grafik hubungan ( angkaporidengankadarair...

24
GRAFIK HUBUNGAN ( angka pori dengan kadar air) Pada proses pengeringan 1,300 1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 e Grafik e VS Wc 1,100 1,150 1,200 1,250 0 10 20 30 40 50 60 Wc ( % ) Siklus 1 Siklus 2 Siklus 4 Siklus 6

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GRAFIK HUBUNGAN

( angka pori dengan kadar air) Pada proses pengeringan

1,300

1,350

1,400

1,450

1,500

1,550e

Grafik e VS Wc

1,100

1,150

1,200

1,250

0 10 20 30 40 50 60

Wc ( % )Siklus 1 Siklus 2 Siklus 4 Siklus 6

GRAFIK HUBUNGAN

( kohesi tanah dengan kadar air) Pada proses pengeringan

0,105

0,120

0,135

0,150

0,165

0,180

0,195

0,210

0,225C

Grafik C VS Wc

0,015

0,030

0,045

0,060

0,075

0,090

0 10 20 30 40 50 60

Wc ( % )Siklus 1 Siklus 2 Siklus 4 Siklus 6

GRAFIK HUBUNGAN

( sudut geser dalam tanah dengan kadar air) Pada proses pengeringan

38

42

46

50

54

58φφ φφ

Grafik φ φ φ φ VS Wc

18

22

26

30

34

0 10 20 30 40 50 60

Wc ( % )Siklus 1 Siklus 2 Siklus 4 Siklus 6

GRAFIK HUBUNGAN

( tegangan air pori negatif dengan kadar air) Pada proses pengeringan

1000,000

10000,000

100000,000

1000000,000U

w (

kP

a)

Grafik -Uw vs Wc

1,000

10,000

100,000

0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

-Uw

(k

Pa

)

Wc Siklus 1 Siklus 2 Siklus 4 Siklus 6

GRAFIK HUBUNGAN

( berat volume tanah basah dengan kadar air) Pada proses

pembasahan

1,300

1,400

1,500

1,600γγ γγt

Grafik γγγγt VS Wc

1,000

1,100

1,200

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( % )Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( berat volume tanah kering dengan kadar air) Pada proses

pembasahan

1,000

1,100

1,200

1,300γγ γγd

Grafik γγγγd VS Wc

0,700

0,800

0,900

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( % )

Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( derajat kejenuhan dengan kadar air) Pada proses pembasahan

40

50

60

70

80

90

100S

rGrafik Sr VS Wc

0

10

20

30

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( % )

Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( berat spesifik butiran dengan kadar air) Pada proses pembasahan

2,450

2,500

2,550

2,600

2,650

2,700

2,750G

SGrafik GS VS Wc

2,250

2,300

2,350

2,400

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( %)

siklus 1 siklus 3 siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( porositas dengan kadar air) Pada proses pembasahan

0,560

0,570

0,580

0,590

0,600

0,610n

Grafik n VS Wc

0,530

0,540

0,550

0,560

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( % )

Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( angka pori dengan kadar air) Pada proses pembasahan

1,300

1,400

1,500

1,600e

Grafik e VS Wc

1,000

1,100

1,200

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( % )

Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( kohesi tanah dengan kadar air) Pada proses pembasahan

GRAFIK HUBUNGAN

( sudut geser dalam dengan kadar air) Pada proses pembasahan

35

40

45

50

55

60

φφ φφ

Grafik φ φ φ φ VS Wc

15

20

25

30

35

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Wc ( % )Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

GRAFIK HUBUNGAN

( tegangan air pori negatif dengan kadar air) Pada proses pembasahan

1000,000

10000,000

100000,000

1000000,000U

w (

kP

a)

Grafik -Uw vs Wc

1,000

10,000

100,000

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000 55,000 60,000

-Uw

(k

Pa

)

Wc ( %)

Siklus 1 Siklus 3 Siklus 5 inisial awal

Permodelan Lereng

Kemiringan Lereng : 300 Kemiringan Lereng : 450

Kemiringan Lereng : 600

SF : 0.141Kemiringan Lereng : 900

SF : 0.122

1,000

1,200

1,400

1,600

An

gka

Ke

am

ana

nHubungan SF dengan Kemiringan Lereng

(Analisa dengan Plaxis)

dry 25% dari wet 100%

dry 50% dari wet 100%

dry 75% dari wet 100%

SIKLUS 6AMAN

KRITIS

Rekapitulasi sf dengan plaxis

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

An

gka

Ke

am

ana

n

Kemiringan Lereng (º)

Initial

dry 25% dari Initial

dry 50% dari Initial

dry 75% dari Initial

dry 100%

LONGSOR

1,000

1,200

1,400

1,600

An

gka

Ke

am

ana

nHubungan SF dengan Kemiringan Lereng

(Analisa dengan Energi Hujan)

dry 25% dari wet 100%

dry 50% dari wet 100%

dry 75% dari wet 100%

SIKLUS 6AMAN

KRITIS

Rekapitulasi sf dengan plaxis dibebani energi hujan

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

An

gka

Ke

am

ana

n

Kemiringan Lereng (º)

dry 75% dari wet 100%

Initial

dry 25% dari Initial

dry 50% dari Initial

dry 75% dari Initial

dry 100%

LONGSOR

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

Angka

Ke

am

ana

nHubungan SF dengan Kemiringan Lereng

(Analisa Manual)

dry 25% dari wet 100%

dry 50% dari wet 100%

dry 75% dari wet 100%

Initial

SIKLUS 6

AMAN

KRITIS

REKAPITULASI SF PERHITUNGAN MANUAL

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Angka

Ke

am

ana

n

Kemiringan Lereng (º)

dry 25% dari Initial

dry 50% dari Initial

dry 75% dari Initial

dry 100% LONGSOR

KRITIS

Rekapitulasi sf dengan plaxis

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

An

gka

Ke

am

ana

n

Hubungan SF dengan Kemiringan ( Plaxis)

