pengaruh waktu terhadap berat pollen dan ...repository.ub.ac.id/5482/1/winda wati.pdfberat butiran...

64
PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN TINGKAT KEAKTIFAN LEBAH MADU Apis mellifera SKRIPSI Oleh : Winda Wati 135050101111189 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 26-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN TINGKAT KEAKTIFAN

LEBAH MADU Apis mellifera

SKRIPSI

Oleh :Winda Wati

135050101111189

PROGRAM STUDI PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2017

Page 2: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN TINGKAT KEAKTIFAN

LEBAH MADU Apis mellifera

SKRIPSI

Oleh :Winda Wati

135050101111189

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2017

Page 3: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Scanned by CamScanner

Page 4: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan 22 tahun yang lalu di Lampung Tengah pada tanggal 11 Januari 1995 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak Sabarrudin dan Ibu Maryati. Pada tahun 2001 penulis menempuh pendidikan di SDN 01 Sidomulyo Lampung Tengah selama 6 tahun dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 – 2010 penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 01 Kalirejo Lampung Tengah dan pada tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 01 Kalirejo Lampung Tengah. Pada tahun 2013 penulis diterima di Universitas Brawijaya sebagai mahasiswi Fakultas Peternakan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah bergabung di Tim Voli Fakultas Peternakan dalam acara Olimpiade Brawijaya tahun 2014 dan Rektor Cup tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis juga pernah bergabung di LSO LPM Mafaterna sebagai anggota. Bulan Juli – Agustus 2016 penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Sinta Maju Abadi – Kemang, Bogor, Jawa Barat dengan judul “Manajemen Pemberian Pakan dan Perkandangan Broiler di PT. Sinta Maju Abadi”.

Page 5: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam setiap proses pengerjaan skripsi yang berjudul “Pengaruh Waktu Terhadap Berat Pollen yang Dibawa oleh Lebah Apis mellifera” sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata satu (S-1) Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, khususnya dari kedua dosen pembimbing. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada yang terhormat:

1. Orang tua saya yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan dalam setiap kegiatan saya.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Moch. Junus, MS., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan serta arahan dari awal proses penelitian sampai akhir sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Dr. Ir. Ita Wahju Nursita, MS., selaku dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan kritikan dan saran dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini.

4. Ir. Nur Cholis, MS., selaku Ketua Bagian Minat Produksi Peternakan Universitas Brawijaya yang telah membina demi kelancaran penelitian.

5. Dr. Agus Susilo, S.Pt., MP., selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang telah menyetujui kelancaran studi.

6. Dr. Ir. Sri Minarti, MP., selaku Ketua Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang telah menyetujui demi kelancaran penelitian.

Page 6: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

7. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

8. Dr. Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc, Dr. Ir. Sri Minarti, MP, dan Dr.Ir. Irdaf, M.Si selaku dosen penguji atas masukan dan saran selama Ujian Sarjana.

9. Bapak Ustadi, S.Pt dan Ibu Dewi selaku pemilik PT. Kembang Joyo yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian.

10. Usman Rozali yang telah bersedia memberikan bantuan sehingga memudahkan penulis dalam pengerjaan skripsi.

11. Sahabat tercinta Pitriyani dan Sonia Nathalia Manurung yang senantiasa memberikan doa, semangat dan motivasi nya dalam setiap proses penulisan skripsi dan teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis maupun bagi yang membutuhkan.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 7: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

EFFECT OF TIME TOWARDS POLLEN WEIGHTAND LEVEL OF ACTIVITY OF

HONEY BEE (Apis mellifera)

Winda Wati 1), Mochammad Junus 2), Ita Wahju Nursita 2)

1) Student of Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

2) Lecturer of Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine effect of time towards pollen weight and level of activity of honey bee (Apis mellifera) as well as to determine the exact time for honey bee (Apis mellifera) in carrying pollen based on the weight of pollen and worker bee activity. The research materials used were 15 hives of Apis mellifera bee colony and each hive consisted of 5 frames. The method was field experiment and used Completely Randomized Design (CRD). These results showed that there is no significant effect (P> 0.05) on wet pollen granules weight: P1 at 6 - 7 a.m, P2 at 8 - 9 a.m and P3 at 12 pm - 1 pm. The highest weight to lowest ranks were on P1, P2 and P3 with respectively weighing mean of 9.0 ± 0.38 mg, 8.3 ± 0.60 mg and 7.9 ± 0.99 mg. Meanwhile, the time difference of finding pollen significantly affect (P <0.05) the number of bees that enter as the pollen seeker. Observation at P2 at 8 – 9 am with an average of 48.6 ± 16.83 (head/min) gives a significant difference to P1 and P3. In conclusion, the weight of wet pollen grains carried by

Page 8: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

honey bee (Apis mellifera), the highest obtained at P1 of 9.0 ± 0.38 is at 06.00-07.00. The highest average number of honeybee Apis mellifera out looking for pollen and bees that enter pollen seekers at P2 is at 08.00-09.00.

Keyword: Pollen, Honeybee, Apis mellifera, Pollen Weight, Bee Activity

Page 9: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN TINGKAT KEAKTIFANLEBAH MADU Apis mellifera

Winda Wati 1), Mochammad Junus 2), Ita Wahju Nursita 2)

1) Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

2) Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, MalangE-mail : [email protected]

RINGKASAN

Kegiatan budidaya lebah madu sangat bermanfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Budidaya lebah Apis mellifera tidak terlepas dari ketersediaan pollen yang merupakan sumber pakan bagi lebah madu. Kehidupan lebah madu tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, namun juga sangat dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat. Suhu dan kelembapan merupakan faktor yang terpenting bagi lebah dalam mengumpulkan pollen.

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017 di Peternakan Lebah Madu PT. Kembang Joyo Sriwijaya yang berlokasi di Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap berat pollen yang dibawa oleh lebah Apis mellifera dan aktifitas lebah pekerja Apis mellifera pencari pollen serta untuk menentukan waktu yang tepat terhadap pemanenan pollen berdasarkan aktifitas lebah pencari pollen pada waktu yang berbeda. Kegunaan dari penelitian ini yaitu menentukan waktu terbaik bagi lebah dalam menghasilkan pollen berdasarkan aktifitasnya.

Page 10: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Materi penelitian menggunakan koloni lebah Apis melliferai sebanyak 15 stup dan masing-masing stup terdiri dari 5 sisiran. Peralatan yang digunakan yaitu timbangan digital, masker, pollen trap, plastik klip transparan, ATK, HTC (Hand Tally Counter), timer smartphone, topi pelindung, nampan, amplop dan sarung tangan. Metode yang digunakan adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dimana P1 : pengamatan pukul 06.00-07.00; P2 : pengamatan pukul 08.00-09.00 dan P3 : pengamatan pukul 12.00-13.00 dan dengan 5 ulangan sehingga didapat 15 unit percobaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan waktu mencari pollen tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap berat butiran pollen yang dibawa oleh lebah Apis mellifera. Rataan berat tertinggi sampai terendah secara urut diperoleh pada P1, P2 dan P3 dengan masing-masing rataan berat yaitu 9.0±0.38 mg, 8.3±0.60 mg dan 7.9±0.99 mg. Hasil ini tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap berat butiran pollen basah pada P1 pukul 06.00-07.00, P2 pukul 08.00-09.00 dan pada P3 pukul 12.00-13.00, sedangkan perbedaan waktu mencari pollen berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap jumlah lebah yang masuk pencari pollen. Pengamatan pada P2 pukul 08.00-09.00 dengan rata-rata 48.6±16.83 (ekor/menit) memberikan perbedaan yang nyata pada P1 dan P3.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar 9.0±0.38 mg/butir yaitu pada pukul 06.00-07.00 dan jumlah rata-rata tertinggi aktifitas lebah madu Apis mellifera yang keluar mencari pollen dan lebah yang masuk pencari pollen tedapat pada P2 yaitu pukul 08.00-09.00.

Page 11: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

DAFTAR ISI

Isi Halaman

RIWAYAT HIDUP .................................................. iKATA PENGANTAR .............................................. iiiABSTRACT ............................................................. vRINGKASAN ........................................................... viiDAFTAR ISI ............................................................. ixDAFTAR TABEL . ................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ................................................ xvDAFTAR LAMPIRAN ............................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ..................................... 11.2. Rumusan Masalah ............................... 31.3. Tujuan Penelitian ................................. 31.4. Manfaat Penelitian ............................... 41.5. Kerangka Pikir ..................................... 41.6. Hipotesis .............................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Apis Mellifera ...................................... 9

2.1.1. Taksonomi lebah Apis mellifera 102.1.2. Morfologi Lebah Apis mellifera 102.1.3. Kasta Lebah .............................. 12

2.2. Pakan Lebah Madu .............................. 142.3. Pollen ................................................... 15

2.3.1. Berat Pollen .............................. 162.4. Faktor yang Berpengaruh terhadap

Aktifitas Lebah ................................... 172.4.1. Waktu ........................................ 17

Page 12: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

2.4.2. Suhu .......................................... 182.4.3. Kelembaban .............................. 182.4.4. Ketinggian Tempat ................... 192.4.5. Kecepatan Angin ...................... 19

BAB III METODE KEGIATAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............... 213.2. Materi Penelitian ................................. 21

3.2.1. Bahan Penelitian ........................ 213.2.2. Peralatan Penelitian ................... 21

3.3. Metode Penelitian ................................ 223.4. Tahapan Penelitian .............................. 22

3.4.1. Pra Penelitian ............................ 223.4.2. Pelaksanaan Penelitian .............. 23

3.5. Variabel Pengamatan ........................... 243.5.1. Variabel Utama ......................... 243.5.2. Variabel Pendamping ................ 26

