pengaruh visi misi terhadap perolehan...

71
Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009. PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN SUARA SYAMSUL ARIFIN-GATOT PUJO NUGROHO DALAM PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2008 (STUDI KASUS : KELURAHAN TANJUNG SELAMAT, KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN) D I S U S U N OLEH : BARRY CALVIN 030906078 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: buinga

Post on 26-Aug-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN SUARA

SYAMSUL ARIFIN-GATOT PUJO NUGROHO DALAM

PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2008 (STUDI KASUS : KELURAHAN TANJUNG SELAMAT, KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN)

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

BARRY CALVIN

030906078

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 2: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

KATA PENGANTAR

Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa, sudah sepantasnya penulis

memanjatkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir Skripsi yang berjudul: “Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara

Syamsul Arifin-Gaot Pujo Nugroho dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2008. Studi kasus: Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan

Tuntungan.” Selain itu, penulis juga ingin menghaturkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada Bapak Drs. Zakaria Thaher, MSP selaku Dosen

Pembimbing dan kepada Ibu Dra. Evi Novida Ginting, MSP selaku Dosen pembaca,

yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam

pengerjaan skripsi ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa membalas jasa dan kebaikan

bapak serta menambahkan berkat kepada bapak-bapak sekalian.

Penulis sadar, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih mempunyai banyak

kesalahan dan kekurangan karena penulis tahu bahwa Kesempurnaan itu hanyalah

milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran dari orang-orang yang membaca makalah ini, khususnya kritik yang dapat

memotivasi penulis untuk dapat lebih baik kedepannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar

skripsi ini bemanfaat bagi kita semua. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa menyertai

kita semua.

Penulis

Page 3: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

ABSTRAKSI

Judul :Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-

Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara Tahun 2008

Studi Kasus: Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan

Tuntungan

Nama : Barry Calvin

NIM : 030906078

Departemen : Ilmu Politik

Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara

Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2008, dimana penulis mengambil studi kasus di Kelurahan Tanjung Selamat,

Kecamatan Medan Tuntungan dimana Syamsul keluar sebagai pemenang di

Kelurahan ini.

Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 diikuti

oleh 5 pasangan calon yang dicalonkan oleh partai politik. Pertarungan kelima

pasangan tersebut bukan hanya pertarungan popularitas namun juga pertarungan visi

misi (rancangan program kerja). Visi misi merupakan hal lumrah yang harus

dipaparkan oleh semua pasangan calon yang ikut bertarung dalam Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara tahun 2008 sebagai rancangan program kerja apabila

mereka terpilih sebagai pasangan Gubernur dan wakil Gubernur. Dan pasangan

Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho keluar sebagai pemenang. Sering munculnya

pasangan ini di media massa merupakan sebuah nilai tambah bagi mereka karena

rakyat jadi lebih mengenal mereka dan juga mengerti tentang visi misi yang mereka

tawarkan. Gaya bahasa yang kocak dan kata-kata sederhana yang mereka gunakan

dalam kampanye mereka lebih menarik bagi masyarakat dibandingkan dengan visi

misi yang ditawarkan oleh pasangan lain karena bahasa yang dipergunakan pasangan

lain terkadang terlalu ilmiah sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu tentang arti

dari kata-kata tersebut.

Page 4: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah………………………..……………………….1

I.2. Perumusan Masalah……………………………...…………………..…12

I.3. Pembatasan Masalah …………………………..……..……………… .14

I.4. Tujuan Penelitian…………………………..…..………………….........14

I.5. Manfaat Penelitian………………………………...………….................15

I.6. Kerangka Teori

I.6.1. Pemilihan Umum………………………..….………………….15

I.6.1.1 Sistem Pemilihan Umum.…………….…………………..16

I.6.2 Pemilihan Kepala Daerah Langsung………………......…….....21

I.6.2.1 Sistem Pemilihan Kepala Daerah……………………….23

I.6.2.2 Tata Kelola Pemilihan Kepala Daerah…………………25

I.6.3 Komunikasi Politik……………………………………………..27

I.6.3.1 Kampanye………………………………………………29

I.7. Definisi Konsep………………………………………...………………..30

I.8. Definisi Operasional…………………………………..……..……….....31

I.9.Metodologi Penelitian

I.9.1 Metode Penelitian…………………………………………… 32

I.9.2 Jenis Penelitian…….…………………………..……….………33

I.9.3 Lokasi Penelitian……………………………………………….34

I.9.4 Populasi dan Sampel…………………….………..……….........34

I.9.5. Teknik Pengumpulan Data………………………...………….35

I.9.6. Teknik Analisa Data…………………………………………..36

I.10. Sistematika Penulisan…………………………………………...…......36

BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

II.1 Sejarah Singkat…………………………………………………………..37

II.2 Keadaan Geografi………………………………………………………..37

II.3 Demografi………………………………………………………………..38

Page 5: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

BAB III. PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

III.1 PenyajianData…………………………………………………………...44

III.2 AnalisaData……………………………………………………………..61

BAB IV. PENUTUP

IV. 1Kesimpulan……………………………………………………………..63

IV. 2 Saran……………………………………………………………………64

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...65

Page 6: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

Pemilihan Umum merupakan sarana dari demokrasi. Perkataan demokrasi

pertama kali diciptakan oleh sejarawan Yunani, Herodotus pada abad ke-5 SM.

Sistem ini sejak awal mendapat kritik dari pemikir Yunani lainnya seperti Plato,

Aristoteles bahkan dari Thucydides, karena mereka menilai bahwa warga negara biasa

tidak berkompeten untuk memerintah. Tetapi orang Yunani Kuno pada umumnya

percaya bahwa demokrasi adalah tatanan politik yang terbaik untuk menciptakan

kestabilan politik.1

Sejak pertama sekali diperkenalkannya pemahaman bahwa demokrasi adalah

pemerintahan oleh rakyat, perdebatan mengenai makna dan lingkup demokrasi hampir

tidak pernah berhenti, terutama kaitannya dengan masalah diperintah : “rakyat dalam

pemerintahan”.

2

Terdapat bermacam-macam istilah demokrasi. Ada yang dinamakan

Demokrasi Konstitusional, Demokrasi, Demokrasi Rakyat, Demokrasi Sovyet,

Demokrasi Pancasila dan sebagainya. Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu

demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam tahap perkembangan dan mengenai

sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat pelbagai tafsiran dan pandangan. Tetapi yang tidak

dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusional

cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang belum diamandemen.

3

1 Ahmad Syafii, Islam dan Politik : Teori Belah Bambu Masa Demokrasi Terpimpin, Jakarta : Gema Insani Press, 1006, Hal. 190. 2 Robert Dahl, Demokrasi dan Para Pengkritiknya, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1992, hal 57 3 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008, Hal 106

Page 7: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Demokrasi akan melahirkan yang namanya Pemilihan Umum (Pemilu).

Penjelasan konseptual terhadap pemilu dapat dilihat sebagai sarana demokrasi. Dalam

hubungan ini penyelenggaraan pemilu sebagai legitimasi terhadap suatu pemerintahan

yang demokratis yang berasal dari rakyat yang diberikan pada saat itu. Di negara-

negara yang demokratis, pemilu merupakan alat untuk memberikan kesempatan

kepada rakyat untuk ikut serta mempengaruhi kebijakan pemerintah dan sistem politik

yang berlaku.

Di Indonesia, pemilu pertama kali dilakukan pada tahun 1955. Pemilu dikatakan

demokratis apabila memenuhi syarat sebagai berikut :4

1. pemilihan umum itu dalam pelaksanaannya harus menjamin kerahasian dalam pemberian suara dan kejujuran terutama dalam penghitingan suara

2. pemilihan umum itu harus diikuti oleh beberapa partai politik yang saling berkompetisi secara fair dalam suatu sistem kepartaian yang adaptabel dan kompetitif.

3. hasil pemilihan umum itu dipakai untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin negara sebagaimana yang dianut oleh negara pemilihan langsung dan menentukan jumlah keanggotaan dan komposisi lembaga perwakilan sebagaimana Negara yang menganut prinsip demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

Dalam Pemilu, masyarakat yang ikut memilih dikatakan telah berpartisipasi

dalam proses politik. Kegiatan warga Negara atau masyarakat secara serentak seperti

dalam Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) disebut juga partisipasi

kolektif yang bertujuan mempengaruhi penguasa.

Mulai tahun 2005, pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah , baik

Gubernur dan Wakil Gubernur maupun Bupati/Walikota dilaksanakan secara

langsung oleh rakyat. Ini merupakan perwujudan pengembalian “hak-hak dasar”

rakyat dalam memilih pemimpin di daerah dan ini tertuang dalam PP No. 6 Tahun

2005, Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi : 4 Antonius Sitepu.2006. Sistem Politik Indonesia. Medan : Pustaka Bangsa Press.hal 138

Page 8: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

”Pemilihan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut

pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau

Kabupaten/Kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.”

Pasangan calon Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah diusulkan oleh partai politik

atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan tertentu. Pilkada langsung

disebutkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah

dan pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Sebelumnya, Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD). Penyelenggara Pilkada dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan

Umum Daerah.

Dalam pelaksanaannya pilkada langsung berpegang pada asas-asas langsung.

Umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sehingga pilkada langsung dapat menjadi suatu

sistem rekrutment pejabat publik yang dapat memenuhi parameter demokrasi. Hal ini

berlanjut ke pemilihan Kepala Daerah secara langsung yang mulai dilaksanakan pada

tahun 2005. Ini menjadi sebuah terobosan baru dalam perpolitikan Indonesia karena

sejak masa pemerintahan colonial sampai Orde Baru kedaulatan rakyat dalam pilkada

dimonopoli oleh elite politik karena rakyat tidak dapat memilih Kepala Daerah secara

langsung. Elite pusat dan daerah mempermainkan kedaulatan rakyat tersebut untuk

kepentingan jangka pendek, yang diindikasikan dengan maraknya praktik

persekongkolan dan nepotisme.5

Dalam undang-undang No. 32 tahun 2004 pasal 56 ayat 1 dijelaskan bahwa

“kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang

dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia,

5 Ibid Hal. 33

Page 9: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

jujur dan adil”.6

1. pendaftaran pemilih;

Disini jelas terlihat bahwa partisipasi masyarakat dalam hal

pemilihan kepala daerah dituntut lebih besar karena masyarakat secara langsung

menentukan siapa pemimpinnya.

Masalah pemilihan Kepala Daerah turut menetukan tingkat demokratisasi di

daerah tersebut. Semakin tinggi tingkat partisipasi aktif rakyat setempat dalam proses

pemilihan Kepala Daerah, semakin tinggi pula tingkat demokratisasi di daerah

tersebut. Sampai dengan saat ini, partisipasi aktif rakyat daerah dalam proses

pemilihan Kepala Daerah masih terbatas, bahkan bisa dikatakan tidak ada partisipasi

langsung sama sekali.

