strategi penghimpunan dana pihak …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5482/1...7....
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA
PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
FITRI MEILANI
NIM : 107046102107
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA
PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
FITRI MEILANI
NIM : 107046102107
Pembimbing
Drs. H. Yayan Sopyan, SH, M.Ag
NIP. 196810141996031002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1432 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Strategi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Pada BMT
Al-Fath IKMI Pamulang, telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 23 Juni 2011. Skripsi ini
telah di terima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 23 Juni 2011
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM
NIP. 165505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag
NIP. 197107011998032002
2. Sekretaris : Mu’min Rauf, MA
NIP. 197004161997031004
3. Pembimbing : Dr. H. Yayan Sopyan, SH, M.Ag
NIP. 196810141996031002
4. Penguji 1 : Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA
NIP. 195510151979031002
5. Penguji 2 : Sri Hidayati, M.Ag
NIP. 197102151997032002
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Unversitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Unversitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Unversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Juni 2011
Fitri Meilani
ABSTRAK
Fitri Meilani, NIM 107046102107, Strategi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang, Skripsi, Program Studi Muamalat,
Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Jumlah i-x + 76 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan
BMT Al-Fath dalam menghimpun dana pihak ketiga, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi strategi penghimpunan dana pihak ketiga dan bagaimana
perkembangan dana pihak ketiga pada tahun 2006-2010 di BMT Al-Fath.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis kuantitatif dan kualitatif
yang bersifat analisis deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan
mendeskripsikan berbagai dokumen, data dan informasi yang aktual. Data-data yang
diperoleh akan diinpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisa sehingga penulis
dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian lewat survey dan kajian yang dilakukan dapat
ditarik beberapa kesimpulan diantaranya strategi yang BMT Al-Fath lakukan adalah
strategi pemasaran dan strategi peomosi, faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
penghimpunan dana pihak ketiga adalah strategi produk, strategi harga dan strategi
distribusi. Dan perkembangan dana pihak ketiga pada BMT Al-Fath dari tahun 2006-
2010 terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Kata Kunci : Strategi, Dana Pihak Ketiga, BMT
Pembimbing : Dr. H. Yayan Sopyan, SH, M.Ag
Daftar Pustaka : dari tahun 1992-2011
i
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الر حمن الر حيم
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan rahmat
dan karunia-Nya di setiap hembusan nafas hamba-Nya dan memberikan kemudahan-
kemudahan di setiap langkah perjalanan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademis di Program Studi Muamalat Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat manusia, kepada keluarga,
para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini berjudul Strategi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada BMT Al-
Fath IKMI Pamulang, akhirnya dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan
penulis. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, sahabat-
sahabat serta orang-orang tercinta yang ada disekelilingku.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah terlepas dari bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
ii
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah mencurahkan baktinya kepada kami, selaku Mahasiswa
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Mu’min
Rouf M. Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah
memberikan pengarahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam
menyiapkan skripsi ini.
3. Dr. H. Yayan Sopyan, SH, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi, ditengah
kesibukannya, beliau masih sempat meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan dan nasehat kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya
kepada penulus sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus
tercinta ini.
5. Pihak BMT Al-Fath IKMI Pamulang, Bapak Saimin selaku Manajer dan Bapak
H. Djaelani selaku Kabag Operasional beserta stafnya yang telah banyak
membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi yang penulis
butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Akademik Perpustakaan Fakultas dan
Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
iii
telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan
rujukan skripsi.
7. Rasa ta’zim dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Sumarno
Riyadi dan Ibunda Kastini tercinta, terima kasih atas doa-doa kalian. Untuk
adik-adikku tersayang Yuni Anggraeni dan Oka cahya Susilo yang selalu
menjadi motivator agar aku dapat memberi contoh yang baik untuk kalian.
Serta terima kasih untuk keluarga besarku nan jauh disana yang tak henti-
hentinya mendoakan dan memberi support selama proses penulisan
8. Semua rekan-rekanku seperjuangan : teman-teman Perbankan Syariah B
Angkatan 2007 yang selama 7 semester menemaniku duduk di bangku kuliah.
Terima kasih atas segala cerita-cerita indahnya serta pengalaman hidup yang
akan menjadi kenangan indah dalam ingatan.
9. Semua sahabat-sahabatku : Atu, Ie2, Febri, Bento dan Sisi. Terima kasih atas
support dan kebersamaannya selama ini, semoga tali silaturahmi kita akan
selalu terjalin hingga nanti.
10. Semua teman-teman kosnku seperjuangan: juli, umah, mumun, aida, nisa, icha,
terima kasih atas support dan segala bantuan kalian selama ini buat aku, dan
untuk ade-ade kelasku: uus, dede, eni, kuroh, terima kasih atas kebersamaannya
selama kita tinggal bersama dikosn.
11. Dan yang terakhir, untuk Satrio Fajri teman hati terbaikku. Terima kasih karena
telah menemani dan memberikan bantuan, motivasi serta doanya selama ini.
iv
Serta untuk teman-temanku semuanya yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga atas segala bantuan serta budi baik yang telah penulis terima selama
menjalani pendidikan mendapat ridha Allah SWT. Penulis sangat menyadari masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar lebih baik lagi. Dan penulis
berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
umumnya. Atas perhatiannya penulis haturkan terima kasih.
Jakarta, 6 juni 2011 Masehi
4 Rajab 1432 Hijriyah
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah… ………………………………..... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………...... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………... 6
D. Metode Penelitian…………………………………………... 7
E. Review Studi Terdahulu……………………………………. 10
F. Sistematika Penulisan………………………………………. 13
BAB II TEORI TENTANG STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA
PIHAK KETIGA DI BMT
A. Strategi ……………………………………………......… ... 15
1. Pengertian…………………………………………......... 15
2. Bentuk-bentuk Strategi …………………………........... 16
a. Strategi Pemasaran...................................................... 16
b. Strategi Promosi ………………………………........ 20
vi
B. Penghimpunan Dana dan Akad yang Digunakan
dalam Penghimpunan Dana di BMT
1. Penghimpunan Dana pada BMT ………………………… 24
2. Akad yang Digunakan dalam Penghimpunan Dana
di BMT ……………………………………………..... …. 27
C. BMT (Baitul Mal wat Tamwil) …………….......................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH
A. Latar Belakang Berdiri………………………........…............ 40
B. Landasan Hukum ……………………….. ............................. 42
C. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Fath ………………………. 42
D. Budaya Kerja ………………………………………………. 43
E. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath …. 43
F. Produk-produk di BMT Al-Fath IKMI …………………..… 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi BMT Al-Fath dalam Menghimpun Dana Pihak
Ketiga………………..………………..……………………… 51
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga…………………………………………………. 58
vii
C. Perkembangan Dana Pihak Ketiga di BMT Al-Fath pada
Tahun 2006-2010 ………………………………………….. 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….... 69
B. Saran………………………………………………………... 72
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 : Surat Perubahan Judul Skripsi
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 : Data Wawancara
Lampiran 5 : Formulir Permohonan Pembukaan Simpanan Anggota dan Mitra
Lampiran 6 : Data Anggota Pendiri
Lampiran 7 : Struktur Organisasi
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Mitra tahun 2006-2010……………………. 62
Tabel 1.2 Perkembangan Simpanan Pokok Mitra tahun 2006-2010…………. 63
Tabel 1.3 Perkembangan Simpanan Pokok Mitra secara Keseluruhan tahun
2006-2010…………………………………………………………. 64
Tabel 1.4 Pertumbuhan Aset tahun 2006-2010……………………………… 67
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Mitra tahun 2006-2010……………………. 63
Grafik 1.2 Perkembangan Simpanan Pokok Mitra tahun 2006-2010…………. 64
Grafik 1.3 Perkembangan Simpanan Wadiah tahun 2006-2010………………. 66
Grafik 1.4 Pertumbuhan Aset tahun 2006-2010………………………….…… 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akibat tekanan ekonomi global yang tidak menentu membuat keadaan
perekonomian nasional juga turut melesu. Kondisi yang justru berkebalikan
dengan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Perkembangan ekonomi
syariah baik di bidang pemikiran maupun dalam praktek bisnis dan keuangan
syariah sangat menggembirakan dalam dua dekade ini. Hal itulah salah satu yang
menginisiasi semakin berkembangnya lembaga-lembaga keuangan mikro syariah.
Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang kegiatan usahanya
berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usaha lembaga keuangan dapat
berupa menghimpun dana dengan menawarkan berbagai skema, menyalurkan
dana dengan berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana sekaligus, dimana kegiatan usaha lembaga keuangan
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
distribusi barang dan jasa.1
Salah satu lembaga perekonomian syariah adalah Baitul Māl wat Tamwîl
(BMT). Baitul Māl wat Tamwîl adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya
berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan
1 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 29
1
2
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul
Māl wat Tamwîl juga bisa menerima titipan zakat, infak dan sedekah, serta
menyalurkan sesuai dengan peraturan dan amanatnya.2
Pada zaman Nabi, ketika Rasulullah menjadi kepala Negara, beliau yang
memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan Negara di abad ke-7, yaitu
semua hasil penghimpunan kekayaan Negara harus dikumpulkan terlebih dahulu
dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan Negara. Tempat pusat
pengumpulan dana itu disebut bait al mal. Yang masa Nabi Muhammad SAW
terletak di masjid Nabawi. Pemasukan negara yang sangat sedikit disimpan
dilembaga ini dalam jangka waktu yang pendek untuk selanjutnya didistribusikan
kepada masyarakat. Pada masa pemerintahan Rasul ini sumber negara berasal dari
kharaj, zakat, khums, jizyah dan penerimaan lainnya. Seperti kaffarat dan harta
waris dari orang yang tidak memiliki ahli waris.3
Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya, kegiatan BMT sudah
dimulai sejak masa Nabi Muhammad. Hanya saja pada masa itu belum berbentuk
suatu lembaga yang berdiri sendiri. Pada masa Nabi semua uang dan kekayaan
lain yang etrkumpul dari berbagai sumber langsung dibawah kendali Nabi,
sehingga beliaulah sendiri yang langsung membagi-bagikan kepada pos-pos yang
ditetapkan.
2 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2000) h.183
3 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (dari masa klasik hingga kontemporer),
(Jakarta: Pustaka Asatruss, Cet. 1, 2005) h. 16-17
3
Baitul Māl wat Tamwîl baru benar-benar berdiri sebagai suatu lembaga
ketika pada masa Umar bin Khattab, yaitu ketika telah muncul kebutuhan-
kebutuhan yang besar dari masyarakat Islam yang telah menguasai daerah-daerah
baru.4
BMT adalah sebuah lembaga keuangan syariah non bank dan merupakan
institusi yang dianggap sebagai tempat dimana yang memiliki surplus dana dapat
menyimpannya dengan aman dan yang memerlukan dana dapat
mempergunakannya sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan oleh BMT
tersebut. Sungguhpun demikian, dewasa ini masih banyak kalangan masyarakat
muslim yang belum memanfaatkan jasa-jasa lembaga keuangan mikro syariah
(BMT) manakala mereka memiliki kelebihan dana.
