal pengauditan, sehingga
mempengaruhi seorang auditor untuk memiliki sikap skeptisisme
profesional auditor.
Yulianingrum (2018) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan
audit, auditor harus memiliki keahlian tentang audit dan penelitian teknis
audit dengan tujuan agar dalam pemberian opini atau pendapat, auditor tidak
menjadi canggung. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Silalahi (2013) dan Yulianingrum (2018) yang menunjukkan
bahwa kompetensi berpengaruh terhadap sikap skeptisme profesional yang
dimiliki oleh auditor. Semakin tinggi tingkat kompetensi auditor, maka akan
semakin tinggi pula tingkat skeptis yang dimiliki.
7. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Due Professional Care
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure terhadap due
professional care menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,034 dengan
nilai t-statistic sebesar 0,250. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9893.
Hal ini berarti time budget pressure tidak memiliki pengaruh secara
91
signifikan pada 0,05 terhadap due professional care yang berarti tidak
sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis ketujuh (H7)
ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aryanti (2018) yang menunjukkan bahwa time budget pressure tidak
berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Ketat atau tidaknya
alokasi anggaran waktu yang ditetapkan tidak mempengaruhi skeptisisme
profesional auditor. Auditor dalam melaksanakan tugasnya selalu
menggunakan keahlian. Saat melaksanakan tugas audit, auditor seharusnya
telah memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah dari
program audit secara tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa meskipun
mengalami time budget pressure yang tinggi, tidak membuat auditor
mengurangi skeptisisme profesionalnya dengan kata lain auditor telah
melakukan efisiensi terhadap waktu yang dianggarkan sehingga tidak
mempengaruhi skeptisisme profesionalnya.
8. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit Melalui Due Professional
Care
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel
menunjukkan bahwa workload tidak mendukung terhadap kualitas audit
yang dihasilkan melalui due professional care sehingga tidak sesuai dengan
hipotesis kedelapan. Hal ini berarti hipotesis kedelapan (H8) ditolak.
Hasil dari hipotesis kedelapan ini membuktikan bahwa due
professional care tidak dapat dijadikan variabel intervening di dalam
pengaruh tidak langsung workload terhadap kualitas audit. Sehingga
92
workload terhadap kualitas audit tidak mendukung efek intervening dari due
professional care.
Hal ini menunjukan bahwa tinggi atau rendahnya workload maka
tidak akan berpengaruh pada due professional care sehingga tidak akan
menjadi penyebab menurunnya atau meningkatnya kualitas audit. Apabila
auditor telah memiliki kecakapan dalam pengelolaan beban kerja yang baik
dan juga auditor berpegang teguh pada sikap profesionalismenya dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, maka beban kerja yang tinggi tidak akan
mempengaruhi sikap skeptisnya, sehingga auditor tidak akan melakukan
sesuatu yang menyimpang dari tugasnya, maka kualitas audit pun akan tetap
terjaga.
9. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit melalui due
professional care
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel
menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpenngaruh terhadap kualitas
audit yang dihasilkan melalui due professional care sehingga sesuai dengan
hipotesis kesembilan. Hal ini berarti hipotesis kesembilan (H9) diterima.
Sehingga secara intervening kompetensi auditor dapat berpengaruh
terhadap kualitas audit melalui due professional care.
Pengaruh kompetensi auditor secara tidak langsung terhadap
kualitas audit melalui due professional care menunjukan bahwa apabila
kompetensi yang dimiliki auditor meningkat atau tinggi maka akan
meningkatkan due professional care juga sehingga menghasilkan kualitas
audit yang semakin baik. Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan proses
93
audit, auditor membutuhkan pengetahuan, pengalaman, pendidikan, dan
pelatihan yang baik, dengan hal itu auditor menjadi lebih mampu
memahami kondisi keuangan dan laporan keuangan kliennya dan akan
menghasilkan kualitas audit yang baik.
10. Pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit melalui due
professional care
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel
menunjukkan bahwa time budget pressure tidak mendukung terhadap
kualitas audit yang dihasilkan melalui due professional care sehingga tidak
sesuai dengan hipotesis kesepuluh. Hal ini berarti hipotesis kesepuluh
(H10) ditolak.
Hasil dari hipotesis kesepuluh ini membuktikan bahwa due
professional care tidak dapat dijadikan variabel intervening di dalam
pengaruh tidak langsung time budget pressure terhadap kualitas audit.
Sehingga time budget pressure terhadap kualitas audit tidak mendukung
efek intervening dari due professional care. Hal ini menunjukan bahwa
tinggi atau rendahnya time budget pressure maka tidak akan berpengaruh
pada due professional care sehingga tidak akan menjadi penyebab
menurunnya atau meningkatnya kualitas audit.
Aryanti (2018) menyatakan bahwa Auditor dalam melaksanakan
tugasnya selalu menggunakan keahliannya sehingga ketat atau tidaknya
alokasi anggaran waktu yang ditetapkan tidak mempengaruhi skeptisisme
profesional auditor. Selain itu, auditor telah memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk setiap langkah dari program audit secara tepat. Jadi dapat
94
disimpulkan bahwa auditor telah melakukan efisiensi terhadap waktu yang
dianggarkan sehingga tidak mempengaruhi skeptisisme profesionalnya dan
tidak akan berdampak pada menurun atau meningkatnya kualitas audit.
Tabel 4.16
Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis Hasil
Pengujian
1 H1 : Workload → Kualitas Audit Diterima
2 H2 : Kompetensi Auditor → Kualitas Audit Diterima
3 H3 : Time Budget Pressure → Kualitas Audit Diterima
4 H4 : Due Professional Care → Kualitas Audit Diterima
5 H5 : Workload → Due Professional Care Ditolak
6 H6 : Kompetensi Auditor → Due Professional Care Diterima
7 H7 : Time Budget Pressure → Due Professional Care Ditolak
8 H8 : Workload → Due Professional Care → Kualitas Audit Ditolak
9
H9 : Kompetensi Auditor → Due Professional Care →
Kualitas Audit Diterima
10
H10 : Time Budget Pressure → Due Professional Care →
Kualitas Audit Ditolak
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh due professional
care dalam memediasi hubungan workload, kompetensi auditor, dan time
budget pressure terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini adalah
84 auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di
wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan hasil pengujian
yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan Smart PLS, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Workload berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian
ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ishak et al.