3.6. Analisis Data ...................................... 263.7. Batasan Istilah .................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Analisis Situasi Penelitian ................... 294.2. Berat Butiran Pollen yang Dibawa

Lebah Madu ........................................ 314.2.1. Berat Pollen Basah ................... 314.2.2. Berat Pollen setelah dikeringkan 36

4.3. Aktifitas Lebah Pencari Pollen ............ 384.3.1. Jumlah Lebah Keluar Pencari

Pollen ........................................ 384.3.2. Jumlah Lebah Masuk Pencari

Pollen ........................................ 40

Page 13: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan .......................................... 455.2. Saran ................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ............................................... 47LAMPIRAN .............................................................. 51

Page 14: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Analisis Ragam ............................................. 272. Suhu dan Kelembapan Lokasi Penelitian ...... 293. Rataan Berat Butiran Pollen Basah ............... 324. Rataan Berat Butiran Pollen setelah

dikeringkan ................................................... 365. Berat Hilang dan Berat Relatif ..................... 376. Rata-rata Jumlah Lebah Keluar Pencari

Pollen ............................................................. 397. Rata-rata Jumlah Lebah Masuk Pencari

Pollen ............................................................. 40

Page 15: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pikir penelitian ................... 62. Lokasi Penelitian UB Forest ......................... 313. Rataan Berat Butiran Pollen Basah yang

dibawa oleh Lebah Madu Apis mellifera ...... 324. Pollen Trap ................................................... 345. Tempat Mengumpulkan Pollen ..................... 346. Timbangan Digital ........................................ 357. Rataan Berat Basah, Berat Kering

dan Berat Hilang ........................................... 378. Rata-rata Jumlah Lebah Masuk

Pencari Pollen ............................................... 41

Page 16: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data keseluruhan berat pollen (basah)(mg/butir) yang dibawa lebah maduApis mellifera ................................................ 51

2. Analisis rata-rata berat pollen (basah)(mg/butir) yang dibawa lebah maduApis mellifera ................................................ 52

3. Keseluruhan berat pollen yang telahdikeringkan (mg/butir) .................................. 55

4. Rata-rata berat pollen yang telahdikeringkan (mg/butir) .................................. 56

5. Data hasil dan perhitungan berat hilangdan berat relatif ............................................. 57

6. Keseluruhan jumlah aktivitas lebah pekerjayang keluar mencari pollen ............................ 59

7. Analisis rata-rata jumlah aktivitas lebahpekerja yang keluar mencari pollen ............... 60

8. Keseluruhan jumlah aktivitas lebah pekerjamasuk pencari pollen .................................... 63

9. Analisis rata-rata jumlah aktivitas lebahpekerja masuk pencari pollen......................... 64

10. Hasil Uji Lanjut Duncan ............................... 67

Page 17: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBudidaya lebah madu mempunyai prospek cerah

untuk dikembangkan di masa depan, terutama di Indonesia yang memiliki keanekaragaman jenis tanaman bunga sangat tinggi dan berpotensi sebagai pakan lebah madu (Murtidjo, 2000; Febriana, 2003). Kegiatan budidaya lebah madu sangat bermanfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beternak lebah madu dapat menghasilkan produk-produk lebah madu yang bernilai ekonomi tinggi, berupa madu, malam (lilin), royal jelly, propolis, dan bee pollen.

Apis mellifera adalah salah satu jenis lebah madu asal Eropa yang sering dibudidayakan oleh para peternak lebah di Indonesia. Produksi madu yang tinggi serta tingkat adaptasi yang baik merupakan alasan mengapa Apis mellifera banyak diternakkan. Lebah madu mengkonsumsi pakan berupa pollen dan nektar. Pollen didapatkan dari sel kelamin atau anthera bunga jantan. Kandungan protein kasar dalam tepung sari bervariasi antara 8 – 40% atau rata-rata 23% (Sihombing, 1997).

Budidaya lebah Apis mellifera tidak terlepas dari ketersediaan pollen yang merupakan sumber pakan bagi lebah madu. Lebah madu yang bertugas mengumpulkan pollen adalah lebah pekerja. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan dan membawa pollen dari bagian bunga tersebut, dengan menggunakan kedua kaki belakang nya lebah pekerja mengumpulkan dan membawa pollen ke dalam sarang.

Page 18: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Muatan pollen seekor lebah dalam setiap perjalanan berkisar antara 8-29 mg dengan ukuran yang paling umum antara 14-20 mg. Pada akhir perjalanan, sebuah pelet pollen terbentuk pada masing-masing kedua korbikula, secara kolektif keduanya disebut sebuah pollen load yang beratnya seperti yang telah disebutkan yaitu sekitar 20 mg. Variasi berat pollen ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan lebah itu sendiri maupun faktor lingkungan (Sihombing, 1997).

Kebutuhan tepung sari tiap koloni lebah madu per tahun mencapai 50 kg yang digunakan sebagian untuk kebutuhan bahan pakan koloni lebah dan sebagian lagi untuk pemeliharaan tetasan lebah madu (Budiwijono, 2012). Dewasa ini pollen tidak hanya dikonsumsi oleh lebah sebagai sumber makanan, tetapi dapat juga dikonsumsi oleh manusia, karena banyaknya kandungan nutrisi yang terkandung dalam pollen, sehingga pollen sering dimanfaatkan sebagai sumber kesehatan. Meningkatnya jumlah kebutuhan akan pollen menuntut peternak untuk memperoleh pollen sebanyak-banyaknya, baik sebagai makanan cadangan untuk lebah pada saat musim paceklik maupun dijual untuk dikonsumsi oleh manusia.

Kehidupan lebah madu tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, namun juga sangat dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat. Kondisi lingkungan seperti mikroklimat yang meliputi suhu dan kelembaban pada setiap waktu berbeda-beda, seperti suhu dan kelembaban di pagi hari akan berbeda dengan suhu di siang hari. Kondisi lingkungan yang dingin dan kondisi lingkungan yang panas akan mempengaruhi intensitas dalam pengumpulan pollen sehingga waktu menentukan waktu yang tepat dalam mencari pollen dapat mempengaruhi banyaknya pollen yang dihasilkan.

Page 19: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu yang tepat bagi lebah dalam mengumpulkan pollen berdasarkan berat pollen pada berbagai waktu yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan pollen secara maksimal sehingga bisa memenuhi kebutuhan akan pollen, baik untuk pakan lebah ataupun untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Berat butiran pollen yang dibawa oleh lebah madu dalam satu kali perjalanan bervariasi.

2. Waktu mencari pollen yang berbeda dapat mempengaruhi aktifitas lebah madu Apis mellifera dalam mengumpulkan butiran-butiran pollen.

3. Waktu mencari pollen yang berbeda juga dapat mempengaruhi berat pollen yang dibawa.

4. Perlu pengamatan mengenai pengaruh waktu terhadap berat pollen yang dibawa lebah madu Apis mellifera.

1.3. TujuanTujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap berat pollen yang dibawa oleh lebah Apis mellifera dan aktifitas lebah pekerja Apis mellifera pencari pollen.

2. Untuk menentukan waktu mencari polen yang tepat bagi lebah Apis mellifera dalam membawa polen berdasarkan berat pollen dan aktifitas lebah pekerja pencari pollen.

Page 20: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

1.4. ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu untuk :

1. Menetapkan bahwa waktu mempengaruhi pengumpulan jumlah pollen dan aktifitas lebah pekerja pencari pollen.

2. Menentukan waktu terbaik bagi lebah dalam menghasilkan pollen berdasarkan aktifitasnya.

1.5. Kerangka PikirBudidaya lebah madu mempunyai prospek cerah

untuk dikembangkan di masa depan, terutama di Indonesia yang memiliki keanekaragaman jenis tanaman bunga sangat tinggi dan berpotensi sebagai pakan lebah madu (Murtidjo, 2000; Febriana, 2013) serta dapat bermanfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung karena dapat menghasilkan produk lebah yang bernilai ekonomi tinggi seperti madu, royal jelly, malam (lilin), propolis dan pollen. Indonesia termasuk wilayah yang beriklim tropis, sehingga sangat ideal untuk mengembangbiakkan dan membudidayakan lebah madu, karena rata-rata suhu udaranya 26–35°C (Novita dan Sutriyono, 2013). Apis mellifera merupakan lebah madu asal Eropa yang paling banyak dibudidayakan karena sifatnya yang mudah beradaptasi terhadap iklim tropis.