BMT (Baitul Māl wat Tamwîl) merupakan lembaga keuangan syariah yang
direkayasa menjadi lembaga solidaritas sekaligus lembaga ekonomi rakyat untuk
bersaing di pasar bebas yang berupaya keras mengkombinasikan unsur-unsur
iman, taqwa, materi, secara optimum. Sehingga diperoleh efisiensi dan produktif
serta membantu para anggotanya untuk bersaing secara efektif. Semakin besar
nilai tambah baru yang diciptakan semakin besar dana yang dapat disalurkan
kepada sayap solidaritas dan semakin cepat teratasi kemiskinan di sekitar BMT.5
Dengan lahirnya lembaga keuangan mikro syariah (BMT) yang beroperasi
berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga, merupakan
4Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam, h. 82
5 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba
Empat, 2009) h. 129
4
peluang bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa BMT seoptimal mungkin dan
tanpa adanya kerugian.6
Diantara BMT yang terdapat di provinsi Banten salah satunya adalah BMT
Al-Fath yang berkedudukan di Desa Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota
Tangerang Selatan. BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang notabenenya adalah lembaga keuangan asset umat dengan prinsip
operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dibentuk dalam upaya
memberdayakan umat secara berjamaah melalui simpanan dan pembiayaan serta
kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan
mitra binaan kearah yang lebih baik, lebih aman serta lebih adil.
Beberapa lembaga keuangan mungkin mempunyai tujuan yang sama, akan
tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu
berbeda. Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan akan
selalu membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Akan tetapi penentuan
berhasil atau tidaknya rencana tersebut sangat tegantung pada pelaksanaan dari
semua strategi yang telah dibuat. Maka jelaslah bahwa masalah strategi bagi suatu
lembaga keuangan sangatlah penting, sebab strategi tersebut merupakan
penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
Dari uraian diatas penulis tertarik unuk mencoba mengadakan penelitian dan
menganalisis bagaimana strategi yang dilakukan BMT dalam penghimpunan dana
pihak ketiga serta bagaimana perkembangannya setelah melakukan strategi
6 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BMI
dan Takaful di Indonesia), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-3, h.49
5
tersebut. Oleh karena itu, penulis berinisiatif membuat penelitian yang berjudul
“Strategi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada BMT Al-Fath IKMI
Pamulang (periode tahun 2006-2010)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, fokus dan tidak
menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis membatasi
pembahasan skripsi ini pada pengaruh strategi yang dilakukan oleh BMT Al-Fath
IKMI Pamulang terhadap penghimpunan dana pihak ketiga periode tahun 2006-
2010.
2. Perumusan masalah
Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan menghindari
kesalahan data dalam penelitian, maka diperlukan perumusan-perumusan dengan
pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi yang dilakukan BMT Al-Fath dalam menghimpun
dana pihak ketiga ?
b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi penghimpunan
dana pihak ketiga ?
c. Bagaimana perkembangan dana pihak ketiga pada tahun 2006-2010 di
BMT Al-Fath ?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui strategi BMT Al-Fath dalam mendapatkan dana pihak
ketiga
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi
penghimpunan dana pihak ketiga
3. Untuk mengetahui perkembangan nasabah dana pihak ketiga pada tahun
2006-2010 di BMT Al-Fath
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Riset penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan guna mengembangkan usaha dan bisnis
BMT itu sendiri.
b. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan teoritis dan memperluas wawasan
terhadap masalah yang diteliti mengenai segala aspek yang berhubungan
dengan penghimpunan dana pihak ketiga pada BMT.
7
c. Bagi Pihak Lain
Dapat dijadikan informasi tambahan bagi para pembaca untuk menambah
referensi bagi penelitian khususnya mengenai penghimpunan dana dan
semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih investasi.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian analisis kuantitatif
dan kualitatif yang bersifat analisis deskriptif yaitu dengan mengumpulkan,
menyusun dan mendeskripsikan berbagai dokumen, data dan informasi yang
aktual. Data-data yang diperoleh akan diinpretasikan dalam bentuk pemaparan
dan analisa sehingga penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.
Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data dibagi dalam dua kategori yaitu:
a) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara dengan pihak BMT Al-Fath yang berkaitan dengan materi
skripsi ini.
b) Data sekunder, adalah sumber data pendukung dan pelengkap data
penelitian. Data ini sangat penting bagi kelengkapan analisa dari temuan
hasil penelitian. Sumber data sekunder yang dimaksud adalah buku-buku
dan bahan-bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
8
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara :
a. Riset Kepustakaan (library research)
Riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan acuan teori dalam melengkapi
data yang ada. Dengan cara membaca buku-buku teks, mempelajari literatur dan
catatan yang sesuai dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Agar yang
diperoleh benar-benar memiliki landasan teori acuan yang jelas.
b. Riset Lapangan (field research)
Riset lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer yang
dilakukan peneliti sebagai pelengkap data dalam hasil penelitian kelak. Yaitu
dengan melakukan wawancara dengan pejabat yang berwenang untuk
memperoleh data yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Penulisan penelitian ini selain harus mengkaji berbagai literatur, dalam
teknis pengumpulan datanya juga dilakukan observasi dan wawancara. Hal ini
dilakukan untuk lebih memperkuat daa-data yang diteliti.
1) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.7
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai
dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematik dan
7 Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2000), h.54
9
dapat dikontrol keandalannya (reabilitasnya) dan keshahihannya
(validitasnya).
2) Wawancara (interview) ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. Menurut Nasution, yakni suatu komunikasi yang
bertujuan memperoleh informasi secara sistematis.8
Wawancara berguna untuk mendapatkan data ditangan pertama,
pelengkap teknik pengumpulan dan menguji hasil pengumpulan data
lainnya.9
3) Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang
sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh BMT Al-Fath dalam
Strategi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga.
3) Teknik Analisa Data
Setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap, tahapan selanjutnya
adalah analisa data. Pada tahap ini, data dikerjakan serta dimanfaatkan sampai
dapat berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk
menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam informasi
tersebut akan disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif yang fungsinya untuk
menggambarkan keadaan atau fenomena. Dalam hal ini, penulis hanya
menganalisis pada hal-hal yang yang berhubungan dengan strategi penghimpunan
dana pihak ketiga pada BMT Al-Fath.
8 Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cet. VI (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
hal.27 9 Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial h. 57
10
4) Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
E. Review Studi Terdahulu
No. Identitas Objek Penelitian Keterangan
1. Mawar Juita,
105046101561,
Jurusan Perbankan
Syariah Prodi
Muamalat Fakultas
Syariah Dan Hukum,
UIN Jakarta.
(Pengaruh Promosi
Terhadap Jumlah
Nasabah BMT
Cengkareng Syariah
Mandiri (BSCM)
Jakarta Barat), 2007
skripsi ini membahas
tentang pengaruh
promosi terhadap
jumlah nasabah BMT
Cengkareng Syariah
Mandiri pada tahun
2006-2009
Perbedaan skripsi ini
dengan skripsi saya
dapat dilihat dari
objek penelitian
yang ada, skripsi ini
menganalisis
promosi dan
pengaruhnya
terhadap jumlah
nasabah pada tahun
2006-2009,
sedangkan skripsi
saya membahas
tentang bagaimana
strategi yang
dilakukan BMT Al-
Fath dalam
menghimpun dana
pihak ketiga serta
bagaimana
11
perkembangan dana
pihak ketiga pada
tahun 2006-2010.
2. Nuryamah,
104046101690,
Jurusan Perbankan
Syariah Prodi
Muamalat Fakultas
Syariah Dan Hukum,
UIN Jakarta.
(Pengaruh
Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga
(DPK) terhadap
Penyaluran
Pembiayaan pada
BTN Syariah cabang
Jakarta), 2008
Skripsi ini membahas
tentang apakah
penghimpunan dana
pihak ketiga
berpengaruh terhadap
penyaluran
pembiayaan pada
BTN Syariah.
Perbedaannya,
Skripsi saya tidak
membahas tentang
penyaluran
pembiayaan, hanya
membahas masalah
penghimpunan dana
(funding) di BMT
Al-Fath.
3. Zidny Robby
Rodliya,
104046101701,
Jurusan Perbankan
Syariah Prodi
Muamalat Fakultas
Syariah Dan Hukum,
UIN Jakarta.
(Pengaruh Jumlah
Kantor Layanan
Syariah terhadap
Penghimpunan
Skripsi ini membahas
tentang apakah
jumlah kantor
layanan syariah yang
ada pada BNI Syariah
berpengaruh terhadap
penghimpunan dana
pihak ketiga
Perbedaannya,
skripsi ini
membahas tentang
jumlah kantor
layanan syariah
apakah
berpengaaruh
terhadap dana pihak
ketiga, sedangkan
skripsi yang saya
tulis membahas
tentang srategi untuk
12
Dana Pihak Ketiga
pada BNI Syariah),
2008
mendapatkan dana
pihak ketiga yang
dilakukan BMT Al-
Fath
4. Puji Lestari,
204046102967,
Jurusan Perbankan
Syariah Prodi
Muamalat Fakultas
Syariah Dan Hukum,
UIN Jakarta.
(Efektivitas
Pengaruh Besaran
Biaya Promosi
dalam
Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga
di PT. Bank Mega
Syariah), 2008
Skripsi membahas
tentang seberapa
besar pengaruh biaya
promosi dalam
penghimpunan dana
pihak ketiga pada
Bank Mega Syariah
Perbedaanya Jelas
Terlihat Karena
Penulis Tidak
Membahas Biaya
Promosi Pada
Strategi Pemasaran
Yang Dilakukan
BMT Al-Fath
5. Murtaslimah,
206046103857,
Jurusan Perbankan
Syariah Prodi
Muamalat Fakultas
Syariah Dan Hukum,
UIN Jakarta.
(Strategi Pemasaran
Produk Simpanan
Nikah dalam Upaya
Menarik Minat
Skripsi ini membahas
perkembangan
Simpanan Nikah di
BMT Al-Fath pada
tahun 2007-2009
Perbedaannya,
terlihat dari
pembahasan yang
dibahas dan tahun
perkembangannya,
skripsi yang penulis
tulis lebih luas
cakupannya daripada
skripsi ini
13
Nasabah BMT AL-
Fath IKMI
Pamulang), 2011
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka peneliti akan
menyusunnya menjadi beberapa bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab
yang menjelaskan tentang isi dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan
penelitian ini akan disusun sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review
Studi Terdahulu dan Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis tentang Strategi Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga di BMT, berisi tentang Pengertian Strategi, Macam-macam Strategi,
Penghimpunan Dana dan Akad yang Digunakan dalam Penghimpunan Dana di
BMT dan Sumber Dana BMT
BAB III Gambaran Umum tentang BMT Al-Fath IKMI, Latar Belakang
Berdiri, Landasan Hukum, Visi Misi dan Tujuan, Budaya Kerja, Struktur
Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath serta Produk-produk di BMT Al-
Fath IKMI
BAB IV Analisa Data dan Pembahasan, yang berisi tentang Strategi
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi
14
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga serta Perkembangan Dana Pihak Ketiga di
BMT Al-Fath pada tahun 2006-2010
BAB V Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran
15
BAB II
TEORI TENTANG STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA
PIHAK KETIGA DI BMT
A. Strategi
1. Pengertian
Strategi berasal dari kata yunani strategos, yang berarti jenderal. Oleh karena
itu kata strategi secara harfiah berarti “seni dan jenderal”. Kata ini mengacu pada apa
yang merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus,
strategi adalah „penempatan‟ misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan
mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu
untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga
tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.1
Strategi adalah bakal tindakan yang menurut keputusan manajemen puncak dan
strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak
selama 5 tahun. Oleh karena itu sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan.2
Penyusun strategi (strategist) adalah individu yang paling bertanggung jawab
atas kesuksesan atau kegagalan organisasi. Para penyusun strategi membantu
organisasi mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi. Mereka
melacak tren dan industri dan kompetensi, mengembangkan model perkiraan dan
anlisis skenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan divisi, menemukan peluang
1 Ticoalu dan Agus Dharma, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet.II, (Jakarta: Erlangga,
1997) h. 18 2 Fred R David, Manajemen Strategis Konsep-konsep, Edisi Bahasa Indonesia (Jakarta: PT.