(2015). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Maulidawati et al. (2017).
2. Kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari
et al., (2014), Ichwanty (2015), Apriyas dan Pustikaningsih (2016),
Mariyanto dan Praptoyo (2017), dan Zahmatkesh dan Rezazadeh (2017).
3. Time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Aisyah dan Sukirman (2015), Ratha dan Ramantha (2015), Apriyas dan
Pustikaningsih (2016), dan Maulidawati et al. (2017). Namun penelitian ini
96
tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Atiqoh dan Riduwan
(2016).
4. Due professional care berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ratha dan Ramantha (2015), Ichwanty (2015), Atiqoh dan Riduwan
(2016).
5. Workload tidak berpengaruh signifikan terhadap due professional care.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati dan Usman (2014). Namun tidak mendukung penelitian Sari
(2018).
6. Kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap due
professional care. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Silalahi (2013) dan Yulianingrum (2018).
7. Time budget pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap due
professional care. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan Aryanti (2018) yang menunjukkan bahwa time budget pressure
tidak berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor.
8. Workload tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit melalui due
professional care. Hasil dari hipotesis kedelapan ini membuktikan bahwa
due professional care tidak dapat dijadikan variabel intervening di dalam
pengaruh tidak langsung workload terhadap kualitas audit.
9. Kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit
melalui due professional care. Pengaruh kompetensi auditor secara tidak
langsung terhadap kualitas audit melalui due professional care menunjukan
97
bahwa apabila kompetensi yang dimiliki auditor meningkat atau tinggi
maka akan meningkatkan due professional care juga sehingga
menghasilkan kualitas audit yang semakin baik
10. Time budget pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
melalui due professional care. Hasil dari hipotesis kesepuluh ini
membuktikan bahwa due professional care tidak dapat dijadikan variabel
intervening di dalam pengaruh tidak langsung time budget pressure terhadap
kualitas audit.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa:
1. Dalam melaksanakan proses audit, akuntan publik tidak terlepas dari adanya
faktor internal yang melekat dalam dirinya yaitu suatu kompetensi dan due
professional care yang dimilikinya selain itu juga faktor eksternal seperti
workload dan time budget pressure yang dapat berpengaruh terhadap baik
buruknya kualitas yang dihasilkan. Maka auditor harus mengasah terus
kompetensi dan menjaga due professional care yang dimilikinya. Tidak
hanya itu, Kantor Akuntann Publik (KAP) juga harus memperhatikan
pemberian tugas serta anggaran waktu yang diberikan kepada auditor
sehingga kualitas audit yang dihasilkan tetap terjaga dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Kualitas audit sangat penting untuk menjaga eksistensi KAP dan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Maka KAP
98
harus bisa mendeteksi faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap
kualitas audit, sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang baik.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman baik secara teoritis maupun praktis. Keterbatasan dalam penelitian
ini diantaranya:
1. Penelitian ini hanya meneliti tentang workload, kompetensi auditor, dan
time budget pressure. Sedangkan masih terdapat faktor lain yang dapat
mempengaruhi kualitas audit.
2. Literatur yang digunakan masih terbatas dan literatur up to date yang
digunakan belum dalam jumlah yang banyak.
3. Penyebaran kuesioner hanya dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di
wilayah DKI Jakarta.
D. Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dalam
pengetahuan dan pengalaman penulis baik secara teoritis maupun praktisi.
Oleh karena itu untuk menghasilan hasil penelitian yang lebih berkualitas
terdapat beberapa masukan untuk peneliti berikutnya diantaranya:
1. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel dependen seperti
independensi, auditor switching, dan variabel lainnya yang diduga dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas audit.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mencari lebih banyak lagi literatur
yang relevan dengan topik penelitian yang diambil. Kemudian apabila
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan topik serupa disarankan
99
untuk menambah variabel independen lain guna meningkatkan kualitas
hasil penelitian.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas daerah penyebaran
kuesioner tidak hanya di wilayah DKI Jakarta saja tapi juga di wilayah
lain, sehingga hasil penelitian memiliki kemampuan generalisasi yang lebih
luas.
100
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, E. A., dan Sukirman. (2015). Hubungan Pengalaman, Time Budget
Pressure, Kompensasi Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) Di Kota Semarang. Accounting Analysis Journal, 4(1), 1–11.
Anugrah, I. S. (2017). Pengaruh Time Budget Pressure, Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Profesi Sebagai Variable
Moderasi. JOM Fekon, 4(1), 1322–1336.
Apriyas, T. M., dan Pustikaningsih, A. (2016). Pengaruh Kompetensi,
Independensi, dan Time Budget Pressure Bagi Auditor Terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Profita, 5, 1–14.
Ardianingsih, A. (2013). Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit Dan Audit
Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit. Skripsi
Arens, A. A., Elder, R. J., dan Beasley, M. S. (2012). Auditing and Assurance
Service an Integrated Approach (14th edition). New Jersey: Pearson
Education Inc.
Aryanti, R. D. (2018). Analisis Pengaruh Pengalaman, Independensi, Keahlian,
Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.
Universitas Gadjah Mada. Thesis.
Ashari, H., dan Winarto, Y. (2017). Mitra Ernst & Young Indonesia didenda US$
1 juta. diakses pada tanggal 15 Juli 2019 dari
https://nasional.kontan.co.id/news/mitra-ernst-young-indonesia-didenda-us-
1-juta
Atiqoh, N., dan Riduwan, A. (2016). Pengaruh Due Professional Care, Motivasi
Auditor, Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 5(2), 1–16.
Azwar, I. R., dan Siswanto. (2015). Beban Kerja, Implikasinya Terhadap Motivasi
Kerja Dengan Kemampuan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada
Karyawan Bank UMKM. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 19(3), 475–487.
Boynton, W. C., dan Johnson, R. N. (2006). Modern Auditing: Assurance Services
and The Integrity of Financial Reporting (8th edition). United States of
America: John Wiley dan Sons Inc.
Fadilah, I. (2018). Pengaruh Penerapan E-Registration, E-Filling, dan E-Billing
Terhadap Tingkat Kepuasan dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak.
Skripsi.