Pakan lebah madu berupa nektar dan pollen yang diperoleh dari lebah pekerja pada saat mengunjungi bunga. Sarwono (2007) menjelaskan pollen atau tepung sari merupakan bahan halus seperti bubuk yang terdapat di ujung benang sari bunga. Warnanya kekuning-kuningan. Lebah mendapatkannya sewaktu mencari nectar dalam bunga. Oleh lebah, tepung sari itu dibersihkan dengan kakinya, lalu disimpan di dalam keranjang khusus untuk tepung sari. Muatan pollen seekor lebah dalam setiap perjalanan berkisar

Page 21: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

antara 8-29 mg dengan ukuran yang paling umum antara 14-20 mg. Variasi berat pollen ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan lebah itu sendiri maupun faktor lingkungan (Sihombing, 1997). Pada tempat penggembalaan lebah madu sangat dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat yang meliputi suhu, kelembaban, jumlah hari hujan, intensitas curah hujan, kecepatan angin dan intensitas cahaya matahari. Saat lingkungan lembab dan basah koloni lebah madu kesulitan mendapatkan nektar maupun tepung sari untuk kebutuhan hidup serta perkembangan koloni (Budiwijono, 2012). Sihombing (2000) menambahkan faktor lingkungan juga mempengaruhi intensitas pengumpulan tepung sari secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tingkat pengumpulan tepung sari tergantung pada aktifitas dan kemampuan terbang lebah pekerja dan pola konsumsi makan. Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jenis tanaman disekitar koloni lebah dan tingkat produktivitas tepung sari bunga, kelembaban, temperatur, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Adapun skema kerangka pikir dari peneitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 22: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian

Apis mellifera

Lebah Pekerja

Pollen Trap

PengamatanJam : 06.00 – 07.00

PengamatanJam : 08.00 – 09.00

PengamatanJam : 12.00 – 13.00

Lebah Masuk Sarang

Lebah Keluar Sarang

Pollen

Warna Jenis Asal Bunga Ukuran

Berat Pollen

Berat Basah

Berat Kering

Berat Hilang/relatif

Page 23: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

1.6. HipotesisHipotesis dalam penelitian ini yaitu waktu yang

dibutuhkan lebah pekerja dalam membawa pollen akan berpengaruh pada berat pollen dan aktifitas lebah pekerja pencari pollen.

Page 24: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Apis melliferaApis mellifera merupakan lebah madu yang berasal

dari Italia, tetapi lebah madu jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di Indonesia. Lebah madu dari Eropa ini sudah lama dijinakkan dan dibudidayakan orang. Sihombing (1997) menyatakan bahwa A. mellifera hingga kini adalah yang utama dibudidayakan karena produksi madu dan daya adapatasinya yang tinggi. Di daerah beriklim dingin, atau berelevasi tinggi lebah ini tidak agresif dan kurang suka merimigrasi, hanya saja lebah jenis ini peka terhadap penyakit.

Ciri khas lebah madu Eropa ini adalah memiliki gelang berwarna kuning di belakang abdomen (rongga perut yang berisi alat pencernaan). Warna tubuh bervariasi dari coklat gelap sampai kuning hitam. Sifat nya sabar dan selalu menjaga sarangnya agar tetap bersih serta produksi madu tinggi. Ukurannya 1 ¼ kali lebih besar daripada lebah madu tropika Apis indica, yaitu panjang lebah ratu sekitar 1,9 cm, lebah jantan sekitar 1,65 cm, dan lebah pekerja sekitar 1,35 cm. Lebah madu ini memiliki panjang sayap 0,8-0,95 cm dan panjang belalai 0,55-0,71 cm (Sarwono, 2007).

Apis mellifera dapat menghasilkan 25 – 30 kg madu per koloni. Jenis lebah ini mempunyai populasi yang relatif besar yaitu 15.000 – 60.000 ekor dalam satu koloni (Asih. 2006). Junus (2005) menambahkan koloni lebah A. mellifera dapat berkembang biak dengan baik apabila minimal ada satu lebah ratu dan 200 ekor pekerja.

Page 25: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

2.1.1. Taksonomi Lebah Apis melliferaLebah madu merupakan hewan tak bertulang

belakang, yang termasuk dalam kelas insekta (serangga). Klasifikasi lebah madu menurut Sarwono (2007) sebagai berikut:

Phylum : AnthropodaSubphylum : MandibulataKlas : InsektaSubklas : PterygotaOrdo : HymenopteraSubordo : ClistogastraSuperfamili : ApoideaFamili : ApidaeSub family : ApidaeGenus : ApisSpecies : Apis mellifera

2.1.2. Morfologi Lebah Apis melliferaStruktur tubuh lebah Apis mellifera tidak berbeda

dengan struktur dari lebah madu lainnya. Struktur lebah madu mirip dengan insekta pada umumnya, yakni terdiri dari 3 bagian utama; 1) kepala degan komponennya, yakni mata, antenna dan mulut; 2) dada (thorax) dengan komponennya, yakni 3 pasang kaki, dan dua pasang sayap; 3) perut (abdomen), bagian paling besar dan lunak (Sihombing, 1997).

1. KepalaKepala lebah jika dilihat dari depan menyerupai

bentuk segitiga. Komponen kepala dari lebah madu yaitu mata, antenna dan mulut. Terdapat dua jenis mata, yaitu mata tunggal/sederhana dan mata majemuk yang mempunyai fungsi berbeda-beda, dimana mata tungga digunakan untuk melihat benda dengan jarak dekat dan

Page 26: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

mata majemuk untuk melihat benda jarak jauh (Sarwono, 2007). Di bagian tengah-atas kepala, yaitu disamping mata majemuk terdapat dua antenna yang berfungsi sebagai alat peraba yang responsive terhadap rangsangan mekanis ataupun kimiawi. Panjang antenna lebah Apis mellifera yaitu 0,55-0,71 cm. Mulut terdiri atas beberapa bagian-bagian yakni bagian pemotong benda keras, mandibula, dan probosa berupa belalai untuk menghisap benda cair berupa nectar, madu dan air (Sihombing,1997).

2. Dada (thorax)Dada lebah hamper bulat dan keras (Sarwono,

2007). Pada dada terdapat 3 pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah mempunyai 3 pasang kaki, yaitu kaki depan yang berfungsi untuk mamanipulasi pekerjaan yang bersifat khusus, kaki tengah yang memiliki duri dan kaki belakang yang lebih panjang daripada kaki lain dan penuh degan bulu. Kaki belakang inilah yang digunakan untuk mencari pollen pada bunga yang dibulat-bulatkan atau dibentuk seperti pellet lalu diletakkan di kaki belakang. Lebah memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap depan lebih besar ukurannya disbanding sepasang sayap belakang. Panjang sayap ayng dimiliki oleh lebah madu Apis mellifera yaitu 0,8-0,95 cm (Sarwono, 2007).

3. Perut (abdomen)Larva lebah mempunyai 10 ruas, namun pada

pertumbuhannya 1 ruas berubah menjadi dada. Pada lebah ratu dan pekerja, 6 ruas pertama terlihat jelas, 3 ruas sisanya mengalami degenerasi sehingga tidak

Page 27: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

terlihat. Pada lebah jantan 7 ruas dapat dilihat dengan jelas, tetapi 2 ruas lainnya tidak. Setiap bagian perut terdiri dari dua bagian, bagian atas dinamakan punggung dan bagian bawah yang lebih kecil dinamakan tulang dada (Sarwono, 2007).

2.1.3. Kasta LebahLebah madu Apis mellifera merupakan insekta sosial

yang selalu hidup dalam suatu keluarga besar, yang disebut koloni lebah. Setiap sarang dihuni oleh satu koloni yang mempunyai sifat polimorfisme, yaitu anggotanya mempunyai keunikan anatomis, fisiologis dan fungsi biologis yang berbeda satu golongan dari golongan aau strata yang lain (Sihombing, 2005).

Dalam satu koloni lebah madu dikenal tiga kasta, yaitu seekor lebah ratu, sekitar 200-300 lebah jantan dan sisanya lebah pekerja. Setiap 2,5 cm2 sarang berisi lima buah sel lebah pekerja dan empat buah sel lebah jantan (Sarwono, 2007).

1. Lebah RatuKoloni lebah Apis mellifera dapat berkembang

biak dengan baik apabila minimal ada satu lebah ratu dan 200 ekor pekerja. Dari seluruh penghuni sarang, lebah ratu memiliki bentuk paling besar dan bobot paling berat. Ukuran lebah ratu dua kali lipat lebah pekerja. Bobot badannya 2,8 kali lebah pekerja. Lebah ratu kebal terhadap segala macam penyakit karena pakan yang dikonsumsinya sehari-hari adalah royal jelly (Sarwono, 2007)

Ratu mengalami spesialisasi hanya sebagai penghasil telur. Ovarium lebah ratu berkembang dengan sempurna sehingga mampu bertelur sebanyak 1.000-2.000 butir telur per hari (tertunas dan tidak tertunas).

Page 28: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Lebah ratu mampu bertelur hingga umur 3-5 tahun, tetapi masa produktifnya sampai umur 2 tahun (Pusat Perlebahan Apriari Pramuka, 2003).

2. Lebah JantanLebah jantan mempunyai cirri khas yaitu

mempunyai mata yang besar. Lebah jantan berukuran lebih kecil dibanding lebah ratu, tetapi lebih besar dibanding lebah pekerja. Warna lebah jantan adalah kehitaman, suara dengungannya keras, kakinya tidak memiliki kantung untuk menyimpan tepung sari bunga, dan tidak memiliki alat penghisap madu, ekornya tidak bersengat dan sifatya tenang. Lebah jantan tidak bekerja, dan tugasnya hanya mengawini lebah ratu muda (Sihombing, 2005).

3. Lebah PekerjaLebah pekerja adalah lebah penghuni sarang

yang paling banyak jumlahnya. Dalam satu sarang lebah madu Apis mellifera terdapat 10.000-100.000 ekor lebah pekerja. Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah jantan.Di dalam sarang, setiap lebah pekerja melalukan tugas tertentu sesuai dengan umurnya. Kegiatannya tidak pernah berhenti selama hidup dalam koloninya. Lebah pekerja yang paling tua dan paling gesit adalah lebah pencari pakan. Umurnya lebih dari 3 minggu. Tugasnya mengumpulkan serbuk sari dan nektar (Sarwono, 2007)

Lebah pekerja yang bertugas mencari pakan tidak pernah kesasar kalau pulang ke sarangnya karena mempunyai semacam alat pembau home sence yang sangat kuat. Jarak terbangnya rata-rata 3-5 km atau

Page 29: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

radius terbangnya rata-rata 2 km dari sarang (Sarwono, 2007).