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung dapat mengurangi praksis politik

daerah dari aroma money politics karena kecil kemungkinan bagi calon Kepala

Daerah, baik itu calon Gubernur atau Bupati/Walikota untuk menyuap seluruh rakyat

daerah tersebut yang berjumlah jutaan tersebut. Sedangkan jika tetap memakai sistem

perwakilan, money politics adalah sangat mungkin terjadi kaeran jumlah wakil rakyat

daerah relatif sedikit. Bertambah luasnya ruang bagi partisipasi aktif daerah berarti

semakin mendekatkan praksis politik di daerah dengan demokrasi ideal.

Aktor utama system pilkada adalah rakyat, partai politik, dan calon kepala

daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangkaian tahapan-tahapan kegiatan pilkada langsung. Kegiatan-

kegiatan tersebut antara lain :

2. pendaftaran calon;

3. penetapan calon;

4. kampanye; 6 Ibid, Hal. 121

Page 10: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

5. pemungutan dan penghitungan suara;

6. penetapan calon terpilih.7

Partai-partai politik mempunyai kepentingan besar untuk menjadikan calon

yang diusungnya terpilih, sehingga tidak mungkin menyerahkan penyelenggaran pada

mereka. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan tersebut harus diselenggarakan oleh

lembaga yang diatur secara ketat untuk menjaga dan menjamin dilaksanakannya nilai-

nilai objektivitas, keterbukaan, keadilan dan kejujuran. Lembaga tersebut harus

mandiri, independent, non partisan, dan bebas kepentingan politik dengan tujuan agar

dapat menjamin pelaksanaan masing-masing kegiatan secara tertib dan adil.

Calon kepala daerah berasal dari partai politik atau perseorangan di luar partai

politik. Mereka menjalani proses, yakni menyelesaikan tahapan-tahapan kegiatan

mulai dari penelitian syarat calon, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara

samapai penetapan calon terpilih.

Dalam masa kampanye, calon berlomba merebut simpati rakyat dengan cara

menawarkan visi, misi dan program kerja. Menurut Undang – Undang No. 25 Tahun

2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pengertian visi adalah

rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Sedangkan misi adalah rumusan umum mengenai upaya–upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dan program diartikan sebagai instrument

kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga untuk

memncapai sasaran atau tujuan.8

7 Ibid, Hal. 204 8 Achmad Herry, 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung, Yogyakarta : Galang Press, 2005, Hal. 35

Namun, sekarang paradigma kampanye telah

mengalami pergeseran. Paradigma lama bahwa kampanye merupakan bagian dari

kegiatan pemilihan untuk meyakinkan pemilih telah pudar dan diganti dengan

Page 11: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

paradigma baru bahwa kampanye merupakan komunikasi politik dan pendidikan

politik. Sebagai komunikasi politik, kampanye diarahkan pada penciptaan kondisi

yang memungkinkan terbangunnya kepercayaan (trust) dan pertanggungjawaban

(accountability) terhadap program-program yang ditawarkan calon. Dengan program

dan visi-misi yang tersebut para calon berusaha meyakinkan pemilih untuk memilih

mereka dalam pemilihan kepala daerah.

Seperti pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun

2008 di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan dimana dari lima

pasangan calon yang bertarung Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho ( Syampurno)

berhasil keluar sebagai pemenang. Padahal pasangan calon tersebut hanya didukung

oleh partai-partai kecil yang terdiri dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai

Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), PSI, Partai Nahdatul Ulama

Indonesia (PNUI), Partai Patriot Pancasila, Partai Penegak Demokrasi di Indonesia

(PPDI), PKPB, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Merdeka.

Total suara partai-partai tersebut mencapai 28,31%.

Di bawah ini adalah tabel nama pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur

Sumatera Utara tahun 2008 beserta perolehan suara mereka di Kelurahan Tanjung

Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan.

Page 12: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

No Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

Perolehan Suara

1 H.M. Ali Umri, SH, M.Kn – DR. Haji Maratua

Simanjuntak

150

2 Mayjend (Pur) Tritamtomo, SH – DR. Ir. Benny

Pasaribu, M.Ec

1.069

3 Ir. RE. Siahaan – H. Suherdi 590

4 H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH – H. M. Syafii, SH,

M.Hum

355

5 H. Syamsul Arifin, SE – Gatot Pujo Nugroho, ST 1.101

Jumlah 3265

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kota Medan

Dalam setiap pemilihan Kepala Daerah ataupun Pemilihan Presiden visi misi

merupakan hak mutlak yang harus dipaparkan dalam setiap debat kandidat maupun

pada waktu kampanye. Karena tu merupakan acuan bagi rakyat dalam menentukan

pilihannya. Dan rakyat juga ingin melihat seperti apa program yang ditawarkan oleh

pasangan calon tersebut. Begitu juga dengan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2008 yang dimenangkan oleh pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho

dimana visi misi yang ditawarkan oleh pasangan tersebut menggunakan bahasa dan

kata yang sederhana dan mampu diterima dengan baik oleh semua lapisan

masyarakat.

Dibawah ini akan disajikan visi misi Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho

dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008.

Page 13: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Visi-Misi

Untuk mewujudkan pembangunan Sumatera Utara yang lebih terarah,

terencana, menyeluruh, terpadu, terintegrasi, antisipatif, realistis, maka perlu

dirumuskan strategi dasar kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan dan

pengembangan Sumatera Utara.

Pembangunan Sumatera Utara merupakan rangkaian kegiatan pembangunan

yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, untuk meraih masa depan

yang lebih baik. Oleh karenanya Visi merupakan simpul atau starting point dalam

menyusun pembangunan Suimatera Utara.

Visi merupakan gambaran, sikap mental dan cara pandang jauh ke depan

mengenai organisasi sehingga organisasi tersebut tetap eksis, antisipatif dan inovatif.

Visi Gubernur Sumatera Utara diharapkan dapat memberikan orientasi dan komitmen

bagi seluruh jajaran staf dan masyarakat yang ada di Sumatera Utara.

Visi Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugriho dalam Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara Tahun 2008 yaitu Sumatera dalam Harmoni Keragaman Utara yang maju dan

Sejahtera.

Peletakan dasar kegiatan dan program pencapaian visi tersebut harus dimulai

dari awal (memformat kembali) dengan memperhatikan unsur-unsur manajemen

profesional dan pengelolaan organisasi secara efektif dan efesien.

Penjelasan Visi:

1. Sumatera Utara yang maju, yaitu masyarakatnya berpengetahuan dan sadar

akan kebutuhan secara individual atau kelompok, serta menggunakan akal

sehat dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan nasional dan

Page 14: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

global, namun tetap mempertahankan ciri dan identitas masyarakat Sumatera

Utara yang majemuk serta bijaksana menghargai adat.

2. Sumatera yang sejahtera adalah masyarakat yang terpenuhinya kebutuhan

secara lahir dan batin berdasarkan keperluan baik individu maupun kelompok

yang dipenuhi secara tertib berdasarkan program.

3. Harmoni keberagaman berarti terbentuknya kesesuaian dan keharmonisan

masyarakat Sumatera Utara yang beragam di mana hak, kesempatan dan

keragaman tersebut diberikan untuk dapat dinikmati secara bersama-sama dan

adil oleh setiap kelompok dalam masyarakat di Sumatera Utara.

Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dicapai, kegiatan apa yang

harus dilaksanakan dan apa yang penting bagi suatu organisasi. Berkaitan dengan hal

tersebut misi sebaiknya dapat menggambarkan hal-hal yang harus dilaksanakan dan

hal yang penting dalam pencapaian visi.

Sejalan dengan visi, maka misi Gubernur Sumatera Utara adalah:

1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju aman bersatu rukun dan damai dalam

kesetaraan

2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera dan

berwawasan lingkungan

3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman

4. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif dan peduli terhadap

proses pembangunan.

Misi di atas, akan di jabarkan sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju aman bersatu rukun dan damai dalam

kesetaraan

Page 15: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Untuk mewujudkan kondisi sumatera yang maju aman bersatu rukun dan damai

dalam kesetaraan maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada

mewujudkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan

yang ditopang oleh peningkatan daya guna dan daya hasil yang lebih maksimal dari

berbagai sektor–sektor potensial seperti bidang pertanian, kehutanan, industri, UKM

dan parawisata.

2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang sejahtera

Untuk mewujudkan kondisi masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan

sejahtera maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan pada

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta meningkatkan

kepekaaan sosial melalui pengembangan berbagai program yang lebih menyentuh

kepada kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman

Untuk mewujudkan kondisi Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam

keberagaman maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada

kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan intern dan antar

umat yang saling menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan

damai serta menyelesaikan dan mencegah konflik antar umat beragama serta

meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan

masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-

masing dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.

Membangun sebuah peradaban modern tidaklah cukup hanya didukung oleh

dana dan teknologi, akan tetapi dibutuhkan sentuhan humanis, moralis dan estetis

sehingga menciptakan yang aman, nyaman, tentram dan religius serta hubungan antar

umat dan antar etnis yang harmonis dan dinamis. Sebagai daerah yang sering

Page 16: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

dijadikan model dan barometer kehidupan sosial, maka karakteristik yang multi etnis

dan agama yang majemuk, justru menjadi potensi dan kekuatan pembangunan.

4. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat demi menciptakan masyarakat yang

mandiri

Untuk mewujudkan kondisi pemberdayaan masyarakat demi menciptakan

masyarakat yang mandiri arah kebijakan pembangunan kedepannya diarahkan kepada

Penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang

(enabling); memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering)

serta melindungi kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, dan

mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas

yang lemah

Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Sumatera Utara

dikemukakan prinsip dasar pembangunan yaitu :

Memproyeksikan Sumatera Utara ke depan sebagai daerah yang:

1. Berkembang dan maju serta memiliki daya tahan terhadap perubahan, resesi dan

krisis.

2. Berkembang berdasarkan jiwa, semangat dan keberagaman etnik dan agama.

3. Percaya diri menampilkan identitas budaya lokal di tengan arus globalisasi.

4. Memiliki kemandirian dan kesempatan bagi setiap orang dan kelompok untuk

mencapai kesejahteraan

5. Memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan pembangunan kesehatan,

pendidikan dan pertanian dalam kerangka kesejahteraan rakyat (Rakyat Tidak

Page 17: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Bodoh, Rakyat Tidak Sakit, Rakyat Tidak Lapar dan Rakyat Mempunyai Masa

Depan).9

Dengan visi-misinya yaitu, rakyat tidak lapar, rakyat tidak bodoh, rakyat tidak

sakit dan rakyat punya masa depan pasangan Syampurno berhasil memikat perhatian

masyarakat. Gaya bahasa yang sederhana namun padat dan tidak berlebit belit

setidaknya terbukti lebih disukai oleh masyarakat (masyarakat menengah kebawah

pada umumnya) daripada gaya bahasa yang terlalu ilmiah yang sebenarnya cukup

sulit untuk dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan karena

sebagian besar para pemilih tidak memiliki pendidikan yang cukup sehingga sangat

sulit dalam mencerna bahasa bahasa politis yang terkadang sulit untuk dipahami.