Index Kelompok Gramedia, 2004) h. 15
15
16
pasar yang baru, mengidentifikasi ancaman bisnis, dan mengembangkan rencana
pelaksanaan yang kreatif. Perencana strategi biasanya memainkan peran sebagai
konsultan atau penyumbang saran.3
2. Bentuk-bentuk Strategi
a. Strategi Pemasaran
1) Pengertian Konsep Pemasaran
Philip Kotler mendefinisikan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan
nilai dengan pihak lain.4
Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa.
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu
melakukan riset pemasaran, karena dengan melakukan riset pemasaran inilah dapat
diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya.5
3 Ichsan Setiyo Budi, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 11-12
4Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia, 1995),
penerjemah Wilhelmus W. Bakowatun; Editor Heru Sutojo, Ed. 6, h.7 5 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 61
17
Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran mempunyai persamaan dengan
konsep pemasaran bank. Konsep pemasaran (produksi) berorientasi pada kebutuhan
konsumen, sedangkan konsep pemasaran berorientasi pada konsumen (nasabah).6
Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada
keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu
keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan ini melahirkan konsep
maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada maslahah yang
optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak merupakan konsep yang abstrak
karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, namun inilah salah satu
konsep inti pada syariah marketing yang menjadi landasan pada suatu perusahaan
berorientasi syariah.7
Konsep pemasaran bank mengandung arti:
a. Mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab
b. Berorientasi pada nasabah di satu pihak
c. Menguntungkan perusahaan di lain pihak8
2) Tujuan Pemasaran Bank
Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk9:
6 M. Nur rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010) h.
11 7 Ibid, h. 19
8 Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank. Linda Karya,
2006) h. 9 9 Kasmir. Pemasaran Bank. h. 66-67
18
1. Memaksimalkan konsumsi atau dengankata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
2. Memaksimalkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak
pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah
lainnya melalui cerita (word of mouth).
3. Memaksimalkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan
pula.
4. Memaksimalkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
Untuk menghadapi pasar sasaran yang ada, perbankan menghadapi banyak
kesulitan, seperti munculnya bank-bank baru, pembaharuan teknologi, kemudahan
bertransaksi, aneka ragam hadiah dan promosi yang ditawarkan oleh bank dan
sebagainya. Untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan jumlah nasabah,
stabilitas dan kemampuan laba, maka pemasaran dapat melakukan dua cara yaitu
dengan tetap fokus pada pasar yang sudah ada. Selain itu bank juga harus
memikirkan kemungkinan-kemungkinan untuk membuka cabang-cabang baru atau
mendirikan beberapa perwakilan di berbagai tempat yang cukup strategis bagi
pengembangan organisasi. Pada prinsipnya ada lima macam strategi pemasaran yang
dapat dilakukan oleh perbankan, yaitu:
19
1. Strategi Penetrasi Pasar
2. Strategi Pengembangan Produk
3. Strategi Pengembangan Pasar
4. Strategi Integrasi
5. Strategi Diversifikasi
3) Perumusan strategi pemasaran
Dalam merencanakan dan menjalankan kegiatan pemasaran bank juga sama
dengan kegiatan pemasaran di perusahaan lainnya. Salah satunya adalah harus
memperhatikan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran ini sangat
menentukan strategi yang akan dijalankan, karena lingkungan pemasaran sangat
mempengaruhi sukses tidaknya kegiatan pemasaran yang akan dijalankan
nantinya.
4) Strategi pasar yang dituju :
1. Segmentasi pasar
Menurut Kasmir, segmentasi pasar adalah merupakan kegiatan membagi
suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin
memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri10
. Dari definisi teersebut
dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi pasar berarti perusahaan telah
menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani
10
Kasmir, Pemasaran Bank. h. 115
20
secara efektif dan efisien melalui kombinasi kebijakan marketing mix yang
berbeda-beda antara segmen yang satu dengan segmen yang lain.
2. Penentuan pasar sasaran
Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan
suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar perusahaan
memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika
terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas
secara horizontal.
3. Penentuan posisi pasar (Market Positioning)
Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar.
Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan konsumen sehingga
dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan.
b. Strategi Promosi
Strategi promosi adalah suatu rencana untuk penggunaan yang optimal atas
sejumlah elemen-elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat, penjualan
pribadi, dan promosi penjualan. Para manager pemasaran menentukan tujuan dari
strategi promosi penjualan dari sudut tujuan keseluruhan perusahaan bagi bauran
pemasaran: produk, tempat (distribusi), promosi dan harga. Dengan
menggunakan tujuan secara keseluruhan, para pemasar menggabungkan elemen-
elemen dari strategi promosi (bauran promosi) dalam suatu rencana yang
21
terkoordinasi. Rencana promosi kemudian menjadi sebuah bagian yang
terintegrasi dari strategi pemasaran untuk menjangkau target pasar.
Adapun promosi yang diselenggarakan oleh bank, bertujuan untuk11
:
1) Menyampaikan informasi (Informing)
2) Membujuk nasabah sasaran (Persuading)
3) Mengingatkan (Reminding)
Ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan, yaitu sebagai
berikut12
:
1) Periklanan (Advertising)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya, yang dapat
dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang
dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi, media internet atau
radio-radio.
Menurut Monle Lee, periklanan adalah komunikasi komersil dan non
personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan
ke suatu khalayak target melalui media bersifat masal, seperti televise, radio,
11
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty, Edisi Ke-5, Cet. 1, 2002 12
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007) h. 213-215
22
Koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau
kendaraan umum.13
Periklanan menjalankan tiga fungsi yaitu sebagai fungsi informasi,
persuasif dan sebagai pengingat. Sebagai informasi ia mengkomunikasikan
informasi produk, cirri-ciri dan lokasi penjualannya. Sebagai persuasif yaitu
mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau
mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tertentu. Sebagai
pengingat yang terus mengingatkan konsumen tentang sebuah produk sehingga
mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan. 14
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan terdiri dari intensif jangka pendek untuk mendorong
pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa. Kalau iklan menyodorkan alasan
untuk membeli suatu produk atau jasa, maka promosi penjualan menekankan
alasan mengapa kita harus membeli sekarang juga.15
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan untuk
meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik
nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh
13
Monle Lee dan Carla Johnson, Prinsip-prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global,
Penerjemah Haris Munandar, Dudi Priatna. Ed. 1, Cet.2, 1999, h.3 14
Ibid, h. 10 15
Ibid, h.173
23
karena itu agar nasabah tertarik untuk membeli maka perlu dibuatkan promosi
penjualan yang semenarik mungkin.
3) Publisitas (Publicity)
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan
promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan sponsorship terhadap
suatu kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis
serta kegiatan lainnya melalui berbagai media. Promosi ini dilakukan untuk
meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya.
4) Penjualan pribadi (Personal Selling)
Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh
seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam sampai pejabat bank.
Secara khusus personal selling dilakukan oleh perugas customer service dan
service assistensi.
Setiap bank selalu ingin dianggap yang terbaik dimata nasabahnya.
Nasabah pada intinya ingin diberikan pelayanan yang terbaik. Karena sekalipun
pelayanan yang diberikan sudah maksimal, terkadang masih saja nasabah tidak
puas, sehingga pada akhirnya malah kabur ke bank saingan kita.
24
B. Penghimpunan Dana dan Akad yang Digunakan dalam Penghimpunan Dana
pada BMT
1. Penghimpunan Dana pada BMT
Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan persoalan utama. Tanpa dana
bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali. Dana bank
adalah uang tunai yang dimiliki bank atau pun aktiva lancar yang dikuasai bank
dan setiap waktu dapat diuangkan.16
Dana yang dimiliki atau yang dikuasai bank
tidaklah bersumber dari milik bank sendiri, tapi juga ada dari pihak lain.
Penghimpunan dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana yang
dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan ke sektor produktif dalam
bentuk pembiayaan. Simpanan ini dapat berbentuk tabungan wadi’ah, simpanan
mudharabah jangka pendek dan jangka panjang.17
Tujuan utama masyarakat
menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian untuk
melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya.
Selain itu juga untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran.
Penghimpunan dana adalah kegiatan usaha BMT yang dilakukan dengan
kegiatan usaha penyimpanan. Simpanan merupakan dana yang dipercayakan oleh
anggota, calon anggota, atau BMT lain dalam bentuk simpanan dan simpanan
berjangka.
16
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank Edisi Kedua. (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
h. 84 17
Hertanto Widodo dkk, Panduan Praktis Operasional BMT (Bandung: 1999) h.83
25
Yang dimaksud simpanan adalah merupakan simpanan anggota kepada BMT
yang penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhannya. Sedangkan yang dimaksud simpanan berjangka adalah simpanan
BMT yang penyetorannya hanya dilakukan sekali dan pengambilannya hanya dapat
dilakukan dalam waktu tertentu menurut perjanjian antara BMT dengan
anggotanya.18
Adapun pengertian simpanan menurut undang-undang no. 7 tahun 1992 dalam
pasal 1 (5) yakni ; “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu.”19
Adapun bentuk simpanan yang diselenggarakan oleh BMT berupa simpanan
yang terikat dan tidak terikat atas jangka waktu, maka bentuk simpanan di BMT
adalah sangat beragam sesuai kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan
tersebut.
Dalam PINBUK simpanan tersebut dapat digolongkan ;
a. Simpanan pokok khusus, adalah simpanan pendiri kehormatan yaitu anggota
yang membayar simpanan pokok khusus minimal 20% dari jumlah modal
BMT.
18
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Dalam Lampiran, Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun
1998 tanggal 10 november 1998), Edisi VI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), hal. 396 19
Ibid, h. 396
26
b. Simpanan pokok, adalah simpanan yang harus dibayar oleh anggota pendiri
dan anggota biasa ketika ia menjadi anggota. Besarnya ditentukan dalam
Anggaran Dasar BMT.
c. Simpanan wajib adalah simpanan yang harus dibayar oleh anggota pendiri
dan anggota biasa secara berkala. Besar dan waktu pembayarannya
ditentukan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
d. Simpanan Sukarela
1) Simpanan sukarela adalah simpanan anggota selain simpanan pokok
khusus, simpanan pokok dan simpanan wajib.