101
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, Edisi 7. Semarang: Salemba Empat, Universitas Diponegoro.
Halim, A., Sutrisno, T., Rosidi, dan Achsin, M. (2014). Effect of Competence and
Auditor Independence on Audit Quality with Audit Time Budget and
Professional Commitment as a Moderation Variable, 3(6), 64–74.
Hamid, A. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Hartono, J., dan Abdillah, W. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Ichwanty, A. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Due Professional Care,
Akuntabilitas, dan Etika Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor
Kantor Akuntan Publik di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau). Jom FEKON,
2(2), 1–15.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodelogi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Ishak, F. adhi pratama, Perdana, H. D., dan Widjajanto, A. (2015). Pengaruh Rotasi
Audit, Workload, dan Spesialisasi Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2013.
Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 11(2), 183–194.
Mariyanto, B. F., dan Praptoyo, S. (2017). Pengaruh Kompetensi dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(2), 761–779.
Maulidawati, Islahuddin, dan Abdullah, S. (2017). Pengaruh Beban Kerja dan
Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit Dengan Pengalaman Audit
Sebagai Pemoderasi (Studi pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat). Jurnal
Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 6(2), 65–74.
Nainggolan, E. P., dan Abdullah, I. (2016). Pengaruh Akuntabilitas , Objektivitas
Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi
Study Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan. HUMAN FALAH,
3(1), 1–20.
Primastuti, F. D., dan Suryandari, D. (2014). Pengaruh Time Budget Pressure
Terhadap Kualitas Audit Dengan Independensi Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta). Accounting Analysis Journal, 3(4), 446–456.
Rahmawati, dan Usman, H. (2014). Pengaruh Beban Kerja Dan Pengalaman
Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Investigasi,
15(1), 68–76.
102
Ratha, I. M. D. K., dan Ramantha, I. W. (2015). Pengaruh Due professional Care,
Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure terhadap
Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik di Denpasar. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 13(1), 311–339.
Rozzaid, Y., Herlambang, T., dan Devi, A. M. (2015). Pengaruh Kompensasi Dan
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Indonesia, 1(2), 201–220.
Sari, D. F. (2018). Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman, Tipe Kepribadian, Dan
Kompetensi Auditor Terhadap Skeptisme Profesional. Universitas Islam
Indonesia.
Sari, M., Arza, F. I., dan Dahen, L. D. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi
dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik
Di Kota Padang, 1–9.
Sari, N. P. S., dan Budiartha, K. (2018). Self-Efficacy Memoderasi Kompleksitas
Tugas, Tekanan Anggaran Waktu, Independensi Terhadap Audit Judgment
BPK RI Provinsi Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 23(1), 267–
295.
Silalahi, S. P. (2013). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit Dan Situasi
Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor. Jurnal Ekonomi, 21(3), 1–21.
Sudrajat, L. A., Rifai, A., dan Pituringsih, E. (2015). Pengaruh Time Budget
Pressure, Kompleksitas Audit, dan Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Inspektorat se-Pulau
Lombok). Jurnal Akuntansi Aktual, 3(2), 135–145.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suprapta, K. R. A., dan Setiawan, P. E. (2017). Pengaruh Beban Kerja, Kepuasan
Kerja, Self Efficacy Dan Time Budget Pressure Pada Kinerja Auditor. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(1), 81–108.
Suryanto, Anugerah, R., dan A, A. A. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Due Professional Care, dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Sektor
Publik (Survey Pada Auditor yang Bekerja di KAP Korwil Padang dan
Sekitarnya). JOM FEKOM, 1(2), 1–17.
Uly, Y. A. (2019). Kasus Garuda, Pembekuan Izin Auditor Laporan Keuangan
Berlaku 27 Juli 2019. Diakses pada tanggal 28 Juli 2019 dari
https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072154/kasus-garuda-
pembekuan-izin-auditor-laporan-keuangan-berlaku-27-juli-2019?page=1
Wilasita, I. A. P., Sujana, E., dan Musmini, L. S. (2014). Pengaruh Independensi,
Due Professional Care, dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan Audit. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1).
103
Yudistira, G., dan Rahmawati, W. (2018). Kasus SNP Finance, Sri Mulyani resmi
jatuhkan sanksi ke Deloitte Indonesia. Diakses pada 15 Juli 2019 dari
https://keuangan.kontan.co.id/news/kasus-snp-finance-sri-mulyani-resmi-
jatuhkan-sanksi-ke-deloitte-indonesia
Yulianingrum, N. N. (2018). Pengaruh Independensi Auditor, Kompetensi Auditor
Dan Pengalaman Auditor Terhadap Skeptisme Profesional Auditor.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
Zahmatkesh, S., dan Rezazadeh, J. (2017). The Effect of Auditor Features on Audit
Quality. TÉKHNE - Review of Applied Management Studies, 1–9.
104
LAMPIRAN 1
Surat Permohonan Pengisian
Kuesioner
105
Jakarta, 1 Maret 2019
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dengan
ini saya:
Nama : Dini Nafisa Adila
NIM : 11150820000052
Jurusan/Fakultas : Akuntansi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Workload, Kompetensi Auditor dan Time Budget Pressure
Terhadap Kualitas Audit Dengan Due Professional Care Sebagai Variabel
Intervening”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
objektif. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
❖ Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka keisioner dianggap tidak berlaku
❖ Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
106
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya melalui e-mail
[email protected]. Demikian surat permohonan ini saya sampaikan.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab
semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Hormat saya,
Dosen Pembimbing Peneliti
Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA
NIP.19760924 20064 2 002
Dini Nafisa Adila
NIM. 11150820000052
107
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan
108
109
110
111
112
113
LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian
114
KUESIONER
PENGARUH WORKLOAD, KOMPETENSI AUDITOR DAN TIME
BUDGET PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN DUE
PROFESSIONAL CARE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
115
Jakarta, 1 Maret 2019
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dengan
ini saya:
Nama : Dini Nafisa Adila
NIM : 11150820000052
Jurusan/Fakultas : Akuntansi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Workload, Kompetensi Auditor dan Time Budget Pressure
Terhadap Kualitas Audit Dengan Due Professional Care Sebagai Variabel
Intervening”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
objektif. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
❖ Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka keisioner dianggap tidak berlaku
❖ Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
116
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya melalui e-mail
[email protected]. Demikian surat permohonan ini saya sampaikan.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab
semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Hormat saya,
Dosen Pembimbing Peneliti
Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA
NIP.19760924 20064 2 002
Dini Nafisa Adila
NIM. 11150820000052
117
Nomor:........(diisi oleh peneliti)
DATA RESPONDEN
Nama Auditor : ___________________________ (boleh tidak diisi)
Nama KAP : ___________________________
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : < 25 tahun 41 – 45 tahun
25 – 30 tahun > 45 tahun
31 – 35 tahun
35 – 40 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA S2
D3 S3
S1
Jabatan : Auditor Junior Manager
Auditor Senior Partner
Supervisor
Pengalaman kerja : < 1 Tahun 5 – 10 Tahun
1 – 5 Tahun > 10 Tahun
118
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Bapak/Ibu dimohon untuk memilih salah
satu dari pilihan jawaban atas pernyataan berikut yang menggambarkan kondisi
persepsi masing-masing individu yang sesungguhnya dengan memberikan tanda
silang (X) , dimana :
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
1. Workload
No. Pernyataan STS TS N S SS
1.