Disinilah dibutuhkan kejelian dalam menetapkan visi-misi agar dapat dipahami oleh

seluruh lapisan masyarakat. Metode diksi yang lebih sederhana terdengar lebih

familiar ditelinga masyarakat daripada kata kata yang berbau politis yang cenderung

membingungkan masyarakat karena memang kata kata yang digunakan tidak begitu

dikenal sehingga sangat sulit untuk ditelaah. Walaupun terkadang visi-misi yang

digunakan oleh pasangan Syampurno terdengar pasaran ataupun kurang berkelas

namun justru dengan gaya bahasa yang seperti itulah visi-misi yang digunakan oleh

pasangan ini menjadi mudah diingat oleh masyarakat. Terkadang permasalahan visi-

misi pasangan calon dianggap tidak begitu penting, tetapi justru itu merupakan asumsi

yang keliru. Jika visi-misi yang digunakan saja sudah tidak direspon oleh masyarakat

maka untuk program kerja kedepannya menjadi sangat sulit untuk dilirik oleh

masyarakat umum. Mungkin para kaum cendikiawan berpendapat bahwa visi-misi

yang digunakan oleh pasangan Syampurno kurang valid jika digunakan dalam sebuah

proses pesta demokrasi. Namun disinilah kita dapat menilai bagaimana visi-misi

9 /http.google.com/Visi Misi Syamsul Arifin Gatot Pujo Nugroho.pdf (Diakses bulan April 2009)

Page 18: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

dengan diksi yang biasa-biasa saja justru mampu direspon oleh banyak kalangan

masyarakat. Tujuan dari visi-misi ini bukanlah para elite melainkan lapisan

masyarakat menengah kebawah. Jadi mungkin saja visi-misi yang dibuat oleh pasngan

Syampurno terkesan kurang berkelas bahkan terkesan bodoh dimata para elite. Namun

menjadi sangat berarti dimata khalayak ramai karena cukup mudah untuk dicerna.

Jadi visi-misi yang dibuat mungkin tidak begitu baik jika diukur berdasarkan diksinya

namun mempunyai dampak yang sangat besar dalam menembus alam pikiran

masyarakat yang rata rata masih awam.

Oleh sebab itu penulis lebih tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih

mendalam mengenai pengaruh visi-misi terhadap perolehan suara Syamsul Arifin-

Gatot Pujo Nugroho pada Pemilihan Kepala Daerah di Sumatera Utara. Karena

memang unsur visi-misi selama ini menjadi unsur yang terlupakan bagi pasangan

calon dalam memenangkan sebuah proses pemilu. Sebenarnya visi-misi yang familiar

juga tidak akan begitu berarti jika tidak diselaraskan dengan gaya bicara dari

pasangan calon tersebut. Gaya bicara Syamsul Arifin yang terkesan jenaka sangat

sesuai dengan visi-misi dari pasangan Syampurno yang sangat sederhana, tidak

berbelit belit, namun tetap menyampaikan pesan moral yang sanggup mengundang

perhatian masyarakat ditengah tengah masyarakat yang sudah tidak peduli dengan

sebuah proses pemilu. Masyarakat sudah bosan dengan gaya pemerintahan yang

terlalu formal dan struktural. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun efesien

dalam menerapkan visi-misinya pasangan Syampurno dianggap menjadi sesuatu yang

beda dimata masyarakat dibandingkan dengan pasangan pasangan calon lainnya.

Untuk itu faktor visi-misi menjadi suatu kajian yang menarik dalam proses

pemenangan pasangan calon dalam pemilihan umum.

2. Perumusan Masalah.

Page 19: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Perumusan masalah merupakan penjelasan dan penjabaran dari identifikasi

masalah dan pembatasan,10

1. Penelitian ini hanya mengkaji tentang pengaruh visi misi terhadap perolehan

suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho dalam Pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tahun 2008.

atau dengan kata lain, perumusan masalah merupakan

pertanyaan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti

didasarkan atas identifikasi masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas dan berangkat dari latar belakang masalah,

peneliti mencoba merumuskan permasalahan yaitu “ bagaimana pengaruh visi-misi

terhadap perolehan suara Syampurno dalam Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara tahun 2008”.

3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan

penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi

factor mana saja yang termasuk kedalam masalah penelitian dan factor mana saja

yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian tersebut. Maka untuk memperjelas dan

membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan menghasilkan uraisan yang

sitematis diperlukan adanya batasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan

diteliti oleh penulis yaitu :

2. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan

Tuntungan, Kota Medan

4. Tujuan Penelitian 10 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung : Bumi Aksara, 2004, Hal. 43

Page 20: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Penelitian ini mempunyai tujuan : Untuk mengetahui pengaruh visi-misi terhadap

perolehan suara Syampurno dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun

2008 di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota

Medan.

5. Manfaat Penelitian

1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah kajian

ilmiah di bisang Ilmu Politik.

2. Bagi masyarakat penelitian ini dapat bermanfaat dan masukan bagi semua

pihak yang terlibat dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.

6. Kerangka Teori

6.1. Pemilihan Umum (Pemilu)

Dalam wacana politik, pemilu dikenal sebagai suara untuk melakukan

pergantian dan sekaligus kaderisasi politik. Menurut Tataq Chimad pada prinsipnya

pemilu dalam tanah demokrasi lebih bermakna :11

1. Kegiatan partisipasi politik dalam memajukan kesempurnaan oleh berbagai

pihak.

2. Sistem perwakilan bukan partisipasi langsung dimana terjadi perwakilan

penentuan akhir dalam memilih elit politik yang berhak duduk mewakili

masyarakat.

3. Sirkulasi para elit politik yang berujung pada perbaikan performance

eksekutif.

11 Tataq Chimad, Kritik Terhadap Pemilihan Langsung, Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2004, Hal. 3

Page 21: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Pemilu sebagai wujud dari demokrasi bertujuan sebagai mekanisme untuk

menyeleksi para pemimpin pemerintahan. Selain itu pemilu bertujuan sebagai

mekanisme untuk memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan

perwakilan rakyat sehingga integritas masyarakat tetap terjamin. Di Indonesia

pemilihan umum pertama kali dilakukan pada tahun 1955. Kemudian pada zaman

Soeharto yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan tahun 1997. dan pada masa

transisi tahun 1999, kemudian pada tahun 2004.

Pemilu tahun 2004 berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya karena untuk

pertama kalinya rakyat dapat memilih secara langsung anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi, DPRD Kabupaten/ Kota, bahkan Presiden dan Wakil Presiden.

Penyelenggaraannya dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional,

tetap dan mandiri.

6.1.1 Sistem Pemilihan Umum

Pada hakekatnya pemilihan umum merupakan cara dan sarana yang tersedia

bagi rakyat untuk menentukan wakil-wakilnya yang akan duduk dalam Badan-Badan

Perwakilan Rakyat guna menjalankan kedaulatan rakyat, maka dengan sendirinya

terdapat berbagai sistem pemilihan umum.

Jenis-jenis pemilihan umum, yaitu :

1. Sistem Perwakilan Distrik/ single member constituency

2. Sistem Perwakilan Proporsional.

a. Sistem Perwakilan Distrik

Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua. Dalam sistem distrik,

satu wilayah (kesatuan geografis) kecil yaitu distrik pemilihan memilih satu wakil

tunggal ( single member constituency) berdasarkan suatu sifat pluralitas (suara

Page 22: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

terbanyak). Untuk itu negara dibagi ke dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil

rakyat dalam Dewan Perwakilan Rakyat ditentukan oleh jumlah distrik12

Kebaikan yang lain karena dalam sistem distrik tidak ada penggabungan suara

antar distrik pemilihan, maka sistem ini mempunyai kecendrungan untuk terjadinya

penyederhanaan kepartaian. Hal ini dimungkinkan karena bagi partai politik yang

kalah dalam suatu distrik akan memperhitungkan kekuatannya pada penilu yang akan

datang. Apabila jumlah suara dengan partai calon y6ang terpilih sangat jauh, maka

Misalnya anggota DPR ditentukan 500 orang orang maka wilayah negara

dibagi dalam 500 distrik pemilihan/constituencies, sehingga setiap distrik pemilihan

akan diwakili satu orang wakil, yang mengumpulkan suara mayoritas di distriknya,

tidak perlu mayoritas mutlak, cukup mayorits relatif. Pemilihan dilakukan sekali

sejalan, karena suara-suara yang tidak terpilih dari suatu distrik pemilihan lain tidak

dapat digabungkan dengan suara-suara yang tidak terpilih menjadi hilang.

Ciri pokok sistem pemilihan distrik yang membedakan dengan sistem

pemilihan proporsional adalah bahwa yang menjadi fokus pemilihan bukanlah

organisasi politik/ tanda gambar partai, melainkan individu yang mewakili atau

dicalonkan oleh parapol disuatu distrik. Orang yang dicalonkan biasanya orang distrik

tersebut atau orang dari distrik lain, tetapi yang pasti orang tersebut dikenal secara

baik oleh warga distrik yang bersangkutan. Dengan demikian hubungan antara para

pemiliih dengan calon sangat akrab/dekat, sebab logikanya para pemilih tentu akan

memilih calon yang paling dikenal reputasinya dan kredibilitasnya. Karena calon yang

dipilih biasanya warga distrik atau pernah cukup lama tinggal didistrik tersebut, maka

ia akan dapat lebih mengetahui dan akan memperjuangkan dengan sungguh-sungguh

kepentingan, kebutuhan dan aspirasi dari distrik yang diwakilinya.

12 Antonius, Op. Cit. Hal. 163

Page 23: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

partai politik tersebut terpaksa mencari penggabungan atau berkoalisi dengan partai

lain yang relatif memiliki persamaan ideologi atau program, guna meraih kemenangan

dalam distrik yang bersangkutan. Walaupun demikian, beberapa ilmuwan politik

menyangsikan kecendrungan itu, karena banyaknya indikator yang menentukan

penggabungan itu baik faktor UU, kepribadian partai, sosio budaya, serta kondisi dan

kepentingan sosial, ekonomi, keagamaan maupun profesi.

Disamping kebaikan-kebaikan diatas, sistem distrik mengandung keburukan

antara lain, wakil-wakil yang terpilih memungkinkan hanya memeperjuangkan

aspirasi distriknya yang diwakilinya. Keburukan lain manakala kontestan pemilu

cukup banyak, suara akan terpecah kedalam banyak partai politik, akibatnya kalau

dihitung yang dinamakan suata mayoritas hakekatnya minoritas dari seluruh jumlah

yang masuk. Disamping itu karena satu distrik satu wakil dan perhitungan suara

secara mayoritas dengan tidak memugkinkan parpol yang besar tidak akan menguasai

secara mayoritas pada Badan Perwakilan rakyat.

Sistem distrik ini dapat berjalan dengan baik pada kondisi masyarakat yang

telah mencapai tahap kedewasaan tertentu. Nazarudin menentukan dua tolak ukur

tentang tingkat kedewasaan masyarakat; pertama, tingkat rasionalitas menentukan

kemampuan rakyat didalam menjalankan dan menjatuhkan pilihan terhadap berbagai

calon yang saling bersaing di distrik mereka. Dengan tingkat rasionalitas yang tinggi,

masyarkat dapat emilih diantara program-program partai yang ditawarkan oleh

masing-masing calon. Kedua, ditentukan oleh tingkat kesadaran politik yang tinggi,

dengan tingkat kesadaran politik yang tinggi akan dapat memilih ikatan-ikatan

ideologis, melainkan karena program yang ditawarkan disamping kemampuan menilai

perilaku partai yang diwakili oleh seorang calon.