2) Simpanan sukarela dapat disetor dan ditarik sesuai dengan perjanjian
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan aturan khusus BMT.
3) Simpanan sukarela terdiri dari 2 macam akad :
a) Simpanan sukarela dengan akad dhomanah yang simpanan dengan
berupa titipan (wadi‟ah) anggota pada BMT.
b) Akad Mudharabah yaitu simpanan bagi hasil di mana si penyimpan
mendapat bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh BMT sesuai
kesepakatan nisbah bagi hasil dan ikut menanggung kerugian bila
BMT mengalami kerugian.
4) Simpanan sukarela dibedakan menjadi :
a) Simpanan sukarela biasa yaitu simpanan yang bisa ditarik sewaktu-
waktu sesuai aturan yang ditetapkan.
27
b) Simpanan sukarela berjangka yaitu simpanan yang hanya bias ditarik
pada waktu yang telah disepakati.20
Pada umumnya akad yang mendasari berlakunya simpanan di BMT adalah
akad wadi‟ah dan mudharabah berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional
No.02/DSN-MUI/VI/2000 dan No.03/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 01 April 2000.21
2. Akad yang Digunakan dalam Penghimpunan Dana pada BMT
a. Wadi’ah
1) Pengertian
Secara umum wadi‟ah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwadd’i) yang
mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang diberi
amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang
dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan
dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki.22
Prinsip wadi‟ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang
diterapkan pada produk rekeninng giro. Wadi’ah dhamanah berbeda dengan wadi’ah
amanah. Dalam wadi’ah amanah23
, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh pihak yang dititipkan dengan alasan apapun juga, akan tetapi
pihak yang dititipkan boleh mengenakan biaya administrasi kepada pihak yang
20
PINBUK, Peraturan Dasar, h. 15 21
Kerjasama Dewan Syariah Nasional MUI-Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah
Nasional MUI, Ed. Revisi, Cet. III (Cipayung Ciputat : CV Gaung Persada, 2006) hal. 8, 14 22
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah,( Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada), 2008, h. 42 23
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Teori dan Praktik, Jakarta : Gema Insani Press,
2001, h. 85
28
menitipkan sebagai kontraprestasi atas penjagaan barang yang dititipkan. Pada
wadi’ah yad dhamanah24
pihak yang dititipkan (bank) bertanggung jawab atas
keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Dan
pihak bank boleh memberikan sedikit keuntungan yang didapat kepada nasabahnya
dengan besaran berdasarkan kebijaksanaan pihak bank.25
2) Landasan Hukum
1. Firman Allah (Q:S. Annisa/4: 58(
كا الل ىعنا عظكه ب إ الل تحكنا بالعدل إ الياس أ إذا حكنته ب لا تؤدا الأماىات إلى أ أمركه أ الل إ
(٥٨: ٤/اليساء ) سنعا بصريا
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang Memberi
pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat”.
2. Hadist
ررة قال أب سله قال الييب صلى اهلل ع خاىك عل م ال تد ائتنيك أد األماىة إىل م
(را أب داد)
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan
24
Ibid, h.87 25
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Jakarta: Alfabeta, 2010), h.
36
29
membakas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud dan
menurut Tirmidzi hadist ini hasan, sedang Imam Hakim mengkategorikan sahih).
b. Mudharabah
1) Pengertian
Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal
uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan.26
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan dana atau deposan
bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib
(pengelola). Bank kemudian melakukan penyaluran pembiayaan kepada nasabah
peminjam yang membutuhkan dengan menggunakan dana yang diperoleh tersebut
baik dalam bentuk murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah atau bentuk
lainnya. Hasil usaha ini selanjutnya akan dibagihasilkan kepada nasabah penabung
berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal ini bank menggunakannya untuk
melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian
yang terjadi.27
Berdasarkan kewenangan yang diberika pihak penyimpan dana, prinsip
mudharabah terbagi tiga, yaitu28
:
26
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2008, h.60 27
Ibid, h. 39 28
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 78
30
1. Investasi Umum (Mudharabah Mutlaqah)
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga
terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam
menggunakan dana yang dihimpun.
2. Investasi Khusus (Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet)
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik dana dapat
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.
3. Investasi Khusus (Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet)
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung
kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger)
yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana
dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari
usaha yang akan dibiayai dan peaksana usahanya.
2) Landasan Hukum
1. Firman Allah (Q:S. Al-Baqarah/2: 198)
اذكر كنا عيد النشعر الحراو عرفات فاذكرا الل ربكه فإذا أفضته م تبتغا فضلا م لس علكه جياح أ
الضالني قبل لن كيته م إ (١٩٨: ٢/البقرة ) داكه
“Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila
kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan
31
berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia memberi petunjuk kepadamu, sekalipun
sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.”
2. Hadist
صلى اهلل عل سله قال اليب أ اهلل عي صب رض البركة: ع خلط : ثلاث ف النقارضة، البع إلى أجل،
) لا للبع ، البر بالشعري للبت ماج ا اب (ر
“Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah, dalam kitab at-Tijarah).”29
Adapun simpanan-simpanan mitra pada BMT dapat berupa simpanan tabungan
dan simpanan deposito.
1. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
a. Pengertian
Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998
adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.30
b. Landasan Hukum
29
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, dalam kitab at Tijarah (Beirut: Darul Kitab Al-Banani), jilid
2, h.768 hadist no. 2289 30
UU No 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 9
32
Landasan hukum yang mengatur pemberlakuan simpanan tabungan di bank
syariah adalah fatwa Dewan Syariah Nasional. Berdasarkan fatwa DSN No. 02/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Tabungan. Tabungan ada dua jenis yaitu tabungan yang tidak
dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. Dan
tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan
mudharabah.31
Akad wadiah pada tabungan disertai dengan kesepakatan bahwa bank syariah
dapat mengelola dan menggunakan dana tersebut dan menjamin pembayaran kembali
nominal simpanannya. Bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemegang
dana berakad wadiah. Bank dapat mempergunakan dana tersebut untuk tujuan
komersial dan tidak boleh menjanjikan imbalan dengan jumlah teertentu di awal
akad. Hanya saja bank boleh memberikan bonus kepada nasabah dengan jumlah yang
ditentukan pihak bank, sehingga pada prakteknya besaran bonus yang diberikan tidak
sama antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya.32
Pada tabungan dengan akad mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib
(pengelola) dan nasabah sebagai shahibul mal (penyandang dana). Dana tabungan
akan dirotasi bank dan berpotensi memperoleh keuntungan. Bank dan nasabah
melakukan kesepakatan pembagian keuntungan di awal akad, yaitu pada saat nasabah
membuka tabungan, yang disebut nisbah bagi hasil.33
31
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 13 32
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2005), h. 21 33
Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, h. 50
33
2. Simpanan Deposito (Time Deposit)
a. Pengertian
Pengertian deposito menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun
1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank yang bersangkutan34
.
Berbeda dengan tabungan, deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh
tempo) yang lebih panjang dan bersifat likuid, sebab penarikan atau pencairan dana
hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo saja. Akan tetapi, dari segi bagi hasil,
bagi hasil yang diberikan deposito lebih tinggi disbanding tabungan. Untuk
mencairkan deposito, deposan dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat
deposito.
b. Landasan Hukum
Landasan hukum yang mengatur pemberlakuan simpanan tabungan di bank
syariah adalah fatwa Dewan Syariah Nasional. Berdasarkan fatwa DSN No. 03/DSN-
MUI/IV/2000 tentang deposito. Deposito ada dua jenis yaitu deposito yang tidak
dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. Dan
deposito yang dibenarkan yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.35
c. Jenis-jenis Deposito
Dalam prakteknya, paling tidak ada tiga jenis deposito, yaitu deposito
berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call. Masing-masing jenis deposito
34
UU No 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 7 35
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 19
34
memiliki kelebihan tersendiri. Khusus deposito berjangka, diterbitkan pula dalam
mata uang asing.36
1) Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu
tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1,3,6,12
bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga.
Maksudnya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga pemilik
deposito tersebut.
Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan
oleh bank devisa. Perhitungan, penerbitan, pencairan dan bagi hasil dilakukan dengan
kurs devisa umum. Penerbitan deposito berjangka dalam valas yang kuat seperti US
Dollar, Yen Jepang, DM Jerman atau mata uang kuat lainnya.37
2) Sertifikat Deposito
Sama halnya dengan deposito berjangka, sertifikat deposito diterbitkan dalam
jangka waktu 1,3,6,12 bulan. Hanya perbedaannya sertifikat deposito diterbitkan atas
unjuk dalam bentuk sertifikat, sehingga dapat diperjualbelikan dan
dipindahkantangankan kepada pihak lain.38
Oleh karena itu, sertifikat deposito
merupakan instrument dari pasar uang.
36
Kasmir, Manajemen Perbankan, h. 63 37
Ibid, h.64 38
Kasmir, Manajemen Perbankan, h. 63
35
3) Deposit On Call (DOC)
Deposit On Call merupakan deposito yang diperuntukkan bagi deposan yang
memiliki jumlah uang yang besar dan uang tersebut belum digunakan sementara
waktu. Penerbitan DOC berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama 1 bulan.
DOC diteerbitkan atas nama.
Pencairan bagi hasil dilakukan pada saat pencairan DOC. Namun sebelum
dicairkan, 3 hari sebelumnya deposan harus memberitahukan kepada bank bahwa
deposan akan mencairkan DOCnya. Besarnya bagi hasil DOC biasanya dihitung per
bulan dan untuk menentukan nisbah bagi hasilnya terlebih dahulu dilakukan negosiasi
antara nasabah dengan pihak bank.39
C. BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
1. Pengertian
BMT adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal
wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama, yaitu :
a. Baitul tamwil (rumah penegembangan harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
39
Ibid
36
b. Baitul mal (rumah harta), meneruma titipan dana zakat, infak dan sedekah
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Tujuan BMT yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Visi BMT yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat,
yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu
berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada
khususnya dan umat manusia pada umumnya.
Misi BMT yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan msyarakat
dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan
meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan kelembagaannya menuju
tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun
struktur masyarakat madani yang adil dan berkemakmuran berkemajuan, serta
makmur maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridha Allah.40
Ciri-ciri utama BMT :
1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi
paling banyak untuk anggota dan lingkungannya.
2. Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan
penggunaan zakat, infak dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.
40
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 447-449
37
3. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan produktif,
tidak menunggu tetapi menjemput nasabah, baik sebagai penyetor dana
maupun sebagai penerima pembiayaan usaha.