Pekerjaan yang menumpuk dengan
berbagai jenis pemeriksaan dalam
waktu yang bersamaan dapat
menurunkan kualitas pemeriksaan
2.
Penugasan yang bertubi-tubi dapat
membuat saya tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik
3.
Tuntutan penyelesaian laporan
pemeriksaan dengan banyaknya
penugasan dapat memberikan dampak
negatif terhadap hasil pemeriksaan
4.
Melakukan audit dalam waktu yang
padat dan ketat memberikan dampak
negatif pada hasil pekerjaan saya
5.
Jadwal waktu yang padat dan ketat
dalam melakukan pemeriksaan dapat
membuat hasil audit yang kurang
maksimal
119
No. Pernyataan STS TS N S SS
6.
Pekerjaan yang banyak dalam waktu
singkat dapat melakukan kesalahan
dalam penyelesaian pekerjaan
7.
Bekerja di bawah tekanan akan
merusak motivasi saya dalam
menyelesaikan pekerjaan
8.
Bekerja di bawah tekanan akan
berdampak rusaknya program audit
yang tersusun
9. Bekerja di bawah tekanan akan
merusak hasil audit yang saya lakukan
(Diadopsi dari penelitian Maulidawati et al., 2017)
2. Kompetensi Auditor
No. Pernyataan STS TS N S SS
10.
Saat menempuh pendidikan formal
saya memperoleh pengetahuan yang
sangat berguna dalam proses audit
11.
Saya memahami dan mampu
melakukan audit sesuai standar
akuntansi dan auditing yang berlaku
12.
Saya memahami hal-hal terkait bisnis
auditee (diantaranya struktur
organisasi, fungsi, program, dan
Sistem Pengendalian Internal)
13.
Seiring bertambahnya masa kerja saya
sebagai auditor, keahlian auditing saya
pun bertambah
14.
Saya selalu mengikuti dengan serius
pelatihan akuntansi dan audit yang
diselenggarakan oleh internal
120
No. Pernyataan STS TS N S SS
inspektorat.
15.
Dengan inisiatif sendiri saya berusaha
meningkatkan penguasaan akuntansi
dan auditing dengan membaca
literature atau mengikuti pelatihan
diluar lingkungan inspektorat
(Diadopsi dari penelitian Suryanto et al., 2014)
3. Time Budget Pressure
No. Pernyataan STS TS N S SS
16.
Keterbatasan waktu dalam
pemeriksaan dapat membuat saya
bekerja tanpa pedoman pada program
audit
17.
Adanya keterbatasan waktu dalam
pemeriksaan tidak cukup untuk
memberikan hasil yang baik
18.
Keterbatasan waktu akan memberikan
motivasi kepada saya bahwa auditor
harus bekerja efektif dengan
memanfaatkan waktu yang diberikan
19.
Keterbatasan waktu pemeriksaan akan
berdampak pada hasil audit yang
kurang maksimal
20.
Keterbatasan waktu membuat tekanan
sendiri bagi saya dalam menyelesaikan
pekerjaan yang ada
21.
Adanya tekanan dalam menyelesaikan
tugas dengan cepat dapat menurunkan
kualitas hasil pemeriksaan
121
No. Pernyataan STS TS N S SS
22.
Tekanan dalam penyelesaian tugas
akan membuat saya bekerja apa
adanya tanpa menjalankan prosedur
yang ada
23.
Bekerja di bawah tekanan akan
berdampak pada perubahan perilaku
kerja ke arah yang lebih buruk
(Diadopsi dari penelitian Maulidawati et al., 2017)
4. Kualitas Audit
No. Pernyataan STS TS N S SS
24.
Saya menjamin temuan audit saya
akurat. Saya bisa menemukan sekecil
apapun kesalahan/penyimpangan yang
ada
25.
Saya tidak pernah melakukan
rekayasa. Temuan apapun saya
laporkan apa adanya
26.
Saya percaya pada auditee saya kali ini
tidak akan saya temui
kesalahan/penyimpangan. Sebab
sebelumnya saya pernah mengaudit
auditee yang sama dan waktu itu tidak
ada temuan.
27.
Rekomendasi yang saya berikan dapat
memperbaiki penyebab dari
kesalahan/penyimpangan yang ada
28. Laporan hasil audit saya dapat
dipahami oleh auditee
29. Audit yang saya lakukan akan dapat
menurunkan tingkat kesalahan atau
122
No. Pernyataan STS TS N S SS
penyimpangan yang selama ini terjadi
30. Hasil audit saya dapat ditindaklanjuti
oleh auditee
31. Saya terus memantau tindak lanjut
hasil audit
(Diadopsi dari penelitian Suryanto et al., 2014)
5. Due Professional Care
No. Pernyataan STS TS N S SS
32.
Dalam melakukan pekerjaan audit,
saya bekerja penuh kecermatan dan
mempunyai keterampilan dalam
mengaudit laporan keuangan
33.
Saya selalu memiliki keteguhan,
kesungguhan serta bersikap energik
ketika melakukan pekerjaan audit
34.
Saya memiliki kemampuan teknik
untuk melaksanakan prosedur audit
dan melakukannya dengan berhati-hati
35.