Page 24: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

b. Sistem Perwakilan Proporsional.

Dalam sistem perwakilan proporsional tidak ada pembagian wilayah

pemilihan, karena pemilihan bersifat nasional. Pembagian kursi di Badan Perwakilan

Rakyat didasarkan pada jumlah presentase suara yang diperoleh masing-masing

parpol.

Dalam sistem perwakilan proporsioanal dikenal dengan dua sistem yakni, hare

system dan list system.13

13 David E.Apter, Pengantar Analisa Politik, Jakarta : LP3ES. 1998. Hal. 214

Dalam hare system atau single transferable vote pemilih

diberi kesempatan untuk memilih pilihan utama, kedua dan seterusnya dari distrik

pemilihan yang bersangkutan. Jumlah imbangan suara yang diperlukan untuk pemilih

ditentukan dan segera jumlah keutamaan pertama dipenuhi, dan apabila ada sisa suara,

maka kelebihan ini dapat dipindahakan kepada calon berikutnya dan seterusnya.

Penggabungan atau pengalihan suara ini memungkinkan parpol yang kecil mendapat

kursi dibadan legislatif, yang semula mungkin tidak dapat imbangan suara yang

ditentukan. Konsekuensi dari sistem ini perhitungan suara agak berbelit-belit dan

butuh kecermatan. Berbeda dengan lity system pemilih diminta memilih diantara

daftar calon yang berisi sebanyak mungkin nama-nama wakil rakyat yang akan dipilih

dalam pemilu

Kebaikan dari sistem ini pertama, tidak ada suara yang terbuang karena

perhitungan yang dilakukan secara nasional. Kedua sering dianggap lebih demokratis

dibanding sistem distrik, karena partai minoritas pasti ada wakilnya dibadan legislatif.

Ketiga, karena semua parpol memperoleh kursi dibadan legislatif yang tidak

ditentukan secara distrik, maka sistem tersebut akan mewujudkan badan legislatif

yang bersifat nasional.

Page 25: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Disamping kebaikan diatas terdapat pula keburukan-keburukan yakni;

pertama, perhitungan suara berbelit-belit karena digabungkan secara nasional maka

dapat dipastikan akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Kedua; karena yang

dipilih bukan orang tapi tanda gambar parpol, akibatnya hubungan antara pemilih

dengan yang dipilih tidak erat, boleh jadi aspirasi, kebutuhan dan kepentingan rakyat

pemilih bukan urusannya tapi urusan parpol. Ketiga; kekuasaan parpol sangat besar,

karena parpollah yang menentukan siap-siapa yang akan diajukan sebagai calon,

akibatnya wakil-wakil yang duduk dilembaga legislatif bukan lagi wakil rakyat, tetapi

tak lebih wakil parpol. Keeempat; sistem ini memiliki kecendrungan partai akan

bertambah, hal ini mungkin karena partai minoritas pasti terwakili karena adanya

penggabungan suara, disamping karena ambisi seseorang ingin duduk sebagai

pimpinan parpol.

Dr. Pipit R Kartawijaya, ketua KIPP Eropa dan LSM Watch Indonesia dalam

tulisan kontroversi sistem proporsional daftar tertutup, menyebut tiga sistem

pemilihan didalam sistem pemilihan proporsional yaitu terdiri dari :

1. sistem proporsional daftar tertutup

2. sistem proporsional daftar terbuka dan

3. sistem proporsinal daftar bebas.

b.1. Sistem Proporsional Daftar Tertutup.

Dalam sistem ini, pemilih datang ke bilik suara dan kemudian mencoblos

tanda gambar partai yang dianggap bisa memperjuangkan kepentingan pemilih.

Partisipasi pemilih dalam menentukan wakilnya sangat rendah. Pemilih sama sekali

tak pernah mengetahui sosok calon yang akan dipilihnya.

b.2 Sistem Proporsional Daftar Terbuka

Page 26: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Dalam sistem proporsional, lewat daftar terbuka pemilih yang memiliki satu

suara dapat mencoblos satu nama dari sederat nama wakil rakyat yang ditawarkan

parpol itu. Disebut pemilih bukan memilih orang dan bukan gambar partai. Disebut

terbuka sebab pemilih bisa memilih salah satu caleg yang dijajakan secara transparan.

Setiap pemilih akan mencoblos nama wakilnya dilegislatif pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dalam sistem ini, partai

politik tak lagi sepenuhnya berkuasa. Kertas suara yang akan dicoblos dalam pemilu

tidaka hanya berisi nama dan gambar partai tetapi juga berisi nama calon anggota

legislatif. Dengan sistem ini, seorang calon pada urutan nomor besar, bisa saja terpilih

mengalahkan calon pada nomor urutan kecil. Ini akan terjadi jika pemilih tak hanya

mencoblos tanda gambar partai, namun juga mencoblos nama caleg favoritnya, yang

mungkin saja berada pada nomor-nomor besar.

b.3. Sistem Proporsional Daftar Bebas.

Sistem proporsional dengan daftar bebas, sang pemilih memiliki banyak suara,

sehingga ia bisa royal mencoblos beberapa nama caleg. Bahkan lebih dari itu sang

pemilih boleh memilih calon legislatif berbeda dari satu partai politik peserta pemilu.

Dari ketiga sistem ini Indonesia menggunakan/ menganut sistem proporsional

dengan stelsel daftar sejak pemilu 1971 sampai pemilu 1999. Sedangkan untuk

pemilihan umum tahun 2004 Indonesia menggunakan sistem proporsional dengan

daftar calon terbuka (pasal 6 ayat 1 UU No 12 tahun 2003). Kemudian pemilu untuk

memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak (pasal 6

ayat 2 UU No 12 tahun 2003).

6.2. Pemilihan Kepala Daerah Langsung ( Pilkadasung)

Page 27: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah sebuah pemilihan

pasangan Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah di Indonesia secara langsung oleh

penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat.14

1. Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi

Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah adalah :

2. Bupati dan Wakil Bupati untuk kabupaten

3. Walikota dan Wakil Walikota untuk kota

Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diusulkan oleh

partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan tertentu.

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung diatur

dalam UU. No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah dan peraturan

Pemerintah (PP) No.6 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan dan Pembentukan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.15 Dalam

pelaksanaannya pilkada langsung berpegang pada asas-asas langsung. Umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil sehingga pilkada langsung dapat menjadi suatu sistem

rekrutment pejabat publik yang dapat memenuhi parameter demokrasi. Tujuan Utama

Pilkada langsung adalah penguatan masyarakat dalam rangka peningkatan kapasitas

demokrasi ditingkat lokal dan peningkatan harga diri masyarakat yang sekian lama

sudah dimarginalkan.16

Sebelum pemilihan Kepala Daerah langsung diselenggarakan, pemilihan

Kepala Daerah sepenuhnya menjadi wewenang DPRD. Peran rakyat daerah hanyalah

pada saat pemilu, yaitu pada saat penyaluran dukungan melalui pencoblosan tanda

14 Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, http://wikipedia.indonesian.com/ensikopedia/bebas/berbahasa/Indonesia/pemilihan/kepala/daerah/dan/wakil/kepala/daerah/pdf (Diakses Juli 2008) 15 Joko, Op. Cit. Hal 1 16 Ibid, Hal. 8

Page 28: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

gambar partai politik tertentu. Setelah itu, proses politik di daerah, termasuk proses

pemilihan kepala daerah sepenuhnya dilakukan oleh wakil rakyat di DPRD.17

Pemilihan kepala daerah secara langsung, dapat menghindarkan praksis politik

daerah dari aroma money politics. Karena tidak mungkin bagi calon kepala daerah,

baik itu calon Gubernur atau calon Bupati/Walikota untuk menyuap seluruh rakyat

daerah tersebut yang berjumlah jutaan orang. Sedangkan kalau tetap memakai sistem

perwakilan, money politics adalah sangat mungkin karena jumlah wakil rakyat daerah

relatif sedikit.

18

Akuntabilitas kepala daerah benar-benar tertuju pada rakyat, begitu pula

sebaliknya. Relasi langsung ini akan lebih mendekatkan pemerintah dengan yang

diperintah. Dengan kedekatan rasional ini, diharapkan penyaluran aspirasi rakyat akan

semakin lancar dan setiap kebijakan pemerintah akan semakin mudah dikontrol. Pada

akhirnya, konsep kedaulatan ada di tangan rakyat diharapkan bisa sepenuhnya

teraktualisasi dalam praksis politik daerah.

Dengan pemilihan langsung, kepala daerah memiliki legitimasi demokratis

yang kuat. Di sisi lain, rakyat akan lebih merasa bertanggungjawab terhadap

pilihannya. Rakyat tentu tidak akan gegabah menentukan pemimpinnya karena pilihan

tersebut akan menentukan masa depan daerahnya dan akan berimbas pada masa depan

dirinya sebagai individu.

19

Pada hakekatnya pemilihan umum merupakan cara dan sarana yang tersedia

bagi rakyat untuk menentukan wakil-wakilnya yang akan duduk di lembaga

6.3.1 Sistem Pemilihan Kepala Daerah

17 Ignatius Haryanto, Pers Lokal dan Pilkada Langsung, Jakarta : Penerbit Kompas, 2005. Hal. 9 18 Ibid, Hal. 15 19 Ibid, hal. 18

Page 29: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

pemerintahan guna menjalankan kedaulatan rakyat, maka dengan sendirinya terdapat

berbagai sistem pemilihan umum.

Perbedaan sistem pemilihan umum ini banyak tergantung pada dimensi dan

pandangan yang ditujukan terhadapa rakyat. Pertama, apakah rakyat dipandang

sebagai individu yang bebas untuk menentukan pilihannya dan sekaligus dapat

mencalonkan dirinya sebagai wakil rakyat. Kedua, apakah rakyat hanya dipandang

sebagai anggota kelompok yang sama sekali tidak berhak untuk menentukan siapa

wakilnya yangakan duduk dalam lembaga pemerintahan dan ia tidak berhak

mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.

Dari perbedaan dimensi dan pandangan di atas, maka sistem pemilihan umum

dapat dibedakan menjadi20

Berdasarkan sistem pemilihan merhanis, dapat dilaksanakan dengan dua

cara,

Sistem Pemilihan Merchanis dan Sistem Pemilihan

Organis. Pandangan Merchanis menempatkan rakyat sebagai suatu massa individu-

individu yang sama sebagai kesatuan otonom dan memandang masyarakat sebagai

kompleks hubungan yang bersifat kontraktuil. Berbeda dengan pandangan organis

yang menempatkan rakyat sebagai sejumlah individu-individu yang hidup bersama

dalam berbagai macam persekutuan hidup berdasarkan geneologis, fungsi tertentu,

lapisan sosial dan lembaga-lembaga sosial.