4. Manajemen BMT diselenggarakan secara professional dan Islami.41
2. Asas dan Landasan BMT
a. BMT berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
berlandaskan syariah Islam, keimanan dan ketaqwaan.42
b. Sedangkan menurut Muhammad Ridwan yakni BMT berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan prinsip syariah Islam,
keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan atau koperasi, kebersamaan,
kemandirian dan profesionalisme.43
Adapun status dan legalitas hukum, BMT dapat memperoleh status
kelembagaan sebagai berikut :
a. Kelompok swadaya masyarakat yang berada di bawah pengawasan PINBUK
berdasarkan Naskah Kerjasama YINBUK dengan PHBK-Bank Indonesia.
b. Berdasarkan Hukum Koperasi :
- Koperasi simpan pinjam syariah (KSP Syariah)
41
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2000) h. 184 42
PINBUK, Peraturan Dasar, h. 2 43
muhammad Ridwan, Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Cet. 1
(Yogyakarta: Citra Media, 2006), hal. 6, PINBUK, Pedoman, h. 2
38
- Koperasi serba usaha syariah (KSU Syariah) atau Koperasi Unit Desa
Syariah (KUD Syariah).
3. Produk-produk dan Kegiatan BMT
Sesuai dengan namanya produk yang dipasarkan BMT terbagi dalam tiga
kategori yaitu produk penghimpunan dana, produk penbiayaan dan atau usaha-usaha
social. Selain itu ada juga BMT yang punya usaha-usaha di sektor riil.
Produk penghimpunan dana atau simpanan di BMT dikemas dalam skema akad
wadiah dan mudharabah, baik dalam bentuk tabungan atau deposito. Untuk
simpanan, beberapa produk yang biasa dijual BMT adalah simpanan mudharabah
biasa, simpanan mudharabah pendidikan, simpanan mudharabah haji, simpanan
mudharabah qurban, simpanan mudharabah Idul Fitri, simpanan mudharabah
walimah, simpanan mudharabah akikah, simpanan mudharabah perumahan dan
simpanan mudharabah kunjungan wisata, titipan Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS),
serta produk simpanan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan di
mana BMT itu berada.44
BMT juga melakukan penghimpunan dana untuk modal usaha berupa simpanan
pokok khusus para pendiri. Modal ini selanjutnya bisa berasal dari dana pihak lain,
diantaranya berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela anggota.
44
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2000) h. 191
39
Kerjasama modal usaha juga dapat dilakukan dengan beragam lembaga seperti
perbankan, BUMN, LSM, BAZIS, lembaga pemerintah dan lain-lain.
Sementara untuk produk-produk pembiayaan dikemas dalam bentuk akad
mudharabah, musyarakah, ijarah dan murabahah. Produk-produk dalam kategori
usaha sosial diantaranya titipan zakat, infak dan sadaqah, dan penyaluran pembiayaan
qardul hasan.
Kegiatan BMT tidak hanya terfokus pada usaha keuangan, lembaga ini juga
dapat mengambil peran dalam pengembangan berbagai usaha di sector riil. Beberapa
BMT juga memiliki anak usaha di sektor teknologi informasi, sumber daya manusia,
konsultan, jasa dan lain-lain. Sementara bentuk kegiatan sosial BMT antara lain
melakukan pengajian dan training pendampingan usaha untuk para nasabah.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH
A. Latar Belakang Berdiri
Melihat kondisi riil masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat
hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya
lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak
punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak
menguntungkan bagi masyarakat kecil, padahal dari potensi yang dimiliki oleh
mereka yang apabila dikelola oleh sistem kebersamaan, maka akan dapat
meningkatkan ekonomi mereka. Dengan memperhatikan permasalahan inilah,
maka dirintislah BMT (Baitul Maal wat Tamwiil) Al-Fath.
BMT Al-Fath mulai beroperasi pada tanggal 11 Oktober 1996 dan mulai
diresmikan pada tanggal 13 November 1996 oleh pendiri yang berjumlah 25
orang dengan modal awal Rp 400.000,- per sendiri dan kini jumlah pendirinya
menjadi 37 orang. Ide pendirian BMT Al-Fath IKMI bermula dari para pengurus
IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan
untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh
idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang
bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek
rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga
distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan untuk
40
41
mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil
lisan, dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa
mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumu Indonesia. Nama “Al-
Fath”, diambil dari sebuah nama Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang berada
di daerah Kedaung. Keterkaitan antara TPA Al-Fath dan BMT Al-Fath hanya
sekedar hubungan secara emosional, akan tetapi secara struktural tidak ada
hubungan sama sekali.
BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang
notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya
mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya
memberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan
pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan
ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih
adil.
Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka dibentuklah divisi
Baitul Maal yang dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara optimal
melayani umat, dan sebagai lembaga bisnis maka dibentuklah Baitut Tamwil
dengan dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang keuangan, Insya
Allah akan menampilkan lembaga keuangan syari'at yang sehat, berkualitas, dan
memenuhi harapan umat.1
1 www.bmtalfath.com, (Jakarta, 21 April 2011)
42
Pada tahun 1998, BMT resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi
untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT mendapatkan legal hokum dengan
Nomor : 650/BH/KWK.10/VI/1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam
Pamulang”.
Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT
mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan Nomor :
518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama “Koperasi BMT Al-Fath IKMI”.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum BMT Al-Fath IKMI sebagai koperasi primer adalah :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 Tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh Koperasi
c. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor
650/KEP/KWK.10/VI/1998
C. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Fath
Visi
Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga
mampu berperan aktif sebagai khalifah Allah SWT.
Misi BMT Al-Fath adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi
43
b. Memberdayakan pengusaha kecil dan menengah
c. Membina kepedulian aghniya kepada dhuafa secara terpola dan
berkesinambungan.
Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi
tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada
umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.
D. Budaya Kerja
a. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras
b. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah
c. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
menyenangkan
d. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan professional.
E. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath
1. Struktur Organisasi BMT Al-Fath adalah sebagai berikut :
Nama : KJKS BMT Al-Fath IKMI Jaksel
Pendirian : 13 Oktober 1996
Badan Hukum : 650/BH/KWK.10/VI/1998
Akte Perubahan : 518/BH/PAD/Koperasi/2005
NPWP : 02.021.735-2.411.000
SIUP :1086/10-04/PK/XII/2000
Jumlah Pendiri : 34 orang 1 lembaga
44
Dewan Pengawas
Ketua :Drs Mustakim Kurdi
Anggota :Faridi Syahdana, SE
Didin Syaefudin, SE
Dewan Pengurus
Ketua : Drs Budiyono
Wakil Ketua Bidang Pendanaan : H. Husein Bin Ali
Wakil Ketua Bidang SDM & Legal : Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH
Wakil Ketua Bidang Pembinaan Mitra : H. Abdul Rahim
Wakil Ketua Bidang Pembiayaan : Opan Sopyan Sauri, S.Ag
Sekretaris : H Z Arifin Listanto
Bendahara : Drs. H Moch Abduh A
Pengelola Kantor Pusat
Manager Tamwil : Saimin
Manager Maal : H. Imam Turmuzi
Kabag Operasional : H. Djaelani
Kabag Marketing : Drs. H Moch Abduh A
Account Officer : Robi Sugara
Pembiayaan : Cecep Nurjaya
Dodi Kurniawan
Pendanaan : Suheri Junianto
Noval Safiq
Parjan
Pembukuan : Neneng Syarifah
45
Adm Pembiayaan : Salahudin Arief
Head Teller : Harum Sulistio Rini
Jasa Mitra : Rika Nurlaila
Teller : Nurmilati
IT : M Yusuf
Pengelola Kantor Kas
Kepala Kantor Kas : Supriyanto
Kabag Operasional : Suryadi
Account Officer : Herdy Rusmantoro
Teller : Aisyah
2. Mekanisme Kerja BMT Al-Fath
Adapun pembagian dan wewenang dalam struktur organisasi tersebut diatas,
secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Tugas dan Fungsi Badan Pendiri
1) Memutuskan garis besar haluan kerja BMT atau program kerja
BMT
2) Merubah atau merevisi dan memastikan halaman atau merevisis
AD/ART atau menambah khusus BMT
3) Memutuskan dan memilih susunan pengurus dan jumlah pengurus
4) Memimpin dewan pengawas BMT
b. Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas
1) Mengawasi pelaksanaaan program kerja pengurus
46
2) Menjadi pertimbangan pengurus dalam mengambil keputusan
syariah atas program kerja tertentu yang perlu dikaji dari aspek
syariah
3) Mengawasi sejauh mana pembiayaan memenuhi criteria dan aturan
main yang berlaku di BMT, misalnya: apakah pengurus BMT
memberikan pembiayaan kepada “orang dekat”-nya saja tanpa ada
penilaian kelayakan atau tiidak, dan lain sebagainya
c. Tugas dan Fungsi Pengurus
1) Guna memutuskan kebijakan-kebijakan, maka pengurus
mengadakan rapat secara rutin sebulan sekali
2) Mengecek laporan keuangan
3) Membicarakan kendala-kendala yang dihadapi koperasi BMT Al-
Fath
4) Mengevaluasi kinerja pengelola
5) Memusyawarahkan dan menetapkan kesejahteraaan pengelola
secara periodic
6) Membahas dan mengevaluasi perkembangan BMT
d. Tugas dan Fungsi Pengelola
1) Membantu pelayanan anggota dalam simpan pinjam
2) Kunjungan kepada anggota yang mengalami kendala dalam
memenuhi kewajibannya kepada koperasi BMT Al-FAth
47
3) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para anggota
untuk peningkatan kesejahteraan anggota
4) Mengikuti pelatihan-pelatihan perkoperasian dan BMT
5) Memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pengurus
mengenai kegiatan BMT
F. Produk-produk di BMT Al-Fath IKMI
I. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Prinsip Titipan (Wadiah)
o TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath)
Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah /titipan. Dalam
tabungan ini BMT Al-Fath tidak wajib memberikan hasil kepada
penabung. BMT Al-Fath boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai
dengan kebijakan BMT Al-Fath.
Prinsip Bagi Hasil
o TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath)
Merupakan tabungan / investasi dengan menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai
dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang
dapat dipilih adalah: 3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra): 75%
(BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra: 70% (BMT), 9 Bulan
dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah
40% (mitra): 60% (BMT).
48
o SIDIK (Simpanan Pendidikan)
Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana
pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali
dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat
semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah ini akan
mendapat bagi hasil setiap bulan dengan nisbah 20% (mitra): 80%
(BMT).
o Simpanan Idul Fitri
Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri.
Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan
mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20%
(mitra): 80% (BMT).
o Simpanan Qurban
Yaitu simpanan yang diperuntukan untuk keperluan pembelian hewan
qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban.
Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga
akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20%
(mitra): 80% (BMT).
o Simpanan Nikah
49
Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan
pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang
pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah
sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan
nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).
o Simpanan Haji
Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan
untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan
mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20%
(mitra): 80% (BMT).
II. Penyaluran Dana (Lending)
Pembiayaan Mudharabah
Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (Shahibul Maal)
dengan mitra selaku pengelola usaha (mudharib) untuk mengelola usaha
yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan
nisbah yang disepakati kedua belah pihak.
Pembiayaan Musyarakah
Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan
mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan
50
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak.
Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah Pihak sesuai dengan porsi
modal masing-masing.
Piutang Murabahah
Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al-Fath dengan
menyatakan harga perolehan/harga beli/ harga pokok ditambah
keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak. BMT
membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi
kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas
nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan harga
pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati
bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu.