2.2. Pakan Lebah MaduPakan merupakan salah satu sumber utama

keberlangsungan suatu makhluk hidup tak terkecuali bagi lebah madu. Ada dua jenis pakan yang dikonsumsi oleh lebah madu dan dibutuhkan untuk proses produksi dalam menghasilkan madu, yaitu pollen dan nektar. Pollen atau tepung sari adalah bagian dari antera bunga yang berbentuk butiran atau serbuk halus sebagai sel kelamin jantan tumbuhan. Kandungan protein pada pollen berkisar antara 6-28% (Winston, 1987), sedangkan nektar menurut Widowati (2013) adalah cairan berasa manis yang berasal dari kelenjar-kelenjar nektar pada bunga yang kelak menjadi madu lebah. Nektar bunga merupakan sumber karbohidrat bagi lebah madu.

Budidaya lebah A. mellifera dilakukan dengan sistem angon (migratory beekeeping). Lebah digembalakan secara berpindah-pindah mengikuti musim pembungaan tanaman. Jenis tanaman sumber pakan yang paling diandalkan sebagai penghasil madu adalah kapok randu (Ceiba pentandra). Tanaman kapuk randu merupakan salah satu tanaman sumber pakan lebah yang penting karena bunganya menghasilkan nektar dan pollen (Widiarti dan Kuntadi, 2012).

Budidaya A. mellifera membutuhkan sumber pakan yang terus-menerus untuk kelangsungan hidupnya, oleh karena itu pada saat musim paceklik bunga lebah harus diberikan makanan tambahan. Sirup gula merupakan pakan tambahan pengganti nektar, diberikan terutama pada saat lebah digembalakan di lokasi kebun jagung dan pada saat musim pembungaan sangat kurang (Widiarti, A. dan Kuntadi, 2012).

Page 30: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Larutan gula dibuat dari campuran gula dan air yang direbus dengan perbandingan 1:1 dan ditempatkan pada wadah khusus (feeder) yang terbuat dari plastik (Febriana, E. Mahajoeno dan S. Listyawati, 2003).

2.3. PollenSerbuk sari atau pollen merupakan sel gamet jantan

pada bunga yang merupakan sumber protein bagi lebah madu. Serbuk sari diambil oleh lebah madu pekerja pada saat mengunjungi bunga. Satu koloni lebah madu dalam periode 12 bulan akan mengkonsumsi 20 – 40 kg serbuk sari, tergantung kepada ukuran koloni dan ketersediaan serbuk sari (Somerville, 2000; Widowati, 2013).

Serbuk sari adalah struktur mikroskopis yang ditemukan di anter dari benang sari di angiosperma dan mewakili gametofit bunga jantan. Selain menjadi objek penyerbukan, bagi banyak serangga dan terutama untuk lebah, serbuk sari merupakan sumber utama makanan, penting untuk pertumbuhan normal dan pengembangan semua individu dari koloni lebah dan reproduksi koloni (Melo and Muradian, 2011).

Pollen adalah gametofit jantan bunga. Serbuk sari yang dikomersialkan terutama serbuk sari yang dikumpulkan oleh lebah madu Apis mellifera dimanfaatkan untuk tujuan sumber makanan larva dalam tahap awal pengembangan. Dikumpulkan serbuk sari bunga membentuk pelet di keranjang serbuk sari pada kaki belakang lebah madu. Ketika mengunjungi bunga, lebah menyentuh benang sari dan tubuh mereka tertutup serbuk sari. Lebah menggunakan kaki belakang mereka untuk mengambil serbuk sari ke dalam keranjang serbuk sari. Lebah membasahi serbuk sari dengan

Page 31: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

cairan mulut yang membantu serbuk sari melekat bersama-sama dan dengan keranjang (Campos, et al, 2008).

Pollen atau serbuk sari adalah makanan lebah madu yang merupakan sumber utama protein, lipid, mineral dan vitamin yang dibutuhkan untuk nutrien lebah madu (Keller, 2005; Widowati, 2012). Pollen mengandung semua delapan asam amino esensial dalam jumlah yang bervariasi antara lima sampai tujuh kali tingkat yang ditemukan di bobot yang sama dari makanan protein tinggi tradisional. Pollen juga mengandung vitamin A, D, E, K, C dan bioflavonoid, serta Bcomplex lengkap; terutama asam pantotenat (B5) dan niacin (Bruno, 2005).

Faktor lingkungan juga mempengaruhi intensitas pengumpulan tepung sari secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tingkat pengumpulan tepung sari tergantung pada aktifitas dan kemampuan terbang lebah pekerja dan pola konsumsi makan. Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jenis tanaman disekitar koloni lebah dan tingkat produktivitas tepung sari bunga, kelembaban, temperatur, intensitas cahaya dan kecepatan angin (Sihombing, 2000). Pane (1989) dalam Febriana dkk (2003), suhu dapat mempengaruhi aktifitas hidup lebah madu (mencari makanan, berkembangbiak, dan perawatan keturunan) secara langsung maupun tidak langsung.

2.3.1. Berat PollenPollen merupakan sel gamet jantan pada bunga yang

diambil oleh lebah madu pekerja pada saat mengunjungi bunga. Pollen diambil oleh lebah menggunakan kedua kaki belakang yang kemudian dikumpulkan ke dalam sebuah pollen basket dan membentuk pollen load/pellet pollen atau bisa disebut juga dengan butiran pollen.

Page 32: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Berat atau muatan butiran pollen bervariasi, menurut Sihombing (1997) muatan pollen seekor lebah dalam setiap perjalanan berkisar antara 8-29 mg dengan ukuran yang paling umum antara 14-20 mg. Variasi berat pollen ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan lebah itu sendiri maupun faktor lingkungan.

2.4. Faktor yang Berpengaruh terhadap Aktifitas LebahPada penggembalaan lebah madu, aktifitas lebah madu

sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kondisi mikroklimat yang meliputi suhu, kelembaban, jumlah hari hujan, intensitas curah hujan, kecepatan angin dan intensitas cahaya matahari, serta ketersediaan pakan untuk lebah yang dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap intensitas pengumpulan nektar dan pollen. Berikut ini beberapa faktor iklim yang berhubungan dengan lebah madu baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.4.1 WaktuLebah pekerja bertugas mencari pakan dari mulai pagi

saat matahari terbit hingga malam saat matahari terbenam. Pada saat pagi hari dimana saat kondisi lingkungan yang dingin, aktifitas lebah pekerja dalam mencari pollen masih jarang terlihat karena lebah pekerja lebih suka berada di dalam sarang untuk menghangatkan suhu di dalam sarang. Pada siang hari menjelang sore hari ketersediaan pakan di tempat penggembalaan mulai berkurang sehingga aktifitas lebah pekerja dalam mencari pollen akan menurun. Gojmerac (1983) menambahkan bahwa variasi waktu dan jumlah kunjungan lebah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain jarak dari sarang, banyaknya nektar atau pollen pada bunga, dan melimpahnya bunga di suatu tempat.

Page 33: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

2.4.2. SuhuLebah madu merupakan golongan serangga berdarah

dingin, sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu udara disekitarnya. Suhu merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kehidupan lebah madu (Sihombing, 1997). Pane (1989), suhu dapat mempengaruhi aktifitas hidup lebah madu (mencari makanan, berkembangbiak, dan perawatan keturunan) secara langsung maupun tidak langsung. Murtidjo (1991), pada temperatur 20°C lebah madu mulai aktif dalam usahanya memperoleh nektar dan pollen, namun waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh nektar dan pollen relatif pendek, sedangkan pada temperatur sekitar 30°C lebah sangat aktif mencari nektar atau pollen namun waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif lama. Hal ini karena lebah lebih menyukai tempat yang hangat. Kemampuan lebah untuk mempertahankan kehangatan kondisi mikrolimat merupakan adaptasi secara langsung untuk terbang. Mekanisme ini dapat menyebabkan menurunnya aktifitas lebah dalam mencari makanan sehingga akan dapat mempengaruhi perkembangan koloni selanjutnya.

2.4.3 KelembabanSalah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah

kelembapan. Lebah menghendaki tempat yang tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering. Kondisi yang terlalu lembab bbisa mengakibatkan timbulnya bakteri maupun jamur disekitar sarang yang dapat berakibat terhadap pembusukan telur dan berkurangnya kesehatan lebah. Budiwijono (2012), menyatakan bawa kondisi suhu yang berkisar 22,5oC - 24oC dan kelembaban lingkungan yang berkisar antara 88,5% - 93% kurang mendukung koloni Apis mellifera untuk beraktifitas optimal terutama kemampuan ratu untuk menghasilkan telur.

Page 34: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Sihombing (2005) menambahkan di dataran tinggi dengan ketinggian 1000 m yang mempunyai kelembaban sekitar 90% dengan suhu antara 20oC, koloni lebah kurang optimal dalam beraktifitas dan jamur, hama, maupun penyakit sangat mudah menyerang koloni lebah.