21

20 Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia Dalam Perspektif Struktur Fungsional, Surabaya, SIC, 1998, hal 195 21 Arifin Rahman, Ibid, Hal. 196.

yakni Sistem Perwakilan Distrik/Mayoritas/Single Member Constituencies dan

sistem perwakilan proporsional. Karakter utama dari sistem distrik dimana wilayah

negara dibagi dalam distrik-distrik pemilihan atau daerah-daerah pemilihan yang

jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang diperebutkan di badan perwakilan rakyat

Page 30: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

yang dikehendaki. Dalam sistem proporsional tidak ada pembagian wilayah

pemilihan, karena pemilihan bersifat nasional.

Dalam sistem perwakilan proporsional ini dikenal dua sistem yakni hare

system dan list system. Dalam hare system pemilih diberi kesempatan untuk memilih

pilihan pertama, kedua, dan seterusnya dari distrik pemilihan yang bersangkutan.

Berbeda dengan list system pemilih diminta memilih diantara daftar calon yang berisi

sebanyak mungkin nama-nama wakil rakyat yang akan dipilih dalam pemilihan

umum.

Berbeda denagn sistem pemilihan presiden dimana yang digunakan adalah

model second round past the post dengan batas minimal perolehan suara 50% plus

satu untuk meraih kursi. Jika tidak ada calon dengan jumlah suara tersebut pada

putaran pertama, digelar putaran kedua terhadap dua calon teratas dengan konsekuensi

biaya menjadi sangat besar, model penetapan kepala daerah terpilih yaitu dari sistem

first past the post dengan batas minimal perolehan suara 25%. Sesuai dengan pasal 95

ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005, bahwa apabila tidak terpenuhi lebih

dari 50% dari jumlah suara sah, maka pasangan calon Kepala daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang memperoleh suara sah lebih dari 25% dari seluruh jumlah suara

sah, maka pasangan calon yang memperoleh suara tersebut ditetapkan sebagai Calon

Terpilih. Dan prinsip yang dipakai dalam pemilihan Kepala Daerah adalah prinsip

Voluntary Voting, diaman massa pemilih menggunakan hak pilihnya secara sukarela.

6.3.2 Tata Kelola Pemilihan Kepala Daerah

Tata kelola (governance) Pemilihan Kepala Daerah menyangkut berbagai

aspek yang menentukan keberhasilan Pemilihan kepala Daerah yaitu aspek kesiapan

masyarakat pemilih, ketrampilan petugas lapangan pendanaan dan peraturan

pemilihan. Good Pilkada Governance adalah Pemilihan Kepala Daerah yang

Page 31: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

dilaksanakan secara demokratis, dengan memberi peluang kepada para calon Kepala

Daerah untuk berkompetisi secara jujur dan adil. Pemilihan Kepala Daerah harus

bebas dari segala bentuk keuangan yang melibatkan penyelenggara pemilihan, mulai

dari proses pencalonan, kampanye sampai dengan pemungutan dan penghitungan

suara.

Pemilihan Kepala Daerah berupaya menghasilkan Kepala Daerah yang lebih

baik, lebih berkualitas dan memiliki akseptabilitas politik yang tinggi seta derajat

legitimasi yang kuat,karena Kepala Daerah teroilih mendapat mandate langsung dari

rakyat. Penerimaan cukup luas terhadap Kepala Daerah terpilih sesuai dengan prinsip

mayoritas perlu agar kontroversi yang terjadi dalam pemilihan dapat dihindari. Pada

gilirannya, pemililihan Kepala Daerah secara langsung akan menghasilkan

Pemerintah Daerah yang lebih efektif dan efisien, karena legitimasi eksekutif menjadi

cukup kuat, tidak gampang digoyang oleh legislative.

Good Pemilihan Kepala Daerah Governance setidaknya akan menghasilkan

enam manfaat penting.

1. Sebagai solusi terbaik atas segala kelemahan proses maupun hasil pemilihan

Kepala Daerah secara tidak langsung lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun

1999. Pemilihan Kepala Darah menjadi kebutuhan mendesak guna menutupi

kelemahan Pemilihan Kepala Daerah masa lalu. Pemilihan Kepala Daerah

bermanfaat untuk memperdalam dan memperkuat demokrasi lokal, baik dalam

lingkungan pemerintahan maupun lingkungan kemasyarakatan.

2. Pemilihan Kepala Daerah akan menjadi penyeimbang arogansi lembaga

dewan Perwakilan Rakyat daerah yang selama ini seringkali mengklaim

dirinya sebagai satu-satunya institusi pemegang mandate rakyat yang

Page 32: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

representative. Dengan Pemilihan Kepala Daerah akan memposisikan Kepala

Daerah sebagai pemegang langsungmandat rakyat, yaitu untuk memerintah

(eksekutif).

3. Pemilihan Kepala Daerah akan menghasilkan Kepala Daerah yang memiliki

legitimasi dan justifikasi yang kuat dimata rakyat. Kepala Daerah hasil

pemilihan Kepala Daerah memiliki akuntabilitas public langsung kepada

masyarakat daerah selaku konstituennya, bukan seperti yang selama ini

berlangsung yaitu kepada Dewan perwakilan rakyat daerah. Dengan begitu,

maneuver politik para anggota dewan akan berkurang, termasuk segala

perilaku bad politicsnya.

4. Pemilihan Kepala Daerah berpotensi menghasilkan Kepala Daerah yang lebih

bermutu, karena pemilihan langsung berpeluang mendorong majunya calon

dan menangnya calon Kepala Daerah yang kredibel dan akseptabel di mata

masyarakat daerah, menguatkan derajat legitimasi dan posisi politik Kepala

Daerah sebagai konsekuensi dari system pemilihan secara langsung oleh

masyarakat.

5. Pemilihan Kepala Daerah berpotensi menghasilkan pemerintahan suatu daerah

yang lebih stabil, produktig dan efektif. Tidak gampang digoyah oleh ulah

politisi lokal, terhindar dari campur tangan berlebihan atau intervensi

pemerintah pusat, tidak mudah dilanda krisis kepercayaan public, dan

berpeluan melayani masyarakat secara lebih baik.

Pemilihan Kepala Daerah berpotensi mengurangi politik uang (money politics) yang

merajalela dalam proses pemilihan kepala daerah tidak langung.

6.3 Komunikasi Politik

Page 33: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau dapat diartikan puala sebagai

saling tukar-menukar pendapat.22

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah

penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi

akan berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu jika antara si pengirim dan

penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua pihak

harus menyetujui suatu gagasan tersebut, tetapi yang paling penting adalah kedua

belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam keadaan seperti inilah

baru dapat dikatakan komunikasi telah berhasil (komunikatif).

23

Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi politik adalah proses

penyampaian informasi dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat

kepada pemerintah.

24

Komunikator dalam proses komunikasi politik memainkan peran social utama,

terutama dalam pembentukan opini public. Peranan komunikator politik juga sebagai

pemimpin public opinion, karena mereka berhasil membuat gagasan yang mula-mula

ditolak, kemudian dipertimbangkan, dan akhirnya diterima oleh media massa.

Dalam hal ini, partai politik berfungsi sebagai komunikator

politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah

kepada masyarakat tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai

kelompok masyarakat kepada pemerintah.

25

Unsur komunikasi politik yang lain, yaitu pesan politik tumbuh dan

berkembang dalam proses negosiasi politik. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk

22 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, Hal. 13 23 Ibid, Hal. 15 24 Dan Nimmo, Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan dan Media, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993, Hal. 8 25 Ibid, Hal. 28

Page 34: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

pengertian bersama diantara berbagai pihak tentang bagaimana setiap pihak

seharusnya bersikap.

Unsur komunikasi politik lainnya adalah media politik. Sarana perjuangan

kepentingan politik itu seharusnya dikelola dengan sifat-sifat interpersonal yang

menonjol. Dengan demikian, media komunikasi politik mampu dimanfaatkan setiap

komunikator politik untuk berbicara langsung kepada public tanpa perantara. Tapi

disisi lain media komunikasi politik juga bersifat organisasional, artinya media

komunikasi politik tersebut mampu meneruskan pesan-pesan komunikator politik

(sebagai elite politik) kepada berbagai segmen politik yang ingin dituju, yaitu massa

politik yang bersifat homogen, heterogen maupun yang termasuk pendukung atau

lawan politiknya.26

Unsur komunikasi politik lain yang harus mampu dikaji adalah akibat. Akibat

komunikasi politik dapat berupa simpati dan partisipasi politik, tetapi dapat juga

berwujud sinisme, antipati, hingga perlawanan politik. Dengan demikian setiap proses

komunikasi politik bias mengasilkan pembentukan dan perubahan sikap serta perilaku

politik sasaran tertentu yang bersifat positif serta dapat pula bermakna negative bagi

komunikator politiknya.

27

Kampanye selalu bermula dari gagasan. Rogers dan Storey mendefinisikan

kampanye sebagai serangakaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan

menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara

6.3.1 Kampanye

26 Ibid, Hal. 75 27 Ibid, Hal.79

Page 35: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.28 Dalam pengertian lain menurut Dan

Nimmo kampanye mempunyai kaitan dengan suatu aktifitas, baik sevara individual

tau kelompok, yang dilakukan dalam suatu peristiwa tertentu dan yang dirancang

untuk mempengaruhi tingkah laku maupun sikap masyarakat untuk kepentingan yang

melakukan kampanye tersebut.29

Kampanye pemilihan umum sering dianggap sebagai upaya yang rumit untuk

mempropagandakan pemberi suara yang potensial. Namun Jacques Ellul

berargumentasi bahwa jangka waktu yang terbatas untuk kampanye politik hampir

tidak cukup upaya propaganda yang penuh. Dalam setiap pemilihan terdapat unsur-

unsur propaganda(teruatama dengan komunikasi organisasi melaui partai politik),

tetapi sifat dasar kampanye politik kontemporer terletak pada upaya untuk

mempersuasi melalui periklanan massa(komunikasi massa) dan retorik (komunikasi

interpersonal), bukan pada propaganda.

30

28 Antar Venus, Manajemen Kampanye : Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004, Hal. 7 29 Dan Nimmo, Op. Cit. Hal 87 30 Ibid, hal 190

Dalam konteks pilkada yang juga melibatkan partai politik terdapat tiga tujuan

kampanye. Pertama, ada upaya untuk membangkitkan kestiaan alami para pengikut

suatu partai dan agar mereka memilih didasari atas kesetiaan itu. Kedua, ada kegiatan

untuk menjajaki warga negara yang tidak terikat pada partai dan, menurut istilah

Kenneth Burke yaitu, untuk menciptakan pengidentifikasian diantara golongan

independent. Ketiga, ada kampanye yang ditujukan pada oposisi, bukan dirancang

untuk mengalihkan kepercayaan dan nilai anggota partai, melainkan untuk

meyakinkan rakyat bahwa keadaan akan lebih baik jika dalam kampanye tersebut

mereka memilih kandidat dari partai lain.

Page 36: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Dalam Pilkada, pasangan calon yang bertarung di dalam pemilihan kepala

daerah berusaha meyakinkan masyarakat untuk memilih mereka melalui program dan

visi-misi yang disampaikan oleh komunikator politik mereka demi memperoleh

kemenangan dalam proses pemilihan kepala daerah.

7. Definisi Konsep

Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting yang merupakan definisi yang

dipakai peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau

fenomena alam.31

1. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan.

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan definisi konsep

sebagai berikut :

2. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya–upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi.

3. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung adalah sebuah pemilihan pasangan

Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah di Indonesia secara langsung oleh

penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat.

8. Definisi Operasional

Defini operasional adalah penjelasan tentang bagaimana suatu variabel akan

diukur. Definisi operasional merupakan rincian indikator-indikator pengukur suatu

variabel. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah apakah terdapat

pengaruh visi misi terhadap perolehan suara Syampurno dalam Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008 antara lain yaitu : 31 Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3S, 1989, Hal. 17

Page 37: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

1. Variabel kampanye dengan indikator sebagai berikut :

a. Penyampaian visi misi yang dilakukan oleh pasangan calon pada jadwal

kampanye yang ditetapkan oleh KPUD Sumut.

b. Visi misi yang disampaikan pasangan calon pada media massa.

2. Variabel Pemilihan Kepala Daerah secara langsung dengan indicator sebagai

berikut :

a. Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

b. Pemerintah (PP) No. 6 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

9. Metodologi Penelitian

9.1 Metode Penelitian

Berangkat dari uraian serta penjelasan tujuan penelitian maupun kerangka

dasar teori diatas, penelitian ini memiliki tujuan metodologis yaitu deskriptif

(melukisakan). Penelitian deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta dan data-data

yang ada. Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai

suatu gejala atau fenomena.32

32 Bambang Prasetyo dkk, Metode Penelitian Kuantitaif : Teori dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, Hal. 42

Tujuan dasar penelitian deskriptif ini adalah membuat

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, seta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Jenis penelitian

Page 38: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak

dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel yang

menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya pada penelitian deskriptif

tidak menggunakan atau tidak melakukan pengujian hipotesa seperti yang dilakukan

pada penelitian ekspalanatif berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan

mengembangkan perbendaharaan teori.33

Studi ini pada dasarnya bertumpu pada penelitian kualitatif. Aplikasi

penelitian kualitaif ini adalah konsekuensi metodlogis dari penggunaan metode

deskriptif. Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa ”metodelogi kualitaif” sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian seperti ini juga biasanya dilakukan

tanpa hipotesa yang dirumuskan terlalu ketat. Dengan kata lain, penelitian ini tidak

menguji hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan, membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistemati, faktual, dan akurat mengenai keadaan saat ini. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, sutau obyek,

suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang.

9.2 Jenis Penelitian

34

33 Sanafiah Faisal, Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar Aplikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 20 34 Mohammad Natsir, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983, hal. 105

Penelitian kualitatif dapat

diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses penjaringan informasi dari kondisi

sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan masalah,

baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Dari pengertian diatas jelaslah bahwa

penelitian kualitatif bersifat induktif, karena tidak dimulai dari hipotesa sebagai

Page 39: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

generalisasi, untuk diuji kebenarannya melalui pengumpulan data yang bersifat

khusus.

Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi dalam situasi

sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi satu generalisasi yang dapat diterima oleh akal

sehat manusia. Masalah yang akan diungkapkan dapat disiapkan sebelum

mengumpulkan data atau informasi, akan tetapi mungkin saja berubah dan

berkembang selama penelitian berlangsung. Dengan demikian data atau informasi

yang dikumpulkan terarah pada kalimat yang diucapkan, kalimat yang tertulis dan

tingkah laku kegiatan. Informasi dapat dipelajari dan ditafsirkan sebagai usaha untuk

memahami maknanya sesuai dengan sudut pandang sumber datanya. Maka informasi

yang bersifat khusus itu, dalam bentuk teoritis melalui proses penelitian kualitatif

tidak mustahil akan menghasilkan teori-teori baru, tidak sekedar untuk kepentingan

praksis saja.

9.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan

Tuntungan, Kota Medan

9.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.35

35 Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.hal. 108

Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek populasi adalah masyarakat yang menggunakan hak suaranya.

b. Sampel

Page 40: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.36 Dalam

menentukan jumlah sampel untuk quisioner penulis menggunakan rumus Taro

Yamame, yaitu :37

1)( 2 +=

dNNn

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.

Pada lokasi penelitian masyarakat Kelurahan Tanjung Selamat, berdasarkan

data Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008, jumlah

pemilih yang memilih Syampurno adalah 1101 orang. Jadi sample yang diambil

adalah

1)1,0(11011101

2 +=n

n = 91,67 dibulatkan menjadi 92

c. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampling insedental yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/ incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data.38

36 Ibid.hal 109 37 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya.1991. hal.81 38 Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV.Alfabeta. hal 96.

Page 41: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

9.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, maka penulis

melakukan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Data primer yang disarakan pada peninjauan langsung dengan obyek yang

akan diteliti untuk memperoleh data-data. Studi lapangan yang dilakukan

adalah dengan datang langsung ke lokasi yang dijadikan objek penelitian

dengan cara menyebarkan angket/kuesioner kepada responden yang dijadikan

sebagai sample penelitian. Responden menjawab dengan memilih jawaban

yang telah disediakan dalam daftar pertanyaan.

b. Data sekunder yaitu penulis mengadakan penelitian dengan cara mencari data

dan informasi melalui buku-buku, literature, dan lain-lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.

9.6 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data.39

Proses pengolahan data ini dimulai dari tahap mengedit data yang terkumpul.

Hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian dari data tersebut dengan topik yang

diteliti. Setelah data terkumpul dan diolah, dilanjutkan dengan menganalisis data

39 Lexy.J. Maleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 103

Page 42: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

secara deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan data yang

diperoleh dari informan dan responden. Hal ini penting dilakukan agar diperoleh

kejelasan atas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya dan selanjutnya dapat

ditarik kesimpulan atas penelitian yang dilakukan.

10. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

teori, definisi konsep, metodologi penelitian.

Bab II: Deskripsi lokasi penelitian

Pada bab ini akan menguraikan gambaran umum lokasi penelitian.

Bab III: Penyajian Data dan Analisa Data.

Bab ini memuat data dan analisa data yang didapat dari hasil

penelitian yang dilakukan.

Bab IV: Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran-

saran

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

II. 1 Sejarah singkat

Kelurahan Tanjung Selamat dulunya adalah sebuah desa yang bernama Desa

Tanjung Selamat dan berada di bawah naungan Pemkab Deli Serdang. Namun setelah

tahun 1980 Desa Tanjung Selamat ini berubah menjadi Kelurahan Tanjung Selamat

dan berada di bawah naungan Pemko Medan hingga saat ini.

Page 43: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

II. 2 Keadaan Geografi

Kelurahan Tanjung Selamat terletak di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota

Medan dengan luas wilayah 300 Ha.

Batas-batas Kelurahan Tanjung Selamat adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan

Selayang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Namo Gajah, Kecamatan Medan

Tuntungan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan

Selayang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Belawan.

II. 3. Demografi

Tabel 2.1 Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase

1 0-4 467 5,5

2 5-9 630 7,2

3 10-14 698 8

4 15-19 742 8,5

Page 44: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

5 20-24 733 8,4

6 25-29 783 9

7 30-34 831 9,6

8 35-39 793 9,1

9 40-44 802 9,2

10 45-49 776 8,9

11 50-54 785 9

12 55-59 581 6,7

13 60 + 79 0,9

Jumlah 8700 100%

Sumber : Sekretariat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Tertinggi Jumlah Persentase

1 Tidak/belum sekolah 548 6,3

2 Tidak tamat D 2160 24,8

3 Tamat SD 608 7

4 SLTP/Sederajat 1328 15,3

Page 45: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

5 SLTA/Sederajat 1724 19,8

6 Diploma I/II 804 9,2

7 Diploma III/Akademi 603 6,9

8 S-1 893 10,3

9 S-2 28 0,3

10 S-3 4 0,1

Jumlah 8700 100

Sumber : Sekretariat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelurahan ini memiliki sumber daya manusia

yang cukup baik. Hal ini terlihat dari sudah banyaknya penduduk yang yang telah

berhasil menyelesaikan wajib belajar 9 (sembilan) tahun, bahkan banyak juga yang

telah berhasil meraih gelar sarjana, Pasca sarjana (S2) maupun Doktor (S3).

Tabel.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kegiatan/Pekerjaan

No Jenis Kegiatan/Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 1408 16,2

2 Belum/Tidak bekerja 1272 14,6

3 Petani 621 7,1

Page 46: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

4 Pegawai Negeri 399 4,6

5 Sopir 106 1,2

6 Buruh 1867 21,4

7 TNI/Polri 106 1,2

8 Pengemudi Becak 49 0,6

9 Wiraswasta 2858 32,9

10 Dokter 14 0,2

Jumlah 8700 100

Sumber : Sekretariat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan mayoritas penduduk kelurahan

ini adalah wiraswasta. Hal ini dapat dilihat dari jumlahnya yang mencapai 2858

(32,9%). Kemudian diikuti oleh buruh yang mencapai 1867 orang (21,4%). Namun

masih banyak juga masyarakat yang belum/tidak bekerja di kelurahan ini.

Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Persentase

1 Islam 4843 55,7

Page 47: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

2 Kristen Protestan 2916 33,5

3 Kristen Katolik 856 9,8

4 Hindu 77 0,9

5 Budha 8 0,1

Jumlah 8700 100

Sumber : Sekretariat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari segi agama, masyarakat Kelurahan Tanjung

Selamat terbagi ke dalam 3 agama besar, yaitu Islam, Kristen Protestan dan Kristen

Katholik. Tetapi dari ketiga agama besar tersebut, yang terbesar yang dianut oleh

penduduk kelurahan Tanjung Selamat ini adalah Islam. Hal ini dapat terlihat dari

jumlah persentase yang mencapai 55,67 %.

Tabel.2.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

No Etnis Jumlah Persentase

1 Melayu 4368 50,2

2 Batak Karo 1974 22,7

3 Batak Toba 1120 12,9

4 Jawa 629 7,2

5 Dan Lain-lain 609 7

Jumlah 8700 100

Sumber : Sekretariat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di Kelurahan

Tanjung Selamat adalah etnis Melayu. Kemudian diikuti oleh etnis Batak Karo, Batak

Toba, Jawa dan etnis-etnis lainnya.

Page 48: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Di bawah ini adalah struktur organisasi pemerintahan Kelurahan Tanjung Selamat.

Page 49: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Sumber : Sekretariat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

BAB III

Lurah

Sekretaris

Kaur Ekonomi dan Pembangunan

Kaur Kesejahteraan rakyat

Kaur Pemerintahan

Kaling I Kaling II Kaling III Kaling IV Kaling V Kaling VI

Kaling VII

Kaling VIII

Kaling IX

Kaur Keamanan dan Ketertiban

Page 50: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

Dalam bab ini akan dibahas tentang data yang diperoleh selama penelitian

berlangsung yang terdiri dari karakteristik responden dan jawaban responden atas

angket yang telah dibagikan terlebih dahulu selama penelitian berlangsung.

Penelitian ini menggunakan penyajian data tabel tunggal pengaruh visi misi

Syamsul Arifin – Gatot Puju Nugroho dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2008 di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota

Medan. Data berikut ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan

Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan dengan jumlah

responden sebanyak 97 orang. Hasil penelitian dari penyebaran kuesioner akan

disajikan dalam bentuk table frekwensi (table tunggal). Di bawah ini disajikan data

hasil penelitian lapangan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Distribusi frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 46 50

2 Perempuan 46 50

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari Tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden responden laki-laki dan

perempuan jumlahnya sama yaitu 46 orang.