Piutang Ijarah
Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al-Fath dan
mitra. BMT Al-Fath menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan
harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu
tertentu. 2
2 www.bmtalfath.com, (Jakarta, 21 April 2011)
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi BMT Al-Fath dalam Menghimpun Dana Pihak Ketiga
BMT mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai lembaga ekonomi
Islam berbasis syariah di tengah proses pembangunan nasional. BMT merupakan
salah satu potensi umat untuk kembali membangun perekonomian yang sesuai
dengan tat aturan nilai keIslaman. BMT sebagai lembaga ekonomi mengambil peran
di tengah gejolak ekonomi yang sedang tidak menentu.1
Banyaknya persaingan dalam dunia perbankan, menuntut BMT Al-Fath untuk
lebih inovatif lagi menciptakan produk-produk yang dapat membantu masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai lembaga perekonomian umat yang prinsip-prinsip
operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syariah Islam, BMT Al-Fath harus
mempunyai strategi yang dapat menarik minat nasabah untuk menabung.
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai
perfektif, strategi sebagai posisi, strategi sebagai perencanaan, strategi sebagai pola
kegiatan dan strategi sebagai “penipuan” (ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai
persfektif, dimana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif
kepada semua aktifitas. Sebagai posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai
perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performasi perusahaan. Sebagai
1 Zainal Arifin, Memahami Bank Syariah; Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,
(Bandung: Alfabeta, 1992) h. 172
51
52
pola kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan
penyesuaian.
Mengutip dari Sukristono, secara umum strategi dapat didefinisikan sebagai
suatu seni. Walaupun diadakan suatu analisis peralatan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan strategi tetap lebih banyak
didominasi oleh pemikiran institusi, perasaan, persepsi dan pendapat individu.2
Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath, disadari perlunya
bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa lainnya. Sehingga diperlukan
strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT.
Adapun langkah yang dilakukan BMT Al-Fath dalam memasarkan produk-
produk simpanannya adalah sebagai berikut :
1. Strategi Promosi
Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi tidak akan dikenal oleh
konsumen, maka produk tersebut tidak di ketahui manfaatnya dan mungkin tidak
dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi
para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian di pelihara
dan dikembangkan. Usaha tersebut dilakukan melalui kegiatan promosi.3
Setiap perusahaan berusaha untuk dapat mencapai tingkat penjualan yang
optimal sesuai yang diharapkan setelah melakukan kegiatan-kegiatan berbagai jenis
2 Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h. 335
3 Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 264
53
promosi. Pada kenyataannya media promosi yang berbeda dapat mempengaruhi
kesuksesannya penjualan suatu produk, perusahaan mengharapkan kegiatan promosi
yang dilakukan adalah untuk meningkatkan tujuan perusahaan dan secara umum
tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi para produsen maupun
konsumen. Keuntungan bagi konsumen ialah konsumen dapat mengatur
pengeluarannya menjadi lebih baik, misalnya konsumen membaca iklan, ia dapat
membeli barang dengan harga lebih murah sedangkan konsumen dibujuk untuk
membelin barang tersebut padahal belum tentu dibutuhkan. Keuntungan bagi
produsen ialah promosi dapat menghindari persaingan harga karena konsumen
membeli barang karena tertarik dengan mereknya. Promosi bukan saja meningkatkan
penjualan tetapi juga dapat menstabilkan produksi keuntungan, selanjutnya ialah
perusahaan dengan Good Will yang besar akan memperoleh modal dengan mudah,
sebaliknya kerugiannya bagi produsen adalah konsumen mengharapkan barang-
barang yang diproduksi oleh pabrik mempunyai Uniformalitas tetapi kadang-kadang
hal ini tidak dapat dipenuhi dan apabila perusahaan sudah mulai dengan usaha
tersebut harus dilakukan terus-menerus menyebabkan biaya promosi akan selalu
meningkat pula.4
Adapun strategi promosi yang di lakukan BMT Al-Fath dalam
mempromosikan produk-produknya adalah sebagai berikut:
4 Bukhori Alma, Manajemen dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabetha 2002), h. 137-138
54
a. dengan brosur-brosur/iklan-iklan yang menarik dan agamis, sehingga
masyarakat dengan mudah menegetahui bahwa adanya lembaga keuangan
mikro syariah seperti BMT Al-Fath dengan produk maupun jasa layanannya
khususnya produk-produk penghimpunan dana. Karena konsep BMT Al-Fath
itu sendiri merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang segmentasi pada
umumnya masyarakat kecil dengan kondisi ekonomi menengah kebawah.
b. website, dengan website informasi tentang BMT Al-Fath dapat diketahui
masyarakat luas, sehingga produk dan jasa layanan khususnya produk-produk
penghimpunan dana pada BMT Al-Fath yang dapat diiketahui masyarakat
secara luas.
c. tenaga pemasaran/dilapangan dengan sistem antar jemput bola, maksud dari
strategi jemput bola ini dengan mendatangi masyarakat maupun mitra ke
lingkungan mereka, agar masyarakat lebih mudah dan tertarik untuk menjadi
mitra pada BMT Al-Fath.
d. dengan diadakannya ceramah keagamaan/pengajian secara rutin kepada
masyarakat yang diadakan setiap malam kamis, yang dilaksanakan pada
masjid-masjid yang berada disekitar lingkungan BMT Al-Fath. Dengan
mengundang pembicara dari dinas koperasi maupun dari pihak BMT center.
Dengan melakukan ceramah keagamaan, pihak BMT melakukan sosialisasi
produk-produk yang disalurkan. Dan dengan dilakukannya kegaiatan ini,
masyarakat akan mengetahui produk dan jasa layanan BMT Al-Fath sehingga
55
akan menjadi sumber informasi kepda masyarakat. Karena pada umumnya juga
yang hadir pada kegiatan ini merupakan nasabah BMT Al-Fath.
e. mengadakan jadwal buka bersama pada bulan suci Ramadhan, sekaligus
mempromosikan produk dan jasa layanan BMT Al-Fath. Sehingga tercipta
relationship antara pihak BMT dan mitranya maupun masyarakat sekitarnya.
2. Strategi Pemasaran
Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk
menciptakan dan mempertukarkan produk jasa atau bank yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.5
Adapun strategi pemasaran yang dilakukan BMT Al-Fath dalam memasarkan
produk-produk simpanannya:
a. Secara umum, strategi yang dilakukan BMT Al-Fath sama seperti lembaga
keuangan atau BMT lainnya, tapi secara khusus dalam produk pendanaan ini,
kami melakukan berbagai strategi, yaitu: pertam, kami menyediakan produk
sesuai dengan kebutuhan mitra, kedua strategi yang kita lakukan adalah strategi
penjemputan atau “jemput bola”, dengan memberikan fasilitas penjemputan
oleh para marketing kami, artinya para mitra yang umumnya pedagang dapat
bertransaksi di tempat, baik itu melakukan penyetoran atau penarikan uang,
dan ketiga dengan memberikan bonus bagi hasil dan tidak ada biaya
administrasi.
5 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 63
56
b. Selain itu, kegiatan-kegiatan sosial dalam program Pemberdayaan ZIS (Zakat,
Infak dan Shadaqah) yang dilakukan BMT Al-Fath pun sangat membantu,
karena itu sebagai salah satu bentuk sosialisasi kami kepada masyarakat.6 Agar
penyaluran dana dapat tepat sasaran dan manfaat, maka BMT Al-Fath telah
menyiapkan beberapa program. Berikut ini saya rangkum kegiatan-kegiatan
BMT Al-Fath yang sudah terlaksana pada tahun 2006 sampai tahun 2010
dalam rangka sebagai bentuk strategi pemasaran yang dilakukan, diantaranya :
1) Khitanan Massal
Melalui kerjasama dengan Tim Medis dari Yayasan GESIT yang dipimpin
oleh Dr. Purwadi serta berkat uluran tangan para donator, berupa infaq dan
shadaqah. BMT Al-Fath selalu mengadakan khitanan massal bagi anak-anak
yang belum dikhitan di wilayah sekitar BMT Al Fath.
2) Penyaluran Beasiswa
BMT Al Fath memberikan beasiswa sekolah kepada anak-anak sekolah
setingkat SMP-SMA (bahkan ada beberapa yang merupakan
mahasiswa/mahasiswi) yang ada di sekitar BMT Al Fath, yang hingga kini
jumlah anak asuhnya terus bertambah setiap tahunnya.
3) Pemotongan Hewan Qurban
BMT Al Fath juga berperan serta menjadi panitia pemotongan hewan
qurban, yang bertugas mengumpulkan hewan qurban, memotong hewan
6 Saimin, wawancara pada BMT Al-FAth, tanggal 20 Mei 2011
57
qurban, dan menyalurkan daging hewan qurban dan sembako kepada warga
sekitar.
4) Seminar-seminar
Pada tanggal 10 Juni 2007, BMT Al Fath bekerja sama dengan IKMI
Jakarta Selatan dan Masjid Ma'mur Sarua Tangerang mengadakan seminar
dan penyuluhan zakat (GRATIS) di Masjid Ma'mur Wira Sarua Tangerang.
Pembicara dalam seminar zakat ini adalah Ustadz Syuhada Bahri (Dewan
Da'wah Islamiyah Indonesia) dan Ustadz Didin Hafiduddin (Baznas).
BMT Al-Fath telah memberikan materi gratis tentang zakat berupa makalah
dan buku mini untuk mempermudah peserta seminar dalam memahami
zakat. Tidak lupa BMT Al-Fath juga mendemonstrasikan program aplikasi
web zakat BMT Al-FAth kepada peserta seminar zakat. Dengan acara
seminar zakat ini semoga semakin banyak muslim yang paham dan sadar
tentang zakat serta mau mengeluarkannya untuk diberikan kepada mustahiq
zakat.
Selain itu, pada hari Kamis, tanggal 7 Februari 2008 BMT Al Fath juga
bekerja sama dengan IKMI Jakarta Selatan dan Masjid Agung Ciputat
mengadakan ceramah Islam untuk umum dengan tema Aliran sesat di
Indonesia. Pembicara dalam ceramah tersebut adalah Ustadz Syuhada Bahri
(Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia). Pelantikan pengurus
58
baru IKMI Jakarta Selatan juga diadakan di tempat yang sama setelah sesi
ceramah.7
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga
Untuk mencapai sasaran ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
strategi penghimpunan dana pihak ketiga, diantaranya :
1. Strategi Produk
Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudnya, selama itu
dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakana sebagai
produk.
Dalam praktiknya produk terdiri dari dua jenis yaitu berkaitan dengan
fisik atau benda berwujud dan tidak berwujud. Benda berwujud merupakan
produk yang dapat dilihat, diraba atau dirasakan. Sedangkan produk yang
tidak berwujud biasanya disebut jasa.