Dry 100%

Wet 25% dari Dry 100

SIKLUS 5

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

An

gka

Ke

am

ana

n

Kemiringan Lereng ( °)

Wet 25% dari Dry 100

Wet 50% dari Dry 100%

Wet 75% dari Dr 100%

Initial 2

Wet 25% dari Initial 2

Wet 50% dari Initial 2

Wet 75% dari Initial 2

Wet 100%AMAN

LONGSOR

Rekapitulasi sf dengan plaxis dibebani energi hujan

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

Ang

ka K

eam

anan

Hubungan SF dengan Kemiringan ( Plaxis + Energi Hujan)

Dry 100%

Wet 25% dari Dry 100

Wet 50% dari Dry 100%

SIKLUS 5

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Ang

ka K

eam

anan

Kemiringan Lereng ( °)

Wet 50% dari Dry 100%

Wet 75% dari Dr 100%

Initial 2

Wet 25% dari Initial 2

Wet 50% dari Initial 2

Wet 75% dari Initial 2

Wet 100%AMAN

LONGSOR

REKAPITULASI SF PERHITUNGAN MANUAL

1,50

2,00

Ang

ka K

ea

ma

nan

Hubungan SF dengan Kemiringan ( Lereng Analisa Manual )

Dry 100%

Wet 25% dari Dry 100

Wet 50% dari Dry 100%AMAN

SIKLUS 5

0,00

0,50

1,00

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Ang

ka K

ea

ma

nan

Kemiringan Lereng ( °)

Wet 75% dari Dr 100%

Initial 2

Wet 25% dari Initial 2

Wet 50% dari Initial 2

Wet 75% dari Initial 2

Wet 100%

LONGSOR

Kesimpulan

Dari studi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah melakukan pengujian dilaboratorium, pengaruh proses pengeringan terhadap benda

uji yang diambil dari tanah permukaan diketahui bahwa pada proses pengeringan parameter

kadar air (Wc), angka pori (e), dan derajat kejenuhan (Sr) nilainya cenderung menurun,

sedangkan pada proses pembasahan parameter kadar air (Wc), angka pori (e), dan derajat

kejenuhan (Sr) nilainya cenderung meningkat.

2. Sedangkan untuk parameter tegangan air pori negatif (suction) cenderung meningkat. Untuk 2. Sedangkan untuk parameter tegangan air pori negatif (suction) cenderung meningkat. Untuk

tegangan kuat geser tanah (c), dan sudut geser dalam (Ø) nilainya cenderung meningkat,

demikian sebaliknya pada siklus pembasahan yang nilainya cenderung menurun, tetapi

terjadi perubahan grafik yang tidak stabil (peningkatan dan penurunan grafik), kemungkinan

hal ini dipengaruhi oleh kandungan organik (akar tumbuhan,dll) yang berada di lapisan tanah

permukaan.

3. Kestabilan tanah permukaan pada lereng lebih dipengaruhi oleh nilai sudut geser.

4. Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa pengaruh energi hujan tidak cukup banyak

berpengaruh pada angka keamanan.

5. Dari simulasi permodelan lereng dengan menggunakan program Plaxis yang disertai proses

pembasahan didapat angka keamanan (SF) yang berbeda.

Saran

o Pada saat pengambilan benda uji di lapangan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar benda uji tetap dalam keadaan undisturb, selain itu ring yang digunakan dibuat dalam bentuk dan ukuran yang seragam dan ditutup menggunakan lilin.

o Setelah pengambilan bahan uji dari lapangan sesegera mungkin dilakukan pengujian parameter-parameter tanah di laboratorium

o Agar kondisi tanah tidak berubah akibat faktor suhu yang berbeda.

o Pada proses pengeringan dan pembasahan diperlukan ring besi yang berukuran sama dengan ukuran alat pengujian direct shear sebab jika menggunakan pipa PVC terlalu banyak perlakuan terhadap tanah, dan untuk proses penyimpanan tanah yang sedang dalam proses pengeringan dan terhadap tanah, dan untuk proses penyimpanan tanah yang sedang dalam proses pengeringan dan pembasahan, dilakukan di tempat yang perlakuan tempatnya seperti desikator dan mampu menampung untuk seluruh sampel tanah.

o Ketika proses pembasahan dan pengeringan diusahakan agar benda uji tidak mengalami gangguan untuk menghindari kehilangan material tanah.

o Mempelajari terlebih dahulu pemograman Plaxis sebelum mengoperasikan software ini.

o Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau kandungan organik (akar tumbuhan, dll) dalam tanah secara mikro,serta melihat pengaruh dan perilaku kandungan organik terhadap sifat fisik dan mekanis tanah.

TERIMA KASIHTERIMA KASIH