Saya selalu mewaspadai kecurangan
dan ketidakefektifan dalam mengaudit
laporan keuangan
36.
Dalam melakukan pekerjaan audit,
saya selalu waspada terhadap resiko
yang signifikan yang dapat
mempengaruhi objektifitas
pemeriksaan
(Diadopsi dari penelitian Suryanto et al., 2014)
123
LAMPIRAN 4
Daftar Identitas dan Jawaban
Responden
124
IDENTITAS RESPONDEN
No. Lokasi Jenis
Kelamin Usia
Pend.
Formal Jabatan
Pengalaman
kerja
1 1 2 3 2 3 3
2 1 2 3 2 3 3
3 1 2 1 2 1 2
4 1 1 4 2 4 3
5 1 2 2 2 2 2
6 1 1 3 2 3 3
7 1 2 3 2 2 3
8 1 2 3 2 3 3
9 1 2 1 2 2 2
10 1 2 1 2 1 1
11 1 1 2 2 2 2
12 1 2 1 2 1 1
13 1 2 2 2 2 2
14 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 2 1 3
17 1 1 1 2 1 1
18 1 1 1 2 1 2
19 5 1 1 2 1 2
20 5 2 1 2 1 1
21 5 2 2 1 1 2
22 5 1 4 2 1 3
23 5 1 3 3 2 2
24 5 2 1 2 1 2
25 5 2 2 2 2 3
26 5 1 3 2 2 4
27 5 1 5 3 1 3
28 4 1 2 2 2 2
29 4 2 2 2 3 2
30 4 2 1 1 1 1
31 4 1 1 2 1 1
32 4 1 2 2 2 2
33 4 2 1 2 1 1
34 4 2 1 2 1 2
35 4 2 1 2 1 1
36 4 1 1 1 1 1
37 4 2 1 2 1 1
38 4 1 1 2 1 2
125
No. Lokasi Jenis
Kelamin Usia
Pend.
Formal Jabatan
Pengalaman
kerja
39 4 2 1 2 1 2
40 4 1 2 2 2 3
41 2 2 4 4 4 4
42 2 1 3 2 3 4
43 2 2 1 2 1 2
44 2 2 1 2 1 1
45 2 2 1 2 1 1
46 2 2 1 2 1 1
47 2 2 2 3 2 3
48 2 1 6 6 5 4
49 2 2 3 4 5 4
50 2 2 4 2 2 3
51 2 2 1 1 2 1
52 2 1 1 2 1 1
53 2 1 1 2 1 1
54 2 2 1 3 1 1
55 2 2 1 2 1 1
56 1 1 1 1 1 1
57 1 1 2 2 2 2
58 1 2 1 2 1 1
59 3 2 1 1 1 1
60 3 2 1 2 1 1
61 3 2 1 1 1 1
62 3 2 1 2 1 1
63 1 2 1 2 1 2
64 1 2 1 2 1 2
65 1 1 1 1 1 2
66 1 2 1 2 1 1
67 1 2 1 2 1 1
68 1 2 1 2 1 1
69 1 1 1 2 1 1
70 1 2 1 2 1 1
71 3 1 2 2 2 2
72 1 1 1 2 2 2
73 1 2 2 3 2 2
74 3 2 1 2 1 2
75 3 2 1 2 1 1
76 1 2 1 2 1 1
77 3 2 1 2 1 1
78 3 2 1 2 1 2
79 3 2 1 1 1 1
126
No. Lokasi Jenis
Kelamin Usia
Pend.
Formal Jabatan
Pengalaman
kerja
80 3 2 1 2 1 1
81 5 1 6 6 5 4
82 1 1 2 4 1 2
83 1 1 1 2 2 2
84 1 2 2 2 2 2
127
Jawaban Responden Variabel Workload
No. W_1 W_2 W_3 W_4 W_5 W_6 W_7 W_8 W_9
1 3 3 4 4 4 4 2 2 4
2 3 4 3 4 4 3 2 4 3
3 3 4 4 4 3 3 2 3 3
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3
5 2 4 4 4 4 4 4 4 4
6 3 4 3 3 3 3 4 4 4
7 3 3 4 4 4 4 2 2 4
8 3 3 3 4 4 4 2 2 4
9 4 4 3 3 4 3 2 4 4
10 3 4 3 3 3 3 3 4 4
11 2 3 3 3 3 3 2 3 3
12 4 4 3 3 2 2 4 4 4
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 3 3 3 3 3 1 4 4 4
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4
16 2 2 3 2 3 2 2 2 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 2 4 2 2 1 1 1 2
19 3 5 4 5 4 4 5 4 5
20 3 3 4 5 4 4 5 4 5
21 2 3 3 2 2 2 1 1 1
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 2 2 2 2 2 2 2 2 2
24 2 3 2 2 2 2 2 2 2
25 4 3 2 2 2 1 4 4 2
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27 2 3 3 2 2 2 1 1 1
28 1 3 4 2 2 1 3 3 3
29 2 3 3 2 2 2 3 4 3
30 1 3 4 2 2 1 3 3 3
31 1 2 2 2 1 3 1 1 2
32 2 2 3 2 2 1 2 2 2
33 2 2 2 2 2 3 3 3 2
34 2 3 3 2 3 2 4 4 4
35 3 3 3 3 4 4 4 4 4
36 2 3 3 2 2 2 3 3 3
37 4 4 4 4 4 4 3 3 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4
128
No. W_1 W_2 W_3 W_4 W_5 W_6 W_7 W_8 W_9
39 4 4 4 4 4 4 4 4 3
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 2 3 2 3 2 2 5 2 3
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49 2 2 2 2 2 2 2 2 2
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 4 4 4 4 4 3 3 3 3
53 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 3 3 3 2 2 2 1 1 1
55 1 3 3 2 2 2 2 1 2
56 4 4 4 4 2 2 4 2 1
57 2 3 3 3 3 2 3 4 3
58 4 3 4 4 4 3 4 3 4
59 3 3 3 4 3 3 2 3 4
60 2 2 2 2 2 2 3 3 2