Produk yang diinginkan pelanggan, baik berwujud maupun yang tidak
berwujud adalah produk yang berkualitas tinggi. Artinya produk ysng
ditawarkan oleh bank ke nasabahnya memiliki nilai yang lebih baik
dibandingkan dengan produk bank pesaing.8
7 www.bmtalfath.com
8 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2007) Ed.1, h. 186-187
59
Penerapan strategi pemasaran berbagai produk simpanan yang
dilakukan BMT Al-Fath adalah dengan mengedepankan mutu dari setiap
produk simpanannya, sehingga kebutuhan pasar tepat pada sasarannya. Dan
produk-produk simpanan dilakukan dengan syarat yang mudah dengan akad
wadiah dan mudharabah, yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil
yang kompetitif sesuai dengan syariat Islam.
2. Strategi Harga
Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix.
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah
dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang
ditawarkan. Bagi perbankan terutama bank yang berdasarkan prinsip
konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan
komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan biaya-biaya
lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah
adalah bagi hasil.9
Sistem bagi hasil adalah suatu system yang meliputi tata cara bagi
hasil usaha untuk para penyedia dana dan pengelola dana maupun antara
bank dengan nasabah penerima dana. Sistem bagi hasil tersebut perlu
dikomunikasikan secara intensif guna menumbuhkan pemahaman yang
mendalam mengenai sistem operasional BMT tersebut.
9 Ibid, h. 196
60
Dalam penetapan harga dalam hal ini biaya administrasi yang
ditetapkan BMT Al-Fath tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi
mitra BMT Al-Fath. Biaya administrasi yang dikenakan pada produk-
produk simpanan berjangka sebesar Rp. 5.000,-, sehingga dapat menarik
masyarakat yang ingin menyimpan dananya pada BMT Al-Fath.
3. Strategi Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk sampai kemitra
pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan distribusi merupakan
salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran
pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution).
Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan
penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan.
Efektivitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin
tersedianya produk di setiap mata rantai saluran tersebut.10
Mengenai strategi distribusi, yang dilakukan BMT Al-Fath adalah
dengan mendatangi para mitra/masyarakat, dalam hal ini pihak BMT
menerapkan sistem jemput bola. Dan dengan adanya market channel antara
dinas koperasi maupun BMT Center, produk maupun jasa layanan BMT Al-
Fath dapat didistribusikan.
10
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004) h. 223-224
61
Dan hal yang terpenting dalam distribusi produk-produk simpanannya
yaitu pihak BMT menjamin pencairan (likuiditas) dana produk, ketika para
mitra ingin menarik dana yang dilakukan pada setiap tahunnya. Pada produk
simpanan Idul Fitri penarikan dilakukan pada saat menjelang hari raya idul
Fitri, pada produk simpanan Qurban penarikan dilakukan pada saat
menjelang hari raya qurban, pada simpanan nikah penarikan dilakukan satu
bulan menjelang pernikahan, dan pada simpanan pendidikan penarikan
dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu pada tahun ajaran baru dan pada
waktu semester.
Sedangkan beberapa kendala yang dihadapi dalam menghimpun dana
pihak ketiga adalah :
1. Kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung, hal ini menjadi
kendala umum yang biasa terjadi pada masyarakat. Dan hal ini dirasakan
pihak BMT Al-Fath yang menghambat lakunya pemasaran produk-produk
simpanannya.
2. Kurangnya sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
Dalam hal ini terkendala pada jumlah tenaga di lapangan dalam
mempromosikan produk. Dan hal ini merupakan kendala intern dalam BMT
Al-Fath.
3. Kurangnya jaringan dalam memasarkan produk. Hal ini dipengaruhi oleh
dominasi bank konvensional maupun bank syariah yang beroperasi disekitar
BMT Al-Fath. Hal ini mempengaruhi minat masyarakat dalam pemasaran
62
produk dan jasa yang notabenenya masyarakat lebih cenderung ke bank
daripada ke BMT.
C. Perkembangan Dana Pihak Ketiga di BMT Al-Fath pada Tahun 2006-2010
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber pendanaan utama BMT Al-Fath IKMI.
Upaya kerja keras dari semua elemen yang berkecimpung di dalam KJKS BMT Al-
Fath telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Terlihat dari pertumbuhan
mitra yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Berikut ini tabel pertumbuhan mitra
dari tahun 2006-2010:
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah
Mitra
1743 3500 4482 5591 5850
(Sumber: Laporan Rapat Akhir Tahun buku 2010)
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa pertumbuhan mitra mengalami
kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006 jumlah mitra pada BMT Al-Fath
berjumlah 1743 orang, kemudian pada tahun 2007 bertambah menjadi 3500 orang,
pada tahun 2008 bertambah menjadi 4482 orang, selanjutnya pada tahun 2009
bertambah menjadi 5591, dan di akhir tahun 2010 jumlah mitra tercatat sebanyak
5850 orang.
63
Secara detail dapat dilihat dari diagram berikut ini:
Dengan bertambahnya jumlah mitra, maka bertambah pula jumlah simpanan
pokok mitra. Berikut ini tabel pertumbuhan simpanan pokok mitra dari tahun 2006-
2010 BMT Al-Fath IKMI.
Tahun
Simpanan Pokok
Mitra
2006 1.522.332.639
2007 1.984.514.019
2008 2.935.652.825
2009 4.538.203.355
2010 6.094.525.764
(Sumber: Laporan Rapat Akhir Tahun buku 2010)
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa perkembangan jumlah dana pihak
ketiga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006 Simpanan
pokok mitra berjumlah sebesar Rp. 1.522.332.639,- , kemudian pada tahun 2007
mengalami kenaikan dengan jumlah sebesar Rp. 1.984.514.019,- , selanjutnya pada
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan Jumlah Mitra
Jumlah Mitra
64
tahun 2008 simpanan pokok mitra berjumlah sebesar Rp. 2.935.652.825,- , pada
tahun 2009 simpanan pokok kitra bertambah lagi menjadi Rp. 4.538.203.355,- , dan
pada akhir tahun simpanan pokok mitra membukukan jumlah penghimpunan dana
sebesar Rp. 6.094.525.764,-.
Secara detail dapat dilihat dari diagram berikut ini:
(dalam milyar)
Investasi mitra di BMT Al-Fath IKMI secara keseluruhan dapat penulis
gambarkan dalam tabel berikut ini:
(dalam jutaan rupiah)
No. Jenis Produk Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Simpanan Wadiah 1.167.1 1.532.8 2.505.6 3.616.3 5.044.4
2 Simpanan Pendidikan 34.5 57.2 114.4 151.1 189
0
1
2
3
4
5
6
7
2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan Simpanan Pokok Mitra
Simp. Pokok Mitra
65
3 Simpanan Idul Fitri 5.5 7.9 24.1 62.6 78.6
4 Simpanan Qurban 3.7 8.1 16.1 25.0 30.9
5 Simpanan Nikah 4.7 4.2 13.7 3.9 4.5
6 Simpanan Haji 0.16 1.05 1.9 21.2 17.2
7 Tabah 3 bulan 48.5 202 182.0 316.8 339.4
8 Tabah 6 bulan 10.8 22.2 15.5 159.1 173.9
9 Tabah 9 bulan 0 0 0 0 0
10 Tabah 12 bulan 247.3 149 62.9 182.1 216.3
Total 1,522 1,984 2,937 4,538 6,094
(Sumber : Laporan RAT buku 2010)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produk Simpanan Wadiah termasuk
produk yang menjadi produk unggulan di BMT Al-Fath, terbukti dengan jumlah
yang sangat besar dibandingkan dengan produk-produk simpanan yang lainnya.
Produk ini menjadi salah satu produk yang banyak diminati para mitra karena
fleksibel, dapat ditarik kapan saja, berbeda dengan produk tabungan yang lain,
seperti tabungan Idul Fitri, Pendidikan, dan simpanan Nikah yang hanya dapat di
ambil dengan waktu yang sudah ditentukan. Simpanan Idul Fitri penarikan dilakukan
1 kali dalam sattu tahun menjelang Idul Fitri, simpanan Pendidikan penarikan
dilakukan 2 kali dalam satu tahun, pertama pada tahun ajaran baru, kedua pada waktu
semester.11
11
Saimin, wawancara di BMT Al-Fath Pamulang tanggal 20 Mei 2011
66
Secara detail dapat dilihat dari diagram berikut ini:
Dari diagram diatas menggambarkan bahwa perkembangan produk Simpanan
Wadiah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006 Simpanan
berjumlah sebesar Rp. 1.167.090.148,- , kemudian pada tahun 2007 mengalami
kenaikan 31% yang berjumlah Rp. 1.532.805.204,- , pada tahun 2008 mengalami
kenaikan lagi sebesar 63% sebesar Rp. 2.505.602.987,- , selanjutnya pada tahun 2009
berjumlah sebesar Rp. 3.616.385.602 , dan pada akhir tahun 2010 produk simpanan
wadiah membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar rp. 5.044.486.251,-.
Dengan menggunakan strategi-strategi dalam menghimpun dana pihak ketiga
yang telah penulis paparkan sebelumnya, BMT Al-Fath mendapatkan beberapa
keuntungan. Salah satunya asset yang terus bertambah setiap tahunnya. Berikut ini
tabel pertumbuhan asset dari tahun 2006 sampai 2010.
0
1
2
3
4
5
6
2006 2007 2008 2009 2010
Perkembangan Simpanan Wadiah
Simpanan Wadiah
67
Tahun Aset
2006 1.982.735.592
2007 2.882.250.454
2008 4.128.993.021
2009 5.817.650.698
2010 8.400.027.391
(Sumber: Laporan Rapat akhir Tahun buku 2010)
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa pada tahun 2006 aset BMT al-Fath
berjumlah sebesar Rp. 1.982.735.592,- , pada tahun 2007 mengalami kenaikan 55,6%
yang berjumlah Rp. 2.882.250.454,- , kemudian pada tahun 2008 mengalami
kenaikan 46,4% yang berjumlah Rp. 4.128.993.021,- , dan pada tahun 2009
mengalami kenaikan 41,5% yang berjumlah sebesar Rp. 5.817.650.698,- dan di akhir
tahun 2010 mengalami kenaikan 45% sebesar Rp. 8.400.027.391,-.
Aset yang cukup besar bagi sebuah Baitul Maal wa Tamwil. Berikut ini akan
penulis gambarkan bagaimana perkembangannya jika disajikan dalam bentuk
diagram.
(dalam Milyar)
0
2
4
6
8
10
2006 2007 2008 2009 2010
Asset
Asset
68
Dan diantara strategi pemasaran serta strategi promosi yang dilakukan BMT
Al-Fath, strategi yang cukup berpengaruh pada perkembangan jumlah mitra adalah
strategi pemasaran.Karena ada teknik „jemput bola‟ yang dilakukan oleh BMT Al-
Fath bagi mitranya yang ingin bertransaksi dan tidak punya cukup banyak waktu
untuk dating langsung ke kantor BMT Al-Fath karena kesibukan mereka yang
sebagian besar mitranya bekerja untuk mencari nafkah dipasar. Serta bentuk
kegiatan-kegiatan sosialnya yang telah banyak membantu masyarakat yang berada di
sekitar BMT Al-Fath IKMI Pamulang.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis
menarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Strategi pemasaran produk-produk simpanan pada BMT Al-Fath
Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath, disadari perlunya
bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa layanannya. Sehingga
diperlukan strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT. Dan dana pihak
ketiga merupakan sumber pendanaan utama BMT Al-Fath IKMI Pamulang.