2.4.4 Ketinggian TempatJarak dan ketinggian sumber pakan dari sangkar akan

mempengaruhi intensitas pengumpulan makanan melalui perjalanan lebah pekerja dalam mengambil pakan per satuan waktu, jarak yang semakin jauh akan memperpendek frekuensi perjalanan lebah pekerja dalam satu hari, dan sebaliknya meningkatkan jumlah energi yang dihabiskan selama menempuh perjalanan tersebut (Sihombing, 2005). Minarti dan Cholis (2014) juga menyatakan bahwa jarak dan ketinggian sumber pakan dari koloni dapat mempengaruhi intensitas pengumpulan makanan melalui perjalanan lebah pekerja dalam mengambil pakan per satuan waktu, jarak yang semakin jauh akan menurunkan frekuensi perjalanan lebah pekerja dalam satuan waktu, jarak yang semakin jauh akan memperpendek frekuensi perjalanan lebah pekerja dalam satu hari, dan sebaliknya meningkatkan jumlah energi yang dihabiskan selama menempuh perjalanan.

2.4.5 Kecepatan AnginKeberadaan angin termasuk faktor yang berpengaruh

terhadap lebah madu, hal ini karena lebah pekerja terbang dan mencari pakan dengan mengikuti arah angin. Angin yang terlalu kencang dan arah yang tidak teratur akan membuat lebah kesusahan untuk kembali ke sarang. Lebah yang tersesat tidak akan pernah kembali ke sarang dan akan mencari koloni baru. Kecepatan angin juga akan berpengaruh terhadap

Page 35: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

kemampuan terbang lebah, semkain kencang maka lebah akan semakin susah untuk terbang.

Page 36: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

BAB IIIMATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 – 3 Februari

2017 di UB Forest Peternakan Lebah Madu PT. Kembang Joyo Sriwijaya milik Bapak Ustadi, S.Pt, yang terletak di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

3.2. Materi Penelitian3.2.1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah :a. 15 stup (kotak) lebah madu Apis mellifera, dimana

setiap stup terdiri terdiri dari 5 sisiran b. Pollen yang didapat dari pollen trap

3.2.2. PeralatanPeralatan yang digunakan adalah :a. Timbangan digitalb. Maskerc. Pollen trapd. Plastik klip transparane. ATKf. HTC (Hand Tally Counter)g. Timer smartphoneh. Topi pelindungi. Nampanj. Amplopk. Sarung tangan

Page 37: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

3.3. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode percobaan lapang di peternakan lebah PT. Kembang Joyo Sriwijaya. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan dimana 1 stup per ulangan sehingga didapatkan 15 unit percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut :

P1 = Pengamatan pada pukul 06.00-07.00P2 = Pengamatan pada pukul 08.00-09.00P3 = Pengamatan pada pukul 12.00-13.00

3.4. Tahapan Penelitian3.4.1. Pra Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian ini dilakukan beberapa tindakan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perijinan dengan PT. Kembang JoyoPerijinan dilakukan dengan cara koordinasi

secara langsung kepada Bapak Ustadi, S.Pt selaku pemilik PT. Kembang Joyo Sriwijaya sebelum melakukan penelitian dengan tujuan agar mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian yang dilakukan di sekitar peternakan lebah PT. Kembang Joyo Sriwijaya yang berlokasi di Karang Ploso, Kab. Malang.

2. Observasi ke lapanganObservasi yang dilakukan adalah menentukan

stup mana yang akan digunakan untuk penelitian dan diberi kode pada stup tersebut.

Page 38: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

3. Persiapan alat penelitianDisiapkan dahulu alat yang akan digunakan

untuk penelitian. Peralatan yang diperlukan yaitu pollen trap yang digunakan untuk menangkap pollen yang dibawa oleh lebah dan diletakkan di dekat sarang, nampan sebagai tempat jatuhnya pollen dari pollen trap, plastik klip transparan untuk meletakkan sampel pollen yang telah didapat dari pollen trap, timbangan digital untuk menimbang sampel pollen beserta ATK (Alat Tulis Kantor) untuk mencatat hasil yang telah diamati.

3.4.2. Pelaksanaan PenelitianPelaksanaan penelitian dilakukan selama satu jam

pada pukul 06.00-07.00, pukul 08.00-09.00 dan pukul 12.00-13.00 selama 3 hari dengan cara mengumpulkan pollen kemudian menimbang berat pollen yang dibawa oleh lebah Apis mellifera menggunakan timbangan digital, kemudian dilakukan pencatatan hasil yang telah diamati.

a. menentukan koloni yang akan diambil pollen, dimana koloni lebah madu yang memiliki 5 sisiran dalam 1 stup dipilih dan diberi tanda pada stup untuk setiap ulangan.

b. mengambil stup yang telah ditentukan untuk diamati, setelah ditentukan stup-stup yang akan diamati kemudian diambil untuk diletakkan secara berdekatan agar memudahkan dalam pengamatan.

c. memasang pollen trap pada pintu sangkar, sebelum pollen trap dipasang, kayu penutup pintu sangkar dilepaskan terlebih dahulu, lalu pollen trap dipasang dan dirapatkan dengan menggunakan paku yang dipukul secara perlahan.

d. mengambil pollen yang dikumpulkan selama satu jam, pollen yang telah terkumpul dalam nampan kemudian

Page 39: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

diambil dan dimasukkan dalam plastik klip atau amplop yang telah diberi tanda.

e. menimbang pollen, pollen ditimbang dengan menggunakan timbangan digital skala 500 g x 0.01 g. Butiran pollen yang digunakan untuk ditimbang sebanyak 5 butir pada setiap ulangan dengan menggunakan metode sampling. Penimbangan butiran pollen dilakukan dengan bantuan sebuah cincin untuk memudahkan dalam proses penimbangan, dengan cara cincin ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui beratnya, kemudian masukkan butiran pollen yang akan ditimbang ke dalam lingkaran cincin sehingga diperoleh berat pollen.

f. pollen dikeringkan, setelah ditimbang kemudian pollen dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari langsung. Proses ini membutuhkan waktu dua hari jika cuaca panas seharian.

g. pollen ditimbang kembali, pollen yang telah kering kemudian ditimbang kembali dengan cara yang sama pada penimbangan pollen sebelum dikeringkan.

Setelah itu, dilakukan tabulasi data berdasarkan data yang didapatkan berupa berat butir pollen yang dibawa oleh lebah madu Apis mellifera dan mengenai pengaruh waktu terhadap berat pollen yang dibawa oleh lebah kemudian dilakukan perhitungan statistik, dan disusun laporan akhir penelitian.

3.5. Variabel PengamatanVariabel pengamatan ini adalah:

3.5.1 Variabel Utama1. Berat pollen yang dibawa oleh lebah

Page 40: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

a. Berat pollen basahBerat pollen basah diperoleh dari

penimbangan sampel pollen yang didapat dari pollen trap yang sebelumnya telah dipasang di pintu sangkar untuk menangkap pollen yang dibawa oleh lebah dimana hasilnya nanti akan ditabulasi.

b. Berat pollen keringBerat pollen kering diperoleh dari

penimbangan sampel pollen yang telah dikeringkan dengan panas matahari selama 2 hari atau sampai pollen benar-benar kering (kering matahari).

c. Berat hilangBerat hilang diperoleh dari selisih antara hasil

penimbangan berat basah dan penimbangan berat kering.

d. Berat relatifBerat relatif merupakan berat yang didapat

dari persentase selisih antara berat basah dan berat kering atau persentase dari berat hilang.

2. Aktifitas lebah pencari pollenDerajat keaktifan lebah diperoleh dari

frekuensi jumlah lebah pencari pollen yang keluar masuk sarang dalam rentang waktu 1 menit pada perlakuan waktu yang telah ditentukan.a. Jumlah lebah keluar

Menghitung jumlah lebah yang keluar dari sarang yang telah dipasang dengan pollen trap selama 1 menit dengan menggunakan HTC.

Page 41: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

b. Jumlah lebah masukMenghitung jumlah lebah yang masuk ke sarang yang telah dipasang dengan pollen trap selama 1 menit dengan menggunakan HTC.

3.5.2. Variabel PendampingPada tempat penelitian dapat dipengaruhi oleh kondisi

mikroklimat yang meliputi:1. Suhu udara, dapat diukur menggunakan alat

sederhana yaitu termometer yang diletakkan di sekitar area penggembalaan.

2. Kelembaban udara, dapat diukur menggunakan alat sederhana seperti higrometer di sekitar area penggembalaan lebah.

Kondisi mikro limat tersebut dapat diambil data dari lembaga Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang selama waktu penelitian berlangsung.

3.6. Analisis DataModel umum rancangan acak lengkap pada percobaan

ini adalah sebagai berikut:

Yij = μ + αi + ϵijKeterangan:

= Hasil pengamatan berat pollen pada perlakuan ke 1-3 Yijdan ulangan ke1-5 = Nilai rata-rataμ

= Pengaruh waktu ke 1-3αi= Galat percobaan perlakuan ke 1-3 dan ulangan ke1-5 ϵij

Page 42: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Hasil pengamatan yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis variansi (ANAVA) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan seperti Tabel 1.

Tabel 1. Analisis RagamFtabelSK db JK KT Fhitung 0.05 0.01

PerlakuanGalatTotal

Apabila pada Tabel 1 terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka dilakukan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk membedakan waktu pada berat pollen yang dibawa oleh lebah dengan rumus sebagai berikut:

DMRTα = R(p, db galat, a) . KTG

r

Keterangan:= nilai kritis atau nilai baku masing-DMRTα

masing perlakuan= nilai jarakR(p, db galat, a)

= waktup= derajat bebas galatdb galat

= Ftabel atau taraf nyataa= kuadrat tengah galatKTG= kelompokr

3.7. Batasan IstilahApis mellifera : Jenis lebah yang dapat

menghasilkan madu yang berasal

Page 43: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

dari eropa.Berelevasi : Ketinggian suatu tempat terhadap

daerah di sekitarnya.Corbiculata : Kaki belakang lebah.Kering matahari : Hasil dari proses pengeringan

bahan pangan dengan menggunakan energi matahari atau panas matahari dengan tujuan untuk pembuangan atau penurunan kadar air suatu bahan yang dirasa cukup aman untuk disimpan.