61 4 4 4 4 4 4 5 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 3 3 4 4 4 2 4 4 4
64 4 4 4 4 4 2 4 4 4
65 4 4 4 3 4 2 2 3 3
66 2 2 4 3 2 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 3 4 4 4
68 3 3 4 4 4 3 4 4 4
69 2 4 4 4 4 3 4 3 4
70 2 4 2 3 3 2 4 3 4
71 2 2 2 4 4 2 4 4 4
72 2 4 3 3 4 1 4 4 4
73 2 4 4 4 4 2 5 4 4
74 4 4 4 4 4 4 1 4 4
75 2 3 2 4 3 3 4 4 2
76 2 4 3 4 4 2 4 4 4
129
No. W_1 W_2 W_3 W_4 W_5 W_6 W_7 W_8 W_9
77 3 2 3 4 3 2 3 4 3
78 4 4 4 3 3 2 4 3 4
79 4 3 4 5 4 4 5 5 5
80 4 3 4 4 3 2 4 2 3
81 2 2 2 2 2 2 2 2 2
82 4 4 4 4 4 4 3 4 4
83 1 1 1 1 1 1 1 1 1
84 3 4 2 3 2 2 4 4 4
130
Jawaban Responden Variabel Kompetensi Auditor
No. KOA_1 KOA_2 KOA_3 KOA_4 KOA_5 KOA_6
1 4 4 4 4 3 4
2 4 4 3 4 3 4
3 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3
5 4 5 4 4 4 4
6 3 3 3 3 3 4
7 4 4 4 4 3 4
8 4 4 4 4 3 4
9 5 4 4 4 3 4
10 3 3 3 3 3 4
11 4 4 4 4 3 4
12 4 4 4 5 3 4
13 4 4 4 4 4 4
14 5 5 5 4 3 4
15 3 2 2 2 2 2
16 3 2 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 3 4
19 5 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5 5
21 4 5 4 3 3 4
22 3 3 3 3 3 3
23 4 4 4 4 4 4
24 4 4 5 5 5 5
25 4 4 3 4 4 4
26 3 3 3 3 3 3
27 4 5 4 3 3 4
28 5 4 5 5 5 5
29 4 4 4 4 3 4
30 5 4 5 5 5 5
31 4 3 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 4
33 3 3 3 3 3 3
34 4 4 3 4 4 3
35 4 4 3 4 4 3
36 4 4 4 4 4 4
37 4 5 5 5 4 3
38 4 4 4 5 4 4
131
No. KOA_1 KOA_2 KOA_3 KOA_4 KOA_5 KOA_6
39 5 5 5 5 5 5
40 4 4 4 4 4 4
41 5 5 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5 5
43 5 5 5 5 5 5
44 5 5 5 5 5 5
45 5 5 5 5 5 5
46 3 3 3 3 3 3
47 4 5 3 5 4 3
48 5 5 5 5 5 5
49 4 4 4 4 4 4
50 3 3 3 3 3 3
51 3 3 3 3 3 3
52 3 3 3 3 3 3
53 3 3 3 3 3 3
54 3 3 3 4 4 4
55 4 5 4 5 4 4
56 5 4 4 5 2 4
57 3 4 4 4 3 4
58 3 3 3 4 3 3
59 2 3 4 5 3 4
60 4 4 4 4 3 3
61 3 4 4 4 4 3
62 4 4 4 5 3 3
63 2 4 4 3 3 4
64 5 4 4 5 4 4
65 5 4 4 5 4 4
66 4 4 4 4 4 4
67 5 5 5 5 4 5
68 4 4 4 5 4 3
69 3 4 3 5 3 4
70 5 4 4 4 3 4
71 3 4 4 4 4 4
72 5 5 5 5 4 4
73 5 5 5 4 5 4
74 5 4 5 4 5 3
75 4 3 4 5 3 3
76 4 4 4 4 4 3
132
No. KOA_1 KOA_2 KOA_3 KOA_4 KOA_5 KOA_6
77 4 4 3 4 3 4
78 4 5 4 4 3 4
79 4 4 4 5 4 5
80 4 4 3 4 4 4
81 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 3 4
83 4 4 5 5 4 2
84 5 4 5 5 4 3
133
Jawaban Responden Variabel Time Budget Pressure
No. TBP_1 TBP_2 TBP_3 TBP_4 TBP_5 TBP_6 TBP_7 TBP_8
1 4 4 4 4 2 3 4 3
2 4 3 4 3 2 4 4 4
3 4 3 4 3 3 3 4 4
4 3 3 4 3 3 3 4 3
5 4 4 2 4 2 4 4 4
6 2 3 3 3 3 3 3 3
7 4 4 4 4 2 3 4 3
8 4 4 4 4 2 3 4 3
9 4 3 4 3 3 3 4 3
10 2 3 4 3 3 3 4 4
11 4 3 4 3 3 4 4 3
12 4 2 5 3 2 4 4 3
13 2 2 4 2 4 2 2 2
14 1 2 4 2 4 4 3 4
15 4 4 2 4 2 4 3 3
16 2 2 5 2 3 2 1 1
17 4 4 2 4 2 4 4 4
18 2 2 4 2 4 2 2 2
19 5 5 1 5 1 5 5 5
20 5 5 1 5 1 5 5 5
21 3 3 3 3 3 3 4 2
22 3 3 3 3 3 3 3 3
23 2 2 4 2 4 2 2 2
24 3 2 4 2 4 2 2 2
25 4 2 4 2 2 2 4 3
26 3 3 3 3 3 3 3 3
27 3 3 3 3 3 3 4 2
28 2 2 5 2 4 2 5 5
29 3 4 4 3 3 4 4 4
30 2 2 5 2 4 2 5 5
31 4 2 5 2 4 2 5 3
32 2 1 4 1 5 2 4 2
33 3 3 3 3 3 3 3 3
34 3 3 4 3 3 3 4 3
35 4 4 2 4 2 4 4 4
36 3 3 4 3 3 3 4 4
37 4 4 2 3 3 3 3 3
38 5 2 5 2 2 4 5 5
134
No. TBP_1 TBP_2 TBP_3 TBP_4 TBP_5 TBP_6 TBP_7 TBP_8
39 5 5 5 4 4 5 5 5
40 5 5 1 5 1 5 4 4
41 4 4 5 4 2 4 4 4
42 4 4 5 4 2 4 4 4
43 4 4 5 4 2 4 4 4
44 4 4 5 4 2 4 4 4
45 4 4 5 4 2 4 4 4
46 3 3 3 3 3 3 3 3
47 4 4 3 3 4 3 3 4
48 1 1 5 1 5 1 1 1
49 2 2 4 2 4 2 2 2
50 3 3 3 3 3 3 3 3
51 3 3 3 3 3 3 3 3
52 3 3 3 3 3 3 3 3
53 3 3 3 3 3 3 3 3
54 1 1 5 1 5 1 3 3
55 3 3 4 3 3 2 3 3