Adapun beberapa langkah yang merupakan strategi BMT Al-Fath dalam
memasarkan produk-produk simpanannya antara lain, pertama; menyediakan
produk sesuai dengan kebutuhan mitra, kedua; strategi yang kita lakukan adalah
strategi penjemputan atau “jemput bola”, dengan memberikan fasilitas
penjemputan oleh para marketing BMT Al-Fath, artinya para mitra yang
umumnya pedagang dapat bertransaksi di tempat, baik itu melakukan
penyetoran atau penarikan uang, dan ketiga; dengan memberikan bonus bagi
hasil dan tidak ada biaya administrasi. Selain itu, kegiatan-kegiatan sosial
dalam program Pemberdayaan ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) yang dilakukan
BMT Al-Fath pun sangat membantu, karena itu sebagai salah satu bentuk
sosialisasi BMT Al-Fath kepada masyarakat. Dan dengan adanya strategi
69
70
promosi. Adapun strategi promosi yang dilakukan BMT Al-Fath dengan
brosur-brosur/iklan-iklan yang menarik dan agamis, website, tenaga
pemasaran/dilapangan dengan sistem antar jemput bola, diadakannya ceramah
keagamaan/pengajian secara rutin kepada masyarakat, dan yang terakhir
mengadakan buka bersama pada bulan suci Ramadhan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga
Untuk mencapai sasaran ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
strategi penghimpunan dana pihak ketiga, diantaranya :
a. Strategi Produk
Penerapan strategi pemasaran berbagai produk simpanan yang dilakukan
BMT Al-Fath adalah dengan mengedepankan mutu dari setiap produk
simpanannya, sehingga kebutuhan pasar tepat pada sasarannya. Dan produk-
produk simpanan dilakukan dengan syarat yang mudah dengan akad wadiah
dan mudharabah, yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil yang
kompetitif sesuai dengan syariat Islam.
b. Strategi Harga
Dalam penetapan harga dalam hal ini biaya administrasi yang ditetapkan
BMT Al-Fath tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra BMT Al-
Fath. Biaya administrasi yang dikenakan pada produk-produk simpanan
berjangka sebesar Rp. 5.000,-, sehingga dapat menarik masyarakat yang ingin
menyimpan dananya pada BMT Al-Fath.
71
c. Strategi Distribusi
Mengenai strategi distribusi, yang dilakukan BMT Al-Fath adalah dengan
mendatangi para mitra/masyarakat, dalam hal ini pihak BMT menerapkan
sistem jemput bola. Dan dengan adanya market channel antara dinas
koperasi maupun BMT Center, produk maupun jasa layanan BMT Al-Fath
dapat didistribusikan.
3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga di BMT Al-Fath
Perkembangan dana pihak ketiga, penulis mengambil perkembangan dari
tahun 2006 sampai 2010 menggambarkan bahwa perkembangan jumlah dana
pihak ketiga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006
Simpanan pokok mitra berjumlah sebesar Rp. 1.522.332.639,- , kemudian pada
tahun 2007 mengalami kenaikan dengan jumlah sebesar Rp. 1.984.514.019,- ,
selanjutnya pada tahun 2008 simpanan pokok mitra berjumlah sebesar Rp.
2.935.652.825,- , pada tahun 2009 simpanan pokok kitra bertambah lagi
menjadi Rp. 4.538.203.355,- , dan pada akhir tahun simpanan pokok mitra
membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp. 6.094.525.764,-.
Sedangkan beberapa kendala yang dihadapi dalam menghimpun dana
pihak ketiga adalah :
1. Kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung, hal ini menjadi
kendala umum yang biasa terjadi pada masyarakat. Dan hal ini dirasakan
pihak BMT Al-Fath yang menghambat lakunya pemasaran produk-produk
simpanannya.
72
2. Kurangnya sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
Dalam hal ini terkendala pada jumlah tenaga di lapangan dalam
mempromosikan produk. Dan hal ini merupakan kendala intern dalam BMT
Al-Fath.
3. Kurangnya jaringan dalam memasarkan produk. Hal ini dipengaruhi oleh
dominasi bank konvensional maupun bank syariah yang beroperasi disekitar
BMT Al-Fath. Hal ini mempengaruhi minat masyarakat dalam pemasaran
produk dan jasa yang notabenenya masyarakat lebih cenderung ke bank
daripada ke BMT.
B. Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan penelitian pada
BMT Al-Fath IKMI Pamulang adalah mengantisipasi persaingan BMT yang lainnya
dalam merebut minat nasabah, maka diharapkan bagi BMT Al-Fath IKMI Pamulang
untuk lebih meningkatkan kembali kinerjanya dalam memasarkan dan
mengembangkan produk-produk yang sudah ada.
Hal lain yang harus dilakukan, BMT al-Fath sebaiknya mengadakan pengajian
rutin/ceramah-ceramah keagamaan ke masjid-masjid. Pengajian/ceramah keagamaan
tersebut bias dijadikan salah satu media informasi yang sangat penting agar
masyarakat sekitar lebih tahu produk-produk dan mengetahui lebih jauh tentang BMT
Al-Fath.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya
Achmad Buchory, Herry dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran Bank.
Bandung: Linda Karya, 2006.
Alma, Bukhori. Manajemen dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabetha 2002.
Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (dari masa klasik hingga
kontemporer). Jakarta: Pustaka Asatruss, Cet. 1, 2005.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Arifin, Zainal. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi
__________, Memahami Bank Syariah; Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek.
Bandung: Alfabeta, 1992.
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004.
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Djazuli A. dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2000.
73
74
Fred R David. Manajemen Strategis Konsep-konsep, ed. Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT. Index Kelompok Gramedia, 2004.
Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2000.
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: dalam kitab at Tijarah, jilid 2, Beirut: Darul Kitab
Al-Banani
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Dalam Lampiran, Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Undang-Undang
Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998), Edisi VI,
Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005
______, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
______, Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
Kerjasama Dewan Syariah Nasional MUI-Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI, Ed. Revisi, Cet. III, Cipayung Ciputat : CV Gaung
Persada, 2006
Kotler, Philip dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia, 1995,
penerjemah Wilhelmus W. Bakowatun; Editor Heru Sutojo, Ed. 6
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan dan Pengendalian,
Penerjemah Ancella Aniwati Hermawan, Jakarta: Salemba Empat, 1994
75
Laporan Manajemen Rapat Akhir Tahun 2010
Monle Lee dan Carla Johnson, Prinsip-prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif
Global, Penerjemah Haris Munandar, Dudi Priatna. Ed. 1, Cet.2, 1999
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba
Empat, 2009.
M. Nur rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta,
2010
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
PINBUK. Tanpa Tahun. Peraturan Dasar dan Contoh AD ART BMT, Jakarta:
wasantara Net.id
Setiyo Budi, Ichsan. Manajemen Strategi. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara,
1997.
Soemitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009.
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank. Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992.
Sumarni, Murti. Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty, Edisi Ke-5,
Cet.1, 2002.
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BMI
dan Takaful di Indonesia). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Cet. Ke-3
76
Ticoalu dan Agus Dharma, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet.II, Jakarta:
Erlangga, 1997.
Undang-Undang No 10 tahun 1998.
Wawancara Pribadi dengan Saimin. Tangerang. 20 Mei 2011
Widodo, Hertanto, dkk. Panduan Praktis Operasional BMT. Bandung: 1999.
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT.
Grasindo, 2005.
www.bmtalfath.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN
WAWANCARA PADA BMT AL-FATH IKMI
NAMA : Saimin
TEMPAT : Jl. Aria Putra No. 1 Kedaung, Pamulang
JABATAN : Manager Tamwil
Tanggal : 20 Mei 2011
1. Pertanyaan : Produk apa yang menjadi produk unggulan ?
Jawaban : dapat dilihat dari laporan keuangan. Produk simpanan wadiah merupakan
produk yang banyak diminati oleh para mitra BMT
2. Pertanyaan : Mengapa produk itu menjadi unggul dibandingkan dengan produk yang
lainnya?
Jawaban : Fleksibel, dapat ditarik kapan saja, berbeda dengan produk tabungan yang lain,
seperti tabungan Idul Fitri, Pendidikan, dan simpanan Nikah yang hanya dapat di ambil
dengan waktu yang sudah ditentukan. Simpanan Idul Fitri penarikan dilakukan 1 kali
dalam satu tahun menjelang Idul Fitri, simpanan Pendidikan penarikan dilakukan 2 kali
dalam satu tahun, pertama pada tahun ajaran baru, kedua pada waktu semester.
3. Pertanyaan : Apa keuntungan nasabah dari penggunaan produk tersebut ?
Jawaban : Selain dapat ditarik kapan saja, nasabah juga akan mendapat bagi hasil sesuai
dengan kebijakan
4. Pertanyaan : Berapa jumlah dana dalam bentuk penghimpunan dana serta berapa jumlah
nasabahnya ? (produk tabungan dan deposito tahun 2006-2010)
Jawaban : dapat dilihat dari hasil laporan yang tercantum dalam RAT 2010
5. Pertanyaan : Strategi apa yang dilakukan BMT Al-Fath dalam mendapatkan dana pihak
ketiga ?
Jawaban : Secara umum, strategi yang dilakukan BMT Al-Fath sama seperti lembaga
keuangan atau BMT lainnya, tapi secara khusus dalam produk pendanaan ini, kami
melakukan berbagai strategi, yaitu: pertama kami menyediakan produk sesuai dengan
kebutuhan mitra, yang kedua strategi yang kita lakukan adalah strategi penjemputan atau
“jemput bola”, dengan memberikan fasilitas penjemputan oleh para marketing kami,
artinya para mitra yang umumnya pedagang dapat bertransaksi di tempat, baik itu
melakukan penyetoran atau penarikan uang, ketiga dengan memberikan bonus bagi hasil
dan tidak ada biaya administrasi.
Selain itu, kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan BMT Al-Fath pun sangat membantu,
karena itu sebagai salah satu bentuk sosialisasi kami kepada masyarakat. Dari program-
program tersebut mitra BMT jadi semakin bertambah setiap tahunnya.
6. Pertanyaan : Apa keuntungan perusahaan dengan melakukan strategi tersebut ?
Jawaban : Sebagai sumber dana, memperoleh dana mudah dan asetpun bertambah
7. Pertanyaan : Apakah strategi tersebut direspon secara positif oleh nasabah ?
Jawaban : ya, karena sangat menguntungkan bagi para mitra yang sebagian besar
pedagang yang sibuk berjualan di pasar
8. Pertanyaan : Bagaimana pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga dengan menggunakan
strategi tersebut?
Jawaban : Dapat dilihat hasilnya pada laporan keuangan, jumlah mitra terus bertambah
dari tahun ke tahun
9. Pertanyaan : Bagaimana perusahaan melakukan segmentasi pasar ?
Jawaban : karena mitra BMT tersebar luas tidak hanya disekitar daerah ciputat tapi
sampai ke daerah pamulang, jombang dan sekitarnya. Oleh karena itu, kami
mengelompokkan segmentasi pasar pada kelompok pasar-pasar atau segmentasi wilayah