Malam (lilin lebah) : Kelenjar lilin lebah pekerja yang terletak diantara segmen ke-4 dam ke-7 pada permukaan bawah abdomen.

Mikroklimat : Keadaan iklim yang terjadi dalam suatu wilayah atau kawasan tempat tertentu.

Pollen basah : Butiran pollen yang dihasilkan oleh lebah dan tidak dikeringkan.

Pollen basket : Bagian tubuh lebah madu yang berfungsi untuk mengumpulkan butir-butir serbuk sari.

Pollen kering : Butiran pollen yang dihasilkan oleh lebah dan telah dikeringkan dengan panas matahari ataupun dengan oven.

Pollen pellet/load : Kumpulan serbuk sari yang membentuk bulatan kecil seperti pellet.

Pollen trap : Perangkap pollen yang terbuat dari bahan plastik atau bahan lainnya dan terdapat lubang-lubang kecil berukuruan 3 – 5 mm yang digunakan untuk memperoleh pollen dengan cara memasang di

Page 44: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

depan pintu sangkar.

Page 45: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Situasi PenelitianHasil pengamatan situasi di lokasi penelitian,

didapatkan hasil berupa kondisi mikroklimat yang meliputi suhu dan kelembaban pada saat penelitian. Pane (1989) menjelaskan bahwa suhu dapat mempengaruhi aktifitas hidup lebah madu (mencari makanan, berkembangbiak, dan perawatan keturunan) secara langsung maupun tidak langsung. Adapun hasil pengamatan suhu dan kelembaban di lokasi penelitian dari hari ke-1 sampai hari ke-3 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Suhu dan Kelembaban Lokasi Penelitian

Hari Jam (WIB) Suhu (oC) Kelembaban (%)

I 06.00 – 07.00 21 8908.00 – 09.00 23 8412.00 – 13.00 26 82

II 06.00 – 07.00 20 8708.00 – 09.00 22 8412.00 – 13.00 23 83

III 06.00 – 07.00 22 8808.00 – 09.00 24 8812.00 – 13.00 27 84

Berdasarkan Tabel 2, kisaran suhu di lokasi penelitian yaitu dari suhu 20 oC - 27 oC dengan kisaran kelembaban dari 83% - 89%. Berdasarkan Tabel 2 maka penggembalaan lebah

Page 46: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

madu diantaranya adalah suhu dan kelembaban yang optimal yaitu dengan suhu 20 – 30oC dan ketinggian tempat antara 200 – 1000 m di atas permukaan laut (dpl) (Pusat Perlebahan Apriari Pramuka, 2003), Novita, Saepudin dan Sutriyono (2013) menambahkan bahwa Indonesia termasuk wilayah yang beriklim tropis, sehingga sangat ideal untuk mengembangbiakkan dan membudidayakan lebah madu, karena rata-rata suhu udaranya 26–35°C. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi mikroklimat di lokasi penelitian cocok sebagai tempat untuk penggembalaan lebah madu dalam mencari pakan. Akan tetapi, menurut Budiwijono (2012), kondisi suhu yang berkisar 22,5oC - 24oC dan kelembaban lingkungan yang berkisar antara 88,5% - 93% kurang mendukung koloni Apis mellifera untuk beraktifitas optimal terutama kemampuan ratu untuk menghasilkan telur, karena pada penelitiannya meskipun jumlah tepung sari mencukupi akan tetapi jumlah pupa pada pengamatan tidak optimal di kisaran suhu tersebut. Hal ini juga seperti yang diungkapkan oleh Sarwono (2001), bahwasannya suhu 33°C-35°C lebah ratu mulai aktif bertelur, sedang pada suhu diatas 35°C kegiatan lebah dalam membuat lilin dan sarang akan lebih meningkat. Lebih lanjut Sarwono (2001) menambahkan bahwa suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26°C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal.

Selain suhu dan kelembaban, pada pengamatan situasi yang dilakukan bahwa penggembalaan koloni lebah madu milik PT. Kemabang Joyo Sriwijaya dilakukan di UB Forest milik Universitas Brawijaya yang berlokasi di lereng Gunung Arjuna, Dusun Sumbersari, Desa Tawang Argo, Karangploso, Kabupaten Malang, dengan ketinggian 700 – 1000 m di atas permukaan laut (Sumber: Data BPS Kabupaten Malang tahun 2010). Area dengan luas 544,74 Ha dan memiliki jarak 6.8 km

Page 47: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

dari kantor pusat PT. Kembang Joyo Sriwijaya yang berlokasi di Jl. Raya Karang Juwet Donowarih No.101 tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon pinus (Pinus merkusii). Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian UB Forest

4.2. Berat Butiran Pollen yang Dibawa Lebah MaduPengamatan berat pollen yang dibawa oleh lebah

madu meliputi berat pollen basah dan berat pollen yang telah dikeringkan yang disajikan pada Lampiran 1, Lampiran 3 dan Lampiran 5. Butiran pollen yang digunakan untuk ditimbang sebanyak 5 butir pada setiap ulangan dengan menggunakan metode sampling, hal ini karena jumlah pollen yang didapat pada setiap ulangan dan perlakuan tidak sama. Jumlah pollen pada P1 lebih sedikit dibandingkan dengan P2 dan P3, sehingga mengapa hanya menggunakan 5 butir untuk ditimbang.

4.2.1. Berat Pollen BasahHasil pengamatan terhadap berat butiran pollen basah

yang dibawa oleh lebah madu dapat diterangkan seperti tersaji pada Lampiran 1. Hasil perhitungan analisis ragam

Page 48: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

menunjukkan bahwa perlakuan waktu mempunyai pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) terhadap berat pollen basah yang dibawa oleh lebah madu Apis mellifera. Adapun hasil rataan berat pollen basah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Berat Butiran Pollen Basah

Perlakuan Rataan±sd (mg/butir)P1 9.0±0.38P2 8.3±0.60P3 7.9±0.99

Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan berat tertinggi sampai terendah secara urut diperoleh pada P1, P2 dan P3

dengan masing-masing rataan berat yaitu 9.0±0.38 mg, 8.3±0.60 mg dan 7.9±0.99 mg. Hasil ini tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap berat butiran pollen basah pada P1 pukul 06.00-07.00, P2 pukul 08.00-09.00 dan pada P3 pukul 12.00-13.00. Perbedaan rataan berat butiran pollen basah lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rataan Berat Butiran Pollen Basah yang dibawa oleh Lebah Madu Apis mellifera

Page 49: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Gambar 3 menunjukkan rataan berat butiran pollen yang didapat pada P1, P2 dan P3 masing-masing yaitu 9.0±0.38 mg, 8.3±0.60 mg dan 7.9±0.99 mg, dimana berat butiran pollen mengalami penurunan yang tidak signifikan dari P1 hingga P3. Hal ini sesuai dengan Sihombing (1997), yang menyatakan bahwa muatan pollen seekor lebah dalam setiap perjalanan berkisar antara 8-29 mg dengan ukuran yang paling umum antara 14-20 mg. Lebih lanjut Sihombing (1997) menjelaskan bahwa variasi berat pollen ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan lebah itu sendiri maupun faktor lingkungan. Hal tersebut tentu juga dipengaruhi oleh kondisi musim saat ini, dimana musim hujan merupakan musim paceklik bagi seorang peternak lebah karena bukan merupakan musim bunga pada tanaman penghasil nektar dan pollen sehingga pakan yang dihasilkan jumlah nya sedikit.

Sihombing (2000) menambahkan faktor lingkungan juga mempengaruhi intensitas pengumpulan tepung sari secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tingkat pengumpulan tepung sari tergantung pada aktifitas dan kemampuan terbang lebah pekerja dan pola konsumsi makan. Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jenis tanaman disekitar koloni lebah dan tingkat produktivitas tepung sari bunga, kelembaban, temperatur, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Budiwijono (2012) memperjelas pernyataan Sihombing (2000), bahwasannya pada tempat penggembalaan lebah madu sangat dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat yang meliputi suhu, kelembaban, jumlah hari hujan, intensitas curah hujan, kecepatan angin dan intensitas cahaya matahari. Hal ini terlihat dari berat pollen yang diperoleh pada P1 yaitu pada pukul 06.00-07.00 yang mendapatkan hasil lebih besar dari pada berat pollen yang

Page 50: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

diperoleh pada P3 yaitu pada pukul 12.00-13.00. Hal tersebut menurut Sarwono (2001) dikarenakan pada pagi hari, lebah madu pekerja bertugas mencari pakan sejak matahari terbit sampai sekitar pukul 08.00. Saat itu banyak bunga mulai mekar dan mengeluarkan nektar/polen. Pada siang hari yang panas, bunga hanya menghasilkan sedikit nektar/polen. Oleh karena itu, berat pollen basah yang didapat pada P3 lebih kecil dibanding P1.