56 4 2 4 2 4 2 4 4
57 4 3 3 3 3 3 3 3
58 3 4 5 3 3 3 3 4
59 4 3 4 3 3 3 3 3
60 2 4 4 4 4 2 4 2
61 4 4 4 4 3 4 4 4
62 4 4 5 4 2 4 4 4
63 2 2 4 4 2 4 2 4
64 4 4 5 2 4 4 4 5
65 4 4 5 2 4 4 4 4
66 4 2 4 2 2 2 4 4
67 4 4 5 4 5 4 4 2
68 4 3 4 4 4 4 4 3
69 4 4 4 4 2 4 5 5
70 4 4 4 3 4 4 4 3
71 2 2 5 2 4 2 4 4
72 4 4 4 3 2 2 5 4
73 4 4 5 4 2 4 4 4
74 1 4 5 5 5 4 5 5
75 5 3 4 4 4 4 4 4
76 4 3 3 4 4 4 4 3
135
No. TBP_1 TBP_2 TBP_3 TBP_4 TBP_5 TBP_6 TBP_7 TBP_8
77 4 2 4 3 4 4 4 3
78 4 4 4 4 3 4 4 4
79 5 4 5 4 1 4 5 4
80 3 2 4 4 2 4 3 4
81 2 2 4 2 4 2 2 2
82 4 4 4 4 4 3 4 3
83 4 2 5 1 5 1 1 1
84 5 3 5 2 4 4 4 4
136
Jawaban Responden Variabel Kualitas Audit
No. KUA_1 KUA_2 KUA_3 KUA_4 KUA_5 KUA_6 KUA_7 KUA_8
1 3 4 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 3 4 3 3 3 3 3 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4
6 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3 4 3 3 3 3 3 3
8 3 4 3 3 3 3 3 3
9 3 4 3 4 4 4 3 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 4 3 4 3 3
12 4 5 2 5 4 5 4 3
13 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4
15 2 2 3 2 2 2 5 5
16 4 4 4 4 4 5 4 5
17 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 1 4 4 4 3 4
19 4 5 5 4 5 4 5 5
20 4 5 5 4 5 4 5 5
21 2 2 2 2 3 3 4 4
22 3 3 3 3 3 3 3 3
23 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4 4
25 3 4 2 3 4 4 4 4
26 3 3 3 3 3 3 3 3
27 2 2 2 2 3 3 4 4
28 2 5 1 5 4 5 5 5
29 5 5 3 4 4 4 4 4
30 2 5 1 5 4 5 4 5
31 4 5 4 5 4 4 4 4
32 3 4 2 4 5 5 4 4
33 3 3 3 3 3 3 3 4
34 4 4 3 4 3 4 4 4
35 3 4 2 4 4 2 4 3
36 3 4 2 4 4 4 3 3
37 4 4 2 4 4 4 3 3
38 4 5 3 4 5 5 5 5
137
No. KUA_1 KUA_2 KUA_3 KUA_4 KUA_5 KUA_6 KUA_7 KUA_8
39 5 5 5 5 5 5 5 5
40 4 4 4 5 5 5 4 5
41 4 5 1 5 5 5 5 5
42 4 5 1 5 5 5 5 5
43 4 5 1 5 5 5 5 5
44 4 5 1 5 5 5 5 5
45 4 5 1 5 5 5 5 5
46 3 3 3 3 3 3 3 3
47 4 4 2 4 4 4 3 3
48 5 5 5 5 5 5 5 5
49 4 4 4 4 4 4 4 4
50 3 3 3 3 3 3 3 3
51 3 3 3 3 3 3 3 3
52 3 3 3 3 3 3 3 3
53 3 3 3 3 3 3 3 3
54 3 3 3 3 3 3 3 3
55 3 4 3 3 3 3 3 3
56 4 4 2 4 4 4 4 4
57 3 4 2 4 3 3 3 3
58 3 4 3 3 3 3 4 5
59 3 3 3 3 3 3 3 3
60 3 4 2 4 4 4 4 4
61 3 4 2 4 4 4 4 3
62 4 4 2 3 4 4 4 4
63 3 4 2 3 3 2 3 4
64 2 5 1 4 5 4 4 2
65 2 4 2 4 4 4 4 4
66 4 2 2 4 4 5 5 3
67 5 5 1 4 5 4 5 5
68 4 4 2 4 4 4 4 4
69 3 4 2 4 4 4 4 3
70 3 4 2 4 4 4 4 4
71 3 4 1 3 4 4 4 4
72 4 5 1 4 5 3 4 3
73 4 4 2 4 5 4 4 4
74 4 5 1 5 5 3 5 5
75 3 4 2 3 3 3 4 3
76 4 4 3 4 4 4 4 4
77 3 4 3 4 4 4 4 3
78 4 4 4 4 4 4 4 4
138
No. KUA_1 KUA_2 KUA_3 KUA_4 KUA_5 KUA_6 KUA_7 KUA_8
79 4 5 4 4 4 4 4 4
80 3 4 2 4 4 4 4 3
81 2 4 2 4 4 4 4 3
82 4 4 2 4 4 4 4 4
83 2 4 2 2 4 4 4 4
84 4 4 5 4 4 4 4 4
139
Jawaban Responden Variabel Due Professional Care
No. DPC_1 DPC_2 DPC_3 DPC_4 DPC_5
1 4 3 4 4 4
2 4 4 4 4 3
3 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3
5 5 4 4 4 4
6 4 3 3 3 4
7 4 3 4 4 4
8 4 3 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 3 4 4 3
11 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4
14 3 4 3 4 4
15 3 5 4 4 4
16 3 4 5 5 4
17 4 4 4 4 4
18 4 4 4 5 5
19 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5
21 3 4 3 3 3
22 3 3 3 3 3
23 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4
26 3 3 3 3 3
27 3 4 3 3 3
28 5 5 4 5 5
29 4 4 4 4 4
30 5 4 5 5 5
31 5 5 5 5 5
32 4 4 4 4 5
33 3 4 3 4 3
34 4 4 4 3 3
35 4 4 3 4 4
36 4 4 4 4 4
37 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4
140
No. DPC_1 DPC_2 DPC_3 DPC_4 DPC_5
39 5 5 5 5 5
40 4 5 5 5 5