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi jumlah responden berdasarkan umur

Page 51: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 20 s/d 25 18 19.6

2 26 s/d 31 22 23.9

3 32 s/d 37 15 16.3

4 38 s/d 43 13 14.1

5 44 s/ d 50 19 20.7

6 > 51 5 5.4

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari Tabel 3.2 diatas responden yang berumur antara 26-31 tahun merupakan yang

paling banyak jumlahnya dengan 22 orang (23,9%). Kemudian yang berumur 44-50

tahun berjumlah 19 orang (20.7%). Dua kelompok umur dalam penelitian ini

merupakan yang terbanyak jumlahnya. Sisanya adalah responden yang berumur 20-25

tahun dengan jumlah 18 orang (19,6%), berumur 32-37 tahun dengan jumlah 15 orang

(16,3%), berumur 38-43 dengan jumlah 13 orang (14,1%) dan yang terakhir berumur

>51 tahun dengan jumlah 5 orang(5,4%).

Tabel 3.3 Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan

Page 52: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 17 18.5

2 SLTP 26 28,3

3 SLTA/Sederajat 27 29,3

4 Program DIII 4 4.3

5 Program S-1 18 19.6

6 Program S-2 - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa pendidikan responden dari SLTA ke atas

berjumlah 49 orang hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan di kelurahan

Tanjung Selamat cukup tinggi (53,2%) sedangkan tingkat pendidikan responden

dibawah SLTA berjumlah 43 orang (46,8%). Tinggi rendahnya pendidikan seseorang

mempengaruhi mereka dalam melakukan partisipasi politik. Menurut Michael Rush

dan Philip Althof partisipasi politik yang dilakukan suatu masyarakat merupakan

akibat dari sosialisi politik.40

Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi politik adalah tingkat

pendidikan. Menurut Eep Saefullah Fatah, seseorang yang berpendidikan tinggi

cenderung lebih aktif melakukan kegiatan-kegiatan politik dari pada yang

berpendidikan rendah.

41

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam Paritisipasi Politik di

Negara Berkembang seperti yang dikutip oleh Zainudin Bolong, mengemukakan

40 Rafael Raga Maran. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Hal. 147 41 http.www.detik.com

Page 53: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

bahwa tingkat pendidikan berkaitan erat dengan partisipasi politik. Semakin tingginya

tingkat pendidikan penduduk maka semakin tinggi juga tingkat partisipasi politik.42

No

Tabel 3.4 Distribusi jumlah responden berdasarkan agama

Agama Frekuensi Persentase (%)

1 Islam 49 53.3

2 Kristen Protestan 31 33.7

3 Kristen Katolik 8 8.7

4 Hindu 4 4.3

5 Budha - -

Jumlah 97 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari Tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang beragama Islam merupakan

yang paling banyak jumlahnya yaitu 49 orang (53,3%). Kemudian pemeluk agama

Kristen Protestan berjumlah 31 orang (33,7%). Kedua agama tersebut merupakan

yang paling banyak respondennya karena memang mayoritas penduduk Tanjung

Selamat merupakan pemeluk agama Islam dan Kristen Protestan. Sisanya yaitu

Kristen Katolik, Hindu berjumlah 12 orang (13%).

42 http//www.kitakita.com/php?-index/pemilu.

Page 54: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel 3.5 Distribusi jumlah responden berdasarkan etnis

No Etnis Frekuensi Persentase

1 Jawa 16 17.4

2 Batak Karo 33 35.9

3 Batak Toba 11 11.9

4 Melayu 21 22.8

5 India 8 8.7

6 Nias 1 1.1

7 Mandailing 1 1.1

8 Minang 1 1.1

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Kelurahan ini bersuku

Batak Karo dan Melayu. Total jumlah responden yang bersuku Batak Karo dan

Melayu mencapai 54 orang (58,7%). Ini merupakan dua kelompok suku paling besar

dibanding jumlah suku lain yang tingal di Kelurahan Tanjung Selamat. Etnis Jawa

berjumlah 16 orang (17,4%), India berjumlah 8 orang (8.7%), kemudian Nias,

Mandailing, dan Minang masing-masing berjumlah 1 orang (1.1%).

Page 55: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

B. Jawaban responden terhadap pengaruh visi misi Syamsul Arifin – Gatot Puju

Nugroho dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

Tabel 3.6 Distribusi jawaban responden tentang penggunaan hak pilih dalam

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 92 100

2 Tidak - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.6 di atas dapat dilihat bahwa partisipasi politik masyarakat Kelurahan

Tanjung Selamat cukup tinggi. Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau

kelompok orang untuk ikut seta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan

jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

kebijaksanaan pemerintah (public policy).43

No

Tabel 3.7 Distribusi jawaban responden tentang pengetahuan masyarakat terhadap

semua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008.

Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 38 41.3

2 Tidak 54 58.7

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak mengenal

semua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang bertarung dalam

43 Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik, Pt. Gramedia Jakarta, 1982, hal 1

Page 56: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2008. Ini dapat dilihat dari jumlah

responden yang mencapai 54 orang (58,8 %). Sisanya mengenal semua pasangan

calon dengan jumlah 38 orang (41.3%)

Tabel 3.8 Distribusi jawaban responden tentang darimana responden mengenal

pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Media massa dan elektronik 66 71.7

2 Baliho, poster dan spanduk 18 19.6

3 Kenalan (teman atau saudara) 8 8.7

4 Dan lain-lain - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.8 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengenal

pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera dari media massa dan

elektronik dengan jumlah 66 orang (71,7%). Kemudian yang mengenal psangan calon

Gubernur dan wakil Gubernur dari baliho, poster dan spanduk berjumlah 18 orang

(19,6%) dan dari kenalan berjumlah 8 orang (8,7%). Ini membuktikan bahwa

kampanye yang paling efektif dan popular adalah menggunakan media massa dan

elektronik. Media massa merupakan sarana yang paling gampang dan praktis untuk

memperkenalkan diri dan mempengaruhi para pemilih. Namun membutuhkan biaya

yang besar untuk melakukan kampanye melalui media massa dibandingkan dengan

menggunakan baliho, poster ataupun spanduk.

Page 57: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel 3.9 Distribusi jawaban responden tentang siapa pasangan calon Gubernur dan

Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 yang paling dikenal

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Tritamtomo-Benny Pasaribu

(Tri-ben)

20 21.8

2 Ali Umri-Maratua Simanjuntak

(Umma)

4 4.3

3 Syamsul Arifin-Gatot Pujo

Nugroho (Syampurno)

67 72.8

4 Abdul Wahab-R.M Syafeii

(Waras)

-

5 RE. Siahaan-Suherdi (PASS) 1 1.1

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa pasangan Calon Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara yang paling dikenal oleh masyarakat adalah Syamsul Arifin

dan Gatot Pujo Nugroho. Ini dapat dilihat dari jumlah responden yang mencapai 67

orang (72,8%). Kemudian diikuti oleh pasangan Tritamtomo dan Benny Pasaribu

dengan jumlah 20 orang (21,8%). Selanjutnya Ali Umri-Maratua Simanjuntak dan RE

Siahaan-Suherdi dengan jumlah 4 orang (4,3%) dan 1 orang (1,1%).

Page 58: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel 3.10 Distribusi jawaban responden tentang siapa pilihan responden pada waktu

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Tritamtomo-Benny Pasaribu

(Tri-ben)

- -

2 Ali Umri-Maratua Simanjuntak

(Umma)

- -

3 Syamsul Arifin-Gatot Pujo

Nugroho (Syampurno)

92 100

4 Abdul Wahab-R.M Syafeii

(Waras)

-

-

5 RE. Siahaan-Suherdi (PASS)

-

-

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasangan yang paling banyak dipilih oleh

masyarakat adalah pasangan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho. Hal ini

memang wajar karena yang menjadi obyek penelitian adalah responden yang memilih

pasangan Syampurno.

Page 59: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel 3.11 Distribusi jawaban responden tentang alasan responden memilihnya

No Uraian Persentase

1 Visi misi 9.09

2 Kemampuan kandidat 9.09

3 Kepribadian kandidat 9.09

4 Didukung oleh partai pilihan

saya

9.09

5 Karena uang

9.09

6 Kesamaan latar belakang

(agama, suku, dll)

9.09

7 Penampilan fisik

9.09

8 Aura/wibawa

9.09

9 Dekat dengan masyarakat

9.09

10 Karena sering tampil di media 9.09

11 Dll 9.09

Jumlah 100

Sumber : Kuesioner 2009

Page 60: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa responden menjawab semua pilihan tentang alasan

responden memilih pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara

tahun 2008.

Tabel 3.12 Distribusi jawaban responden tentang apakah responden pernah

melihat/menyaksikan kampanye Syampurno pada masa kampanye yang lalu

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Pernah 92 100

2 Tidak pernah - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa semua responden pernah

melihat/menyaksikan kampanye Syampurno baik itu secara langsung maupun tidak

langsung. Dalam artian bahwa responden melihat langsung kampanye Syampurno

dengan mendatangi lokasi yang dijadikan Syampurno sebagai tempat untuk

berkampanye. Atau secara tidak langsung dengan menonton TV, mendengar radio

atau membaca surat kabar, majalah, dan lain-lain.

Page 61: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel. 3.13 Distribusi jawaban responden berdasarkan tentang penilaian terhadap

Syampurno dalam hal penyampaian visi misi pada masa kampanye yang lalu

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat baik 15 16.3

2 Baik 65 70.7

3 Kurang baik 12 13

4 Tidak baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.13 di atas dapat dilihat bahwa responden menilai Syampurno baik dalam

hal penyampaian visi misi pada masa kampanye yang lalu dengan jumlah 65 orang

(70.7%). Pengertian baik disini dapat dilihat dari segi teknik kampanye dalam

memaparkan visi misi dan juga bahasa yang digunakan oleh pasangan Syampurno

dalam kampanye pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara

tahun 2008. Kemudian responden yang menjawab sangat baik berjumlah 15 orang

(16.3%) dan yang menjawab kurang baik berjumlah 12 orang (13%).

Tabel 3.14 Distribusi jawaban responden tentang apakah responden mengetahui

tentang visi-misi Syampurno

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 92 100

2 Tidak tahu - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Page 62: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Dari tabel 3.14 di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden mengetahui tentang visi-

misi Syampurno. Hal ini dipengaruhi oleh kampanye Syampurno secara langsung

pada masa kampanye dan juga penyampaian visi misi yang dilakukan Syampurno di

berbagai media massa dan juga melalui pemasangan baliho, poster dan spanduk.