Pollen didapat dari memasang pollen trap atau perangkap pollen di depan pintu sangkar/stup seperti pada Gambar 4. Saat lebah pembawa pollen yang akan masuk ke dalam sarang, pollen akan terperangkap di pollen trap dan akan jatuh ke bawah di tempat yang telah disediakan seperti Gambar 5.

Gambar 4. Pollen Trap

Gambar 5. Tempat Mengumpulkan Pollen

Page 51: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan proses dari mengumpulkan pollen dengan menggunakan pollen trap/perangkap pollen yang dipasang di depan pintu sarang. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Sihombing (2005), bahwa peternak A. mellifera, sering kali memaksa melepaskan pollen load dari pollen basket dengan membuat trap untuk lebah pengumpul serbuk sari sebelum memasuki kotak pemeliharaan. Vessev, et al (2015) menambahkan bahwa perangkat khusus, pollen trap, digunakan untuk mengumpulkan pollen pada pollen baskets. Fungsi umumnya adalah mengambil bagian keranjang serbuk sari dari lebah lapangan yang kembali ke sarangnya. Oleh karena itu, ada perbedaan pemisah pada rute kembali lebah. Lebah harus melewati pollen trap dan akibatnya kehilangan bagian keranjang serbuk sari yang termasuk dalam wadah khusus. Ada berbagai jenis perangkap serbuk sari: outlet, botton-board, irisan, dan bingkai paling atas di mana layar berlubang atau grid dengan lubang kecil yang sesuai digunakan dan kurannya sekitar 5 mm.Setelah pollen dikumpulkan, kemudian pollen dimasukkan ke dalam wadah yang kering untuk nanti nya dilakukan penimbangan. Penimbangan butiran pollen dilakukan dengan menggunakan timbangan digital kapasitas 500g × 0.01g seperti tampak pada Gambar 6.

Gambar 6. Timbangan Digital

Page 52: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Gambar 6, dapat dilihat bahwa penimbangan butiran pollen dilakukan dengan bantuan alat berupa cincin yang dimasksudkan untuk memudahkan dalam proses penimbangan dan agar mendapatkan hasil yang akurat. Hal ini karena, berat butiran pollen yang ditimbang kurang dari kapasitas berat dari timbangan digital yang digunakan.

4.2.2. Berat Pollen setelah dikeringkanData hasil penimbangan berat pollen yang telah

dikeringkan dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun rataan hasil penimbangan dari berat pollen yang telah dikeringkan pada setiap waktu pengambilan pollen yang berbeda disajikan pada Tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Rataan Berat Butiran Pollen setelah dikeringkan

Perlakuan Rataan±sd (mg/butir)P1 5.9±0.56P2 6.5±0.30P3 6.1±0.56

Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan berat pollen kering dari lebah Apis mellifera yang tertinggi adalah pada P2 yaitu sebesar 6.5±0.30 mg. Pollen diambil pada pukul 08.00-09.00 WIB dan rata-rata berat pollen kering terendah adalah pada P1 yaitu sebesar 5.9±0.56 mg, dimana pollen diambil pada pukul 12.00-13.00 WIB.

Setelah didapat hasil rataan dari berat basah dan berat kering pollen, pada penelitian juga diperoleh hasil dari berat pollen yang hilang setelah pengeringan dan berat relatif pada setiap perlakuan waktu yang berbeda. Berat hilang diperoleh dari berat basah dikurangi dengan berat kering dan berat relatif yang merupakan persentase dari selisih berat basah dan berat

Page 53: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

kering. Data hasil perhitungan disajikan pada Lampiran 5 dan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Berat Hilang dan Berat Relatif

PerlakuanBerat Basah

(mg/butir)

Berat Kering

(mg/butir)

Berat Hilang

(mg/butir)

Berat Relatif

(%)P1 9.0 5.9 3.10 35P2 8.3 6.5 1.73 21P3 7.9 6.1 1.74 22

Tabel 5 menunjukkan bahwa P1 memiliki berat hilang paling tinggi yaitu sebesar 3.10 mg dengan persentase berat relatif sebesar 35%. P1 dan P2 masing-masing memiliki berat hilang sebesar 1.73 mg dan 1.74 mg dengan persentase berat relatif masing-masing sebesar 21% dan 22%. Perbedaan penyusutan berat dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Rataan Berat Basah, Berat Kering dan Berat Hilang

Gambar 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan berat hilang tertinggi di dapat pada P1 yaitu sebesar 3.1 mg. Sementara itu, pada P2 dan P3 didapatkan hasil yang tidak jauh

Page 54: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

berbeda yaitu masing-masing sebesar 1.73 mg dan 1.74 mg. Pada P1 memiliki berat hilang paling tinggi yaitu sebesar 3.1 mg, dimana berat awal P1 sebelum dilakukan pengeringan atau berat basah yaitu sebesar 9.0 mg dan setelah dilakukan pengeringan berat yang didapat sebesar 5.9 mg. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi mikroklimat di lokasi penelitian. Pada P1 pengambilan pollen dilakukan pada pukul 06.00-07.00, dimana waktu tersebut berdasarkan pengamatan situasi yang dilakukan menunjukkan hasil pengukuran suhu yang rendah yaitu 21oC dan kelembaban yang tinggi yaitu 89%. Kondisi tersebut menyebabkan keadaan di lokasi penelitian ataupun area penggembalaan lebah madu menjadi basah dan berembun, sehingga hal ini dapat mengakibatkan pollen atau tepung sari pada bunga maupun yang dibawa oleh lebah pada P1 memiliki kandungan air yang lebih banyak dibandingkan dengan P2 dan P3. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Budiwijono (2012), mengingat penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017 dimana masih termasuk dalam periode musim hujan, dikatakan bahwa pada periode musim hujan berkepanjangan koloni lebah kesulitan mendapatkan nektar dan tepung sari karena tepung sari basah dan nektar mengalami kerusakan sehingga pada periode ini jumlah populasi lebah akan menyusut karena kekurangan pakan. Oleh karena itu, P1 memiliki berat pollen basah paling tinggi namun memiliki berat hilang paling tinggi yang disebabkan oleh keadaan pollen yang basah sehingga pollen yang dihasilkan memiliki kandungan air yang lebih.

4.3. Aktifitas Lebah Pencari Pollen4.3.1. Jumlah Lebah Keluar Pencari Pollen

Hasil pengamatan terhadap aktifitas lebah yang keluar mencari pollen dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil analisis

Page 55: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

ragam menunjukkan bahwa perbedaan waktu mencari pollen tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap jumlah aktifitas lebah yang keluar mencari pollen. Adapun rataan nya tersaji pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Rataan Jumlah Lebah Keluar Pencari PollenPerlakuan Rataan±sd (ekor/menit)

P1 41.6±13.01P2 52.8±11.86P3 49.4±15.96

Tabel 6 menunjukan bahwa aktifitas lebah pada saat keluar mencari pollen paling tinggi terjadi pada P2 yaitu pada pukul 08.00-09.00 dengan rataan sebesar 52.8±11.86 ekor lebah dalam satu menit. Hasil ini lebih tinggi dari P3 dengan jumlah 49.4±15.96 dan P1 dengan jumlah 41.6±13.01, karena menurut Sarwono (2001) lebah mulai mencari pakan dari mulai matahari terbit karena saat itu banyak bunga mulai mekar dan mengeluarkan nektar/polen. Pada siang hari yang panas, bunga hanya menghasilkan sedikit nektar/polen sehingga kegiatan lebah mencari pakan tampak sepi dan lebah madu pekerja lebih menyukai tempat yang mempunyai suhu yang lebih hangat, karena apabila suhu dingin lebah akan bekerja lebih untuk menghangatkan sangkar, jika terjadi demikian intensitas mencari dan mengumpulkan tepung sari akan menurun. Oleh karena itu, pada P1 dan P3 jumlah lebah yang keluar mencari pollen lebih sedikit dibandingkan dengan P2, karena pada P1 yaitu pukul 06.00-08.00 suhunya dingin sehingga lebah pekerja lebih suka di dalam sarang untuk membuat suhu lebih hangat.

Pada penggembalaan lebah madu, aktifitas lebah madu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kondisi

Page 56: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

mikroklimat yang meliputi suhu, kelembaban, jumlah hari hujan, intensitas curah hujan, kecepatan angin dan intensitas cahaya matahari, serta ketersediaan pakan untuk lebah yang dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap intensitas pengumpulan nektar dan pollen. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sihombing (1997) dan Pane (1989), keduanya menyatakan bahwa suhu merupakan faktor yang terpenting dalam mempengaruhi aktifitas hidup lebah madu. Gojmerac (1983) menambahkan bahwa variasi waktu dan jumlah kunjungan lebah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain jarak dari sarang, banyaknya nektar atau pollen pada bunga, dan melimpahnya bunga di suatu tempat.