41 5 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5
43 5 5 5 5 5
44 5 5 5 5 5
45 5 5 5 5 5
46 3 3 3 3 3
47 3 4 4 4 5
48 5 5 5 5 5
49 4 4 4 4 4
50 3 3 3 3 3
51 3 3 3 3 3
52 3 3 3 3 3
53 3 3 3 3 3
54 3 3 3 3 3
55 4 3 3 3 4
56 4 4 5 5 5
57 4 3 4 4 4
58 3 4 4 4 5
59 3 3 3 3 3
60 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 5
63 3 3 3 4 4
64 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4
66 4 3 4 4 4
67 5 5 5 5 5
68 4 4 4 4 4
69 4 5 4 4 4
70 4 4 4 4 4
71 4 4 4 4 4
72 4 5 4 4 5
73 4 5 4 4 4
74 5 5 5 5 5
75 3 4 4 4 4
76 4 4 4 4 4
141
No. DPC_1 DPC_2 DPC_3 DPC_4 DPC_5
77 4 4 3 4 4
78 4 4 4 4 4
79 4 5 4 4 4
80 4 4 4 4 4
81 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4
83 5 5 4 4 4
84 4 4 4 4 4
142
LAMPIRAN 5
Output Hasil Pengujian Data
143
A. Uji Outer Model
1. Hasil Convergent Validity
Tabel Outer Loading
W KOA TBP DPC KUA
W_1 0,678
W_2 0,779
W_3 0,750
W_4 0,882
W_5 0,868
W_6 0,658
W_7 0,762
W_8 0,821
W_9 0,868
KOA_1 0,838
KOA_2 0,778
KOA_3 0,885
KOA_4 0,809
KOA_5 0,799
KOA_6 0,718
TBP_1 0,717
TBP_2 0,808
TBP_4 0,774
TBP_6 0,843
TBP_7 0,810
TBP_8 0,794
DPC_1 0,846
DPC_2 0,836
DPC_3 0,927
DPC_4 0,939
DPC_5 0,894
KUA_1 0,641
KUA_2 0,816
KUA_4 0,861
KUA_5 0,909
KUA_6 0,828
KUA_7 0,775
KUA_8 0,703
144
2. Hasil Discriminant Validity
Tabel Cross Loading
W KOA TBP DPC KUA
W_1 0,678 -0,084 0,440 0,090 0,117
W_2 0,779 0,139 0,730 0,186 0,168
W_3 0,750 0,144 0,621 0,230 0,205
W_4 0,882 0,071 0,763 0,190 0,140
W_5 0,868 0,026 0,688 0,132 0,117
W_6 0,658 -0,034 0,617 0,127 0,077
W_7 0,762 0,112 0,635 0,201 0,308
W_8 0,821 0,065 0,668 0,178 0,275
W_9 0,868 0,104 0,675 0,206 0,253
KOA_1 0,111 0,838 0,289 0,704 0,702
KOA_2 0,137 0,778 0,287 0,504 0,547
KOA_3 0,018 0,885 0,123 0,689 0,702
KOA_4 0,100 0,809 0,233 0,659 0,679
KOA_5 0,036 0,799 0,110 0,644 0,725
KOA_6 0,094 0,718 0,161 0,576 0,594
TBP_1 0,557 0,187 0,717 0,236 0,164
TBP_2 0,680 0,130 0,808 0,252 0,162
TBP_4 0,713 0,026 0,774 0,203 0,126
TBP_6 0,793 0,113 0,843 0,198 0,237
TBP_7 0,548 0,344 0,810 0,322 0,291
TBP_8 0,691 0,247 0,794 0,288 0,276
DPC_1 0,165 0,788 0,294 0,846 0,745
DPC_2 0,197 0,644 0,335 0,836 0,751
DPC_3 0,236 0,680 0,296 0,927 0,802
DPC_4 0,210 0,673 0,259 0,939 0,803
DPC_5 0,211 0,710 0,264 0,894 0,773
KUA_1 0,252 0,429 0,174 0,457 0,641
KUA_2 0,233 0,737 0,288 0,741 0,816
KUA_4 0,227 0,705 0,257 0,737 0,861
KUA_5 0,251 0,820 0,282 0,787 0,909
KUA_6 0,065 0,691 0,064 0,663 0,828
KUA_7 0,278 0,616 0,314 0,743 0,775
KUA_8 0,153 0,497 0,146 0,671 0,703
145
3. Uji Reliabilitas
Tabel Composite Reliability
Composite Reliability
Workload 0,936
Kompetensi Auditor 0,917
Time Budget Pressure 0,910
Due Professional Care 0,950
Kualitas Audit 0,922
Tabel Cronbach Alpha
Cronbach Alpha
Workload 0,925
Kompetensi Auditor 0,891
Time Budget Pressure 0,883
Due Professional Care 0,933
Kualitas Audit 0,901
146
B. Uji Inner Model
Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi
147
Gambar Inner Model Setelah Modifikasi
148
Hasil Bootstrapping
149
1. Uji Hipotesis
Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T-
Statistic
(STDEV)
P
Value
W→KUA 0,302 0,275 0,117 2,581 0,010
KOA→KUA 0,415 0,406 0,096 4,322 0,000
TBP→KUA -0,254 -0,221 0,111 2,296 0,022
DPC→KUA 0,559 0,556 0,090 6,206 0,000
W→DPC 0,126 0,122 0,151 0,831 0,406
KOA→DPC 0,767 0,768 0,060 12,846 0,000
TBP→DPC 0,034 0,043 0,135 0,250 0,803
2. Evaluasi Model
Tabel R-Square
R-Square
Due Professional Care 0,643
Kualitas Audit 0,836