Tabel 3.15 Distribusi jawaban responden tentang darimana responden

mengetahui/mendengar tentang visi misi Syampurno

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Media massa dan elektronik 62 67.4

2 Baliho, poster dan spanduk 26 28.3

3 Kenalan (teman atau saudara) 4 4.3

4 Dan lain-lain - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.15 di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui atau

mendengar tentang visi misi Syampurno dari media massa dan elektronik berjumlah

62 orang (67,4%) kemudian responden yang menjawab baliho, poster dan spanduk

berjumlah 26 orang (28,3%) dan responden yang menjawab dari kenalan (teman atau

saudara) berjumlah 4 orang (4,3%). Ini membuktikan bahwa media massa merupakan

sarana yang paling tepat untuk berkampanye. Hal ini dapat dilihat dari fungsi media

massa sebagai penyampai informasi tentang perkembangan politik nasional maupun

lokal. Media massa dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dan

media massa juga mencerminkan jiwa zaman dari suatu pemberitaan.44

44 Noveri,dkk, Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pembangunan Kebudayaan Daerah Sumatera Barat, Sumatera Barat : Departemen Pendidikan dan KebudayaanRI,1997, hal. 23-24

Page 63: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel 3.16 Distribusi jawaban responden tentang penilaian mengenai visi misi

Syampurno

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat baik 15 16.3

2 Baik 65 70.7

3 Kurang baik 12 13

4 Tidak baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.16 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menilai bahwa

visi-misi Syampurno baik. Ini dapat dilihat dari jumlah responden yang mencapai 65

orang (70,7%). Kemudian diikuti oleh penilaian responden bahwa visi-misi tersebut

sangat baik dengan jumlah 15 orang (16,3%) dan kurang baik dengan jumlah 12 orang

(13,4%). Penilaian visi misi disini dilihat dari segi bahasa yang digunakan oleh

Syampurno dalam memaparkan visi misinya.

Tabel 3.17 Distribusi jawaban responden tentang apakah visi misi tersebut

berpengaruh terhadap masyarakat dalam memilih Syampurno

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat berpengaruh 26 28.3

2 Berpengaruh 55 59.8

3 Kurang berpengaruh 11 11.9

4 Tidak berpengaruh - -

Page 64: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.17 di atas dapat dilihat bahwa menurut responden visi misi berpengaruh

terhadap masyarakat di dalam memilih pasangan Syampurno dalam Pemilihan

Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari

jumlahnya yang mencapai 55 orang (59,8%). Kemudian diikuti oleh responden yang

menjawab sangat berpengaruh berjumlah 26 orang (28,3%). Hanya 11 orang yang

menganggap bahwa visi misi kurang berpengaruh bagi masyarakat dalam menentukan

pilihan.

Tabel 3.18 Distribusi jawaban responden tentang apakah visi misi tersebut yang

membuat responden memilih Syampurno

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 53 57.6

2 Tidak 39 42.4

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.18 di atas dapat dilihat bahwa visi misi merupakan alasan utama bagi

masyarakat dalam memilih pasangan Syampurno. Dapat diartikan bahwa masyarakat

yakin bahwa Syampurno adalah orang yang jujur dan mampu memenuhi keinginan

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab ya berjumlah

53 orang ( 57,6%). Sedangkan yang berjumlah tidak mencapai 39 orang 42,4%).

Page 65: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

Tabel 3.19 Distribusi jawaban responden tentang alasan responden menjadikan visi

misi sebagai alasan utama untuk memilih pasangan Syampurno

No Uraian Persentase (%)

1 Gaya bahasa yang sederhana dan

mudah dimengerti

20

2 Sesuai dengan apa yang

didambakan rakyat

20

3 Tidak diskriminatif 20

4 Realistis dan tidak muluk-muluk 20

5 Berpihak kepada rakyat kecil 20

6 Dll -

Jumlah 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari tabel 3.19 diatas dapat dilihat bahwa responden memilih semua jawaban tentang

alas an utama mereka memilih pasangan Syampurno.

Tabel 3.20 Distribusi jawaban responden tentang alasan utama memilih pasangan

Syampurno

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Kesamaan latar belakang

(agama,suku,dll)

14 35.9

2 Aura/wibawa 1 2.6

3 Dekat dengan masyarakat 24 61.5

Page 66: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

4 Dll - -

Jumlah 39 100

Dari tabel 3.20 di atas dapat dilihat bahwa alasan yang membuat masyarakat memilih

Syampurno selain karena pengaruh visi misi adalah karena Syampurno dekat dengan

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlahnya yang mencapai 24 orang (61,5%).

Kemudian diikuti oleh karena kesamaan latar belakang (agama, suku, dll) yang

jumlahnya 14 orang (35,9%). Dan responden yang menjawab karena aura/wibawa

hanya 1 orang (2.6%). Berarti Syampurno juga merupakan sosok yang dianggap

mempunyai kedekatan dan juga mampu bersosialisasi dengan masyarakat Kelurahan

Tanjung Selamat.

Tabel 3.21 Distribusi jawaban responden tentang mampukah pasangan Syampurno

menjalankan visi misinya

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 53 57.6

2 Tidak 39 42.4

Jumlah 92 100

Sumber : Kuesioner 2009

Dari Tabel 3.21 di atas dapat dilihat bahwa masyarakat yakin bahwa Syampurno

adalah pilihan yang tepat dan pasangan yang mempunyai kapabilitas untuk

menjalankan visi misi seperti yang diucapkannya pada masa kampanye yang lalu. Ini

dapat dilihat dari responden yang menjawab ya berjumlah 53 orang (57,6%)

sedangkan responden yang menjawab tidak berjumlah 39 orang(42.4%).

Page 67: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

III.2 Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif,

karena setiap data-data atau fakta-fakta yang diteliti di lapangan akan dideskripsikan

atau digambarkan sebagaimana adanya dan diiringi dengan penafsiran dan analisa

data yang rasional. Hal ini penting dilakukan agar diperoleh kejelasan atas

permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya yang selanjutnya dapat ditarik

kesimpulan atas penelitian yang dilakukan.

Dari hasil analisa maka diperoleh data, bahwa masyarakat Kelurahan Tanjung

Selamat mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya jumlah masyarakat yang mampu menyelesaikan program Wajib Belajar 9

tahun. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008.

Dari data tersebut kita juga dapat melihat bahwa media massa merupakan

sarana yang paling tepat untuk berkampanye dalam hal memperkenalkan diri kepada

masyarakat tentang figur dan visi misi para calon. Hal ini dapat dibuktikan dengan

lebih banyaknya masyarakat yang mengenal pasangan calon Gubernur dan Wakil

gubernur Sumatera Tahun 2008 dari media massa dibandingkan dengan media lainnya

seperti spanduk, baliho ataupun poster. Namun perlu diketahui juga bahwa

menggunakan media massa untuk berkampanye membutuhkan dana yang tidak

sedikit.

Disamping figur, kesamaan latar belakang (etnis, agama dll) dan kedekatan

calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008 dengan masyarakat,

visi misi juga merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi masyarakat di dalam

Page 68: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

menentukan pilihan. Teknik penyampaian visi misi dan gaya bahasa yang sederhana

dan mudah dimengerti oleh masyarakat merupakan alasan bagi masyarakat untuk

menjadikan visi misi sebagai alasan utama mereka dalam menentukan pilihan mereka

karena tidak selamanya bahasa yang ilmiah mampu menarik perhatian masyarakat

dalam menentukan pilihan. Hal ini karena banyak masyarakat yang tidak mengerti

tentang arti dari bahasa-bahasa ilmiah yang lazim digunakan oleh calon-calon

Gubernur dan wakil Gubernur lainnya. Namun bahasa yang sederhana dan gaya

bahasa yang kocak dan lucu dari Syampurno dalam pemaparan visi misi membuat

banyak orang yang menaruh simpatik terhadap pasangan ini. Masyarakat juga

menganggap bahwa Syampurno merupakan sosok yang jujur dan mempunyai

kapabilitas untuk mewujudkan visi misi yang dipaparkan pada masa kampanye yang

lalu.

Page 69: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memberikan beberapa kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan di Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan

Tuntungan, Kota Medan mengenai pengaruh visi misi terhadap perolehan suara

Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun

2008.. Selain itu penulis juga akan memberikan saran-saran yang berhubungan

dengan visi-misi.

IV.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Visi misi merupakan alasan utama masyarakat Kelurahan Tanjung Selamat,

Kecamatan Medan Tuntungan untuk memilih pasangan Syampurno dalam

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008. Hal ini

karena teknik penyampaian visi misi dan gaya bahasa yang dipergunakan

sangat sederhana dan merakyat sehingga mampu menarik perhatian

masyarakat untuk menentukan pilihan pada pasangan Syampurno.

2. Media massa merupakan sarana yang paling berpengaruh sebagai media dalam

berkampanye dibandingkan dengan media lain seperti baliho, poster dan

spanduk. Dengan seringnya pasangan Syampurno muncul di TV maka

masyarakat lebih mengenal figur pasangan Syampurno dan juga mengetahui

Page 70: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

tentang visi misi yang dipaparkan oleh pasangan tersebut. sehingga

menimbulkan rasa simpatik dari masyarakat itu sendiri.

3. Secara umum, masyarakat di Kelurahan Tanjung Selamat mengikut i

perkembangan politik yang terjadi baik lewat media cetak dan media

elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa keingintahuan masyarakat akan politik

sudah cukup baik.

IV.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas penulis mencoba memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Bahwa media massa terlebih media elektronik merupakan sarana yang

paling tepat untuk melakukan kampanye dibandingkan dengan media lain

seperti spanduk, baliho mauupun poster.

2. Bagi para calon yang ingin bertarung dalam setiap Pemilihan Kepala

Daerah maupun pemilihan Presiden tidak selalu harus menggunakan kata-

kata ilmiah dalam pemaparan visi misinya. Hal ini karena kata-kata

tersebut terkadang sulit untuk dipahami oleh sebagian masyarakat apalagi

masyarakat yang tidak mempununyai pendidikan yang tinggi. Kata-kata

disertai dengan gaya bahasa yang sederhana lebih dapat mempengaruhi

masyarakat didalam menentukan pilihan dibandingkan dengan kata-kata

ilmiah yang tidak semua orang mengerti arti dari kata tersebut.

Page 71: PENGARUH VISI MISI TERHADAP PEROLEHAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14876/1/09E02616.pdf · Demokrasi Konstitusional ... pemilihan adalah sarana pelaksaan kedaulatan

Barry Calvin : Pengaruh Visi Misi Terhadap Perolehan Suara Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho Dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan), 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Chidmad, Tataq, KRITIK TERHADAP PEMILIHAN LANGSUNG, Pustaka

Wydiatama, Yogyakarta, 2004

Budiharjo, Miriam, DASAR-DASAR ILMU POLITIK, Gramedia, Jakarta. 1992

Khoirudin, PROFIL PEMILU 2004, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004

Kartawidjaja, Pipit Rochijat, ALOKASI KURSI: KADAR KETERWAKILAN

DAN

PEMILIH, Elsam, Yogyakarta. 2003

Rahman, Arifin, SISTEM POLITIK INDONESIA, SIC, Surabaya. 1998.

Saydam, Gouzali, DARI BILIK SUARA KEMASA DEPAN INDONESIA;

POTRET

KONFLIK POLITIK PASCA PEMILU DAN NASIB REFORMASI, Raja

Grafindo Persada, Jakarta. 1999.

Sitepu, Antonius, SISTEM POLITIK INDONESIA, USU Press. Medan. 2001.

UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NO 622 TAHUN 2003