4.3.2. Jumlah Lebah Masuk Pencari PollenHasil pengamatan jumlah aktifitas lebah yang masuk

pencari pollen dapat dilihat pada Lampiran 8. Data analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan waktu mencari pollen memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap jumlah lebah yang masuk pencari pollen. Adapun rata-rata jumlah lebah yang masuk pencari pollen disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Jumlah Lebah Masuk Pencari PollenPerlakuan Rataan±sd (ekor/menit)

P1 28.4±9.79ab

P2 48.6±16.83c

P3 26.4±5.81a

Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil tertinggi didapat oleh P2 dengan rataan sebesar 48.6±16.83 dan hasil ini berbeda nyata dengan P1 dan P3 yang masing-masing dengan rataan sebesar 28.4±9.79 dan 26.4±5.81. Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 57: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Gambar 8. Rataan Jumlah Lebah Masuk Pencari Pollen

Gambar 8, rataan jumlah lebah masuk pencari pollen menunjukkan bahwa pada P2 jumlah lebah yang masuk mengalami peningkatan, hal ini karena pada temperatur 20°C lebah madu mulai aktif dalam usahanya memperoleh nektar dan pollen, namun waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh nektar dan polen relatif pendek, sedangkan pada temperatur sekitar 30°C lebah sangat aktif mencari nektar atau polen namun waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif lama. Hal ini karena lebah lebih menyukai tempat yang hangat (Murtidjo, 1991). Sarwono (2001) menambahkan lebah madu merupakan golongan serangga berdarah dingin, sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu udara disekitarnya. Pada suhu di bawah 10°C dapat mengakibatkan urat sayapnya menjadi lemah sehingga tidak mampu terbang. Pada suhu ±10°C, lebah madu cenderung lebih banyak memperbaiki sarang sebagai upaya meningkatkan temperature agar mencapai kondisi kenyamanan yang ideal. Pada siang hari, lebih lanjut Sarwono (2001) menerangkan bahwa pada siang hari yang panas, bunga hanya menghasilkan sedikit nektar/polen sehingga kegiatan lebah mencari pakan tampak sepi.

Page 58: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Kebutuhan tepung sari tiap koloni lebah madu per tahun mencapai 50 kg yang digunakan sebagian untuk kebutuhan bahan pakan koloni lebah dan sebagian lagi untuk pemeliharaan tetasan lebah madu (Budiwijono, 2012). Pusat Perlebahan Apriari Pramuka (2003) menambahkan kemampuan terbang lebah mencapai radius 1 – 2 km. Seekor lebah mengumpulkan nektar ± 40 mg dari berbagai bunga dalam beberapa kali penerbangan selama satu hari.

Musim paceklik seperti sekarang ini yaitu musim hujan, merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang peternak lebah madu dalam memenuhi kebutuhan pakan dari koloni lebah. Biasanya peternak melakukan sistem angon untuk mendapatkan pakan berupa nektar dan pollen. Widiarti dan Kuntadi (2012) menjelaskan bahwa budidaya lebah A. mellifera dilakukan dengan sistem angon (migratory beekeeping). Lebah digembalakan secara berpindah-pindah mengikuti musim pembungaan tanaman. Jenis tanaman sumber pakan yang paling diandalkan sebagai penghasil madu adalah kapok randu (Ceiba pentandra). Tanaman kapuk randu merupakan salah satu tanaman sumber pakan lebah yang penting karena bunganya menghasilkan nektar dan polen. Budidaya A. mellifera membutuhkan sumber pakan yang terus-menerus untuk kelangsungan hidupnya, oleh karena itu pada saat musim paceklik bunga lebah harus diberikan makanan tambahan. Sirup gula merupakan pakan tambahan pengganti nektar, diberikan terutama pada saat lebah digembalakan di lokasi kebun jagung dan pada saat musim pembungaan sangat kurang (Widiarti dan Kuntadi, 2012). Larutan gula dibuat dari campuran gula dan air yang direbus dengan perbandingan 1:1 dan ditempatkan pada wadah khusus (feeder) yang terbuat dari plastik (Febriana, E. Mahajoeno dan S. Listyawati, 2003).

Page 59: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Berdasarkan uraian di atas, aktifitas lebah pencari pollen baik yang keluar maupun yang masuk paling aktif pada P2 yaitu pukul 08.00-09.00. Hal ini memiliki persamaan pada pengamatan Tambunan (2016), bahwa persentase aktifitas lebah pekerja paling tinggi didapatkan pada P1 (pukul 08.00-09.30). Namun jumlah lebah yang masuk lebih sedikit dibanding jumlah lebah yang keluar, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti jarak sumber pakan, karena menurut Sihombing (2005) jarak dan ketinggian akan mempengaruhi instenstas pengumpulan makanan melalui pengaruhnya terhadap frekuensi perjalanan per satuan waktu. Faktor lainnya adalah karena adanya pollen trap yang dipasang di depan pintu sarang. Junus (2008) menjelaskan bahwa setelah body pollen trap terpasang polen trap yang terbuat dari plastik berwarna jernih dipasang. Hasilnya menunjukkan bahwa lebah pekerja tidak mau masuk. Lebih lanjut Junus (2008) menjelaskan bahwa kemungkinan ini disebabkan karena pollen trap yang digunakan berwarna mengkilat karena lebah madu tidak suka warna terang atau situasinya yang belum dikenal. Selain itu juga disebabkan karena masih baru, baunya belum dikenal oleh lebah atau bertentangan dengan kesukaan lebah sehingga lebah hanya berputar-putar disekitar sangkar karena butuh adaptasi terhadap hal baru.

Page 60: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

BAB VPENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. Berat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar 9.0±0.38 mg/butir yaitu pada pukul 06.00-07.00.

b. Jumlah rata-rata tertinggi aktifitas lebah madu Apis mellifera yang keluar mencari pollen dan lebah yang masuk pencari pollen tedapat pada P2 yaitu pukul 08.00-09.00.

5.2. SaranPenelitian dilakukan pada saat musim hujan atau

musim paceklik sehingga ketersediaan pollen pada bunga kurang melimpah, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada musim berbunga saat ketersediaan pollen melimpah, sehingga kemampuan lebah dalam menghasilkan pollen lebih maksimal. Perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Apis cerana mengenai berat butiran pollen maupun aktifitas lebah dalam mencari pollen.

Page 61: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

DAFTAR PUSTAKA

Asih, C. S. 2006. Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Ferb Di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor. Respository. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Bruno, G. 2005. Bee Pollen, Propolis & Royal Jelly. Huntington College of Health Sciences: 1-3

Budiwijono, T. 2012. Identifikasi Produktivitas Koloni Lebah Apis Mellifera Melalui Mortalitas dan Luas Eraman Pupa Di Sarang pada Daerah dengan Ketinggian Berbeda. Jurnal Gamma. Vol. 7(2): 111-123

Campos, Maria G. R., et al. 2008. Pollen Composition and Standardization Of Analytical Methods. Journal of Apicultural Research and Bee World. Vol. 47(2): 156–163

Febriana, S., E. Mahajoeno dan S. Listyawati. 2003. Perbandingan Produksi Telur Ratu Lebah (Apis mellifera ligustica) antara Perkawinan Alami dengan Inseminasi Buatan Setelah dan Tanpa Pemberian Karbon Dioksida. Bio SMART. Vol. 5(2): 115-119

Gojmerac WL. 1983. Bees, Beekeeping, Honey, and Pollination. America: The Saybrook Press, Inc., Old Saybrook, Connecticut

Imaningtyas, Puspowati., S. Minarti, dan N. Cholis. 2014. Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan “(Bee Feed)”

Page 62: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Terhadap Aktivitas Lebah Pekerja Membawa Nektar dan Luas Sisiran Madu pada Lebah Madu (Apis mellifera) Menjelang Musim Bunga. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang

Junus, M. 2005. Pengaruh Umur Lebah Ratu, Jumlah Sisiran Eram, dan Penyekat Ratu terhadap Pertambahan Bobot Anggota Koloni Lebah Apis Mellifera. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. Vol. 21 (3): 1 – 10

Junus, M. 2008. Peranan Polen Trap dari Bahan Plastik dan Logam Terhadap Produksi Tepung Sari Lebah. J. Ternak Tropika. Vol. 9 (2): 81-89

Melo, I.L.P.D. and L.B.D.A. Muradian. 2011. Comparison of Methodologies for Moisture Determination on Dried Bee Pollen Samples. Cienc. T 194 ecnol. Aliment., Campinas. Vol. 31(1): 194-197

Murtidjo BA. 1991. Memelihara Lebah Madu. Yogyakarta: Kanisius

Novita, R. Saepudin dan Sutriyono. 2013. Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana Budidaya pada Dua Ketinggian Tempat yang Berbeda. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. Vol. 8(1): 41-56

Pane, R. 1989. Pengaruh Iklim terhadap Perkembangan Lebah Madu. Duta Rimba. Vol. 15 (111-112): 39-44

Page 63: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Pusat Perlebahan Apriari Pramuka. 2003. Lebah Madu. Cara Beternak dan Pemanfaatan. Jakarta: Penebar Swadaya

Sarwono, B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka

Sarwono, B. 2007. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka

Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sihombing, D. T. H. 2000. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sihombing, D. T. H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Somerville, D. 2000. Honey Bee Nutrition And Suplementary Feeding. NWS Agriculture. Vol. 481 (53): 1-8

Widiarti, A. dan Kuntadi. 2012. Budidaya Lebah Madu Apis Mellifera L. oleh Masyarakat Pedesaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Beekeeping of Apis mellifera L. Honeybees by Rural People in Pati Regency, Central Jawa). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol. 9 (4): 351-361

Widowati, R. 2013. Pollen Substitute Pengganti Serbuk Sari Alami Bagi Lebah Madu. E-Journal Widya Kesehatan Dan Lingkungan. Vol.1 (1): 31-36

Page 64: PENGARUH WAKTU TERHADAP BERAT POLLEN DAN ...repository.ub.ac.id/5482/1/Winda Wati.pdfberat butiran pollen basah yang dibawa oleh lebah Apis mellifera tertinggi didapat pada P1 sebesar

Winston, M. L. 1987. The Biology of Honey Bee. England: Harvard University Press

Vassev, K. K. et al. 2015. Bee Pollen: Chemical Composition and Therapeutic Application. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 1-6